Modul Sifat Fisika Tanah
-
Upload
kurniawan-edy -
Category
Documents
-
view
75 -
download
3
Transcript of Modul Sifat Fisika Tanah
BAB 2
SIFAT-SIFAT FISIK TANAH
2.1. Pendahuluan dan Hal-hal Penting
Pendahuluan
Sifat fisik tanah terdiri dari: tekstur, struktur, berat jenis, porositas,
kandungan air, daya lekat (strenght)/konsistensi, temperatur dan warna, sifat fisik
merupakan faktor-faktor utama yang berpengaruh terhadap penggunaan tanah.
Sifat-sifat fisik tanah sangat menentukan ketersediaan oksigen dalam tanah,
pergerakan air dalam tanah, dan kemudahan penetrasi akar tanaman.
Ribuan perbedaan yang terlibat dalam berbagai perbedaan secara
sederhana perbedaan dalam tanah akan menampakkan berbagai jumlah batu dan
kerakal, pasir halus dan kasar, bagian bubuk tanah yang halus, tekstur yang kering
seperti tepung (silt/debu), lempung (clay: partikel-partikel tanah terkecil),
gumpalan atau bongkah, yang mana partikel-partikel tanah tersementasi dengan
lempung atau bahan organik, bahan-bahan tanaman yang hidup atau mati, sisa
bahan organik hasil dekomposisi yang berwarna hitam (humus) dan binatang
hidup seperti cacing tanah dan semut.
Mikroskopik tanah yang dipandang sebagai organisme kecil seperti
bakteri dan nematoda di daratan. Pasir, debu dan lempung adalah gumpalan satu
dengan yang lain yang berbelit-belit dan pori yang terbuka secara tidak teratur
dalam berbagai ukuran pada massa tanah. Pada tanah yang tidak terusik (tanah
tidak diolah atau dibawah lapisan olah yang dalam) pori-pori mungkin diendapkan
CaCO3, deposit lapisan lempung, oksida-oksida besi atau bahan-bahan lain.
Humus adalah residual yang menambah sisa bahan organik dalam tanah yang
menjadi perekat-perekat mineral yang menjadi bahan sementasi sehingga menjadi
relatif stabil menjadi gumpalan yang disebut agregat. Partikel-partikel lempung
1
yang lebih kecil daripada pasir dan debu yang hanya bisa dilihat dengan
mikroskop. Mikroskop yang biasa digunakan adalah yang mempunyai perbesaran
25.000 kali, sehingga bentuk individu lempung dapat terlihat, dan beberapa
mikroorganisme yang berukuran mikroskopis sepert bakteri. Ukuran mikroskopis
tanah merupakan salah satu hal yang menarik, tetapi belum di eksplorasi secara
mendalam.
Tekstur adalah sifat fisika yang berperan penting dalam penggunaan
tanah. Tekstur menunjukkan perbandingan antara pasir, debu dan lempung/liat
dalam tanah. Tekstur tanah mengontrol kandungan air tanah, tingkat pengambilan
air, aerasi, penetrasi akar, dan beberapa sifat kimia. Struktur tanah (agregasi) dan
temperatur tanah biasanya kurang penting. Secara ekonomi, kita tidak bisa
merubah sifat fisik, tetapi pemahaman sifat fisik penting untuk pengolahan lahan.
2.2. Tekstur Tanah
Tanah secara alami terdiri dari partikel-partikel tanah berbagai ukuran.
Pengelompokan ukuran partikel disebut “pemisahan tanah” yang terdiri dari:
pasir, debu dan lempung. Perbandingan relatif dari hasil pemisahan ditentukan
oleh tekstur tanah.
Tekstur penting dalam karakterisasi tanah sebab merupakan faktor
penentu dalam tingkat pengambilan air (infiltrasi), penyimpanan air dalam tanah,
kemudahan mengerjakan tanah, jumlah aerasi (pital untuk pertumbuhan akar) dan
akan berpengaruh pada kesuburan tanah. Sebagai contoh tanah berpasir kasar,
adalah mudah diolah, bagus untuk pertumbuhan akar, dan mudah dibasahi, tetapi
mudah kering bila panas dan mudah kehilangan unsur hara tanah dan bila
didrainase cepat kehilangan air. Untuk tanah lempung tinggi (diatas 30%)
mempunyai ukuran partikel sangat kecil, mempunyai ruang pori sangat kecil,
2
sehingga sangat kecil ruang untuk air masuk ke dalam tanah. Hal ini membuat
tanah lempung tinggi sukar dibasahi, sukar dikeringkan dan sukar diolah.
