Modul Praktikum Akustik Ilmu Keluatan (1)

43
1 MODUL PRAKTIKUM MATA KULIAH AKUSTIK KELAUTAN Semester Ganjil 2014-2015 Disusun oleh: Dr. Kunarso, ST., M.Si Aziz Rifa’I, ST., M.Si Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro Semarang 2014

Transcript of Modul Praktikum Akustik Ilmu Keluatan (1)

Page 1: Modul Praktikum Akustik Ilmu Keluatan (1)

8/10/2019 Modul Praktikum Akustik Ilmu Keluatan (1)

http://slidepdf.com/reader/full/modul-praktikum-akustik-ilmu-keluatan-1 1/43

1

MODUL PRAKTIKUM

MATA KULIAH AKUSTIK KELAUTAN

Semester Ganjil 2014-2015

Disusun oleh:

Dr. Kunarso, ST., M.Si

Aziz Rifa’I, ST., M.Si

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Universitas Diponegoro

Semarang

2014

Page 2: Modul Praktikum Akustik Ilmu Keluatan (1)

8/10/2019 Modul Praktikum Akustik Ilmu Keluatan (1)

http://slidepdf.com/reader/full/modul-praktikum-akustik-ilmu-keluatan-1 2/43

2

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………. 2

LEMBAR GRUP PRAKTIKUM ………………………………………………... 3

TOPIK 1 : PENGENALAN ALAT AKUSTIK ECHOSOUNDER ……………... 4

TOPIK 2: PENGENALAN ALAT ADCP ………………………………………. 8

TOPIK 3: KECEPATAN SUARA DALAM AIR ………………………………. 12

TOPIK 4: PERHITUNGAN FREKWENSI DAN PANJANG GELOMBANG

BUNYI ……………………………………………………………….. 15

TOPIK 5: PROFIL KECEPATAN BUNYI DI LAUT …………………………..17

TOPIK 6: ABSORPSI GELOMBANG BUNYI DALAM LAUT ……………….20

TOPIK 7: TARGET STRENGTH   ………………………………………………..23

TOPIK 8: SONAR MAPPING …………………………………………………..26

TOPIK 9: ECHOSOUNDER MAPPING ……………………………………….32

TOPIK 10: SURVEI AKUSTIK ………………………………………………...36

TOPIK 11: PENGGUNAAN FREKWENSI BUNYI DAN LEBAR DETEKSI

DASAR SONAR ……………………………………………………40

Page 3: Modul Praktikum Akustik Ilmu Keluatan (1)

8/10/2019 Modul Praktikum Akustik Ilmu Keluatan (1)

http://slidepdf.com/reader/full/modul-praktikum-akustik-ilmu-keluatan-1 3/43

3

LEMBAR GRUP PRAKTIKUM

Grup : ……………………………………..

Anggota :

1. Nama : …………………………………. NIM:………………

2. Nama : …………………………………. NIM:………………

3. Nama : …………………………………. NIM:………………

4. Nama : …………………………………. NIM:………………

5. Nama : …………………………………. NIM:………………

6. Nama : …………………………………. NIM:………………

Page 4: Modul Praktikum Akustik Ilmu Keluatan (1)

8/10/2019 Modul Praktikum Akustik Ilmu Keluatan (1)

http://slidepdf.com/reader/full/modul-praktikum-akustik-ilmu-keluatan-1 4/43

4

TOPIK 1: PENGENALAN ALAT AKUSTIK ECHOSOUNDER 

Teori Pengantar

Echosounder adalah alat (instrument) yang digunakan untuk menentukan kedalaman

dasar perairan (laut). Echosounder juga banyak dimanfaatkan untuk kepentingan

 penelitian dan pemetaan bawah laut.

Dalam perkembangannya, echosounder dapat menjadi sebuah peralatan modern

yang kompleks, multi fungsi dan sangat akurat. Berbagai fungsi lain dari echosounder 

selain pengukur kedalaman, juga digunakan untuk menentukan karakteristik jenis dasar 

 perairan, menentukan keberadaan obyek dalam kolom air, misalnya ikan, termasuk 

menentukan kelimpahan dan ukuran ikan. Namun demikian dasar teknologi dari

echosounder adalah cukup sederhana. Echosounder menggunakan prinsip pemantulan

gelombang suara dalam air. Alat ini mengeluarkan gelombang suara dalam bentuk 

 pulsa, dan menerima kembali gelombang suara pantulannya. Dengan mengetahui waktu

 perambatan gelombang suara dan kecepatan gelombang suara dalam air, maka

kedalaman perairan dapat dihitung.

Tujuan

Menjelaskan bagian-bagian dari echosounder, cara  setting  dan cara kerja echosounder.

Prosedur Kerja

a. Bahan

1. Alat tulis

2. Lembar kerja

b. Alat1. Echosounder 

2. Accu 12 volt

c. Cara Kerja

1. Gambarkan salah satu contoh echosounder yang ada di hadapan anda

Grup   : ......................................

Tgl.   : ......................................

Page 5: Modul Praktikum Akustik Ilmu Keluatan (1)

8/10/2019 Modul Praktikum Akustik Ilmu Keluatan (1)

http://slidepdf.com/reader/full/modul-praktikum-akustik-ilmu-keluatan-1 5/43

5

2. Tulis spesifikasi dari alat echosounder tersebut

3. Sebutkan bagian-bagian dari echosounder tersebut dan fungsinya.

4. Jelaskan cara kerja (cara operasional) dari echosounder tersebut.

5. Seeting  rangkaian alat echosounder dan lakukan ujucoba  sounding  pada lantai

d. Prosedur setting echosounder

1.   Set  power dengan accu 12 volt kering pada serial port

2. memasang kabel tranduser single beam dan display

3. Pasang antena, jika diperlukan input satelit GPS.

4. Menempatkan posisi tranduser yang sesuai

5. Hidupkan echosounder dan set skala kedalaman yang ditampilkan display.

6. Set frekuensi yang akan digunakan 200 Hz untuk laut dangkal atau 50 Hz untuk 

laut dalam atau dual untuk menggunakan keduanya.

