Morfologi Dan Morfofonemik Bahasa Sumbawa Dialek Tongo

26

Click here to load reader

description

tulisan ini berisi tentang morfologi bahasa Saumbawa dialek Tongo

Transcript of Morfologi Dan Morfofonemik Bahasa Sumbawa Dialek Tongo

Page 1: Morfologi Dan Morfofonemik Bahasa Sumbawa Dialek Tongo

1

MORFOLOGI DAN MORFOFONEMIK KATA KERJA

BAHASA SAMAWA DIALEK TONGO

Oleh Kasman, S.Pd., M.Hum.i

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang bersifat arbitrer, produktif, dinamis,

beragam, dan manusiawi (Abdul Chaer, 1995: 14-18).

Sebagai sebuah sistem, bahasa pada dasarnya memberi kendala pada penuturnya.

Dengan demikian, bahasa pada gilirannya pantas diteliti, karena kendala-kendala yang

dihadapi oleh penutur suatu bahasa memerlukaan penanganan dan pencerahan.

Bahasa menurut Saussure (1973:6) dibagi ke dalam tiga unsur, yakni : la langue, la

parole, dan la langage. La Parole adalah keseluruhan apa yang diucapkan orang termasuk

konstruksi-konstruksi individu yang muncul dari pilihan penutur, atau ucapan-ucapan

yang diperlukan untuk menghasilkan konstruksi-konstruksi berdasarkan pilihan bebas. La

langue adalah keseluruhan kebiasan yang diperoleh secara pasif yang diajarkan oleh

masyarakat bahasa yang memungkinkan para penutur saling memahami dan menghasilkan

unsur-unsur yang dipahami penutur dalam masyarakat. La langage merupakan gabungan

antara parole dan langue. Selanjutnya, dijelaskannya la langage tidak memenuhi syarat

untuk diteliti karena terkandung faktor-faktor individu yang berasal dari pribadi penutur.

Apabila pribadi penutur dimasukkan maka akan ada unsur kerelaan sehingga tidak

teramalkan dan tidak memungkinkan kita untuk meneliti secara ilmiah.

Setelah kita melihat pendapat-pendapat di atas, ilmu bahasa (Linguistik) adalah

bagian dari pengetahuan, karena linguistik merupakan hasil pemikiran manusia. Dalam

hal ini, Sudaryanto (1978:7) menjelaskan bahwa pengetahuan dibagi ke dalam dua bentuk,

yakni: (1) pengetahuan logis atau diskursif dan (2) pengetahuan intuitif. Pengetahuan

logis di sini diperoleh melalui alat pikir dan pengetahuan intuitif diperoleh melalui alat

intuisi. Dengan demikian, maka linguistik dapat digolongkan sebagai pengetahuan logis

atau diskursif karena ilmu linguistik merupakan hasil pemikiran manusia (linguis).

Berpijak pada alasan bahwa bahasa adalah kendala bagi penuturnya, sehingga memerlukan

pencerahan, maka penulis menganggap bahwa Bahasa Sumbawa dialek Tongo merupakan bahasa

yang pantas untuk mendapatkan perhatian.

pdfMachine A pdf writer that produces quality PDF files with ease!

Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original documents. Compatible across nearly all Windows platforms, simply open the document you want to convert, click “print”, select the

“Broadgun pdfMachine printer” and that’s it! Get yours now!

Page 2: Morfologi Dan Morfofonemik Bahasa Sumbawa Dialek Tongo

2

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah di atas, maka peneliti dapat

merumuskan permasalahan-permasalahan, yakni:

1) Morfem apa saja yang digunakan dalam pembentukan verba bahasa Sumbawa dialek

Tongo?

2) Bagaimanakah sistem morfologi kata kerja bahasa Sumbawa dialek Tongo?

3) Bagaimanakah sistem morfofonemik afiks pembentuk verba bahasa Sumbawa dialek

Tongo?

4) Bagaimanakah fungsi dan makna afiks pembentuk verba bahasa Sumbawa dialek

Tongo?

C. Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan penelitian ini adalah : (a) untuk mendeskripsikan afiks-afiks

pembentuk verba bahasa Sumbawa dialek Tongo, b) untuk mendeskripsikan sistem

morfologi kata kerja bahasa Sumbawa dialek Tongo, sehingga akan diperoleh gambaran

yang jelas tentang hal tersebut, c) untuk mendeskripsikan sistem morfofonemik kata kerja

Bahasa Sumbawa dialek Tongo, d) untuk mendeskripsikan fungsi dan makna afiks

pemebentuk verba bahasa Sumbawa dialek Tongo.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

1) Sebagai bahan informasi bagi peneliti-peneliti selanjutnya terutama tentang morfologi.

2) Sebagai bahan atau informasi untuk membandingkan bahasa daerah yang ada di seluruh

wilayah nusantara.

3) Menambah kekayaan bahasa (linguistik) dalam bidang morfologi.

4) Sebagai sarana pengembangan bahasa daerah Sumbawa ke arah pembakuan.

2. Manfaat Praktis

1) Menanamkan dan menumbuhkembangkan kecintaan masyarakat Sumbawa terhadap

bahasa daerah Sumbawa khususnya.

2) Sebagai bahan pengajaran bahasa daerah terutama tentang morfologi.

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Tinjauan Kritis Penelitian yang Pernah Dilakukan

Adapun penelitian yang pernah dilakukan sehubungan dengan bahasa Sumbawa

yakni:

a. �Morfologi Bahasa Sumbawa Dialek Jereweh�. 1990. Oleh : Mahsun. Tesis S2 pada program

Pascasarjana Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

pdfMachine A pdf writer that produces quality PDF files with ease!

Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original documents. Compatible across nearly all Windows platforms, simply open the document you want to convert, click “print”, select the

“Broadgun pdfMachine printer” and that’s it! Get yours now!

Page 3: Morfologi Dan Morfofonemik Bahasa Sumbawa Dialek Tongo

3

b. �Sistem Morfologi Kata Kerja Bahasa Sumbawa�.1983. Oleh: Mahsun. Skripsi S1 pada Fakultas

Satra Universitas Jember.

c. �Kedudukan dan Perilaku Satuan Lingual I dalam Bahasa Sumbawa Dialek Jereweh�. 1987.

Oleh: Mahsun, dkk. Laporan Penelitian FKIP Universitas Mataram.

d. �Preposisi Unik Bahasa Sumbawa Dialek Jereweh�.1988. Oleh: Mahsun. Makalah pada Seminar

dan Konfrensi Nasional V MLI di Ujung Pandang.

e. �Struktur Bahasa Sumbawa�.1980. Oleh: Sumarsono, dkk. Singaraja: Laporan Penelitain Tim

Peneliti FKIP Universitas Udayana.

f. Morfologi dan Sintaksis Bahasa Sumbawa (Dialek Sumbawa Besar). 1986. Oleh: Sumarsono, dkk.

Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

g. �Struktur Bahasa Sumbawa� (dialek Sumbawa Besar).1982. Oleh: Rudiyanto, dkk. Singaraja:

Laporan Penelitian Tim Peneliti Universitas Udayana.

B. Bahasan Teori

1. Morfologi

Alwasilah, (1993:110) mengemukakan bahwa morfologi adalah suatu cabang dari ilmu bahasa

(linguistik) yang mempelajari dan menganalisis struktur, bentuk, klasifikasi kata-kata. Lebih jauh

dijelaskannya bahwa morfologi dalam bahasa Arab adalah tasrik atau perubahan suatu bentuk (asal)

kata menjadi bermacam-macam bentuk untuk mendapatkan makna yang berbeda, apabila tanpa

perubahan itu makna yang berbeda itu tidak akan terlahirkan.

Aronoff, (1981:21) mengemukakan sebuah hipotesis yang berkaitan dengan pembentukan

kata dan kemudian lebih dikenal dengan morfologi generatif. Dalam hipotesis itu Aronoff

menjelaskan Alll regular word-formation processes are word base. A new word is formed by

applying a regular rule to a single already exsiting word. Both the new word and the existing

one are remembers of major lexical catgories.

�Semua proses pembentukan kata yan teratur itu didasarkan pada kata. Kata bentukan

tersebut dibentuk dengan menggunakan kaidah-kaidah yang teratur kepada kata tunggal yang

sudah ada. Kata yang menjadi dasar dan kata yang menjadi hasil termasuk kategori-kategori

leksikal�.