2.2.1. Pemisahan Ukuran Partikel Tanah
Departemen pertanian Amerika Serikat (USDA) telah mengembangkan
batasan variasi untuk membagi dan pemberian nama dari masing-masing kelas
ukuran partikel tanah .Sistim ini telah diakui oleh Soil Science Society of America
dan digunakan satu-satunya dalam buku ini.
2.2.2. Kelas Tekstur Tanah
Nama-nama tekstur yang diberikan kepada tanah berdasarkan pada
perbandingan relatif masing-masing tiga penyusun tanah yaitu pasir, debu dan
lempung. Tanah yang kandungan lempung lebih tinggi di sebut dengan tanah
lempung (kelas tektural), yang kandungan debu tinggi disebut debu (kelas
tektural) dan yang persentase pasirnya tinggi disebut pasir (kelas tekstural). Tanah
yang tidak didominasi oleh sifat fisik yang dominan di antara tiga kelompok
penyusun tanah (seperti 40% pasir, 40% debu dan 20 % lempung) di sebut geluh.
Perlu di catat bahwa geluh tidak mengandung persentase pasir, debu dan lempung
yang sama.
Segitiga tekstur digunakan untuk menentukan nama tektur sesudah
persentase pasir, debu dan lempung ditentukan pada analisis laboratorium. Karena
klasifikasi tektur tanah yang termasuk didalamnya hanya partikel mineral yang
diameternya kurang dari 2 mm, dimana pasir, debu dan lempung jumlahnya
harus100% (tidak termasuk bahan organik). Bila persentase diantara dua fraksi
sudah diketahui maka secara otomatis salah satu fraksi tanah sudah diketahui.
Pembacaan segitiga tekstur, pada dua fraksi partikel akan ditempatkan pada kelas
tekstur di dua titik intersek.
3
2.2.3. Analisis Ukuran Partikel (Analisis Mekanik)
Prosedur yang digunakan untuk memisahkan berbagai kelompok ukuran
partikel tanah dari pasir kasar, debu, dan lempung disebut dengan Analisis
Ukuran Partikel (analisis mekanik). Untuk tujuan ini mineral yang kurang
daripada 2 mm diameternya dipisahkan dari partikel-partikel yang besar. Semua
batuan, kerikil, akar dan pengotor yang lain dipisahkan dengan skrin yang
berukuran 2 mm sebelum dianalisis. Humus dihilangkan dari sampel tanah secara
destruksi dengan oksidasi (menggunakan H2O2) sebelum pemisahan ukuran
partikel dilakukan. Dasar pemisahan ukuran partikel menggunakan HUKUM
STOKES.
Catatan 2-1: Penentuan nama kelas tekstur
Masalah: Sampel A di saring dan ukuran partikel yang kurang dari 2 mm,
ditentukan dengan analisis ukuran partikel (analisis mekanik) dengan mengikuti
hasil sebagai berikut:
Kandungan pasir ( diameter 2 – 0,05 ) : 140 gram
Kandungan debu ( diameter 0,05 – 0,002 ) : 38 gram
Kandungan lempung ( diameter < 0,002 mm ) : 22 gram
Total berat kering tanah : 200 gram
Tentukan nama kelas tekstur
Penyelesaian: Nama tekstural yang termasuk hanya bagian yang kurang
daripada 2 mm.
140 gr/200 gr x 100 % = 70 % pasir
38 gr/200 gr x 100 % = 19 % debu
22 gr/200 gr x 100 % = 11 % lempung.
1. Penggunaan segitiga tekstur, tempatkan pada segitiga dengan 100 % pada
bagian atas dan baca secara menyilang yang aparalel pada garis dasar 11 % .
Berikutnya ikuti garis segitiga pada debu 100% bagian atas baca secara
4
menyilang paralel ke garis dasar 19 %. Garis lempung 11 % dan debu 19 %
bertemu pada geluh pasiran (sandy loam)
2. Nama yang betul adalah geluh pasiran (sandy loam)
Pemisahan partikel atau pengukuran kerapatan (density) pada suatu kedalaman suspensi tanah dalam air di sebut dengan pengetahuan tingkat pengendapan “ Partikel Ukuran Berbeda” Hukum Stokes” secara sederhana adalah keseimbangan tenaga penurunan ke bawah oleh gravitasi dengan tenaga yang berlawanan Bouyancy (friksi permukaan pergerakan larutan) .
