Pendidikan Pancasila Edited

43
MUHAMAD SYAFEI MUHAMAD SYAFEI Perum Griya Satria Indah Jl. Perum Griya Satria Indah Jl. Jamrud L-2 Jamrud L-2 Sumampir Sumampir 1 Istri 1 Istri 3 3 Anak Anak Telp. Rumah 0281-6842464 Telp. Rumah 0281-6842464 Hp. 082111491977 Hp. 082111491977 Jurusan Kesehatan Masyarakat FKIK Jurusan Kesehatan Masyarakat FKIK

Transcript of Pendidikan Pancasila Edited

Page 1: Pendidikan Pancasila Edited

MUHAMAD SYAFEIMUHAMAD SYAFEI

• Perum Griya Satria Indah Jl. Jamrud Perum Griya Satria Indah Jl. Jamrud L-2L-2

SumampirSumampir

• 1 Istri 1 Istri 33 Anak Anak

• Telp. Rumah 0281-6842464Telp. Rumah 0281-6842464

• Hp. 082111491977Hp. 082111491977

• Jurusan Kesehatan Masyarakat FKIKJurusan Kesehatan Masyarakat FKIK

Page 2: Pendidikan Pancasila Edited

PANCASILAPANCASILA• PANCA PANCA LIMA LIMA

• SILA SILA DASAR/NORMA/ATURAN/DOGMADASAR/NORMA/ATURAN/DOGMA

• PANCASILA PANCASILA PENGETAHUAN PENGETAHUAN PEMAHAMAN PEMAHAMAN PENGAMALAN PENGAMALAN

• PANCASILA PANCASILA DASAR NEGARA DAN DASAR NEGARA DAN PEDOMAN HIDUPPEDOMAN HIDUP

• PANCASILA PANCASILA ILMU PENGETAHUAN ILMU PENGETAHUAN

Page 3: Pendidikan Pancasila Edited

POKOK BAHASANPOKOK BAHASAN

• LANDASAN PENDIDIKAN PANCASILALANDASAN PENDIDIKAN PANCASILA

• PENGERTIAN DAN PEMBAHASAN PANCASILA SECARA ILMIAHPENGERTIAN DAN PEMBAHASAN PANCASILA SECARA ILMIAH

• SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIASEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA

• PENGERTIAN ASAL MULA PANCASILAPENGERTIAN ASAL MULA PANCASILA

• KEDUDUKAN DAN FUNGSI PANCASILAKEDUDUKAN DAN FUNGSI PANCASILA

• BENTUK SUSUNAN KESATUAN SILA – SILA PANCASILABENTUK SUSUNAN KESATUAN SILA – SILA PANCASILA

• ISI ARTI PANCASILA (ABSTRAK UMUM UNIVERSAL, UMUM ISI ARTI PANCASILA (ABSTRAK UMUM UNIVERSAL, UMUM KOLELTIF, KHUSUS SINGULAR DAN KONKRIT)KOLELTIF, KHUSUS SINGULAR DAN KONKRIT)

• HAKIKAT PEMBUKAAN UUD 1945HAKIKAT PEMBUKAAN UUD 1945

• PENGERTIAN ISI PEMBUKAAN UUD 1945PENGERTIAN ISI PEMBUKAAN UUD 1945

• KEDUDUKAN DAN FUNGSI PEMBUKAAN UUD 1945KEDUDUKAN DAN FUNGSI PEMBUKAAN UUD 1945

• HUBUNGAN PEMBUKAAN UUD 1945 DENGAN BATANG TUBUH HUBUNGAN PEMBUKAAN UUD 1945 DENGAN BATANG TUBUH UUD 1945, PANCASILA DAN PROKLAMASI 17 AGUSTUS 1945UUD 1945, PANCASILA DAN PROKLAMASI 17 AGUSTUS 1945

• UNDANG – UNDANG DASAR 1945UNDANG – UNDANG DASAR 1945

• PENGAMALAN PANCASILAPENGAMALAN PANCASILA

• KEWASPADAAN NASIONALKEWASPADAAN NASIONAL

Page 4: Pendidikan Pancasila Edited

Pancasila Pancasila

• KognitifKognitif

• AffektifAffektif

• Psikomotor Psikomotor

Page 5: Pendidikan Pancasila Edited

MATERI KULIAH KULIAHPENDIDIKAN PANCASILA PENDIDIKAN PANCASILA

PERTEMUAN MINGGU KE IPERTEMUAN MINGGU KE I

1.1. Objek BahasanObjek Bahasan

a. Objek Materia. Objek Materi : Pancasila dalam kedudukan sebagai : Pancasila dalam kedudukan sebagai dasar negara yang disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 dasar negara yang disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945. Pancasila sebagai dasar negara digali dan Agustus 1945. Pancasila sebagai dasar negara digali dan dirumuskan dari Pandangan Hidup Bangsa Indonesia dirumuskan dari Pandangan Hidup Bangsa Indonesia sendiri.sendiri.

Pancasila Pancasila merupakan perwujudan dari keyakinan perwujudan dari keyakinan  terdalam-metafisik bangsa Indonesia tentang asal mula  terdalam-metafisik bangsa Indonesia tentang asal mula dan nilai-nilai kehidupan. Pancasila bertitik tolak dari dan nilai-nilai kehidupan. Pancasila bertitik tolak dari pandangan metafisik yang disebut monodualisme. Unsur pandangan metafisik yang disebut monodualisme. Unsur terdalam dari setiap perwujudan  adalah rohani dan terdalam dari setiap perwujudan  adalah rohani dan materi sebagai kesatuan bukan rohani atau materi saja.materi sebagai kesatuan bukan rohani atau materi saja.

b. Objek Formalb. Objek Formal: Pelaksanaan Pancasila dalam : Pelaksanaan Pancasila dalam kehidupan bernegara dan berbangsa, yaitu pelaksanaan kehidupan bernegara dan berbangsa, yaitu pelaksanaan Pancasila di dalam peraturan-peraturan resmi Pancasila di dalam peraturan-peraturan resmi kenegaraan.kenegaraan.

Page 6: Pendidikan Pancasila Edited

2. Pengertian Pancasila Sebagai Ilmu 2. Pengertian Pancasila Sebagai Ilmu

Ilmu atau pengetahuan ilmiah adalah kumpulan pengetahuan yang Ilmu atau pengetahuan ilmiah adalah kumpulan pengetahuan yang memiliki syarat-syarat tertentu, yaitu:memiliki syarat-syarat tertentu, yaitu:

a.a. Mempunyai objek/sasaran dan titik pusat perhatian Mempunyai objek/sasaran dan titik pusat perhatian tertentu.tertentu.

Pengetahuan yang disebut ilmu dibatasi oleh objek dan titik Pengetahuan yang disebut ilmu dibatasi oleh objek dan titik pusat pusat perhatian tertentu. perhatian tertentu.

b.b. Mempunyai metode.Mempunyai metode.

Metode merupakan cara bertindak menurut aturan tertentu agar Metode merupakan cara bertindak menurut aturan tertentu agar kegiatannya praktis, dapat dilaksanakan secara rasional, dan kegiatannya praktis, dapat dilaksanakan secara rasional, dan terarah.terarah.

c.c. Sistematis.Sistematis.

Sistematisasi pengetahuan mempermudah seseorang Sistematisasi pengetahuan mempermudah seseorang menjadikan menjadikan pengetahuan mempunyai ikatan satu sama lain, sehingga pengetahuan mempunyai ikatan satu sama lain, sehingga secara secara keseluruhan pengetahuan-pengetahuan itu merupakan kesatuan keseluruhan pengetahuan-pengetahuan itu merupakan kesatuan pengertian. pengertian.

Page 7: Pendidikan Pancasila Edited

d.d. Mempunyai sifat objektif.Mempunyai sifat objektif. Penelusuran kebenaran bukan karena senang atau tidak Penelusuran kebenaran bukan karena senang atau tidak

senang, senang, setuju atau tidak setuju, melainkan bergantung kepada alasan setuju atau tidak setuju, melainkan bergantung kepada alasan yang yang dapat diterima oleh akal. dapat diterima oleh akal.

3.3. Jenis-jenis Pengetahuan IlmiahJenis-jenis Pengetahuan Ilmiah

a.a. Pengetahuan ilmiah yang bersifat Pengetahuan ilmiah yang bersifat deskriptifdeskriptif, yaitu pengetahuan , yaitu pengetahuan yang mencari jawab atas pertanyaan yang mencari jawab atas pertanyaan bagaimanabagaimana. Pengetahuan . Pengetahuan deskriptif merupakam gambaran umum, lukisan , keterangan deskriptif merupakam gambaran umum, lukisan , keterangan tentang objeknya. tentang objeknya.

b.b. Pengetahuan ilmiah yang bersifat Pengetahuan ilmiah yang bersifat kausalkausal, yaitu pengetahuan yang , yaitu pengetahuan yang mencari jawab atas pertanyaan mencari jawab atas pertanyaan mengapamengapa. Pengetahuan kausal . Pengetahuan kausal merupakan penjelasan tentang asal mula dan sebab musabab merupakan penjelasan tentang asal mula dan sebab musabab objeknya. objeknya.

c.c. Pengetahuan ilmiah yang bersifat Pengetahuan ilmiah yang bersifat normatifnormatif, yaitu pengetahuan , yaitu pengetahuan yang mencari jawab atas pertanyaan yang mencari jawab atas pertanyaan kemanakemana. Pengetahuan . Pengetahuan normatif merupakan petunjuk atau pedoman mencapai tujuan normatif merupakan petunjuk atau pedoman mencapai tujuan hidup manusia. hidup manusia.

d.d. Pengetahuan ilmiah yang bersifat Pengetahuan ilmiah yang bersifat esensialesensial, yaitu pengetahuan , yaitu pengetahuan yang mencari jawab atas pertanyaan yang mencari jawab atas pertanyaan apaapa. Pengetahuan esensial . Pengetahuan esensial merupakan pengetahuan tentang hakikat atau inti objeknya.merupakan pengetahuan tentang hakikat atau inti objeknya.

