Modul Praktikum kmb iii - Web Portal Dosen...

100
[MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie Sulisyawa, M.Kep 1 MODUL PRAKTIKUM KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH III Di Susun Oleh: Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN STIKes DHARMA HUSADA BANDUNG

Transcript of Modul Praktikum kmb iii - Web Portal Dosen...

Page 1: Modul Praktikum kmb iii - Web Portal Dosen STIKesDHBdosen.stikesdhb.ac.id/arie-sulistiyawati/wp-content/uploads/sites/... · [MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie ... saraf sensorik

[MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie Sulistiyawati, M.Kep

1

MODUL PRAKTIKUMKEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH III

Di Susun Oleh:

Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN

STIKes DHARMA HUSADA BANDUNG

Page 2: Modul Praktikum kmb iii - Web Portal Dosen STIKesDHBdosen.stikesdhb.ac.id/arie-sulistiyawati/wp-content/uploads/sites/... · [MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie ... saraf sensorik

[MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie Sulistiyawati, M.Kep

2

2015Kata Pengantar

Bismillaahirrahmaanirrahiim,

Puji serta syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT yang elah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada saya sehingga modul praktikum

Keperawatan Medikal Bedah III ini dapat tersusun. Modul praktikum ini berisi

konsep dan panduan praktikum untuk aplikasi mata kuliah Keperawatan Medikal

Bedah III yang diperuntukkan bagi mahasiswa program studi D III Keperawatan

STIKes Dharma Husada Bandung.

Diharapkan mahasiswa yang mengikuti praktikum dapat mengikuti semua

kegiatan praktikum dengan baik dan dapat melaksanakan semua prosedur

praktikum dengan baik dan benar. Penulis menyadari bahwa dalam penyususnan

modul ini tentunya masih terdapat beberapa kekurangan, sehingga penulis

bersedia menerima saran dan kritik dari berbagai pihak untuk dapat

menyempurnakan modul praktikum ini di kemudian hari.

Semoga dengan adanya modul praktikum ini dapat membantu proses

belajar mengajar khususnya kegiatan praktikum mata kuliah Keperawatan

Medikal Bedah III dengan lebih baik lagi.

Bandung, Februari 2015

Penulis

Page 3: Modul Praktikum kmb iii - Web Portal Dosen STIKesDHBdosen.stikesdhb.ac.id/arie-sulistiyawati/wp-content/uploads/sites/... · [MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie ... saraf sensorik

[MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie Sulistiyawati, M.Kep

3

TATA TERTIB PRAKTIKUM

1. Mahasiswa harus hadir 10 menit sebelum praktikum dimulai

2. Mahasiswa harus menggunakan pakaian laboratorium lengkap dengan name

tag, bagi mahasiswa yang tidak menggunakan pakaian laboratorium tidak

diperkenankan untuk mengikuti praktikum

3. Mahasiswa harus menyiapkan peralatan yang akan digunakan dalam

praktikum

4. Selama praktikum mahasiswa tidak diperkenankan untuk :

a. Makan dan minum

b. Bersenda gurau

c. Mendiskusikan masalah yang tidak berkaitan dengan materi praktikum

d. Mengerjakan hal lain yang tidak berkaitan dengan praktikum

5. Seluruh mahasiswa harus ikut serta secara aktif dalam praktikum.

6. Setelah selesai praktikum mahasiswa harus mengembalikan alat-alat yang

digunakan dalam keadaan utuh, dan bersih kepada penanggung jawab

laboratorium. Jika terjadi kerusakan alat selama praktikum yang disebabkan

oleh kelalaian mahasiswa, mahasiswa diwajibkan untuk mengisi formulir

kesediaan mengganti, dan secepatnya mengganti alat tersebut.

7. Setelah praktikum mahasiswa wajib mengikuti test pasca praktikum.

8. Kehadiran mahasiswa dalam praktikum harus 100%. Apabila mahasiswa tidak

dapat mengikuti praktikum karena sakit, atau alasan lain, diwajibkan untuk

mengirimkan surat keterangan yang syah dan harus diserahkan dalam 1

minggu. Mahasiswa juga harus segera lapor kepada penanggung jawab

praktikum untuk merencanakan praktikum pengganti.

Page 4: Modul Praktikum kmb iii - Web Portal Dosen STIKesDHBdosen.stikesdhb.ac.id/arie-sulistiyawati/wp-content/uploads/sites/... · [MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie ... saraf sensorik

[MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie Sulistiyawati, M.Kep

4

IDENTITAS MAHASISWA

NAMA : …………………………………………..........

NIM : ………………………………………………..

SEMESTER : ……………………………………………..…

KELAS : …………………………………….…............

PROGRAM STUDI : …………………………………………….......

Page 5: Modul Praktikum kmb iii - Web Portal Dosen STIKesDHBdosen.stikesdhb.ac.id/arie-sulistiyawati/wp-content/uploads/sites/... · [MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie ... saraf sensorik

[MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie Sulistiyawati, M.Kep

5

Praktikum Sistem Neurologi

a. Tujuan Pembelajaran Praktikum

1. Mahasiswa mampu mempersiapkan alat secara lengkap

2. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian saraf cranial secara sistematis

dan setiap langkah dilakukan secara tepat.

b. Dasar Teori

Sistem ini terdiri dari jaringan saraf yang berada dibagian luar otak dan

medulla spinalis. Sistem ini juga mencakup saraf kranial yang berasal dari otak,

saraf spinal, yang berasal dari medulla spinalis dan ganglia serta reseptor

sensorik yang berhubungan. Merupakan bagian dari sistem saraf sadar. Dari 12

pasang saraf, 3 pasang memiliki jenis sensori (saraf I, II, VIII), 5 pasang jenis

motorik (saraf III, IV, VI, XI, XII) dan 4 pasang jenis gabungan (saraf V, VII,

Page 6: Modul Praktikum kmb iii - Web Portal Dosen STIKesDHBdosen.stikesdhb.ac.id/arie-sulistiyawati/wp-content/uploads/sites/... · [MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie ... saraf sensorik

[MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie Sulistiyawati, M.Kep

6

IX, X). Pasangan saraf-saraf ini diberi nomor sesuai urutan dari depan hingga

belakang, Saraf-saraf ini terhubung utamanya dengan struktur yang ada di

kepala dan leher manusia seperti mata, hidung, telinga, mulut dan lidah.

Pasangan I dan II mencuat dari otak besar, sementara yang lainnya mencuat

dari batang otak.

Sistem saraf Kranial terdiri dari :

1. Nervus Olfaktori (N. I):

Fungsi: saraf sensorik, untuk penciuman

2. Nervus Optikus (N. II)

Fungsi: saraf sensorik, untuk penglihatan

3. Nervus Okulomotoris (N. III)

Fungsi: saraf motorik, untuk mengangkat kelopak mata keatas, kontriksi

pupil, dan sebagian gerakan ekstraokuler

4. Nervus Trochlearis (N. IV)

Fungsi: saraf motorik, gerakan mata kebawah dan kedalam

5. Nervus Trigeminus (N. V)

Fungsi: saraf motorik, gerakan mengunya, sensai wajah, lidah dan gigi,

refleks korenea dan refleks kedip

6. Nervus Abdusen (N. VI)

Fungsi: saraf motorik, deviasi mata ke lateral

7. Nervus Fasialis (N. VII)

Fungsi: saraf motorik, untuk ekspresi wajah

8. Nervus Verstibulocochlearis (N. VIII)

Fungsi: saraf sensorik, untuk pendengran dan keseimbangan

9. Nervus Glosofaringeus (N. IX)

Fungsi: saraf sensorik dan motorik, untuk sensasi rasa

10. Nervus Vagus (N. X)

Page 7: Modul Praktikum kmb iii - Web Portal Dosen STIKesDHBdosen.stikesdhb.ac.id/arie-sulistiyawati/wp-content/uploads/sites/... · [MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie ... saraf sensorik

[MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie Sulistiyawati, M.Kep

7

Fungsi: saraf sensorik dan motorik, refleks muntah dan menelan

11. Nervus Asesoris (N. XI)

Fungsi: saraf motorik, untuk menggerakan bahu

12. Nervus Hipoglosus

Fugsi: saraf motorik, untuk gerakan lidah

c. Alat dan bahan

Kopi, teh Gula, garam, asam

Snelen chart

Kapas

Penligt

Garpu tala

Jam

d. Petunjuk Umum

1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan

2. Baca dan pelajari dengan baik modul praktikum yang diberikan

3. Ikuti petunjuk yang terdapat pada modul

Page 8: Modul Praktikum kmb iii - Web Portal Dosen STIKesDHBdosen.stikesdhb.ac.id/arie-sulistiyawati/wp-content/uploads/sites/... · [MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie ... saraf sensorik

[MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie Sulistiyawati, M.Kep

8

4. Tanyakan kepada dosen bila ada hal-hal yang tidak dipahami atau kurang

dimengerti

e. Keselamatan Kerja

1. Pusatkan pertanyaan pada pekerjaan yang dilakukan

2. Susun dan letakkan peralatan atau bahan pada temapat yang mudah

dijangkau

3. Pakailah alat dan bahan sesuai fungsinya

4. Perhatikan setiap langkah

f. Langkah Kerja

No Langkah Pengerjaan dan key

point

Ilustrasi gambar

1 Menyiapkan alat dan bahan

Page 9: Modul Praktikum kmb iii - Web Portal Dosen STIKesDHBdosen.stikesdhb.ac.id/arie-sulistiyawati/wp-content/uploads/sites/... · [MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie ... saraf sensorik

[MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie Sulistiyawati, M.Kep

9

2 Menyapa pasien atau keluarga

dan memperkenalkan diri

3 Informed consent:

Menjelaskan tujuan tindakan yang

dilakukan

4 Menjaga privasi pasien : tutup

sampiran

5 Cuci tangan efektif 7 langkah,

mengguankan sabun, dibawah air

mengalir dan dikeringkan

Page 10: Modul Praktikum kmb iii - Web Portal Dosen STIKesDHBdosen.stikesdhb.ac.id/arie-sulistiyawati/wp-content/uploads/sites/... · [MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie ... saraf sensorik

[MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie Sulistiyawati, M.Kep

10

6 Memulai pemeriksaan sistem saraf :

A I (olfaktorius)

Sensasi terhadap bau-bauan

Pemeriksaan :

Dengan mata tertutup, pasien

diperintahkan mengidentifikasi

bau yang sudah dikenal (kopi,

teh) masing-masing lubang

hidung diuji secara terpisah

B II (optikus)

Ketajaman penglihatan

Pemeriksaan :

Pemeriksaan dengan snelen chart,

lapang pandangh pemeriksaan

oftalmoskopi

C III (okulomotorius)

IV(troklear)

VI (abdusen)

Fungsi saraf cranial III, IV dan VI

dalam pengaturan

gerakan-gerakan mata; SK

IIIturut dalam pengaturan gerakan

kelopak mata, kontriksi otot pada

pupil dan otot siliaris dengan

mengontrol akomodasi pupil

Page 11: Modul Praktikum kmb iii - Web Portal Dosen STIKesDHBdosen.stikesdhb.ac.id/arie-sulistiyawati/wp-content/uploads/sites/... · [MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie ... saraf sensorik

[MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie Sulistiyawati, M.Kep

11

Pemerisaan :

Kaji rotasi ocular,

mengkonjungsikan gerakan

nistagmus kaji refleksi pupil dan

periksa kelopak mata terhadap

adanya ptosis

D V (trigeminal)

Sensasi pada wajah, reflek

kornea, mengunyah

Pemeriksaan :

Anjurkan pasien menutup kedua

mata. Sentuhkan kapas pada dahi

pipi dan dagu.Bandingkan kedua

sisi yang berlawanansesnsitifitas

terhadap nyeri pada daerah

permukaan diuji dengan

menggunakan benda runcing dan

dikahiri dengan spatel lidah yang

tumpil. Lakukan pengujian

dengan benda benda benda tajam

dan tumpul secara bergantian.

Catat masing masing gerakan dari

tusukan benda tajam dan tumpul.

Jika responnya tidak sesuai uji

sensasi suhudengan tabung kecil

yang berisi air panas atau dingin

dan gunakan saling bergantian

Pada saat pasien mellihat ke atas,

Page 12: Modul Praktikum kmb iii - Web Portal Dosen STIKesDHBdosen.stikesdhb.ac.id/arie-sulistiyawati/wp-content/uploads/sites/... · [MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie ... saraf sensorik

[MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie Sulistiyawati, M.Kep

12

lakukan sentuhan ringan dengan

sebuah gumpalan kapas kecil di

daerah temporal masing-masing

kornea. Bila terjadi kedipan mata

keluarnya air mataadalah

bmerupakan respons yang normal

Pegang daerah rahang pasien dan

rasakan gerakan dari sisi ke sisi.

