Monolog Kukung

2
Kukung Karya: Pramoe Soekarno Kebebasan bukan berarti lepas dari keterpurukan Kebebasan bukan seperti tak terkendali Adalah keberanian untuk menyatukan akal pikiran dengan semangat nyali Dalam satu batasan yang bermama nurani Bukan bentuk lain dari sebuah kukungan DIATAS SANG MERDE-MERDE TAMPAK GELISAH (TERKUKUNG) MENGGELIAT MERONTA-RONTA MENCARI EMOSI Untuk kesekian kalinya alam raya di luar sana cerah dan gembira, aromanya sampai disini energinya melayang layang hingga sampai di sekitar sini Tapi, ah! Yang kuhirup sepertinya tak banyak berubah, hanya abu-abu blerang pesta pora, hanya bau-bau mercon kesenangan. Jangan kalian nikmati dengan cara yang selalu saja seperti ini, tempat seperti ini masih ada..... Dekat....dekat sekali Ya.....di dalam sini di dada ini Jangan terus menerus meniadakan atau seolah-olah tempat ini tidak terlihat........tidak terasa Pesta pora itu seperti penyakit Kesenangan itu seperti virus SANG MERDE KETAKUTAN MENCARI SUARA-SUARA Setiap sesuatu yang bertekat butuh satu pelepasan dari suasana yang selalu saja membuat suntuk, pengap. Setiap orang yang hari-harinya selalu menemukan ketidak beresan hidup, pasti membutuhkan satu hari saja atau bahkan satu menit untuk membuang energi yang selama itu bertahan.....sebuah emosi. Sebuah kewajaran jika pada saat ini setiap orang setiap sesuatu berpesta pora, bersenang-senang sekedar melupakan proses sejarah hidupnya sejenak. Tapi apakah sederhanaa itu alasannya? Apa alasan dari semua itu? Hentikan! Hentikan dulu semua kata-kata itu! Berikan penjelasan tentang semua pesta pora itu! Berikan keterangan tentang kesenangan yang kalian rasakan! Apa alasannya?

description

jjj

Transcript of Monolog Kukung

Page 1: Monolog Kukung

Kukung

Karya: Pramoe Soekarno

Kebebasan bukan berarti lepas dari keterpurukan

Kebebasan bukan seperti tak terkendali

Adalah keberanian untuk menyatukan akal pikiran dengan semangat nyali

Dalam satu batasan yang bermama nurani

Bukan bentuk lain dari sebuah kukungan

DIATAS SANG MERDE-MERDE TAMPAK GELISAH (TERKUKUNG) MENGGELIAT MERONTA-RONTA MENCARI EMOSI

Untuk kesekian kalinya alam raya di luar sana cerah dan gembira, aromanya sampai disini energinya melayang layang hingga sampai di sekitar sini

Tapi, ah! Yang kuhirup sepertinya tak banyak berubah, hanya abu-abu blerang pesta pora, hanya bau-bau mercon kesenangan. Jangan kalian nikmati dengan cara yang selalu saja seperti ini, tempat seperti ini masih ada.....

Dekat....dekat sekali

Ya.....di dalam sini di dada ini

Jangan terus menerus meniadakan atau seolah-olah tempat ini tidak terlihat........tidak terasa

Pesta pora itu seperti penyakit

Kesenangan itu seperti virus

SANG MERDE KETAKUTAN MENCARI SUARA-SUARA

Setiap sesuatu yang bertekat butuh satu pelepasan dari suasana yang selalu saja membuat suntuk, pengap. Setiap orang yang hari-harinya selalu menemukan ketidak beresan hidup, pasti membutuhkan satu hari saja atau bahkan satu menit untuk membuang energi yang selama itu bertahan.....sebuah emosi. Sebuah kewajaran jika pada saat ini setiap orang setiap sesuatu berpesta pora, bersenang-senang sekedar melupakan proses sejarah hidupnya sejenak.

Tapi apakah sederhanaa itu alasannya?

Apa alasan dari semua itu? Hentikan! Hentikan dulu semua kata-kata itu!

Berikan penjelasan tentang semua pesta pora itu!

Berikan keterangan tentang kesenangan yang kalian rasakan!

Apa alasannya?

LANTANG (EMOSI)

Oeeeeeeeeee.... kalian tidak akan dapat merubah sejarah hanya dengan cara seperti itu

Tidak akan ada perubahan yang kalian inginkan jika hanya dengan cara seperti itu

Perubahan yang terjadi bukan seperti yang kalian mau tapi perubahan yang mereka ing inginkan pasti terjadi

SUARA-SUARA PERSATUAN

Page 2: Monolog Kukung

Dipasung...

Dikurung...

Dibatasi...

Dikekang...

Terkukung...

LEMAS TIDAK BERDAYA KEMUDIAN LENYAP

Tidak akan berubah

Kebebasan bukan berarti lepas dari keterkukungan

Kebebasan bukan seperti tak terkendali

Adalah keberanian untuk menyatukan akal pikiran dengan semangat nyali

Dalam satu batasan yang bernama nurani

Dan bukan bentuk lain dari sebuah kukungan

TAMAT