Morfologi(Edited)

21
Morfologi “Kelas Kata Tradisional” Disusun oleh: -Agus -Amel -Cahyaningrum -M. Naufal -Nanda G.T. -Riska Andryani -Riska Lestari -Tito

description

Acura, Alfa Romeo, Aston Martin, Audi, Bentley, BMW, Bugatti, Buick, Cadillac, Chevrolet, Chrysler, Dodge, Ferrari, Fiat, Ford, GMC, Honda, Hyundai, Infiniti, Jaguar, Jeep, Kia, Lamborghini, Land Rover, Lexus, Lincoln, Lotus, Maserati, Mazda, McLaren, Mercedes-Benz, Mini, Mitsubishi, Nissan, Pagani, Porsche, Ram, Rolls-Royce, Scion, Smart, Spyker, SRT, Subaru, Tesla, Toyota, Volkswagen, Volvo

Transcript of Morfologi(Edited)

Morfologi Kelas Kata Tradisional

MorfologiKelas Kata TradisionalDisusun oleh:-Agus-Amel-Cahyaningrum-M. Naufal-Nanda G.T.-Riska Andryani-Riska Lestari -Tito

PENGGOLONGAN KATA SECARA TRADISIONALPeraturan pembagian kata menurut pandangan tradisional didasarkan pada pembagian kata menurut arti dengan jenis katanya. Pembagian kata menurut pandangan struktural didasarkan pada pembagian kata yang dititik beratkan pada struktur bahasa yang bersangkutan.

Penggolongan Kata Oleh C. A MESS Dengan Penggolongan Kata Oleh Tokoh Lainnya Secara Tradisional.

Beberapa pakar dalam menggolongkan kelas kata mempunyai kemiripan, akan tetapi ada beberapa perbedaan dalam istilah penamaan. . Misalnya dalam penggunaan istilah, C.A Mess menggunakan istilah kata keadaan, sedangkan TARDJAN H. menggunakan istilah kata sifat. Selain itu, dalam beberapa penggolongan menurut keduanya ada perbedaan dalam merincinya. Misalnya, TARDJAN H. menggolongkan Kata depan, kata penghubung dan kata secara lebih terperinci dibandingkan penggolongan oleh C.A Mess. Akan tetapi disisi lain, C.A Mess menjelaskan kata keadaan atau disebut sebagai kata sifat oleh TARDJAN H. secara lebih dibandingkan TARDJAN H.

Penggolongan Kata Secara Traditional Oleh C. A. MESS (1957: 50-290)

C.A Mess Dalam bukunya Tata Bahasa Indonesia menggolongkan kata-kata menjadi sepuluh golongan, yaitu:

1. Kata benda atau nomen substuntivum.2. Kata keadaan atau nomen adjectivum.3. Kata ganti atau pronominal.4. Kata kerja atau verbum.5. Kata bilangan atau numeri.6. Kata sandang atau artikulus.7. Kata depan atau praepositio.8. Kata keterangan atau adverbium.9. Kata sambung atau conjunction.10. Kata seru atau interjection.

Keunikan Penggolongan Kata Oleh C. A MESS

menggolongkan kata secara terstruktur, urut dan terperincisemua kata dalam Bahasa Indonesia memiliki kedudukan dalam kalimatmenggolongkan kata dengan struktur yang dekat dengan struktur atau penggolongan kata dalam Bahasa Inggris yaitu Part of Speech (banyak menggunakan istilah yang diadopsi dari Part of SpeechPenggolongan Kata Menurut C. A MEES1. KATA BENDA (nomen substantivum).Kata benda adalah kata yang menyatakan nama semua benda atau segala sesuatu yang dibendakan. Menurut fungsinya (jabatannya). Dalam kalimat, kata benda adalah kata yang lazimnya subjek (S) atau (O) objek.