Palpasi otot maseter dan

temporal, apakah kekuatannya

sama atau tidak

E VII (fasial)

Gerakan otot wajah, ekspresi

wajah sekresi air mata dan ludah,

Rasa kecap dua pertiga anterior

lidah

Pemeriksaan :

Observasi simetrisitas gerakan

wajah saat tersenyum, bersiul,

mengangkat alismengerutkan dahi

saat menutup mata rapat-rapat

(juga saat membuka mata)

observasi apakah wajah

mengalami paralisis flaksid

(lipatan dangkal nasolabial)

Pasien mengeksensikan lidah

kemampuan lidah membedakan

rasa gula dan garam/asam

Page 13: Modul Praktikum kmb iii - Web Portal Dosen STIKesDHBdosen.stikesdhb.ac.id/arie-sulistiyawati/wp-content/uploads/sites/... · [MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie ... saraf sensorik

[MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie Sulistiyawati, M.Kep

13

F VIII (vestibulokoklear)

Keseimbangan dan pendengaran

Uji bisikan suara dan bunyi detak

jam

Uji untuk lateralisasi (Weber)

Uji untuk konduksi udara dan

tulang (Rinne)

G IX (glosofaringeus)

Rasa kecap sepertiga lidah bagian

posterior

Pemeriksaan :

Kaji kemampuan pasien untuk

membedakan rasa gula dan garam

pada sepertiga bagian posterior

lidah

Page 14: Modul Praktikum kmb iii - Web Portal Dosen STIKesDHBdosen.stikesdhb.ac.id/arie-sulistiyawati/wp-content/uploads/sites/... · [MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie ... saraf sensorik

[MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie Sulistiyawati, M.Kep

14

H X (vagus)

Kontraksi taring, Gerakan

simetris dari pita suara, Gerakan

simetris palatum mole , Gerakan

dan sekresi visera torakal dan

abdominal

Pemeriksaan :

Tekan spatel lidah pada lidah

posterior atau menstimulasi faring

posterior untuk menimbulkan

reflex menelan

Adanya suara serak

Minta pasien mengatakan “ah”.

Observasi terhadap peninggian

uvula simetris dan palatum mole

I XI (aksesorius spinal)

Gerakan otot stemokleidomastoid

dan trapazius

Pemeriksaan :

Palpasi dan catat kekuatan otot

trapazius pada saat pasien

mengangkat bahu sambil

dilakukan penekanan palpasi dan

cacat kekuatan otot

stemokleidomastoidpasien saat

memutar kepala sambil dilakukan

penahanan dengan tangan penguji

ke arah berlawanan

Page 15: Modul Praktikum kmb iii - Web Portal Dosen STIKesDHBdosen.stikesdhb.ac.id/arie-sulistiyawati/wp-content/uploads/sites/... · [MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie ... saraf sensorik

[MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie Sulistiyawati, M.Kep

15

J XII (hipoglosus)

Gerakan lidah

Pemeriksaan :

Bila pasien menjulurkan lidah

keluar, terdapat deviasi atau

tremor, kekuatan lidah dikaji

dengan cara pasien menjulirkan

lidah dan menggerakan ke kiri

/kanan sambil diberi tahanan

K Pengkajian selesai, rapikan pasien

dan memberikan posisi senyaman

mungkin

L Membereskan alat

M Mengevaluasi hasil tindakan :

menanyakan respon pasien

Page 16: Modul Praktikum kmb iii - Web Portal Dosen STIKesDHBdosen.stikesdhb.ac.id/arie-sulistiyawati/wp-content/uploads/sites/... · [MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie ... saraf sensorik

[MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie Sulistiyawati, M.Kep

16

N Berpamitan dengan pasien

O Mencuci tangan

P Mendokumentasikan kegiatan

yang telah dilakukan

Key Point :

Catat waktu, tindakan yang

dilakukan, tanda tangan

Evaluasi Kerja

Mahasiswa mampu mempersiapkan alat secara lengkap

Page 17: Modul Praktikum kmb iii - Web Portal Dosen STIKesDHBdosen.stikesdhb.ac.id/arie-sulistiyawati/wp-content/uploads/sites/... · [MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie ... saraf sensorik

[MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie Sulistiyawati, M.Kep

17

Mahasiswa mampu melakukan pengkajian saraf kranial secara sistematis

dan setiap langkah dilakukan secara tepat.

Mahasiswa memperhatikan tingkat kenyaman pasien dan privasinya

selama prosedur

Mahasiswa wajib berlatih dengan menggunakan panduan modul praktikum

pada jam praktikum mandiri

Page 18: Modul Praktikum kmb iii - Web Portal Dosen STIKesDHBdosen.stikesdhb.ac.id/arie-sulistiyawati/wp-content/uploads/sites/... · [MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie ... saraf sensorik

[MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie Sulistiyawati, M.Kep

18

Pengkajian Sensori Motorik

a. Tujuan Pembelajaran Praktikum

1. Mahasiswa mampu mempersiapkan alat secara lengkap

2. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian sensori motorik secara

sistematis dan setiap langkah dilakukan secara tepat.

b. Dasar Teori

Sel saraf motorik merupakan bagian dari struktur dan fungsi sistem

saraf yang berfungsi Mengirim implus dari sistem saraf pusat ke otot atau

kelenjar yang hasilnya berupa tanggapan tubuh terhadap rangsangan.

Reseptor sensoris berupa sel-sel khusus atau proses sel yang

memberikan informasi tentang kondisi didalam dan diluar tubuh kepada

susunan saraf pusat. Indera peraba pada kulit adalah indera yang digunakan

untuk merasakan sensitivitas temperatur, nyeri, sentuhan, tekanan, getaran,

dan propriosepsi.

Jenis-Jenis pemeriksaan sensorik yang sering digunakan.

Sensibilitas eksteroseptif atau protopatik. Terdiri dari:

Rasa nyeri.

Rasa suhu

Rasa raba.

Sensibilitas proprioseptif.

rasa raba dalam.

Sensibilitas diskriminatif

daya untuk mengenal bentuk/ukuran.

daya untuk mengenal /mengetahui berat sesuatu benda dsb.

Page 19: Modul Praktikum kmb iii - Web Portal Dosen STIKesDHBdosen.stikesdhb.ac.id/arie-sulistiyawati/wp-content/uploads/sites/... · [MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie ... saraf sensorik

[MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie Sulistiyawati, M.Kep

19

c. Alat dan bahan

kapas.

Botol/tabung berisi air panas : suhu 40-45 derajat celcius.

Botol/tabung berisi air dingin : suhu 10-15 derajat celcius.

Jarum bundel

Garpu tala

Kunci

mata uang logam

kancing

d. Petunjuk Umum

1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan

2. Baca dan pelajari dengan baik modul praktikum yang diberikan

3. Ikuti petunjuk yang terdapat pada modul

4. Tanyakan kepada dosen bila ada hal-hal yang tidak dipahami atau kurang

dimengerti

e. Keselamatan Kerja

1. Pusatkan pertanyaan pada pekerjaan yang dilakukan

Page 20: Modul Praktikum kmb iii - Web Portal Dosen STIKesDHBdosen.stikesdhb.ac.id/arie-sulistiyawati/wp-content/uploads/sites/... · [MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie ... saraf sensorik

[MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie Sulistiyawati, M.Kep

20

2. Susun dan letakkan peralatan atau bahan pada temapat yang mudah

dijangkau

3. Pakailah alat dan bahan sesuai fungsinya

4. Perhatikan setiap langkah

f. Langkah Kerja

NO Langkah Pengerjaan

dan key point

Ilustrasi gambar

1 Menyiapkan alat dan bahan

2 Menyapa pasien atau keluarga dan

memperkenalkan diri

Page 21: Modul Praktikum kmb iii - Web Portal Dosen STIKesDHBdosen.stikesdhb.ac.id/arie-sulistiyawati/wp-content/uploads/sites/... · [MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie ... saraf sensorik

[MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie Sulistiyawati, M.Kep

21

3 Menjelaskan tujuan tindakan yang

dilakukan

4 Menjaga privasi pasien : tutup

sampiran

5 Cuci tangan efektif 7 langkah,

mengguankan sabun, dibawah air

mengalir dan dikeringkan

6 Memulai pengkajian :

A Fungsi Motorik

Amati Gaya berjalan dan tingkah

laku.

Simetri tubuh dan

ektremitas.

Kelumpuhan badan dan

anggota gerak. dll.

Page 22: Modul Praktikum kmb iii - Web Portal Dosen STIKesDHBdosen.stikesdhb.ac.id/arie-sulistiyawati/wp-content/uploads/sites/... · [MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie ... saraf sensorik

[MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie Sulistiyawati, M.Kep

22

a. Gerakan Volunter.

Yang diperiksa adalah gerakan

pasien atas permintaan

pemeriksa

Mengangkat kedua tangan

pada sendi bahu.

Fleksi dan ekstensi artikulus

kubiti.

Mengepal dan membuka

jari-jari tangan.

Mengangkat kedua tungkai

pada sendi panggul.

Fleksi dan ekstensi artikulus

genu.

Plantar fleksi dan dorso

fleksi kaki.

Gerakan jari- jari kaki.

b. Kekuatan otot.

Pemeriksaan ini menilai

kekuatan otot, untuk

memeriksa kekuatan otot ada

dua cara:

Pasien disuruh

menggerakkan bagian

ekstremitas atau badannya

dan pemeriksa menahan

gerakan ini.

Pemeriksa menggerakkan

Page 23: Modul Praktikum kmb iii - Web Portal Dosen STIKesDHBdosen.stikesdhb.ac.id/arie-sulistiyawati/wp-content/uploads/sites/... · [MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie ... saraf sensorik

[MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie Sulistiyawati, M.Kep

23

bagian ekstremitas atau

badan pasien dan ia disuruh

menahan.

Nilai kekuatan otot :

0 : Tidak didapatkan

sedikitpun kontraksi otot,

lumpuh total.

1 : Terdapat sedikit

kontraksi otot, namun

tidak didapatkan gerakan

pada persendiaan yang

harus digerakkan oleh otot

tersebut.

2 : Didapatkan

gerakan,tetapi gerakan ini

tidak mampu melawan

gaya berat ( gravitasi

).

3 : Dapat mengadakan

gerakan melawan gaya

berat.

4 : Disamping dapat

melawan gaya berat ia

dapat pula mengatasi

sedikit tahanan yang

diberikan.

5 : Tidak ada kelumpuhan

( normal ).

Page 24: Modul Praktikum kmb iii - Web Portal Dosen STIKesDHBdosen.stikesdhb.ac.id/arie-sulistiyawati/wp-content/uploads/sites/... · [MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie ... saraf sensorik

[MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie Sulistiyawati, M.Kep

24

A

B Fungsi sensorik

Test untuk rasa raba halus.

Permukaan diraba dengan

ujung – ujung kapas tersebut.

dari atas ke bawah/

sebaliknya.

Dibandingkan kanan dan kiri.

Yang perlu diingat:

Daerah lateral kurang peka dari

medial.

Ada daerah-daerah

erotogenik/peka : leher,

sekitar mammae, genetalia.

Test untuk rasa nyeri superficial.

jarum diletakkan tegak lurus dan

cara sama spt diatas.

Test untuk rasa suhu.

Cara pemeriksaan :

Botol botol tersebut harus

kering betul.

Bagian tubuh yang tertutup

pakaian lebih sensitif dari

bagian tubuh yang terbuka.

Pada orang tua sering dijumpai

hipestesia (perasa raba yang berkurang)

yang fisiologik.

Test untuk rasa sikap.

Tempatkan salah satu

lengan/tungkai pasien pada

Page 25: Modul Praktikum kmb iii - Web Portal Dosen STIKesDHBdosen.stikesdhb.ac.id/arie-sulistiyawati/wp-content/uploads/sites/... · [MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie ... saraf sensorik

[MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie Sulistiyawati, M.Kep

25

suatu posisi tertentu,

kemudian suruh pasien

untuk menghalangi pada

lengan dan tungkai.

Perintahkan untuk

menyentuh dengan ujung

ujung telunjuk kanan, ujung

jari kelingking kiri dsb.

Test untuk rasa gerak/posisi

sendi.

pegang ujung jari jempol kaki

pasien dengan jari telunjuk

dan jempol jari tangan

pemeriksa dan gerakkan

keatas kebawah maupun

kesamping kanan dan kiri,

kemudian pasien diminta

untuk menjawab posisi ibu

jari jempol nya berada

diatas atau dibawah atau

disamping kanan /kiri

Test untuk rasa getar.

Garpu tala digetarkan

dulu/diketuk pada meja atau

benda keras lalu letakkan

diatas ujung ibu jari kaki

pasien dan mintalah pasien

menjawab untuk merasakan

ada getaran atau tidak dari

Page 26: Modul Praktikum kmb iii - Web Portal Dosen STIKesDHBdosen.stikesdhb.ac.id/arie-sulistiyawati/wp-content/uploads/sites/... · [MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie ... saraf sensorik

[MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie Sulistiyawati, M.Kep

26

garputala tersebut.

Test untuk diskriminatif.

Rasa stereognosis.

Dengan mata tertutup pasien

diminta untuk mengenal

benda – benda yang

disodorkan kepadanya.

Rasa Gramestesia.

Dengan mata tertutup pasien

diminta untuk mengenal

angka, aksara, bentuk yang

digoreskan diatas

kulit pasien, misalnya

ditelapak tangan pasien.

Rasa Barognosia.

Dengan mata tertutup pasien

diminta untuk mengenal

berat suatu benda.

Rasa topognosia.

Dengan mata tertutup pasien

diminta untuk mengenal

tempat pada tubuhnya yang

disentuh pasien.