Page 8: Pendidikan Pancasila Edited

4. 4. Landasan Kuliah Pendidikan PancasilaLandasan Kuliah Pendidikan Pancasila

a. a. Landasan HistorisLandasan Historis Bangsa Indonesia terbentuk melalui suatu proses sejarah Bangsa Indonesia terbentuk melalui suatu proses sejarah

yang panjang, yaitu sejak jaman kerajaan Kutai, Sri Wijaya, yang panjang, yaitu sejak jaman kerajaan Kutai, Sri Wijaya, Majapahit, sampai datangnya bangsa barat yang menjajah Majapahit, sampai datangnya bangsa barat yang menjajah Indonesia. Bangsa Indonesia melalui perjalanan sejarah yang Indonesia. Bangsa Indonesia melalui perjalanan sejarah yang panjang telah menemukan kepribadiannya sendiri , yang di panjang telah menemukan kepribadiannya sendiri , yang di dalamnya tersimpul sifat, karakter, dan ciri khas yang dalamnya tersimpul sifat, karakter, dan ciri khas yang membedakannya dengan ciri khas bangsa-bangsa lain.Para membedakannya dengan ciri khas bangsa-bangsa lain.Para pendiri negara merumuskannya menjadi lima sila yang pendiri negara merumuskannya menjadi lima sila yang kemudian diberi nama Pancasila.kemudian diberi nama Pancasila.

b. b. Landasan KulturalLandasan Kultural Setiap bangsa memiliki ciri khas dan pandangan hidup yang Setiap bangsa memiliki ciri khas dan pandangan hidup yang

berbeda dengan bangsa-bangsa lain. Bangsa Indonesia berbeda dengan bangsa-bangsa lain. Bangsa Indonesia memiliki pandangan hidup yang berdasar pada asas kultural memiliki pandangan hidup yang berdasar pada asas kultural yang bersumber dari kehidupan bangsa Indonesia sendiri. yang bersumber dari kehidupan bangsa Indonesia sendiri. Nilai-nilai kebangsaan dan kenegaraan yang terkandung di Nilai-nilai kebangsaan dan kenegaraan yang terkandung di dalam Pancasila diangkat dari nilai-nilai kulturalnya sendiri, dalam Pancasila diangkat dari nilai-nilai kulturalnya sendiri, sehingga generasi penerus bangsa perlu mendalaminya sehingga generasi penerus bangsa perlu mendalaminya secara dinamis sesuai dengan tuntutan perkembangan secara dinamis sesuai dengan tuntutan perkembangan jaman. jaman.

Page 9: Pendidikan Pancasila Edited

PERTEMUAN MINGGU KE IIPERTEMUAN MINGGU KE II

1.1. Asal Mula Pancasila.Asal Mula Pancasila.

a.a. Asal Mula Langsung, yaitu semua kegiatan persiapan kemerdekaan Asal Mula Langsung, yaitu semua kegiatan persiapan kemerdekaan yang dilakukan menjelang proklamasi 17 Agustus 1945. Asal mula yang dilakukan menjelang proklamasi 17 Agustus 1945. Asal mula langsung ini dapat dijelaskan berdasarkan 4 macam sebab langsung ini dapat dijelaskan berdasarkan 4 macam sebab terjadinya setiap hal. terjadinya setiap hal. PertamaPertama, asal mula bahan (causa materialis), yaitu unsur-unsur , asal mula bahan (causa materialis), yaitu unsur-unsur yang menjadikan adanya Pancasila, yaitu unsur-unsur yang terdapat yang menjadikan adanya Pancasila, yaitu unsur-unsur yang terdapat dalam adat istiadat, kepercayaan/keagamaan, dan kebudayaan dalam adat istiadat, kepercayaan/keagamaan, dan kebudayaan Indonesia. Indonesia. KeduaKedua, asal mula bentuk (causa formalis), yaitu bentuk rumusan , asal mula bentuk (causa formalis), yaitu bentuk rumusan Pancasila yang terdapat dalam Pembukaan UUD.1945. Bentuk Pancasila yang terdapat dalam Pembukaan UUD.1945. Bentuk rumusan Pancasila diolah dalam sidang BPUPKI.,yaitu diberi bentuk rumusan Pancasila diolah dalam sidang BPUPKI.,yaitu diberi bentuk kesatuan sebagai dasar filsafat negara. kesatuan sebagai dasar filsafat negara. KetigaKetiga, asal mula karya (causa Efficient), yaitu semua pembahasan , asal mula karya (causa Efficient), yaitu semua pembahasan yang dilakukan dengan seksama di dalam sidang-sidang BPUPKI dan yang dilakukan dengan seksama di dalam sidang-sidang BPUPKI dan PPKI untuk merumuskan calon dasar negara yang kemudian PPKI untuk merumuskan calon dasar negara yang kemudian ditetapkan sebagai dasar negara. ditetapkan sebagai dasar negara. KeempatKeempat, asal mula tujuan (causa finalis), yaitu tujuan , asal mula tujuan (causa finalis), yaitu tujuan dirumuskannya Pancasila adalah untuk dijadikan sebagai dasar dirumuskannya Pancasila adalah untuk dijadikan sebagai dasar negara. negara.

Page 10: Pendidikan Pancasila Edited

b. Asal mula tidak langsung, yaitu Pandangan hidup b. Asal mula tidak langsung, yaitu Pandangan hidup warga Indonesia di dalam menghadapi diri sendiri, warga Indonesia di dalam menghadapi diri sendiri, sesama manusia, sesama manusia, alam semesta, dan Tuhan. Pandangan hidup ini alam semesta, dan Tuhan. Pandangan hidup ini merupakan merupakan sumber nilai bagi pedoman hidup, sikap hidup, dan sumber nilai bagi pedoman hidup, sikap hidup, dan tujuan tujuan hidup warga Indonesia, yang telah berlangsung jauh hidup warga Indonesia, yang telah berlangsung jauh sebelum sebelum Proklamasi 17 Agustus 1945. Proklamasi 17 Agustus 1945.

Page 11: Pendidikan Pancasila Edited

2. Hakikat Kedudukan2. Hakikat Kedudukan Pembukaan UUD. 1945Pembukaan UUD. 1945 a. Tempat terdapatnya rumusan resmi Pancasila sebagai dasar a. Tempat terdapatnya rumusan resmi Pancasila sebagai dasar

negara. Pancasila sebelum Proklamasi Kemerdekaan 17-8-45 negara. Pancasila sebelum Proklamasi Kemerdekaan 17-8-45 merupakan pandangan hidup bangsa, sehingga merupakan merupakan pandangan hidup bangsa, sehingga merupakan ketentuan yang tidak tertulis. Pembukaan UUD 1945 menjadi ketentuan yang tidak tertulis. Pembukaan UUD 1945 menjadi dasar hukum bagi rumusan resmi Pancasila dan kedudukan dasar hukum bagi rumusan resmi Pancasila dan kedudukan Pancasila sebagai dasar negara. Pancasila sebagai dasar negara.

b. Pembukaan UUD 1945 sebagai dasar tertib hukum Indonesia. b. Pembukaan UUD 1945 sebagai dasar tertib hukum Indonesia.

Peraturan-peraturan hukum bersama akan merupakan suatu Peraturan-peraturan hukum bersama akan merupakan suatu tertib hukum (legal order) apabila memenuhi 4 syarat yaitu: tertib hukum (legal order) apabila memenuhi 4 syarat yaitu:

PertamaPertama, ada kesatuan subjek penguasa yang berhak , ada kesatuan subjek penguasa yang berhak mengadakan peraturan-peraturan hukum. mengadakan peraturan-peraturan hukum.

KeduaKedua, ada kesatuan asas kerohanian yang meliputi (menjadi , ada kesatuan asas kerohanian yang meliputi (menjadi dasar)keseluruhan peraturan-peraturan hukum. dasar)keseluruhan peraturan-peraturan hukum.

KetigaKetiga, ada kesatuan daerah tempat keseluruhan peraturan-, ada kesatuan daerah tempat keseluruhan peraturan-peraturan hukum berlaku. peraturan hukum berlaku.

KeempatKeempat,ada keasatuan waktu bagi keseluruhan peraturan-,ada keasatuan waktu bagi keseluruhan peraturan-peraturan hukum yang berlaku.peraturan hukum yang berlaku.

Page 12: Pendidikan Pancasila Edited

Alinea keempat Pembukaan UUD 1945 telah memuat 4 hal Alinea keempat Pembukaan UUD 1945 telah memuat 4 hal yang menjadi syarat bagi suatu tertib hukum, yaitu : yang menjadi syarat bagi suatu tertib hukum, yaitu :

PertamaPertama, dengan adanya kalimat tentang suatu , dengan adanya kalimat tentang suatu pemerintahan Republik Indonesia, maka telah ada kesatuan pemerintahan Republik Indonesia, maka telah ada kesatuan subjek hukum (penguasa). subjek hukum (penguasa). KeduaKedua, dengan disebutkannya sila-sila Pancasila, maka telah , dengan disebutkannya sila-sila Pancasila, maka telah ada kesatuan asas kerohanian. ada kesatuan asas kerohanian. KetigaKetiga, dengan telah disebutkannya seluruh tumpah darah , dengan telah disebutkannya seluruh tumpah darah Indonesia, maka telah ada kesatuan daerah. Indonesia, maka telah ada kesatuan daerah. KeempatKeempat, dengan telah disebutkannya kalimat disusunlah , dengan telah disebutkannya kalimat disusunlah kemerdekaan bangsa Indonesia dalam bentuk negara, maka kemerdekaan bangsa Indonesia dalam bentuk negara, maka telah ditetapkan suatu masa baru yang terpisah dari waktu telah ditetapkan suatu masa baru yang terpisah dari waktu yang lampau (sebelum Proklamasi Kemerdekaan) dan yang lampau (sebelum Proklamasi Kemerdekaan) dan merupakan jangka waktu yang masih akan berlangsung merupakan jangka waktu yang masih akan berlangsung terus. terus. JadiJadi seluruh peraturan-peraturan hukum yang ada di dalam seluruh peraturan-peraturan hukum yang ada di dalam negara Republik Indonesia mulai saat berdirinya merupakan negara Republik Indonesia mulai saat berdirinya merupakan suatu tertib hukum, yaitu tertib hukum Indonesia. suatu tertib hukum, yaitu tertib hukum Indonesia.

Page 13: Pendidikan Pancasila Edited

c. Pembukaan UUD. 1945c. Pembukaan UUD. 1945 sebagai Pokok Kaidahsebagai Pokok Kaidah Negara Yang Negara Yang Fundamental FundamentalSuatu tertib hukum memuat pembagian susunan yang Suatu tertib hukum memuat pembagian susunan yang hierarkhis. UUD.tidak merupakan peraturan hukum yang hierarkhis. UUD.tidak merupakan peraturan hukum yang tertinggi, karena di atasnya masih ada dasar-dasar pokok tertinggi, karena di atasnya masih ada dasar-dasar pokok bagi UUD., yaitu hukum dasar yang tidak tertulis. Hukum bagi UUD., yaitu hukum dasar yang tidak tertulis. Hukum dasar tidak tertulis pada hakikatnya terpisah dari UUD. dan dasar tidak tertulis pada hakikatnya terpisah dari UUD. dan convention. Dasar-dasar pokok tersebut dinamakan Pokok convention. Dasar-dasar pokok tersebut dinamakan Pokok Kaidah Negara yang Fundamental (Staatfundamentalnorm). Kaidah Negara yang Fundamental (Staatfundamentalnorm). Pokok kaidah negara yang fundamental menurut Pokok kaidah negara yang fundamental menurut pengertian ilmiah harus mengandung beberapa unsur pengertian ilmiah harus mengandung beberapa unsur mutlak, yaitu:mutlak, yaitu:PertamaPertama, dalam hal terjadinya ditentukan oleh pembentuk , dalam hal terjadinya ditentukan oleh pembentuk negara dan terjelma dalam suatu bentuk pernyataan lahir negara dan terjelma dalam suatu bentuk pernyataan lahir (ijab kabul) sebagai penjelmaan kehendak pembentuk (ijab kabul) sebagai penjelmaan kehendak pembentuk negara untuk menjadikan hal-hal tertentu sebagai dasar negara untuk menjadikan hal-hal tertentu sebagai dasar negara. negara. KeduaKedua, dalam hal isinya memuat dasar negara yang , dalam hal isinya memuat dasar negara yang dibentuk, dasar cita-cita kerohanian negara, dan asas cita-dibentuk, dasar cita-cita kerohanian negara, dan asas cita-cita negara (tujuan negara), serta memuat ketentuan cita negara (tujuan negara), serta memuat ketentuan diadakannya UUD. Negara. diadakannya UUD. Negara.

