Modul Rongga Mulut - Labioskisis

16
BUKU MODUL UTAMA MODUL RONGGA MULUT LABIOSKISIS EDISI I

description

Modul Rongga Mulut - Labioskisis

Transcript of Modul Rongga Mulut - Labioskisis

Modul

Modul Rongga Mulut

Labioskisis

BUKU MODUL UTAMA

MODUL RONGGA MULUT LABIOSKISISEDISI I

KOLEGIUM

ILMU KESEHATAN TELINGA HIDUNG TENGGOROK BEDAH

KEPALA DAN LEHER

2008MODUL NO. 5.1

RONGGA MULUT :

LABIOSKISISWAKTU Mengembangan KompetensiHari : 35

Sesi didalam kelas2 x 60 menit (classroom session)

Sesi dengan fasilitas pembimbing3 x 120 menit (coaching session)

Sesi praktik dan pencapaian kompetensi4 minggu (facilitation and assessment)

PERSIAPAN SESI Materi Presentasi : Labioskisis

LCD 1 : Etiologi labioskisis

LCD 2 : Pendarahan daerah labio superior

LCD 3 : Patofisiologi labioskisis

LCD 4 : Diagnosis & Klasifikasi labioskisis

LCD 5 : Waktu & Penatalaksanaan labioskisis

LCD 6 : Teknik teknik operasi

LCD 7 : Perawatan pasca operasi & komplikasi

Kasus : 1. Bayi 2 minggu dengan labioskisis bilateral komplit. Pada akhir pembelajaran diharapkan dapat melakukan edukasi pada orang tua pasien, anjuran perawatan serta pemberian makan dan minum pada pasien, rujukan ke multidisiplin lain untuk perbaikan gizi, persiapan operasi serta tehnik operasi yang akan di gunakan. Sarana dan alat Bantu latih:

Penuntun belajar

Tempat belajar ; Bangsal THT, Poli THT, kamar operasi

Video animasi tuntunan operasi

Kadaver

REFERENSI 1. Bailey BJ, Johnson JT, Head & Neck Surgery Otolaryngology, Fourth Edition, Volume two, Lippincott Williams & Wilkins, 2006, p : 1356-13652. Arun KL, Randal N, Embriology of Head and Neck. In: Grabb & Smiths Plastic Sugery, Sixth edition, Lippincott Williams & Wilkins, 2007, p : 179 -1903. Becker W. Naumann HH, Pfalt CR, Congenital malformation in Ear, Nose and Throat Disease, Second edition, Thieme Medical Publishers Inc., New York, 1994, p: 134-136

4. Lee .K.J, Kongenital Malformation in otolaryngology and Head and Neck Surgery, Elseiver Science Publishers, 1989, p: 63-65

KOMPETENSI Mampu melakukan diagnosis serta klasifikasi labioskisi berdasarkan pemeriksaan fisik. Dapat menentukan saat melakukan operasi dan mampu melakukan operasi labioplasti secara mandiri. Keterampilan Setelah mengikuti sesi ini, peserta didik diharapkan terampil :

1. Mengenali gejala, tanda Labioskisis2. Melakukan anamnesis, pemeriksaan dan diagnosis klasifikasi tentang labioskisis3. Melakukan keputusan untuk pemeriksaan penunjang persiapan operasi4. Membuat keputusan tentang waktu dan tehnik operasi yang akan digunakan

5. Merencanakan perawatan pasca operasi serta perencanaan tatalaksana selanjutnya

6. Merencanakan penatalaksanaan bila terjadi komplikasi operasi

GAMBARAN UMUMMemberi penjelasan agar kompeten mendiagnosis dan mengklasifikasi tipe labioskisis. Serta dapat melakukan penatalaksanaan secara comprehensive masalah yang ada pada kasus kasus labioskisis.CONTOH KASUSBayi 2 minggu dengan labioskisis bilateral komplit. Pada akhir pembelajaran diharapkan dapat melakukan edukasi pada orang tua pasien, anjuran perawatan serta pemberian makan dan minum pada pasien, rujukan ke multidisiplin lain untuk perbaikan gizi, persiapan operasi serta tehnik operasi yang akan di gunakan.Diskusi : Insidensi Labioskisis Penanganan labioskisisJawaban :TUJUAN PEMBELAJARAN Tujuan Pembelajaran Umum :