7. Set input data air yaitu salinitas, temperatur dan tekanan air.

8. Lakukan sounding ke lantai

Gambar 1. Echosounder Garmin GPSMAP 585 tampak depan

Page 6: Modul Praktikum Akustik Ilmu Keluatan (1)

8/10/2019 Modul Praktikum Akustik Ilmu Keluatan (1)

http://slidepdf.com/reader/full/modul-praktikum-akustik-ilmu-keluatan-1 6/43

6

Gambar 1. Echosounder Garmin GPSMAP 585 tampak belakang

Hasil Pengamatan

1. Bagian utama echosounder ………………………………………………………

2. Pilihan frekwensi ………………………………………………………………

3. Apa parameter yang bisa diukur ……………………………………………….

4. Bagaimana bunyi yang ditransmisikan oleh tranduser …………………………

5. Apakah alat masih bisa menunjukkan jarak dengan lantai secara tepat …….

6. Bagaimana gambar dasar lantai pada layar monitor …………………………….

Pembahasan

1. Bagian utama echosounder dan fungsinya ?

2. Apa keistimewaan frekwensi yang digunakan?

3. Bagaimana prinsip pengukuran jarak pada echosounder?

4. Akurasinya?

Page 7: Modul Praktikum Akustik Ilmu Keluatan (1)

8/10/2019 Modul Praktikum Akustik Ilmu Keluatan (1)

http://slidepdf.com/reader/full/modul-praktikum-akustik-ilmu-keluatan-1 7/43

7

Simpulan dan Saran

Nilai Akhir:...............................................................................Nama & Paraf Asisten: ............................................................

Grup: ......................................

Tgl: .........................................

Page 8: Modul Praktikum Akustik Ilmu Keluatan (1)

8/10/2019 Modul Praktikum Akustik Ilmu Keluatan (1)

http://slidepdf.com/reader/full/modul-praktikum-akustik-ilmu-keluatan-1 8/43

8

TOPIK 2: PENGENALAN ALAT ADCP

Teori Pengantar

 Acoustic Doppler Current Profiler   (ADCP), merupakan alat yang digunakan untuk 

mengukur gelombang atau arus baik di laut, sungai, maupun danau yang bisa mengukur 

kecepatan arus dalam tiga dimensi. ADCP dalam pengukuran kecepatan arus maupun

gelombang berdasarkan pengukuran pergerakan pertikel (Material Padatan

Tersuspensi/MPT, plankton dan gelembung udara) dalam kolom perairan (  Pickard, G.

 L. 1993).

ADCP mengukur pergerakan air (kecepatan arus) dengan menggunakan

gelombang suara berdasarkan prinsip efek Doppler. ADCP mengeluarkan gelombang

suara (berupa ping) dalam frekuensi konstan. Gelombang suara ini akan dipantulkan

oleh partikel-partikel yang berada dalam kolom air. Frekuensi dari gelombang pantul

ini tergantung dari kecepatan partikel-partikel yang memantulkannya. Dengan

menggunakan prinsip efek Doppler, maka kecepatan partikel (kecepatan arus) dapat

ditentukan.

Tujuan

Menjelaskan bagian-bagian dari ADCP, cara setting  dan cara kerjanya.

Prosedur Kerja

a. Bahan

1. Alat tulis2. Lembar kerja

b. Alat1. ADCP

2. ADCP Battery power 

c. Cara Kerja

1. Gambarkan bentuk ADCP yang ada

2. Tulis spesifikasi dari alat ADCP tersebut

Grup   : ......................................

Tgl.   : ......................................

Page 9: Modul Praktikum Akustik Ilmu Keluatan (1)

8/10/2019 Modul Praktikum Akustik Ilmu Keluatan (1)

http://slidepdf.com/reader/full/modul-praktikum-akustik-ilmu-keluatan-1 9/43

9

3. Sebutkan bagian-bagian dari ADCP tersebut dan fungsinya.

4. Jelaskan cara kerja (cara operasional) dari ADCP tersebut.

5. Seeting  rangkaian alat ADCP

d. Prosedur setting echosounder

1.   Set  power dengan ADCP battery pada serial port

2. Memasang kabel sensor 

3. Memasang kabel ke prosessor.

4. Menempatkan posisi ADCP yang sesuai

5. Hidupkan ADCP

6. Set frekuensi yang akan digunakan7. Set input data air kualitas air 

Gambar 1. ADCP SonTek tampak depan

Gambar 1. ADCP tampak dari atas

Page 10: Modul Praktikum Akustik Ilmu Keluatan (1)

8/10/2019 Modul Praktikum Akustik Ilmu Keluatan (1)

http://slidepdf.com/reader/full/modul-praktikum-akustik-ilmu-keluatan-1 10/43

10

Hasil Pengamatan

1. Bagian utama ADCP ………………………………………………………

2. Pilihan frekwensi ………………………………………………………………

3. Apa parameter yang bisa diukur ……………………………………………….

4. Bagaimana bunyi yang ditransmisikan oleh tranduser ADCP ………………5. Apakah alat masih bisa menunjukkan kecepatan arus dengan tepat …….

Pembahasan1. Bagian utama ADCP dan fungsinya ?

2. Apa keistimewaan frekwenti yang digunakan?

3. Bagaimana prinsip pengukuran kecepatan arus pada?

4. Akurasinya?

Page 11: Modul Praktikum Akustik Ilmu Keluatan (1)

8/10/2019 Modul Praktikum Akustik Ilmu Keluatan (1)

http://slidepdf.com/reader/full/modul-praktikum-akustik-ilmu-keluatan-1 11/43

11

Simpulan dan Saran

Nilai Akhir:...............................................................................Nama & Paraf Asisten: ............................................................

Grup: ......................................

Tgl: .........................................

Page 12: Modul Praktikum Akustik Ilmu Keluatan (1)

8/10/2019 Modul Praktikum Akustik Ilmu Keluatan (1)

http://slidepdf.com/reader/full/modul-praktikum-akustik-ilmu-keluatan-1 12/43

12

TOPIK 3: KECEPATAN SUARA DALAM AIR 

Teori Pengantar

Kecepatan suara di dalam laut merupakan variabel oceanografi yang dapat berpengaruh

terhadap terjadinya penyimpangan dalam proses transmisi gelombang suara di dalam

laut. Nilai kecepatan suara di dalam laut bervariasi terhadap kedalaman, musim, lokasi

geografis, dan waktu (pada lokasi yang sama).

Pengukuran terhadap kecepatan suara dalam air (laut) sudah banyak dilakukan

 baik secara alami maupun dalam skala laboratorium. Dari berbagai hasil pengukuran,

diketahui bahwa secara umum variasi kecepatan suara dalam air ditentukan oleh faktor 

: temperatur, salinitas dan tekanan (kedalaman).

