modul.mercubuana.ac.id · Web viewBegitu juga pencatatan persediaan yang terlalu rendah atau tinggi...

28
MODUL PERKULIAHAN Manajemen Persediaan Penilaian dan Pengendalian Persediaan Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ekonomi dan Bisnis S1 Manajemen 03 31033 Hesti Maheswari SE., M.Si Abstract Kompetensi Penilaian persediaan merupakan suatu pembahasan dengan menggunakan Mahasiswa dapat melakukan penilaian persediaandengan menggunakan pendekatan akuntansi

Transcript of modul.mercubuana.ac.id · Web viewBegitu juga pencatatan persediaan yang terlalu rendah atau tinggi...

Page 1: modul.mercubuana.ac.id · Web viewBegitu juga pencatatan persediaan yang terlalu rendah atau tinggi akan mempengaruhi perhitungan laba rugi,misalnya persediaan akhir yang benar adalah

MODUL PERKULIAHAN

Manajemen Persediaan Penilaian dan Pengendalian Persediaan

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

Ekonomi dan Bisnis S1 Manajemen 03 31033 Hesti Maheswari SE., M.Si

Abstract Kompetensi

Penilaian persediaan merupakan suatu pembahasan dengan menggunakan pendekatan akuntansi. Persediaan disini diartikan sebagai barang dagangan yang disimpan untuk dijual kembali dan bahan

Mahasiswa dapat melakukan penilaian persediaandengan menggunakan pendekatan akuntansi

Page 2: modul.mercubuana.ac.id · Web viewBegitu juga pencatatan persediaan yang terlalu rendah atau tinggi akan mempengaruhi perhitungan laba rugi,misalnya persediaan akhir yang benar adalah

Penilaian PersediaanPenilaian persediaan merupakan suatu pembahasan dengan menggunakan

pendekatan akuntansi. Persediaan disini diartikan sebagai barang dagangan yang disimpan

untuk dijual kembali dan bahan yang terdapat dalam proses produksi atau yang disimpan

untuk tujuan keduanya. Persediaan dibedakan menjadi dua yaitu persediaan barang

dagangan (merchandise inventory) dan persediaan bahan baku yang diproses dalam

perusahaan manufaktur.

Barang dagangan merupakan barang yang secara kontinyu dibeli dan dijual

kembali,sehingga merupakan unsur yang paling aktif dalam operasi perusahaan baik untuk

pedagang besar (grosir) maupun pedagang eceran (retail).

Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang mempunyai kegiatan

menghasilkan barang,sehingga persediaan yang dimaksudkan disini dapat berupa

persediaan bahan baku, barang dalam proses dan barang jadi. Pendekatan akuntansi yang

digunakan adalah akuntansi biaya yang bertujuan untuk menetapkan harga pokok produksi

barang jadi.

Penentuan persediaan berperan penting dalam membandingkan biaya dengan

pendapatan dalam suatu periode tertentu.

Persediaan akhir suatu periode akan menjadi persediaan awal pada periode

berikutnya, sehingga apabila terjadi kesalahan perhitungan pada akhir periode akan

berakibat pada pelaporan laba bersih yang salah pada periode yang bersangkutan dan

periode berikutnya.

Pencatatan Persediaan

Dalam sistem akuntansi, persediaan dibedakan menjadi dua yaitu sistem berkala

dan sistem perpetual. Pada sistem berkala,setiap kali terjadi penjualan hanya pendapatan

dari penjualan saja yang dicatat dan tidak dibuat ayat jurnal untuk mencatat harga pokok

barang yang dijual,sehingga diperlukan perhitungan fisik untuk menentukan nilai persediaan

pada akhir periode. Perhitungan secara fisik ini hanya dapat dilakukan pada akhir tahun

fiscal. Sistim pencatatan ini banyak digunakan oleh perusahaan perdagangan eceran yang

menjual banyak jenis barang dengan harga pokok yang rendah,contoh : sayuran,obat dan

barang pecah belah.

‘13 2 Manajemen Persediaan

Pusat Bahan Ajar dan eLearningHesti Maheswari SE., M.Si http://www.mercubuana.ac.id

Page 3: modul.mercubuana.ac.id · Web viewBegitu juga pencatatan persediaan yang terlalu rendah atau tinggi akan mempengaruhi perhitungan laba rugi,misalnya persediaan akhir yang benar adalah

Sistim persediaan perpetual dilakukan pencatatan akuntansi secara terus menerus

untuk mengungkapkan jumlah persediaan yang ada. Dalam pencatatan perlu dilakukan

perkiraan yang terpisah untuk setiap jenis persediaan dalam buku tambahan. Sistem

pencatatan ini banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan besar,contohnya :

perusahan otomotif, peralatan kantor, konstruksi dan elektronik.

Kesalahan dalam pencatatan persediaan akan berakibat kesalahan dalam

menentukan harga pokok persediaan yang pada akhirnya akan terjadi kesalahan pada

laporan laba rugi. Begitu juga pencatatan persediaan yang terlalu rendah atau tinggi akan

mempengaruhi perhitungan laba rugi,misalnya persediaan akhir yang benar adalah Rp.

40.000,- dan nilai persediaan yang salah adalah Rp.50.000,- dan Rp.35.000,-

a. Pelaporan persediaan yang benar yaitu jumlah persediaan Rp.40.000,-

Penjualan bersih…………………….. Rp.40.000,-

Harga Pokok Penjualan…………….. Rp.22.000,-

Laba Kotor……………………………. Rp.18.000,-

Biaya………………………………….. Rp. 7.000,-

Laba bersih……………………………Rp. 11.000,-

b. Pelaporan persediaan yang salah yaitu jumlah persediaan Rp.50.000,-

Penjualan bersih………………………Rp.40.000,-

Harga pokok penjualan……………….Rp.12.000,-

laba kotor……………………………….Rp.28.000,-

Biaya…………………………………… Rp. 7.000,-

Laba bersih……………………………. Rp.21.000,-

c. Pelaporan persediaan yang salah yaitu jumlah persediaan Rp.35.000,-

Penjualan bersih……………………….Rp. 40.000,-

Harga pokok penjualan………………..Rp.27.000,-

Laba kotor………………………………Rp.13.000,-

Biaya…………………………………….Rp. 7.000,-

Laba bersih……………………………..Rp. 6.000,-

‘13 3 Manajemen Persediaan

Pusat Bahan Ajar dan eLearningHesti Maheswari SE., M.Si http://www.mercubuana.ac.id

Page 4: modul.mercubuana.ac.id · Web viewBegitu juga pencatatan persediaan yang terlalu rendah atau tinggi akan mempengaruhi perhitungan laba rugi,misalnya persediaan akhir yang benar adalah

Penentuan Harga Pokok Persediaan

Harga pokok persediaan terdiri atas harga beli persediaan/barang ditambah

semua pengeluaran yang terjadi pada saat pembelian barang tersebut. Jenis

pengeluaran yang umum adalah biaya transportasi, biaya masuk(impor) dan

sauransi selama kerugian perjalanan, harga barang lebih mudah diidentifikasi

berdasarkan penentuan dari penjual, sedangkan biaya yang nilainya sangat kecil

dapat dibebankan pada biaya operasi periode yang bersangkutan.