Page 27: Modul Praktikum kmb iii - Web Portal Dosen STIKesDHBdosen.stikesdhb.ac.id/arie-sulistiyawati/wp-content/uploads/sites/... · [MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie ... saraf sensorik

[MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie Sulistiyawati, M.Kep

27

B

7 Pengkajian selesai, rapikan pasien

dan memberikan posisi senyaman

mungkin

8 Membereskan alat

9 Mengevaluasi hasil tindakan :

menanyakan respon pasien

10 Berpamitan dengan pasien

Page 28: Modul Praktikum kmb iii - Web Portal Dosen STIKesDHBdosen.stikesdhb.ac.id/arie-sulistiyawati/wp-content/uploads/sites/... · [MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie ... saraf sensorik

[MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie Sulistiyawati, M.Kep

28

11 Cuci tangan efektif 7 langkah,

mengguankan sabun, dibawah air

mengalir dan dikeringkan

12 Mendokumentasikan kegiatan yang

telah dilakukan

Key Point :

Catat waktu, tindakan yang

dilakukan, tanda tangan

G. Evaluasi Kerja

1. Mahasiswa mampu mempersiapkan alat secara lengkap

2. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian sensori motorik secara

sistematis dan setiap langkah dilakukan secara tepat.

3. Mahasiswa memperhatikan tingkat kenyaman pasien dan privasinya

selama prosedur

4. Mahasiswa wajib berlatih dengan menggunakan panduan modul praktikum

pada jam praktikum mandiri

Page 29: Modul Praktikum kmb iii - Web Portal Dosen STIKesDHBdosen.stikesdhb.ac.id/arie-sulistiyawati/wp-content/uploads/sites/... · [MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie ... saraf sensorik

[MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie Sulistiyawati, M.Kep

29

Page 30: Modul Praktikum kmb iii - Web Portal Dosen STIKesDHBdosen.stikesdhb.ac.id/arie-sulistiyawati/wp-content/uploads/sites/... · [MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie ... saraf sensorik

[MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie Sulistiyawati, M.Kep

30

Pengkajian Refleksi

a. Tujuan Pembelajaran Praktikum

1. Mahasiswa mampu mempersiapkan alat secara lengkap

2. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian refleksi secara sistematis dan

setiap langkah dilakukan secara tepat.

b. Dasar Teori

Refleks adalah suatu respons involunter terhadap sebuah stimulus.

Refleks yang muncul pada orang normal disebut sebagai refleks fisiologis.

Kerusakan pada sistem syaraf dapat menimbulkan refleks yang seharusnya

tidak terjadi atau refleks patologis

Dasar pemeriksaan refleks

1. Alat yang digunakan adalah refleks hammer yang umumnya terbuat dari

karet.

2. Penderita harus dalam posisi yang seenak-enaknya dan santai. Bagian

tubuh yang akan diperikasa harus dalam posisi sesuai sehingga gerakan

refleks otot yang terjadi akan muncul dengan optimal.

3. Rangsangan harus diberikan secara cepat, langsung dan kerasnya tetap

dalam batas ambang, tidak perlu terlalu keras.

4. Sifat reaksi tergantung tonus otot, maka tonus yang diperiksa harus

dalam keadaan sedikit kontraksi. Jika akan membandingkan refleks kiri

dan kanan maka posisis ekstremitas harus simetris.

Penilaian hasil pemeriksaan refleks

Kriteria kuantitas yang dipakai:

0 = negatif

Page 31: Modul Praktikum kmb iii - Web Portal Dosen STIKesDHBdosen.stikesdhb.ac.id/arie-sulistiyawati/wp-content/uploads/sites/... · [MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie ... saraf sensorik

[MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie Sulistiyawati, M.Kep

31

+1 = lemah (dari normal)

+2 = normal

+3 = meninggi, belum patologik

+4 = hiperaktif, sering dosertai klonus, sering merupakan indikator suatu

penyakit

c. Alat dan bahan

Refleks Hammer

d. Petunjuk Umum

1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan

2. Baca dan pelajari dengan baik modul praktikum yang diberikan

3. Ikuti petunjuk yang terdapat pada modul

4. Tanyakan kepada dosen bila ada hal-hal yang tidak dipahami atau kurang

dimengerti

e. Keselamatan Kerja

1. Pusatkan pertanyaan pada pekerjaan yang dilakukan

2. Susun dan letakkan peralatan atau bahan pada tempat yang mudah

dijangkau

3. Pakailah alat dan bahan sesuai fungsinya

4. Perhatikan setiap langkah

Page 32: Modul Praktikum kmb iii - Web Portal Dosen STIKesDHBdosen.stikesdhb.ac.id/arie-sulistiyawati/wp-content/uploads/sites/... · [MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie ... saraf sensorik

[MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie Sulistiyawati, M.Kep

32

f. Langkah Kerja

NO Langkah Pengerjaan dan key point Ilustrasi gambar

1 Menyiapkan alat dan bahan

2 Menyapa pasien atau keluarga dan

memperkenalkan diri

3 Menjelaskan tujuan tindakan yang

dilakukan

Page 33: Modul Praktikum kmb iii - Web Portal Dosen STIKesDHBdosen.stikesdhb.ac.id/arie-sulistiyawati/wp-content/uploads/sites/... · [MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie ... saraf sensorik

[MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie Sulistiyawati, M.Kep

33

4 Menjaga privasi pasien : tutup sampiran

5 Cuci tangan efektif 7 langkah,

mengguankan sabun, dibawah air mengalir

dan dikeringkan

6 Memulai pemeriksaan :

Refleks Fisiologis

A . Pemeriksaan refleks biceps

Penderita duduk dengan santai

Lengan dalam keadaan lemas, lengan

bawah dalam posisi antara fleksi dan

ekstensi serta sedikit pronasi

Siku penderita diletakkan pada tangan

atau lengan pemeriksa

Pemeriksa meletakkan ibu jarinya

diatas tendo biceps, kemudian pukul

ibu jari tadi dengan refleks hammer.

(tanpa menggunakan ibu jari juga bisa,

agar rangsangan lebih terasa)

Reaksi utama adalah kontraksi otot

Page 34: Modul Praktikum kmb iii - Web Portal Dosen STIKesDHBdosen.stikesdhb.ac.id/arie-sulistiyawati/wp-content/uploads/sites/... · [MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie ... saraf sensorik

[MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie Sulistiyawati, M.Kep

34

biceps dan kemudian fleksi tangan

bawah.

B Pemeriksaan refleks triceps

Penderita duduk dengan santai

Lengan penderita diletakkan diatas

lengan pemeriksa

Lengan penderita dalam keadaan

lemas, relaksasi sempurna

Pukul tendo triceps lewat fossa

olecrani dengan refleks hammer

Triceps akan berkontraksi dengan

sedikit meyentak yang dapat

dirasakan oleh penderita dan juga

oleh tangan pemeriksa yang

memegang tangan penderita.

C . Pemeriksaan refleks brachiradialis

Penderita duduk dengan santai

Lengan penderita diletakkan diatas

lengan pemeriksa

Pukul tendo brachioradialis bagian

distal dengan menggunakan refleks

hammer

Akan timbul gerakan menyentak pada

lengan

Page 35: Modul Praktikum kmb iii - Web Portal Dosen STIKesDHBdosen.stikesdhb.ac.id/arie-sulistiyawati/wp-content/uploads/sites/... · [MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie ... saraf sensorik

[MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie Sulistiyawati, M.Kep

35

D Pemerikasaan refleks patela/kuadriceps

Penderita dalam keadaan duduk

dengan kaki terjuntai

Daerah kira dan kanan tendo diraba

terlebih dahulu untuk menetapkan

daerah yang tepat

Tangan pemeriksa yang satu

memegang paha penderita bagian

distal, dan tangan yang lain memukul

bagian tendo patela dengan refleks

hammer secara cepat

Otot kuadriceps akan berkontraksi,

tungkai bawah akan bergerak

menyentak dan kemudian berayun

sejenak

Apabila dengan cara diatas sulit, maka

suruh penderita untuk tangannya

berpegangan

Kemudian diminta untuk menarik

kedua tangannya

Pukul tendon patela ketika penderita

menarik tangannya. Cara ini disebut

Page 36: Modul Praktikum kmb iii - Web Portal Dosen STIKesDHBdosen.stikesdhb.ac.id/arie-sulistiyawati/wp-content/uploads/sites/... · [MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie ... saraf sensorik

[MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie Sulistiyawati, M.Kep

36

reinforcement

E Pemeriksaan refleks archiles

Penderita duduk dengan tungkai

terjuntai atau berbaring atau dapat

pula penderita berlutut sehingga

sebagian tungkai bawah dan kakinya

terjulur ke luar

Pemeriksa sedikit meregangkan tendo

archilles dengan cara menahan ujung

kaki ke arah dorsofleksi

Tendo archilles dipukul dengan

refleks hammer

Akan muncul gerakan fleksi kaki

yang menyentak

F Refleks Kremaster

Ujung tumpul palu refleks digoreskan

pada paha bagian medial

Respon: elevasi testis ipsilateral

7 Pemeriksaan Refleks patologis

A Babinsky

Goreslah telapak kaki bagian lateral

dari posterior ke anterior

Respon : ekstensi ibu jari kaki dan

pengembangan jari kaki lainnya

Page 37: Modul Praktikum kmb iii - Web Portal Dosen STIKesDHBdosen.stikesdhb.ac.id/arie-sulistiyawati/wp-content/uploads/sites/... · [MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie ... saraf sensorik

[MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie Sulistiyawati, M.Kep

37

b Hoffman Stimulus : goresan/sentilan pada kuku

jari tengah pasien

Respons : ibu jari, telunjuk dan jari –

jari lainnya refleksi

8 Pengkajian selesai, rapikan pasien dan

memberikan posisi senyaman mungkin

9 Membereskan alat

10 Mengevaluasi hasil tindakan :

menanyakan respon pasien

Page 38: Modul Praktikum kmb iii - Web Portal Dosen STIKesDHBdosen.stikesdhb.ac.id/arie-sulistiyawati/wp-content/uploads/sites/... · [MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie ... saraf sensorik

[MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie Sulistiyawati, M.Kep

38

11 Berpamitan dengan pasien

12 Cuci tangan efektif 7 langkah,

mengguankan sabun, dibawah air mengalir

dan dikeringkan

13 Mendokumentasikan kegiatan yang telah

dilakukan

Key Point :

Catat waktu, tindakan yang dilakukan,

tanda tangan

G. Evaluasi Kerja

1. Mahasiswa mampu mempersiapkan alat secara lengkap

2. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan refleksi secara sistematis dan

setiap langkah dilakukan secara tepat.

Page 39: Modul Praktikum kmb iii - Web Portal Dosen STIKesDHBdosen.stikesdhb.ac.id/arie-sulistiyawati/wp-content/uploads/sites/... · [MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie ... saraf sensorik

[MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie Sulistiyawati, M.Kep

39

3. Mahasiswa memperhatikan tingkat kenyaman pasien dan privasinya selama

prosedur

4. Mahasiswa wajib berlatih dengan menggunakan panduan modul praktikum

pada jam praktikum mandiri

PRAKTIKUM PERAWATAN LUKA BAKAR

Page 40: Modul Praktikum kmb iii - Web Portal Dosen STIKesDHBdosen.stikesdhb.ac.id/arie-sulistiyawati/wp-content/uploads/sites/... · [MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie ... saraf sensorik

[MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie Sulistiyawati, M.Kep

40

a. Tujuan Pembelajaran Praktikum

Setelah mengikuti praktikum berikut diharapkan mahasiswa dapat melakukan

keterampilan dalam merawat luka bakar dengan tepat

b. Dasar Teori

Luka bakar adalah kerusakan jaringan yang disebabkan oleh panas. Tiap –

tiap persentuhan yang intensif yang cukup lama antara kulit dengan panas

lebih dari 60º C akan terjadi luka bakar.

Tanda dan Gejala:

Menurut tanda dan gejalanya luka bakar dapat dibedakan menjadi beberapa

tingkat, yaitu :

Tingkat I : Kemerahan pada kulit ( Erythema ), terjadi pembengkakan hanya

pada lapisan atas kulit ari (Stratum Corneum), terasa sakit, merah dan

bengkak.

Tingkat II : Melepuh ( Bullosa ) pembengkakan sampai pada lapisan kulit ari,

terdapat gelembung berisicairan kuning bersih.

Tingkat III : Luka bakar sampai pada lapisan kulit jangat, luka tampak hitam

keputuh – putihan (Escarotica )

Page 41: Modul Praktikum kmb iii - Web Portal Dosen STIKesDHBdosen.stikesdhb.ac.id/arie-sulistiyawati/wp-content/uploads/sites/... · [MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie ... saraf sensorik

[MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie Sulistiyawati, M.Kep

41

Tingkat IV : Luka bakar sudah sampai pada jaringan ikat atau lebih dari kulit

ari dan kulit jangat sudah terbakar

Penyebab :

1. Api dan benda panas

2. Bahan kimia :Cairan, uap.

3. Elektrik : listrik, petir.

4. Radiasi : Sinar matahari, rontgen, radium.

Akibat :

Luka bakar dapat mengakibatkan gangguan umum: Syok dan

Infeksi.

Terjadinya kedua hal tersebut sangat tergantung pada tingkat dan luas luka

pada tubuh yang terbakar. dalam menghitung luas atau persentase luka bakar

pada orang dewasa digunakan “ The Rule of Nine “ atau “ Rumus 9 “ Pada

luka bakar tingkat I, bila ½ - ⅔ bagian dari permukaan kulit terbakar, dapat

mengakibatkan kematian. Bila luka tidak mendapatkan perawatan semestinya

akan mengakibatkan infeksi.

