Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

130
Dalam satu dasawarsa belakangan perkembangan segala aspek di dunia ini begitu hebatnya. Sehingga telah memberi dampak yang menyentuh seluruh aspek kehidupan manusia. Salah satu aspek tersebut adalah komunikasi. Karena itu, tidak aneh kalau akhir- akhir ini banyak orang yang tertarik untuk mempelajari dan mengembangkan kemampuan (kompetensi) berkomunikasi. Kemampuan berkomunikasi memang merupakan suatu hal yang sangat fundamental bagi kehidupan manusia, Dengan mampu berkomuniksi dengan baik kita bisa membentuk saling pengertian, menumbuhkan persahabatan, memelihara kasih sayang mengembangkan karier, Sebaliknya dengan kemampuan berkomunikasi yang buruk, kita juga memupuk perpecahan, menanamkan kebencian dan menghambat kemajuan. Kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan dan keterampilan yang harus dimiliki oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya. Setiap orang disadari atau tidak memeiliki kompetensi didalam dirinya. Kompetensi dimaknai pula sebagai pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir, dan bertindak. Kompetensi dapat pula dimaksudkan sebagai kemampuan melaksanakan tugas yang diperoleh melalui pendidikan dan/atau latihan 1 . Jadi kompetensi menurut saya adalah pengetahuan atau ketrampilan seseorang yang cukup memadai tentang suatu hal. Kompetensi yang dimiliki setiap orang pasti berbeda-beda tergantung keterampilan dan tugas yang ia laksanakan. Begitupun dalam komunikasi. Setiap orang tidak lepas dari apa yang namanya berkomunikasi. Kompetensi komunikasi adalah pengetahuan atau Kompetensi Komunikasi 1

description

Ini tugas mata kuliah Perencanaan Program Pelatihan Komunikasi Jurusan manajemen komunikasi Fikom Unpad, konsentrasi Communication Training and Consulting

Transcript of Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

Page 1: Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

Dalam satu dasawarsa belakangan perkembangan segala aspek di

dunia ini begitu hebatnya. Sehingga telah memberi dampak yang

menyentuh seluruh aspek kehidupan manusia. Salah satu aspek tersebut

adalah komunikasi. Karena itu, tidak aneh kalau akhir-akhir ini banyak orang

yang tertarik untuk mempelajari dan mengembangkan kemampuan

(kompetensi) berkomunikasi. Kemampuan berkomunikasi memang

merupakan suatu hal yang sangat fundamental bagi kehidupan manusia,

Dengan mampu berkomuniksi dengan baik kita bisa membentuk saling

pengertian, menumbuhkan persahabatan, memelihara kasih sayang

mengembangkan karier, Sebaliknya dengan kemampuan berkomunikasi

yang buruk, kita juga memupuk perpecahan, menanamkan kebencian dan

menghambat kemajuan.

Kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan dan keterampilan

yang harus dimiliki oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya. Setiap

orang disadari atau tidak memeiliki kompetensi didalam dirinya. Kompetensi

dimaknai pula sebagai pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang

direfleksikan dalam kebiasaan berfikir, dan bertindak. Kompetensi dapat pula

dimaksudkan sebagai kemampuan melaksanakan tugas yang diperoleh

melalui pendidikan dan/atau latihan1. Jadi kompetensi menurut saya adalah

pengetahuan atau ketrampilan seseorang yang cukup memadai tentang

suatu hal.

Kompetensi yang dimiliki setiap orang pasti berbeda-beda tergantung

keterampilan dan tugas yang ia laksanakan. Begitupun dalam komunikasi.

Setiap orang tidak lepas dari apa yang namanya berkomunikasi. Kompetensi

komunikasi adalah pengetahuan atau keterampilan yang cukup memadai

dalam komunikasi. Menurut Slocum dan Hellriegel2 (2009), dalam

penyampaian pesan, agar pesan tersebut mampu diterima oleh komunikan

secara efektif, seorang komunikator

1 http://hanstoe.wordpress.com/2009/02/21/pengertian-kompetensi/ (6 Maret 2010 06:24 WIB)

Kompetensi Komunikasi 1

Page 2: Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

harus memiliki kemampuan mengolah pesan, terampil dalam menggunakan

komunikasi nonverbal dan verbal, dan mampu melihat kondisi lingkungan

baik didalam maupun diluar diri komunikan. Kesemuanya itu merupakan

kompetensi komunikasi yang harus dimiliki oleh komunikator.

Dalam modul ini disediakan berbagai macam kompetensi-kompetensi

dalam komunikasi. Diantaranya beberapa konsep-konsep dasar tentang

komunikasi, penjelasan mengapa seorang komunikator yang kompeten

harus memahami diri sendiri dan orang lain, dan mempelajari hubungan

antar pribadi. Modul ini pun memberikan konsep komunikasi verbal dan

nonverbal serta penerapannya serta disediakan pelatihan tentang listening.

Segala pelatihan di modul ini memberikan dampak positif yang sangat besar

untuk peserta pelatihan. Dengan pelatihan ini, peserta mampu

mengembangkan kompetensi komunikasinya ke arah yang diinginkan agar

segala bentuk kegiatan komunikasi yang dilakukannya teraarah dan efektif.

2 http://hanstoe.wordpress.com/2009/02/21/pengertian-kompetensi/ (6 Maret 2010 07.09 WIB)

Kompetensi Komunikasi 2

Page 3: Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

Kompetensi Komunikasi 3

Page 4: Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

COVER.......................................................................................... 1

TRAINING OVERVIEW..................................................................... 1

MIND MAPPING.............................................................................. 3

DAFTAR ISI.................................................................................... 4

TUJUAN PEMBELAJARAN ................................................................ 6

SELF ASSESMENT ......................................................................... 7

MODUL PELATIHAN........................................................................ 11

Modul 1: Konsep Dasar Kompetensi Komuikasi........................... 11

Pengertian Komunikasi................................................................. 16

Komponen Kompetensi Komunikasi............................................. 18

Fungsi Kompetensi Komunikasi.................................................... 21

Kualitas Kompetensi Komunikasi.................................................. 22

Modul 2: Komunikasi Verbal....................................................... 26

Pengertian Komunikasi Verbal ..................................................... 31

Pentingnya Komunikasi Verbal..................................................... 31

Bahasa dan Makna....................................................................... 32

Rintangan Untuk Kesuksesan Komunikasi.................................... 35

Penggunaan Bahasa Secara Efektif.............................................. 37

Modul 3: Komunikasi Nonverbal................................................. 45

Pengertian Komunikasi Nonverbal................................................ 51

Fungsi Komunikasi Nonverbal....................................................... 51

Penampilan Fisik........................................................................... 53

Interaksi........................................................................................ 54

Sentuhan...................................................................................... 55

Suara dan Parabahasa.................................................................. 56

Bahasa Tubuh, Muka dan Mata..................................................... 57

Modul 4: Memahami Diri Sendiri dan Orang Lain......................... 66

Konsep Diri Anda.......................................................................... 71

Kompetensi Komunikasi 4

Page 5: Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

Persepsi - Inti Komunikasi............................................................. 73

Meningkatkan Keakuratan Persepsi.............................................. 77

Modul 5: Listening .................................................................... 83

Konsep Dasar Listening................................................................ 88

Macam-macam Gaya Listening ................................................... 91

Teknik Meningkatkan Keterampilan Listening.............................. 91

Listening Empathic....................................................................... 92

Modul 6: Komunikasi Antarpribadi.............................................. 98

Konsep Dasar Komunikasi Antarpribadi........................................102

Proses Komunikasi Antarpribadi...................................................104

Hubungan Komunikasi Antarpribadi.............................................106

SUMBER RUJUKAN.........................................................................111

Kompetensi Komunikasi 5

Page 6: Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

1. Tujuan Pembelajaran Umum

Setelah mengikuti pelatihan kompetensi komunikasi secara keseleruhan,

peserta diharapkan dapat:

a. Memahami konsep penting komunikasi kompetensi,

b. Berkompeten dalam bidang komunikasi,

c. Meningkatkan kemampuan komunikasi, dan

d. Meningkatkan kemampuan listening.

2. Tujuan Pembelajaran Khusus

Setelah mengikuti pelatihan kompetensi komunikasi secara keseleruhan,

peserta diharapkan dapat:

a. Mengetahui, memahami, menerima, merespon, dan menilai konsep dasar

kompetensi komunikasi,

b. Mengetahui dan memahami perbedaan komunikasi verbal dan nonverbal,

c. Mampu berkomunikasi efektif melalui komunikasi verbal dan nonverbal,

d. Mengetahui dan memahami konsep diri sendiri dan orang lain,

e. Mengetahui, memahami, menerima, merespon dan menilai konsep

listening,

f. Mengetahui, memahami, menerima, merespon dan menilai konsep dasar

konteks komunikasi: Komunikasi Antarpribadi

Kompetensi Komunikasi 6

Page 7: Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

MENILAI KEMAMPUAN KOMPETENSI KOMUNIKASI3

Instruksi: Jawab setiap pernyataan dibawah ini dengan jujur seperti yang saat

ini beralaku pada anda dalam percakapan biasa dengan orang lain.

No PERNYATAAN

1

Sangat

tidak

setuju

2

Sedikit

tidak

setuju

3

Tidak

pasti

4

Sedikit

setuju

5

Sangat

Setuju

1Saya ingin menyesuaikan perilaku komunikasi saya untuk

memenuhi harapan orang lain.

2Saya punya cukup pengetahuan dan pengalaman untuk

beradaptasi dengan harapan orang lain.

3Saya menggunakan berbagai perilaku, termasuk keterbukaan

diri dan kecerdasan, untuk beradaptasi dengan orang lain.

4 Saya ingin terlibat dalam percakapan saya dengan orang lain.

5Saya tahu bagaimana menanggapi karena aku cerdas dan

penuh perhatian kepada perilaku orang lain.

6Saya menunjukkan keterlibatan saya dalam komunikasi

nonverbal dan komunikasi verbal.

7Saya ingin membuat percakapan saya dengan orang lain

berjalan lancar.

8Saya tahu bagaimana mengubah topik dan mengendalikan

nada percakapan saya.