Aapabila informasi harga tidak lengkap yaitu tidak diketahui sisa sisa

persediaan berasal dari harga yang mana,maka digunakan asumsi arus harga pokok

(flow of cost) dari barang yang keluar dari perusahaan. Asumsi ini meliputi :

1. Arus harga pokok berdasarkan urutan pembelian

2. Arus harga pokok berdasarkan urutan pembelian tetapi dibalik dan arus harga

pokok berdasarkan rata-rata seluruh pembelian.

Pada perusahaan manufaktur untuk menghitung persediaan perlu ditambahkan

biaya-biaya yang terlibat didalamnya, adapun biaya-biaya tersebut adalah :

Biaya pabrik (manufacturing cost) merupakan biaya yang terjadi dalam pabrik

selama suatu periode tertentu, sehingga biaya disini terjadi mulai dari awal

proses sampai akhir proses produksi berlangsung. Biaya pabrik terdiri dari :

Biaya bahan baku (raw material cost) yaitu biaya untuk bahan-bahan

yang dengan mudah dapat diidentifikasi.

Biaya tenaga kerja langsung (direct labour cost) adalah biaya untuk

tenaga yang langsung menangani proses produksi

Biaya pabrikase (overhead) yaitu biaya yang tidak termasuk dalam biaya

bahan baku dan tenaga kerja langsung.

Biaya produksi (production cost) adalah biaya yang dibebankan dalam proses

produksi selama satu periode yang terdiri dari biaya yang di bebankan pada

proses awal ditambah biaya pabrik dan biaya-biaya yangdibebankan pada

persediaan dalam proses pada akhir periode.

Harga pokok produksi (cost of goods manufactured) merupaka n biaya-biaya

yang telah diselesaikan selama satu periode. HPP terdiri dari biaya pabrik

ditambah persediaan dalam proses awal periode dikurangi persediaan dalam

proses akhir periode. Harga pokok produksi selama satu periode ini dilaporkan

dalam laporan harga pokok produksi (cost of goods manufactured statement)

‘13 4 Manajemen Persediaan

Pusat Bahan Ajar dan eLearningHesti Maheswari SE., M.Si http://www.mercubuana.ac.id

Page 5: modul.mercubuana.ac.id · Web viewBegitu juga pencatatan persediaan yang terlalu rendah atau tinggi akan mempengaruhi perhitungan laba rugi,misalnya persediaan akhir yang benar adalah

dan laporan ini merupakan bagian dari harga pokok penjualan (cost of goods

sold).

Metode Penaksiran dan Penilaian Persediaan

Penaksiran seringkali digunakan dalam mengembangkan harga dan jumlah

persediaan. Dalam melakukan penafsiran dan penilaian terhadap persediaan

terdapat beberapa metode :

1. Metode Laba Kotor (gross profit method)

Metode laba kotor didasarkan atas hubungan yang dianggap ada diantara laba

kotor penjualan. Diterapkan pada penjualan untuk menghitung harga pokok

barang-barang yang tersedia untuk dijual untuk mencapai suatu saldo persediaan

yang ditaksir. Metode laba kotor ini bermanfaat apabila :

a. System berkala sedang digunakan dan persediaan diperlukan untuk laporan

sementara atau untuk menghitung persediaan dari minggu ke minggu atau

dari bulan ke bulan.

b. Suatu persediaan telah hancur atau hilang oleh bencana kebakaran,

pencurian atau yang lainnya dan data yang diperlukan untuk menilainya tidak

ada

c. Dikehendaki untuk menguji atau memeriksa ketepatan angka-angka

persediaan yang dihitung dengan alat-alat lain yang disebut dengan uji laba

kotor.

Untuk menggunakan metode ini harus memenuhi beberapa persyaratan :

Penggunaan metode laba kotor untuk perhitungan sementara persediaan.

Metode ini dapat digunakan untuk memberikan informasi kepada pimpinan

yang tidak disediakan bila digunakan system berkala, memperkirakan

persediaan yang didasarkan pada periode jangka pendek (bulanan,mingguan

dan lain-lain) dan sebagai alat tindakan pengawasan untuk menghindari

kelebihan atau kekurangan barang dalam persediaan.

Untuk mengetahui perputaran persediaan dalam satu tahun dapat

menggunakan rumus :

‘13 5 Manajemen Persediaan

Pusat Bahan Ajar dan eLearningHesti Maheswari SE., M.Si http://www.mercubuana.ac.id

HARGA POKOK PENJUALAN

PERSEDIAAN RATA-RATA

Page 6: modul.mercubuana.ac.id · Web viewBegitu juga pencatatan persediaan yang terlalu rendah atau tinggi akan mempengaruhi perhitungan laba rugi,misalnya persediaan akhir yang benar adalah

Untuk memperoleh perhitungan perputaran persediaan dapat diperoleh

dengan menganalisis penjualan dan pembelian dengan menggunakan

perkiraan persediaan bulanan dengan metode laba kotor.

Penggunaan metode laba kotor untuk penghitungan kerugian karena

bencana.

Metode ini digunakan untuk memperkirakan persediaan pada saat

penghitungan secara fiik tidak dapat dilakukan yang disebabkan oleh

bencana/musibah seperti banjir,kebakaran dsb.