Page 14: Pendidikan Pancasila Edited

PertamaPertama : Pembukaan UUD. 1945 menurut sejarah terjadinya : Pembukaan UUD. 1945 menurut sejarah terjadinya ditentukan oleh Pembentuk Negara sebagai penjelmaan ditentukan oleh Pembentuk Negara sebagai penjelmaan kehendaknya, yang dalam hakikatnya dipisahkan dari UUD. Bagian kehendaknya, yang dalam hakikatnya dipisahkan dari UUD. Bagian Pembukaan UUD. 1945 dibahas oleh suatu Panitia hukum dasar, Pembukaan UUD. 1945 dibahas oleh suatu Panitia hukum dasar, sedangkan UUD. dibahas oleh suatu Panitia UUD. sedangkan UUD. dibahas oleh suatu Panitia UUD. KeduaKedua: menurt : menurt isinya telah memuat asas kerohanian negara (Pancasila), telah isinya telah memuat asas kerohanian negara (Pancasila), telah memuat asas politik negara (Republik yang berkedaulatan rakyat), memuat asas politik negara (Republik yang berkedaulatan rakyat), tujuan negara(melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tujuan negara(melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, untuk memajukan kesejahteraan umum, tumpah darah Indonesia, untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial), juga telah menetapkan adanya suatu abadi, dan keadilan sosial), juga telah menetapkan adanya suatu UUD.negara Indonesia. UUD.negara Indonesia.

Jadi Pembukaan UUD. 1945 memenuhi syarat sebagai suatu Pokok Jadi Pembukaan UUD. 1945 memenuhi syarat sebagai suatu Pokok Kaidah Negara yang Fundamental menurut pengertian ilmiah.Kaidah Negara yang Fundamental menurut pengertian ilmiah.

Catatan : Kuliah ditutup dengan penjelasan tugas pada pertemuan Catatan : Kuliah ditutup dengan penjelasan tugas pada pertemuan ketiga.ketiga.

Page 15: Pendidikan Pancasila Edited

PERTEMUAN MINGGU KE IIIPERTEMUAN MINGGU KE III

Peranan Pancasila:Peranan Pancasila:

1.1. Pancasila sebagai jati diri bangsa IndonesiaPancasila sebagai jati diri bangsa Indonesia

Nilai-nilai Pancasila sebagai buah hasil pikiran-pikiran dan gagasan Nilai-nilai Pancasila sebagai buah hasil pikiran-pikiran dan gagasan dasar bangsa Indonesia tentang kehidupan yang dianggap baik. Tata dasar bangsa Indonesia tentang kehidupan yang dianggap baik. Tata nilai yang mendukung tata kehidupan sosial dan tata kehidupan nilai yang mendukung tata kehidupan sosial dan tata kehidupan kerohanian bangsa yang memberi corak, watak dan ciri masyarakat kerohanian bangsa yang memberi corak, watak dan ciri masyarakat dan bangsa Indonesia yang membedakannya dengan masyarakat dan bangsa Indonesia yang membedakannya dengan masyarakat atau bangsa lain. Kenyataan ini yang merupakan kenyataan objektif atau bangsa lain. Kenyataan ini yang merupakan kenyataan objektif jati diri bangsa Indonesia.jati diri bangsa Indonesia.

2.2. Pancasila sebagai dasar falsafah negaraPancasila sebagai dasar falsafah negara

Nilai-nilai Pancasila merupakan sumber nilai bagi kehidupan bangsa Nilai-nilai Pancasila merupakan sumber nilai bagi kehidupan bangsa dan negara Indonesia. Sumber nilai yang dijabarkan sebagai asas-dan negara Indonesia. Sumber nilai yang dijabarkan sebagai asas-asas dan peraturan-peraturan penyelenggaraan hidup berbangsa dan asas dan peraturan-peraturan penyelenggaraan hidup berbangsa dan bernegara.bernegara.

3.3. Pancasila sebagai asas persatuan dan kesatuanPancasila sebagai asas persatuan dan kesatuan

Nilai-nilai Pancasila sebagai asas untuk mengembangkan, membina, Nilai-nilai Pancasila sebagai asas untuk mengembangkan, membina, dan membangkitkan persatuan dalam suatu wadah kebangsaan dan membangkitkan persatuan dalam suatu wadah kebangsaan untuk mewujudkan kebahagiaan bersama. untuk mewujudkan kebahagiaan bersama.

Perbedaan dapat berujud perbedaan kontrer dan kontradiktif. Perbedaan dapat berujud perbedaan kontrer dan kontradiktif.

Page 16: Pendidikan Pancasila Edited

Kontrer: perbedaan yang tidak saling meniadakan, jalan keluarnya dicari Kontrer: perbedaan yang tidak saling meniadakan, jalan keluarnya dicari jalan tengah.jalan tengah.Kontradiktif: dua perbedaan yang bertentangan mutlak, sehingga tidak Kontradiktif: dua perbedaan yang bertentangan mutlak, sehingga tidak dapat diketemukan jalan tengah.dapat diketemukan jalan tengah.

4.4. Pancasila sebagai Ideologi Pancasila sebagai Ideologi Ideologi > "eidos" = gagasan, cita-citaIdeologi > "eidos" = gagasan, cita-cita

"logos" = ilmu."logos" = ilmu.Secara harafiah: kesatuan gagasan yang dimiliki secara sistematis Secara harafiah: kesatuan gagasan yang dimiliki secara sistematis keilmuan.keilmuan.Ideologi negara adalah ajaran pokok yang dijadikan dasar serta Ideologi negara adalah ajaran pokok yang dijadikan dasar serta memberikan arah untuk dicapai dalam melangsungkan, mengembangkan memberikan arah untuk dicapai dalam melangsungkan, mengembangkan hidup, dan kehidupan nasional. hidup, dan kehidupan nasional. Pancasila sebagai Ideologi terbuka artinya nilai-nilai dasar Pancasila bersifat Pancasila sebagai Ideologi terbuka artinya nilai-nilai dasar Pancasila bersifat tetap, tetapi penjabarannya senantiasa mengikuti perkembangan dan tetap, tetapi penjabarannya senantiasa mengikuti perkembangan dan kebutuhan jaman. Ideologi terbuka memiliki 3 dimensi yaitukebutuhan jaman. Ideologi terbuka memiliki 3 dimensi yaitu• • Dimensi idealitas: nilai-nilai dasar Pancasila yang bersifat tetap.Dimensi idealitas: nilai-nilai dasar Pancasila yang bersifat tetap.• • Dimensi fleksibilitas: nilai-nilai Pancasila yang dijabarkan dalam suatu Dimensi fleksibilitas: nilai-nilai Pancasila yang dijabarkan dalam suatu sistem sistem normatis, sebagaimana terkandung dalam pembukaan UUD 1945. normatis, sebagaimana terkandung dalam pembukaan UUD 1945.• • Dimensi realitas: nilai-nilai Pancasila seharusnya mampu dijabarkan Dimensi realitas: nilai-nilai Pancasila seharusnya mampu dijabarkan dalam dalam kehidupan sehari-hari baik dalam kehidupan bermasyarakat maupun kehidupan sehari-hari baik dalam kehidupan bermasyarakat maupun dalam dalam segala aspek bernegara. segala aspek bernegara.

Catatan : kuliah ditutup dengan penjelasan tugas untuk pertemuan keempat.Catatan : kuliah ditutup dengan penjelasan tugas untuk pertemuan keempat.

Page 17: Pendidikan Pancasila Edited

PERTEMUAN MINGGU KE IVPERTEMUAN MINGGU KE IV

Pancasila sebagai sistem filsafatPancasila sebagai sistem filsafat

A. Sistem filsafat adalahA. Sistem filsafat adalah

1.1. Kesatuan dari dua atau banyak unsur. Kesatuan dari dua atau banyak unsur.

2.2. Unsur-unsur tersebut saling berhubungan (saling terkait).Unsur-unsur tersebut saling berhubungan (saling terkait).

3.3. unsur-unsurnya mempunyai kedudukan dan fungsi sendiri-sendiri unsur-unsurnya mempunyai kedudukan dan fungsi sendiri-sendiri dan bersifat hierarkhis.dan bersifat hierarkhis.

4.4. Hierarkhi kedudukan dan fungsi dalam sistem filsafat didasarkan Hierarkhi kedudukan dan fungsi dalam sistem filsafat didasarkan pada hierarkhi keluhuran nilai, bukan hierarkhi kepentingan. pada hierarkhi keluhuran nilai, bukan hierarkhi kepentingan.

Jadi, urutan sila-sila Pancasila didasarkan kepada hierarkhi Jadi, urutan sila-sila Pancasila didasarkan kepada hierarkhi keluhuran nilai yang dikandung masing-masing sila. Sila pertama keluhuran nilai yang dikandung masing-masing sila. Sila pertama mengandung nilai religius, sehingga menempati urutan pertama. mengandung nilai religius, sehingga menempati urutan pertama. Berturut-turut diikiti oleh sila-sila yang semakin ke belakang Berturut-turut diikiti oleh sila-sila yang semakin ke belakang semakin bersifat empiris dan pragmatis.semakin bersifat empiris dan pragmatis.

B. Macam-macam Hierarkhi B. Macam-macam Hierarkhi

1. Hierarkhi kepentingan1. Hierarkhi kepentingan

2. Hierarkhi kegunaan2. Hierarkhi kegunaan

3. Hierarkhi hukum3. Hierarkhi hukum

4. Hierarkhi nilai4. Hierarkhi nilai

Page 18: Pendidikan Pancasila Edited

Kesatuan Sila-sila Pancasila sebagai suatu sistem filsafatKesatuan Sila-sila Pancasila sebagai suatu sistem filsafat(secara ontologis)(secara ontologis)

Hakikat adanya Tuhan adalah ada karena dirinya sendiri. Tuhan Hakikat adanya Tuhan adalah ada karena dirinya sendiri. Tuhan sebagai causa prima.sebagai causa prima.

Segala sesuatu yang ada termasuk manusia ada karena diciptakan Segala sesuatu yang ada termasuk manusia ada karena diciptakan Tuhan (sila1)Tuhan (sila1)

Manusia adalah sebagai subjek pendukung pokok negara, karena Manusia adalah sebagai subjek pendukung pokok negara, karena negara adalah lembaga kemanusiaan. Negara adalah sebagai negara adalah lembaga kemanusiaan. Negara adalah sebagai persekutuan hidup bersama yang anggotanya adalah manusia (sila2).persekutuan hidup bersama yang anggotanya adalah manusia (sila2).