Contoh : Ibu membeli buku tulisSP O

Pembagian kata benda menurut fungsi dan jabatannya dalam kalimat di bagi menjadi 2:

1) Kata Benda KonkretKata benda konkret adalah kata benda yang tertangkap oleh pancaindra atau dapat dirupakan. Yang termasuk kata benda konkret adalah:a)Nama diri : nama-nama benda tertentu, misalnya Alfian, Bantaeng, Tolitoli dan sebagainya.b) Nama jenis: benda-benda tertentu yang jenisnya bersamaan, misalnya : mobil, rumah,atau orang, binantang, dan sebagainya.c)Nama zat : benda-benda yang berarti bahan, misalnya: air, tanah, besi, minyak, emas, dan sebagainya.d) Nama kumpulan : misalnya, pegunungan, lautan, daratan, dan sebagainya.2) Kata Benda Abstrak, yaitu kata benda yang tidak dapat diungkapakan oleh pancaindera. Yang termasuk kata benda abstrak adalah:a) Nama keadaan : misalnya kebahagian, kemakmuran, kemiskinan, dan sebagainya.b) Nama pekerjaan : misalnya tugasnya, lainnya, kerjanya, suaranya,dan sebagainya.c) Nama sifat : misalnya kekayaan, kecurangan, kegemaran, dan sebagainya.d) Nama ukuran : misalnya, volume, isi, panjang, luas, beratnya, dan sebagainya.e) Nama panggilan : misalnya, keyakinan, kepercayaan, keuntungan, kerugian, dan sebagainya.Bentuk Kata Benda.1) Kata Dasar, kata yang tidak berimbuhan ataupun kata ulang.Contoh: buku, pensil, orang, laut, air,dan sebagainya.

2) Kata Jadian, kata benda yang telah mengalami proses morfologis, yaitu nama benda yang terdiri atas: a)Kata jadian yang sebenarnya, misalnya; penulis, kedudukan, kelahiran, kecurangan, dan sebagainya. b) Kata ulang, misalnya: rawa-rawa, pulau-pulau,rumah-rumah, dan sebagainya. c)Kata majemuk, misalnya : rumah makan, papan tulis, mata air, dan sebagainya.2. KATA KEADAAN (Nomen Adjectivum) memiliki tiga fungsi, ialah:a) Fungsi predikatif, yaitu apabila ada kata keadaan itu menduduki fungsi predikat, misalnya kata tinggi dan pucat dalam kalimat Pohon itu tinggi; Mukanya Pucat.b) Fungsi atributif, yaitu apabila kata keadaan itu terikat pada kata benda, misalnya kata tinggi, besar, lama dan kecil dalam pohon tinggi, peralatan besar, pangkalan lama dan perahu kecil.c) Fungsi substantif, yaitu apabila kata keadaan itu disubstantif yang bersangkutan, misalnya si nakal, yang tinggi.

Fungsi Kata keadaanSubtantif (sebagai subjek/S)Contoh : putih / tanda suci S PPredikatif (sebagai predikat/ P)Contoh : Barang itu / mahal S PAtributif ( Sebagai keterangan Subjek. Ket. S)Contoh : mobil mewah itu sangat mahal S ket. S P

Tingkat Perbandingan Kata keadaanTingkat perbandingan adalah tingkat-tingkat sifat suatu benda yang dibentuk dengan kata lain/ imbuhan sehingga membentuk frase.

Ada 4 jenis tingkat perbandingan, yaitu:1) Tingkat kurang = kurang pandai, kurang tinggi2) Tingkat sama = sama pintar, sama pendek3) Tingkat lebih = lebih baik, lebih makmur4) Tingkat sangat/paling = sangat rajin, paling kaya, sangat sederhana, palingmewah3. KATA GANTI( Pronomina)Kata ganti adalah kata yang menggantikan benda atau sesuatu yang dibendakan. Kata ganti

a. Kata ganti kepunyaan, yaitu kata ganti yang menunjukkan milik, biasanya terletak dibelakang kata benda yang diterangkan,dan bentuknya diringkaskan.

b. Kata ganti penunjukyaitu kata ganti yang digunakan untuk menunjukkan sesuatu : biasanya ditempatkan dibelakang kata benda, waktu, keadaan, dan kejadian-kejadian yang ditunjukkan

c. Kata ganti penghubung, yaitu kata yang menghubungkan suatu kata benda dengan sifat-sifatnya atau dengan kata yang menerangkannya.

d. Kata ganti tanya, yaitu kata yang menanyakan benda atau yang dibendakan serta keterangannya.

Misalnya: aku, ku, mu, nya.

Misalnya: ini, itu.