2. Metode Persediaan Dengan Harga Jual

Metode harga jual banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan kecil

(pengecer/retailer) dengan tujuan untuk menentukan perkiraan keadaan

persediaan yang ada apabila dibutuhkan sewaktu-waktu. Metode ini dapat

digunakan dengan syarat pencatatan barang-barang yang dibeli dibedakan

dengan harga jual. Prosentase harga beli dihitung berdasarkan persediaan yang

siap dijual dengan harga beli persediaan dengan harga jual. Prosentase harga

jual ini dapat digunakan untuk persediaan akhir dengan harga jualnya yaitu

dengan cara menguranngi penjualan tahun yang bersangkutan dengan sejumlah

persediaan yang siap dijual dengan harga jualnya.

Persediaan barang, 1 jan………………………… Rp. 50.000 Rp. 65.000

Pembelian dalam bln januari…………………….. Rp. 35.000 Rp. 55.000

Barang tersedia dijual…………………………….. Rp. 85.000 Rp. 120.000

Prosentase harga (85.000:120.000) = 70,8%

Dikurangi penjualan bulan januari……………….. Rp. 60.000

Persediaan barang, 31 jan dengan harga jual Rp. 60.000

Persediaan barang, 31 jan dengan perkiraan harga

(Rp. 60.000x70,8%) 42.480

Dengan menggunakan metode harga jual, maka dihasilkan penilaian persediaan

bedasarkan harga rata-rata dan prosentase harga terhadap harga jual untuk persediaan

akhir adalah sama dengan prosentase harga beli tehadap barang-barang yang terjual.

‘13 6 Manajemen Persediaan

Pusat Bahan Ajar dan eLearningHesti Maheswari SE., M.Si http://www.mercubuana.ac.id

Page 7: modul.mercubuana.ac.id · Web viewBegitu juga pencatatan persediaan yang terlalu rendah atau tinggi akan mempengaruhi perhitungan laba rugi,misalnya persediaan akhir yang benar adalah

Keuntungan penggunaan metode harga jual adalah perkiraan persediaan sementara dapat

diperoleh tanpa perhitungan fisik dan bila persediaan fisik dilakukan untuk laporan berkala,

maka persediaan tersebut dapat dihargai dengan harga jual dan kemudian dirubah ke harga

beli tanpa melihat biaya-biaya dan faktur satu-persatu, sehingga dapat menghemat biaya

dan waktu, kerugian yang diakibatkan adanya pencurian/kehilangan dapat dihitung dan

diawasi karena perhitungan fisik persediaan harus sesuai dengan persediaan menurut harga

jual yang dihitung dan apabila terjadi kehilangan harus dicatat sebagai kehilangan.

Meskipun demikian penggunaan metode ini masih memungkinkan terjadinya

kesalahan penaksiran nilai persediaan yang disebabkan oleh pencatatan ganda. Idealnya

dalam perhitungan persediaan tidak terjadi perubahan-perubahan harga jual, akan tetapi

dalam kenyataannya adalah sebaliknya yaitu sering kali terjadi perubahan harga jual,

permintaan dan faktor-faktor lain. Bedasarkan hal tersebut, maka perusahaan kemungkinan

melakukan penyesuain dengan cara:

a. Markup dan markdown. Pada saat perusahaan menetapkan harga jualnya diatas

harga beli, maka selisih nilai yang ditetapkan tersebut merupakan nilai mark-up.

Besarnya mark-up tidak ada ketentuan tergantung masing-masing perusahaan dan

mark-up dapat dinaikkan lagi yang disebut dengan markdown. Sebagai ilustrasi

perusahaan membeli persediaan seharga Rp. 2.000,. per unit kemudian perusahaan

akan menjual kembali dengan harga jualnya sebesar Rp. 2.500,. (markup Rp. 500,-)

karena penentuan harga jual ini dirasa masih kurang, maka perusahaan menaikkan

harga jual menjadi Rp. 2.700,- (tambahan markup Rp. 200,-). Perkembangan

selanjutnya menunjukkan bahwa terjadi kejenuhan dipasar, sehingga perlu dilakukan

penurunan harga dan bedasarkan penelitian pasar harga yang dapat diterima pasar

adalah Rp. 2.600., (pembatalan markup Rp. 100,-), dengan harga yang sudah

diturunkan ternyata pasar belum mampu menyerap oleh karena perusahaan

menurunkan lagi menjadi Rp. 2.200,- (markdown Rp. 300,-).

b. Biaya transportasi. Dalam perhitungan persediaan, biaya transportasi harus

dimasukkan dalam harga pembelian, sedangkan potongan pembelian dan pembelian

yang dikembalikan serta cadangan harus dikurangkan. Adanya pengembalian

barang yang dibeli akan berpengaruh terhadap perhitungan baik menurut harga

maupun harga jual, sehingga pengembalian pembelian merupakan penyesuaian

yang tepat terhadap penjualan kotor karena persediaan kembali seperti semula.

Sedangkan potongan pembelian hanya mempengaruhi jumlah seluruh harga kecuali

terdapat penyesuaian harga jual terhadap potongan tersebut, sehingga potongan

penjualan dan cadangan penjualan tidak dikurangkan dalam menghitung taksiran

persediaan akhir menurut harga jual. Pengurangan hanya dilakukan pada saat harga

‘13 7 Manajemen Persediaan

Pusat Bahan Ajar dan eLearningHesti Maheswari SE., M.Si http://www.mercubuana.ac.id

Page 8: modul.mercubuana.ac.id · Web viewBegitu juga pencatatan persediaan yang terlalu rendah atau tinggi akan mempengaruhi perhitungan laba rugi,misalnya persediaan akhir yang benar adalah

suatu barang ditambahkan pada perhitungan persediaan menurut harga jual pada

waktu barang dibeli dan dikurangkan pada waktu barang dijual yang semuanya

didasarkan pada harga penjualan kotor.

c. Permasalahan dalam metode harga jual,. Perhitungan prosentase harga untuk

seluruh persediaan hanya berlaku apabila persediaan dianggap homogen, sehingga

apabila persediaan memiliki harga yang bervariasi diperlukan pembukuan dan

perhitungan yang terpisah. Kedua, metode ini dapat digunakan apabila berkaitan

dengan pajak pendapatan dengan syarat pembayar pajak melaksanakan pencatatan

yang valid dan memuaskan, sehingga dapat mendukung perhatian persediaan yang

konsisten terhadap laporan pajak.