Negara adalah sebagai akibat adanya manusia yang bersatu (sila3).Negara adalah sebagai akibat adanya manusia yang bersatu (sila3).

Terbentuknya persekutuan hidup bersama disebut rakyat. Rakyat Terbentuknya persekutuan hidup bersama disebut rakyat. Rakyat hakikatnya merupakan unsur negara di samping wilayah dan hakikatnya merupakan unsur negara di samping wilayah dan pemerintah. Rakyat sebagai totalitas individu-individu dalam negara pemerintah. Rakyat sebagai totalitas individu-individu dalam negara yang bersatu (sila4).yang bersatu (sila4).

Keadilan pada hakikatnya merupakan tujuan bernegara, sebab Keadilan pada hakikatnya merupakan tujuan bernegara, sebab manusia membentuk negara hakikatnya agar terwujud keadilan manusia membentuk negara hakikatnya agar terwujud keadilan (sila5).(sila5).

Catatan : kuliah ditutup dengan penjelasan tugas untuk pertemuan Catatan : kuliah ditutup dengan penjelasan tugas untuk pertemuan kelima.kelima.

Page 19: Pendidikan Pancasila Edited

PERTEMUAN MINGGU KE VPERTEMUAN MINGGU KE V

Kesatuan sila-sila PancasilaKesatuan sila-sila Pancasila

Kesatuan dan susunan PancasilaKesatuan dan susunan Pancasila

1.1. Kesatuan Pancasila adalah majemuk tunggal, merupakan satu Kesatuan Pancasila adalah majemuk tunggal, merupakan satu kesatuan yang bersifat organis, yaitu terdiri atas bagian-bagian kesatuan yang bersifat organis, yaitu terdiri atas bagian-bagian yang tidak terpisahkan, dalam hal kesatuannya. Masing-masing yang tidak terpisahkan, dalam hal kesatuannya. Masing-masing bagian mempunyai kedudukan dan fungsi tersendiri, yang bagian mempunyai kedudukan dan fungsi tersendiri, yang meskipun berbeda tidak saling bertentangan akan tetapi saling meskipun berbeda tidak saling bertentangan akan tetapi saling melengkapi, bersatu untuk terwujudnya keseluruhan, dan melengkapi, bersatu untuk terwujudnya keseluruhan, dan keseluruhan membina bagian-bagian, maka tidak boleh satu keseluruhan membina bagian-bagian, maka tidak boleh satu silapun ditiadakan, merupakan satu kesatuan keseluruhan.silapun ditiadakan, merupakan satu kesatuan keseluruhan.

2.2. Susunan Pancasila adalah hierarkhis dan mempunyai bentuk Susunan Pancasila adalah hierarkhis dan mempunyai bentuk piramidal.piramidal.

Bentuk piramid dari kesatuan Pancasila adalah bahwa sila yang Bentuk piramid dari kesatuan Pancasila adalah bahwa sila yang pertama dan seterusnya tiap-tiap sila bagi sila berikutnya menjadi pertama dan seterusnya tiap-tiap sila bagi sila berikutnya menjadi dasar dan tiap sila berikutnya itu merupakan penjelmaan atau dasar dan tiap sila berikutnya itu merupakan penjelmaan atau pengkhususan dari sila yang mendahuluinya.pengkhususan dari sila yang mendahuluinya.

Page 20: Pendidikan Pancasila Edited

Sila yang pertama merupakan dasar umum, yaitu dasar yang terbesar Sila yang pertama merupakan dasar umum, yaitu dasar yang terbesar lingkungannya dan sila kelima adalah yang paling khusus, yaitu yang lingkungannya dan sila kelima adalah yang paling khusus, yaitu yang lingkungannya paling khusus atau terbatas. Sila-sila Pancasila dapat lingkungannya paling khusus atau terbatas. Sila-sila Pancasila dapat digambarkan sebagai kesatuan yang berbentuk sebagai suatu digambarkan sebagai kesatuan yang berbentuk sebagai suatu bangunan yang bertingkat, yang tingkatannya makin tinggi semakin bangunan yang bertingkat, yang tingkatannya makin tinggi semakin menjadi kurang luas.menjadi kurang luas.

Susunan Kesatuan Hierarkhis Piramidal Pancasila adalah Kesatuan Susunan Kesatuan Hierarkhis Piramidal Pancasila adalah Kesatuan bertingkat, yaitu tiap sila di muka sila lainnya merupakan basis atau bertingkat, yaitu tiap sila di muka sila lainnya merupakan basis atau pokok pangkalnya, dan setiap sila berikutnya merupakan pokok pangkalnya, dan setiap sila berikutnya merupakan pengkhususan dari sila di mukanya.pengkhususan dari sila di mukanya.

Rumusan Pancasila yang bentuk susunannya hierarkhis piramidal Rumusan Pancasila yang bentuk susunannya hierarkhis piramidal adalah, adalah,

Sila Pertama:Sila Pertama:

Ketuhanan Yang Maha Esa mendasari dan menjiwai sila kemanusiaan Ketuhanan Yang Maha Esa mendasari dan menjiwai sila kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Catatan : kuliah ditutup dengan penjelasan tugas untuk pertemuan Catatan : kuliah ditutup dengan penjelasan tugas untuk pertemuan keenam.keenam.

Page 21: Pendidikan Pancasila Edited

PERTEMUAN MINGGU KE VIPERTEMUAN MINGGU KE VI

Hierarkhi Nilai PancasilaHierarkhi Nilai Pancasila

1. Pengertian Nilai 1. Pengertian Nilai Istilah nilai didalam filsafat dipakai untuk menunjuk kata benda abstrak Istilah nilai didalam filsafat dipakai untuk menunjuk kata benda abstrak

yang yang artinya keberhargaan atau kebaikan. Menilai adalah kata kerja yang artinya keberhargaan atau kebaikan. Menilai adalah kata kerja yang

artinya suatu tindakan kejiwaan tertentu dalam melakukan penilaian. artinya suatu tindakan kejiwaan tertentu dalam melakukan penilaian. Nilai pada hakikatnya merupakan sifat atau kualitas yang melekat pada Nilai pada hakikatnya merupakan sifat atau kualitas yang melekat pada suatu objek.suatu objek.

2.2. Hierarkhi nilaiHierarkhi nilai A. Hierarkhi nilai menurut Max Shceler.A. Hierarkhi nilai menurut Max Shceler. Max Shceler mengelompokkan nilai menurut urutan keluhurannya Max Shceler mengelompokkan nilai menurut urutan keluhurannya

menjadi menjadi empat tingkatan sebagai berikut: empat tingkatan sebagai berikut:

1.) Nilai-nilai kenikmatan. Tingkatan nilai ini terdiri dari nilai-nilai yang 1.) Nilai-nilai kenikmatan. Tingkatan nilai ini terdiri dari nilai-nilai yang

menimbulkan rasa enak jasmaniah, sehingga menyebabkan orang menimbulkan rasa enak jasmaniah, sehingga menyebabkan orang menjadi senang. menjadi senang.

2.) Nilai-nilai kehidupan. Tingkatan nilai ini terdiri dari nilai-nilai yang 2.) Nilai-nilai kehidupan. Tingkatan nilai ini terdiri dari nilai-nilai yang penting bagi kehidupan baik sebagai pribadi maupun warga hidup penting bagi kehidupan baik sebagai pribadi maupun warga hidup bermasyarakat, yaitu berupa kesehatan, kebugaran jasmani, dan bermasyarakat, yaitu berupa kesehatan, kebugaran jasmani, dan kesejahteraan umum. kesejahteraan umum.

Page 22: Pendidikan Pancasila Edited

3.) Nilai-nilai kejiwaan. Tingkatan nilai ini terdiri nilai-nilai kejiwaan yang 3.) Nilai-nilai kejiwaan. Tingkatan nilai ini terdiri nilai-nilai kejiwaan yang sama sekali tidak tergantung dari keadaan jasmani maupun sama sekali tidak tergantung dari keadaan jasmani maupun lingkungan, lingkungan, yaitu keindahan, kebenaran, kebaikan, dan kenyataan mutlak. yaitu keindahan, kebenaran, kebaikan, dan kenyataan mutlak.

4.) Nilai-nilai kerohanian. Tingkatan nilai ini terdiri dari nilai-nilai 4.) Nilai-nilai kerohanian. Tingkatan nilai ini terdiri dari nilai-nilai keyakinan keyakinan

religius. Nilai-nilai kerohanian ini terutama terdiri dari nilai-nilai religius. Nilai-nilai kerohanian ini terutama terdiri dari nilai-nilai keyakinan pribadi. keyakinan pribadi.

B. Hierakhi nilai menurut Notonagoro, yaitu:B. Hierakhi nilai menurut Notonagoro, yaitu:

1.) Nilai material yaitu segala sesuatu yang berguna bagi kehidupan 1.) Nilai material yaitu segala sesuatu yang berguna bagi kehidupan jasmani jasmani manusia atau kebutuhan jasmani manusia. manusia atau kebutuhan jasmani manusia.

2.) Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk 2.) Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat dapat mengadakan kegiatan atau aktifitas. mengadakan kegiatan atau aktifitas.

3.) Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani 3.) Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia. manusia. Nilai kerohanian ini terdiri dari 4 macam, yaitu nilai kebenaran, nilai Nilai kerohanian ini terdiri dari 4 macam, yaitu nilai kebenaran, nilai keindahan, nilai kebaikan, dan nilai religius. keindahan, nilai kebaikan, dan nilai religius.

Page 23: Pendidikan Pancasila Edited

Hierarkhi Nilai dalam BernegaraHierarkhi Nilai dalam Bernegara

Tatanan nilai dalam kehidupan bernegara dibedakan tiga tingkatan yaitu,Tatanan nilai dalam kehidupan bernegara dibedakan tiga tingkatan yaitu,1.1. Nilai dasar, adalah asas-asas yang diterima sebagai hal yang luhur dan Nilai dasar, adalah asas-asas yang diterima sebagai hal yang luhur dan

tidak dipersoalkan kebenarannya. Filsafat dan ideologi termasuk dalam tidak dipersoalkan kebenarannya. Filsafat dan ideologi termasuk dalam tataran nilai dasar. Filsafat merupakan hasil pemikiran yang paling tinggi tataran nilai dasar. Filsafat merupakan hasil pemikiran yang paling tinggi dalam upaya mencari kebenaran yang paling dasar. Ideologi berada di dalam upaya mencari kebenaran yang paling dasar. Ideologi berada di tingkat yang lebih rendah dari Filsafat. Filsafat didorong oleh kecintaan tingkat yang lebih rendah dari Filsafat. Filsafat didorong oleh kecintaan kepada kebenaran dan sepenuhnya objektif, sedangkan ideologi didorong kepada kebenaran dan sepenuhnya objektif, sedangkan ideologi didorong oleh tekad untuk mengubah keadaan yang tidak diinginkan kepada suatu oleh tekad untuk mengubah keadaan yang tidak diinginkan kepada suatu tujuan yang ingin dicapai.tujuan yang ingin dicapai.

