MORFOLOGI PANTAI,WNASIDAN …oseanografi.lipi.go.id/dokumen/os_xxxvii_3_2012-2.pdf11 pada surut...

11
11 pada surut terendah. Zona tersebut terletak di antara air tinggi (highwater) dan air rendah (low water). Zona ini hanya terdapat pada daerah pulau atau daratan yang luas, dengan pantai yanglandai. Semakin landai pantainya maka zona intertidalnya semakin luas. Sebaliknya semakin terjal pantainya maka zona intertidalnya akan semakin sempit. Letak zona intertidal yang dekat dengan berbagai macam aktivitas manusia dan memiliki lingkungan dengan dinarnika yang tinggi menjadikan kawasan ini sangat rentan terhadap gangguan, Kondisi ini tentu saja akan berpengarub terhadap segenap kehidupan di dalamnya. Pengaruh tersebut salah satuoya dapat berupa cara beradaptasi. Kemampuan adaptasi diperlukan untuk mempertahankan hidup pada lingkungan di zona intertidal. I) UPT Lob Konservasi Biota Laut-LlP!, Ambon Ekosistem pesisir dan lant merupakan ekosistem alamiah yang produktif, unik dan mempunyai nilai ekologis dan ekonomis yang tinggi, Kawasan pesisir memilki sejumlah fungsi ekologis berupa pengbasil sumberdaya, penyedia jasa kenyamanan, penyedia kebotuban pokok bidup dan penerima limbah (BENGEN,2002). Wilayab pesisir atau coastal adalah salah satu sistem Iingkungan, di dalamnya terdapat zona intertidal atau zona pasang surut yang merupakan daerah yang terkecil dari semua daerab di samudera dunia. Menurut NYBAKKEN (1992) zona intertidal merupakan daerah yang paling sempit diantara zona laut yang lainnya (Gambar 1). Zona intertidal dimulai dari pasang tertinggi sarnpai PENDAHUUJAN COASTAL MORPHOLOGY, ZONATION AND ADAPTATION OF MARINE LIFE COMMUNITY IN THE INTERTIDAL ZONE. Coastalandmarineecosystemsarethelargest aquatic systems in the earth. The size and complexity of these ecosystems are difficult to be discussed as a whole. Intertidal zone is a part of coastal ecosystems that is managed separately from the marine ecosystems. Intertidal zone (tidal area) is an area between the highest and the lowest tide. This area is very susceptible to the disturbance from human activities and other environment dynamics. Zonation in the intertidal zone is based on physics, geology, and biology factors. The zonation will affect to the grouping of biotas which are adapted to the conditions and environment. ABSTRACT Septriono Hari Nugreho!' Oleb MORFOLOGI PANTAI, WNASIDAN ADAPTASI KOMUNITAS BIOTALAUTDI KAWASANINTERTIDAL ISSN 0216-1877 Oseana, Volume XXXVII, Nomor 3, Tahun 20 l2: 11- 21

Transcript of MORFOLOGI PANTAI,WNASIDAN …oseanografi.lipi.go.id/dokumen/os_xxxvii_3_2012-2.pdf11 pada surut...

Page 1: MORFOLOGI PANTAI,WNASIDAN …oseanografi.lipi.go.id/dokumen/os_xxxvii_3_2012-2.pdf11 pada surut terendah. Zona tersebut terletak di antaraairtinggi(highwater)danairrendah (low water).

11

pada surut terendah. Zona tersebut terletak diantara air tinggi (high water) dan air rendah (lowwater). Zona ini hanya terdapat pada daerahpulau atau daratan yang luas, dengan pantaiyang landai. Semakin landai pantainya maka zonaintertidalnya semakin luas. Sebaliknya semakinterjal pantainya maka zona intertidalnya akansemakin sempit.

Letak zona intertidal yang dekatdengan berbagai macam aktivitas manusia danmemiliki lingkungan dengan dinarnika yangtinggi menjadikan kawasan ini sangat rentanterhadap gangguan, Kondisi ini tentu saja akanberpengarub terhadap segenap kehidupan didalamnya. Pengaruh tersebut salah satuoyadapat berupa cara beradaptasi. Kemampuanadaptasi diperlukan untuk mempertahankanhidup pada lingkungan di zona intertidal.