3. Metode FIFO.

Seperti sudah dijelaskan diatas bahwa perhitungan harga pokok didapatkan dari:

persediaan awal ditambah persediaan dikurangi persediaan akhir. Angka pembelian

bersih berasal dari saldo perkiraan yang bersangkutan dibuku besar, angka kuantitas

persediaan awal dan akhir diperoleh dengan cara melakukan perhitungan fisik. Harga

pokok persediaan dihitung dari perkalian kuantitas pada harga pokok per unit, penentuan

harga pokok yang digunakan tergantung pada metode penetapan harga pokok yang

dipilih. Berikut contohnya:

Tanggal Keterangan Kuantitas HPP/unit Nilai HPP

1 Jan Pers. Awal 200 Rp. 100 Rp. - Rp.

20.000,-

20 Feb Pembelian 1 150 Rp. 120 Rp. 18.000,-

15 Maret Pembelian 2 300 Rp. 130 Rp. 39.000,-

20 Okt Pembelian 3 250 Rp. 200 Rp. 50.000,- Rp.

107.000,-

31 Des Tersedia dijual 900 Rp.

127.000,-

Contoh diatas menunjukkan bahwa persediaan awal periode sudah ditentukan

kuantitas maupun harga pokok per unitnya, penentuan harga pokok persediaan ini harus

sama dengan penentuan akhir persediaan. Untuk melanjutkan pembahasan ini, seandainya

persediaan akhir periode 31 Desember bedasarkan perhitungan fisik adalah 350 unit.

Bedasarkan perhitungan dengan metode FIFO, maka persediaan akan dinilai dengan harga

pembelian yang terakhir dan apabila kuantitas pembelia tidak mencakupi pada pembelian

terakhir ini, maka akan diambilkan pada kuantitas bulan sebelumnya dan seterusnya. Hal ini

‘13 8 Manajemen Persediaan

Pusat Bahan Ajar dan eLearningHesti Maheswari SE., M.Si http://www.mercubuana.ac.id

Page 9: modul.mercubuana.ac.id · Web viewBegitu juga pencatatan persediaan yang terlalu rendah atau tinggi akan mempengaruhi perhitungan laba rugi,misalnya persediaan akhir yang benar adalah

sesuai dengan metode FIFO yaitu biaya yang akan dibebankan ke perhitungan laba rugi

adalah biaya-biaya yang dikeluarkan lebih awal. Bedasarkan hasil perhitungan dengan

metode FIFO didapatkan:

Tanggal Pembelian Kuantitas HPP/unit Total Harga Pokok

15 Maret 300 Rp. 100,- Rp. 30.000,-

20 Okt 50 Rp. 120 Rp. 6.000,-

Rp. 36.000,-

Sehingga harga pokok penjualan dengan menggunakan metode FIFO adalah

sebagai berikut:

Persediaan awal, 1 januari Rp. 20.000

Pembelian bersih selama periode ybs Rp. 107.000,-

Persediaan tersedia di jual Rp. 127.000,-

Persediaan akhir, 31 desember Rp. 36.000,-

Harga pokok penjualan Rp. 91.000,-

4. Metode LIFO

Merupakan metode perhitungan harga pokok dengan cara menghitung persediaan

akhir bedasarkan ketentuan bahwa harga beli yang lebih awal yang didahulukan.

Tanggal Pembelian Kuantitas HPP/Unit Total Harga Pokok

1 Jan 200 Rp. 130 Rp. 39.000,-

20 Feb 150 Rp. 200 Rp. 10.000,-

Rp. 49.000,-

Sehingga harga pokok penjualan dengan menggunakan metode FIFO adalah

sebagai berikut:

Persediaan awal, 1 januari Rp. 20.000,-

Pembelian bersih selama perdiode ybs Rp. 107.000,-

Pembelian tersedia dijual Rp. 127.000,-

‘13 9 Manajemen Persediaan

Pusat Bahan Ajar dan eLearningHesti Maheswari SE., M.Si http://www.mercubuana.ac.id

Page 10: modul.mercubuana.ac.id · Web viewBegitu juga pencatatan persediaan yang terlalu rendah atau tinggi akan mempengaruhi perhitungan laba rugi,misalnya persediaan akhir yang benar adalah

Persediaan akhir, 31 desember Rp. 49.000,-

Harga pokok penjualan Rp. 78.000,-

5. Metode rata-rata

Harga pokok rata-rata persediaan barang yang akan dijual dapat dihitung dengan

menggunakan metode rata-rata dan hasilnya adalah:

Harga pokok = harga pokok persediaan yang tersedi dijual

Rata-rata kuanttas yang persedia yang tersedia dijual

= Rp. 127.000 = Rp. 141,1

= 900

Dengan menggunakan metode rata-rata, maka dapat ditentukan harga pokok

persediaan pada akhir desember sebesar 49385 (350 x Rp. 141,1), sehingga harga pokok

penjualannya adalah sebesar:

Persediaan awal, 1 januari Rp. 20.000

Pembelian bersih selama periode ybs Rp. 107.000,-

Persediaan tersedia dijual Rp. 127.000,-

Persediaan akhir, 31 desember Rp. 49.385,-

Harga pokok penjualan Rp. 77.615,-

Pengaruh metode penetapan harga pokok. Dari tiga metode yang telah diterangkan

diatas terdapat perbedaan nilai persediaan dan harga pokok penjualannya, seperti yang

tertulis dibawah ini:

Persediaan akhir harga pokok penjualan

Metode FIFO Rp. 36.000,- Rp. 91.000,-

Metode LIFO Rp. 49.000,- Rp. 78.000,-

Metode rata-rata Rp. 49.385,- Rp. 77.615,-

‘13 10 Manajemen Persediaan

Pusat Bahan Ajar dan eLearningHesti Maheswari SE., M.Si http://www.mercubuana.ac.id

Page 11: modul.mercubuana.ac.id · Web viewBegitu juga pencatatan persediaan yang terlalu rendah atau tinggi akan mempengaruhi perhitungan laba rugi,misalnya persediaan akhir yang benar adalah

Perbedaan nilai persediaan akhir dan harga pokok penjualan ini mengakibatkan

jumlah laba bersih, total aktiva maupun total yang berbeda pula. Laba bersih tertinggi

diperoleh dengan menggunakan metode FIFO dan laba bersih terendah diperoleh dengan

menggunakan metode LIFO. Begitu juga dengan total aktiva dan total modal tertinggi

diperoleh dari perhitungan FIFO dan sebaliknya yang terendah dari perhitungan LIFO.