9 Sangat mudah bagi saya untuk mengelola percakapan.

10 Saya ingin memahami sudut pandang dan emosi orang lain

11

Saya tahu bahwa empati berarti mencoba untuk melihat

melalui mata mereka dan merasakan apa yang mereka

rasakan

12 Saya menunjukkan pemahaman saya tentang orang lain

Kompetensi Komunikasi 7

Page 8: Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

dengan mencerminkan pikiran dan perasaan kepada mereka.

13Saya termotivasi untuk memperoleh tujuan percakapan yang

saya tetapkan untuk diri sendiri.

14

Setelah saya menetapkan tujuan interpersonal untuk diri

sendiri, saya tahu langkah yang harus diambil untuk

mencapainya.

15 Saya berhasil mencapai tujuan antarpribadi saya.

16Saya ingin berkomunikasi dengan orang lain dengan cara

yang tepat

17 Saya sadar aturan-aturan yang membimbing perilaku sosial

18Aku bertindak dengan cara-cara yang memenuhi tuntutan

situasional.

Kategori “Sangat tidak setuju” mendapat nilai 1, “Sedikit tidak setuju” 2, “tidak pasti” 3,

“Sedikit setuju” 4, dan “Sangat Setuju” 5. Secara keseluruhan total harus berkisar

antara 18 – 90. Nilai tertinggi mengindikasikan memiliki kompetensi komunikasi

yang lebih, dan sebaliknya nilai terendah mengindikasikan memiliki kompetensi

komunikasi yang rendah.

Model Kompetensi Komunikasi

Motivasi (pertanyaan no 1, 4, 7, 10, 13, dan 16)

Ini adalah keinginan Anda untuk pendekatan atau menghindari

percakapan dan / atau situasi sosial. Tujuan Anda (apa yang Anda

inginkan dan dengan siapa) memotivasi Anda untuk bertindak. Anda

percaya diri atau kurang percaya diri bahwa Anda akan berhasil

mempengaruhi motivasi Anda

Pengetahuan (pertanyaan no 2, 5, 8, 11, 14, dan17)

Ini melibatkan cara untuk mengetahui bagaimana harus

bertindak. Setelah Anda memutuskan untuk mengejar tujuan percakapan,

Anda membuat rencana untuk mendapatkannya. Pengalaman

sebelumnya dan / atau mengamati informasi pengetahuan kamu yang

lain

Kompetensi Komunikasi 8

Page 9: Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

Skill (pertanyaan no 3, 6, 9, 12, 15, and 18)

Ini melibatkan perilaku yang benar-benar dilakukan. Anda mungkin

termotivasi dan pengetahuan tentang bagaimana bertindak dalam situasi

tertentu, tetapi tidak memiliki keterampilan dasar.

Kriteria Untuk Mengevaluasi Kompetensi Komunikasi

Kemampuan Beradaptasi (Periksa nilai pada butir 1, 2, 3)

Skor ini mencerminkan kemampuan Anda untuk mengubah perilaku dan

tujuan untuk memenuhi kebutuhan interaksi, juga dikenal sebagai

"fleksibilitas"

Keterlibatan percakapan (Periksa nilai pada butir 4, 5, 6)

Skor ini mencerminkan kemampuan Anda untuk terlibat secara kognitif

dalam percakapan dan menunjukkan keterlibatan melalui interaksi

perilaku seperti kepala mengangguk, isyarat vokal, dll

Mengetur percakapan (Periksa nilai pada butir 7, 8, 9)

Skor ini mencerminkan kemampuan Anda untuk mengatur

mengendalikan percakapan melalui topik, menyesuaikan diri dengan

perubahan topik, menyela, dan mengajukan pertanyaan.

Sikap Empati (Periksa nilai pada butir 10, 11, 12)

Skor ini mencerminkan kemampuan Anda untuk menampilkan

percakapan pasangan Anda bahwa Anda memahami / situasinya atau

bahwa Anda berbagi / reaksi emosionalnya dengan situasi.

Efektifitas (Periksa nilai pada butir 13, 14, 15)

Skor ini mencerminkan kemampuan Anda untuk mencapai tujuan yang

Anda miliki untuk percakapan.

Kesesuaian (Periksa nilai pada butir 16, 17, 18)

Kompetensi Komunikasi 9

Page 10: Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

Skor ini mencerminkan kemampuan Anda untuk menegakkan harapan

suatu situasi tertentu dengan berperilaku dari cara-cara orang lain yang

anda harapkan.

3 http://www.austincc.edu/colangelo/1318/interpersonalcommunicationcompetence.htm (6 Maret

2010 13:34 WIB)

MODUL 1: Kompetensi Komunikasi10

Page 11: Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

KONSEP DASAR KOMPETENSI KOMUNIKASI

1.Tujuan Pembelajaran

1.1 Tujuan Pembelaran Umum:

Setelah mengikuti pelatihan Kompetensi Komunikasi, sesi “Konsep

Dasar Kompetensi Komunikasi”, peserta diharapkan dapat:

Mengetahui, memahami, menerima, merespon, dan menilai konsep

dasar kompetensi komunikasi

1.2 Tujuan Pembelaran Khusus:

Setelah mengikuti pelatihan Kompetensi Komunikasi, sesi “Konsep

Dasar Kompetensi Komunikasi”, peserta diharapkan dapat:

Memahami pengertian komunikasi

Mengetahui dan memahami komponen-komponen dalam

komunikasi

Mengetahui dan memahami fungsi kompetensi komunikasi

Mengetahui dan memahami kualitas kompetensi komunikasi

2.Waktu

Lama proses penyampaian materi adalah 120 menit (dua jam).

3.Metode Penyajian

Penyampaian materi dilakukan dengan metode:

Ceramah

Tanya-jawab, dan

Diskusi.

4.Alat Penyajian

Penyampaian materi menggunakan dan disajikan dengan:

Kompetensi Komunikasi11

Page 12: Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

Notebook

LCD Projector

Whiteboard

Spidol

Kertas dan alat tulis bagi masing-masing peserta

Handout

5.Teknik Evaluasi

Teknik evaluasi dilakukan dengan metode tertulis dan lisan

6.Pengaturan Tempat

Pelatihan dilakukan di ruangan yang cukup besar dan dilengkapi dengan

kursi yang cukup nyaman serta suhu udara yang sejuk. Pengaturan tempat

duduknya berbentuk theatre style atau berbentuk U.

7.Langkah-Langkah

Memulai pelatihan dengan menyapa peserta pelatihan.

Memperkenalkan diri.

Melakukan tanya jawab sebagai sesi perkenalan.

Membagikan lembar pre-test.

Membagikan handout.

Menjelaskan materi “pengertian komunikasi.”

Menjelaskan materi “komponen-komponen kompetensi komunikasi.”

Menjelaskan materi “fungsi kompetensi komunikasi.”

Menjelaskan materi “kualitas kompetensi komunikasi”

Membuka sesi pertanyaan dan diskusi.

Membagikan lembar post-test.

Kompetensi Komunikasi12

Page 13: Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

Memberi kesimpulan dan menutup sesi pelatihan.

8.Panduan Pelaksanaan Modul

1. Pokok Bahasan Konsep Dasar Kompetensi Komunikasi

2. Sub Pokok Bahasan

1. Pengertian Komunikasi

2. Komponen Kompetensi Komunikasi

3. Fungsi Kompetensi Komunikasi

4. Kualitas Kompetensi Komunikasi

3. Tujuan Umum

Mengetahui, memahami, menerima, merespon, dan menilai konsep

dasar kompetensi komunikasi

4. Tujuan Khusus

1. Memahami pengertian komunikasi

2. Mengetahui dan memahami komponen-komponen dalam

komunikasi

3. Mengetahui dan memahami fungsi kompetensi komunikasi

4. Mengetahui dan memahami kualitas kompetensi komunikasi

Kompetensi Komunikasi13

Page 14: Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

5. Metode

Ceramah

Tanya-jawab, dan

Diskusi

6. Waktu 120 menit (2 jam)

7. Alat Penyajian

Notebook

LCD Projector

Whiteboard

Spidol

Kertas dan alat tulis bagi peserta

Handout

8. Teknik Evaluasi Tertulis dan lisan

9. Pengaturan TempatRuangan ber-AC dengan penataan kursi berbentuk theatre style

atau bentuk U

9.Langkah – Langkah

Langkah-Langkah Kegiatan Waktu

1. Memulai pelatihan dengan menyapa peserta

pelatihan.

2 menit

2. Memperkenalkan diri. 3 menit

3. Melakukan tanya jawab sebagai sesi

perkenalan

5 menit

4. Membagikan lembar pre-test. 5 menit

5. Membagikan handout 5 menit

6. Menjelaskan materi “pengertian

komunikasi.”

20 menit

7. Menjelaskan materi “komponen-komponen

kompetensi komunikasi.”

20 menit

Kompetensi Komunikasi14

Page 15: Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

8. Menjelaskan materi “fungsi kompetensi

komunikasi”

20 menit

9. Menjelaskan materi “kualitas kompetensi

komunikasi”

20 menit

10.Membuka sesi pertanyaan dan diskusi. 10 menit

11.Membagikan lembar post-test. 5 menit

12.Memberi kesimpulan dan menutup sesi

pelatihan.

5 menit

Jumlah Jam Pelatihan (JJP) 120 menit

Kompetensi Komunikasi15

Page 16: Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

10. Materi

10.1 Pengertian Komunikasi

Pada materi ini, modul yang di sajikan akan membahas

pengertian komunikasi dari berbagai tokoh komunikasi terkemuka

di dunia, elemen – elemen komunikasi dan karakteristik komunikasi.

Banyak pengertian yang telah dirumuskan oleh beberapa tokoh dunia. Salah

satunya adalah menurut Harold Laswell, menururt dia komunikasi adalah

gambaran mengenai siapa, mengatakan apa, melalui media apa,

kepada siapa, dan apa efeknya. Jadi menurut dia Komunikasi pada

dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa?

mengatakan apa? dengan saluran apa? kepada siapa? dengan

akibat atau hasil apa? (who? says what? in which channel? to

whom? with what effect?). Analisis 5 unsur menurut Lasswell:

1. Who? (siapa/sumber).

Sumber/komunikator adalah pelaku utama/pihak yang

mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi atau yang memulai

suatu komunikasi,bisa seorang

individu,kelompok,organisasi,maupun suatu negara sebagai

komunikator.