Hukum Stokes dianggap bulatan keras yang halus dalam pengendapan tidak turbulen, kecepatan cairan disebut dengan densiti dan viskositi (ketahanan terhadap gerakan). Persamaam Hukum Stokes adalah:
V = D2 (pp – pw)/18n x g
Keterangan:V : kecepatan jatuh (cm/detik)g : kecepatan daya tarik bumi (cm/detik2)D : diameter patikel (cm) = D2 : 4r2
pp : berat jenis partikel (gr/cm3)pw : berat jenis larutan (gr/cm3), air berat jenisnya 1gr/cm3
n : kekentalan larutan (gr/cm-detik) kira-kira 0,010 poise pada 200 C dan kurang lebih 0,008 poise pada 300 C ( 1 poise : 1 g/cm-detik).
Berat jenis, gaya tarik bumi dan kekentalan dapat diekspresikan dengan konstanta (k) sebagai berikut:
V = k D2 : 8711 D2
Kecepatan partikel jatuh merupakan perbandingan segiempar diameternya. Beberapa perhitungan yang digunakan oleh hukum ini kebenarannya hanya perkiraan untuk tanah, sebab partikel tidak bulat dan tidak licin dan berbagai berat jenisnya.Contoh Perhirungan:
Penggunaan nilai 8711 D2 untuk kecepatan jatuh mineral dalam air pada suhu air 200 C, mengikuti tingkat kecepatan jatuh dimana perhitungan sebagai berikut: Pasir medium (diameter 0,5 mm : 0,05 cm) : V = 8711 x 0,052 : 21,8 cm/dt Pasir halus (diameter 0,20 mm) : 3,5 cm/dt Debu sedang (diameter 0,01 mm) : 0.0087 cm/dt Lempung kasar (diameter 0,002 mm) : 0.00035/ detik : 0.021/menit : 0,30
cm/hari Lempung halus (diameter 0,0002 mm) : 0.0000035 cm/dt : 0.30 cm/hari
2.3. Fragmen Batuan
Partikel-partikel mineral dalam tanah sebagian besar adalah pasir sangat
kasar (diameter lebih besar dari 2,0 mn) atau biasa disebut dengan pragmen
batuan. Klasifikasi bentuk dan ukuran ke dalam bulat, atau lempeng. Kerikil yang
5
bentuknya bulat (terbagi 3 ukuran) yaitu: kerakal (cobbles), batu (stones) dan
bongkah (boulders) sedang yang lempeng terdiri atas : channel (smallest),
flogstone, stone dan boulder.
Deskripsi sifat-sifat fragmen batuan dalam tanah digunakan sebagai
bagian pertama pada pemberian nama kelas tekstur, bila dibawah
kondisi/keadaan:
1. < 15 % /volume, tidak menyebutkan nama fragmen batuan yang digunakan.
2. 15% - 30%/volume, nama fragmen batuan dominan harus digunakan (contoh:
geluh berbatu)
3. 35% - 60% /volume, penambahan kata sangat mendahului nama fragmen
batuan yang dominan (contoh : geluh pasiran sangat berkerakal).
4. > 60%/volume, penambahan kata “luar biasa” (extremely) di depan nama “
fragmen” (contoh: geluh luar biasa berkerikil).
Pada 12.620 nama seri tanah digambarkan pada tahun 1984 di Uneted
State Amerika (diluar Alaska) 17 % adalah dalam group tanah (famili)
mengandung 35% atau lebih fragmen batuan/volume. Walaupun demikian batuan
dihindari untuk kegiatan pertanian tanah berbatu ( < 90% fragmen batuan) sering
produktif untuk pertumbuhan rumput.
2.4. Struktur Tanah
Tekstur tanah adalah perbandingan relatif pasir, debu dan lempung,
bagaimana partikel menjadi kelompok dalam kesatuan stabil membentuk agregat
yang disebut dengan struktur tanah. Agregat adalah satuan kelompok sekunder
atau granuler yang disusun oleh banyak partikel tanah diantaranya adalah: bahan
organik, oksida besi, karbonat, lempung dan atau silika. Pada beberapa penyusun
agregat di sementasi oleh : oksida besi, karbonat, atau silika. Agregat yang terjadi
6
secara alami disebut dengan ped yang mempunyai berbagai stabilitas dalam air,
kata klod digunakan untuk yang berkaitan dengan massa pecahan tanah pada
berbagai ukuran oleh alat-alat artifisial seperti oleh pengolahan tanah.