Banyak persamaan empiris yang menyatakan hubungan antara temperatur,

salintas dan kedalaman terhadap kecepatan rambat gelombang suara di laut. Masing-

masing persamaan tersebut memiliki batasan dan ketelitian yang berbeda-beda. Berikut

adalah persamaan untuk kecepatan suara di laut yang sering digunakan :

1. Leroy (1969) :

Batasan : 0≤T≤350  0≤S≤45 0/00

  0≤D≤1.000

2. Medwin (1975) :

Batasan : -2≤T≤24.50  30≤S≤42 0/00  0≤D≤1.000

Grup   : ......................................

Tgl.   : ......................................

Page 13: Modul Praktikum Akustik Ilmu Keluatan (1)

8/10/2019 Modul Praktikum Akustik Ilmu Keluatan (1)

http://slidepdf.com/reader/full/modul-praktikum-akustik-ilmu-keluatan-1 13/43

13

3. MacKenzie (1981) :

Batasan : 0≤T≤300  30≤S≤40 0/00  0≤D≤8.000

T = temperatur (derajat Celcius)

S = salinitas (ppt)

D = kedalaman (meter)

Tujuan

Menghitung kecepatan suara dalam laut.berdasarkan parameter temperatur, salinitas

dan kedalaman.

Prosedur Kerja

a. Bahan

1. Alat tulis

2. Lembar kerja

b. Cara Kerja

Hitung nilai kecepatan suara dalam laut berdasarkan ketiga persamaan di atas untuk 

kondisi sebagai berikut :

a. T=250 S=30 ppt dan D=1000 m

T=300 S=30 ppt dan D=1000 m

T=350 S=30 ppt dan D=1000 m

 b. T=250 S=30 ppt dan D=1000 m

T=250 S=35 ppt dan D=1000 m

T=250 S=40 ppt dan D=1000 m

c. T=250 S=25 ppt dan D=10 m

T=250 S=25 ppt dan D=100 m

T=250 S=25 ppt dan D=1000 m

2. Bandingkan hasil penghitungan dari ketiga persamaan tersebut (hitung selisihnilainya)

Page 14: Modul Praktikum Akustik Ilmu Keluatan (1)

8/10/2019 Modul Praktikum Akustik Ilmu Keluatan (1)

http://slidepdf.com/reader/full/modul-praktikum-akustik-ilmu-keluatan-1 14/43

14

3. Tentukan besar koefisien : , , dari ketiga persamaan tersebut.

Hasil Pengamatan

1. Peran perubahan suhu, salinitas dan kedalaman terhadap kecepatan suara bawah

air ………………………………………………………………………………..

2. Mana variabel yang pengaruhnya paling besar dan mana yang paling kecil ……

3. Formulasi mana yang hasilnya terbesar dan yang terkecil………………………

Pembahasan1. Mengapa terjadi perbedaan nilai hasil perhitungan dari ketiga formulasi

kecepatan bunyi di atas, suku mana yang membedakan?

Simpulan dan Saran

Nilai Akhir:...............................................................................Nama & Paraf Asisten: ............................................................

Grup: ......................................

Tgl: .........................................

Page 15: Modul Praktikum Akustik Ilmu Keluatan (1)

8/10/2019 Modul Praktikum Akustik Ilmu Keluatan (1)

http://slidepdf.com/reader/full/modul-praktikum-akustik-ilmu-keluatan-1 15/43

15

TOPIK 4: PERHITUNGAN FREKWENSI DAN PANJANG GELOMBANG

BUNYI

Teori Pengantar

Gelombang suara ditransmisikan melalui bentuk kompresi dan ekspansi periodik dalam

suatu medium air yang elastik. Transmisi ini menyebabkan terjadinya perubahan

tekanan secara sinusoidal sebagai fungsi ruang dan waktu.

Perubahan tekanan dalam fungsi waktu dinyatakan sebagai fungsi : sin

(t). Parameter t menyatakan waktu dan parameter    menyatakan angular frekuensi

dari osilasi nilai tekanan. Sedangkan frekuensi ( f  ) dinyatakan : f =  /(2.) menyatakan

nilai tekanan dalam bidang datar.

Perubahan tekanan dalam fungsi ruang dinyatakan sebagai fungsi : sin

(kx). Parameter x menyatakan jarak dalam sumbu x dan parameter k adalah bilangan

gelombang. Panjang gelombang dalam satu periode fungsi sinus dinyatakan :     =

(2)/k.

Perubahan tekanan terhadap fungsi ruang dan waktu dinyatakan : sin (kx-

t). Hal ini juga menunjukkan kecepatan perubahan tekanan, yang dirumuskan : c =

/k. Dengan mensubtitusikan nilai f   (frekuensi) dan (panjang gelombang) didapatkan

: c =  f  .

Parameter c disini tidak lain adalah menyatakan kecepatan rambat gelombang suara.

Tujuan

Menghitung panjang gelombang bunyi dalam laut berdasarkan nilai kecepatan

gelombang suara (c) yang merupakan fungsi dari temperatur, salinitas dan kedalaman.

Prosedur Kerja

a. Bahan

1. Alat tulis

2. Lembar kerja

Grup   : ......................................

Tgl.   : ......................................

Page 16: Modul Praktikum Akustik Ilmu Keluatan (1)

8/10/2019 Modul Praktikum Akustik Ilmu Keluatan (1)

http://slidepdf.com/reader/full/modul-praktikum-akustik-ilmu-keluatan-1 16/43

16

b. Cara Kerja

1. Sebuah alat akustik memancarkan gelombang suara pada frekuensi : 10 kHz.

Tentukan variasi panjang gelombang suara () berdasarkan nilai kecepatan suara (c)

 pada topik 3.

2. Lakukan sama dengan nomor 1 untuk alat akustik yang memancarkan gelombang

suara pada frekuensi: 500 kHz.

Hasil Pengamatan1. Variasi perubahan frekwensi dan panjang gelombang…………………………

2. Semakin besar kedalaman perairan bagaimana perubahan frekwensi dan

 panjang gelombangnya…………………………………………………………

Pembahasan1. Mengapa terjadi peruban panjang gelombang dengan adanya perubahan

kedalaman

Simpulan dan Saran

Nilai Akhir:...............................................................................

Nama & Paraf Asisten: ............................................................