2. Says What? (pesan).

Apa yang akan disampaikan/dikomunikasikan kepada

penerima(komunikan), dari sumber(komunikator)atau isi

informasi.Merupakan seperangkat symbol verbal/non verbal

yang mewakili perasaan,nilai,gagasan/maksud sumber tadi. Ada

3 komponen pesan yaitu makna,symbol untuk menyampaikan

makna,dan bentuk/organisasi pesan.

3. In Which Channel? (saluran/media).

Wahana/alat untuk menyampaikan pesan dari

komunikator(sumber) kepada komunikan(penerima) baik secara

langsung(tatap muka),maupun tidak langsung(melalui media

cetak/elektronik dll).

Kompetensi Komunikasi16

Page 17: Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

4. To Whom? (untuk siapa/penerima).

Orang/kelompok/organisasi/suatu negara yang menerima pesan

dari sumber.Disebut

tujuan(destination)/pendengar(listener)/khalayak(audience)/kom

unikan/penafsir/penyandi balik(decoder).

5. With What Effect? (dampak/efek).

Dampak/efek yang terjadi pada komunikan(penerima) setelah

menerima pesan dari sumber,seperti perubahan

sikap,bertambahnya pengetahuan, dll.

Jadi kesimpulannya Komunikasi adalah proses proses

pengiriman dan penerimaan pesan atau transformasi informasi dari

satu orang ke orang lain.

Komunikasi, proses pengiriman dan penerimaan pesan yang

meliputi enam element; Komunikator, Komunikan, pesan, tujuan,

kontreks, dan feedback (Rosenfeld & Berko, 1990). Komunikasi bisa

dianalogikan sebagai seorang pemanah yang dilengkapi panah dan

busur yang akan menembakannya ke sebuah target. Pemanah itu

diibaratkan sebagai komunikator atau pengirim pesan. Anak panah

itu adalah pesan, dan target adalah komunikan atau penerima

pesan. Tetapi seorang pemanah harus memerhatikan arah angin,

jenis panah, jenis target, dan jarak. Karakteristik seperti itulah yang

harus diperhatikan seorang komunikator agar tujuan yang diiginkan

tercapai. Panah yang meluncur cepat ke arah target. Di sana kita

akan merasakan feedback. Apakah panah tersebut tertancap atau

tidak.

Akan tetapi komuikasi tidak semudah seperti pemanah yang

dianalogikan pada paragraf sebelumnya. Kita menghadapi

komunikasi antar manusia, yang memiliki karakteristik unik. Target

pemanah tidak dapat lari, sembunyi, berbohong, memanipulasi dan

lain sebagainya. Manusia bisa seperti itu. Sehingga komunikasi

memiiki karekteristik, diantaranya:

Kompetensi Komunikasi17

Page 18: Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

Knowladge Skills MotivationCommunication

competency

1. Pesan dikirim dan diterima secara simultan

2. Pesan yang sudah terkirim tidak dapat dihapus

3. Komunikasi merupakan proses yang aktif

4. Arti pesan tergantung pada konteks

10.2 Komponen-Komponen Komunikasi

Kompetensi komunikasi merupakan kemampuan untuk

mencapai tujuan komunikasi anda mempunyai 3 komponen

penting; knowladge, skills, dan motivation.

+ + =

1. Knowladge

Setiap kali anda ingin berkomunikasi, anda harus

menganalisa siapa, apa, dan dimana situasinya. Siapa

partisipannya? sasaran apa yang ingin ditujukan saat

berinteraksi? Berada ditempat seperti apa saat anda

berinteraksi. Untuk menjawab pertanyaan itu anda harus

mengetahui siapa diri anda, bagaimana orang lain mersakan

keberadaan anda, seberapa dekat anda mendengarkan,

hubungan anda dengan orang lain, dan berbagai macam maksud

yang tersedia untuk menampilkan ide anda.

mengetahui siapa, apa, dan di mana membentuk dasar

untuk menentukan keahlian apa yang dibutuhkan untuk

berkomunikasi secara kompeten.

2. Skills

Untuk mengetahui seberapakah keterampilan anda dalam

menggunakan communication? Untuk menjawabnya silahkan isi

assement dibawah ini

Kompetensi Komunikasi18

Page 19: Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

Dibaawah ini merupakan list dari communication skill.

Mengindikasikan seberapa sering anda menggunakan

keterampilan komunikasi dan bagaimana kepuasan anda.

Gunakan skala di bawah ini untuk mennjawab seberapa sering

anda menggunakkan keterampilan komunikasi:

5 = setiap saat (91-100 persen)

4 = sering (71-90 persen)

3 = kadang-kadang (31-70 persen)

2 = jarang (11-30 persen)

1 = tidak pernah (0-10 persen)

Gunakan skala di bawah ini untuk menjawab seberapa

puaskah anda menggunakkan keterampilan komunikasi:

5 = sangat puas (91-100 persen)

4 = puas (71-90 persen)

3= kadang-kadang puas, kadang-kadang tidak (31-70 )

2 = tidak puas (11-30 persen)

1 = sangat tidak puas (0-10 persen)

No Pernyataan Seberap

a sering

Seberap

a puas

1 Saya mendengar secara efeektif

2 Saya menggunakan kata-kata yang tepat

3 Saya menggunakan pengucaan yang tepat

4 Saya menggunakan tatabahasa yang tepat

5 Saya menggunakan kontak mata

6 Saya berbicara pada tingkat yang tidak terlalu lambat ataupun

cepat

7 Saya berbicara dengan lancar

8 Pergerakan saya, seperti gerak tubuh, menigkatkan apa yang saya

katakan

9 Saya memberikan feedback yang sesuai baik lisan maupun tidak

lisan

Kompetensi Komunikasi19

Page 20: Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

10 Saya menggunakan berbagai vocal ketika berbicara

11 Saya berbicara tidak terlalu keras ataupun pelan

12 Saya menggunakan ekspresi muka yang tepat

13 Saya mengerti ide utama pembicara

14 Saya mengerti perasaan pembucara

15 Saya dapat membedakan fakta dari pendapat

16 Saya dapat membedakan berbicara untuk memberikan orang lain

informasi dan berbicara untuk mengajak seseorang untuk berpikir,

merasakan, atau melakukan segala hal

17 Saya dapat mengetahui ketika pendengar tidak mengerti pesan

saya

18 Saya menyampaikan ide secara jelas dan ringkas

19 Saya menyampaikan dan membela persepktif saya

20 Saya mengorganisasikan pesan agar dimengerti

21 Saya menggunakan pertanyaan dan bentuk lain dari feedback

untuk kejelasan pesan

22 Saya merespon pertanyaan dan bentuk lain dari feedback untuk

melengkapi klarifikasi

23 Saya memberikan arahan yang mampu dimengerti

24 Saya menyimpulkan pesan dengan kata-kata saya sendiri

25 Saya menggambarkan pandangan orang lain

26 Saya menggambarkan perbedaan opini

27 Saya mengirimkan perasaan dan opini kepada orang lain

28 Saya memulai dan mempertahankan obrolan

29 Saya mengenali dan mengontrol kegelisahan dalam situasi

komunikasi

30 Saya melibatkan orang lain dalam perkataan saya

Skala:

“Seberapa Sering”

135-150 = Sangat sering menggunakan keterampilan berkomunikasi

105-134 = Sering menggunakan keterampilan berkomunikasi

75-104 = Kadang-kadang menggunakan keterampilan berkomunikasi

45-74= Jarang menggunakan keterampilan berkomunikasi

30-44= Tidak pernah menggunakan keterampilan berkomunikasi Kompetensi Komunikasi20

Page 21: Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

“Seberapa Puas”

135-150 = Sangat puas dengan kemampuan komunikasinya

105-134 = Puas dengan kemampuan komunikasinya

75-104 = Kadang-kadang Puas, kadang-kadang tidak puas dengan

kemampuan komunikasinya

45-74= Tidak puas dengan kemampuan komunikasinya

30-44= Sangat tidak puas dengan kemampuan komunikasinya

3. Motivation

Untuk menjadi komunikator yang kompeten, anda harus

menginginkan berkomunikasi secara kompeten. Anda mungkin

didorong oleh kemungkinan seperti itu menjalin hubungan baru,

mendapatkan informasi yang diinginkan, mempengaruhi perilaku

seseorang, terlibat dalam pengambilan keputusan bersama, atau

memecahkan masalah. Sehingga anda sangat termotivasi untuk

melakukan itu semua

10.3 Fungsi Kompetensi Komunikasi

Fungsi-fungsi disini tidak terpisahkan. Kesemuanya dapat

terjadi dalam segala interaksi dalam komunikasi. Fungsi-fungsi

tersebut diantaranya:

Untuk membuat suatu hubungan antar manusia

Untuk pertukaran informasi

Untuk berbagi dan mengubah sikap dan perilaku

Untuk mengurangi ketidak pastian dalam hidup anda

Untuk mengerti dirisendiri dan dunia disekitar anda

Untuk mencapai tujuan pekerjaan anda

10.4 Kualitas Kompetensi Komunikasi

Seorang komunikator yang berkompeten memiliki enam

kualitas dalam dirinya, yaitu:

1. Seorang komunikator yang berkompeten harus tepat dan

sesuai dalam mengikuti aturan-aturan

Kompetensi Komunikasi21

Page 22: Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

Agar komunikasi itu tepat, pembicara harus mengenali dan

mengikuti segala aturan dalam interaksi yang khusus. Seseorang

yang tidak mengikuti aturan sering dianggap kasar dan aneh,

bahkan sering dianggap buangan. Jelas saja, karena berbeda

situasi, berbeda juga aturan didalamnya. Dalam situasi tertentu

tepat, tetapi tidak tepat pada saat situasi itu berbeda.

2. Seorang komunikator yang berkompeten harus efektif

Komunikator yang efektif merancang tujuan mereka terkait

kebutuhan, keinginan, dan hasrat. Komunikator yang efektif

berkomunikasi dengan cara-cara yang membantu mereka

mencapai tujuannya.

3. Seorang komunikator yang berkompeten harus mampu

beradaptasi

Komunikator yang mampu beradaptasi mengenali

persyaratan dari situasi dan menyesuaikan komunikasi mereka

untuk mencapai tujuan mereka. Adaptasi memiliki tiga

komponen. Kesatu dan keduanya adalah yang sudah dibahas di

awal. Komponen yang ketiga adalah menyadari efek nilai yang

kamu adaptasi.