Dua istilah yang sering digunakan untuk ped. Pertama adalah fragmen
yang terdiri dari potongan-potongan ped yang pecah. Kedua adalah konkresi atau
nodule yaitu yang berkaitan dengan massa yang terbentuk pada tanah oleh
pengendapan unsur-unsur kimia terlarut pada proses perkolasi air. Konkresi
adalah kecil seperti peluru berburu burung dan kadang-kadang disebut sebagai
“shot” tembakan.
2.4.1. Kelas Struktur Tanah
Satuan struktur tanah (ped) adalah gambaran dari 3 karakteristik yaitu:
tipe (shape: bentuk), klas (size: ukuran), dan grade (kekuatan kohesi. Tipe struktur
adalah gambaran bentuk ped dengan nama: anguler blok, subanguler blok,
columnar, granular, lempeng, prismatik. Klas struktur adalah ukuran ped
diantaranya: sangat halus, halus, menengah, kasar, sangat kasar
Grade (kekuatan kohesi) terbagi atas: rapuh, stabil, kuat.
1. Tidak berstruktur : tanah tidak kelihatan pednya. Massa tidak terkonsolidasi
seperti tidak ada saling keterikatan yang biasa disebut “berbutir tunggal” atau
massanya kohesif seperti terjadi pada tanah-tanah debuan atau lempungan yang
disebut dengan massive.
2. Berstruktur : berdasarkan kekuatan kohesif (grades) struktur dibagi atas 3:
a. Lemah (weak): perbedaan ped sangat kecil dalam keadaan tanah basah dan
hanya beberapa ped yang berbeda yang dapat dipisahkan dari massa tanah.
b. Sedang (moderate): ped nampak ditempat, banyak yang dapat dipegang tanpa
mengalami pemecahan.
7
c. Kuat (strong) : biasanya ped massa tanah nampak sebagai ped, dapat dengan
mudah dipegang tanpa mengalami pecahan.
Struktur tanah terbentuk dalam berbagai struktur tanah yang sebagian
besar dalam bentuk peds seperti prisma, atau blok, yang mungkin selanjutnya
masuk ke dalam blok kecil-kecil atau ped yang kecil-kecil.
Struktur tanah mempengaruhi sifat-sifat penting tanah, seperti tingkat
infiltrasi air. Struktur granuler (spheroidal) dan butir tunggal (tidak berstruktur)
tanah mempunyai tingkat kecepatan infiltrasi yang cepat, blok (blocklike) dan
prismatik mempunyai tingkat infiltrasi yang sedang dan struktur lempung atau
masif mempunyai tingkat infiltrasi lambat.
2.4.2. Genesis Struktur Tanah
Pembentukan struktur peds disebabkan karena adanya kombinasi antara
kembang-kerut (swelling-shrinking) dan sifat adesif dari unsur penyusun tanah
(substances). Massa tanah mengembang (keadaan lembab atau pembekuan) dan
kemudian mengkerut (kondisi kering) akan terbentuk garis pecahan pada bagian
yang ikatannya lemah. Massa tanah antara retakan-retakan dikelilingi oleh bahan
organik, oksida besi, lempung, karbonat dan bahkan silika yang kohesif. Biasanya
retakan adalah kecil, tetapi ditentukan oleh tekanan pengerutan yang membentuk
5 – 6 bagian. Karena kembang-kerut vertikal tidak menentukan retakan yang
terjadi (permukaan tanah lubang ke bawah pada pengerutan) struktur prismatik
terbentuk pada tahap awal. Perkembangan berikutnya, khususnya pada tanah
lempungan retakan secara horisontal akan terbentuk ped blok. Biasanya tidak
berkembang bentuk prisma dan ped blok yang kecil-kecil (struktur campuran).
Dimana biasanya terjadi pada bagian bawah permukaan ped. Struktur lempeng
(platty) menerima tenaga terpisah pada lapisan horison tanah. Pembekuan yang
sering terjadi, fluktuasi muka air tanah, pemadatan (dari peralatan atau binatang)
8
dan lapisan tipis yang berbeda teksturnya dan material aluvial atau lakustrin yang
dapat membentuk lempeng.
Granuler dan coumb ped adalah agregat mineral “glued/perekat” yang
biasanya oleh bahan organik, tetapi juga dipengaruhi oleh rodent (hewan
pengerat), cacing tanah, kegiatan pembekuan, dan pengelolaan yang membuat
ukuran ped-ped material menjadi lebih kecil.