I) UPT Lob Konservasi Biota Laut-LlP!, Ambon

Ekosistem pesisir dan lant merupakanekosistem alamiah yang produktif, unik danmempunyai nilai ekologis dan ekonomis yangtinggi, Kawasan pesisir memilki sejumlah fungsiekologis berupa pengbasil sumberdaya,penyedia jasa kenyamanan, penyediakebotuban pokok bidup dan penerima limbah(BENGEN,2002). Wilayab pesisir atau coastaladalah salah satu sistem Iingkungan, didalamnya terdapat zona intertidal atau zonapasang surut yang merupakan daerah yangterkecil dari semua daerab di samudera dunia.Menurut NYBAKKEN (1992) zona intertidalmerupakan daerah yang paling sempit diantarazona laut yang lainnya (Gambar 1). Zonaintertidal dimulai dari pasang tertinggi sarnpai

PENDAHUUJAN

COASTAL MORPHOLOGY, ZONATION AND ADAPTATION OF MARINE LIFECOMMUNITY IN THE INTERTIDAL ZONE. Coastalandmarine ecosystemsare the largestaquatic systems in the earth. The size and complexity of these ecosystems are difficult to bediscussed as a whole. Intertidal zone is a part of coastal ecosystems that is managedseparately from the marine ecosystems. Intertidal zone (tidal area) is an area between thehighest and the lowest tide. This area is very susceptible to the disturbance from humanactivities and other environment dynamics. Zonation in the intertidal zone is based onphysics, geology, and biology factors. The zonation will affect to the grouping of biotaswhich are adapted to the conditions and environment.

ABSTRACT

Septriono Hari Nugreho!'

Oleb

MORFOLOGI PANTAI,WNASIDAN ADAPTASI KOMUNITASBIOTALAUTDI KAWASANINTERTIDAL

ISSN 0216-1877Oseana, Volume XXXVII, Nomor 3, Tahun 20 l2: 11 - 21

Page 2: MORFOLOGI PANTAI,WNASIDAN …oseanografi.lipi.go.id/dokumen/os_xxxvii_3_2012-2.pdf11 pada surut terendah. Zona tersebut terletak di antaraairtinggi(highwater)danairrendah (low water).

12

Secara umum daerah intertidal sangatdipengaruhi oleh pola pasang dan surutnya airlaut, sehingga dapat dibagi menjadi tiga zona(Gambar 2). Sedangkan secara horizontal dapatdibagi menjadi empat zona (Gam bar 3). Zonapertama merupakan daerah di atas pasangtertinggi dari garis laut yang hanyamendapatkan siraman air lautdari hempasan riakgelombang dan ombak yang menerpa daerahtersebut backshore (supratida!), zona keduamerupakan batas an tara surut terendah danpasang tertinggi dari garis permukaan laut(intertida!)dan zona ketiga adalah batas bawabdari surut terendah garis permukaan laut(subtidal)(NYBAKKEN, 1992).

Pada tiap zona intertidal terdapatperbedaan yang sangat signifikan antara satudaerah dengan daerah yang lain. Jenis substratdaerah intertidal ada yang berpasir ada pula yangberbatu. Pembagian zona juga dapat dilihat daripasang surutnya dan organismenya (ALIV,2011).

ZONASI KAWASANINfER1IDAL

merupakan salah satu lingkungan yang suburdan kaya akan oksigen. SeJain oksigen daerahini juga mendapatkan sinar matahari yangcukup, sehingga sangat cocok untuk beberapajenis organisme untuk berkembang biak, Padatiap zona intertidal terdapat perbedaan yangsangat signifikan antara satu daerah dengandaerah yang lain. Jenis substrat daerab intertidalada yang berpasir ada pula yang berbatu. Hallain yang dapat dilihat yakni pembagian zonajuga dapat dilihat dari pasang surutnya dankandungan organismenya. Keragaman falctorlingkungannya dapat dilihat dari perbedaan(gradient) faktor lingkungan yang secara fisikmempengaruhi terbentuknya tipe ataukarakteristik komunitas biota serta habitatnya(ARJF,20l1).

Keberbasilan beradaptasi akan menentukankeberlangsungan organisme di zona intertidal(ROMADHON,2009).

DaJam bidang ekologi, adaptasi berarti suatuproses evolusi yang menyebabkan organismemampu hidup lebih baik dibawah kondisilingkungan tertentu dan sifat genetik yangmembuat organisme menjadi lebih mampu untukbertahan hidup terhadap lingkungan yangekstrim. Biota yang berada di zona ini barnsberadaptasi dengan kondisi salinitas yangvariatif karena kawasan ini mendapat pengaruhair dari Jaut (air salin), bujan (air tawar), binggagaram kering yang tertinggaJ dari inundasipasang surut. Suhu di zona intertidal punbervariasi, dari subu yang panas menyengatsaat wilayah terekspos sinar matahari langsung,hingga subu yang amat rendah saat ikJim dingin(ARIF, 2011).