Setelah mengikuti sesi ini, setiap peserta didik diharapkan untuk :

1. Mengenali gejala, tanda Labioskisis

2. Melakukan anamnesis, pemeriksaan dan diagnosis klasifikasi tentang labioskisis

3. Melakukan keputusan untuk pemeriksaan penunjang persiapan operasi

4. Membuat keputusan tentang waktu dan tehnik operasi yang akan digunakan

5. Merencanakan perawatan pasca operasi serta perencanaan tatalaksana selanjutnya

6. Merencanakan penatalaksanaan bila terjadi komplikasi operasi

Tujuan Pembelajaran Khusus :Setelah Mengikuti sesi ini peserta didik akan memiliki kemampuan untuk :

1. Menjelaskan anatomi, topografi dan patofisiologi labioskisis (tingkat kompetensi K4)

2. Mejelaskan etiologi dan kalsifikasi labioplasti (tingkat kompetensi K4)

3. Menjelaskan dan gambaran klinis beberapa klasifikasi labioskisis (tingkat kompetensi K4)

4. Menerangkan pemeriksaan penunjang yang diperlukan pada penatalaksanaan labioskisis (tingkat kompetensi K4)

5. Menjelaskan tehnik operasi sesuai dengan klasifikasi labioskisis (tingkat kompetensi K4)

6. Menjelaskan perawatan pasca operasi dan rencana selanjutnya (tingkat kompetensi K4)

7. Menjelaskan penangan komplikasi operasi mulai dari komplikasi pada saat operasi, pasca operasi dan komplikasi lama (tingkat kompetensi K4)

8. Melakukan tatalaksana pasien labioskisis mulai dari perinatal sampai pasca operasi(tingkat kompetensi K4)

9. Melakukan tindakan bedah Labioplasti (tingkat kompetensi K4)

10. Merawat penderita labioskisis pra operasi termasuk edukasi keluarga pasien, informed consent serta perawatan pasca operasi serta mengatasi komplikasi yang kemungkinan terjadi (tingkat kompetensi K4)

METODE PEMBELAJARAN

Pendahuluan

Untuk mencapai tujuan ini maka dipilih metode pembelajaran berikut ini :

1. Small group discussion

2. Peer assisted learning

3. Bedside teaching

4. Task-based medical education5. Must to know key points : A. Peserta didik paling sudah harus mempelajari :

1. Bahan acuan (references)

2. Ilmu dasar yang berkaitan dengan topik pembelajaran

3. Ilmu klinis dasar

B. Penuntun belajar (learning guide)C. Tempat belajar (training setting) : bangsal rawat tht, kamar operasi, bangsal perawatan pasca operasi.

Cara pembelajaran : 1. Pelatihan

2. Belajar mandiri

3. Kuliah

4. Group diskusi

5. Bed site teaching

6. Bimbingan Operasi dan asistensi7. Melakukan operasi mandiri di bawah supervisi.

8. Countinuing Profesional Development.

Alat bantu pembelajaran : 1. Video animasi tehnik operasi labioplasti2. Kadaver

EVALUASI 1. Pada awal pembelajaran dilakukan evaluasi Pre test dalam bentuk essy dan pilihan ganda. Materi test terdiri dari : anatomi, patofisiologi, penegakan diagnosis serta klasifikasi, teknik - tehnik operasi, komplikasi dan penangannya, follow up dan perencanaan selanjutnya.2. Bedsite teaching dan diskusi untuk membahas beberapa masalah yang ada.

3. Setelah kompetensi tercapai peserta didik akan diberi kesempatan untuk assistensi operasi labioskisis. Pada saat itu kan dilakukan evaluasi pengetahuan dan kompetensi peserta didik.

4. Setelah melakukan asistensi dan dinilai kompeten, peserta didik dapat melakukan operasi labioskisis di bawah bimbingan.