2.2. Nilai instrumental, adalah pelaksanaan umum dari nilai dasar, biasanya Nilai instrumental, adalah pelaksanaan umum dari nilai dasar, biasanya berujud norma sosial atau norma hukum bagi masyarakat atau lembaga berujud norma sosial atau norma hukum bagi masyarakat atau lembaga Negara. Nilai instrumental bersifat dinamik dan kontekstual, yaitu sesuai Negara. Nilai instrumental bersifat dinamik dan kontekstual, yaitu sesuai dengan kebutuhan jaman, dan tempat tertentu. Nilai instrumental dengan kebutuhan jaman, dan tempat tertentu. Nilai instrumental merupakan tafsir dari nilai dasar yang umum. merupakan tafsir dari nilai dasar yang umum.

3.3. Nilai praksis, adalah asas-asas yang sesungguhnya dilaksanakan dalam Nilai praksis, adalah asas-asas yang sesungguhnya dilaksanakan dalam kenyataan hidup. Nilai praksis ini dapat dijadikan ukuran apakah nilai kenyataan hidup. Nilai praksis ini dapat dijadikan ukuran apakah nilai dasar dan nilai instrumen sungguh-sungguh hidup dan ditaati oleh warga dasar dan nilai instrumen sungguh-sungguh hidup dan ditaati oleh warga masyarakat. Strategi termasuk dalam tataran nilai praksis. Strategi adalah masyarakat. Strategi termasuk dalam tataran nilai praksis. Strategi adalah upaya berencana yang ditetapkan guna mewujudkan tujuan yang upaya berencana yang ditetapkan guna mewujudkan tujuan yang ditetapkan oleh ideologi.ditetapkan oleh ideologi.

Catatan : kuliah ditutup dengan penjelasan tentang ujian tengah smester dan Catatan : kuliah ditutup dengan penjelasan tentang ujian tengah smester dan penyusunan makalah untuk diskusi. penyusunan makalah untuk diskusi.

Page 24: Pendidikan Pancasila Edited

PERTEMUAN MINGGU KE VIIPERTEMUAN MINGGU KE VII

Hubungan Kesesuaian Nilai-nilai Pancasila dengan Negara RIHubungan Kesesuaian Nilai-nilai Pancasila dengan Negara RI

Pengertian kesesuaian.Pengertian kesesuaian.

Kesesuaian menyatakan adanya dua hal dan bahwa diantara dua hal itu Kesesuaian menyatakan adanya dua hal dan bahwa diantara dua hal itu ada ada hubungan. hubungan.

Hubungan ini adalah suatu perbandingan. Dua hal itu adalah pada satu Hubungan ini adalah suatu perbandingan. Dua hal itu adalah pada satu pihak pihak Negara dan pada pihak lain Tuhan, manusia, satu, rakyat dan adil. Kalau Negara dan pada pihak lain Tuhan, manusia, satu, rakyat dan adil. Kalau diantara dua hal diadakan perbandingan, maka hasilnya dapat mulai dari diantara dua hal diadakan perbandingan, maka hasilnya dapat mulai dari sama sampai tidak sama. Kesesuaian tergolong dalam yang tidak sama, sama sampai tidak sama. Kesesuaian tergolong dalam yang tidak sama, adapun tidak sama itu ada perinciannya, yaitu dapat sama sekali tidak adapun tidak sama itu ada perinciannya, yaitu dapat sama sekali tidak sama, sama, dalam arti berlainan atau berbeda tetapi dapat juga dalam arti dalam arti berlainan atau berbeda tetapi dapat juga dalam arti bertentangan. bertentangan. Kesesuaian tidak mengandung arti berlainan sama sekali dan Kesesuaian tidak mengandung arti berlainan sama sekali dan bertentangan, bertentangan, tetapi mengandung arti bahwa meskipun tidak sama ada unsur kesamaan tetapi mengandung arti bahwa meskipun tidak sama ada unsur kesamaan antara dua hal yang diperbandingkan. Letak kesesuain itu adalah antara antara dua hal yang diperbandingkan. Letak kesesuain itu adalah antara sama dan berlainan sama sekali atau bertentangan. sama dan berlainan sama sekali atau bertentangan.

Page 25: Pendidikan Pancasila Edited

Unsur-unsur hubungan:Unsur-unsur hubungan:

1. Subjek relasi: bahwa yang menjadi subjeknya adalah hal yang 1. Subjek relasi: bahwa yang menjadi subjeknya adalah hal yang dibandingkan dengan lain hal. dibandingkan dengan lain hal.

2. Pangkal hubungan atau pangkal banding yaitu hal yang dengan 2. Pangkal hubungan atau pangkal banding yaitu hal yang dengan hal yang hal yang lain (subjek) dihubungkan atau dibandingkan. lain (subjek) dihubungkan atau dibandingkan.

3. Alasan pertalian atau hubungan.3. Alasan pertalian atau hubungan.

Alasan atau asas hubungan dapat dibedakan tiga macam:Alasan atau asas hubungan dapat dibedakan tiga macam:

1. Asas hubungan yang berupa sifat.1. Asas hubungan yang berupa sifat.

2. Asas hubungan yang berupa bentuk, luas, dan berat.2. Asas hubungan yang berupa bentuk, luas, dan berat.

3. Asas hubungan yang berupa sebab dan akibat.3. Asas hubungan yang berupa sebab dan akibat.

Pengertian SebabPengertian Sebab

Pada dasarnya sebab adalah suatu pengertian yang merupakan Pada dasarnya sebab adalah suatu pengertian yang merupakan hasil abstraksi yaitu abstraksi dari pengalaman, maka mempunyai hasil abstraksi yaitu abstraksi dari pengalaman, maka mempunyai realitas yang objektif. Sebab adalah suatu asas darimana datang realitas yang objektif. Sebab adalah suatu asas darimana datang atau terjelma suatu pengaruh yang riil dan yang positif, yang atau terjelma suatu pengaruh yang riil dan yang positif, yang menimbulkan suatu hal yang baru atau perubahan; sehingga menimbulkan suatu hal yang baru atau perubahan; sehingga terjadinya hal baru atau perubahan tentu mempunyai sebab.terjadinya hal baru atau perubahan tentu mempunyai sebab.

Page 26: Pendidikan Pancasila Edited

Hubungan Kesesuaian antara nilai-nilai sila-sila Pancasila Hubungan Kesesuaian antara nilai-nilai sila-sila Pancasila dengan Negaradengan Negara

Nilai-nilai Pancasila sebagai sebabNilai-nilai Pancasila sebagai sebab

ke-Tuhan-anke-Tuhan-an

ke-manusia-an ke-manusia-an

per-satu-an per-satu-an

ke-rakyat-anke-rakyat-an

ke-adil-anke-adil-an

Negara

sebagai akibat

Page 27: Pendidikan Pancasila Edited

Hubungan kesesuaian sila-sila Pancasila dengan Negara.Hubungan kesesuaian sila-sila Pancasila dengan Negara.

1.1. Hubungan Tuhan dengan Negara.Hubungan Tuhan dengan Negara.

Negara hakikatnya adalah lembaga kemanusiaan yang disusun oleh Negara hakikatnya adalah lembaga kemanusiaan yang disusun oleh manusia. Manusia berasal dari Tuhan sebagai Causa Prima dan asal manusia. Manusia berasal dari Tuhan sebagai Causa Prima dan asal segala sesuatu yang ada di jagat raya termasuk manusia. Negara segala sesuatu yang ada di jagat raya termasuk manusia. Negara dengan Tuhan terdapat hubungan sebab akibat yang tidak langsung dengan Tuhan terdapat hubungan sebab akibat yang tidak langsung yaitu melalui manusia.yaitu melalui manusia.

TuhanTuhan

||

ManusiaManusia

||

Negara --- sebagai akibatNegara --- sebagai akibat

2.2. Hubungan manusia dengan negara.Hubungan manusia dengan negara.

Dalam kaitannya dengan negara, hubungan antara negara dengan Dalam kaitannya dengan negara, hubungan antara negara dengan manusia mempunyai hubungan yang langsung, karena negara pada manusia mempunyai hubungan yang langsung, karena negara pada hakikatnya merupakan suatu lembaga kemanusiaan dan lembaga hakikatnya merupakan suatu lembaga kemanusiaan dan lembaga kemasyarakatan yang anggotanya terdiri dari manusia. Jadi, pada kemasyarakatan yang anggotanya terdiri dari manusia. Jadi, pada hakikatnya pendukung pokok suatu negara adalah manusia.hakikatnya pendukung pokok suatu negara adalah manusia.

Page 28: Pendidikan Pancasila Edited

3.3. Hubungan satu dengan negara.Hubungan satu dengan negara.Secara tidak langsung terdapat hubungan antara negara dengan satu, Secara tidak langsung terdapat hubungan antara negara dengan satu, karena bangsa adalah bersatunya para warga. Penjelmaan satu, yaitu karena bangsa adalah bersatunya para warga. Penjelmaan satu, yaitu kesatuan rakyat merupakan pendukung timbulnya negara.kesatuan rakyat merupakan pendukung timbulnya negara.

4.4. Hubungan Rakyat dengan negara.Hubungan Rakyat dengan negara.Negara Indonesia tersimpul dengan jelas yaitu berasal dari rakyat Negara Indonesia tersimpul dengan jelas yaitu berasal dari rakyat yang maknanya terkandung dalam asas kedaulatan rakyat.yang maknanya terkandung dalam asas kedaulatan rakyat.

5.5. Hubungan adil dengan negara.Hubungan adil dengan negara.Hubungan ini memiliki hubungan sebab akibat yang tidak langsung. Hubungan ini memiliki hubungan sebab akibat yang tidak langsung. Nilai-nilai yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945 mengandung Nilai-nilai yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945 mengandung makna bahwa “Kemerdekaan adalah hak segala bangsa, dan makna bahwa “Kemerdekaan adalah hak segala bangsa, dan penjajahan adalah tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan penjajahan adalah tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Bagi bangsa Indonesia terwujudnya negara Indonesia perikeadilan. Bagi bangsa Indonesia terwujudnya negara Indonesia adalah realisasi keadilan, jadi sebagai akibat nilai adil.adalah realisasi keadilan, jadi sebagai akibat nilai adil.

Jadi hubungan antara Negara dengan landasan sila-sila Pancasila Jadi hubungan antara Negara dengan landasan sila-sila Pancasila adalah bersifat mutlak, karena unsur-unsur Pancasila telah ada sejak adalah bersifat mutlak, karena unsur-unsur Pancasila telah ada sejak bangsa Indonesia ada. Merupakan satu keharusan bagi negara RI bangsa Indonesia ada. Merupakan satu keharusan bagi negara RI senantiasa sesuai dengan hakikat Tuhan, manusia, satu, rakyat, dan senantiasa sesuai dengan hakikat Tuhan, manusia, satu, rakyat, dan adil. Hubungan sebab akibat ini ibarat hubungan benih pohon dengan adil. Hubungan sebab akibat ini ibarat hubungan benih pohon dengan pohonnya.pohonnya.