Ion-ion yang biasanya mempercepat perusakan struktur adalah
sodiun/natrium (Na+). Na tidak efektif menetralkan muatan negatif pada partikel
tanah. Mengakibatkan terjadi pemisahan permukaan partikel tanah sebab
muatannya sama dan merusak struktur ped atau dispersi terjadi. Lempung yang
terdispersi dan bahan organik akan terbawa oleh air, kemudian tinggal dan
menutupi pori tanah. Tanah yang banyak mengandung Na biasanya menjadi
impermeabel (tidak bisa meloloskan air dan menjadi keras bila kering.
2.5. Berat Jenis Partikel dan Kerapatan Lindak
Berat jenis adalah massa suatu objek per satuan volume. Penentuan berat
jenis semua bahan adalah dalam satuan gram per cm3 (poun per kaki3 ).
Air digunakan sebagai dasar untuk mengukur berat jenis bahan yang lain dengan
membandingkan berat jenis air. Dalam sistim metrik berat air pada gram per
kubik centimeter dijadikan sebagai dasar satuan. Berat jenis mineral tanah lebih
berat daripada berat jenis air, berat jenis bahan organik lebih kecil daripada berat
jenis air.
Pengukuran berat jenis ada 2 macam:
1. Berat jenis partikel
2. Berat jenis kerapatan lindak (bulk density)
Yang umum digunakan untuk tanah
Berat jenis partikel: adalah berat jenis hanya partikel padat tanah, dalam
pengukuran tidak termasuk berat air dan udara dalam pori. Mineral-mineral tanah
9
yang dominan adalah : kuarsa, feldspar, mika dan mineral lempung yang
diperkiran rata-rata berat jenisnya adalah 2650 kg/m3, atau (2,65 gr/cm3) adalah
nilai standar yang digunakan apabila berat jenis partikel tidak diukur. Mineral-
mineral tunggal mempunyai berat jenis dari 2000 kg/m3 untuk bauxit (biji
aluminium), 5300 kg/m3 untuk hematit (besi), dan 7600 kg/m3 untuk galena (biji
logam berat).
Kerapatan lindak (bulk density) adalah berat tanah yang terjadi secara
alami termasuk didalamnya pori udara dan bahan organik yang ada dalam volume
tanah. Karena kerapatan lindak dihitung pada berat kering maka kandungan air
tidak termasuk pada berat sampel. Kerapatan lindak diasumsukan tidak berubah
oleh pengeringan, hanya air yang menempati pori keluar, menyebabkan lubang
pori kosong. Hal ini tidak benar untuk tanah-tanah yang mengandung lempung
tinggi yang dapat mengalami pengembangan dan pengkerutan.
Pelepasan bahan-bahan halus tanah akan menambah total lubang pori
tanah sehingga mempunyai berat per satuan volume lebih kecil daripada tanah
setelah dipadatkan. Dengan demikian kerapatan lindak dapat digunakan untuk
memperkirakan pemadatan yang diberikan kepada tanah seperti tanah yang
setelah diolah dengan alat berat pada tanah lempung berat.
Perlu diperhatikan sebab variasi tekstur dan kandungan bahan
organik/humus, sehingga kerapatan lindak tidak menunjukkan kesesuaian tanah
untuk pertumbuhan tanaman. Perbedaan kerapatan lindak disebabkan oleh
perbedaan tekstur yang mungkin cukup baik untuk pertumbuhan tanaman. Rata-
rata kerapatan lindak pada tanah lempungan yang diolah untuk pertanian
diperkirakan adalah: 1.100 – 1.400 kg/m3 (68,8 – 87,4 lb/ft). Untuk pertumbuhan
tanaman yang baik kerapan lindak berkisar antara 1.400 kg/m3 untuk lempung dan
1600 kg/m3 untuk pasir. Untuk campuran pot pada rumah kaca, gambut lunak
yang tinggi, vermikulit atau perlit dapat digunakan untuk menghasilkan kerapatan
10
lindak yang rendah, sampai 100 – 400 kg/m3. Perlu diingat kembali semua
kerapatan lindak didasarkan pada berat kering tanah. Kerapatan lindak digunakan
untuk menghitung total kapasitas menyimpan air per volume tanah dan untuk
mengevaluasi lapisan tanah untuk menentukan jika mengalami pemadatan untuk
penetrasi akar atau cukup untuk aerasi.
Kerapatan lindak diukur dengan mengambil blok tanah yang utuh/tidak
rusak, kemudian ditentukan volumenya dan beratnya dalam keadaan kering.