4. Seorang komunikator yang berkompeten harus mengenali

barikade untuk efektifitas komunikasi

Barikade adalah sebuah rintangan yang menjaga anda dari

pencapaian tujuan komunikasi anda, bisa mengambil dari salah

satu dari lima bentuk; budaya, lingkungan, personal, hubungan,

dan bahasa.

5. Seorang komunikator yang berkompeten harus mengenali

bahwa kompetensi adalah persoalan tingkatan

Kompetensi bukanlah sesuatu yang kamu miliki maupun

yang tidak kamu miliki. Itu datang dari suatu tingkatan.

Kompetensi Komunikasi22

Page 23: Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

6. Seorang komunikator yang berkompeten memiliki etika

Etika adalah aturan untuk tingah laku yang membedakan

benar dari salah.

11. Pre-test

1. Jelaskan menurut Anda pengertian komunikasi?

2. Jelaskan menurut Anda pengertian kompetensi komunikasi?

3. Sebutkan sepengetahuan Anda apa saja yang harus di miliki seseorang

untuk berkompeten dalam komunikasi? Dan apakah anda sudah

merasa memiliki kompetensi komunikasi?

12. Post-test

1. Jelaskan pengertian komunikasi?

2. Jelaskan pengertian kompetensi komunikasi?

3. Gambarkan kelemahan dan kekuataan komunikasi Anda dengan

menggunakan assessment communication skill !

4. Jelaskan komponen kompetensi komunikasi dan ilustrasikan masing-

masing dengan contoh diri sendiri!

13. Handout

Komunikasi adalah proses proses pengiriman dan penerimaan pesan

atau transformasi informasi dari satu orang ke orang lain. Komunikasi,

proses pengiriman dan penerimaan pesan yang meliputi enam element;

Komunikator, Komunikan, pesan, tujuan, kontreks, dan feedback.

Komunikasi memiiki karekteristik, diantaranya:

Kompetensi Komunikasi23

Page 24: Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

1. Pesan dikirim dan diterima secara simultan

2. Pesan yang sudah terkirim tidak dapat dihapus

3. _________________________________

4. _________________________________

Kompetensi komunikasi merupakan kemampuan untuk mencapai

tujuan komunikasi anda mempunyai 3 komponen penting; knowladge,

skills, dan motivation.

Fungsi-fungsi disini tidak terpisahkan. Kesemuanya dapat terjadi

dalam segala interaksi dalam komunikasi. Fungsi-fungsi tersebut

diantaranya:

Untuk membuat suatu hubungan antar manusia

_____________________________

Untuk berbagi dan mengubah sikap dan perilaku

_____________________________

Untuk mengerti dirisendiri dan dunia disekitar anda

_____________________________

Seorang komunikator yang berkompeten memiliki enam kualitas

dalam dirinya, yaitu:

1. Seorang komunikator yang berkompeten harus tepat dan sesuai

dalam mengikuti aturan-aturan

2. Seorang komunikator yang berkompeten harus efektif

3. Seorang komunikator yang berkompeten harus mampu beradaptasi

4. Seorang komunikator yang berkompeten harus mengenali barikade

untuk efektifitas komunikasi

5. Seorang komunikator yang berkompeten harus mengenali bahwa

kompetensi adalah persoalan tingkatan

6. Seorang komunikator yang berkompeten memiliki etika

Kompetensi Komunikasi24

Page 25: Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

MODUL 2:KOMUNIKASI VERBAL

1.Tujuan Pembelajaran

1.1 Tujuan Pembelaran Umum:

Setelah mengikuti pelatihan Kompetensi Komunikasi, sesi

“Komunikasi Verbal”, peserta diharapkan dapat:

Mengetahui dan memahami pengertian betapa pentingnya

komunikasi verbal

Berkomunikasi efektif melalui komunikasi verbal dan nonverbal

Mengetahui dan memahami perbedaan komunikasi verbal dan

nonverbal

1.2 Tujuan Pembelaran khusus:

Setelah mengikuti pelatihan Kompetensi Komunikasi, sesi

“Komunikasi Verbal”, peserta diharapkan dapat:

Memahami pengertian betapa pentingnya komunikasi verbal

Mengetahui hubungan antara bahasa dan makna

Membedakan antara abstrak dan konkret; bahasa, makna

denotatif dan konotatif, serta berbagi bahasa

Mengidentifikasi dan mengatasi hambatan dalam interaksi verbal

yang disebabkan oleh masalah bahasa.

Mengenali dan menghindari bahasa yang negatif

Membangun keterampilan dalam menggunakan kekuatan bahasa

2.Waktu

Lama proses penyampaian materi adalah 120 menit (2 jam)

Kompetensi Komunikasi25

Page 26: Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

3.Metode Penyajian

Penyampaian materi dilakukan dengan metode:

Ceramah

Tanya-jawab, dan

Diskusi.

4.Alat Penyajian

Penyampaian materi menggunakan dan disajikan dengan:

Notebook

LCD Projector

Whiteboard

Spidol

Kertas dan alat tulis bagi masing-masing peserta

Handout

5.Teknik Evaluasi

Teknik evaluasi dilakukan dengan metode tertulis dan lisan

6.Pengaturan Tempat

Pelatihan dilakukan di ruangan yang cukup besar dan dilengkapi dengan

kursi yang cukup nyaman serta suhu udara yang sejuk. Pengaturan tempat

duduknya berbentuk theatre style atau berbentuk U.

7.Langkah-Langkah

1. Memulai pelatihan dengan menyapa peserta pelatihan.

2. Memperkenalkan diri.

3. Melakukan tanya jawab sebagai sesi perkenalan.

4. Membagikan lembar pre-test.

5. Membagikan handout.

Kompetensi Komunikasi26

Page 27: Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

6. Menjelaskan materi “pengertian komunikasi verbal”

7. Menjelaskan materi “pentingnya komunikasi verbal”

8. Menjelaskan materi “bahasa dan makna rintangan untuk kesuksesan

komunikasi”

9. Menjelaskan materi “Penggunaan bahasa secara efektif”

10. Membuka sesi pertanyaan dan diskusi.

11. Membagikan lembar post-test.

12. Memberi kesimpulan dan menutup sesi pelatihan.

8.Panduan Pelaksanaan Modul

1. Pokok Bahasan Komunikasi Verbal

2. Sub Pokok Bahasan

1. Pengertian Komunikasi Verbal

2. Pentingnya Komunikasi Verbal

3. Bahasa dan Makna

4. Rintangan Untuk Kesuksesan Komunikasi

5. Penggunaan Bahasa Secara Efektif

3. Tujuan Umum 1. Mengetahui dan memahami pentingnya komunikasi verbal

2. Berkomunikasi efektif melalui komunikasi verbal dan

Kompetensi Komunikasi27

Page 28: Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

nonverbal

3. Mengetahui dan memahami perbedaan komunikasi verbal

dan nonverbal

4. Tujuan Khusus

1. Memahami betapa pentingnya komunikasi verbal

2. Mengetahui hubungan antara bahasa dan makna

3. Membedakan antara abstrak dan konkret; bahasa, makna

denotatif dan konotatif, serta berbagi bahasa

4. Mengidentifikasi dan mengatasi hambatan dalam interaksi

verbal yang disebabkan oleh masalah bahasa

5. Mengenali dan menghindari bahasa yang negatif

6. Membangun keterampilan dalam menggunakan kekuatan

bahasa

5. Metode

Ceramah

Tanya-jawab, dan

Diskusi

6. Waktu 120 menit (2 jam)

7. Alat Penyajian

Notebook

LCD Projector

Whiteboard

Spidol

Kertas dan alat tulis bagi peserta

Handout

8. Teknik Evaluasi Tertulis dan lisan

9. Pengaturan TempatRuangan ber-AC dengan penataan kursi berbentuk theatre style

atau bentuk U

9.Langkah – Langkah

Langkah-Langkah Kegiatan Waktu

1. Memulai pelatihan dengan menyapa peserta

pelatihan.

2 menit

Kompetensi Komunikasi28

Page 29: Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

2. Memperkenalkan diri. 3 menit

3. Melakukan tanya jawab sebagai sesi perkenalan 5 menit

4. Membagikan lembar pre-test. 5 menit

5. Membagikan handout 5 menit

6. Menjelaskan materi “pengertian komunikasi

verbal”

20 menit

7. Menjelaskan materi “pentingnya komunikasi

verbal”

20 menit

8. Menjelaskan materi “bahasa dan makna rintangan

untuk kesuksesan komunikasi”

20 menit

9. Menjelaskan materi “Penggunaan bahasa secara

efektif”

20 menit

10. Membuka sesi pertanyaan dan diskusi. 10 menit

11. Membagikan lembar post-test. 5 menit

12. Memberi kesimpulan dan menutup sesi

pelatihan.

5 menit

Jumlah Jam Pelatihan (JJP) 120 menit

10. Materi

10.1 Pengertian Komunikasi Verbal

Secara sederhana komunikasi verbal adalah komunikasi

dengan menggunakan simbol-simbol verbal. Simbol atau pesan

verbal adalah semua jenis simbol yang menggunakan satu kata

atau lebih. Bahasa dapat juga dianggap sebagai sistem kode verbal

(Deddy Mulyana, 2005). Bahasa dapat didefinisikan sebagai Kompetensi Komunikasi29

Page 30: Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

seperangkat simbol, dengan aturan untuk mengkombinasikan

simbol-simbol tersebut, yang digunakan dan dipahami suatu

komunitas.

Jalaluddin Rakhmat (1994), mendefinisikan bahasa secara

fungsional dan formal. Secara fungsional, bahasa diartikan sebagai

alat yang dimiliki bersama untuk mengungkapkan gagasan. Ia

menekankan dimiliki bersama, karena bahasa hanya dapat

dipahami bila ada kesepakatan di antara anggota-anggota

kelompok sosial untuk menggunakannya. Secara formal, bahasa

diartikan sebagai semua kalimat yang terbayangkan, yang dapat

dibuat menurut peraturan tatabahasa. Setiap bahasa mempunyai

peraturan bagaimana kata-kata harus disusun dan dirangkaikan

supaya memberi arti.

10.2 Pentingnya Komunikasi Verbal

Bahasa verbal merupakan alat yang sangat berguna. Anda

menggunakan itu untuk mengoraganisasikan pesan; untuk

meceritakan kepada orang dan menceritakan kejadian

pengalamanmu, mengatur perilaku, seperti ketika Anda berbicara

kepada diri sendiri saat memilih tindakan; dan untuk mengatur

perilaku orang lain, seperti ketika Anda mencoba untuk

mempersuasi temanmu.