P E R T O L O N G A N

Prinsip utama pertolongan luka bakar adalah “mengakhiri dengan segera dan

cepat kontak dengan sumber panas” untuk mengurangi luas dan dalamnya

luka bakar yang terjadi. Mematikan api dengan menyelimuti dan menutup

bagian yang terbakar untuk menghentikan pasokan oksigen bagi api yang

menyala merupakan upaya pertama saat terbakar.

Luka Bakar Ringan

Page 42: Modul Praktikum kmb iii - Web Portal Dosen STIKesDHBdosen.stikesdhb.ac.id/arie-sulistiyawati/wp-content/uploads/sites/... · [MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie ... saraf sensorik

[MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie Sulistiyawati, M.Kep

42

Penanganan pertama adalah mendinginkan daerah yang terbakar dengan air

dengan segera, rendam kulit yang terbakar ke dalam air dingin sekurang –

kurangnya 15 menit.

Untuk luka yang tidak dapat direndam, kompres dengan es yang dibungkus

dalam kain atau pergunakan kain peresap yang dicelupkan ke dalam air es.

Ganti kompres tersebut beberapa kali agar tetap dingin, lakukan sampai

rasa sakitnya hilang.

Hindarkan penggunaan salep luka, lemak dan soda masak, terutama pada

luka yang cukup parah yang memerlukan perawatan medis segera.

Penggunaan antiseptik topikal dianjurkan pada luka bakar.

Cegah timbulnya infeksi. Bila kulit menggelembung, tutup gelembung

dengan kain yang steril, jangan memecahkan gelembung tersebut.

Luka dapat dirawat terbuka atau tertutup. Awas , luka bakar yang dangkal

dapat menjadi berbahaya, bila daerah yang terbakar cukup luas mintalah

bantuan dokter/ RS terdekat.

Terbakar Bahan Kimia

Prinsip, siramlah daerah yang terbakar dengan air sebanyak – banyaknya

untuk mengencerkan atau membuang sebagian bahan kimia itu,

selanjutnya rawat seperti luka bakar lainnya.

Bila mengenai mata, terutama oleh zat asam atau bahan dasar seperti soda,

bilaslah secara berhati – hati dengan air bersih, tutup dengan kain kasa atau

kain bersih dan segera periksakan.

Luka Bakar Berat

Jika pakaian dalam keadaan terbakar, padamkan nyala api itu dengan jas,

selimut, atau permadani kecil.

Biarkan korban berbaring untuk mengurangi syok.

Page 43: Modul Praktikum kmb iii - Web Portal Dosen STIKesDHBdosen.stikesdhb.ac.id/arie-sulistiyawati/wp-content/uploads/sites/... · [MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie ... saraf sensorik

[MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie Sulistiyawati, M.Kep

43

Potong dan buang pakaian dari daerah yang terbakar. Bila pakaian yang

terbakar menempel pada luka, jangan menariknya, biarkan dan potonglah

sekitarnya saja.

Cuci tangan anda dengan bersih untuk mencegah kontaminasi.

Tutup luka dengan kain kasa yang tebal, sehingga dapat memisahkan dari

udara, kontaminasi oleh debu dan mengurangi rasa sakit. Bila tidak ada

kain kasa dapat digunakan sprei atau handuk yang bersih.

Jangan pergunakan salep, minyak, tapi penggunaan anti septik topikal

dianjurkan, jangan berusaha mengganti kain penutup tersebut.

Panggil ambulans atau bawa korban ke RS terdekat.

Bila luka bakar cukup luas mengenai sebagian besar tubuh, berikanlah

pertolongan pertama untuk syok. Kalau perlu lakukan resusitasi bila

korban menunjukkan gejala syok seperti gelisah, dingin, pucat,

berkeringat, nadi kecil dan cepat, tekanan darah menurun.

Bila korban sadar, larutkan ½ sendok teh soda masak dan 1 sendok the

garam dapur dalam ¼ liter air. Minumkanlah larutan ini pada korban

sebanyak ½ gelas tiap 15 menit untuk mengganti cairan tubuhnya yang

hilang, hentikan pemberian cairan ini bila korban muntah.

c. Bahan Dan Peralatan

1. Baki steril berisi :

- Sarung tangan steril

- Pinset sirurgis

- Kasa steril

- Gunting

- Pembalut steril

2. Baki tidak steril berisi :

- Bengkok

- Perlak dan alasnya

Page 44: Modul Praktikum kmb iii - Web Portal Dosen STIKesDHBdosen.stikesdhb.ac.id/arie-sulistiyawati/wp-content/uploads/sites/... · [MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie ... saraf sensorik

[MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie Sulistiyawati, M.Kep

44

- Cairan NaCl 0, 9%

- Cairan salvon 1%, peak nitrat 0, 5%

- Silet atau alat cukur

- Sarung tangan bersih

- Salep Silver Sulfa Diazine ( SSD )

- Salep antibiotic

- Gunting verban

- Korentang dalam tempatnya

- Plester

d. Petunjuk Umum

1. Cermat dalam menjaga kesterillan

2. Mengangkat jaringan nekrosis sampai bersih

3. Peka terhadap privasi pasien

4. Teknik pengangkatan jaringan nekrosis disesuikan dengan tipe luka bakar

5. Perhatikan teknik aseptik

e. Keselamatan Kerja

1. Bekerja secara sistimatis

2. Hati-hati dalam bekerja

3. Berkomonikasi dengan pendekatan yang tepat dan sesui dengan kondisi

pasien

4. Pempertahankan prinsip kerja

5. Kerjasama antara pasien dan perawat selalu dijaga

6. Tanggap terhadap respons

7. Menjaga privasi

Page 45: Modul Praktikum kmb iii - Web Portal Dosen STIKesDHBdosen.stikesdhb.ac.id/arie-sulistiyawati/wp-content/uploads/sites/... · [MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie ... saraf sensorik

[MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie Sulistiyawati, M.Kep

45

g. Langkah Kerja

Langkah pengerjaan

dan key point

Ilustrasi gambar

Memberi tahu pasien

Membawa alat – alat ke dekatpasien

Cuci tangan

Memasang perlak dan alasnya dibawah daerah luka bakar

Memakai sarung tangan tidak steril

Page 46: Modul Praktikum kmb iii - Web Portal Dosen STIKesDHBdosen.stikesdhb.ac.id/arie-sulistiyawati/wp-content/uploads/sites/... · [MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie ... saraf sensorik

[MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie Sulistiyawati, M.Kep

46

Melepaskan balutan denganmenggunakan pinset

Membuka sarung tanganMemakai sarung tangan steril

Bersihkan luka dengan NaCl 0, 9%dan metronidazol 0, 1% secarasentrifugalLuka dikeringkan dengan kasa sterilBerikan salep SSD setebal 0, 5 ccpada seluruh daerah luka bakar

Luka dibalut kemudian di fiksasidengan plester

Membuka sarung tangan

Rapikan pasien

Page 47: Modul Praktikum kmb iii - Web Portal Dosen STIKesDHBdosen.stikesdhb.ac.id/arie-sulistiyawati/wp-content/uploads/sites/... · [MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie ... saraf sensorik

[MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie Sulistiyawati, M.Kep

47

h. Evaluasi Praktikum

1. Mahasiswa mampu mempersiapkan alat secara lengkap

2. Mahasiswa mampu melakukan perawatan luka bakar secara sistematis dansetiap langkah dilakukan dengan tepat

Page 48: Modul Praktikum kmb iii - Web Portal Dosen STIKesDHBdosen.stikesdhb.ac.id/arie-sulistiyawati/wp-content/uploads/sites/... · [MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie ... saraf sensorik

[MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie Sulistiyawati, M.Kep

48

Pengkajian Sistem Endokrin

a. Tujuan Pembelajaran Praktikum

1. Mahasiswa mampu mempersiapkan alat secara lengkap

2. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian umum sistem endokrin

b. Dasar Teori

Fungsi kelenjar endokrin dapat diketahui melalui pengkajian kesehatan

denganwawancara. untuk mengumpulkan data subyektif dan pengkajian fisik

untuk mengumpulkan data obyektif. Beberapa hormon mempengaruhi seluruh

jaringan tubuh dan organ-organ dan manifestasi dari disfungsi nonspesifik,

membuat pengkajian fungsi endokrin lebih rumit dibandingkan dengan sistem

lainnya.

Pengkajian memberikan petunjuk untuk mengumpulkan data subyektif

melalui pengkajian kesehatan (wawancara) yang lebih spesifik mengenai

fungsi kelenjar endokrin. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan langsung

ditujukan pada fungsi endokrin

c. Bahan dan Peralatan

1. Stetoskop

2. Tensimeter

Page 49: Modul Praktikum kmb iii - Web Portal Dosen STIKesDHBdosen.stikesdhb.ac.id/arie-sulistiyawati/wp-content/uploads/sites/... · [MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie ... saraf sensorik

[MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie Sulistiyawati, M.Kep

49

3. Termometer

4. Handskun bersih

5. Penlight

6. Reflex hammer

d. Petunjuk Umum

1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan

2. Baca dan pelajari dengan baik modul praktikum yang diberikan

3. Ikuti petunjuk yang terdapat dalam modul praktikum

4. Tanyakan pada dosen bila terdapat hal – hal yang kurang dimengerti

atau dipahami

e. Keselamatan Kerja

1. Pusatkan perhatian pada pekerjaan yang diperlukan

2. Susun dan letakkan peralatan/bahan pada tempat yang mudah

dijangkau

3. Pakailah bahan, peralatan dan perlengkapa sesuai dengan fungsinya

4. Perhatikan setiap langkah pengkajian umum sistem endokrin

f. Langkah Kerja

No Langkah pengerjaan

dan Key Point

Ilustrasi Gambar

Page 50: Modul Praktikum kmb iii - Web Portal Dosen STIKesDHBdosen.stikesdhb.ac.id/arie-sulistiyawati/wp-content/uploads/sites/... · [MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie ... saraf sensorik

[MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie Sulistiyawati, M.Kep

50

1 Menyiapkan alat dan

bahan

2 Menyapa pasien serta

memperkenalkan diri

3 Menjelaskan tujuan

pengkajian umum

sistem endokrin

Page 51: Modul Praktikum kmb iii - Web Portal Dosen STIKesDHBdosen.stikesdhb.ac.id/arie-sulistiyawati/wp-content/uploads/sites/... · [MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie ... saraf sensorik

[MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie Sulistiyawati, M.Kep

51

4 Cuci tangan efektif

secara 7 langkah,

menggunakan sabun di

bawah air mengalir dan

dikeringkan dengan

handuk bersih dan

kering

5 Memakai hanscoen

bersih.

Page 52: Modul Praktikum kmb iii - Web Portal Dosen STIKesDHBdosen.stikesdhb.ac.id/arie-sulistiyawati/wp-content/uploads/sites/... · [MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie ... saraf sensorik

[MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie Sulistiyawati, M.Kep

52

6 Mengatur posisi

senyaman mungkin

7 Pasang

gorden/sampiran untuk

menjaga privasi klien

Page 53: Modul Praktikum kmb iii - Web Portal Dosen STIKesDHBdosen.stikesdhb.ac.id/arie-sulistiyawati/wp-content/uploads/sites/... · [MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie ... saraf sensorik

[MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie Sulistiyawati, M.Kep

53

8 Kaji penampilan umum

klien ( tampak

kelemahan berat

,sedang dan ringan

Kaji bentuk dan

proporsi tubuh

A Kaji kepala, rambut

(kering ,tebal, rapuh,

lembut )

Page 54: Modul Praktikum kmb iii - Web Portal Dosen STIKesDHBdosen.stikesdhb.ac.id/arie-sulistiyawati/wp-content/uploads/sites/... · [MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie ... saraf sensorik

[MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie Sulistiyawati, M.Kep

54

B Periksa wajah, dahi,

rahang dan bibir,

(abnormalitas struktur,

bentuk dan ekspresi

wajah, amati warna

kulit )

Page 55: Modul Praktikum kmb iii - Web Portal Dosen STIKesDHBdosen.stikesdhb.ac.id/arie-sulistiyawati/wp-content/uploads/sites/... · [MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie ... saraf sensorik

[MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie Sulistiyawati, M.Kep

55

C Periksa mata ( edema

periorbita, exophatmus,

ekspresi wajah )

Periksa lidah (bentuk,

tremor )

Page 56: Modul Praktikum kmb iii - Web Portal Dosen STIKesDHBdosen.stikesdhb.ac.id/arie-sulistiyawati/wp-content/uploads/sites/... · [MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie ... saraf sensorik

[MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie Sulistiyawati, M.Kep

56

9 Leher (pembesaran

leher, simetris/tidak)

Palpasi leher : Posisi

pasien duduk / berdiri

sama saja namun

menghindari kelelahan

pasien sebaiknya posisi

duduk. Pemeriksa

berada dibagian

belakang pasien,

dengan posisi kedua ibu

jari perawat dibelakang

pasien, dengan posisi

kedua ibu jari perawat

dibelakang leher dan

keempat jari – jari ada

diatas kelenjar tiroid.