Page 29: Pendidikan Pancasila Edited

PERTEMUAN MINGGU KE VIIIPERTEMUAN MINGGU KE VIII

Isi arti PancasilaIsi arti Pancasila

1. Isi arti yang abstrak umum universal.1. Isi arti yang abstrak umum universal.

Isi arti Pancasila yang bersifat abstrak umum universal adalah Isi arti Pancasila yang bersifat abstrak umum universal adalah merupakan prinsip dasar bagi setiap pelaksanaan dan merupakan prinsip dasar bagi setiap pelaksanaan dan penyelenggaraan negara. Isi arti Pancasila yang abstrak umum penyelenggaraan negara. Isi arti Pancasila yang abstrak umum universal ini merupakan sumber segala nilai, norma maupun sifat-universal ini merupakan sumber segala nilai, norma maupun sifat-sifat yang menyangkut segala hal dalam pelaksanaan dan sifat yang menyangkut segala hal dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan negara.penyelenggaraan negara.

2. Isi arti yang umum kolektif. 2. Isi arti yang umum kolektif.

Isi arti Pancasila yang umum kolektif merupakan pedoman pokok, Isi arti Pancasila yang umum kolektif merupakan pedoman pokok, secara umum kolektif untuk semua warga Bangsa dan Negara secara umum kolektif untuk semua warga Bangsa dan Negara Indonesia.Indonesia.

3. Isi arti Pancasila yang khusus kongkrit.3. Isi arti Pancasila yang khusus kongkrit.

Isi arti Pancasila yang khusus kongkrit ini merupakan pelaksaan Isi arti Pancasila yang khusus kongkrit ini merupakan pelaksaan Pancasila dasar falsafah negara yang diterapkan dalam kehidupan Pancasila dasar falsafah negara yang diterapkan dalam kehidupan nyata.nyata.

Page 30: Pendidikan Pancasila Edited

Isi arti sila Ketuhanan yang Maha EsaIsi arti sila Ketuhanan yang Maha Esa

Sifat-sifat dan keadaan-keadaan di dalam negara harus sesuai Sifat-sifat dan keadaan-keadaan di dalam negara harus sesuai dengan hakikat Tuhan sebagai sebab yang pertama dari segala dengan hakikat Tuhan sebagai sebab yang pertama dari segala sesuatu atau Causa Prima, yang selama-lamanya ada atau abadi, sesuatu atau Causa Prima, yang selama-lamanya ada atau abadi, adanya merupakan keharusan, dalam arti mutlak, ada yang mutlak, adanya merupakan keharusan, dalam arti mutlak, ada yang mutlak, yang hanya ada satu merupakan asal mula segala sesuatu, dariNya yang hanya ada satu merupakan asal mula segala sesuatu, dariNya tergantung segala sesuatu, jadi sempurna dan kuasa, tidak tergantung segala sesuatu, jadi sempurna dan kuasa, tidak berubah, tidak terbatas, serta pengatur tata tertib alam, maka wajib berubah, tidak terbatas, serta pengatur tata tertib alam, maka wajib ditaklimi dan ditaati.ditaklimi dan ditaati.

Istilah sesuai adalah hubungan yang mempunyai sifat keharusan Istilah sesuai adalah hubungan yang mempunyai sifat keharusan mutlak antara negara Indonesia sebagai akibat dan Tuhan sebagai mutlak antara negara Indonesia sebagai akibat dan Tuhan sebagai sebab.sebab.

Di negara Indonesia tidak boleh ada pertentangan dalam hal Di negara Indonesia tidak boleh ada pertentangan dalam hal Ketuhanan, tidak boleh ada sikap, dan perbuatan anti Ketuhanan, Ketuhanan, tidak boleh ada sikap, dan perbuatan anti Ketuhanan, anti keagamaan. Pengertian kata Tuhan secara tersirat juga anti keagamaan. Pengertian kata Tuhan secara tersirat juga terkandung adanya larangan untuk menjadi seotang atheis, yaitu terkandung adanya larangan untuk menjadi seotang atheis, yaitu orang yang tidak mengakui adanya Tuhan.orang yang tidak mengakui adanya Tuhan.

Sila Ketuhanan Yang Maha Esa diamalkan berdasarkan Pembukaan Sila Ketuhanan Yang Maha Esa diamalkan berdasarkan Pembukaan UUD. 1945 alinea III dan IV, serta pasal 29 UUD. 1945.UUD. 1945 alinea III dan IV, serta pasal 29 UUD. 1945.

Page 31: Pendidikan Pancasila Edited

Bukti-bukti adanya TuhanBukti-bukti adanya Tuhan

1.1. Pembuktian dari segi ontologiPembuktian dari segi ontologi

Tuhan adalah sesuatu (yang ada) yang sempurna. Sesuatu yang Tuhan adalah sesuatu (yang ada) yang sempurna. Sesuatu yang sempurna dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang mempunyai sempurna dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang mempunyai segala sifat (positif) yang ada. Ada adalah suatu sifat. Ada segala sifat (positif) yang ada. Ada adalah suatu sifat. Ada merupakan suatu sifat yang dipunyai oleh objek-objek yang berjenis merupakan suatu sifat yang dipunyai oleh objek-objek yang berjenis tertentu, yaitu objek-objek yang ada (nyata). Jadi, sesuatu (yang tertentu, yaitu objek-objek yang ada (nyata). Jadi, sesuatu (yang ada) yang sempurna mempunyai sifat ada (nyata).ada) yang sempurna mempunyai sifat ada (nyata).

2.2. Pembuktian dari segi kosmologiPembuktian dari segi kosmologi

Segala sesuatu yang terjadi pasti mempunyai suatu sebab. Apa Segala sesuatu yang terjadi pasti mempunyai suatu sebab. Apa yang sekarang ada dan yang sebelumnya tidak ada, tentu yang sekarang ada dan yang sebelumnya tidak ada, tentu mempunyai sebab, yang dirinya sendiri tentu juga mempunyai mempunyai sebab, yang dirinya sendiri tentu juga mempunyai sebab, dan begitulah seterusnya. Apabila rangkaian sebab akibat ini sebab, dan begitulah seterusnya. Apabila rangkaian sebab akibat ini berlangsung terus secara tidak berhinga, setiap sebab akan menjadi berlangsung terus secara tidak berhinga, setiap sebab akan menjadi suatu akibat berarti tak ada sebab (terakhir di dunia). Jika demikian, suatu akibat berarti tak ada sebab (terakhir di dunia). Jika demikian, keadaan yang ada dewasa ini tidak dapat dijelaskan dan diliputi keadaan yang ada dewasa ini tidak dapat dijelaskan dan diliputi oleh tabir rahasia. Karena itu sudah tentu ada suatu sebab pertama, oleh tabir rahasia. Karena itu sudah tentu ada suatu sebab pertama, yang dirinya sendiri tidak disebabkan oleh sesuatu yang lain.yang dirinya sendiri tidak disebabkan oleh sesuatu yang lain.

Page 32: Pendidikan Pancasila Edited

PERTEMUAN MINGGU KE IXPERTEMUAN MINGGU KE IX

Isi arti sila Kemanusiaan yang adil dan beradabIsi arti sila Kemanusiaan yang adil dan beradab

Sifat-sifat dan keadaan-keadaan di dalam negara harus sesuai dengan hakikatSifat-sifat dan keadaan-keadaan di dalam negara harus sesuai dengan hakikat

manusia. manusia.

Manusia hakikatnya adalah makhluk hidup tersusun dari banyak unsur yang Manusia hakikatnya adalah makhluk hidup tersusun dari banyak unsur yang menjadi satu kesatuan. Secara sistematik unsur-unsur hakikat manusia menjadi satu kesatuan. Secara sistematik unsur-unsur hakikat manusia adalah:adalah:

1. Susunan kodrat terdiri dari unsur badan dan jiwa sebagai kesatuan yang 1. Susunan kodrat terdiri dari unsur badan dan jiwa sebagai kesatuan yang

disebut kesatuan monodualis. disebut kesatuan monodualis.

a. Badan tersusun atas unsur-unsur benda mati, tumbuhan dan a. Badan tersusun atas unsur-unsur benda mati, tumbuhan dan hewani.hewani.

b. Jiwa memiliki sumber-sumber kemampuan yaitu akal, kehendak, b. Jiwa memiliki sumber-sumber kemampuan yaitu akal, kehendak, dan dan rasa. rasa.

2. Sifat kodrat terdiri dari unsur-unsur sifat perseorangan dan sifat makhluk 2. Sifat kodrat terdiri dari unsur-unsur sifat perseorangan dan sifat makhluk sosial dalam kesatuan disebut kesatuan monodualis. sosial dalam kesatuan disebut kesatuan monodualis.

Page 33: Pendidikan Pancasila Edited

3. Kedudukan kodrat manusia terdiri dari unsur-unsur kedudukan 3. Kedudukan kodrat manusia terdiri dari unsur-unsur kedudukan sebagai makhluk bebas dan kedudukan sebagai makhluk Tuhan sebagai makhluk bebas dan kedudukan sebagai makhluk Tuhan dalam kesatuan disebut kesatuan monodualis.dalam kesatuan disebut kesatuan monodualis.

Jadi hakikat manusia adalah makhluk monopluralis yang tersusun atas Jadi hakikat manusia adalah makhluk monopluralis yang tersusun atas tiga pasangan kesatuan monodualis tersebut.tiga pasangan kesatuan monodualis tersebut.

Perwujudan konsep manusia sebagai makhluk monopluralis sebagai Perwujudan konsep manusia sebagai makhluk monopluralis sebagai pedoman hidup sehari-hari disebut pedoman empat tabiat (watak) pedoman hidup sehari-hari disebut pedoman empat tabiat (watak) saleh atau susila yaitu:saleh atau susila yaitu:

•• Kebijaksanaan atau keberadaban, yaitu berbudaya luhur. Perbuatan Kebijaksanaan atau keberadaban, yaitu berbudaya luhur. Perbuatan didasarkan atas keputusan akal (tertuju pada kebenaran), didorong didasarkan atas keputusan akal (tertuju pada kebenaran), didorong oleh karsa (tertuju pada kebaikan), dan sesuai dengan pertimbangan oleh karsa (tertuju pada kebaikan), dan sesuai dengan pertimbangan rasa (tertuju pada keindahan kejiwaan).rasa (tertuju pada keindahan kejiwaan).

•• Keadilan adalah memenuhi sebagai wajib semua hak-hak hidup yang Keadilan adalah memenuhi sebagai wajib semua hak-hak hidup yang tertuju pada diri sendiri, sesama, dan pada Tuhan.tertuju pada diri sendiri, sesama, dan pada Tuhan.

•• Kesederhanaan adalah kemampuan mengendalikan diri dari Kesederhanaan adalah kemampuan mengendalikan diri dari kenikmatan.kenikmatan.

•• Keteguhan adalah kemampuan mengendalikan diri dari kesusahan.Keteguhan adalah kemampuan mengendalikan diri dari kesusahan.