Bongkahan tanah dapt diselimuti dengan parapin atau plastik cair dan kemudian di
benamkan dalam air, kemudian diukur berapa air yang di pindahkan dan setelah
itu dihitung volumenya. Pada saat sampel tanah di ambil dengan tabung selinder,
volume diukur sesungguhnya adalah mengukur volume selinder.
2.6. Porositas dan Permiabilitas Tanah
Ruang pori (voids) di dalam tanah merupakan bagian dari volume
tanah, tidak termasuk bahan padat, mineral dan bahan organik. Pori dalam tanah
merupakan hasil dari bentuk tak teraturnya partikel-partikel primer dan
agregasinya, tenaga penetrasi oleh akar, cacing dan insekta dan ekspansi gas-gas.
Di bawah kondisi lapangan ruang pori setiap saat ditempati oleh air dan udara.
Jalur yang berbelit-belit merupakan gambaran yang baik untuk pori tanah, partikel
tanah mempunyai bentuk yang tidak teratur dan dengan demikian pori terjadi atau
antara pori sangat tidak teratur ukuran, bentuk dan arah. Pasir mempunyai pori
yang berhubungan secara kontinya. Yang kontras adalah lempung, walaupun
mengandung total luas ruang pori total lebih besar, tetapi karena ukuran dari
masing-masing partikel sangat kecil, sehingga porinya sangat kecil yang
menyebabkan pergerakan air sangat lambat. Pertukaran udara tidak cukup untuk
pertumbuhan akar tanaman pada beberapa tanah lempung. Pergerakan udara dan
air cepat pada pasir dan tanah yang mempunyai aggregat yang kuat.
Pori digambarkan menurut rata-rata diameter dalam milimeter seperti berikut:
11
a. sangat halus < 0,5 mm
b. halus 0,5 – 2 mm
c. sedang 2 – 5 mm
d. kasar > 5 mm
Air hujan yang bergerak oleh tenaga gravitasi pada pori lebih besar dari 30 – 60
mikron (0,0012-0,0024 in). Sebagai perbandingan rambut akar tanaman yang
paling kecil antara 8 dan 12 mikron (0,00032 – 0,00048 in), tenaga daya tarik
menyimpan air pada pori halus yang dapat mengakibatkan tanah tergenang dan
aerasi buruk. Dengan demikian untuk pertumbuhan tanaman ukuran pori lebih
penting dari pada total ruang pori. Keseimbangan daya menahan air yang baik
(pori yang lebih kecil) di tambah dengan udara dan air yang bergerak (pori besar)
terjadi dalam tekstur sedang seperti geluhan. Pembentukan agregat dapat
modifikasi keseimbangannya antara pori besar dan kecil yang dapat dilakukan
pada tekstur tanah. Bikarbonat terlarut, silikat dan besi selama periode basah akan
bergerak di dalam tanah dan mengendap ketika terjadi pengeringan. Dalam
beberapa dekade dan abab pori menjadi terisi oleh pengendapan dan sering
menjadi sementasi di dalam lapisan yang keras.
Jumlah relatif udara dan air di dalam ruang pori secara terus menerus
mengalami fluktuasi selama terjadi hujan yang bergerak dalam pori tetapi ada
yang tidak tertahan melalui perkolasi, evaporasi dan transpirasi (evaporasi dari
daun tanaman yang terbuka), kemudian udara secara perlahan-lahan keluar dari
ruang pori tanah.
Beberapa contoh tekstur tanah, kerapatan lindak dan persen ruang pori yang
ditunjukkan dalam tanbel di bawah ini:
Tekstur tanah Kerapatan lindak (kg/m3) Ruang pori (%)
- pasir keriki 1870 29,4
12
- pasir geluh kasar
- geluh pasiran
- geluh
- geluh lempung
- lempung
1680
1510
1340
1260
1180
36,6
43,0
49,4
52,5
55,5
2.7. Udara Tanah
Untuk mempertahankan hidup, semua mahkluk hidup membutuhkan
perukaran gas-gas. Didalam tanah penting untuk respirasi oleh akar tanaman dan
untuk dekomposisi bahan organik oleh mikroorganisme. Keadaan ni akan terjadi
bila aerasi tanah baik, yaitu pertukaran oksigen antara udara tanah dan udara
diatmosfer berlangsung dengan cepat. Faktor-faktor yang berpengaruh pada
tingkat pertukaran gas-gas adalah ukuran pori dan kontinuitas, temperatur,
kedalaman tanah, pembahasan dan pengeringan tanah, penutup tanah/mulsa pada
permukaan tanah.