Misalnya: yang, tempat, dimanaMisalnya: apa, siapa, mana, bagaimana, berapa

i) Fungsi kata ganti orang, antara lain:- Penunjuk pelaku, sebagai subjek;- Penunjuk milik/kepunyaan, selaku mengikuti kata benda miliknya;- Menyatakan objek penderita (O1);- Menyatakan objek penyerta (O2);- Menyatakan objek pelaku (O3);- Menyatakan pertalian maksud, ditempatkan dibelakang kata tugas/depan.

ii) Fungsi kata ganti penunjuk, antara lain:- Menunjuk waktu, dan- Sebagai kata sandang.

iii) Fungsi kata ganti penghubung, antara lain:- Sebagai penghubung kata benda dengan kata lain;- Pengantar anak kalimat;iv) Fungsi kata ganti tanya, antara lain:- Menanyakan benda;- Menanyakan sifat;- Menanyakan waktu;- Menanyakan situasi,dan sebagainya.

4. KATA KERJA (Verb)Kata kerja adalah kata yang menyatakan perbuatan atau pekerjaan.dibedakan menjadi dua golongan, ialah: Kata kerja transitif, yaitu kata kerja yang membutuhkan substantif supaya sempurnya artinya. Kata kerja intransitif, yaitu kata kerja yang sudah sempurna artinya, karena itu tidak dapat dibubuhi substantif sebagai pelangkapnya.*Selain daripada itu, dikemukakan juga kata kerja yang lain, ialah yang disebut dengan kata kerja kopula. Kata kerja kopula ialah kata kerja yang bertindak sebagai kopula, misalnya kata adalah, jadi, menjadi, jatuh, misalnya dalam jatuh sakit.a. Ciri ciri kata kerja1) Biasanya bukan kata pertama dalam kalimat;2) Dapat didahului leh kata-kata, seperti; akan, hendak, sedang, sudah, hampir.Contoh : akan pulang, hendak makan, sedang bekerja, sudah berangkat, hampir jatuh. 3) Tidak dapat didahului oleh awalan ter- yang berarti paling.b. Bentuk bentuk kata kerja1) Bentuk kata dasar, misalnya: makan, minum. Pulang, pergi. Dan sebagainya.2) Bentuk kata berimbuhan, misalnya: menulis, bekerja, memakan, menari, dan sebagainya.3) Bentuk kata ulang, misalnya: berjalan-jalan, memukul-mukul,menari-nari, berteriak-teriak,dan sebagainya.4) Bentuk kata majemuk, misalnya: berkeras hati, bermain api, memeras keringat, dan sebagainya.

5. KATA BILANGAN (Numeri) Kata golongan ini digolongkan menjadi:a) Induk kata bilangan, misalnya satu, dua, tiga, seratus dan seterusnya.b)Kata bilangan tak tentu, misalnya beberapa, segala.c)Kata bilangan kumpulan, misalnya bertiga, berlima.d)Kata bilangan tingkat, misalnya kesatu, kedua, ketiga.e) Kata bilangan pecahan, misalnya dua pertiga, seperdua.

Kata Bantu Bilangan:Misalnya: sebatang...., sebilah....., seutas...., secarik..., dan sebagainya

6. KATA SANDANG (Artikel)Kata sandang adalah kata yang menentukan atau membatasi kata benda. Kata sandang umumnya terletak didepan (sebelum) kata benda.Kata sandang terdiri atas 8 macam, yakni : si, sang, hang, dang, para, yang, se, nya.a. Kata sandang si Dipakai untuk nama diri, orang, atau binantang, misalnya si manis, si ana, si juara, si kucing.b. Kata sandang sang Dibakai sebagai berikut:- Di depan nama-nama dewa : sang Siwa, sang Surya, sang Candra.- Sebagai gelar raja: sang Prabu.- Di depan jenis hewan dalam dongeng : sang Kancil, sang Gajah.- Di depan benda yang dihormati: sang merah-putih, sang Dwi Warna.c. Kata sandang hang Hanya dipakai dalam bahasa melayu klasik, untuk gelar laki-laki yang mulia, misalnya: hang tuah, hang jabat.d. Kata sandang dang Dipakai sebagai penunjuk wanita yang mulia, misalnya: Dang Sutinah.e. Kata sandang para Digunakan penunjuk yang lebh terhormat dan penunjuk jamak, misalnya: para undangan, para pendengar, para hadirin.f. Kata sandang yangDipakai sebagai berikut- Di muka kata benda: kamera yang mahal, siswa yang baik.- Di muka kata keadaan: yang suka, yang gembira, yang senang, yang elok.- Di muka kata ganti benda: yang itu, yang ini.- Di muka kata bilangan: yang kedua, yang kesepuluh.Selain kata sandang yang dapat juga berfungsi sebagai kata ganti penghubung.Contoh:- Siswa yang berkelahi.......- Buku yang dibeli.......