Jadi, Kemanusiaan Yang adil dan beradab adalah kesadaran, sikap, dan Jadi, Kemanusiaan Yang adil dan beradab adalah kesadaran, sikap, dan perbuatan yang didasarkan pada potensi budi nurani dalam perbuatan yang didasarkan pada potensi budi nurani dalam hubungan dengan norma-norma dan nilai-nilai kebudayaan hubungan dengan norma-norma dan nilai-nilai kebudayaan umumnya.umumnya.

Sila kedua ini diamalkan berdasarkan Pembukaan UUD. 1945 alinea I Sila kedua ini diamalkan berdasarkan Pembukaan UUD. 1945 alinea I dan pasal-pasal 27, 28, 29, 30, dan 31 UUD. 1945.dan pasal-pasal 27, 28, 29, 30, dan 31 UUD. 1945.

Page 34: Pendidikan Pancasila Edited

Isi arti sila Persatuan Indonesia Isi arti sila Persatuan Indonesia

1. Sifat-sifat dan keadaan negara harus sesuai dengan hakikat satu:1. Sifat-sifat dan keadaan negara harus sesuai dengan hakikat satu:

a. Mutlak utuh tidak terbagi terpisah dari segala sesuatu yang lain.a. Mutlak utuh tidak terbagi terpisah dari segala sesuatu yang lain.

b. Satu merupakan sifat mutlak dari setiap hal yang ada, yang b. Satu merupakan sifat mutlak dari setiap hal yang ada, yang merupakan merupakan pribadi atau barang sesuatu yang mempunyai bangun bentuk pribadi atau barang sesuatu yang mempunyai bangun bentuk tersendiri, tersendiri, sifat-sifat dan keadaan tersendiri, sehingga menjadikan hal yang sifat-sifat dan keadaan tersendiri, sehingga menjadikan hal yang bersangkutan terpisah dari yang lain. bersangkutan terpisah dari yang lain.

c. Mutlak terpisah adalah mengambil atau mempunyai tempat tersendiri c. Mutlak terpisah adalah mengambil atau mempunyai tempat tersendiri di di dalam ruang. dalam ruang.

2.2. Bangsa Indonesia adalah rakyat Indoensia sebagai keseluruhan Bangsa Indonesia adalah rakyat Indoensia sebagai keseluruhan penjumlah semua orang Indonesia, mempunyai tempat tersendiri penjumlah semua orang Indonesia, mempunyai tempat tersendiri terpisah dari manusia yang lain, terpisah dari semua manusia di bagian terpisah dari manusia yang lain, terpisah dari semua manusia di bagian bumi lainnya, sehingga mempunyai sifat kesatuan sebagai sifat yang bumi lainnya, sehingga mempunyai sifat kesatuan sebagai sifat yang mutlak.mutlak.

Persatuan Indonesia mengandung pokok pikiran:Persatuan Indonesia mengandung pokok pikiran:

1).1). Bhinneka Tunggal IkaBhinneka Tunggal Ika

Semboyan ini memberi arah dalam rangka membina persatuan bangsa Semboyan ini memberi arah dalam rangka membina persatuan bangsa Indonesia yang terdiri atas pelbagai macam suku bangsa.Indonesia yang terdiri atas pelbagai macam suku bangsa.

Page 35: Pendidikan Pancasila Edited

2).2). Persatuan BangsaPersatuan BangsaPembinaan persatuan harus dilakukan atas dasar kesadaran akan Pembinaan persatuan harus dilakukan atas dasar kesadaran akan adanya persamaan nasib, persamaan kepentingan.adanya persamaan nasib, persamaan kepentingan.

3).3). NasionalismeNasionalismeNasionalisme Indonesia adalah nasionalisme yang menghargai Nasionalisme Indonesia adalah nasionalisme yang menghargai bangsa lain seperti juga apa yang dirasakannya mengenai dirinya bangsa lain seperti juga apa yang dirasakannya mengenai dirinya sendiri.sendiri.

Perbedaan-perbedaan dan pertentangan di dalam bangsa dan Perbedaan-perbedaan dan pertentangan di dalam bangsa dan negara Indonesianegara Indonesia

Perbedaan-perbedaan dan pertentangan merupakan hal yang biasa, Perbedaan-perbedaan dan pertentangan merupakan hal yang biasa, dengan kebijaksanaan dan pelaksanaan nilai-nilai hidup ialah dengan kebijaksanaan dan pelaksanaan nilai-nilai hidup ialah kenyataan kebenaran, kebaikan, dan keindahan kejiwaan dapat kenyataan kebenaran, kebaikan, dan keindahan kejiwaan dapat dijadikan bekal dinamika bagi perkembangan hidup kebangsaan, dijadikan bekal dinamika bagi perkembangan hidup kebangsaan, kenegaraan, dan kemanusiaan. kenegaraan, dan kemanusiaan. Persatuan dan kesatuan bangsa harus dipelihara, dihidup-hidupkan, Persatuan dan kesatuan bangsa harus dipelihara, dihidup-hidupkan, dan diperkembangkan dalam arti agar perbedaan-perbedaan yang dan diperkembangkan dalam arti agar perbedaan-perbedaan yang mempunyai saling daya tarik atau tidak bertentangan agar saling mempunyai saling daya tarik atau tidak bertentangan agar saling melengkapi untuk memperkaya kehidupan. Lebih lanjut perbedaan-melengkapi untuk memperkaya kehidupan. Lebih lanjut perbedaan-perbedaan yang menimbulkan pertentangan agar dipersatukan perbedaan yang menimbulkan pertentangan agar dipersatukan dalam suatu sintesa.dalam suatu sintesa.

Sila ketiga ini diamalkan berdasarkan Pembukaan UUD. 1945 alinea II Sila ketiga ini diamalkan berdasarkan Pembukaan UUD. 1945 alinea II dan pasal-pasal 1, 30, 32, 35, dan 36 UUD. 1945.dan pasal-pasal 1, 30, 32, 35, dan 36 UUD. 1945.

Page 36: Pendidikan Pancasila Edited

PERTEMUAN MINGGU KE XPERTEMUAN MINGGU KE X

Isi arti sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam Isi arti sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan.permusyawaratan / perwakilan.

1. Sifat-sifat dan keadaan negara harus sesuai dengan hakikat rakyat, 1. Sifat-sifat dan keadaan negara harus sesuai dengan hakikat rakyat, yaitu keseluruhan penjumlah semua orang warga dalam lingkungan yaitu keseluruhan penjumlah semua orang warga dalam lingkungan daerah atau lingkungan tertentu.daerah atau lingkungan tertentu.

2. Istilah kerakyatan mengandung cita-cita kefilsafatan, bahwa negara 2. Istilah kerakyatan mengandung cita-cita kefilsafatan, bahwa negara dan segala sifat dan keadaan negara adalah untuk keperluan dan segala sifat dan keadaan negara adalah untuk keperluan seluruh rakyat, yang mengandung pengertian demokrasi dalam arti seluruh rakyat, yang mengandung pengertian demokrasi dalam arti cita-cita kefilsafatan yaitu demokrasi politik dan demokrasi sosial cita-cita kefilsafatan yaitu demokrasi politik dan demokrasi sosial ekonomi.ekonomi.

3. Demokrasi politik untuk mewujudkan persamaan dalam lapangan 3. Demokrasi politik untuk mewujudkan persamaan dalam lapangan politik dan demokrasi sosial ekonomi adalah untuk mengadakan politik dan demokrasi sosial ekonomi adalah untuk mengadakan persamaan dalam lapangan kemasyarakatan dan ekonomi untuk persamaan dalam lapangan kemasyarakatan dan ekonomi untuk mewujudkan kesejahteraan bersama dengan demokrasi politik mewujudkan kesejahteraan bersama dengan demokrasi politik sebagai dasar syaratnya.sebagai dasar syaratnya.

Page 37: Pendidikan Pancasila Edited

4. Hikmat kebijaksanaan berarti penggunaan pikiran dengan 4. Hikmat kebijaksanaan berarti penggunaan pikiran dengan selalu mempertimbangkan persatuan-kesatuan bangsa serta selalu mempertimbangkan persatuan-kesatuan bangsa serta kepentingan rakyat.kepentingan rakyat.

5. Permusyawaratan berarti suatu tata cara khas Indonesia 5. Permusyawaratan berarti suatu tata cara khas Indonesia untuk merumuskan dan memutuskan sesuatu hal berdasarkan untuk merumuskan dan memutuskan sesuatu hal berdasarkan kehendak rakyat dengan lebih mengutamakan mufakat. kehendak rakyat dengan lebih mengutamakan mufakat.

6. Perwakilan berarti suatu sistem atau tata cara 6. Perwakilan berarti suatu sistem atau tata cara mengusahakan turut sertanya rakyat mengambil bagian mengusahakan turut sertanya rakyat mengambil bagian dalam kehidupan bernegara melalui badan-badan perwakilan. dalam kehidupan bernegara melalui badan-badan perwakilan.

Sila keempat ini diamalkan berdasarkan Pembukaan UUD. 1945 Sila keempat ini diamalkan berdasarkan Pembukaan UUD. 1945 alinea IV dan pasal-pasal 1, 2, 3, 28, 37 UUD. 1945.alinea IV dan pasal-pasal 1, 2, 3, 28, 37 UUD. 1945.

Perbedaan Demokrasi Pancasila dengan Demokrasi Liberal Perbedaan Demokrasi Pancasila dengan Demokrasi Liberal

Perbedaan mendasar yaitu demokrasi liberal bersumber pada sifat Perbedaan mendasar yaitu demokrasi liberal bersumber pada sifat kodrat individulaistik, sedangkan Pancasila bersumber pada sifat kodrat individulaistik, sedangkan Pancasila bersumber pada sifat kodrat integralistik-monodualistik. Demokrasi Pancasila kodrat integralistik-monodualistik. Demokrasi Pancasila memungkinkan setiap warga memiliki fungsi dan peranan untuk memungkinkan setiap warga memiliki fungsi dan peranan untuk menjaga, membangun kehidupan bersama, dan sekaligus memiliki menjaga, membangun kehidupan bersama, dan sekaligus memiliki peluang dan kebebasan untuk mengembangkan dirinya masing-peluang dan kebebasan untuk mengembangkan dirinya masing-masing. Kepentingan warga sebagai perseorangan berjalan serasi masing. Kepentingan warga sebagai perseorangan berjalan serasi dengan kepentingan bersama (kemasyarakatan). Demokrasi Pancasila dengan kepentingan bersama (kemasyarakatan). Demokrasi Pancasila tidak hanya terbatas pada bidang politik, tetapi termasuk juga bidang tidak hanya terbatas pada bidang politik, tetapi termasuk juga bidang sosial dan ekonomi. Demokrasi liberal hanya memusatkan perhatian sosial dan ekonomi. Demokrasi liberal hanya memusatkan perhatian pada bidang politik. pada bidang politik.