10.3 Bahasa dan Makna

Bahasa simbolik: artinya, kata-kata tidak memiliki makna

dalam dirinya sendiri, tetapi kombinasi huruf yang bersifat arbitrer

yang berdiri untuk atau mewakili sesuatu.

10.3.1 Simbol Akbstrak dan Kongkrit

Simbol berbeda pada sejauh mana dari apa yang mereka lihat,

yaitu konkret atau abstrak. simbol kongkrit sangat spesifik dan

Kompetensi Komunikasi30

Page 31: Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

mengacu pada satu hal. simbol abstrak bersifat umum dan dapat

merujuk kepada banyak hal.

10.3.2 Denotasi dan Konotasi

Makna denotatif adalah makna dalam alam wajar secara

eksplisit. Makna wajar ini adalah makna yang sesuai dengan apa

adanya. Denotatif adalah suatu pengertian yang dikandung sebuah

kata secara objektif. Sering juga makna denotatif disebut maka

konseptual, makna denotasional atau makna kognitif karena dilihat

dari sudut yang lain. Pada dasarnya sama dengan makna

referensial sebab makna denotasi ini lazim diberi penjelasan

sebagai makna yang sesuai dengan hasil menurut penglihatan,

penciuman, pendengaran, perasaan, atau pengalaman lainnya.

Denotasi adalah hubungan yang digunakan di dalam tingkat

pertama pada sebuah kata yang secara bebas memegang peranan

penting di dalam ujaran. Dalam beberapa buku pelajaran, makna

denotasi sering juga disebut makna dasar, makna asli, atau makna

pusat.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

makna denotasi adalah makna sebenarnya yang apa adanya sesuai

dengan indera manusia. Kata yang mengandung makna denotatif

mudah dipahami karena tidak mengandung makna yang rancu

walaupun masih bersifat umum. Makna yang bersifat umum ini

maksudnya adalah makna yang telah diketahui secara jelas oleh

semua orang. Berikut ini beberapa contoh kata yang mengandung

makna denotatif:

1. Dia adalah wanita cantik

Kata cantik ini diucapkan oleh seorang pria terhadap wanita

yang berkulit putih, berhidung mancung, mempunyai mata yang

indah dan berambut hitam legam.

2. Tami sedang tidur di dalam kamarnya.

Kompetensi Komunikasi31

Page 32: Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

Kata tidur ini mengandung makna denotatif bahwa Tami sedang

beristirahat dengan memejamkan matanya (tidur).

Masih banyak contoh kata-kata lain yang mengandung makna

denotatif selama kata itu tidak disertai dengan kata lain yang dapat

membentuk makna yang berbeda seperti contoh kata wanita yang

makna denotasinya adalah seorang perempuan dan bukan laki-laki.

Namun bila katawanita disertai dengan kata malam (wanita malam)

maka akan menghasilkan makna lain yaitu wanita yang

dikonotasikan sebagai wanita nakal.

Makna konotatif adalah makna semua komponen pada kata

ditambah beberapa nilai mendasar yang biasanya berfungsi

menandai. Sebuah kata disebut mempunyai makna konotatif

apabila kata itu mempunyai “nilai rasa”, baik positif maupun

negatif. Jika tidak memiliki nilai rasa maka dikatakan tidak memiliki

konotasi, tetapi dapat juga disebut berkonotasi netral. Positif dan

negatifnya nilai rasa sebuah kata seringkali juga terjadi sebagai

akibat digunakannya referen kata itu sebagai sebuah perlambang.

Jika digunakan sebagai lambang sesuatu yang positif maka akan

bernilai rasa yang positif; dan jika digunakan sebagai lambang

sesuatu yang negatif maka akan bernilai rasa negatif. Misalnya,

burung garuda karena dijadikan lambang negara

republikIndonesia maka menjadi bernilai rasa positif sedangkan

makna konotasi yang bernilai rasa negatif seperti buaya yang

dijadikan lambang kejahatan. Padahal binatang buaya itu sendiri

tidak tahu menahu kalau dunia manusia Indonesiamenjadikan

mereka lambang yang tidak baik.

Makna konotasi sebuah kata dapat berbeda dari satu

kelompok masyarakat yang satu dengan kelompok masyarakat

yang lain, sesuai dengan pandangan hidup dan norma-norma

penilaian kelompok masyarakat tersebut. Misalnya katababi, di

daerah-daerah yang penduduknya mayoritas beragama islam,

memiliki konotasi negatif karena binatang tersebut menurut hukum

Kompetensi Komunikasi32

Page 33: Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

islam adalah haram dan najis. Sedangkan di daerah-daerah yang

penduduknya mayoritas bukan islam seperti di pulau Bali atau

pedalama Irian Jaya, kata babi tidak berkonotasi negatif.

Makna konotatif dapat juga berubah dari waktu ke waktu.

Misalnya kataceramah dulu kata ini berkonotasi negatif karena

berarti “cerewet” tetapi sekarang konotasinya positif. Sebaliknya

kata perempuan dulu sebelum zaman Jepang berkonotasi netral,

tetapi kini berkonotasi negatif.

10.3.3 Private Language dan Shared Language

Private Language mengacu kepada makna bahasa yang

disetujui oleh salah satu segmen dari bahasa masyarakat yang lebih

besar; Shared Language mengacu pada makna yang disepakati oleh

semua bahasa anggota masyarakat. Private Language dapat terdiri

dari kata khusus dan makna khusus untuk kata-kata umum.

Kata-kata khusus, sering disebut jargon, memiliki dua

tujuan. pertama, mereka melayani singkatan bagi mereka yang

akrab dengan mereka. Kata-kata khusus juga membantu identitas

mereka yang menggunakan mereka sebagai anggota dari kelompok

yang sama.

10.4Rintangan Untuk Kesuksesan Komunikasi: Bahasa

Sempurna Kami

Hambatan untuk komunikasi yang sukses melekat dalam bahasa,

bahasa adalah alat yang diciptakan oleh orang-orang dan, seperti

setiap alat, hal ini memiliki keterbatasan. Di antara hambatan paling

umum untuk komunikasi yang sukses adalah polarization,

indiscrimination, fact-conference confusion, Allness, static evaluation,

dan the bypass.

10.4.1 Polarization

Kompetensi Komunikasi33

Page 34: Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

Polarisasi adalah kecenderungan dalam menggambarkan

orang-orang, ide, dan kejadian. Ketika Anda menggunakan bahasa

terpolarisasi, sebuah ide yang konyol atau indah, kenalan baru yang

baik ramah, dan film adalah salah satu yang terbaik atau yang

terburuk yang pernah anda llihat.

10.4.2 Indiscrimination

Tidak ada dua orang, gagasan, peristiwa, atau proses itu

identik. Untuk menghindari masalah indiscrimination, harus

menyadari bahwa tidak dua orang, ide-ide, objek, peristiwa, atau

proses itu identik, bahkan jika mereka berbagi kategori yang sama -

atau yang disebut dengan nama yang sama - karena kemiripan

yang sama.

10.4.3 Fact-Inference Confusion

Fakta-fakta adalah pernyataan-pernyataan yang didasarkan

pada pengamatan; mereka yang terkait langsung dengan apa yang

Anda lihat, dengar, sentuh, rasa, atau cium.

Fact-Inference Confusion, merupakan Kecenderungan untuk

menanggapi sesuatu yang seolah-olah itu diamati ketika, dalam

kenyataannya, itu hanyalah kesimpulan, terjadi karena bahasa kita

tidak membuat tata bahasa perbedaan antara fakta dan

kesimpulan 

Masalah terjadi ketika Anda menyatakan kesimpulan seolah-

olah mereka adalah fakta, karena ketika Anda dan orang lain

mungkin setuju atas kebenaran fakta tersebut, tidak ada jaminan

mengharapkan orang lain untuk memperlakukannya seperti itu, tapi

Anda dapat terjadi kesalahpahaman jika anda gagal untuk

mengenali bahwa kesimpulan itu benar-benar sebuah pendapat

subjektif.

10.4.4 Allness

Kompetensi Komunikasi34

Page 35: Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

Allness adalah asumsi bahwa ketika Anda mengatakan sesuatu,

Anda telah mengatakan semua pada subjek yang dikehendaki.

Sadari bahwa apa pun yang Anda atau orang lain katakan tentang

sesuatu, pasti ada yang lebih banyak untuk dikatakan.

10.4.5 Static Evaluation

Segala sesuatu di dunia ini terus berubah, terus-menerus

dalam proses, tapi bahasa kita cenderung untuk tetap statis.

Hasilnya disebut statis evaluasi, ketidakmampuan bahasa kita

untuk memperhitungkan perubahan konstan. disadari bahwa segala

sesuatu yang dikatakan berlaku untuk waktu tertentu. Sebuah

perspektif baru, atau setidaknya skeptisisme yang sehat dari

perspektif lama, adalah bertujuan untuk mengikuti perubahan

10.4.6 Bypassing

Bypassing terjadi ketika Anda menganggap bahwa Anda salah

memaknai kata-kata Anda sama dengan orang lain. Untuk

menghindari masalah itu, jangan beranggapan bahwa makna

digunakan bersama-sama hanya karena orang lain mengangguk

semangat dan tampaknya mengerti.

10.5Penggunaan Bahasa Secara Efektif

Hambatan-hambatan untuk mencapai komunikasi yang sukses

dimulai dengan keterbatasan yang melekat dalam bahasa kita, tetapi

mereka tidak berakhir di sana. Cara kita menggunakan bahasa - kata

yang kita pilih dan cara kita menempatkan mereka bersama -

menimbulkan lebih banyak masalah. Di antara masalah komunikasi

yang paling umum adalah penggunaan bahasa yang tidak jelas dan

penggunaan bahasa yang menciptakan kesan negatif.

10.5.1 Bahasa Yang Tidak Jelas

Contoh yang paling luas dari bahasa yang tidak jelas yaitu;

kata-kata relatif, eufemisme, klise, kata emotif, distorsi, dan

Kompetensi Komunikasi35

Page 36: Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

oxymoron.