Sementara itu hasil perhitungan rata-rata berada diantara FIFO dan LIFO. Pemilihan salah

satu metode diantara metode yang ada bergantung pada masing-masing perusahaan, yang

jelas pemilihan tersebut harus didasarkan pada manfaat yang akan diperoleh perusahaan.

Yang perlu diingat analisis diatas hanya terjadi apabila terjdi kenaikan harga, apabila harga

mengalami penurunan tentu saja akan terjadi hal sebaliknya. Penurunan harga akan

berakibat, laba bersih dan nilai persediaan terendah dengan menggunakan metode LIFO,

laba bersih dan nilai persediaan terendah dengan menggunakan metode FIFO. Sedangkan

nilai rata-rata tetap tidak berubah, dimana nilai persediaan dan harga pokok penjualan akan

berada diantar FIFO dan LIFO.

6. Metode identifikasi khusus

merupakan metode yang digunakan untuk perhitungan harga pokok yang

dibebankan pada barang-barang yang dijual dan yang masih ada dalam persediaan

didasarkan atas harga pokok yang dikeluarkan khusus untuk barang-barang yang

bersangkutan. ,etode ini lebih cocok apabila digunakan untuk perhitungan barang-barang

yang jumlahnya terbatas dengan nila per unitnya tinggi seperti pada industry otomotif dan

elektronik. Sebagai gambaran sebuah perusahaan “laptop” yang bergerak dalam jual beli

laptop bekas memiliki persediaan sebagai berikut:

Tanggal Keterangan Kuantitas Harga pokok/unit2 januari Pentium 1 1 Rp. 1.500.000,-7 januari Pentium 2 1 Rp. 3.500.000,-15 januari Pentium 3 1 Rp. 4.700.000,-26 januari Celeron 1 Rp. 1.400.000,-30 januari Pentium 4 1 Rp. 5.600.000,-Persediaan yang tersedia dijual 5 Rp. 16.700.000,-

Sedangkan persediaan pada akhir periode bulan januari adalah sebesar:

Laptop Celeron Rp. 1.400.000,-Laptop Pentium 4 Rp. 5.600.000,-Persediaan 31 jan Rp. 7.000.000,-

‘13 11 Manajemen Persediaan

Pusat Bahan Ajar dan eLearningHesti Maheswari SE., M.Si http://www.mercubuana.ac.id

Page 12: modul.mercubuana.ac.id · Web viewBegitu juga pencatatan persediaan yang terlalu rendah atau tinggi akan mempengaruhi perhitungan laba rugi,misalnya persediaan akhir yang benar adalah

7. Metode Taksiran

Merupakan metode yang dalam menentukan jumlah persediaan dengan

menggunakan perhitungan fisik terhadap persediaan yang ada, hal ini dimungkinkan apabila

pihak manajemen menginginkan laporan setiap saat. Akan tetapi metode model ini

membutuhkan waktu yang lama dan biaya yang lebih besar. Karena adanya kesulitan

mempertemukan dua kepetingan ini, maka diperlukan cara yang tepat untuk menentukan

harga pokok persediaan yaitu yang didasarkan pada metode taksiran. Walaupun metode

taksiran ini tidak setepat dengan metode perhitungan fisik, akan tetapi berguna dalam

pembuatan laporan secara periodic.

Kesimpulan

Penilaian persediaan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui harga

dan jumlah persediaan yang akan digunakan untuk menetukan harga pokok persediaan.

Dengan demikian diperlukan data yang lengkap terhadap keduanya, karena tanpa adanya

data yang lengkap dan akurat perusahaan akan kesulitan menentukan harga pokok

persediaan.

Penilaian persediaan dilakukan pada semua jenis usaha termasuk usaha

perdagangan dan dengan adanya penilaian persediaan, maka perusahaan dapat

membandingkan biaya dan pendapatan pada periode tertentu. Harga pokok persediaan

dilaporkan sebagai aktiva lancar dalam neraca dan sebagai barang yang terjual dalam

laporan laba rugi.

Untuk melakukan pancatatan digunakan pendekatan system perpetual dan sitim

berkala, pada system berkala pencatatan hanya dilakukan pada saat terjdi penjualan saja

dan dalam system perpetual pencatatan dilakukan secara kontinyu. Harga pokok sendiri

merupakan penjumlahan dari harga beli dengan semua pengeluaran pada saat terjadi

pembelian. Sedangkan untuk menentukan nilai persediaan dapat dilakukan dengan metode

laba kotor, harga jual, FIFO, LIFO, Harga rata-rata< taksiran dan identifikasi khusus.

PENGENDALIAN PERSEDIAAN

Sistem berisi tentang cara mencatat transaksi persediaan dan cara memantau

kinerja manajemen persediaan dan dalam operasionalnya dapat menggunakan

manual maupun computer atau mengkombinasikan keduanya agar dapat menjawab

‘13 12 Manajemen Persediaan

Pusat Bahan Ajar dan eLearningHesti Maheswari SE., M.Si http://www.mercubuana.ac.id

Page 13: modul.mercubuana.ac.id · Web viewBegitu juga pencatatan persediaan yang terlalu rendah atau tinggi akan mempengaruhi perhitungan laba rugi,misalnya persediaan akhir yang benar adalah

peran keputusan yang ditentuakn untuk menentukan kapan dan berapa banyak

melakukan pemesanan.

Hal-hal yang terkandung dalam pengendalian persediaan antara lain : penghitungan

transaksi, aturan keputusan persediaan, laporan pengecualian, peramalan dan

laporan dari manajemen puncak.

Sistem pengendalian persediaan dapat digunakan sebagai laporan untuk

manajemen puncak maupun manajer persediaan, laporan ini akan mengukur seluruh

kinerja ersediaan dan dapat digunakan untuk membantu membuat kebijakan

persediaan.

Jenis sistem pengendalian persediaan, antara lain:

1. Sistem tempat persediaan tunggal, dalam system ini bak atau papan diisi

secara periodic, seperti tempat persediaan di toko atau di pabrik yang disebut

juga system P. system ukuran tempat merupakan target dan persediaan

diisikan pada tempat persediaan sesuai dengan target secara periodic

(catatan hanya dilakukan saat pemesanan saja).