Zona intertidal memilik:i kekayaan nutrienyang tinggi dan sangat kaya akan oksigen.Pengadukan yang sering terjadi menyebabkaninteraksi antar atmosfir dan perairan sangat tioggisehingga difusi gas dari permukaan ke perairanjuga tioggi (NYBAKKEN, 1992).Hal inidiperkuatdengan pemyataan WEBBER dan THURMAN(I99J) bahwa pantai berbatu di zona intertidal

Gambar 1. Gambaran lokasi zona intertidal(NYBAKKEN, 1992)

Page 3: MORFOLOGI PANTAI,WNASIDAN …oseanografi.lipi.go.id/dokumen/os_xxxvii_3_2012-2.pdf11 pada surut terendah. Zona tersebut terletak di antaraairtinggi(highwater)danairrendah (low water).

13

1. Pasang-surut yaitu naik turunnyapermukaan air laut secara periodik selarointerval waktu tertentu. Pasang-surutmerupakan faktor lingkungan paling pentingyang mempengaruhi kehidupan di zonaintertidal. Penyebab terjadinya pasang surutsangat kompleks dan berhubungan deganinteraksi tenaga penggerak pasang surutyaitu matahari, bulan, rotasi bumi dan·geomorfologi samudra.

FAK1ORTERBENI1JKNYAZONASIPerbedaan pada seluruh tipe pantai ini

dapat dipahami melalui parameter tisika danbiologi serta hubungan antara komponen abiotik(parameter fisika-kimia lingkungan) dankomponen biotik (seluruh komponen makhlukatau organisme) yang berasosiasi di dalamnya.Ada berbagai faktor yang menyebabkan adanyaberbagai macam distribusi pada daerah intertidal.Menurut PRAJITNO (2009), faktor-faktor yangmempengaruhi kondisi lingkungan zonaintertidal diantaranya adalah:

Gambar 3. Pembagian zona intertidal secara horizontal dilihat dari tinggi rendahnya pasang surut (SPRING,2002).

....t ...

• 'T'b8 ...... .....-.cI. from t ... ~::::..=..~ to the a¥eor..- tow

.. Tbbt ~ "' oov.... d wtth .... r..........-_.-.• Tble ....... ~.ty "~d to

.... moe:t tow I~.

MId-Intertidal

... T1\J compl.te.)' oo~4by on.y ... ,....... .,. hf • .,. ••--• .PartsOf ......... .,.. •• ~ to____ -04-High ,nurtld.,

Th.... tn. .,... 'oCoal .. d .boy •.....""he., high"d. m... k."~-' &Of"\4.,.......0"' •.,..,...ty pop...'••~.d

Spl•• h Zone

Typic.' Organ'.mZone

Gambar 2. Pembagian Zonasi 1ntertidal (NYBAKKEN,J992)

Page 4: MORFOLOGI PANTAI,WNASIDAN …oseanografi.lipi.go.id/dokumen/os_xxxvii_3_2012-2.pdf11 pada surut terendah. Zona tersebut terletak di antaraairtinggi(highwater)danairrendah (low water).

14

MORFOLOGI PANTAI, WNASI DANPERILAKU ADAPrASIKOMUNffAS

Menurut YULIANDA (2007) tipehabitat sangat menentukan komunitas intertidalyang terbentuk danmemili.kikarakteristik habitatsebingga tidak jarang komunitas tersebutmembentuk zonasi di setiap daerah pasang­surut. Secara umum, zonasi komunitas intertidalterbagi menjadi riga zona, yaitu zona I adalahdaerah pasang atas (tertinggi) yang terdirikomunitas lamun dan rumput laut, zona 2 adalahdaerah pasaog tengab yang terdiri darikomunitas lamun, rumput laut dan karang, sertazona 3 adalah daerah pasang bawah yang terdiridari komunitas karang dan rumput laut.

2. Faktor biologisFaktor ini sangat tergantung dari faktor

fisik perairan. Organisme berusaha untukmenyesuaikan diri pada keadaan yang sangatekstrirn tersebut. Ada berbagai macam caraorganisme menyesuaikan diri salah satunyadengan mengubur diri atau memodifikasi bentukcangkang agar dapat bidup pada derah yangkering. Terdapat tiga faktor biologis yangmempengarubi keanekaragaman kehidupan dizona intertidal:a Penyesuaian organisme terbadap

lingkungannya, organisme-organisme yanghidup di daerah ioi harus memiliki sistem­sistern/alat tubuh khusus untukmempertahankan bidupnya.

h Pemangsaan, peristiwamakan-memakan ioidapat menyebabkanjumJah dan kelestariansuatu spesies.