Kata-Kata Relatif

Kata relatif mendapatkan maknanya dengan

perbandingan. kecuali titik perbandingan yang telah ditentukan,

kata relatif kurang jelas. Setiap kali Anda mengevaluasi sesuatu

tanpa menunjukkan kriteria Anda, untuk kata-kata tertentu

makna Anda mungkin berbeda dari orang lain.

Eufemisme

ufemisme adalah bahasa ofensif untuk menggantikan bahasa

yang kasar. Tujuan eufemisme adalah untuk melunakkan

pukulan dari apa yang Anda katakan. Sayangnya, pelunakan itu

sering menyebabkan efek samping yang tidak diinginkan:

kurangnya kejelasan.

Klise

Klise yang usang menyampaikan ekspresi yang umum atau

populer. Klise kekurangan keaslian dan dampak karena

penggunaan yang berlebihan. Ketika klise yang sekarang

digunakan pertama kali, mereka punya makna khusus

berdasarkan apa yang benar-benar digambarkan.

Kata Emotif

Kata emotif tampaknya deskriptif, tetapi sebenarnya kata-kata

emotif itu berkomunikasi dari sebuah sikap terhadap sesuatu

atau seseorang. Tergantung pada suka atau tidak suka, Anda

memilih kata-kata yang mengkomunikasikan sikap Anda.

Distorsi

Komunikasi adalah bahasa yang paling jelas ketika digunakan

untuk mendistorsi makna. Upaya-upaya untuk membesar-

besarkan (atau untuk meminimalkan) nilai, kepentingan, atau

nilai dari sesuatu yang biasanya melibatkan bahasa terdistorsi.

Oxymoron

Oxymoron adalah frase dari diri sendiri yang bertentangan.

Kompetensi Komunikasi36

Page 37: Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

10.5.2 Bahasa Yang Mempengaruhi Kesan

Bahasa Seksis

Bahasa seksis adalah bahasa yang mengungkapkan sikap

stereotip seksual atau superioritas salah satu jenis kelamin,

dapat dihilangkan dengan dua cara: pengganti istilah netral

jender atau tandai jender secara jelas

Bahasa Rasis

Bahasa rasis adalah bahasa yang mengungkapkan sikap

stereotip atau superioritas satu ras yang dapat dihilangkan

dengan menggunakan bahasa yang kongkrit.

Bahasa Yang Lemah

Bahasa yang memodifikasi apa yang dikatakan tidak

mencerminkan dari pernyataan kepastian. Dapat dikontrol

dengan mendengarkan untuk memagari, kualifikasi, keragu-

raguan, pertanyaan tag, dan penyangkalan dan menghindari

mereka, serta menggunakan bahasa sederhana.

Kompetensi Komunikasi37

Page 38: Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

11. Pre-test

1. Jelaskan menurut Anda pengertian Komunikasi Verbal

2. Apakah bahasa verbal penting bagi anda? Jelaskan!

3. Jelaskan menurut Anda perbedaan antara bahasa

abstrak dan konkret, makna denotatif dan konotatif!

Perhatikan cerita di bawah ini:

Terkadang mahasiswa dan dosen tidak berkomunikasi secara efektif.

Mereka memiliki masalah, dosen menjelaskan pengertian komunikasi

yang tidak dimengerti oleh mahasiswa.

Komunikasi adalah mode penyampaian informasi yang bermakna atau konsep yang berdampak pada input dan hubungan interpersonal

Hah ???

4. Jelaskan, dari sudut

pandang mahasiswa yang

digambarkan di samping,

hubungan kata komunikasi

dan apa yang mengacu

pada gambar terakhir

(gambar mahasiswa

berpikir dan mengatakan

“hah?”)

Selamat pagi anak-anak. Hari ini kita akan belajar tentang komunikasi.

Page 39: Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

4. Jelaskan, dari sudut

pandang dosen yang

digambarkan di samping,

hubungan kata komunikasi

dan apa yang mengacu

pada gambar terakhir

(gambar mahasiswa

berpikir dan mengatakan

“hah?”)

5. Jelaskan, dari sudut

pandang dosen yang

digambarkan di samping,

dapatkah Anda

mendefinisikan masalah

yang diidentifikasi dalam

gambar tersebut dengan

membandingkan dua

deskripsi dari anda?

12. Post-test

1. Jelaskan pengertian Komunikasi Verbal!

2. Jelaskan fungsi bahasa dalam kehidupan manusia!

3. Jelaskan perbedaan antara bahasa abstrak dan konkret, serta makna

denotatif dan konotatif!

Perhatikan cerita di bawah ini:

Terkadang mahasiswa dan dosen tidak berkomunikasi secara efektif.

Mereka memiliki masalah, dosen menjelaskan pengertian komunikasi

yang tidak dimengerti oleh mahasiswa.

. Selamat pagi anak-anak. Hari ini kita akan belajar tentang komunikasi.

Komunikasi adalah mode penyampaian informasi yang bermakna atau konsep yang berdampak pada input dan hubungan interpersonal

4. Jelaskan, dari sudut

pandang mahasiswa yang

digambarkan di samping,

hubungan kata komunikasi

dan apa yang mengacu

pada gambar terakhir

(gambar mahasiswa

berpikir dan mengatakan

“hah?”)

Hah ???

Page 40: Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

13. Handout

1. Pengertian Komunikasi Verbal

Secara sederhana komunikasi verbal adalah komunikasi dengan

menggunakan simbol-simbol verbal. Simbol atau pesan verbal adalah

semua jenis simbol yang menggunakan satu kata atau lebih. Bahasa

dapat juga dianggap sebagai sistem kode verbal.

2. Pentingnya Komunikasi Verbal

Bahasa verbal merupakan alat yang sangat berguna. Anda

menggunakan itu untuk mengoraganisasikan pesan; untuk

meceritakan kepada orang dan menceritakan kejadian pengalamanmu,

mengatur perilaku, seperti ketika Anda berbicara kepada diri sendiri

saat memilih tindakan; dan untuk mengatur perilaku orang lain, seperti

ketika Anda mencoba untuk mempersuasi temanmu.

3. Bahasa dan Makna

Bahasa simbolik: artinya, kata-kata tidak memiliki makna dalam

dirinya sendiri, tetapi kombinasi huruf yang bersifat arbitrer yang

berdiri untuk atau mewakili sesuatu.

Simbol Akbstrak dan Kongkrit

Simbol berbeda pada sejauh mana dari apa yang mereka lihat,

yaitu konkret atau abstrak. simbol kongkrit sangat spesifik dan

mengacu pada satu hal. simbol abstrak bersifat umum dan dapat

merujuk kepada banyak hal.

Denotasi dan Konotasi

Makna denotatif adalah makna dalam alam wajar secara

eksplisit. Makna wajar ini adalah makna yang sesuai dengan apa

adanya. Denotatif adalah suatu pengertian yang dikandung sebuah

kata secara objektif.

Denotasi adalah hubungan yang digunakan di dalam tingkat

pertama pada sebuah kata yang secara bebas memegang peranan

penting di dalam ujaran. Private Language dan Shared Language

Private Language mengacu kepada makna bahasa yang

disetujui oleh salah satu segmen dari bahasa masyarakat yang lebih

Page 41: Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

besar; Shared Language mengacu pada makna yang disepakati oleh

semua bahasa anggota masyarakat. Private Language dapat terdiri

dari kata khusus dan makna khusus untuk kata-kata umum.

4. Rintangan Untuk Kesuksesan Komunikasi: Bahasa

Sempurna Kami

Hambatan untuk komunikasi yang sukses melekat dalam bahasa,

bahasa adalah alat yang diciptakan oleh orang-orang dan, seperti

setiap alat, hal ini memiliki keterbatasan. Di antara hambatan paling

umum untuk komunikasi yang sukses antara lain:

polarization,

indiscrimination,

fact-conference confusion,

Allness, static evaluation, dan

The bypass.

5. Penggunaan Bahasa Secara Efektif

Hambatan-hambatan untuk mencapai komunikasi yang sukses

dimulai dengan keterbatasan yang melekat dalam bahasa kita, tetapi

mereka tidak berakhir di sana. Cara kita menggunakan bahasa - kata

yang kita pilih dan cara kita menempatkan mereka bersama -

menimbulkan lebih banyak masalah. Di antara masalah komunikasi

yang paling umum adalah penggunaan bahasa yang tidak jelas dan

penggunaan bahasa yang menciptakan kesan negatif.

Contoh yang paling luas dari bahasa yang tidak jelas yaitu; kata-

kata relatif, eufemisme, klise, kata emotif, distorsi, dan oxymoron.

Kata-Kata Relatif

Eufemisme

Klise

Kata Emotif

Distorsi

Oxymoron

Page 42: Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

6. Bahasa Yang Mempengaruhi Kesan

Bahasa Seksis

Bahasa seksis adalah bahasa yang mengungkapkan sikap

stereotip seksual atau superioritas salah satu jenis kelamin, dapat

dihilangkan dengan dua cara: pengganti istilah netral jender atau

tandai jender secara jelas

Bahasa Rasis

Bahasa rasis adalah bahasa yang mengungkapkan sikap

stereotip atau superioritas satu ras yang dapat dihilangkan dengan

menggunakan bahasa yang kongkrit.

Bahasa Yang Lemah

Bahasa yang memodifikasi apa yang dikatakan tidak

mencerminkan dari pernyataan kepastian. Dapat dikontrol dengan

mendengarkan untuk memagari, kualifikasi, keragu-raguan,

pertanyaan tag, dan penyangkalan dan menghindari mereka, serta

menggunakan bahasa sederhana.

MODUL 3:KOMUNIKASI NONVERBAL

1. Tujuan Pembelajaran

1.1 Tujuan Pembelaran Umum:

Setelah mengikuti pelatihan Kompetensi Komunikasi, sesi

“Komunikasi Nonverbal”, peserta diharapkan dapat:

Page 43: Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

Mengetahui dan memahami pengertian pentingnya komunikasi

Nonverbal

Berkomunikasi efektif melalui komunikasi verbal dan nonverbal

Mengetahui dan memahami perbedaan komunikasi verbal dan

nonverbal

1.2 Tujuan Pembelaran Khusus:

Setelah mengikuti pelatihan Kompetensi Komunikasi, sesi

“Komunikasi Nonverbal”, peserta diharapkan dapat:

Mendeskripsikan perilaku nonverbal dalam menilai orang lain

Menilai hubungan stereotip dengan penampilan fisik, tipe tubuh,

daya tarik fisi, baju, dan perhiasan

Menilai efek dari fisik dan konteks psikologi dalam interpretasi dari

isyarat-isyarat nonverbal

Mendeskripsikan betapa penting dan gunanya sebuah sentuhan

Menggunakan isyarat suara untuk mengekspresikan emosi dan

mengatur interaksi sosial.