2. Sistem tempat persediaan ganda, tempat persediaan terdiri dari dua bagian.

Bagian yang pertama berisi persediaan yang akan dikeluarkan dan bagian

kedua berisi persediaan yang masih disegel. Pada saat tempat persediaan

didepan habis, maka tempat persediaan kedua dibuka dan pemesanan

persediaan dilakukan kembali. Tempat yang kedua harus berisi persediaan

yang cukup untuk mengantisipasi adanya lead time dan system ini disebut

dengan system Q.

3. Sistem kartu file, biasanya berisi satu kartu untuk setiap item persediaan.

Pada saat item terjual, kartu korespondensial diletakkan dan diperbarui

artinya karttu selalu baru pada saat persediaan tiba dan di dalamnya berisi

peraturan system P dan Q. system ini menjaga persediaan dalam ukuran

kecil dan tidak banyak transaksi.

4. Sistem computer. Catatan setiap item disimpan dalam computer dan setiap

transaksi penerimaan dicatat, catatan dikomputer juga berisi keputusan P dan

Q, peramalan permintaan dan pemantauan kinerja system persediaan.

System ini memudahkan dalam melakukan pengandalian persediaan.

Pemilihan salah satu dari ke empat system tersebut bergantung pada biaya dan

keuntungan yang dapat diperoleh perusahaan.

Persediaan peroide tunggal dan periode ganda : Persediaan periode tunggal meliputi

item yang akan distok hanya sekali dan tidak akan distok lagi setelah habis

dikonsumsi, sedangkan persediaan periode ganda merupakan persediaan yang akan

dipertahankan keberadaannya dan akan dilakukan pemesanan kembali jika telah

‘13 13 Manajemen Persediaan

Pusat Bahan Ajar dan eLearningHesti Maheswari SE., M.Si http://www.mercubuana.ac.id

Page 14: modul.mercubuana.ac.id · Web viewBegitu juga pencatatan persediaan yang terlalu rendah atau tinggi akan mempengaruhi perhitungan laba rugi,misalnya persediaan akhir yang benar adalah

dikonsumsi. Jumlah dan waktu pemesanan kembali bervarasi disesuaikan dnegan

tingkat persediaan yang akan merepon permintaan konsumen.

1. Sistem persediaan periode ganda : Jenis permintaan akan mempengaruhi jenis

system persediaan yang digunakan. Persediaan periode ganda diklasifikasikan

berdasarkan permintaan dependent dan independent

a. Permintaan dependent

b. Permintaan independent

c. Perbedaan system perseidaan dependent dan independent

2. Sistem persediaan item permintaan independent. System persediaan

merupakan serangkaian prosedur yang menggambarkan berapa banyak barang

ditambahkan untuk persediaan pada saat diutuhkan dan peralatan siap

mengijuti prosedur secara efektif dengan menggunakan model matematis dan

sejak saat itu model yang kompleks dan canggih dikembangkan dan digunakan.

a. Sitem kuantitas tetap. System ini mengacu pada jumlah pemesanan yang

sama pada saat setiap kali melakukan pemesanan, system ini akan

diterangkan lebih lanjut pada pembahasan EOQ.

b. Sistem interval tetap. Pengecekan terhadap persediaan dilakukan dalam

wakut yang sama misalnya setiap 5 hari, contoh kongkritnya akan dijelaskan

di pembahasan EOQ.

c. System minimum-maksimum. System persediaan minimum-maksimum

seringkali disebut dengan S atau s system mnghapuskan jumlah persediaan

yang ada menjadi sangat kecil dan ekonomis. System ini mengkombinasikan

system kuantitas tetap dan system interval tetap, tareget level maksimum (S)

dan target level minimum (s) dihitung. Persediaan dperiksa berada pada

interval tetap (t) pemesana dilakukan hanya jika persediaan berada pada

level tersebut, maka tidak akan dilakukan pemesanan karena jumlah

persediaan masih mencukupi untuk kebutuhan periode yang akan datang

dan jumlah pemesanan menjadi sedikit.

d. Alokasi anggaran. System persediaan alokasi anggaran lebih umum di

gunakan, system ini lebih sesuai digunakan untuk mengontrol persediaan

pengecer, toko furniture, departemen store dll. Cara lain yang dapat

dilakukan oleh perusahaan adalah meminta pemasok mendatagi

perusahaan untuk melakukan pengecekan jenis barang yang telah habis,

jenis barang yang masih tersedia dan mengirimkan stock sesuai dengan

target perusahaan.

e. Analisis marginal. Salah satu model yang juga dapet digunakan dalam

kebijakan persediaan yang optimal adalah analisis marginal, analisis

‘13 14 Manajemen Persediaan

Pusat Bahan Ajar dan eLearningHesti Maheswari SE., M.Si http://www.mercubuana.ac.id

Page 15: modul.mercubuana.ac.id · Web viewBegitu juga pencatatan persediaan yang terlalu rendah atau tinggi akan mempengaruhi perhitungan laba rugi,misalnya persediaan akhir yang benar adalah

dilakukan dengan cara menghitung keuntungan marginal (MP / marginal

profit) dan kerugian marginal (ML / marginal loss). Penambahan unit

persediaan hanya akan dilakukan pada saat MP yang diharapkan sama

dengan ML, hubungan ini dapat diformulasikan sebagai berikut:

P = probabilitas permintaan lebih besar atau sama dengan penawaran

1-p = probabilitas permintaan lebih kecil dari penawaran

p(MP) > ML – p(ML) atau

p(MP) + p(ML) > (ML) atau

p(MP+ML) > ML atau

p ≥ ML

MP + ML

Contoh soal :

Perusahaan gallon menghitung biaya produksi per unit gallon sebesar Rp. 15.000,- dan

dijual denga harga Rp. 20.000,- kerusakan gallon menjadi tanggung jawab perusahaan

dengan beban kerugian berupa biaya perbaikan sebesar Rp. 3.000,- dengan permintaan

dan probabilitas sebagaimana dalam table :

Tabel 4.1 : Permintaan dan probabilitasnya

Diketahui : MP = 20.000 – 15.000 = 5.000

ML = 3.000

P ≥ ML = 3.000 = 0,375

ML + MP 3.000 + 5.000

Tabel 4.2 ; Probabilitas dengan analisis marginal

‘13 15 Manajemen Persediaan

Pusat Bahan Ajar dan eLearningHesti Maheswari SE., M.Si http://www.mercubuana.ac.id