5. Pendidik / fasilitas

Pengamatan langsung dengan memakai evaluation checklist

Penjelasan lisan dan diskusi

Kriteris penilaian langsung : cakap / tidak cakap / lalai.

INSTRUMEN PENILAIAN KOMPETENSI KOGNITIF Kuesioner Sebelum Pembelajaran

1. Otot orbikularis berjalan horisontal dan ke arah atas sejajar tepi celah bibir. Pada unilateral otot menempel pada dasar kolumela dan dasar ala nasi.

B

S2. Pada bilateral, otot menepel pada dasar ala nasi tanpa ada otot yang menghubungkan bagian tengah prolabial.

B

S

Jawaban :

Kuesioner Tengah Pembelajaran

1. Teknik dasar operasi labioplasti kecuali

1. Straight line repair

2. Triangular flap (Tennison-Randall)

3. Millards Rotation Advancement

4. V-Y Pushback

2. Saat operasi menurut Millards Rule of ten yaitu : Usia 10 minggu, Hb 10 gr% dan Berat 10 pound

B

S

Jawaban : Kuesioner Tengah Pembelajaran

Essay/ujian Lisan/Ujian Sumatif

INSTRUMEN PENILAIAN KOMPETENSI PSIKOMOTOR PENUNTUN BELAJARPROSEDUR LABIOPLASTI

Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut :

1. Perlu perbaikan : langkah tidak dikerjakan atau tidak sesuai dengan yang seharusnya atau urutannya tidak sesuai (jika harus berurutan)

2. Mampu : langkah dikerjakan sesuai dengan yang seharusnya dan urutannya (jika harus berurutan)

3. Mahir : Langkah dikerjakan dengan benar, sesuai urutannya dan waktu kerja yang sangat efisien

T/D Langkah tidak diamati (penilai menganggap langkah tertentu tidak perlu diperagakan)

NAMA PESERTA :.

TANGGAL:.KEGIATANKASUS

I. KAJI ULANG DIAGNOSIS & PROSEDUR OPERATIF

Nama

Diagnosis

Inform choice & inform consent

Rencana tindakan

Persiapan sebelum tindakan

II. PERSIAPAN PROSEDUR LABIOPLASTI

- Cuci tangan, memakai baju operasi dan memakai sarung tangan

- Tindakan a & anti sepsi daerah operasi dengan povidon iodine

- Memasang kain steril sebagai penutup pasien kecuali daerah operasi

- Dilakukan penandaan dengan larutan biru etilen atau pena penanda titik titik pada bibir sebagai titik bantu dan gambaran dalam melakukan labioskisis dengan tehnik Millard.

Dilakukan infiltrasi dengan Adrenalin : Lidokain sebesar 1: 200.000 pada sudut bibir dan tepi medial defek bibir.

III. PROSEDUR OPERASI

- Setelah penandaan dan infiltrasi sempurna dilakukan insisi sesuai penandaan dan perencanaan gambar, setelah dilakukan insisi tindakan selanjutnya adalah underming didaerah sulcus gingivobucal dan alae. Setelah diyakinan tidak terjadi regangan pada saat akan melakukan penjahitan utuk menyatukan tepi celah bibir, maka dilakukan penjahitan dangan menggunakan vicyrl 4-0 mulai dari mukosa bibir, otot orbikularis dan terakhir kulit dengan menggunakan nylon 5-0.

Penjahitan untuk menyatukan tepi defek harus sempurna sehingga terbentuk vermillion, cupit bow serta garis merah bibir sempurna. Luka ditutup dengan kassa antibiotik dan plester.