Memahami aspek-aspek suara selain ucapan dalam komunikasi

nonverbal

2.Waktu

Lama proses penyampaian materi adalah 130 menit (2 jam 10 menit)

3.Metode Penyajian

Penyampaian materi dilakukan dengan metode:

Ceramah

Tanya-jawab, dan

Diskusi.

4.Alat Penyajian

Penyampaian materi menggunakan dan disajikan dengan:

Notebook

Page 44: Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

LCD Projector

Whiteboard

Spidol

Kertas dan alat tulis bagi masing-masing peserta

Handout

5.Teknik Evaluasi

Teknik evaluasi dilakukan dengan metode tertulis dan lisan

6.Pengaturan Tempat

Pelatihan dilakukan di ruangan yang cukup besar dan dilengkapi dengan

kursi yang cukup nyaman serta suhu udara yang sejuk. Pengaturan tempat

duduknya berbentuk theatre style atau berbentuk U.

7.Langkah-Langkah

1. Memulai pelatihan dengan menyapa peserta pelatihan.

2. Memperkenalkan diri.

3. Melakukan tanyajawab sebagai sesi perkenalan.

4. Membagikan lembar pre-test.

5. Membagikan handout.

6. Menjelaskan materi “pengertian komunikasi nonverbal”

7. Menjelaskan materi “pentingnya fungsi komunikasi nonverbal”

8. Menjelaskan materi “Penampilan fisik”

9. Menjelaskan materi “interaksi”

10. Menjelaskan materi “sentuhan”

11. Menjelaskan materi “suara dan parabahasa”

12. Menjelaskan materi “bahasa tubuh, muka dan mata”

13. Membuka sesi pertanyaan dan diskusi.

14. Membagikan lembar post-test.

15. Memberi kesimpulan dan menutup sesi pelatihan.

Page 45: Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

8.Panduan Pelaksanaan Modul

1. Pokok Bahasan Komunikasi Nonverbal

2. Sub Pokok Bahasan

1. Pengertian komunikasi nonverbal

2. Pentingnya fungsi komunikasi nonverbal

3. Penampilan fisik

4. Interaksi

5. Sentuhan

6. Suara dan Parabahasa

7. Bahasa tubuh , muka dan mata

3. Tujuan Umum

1. Mengetahui dan memahami pengertian pentingnya

komunikasi Nonverbal

2. Berkomunikasi efektif melalui komunikasi verbal dan

nonverbal

3. Mengetahui dan memahami perbedaan komunikasi verbal

dan nonverbal

4. Tujuan Khusus 1. Mendeskripsikan perilaku nonverbal dalam menilai orang

lain

2. Menilai hubungan stereotip dengan penampilan fisik, tipe

Page 46: Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

tubuh, daya tarik fisi, baju, dan perhiasan

3. Menilai efek dari fisik dan konteks psikologi dalam

interpretasi dari isyarat-isyarat nonverbal

4. Mendeskripsikan betapa penting dan gunanya sebuah

sentuhan

5. Menggunakan isyarat suara untuk mengekspresikan emosi

dan mengatur interaksi sosial.

6. Memahami aspek-aspek suara selain ucapan dalam

komunikasi nonverbal

5. Metode

Ceramah

Tanya-jawab, dan

Diskusi

6. Waktu 130 menit (2 jam 10 menit)

7. Alat Penyajian

Notebook

LCD Projector

Whiteboard

Spidol

Kertas dan alat tulis bagi peserta

Handout

8. Teknik Evaluasi Tertulis dan lisan

9. Pengaturan TempatRuangan ber-AC dengan penataan kursi berbentuk theatre style

atau bentuk U

Page 47: Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

9.Langkah – Langkah

Langkah-Langkah Kegiatan Waktu

1. Memulai pelatihan dengan menyapa peserta

pelatihan.2 menit

2. Memperkenalkan diri. 3 menit

3. Melakukan tanya jawab sebagai sesi perkenalan 5 menit

4. Membagikan lembar pre-test. 5 menit

5. Membagikan handout 5 menit

6. Menjelaskan materi “pengertian komunikasi

nonverbal”20 menit

7. Menjelaskan materi “pentingnya fungsi komunikasi

nonverbal”20 menit

8. Menjelaskan materi “Penampilan fisik” 10 menit

9. Menjelaskan materi “interaksi” 10 menit

10. Menjelaskan materi “sentuhan” 10 menit

11. Menjelaskan materi “suara dan parabahasa” 10 menit

12. Menjelaskan materi “bahasa tubuh, muka dan

mata”10 menit

13. Membuka sesi pertanyaan dan diskusi. 10 menit

Page 48: Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

14. Membagikan lembar post-test. 5 menit

15. Memberi kesimpulan dan menutup sesi

pelatihan.5 menit

Jumlah Jam Pelatihan (JJP) 130 menit

10. Materi

10.1Pengertian Komunikasi Nonverbal

Bentuk awal komunikasi ini mendahului evolusi bagian otak

(neocortex) yang berperan daam penciptaan dan pengembangan

manusia. Komunikasi nonverval lebih tua dari komunikasi verbal.

Kita lebih awal melakukannya,karena hingga usia kira-kira 18 bulan,

kita secara total bergantung pada komunikasi nonverbal seperti

sentuhan, senyuman, pandangan mata, dan sebagainya.

Secara sederhana komunikasi nonverbal adalah komunikasi

dengan menggunakan simbol-simbol nonverbal. Simbol atau pesan

verbal adalah semua jenis simbol yang menggunakan gerakan

tubuh, isyarat tubuh dan ekspresi muka. Menurut Larry A. Samovar

dan Richard E. Porter (dalam Deddy Mulyana, 2005), komunikasi

mencangkup semua rangsangan (kecuali rangsangan verbal) dalam

suatu setting komunikasi, yang dihasilkan oleh individu dan

penggunaan lingkungan individu, yang mempunyai nilai pesan,

potensial bagi pengirim atau penerima

Page 49: Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

10.2Fungsi Komunikasi Nonverbal

Meskipun secara teoritis komunikasi nonverbal dapat

dipisahkan dari komunikasi verbal, dalam kenyataannya kedua jenis

komunikasi itu jalin menjalin dalam komunikasi tatap-muka settiap

hari. Akan tetapi, kita dapat menemukan setidaknya tiga perbedaan

pokok antara komunikasi verbal dan nonverbal. Pertama,

sementara perilaku nonverbal adalah saluran tunggal, perilaku

nonverbal bersifat multisaluran. Kedua, pesan verbal terpisah-pisah,

sedangkan pesan nonverbal bersinambung. Ketiga, komunikasi

nonverbal lebih banyak mengandung lebih banyak muatan

emosional daripada komunikasi verbal.

Dilihat dari fungsinya, perilaku nonverbal mempunyai beberapa

fungsi. Paul Ekman (dalam dalam Deddy Mulyana, 2005)

menyebutkan lima fungsi pesan nonverbal, yakni sebagai:

Emblem. Gerakan mata tertentu merupakan simbol yang

memiliki kesetaraan dengan simbol verbal. Kedipan mata dapat

mengatakan, “Saya tidak sungguh-sungguh”

Ilustrator. Pandangan ke bawah dapat menunjukan depresi atau

kesedihan.

Regulator. Kontak mata berarti saluran percakapan terbuka.

Memalingkan muka menandakan ketidaksediaan berkomunikasi.

Penyesuai. Kedipan mata yang cepat meningkat ketika orang

berada dalam tekanan. Itu merupakan respon yang tidak disadari

yang merupakan upaya tubuh untuk mengurangi kecemasan.

Affect Display. Pembesaran manik-mata (pupil dilation)

menunjukan peningkatan emosi. Isyarat wajah lainnya

menunjukan perasaan takut, terkejut, atau senang.

Lebih jauh lagi, dalam hubunganya dengan perilaku verbal,

perilaku nonverbal mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut:

Perilaku nonverbal dapat mengulangi perilaku verbal, misalnya

Anda mengangukan kepala ketika mengatakan “Ya”.

Page 50: Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

Memperteguh, menekankan, atau melengkapi perilaku verbal.

Misalnya Anda melambaikan tangan seraya mengucapkan

“Selamat Jalam” atau “Bye bye”. Isyarat nonverbal itulah yang

disebut affect display.

Perilaku nonverbal dapat menggantikan perilaku verbal, jadi

berdiri sendir, misal Anda menggoyangkan tangan Anda dengan

telapak tangan mengarah kedepan (pengganti kata “Tidak”)

ketika seorang pengamen mendatangi Anda.

Perilaku nonverbal dapat meregulasi perilaku verbal. Misalnya

Anda sebagai mahasiswa mengenakan jaket atau membereskan

buku-buku, atau melihat jam tangan Anda menjelang kuliah

berakhir, sehingga dosen segera menutuo kuliahnya.

Perilaku nonverbal dapat membantah atau bertentangan dengan

perilaku verbal. Misalnya, seorang dosen melihat jam tangan dua

– tiga kali, padahal tadi ia mengatakan bahwa ia mempunyai

waktu untuk berbicara dengan Anda sebagai mahasiswanya.

10.3Penampilan Fisik

Setiap orang punya persepsi mengenai penampilan fisik

seseorang, baik itu bentuk tubuh, body image, ataupun busananya.

10.3.1 Bentuk Tubuh

Setiap bentuk tubuh mempengaruhi dan mendorong

perbedaan stereotip Anda. Seseorang yang memiliki bentuk

tubuh besar, mungkin Anda akan medeskripsikan orang

tersebut kuat, menyeramkan, banyak makan, rajin berolah

raga dan lain sebagainya. Begitupun sebaliknya seseorang

yang bertubuh kurus, mungkin anda akan mengira orang

tersebut kurang makan, tidak pernah berolah raga, lemah dan

lain sebagainya.

10.3.2 Image Body

Page 51: Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

Seseorang yang memiliki penampilan yang indah (cantik,

tampan, dan mempesona) akan lebih percaya diri ketika

sedang berinteraksi dengan orang lain. Gambaran-gambaran

ideal mengebaik tubuh menjadi impian para laki-laki dan

perempuan.