Grup: ......................................

Tgl: .........................................

Page 17: Modul Praktikum Akustik Ilmu Keluatan (1)

8/10/2019 Modul Praktikum Akustik Ilmu Keluatan (1)

http://slidepdf.com/reader/full/modul-praktikum-akustik-ilmu-keluatan-1 17/43

17

TOPIK 5: PROFIL KECEPATAN BUNYI DI LAUT

Teori Pengantar

Profil kecepatan suara menunjukkan variasi kecepatan suara terhadap kedalaman, atau

kecepatan suara sebagai fungsi kedalaman. Di laut dalam, profil kecepatan suara

didapatkan berdasarkan hasil pengamatan (pengukuran ) dari parameter temperatur,

salinitas dan kedalaman.

Profil kecepatan dapat dibagi menjadi beberapa lapisan, sesuai dengan

karakteristik lapisan perairan yang berbeda-beda. Lapisan atas perairan biasa disebut

mixed layer (isothermal). Di bawah mixed layer adalah seasonal thermocline,

ditunjukkan oleh negative thermal gradient. Di bawah seasonal thermocline adalah

main thermocline. Dan dibawah main thermocline adalah deep isothermal layer hingga

mencapai dasar laut, dan memiliki temperatur yang relatif konstant.

Tujuan

Menggambarkan profil kecepatan suara dalam laut berdasarkan variasi temperatur dan

salinitas.

.

Prosedur Kerja

a. Bahan1. Alat tulis

2. Lembar kerja

Grup   : ......................................

Tgl.   : ......................................

Page 18: Modul Praktikum Akustik Ilmu Keluatan (1)

8/10/2019 Modul Praktikum Akustik Ilmu Keluatan (1)

http://slidepdf.com/reader/full/modul-praktikum-akustik-ilmu-keluatan-1 18/43

18

c. Cara Kerja

. Buat diagram T-S (temperature-salinity) terhadap kedalaman untuk daerah :

a. Teluk Persia

Depth (m) Temperature ( ) Salinity ( /00)

0 35 39

25 30 38

50 27 37

75 26 36

100 25 35

125 24 33

150 23 31

175 22 29

200 21 27

 b. Teluk Oman

Depth (m) Temperature ( ) Salinity ( /00)

0 35 39

25 34 38

50 32 37

75 30 36

100 29 35

125 28 34

150 27 33

175 26 32

200 25 31

2. Buat skema profil kecepatan suara berdasarkan diagram T-S tersebut.

3. Buat skema profil kecepatan suara terhadap kedalaman di Teluk Persia dan Teluk 

Oman berdasarkan persamaan MacKenzie (1981)

Hasil Pengamatan

1. Perubahan kecepatan suara terhadap kedalaman……………………………….2. Perbedaan profil kecepatan suara antara Teluk Persia dan Teluk Oman………

Page 19: Modul Praktikum Akustik Ilmu Keluatan (1)

8/10/2019 Modul Praktikum Akustik Ilmu Keluatan (1)

http://slidepdf.com/reader/full/modul-praktikum-akustik-ilmu-keluatan-1 19/43

19

Pembahasan

1. Mengapa terjadi perubahan profil kecepatan suara terhadap kedalaman?

2. Mengapa bisa terjadi perbedaan profil kecepatan suara antara Teluk Persia dan

Teluk Oman?

Simpulan dan Saran

Nilai Akhir:...............................................................................Nama & Paraf Asisten: ............................................................

Grup: ......................................Tgl: .........................................

Page 20: Modul Praktikum Akustik Ilmu Keluatan (1)

8/10/2019 Modul Praktikum Akustik Ilmu Keluatan (1)

http://slidepdf.com/reader/full/modul-praktikum-akustik-ilmu-keluatan-1 20/43

20

TOPIK 6: ABSORPSI GELOMBANG BUNYI DALAM LAUT

Teori Pengantar

Gelombang suara yang merambat melalui medium air laut akan mengalami kehilangan

energi karena proses absorpsi. Hal ini menyebabkan intensitas gelombang suara akan

 berkurang secara eksponensial terhadap jarak perambatannya. Simbol     menyatakan

koefisien absorpsi dalam satuan nepers per satuan jarak. Nilai intensitas pada jarak x

dirumuskan :

 I (x) =  I 0 exp (-2x)……………………………………………….(1)

Pada umumnya lebih disukai menyatakan koefisien absorpsi dalam satuan dB

 per satuan jarak. Dalam hal ini koefisien absorpsi disimbolkan   dan dirumuskan :

10 log ( I (x)/ I 0) = - x ……………………………………………(2)

Dengan menggabungkan persamaan (1) dan (2) didapatkan hubungan antara    dan   :

 = 8,69 

 Nilai koefisien absorpsi () tergantung pada kondisi lingkungan. Metode untuk 

menentukan nilai koefisien absorpsi dikembangkan oleh Francois and Garrison (1984) :

Dimana :

Grup  : ......................................

Tgl.   : ......................................

Page 21: Modul Praktikum Akustik Ilmu Keluatan (1)

8/10/2019 Modul Praktikum Akustik Ilmu Keluatan (1)

http://slidepdf.com/reader/full/modul-praktikum-akustik-ilmu-keluatan-1 21/43

21

Untuk T   200 C :

Untuk T   200 C:

Keterangan:

 = koefisien absorpsi (satuan dB per meter)

 f    = frekuensi gelombang suara

T = temperatur (0 Celcius)

S = salinitas (o/oo)

D = kedalaman (m)

c = kecepatan gelombang suara (ms-1)

 pH = derajat keasaman

Tujuan

Menentukan nilai koefisien absorpsi () air laut pada kondisi temperatur, salinitas dan

kedalaman yang berbeda.

.

Prosedur Kerja

a. Bahan

1. Alat tulis

2. Lembar kerja

c. Cara Kerja

1. Hitung nilai koefisien absorpsi () di Teluk Persia (modul 2 topik 3) bila diketahui pH = 7.8 dan frekuensi gelombang suara yang dipancarkan 10 kHz.

2. Ulangi pengitungan nomor 1 untuk frekuensi : 50 kHz, 100 kHz, 500 kHz dan

1MHz.

3. Buatlah diagram yang menunjukkan hubungan antara frekuensi ( f  ) dengan koefisisen

absorpsi ().