g. Kata sandang seDipakai sebagai kata sandang tak tentu, misalnya: seorang, seekor, seutas.

h. Kata sandang nyaDipakai sebagai kata sandang penentu dan dipakai sebagai akhiran, misalnya: bukunya, saatnya,kerjanya, waktunya.

7. KATA DEPAN (Preposisi)Kata depan atau kata perangkai adalah kata yang menghubungkan kata benda dengan kata lainnya. Pada umumnya terletak di depan kata benda, dan kata-kata yang dihubungkannya berlainan jabatannya. Contoh kata depan: dari, di, ke, dengan, karena, sebab, oleh karena, untuk, perihal, guna, sampai, hingga, dan sebagainya. Jenis kata depan ada dua, yaitu: kata depan sejati dan kata depan tak sejati.a. Kata depan sejati (Asli) : di, ke, dan dari- di : menunjukkan pada suatu tempat.- Ke : menunjukkan temapt yang dituju- Dari : menunjukkan tempat yang ditinggalkan/asal.b. Kata depan tak sejati (Tak asli) : dapat dibedakan menjadi 3 macam, yakni:1) Kata depan tunggal (tak Majemuk), misalnya: akan, demi, dengan, untuk, antara, serta, pada, tentang, karena, atas, bagi, guna, dan sebagainya.2) Kata depan majemuk, selalu diawali dengan kata depan sejati: misalnya: daripada, dari luar, dari dalam, dari atas, ke atas, ke dalam.3) Kata depanyang berupa kata kerja, misalnya: hendak, sampai, menjelang, melayang.Contoh:- Niatnya hendak pergi jauh (untuk)- Menunggu sampai malam (hingga)8. KATA KETERANGAN

Kata yang menerangkan

1. Kata kerja dalam segala fungsinya, 2. Kata keadaan dalam segala fungsinya, 3. Kata keterangan, 4. Kata bilangan, 5. Predikat kalimat, tak peduli jenis kata apa predikat itu, dan 6. Menegaskan subjek dan predikat kalimat.

Kata golongan ini dapat dibedakan menjadi:

a)Kata keterangan waktu, misalnya dahulu, kemarin, hari ini, sekarang, kini, besok, kemudian, selamanya dan sebagainya.Kata keterangan modal, yang dapat dibedakan menjadi:

1. Kepastian, misalnya kata-kata memang, niscaya, pasti, dan sebagainya, 2. Pengakuan, misalnya kata-kata ya, benar, betul, sebenarnya dan sebagainya, 3. Kesangsian, misalnya kata-kata agaknya, barangkali dan sebagainya, 4. Keinginan, misalnya kata-kata moga-moga, mudah-mudahan, 5. Ajakan, misalnya kata-kata baik, mari, hendaknya, 6. Kewajiban, misalnya kata-kata harus, perlu, wajib, 7. Larangan, misalnya kata jangan. 8. Ingkaran ialah kata bukan, bukannya, tidak. 9. Keheranan, ialah kata masakan, mana boleh , mustahil.