Lebih lanjut Aronoff, (1981 : 46) menjelaskan : word formation rules of the lexicon, and

as such operate to totally within the lexicon. They are totally separate from the other rules of

the grammar, though not from the other components of the grammar. A word formation rules

may make reference to syntactic, semantic, or phonological rules.

pdfMachine A pdf writer that produces quality PDF files with ease!

Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original documents. Compatible across nearly all Windows platforms, simply open the document you want to convert, click “print”, select the

“Broadgun pdfMachine printer” and that’s it! Get yours now!

Page 4: Morfologi Dan Morfofonemik Bahasa Sumbawa Dialek Tongo

4

�Mekanisme pembentukan leksem yaitu kaidah-kaidah yang merupakan kaidah

komponen leksikal. Kaidah-kaidah tersebut sama sekali merupakan hal yang tersendiri dari

kaidah-kaidah gramer lainya meskipun bukan dari komponen gramer. Kaidah-kaidah

pembentukan kata harus memperhitungkan ciri-ciri semantik, sintaksis, dan fonologi kata tetapi

bukan kepada sintaksis, semantik, dan kaidah fonologi�.

Dari penjelasan di atas, diisyaratkan bahwa: a) dasar bagi pembentukan kata adalah kata, 2)

kata-kata tersebut merupakan kata-kata yang sudah ada dalam bahasa tersebut, 3) kaidah-kaidah

pembentukan kata tersebut harus megambil dasar sebuah kata bukan frase, 4) kata-kata yang menjadi

input dan output harus termasuk dalam kategori-kategori leksikal utama, dan 5) asumsi-asumsi

tersebut harus memperhitungkan ciri-ciri khas sintaksis, semantik, dan fonologi.

Sementara ittu, Nida (1949: 1) menjelaskan bahwa: morphology is study of morphemes

and their arrangements in formating word. Morphemes are the minimal meaningful unit which

may constitute word or parts of word, e.g. re-, de-, un-, ish-, -ly in the combination receive,

demand, untie, boyish, lekely. The morphem arragements that form words or part of words.

Combination of word into phrases and sentenses are treated under the syintax.

�Morfologi merupakan studi tentang morfem dan susunan-susunnya di dalam bentuk

kata. Morfem adalah unit makna terkecil yang terdapat di dalam kata atau bagian kata, seperti :

re-, de-, un-, ish-, -ly di dalam kombinasi receive, demand, untie, boyish, lekely. Susunan

morfem adalah bentuk kata atau bagian dari kata. Kombinasi dari kata ke dalam frase dan

kalimat dibicarakan di dalam sintaksis�.

Dalam hubungannya dengan morfologi seperti yang dikemukakan oleh beberapa ahli di atas,

Ramlan (1978:21) menjelaskan bahwa morfologi adalah cabang linguistik yang mempelajari seluk

beluk pembentukan kata dan pempelajari adanya arti sebagai akibat perubahan golongan. Dalam

pada itu, (Ramlan dalam Efendi, 1979:12) mengemukakan bahwa proses morfologi dibagi ke dalam

tiga macam, yakni: (1) proses pembubuhan afiks, (2) proses pengulangan, dan (3) proses

pemajemukan. Afiksasi adalah pembentukan kata dengan jalan pembubuhan afiks atau imbuhan pada

suatu bentuk atau kata dasar. Lebih lanjut dijelaskan bahwa afiks menurut posisi melekatnya dapat

dibagi ke dalam empat macam, yakni: (1) prefiks atau awalan, (2) infiks atau sisipan, (3) sufiks atau

akhiran, dan konfiks atau kombinasi afiks. Selanjtnya, secara garis besar afiks dibagi ke dalam empat

macam pula, yakni: (1) afiks asli, (2) afiks asing, (3) afiks produktif, dan (4) afiks improduktif (afiks

yang telah usang distribusinya). Reduplikasi dijelaskan sebagai pembentukan kata dengan jalan

pengulangan bentuk dasarnya baik seluruhnya maupun sebagian, baik dengan variasi fonem maupun

tidak. Lebih jauh Ramlan, (1997:69-78) membagi proses pengulangan ke dalam empat macam,

yakni: a) pengulangan seluruh, b) pengulangan sebagian, c) pengulangan yang berkombinasi dengan

pdfMachine A pdf writer that produces quality PDF files with ease!

Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original documents. Compatible across nearly all Windows platforms, simply open the document you want to convert, click “print”, select the

“Broadgun pdfMachine printer” and that’s it! Get yours now!

Page 5: Morfologi Dan Morfofonemik Bahasa Sumbawa Dialek Tongo

5

proses pembubuhan afiks, d) pengulangan dengan perubahan fonem. Pemajemukan adalah

penggabungan dua kata atau pokok kata menjadi satu kata baru yang mengandung satu pengertian.

Sementara itu, Sudaryanto, dkk (1992:16-21) menjelaskan bahwa proses morfologis adalah

proses pengubahan kata dan pengubahan ini memiliki tiga keistimewaan, yakni: (1) adanya

keteraturan cara pengubahan dengan alat yang sama, (2) menimbulkan komponen maknawi baru

pada kata ubahan yang dihasilkan akibat adanya unsur pembentuk kata baru, (3) kata baru sebagai

hasilnya bersifat pilimorfemis karena berunsurkan lebih dari satu morfem (satu satuan bentuk

terkecil bermakna). Dicontohkan di sini bahwa pengubahan dari desa �desa� ke ndesa �desa� dalam

tuturan bocah ndesa bukan termasuk proses morfologis karena tidak termasuk dalam tiga

keistimewaan (persyaratan) di atas. Akan tetapi, pengubahan dari dobos �bual� ke ndobos

�pembual� dalam bocah ndobos �anak pembual� disebut proses morfologis karena di samping

memenuhi persyaratan di atas juga memiliki sifat keteramalan.

Ditambahkan pula bahwa morfologi secara umum dibagi ke dalam dua macam, yakni:

morfologi derivasional dan morfologi infleksional. Morfologi derivasional seperti dijelaskannya

sebagai proses morfologis yang membedakan kategori bentuk dasar dengan kategori bentuk

jadiannya sehingga bentuk dasar dan bentuk jadiannya pun sama-sama memiliki makna leksikal yang

berbeda. Sebaliknya, morfologi infleksional dijelaskan sebagai proses morologis yang tidak

membawa perubahan makna leksikal pada kata jadiannya apabila dipandang dari makna bentuk

dasarnya, seperti: nangisan �suka menangis� dengan nangis �menagis� dalam bahasa Jawa

dikelompokkan sebagai proses morfologis infleksional.

Sejalan dengan itu, Verhaar (2000:97-98) menjelaskan bahwa morfologi merupakan cabang

linguistik yang mengidentifikasi satuan-satuan dasar bahasa sabagai satuan-satuan gramatikal.

Dicontohkan di sini seperti kata berhak yang dijelaskan terdiri dari dua satuan minimal, yaitu: ber-

dan hak dan kedua satuan minimal itu dinamakan morfem.

3. Proses Morfofonemik

Edi Subroto (1991:51) menjelaskan bahwa proses morfofonemis adalah proses perubahan

fonem akibat pertemuan antara morfem dengan morfem. Hal itu terjadi karena gejala bentuk

semata-mata sehingga bersifat mengatasi jenis-jenis kata dan karena bersifat sitematis sehingga

terdapat kaidah-kaidah yang bersifat mengatur.

Sejalan dengan hal itu, Ramlan (1997:83-84) menjelaskan bahwa terjadinya perubahan fonem

sebagai akibat pertemuan morfem-dengan morfem disebut proses morfofonemik. Lebih jauh

pdfMachine A pdf writer that produces quality PDF files with ease!

Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original documents. Compatible across nearly all Windows platforms, simply open the document you want to convert, click “print”, select the

“Broadgun pdfMachine printer” and that’s it! Get yours now!

Page 6: Morfologi Dan Morfofonemik Bahasa Sumbawa Dialek Tongo

6

dijelaskan bahwa proses morfofonemik ini digolongkan ke dalam tiga macam, yakni: (1) perubahan

fonem, (2) penambahan fonem, dan (3) hilangnya fonem.

pdfMachine A pdf writer that produces quality PDF files with ease!

Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original documents. Compatible across nearly all Windows platforms, simply open the document you want to convert, click “print”, select the

“Broadgun pdfMachine printer” and that’s it! Get yours now!

Page 7: Morfologi Dan Morfofonemik Bahasa Sumbawa Dialek Tongo

7

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Strategi Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Strategi yang digunakan adalah

strategi kasus yang selanjutnya disebut strategi kasus terpancang (Yin, dalam Sutopo, 1996 :136).

Apabila perumusan dan fokus penelitian sudah ditentukan sebelum peneliti terjun ke lapangan, maka

secara lebih khusus bisa disebut sebagai studi kasus terpancang (embedded case study research).

B. Metode dan Teknik Penelitian

1. Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Metode dan teknik yang akan digunakan dalam mengumpulkan data penelitian ini adalah

metode cakap dengan teknik dasar teknik pancing yang diikuti oleh teknik lanjutan berupa teknik

cakap semuka, teknik rekam, dan teknik catat (Sudaryanto, 1993:133)

2. Validitas Data

Kemantapan dan ketepatan sebuah data harus diusahakan sehingga setiap peneliti harus

menentukan cara-cara untuk mengembangkan validitas data yang diperoleh (Sutopo, 1996:70).

Sehubungan dengan hal tersebut maka penelitian ini akan menggunakan beberapa cara

pengembangan validitas (kesahihan) data penelitian. Cara-cara yang dimaksud seperti yang

diungkapakan (Sutopo:1996: 71-76) seperti trianggulasi data, trianggulasi metode dan trianggulasii

peneliti.

3. Metode dan Teknik Analisis Data.

Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah: metode padan

dengan teknik-teknik: urai unsur langsung, sisip, ganti, dan oposisi dua-dua, dan metode

distribusional dengan taknik-teknik: alat penentu referen dan alat penentu bahasa lain (lih.

Sudaryanto, 1993:133, Edii Subroto 1992:65).

pdfMachine A pdf writer that produces quality PDF files with ease!

Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original documents. Compatible across nearly all Windows platforms, simply open the document you want to convert, click “print”, select the

“Broadgun pdfMachine printer” and that’s it! Get yours now!

Page 8: Morfologi Dan Morfofonemik Bahasa Sumbawa Dialek Tongo

8

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pengantar

Seperti sudah dijelaskan pada bagian sebelumnya, tulisan ini mencoba melihat sekaligus

mengupas permasalahan Morfologi dan Morfofonemik Kata Kerja Bahasa Sumbawa Dialek Tongo

yang lingkup perhatiannya pada morfologi infleksional dan morfologi derivasional, khususnya

prefiksasi dan reduplikasi.

B. Morfem Pembentuk Verba Bahasa Sumbawa Dialek Tongo

1. Prefiks {ba-}

Secara kongkret morfem {ba-} akan berwujud {ba-} apabila melekat pada bentuk dasar yang

berfonem awal konsonan. Di samping itu, apabila digabungkan dengan bentuk dasar berfonem awal

vokal akan berwujud {bar-}, dan {bal-}.

1.1 Fungsi Prefiks {ba-}

Prefiks {ba-} dalam BSDTn hanya memiliki satu fungsi yakni: membentuk verba intransitif.

Oleh karena itu, pelekatan prefiks {ba-} dalam bahasa ini bersifat derivasional. Dikatakan demikian,

karena dari seluruh data yang ada menunjukkan bahwa prefiks {ba-} yang dilekatkan pada bentuk

dasar berkategori verba transitif, nomina, adjektiva, dan numeralia mengalami perubahan kategori

menjadi verba intransitif. Untuk lebih jelasnya, perhatilkanlah contoh di bawah ini!

1. /yeni bar-anak dokon bilik/

[yeni bar-anak dokon bilIk]

�yeni melahirkan di kamar�

2. /jaran ko bar-iak anepeka mate/

[jaran ko bar-iak anepeka mate]

�kuda itu bernapas belum mati�

3. /ina ka-bar-angkat ko bangkat/

[ina ka-bar-akat ko bakat]

�ibu telah berangkat ke sawah�

4. /tini mentu bal-ajar dokon bale dengan/

[tini mntu bal-ajar dokon bale dean]

�tini sedang belajar di rumah temannya�

/aku ku-ba-seram kong ko/

[aku ku-ba-sram ko ko]

pdfMachine A pdf writer that produces quality PDF files with ease!

Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original documents. Compatible across nearly all Windows platforms, simply open the document you want to convert, click “print”, select the

“Broadgun pdfMachine printer” and that’s it! Get yours now!

Page 9: Morfologi Dan Morfofonemik Bahasa Sumbawa Dialek Tongo

9

�saya berteduh di situ�

6. /tode ko ba-sai� dua/

[tode ko ba-saiq dua]

�anak dua itu bersatu�

Kalimat (1) sampai dengan kalimat (4) ini menggambarkan prefiks {ba-} berfungsi membentuk

verba intransitif, karena kehadiran konstituen yang mengikuti kata jadian yang dimaksud tidak

mutlak dibutuhkan, sehingga kalimat (1) dapat berbentuk yeni baranak �yeni melahirkan�, kalimat

(2) dapat berbentuk jaran ko masi bariak �kuda itu masih bernafas�, kalimat (3) dapat berbentuk ina

ka barangkat �ibu telah berangkat�, kalimat (4) dapat berbentuk tini balajar �tini belajar�, kalimat

(5) dapat berbentuk aku kubalajar, kalimat (6) dapat berbentuk tode ko basai. Di samping itu,

konstruksi kalimat (1) sampai (4) di atas tidak dapat dipasifkan menjadi: *dokon bilik bar-anak ling

yeni pada data (1), * anepeka mate bar-iak ling jaran ko pada data (2), *ko bangkat barangkat ling

ina pada data (3), * ko bale dengan balajar ling tini pada data (4), *kong ko baseram ling aku pada

data (5), *dua ba-sai ling tode ko pada data (6).

1.2 Proses Morfofonemik Prefiks {ba-}

Dari data-data di atas, secara morfofonemik dapat digambarkan sebagai berikut:

1. {ba-} berbentuk {bar- } apabila melekat pada morfem dasar berfonem awal /d, g, j, k, l, s, dan t/

dan setiap fonem awal mengalami pengekalan.

dokar → badokar �mengendarai dokar�

gaba → bagaba �memanen gabah�

jalit → bajalit �membuat gula aren�

kebon → bakebon �berkebun�

langan → balangan �berjalan�

telor → batelor �batelor�

subang → basubang �menggunakan anting�

2. {ba-} berbentuk {bar-} apabila melekat pada bentuk dasar berfonem awal /a/ dan /i/ dan terjadi

pemunculan konsonan /r/ di antara prefiks dengan bentuk dasar yang dilekatinya.

anak → baranak �beranak�

iak → bariak �bernafas� (hanya ditemui satu data)

pdfMachine A pdf writer that produces quality PDF files with ease!

Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original documents. Compatible across nearly all Windows platforms, simply open the document you want to convert, click “print”, select the

“Broadgun pdfMachine printer” and that’s it! Get yours now!

Page 10: Morfologi Dan Morfofonemik Bahasa Sumbawa Dialek Tongo

10

3. {ba-} berbentuk {bal-} apabila melekat pada bentuk dasar berfonem awal /a/ dan terjadi

pemunculan fonem /l/ di antara prefiks dengan bentuk dasar yang dilekatinya (pemunculan fonem

/l/ hanya dijumpai satu data saja sehingga digolongkan sebagai morfem unik.

ajar → balajar �belajar�

1.3 Arti Gramatikal Prefiks {ba-}

Arti gramatikal yang ditimbukan dengan adanya pelekatan prefiks {ba-} adalah menyatakan

makna melakukan suatu pekerjaan seperti terdapat pada bentuk dasar, seperti pada kata batelor

�bertelur� balayar berlayar�, dan lain-lain; menyatakan makna mengendarai pada kata badokar

�mengendarai dokar�, basapeda �bersepeda�, dan lain-lain; menyatakan makna menggunakan sesuatu

seperti terdapat pada bentuk dasar, seperti pada kata basubang �beranting� dan lain-lain; menyatakan

makna bergerak menuju suatu tempat, seperti pada kata barangkat �berangkat�; menyatakan makna

berubah wujud, seperti pada kata bakela �mendidih�.