IV. PASCA OPERASI

- Instruksi pasca operasi Pasca bedah pasien dapat dipulangkan setelah efek anestesi umum sudah hilang dan sadar penuh dan tidak ada perdarahan. Pasien diterapi dengan antibiotika oral dan analgesiaFollow-up

Pasien diharapkan kontrol untuk perawatan luka pada hari ke tiga dan angkat jahitan pada hari ke 7

Penilaian Kinerja Keterampilan (Ujian akhir)DAFTAR TILIK PENILAIAN KINERJA

PROSEDUR LABIOPLASTI

Berikan penilaian tentang kinerja psikomotor atau keterampilan yang diperagakan oleh peserta pada saat melaksanakan suatu kegiatan atau prosedur, dengan ketentuan seperti yang diuraikan dibawah ini:

: Memuaskan : Langkah atau kegiatan diperagakan sesuai dengan prosedur atau panduan standar

X : Tidak memuaskan : Langkah atau kegiatan tidak dapat ditampilkan sesuai dengan prosedur atau panduan standar

T/T : Tidak ditampilkan: Langkah, kegiatan atau keterampilan tidak diperagakan oleh peserta selama proses evaluasi oleh pelatih.

PESERTA : .................................

TANGGAL:..............KEGIATANNILAI

PERSIAPAN

1. Kaji ulang diagnosis dan prosedur operasi

2. Menyiapkan peralatan operasi

3. Menyiapkan diri untuk melakukan tindakan operasi

4. Menyiapkan posisi pasien

5. Melakukan tindak a & anti septil

6. Memasang kain steril menutup pasien kecuali area operasi

PROSEDUR OPERASI

3. Melakukan penandaan dengan larutan biru etilen atau pena penanda titik titik pada bibir sebagai titik bantu dan gambaran dalam melakukan labioskisis dengan teknik Millard.4. Melakukan infiltrasi dengan Adrenalin : Lidokain sebesar 1: 200.000 pada sudut bibir dan tepi medial defek bibir

5. Melakukan insisi sesuai penandaan dan perencanaan gambar, setelah dilakukan insisi tindakan selanjutnya adalah underming didaerah sulcus gingivobucal dan alae.

6. Melakukan penjahitan utuk menyatukan tepi celah bibir, maka dilakukan penjahitan dangan menggunakan vicyrl 4-0 mulai dari mukosa bibir, otot orbikularis dan terakhir kulit dengan menggunakan nylon 5-0. Penjahitan untuk menyatukan tepi defek harus sempurna sehingga terbentuk vermillion, cupit bow serta garis merah bibir sempurna.

7. Luka ditutup dengan kassa antibiotik dan plester.

8. Instruksi pasca operasi

MATERI PRESENTASI LCD 1 : Etiologi Labioskisis

Faktor genetik

Orang tua dgn bibir sumbing risiko anak dengan sumbing 1:14 kelahiran hidup

Gen spesifik : TGFA, MSX1, TGFB3, dll

Terkait 150 sindrom ( terutama palatum

Faktor teratogen

infeksi virus

antikonvulsan fenitoin

alkohol

asam retinoid pd trimester pertama

ibu merokok ( risiko 2x kelainan sumbing pada anaknya

semakin tua usia orangtua > 30 tahun ( terutama sang ayah

LCD 2 : Pendarahan daerah Labio SuperiorLCD 3 : Patofisiologi labioskisis

LCD 4 Diagnosis & Klasifikasi Labioskisis

LCD 5 Waktu & Penatalaksanaan Labioskisis

LCD 6 Teknik-teknik Operasi

LCD 7 Perawatan Pasca Operasi & Komplikasi

MATERI BAKU LabioplastiDefinisi

Suatu tindakan rekonstruksi celah bibir (labioskisis) dengan menggunakan tehnik Millard dengan tujuan untuk membentuk bibir yang sempurna.

Indikasi operasi

Labioskisis unilateral, bilateral, komplit maupun inkomplit dengan usia, keadaan umum dan tercapainya tolerasi operansi.List of Skill

Tahapan Bedah Dasar (sudah kompeten melakukan bedah dasar)

Persiapan pra operasi: anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, IC

Melakukan Operasi (asistensi)

Menangani Komplikasi

Melakukan Follow-up

Tahapan bedah lanjutan

Persiapan pra operasi: anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, IC

Melakukan Operasi (Bimbingan, Mandiri)

Menangani Komplikasi

Melakukan Follow-up

Melakukan perencanaan selanjutnya

Tehnik Operasi

Menjelang operasi

Penjelasan kepada penderita dan keluarga mengenai tindakan operasi yang akan dilakukan serta resiko komplikasi yang dapat terjadi. Setelah mendapatkan keterangan keluarga pasien diharapkan menanda tangani surat persetujuan operasi (informed Consent).