Page 22: Modul Praktikum Akustik Ilmu Keluatan (1)

8/10/2019 Modul Praktikum Akustik Ilmu Keluatan (1)

http://slidepdf.com/reader/full/modul-praktikum-akustik-ilmu-keluatan-1 22/43

22

Hasil Pengamatan

1. Koefisien absorpsi bunyi pada variasi kedalaman………………………………

2. Koefisien absorpsi bunyi pada variasi frekwensi ……………………………….

Pembahasan1. Mengapa terjadi variasi koefisien absorpsi bunyi terhadap kedalaman?

2. Mengapa terjadi variasi koefisien absorpsi bunyi pada variasi frekwensi?

Simpulan dan Saran

Nilai Akhir:...............................................................................Nama & Paraf Asisten: ............................................................

Grup: ......................................

Tgl: .........................................

Page 23: Modul Praktikum Akustik Ilmu Keluatan (1)

8/10/2019 Modul Praktikum Akustik Ilmu Keluatan (1)

http://slidepdf.com/reader/full/modul-praktikum-akustik-ilmu-keluatan-1 23/43

23

TOPIK 7:  TARGET STRENGTH 

Teori Pengantar

Target strength (TS) adalah ukuran logaritmik dari proporsi energi yang ditransmisikan

dengan energi yang dihamburkan oleh target.   Target strength   nilainya selalu negatif 

 berkisar -60 dB untuk nilai target terkecil dan -20 dB untuk nilai target terbesar. Data

target strength   bisa digunakan untuk memperkirakan ukuran target ikan dankelimpahannya.

.

Ukuran target strength   ikan di laut secara umum berkisar  20 -  60 dB, dan nilai  60

dB itu setara dengan target ikan kecil dengan ukuran panjang sekitar 4 cm, dan nilai

20 dB setara dengan target ikan dengan luas permukaan ikan 0,13 m² (MacLennan dan

Simmonds, 1992), (luas permukaan ikan 0,13 m² diperkirakan mempunyai ukuran

 panjang ikan > 100 cm). Disebutkan juga dalam referensi tersebut hasil survei diSamudra Pasifik dan Atlantik menunjukkan kisaran nilai TS  85,1-58,6 adalah berupa

ikan-ikan kecil dengan ukuran panjang rata-rata 1,39-11,6 cm. Pasaribu (1988)

membagi kriteria ukuran target (ikan) dalam kaitannya dengan sebaran  target strength

seperti ditampilkan dalam Tabel di bawah:

Sebaran Target strength (TS) (dB) Kriteria Ukuran Target

50-41

41-3232-26

26-20

Kecil

SedangCukup Besar 

Besar 

Tujuan

Mendeskripsikan ukuran ikan berdasarkan data target strength.

Grup   : ......................................

Tgl.   : ......................................

Page 24: Modul Praktikum Akustik Ilmu Keluatan (1)

8/10/2019 Modul Praktikum Akustik Ilmu Keluatan (1)

http://slidepdf.com/reader/full/modul-praktikum-akustik-ilmu-keluatan-1 24/43

24

Prosedur Kerja

a. Bahan

1. Alat tulis

2. Lembar kerja

c. Cara Kerja

Berdasarkan hasil survei di Perairan Laut Jawa, diperoleh data  target strength  sebagai

 berikut:

STRATAKEDALAMAN

  TS_MIN TS_AVERAGE TS_MAX (-)36-40 (-)41-50 (-)51-79,27

0-10 m -79.00 -70.67 -36.83   5% 20% 75%

11-20 m -73.30 -67.75 -39.93   5% 25% 70%

21-30 m -71.76 -62.73 -32.79   7% 23% 70%

31- 40 m -78.45 -60,58 -38.14   10% 25% 65%

41-50 m -78.74 -50,55 -37.68   20% 27% 53%

51-60 m -79.27 -40,55 -35.57   50% 30% 20%

61-70 m -77.11 -50,35 -34.03   25% 50% 25%

Demersal -72.11 -62.92 -34.28   10% 25% 65%

Hasil Pengamatan

1. Proporsi ukuran ikan pada tiap strata kedalaman………………………………2. Distribusi ukuran ikan secara vertikal …………………………………………

3. Buat diagram batang hubungan antara persentase target strength dengan

kedalaman ……………………………………………………………………..

4. Kriteria ukuran target berdasarkan Pasaribu (1988) …………………………..

Pembahasan1. Bagaimana proporsi ukuran ikan secara horisontal, mengapa kondisi itu bisa

terjadi?

2. Bagaimana distribusi ukuran ikan secara vertikal, mengapa bisa terjadi?

Page 25: Modul Praktikum Akustik Ilmu Keluatan (1)

8/10/2019 Modul Praktikum Akustik Ilmu Keluatan (1)

http://slidepdf.com/reader/full/modul-praktikum-akustik-ilmu-keluatan-1 25/43

25

Simpulan dan Saran

Nilai Akhir:...............................................................................Nama & Paraf Asisten: ............................................................

Grup: ......................................

Tgl: .........................................

Page 26: Modul Praktikum Akustik Ilmu Keluatan (1)

8/10/2019 Modul Praktikum Akustik Ilmu Keluatan (1)

http://slidepdf.com/reader/full/modul-praktikum-akustik-ilmu-keluatan-1 26/43

26

TOPIK 8: SONAR MAPPING

Teori Pengantar

Pengamatan kumpulan ikan (fish schooling) dapat dilakukan dengan menggunakan

SONAR. Di dalam pengamatan kumpulan ikan (fish schooling) dengan SONAR, teknik 

yang tepat dalam penghitungan fish schooling dapat memberikan informasi penting

tentang distribusi dan kepadatan (densitas) ikan.

Untuk kumpulan ikan yang berada dekat permukaan, hasil yang lebih baik bisa

didapat dengan menggunakan teknik side-scan SONAR, yaitu transduser diarahkan ke

samping (horizontal) dan arah pancaran (beam) tegak lurus terhadap lintasan kapal

survey (ship’s track).

Dengan cara ini, daerah yang luas di samping kapal dapat diamati. Metode ini disebut

 juga sebagai SONAR MAPPING

1. School Di mensions 

Pertama adalah menentukan dimensi panjang dari fish school yang diamati. Fish

school yang dihitung adalah yang berada di dalam band observasi, yaitu antara R1 dan

R2.

Grup   : ......................................

Tgl.   : ......................................