2. Prefiks {ra-}

Morf {ra-} secara kongkret tetap berwujud {ra-} apabila digabungkan dengan bentuk dasar

berfonem awal konsonan /b, p, dan m/. Oleh karena morf {ra-} hanya memiliki satu wujud kongkret,

maka morf {ra-} diklasifikasikan sebagai sebuah morfem prefiks yang memiliki satu alomorf berupa

{ra-}.

2.1 Fungsi Prefiks {ra-}

Prefiks {ra-} dalam BSDTn hanya memiliki satu fungsi, yakni: membentuk verba intransitif.

Dengan demikian, kerhadiran prefiks {ra-} dalam bahasa ini bersifat derivasional, karena dari

seluruh kata jadian yang dibentuk dengan pelekatan prefiks {ra-} tidak membutuhkan objek dalam

konstruksi kalimatnya. Untuk lebih jalasnya, perhatilkanlah contoh di bawah ini.

1. /dita mentu ra-beda� dokon angkang kaca/

[dita mntu ra-bedaq dokon aka kaca]

�dita sedang berbedak di depan kaca/cermin�

2. /sidik ra-bene ke tau taliang/

[sidik ra-bn ke tau talia]

�sidik menikah dengan orang taliwang�

3. ali ra-pina ko bale ko/

[ali ra-pina ko bale ko]

�ali berpindah ke rumah itu�

pdfMachine A pdf writer that produces quality PDF files with ease!

Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original documents. Compatible across nearly all Windows platforms, simply open the document you want to convert, click “print”, select the

“Broadgun pdfMachine printer” and that’s it! Get yours now!

Page 11: Morfologi Dan Morfofonemik Bahasa Sumbawa Dialek Tongo

11

Kalimat (1) sampai dengan kalimat (3) menunjukkan bahwa prefiks {ra-} berfungsi

membentuk verba intransitif karena kehadiran konstituen yang mengikuti kata jadian yang dimaksud

tidak mutlak dibutuhkan. Selain itu konstruksi kalimat (1) sampai (3) juga tidak dapat dipasifkan,

seperti dalam konstruksi kalimat: /dita mentu ra-beda dokon angkang kaca/ �dita sedang memakai

bedak di depan kaca� pada data (1), /sidik ra-bene ke tau taliang/ �sidik menikah dengan orang

taliwang� pada data (2), dan /ali ra-pina ko bale ko/ �ali pindah ke rumah itu� pada data (3) menjadi

*/dokon angkang kaca mentu ra-beda ling dita/ (1), */ke tau taliang ra-bene ling sidik/ pada data

(2), dan */ko bale ko ra-pina ling ali/ pada data (3). Kenyataan bahwa ketiga konstruksi kalimat di

atas tidak dapat dipasifkan yang disebabkan oleh tidak memungkinkan konstituen dita berbentuk ling

dita pada data (1), sidik berbentuk ling sidik pada data (2), dan ali berbentuk ling ali pada data (3),

menunjukkan bahwa prefiks {ra-} dalam pelekatannya berfungsi membentuk verba aktif intransitif.

2.2 Proses Morfofonemik Prefiks {ra-}

1. {ra-} berbentuka {ra-} apabila melekat pada bentuk dasar berfonem awal /p, b, dan m/ dan setiap

fonem awal mengalami pengekalan.

pina → rapina �berpindah tempat tinggal�

beda→ rabeda �membedaki diri�

mejo→ramejo �berobat� (hanya dijumpai satu data)

2.3 Arti Gramatikal Prefiks {ra-}

Arti gramatikal yang ditimbukan dengan adanya pelekatan prefiks {ra-} adalah menyatakan

makna melakukan suatu pekerjaan seperti terdapat pada bentuk dasar, misalnya pada kata ra-beda

�berbedak�, ramejo �berobat�, dan lain-lain.

3. Prefiks {i- }

Secara kongkret morf {i-} akan tetap berwujud {i-} apabila digabungkan dengan bentuk

dasar berfonem awal konsonan /e, o, a, p, t, k, b, d, j, g, s, m, l, dan r/. Oleh karena morf {i-} hanya

memilikii satu wujud kongkret, maka morf {i-} diklasifikasikan sebagai sebuah morfem prefiks yang

memiliki satu alomorf berupa {i-}.

3.1 Proses Morfofonemik Prefiks {i-}

1. Prefiks {i-} akan tetap berbentuk {i-} apabila melekat pada bentuk dasar berfonem awal /e, o, a, p,

t, k, b, d, j, g, s, m, l, dan r/ dan setiap fonem awal mengalami pengekalan.

enti → ienti �memegang�

ola → iola �mengikuti�

pdfMachine A pdf writer that produces quality PDF files with ease!

Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original documents. Compatible across nearly all Windows platforms, simply open the document you want to convert, click “print”, select the

“Broadgun pdfMachine printer” and that’s it! Get yours now!

Page 12: Morfologi Dan Morfofonemik Bahasa Sumbawa Dialek Tongo

12

payung→ ipayung �memayungi�

jala → ijala �menjala�

taek → itaek �menaiki�

mejo→ imejo �mengobati�

kakan→ ikakan �memakan�

baha→ ibaha �membawa�

dacing→ idacing �mendacing�

gaba→ igaba �memanen gabah�

sat → isat �mengikat�

rau → irau �meladangi�

langan → ilanga �melewati�

3.2 Fungsi Prefiks {i-}

Prefiks {i-} dalam BSDTn hanya memiliki satu fungsi yakni: membentuk verba transitif.

Dengan demikian maka prefiks {i-} yang melekat pada bentuk dasar berkategori nomina dalam

bahasa ini bersifat infleksional karena dari sekian data yang ada ternyata sudah diderivasi ke verba

transitif terlebih dahulu dalam konstruksi imperative (lih. Edi Subroto, 1992). Begitu pula dengan

pelekatan prefiks {i-} pada bentuk dasar berkategori verba transitif dalam bahasa ini hanya bersifat

infleksional karena bentuk dasar verba transitif yang dilekati prefiks {i-} tidak mengalami perubahan

kategori. Untuk lebih jalasnya, perhatilkanlah contoh di bawah ini.

1. a. /bedaq arim dewi/

[bedaq arim dwi]

�bedakilah adikmu dewi�

b. /dewi i-beda� ari/

[dewi i-bedaq ari]

�dewi membedaki adiknya�

2. a. /pacul bangkat ko rosdi/

[pacUl bakat ko rosdi]

�pacullah sawah itu rosdi�

b. /rosdi i-pacul bangkat ko/

[rosdi ipacUl bakat ko]

pdfMachine A pdf writer that produces quality PDF files with ease!

Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original documents. Compatible across nearly all Windows platforms, simply open the document you want to convert, click “print”, select the

“Broadgun pdfMachine printer” and that’s it! Get yours now!

Page 13: Morfologi Dan Morfofonemik Bahasa Sumbawa Dialek Tongo

13

�rosdi memacul sawah itu�

3.a. /pina buku ko deka/

[pina buku ko deka]

�pindahkanlah buku itu deka�

b. /deka i-pina buku ko/

[dka i-pina buku ko]

�deka memindahkan buku itu�

4. a. /samung inas dela/

[samU inas dela]

�jawablah panggilan ibumu dela�

b. /della i-samung ina/

[dlla i-samU ina]

�della Prfk-jawab ina�

�della menjawab panggilan ibunya�

3.3 Arti Gramatikal Prefiks {i-}

Arti gramatikal yang ditimbukan dengan adanya pelekatan prefiks {i-} adalah menyatakan

makna melakukan suatu pekerjaan seperti terdapat pada bentuk dasar.

4. Prefiks {sa-}

Morf {sa-} sering bervariasi secara bebas dengan /se-/, morf /sa-/ sering bervariasi secara

bebas dengan /se-/. Berdasarkan data yang dijumpai di lapangan, morf {sa-} memiliki

pendistribusian yang lebih luas dibandingkan dengan morf /sa-/. Oleh karena itu, morf {sa-}

digolongkan sebagai prefiks yang membawahi dua alomorf, yakni: {sa-} dan /sa-/.