2.7.1. Komposisi Udara Tanah
Komposisi udara tanah hampir sama dengan komposisi udara gas-gas
penting didalam tanah:
a. Nitrogen (N2): 79%
b. Oksigen (O2): 20,9%
c. Carbon dioksida (CO2): 0,03%
d. Uap air (kelembaban relatif : 20 – 90 %
Yang terpenting untuk pertumbuhan tanaman adalah kandungan oksigen, Oksigen
diperoleh dari respirasi dan oksidasi bahan organik (dekomposisi). Hal ini yang
menyebabkan udara tanah berbeda dengan udara atmosfer.
Perbedaan Tanah permukaan (%) Tanah bawah permukaan
- Kandungan CO2 tinggi 0,5 – 6 3 – 10
13
- Kandungan oksigen rendah
- Kelembaban relatif tinggi
20,6 – 14
95 - 99 18 – 7
98 – 99,5
Akar tanaman dan mikroba menggunakan oksigen dan memberikan CO2 ke dalam
tanah.
2.7.2. Tingkat Pertukaran Oksigen
Tingkat pertukaran oksigen dalam tanah dengan oksigen di atmosfer
disebut dengan Tingkat Difusi Oksigen (oksigen diffusion rate : ODR). Pori-pori
besar yang banyak dalam tanah mempercepat tingkat difusi. Pori kecil dengan
bentuk seperti leher botol bagian akan terisi dengan air yang dapat mengurangi
tingkat pertukaran. Pada kedalaman 1 meter dalam tanah hanya berkurang tingkat
pertukarannya satu setengah – satu seperempat pada beberapa cm dari atas.
Tingkat pertukaran sekitar 40 x 10-4 g/m3 per menit, udara sudah cukup untuk
pertumbuhan akar tanaman dan mikroba. Tingkat pertumbuhan beberapa tanaman
akan berhenti ketika tingkat pertukaran udara yang tersedia hanya setengah yang
dibutuhkan.
Dari data yang mudah ditampakkan pada pertumbuhan akar yang
tereduksi menurut kedalaman bagian bawah yang teksturnya lempungan.. Ketika
mengalami pembasahan bagian air yang mengisi pori akan menghalangi difusi
oksigen. Hal ini menyebabkan masalah pada beberapa tanah lempungan
berpengaruh pada tanah damgkal berhubungan pertumbuhan tanaman.
2.7.3. Potensial Oksidasi Reduksi (Eh atau Redoks Potensial)
Dalam tanah pertumbuhan tanaman baik bila tanah dalam keadaan
teroksidasi (kecuali pada tumbuhan rawa). Sebagian besar membutuhkan oksigen.
Oksigen adalah penerima elektron utama yang berkaitan dengan oksidasi karbon
dalam bahan organik. Jika konsentrasi oksigen rendah, unsur besi menjadi
penerima dan menjadi tereduksi.. Keadaan ini biasanya terjadi pada ODR rendah,
14
sehingga nilai redoks menurun, asam-asam organik menjadi racun, nitrat
mengalami denitrifikasi dan oksigen lepas ke atmosfer, sulfat yang tersedia
tereduksi menjadi sulfidah dan akar tanaman tidak dapat mengalami respirasi.
Dengan demikian, pertumbuhan akar tanaman lambat atau berhenti.
2.7.4. Aerasi dan Pertumbuhan Tanaman
Semua tanaman butuh oksigen untuk respirasi (pernafasan). Respirasi
dibutuhkan untuk hidup dan tumbuh. Semua tanaman butuh oksigen yang ada
dalam pori tanah dimana akar tumbuh. Meskipun beberapa tanaman seperti padi
dapat mengambil oksigen secara internal dari atas (atmosfer secara langsung) dan
dari akarnya. Aliran udara melalui pori pada diameter internal yang besar. Dengan
demikian mampu mensuplai oksigen ketika pertumbuhan tetap dalam air.
Keadaan aerasi tereduksi menyebabkan defisiensi konsentrasi oksigen
yang disebabkan oleh berbagai faktor : 1) Penggenangan/tumpat air (waterlogging
/pounding), 2) Pemadatan tanah pada debu dan lempung, 3) Kandungan lempung
sangat tinggi yang mengembang ketika basa sehingga pori tertutup, 4)
Dekomposisis bahan organik oleh mikroorganisme tanah yang mengganggu
oksigen di dalam tanah menyebabkan ODR rendah.