Co Penetapan dan tempat tinggaJ, pemilibanhabitat pada suatu organisme dapatrnerupakan salah satu adaptasi suatuorganisrne untuk dapat bertahan, sebagaicontoh organisme pada perairan dengansubstrat berbatu, kebanyakan dari merekahidup dengan melubangi batu-batu untukbertahan dari gelombang air laut,

Pada dasamya factor pembentuk zonasitersebut dibagi menjadi dua bagian besar yangsaling terkait (AUV, 2011) yaitu:1.Faktor fisika

Faktor ini merupakan faktoryang sangatberpengaruh pada ekosistem intertidal. Akibatadanya pasang surut maka menyebabkan faktorpembatas pada daerah ini menjadi lebih ekstrim.Faktor pembatas tersebut yaitu kekeringan,suhu, dan sinar matahari ketiga faktor terse butsaling terkait. Jika laut surut maka daerahiotertidal terekspose oleh sinar matabari,akibatnya suhu meningkat. Suhu yangmeniogkat menyebabkan penguapan dandampaknya daer ah menjadi kering.SOEMODIHARDJO (1990) mengungkapkanbahwa faktor fisik-kimia laut meliputi salinitas,pH, arus, suhu, dan kecerahan selalu berubah­ubab tergantung kondisi daerah pasang surut.

2 Suhu bariaol musiman bervariasi lebih cepatdi kawasan ini, dan kisaran tertinggi dapatmelebihi batas toleransi beberapa jenisorgan isme.

3. Perubaban salinitas yang dapatmempengarubi organisme terjadi di zonaintertidal melalui dua cara, Pertama, karenadigenangi air tawar atau aliran air akibat ujanlebat, kedua, berhubungan dengangenaogan pasang surut.

4. Gelombang merupakan parameter utamadalam proses erosi atau sedimentasibesarnya erosi tergantung pada besarnyaenergi dihempaskan oleh gelombang.Gelombang/ombak dibagi 2 macam yaitu:- Ombak tetjun biasanya terlibat dipantai

yang lautnya terjal. Ombak ini menguiungtinggi. Kemudian jatuh deogan bunyiyang keras dan bergemuruh.

- Ombak landai terbentuk di pantai yangdasar lautnya di landai. Sehinggabergulung ke pantai agak jauh sebelumpecah.

Page 5: MORFOLOGI PANTAI,WNASIDAN …oseanografi.lipi.go.id/dokumen/os_xxxvii_3_2012-2.pdf11 pada surut terendah. Zona tersebut terletak di antaraairtinggi(highwater)danairrendah (low water).

15

Gambar 4. Skema zonasi umum pantai berbatu (STEPHENSON dalam RAFFAELLI & HAWKINS, 1996)

-. ..... --:.. ... ~

STEPHENSON (dalam RAFFAELLI &HAWKINS, 1996) menyatakan bahwapembagian zona pada pantai berbatu dibagimenjadi tiga bagian yaitu:1. A high-shore area (bagian pantai yang

paling atas) atau yang biasa disebutsupralittoral fringe. Pada zona inidicirikanoleh berbagai organisme seperti alga yangmenjalar, Cyanobacteria (bakteri hijau biru)dan cacing kecil, periwinkles.

2. A broad midshore zone (zona bagian tengahyang lebar) atau yang biasa disebutmidlittoral zone. Pada daerab ini didominasioleh pemakan psrtikel suspense sepertibernakel, kerang atau tiram.

3. A narrower low-shore zone (zona bagianbawah yang sempit) atau yang biasa disebutinfralittoral fringe. Pada daerah inididominasi oleh alga rnerah, organismepengbasil kapur, kebanyakan organismyang ada di zona tersebut berbentukmenjalar, terkadang terdapat kelp yang lebat(alga coklat) atau terkadang pada suatutempat di Hemisphere selatan berupapenyaring makanan seperti tunicata (seasquirt).

1.Pantai BerbatuPada dasarnya pembagian zonasi untuk

pantai berbatu dilihat dari pasang surut yangterjadi. Jenis pantai ini didominasi oleh substratdari batuan berukuran 2 - 16 mm(WENTWORTH, 1922). Umumnya pantaiberbatu terdapat bersama-sama atau berselingdengan pantai berdinding barn. Kawasan inipaling padat makroorganismenya danmempunyai keragaman faunamaupun flora yangpaling besar. Tipe pantai inibanyak ditemui diselatan Jawa, Nusa Tenggara dan Maluku(TRIATMODJO, 1999).