4.1 Proses Morfofonemik Prefiks {sa-}

1) Prefiks {sa-} tetap berbentuk {sa-} apabila digabungkan dengan bentuk dasar berfonem awal /p,

t, k, b, d, j, g, m, x, , l, dan r/ dan setiap fonem awal bentuk dasar mengalami pengekalan.

pende → sapende �memendekkan�

tomes → satomes �membuat keributan�

keru → sakeru �membuat keruh�

bersi → sabersi �membersihkan�

pdfMachine A pdf writer that produces quality PDF files with ease!

Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original documents. Compatible across nearly all Windows platforms, simply open the document you want to convert, click “print”, select the

“Broadgun pdfMachine printer” and that’s it! Get yours now!

Page 14: Morfologi Dan Morfofonemik Bahasa Sumbawa Dialek Tongo

14

dunu → sadunu �mendahulukan�

jerang → sajerang �membuat kapok�

gera → sagera �mempercantik�

masak → samasak �membuat masak�

ñamen → sañamen �membuat enak�

ere → saere �melebihkan�

riong → sariong �memperbesar�

lesik → salesik �mengotorkan�

2. Prefiks {sa-} berbentuk {saç-} apabila digabungkan dengan bentuk dasar bervokal awal /o, e, a/

dan terjadi pengekalan fonem awal pada setiap bentuk dasar. Apabila dilekatkan pada bentuk

dasar berfonem awal konsonan /p/ terjadi pemunculan fonem /e/ di antara prefiks {sa-} dengan

bentuk dasar.

ode → sangode �memperkecil�

ajar → sangajar �mengajarkan/membiasakan�

enti → sangenti �memegangkan�

pet → sangepet �membuat pahit�

4.2 Fungsi Prefiks {sa-}

Prefiks {sa-} dalam BSDTn hanya memiliki satu fungsi yakni: membentuk verba transitif.

Dengan demikian maka prefiks {sa-} yang melekat pada bentuk dasar berkategori adjektiva dan

verba intransitif dalam bahasa ini bersifat derivasional.

Dijumpai pula prefiks {sa-} yang menyatakan makna aktif benefaktif. Kedua jenis prefiks ini

segaja dijelaskan secara bersamaan karena kebenfaktifan yang dinyatakan oleh sebagian data-data di

atas dipandang hanyalah sebagai bagian dari verba aktif transitif. Adapun data-data yang menyatakan

makna aktif benefaktif yang dimaksud di sini adalah: sangangkat �mengangkatkan� dalam konstruksi

kalimat /roni sangangkat soson ina/ �roni mengankatkan barang junjungan ibunya�, sangaku

�membuat orang lain mengakui sesuatu� dalam konstruksi kalimat /tina sangaku sendal ko dokon

dengan/ �tina membuat temannya mengakui sandal itu�, sangenti �memegangkan� dalam konstruksi

kalimat /riri sangenti payung ko ina/ �riri memegangkan payung pada ibunya�, sangita

�memperlihatkan� dalam konstruksi kalimat /arif sangita vivi nile/ �arif memperlihatkan vivi

pdfMachine A pdf writer that produces quality PDF files with ease!

Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original documents. Compatible across nearly all Windows platforms, simply open the document you want to convert, click “print”, select the

“Broadgun pdfMachine printer” and that’s it! Get yours now!

Page 15: Morfologi Dan Morfofonemik Bahasa Sumbawa Dialek Tongo

15

nilainya�, dan samenong �memperdengarkan� dalam konstruksi kalimat /evi samenong deka

menyanyi/ �evi memperdengarkan deka menyanyi�.

4.3 Arti Gramatikal Prefiks {sa-}

Arti gramatikal yang ditimbukan dengan adanya pelekatan prefiks {sa-} adalah menyatakan

makna membuat menjadi seperti terdapat pada bentuk dasar dan dapat menyatakan makna

melakukan pekerjaan untuk orang lain, misalnya pada kata jadian sangangkat yang secara gramatikal

menyatakan makna melakukan pekerjaan untuk orang lain.

5. Prefiks {N-}

Prefiks {N-} adalah sebuah prefiks yang membawahi empat alomorf, yakni: {m-}, {n-},

{ç-}, dan {ñ-}. Pengelompokan morf {m-}, {n-}, {ñ-}, dan {-} sebagai refleksi dari morfem {N-}

didasarkan pada beberapa pertimbangan antara lain adanya kemiripan bentuk dan makna yang

diemban oleh keseluruhan morf itu. Dari data yang dijumpai di lapangan menunjukkan bahwa

morf-morf /n, m, ñ, dan / memiliki jumlah pendistribusian yang sama, sehingga morf {n-}

digolongkan sebagai morfem prefiks yang membawahi empat alomorf, yakni: /n, m, ñ dan /.

Selanjutnya, prefiks {N-} ini dapat melekat pada bentuk dasar yang berfonem awal /e, a, p, t, b, s

dan r/4. Masing-masing bentuk kongkret tadi muncul dalam kondisi lingkungan seperti:

5.1 Proses Morfofonemik Prefiks {N-}

1. Prefiks {N-} tetap berbentuk {n-}apabila melekat pada bentuk dasar berfonem awal /t/ dan fonem

awal bentuk dasar mengalami peluluhan.

tulis → nulis �menulis�

2. Prefiks {N-} berbentuk {m-}apabila melekat pada bentuk dasar berfonem awal konsonan /p dan

b/, fonem awal bentuk dasar luluh. Adapun prefiks {N-} yang melekat pada bentuk dasar

berfonem awal konsonan /r/ secara morfofonemik terjadi pemunculan fonem /a/ di antara prefiks

{N-} dengan bentuk dasar yang dilekatinya.

pancing → mancing �memancing ikan�

rau → marau �mebuat ladang�

beli → meli �membeli suatu barang�

3. Prefiks {N-} berbentuk {ñ-} apabila melekat pada bentuk dasar berfonem awal /s/ dan fonem awal

bentuk dasar luluh.

4 Penentuan morfem prefiks {N-} sebagai morfem yang memiliki beberapa alomorf dalam penelitian ini semata-mata

atas pertimbangan bahwa bentuk {n-}lebih sering digunakan untuk melambangkan beberapa bunyi nasal lainnya.

pdfMachine A pdf writer that produces quality PDF files with ease!

Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original documents. Compatible across nearly all Windows platforms, simply open the document you want to convert, click “print”, select the

“Broadgun pdfMachine printer” and that’s it! Get yours now!

Page 16: Morfologi Dan Morfofonemik Bahasa Sumbawa Dialek Tongo

16

samung → ñamung �menjawab panggilan�

4. Prefiks {N-} berbentuk {-} apabila melekat pada bentuk dasar berfonem awal /a, e/ dan fonem

awal bentuk dasar mengalami pengekalan.

ajar → ajar �mengajar�

enten → enten �berlutut�

5.2 Fungsi Prefiks {N-}

Prefiks {N-} dalam BSDTn berfungsi membentuk verba intransitif. Oleh sebeb itu, maka

prefiks {N-} yang melekat pada bentuk dasar berkategori verba transitif dan nomina dalam bahasa

ini bersifat derivasional. Perhatikan beberapa contoh berikut ini.

1. /pak guru ngajar dokon dalam kelas/

[pak guru ajar dokon dalam kelas]

�bapak guru mengajar di dalam kelas�

2. /ibu kades m-eli lamin ara empa�/

[ibu kads m-eli lamIn ara mpaq]

�ibu kades membeli kalau ada daging�

3. /ariq nules kong ko/

[arikq nuls ko ko]

�adik saya menulis di situ�

4. /niniq marorang ko orong/

[niniq marorang ko r]

�nenek menjala ikan di kali�

Kalimat (1) sampai dengan kalimat (4) menunjukkan bahwa prefiks {N-} berfungsi

membentuk verba intransitif dari bentuk dasar verba transitif dan nomina, karena kehadiran

konstituen yang mengikuti kata jadian yang dimaksud bukanlah sebagai objek melainkan sebagai

keterangan yang menerangkan tentang hal yang dilakukan oleh (S). Keterangan yang dimaksud di

sini, seperti keterangan tempat ko dalam kelas yang terdiri dari tiga konstituen berupa pronomina

lokatif ko, dalam, dan kelas. Kehadiran ketiga konstituen yang mengikuti (P) pada kalimat tersebut

bukanlah sebagai objek melainkan sebagai keterangan. Walaupun konstituen ko dalam kelas

�PrnLok� setelah (P) pada kalimat tersebut mutlak dibutuhkan, akan tetapi (P) dari kalimat tersebut

bukanlah berkategori verba transitif melainkan berkategori verba intransitif. Hal itu, dikarenakan

sebuah verba transitif dalam konstruksi sebuah kalimat harus bervalensi atau diikuti oleh objek dan

diikuti oleh keterangan. Adapun hal lain yang membuktikan bahwa (P) dari konstruksi kalimat (1)

pdfMachine A pdf writer that produces quality PDF files with ease!

Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original documents. Compatible across nearly all Windows platforms, simply open the document you want to convert, click “print”, select the

“Broadgun pdfMachine printer” and that’s it! Get yours now!

Page 17: Morfologi Dan Morfofonemik Bahasa Sumbawa Dialek Tongo

17

sampai (4) di atas sebagai verba intransitif, yakni: tidak dapat dipasifkannnya konstituen pak guru

pada kalimat (1) menjadi ling pak guru, konstituen ibu kades pada kalimat (2) menjadi ling ibu

kades, konstituen arik pada kalimat (3) menjadi ling ariq, dan konstituen niniq pada data (4) menjadi

ling niniq.

5.3 Arti Gramatikal Prefiks {N-}

Arti gramatikal yang ditimbukan dengan adanya pelekatan prefiks {N-} adalah menyatakan

makna melakukan pekerjaan seperti terdapat pada bentuk dasarnya, misalnya pada kata jadian

nungang �menunggang kuda atau binatang lainnya�.

6. Prefiks {ka-}1

Prefiks {ka-} memiliki dua alomorf, yakni: {ka-} dan {kaç-}. Oleh karena {ka-} memiliki

perdistribusian yang luas dibandingkan dengan {kaç-}, maka {ka-} digolongkan sebagai morfem

prefiks yang membawahi dua alomorf, yakni {ka-} dan {ka-}. Pengelompokan morf ini sebagai dua

alomor dari prefiks {ka-} didasarkan pada pertimbangan bahwa keduanya memiliki kemiripan

bentuk dan makna.

6.1 Proses Morfofonemik Prefiks {ka-}1

1. Prefiks {ka-} tetap berbentuk {ka-} apabila digabungkan dengan bentuk dasar berfonem awal / p,

d, t, b, s, dan l / dan fonem awal bentuk dasar mengalami pengekalan.

pitu → kapitu �memiliki bertujuh� dua → kadua �memiliki berdua�

telu → katelu �memiliki bertiga� balu → kabalu �memiliki berdelapan�

sai → kasai �memiliki sendiri� lima →kalima �memiliki berlima�

2. Prefiks {ka-} berbentuk {ka-} apabila digabungkan dengan bentuk dasar berfonem awal /e/ dan

terjadi pengekalan fonem awal pada bentuk dasar.

enam → kangenam �memiliki berenam�

6.2 Fungsi Prefiks {ka-}1

Prefiks {ka-} dalam BSDTn hanya memiliki satu fungsi yakni: membentuk verba transitif.

Dengan demikian, maka prefiks {ka-} yang melekat pada bentuk dasar berkategori numeralia dalam

bahasa ini bersifat derivasional. Perhatikan beberapa contoh berikut ini.

1. /aku ku-ka-sai� lang ko/

[aku ku-ka-saiq la ko]

�saya PrKl-Prfk-satu tanah PrnDmt�

pdfMachine A pdf writer that produces quality PDF files with ease!

Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original documents. Compatible across nearly all Windows platforms, simply open the document you want to convert, click “print”, select the

“Broadgun pdfMachine printer” and that’s it! Get yours now!

Page 18: Morfologi Dan Morfofonemik Bahasa Sumbawa Dialek Tongo

18

�saya memiliki sendiri tanah itu�

2. /reri ka-dua� tepung ko ke ari/

[rri ka-duaq tepU ko ke ari]

�saya Prfk-dua jajan PrnDmt Konj adik�

�reri memiliki berdua jajan itu dengan adiknya

3. /kau si-kang-empat buku ko ke dengan-s/

[kau si-ka-mpat buku ko ke dean-s]

�kamu PrKl-Prfk-empat buku PrnDmt Konj teman-Pos�

�kamu memiliki berempat buku itu dengan temanmu�

Kalimat (1) sampai dengan kalimat (3) menunjukkan bahwa prefiks {ka-} berfungsi

membentuk verba transitif dari bentuk dasar numeralia, karena kehadiran konstituen yang mengikuti

kata jadian yang dimaksud berperan sebagai objek. Hal itu dapat dibuktikan dengan adanya

kemungkinan dipasifkan konstruksi kalimat (1) sampai (3) di atas, seperti: konstituen aku pada

kalimat (1) dapat berbentuk ling aku, konstituen reri pada kalimat (2) dapat berbentuk ling reri, dan

konstituen kau pada data (3) dapat berbentuk ling kau.

Dijumpai pula prefiks lain yang secara formal memiliki korelasi secara formal dengan prefiks

{ka-} pada bagian ini, akan tetapi secara semantik antara kedua prefiks yang dimaksud tidak

demikian halnya sehingga digolongkan ke dalam dua morfem yang berbeda (lebih lanjut akan

dijelaskan pada sub-bagian selanjutnya).

Adapun bentuk /ka-/ sebagai penanda aspek perfektif (penanda waktu lampau) seperti pada

satuan lingual /ka kulalo/ �saya telah pergi�. Untuk membedakan antara {ka-} sebagai prefiks dengan

/ka-/ sebagai penanda aspek perfektif, adalah: 1) adanya jedah pendek antara /ka-/ sebagai penanda

waktu lampau dengan satuan lingual yang dilekatinya, misalnya: /kasai�/ [kasaiq] �memiliki sendiri�

dengan /ka sai�/ [kasaiq] �tadi hanya satu�, 2) secara morfologis satuan lingual yang dilekati prefiks

{ka-} harus disertai adanya pelekatan proklitik ku- apabila subjeknya berupa /aku/ �saya�, proklitik

si- apabila subjeknya berupa /kau/ �kamu�, dan proklitik tu- apabila subjeknya berupa /gita/ �kita�,

misalnya: /aku kukasai� tepung ko/ �saya memiliki sendiri jajan itu�, 3) ditandai dengan tidak

terjadinya pemunculan fonem // di antara penanda aspek perfektif dengan bentuk dasar yang

dilekatinya, sedangkan pelekatan prefiks {ka-} memunculkan fonem // seperti /kangempat/

�memiliki berempat� /ka empat/ �tadinya hanya empat�.

pdfMachine A pdf writer that produces quality PDF files with ease!

Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original documents. Compatible across nearly all Windows platforms, simply open the document you want to convert, click “print”, select the

“Broadgun pdfMachine printer” and that’s it! Get yours now!

Page 19: Morfologi Dan Morfofonemik Bahasa Sumbawa Dialek Tongo

19

6.3 Arti Gramatikal Prefiks {ka-}1

Arti gramatikal yang ditimbukan dengan adanya pelekatan prefiks {ka-} adalah menyatakan

makna memiliki sesuatu, misalnya pada kata jadian kasai �memiliki sendiri�. Perhatikan kalimat

berikut.

1. /aku ku-ka-sai� bal ko/

[aku ku-ka-saiq bal ko]

�saya memiliki sendiri bola itu�

7. Prefiks {ka-}2

Morf {ka-} dan {ka-} di sini digolongkan sebagai dua morf yang sama, karena keduanya

memperlihatkan korelasi secara bentuk dan makna. Atas pertimbangan ini juga, maka antara prefiks

{ka-} yang dijelaskan sebelumnya dengan prefiks {ka-} yang dijelaskan pada bagian ini digolongkan

sebagai dua morfem prefiks yang berbeda. Dalam pada itu, dari luas atau tidaknya pendistribusian

kedua morf ini, tampak bahwa morf {ka-} lebih luas dibandingkan dengan morf {ka-}. Oleh sebab

itu, morf {ka-} digolongkan sebagi morfem prefiks yang membawahi dua alomorf, yakni: {ka-} dan

{ka-}.