Normalnya kelenjar

tiroid tidak teraba ,

namun isthmus yang

teraba

Auskultasi : lakukan

auskultasi pada leher

diatas kelenjar tiroid

untuk mengidentifikasi

bunyi “ bruit “

Normalnya bunyi bruit

tidak terdengar

Page 57: Modul Praktikum kmb iii - Web Portal Dosen STIKesDHBdosen.stikesdhb.ac.id/arie-sulistiyawati/wp-content/uploads/sites/... · [MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie ... saraf sensorik

[MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie Sulistiyawati, M.Kep

57

Kaji pembesaran vena

jugularis dan amati

warna kulit pada leher

Kaji ada/tidaknya

penumpukan massa otot

berlebihan pada leher

bagian belakang sampai

bagian klavikula

(bufflow neck)

Kaji bentuk dan ukuran

dada, pergerakan dan

simetris tidaknya

Page 58: Modul Praktikum kmb iii - Web Portal Dosen STIKesDHBdosen.stikesdhb.ac.id/arie-sulistiyawati/wp-content/uploads/sites/... · [MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie ... saraf sensorik

[MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie Sulistiyawati, M.Kep

58

Kaji keadaan rambut

dada, dan axilla(pada

wanita kelebihan

rambut pada dada dan

wajah disebut

hirsustisme

Kaji abdomen : bentuk,

striae pada abdomen

Kaji reflek tendon

(bisep, triceps, patella)

dengan menggunakan

reflex hammer (terjadi

peningkatan reflex

terlihat pada pasien

hipertiroid, sebaliknya

Page 59: Modul Praktikum kmb iii - Web Portal Dosen STIKesDHBdosen.stikesdhb.ac.id/arie-sulistiyawati/wp-content/uploads/sites/... · [MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie ... saraf sensorik

[MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie Sulistiyawati, M.Kep

59

terjadi penurunan reflex

terjadi pada pasien

hipotiroid

Gunakan handskun

pada saat mengkaji

genital ,amati kondisi,

ukuran , simetris /

tidaknya, konsistensi,

ada tidaknya nodul

skrotum dan penis ,

klitoris dan labia

terhadap kelainan

bentuk

Palpasi testis dengan

Page 60: Modul Praktikum kmb iii - Web Portal Dosen STIKesDHBdosen.stikesdhb.ac.id/arie-sulistiyawati/wp-content/uploads/sites/... · [MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie ... saraf sensorik

[MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie Sulistiyawati, M.Kep

60

posisi tidur dan tangan

perawat harus dalam

keadaan hangat ,

perawat memegang

lembut dengan ibu jari

dan dua jari lain ,

bandingkan yang satu

dengan yang lainnya

Normalnya : testis

terasa lembut , peka

terhadap sinar dan

kenyal seperti karet

Merapihkan klien dan

membereskan alat-alat.

Melapaskan handscoen

Page 61: Modul Praktikum kmb iii - Web Portal Dosen STIKesDHBdosen.stikesdhb.ac.id/arie-sulistiyawati/wp-content/uploads/sites/... · [MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie ... saraf sensorik

[MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie Sulistiyawati, M.Kep

61

Membereskan peralatan

yang telah digunakan

sesuai dengan prinsip PI

Cuci tangan efektif

secara 7 langkah ,

menggunakan sabun

dibawah air mengalir

dan dikeringkan dengan

handuk bersih dan

kering

Mendokumentasikan

kegiatan yang telah

dilakukan

Key Point :

Catat waktu, nama obat,

cara pemberian, rute

pemberian dan reaksi

klien

Page 62: Modul Praktikum kmb iii - Web Portal Dosen STIKesDHBdosen.stikesdhb.ac.id/arie-sulistiyawati/wp-content/uploads/sites/... · [MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie ... saraf sensorik

[MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie Sulistiyawati, M.Kep

62

g. Evaluasi Praktikum

1. Mahasiswa mampu mempersiapkan alat secara lengkap

2. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian umum sistem endokrin secara

sistematis dan setiap langkah dilakukan dengan tepat

3. Mahasiswa memperhatikan tingkat kenyamanan pasien dan privasinya

selama prosedur dilakukan

4. Mahasiswa wajib berlatih dengan menggunakan panduan modul praktikum

pada jam praktikum mandiri

Page 63: Modul Praktikum kmb iii - Web Portal Dosen STIKesDHBdosen.stikesdhb.ac.id/arie-sulistiyawati/wp-content/uploads/sites/... · [MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie ... saraf sensorik

[MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie Sulistiyawati, M.Kep

63

Praktikum Terapi Injeksi Insulin

a. Tujuan Pembelajaran Praktikum

1. Mahasiswa mampu mempersiapkan alat secara lengkap

2. Mahasiswa mampu melakukan Terapi Injeksi Insulin secara sistematis

dan setiap langkah dilakukan dengan tepat.

b. Dasar Teori

Insulin adalah hormon yang digunakan untuk mengobati diabetes mellitus.

Actrapid Novolet : adalah insulin short acting yang dikemas dalam bentuk

pulpen insulin khusus yang berisi 3 cc insulin.

Tujuan pemeriksaan terapi injeksi insulin adalah untuk mengontrol kadar

gula darah dalam pengobatan diabetes mellitus.

c. Bahan dan Peralatan

1. Spuit insulin / insulin pen (Actrapid Novolet)

2. Vial insulin

3. Kapas + alkohol / alcohol swab

4. Handscoen bersih

5. Daftar / formulir obat klien.

Page 64: Modul Praktikum kmb iii - Web Portal Dosen STIKesDHBdosen.stikesdhb.ac.id/arie-sulistiyawati/wp-content/uploads/sites/... · [MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie ... saraf sensorik

[MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie Sulistiyawati, M.Kep

64

d. Petunjuk Umum

1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan

2. Baca dan pelajari dengan baik modul praktikum yang diberikan

3. Ikuti petunjuk yang terdapat dalam modul praktikum

4. Tanyakan pada dosen bila terdapat hal – hal yang kurang dimengerti

atau dipahami

5. Mengkaji program/instruksi medik tentang rencana pemberian terapi

injeksi insulin(Prinsip 6 benar : Nama klien, obat/jenis insulin, dosis,

waktu, cara pemberian, danpendokumentasian).

6. Mengkaji cara kerja insulin yang akan diberikan, tujuan, waktu kerja,

dan masa efek puncak insulin, serta efek samping yang mungkin timbul.

7. Mengkaji tanggal kadaluarsa insulin.

8. Mengkaji adanya tanda dan gejala hipoglikemia atau alergi

terhadap human insulin.

9. Mengkaji riwayat medic dan riwayat alergi.

10. Mengkaji keadekuatan jaringan adipose, amati apakah ada

pengerasan atau penurunan jumlah jaringan.

11. Mengkaji tingkat pengetahuan klien prosedur dan tujuan pemberian

terapi insulin.

12. Mengkaji obat-obat yang digunakan waktu makan dan makanan

yang telah dimakan klien.

e. Keselamatan Kerja

1. Pusatkan perhatian pada pekerjaan yang diperlukan

2. Susun dan letakkan peralatan/bahan pada tempat

yang mudah dijangkau

Page 65: Modul Praktikum kmb iii - Web Portal Dosen STIKesDHBdosen.stikesdhb.ac.id/arie-sulistiyawati/wp-content/uploads/sites/... · [MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie ... saraf sensorik

[MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie Sulistiyawati, M.Kep

65

3. Pakailah bahan, peralatan dan perlengkapa sesuai

dengan fungsinya

4. Perhatikan setiap langkah pengkajian umum sistem

endokrin.

f. Langkah Kerja

No Langkah pengerjaan dan

Key Point

Ilustrasi Gambar

1 Menyiapkan alat dan bahan

Page 66: Modul Praktikum kmb iii - Web Portal Dosen STIKesDHBdosen.stikesdhb.ac.id/arie-sulistiyawati/wp-content/uploads/sites/... · [MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie ... saraf sensorik

[MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie Sulistiyawati, M.Kep

66

2 Menyapa pasien serta

memperkenalkan diri

3 Menjelaskan tujuan terapi

injeksi insulin

Page 67: Modul Praktikum kmb iii - Web Portal Dosen STIKesDHBdosen.stikesdhb.ac.id/arie-sulistiyawati/wp-content/uploads/sites/... · [MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie ... saraf sensorik

[MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie Sulistiyawati, M.Kep

67

4 Cuci tangan efektif secara 7

langkah, menggunakan sabun

di bawah air mengalir dan

dikeringkan dengan handuk

bersih dan kering

5 Memakai hanscoen bersih.

Page 68: Modul Praktikum kmb iii - Web Portal Dosen STIKesDHBdosen.stikesdhb.ac.id/arie-sulistiyawati/wp-content/uploads/sites/... · [MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie ... saraf sensorik

[MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie Sulistiyawati, M.Kep

68

6 Mengatur posisi senyaman

mungkin

7 Pasang gorden/sampiran

untuk menjaga privasi klien

(jika diperlukan )

8 Megambil vial insulin dan

aspirasi sebanyak dosis yang

diperlukan untuk klien

(berdasarkan daftar obat

klien/instruksi medik).

Page 69: Modul Praktikum kmb iii - Web Portal Dosen STIKesDHBdosen.stikesdhb.ac.id/arie-sulistiyawati/wp-content/uploads/sites/... · [MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie ... saraf sensorik

[MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie Sulistiyawati, M.Kep

69

9 Memilih lokasi suntikan.

Periksa apakah dipermukaan

kulitnya terdapat kebiruan,

inflamasi, atau edema.

10 Melakukan rotasi

tempat/lokasi penyuntikan

insulin. Lihat catatan perawat

sebelumnya.

Page 70: Modul Praktikum kmb iii - Web Portal Dosen STIKesDHBdosen.stikesdhb.ac.id/arie-sulistiyawati/wp-content/uploads/sites/... · [MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie ... saraf sensorik

[MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie Sulistiyawati, M.Kep

70

11 Mendesinfeksi area

penyuntikan dengan kapas

alcohol/alcohol swab, dimulai

dari bagian tengah secara

sirkuler ± 5 cm.

12 Mencubit kulit tempat area

penyuntikan pada klien yang

kurus dan regangkan kulit

pada klien yang gemuk

dengan tangan yang tidak

dominan.

Page 71: Modul Praktikum kmb iii - Web Portal Dosen STIKesDHBdosen.stikesdhb.ac.id/arie-sulistiyawati/wp-content/uploads/sites/... · [MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie ... saraf sensorik

[MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie Sulistiyawati, M.Kep

71

13 Menyuntikkan insulin secara

subcutan dengan tangan yang

domin secara lembut dan

perlahan.

14 Mencabut jarum dengan

cepat, tidak boleh di massage,

hanya dilalukan penekanan

pada area penyuntikan dengan

menggunakan kapas alkohol.

Page 72: Modul Praktikum kmb iii - Web Portal Dosen STIKesDHBdosen.stikesdhb.ac.id/arie-sulistiyawati/wp-content/uploads/sites/... · [MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie ... saraf sensorik

[MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie Sulistiyawati, M.Kep

72

15 Membuang spuit ke tempat

yang telah ditentukan dalam

keadaan jarum yang sudah

tertutup dengan tutupnya.

16 Merapihkan klien dan

membereskan alat-alat.

Page 73: Modul Praktikum kmb iii - Web Portal Dosen STIKesDHBdosen.stikesdhb.ac.id/arie-sulistiyawati/wp-content/uploads/sites/... · [MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie ... saraf sensorik

[MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie Sulistiyawati, M.Kep

73

17 Melapaskan handscoen

18 Membereskan peralatan yang

telah digunakan sesuai

dengan prinsip PI

19 Cuci tangan efektif secara 7

langkah , menggunakan sabun

dibawah air mengalir dan

dikeringkan dengan handuk

bersih dan kering

Page 74: Modul Praktikum kmb iii - Web Portal Dosen STIKesDHBdosen.stikesdhb.ac.id/arie-sulistiyawati/wp-content/uploads/sites/... · [MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie ... saraf sensorik

[MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie Sulistiyawati, M.Kep

74

20 Mendokumentasikan kegiatan

yang telah dilakukan

Key Point :

Catat waktu, nama obat, cara

pemberian, rute pemberian

dan reaksi klien

g. Evaluasi Praktikum

1. Mahasiswa mampu mempersiapkan alat secara lengkap

2. Mahasiswa mampu melakukan terapi injeksi insulin secara sistematis dan

setiap langkah dilakukan dengan tepat

3. Mahasiswa memperhatikan tingkat kenyamanan pasien dan privasinya

selama prosedur dilakukan

4. Mahasiswa wajib berlatih dengan menggunakan panduan modul

praktikum pada jam praktikum mandiri

Praktikum Pemeriksaan Gula Darah

Page 75: Modul Praktikum kmb iii - Web Portal Dosen STIKesDHBdosen.stikesdhb.ac.id/arie-sulistiyawati/wp-content/uploads/sites/... · [MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie ... saraf sensorik

[MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie Sulistiyawati, M.Kep

75

a. Tujuan Pembelajaran Praktikum

1. Mahasiswa mampu mempersiapkan alat secara lengkap

2. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan gula darah

b. Dasar Teori

Tubuh manusia mengandungi glukosa darah, atau yang biasa disebut

adalah gula darah. Glukosa darah adalah gula utama yang dihasilkan oleh tubuh

dari makanan yang dikonsumsi. Glukosa dibawa keseluruh tubuh melalui

pembuluh darah untuk menghasilkan energi ke semua sel di dalam tubuh

(American Diabetes Association, 2010). Glukosa dihasilkan dari makanan yang

mengandungi karbohidrat yang terdiri dari monosakarida, disakarida dan juga

polisakarida. Karbohidrat akandikonversikan menjadi glukosa di dalam hati dan

seterusnya berguna untuk pembentukan energy dalam tubuh. Glukosa tersebut

akan diserap oleh usus halus kemudian akan dibawa oleh aliran darah dan

didistribusikan ke seluruh sel tubuh. Glukosa yang disimpan dalam tubuh dapat

berupa glikogen yang disimpan di dalam otot dan hati. Selain itu, glukosa juga

disimpan pada plasma darah dalam bentuk glukosa darah (blood glucose). Fungsi

glukosa dalam tubuh adalah sebagai bahan bakar bagi proses metabolisme dan

juga merupakan sumber energi utama bagi otak (Irawan, 2007).