Memeriksa dan mempersiapkan alat dan kelengkapan operasi

Penderita puasa minimal 6 jam sebelum operasi

Pemberian antibiotik profilaksis sesuai standard penggunaan antibiotika yang berlaku.

Tahapan operasi.

Pembiusan dilakukan dengan endotrakeal maupun lokal anestesi tergantung usia pasien. Desinfektan dengan larutan antiseptik dan lapangan operasi di persiapkan dengan linen steril.

Dilakukan penandaan dengan larutan biru etilen atau pena penanda titik titik pada bibir sebagai titik bantu dan gambaran dalam melakukan labioskisis dengan tehnik Millard.

Dilakukan infiltrasi dengan Adrenalin : Lidokain sebesar 1: 200.000 pada sudut bibir dan tepi medial defek bibir.

Setelah penandaan dan infiltrasi sempurna dilakukan insisi sesuai penandaan dan perencanaan gambar, setelah dilakukan insisi tindakan selanjutnya adalah underming didaerah sulcus gingivobucal dan alae. Setelah diyakinan tidak terjadi regangan pada saat akan melakukan penjahitan utuk menyatukan tepi celah bibir, maka dilakukan penjahitan dangan menggunakan vicyrl 4-0 mulai dari mukosa bibir, otot orbikularis dan terakhir kulit dengan menggunakan nylon 5-0.

Penjahitan untuk menyatukan tepi defek harus sempurna sehingga terbentuk vermillion, cupit bow serta garis merah bibir sempurna. Luka ditutup dengan kassa antibiotik dan plaster.

Perawatan pasca operasi

Pasca bedah pasien dapat dipulangkan setelah efek anestesi umum sudah hilang dan sadar penuh dan tidak ada perdarahan. Pasien diterapi dengan antibiotika oral dan analgesia

Follow-up

Pasien diharapkan kontrol untuk perawatan luka pada hari ke tiga dan angkat jahitan pada hari

ke 7

ALGORITMA dan PROSEDUR

KEPUSTAKAAN MATERI BAKU 1. Bailey BJ, Johnson JT, Head & Neck Surgery Otolaryngology, Fourth Edition, Volume two, Lippincott Williams & Wilkins, 2006, p : 1356-1365

2. Arun KL, Randal N, Embriology of Head and Neck. In: Grabb & Smiths Plastic Sugery, Sixth edition, Lippincott Williams & Wilkins, 2007, p : 179 -190

3. Becker W. Naumann HH, Pfalt CR, Congenital malformation in Ear, Nose and Throat Disease, Second edition, Thieme Medical Publishers Inc., New York, 1994, p: 134-136

4. Lee .K.J, Kongenital Malformation in otolaryngology and Head and Neck Surgery, Elseiver Science Publishers, 1989, p: 63-65

Algoritma : Celah Bibir dan Palatum

Celah bibir dan palatum

Labioskisis

Labiopalatoskis

Palatoskisis

Palatoskisis

- BB 10 pon

- Umur 10 mgg

- Hb 10

Timpanometri

ProtudingMaksila

(+)

(-)

OME (-)

Orthodonti

Prosthodonti

Labio plasti

OME (+)

Gromet

18 bln

Palatoplasti

Faringoplasti

Rinoplasti

(Cleft Lipnose)

Timpanometri

OME (-)

OME (+)

Dewasa

> 16 thn

-Nasofari ngoskopi

-Nasalens

-Analisis suara

Palatoplasti

Pasang Gromet

Speech Therapy

3-4 thn

VP I

VP I (-)

Faringo plasti

Baik

Nasofaringoskopi

Nasalens

OME: Otitis Media Efusi

Otot orbikularis berjalan horisontal dan ke arah atas sejajar tepi celah bibir. Pada unilateral otot menempel pada dasar kolumela dan dasar ala nasi.

Pada bilateral, otot menepel pada dasar ala nasi tanpa ada otot yang menghubungkan bagian tengah prolabial.

Kelainan otot orbikularis

PAGE 1