7.1 Proses Morfofonemik Prefiks {ka-}2

1. Prefiks {ka-} tetap berbentuk {ka-} apabila digabungkan dengan bentuk dasar berfonem awal / p,

t, j, ñ, dan l / dan terjadi pengekalan fonem awal pada bentuk dasar.

padeng → kapadeng �merasa pedis�

taket → kataket �merasa ketakutan�

jerang → kajerang �merasa jerah�

ñamen → kañamen �merasa enak�

lesik → kalesik �merasa kotor�

2) Prefiks {ka-} berbentuk {ka-} apabila digabungkan dengan bentuk dasar berfonem awal /p/ dan

terjadi pengekalan fonem awal pada bentuk dasar.

pet → kangepet �merasa pahit�

pdfMachine A pdf writer that produces quality PDF files with ease!

Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original documents. Compatible across nearly all Windows platforms, simply open the document you want to convert, click “print”, select the

“Broadgun pdfMachine printer” and that’s it! Get yours now!

Page 20: Morfologi Dan Morfofonemik Bahasa Sumbawa Dialek Tongo

20

7.2 Fungsi Prefiks {ka-}2

Prefiks {ka-} dalam BSDTn hanya memiliki satu fungsi yakni: membentuk verba intransitif.

Dengan demikian maka prefiks {ka-} yang melekat pada bentuk dasar berkategori adjektiva dalam

bahasa ini bersifat derivasional. Perhatikan beberapa contoh berikut ini.

1. /aku ku-ka-padeng kakan nuko/

[aku ku-ka-pad kakan nuko]

�saya merasa pedis makan itu�

2. /dian ka-panas kong ko/

[dian ka-panas ko ko]

�dian merasa panas di situ�

Kalimat (1) sampai dengan kalimat (2) menunjukkan bahwa prefiks {ka-} berfungsi

membentuk verba intransitif dari bentuk dasar adjektiva, karena kehadiran konstituen yang

mengikuti kata jadian yang dimaksud berperan sebagai keterangan. Hal itu dapat dibuktikan dengan

tidak mungkinnya terjadi pemasifan konstituen aku pada kalimat (1) menjadi ling aku, konstituen

dian pada kalimat (2) menjadi ling dian.

7.3 Arti Gramatikal Prefiks {ka-}2

Arti gramatikal yang ditimbukan dengan adanya pelekatan prefiks {ka-} adalah menyatakan

makna merasakan apa yang terdapat pada bentuk dasar, misalnya pada kata jadian katomes yang

menyatakan makna bahwa seseorang merasakan ribut seperti terdapat pada bentuk dasarnya.

8. Reduplikasi Tipe ((D+RU))

Reduplikasi dengan tipe ((D+RU)) adalah reduplikasi yang dibentuk dengan perulangan

bentuk dasar secara utuh, seperti contoh-contoh di bawah ini. 5

Transkrip

Fonemik Kata

Jadian

Transkrip Fonetik Kata

Jadian

Glos Morfem

Dasar

/pina�-pina�/

/pina-pina/

/betak-betak/

/bolaç-bolaç/

[pinaq-pinaq]

[pina-pina]

[btak-btak]

[bla-bla]

�membuat-buat�

�memindah-mindahkan�

�menarik-narik�

�membuang-buang�

/pina�/

/pina/

/betak/

/bolaç/

5 Rumusan tiap tipe reduplikasi seperti terpaparkan dalam penelitian ini dikutip dari Mahsun 1990.

pdfMachine A pdf writer that produces quality PDF files with ease!

Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original documents. Compatible across nearly all Windows platforms, simply open the document you want to convert, click “print”, select the

“Broadgun pdfMachine printer” and that’s it! Get yours now!

Page 21: Morfologi Dan Morfofonemik Bahasa Sumbawa Dialek Tongo

21

/ente-ente/

/asa-asa/

[ente-ente]

[asa-asa]

�mengambil-ambil�

�mengasah-asah�

/ente/

/asa/

8.1 Fungsi dan Makna Reduplikasi Tipe ((D+RU))

Reduplikasi jenis ini secara morfologis tidak mengubah kategori bentuk dasar, sehingga

perulangan penuh yang terjadi hanyalah membentuk verba pilimorfem. Dikatakan bahwa reduplikasi

tipe ini sebagai reduplikasi yang tidak mengubah kelas kata karena dari kata jadian berupa

perulangan penuh dalam konstruksi kalimat imperatif tetap memiliki ciri valensi yang sama dengan

bentuk dasarnya.

9. Reduplikasi Tipe ((D+R) + {N-})

Reduplikasi dengan tipe ((D+R) + {N-}) adalah reduplikasi yang dibentuk dengan perulangan

penuh pada bentuk dasar berimbuhan {N-}, seperti contoh-contoh di bawah ini.

Transkrip Fonemik

Kata Jadian

Transkrip Fonetik Kata

Jadian

Glos Morfem Dasar

/maca-maca/

/nulis-nulis/

/çinum-çinum/

[maca-maca]

[nulIs-nulIs]

[inUm-inUm]

�membaca-baca�

�menulis-nilis�

�minum-minum�

/maca/

/nulis/

/çinum/

9.1 Fungsi dan Makna Reduplikasi Tipe ((D+R) + {N-})

Reduplikasi tipe ((D+R) + {N-}) secara morfologis tidak mengubah kategori bentuk dasar.

Perhatikan contoh di bawah ini.

1. /rodi nginum-nginum ke dengan dokon bale/

[rdi inUm-inUm ke dengan dokon bale]

�rodi RU-minum Konj teman PrnLok�

�rodi sedang minum-minum dengan temannya di rumah �

2. /rodi nginum ke dengan dokon bale/

[rdi inUm ke dengan dokon bale]

�rodi Prfk-minum dengan temannya di rumah

pdfMachine A pdf writer that produces quality PDF files with ease!

Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original documents. Compatible across nearly all Windows platforms, simply open the document you want to convert, click “print”, select the

“Broadgun pdfMachine printer” and that’s it! Get yours now!

Page 22: Morfologi Dan Morfofonemik Bahasa Sumbawa Dialek Tongo

22

Kedua kalimat di atas menurut ciri valensinya memperlihatkan kesamaan. Hal ini sudah pasti

bahwa kata jadian nginum-nginum �minum-minum� dengan kata jadian nginum �minum� memiliki

makna yang sama, sehingga kata jadian nginum dan kata jadian nginum-nginum sama-sama

berkategori verba intransitif. Dengan demikian, maka reduplikasi dengan tipe ((D+R) + {N-}) ini

hanyalah bersifat infleksional.

10. Reduplikasi Tipe ((D+Rpar) + {i-} + {sa-} + {ba-} + {ra-})

Reduplikasi dengan tipe ((D+Rpar) + {i-} + {sa-} + {ba-} + {ra-}) adalah reduplikasi yang

dibentuk dengan perulangan sebagian pada bentuk dasar berimbuhan {i-}, {sa-}, {ba-}, dan {ra-},

seperti contoh-contoh di bawah ini.

Transkrip Fonemik

Kata Jadian

Transkrip Fonetik

Kata Jadian

Glos Morfem

Dasar

/sapanyaç-panyaç/

/saperes-peres/

/sabelo-belo/

/saçode-çode

/ikaliuç-liuç/

/balaçan-laçan/

/basembe-sembe�/

/badokar-dokar/

/rabeda�-beda�/

/rabaçkat-baçkat/

[sapaña-paña]

[saprs-prs]

[sabelo-belo]

[saod-od]

[ikaliU-liU]

[balaan-laan]

[basembeqsembeq]

[badkar-dkar]

[rabedaq-bedaq]

[rabakat-bakat]

�sedang meninggikan�

�sedang memendekkan�

�sedang memanjangi�

�sedang mengecilkan�

�sedang mengeliling�

�sedang berjalan�

�sedang memakai dengan

lulur tradisional�

�sedang-mengendarai dokar�

�sedang membedaki diri�

�sedang memetak sawah�

/sapañaç/

/saperes/

/sabelo/

/saçode/

/ikaliuç/

/balaçan/

/basembe�/

/badokar/

/rabeda�/

/rabaçkat/

10.1 Fungsi dan Makna Reduplikasi Tipe ((D+Rpar) + {i-} + {sa-} + {ba-} + {ra-})

Reduplikasi tipe ((D+Rpar) + {i-} + {sa-} + {ra-}) secara morfologis tidak mengubah

kategori bentuk dasar. Perhatikan contoh di bawah ini.