c) Kata keterangan tempat dan jurusan, misalnya kata-kata disini, dari situ, kesana, dari mana, dan sebagainyad) Kata keterangan kaifat dan kualitatif, misalnya kata-kata perlahan-lahan, dengan gembira, kuat-kuat, selebar-lebarnya, dan sebagainya.e) Kata keterangan derajat dan permana, misalnya kata-kata amat, hampir, sangat, kurang, dan sebagainya.f) Kata tekanan, ialah kah, gerangan, pula, pun, dan lah,9. KATA SAMBUNG (Conjuction) Kata sambung ialah kata-kata yang menghubungkan kata-kata, bagian-bagian kalimat, dan kalimat-kalimat. Kata-kata dan ungkapan-ungkapan yang berdiri pada permulaan sebuah kalimat sebagai pengantar sebuah cerita, suatu pasal, atau kalimat baru yang termasuk golongan kata sambung. Yang termasuk golongan kata sambung misalnya kata-kata apabila, bilamana, lagi pula, dan, agar, karena dan sebagainya.Berdasarkan sifat-sifat hubungan yang dilakukan oleh kata penghubung, maka kata sambung dapat menjadi beberapa macam:a. Menyatakan gabungan, misalnya : dan, serta, lagi, lagi pula.b. Menyatakan pilihan, misalnya: atau, baik......, maupun, atau.....atau.c. Menyatakan waktu, misalnya: waktu, bila ketika, sambil.d. Menyatakan sebab/akibat: karena, oleh karena itu, maka, sehingga, sebab.e. Menyatakan tujuan/maksud: agar, dengan, demikian, supaya, bila.f. Menyatakan penentangan: tetapi, pdahal, melainkan, sedangkan.g. Menyatakan pengandaian: seandainya, andaikata, andaikan.h. Menyatakan syarat: asal.asalkan, kecuali.i.Menyatakan kesertaan: bersama, dengan, beserta.j.Menyatakan perlawanan: walaupun, meskipun, sungguhpun, namun.k.Menyatakan perbandingan: seperti, sebagai, laksana.l.Menyatakan peningkatan: makin, semakin, makin.....makin, kian.....kian.m.Menyatakan penjelasan: adalah, ialah, yaitu, yakni.n. Menyatakan kesinambungan: mula-mula......, akhirnya......., setelah itu......catatan: Untuk menentukan perbedaan jenis kata sambung, kata depan, kata keterangan, dan sebagainya kadang-kadang aga sulit, hal ini karena belum ada batas tertentu untuk menentukan jenis-jenis kata tersebut.Perhatikan perbedaan kata sambung dengan kata depan berikut!- Ibu memotong sayur dengan pisau (dengan=kata depan)- Ibu pergi dengan adik (dengan kata sambung)10. KATA SERU (Interjection)

Kadang-kadang kata seru itu menirukan bunyi yang jelas, seperti hm, yaitu bunyi deham, ha, sst, dan sebagainya.Yang termasuk golongan kata seru misalnyakata-kata ya, wah, ah, hai, o, oh, cis, cih, dan sebagainya.

Kata seru adalah kata yang menyatakan luapan perasaan atau emosi.Kata seru, mempunyai ragam dan variasi.SIMPULANKelas kata pada tataran tata bahasa tradisional terdiri atas 10 kelas kata, yakni Kata benda, kata keadaan, kata ganti, kata kerja,kata bilangan, kata sandang, kata depan, kata keterangan, kata sambung dan kata seru. Tata bahasa tradisional membagi kelas kata hanya dilihat dari segi maknanya saja. Berbeda dengan pandangan struktural yang membagi kelas kata tidak hanya melihat maknanya saja, namun memperhatikan konteks dan struktur bahasa yang bersangkutan.

C.A. Mess

Tardjan HadjajaSoetarnoS. Zainuddin GL. PNG. BatuahI.R. Poedjawijatna dan P.J. Zoetmulder

1. Kata benda2. Kata keadaan3. Kata ganti4. Kata kerja5. Kata bilangan6. Kata sandang7. Kata depan8. Kata keterangan9. Kata sambung10. Kata seru

1. Kata benda2. Kata kerja3. Kata ganti4. Kata bilangan5. Kata sifat6. Kata tambahan7. Kata depan8. Kata penghubung9. Kata sandang10. kata seru1. Kata benda2. Kata kerja3. Kata keadaan4. Kata keterangan5. Kata ganti6. Kata bilangan7. Kata sambung8. Kata depan9. Kata sandang10. Kata seru

1. Kata ganti2. Kata benda3. Kata kerja4. Kata sifat5. Kata tambahan6. Kata bilangan7. Kata perangkai8. Kata penghubung9. Kata seru1. Kata sebut2. Kata tambah3. Kata ganti4. Kata keterangan tambahan5. Kata bilangan6. Kata depan7. Kata seru8. Kata perangkai