NO Permintaan Probabilitas

1 50 0.3

2 70 0.1

3 40 0.4

4 60 0.2

Page 16: modul.mercubuana.ac.id · Web viewBegitu juga pencatatan persediaan yang terlalu rendah atau tinggi akan mempengaruhi perhitungan laba rugi,misalnya persediaan akhir yang benar adalah

No Permintaan Probabilitas Probabilitas

1 50 0.3(0,3+0,1+0,4+0,2) = 1 ≥

0,375

2 70 0.1 (0,1+0,4+0,2) = 0,7 ≥ 0,375

3 40 0.4 (0,4+0,2) = 0,6 ≥ 0,375

4 60 0.2 0,2 TIDAK ≥ 0,375

3. Model ABC : dikenal pula sebagai prinsip pareto dimana analisi ABC terbagi dalam persediaan di tangan (on hand) dalam tiga klasifikasi yang sering kali disebut dengan hokum 80-20 yaitu A, B, dan C yang didasarkan pada volume dollar tahunan. Pengukurannya dengan cara mengalikan setiap item persediaan dengan biaya perunit. Persediaan tipe A berisi 20% dari total persediaan dengan biaya total persediaan 70%-80%, persediaan tipe B berisi 30% dari total persediaan dengan baiay total persediaan 15%-20%, persediaan tipe C berisi 50% dari total item dengan biaya total persediaan 5%.

Tabel 4.3 : Perhitungan Klasifikasi Model ABC

Item Unit / Tahun(1)

Biaya / Unit(2)

Total Biaya(3)

Prosentase Biaya Total

(4)Klasifikasi

Kelas

1 4.400 181,18 800.000 1,83 C2 3.000 3200 9.600.000 21,96 A3 3.800 2.842 10.800.000 24,71 A4 5.200 480,8 2.500.000 5,72 B5 3.420 965 3.300.000 7,55 B6 5.000 900 4.500.000 10,30 B7 2.280 2.860 8.800.000 20,14 A8 8.300 217 1.800.000 4,12 C9 6.000 150 900.000 2,06 C10 4.000 175 700.000 1,6 C

45.400 43.700.000 100

No. Klasifikasi Nomor Item Total Item % Total Item % Total Item1 A 2,3,7 9.080 20 66.812 B 4,5,6 13.620 30 23.573 C 1,8,9,10 22.700 50 9.61

100.00 100

Berdasarkan analisis ABC dapat dibuat kebijakan yang berhubungan dengan

pembelian sumber daya dalam menentukan pemasok khususnya item klasifikasi A,

pengendalian persediaan item A yang lebih baik dibandingkan item B dan C, membuat

peramalan yang hati-hati terhadap item A. Dengan demikian peramalan yang tepat,

‘13 16 Manajemen Persediaan

Pusat Bahan Ajar dan eLearningHesti Maheswari SE., M.Si http://www.mercubuana.ac.id

Page 17: modul.mercubuana.ac.id · Web viewBegitu juga pencatatan persediaan yang terlalu rendah atau tinggi akan mempengaruhi perhitungan laba rugi,misalnya persediaan akhir yang benar adalah

pengendalian fisik, kehandalan pemasok dan pemberitahuan terhadap berkurangnya

persediaan pengaman merupakan hasil dari anallisis ABC.

Keakuratan Catatan dan Siklus Perhitungan

Tingkat kesalahan yang dapat diterima menurut rekomendasi APICS (The American

Production and Invetory Control) adalah ± 0,2% untuk item A, ± 1% untuk item B, dan ± 5%

untuk item C. Setiap sistem produksi harus memiliki kesepakatan antara persediaan yang

tercatat dan yang ada. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi adanya perbedaan diantara

keduanya.

Cara yang ditempuh perusahaan agar pencatatannya akurat :

1. Apabila memiliki gudang tempat persediaan, maka harus ada petugas yang

bertanggungjawab dan gudang harus dikunci dan setiap gudang penyimpanan harus

memiliki mekanisme pencatatan yang baik.

2. Setiap pengambilan/pengeluaran persediaan harus ada pencatatan dan tidak semua

orang diperbolehkan mengeluarkan persediaan.

3. Menghitung jumlah fisik persediaan sesering mungkin dengan menggunakan

metode siklus perhitungan.

Cara termudah melakukan perhitungan adalah pada saat gudang persediaan tidak ada

kegiatan, biasanya dilakukan di akhir pekan. Apabila tidak memungkinkan dilakukan

persediaan secara fisik, maka dalam pembelian persediaan yang baru harus lebih hati-hati

dan ditempatkan yang agak terpisah, sehingga memudahkan membedakan dan

menghitungnya.

Permasalahan Dalam Persediaan

1. Menentukan biaya yang realistis. Beberapa model yang ditawarkan dapat megoptimalkan

masalah persediaan menghadapi beberapa kendala yang cukup sulit. Secara praktek

banyak mengalami kesulitan dalam menentukan biaya-biaya yang nyata seperti biaya

pemesanan, penyimpanan, persiapan, dan kehabisan bahan. Hal ini disebabkan oleh data

perhitungan yang biasanya dalam bentuk rata-rata, sementara yang dibutuhkan adalah

marginalnya. Contoh Grafik sebagai berikut :

‘13 17 Manajemen Persediaan

Pusat Bahan Ajar dan eLearningHesti Maheswari SE., M.Si http://www.mercubuana.ac.id

Page 18: modul.mercubuana.ac.id · Web viewBegitu juga pencatatan persediaan yang terlalu rendah atau tinggi akan mempengaruhi perhitungan laba rugi,misalnya persediaan akhir yang benar adalah

Asumsi Realisasi

2. Permasalahan yang sama juga terjadi dalam menentukan biaya penyimpanan, misalnya

pada biaya gudang mencapai nol sampai saat gudang kosong. Banyak perusahaan yang

memperkirakan biaya persediaan didasarkan pada biaya penyimpanan yang riil seperti

biaya keusangan, biaya modal, dan biaya asuransi.

3. Terhadap dua pendekatan terhadap data yang tidak akurat yaitu pertama melakukan

analisis terhadap efek kesalahan dengan cara melakukan analisis sensivitas terhadap

model persediaan untuk mengetahui kesalahan pada biaya pemesanan, persiapan,

penyimpanan, dan pengaruh biaya total tahunan. Kedua, melakukan analisis terhadap

investasi persediaan dan beban kerja dan dibandingkan dengan biaya pemesanan dan

penyimpanan.