Untuk mengetahui kadar glukosa darah, terdapat berbagai jenis tes yang

dapat menentukannya. Antara lain adalah tes gula darah puasa, tes gula darah dua

jam selepas makan (postprandial), tes gula darah sesewaktu dan tes toleransi

glukosa. Setiap tes ini mempunyai fungsi dan tujuan tersendiri. Tes gula darah

puasa dilakukan dengan mengambil sampel darah sekurang-kurangnya delapan

jam setelah makan, yaitu dalam keadaan perut kosong kecuali meminum air putih.

Untuk tes gula darah dua jam selepas makan, darah diambil selepas dua jam

mengkonsumsi makanan seperti sarapan atau makan tengah hari. Darah diambil

Page 76: Modul Praktikum kmb iii - Web Portal Dosen STIKesDHBdosen.stikesdhb.ac.id/arie-sulistiyawati/wp-content/uploads/sites/... · [MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie ... saraf sensorik

[MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie Sulistiyawati, M.Kep

76

kapan saja untuk melakukan tes gula darah sesewaktu di mana tidak melihat

waktu makan.

Pemeriksaan gula darah digunakan untuk mengetahui kadar gula darah

seseorang. Macam- macam pemeriksaan gula darah: Kriteria diagnostik WHO

untuk diabetes mellitus pada sedikitnya 2 kali pemeriksaan :

1. Glukosa plasma sewaktu ≤ 200 mg/dl (11,1 mmol/L)

2. Glukosa plasma puasa ≤ 140 mg/dl (7,8 mmol/L)

3. Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah

mengkonsumsi 75 gr karbohidrat (2 jam post prandial (pp) ≤ 200 mg/dl.

c. Bahan dan Peralatan

1. Glukometer

2. Kapas Alkohol

3. Hand scone

4. Stik GDA

5. Lanset

6. Bengkok

d. Petunjuk Umum

Siapkan alat dan bahan yang diperlukan

Baca dan pelajari dengan baik modul praktikum yang diberikan

Ikuti petunjuk yang terdapat dalam modul praktikum

Tanyakan pada dosen bila terdapat hal – hal yang kurang dimengerti atau

dipahami

Page 77: Modul Praktikum kmb iii - Web Portal Dosen STIKesDHBdosen.stikesdhb.ac.id/arie-sulistiyawati/wp-content/uploads/sites/... · [MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie ... saraf sensorik

[MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie Sulistiyawati, M.Kep

77

e. Keselamatan Kerja

1. Pusatkan perhatian pada pekerjaan yang diperlukan

2. Susun dan letakkan peralatan/bahan pada tempat yang mudah dijangkau

3. Pakailah bahan, peralatan dan perlengkapa sesuai dengan fungsinya

4. Perhatikan setiap langkah pemeriksaan gula darah

f. Langkah Kerja

No Langkah pengerjaan

dan Key Point

Ilustrasi Gambar

1 Menyiapkan alat dan

bahan

Page 78: Modul Praktikum kmb iii - Web Portal Dosen STIKesDHBdosen.stikesdhb.ac.id/arie-sulistiyawati/wp-content/uploads/sites/... · [MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie ... saraf sensorik

[MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie Sulistiyawati, M.Kep

78

2 Menyapa pasien serta

memperkenalkan diri

3 Menjelaskan tujuan terapi

injeksi insulin

Page 79: Modul Praktikum kmb iii - Web Portal Dosen STIKesDHBdosen.stikesdhb.ac.id/arie-sulistiyawati/wp-content/uploads/sites/... · [MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie ... saraf sensorik

[MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie Sulistiyawati, M.Kep

79

4 Cuci tangan efektif secara

7 langkah, menggunakan

sabun di bawah air

mengalir dan dikeringkan

dengan handuk bersih dan

kering

5 Memakai hanscoen bersih.

Page 80: Modul Praktikum kmb iii - Web Portal Dosen STIKesDHBdosen.stikesdhb.ac.id/arie-sulistiyawati/wp-content/uploads/sites/... · [MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie ... saraf sensorik

[MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie Sulistiyawati, M.Kep

80

6 Pasang stik GDA pada

alat glukometer

7 Menusukkan lanset di jari

tangan pasien

8 Menghidupkan alat

glukometer yang sudah

terpasang stik GDA

Page 81: Modul Praktikum kmb iii - Web Portal Dosen STIKesDHBdosen.stikesdhb.ac.id/arie-sulistiyawati/wp-content/uploads/sites/... · [MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie ... saraf sensorik

[MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie Sulistiyawati, M.Kep

81

9 Meletakkan stik GDA

dijari tangan pasien.

10 Menutup bekas tusukkan

lanset menggunakan kapas

alkohol

Page 82: Modul Praktikum kmb iii - Web Portal Dosen STIKesDHBdosen.stikesdhb.ac.id/arie-sulistiyawati/wp-content/uploads/sites/... · [MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie ... saraf sensorik

[MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie Sulistiyawati, M.Kep

82

11 Alat glukometer akan

berbunyi dan hasil sudah

bisa dibaca.

12 Membereskan dan

mencuci alat.

13 Mencuci tangan.

g. Evaluasi Praktikum

Page 83: Modul Praktikum kmb iii - Web Portal Dosen STIKesDHBdosen.stikesdhb.ac.id/arie-sulistiyawati/wp-content/uploads/sites/... · [MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie ... saraf sensorik

[MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie Sulistiyawati, M.Kep

83

Mahasiswa mampu mempersiapkan alat secara lengkap

Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan gula darah secara sistematis

dan setiap langkah dilakukan dengan tepat

Mahasiswa memperhatikan tingkat kenyamanan pasien dan privasinya

selama prosedur dilakukan

Mahasiswa wajib berlatih dengan menggunakan panduan modul praktikum

pada jam praktikum mandiri

PRAKTIKUM PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL

A. DATA SUBJEKTIF

1. Keluhan Utama

Persendian

N y e r i

Nyeri adalah masalah yang paling umum dari gangguan

muskuloskeletal. Penting untuk mengetahui lokasi dari nyeri,

kualitas maupun tingkat keparahannya dan waktu terjadinya

Page 84: Modul Praktikum kmb iii - Web Portal Dosen STIKesDHBdosen.stikesdhb.ac.id/arie-sulistiyawati/wp-content/uploads/sites/... · [MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie ... saraf sensorik

[MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie Sulistiyawati, M.Kep

84

nyeri. Disamping itu perlu diperoleh informasi mengenai kondisi

yang memperberat maupun yang meringankan keluhan.

Termasuk juga apakah ada keluhan lain yang menyertai nyeri

seperti demam dan sakit tenggorokan.

K e k a k u a n

Pada penyakit rheumatoid arthritis, kekakuan pada persendian

biasanya terjadi pada pagi hari dan setelah periode istirahat.

Pembengkakan, panas dan kemerahan pada sendi,

keluhan ini dikaji untuk mengetahui apakah terdapat inflamasi

akut

Keterbatasan gerak

Penurunan rentang gerak biasanya muncul pada masalah

persendian

Otot

Nyeri

Nyeri pada otot biasanya dirasakan seperti “KRAM” atau kejang

pada otot

Kelemahan Otot.

Perlu diketahui lama terjadinya keluhan, lokasi apakah terdapat

distropi pada otot tersebut. Kelemahan Otot dapat diindikasikan

sebagai adanya gangguan muskuloskeletal atau neurology.

Tulang

Nyeri.

Pada fraktur karakteristik nyeri tajam dan keluhan semakin

parah jika ada pergerakan. Meskipun demikian keluhan nyeri

pada tulang biasanya tumpul dan dalam yang juga

mengakibatkan gangguan pergerakan.

Deformitas

Page 85: Modul Praktikum kmb iii - Web Portal Dosen STIKesDHBdosen.stikesdhb.ac.id/arie-sulistiyawati/wp-content/uploads/sites/... · [MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie ... saraf sensorik

[MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie Sulistiyawati, M.Kep

85

Keluhan ini dapat terjadi karena trauma dan juga mempengaruhi

rentang gerak. Ini perlu dikaji dengan lebih teliti dan data yang

terkait dengan waktu terjadinya trauma serta penanganan yang

dilakukan perlu diidentifikasi secara cermat.

Pengkajian Fungsional

Pengkajian ini terkait dengan kemampuan pasien dalam

melakukana aktivitas sehari-hari ( ADL). Yang meliputi

personal hygiene, eliminasi berpakaian dan berhias, makan

kemampuan mobilisasi serta kemampuan berkomunikasi.

2. Riwayat Kesehatan dan Pengobatan

Tanyakan pada klien mengenai masalah kesehatan yang pernah

dialaminya, khususnya yang terkait dengan ganguan

muskuloskeletal. Informasi ini akan memberi data dasar pada saat

pemeriksaan fisik. Misalnya cedera yang pernah dialami klien

mungkin akan mempengaruhi nilai rentang gerak pada persendian

dan ekstremitas pada saat dilakukan pemeriksaan fisik. Demikian

juga nyeri persendian yang terjadi setelah menderita penyakit

kerongkongan yang mungkin mengindikasikan adanya demam

rhematik

Data tentang imunisasi juga diperlukan ( tetanus dan polio ), karena

kekakuan pada persendian maupun kejang pada otot dapat juga

disebabkan oleh tetanus dan polio. Kondisi seperti ini hampir mirip

dengan arthritis.

Pada wanita paruh baya perlu juga ditanyakan mengenai riwayat

menopause serta apakah pasien tersebut mendapat terapi estrogen

pengganti atau tidak. Wanita yang mengalami menopause lebih

awal biasanya berisiko menderita osteoporosis karena penurunan

Page 86: Modul Praktikum kmb iii - Web Portal Dosen STIKesDHBdosen.stikesdhb.ac.id/arie-sulistiyawati/wp-content/uploads/sites/... · [MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie ... saraf sensorik

[MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie Sulistiyawati, M.Kep

86

kadar estrogen dalam tubuh yang mengakibatkan penurunan

kepadatan tulang.

Selain penyakit muskuloskeletal, adanya penyakit lain seperti DM,

anemia dan sistemik lupus eritematosus, juga perlu dikaji. Karena

hal ini juga dapat menjadi resiko terjadinya masalah

muskuloskeletal seperti osteoporosis dan osteomyelitis.

3. Riwayat Keluarga

Dapatkan informasi mengenai penyakit yang pernah diderita oleh

anggota keluarga seperti riwayat rheumatoid arthritis, gout atau

osteoporosis. Kondisi ini cenderung terjadi pada hubungan keluarga.

4. Riwayat Sosial

Hal- hal yang dikaji disini meliputi pekerjaan yang berisiko terhadap

terjadinya gangguan muskuloskeletal. Termasuk juga aktivitas yang

rutin dilakukan, pola diet/ kebiasaan mengkonsumsi makanan maupun

minuman keras, berat badan, serta penanganan yang biasanya

dilakukan jika terdapat keluhan.

Overfield (1995) dalam Weber menyatakan bahwa pria memiliki

tulang yang lebih padat setelah pubertas dan orang kulit hitam

mempunyai tulang yang lebih padat dari orang kulit putih. Ia juga

menyebutkan bahwa orang Cina, Jepang, dan Eskimo memiliki

kepadatan tulang yang lebih rendah dari pada orang kulit putih, tetapi

pada wanita Polynesia kepadatan tulangnya 20 % lebih tinggi dari

wanita kulit putih.

B. DATA OBJEKTIF

a. Pemeriksaan Fisik,

1. Persiapan klien

Persiapkan ruangan senyaman mungkin. Berikan informasi yang jelas

kepada klien tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan, bila perlu

Page 87: Modul Praktikum kmb iii - Web Portal Dosen STIKesDHBdosen.stikesdhb.ac.id/arie-sulistiyawati/wp-content/uploads/sites/... · [MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie ... saraf sensorik

[MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie Sulistiyawati, M.Kep

87

didemonstrasikan terlebih dulu mengenai gerakan yang akan

dilakukan. Beberapa posisi mungkin mengakibatkan ketidaknyamanan

pada klien, oleh karena itu hindarkan aktivitas yang tidak perlu dan

berikan periode istirahat pada waktu pemeriksaan jika diperlukan.

Pencahayaan yang baik pada di ruangan pemeriksaan juga sangat

penting.

I n s p e k s i

Observasi kulit dan jaringan terhadap adanya perubahan warna,

pembengkakan, massa, maupun deformitas. Catat ukuran dan bentuk

dari persendian. Pembengkakan yang terjadi dapat dikarenakan

adanya cairan yang berlebih pada persendian, penebalan lapisan

sinovial, inflamasi dari jaringan lunak maupun pembesaran tulang.