Komunitas fauna tidak mempunyai zona yangjelas karena komunitas ini diternukan di semuazona (YULIANDA, 2007). Beberapa pantaimemperlihatkan perbedaan morfologi yang nyataterhadap keanekaragaman biota yang hidupdalam lingkungan tersebut. Pantai tersebutdisusun 0100 faktor-faktor fisik yang sama, tetapikepentingan dari faktor-faktor ini dalammenyusun komunitas dan pengaruhnyaterhadap substrat berbeda.

Page 6: MORFOLOGI PANTAI,WNASIDAN …oseanografi.lipi.go.id/dokumen/os_xxxvii_3_2012-2.pdf11 pada surut terendah. Zona tersebut terletak di antaraairtinggi(highwater)danairrendah (low water).

16

Suatu gambaran yang sangat luar biasa daripantai terlihat pada waktu pasang surut adalahmenonjolnya pembagian horizontal atau zonasiorganisme (NYBAKKEN, 1992). Zonasi tersebut

Gambar 5. Pembagian zonasi hewan pada daerah intertidal (BARNES & HUGHES, 1999).

menuojukkan perbedaan organisme yangmenempati daerah yang berbeda uotuk tiapkedalarnan perairan. Keragaman tersebut tidaklepas keterkaitannya dengan proses fisik padaperairan.

IrUItJdIIIZoneOrganisms

Pembagian tersebut yakni:a Pada spesies yang terdapat pada lower

shore, fotosintesis lebih baik:yang ada diudara dibanding dalam air.

b. Pad a spesies yang terdapat pada midhingga upper shore fotosintesis Iebih baikdi dalam air dibanding di atas daratan.Kekuatan fotosintesis dalam air padaspesies ini yakni enam kali lebih kuat.

2 Zonasi dari hewan. Zonasi ini didasarkanoleh dua hal yang sangat signifikan(Gambar 5) yaitu:a Makanan. Ketersediaan makanan sangat

penting utamanya bagi organisme yangpergerakannya sangat lambat atau yangtidak berpindah tempat.

b. Pergerakan. Organisme perIu berpindahuntuk mencari mak.an, sehingga faktor inijuga sangat terkait dengan faktor yangpertama.

Pernbagian zonasi pada pantai berbatu jugadapat didasarkan oleh organisme yang hiduppad a daerah tersebut (BARNES & HUGHES,J 999). Pembagian zonasi tersebut dibagi menjadidua bagian yakni:1. Zonasi dari mikroalga. Zonasi ini didasarkan

oleh fotosintesis yang terjadi di dalam air.

Menurut RESECK (J 980) pembagianzonasi pada pantai berbatu dibagi menjadiempat zona yaitu:1. Zona I:Daerah yang paling tinggi dan seJalu

kering (spray zone/upper litoral zone).2 Zona II:Daerah yang rnengalami kekeringan

dua kali sehari yaitu pada sa at pasangterendah, selama 4-6 jam.

3. Zona ill: Daerah yang meogalami kekeringandalam waktu yang relatif pendek, kuranglebih 1-3jam.

4. Zona N: Daerah yang meogalami kekeringanrelatiflama yaitu kurang lebih 12jam.

Page 7: MORFOLOGI PANTAI,WNASIDAN …oseanografi.lipi.go.id/dokumen/os_xxxvii_3_2012-2.pdf11 pada surut terendah. Zona tersebut terletak di antaraairtinggi(highwater)danairrendah (low water).

17

Gambar 7. Skema zonasi untuk pantai berpasir(DAHL & SALVAT do/am RAFFAELLI &

HAWKINS, 1996).

ditemukan berbagai ekosistem salahsatunya ekosistem padaog lamun.

3. Rata-rata air rendah pada pasang surutpurnama (Mean WaterLow of Spring Tides/ ML WS). Zona ini merupakan zona yangpaling bawah. Pada daerah ini tluktuasipasang surut sangat sedikit yangberpeogaruh karena daerab ini tidak terkenafluktuasi tersebut. Daerah ini juga biasditemukao ekosistem terumbu karang.

Pantai berpasir dapat ditemui di daerabyang jaub dari pengarub sungai besar, atauterdapat di pulau kecil yang terpencil.Makroorganisme yang hidup disini tidaksepadat di kawasan pantai berbatu. Perilakuadaptasi yang dilakukan organisme terhadapkondisi lingkungan adalah dengan caramenguburkan diri ke dalam substrat, sehinggakawasan ini lebih banyak dimanfaatkan rnanusiauntuk berbagai aktivitas rekreasi.