Page 27: Modul Praktikum Akustik Ilmu Keluatan (1)

8/10/2019 Modul Praktikum Akustik Ilmu Keluatan (1)

http://slidepdf.com/reader/full/modul-praktikum-akustik-ilmu-keluatan-1 27/43

27

Persamaan yang digunakan :

L = Vt – (R1 + R2) tan ( /2)

Keterangan:

L = true length (panjang sebenarnya)R1 = jarak terdekat schooling

R2 = jarak terjauh schooling

  = lebar beam transducer 

V = ship speed

t = time

Untuk dimensi lebar dari school dapat diketahui dengan cara koreksi dari gambar 

fish school yang tampak dalam echogram (layar echosounder).

Persamaannya adalah:

Keterangan :

w = true width (lebar sebenarnya)

w’ = lebar yang tampak dalam echogram

c = kecepatan suara (dalam air)

T = durasi pulsa akustik 

2. Size distri bution of school 

Fish school yang diamati pasti memiliki ukuran yang beragam dan masing-

masing mempunyai bentuk tidak beraturan (irregular). Dimensi panjang dan lebarnya

akan tidak sama.

Dalam observasi, biasanya diasumsikan bahwa semua fish school memiliki long

axis (sumbu panjang). Dan setiap sumbu panjang tersebut menghadap ke segala arah

dalam probabilitas yang sama.

Apabila semua fish school di- superimposed   maka bentuk yang tidak beraturan

(irregular) akan saling menggabung dan membentuk bangun yang lebih beraturan, yaitu

 berupa lingkaran dengan lebar (diameter) = w

Sehingga expected area (luas yang diharapkan) dari fish school dirumuskan :

Page 28: Modul Praktikum Akustik Ilmu Keluatan (1)

8/10/2019 Modul Praktikum Akustik Ilmu Keluatan (1)

http://slidepdf.com/reader/full/modul-praktikum-akustik-ilmu-keluatan-1 28/43

28

Keterangan :

A = luas yang diharapkan dari fish school

w = diameter rata-rata dari fish school

Bila diasumsikan bahwa setiap fish school berbentuk ellips maka luas dari setiap fish

school dirumuskan :

Hasil penghitungan fish school disajikan dalam bentuk histogram dengan

 beberapa ukuran kelas. Misalnya adalah dari hasil penghitungan didapatkan sebanyak 

 Ni’ fish school dengan ukuran kelas i dan wi   adalah lebar kelas (diameter). Dan fish

school yang dihitung adalah fish school yang berada di dalam band observasi.

Sehingga hasil penghitungan tersebut harus dikoreksi dengan persamaan :

Keterangan :

Page 29: Modul Praktikum Akustik Ilmu Keluatan (1)

8/10/2019 Modul Praktikum Akustik Ilmu Keluatan (1)

http://slidepdf.com/reader/full/modul-praktikum-akustik-ilmu-keluatan-1 29/43

29

 Ni  = jumlah fish school terkoreksi

 Ni’ = jumlah fish school dari histogram (fish school yang terekam dalam echogram)

B = lebar band observasi

wi   = lebar kelas (diameter) dalam histogram

3. Abun dance estim ation 

Selain mengetahui ukuran (dimensi) dari fish school, Sonar mapping juga bisa

digunakan untuk mengestimasi kelimpahan dari target species. Bila total jarak yang

ditempuh kapal selama survey adalah D, maka proporsi fish school dalam seluruh area

survey dirumuskan :

Dan bila total luas seluruh area survey = As   dan kepadatan dalam fish school =  

(species/m3), maka jumlah total species diestimasi dengan persamaan :

Tujuan

Menentukan dimensi fish school dan mengestimasi kelimpahan fish school dengan

teknik side scan mapping

.

Prosedur Kerja

a. Bahan

1. Alat tulis

2. Lembar kerja

c. Cara Kerja

1.  Menentukan true length dari fish school bila fish school diamati dalam selang waktu

20 detik pada jarak antara 250 m- 350 m. Kecepatan kapal adalah 10 knot (1knot =

0,513 m/s). Dan lebar beam transducer () adalah 40.

2. Diberikan data histogram sebagai berikut :

Page 30: Modul Praktikum Akustik Ilmu Keluatan (1)

8/10/2019 Modul Praktikum Akustik Ilmu Keluatan (1)

http://slidepdf.com/reader/full/modul-praktikum-akustik-ilmu-keluatan-1 30/43

30

Tentukan i dan wi dari histogram tersebut.

Tentukan (estimasi) Ni’ dari histogram tersebut.

Bila lebar band observasi 100 meter, tentukan Ni terkoreksi.

3. Total jarak yang ditempuh kapal selama survey adalah 10.000 meter. Tentukan

 proporsi area (P) yang ditempati fish school.

Bila diprediksi kepadatan fish school adalah 50 species/m3, tentukan total species

(Q) dalam fish school.

Hasil Pengamatan

1. Dimensi fish school yang diperoleh ……………………………………………

2. Jumlah total spesies ikan dalam fish school….. ……………………………….

Pembahasan1. Bagaimana dimensi fish school yang diperoleh?

2. Berapa jumlah total ikan dalam fish school, dan faktor apa yang menentukan

kelimpahan ikan dalam fish school?

Page 31: Modul Praktikum Akustik Ilmu Keluatan (1)

8/10/2019 Modul Praktikum Akustik Ilmu Keluatan (1)

http://slidepdf.com/reader/full/modul-praktikum-akustik-ilmu-keluatan-1 31/43

31

Simpulan dan Saran

Nilai Akhir:...............................................................................Nama & Paraf Asisten: ............................................................

Grup: ......................................

Tgl: .........................................

Page 32: Modul Praktikum Akustik Ilmu Keluatan (1)

8/10/2019 Modul Praktikum Akustik Ilmu Keluatan (1)

http://slidepdf.com/reader/full/modul-praktikum-akustik-ilmu-keluatan-1 32/43

32

TOPIK 9: ECHOSOUNDER MAPPING

Teori Pengantar

Side scan technique hanya memberikan hasil yang baik untuk survey pada lapisan yang

dekat dengan permukaan. Untuk kasus fish school terdistribusi lebih luas hingga

kedalaman cukup dalam, lebih dimungkinkan untuk menghitung fish school dengan

cara konvensional yaitu downward looking echosounder (echosounder yang diarahkanke bawah=vertical).