Deformitas yang terjadi termasuk dislokasi, subluksasi, kontraktur

ataupun ankilosis. Perhatikan juga postur tubuh dan gaya berjalan

klien, misalnya gaya berjalan spastik hemiparese ditemukan pada

klien stroke, tremor pada klien parkinson, dan gaya berjalan pincang.

Jika klien berjalan pincang, maka harus diobservasi apakah hal

tersebut terjadi oleh karena kelainan organik pada tubuh sejak bayi

atau oleh karena cedera muskuloskeletal. Untuk dapat

membedakannya dengan melihat bentuk kesimetrisan pinggul, bila

tidak simetris artinya gaya berjalan bukan karena cedera

m u s k u l o s k e l e t a l .

Gambar 1. Gambaran Postur Tubuh AbnormalKiposis B. Skoliosis

C. Lordosis

PalpasiLakukan palpasi pada setiap sendi termasuk keadaan suhu

kulit, otot, artikulasi dan area pada kapsul sendi. Normalnya sendi

tidak teraba lembek pada saat dipalpasi, demikian juga pada

Page 88: Modul Praktikum kmb iii - Web Portal Dosen STIKesDHBdosen.stikesdhb.ac.id/arie-sulistiyawati/wp-content/uploads/sites/... · [MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie ... saraf sensorik

[MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie Sulistiyawati, M.Kep

88

membran sinovial. Dan dalam jumlah yang sedikit, cairan yang

terdapat pada sendi yang normal juga tidak dapat diraba. Apabila

klien mengalami fraktur, kemungkinan krepitasi dapat ditemukan,

tetapi pemeriksaan ini tidak dianjurkan karena dapat memperberat

rasa nyeri yang dirasakan klien.

2. Rentang Gerak ( ROM )

Buatlah tiap sendi mencapai rentang gerak normal penuh, Pada

kondisi normal sendi harus bebas dari kekakuan, ketidakstabilan,

pembengkakan, atau inflamasi.

Bandingkan sendi yang sama pada kedua sisi tubuh terhadap

keselarasan.

Uji kedua rentang gerak aktif dan pasif untuk masing-masing

kelompok sendi otot mayor yang berhubungan.

Jangan paksa sendi bergerak ke posisi yang menyakitkan.

Beri klien cukup ruang untuk menggerakkan masing-masing

kelompok otot sesuai rentang geraknya.

Selama pengkajian terhadap rentang gerak, kekuatan dan tegangan

otot , inspeksi juga memgenai adanya pembengkakan, deformitas,

dan kondisi dari jaringan sekitar, palpasi atau observasi terjadinya

kekakuan, ketidakstabilan, gerakan sendi yang tidak biasanya, sakit,

nyeri, krepitasi dan nodul-nodul.

Bila sendi tampak bengkak dan inflamasi, palpasilah kehangatannya

Selama pengukuran rentang gerak pasif, minta klien agar rilek dan

memungkinkan pemeriksa menggerakkan sendi secara pasif sampai

akhir rentang gerak terasa. Pemeriksa membandingkan rentang

gerak aktif dan pasif yang harus setara untuk masing-masing sendi

dan diantara sendi-sendi kontralateral. Dalam keadaan normal dapat

bergerak bebas tanpa sakit atau krepitasi.

Page 89: Modul Praktikum kmb iii - Web Portal Dosen STIKesDHBdosen.stikesdhb.ac.id/arie-sulistiyawati/wp-content/uploads/sites/... · [MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie ... saraf sensorik

[MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie Sulistiyawati, M.Kep

89

Bila diduga terjadi penurunan gerakan sendi, gunakan sebuah

goniometer untuk pengukuran yang tepat mengenai derajat gerakan.

(Caranya tempatkan goniometer pada tengah siku dengan lengan

melebar disepanjang lengan bawah dan lengan atas klien. Setelah

klien memfleksikan lengan, goniometer akan mengukur derajat

fleksi sendi).

Ukur sudut sendi sebelum rentang gerak sendi secara penuh atau

pada posisi netral dan ukur kembali setelah sendi bergerak penuh.

Bandingkan hasilnya dengan derajat normal gerakan sendi.

Tonus dan kekuatan otot dapat diperiksa selama pengukuran rentang

gerak sendi.

Tonus dideteksi sebagai tahanan otot saat ekstremitas rilek secara

pasif digerakkan melalui rentang geraknya. Tonus otot normal

menyebabkan tahanan ringan dan data terhadap gerakan pasif

selamanya rentang geraknya.

Periksa tiap kelompok otot untuk mengkaji kekuatan otot dan

membandingkan pada kedua sisi tubuh. Caranya minta klien

membentuk suatu posisi stabil. Minta klien untuk memfleksikan

otot yang akan diperiksa dan kemudian menahan tenaga dorong

yang dilakukan pemeriksa terhadap fleksinya . Periksa seluruh

kelompok otot mayor. Bandingkan kekuatan secara bilateral, dalam

keadaan normal kekuatan otot secara bilateral simetris terhadap

tahanan tenaga dorong, lengan dominan mungkin sedikit lebih kuat

dari lengan yang tidak dominan.

Bersamaan dengan tiap manuver : minta klien membentuk suatu

posisi kuatnya. Berikan peningkatan tenaga dorong secara bertahap

terhadap kelompok otot.

Klien menahan dorongan dengan usaha untuk menggerakkan

sendinya berlawanan dengan dorongan tersebut.

Page 90: Modul Praktikum kmb iii - Web Portal Dosen STIKesDHBdosen.stikesdhb.ac.id/arie-sulistiyawati/wp-content/uploads/sites/... · [MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie ... saraf sensorik

[MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie Sulistiyawati, M.Kep

90

Klien menjaga tahanan tersebut agar tetap ada sampai diminta untuk

menghentikannya.

Sendi seharusnya bergerak saat pemeriksa memberi variasi kekuatan

tenaga dorong terhadap kelompok otot tersebut.

Bila kelemahan otot terjadi, periksa ukuran otot dengan

menempatkan pita pengukur di sekitar lingkar otot tubuh tersebut

dan membandingkannya dengan sisi yang berlawanan.

Tes kekuatan otot

Pemeriksaan kekuatan otot dapat dilakukan dengan menggerakkan tiap

ekstremitas (pergerakan penuh) dalam menahan tahanan. Lakukan tindakan ini

dengan menggunakan beberapa tahanan yang bervariasi. Apabila klien tidak

mampu melakukan gerakan untuk melawan tahanan yang diberikan pemeriksa,

maka klien untuk meggerakan ekstremitas dalam melawan gravitasi. Jika hal ini

tidak dapat dilakukan, usahakan/ bantu klien untuk melakukan rentang gerak

secara pasif. Apabila cara ini juga tidak berhasil, maka perhatikan dan rasakan

(palpasi) kontraksi otot pada saat klien berusaha menggerakkannya.

Pemeriksaan Phalen ( Phalen’s test )

Minta klien untuk melakukan fleksi 90o pada kedua pergelangan tangan,

dan kedua punggung tangan saling merapat ( bersentuhan ). Pertahankan

posisi ini selama 60 detik. Normal tidak ada keluhan, tetapi pada “ Carpal

Tunnel Syndrome “, tangan akan kebas dan terasa seperti terbakar. Carpal

Tunnel syndrome adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan

/ penekanan saraf pada pergelangan tangan.

Tanda Tinel ( Tinel’s Sign )

Lakukan perkusi langsung pada nervus yang berada di bagian tengah dari

pergelangan tangan. “ Tinel’s Sign “ positif apabila sewaktu perkusi

dilakukan klien merasa seperti terbakar ataupun merasa geli pada area

Page 91: Modul Praktikum kmb iii - Web Portal Dosen STIKesDHBdosen.stikesdhb.ac.id/arie-sulistiyawati/wp-content/uploads/sites/... · [MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie ... saraf sensorik

[MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie Sulistiyawati, M.Kep

91

pergelangan tangan, dan sekitarnya. Ini juga dapat ditemukan pada “ Carpal

Tunnel Syndrome “.

Tanda bulge ( Bulge Sign )

Lakukan gerakan (seperti masase) dengan agak kuat pada bagian medial

paha bagian dalam ke arah lutut lebih kurang 2-3 kali, kemudian tahan.

Tangan yang lain menahan pada sisi yang berlawanan. Perhatikan bagian

tengah dari lutut pada daerah yang agak cekung terhadap adanya tonjolan

yang jelas dari gelombang cairan. Normalnya tonjolan tersebut tidak ada (

“Bulge Sign” negative ).

Pemeriksaan ballotemen

Pemeriksaan ini dapat digunakan apabila terdapat sejumlah cairan pada area

patela. Gunakan tangan kiri untuk menekan rongga suprapatelar. Dengan

jari tangan kanan dorong patella dengan tajam ke arah femur. Apabila tidak

terdapat cairan maka patella yang terdorong akan kembali ke posisi semula.

Pemeriksaan McMurray ( McMurray’s test )

Pemeriksaan ini dilakukan apabila klien melaporkan adanya riwayat trauma

yang diikuti dengan rasa nyeri pada lutut dan kesulitan dalam

menggerakkannya. Klien dibaringkan dengan posisi supine, dan pemeriksa

berdiri di sisi klien pada bagian yang akan diperiksa. Sokong tumit kaki dan

fleksikan lutut dan pinggul. Tangan yang lain memegang lutut. Kemudian

rotasikan kaki dari dalam ke luar dan sebaliknya, lalu sambil menahan tumit

kaki dan memegang lutut dorong tumit tersebut kea rah kepala. Setelah itu

secara perlahan lutut diluruskan. “McMurray’s test” positif apabila

terdengar atau terasa bunyi “klik“ pada lutut. Normalnya kaki dapat

diluruskan kembali dengan lembut tanpa kekakuan dan tanpa nyeri.

Pemeriksaan LaSegue ( LaSegue’s test )

Berikan posisi supine pada klien, kemudian angkat salah satu tungkai

bawah dan tungkai yang lain tetap lurus di atas tempat tidur. Lalu

dorsofleksikan telapak/ pergelangan kaki. Dilakukan pada kedua kaki

Page 92: Modul Praktikum kmb iii - Web Portal Dosen STIKesDHBdosen.stikesdhb.ac.id/arie-sulistiyawati/wp-content/uploads/sites/... · [MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie ... saraf sensorik

[MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie Sulistiyawati, M.Kep

92

secara bergantian. Hasilnya positif apabila klien mengeluhkan nyeri

sewaktu pemeriksaan. Keluhan ini biasanya terjadi pada hernia nucleus

pulposus ( HNP )

Pemeriksaan Diagnostik dan Laboratorium

Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan diagnostik pada sistem musculoskeletal dapat digunakan

sebagai pendukung untuk menegakkan diagnosa penyakit pasien. Adapun

pemeriksaan ini meliputi:

Bone X-Ray

X-Ray merupakan salah satu jenis pemeriksaan yang dapat memberikan

gambaran kondisi keadaan tulang sesorang, apakah ada fraktur, infeksi

tulang seperti osteomiletis, kelainan bawaan, destruksi sendi pada klien

arthritis, osteoporosis tahap lanjut atau tumor baik fase awal atau yang

telah metastase.Gambaran X-Ray pada klien osteoporosis tampak terjadi

dimineralisasi yang ditunjukkan dengan adanya radiolusensni tulang,

vertebra torakalis berbentuk baji sedangkan vertebra lumbalis menjadi

bikonkaf.

Selain itu, dengan X-Ray juga dapat memonitor perkembangan

penyembuhan fraktur. Film radiograpis dapat memperlihatkan adanya

cairan sendi, pembengkakan dan kalsifikasi jaringan lunak .Bila ditemukan

tanda kalsifikasi pada jaringan lunak dapat menunjukkan adanya

peradangan kronis yang merubah bursa atau tendon di area tersebut, karena

X-Ray tidak mampu melihat secara langsung keaadaan kartilago dan

tendon, begitu juga fraktur kartilago, sprain, cedera ligamentum.

Umumnya untuk mendapatkan gambaran yang akurat diperlukan dua sudut

yang berbeda, yaitu anterior-posterior dan lateral. Sebelum dilakukan

pemeriksaan X-Ray ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh seorang

perawat, antara lain :

Menjelaskan tujuan dan gambaran prosedur tindakan.

Page 93: Modul Praktikum kmb iii - Web Portal Dosen STIKesDHBdosen.stikesdhb.ac.id/arie-sulistiyawati/wp-content/uploads/sites/... · [MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie ... saraf sensorik

[MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie Sulistiyawati, M.Kep

93

Tidak perlu puasa atau pemberian sedasi, kecuali bila diperlukan.

Bagi anak-anak, umumnya merasa takut dengan peralatan yang besar

dan asing serta ia merasa terisolasi dari orang tuanya, pastikan pada

bagian radiology kemungkinan orang tua dapat mendampiringi anaknya

pada saat prosedur.

Informasikan pada klien, prosedur ini tidak menyebabkan rasa nyeri,

tetapi mungkin merasa kurang nyaman terhadap papan pemeriksaan

yang keras dan dingin.

Sokong dengan hati-hati bagian yang cidera dengan cara memegang

ekstremitas dengan lembut pada papan pemeriksaan.

Lindungi testis, ovarium, perut ibu hamil dengan pelindung khusus

terhadap radiasi selama prosedur.