Menurut DAHL & SALVAT (da/amRAFFAELLI & HAWKINS, 1996), pantaiberpasir juga dibagi dalam beberapa zonasi(Gambar 7)yaitu:l. Rata-rata air tinggi pada pasang pumama

(MeanHigh Waterof Spring TidesIMHWS).Zona tersebut berada pada bagian palingatas. Pada daerah ini berbatasan langsungdengao daerab yang kering dan seringterekspose.

2 Rata-rata level pasang surut (Mean TideLevel / MLS). Zona ini merupakan daerabyang paling banyak mengalami fluktusipasang surut. Pada daerab ini juga dapat

Gambar 6. Perbandingan pantai berbutir balus & pantai berbutir kasar (NYBAKKEN, 1992)

'.....·.Il

gerakan ombak. Gerakan ombak inimempengaruhi ukuran partikel dan pergerakansubstrat di pantai (Gambar 6). Jika gerakanombak:kecil, ukuran partikelnyakecil, tetapijikagerakan ombak besar atau kuat, ukuranpartikelnya akan menjadi kasar dan membentukdeposit kerikil.

-=

-----

J. Pantai BerpasirPantai berpasir adalab pantai dengan

ukuran butir substrat antara 0,063 - 2 mm(WENTWORTH, 1922). Jenis pantai berpasirtermasuk dalam jenis pantai dengan partikelyang halus, Faktor fisikyang berperan pentingmengatur kehidupan di pantai berpasir adalab

Page 8: MORFOLOGI PANTAI,WNASIDAN …oseanografi.lipi.go.id/dokumen/os_xxxvii_3_2012-2.pdf11 pada surut terendah. Zona tersebut terletak di antaraairtinggi(highwater)danairrendah (low water).

18

berat. Adaptasi terakhir adalah mekanismepenyumbatan permukaan alat pernapasandengan adanya penyaring (sekat) yang dapatmencegah pasir masuk kedalamnya tetapi airtetap dapat masuk.

Tumbuhan makroskopis tidak ditemukanpada pantai berpasir terbuka. Hal ini disebabkantidak ada tempat yang eoeok untukmenaneapkan akarnya agar terhindar darigerakan ombak. Walalupun tidak ada tumbuhan

Organisme yang berada di pantaiberpasir (Gambar 8) mempunyai kemampuanberadaptasi dengan dua eara yaitu denganmenggaJi substrat sampai kedalaman yang tidaklagi di pengaruhi gelombang yang lewat dankemampuan menggali substrat dilakukandengan cepat ketika gelombang lewat (CASTRO& HUBER, 2(03). Adaptasi lainnya ditemukanpada moluska yang mengubur dirinya dancenderung mempunyai cangkaog yang liein dan

Gambar 8. Zonasi organisme pada pantai berpasir (CASTRO & HUBER, 2003)

stabil sehingga partikel-partikel substrat akanterangkut, teraduk, dan terdeposit kembali.Kondisi di lapisan permukaan sedimen yangterus menerus bergerak, maka banya sedikitorganisme yang mampu untuk menetap seearapermanen, sehingga inilab yang menyebabkanpantai berpasir kasar terlihat tandus, Faktorlingkungan yang turut mempengaruhi kondisipasir adalah suhu, salinitas dan kekeringan. Pasirmerupakan penyangga yang baik bagiperubahan suhu dan salinitas yang besar.Kekeringan bukan merupakan masalab dikawasan pantai tersebut karena pasir dapatmenahan air melalui kegiatan kapiler selamapasang surut. (NYBAKKEN, 1992).

Pengaruh ukuran partikel terhadaporganisme yang hidup pada pantai tersebutadalah pada penyebaran dan kelimpahannya.Butiran pasir yang halus mempunyai retensi airyang mampu menampung lebih ban yak air danmemudahkan organisme untuk menggali. Jaditidak heran bila pada daerah pantai berpasirhalus banyak ditemukan organismedibandingkan pantai berpasir kasar, Narnunkonsentrasi oksigen menjadi faktor pembatas,karena pada pantai berpasir halus pertukaranairnya lambat sehingga dapat mengurangipersediaan oksigen.

Gerakan ombak dapat pula mengakibatkanpartikel-partikel pasir atau kerikil menjadi tidak

Page 9: MORFOLOGI PANTAI,WNASIDAN …oseanografi.lipi.go.id/dokumen/os_xxxvii_3_2012-2.pdf11 pada surut terendah. Zona tersebut terletak di antaraairtinggi(highwater)danairrendah (low water).

19

tersebut tetapi juga dapat berpindah ke zonayang lain.