Kesalahan Biaya

Model persediaan pada umumnya dalam bentuk kuadrat, oleh karena itu kesalahan

yang signifikan sering kali memiliki efek yang lebih kecil daripada yang diharapkan, artinya

tingkat keakuratan yang tinggi kurang begitu diperhitungkan dalam menerima keuntungan

potensial. Dengan kata lain bukan berarti pengurangan dapat dilakukan pada jumlah

pesanan tetapi lebih mengarah pada pencarian penyebab timbulnya biaya persediaan dan

menekankan pada pos pengurangan biaya persediaan yang tepat.

Tabel Perbandingan biaya

‘13 18 Manajemen Persediaan

Pusat Bahan Ajar dan eLearningHesti Maheswari SE., M.Si http://www.mercubuana.ac.id

Page 19: modul.mercubuana.ac.id · Web viewBegitu juga pencatatan persediaan yang terlalu rendah atau tinggi akan mempengaruhi perhitungan laba rugi,misalnya persediaan akhir yang benar adalah

No.Biaya Pemesanan

(S)Pemesanan Optimal

(Q)Biaya

Variabel∆VC

1 Rp. 5,- 40 250 29%

2 Rp. 10,- 56,57 353,55 0%

3 Rp. 20,- 80 500 41%

Total selisih yang diguanakan dengan menggunakan nilai S dari setengah sampai

dua kalinya terdapat perbedaan terhadap biaya total sebesar Rp. 250,- biaya total ini

bervariasi dengan nilai kurang dari 1% yaitu antara 0,4% yang terendah sampai dengan

0,6% yang tertinggi. Berdasarkan hal tersebut, maka perusahaan dapat mengurangi biaya

persediaan total dengan cara memotong biaya pemesanan sebesar 5-10% atau mengurangi

tingkat persediaan dengan lead time nya.

Pengendalian Persediaan Dalam Perusahaan Jasa

Berikut gambaran pentingnya pengendaian persediaan dalam perusahaan jasa :

1. Kebijakan persediaan swalayan. Setiap swalayan harus memiliki bagian yang bertugas

mengidentifikasi item persediaan, perusahaan pemasok, dan biaya setiap item.

2. Jasa reparasi dan pemeliharaan kendaraan. Perusahaan jasa ini berhubungan dengan

beberapa distributor atau merupakan perusahaan waralaba dari industry otomotif. Agar

semua pelanggan dapat dilayani, maka perusahaan dapat menyediakan berbagai

komponen yang dibutuhkan oleh setiap kendaraan. Untuk memudahkan menghitung

jumlah persediaan yang tersedia dan yang telah digunakan sebaiknya digunakan komputer

yang akan memberikan definisi ukuran, jenis, kemanfaatan, dan kesesuaiannya.

Pengaruh Perubahan Elemen Biaya

Biaya merupakan salah satu factor yang dipertimbangkan dalam pembelian

persediaan karena biaya mempengaruhi jumlah pesanan dan jumlah produksi.

Dalam model EOQ, jumah pemesanan berbanding lurus dengan ӦDS artinya

perubahan jumlah permintaan (D) ataupun jumlah pemesanan (S) akan meningkatkan EOQ.

Pengertian berbanding lurus adalah apabila D/S meningkat, maka EOQ meningkat dan

sebaliknya. Sedangkan hubungan EOQ dengan biaya penyimpanan berbanding terbalik

artinya apabila biaya penyimpanan meningkat, maka EOQ akan turun dan sebaliknya.

‘13 19 Manajemen Persediaan

Pusat Bahan Ajar dan eLearningHesti Maheswari SE., M.Si http://www.mercubuana.ac.id

Page 20: modul.mercubuana.ac.id · Web viewBegitu juga pencatatan persediaan yang terlalu rendah atau tinggi akan mempengaruhi perhitungan laba rugi,misalnya persediaan akhir yang benar adalah

Begitu juga dengan iaya penyimpanan (C) dan harga barang/unit (P), peningkatan biaya

penyimpanan dan harga pembelian barang pemesanan akan menurunkan EOQ san

sebaliknya.

Adanya perubahan-perubahan yang mugkin terjadi perlu diantisipasi dengan cara

mengetahui kemungkinan terjadinya perubahan tersebut dapat disikapi dengan melakukan

analisis sensivitas, yaitu analisis yang menggambarkan kepekaan terhadap perubahan-

perubahan yang terjadi artinya berapa besar perubahan satu variabel akan berdampak pada

variabel lain dan seberapa besar perubahan-perubahan itu diperbolehkan.

Pengaruh Perubahan Lead Time

Lead time merupakan waktu tunggu yang dibutuhkan antara pemesanan dengan

barang sampai di perusahaan, sehingga lead time berhubungan dengan reorder point dan

saat penerimaan barang. Lead time muncul karena setiap pemesanan membutuhkan waktu

dan tidak semua pesanan bisa dipenuhi seketika, sehingga selalu ada “jeda” waktu. Dalam

EOQ, lead time diasumsikan konstan yang artinya dari waktu ke waktu selalu tetap. Akan

tetapi dalam preakteknya lead time banyak yang berubah-ubah, untuk mengantisipasinya

perusahaan sering menyediakan safety stock.

Lead time dalam EOQ dapat digambarkan sebagai berikut :

‘13 20 Manajemen Persediaan

Pusat Bahan Ajar dan eLearningHesti Maheswari SE., M.Si http://www.mercubuana.ac.id

Page 21: modul.mercubuana.ac.id · Web viewBegitu juga pencatatan persediaan yang terlalu rendah atau tinggi akan mempengaruhi perhitungan laba rugi,misalnya persediaan akhir yang benar adalah

Daftar PustakaIndrajit Eko, Djokopranoto, 2010, Manajemen Persediaan, Grasindo, Jakarta

Zulfikarizah Fien, 2005, Manajemen Persediaan, UMM Press, Malang

Heizer, Rander, Manajemen Operasional, Salemba Empat, Edisi 12, 2013

‘13 21 Manajemen Persediaan

Pusat Bahan Ajar dan eLearningHesti Maheswari SE., M.Si http://www.mercubuana.ac.id