Beberapa kegiatan yang menyebabkan semakin dalamnya aliran air, dan
bersama-sama menghilangkan sisa bahan organik yang membantu aerasi tanah.
Ketidak cukpan aerasi di sebabkan oleh beberapa kondisi:
1. Drainase tanah yang buruk
2. Tanah yang kandungan lempung tinggi, sesaat setelah hujan atau di irigasi.
3. Tanah-tanah lempungan yang mempunyai tanah bawah permukaan yang
dalam, khusunya ketika basah.
4. Tanah-tanah bertekstur halus yang mengalami kompaksi yang tinggi.
5. Bagian-bagian tanah lempung dalam tidak mempunyai struktur atau massif.
15
2.8. Kekuatan Tanah/Konsistensi Tanah
Kekuatan tanah/konsistensi tanah adalah tingkat resistensi/ketahanan
massa tanah pada remaukan atau pecahan ketika diberikan suatu tenaga. Massa
tanah yang tidak tersementasi ditentukan pada dua kondisi yaitu pada kondisi
kering udara dan kapasitas kelembaban lapangan. Apabila massa tanah
tersementasi kekuatan tanah ditentukan pada saat kering udara dan sesudah
direndam dalam air selama 1 jam. Deskripsi yang berkaitan dengan kekuatan
tanah dapat dilihat pada tabel 2.6.
2.. Warna Tanah
Pada abad sekarang orang telah mengakui bahwa pakaian warnah putih
pada iklim yang lebih dingin daripada pakaian warna gelap karena menyerap
panas lebih banyak. Biasanya tanah-tanah berwarna gelap mengabsorpsi panas
lebih tinggi. Limbah pertambangan batu bara dan sisa oli yang berwarna gelap
dapat mencapai temperatur 65,5 – 70 0C yang dapat mematikan banyak tanaman
yang tumbuh pada tanah. Walaupun tanah-tanah hitam kandungan bahan organik
tinggi menyerap lebih banyak panas daripada warna tanah yang terang, biasanya
airnya lebih dingin. Air menerima jumlah panas relatif lebih besar daripada tanah
minaral untuk meningkatkan temperatur/suhu, air biasanya menerima panas untuk
evaporasi. Hasilnya banyak tanah hitam tidal lebih hangat daripada tanah yang
berwarna hitam karena temperatur di rubah menjadi efek pada kelembaban tanah,
mungkin lebih dingin kecuali beberapa cm pada permukaan tanah yang kering.
Warnah tanah menunjukkan banyak tanah dipermukaan. Perubahan
warna tanah pada perbatasan tanah menunjukkan perbedaan mineral asli tanah
(bahan induk) atau dalam perkembangan tanah. Warna putih umumnya adalah
deposit garam atau karbonat yang exis dalam tanah. Spot adalah perbedaan warna
(mottles) biasanya adalah warna karatan yang menunjukkan tanah dalam periode
tertentu tidak cukup aerasi setiap tahun. Warnah tanah bawah permukaan kebiru-
16
biruan, keabu-abuan, kehijau-hijauan yang dengan atau tanpa motling
menunjukkan dalam periode yang panjang masing-masing tahun terjadi kondisi
tumpat air dan tidak cukup aerasi. Biasanya hirison tanah dengan kroma kurang
atau sama dengan 2 menandakan aerasi pada tingkat yang rendah.
Dalam wilayah geogafis, warna gelap menunjukkan kandungan bahan
organik tinggi. Akan tetapi antara kondisi iklim kontras warna tidak baik
dijadikan sebagai indikator untuk kandungan bahan organik. Tanah dengan
kandungan mineral berwarna hitam banyak warna tanahnya akan berwarna gelap.
Sebagian humus berwarna gelap pada beberapa lingkungan daripada yang lain.
Standarisasi penentuan warna tanah ditentukan dengan membandingkan
warna tanah dengan warna pada Munsell Color Charts. Peta-peta warna tanah
yang dibuku adalah sejumlah warna cat dengan berbagai gradasi perbedaan
kelompok warna. Notasi warna tanah di bagi dalam tiga bagian:
1. Hue: adalah warna spektral yang dominan atau warna pelangi (merah, kuning,
biru dan hijau).
2. Value: warna relatif hitam dan putih yang direfleksikan pada warna.
3. Croma: keaslian warna (jumlah croma bertambah, keabu-abuan berkurang).
17