Pantai berlumpur terbatas pada daerahintertidal yang benar-benar terlindung dariaktivitas gelombang laut terbuka. Pantai inidapat berkembang dengan baik jika ada sumberpartikel sedimen yang butirannya halus.Kemiringan pantainya lebih datar sehingga airdi dalam sedimen tidak mengalir ke luar dantertahan di dalam substrat. Lamanya waktupenyimpanan air di dalam sedimen dan tidakterjadinya pergantian air menyebabkan populasibakteri meningkat sebingga menurunkan kadaroksigen di dalam sedimen yang terletak hanyabeberapa sentimeter di bawah permukaan.Beberapa penelitian menunjukkan adanyapembagian spesies berdasarkan kedalamansubstrat. Kebanyakan organisme yangmenempati daerab ini menunjukkan adaptasidalam menggali dan melewati saluran yangpermanen dalam substrat. Kehadiran organismeditunjukkan oleh adanya berbagai lubang dipermukaan dengan ukuran dan bentuk yangberbeda. Ketika organisme berada di dalamsubstrat, mereka harus beradaptasi untuk bidupdalam keadaan anaerobikatau harus membuatbeberapa jalan yang dapat mengalirkan air daripermukaan yang mengadung oksigen ke bawabpermukaan.

Organisme yang menempati daerahintertidal menunjukkan adaptasi dengan caramenggali dan melewati substrat yang lunak ataumenempati saluran yang permanen dalamsubstrat. Kehadiran organisme di pantai lumpurditunjukan oleh adanya berbagai lubang dipermukaan dengan ukuran dan bentuk yangberbeda. Adaptasi yang kedua berkaitan dengankondisi anaerobic yang merata diselurubsubstrat. Jika ingin tetap bidup terkubur dalamsubstrat, organisme harus beradaptasi untukbidup dalam keadaan anaerobic dengan caramembuat jalan yang dapat mengalirkan air daripermukaan yang mengandung oksigen kebawab.

1.Pantai BerlumpurPantai berlumpur merupakan pantai yang

memiliki substrat yang sangat halus dengandiameter 0,063 - <0,004 rom (WENTWORTH,1922). Menurut NYBAKKEN (1992) pantaiberlumpur berada pada daerah yang terlindungdari hempasan gelombang secara langsung,tidak ada bempasan gelombang sehingga daerahini sulit untuk mengalami perkembangan yangsignifikan.

Kajian tentang pembagian zonasi padadaerab pantai berJumpur masih sangat kurang,secara umum NYBAKKEN (1992) membagimenjadi:1. Bagian atas atau supralitoral dihuni oleh

berbagai jenis kepiting yang menggalisubstrat. Zona ini juga dipengaruhi olehpasang tertinggi dan paling sering mengalamikekeringan.

2 Bagian bawah atau litoral. Bagian inimerupakan bagian yang terluas di an tarabagian ekosistem pantai berlumpur. Padazona inidihuni oleh tirarn dan policbaeta.

Pada dasarnya pembagian tersebutbelum terlalu jelas batasannya. Hal inidikarenakan organisme pada kedua temp attersebut tidak menetap hanya pada zona

makroskopis, makanan organisme yang hidupdipantai inidapat bergantung pada fitoplanktonyang terbawa air lant, dan runtuban organikyang di bawa ombak, atau memakan hewanpantai Jainnya (CASTRO &HUBER, 2(03).

Pola zonasi organisme di pantai berpasirtidak sejelas dan semudah yang terdapat dipantai berbatu. Bagian paling atas sarna dengantepi subJitoral, biasanya di huni oJeh krustaseadan kepiting yang bergerak cepat yangmerupakan hewan penggali dan pemakanbangkai. Di daerah litoral tengab yang luas dihuni oleh teritip dan kerang. Zona paling bawahdihuni oleh sejumlah organisme kerang besaryaitu dolar pasir, berbagai cacing polychaeta,krustasea dan siput karnivora besar.

Page 10: MORFOLOGI PANTAI,WNASIDAN …oseanografi.lipi.go.id/dokumen/os_xxxvii_3_2012-2.pdf11 pada surut terendah. Zona tersebut terletak di antaraairtinggi(highwater)danairrendah (low water).

20

kering. Dari semua pantai intertidal, pantaiberbatu yang tersusun dari bahan yangkeras merupakan daerah yang padatmikroorganismenya dan mempuoyai keragamanterbesar baik untuk spesies hewan maupuntumbuhan. Keadaan tersebut berlawanandengan penampilan pantai berpasir dan pantaiberlumpur yang hampir tandus. Populasi yangpadat dan keragaman topografi, sertabanyaknya spesies di pantai berbatu ini telahmempesonakan para ahli biologi laut dan ekologilaut.