Page 38: Pendidikan Pancasila Edited

Isi Arti Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.Isi Arti Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Sifat-sifat dan keadaan negara Indonesia harus sesuai dengan hakikat Sifat-sifat dan keadaan negara Indonesia harus sesuai dengan hakikat adil, yaitu dipenuhinya sebagai wajib segala sesuatu yang telah adil, yaitu dipenuhinya sebagai wajib segala sesuatu yang telah merupakan sesuatu hak di dalam hubungan hidup; wajib lebih merupakan sesuatu hak di dalam hubungan hidup; wajib lebih diutamakan daripada hak.diutamakan daripada hak.

1. Terkandung hubungan keadilan segitiga 1. Terkandung hubungan keadilan segitiga a. Keadilan distributif, yaitu negara mempunyai wajib memenuhi a. Keadilan distributif, yaitu negara mempunyai wajib memenuhi kebutuhan hidup para warga negara kebutuhan hidup para warga negara b. Keadilan legal , yaitu warga masyarakat, warga negara b. Keadilan legal , yaitu warga masyarakat, warga negara mempunyai mempunyai wajib bertaat dan mengabdi pada negara. wajib bertaat dan mengabdi pada negara. c. Keadilan komutatif, yaitu sesama warga masyarakat, bangsa, c. Keadilan komutatif, yaitu sesama warga masyarakat, bangsa, dan dan negara mempunyai wajib saling menghormati hak-hak hidup negara mempunyai wajib saling menghormati hak-hak hidup masing-masing- masing. masing.

2. Keadilan sosial berarti keadilan yang berlaku dalam kehidupan 2. Keadilan sosial berarti keadilan yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat di segala bidang, baik material maupun spiritual. bermasyarakat di segala bidang, baik material maupun spiritual.

3. Seluruh rakyat Indonesia berarti setiap orang baik yang berdiam di 3. Seluruh rakyat Indonesia berarti setiap orang baik yang berdiam di wilayah wilayah kekuasaan negara RI. maupun warga negara yang berada di negara kekuasaan negara RI. maupun warga negara yang berada di negara lain.lain.

Sila kelima ini diamalkan berdasarkan Pembukaan UUD. 1945 alinea I Sila kelima ini diamalkan berdasarkan Pembukaan UUD. 1945 alinea I dan IV serta pasal-pasal 23, 27, 28, 29, 31, 33, dan 34 UUD.1945. dan IV serta pasal-pasal 23, 27, 28, 29, 31, 33, dan 34 UUD.1945.

Page 39: Pendidikan Pancasila Edited

PERTEMUAN MINGGU KE XIPERTEMUAN MINGGU KE XI

Pelaksanaan PancasilaPelaksanaan Pancasila

Pelaksanaan Pancasila Subjektif dan ObjektifPelaksanaan Pancasila Subjektif dan ObjektifPelaksanaan Pancasila Subjektif yaitu pelaksanaan Pancasila sebagai Pelaksanaan Pancasila Subjektif yaitu pelaksanaan Pancasila sebagai filsafat hidup bangsa dalam kehidupan sehari-hari rakyat dan bangsa filsafat hidup bangsa dalam kehidupan sehari-hari rakyat dan bangsa Indonesia sebagai pedoman hidup. Indonesia sebagai pedoman hidup. Pelaksanaan Pancasila Objektif yaitu Pelaksanaan Pancasila sebagai Pelaksanaan Pancasila Objektif yaitu Pelaksanaan Pancasila sebagai dasar falsafah negara di dalam peraturan-peraturan resmi dasar falsafah negara di dalam peraturan-peraturan resmi kenegaraan, dipergunakan sebagai sumber hukum dan mendasari kenegaraan, dipergunakan sebagai sumber hukum dan mendasari segenap kebijaksanaan penyelenggaraan kenegaraan.segenap kebijaksanaan penyelenggaraan kenegaraan.

Tingkat-tingkat pelaksanaan Pancasila subjektifTingkat-tingkat pelaksanaan Pancasila subjektif

1. Memiliki pengetahuan dan pengertian tentang Pancasila 1. Memiliki pengetahuan dan pengertian tentang Pancasila 2. Ketaatan:2. Ketaatan: a. Ketaatan hukum. b. Ketaatan etis/susila.a. Ketaatan hukum. b. Ketaatan etis/susila. c. Ketaatan kodrat. d. Ketaatan religius.c. Ketaatan kodrat. d. Ketaatan religius.3. Pemilikan:3. Pemilikan: a. Introspeksi b. kesadarana. Introspeksi b. kesadaran

Page 40: Pendidikan Pancasila Edited

PERTEMUAN MINGGU KE XIIPERTEMUAN MINGGU KE XII

Faedah praktis pengetahuan tentang Pancasila yang abstrak Faedah praktis pengetahuan tentang Pancasila yang abstrak umum universal (Kefilsafatan).umum universal (Kefilsafatan).

Faedah praktis pengetahuan tentang Pancasila yang A.U.U.Faedah praktis pengetahuan tentang Pancasila yang A.U.U.

1. Hakikat manusia dalam sifatnya monodualis, yaitu sifat kodrat manusia 1. Hakikat manusia dalam sifatnya monodualis, yaitu sifat kodrat manusia

sebagai perseorangan dan sebagai makhluk sosial dalam sebagai perseorangan dan sebagai makhluk sosial dalam keseimbangan kesatuan yang harmonis. Di dalam hal hakikat dan sifat, keseimbangan kesatuan yang harmonis. Di dalam hal hakikat dan sifat, tujuan, dan lapangan tugas bekerjanya negara dimungkinkan tujuan, dan lapangan tugas bekerjanya negara dimungkinkan penentuan sikap di antara pelbagai sikap yang ada di seluruh dunia ini penentuan sikap di antara pelbagai sikap yang ada di seluruh dunia ini dengan tegas yang dapat dipertanggung jawabkan pula secara ilmiah. dengan tegas yang dapat dipertanggung jawabkan pula secara ilmiah. Negara Indonesia bukan negara individualis dan bukan pula negara Negara Indonesia bukan negara individualis dan bukan pula negara yang organis atau kolektif, akan tetapi yang mengandung sifat kedua-yang organis atau kolektif, akan tetapi yang mengandung sifat kedua-duanya dalam keseimbangan yang harmonis merupakan negara duanya dalam keseimbangan yang harmonis merupakan negara kekeluargaan atau negara monodualis.kekeluargaan atau negara monodualis.

2. Negara sebagai negara monodualis, warga negara terjamin sifat 2. Negara sebagai negara monodualis, warga negara terjamin sifat monodualisnya sebagai individu dan sebagai makhluk sosial kedua- monodualisnya sebagai individu dan sebagai makhluk sosial kedua-duanya duanya dalam keseimbangan kesatuan yang harmonis. dalam keseimbangan kesatuan yang harmonis.

Page 41: Pendidikan Pancasila Edited

3. Tujuan dan tugas negara tidak didasarkan atas pertentangan 3. Tujuan dan tugas negara tidak didasarkan atas pertentangan kepentingan perseorangan, tidak hanya untuk memelihara kepentingan perseorangan, tidak hanya untuk memelihara ketertiban dan perdamaian, akan tetapi juga untuk menyalurkan ketertiban dan perdamaian, akan tetapi juga untuk menyalurkan kerjasama antara makhluk-makhluk sosial yaitu memelihara dan kerjasama antara makhluk-makhluk sosial yaitu memelihara dan mengembangkan keadilan, kesejahteraan, serta kebahagiaan mengembangkan keadilan, kesejahteraan, serta kebahagiaan kemanusiaan.kemanusiaan.

4. Nasionalisme Indonesia bukanlah nasionalisme yang sempit, yang 4. Nasionalisme Indonesia bukanlah nasionalisme yang sempit, yang chauvinistis, akan tetapi yang mengandung internasionalisme, yang chauvinistis, akan tetapi yang mengandung internasionalisme, yang berperikemanusiaan di antara negara-negara.berperikemanusiaan di antara negara-negara.

5. Asas kemanusiaan dari Pancasila dalam kedudukan yang sederajat 5. Asas kemanusiaan dari Pancasila dalam kedudukan yang sederajat dengan dasar kemanusiaan ideologi-ideologi dunia, ialah bahwa dengan dasar kemanusiaan ideologi-ideologi dunia, ialah bahwa sama dengan ideologi-ideologi dunia yang telah ada. Pancasila sama dengan ideologi-ideologi dunia yang telah ada. Pancasila mempunyai dasar kemanusiaan yang universal.mempunyai dasar kemanusiaan yang universal.

6. Terkandung pengakuan tentang adanya hukum Tuhan, hukum 6. Terkandung pengakuan tentang adanya hukum Tuhan, hukum kodrat, dan hukum etis.kodrat, dan hukum etis.

Page 42: Pendidikan Pancasila Edited

PERTEMUAN MINGGU KE XIIIPERTEMUAN MINGGU KE XIII

Diskusi KelompokDiskusi Kelompok

Tema diskusi: Sikap mengahadapi globalisasi berdasarkan nilai-nilai Tema diskusi: Sikap mengahadapi globalisasi berdasarkan nilai-nilai sila-sila Pancasila.sila-sila Pancasila.

PERTEMUAN MINGGU KE XIVPERTEMUAN MINGGU KE XIV

Tema diskusi: Sikap mengahadapi globalisasi berdasarkan nilai-nilai Tema diskusi: Sikap mengahadapi globalisasi berdasarkan nilai-nilai sila-sila Pancasila.sila-sila Pancasila.

Page 43: Pendidikan Pancasila Edited

Sumber PustakaSumber Pustaka

1. Pustaka Wajib 1. Pustaka Wajib

Notonagoro, 1975, Notonagoro, 1975, Pancasila Secara Ilmiah PopulerPancasila Secara Ilmiah Populer, Pantjoran , Pantjoran Tudjuh, Jakarta.Tudjuh, Jakarta.

Notonagoro, 1980, Notonagoro, 1980, Beberapa Hal Mengenai Falsafah PancasilaBeberapa Hal Mengenai Falsafah Pancasila, , Pantjoran Tudjuh, Jakarta.Pantjoran Tudjuh, Jakarta.

2. Pustaka Pendukung2. Pustaka Pendukung

BP-7 Pusat, 1991, BP-7 Pusat, 1991, Pancasila sebagai Ideologi Ditinjau dari Segi Pancasila sebagai Ideologi Ditinjau dari Segi Pandangan Hidup BersamaPandangan Hidup Bersama, Jakarta., Jakarta.

Kaelan, 1996, Kaelan, 1996, Filsafat PancasilaFilsafat Pancasila, Paradigma, Yogyakarta., Paradigma, Yogyakarta.

Kaelan, 2003, Kaelan, 2003, Pendidikan PancasilaPendidikan Pancasila, Paradigma, Yogyakarta., Paradigma, Yogyakarta.

Noor M Bakry, 1994, Noor M Bakry, 1994, Orientasi Filsafat PancasilaOrientasi Filsafat Pancasila, Liberty, Yogyakarta., Liberty, Yogyakarta.

Soeryanto Poespowardoyo, 1989, Soeryanto Poespowardoyo, 1989, Fisafat PancasilaFisafat Pancasila, Gramedia, , Gramedia, Jakarta.Jakarta.