Dalam echosounder mapping, tampilan dalam echogram menunjukkan cross

section (penampang melintang) dari fish school. Dari echogram tersebut dapat

ditentukan dimensi panjang (length) dan tinggi (height).

Abun dance estim ation 

Diasumsikan bahwa sepanjang lintasan survey (survey track), echosounder akan

memotong (cross) setiap fish school yang ada dibawahnya. Bila selama survey

didapatkan banyak fish school, dan rata-rata panjang adalah , maka diameter rata-rata

dari fish school adalah :

Dan luas rata-rata dari fish school adalah :

Dan bila Hi   adalah tinggi (height) dari school ke-i yang diukur dari echogram, dan Li

adalah panjang dari school ke-i, maka volume dari fish school yang diamati dirumuskan

:

Grup   : ......................................

Tgl.   : ......................................

Page 33: Modul Praktikum Akustik Ilmu Keluatan (1)

8/10/2019 Modul Praktikum Akustik Ilmu Keluatan (1)

http://slidepdf.com/reader/full/modul-praktikum-akustik-ilmu-keluatan-1 33/43

33

Tujuan

Menentukan dimensi fish school dan mengestimasi kelimpahan fish school dengan

echosounder mapping

.

Prosedur Kerja

a. Bahan

1. Alat tulis

2. Lembar kerja

c. Cara Kerja

1. Diberikan data histogram berdasarkan survey dengan echosounder sebagai berikut :

Keterangan :

a. Jumlah yang diamati berdasarkan length class

 b. Distribusi kumulatif berdasarkan length class

c. Jumlah estimasi berdasarkan diameter (height) class

Page 34: Modul Praktikum Akustik Ilmu Keluatan (1)

8/10/2019 Modul Praktikum Akustik Ilmu Keluatan (1)

http://slidepdf.com/reader/full/modul-praktikum-akustik-ilmu-keluatan-1 34/43

34

2. Berdasarkan histogram tersebut, estimasikan Li   dan Hi   (panjang dan tinggi fish

school kelas ke-i).

3. Estimasikan volume dari seluruh fish school yang diamati.

4. Bila kepadatan fish school adalah 50 species/m3, tentukan jumlah total species

dalam fish school yang diamati.

Hasil Pengamatan

1. Dimensi fish school yang diperoleh ……………………………………………

2. Volume fish school yang ada …………………………………………………..

3. Jumlah total spesies ikan dalam fish school….. ……………………………….

Pembahasan1. Bagaimana dimensi fish school yang diperoleh?

2. Berapa jumlah total ikan dalam fish school, dan faktor apa yang menentukan

kelimpahan ikan dalam fish school?

Page 35: Modul Praktikum Akustik Ilmu Keluatan (1)

8/10/2019 Modul Praktikum Akustik Ilmu Keluatan (1)

http://slidepdf.com/reader/full/modul-praktikum-akustik-ilmu-keluatan-1 35/43

35

Simpulan dan Saran

Nilai Akhir:...............................................................................Nama & Paraf Asisten: ............................................................

Grup: ......................................

Tgl: .........................................

Page 36: Modul Praktikum Akustik Ilmu Keluatan (1)

8/10/2019 Modul Praktikum Akustik Ilmu Keluatan (1)

http://slidepdf.com/reader/full/modul-praktikum-akustik-ilmu-keluatan-1 36/43

36

TOPIK 10: SURVEI AKUSTIK 

Teori Pengantar

Survey akustik dilakukan untuk mendapatkan data dari daerah kajian. Data yang umum

didapatkan berupa data kedalaman dasar, data sedimen dasar dan data fish school.

Selain itu diperlukan data pendukung yang dapat membantu dalam analisa data, berupa

data temperature, data salinitas, dan data posisi geografis (lintang-bujur).

Beberapa masalah praktis dalam survey akustik biasanya berkaitan dengan

keterbatasan instrument yang digunakan. Sehingga harus dipahami cara penggunaan

instrument dengan benar dan mengetahui factor-factor yang dapat mempengaruhi

kinerja instrument yang digunakan.

Hambatan lain dalam survey akustik adalah biasanya daerah yang harus

disurvey sangat luas, sedangkan kemampuan swapping instrument sangat sempit.

Sehingga untuk bisa meng-cover daerah yang sangat luas diperlukan waktu survey yang

sangat lama. Juga masalah statistic yang dapat timbul akibat error dan bias dari strategi

sampling yang dilakukan.

Tujuan survey akustik adalah untuk mendapatkan informasi yang sangat

 bermanfaat. Sehingga harus di desain dengan tepat prosedur dan strategi sampling.

Dengan demikian akan didapatkan informasi yang lebih akurat dengan sumberdaya

yang terbatas.

TujuanMelakukan survei akustik dengan menggunakan echosounder untuk mendapatkan data

kedalaman dan sedimen dasar.

.

Prosedur Kerja

a. Alat dan Bahan

1. Echosounder (dilengkapi sumber daya)

2. Accu 2 volt 2 buah

3. Kapal

Grup  : ......................................

Tgl.   : ......................................

Page 37: Modul Praktikum Akustik Ilmu Keluatan (1)

8/10/2019 Modul Praktikum Akustik Ilmu Keluatan (1)

http://slidepdf.com/reader/full/modul-praktikum-akustik-ilmu-keluatan-1 37/43

37

4. Tali dan bandul pengukur kedalaman/bambu

3. GPS dan kompas

4. Grab sampler 

5. Thermometer dan refraktometer 

6. Aquadest dan tissue

7. Alat tulis

8. Lembar kerja

b. Cara Kerja

1. Survey dilakukan dengan cara tracking menggunakan kapal

2. Echosounder diset pada posisi yang tetap ( fixed ) di kapal, dan transducer dipasang di

 badan kapal (ditempel) pada posisi tegak (horizontal) dan harus terikat kuat.

3. Lintasan survey di desain parallel transect, dengan panjang lintasan sekitar 500

meter, dan jarak antara lintasan sekitar 100 meter 

4. Pada setiap lintasan survey dicatat :

a. Waktu (jam)

 b. Posisi lintang dan bujur 

c. Kedalaman setiap interval 50 meter (data kedalaman dapat juga di save di dalam

echosounder)

Page 38: Modul Praktikum Akustik Ilmu Keluatan (1)

8/10/2019 Modul Praktikum Akustik Ilmu Keluatan (1)

http://slidepdf.com/reader/full/modul-praktikum-akustik-ilmu-keluatan-1 38/43

38

d. Sedimen dasar (tingkat kekerasan sedimen dasar dapat dibedakan dari warna pada

layar echosounder)

5. Pada setiap lintasan survey juga dilakukan :

a. Pengukuran Temperatur ( di 3 titik)

 b. Pengukuran Salinitas ( di 3 titik)

c. Pengambilan sedimen dasar ( di 3 titik)

6. Data hasil pengamatan selama survey kemudian diplotkan 3 dimensi dengan

menggunakan software Surfer.