Zona intertidal seeara bergantian tertutupoleh air taut dan terkena udara, sehinggaorganisme yang hidup di lingkungan ini hamsmeroiliki adaptasi baik untuk kondisi basah dan

PENUIlJP

Predator utama di pantai berlumpur inibiasanya ikan, yang makan pada saat pasang­naik dan burung yang ketika pasang turunpredator asli di dataran lumpur ini meneakupbeberapa eaeing poliehaeta seperti Glycera sp,siput bulan (Polin ices, Natica) dan kepiting.

Gambar 9. Organisme pembuat liang di sedimen pantai berJumpur (CASTRO & HUBER, 2003)

berisi sedimen yang akan dicema oleh eaeing.Capitella sp, tidak membentuk sa luranpermanen melainkan bergcrak seperti eaeingtanah akuatik di lapisan permukaan substrat danmeneernanya. Terdapat sedikit orgaoismeherbivora walaupun bahan tumbuhan melimpah.Semua bahan tumbuhan masuk ke dalam rantaimakanan hanya setelah mati dan terurai masukke dalam deposit raotai makanan (CASTRO &HUBER, 2003).

Polychaeta pemakan deposit dari GenusArenicola dan Capitella ditemukan dalamjurnlah melimpah pada daerah berlumpur karenabanyaknya bahan organik dan populasi bakteridi sedimen. Kedua organisme ini menggalisubstrat, mencerna dan menyerap bahan organik(bakteri) dan mengeluarkan bahan yang tidakdieerna melalui anus. Arenicola sp, menggalisaluran yang berbentuk U dengan ujung yangsatu tegak lurus ke permukaan dan terbukaseeara permanen sedangkan ujung yang lain

Page 11: MORFOLOGI PANTAI,WNASIDAN …oseanografi.lipi.go.id/dokumen/os_xxxvii_3_2012-2.pdf11 pada surut terendah. Zona tersebut terletak di antaraairtinggi(highwater)danairrendah (low water).

21

ROMADHON, A. 2009. Adaptasi Biota ZonaIntertidal. Makalah. Pengelolaan sumberdaya Pesisir Dan Lautan. Sekolah PascaSarjana Institut Pertanian Bogor, Bogor.10bal.

PRAJITNO, A. 2009. Diktat Biologi Lout.Universitas Brawijaya, Malang. 105 hal.

SOEMODIHARDJO, S. 1990. Teluk Ambon.Balai Penelitian dan PengembanganSumberdaya Laut-LIP!, Ambon.

SPRlNG 2002. Intertidal Ecology. ProjectOceanography. CINMS, USA.

TRIATMODJO, B. 1999. Teknik Pantai.Fakultas Teknik - UniversitasGadjahmada, Yogyakarta. 395 hal.

WEBBER, H.H. and THURMAN, HV. 1991.Marine biology. Harper Collins, NewYak

WENTWORTH. C. K. 1922. A Scale of Gradeand Class Terms fOTClastic Sediments.Journal Geology,30: 377 - 392

YULIANDA, F. 2007. Komunitas IntertidalBersubstrat Pasir, Karang Dan BcrbatuPada Musim Hujan Dan Musim KemarauDi Sumbawa Barat. Pesisir & Lautan 8(I): 1-7.

ALIV, W 20 II. Zona Intertidal. Makalah.Universitas Brawijaya, Malang: 8 hal.

ARlF, T. 2011. Pola Adaptasi Biota IntertidalTerhadap Variasi Pasang-Surut DiDaerahMangrove (Kerang polymesodacoaxans). Makalah. Program MagisterDouble Degree Sumberdaya PantaiUniversitas Diponegoro, Semarang: 10hal

BARNES, R S. K. dan RN. HUGHES 1999.AnIntroduction to Marine Ecology. ThirdEdition. Blackwell Science, Ltd., Oxford:286pp.

BENGEN, D.G. 2002. Menuju PengelolaanWilayah Pesisir Terpadu Berbasis DAS.Seminar HUT LIPl, Jakarta, 25-26September 2002.

CASTRO, P. and M.HUBER, 2003. MarineBiology. Fourth Edition. McGraw-HiliScience, New York. 468 pp.

NYBAKKEN, J.W. 1992. Biologi Lout SuatuPendekatan Ekologis. Gramedia, Jakarta.459 hal.

RAFFAELLI, D and S. HAWKINS 1996.Intertidal Ecology. Cbapman & HalLondon, England. 356 pp.

RESECK J.R 1980. Marine Biology. SecondEdition. Prenticce Hall, Englewood Cliffs.257pp.

DAFTAR PUSTAKA