1. /robi sapanyang-panyang tiang bendera ko/

[robi sapaña-paña tia bendra ko]

pdfMachine A pdf writer that produces quality PDF files with ease!

Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original documents. Compatible across nearly all Windows platforms, simply open the document you want to convert, click “print”, select the

“Broadgun pdfMachine printer” and that’s it! Get yours now!

Page 23: Morfologi Dan Morfofonemik Bahasa Sumbawa Dialek Tongo

23

�robi sedang meninggikan tiang bendera itu�

2. /tuti i-karante-rante dengan mentu kudatang/

[tuti ikarante-rante dengan mentu kudatang]

�tuti sedang membicarakan temannya ketika saya datang�

3. /dini balagan-langan dokon angkang bale/

[dini balaan-laan dokon angka bale]

�dini sedang berjalan di depan rumah�

4. /ati rabeda�-beda� dokon angkang kaca/

[ati rabedaq-bedaq dokon aka kaca]

�ati sedang memakai lulur tradisonal di depan kaca�

Kedua kalimat pertama menurut ciri valensinya menggambarkan bahwa kata jadian yang

dibentuk dengan perulangan sebagian berimbuhan {i-}, {sa-}, {ba-} dan {ra-} memperlihatkan

kesamaan dengan ciri valensi kata jadian yang dibentuk dengan pelekatan prefiks {i-}, {sa-}, {ba-},

dan {ra-} pada bentuk dasar panyang, karante, langan, dan beda. Bandingakan dengan kalimat

berikut.

5. /robi sa-panyang tiang bendera ko/

[robi sa-paña tiang bendra ko ]

�robi meninggikan tiang bendera itu�

6. /tuti i-karante dengan mentu kudatang/

[tuti i-karante dengan mentu kudatang]

�tuti membicarakan temannya ketika saya datang�

7. /dini ba-lagan dokon angkang bale/

[dini ba-laan dokon angka bale]

�dini berjalan di depan rumah�

8. /ati ra-beda� dokon angkang kaca/

[ati ra-bedaq dokon aka kaca]

�ati membedaki diri di depan kaca�

pdfMachine A pdf writer that produces quality PDF files with ease!

Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original documents. Compatible across nearly all Windows platforms, simply open the document you want to convert, click “print”, select the

“Broadgun pdfMachine printer” and that’s it! Get yours now!

Page 24: Morfologi Dan Morfofonemik Bahasa Sumbawa Dialek Tongo

24

11. Reduplikasi Tipe ((D+Rpar))

Reduplikasi dengan tipe ((D+Rpar)) adalah reduplikasi yang dibentuk dengan perulangan

sebagian pada bentuk dasar monomofemis, seperti contoh-contoh di bawah ini.

Transkrip

Fonemik Kata

Jadian

Transkrip Fonetik

Kata Jadian

Glos Morfem

Dasar

/baroçgo-roçgo/

/barari-rari/

/raçala-çala/

/katoan-toan/

[bargo-rgo]

[barari-rari

[raala-ala]

[katoan-tan/

�sedang memikul-mikul sesuatu�

�sedang berlari�

�sedang membajak sawah�

�sedang mananya- nanyai�

/baroçgo/

/barari/

/raçala/

/katoan/

11.1 Fungsi dan Makna Reduplikasi Tipe ((D+Rpar))

Reduplikasi tipe ((D+Rpar) secara morfologis tidak mengubah kategori bentuk dasar.

Perhatikan contoh di bawah ini.

1. /anto baronggo-ronggo lalo ko let/

[ant barogo-rogo lalo ko lt ]

�anto memikul sesuatu pergi ke laut�

2. /jon barari-rari lalo ko sekla/

[jn barai-rari lalo ko sekla]

�jon sambil berlari pergi ke sekolahnya�

Kedua kalimat pertama memperlihatkan ciri valensi yang sama dengan ciri kata atau verba

monomorfemis baronggo dan barari.

12. Reduplikasi Tipe ((D+RBb))

Reduplikasi dengan tipe ((D+RBb)) adalah reduplikasi yang dibentuk dengan perulangan

berubah bunyi pada bentuk dasar monomofemis, seperti contoh-contoh di bawah ini.

pdfMachine A pdf writer that produces quality PDF files with ease!

Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original documents. Compatible across nearly all Windows platforms, simply open the document you want to convert, click “print”, select the

“Broadgun pdfMachine printer” and that’s it! Get yours now!

Page 25: Morfologi Dan Morfofonemik Bahasa Sumbawa Dialek Tongo

25

Transkrip

Fonemik Kata

Jadian

Transkrip Fonetik

Kata Jadian

Glos Morfem Dasar

/kemeri-kemore/

/keserak-kesado/

/ñoçoç-ñuça/

[kemri-kmore]

[kserak-ksado]

[ñ-ñua]

�sangat senang�

�teriak dengan sangat keras�

�sangat senang menengok dari

balik sesuatu�

/kemeri/

/keserak/

/ñoçoç/

12.1 Fungsi dan Makna Reduplikasi Tipe ((D+RBb))

Reduplikasi tipe ((D+RBb) secara morfologis tidak mengubah kategori bentuk dasar.

Perhatikan contoh di bawah ini.

1. /tomi kemeri � kemore datang ina/

[tomi kmeri-kmre datang ina]

�tomi sangat senang datang ibunya�

2. /tomi kemeri datang ina/

[tomi kmeri datang ina]

�tomi senang kaena datang ibunya�

Kedua kalimat di atas memeperlihatkan ciri valensi yang sama antara bentuk dasar dan kata

jadian berupa perulangan berubah bunyi, sehingga antara bentuk dasar dan bentuk jadiannya

tergolong ke dalam satu kategori. Proses perulangan di sini tergolong ke dalam proses morfologi

infleksional. Dalam pada itu, makna yang ditimbulkan oleh reduplikasi jenis ini adalah menyatakan

makna sangat.

pdfMachine A pdf writer that produces quality PDF files with ease!

Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original documents. Compatible across nearly all Windows platforms, simply open the document you want to convert, click “print”, select the

“Broadgun pdfMachine printer” and that’s it! Get yours now!

Page 26: Morfologi Dan Morfofonemik Bahasa Sumbawa Dialek Tongo

26

BAB V SIMPULAN

Pembentukan kata kerja Bahasa Sumbawa Dialek Tongo dalam hubungannya dengan afiksasi

pada dasarnya tidak melibatkan infiks, sufiks, dan konfiks melainkan hanya melibatkan prefiks.

Prefiks yang dijumpai dalam bahasa ini hanya terdiri dari tujuh buah. Sementara itu, reduplikasi

hanya dijumpai sebanyak lima tipe. Adapun afiks dan reduplikasi yang dimaksud seperti terlihat

dalam table berikut ini.

Morfem-Morfem Pembentuk Verba BSDTn

Morf-Morf Prefiks

Prefiks Alomorf

{sa-} {sa-}, /sa-/, /sañ-/

{i-} {i-}

{ba-} {ba-}, {bar-} dan /bal/

{ra-} {ra-}

{ka-}1 /ka-/, /ka-/

{ka-}2 /ka-/, /ka-/

{N-} /n-/, /m-/, {ñ-}, dan /-/

Morfem Reduplikasi

R-Utuh R- Sebagian

Berimbuhan

R-utuh

Berimbuhan

R- Berubah Bunyi R-Sebagian

i Penulis adalah Stap Teknis Kantor Bahasa Provinsi Nusa Tenggara Barat, Dosen Tidak Tetap di STKIP Hamzanwadi,

Selong, dan Unmu, Mataram.

pdfMachine A pdf writer that produces quality PDF files with ease!

Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original documents. Compatible across nearly all Windows platforms, simply open the document you want to convert, click “print”, select the

“Broadgun pdfMachine printer” and that’s it! Get yours now!