Hasil Pengamatan

1. Profil Temperatur 3 dimensi …………………………………………………2. Profil Salinitas 3 dimensi ……………………………………………………

3. Profil Kedalaman 3 dimensi….. ……………………………………………

4. Distribusi sedimen …………………………………………………………

Pembahasan

1. Deskripsikan profil temperatur, salinitas, kedalaman dan jenis sedimen di

daerah pengamatan

Page 39: Modul Praktikum Akustik Ilmu Keluatan (1)

8/10/2019 Modul Praktikum Akustik Ilmu Keluatan (1)

http://slidepdf.com/reader/full/modul-praktikum-akustik-ilmu-keluatan-1 39/43

Page 40: Modul Praktikum Akustik Ilmu Keluatan (1)

8/10/2019 Modul Praktikum Akustik Ilmu Keluatan (1)

http://slidepdf.com/reader/full/modul-praktikum-akustik-ilmu-keluatan-1 40/43

40

TOPIK 11: PENGGUNAAN FREKWENSI BUNYI DAN LEBAR DETEKSIDASAR SONAR 

Teori Pengantar

Frekwensi didefinisikan sebagai banyaknya getaran (cycle wave) bunyi tiap detik.

Frekwensi berkaitan dengan panjang gelombang bunyi, dengan hubungan yang

 berbanding terbalik, jadi semakin tinggi frekwensi maka panjang gelombang semakin

 pendek. Sebaliknya semakin rendah frekwensi bunyi makan panjang gelombang bunyi

yang terbentuk akan semakin panjang. Hubungan ini diformulasikan sebagai berikut:

C = kecepatan bunyi; λ = panjang gelombang; f = frekwensi bunyi

Perubahan panjang gelombang bunyi akan berpengaruh terhadap perubahan amplitudo

gelombang bunyi, semakin panjang gelombang bunyi maka akan semakin tinggi (lebar 

 jika dipancarkan vertikal) amplitudonya. Hal ini menyebabkan ada keterkaitan antara

frekwensi bunyi yang digunakan dengan lebar deteksi dasar. Semakin tinggi frekwensi

 bunyi yang digunakan maka semakin sempit lebar deteksi dasarnya, sebaliknya

semakin kecil frekwensi yang digunakan maka semakin lebar deteksi dasarnya. Lebar 

deteksi dasar menentukan luasan kolom atau dasar perairan yang bisa dideteksi oleh

echosounder, sebagaimana ilustrasi pada Gambar di bawah.

Grup   : ......................................

Tgl.   : ......................................

Page 41: Modul Praktikum Akustik Ilmu Keluatan (1)

8/10/2019 Modul Praktikum Akustik Ilmu Keluatan (1)

http://slidepdf.com/reader/full/modul-praktikum-akustik-ilmu-keluatan-1 41/43

41

Tujuan

Menentukan lebar deteksi dasar dari berbagai frekwensi yang digunakan.

.

Prosedur Kerja

a. Bahan

1. Alat tulis

2. Lembar kerja

c. Cara Kerja

Dalam survei ada berbagai pilihan frekwensi yang bisa digunakan, diantaranya:

1. 40 kHz, lebar deteksi 15˚

2. 50 k Hz, lebar deteksi 46˚

3. 200 kHz, lebar deteksi 10˚

4. 400 kHz, lebar deteksi 5˚

Kedalaman perairan bervariasi yaitu 100 m, 200 m, 400 m dan 600 m.

Hitunglah:

1. Lebar deteksi dasar perairan pada masing-masing frekwensi yang digunakan

 pada variasi kedalaman.

2. Luasan deteksi dasar pada 1   snap shoot   pada masing-masing frekwensi yang

digunakan pada variasi kedalaman.

Lebar Deteksi Dasar

Page 42: Modul Praktikum Akustik Ilmu Keluatan (1)

8/10/2019 Modul Praktikum Akustik Ilmu Keluatan (1)

http://slidepdf.com/reader/full/modul-praktikum-akustik-ilmu-keluatan-1 42/43

42

Hasil Pengamatan

3. Tabulasi lebar deteksi dasar pada variasi frekwensi dan kedalaman ……………

4. Tabulasi luasan dasar pada variasi frekwensi dan kedalaman ……………

Pembahasan

1. Deskripsikan lebar deteksi dasar yang bisa dideteksi echosounder pada variasi

frekwensi dan kedalaman? Mengapa bisa terjadi demikian?

2. Deskripsikan luasan dasar yang bisa dideteksi echosounder pada variasi

frekwensi dan kedalaman?

Simpulan dan Saran

Nilai Akhir:...............................................................................Nama & Paraf Asisten: ............................................................

Grup: ......................................

Tgl: .........................................

Page 43: Modul Praktikum Akustik Ilmu Keluatan (1)

8/10/2019 Modul Praktikum Akustik Ilmu Keluatan (1)

http://slidepdf.com/reader/full/modul-praktikum-akustik-ilmu-keluatan-1 43/43

DAFTAR PUSTAKA

Caruthers, J.W. 1977. Fundamentals of Marine Acoustics. 1-st edition. Elsevier 

Oceanography Series.

MacLennan dan Simmons. 1992. Fisheries Acoustics. Chapman & Hall, London,

325 p.

Garmin Corporation. 2011. GPSMAP 580/585 Manual. Garmin International, Inc.

Cansas USA.

Mitson, R.B. 1991. Fisheries SONAR. Wiley-Blackwell Publisher.

Pasaribu, BP. 1988. Pengembangan Algoritma untuk Pemetaan Sumberdaya Ikandengan Teknologi Akustik di Perairan Selat Sunda. Laporan Riset Unggulan

Terpadu V, Kantor Menteri Negara Riset dan Teknologi, Dewan Riset

 Nasional, Jakarta, 66 hal.

Urick, R.J. 1983. Principle of Underwater Sound. 3-rd edition. Peninsula

Publication USA.