CT-ScaN

Computed Tomography digunakan untuk mengidentifikasi lokasi dan

luasnya cedera yang sulit teridentifikasi oleh pemeriksaan lain. Sehingga

CT Scan mempunyai tujuan untuk mengevaluasi cedera ligament, tendon

dan tulang serta dapat mengetahui adanya tumor secara spesifik. Bagi klien

yang diamputasi pemeriksaan ini berfungsi untuk mengidentifikasi lesi

neoplastik , osteomielitis dan pembentukan hematoma.

Pemeriksaan ini dapat atau tidak menggunakan zat kontras. Waktu yang

digunakan kurang lebih 60 menit.

Yang perlu diperhatikan oleh perawat selama prosedur pelaksanaan

adalah:

Jelaskan tujuan dan gambaran tindakan, seperti klien akan dibaringkan

di medan magnet, kemudian dimasukkan dalam sebuah tabung.

Informasikan pada klien, prosedur ini tidak menyebabkan rasa nyeri,

tetapi mungkin merasa kurang nyaman terhadap papan pemeriksaan

yang keras dan dingin.

Page 94: Modul Praktikum kmb iii - Web Portal Dosen STIKesDHBdosen.stikesdhb.ac.id/arie-sulistiyawati/wp-content/uploads/sites/... · [MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie ... saraf sensorik

[MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie Sulistiyawati, M.Kep

94

Anjurkan klien melepas semua bahan metal seperti : ikat pinggang,

arloji, kartu kredit, karena ini akan mempengaruhi hasil scaning dan

medan magnet dapat merusak fungsi benda-benda tersebut.

Informasikan bahwa perubahan posisi dapat menyebabkan perubahan

hasil scan. Sehingga anak-anak sering diberikan obat penenang

sebelum prosedur dilakukan.

MRI ( Magnetic Resonance Imaging ).

MRI merupakan teknik scaning diagnostic yang non invasive dan

menggunakan medan magnet. Pemeriksaan ini dapat memberikan

informasi tentang tulang, sendi , kartilago, ligament dan tendon. Klien

dengan keluhan nyeri leher dan pinggang dapat diketahui dengan MRI

untuk melihat kemungkinan adanya herniasi.

Kelebihan dari MRI adalah klien tidak terpapar oleh ion-ion radiasi. MRI

penting dalam pengkajian untuk mengetahui perbaikan dari suatu

pembedahan ortopedik.

Hal yang perlu diperhatikan perawat pada pemeriksaan MRI ini adalah :

Tidak ada pembatasan input baik makan maupun minum sebelum

tindakan.

Jelaskan tujuan dan gambaran tindakan, seperti klien akan dibaringkan

di medan magnet, kemudian dimasukkan dalam sebuah tabung.

Kemungkinan klien merasakan keidaknyamanan seperti pusing,

tingling pada gigi yang mengandung tambalan metal. Sebenarnya klien

yang menggunakan implant logam tidak dianjurkan untuk MRI.

Anjurkan klien melepas semua bahan metal seperti : ikat pinggang,

arloji, kartu kredit, karena ini akan mempengaruhi hasil scaning dan

medan magnet dapat merusak fungsi benda-benda tersebut.

Page 95: Modul Praktikum kmb iii - Web Portal Dosen STIKesDHBdosen.stikesdhb.ac.id/arie-sulistiyawati/wp-content/uploads/sites/... · [MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie ... saraf sensorik

[MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie Sulistiyawati, M.Kep

95

Bagi klien claustrophobia mungkin merasa takut berada di tabung yang

tertutup oleh karena itu perlu penjelasan dan bila memungkinkan

mesin tidak ditutup.

Informasikan bahwa perubahan posisi dapat menyebabkan perubahan

hasil scan. Sehingga anak-anak sering diberikan obat penenang

sebelum prosedur dilakukan.

Didalam tabung pemeriksaan, klien akan mendengarkan suara mesin

yang mungkin membuat rasa tidak nyaman atau takut. Sehingga salah

satu solusinya klien dapat mengunakan earplug atau di ruang tersebut

diperdengarkan alunan musik.

Untuk kenyamanan, anjurkan klien mengosongkan bladder sebelum

pemeriksaan.

Pemeriksaan ini memerlukan waktu 30 – 90 menit. Kontraindikasi

MRI adalah

Klien obesitas ( BB > 150 kg ) karena meja pemeriksaan tidak

mampu menyokong berat badan klien.

Klien yang memakaki implant logam seperti : pacemaker, infuse

pump, implant telinga dalam, klien ortopedik dengan pemasangan

screw dan plat, karena magnet logam tersebut dapat memindahkan

ion magnet ke tubuh klien dan dapat menimbulkan cedera.

Angiography

Merupakan teknik pemeriksaan untuk mengetahui kondisi struktur

vaskuler. Arteriografi dilakukan dengan cara memasukkan zat kontras

radioopak melalui arteri. Setelah diinjeksi area tersebut di foto rongent.

Hal ini untuk mengetahui sirkulasi/ perfusi jaringan apakah masih baik

atau buruk. Biasanya dilakukan untuk mengetahui perfusi jaringan pada

area yang akan diamputasi. Setelah dilakukan tindakan klien dianjurkan

Page 96: Modul Praktikum kmb iii - Web Portal Dosen STIKesDHBdosen.stikesdhb.ac.id/arie-sulistiyawati/wp-content/uploads/sites/... · [MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie ... saraf sensorik

[MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie Sulistiyawati, M.Kep

96

untuk istirahat kurang lebih 12 – 24 jam dan dibebat elastis guna

mencegah terjadinya perdarahan paska injeksi.

Atroscopy

Dapat digunakan untuk mengetahui adanya robekan pada kapsul sendi atau

ligament penyangga lutut, bahu, tumit, pinggul, pergelangan tangan dan

temporomandibular. Pemeriksaan ini merupakan tindakan endoskopi yang

memungkinkan pandangan langsung ke dalam ruang sendi. Setelah

dilakukan pemeriksaan ini, klien dianjurkan istirahat kurang lebih 12 – 24

jam dan diberikan bebat elastis pada area pemeriksaan. Sebelum dilakukan

prosedur ini, terutama bila pemeriksaan pada bagian sendi ekstremitas

bawah, pastikan klien mampu menggunakan alat Bantu jalan seperti

crucht. Crucht digunakan oleh klien hingga klien mampu menunjukkan

kemampuan berjalan tanpa pincang. Setelah dilakukan pemeriksaan ini

maka yang perlu diperhatikan perawat adalah pengkajian TTV, status

neurovaskuler pada area kaki : cek pulse, warna, temperature, dan sensasi

serta observasi tanda-tanda infeksi, termasuk panas, bengkak, nyeri,

kemerahan dan pengeluaran cairan. Potensial komplikasi yang dapat

ditimbulkan oleh pemeriksaan ini adalah:

Infeksi (tindakan ini harus dilakukan dengan steril dan di kamar

operasi).

Tromboplebitis yang dapat disebabkan oleh karena immobilisasi yang

lama.

Hemartrosis (perdarahan dalam sendi) yang dapat disebabkan oleh

aspirasi karena jarum.

Cedera sendi oleh karena pembedahan.

Rupture sinovial.

Hal-hal yang harus diketahui oleh perawat adalah :

Page 97: Modul Praktikum kmb iii - Web Portal Dosen STIKesDHBdosen.stikesdhb.ac.id/arie-sulistiyawati/wp-content/uploads/sites/... · [MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie ... saraf sensorik

[MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie Sulistiyawati, M.Kep

97

Klien sebaiknya tidak diberikan obat-obat peroral sampai tengah

malam pada hari dimana prosedur tindakan dilakukan.

Pada umumnya tindakkan ini menggunakan anestesi spinal atau

general anestesi. Khususnya apabila pembedahan pada lutut

diperlukan.

Sebelum pemeriksaan pada lutut, rambut halus sekitar 6 inci di bawah

dan di atas lutut harus dibersihkan.

Klien ditempatkan pada meja operasi dengan posisi supinasi. Kaki

klien ditinggikan kemudian dibalut dengan pembalut elastis dari ibu

jari sampai ke paha bagian bawah guna meminimalkan vaskularisasi

ke bagian distal.

Sebuah tourniquet ditempatkan pada tungkai proksimal klien.

Kemudian kaki dibuat lebih rendah, sehingga lutut membentuk sudut

45º.

Pembalut elastis dilepas lalu segera buat incici kecil di lutut,

kemudian alat atroskopi dimasukkan di sela persendian lutut untuk

melihat keadaan di dalam sendi lutut tersebut.

Setelah pemeriksaan dilakukan atroskope dilepas dan dilakukan

irigasi didaerah persendian, luka dibersihkan dan ditutup dengan kassa

steril.

Prosedur ini dilakukan di ruang operasi oleh ahli ortopedik yang

memerlukan waktu 30 menit – 2 jam.

Kontraindikasi ;

Klien dengan ankylosis, karena tidak memungkinkan benda-benda

untuk bergerak pada sendi yang kaku oleh karena perlekatan.

Klien dengan luka infeksi karena resiko sepsis.

Bone Densitometry

Page 98: Modul Praktikum kmb iii - Web Portal Dosen STIKesDHBdosen.stikesdhb.ac.id/arie-sulistiyawati/wp-content/uploads/sites/... · [MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie ... saraf sensorik

[MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie Sulistiyawati, M.Kep

98

Merupakan pemeriksaan untuk mengetahui kadar mineral dalam tulang

dan kepadatannya untuk mendiagnosa penyakit osteoporosis.

Faktor-faktor yang mempengaruhi/ mengganggu hasil densitometri tulang

adalah:

Barium. Bila dilakukan pemeriksaan paska pemberia barium hasilnya

tidak terlalu bermakna kecuali setelah 10 hari dari waktu pemasukan

zat kontras ini.

Pengapuran pada vertebra posterior, arthritis sclerosis.

Aneurisme pada aorta abdominal yang disebabkan oleh karena

pengapuran.

Penggunaan alat-alat metal, sehinga alat –alat ini harus dilepas

sebelum pemeriksaan.

Riwayat fraktur tulang yang mana telah mengalami proses

penyembuhan. Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh perawat adalah :

Klien tidak perlu puasa atau diberikan sedasi.

Pemeriksaan ini memerlukan waktu 30 – 40 menit.

Jelaskan pada klien bahwa ia akan dibarinkan pada sebuah matras

pemeriksaan dengan kaki yang disokong dengan sebuah bantalan agar

pelvis dan lumal tetap pada posisi datar.

Sebuah alat “generator potton” akan ditempatkan didekat meja

pemeriksaan yang nantinya dimasukkan perlahan dibawah lumbal.

Sedangkan X-Ray detector akan berada diatas area yang akan

diperiksa.

Gambaran lumbal dan tulang pinggul dengan mengunakan kamera

yang dihubungkan dengan monitoring computer.

Kaki atau tangan yang tidak dominant dimasukkan ke dalam penjepit

dan hasilnya akan diperlihatkan melalui computer baik hasil pada

bagian paha, pinggul, lumbal atau bagian tangan sendiri.

Komputer akan menghitung jumlah potton yang tidak dapat diserap

Page 99: Modul Praktikum kmb iii - Web Portal Dosen STIKesDHBdosen.stikesdhb.ac.id/arie-sulistiyawati/wp-content/uploads/sites/... · [MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie ... saraf sensorik

[MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie Sulistiyawati, M.Kep

99

oleh tulang. Ini disebut BMC = Bone Mineral Content. BMD ( Bone

Mineral Density ) mempunyai rumus : BMD = BMC (gm/ cm³) /

permukaan area tulang. Kemudian dari data tersebut akan dianlisa

oleh ahli radiology. Nilai Normal : – 1.0 )

Osteopenia : 1.0 –2,5 ( SD di bawah normal – 1.0 – 2.5 )

Osteoporosis : > 2,5 ( SD di bawah normal 12 mg/ dl

Asam urat urine 250 – 750 mg / hari atau 1,48 – 4,43 mmol/ hari

Pada kasus Gout dan artritis akan megalami peningkatan dari nilai

normal

SGOT 10 – 40 / ml (SI : 0,08 – 0,32 mol –1/ l ) Meningkat

akibat kerusakan otot.

Hb Darah LK : 13 – 18 mg/ dl PR : 12 – 16 mg/ dl Menurun bila

terjadi perdarahan akibat trauma.

Leukosit 4300 – 10.800/ mm3 Meningkat

Kalsium Serum 8,5 – 10,5 mg /dl Menurun pada Osteomalacia,

Paget, tumor tulang yang telah metastase serta klien yang

immobilisasi lama,

Kreatinin Kinase ( CK ) < 100 mg/ hari Meningkat akibat

kerusakan otot

Hormon Paratiroid < 10 l equiv / ml (SI : < 10 ml equiv/ l )

Meningkat

Tiroid ( TSH ) 0,5 – 3,5 u / ml (SI : 0,5 – 3,5 mU/l) Meningkat

Fosfor 3,0 – 4,5 mg/ dl Meningkat

Page 100: Modul Praktikum kmb iii - Web Portal Dosen STIKesDHBdosen.stikesdhb.ac.id/arie-sulistiyawati/wp-content/uploads/sites/... · [MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie ... saraf sensorik

[MODUL PRAKTIKUM KMB III] Ns. Arie Sulistiyawati, M.Kep

100

DAFTAR PUSTAKA

Pahria, Tuti dkk,2000, Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan

System Persyarafan, Jakarta: EGC

2005, Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem

Persarafan, Jakarta: Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Departenen

Kesehatan

Rumahorbo, Hotma. 2009. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem

Endokrin. Jakarata : EGC

Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan Fisologi untuk Pemula. Jakarta : EGC