10.3.3 Busana

Nilai-nilai agama, kebiasaan, tuntutan lingkungan, nilai

kenyamanan, dan tujuan pencitraan, semua itu

mempengaruhicara kita berdandan. Seorang wanita muslim,

ia menandai dirinya sebagai muslim dengan memakai

kerudung.

Sebagian orang berpandangan bahwa pilihan seseorang

atas pakaian mencerminkan kepribadiaanya, apakah ia orang

yang konservatif, religius, modern, atau berjiwa muda.

Kita cenderung mempersepsi dan memperlakukan orang

yang sama dengan cara berbeda bila ia mengenakan pakaian

berbeda.

10.4Interaksi

Karena makan adalah isi, perilaku nonverbal mempunyai

sedikit makna diluar situasi yang mana terpikiran oleh meraka.

Misalnya, perilaku nonverbal yang mengkomunikasikan kesedihan

dapat juga mengkomunikasikan kegembiraan

Dua konteks yang terpenting dalam interaksi nonverbal, yakni:

10.4.1 Konteks Fisik

Konteks fisik dapat dianalisis dari berbagai dimensi.

Contohnya konteks fisik dapat dinilai sesuai dengan tingkat

formalitas, kenyamanan, privasi, keakraban, dan kedekatan

10.4.2 Konteks Psikologi

Konteks psikologi dapat dibagi menjadi dua kategori,

yakni territoriality dan ruang pribadi.

Page 52: Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

Territoriality adalah perasaan kepemilikan terhadap

beberapa daerah yang berada di lingkungan Anda secara

tetap. Mungkin tidak akan benar-benar logis untuk mengklaim

daerah-daerah tertentu di lingkungan Anda, tetapi Anda tetap

melakukannya. Misalnya, Anda merasa bahwa kamar tempat

Anda tidur adalah kamar Anda. Karena Anda merasa menjadi

bagian dari lingkungan yang menyatu ke dalam diri Anda.

Ruang pribadi itu identik dengan “wilayah tubuh”, satu

dari empat wilayah yang digunakan manusia berdasarkan

perspektif Lyman dan Scott (wilayah publik, wilayah rumah,

wilayah interaksional, dan wilayah pribadi). Untuk

membuktikan bahwa setiap orang mempunyai wilayah pribadi

ini-bila Anda laki-laki- hampirilah seorang wanitayang anda

tidak kenal sedekat mungkin dengan Anda. Ia pasti akan

memberikan reaksi, seperti bergeser ke samping atau

meletakan buku sebagai pembatas antara dia dan Anda.

Edward T. Hall (dalam Deddy Mulyana, 2005) mengemukakan

empat zona spesial dalam interaksi sosial:

Zona intim (0 – 18 inci), untuk kegiatan intim, termasuk

lewat rahasia dan memiliki percakapan rahasia

Zona pribadi (18 – 4 kaki), hanya untuk kawan-kawan

akrab, meskipun terkadang kita mengizinkan orang lain

untuk memasukinya.

Zona Sosial (4 – 10 kaki), yaitu ruang yang kita gunakan

untuk kegiatan bisnis sehari-hari.

Zona publik (10 – tak terbatas), yang mencerminkan jarak

antara orang-orang yang tidak saling mengenal, juga jarak

antara penceramah dengan pendengarnya.

10.5Sentuhan

Studi tentang sentuh-menyentuh disebut haptika (haptics).

Sentuhan, seperti foto, adalah perilaku nonverbal yangmultimakna,

dapat menggantikan seribu kata. Kenyataannya sentuhan ini bisa

Page 53: Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

merupakan tamparan, pukulan, cubitan, senggolan, tepukan,

belaian, pelukan, jabatan tangan, rabaan, hingga sentuhan rabaan

sekilas. Sentuhan kategori terakhirlah yang sering diasosiasikan

dengan sentuhan.

Menurut Heslin (dalam Deddy Mulyana, 2005), terdapat lima

kategori sentuhan, yang merupakan suatu rentang dari yang sangat

impersonal hingga yang sangat personal. Kategori-kategori itu

adalah sebagai berikut:

Fungsional Profesional. Di sini sentuhan bersifat “dingin” dan

berorientasi bisnis.

Sosial-sopan. Perilaku dalam situasi ini membangun dan

memperteguh pengharapan, aturan dan praktik sosial yang

berlaku, misalnya berjabat tangan.

Persahabatan-kehangatan. Kategori ini meliputi setiap

sentuhan yang menandakan afekdi atau hubugan yang akrab,

misalnya dua orang yang saling berpelukan setelah lama

berpisah.

Cinta-keintiman. Kategori ini merujuk pada sentuhan yang

menyatakan keterikantan, misalnya mencium pipi orangtua

dengan lembut.

Rangsangan seksual. Kategori ini berkaitan erat dengan

kategori sebelumnya, hanya saja motivnya bersifat seksual.

Rangsangan seksual tidak otomatis bermakna cinta atau

keintiman.

10.6Suara dan Parabahasa

Dari kata yang Anda ucapkan, Anda mengkomunikasikan

banyak hal tentang Anda. Semua dengan sendirinya, suara Anda

menawarkan petunjuk kuat untuk usia Anda, keadaan emosi,

pendidikan, dan status. Variasi kenyaringan (keras atau lembut),

pitch (rendah atau tinggi), tingkat (cepat atau lambat), kualitas,

artikulasi (tidak jelas atau terpotong), dan pengucapan (suku kata

Page 54: Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

apa yang ditekankan) memberi isyarat-isyarat vokal karakter

mereka yang unik.

Sebagai contoh ketika kita berekspresi marah, kita berbicara

keras, cepat, dengan pitch yang tinggi. Berbeda ketika kita sedang

sedang tidak marah, kita berbicara lembut, tidak kencang, bernada

rendah.

Parabahsa atau vokalika (vocalics), merujuk pada aspek-aspek

suara selain ucapan yang dapat dipahami, misanya kecepatan

suara, nada (tinggi atau rendah), intensitas (volume) suara,

intonasi, kualitas vokal (kejelasan), warna suara, dialek, suara

serak, suara sengau, suara terputus-putus, suara yang gemetar,

suitan, siulan, tawa, erangan, tangis, gerutuan, gumaman, desahan,

dan sebagainya. Setiap karakteristik suara ini mengkomunikasikan

emosi dan pkiran kita.

10.7Bahasa Tubuh, Muka dan Mata

Bidang yang mempelajari bahasa tubuh adalah kinesika

(kinesics). Setiap anggota tubuh seperti wajah (senyuman dan

pandangan mata), tangan, kepala, kaki dan bahkan tubuh secara

keseluruhan dapat digunakan sebagai isyarat simbolik.

10.7.1 Tipe Bahasa Tubuh

Bahasa tubuh atau pergerakan tubuh dibagi menjadi 5

kategori:

Lambang

Ilustrator

Regulator

Affect Display

Adaptor

Page 55: Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

10.7.2 Kegunaan Bahasa Tubuh

Bahasa tubuh juga dapat dikategorikan menurut

penggunaannya. Salah satu penggunaan gerakan tubuh

adalah untuk mengkomunikasikan derajat kesenangan atau

ketidaksenangan, suka atau tidak suka. Bahasa tubuh juga

mengkomunikasikan tingkat keminatan dan gairah terhadap

sesuatu.

10.7.3 Muka dan Mata

Banyak orang yang menggangap perilaku nonverbal yang

paling banyak “berbicara” adalah ekspresi wajah, khususnya

pandangan mata, meskipun mulut tidak berkata-kata.

Okulesika (oculesics) merujuk pada studi tentang penggunaan

kontak mata dalam berkomunikasi. Menurut Albert Mehrabian

(dalam dalam Deddy Mulyana, 2005), andil wajah dalam

pengaruh pesan adalah 55 %, sementara vokal 30 %, dan

verbal hanya 7 %.

Kontak mata punya dua fungsi dalam komunikasi

antarpribadi. Pertama, fungsi mengatur, untuk memberitahu

orang lain, apakah Anda melakukan hubungan dengan orang

itu atau menghindarnya. Kedua, fungsi ekspresif,

memberitahu orang lain, bagaimana perasaan Anda

terhadapnya.

Page 56: Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

11. Pre-test

1. Jelaskan menurut pemahaman Anda pengertian komunikasi nonverbal!

2. Apakah bahasa nonverbal penting bagi anda? Mengapa!

3. Berikan contoh komunikai nonverbal yang anda ketahui?

4. Perhatikan gambar di bawah ini:

Perilaku nonverbal apa yang terjadi pada gambar a,b, dan c

Deskripsikan perilaku nonverbal pada gambar d dan e

a b c

d e

Page 57: Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

12. Post-test

1. Jelaskan pengertian komunikasi nonverbal!

2. Sebutkan dan jelaskan fungsi-fungsi komunikasi nonverbal!

3. Sebutkan dan jelaskan kategor sentuhan dalam komunikasi nonverbal!

4. Sebutkan tipe dan kegunaan bahasa tubuh

5. Jelaskan perilaku nonverbal pada gambar di bawah ini!

13. Handout

Page 58: Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

1. Pengertian Komunikasi Nonverbal

Secara sederhana komunikasi nonverbal adalah komunikasi

dengan menggunakan simbol-simbol nonverbal. Simbol atau pesan

verbal adalah semua jenis simbol yang menggunakan gerakan

tubuh, isyarat tubuh dan ekspresi muka. Menurut Larry A. Samovar

dan Richard E. Porter (dalam Deddy Mulyana, 2005), komunikasi

mencangkup semua rangsangan (kecuali rangsangan verbal) dalam

suatu setting komunikasi, yang dihasilkan oleh individu dan

penggunaan lingkungan individu, yang mempunyai nilai pesan,

potensial bagi pengirim atau penerima

2. Fungsi Komunikasi Nonverbal

Dilihat dari fungsinya, perilaku nonverbal mempunyai beberapa

fungsi yakni sebagai:

Emblem.

Ilustrator

Regulator

Penyesuai

Affect Display

Lebih jauh lagi, dalam hubunganya dengan perilaku verbal,

perilaku nonverbal mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut:

Perilaku nonverbal dapat mengulangi perilaku verbal,

Memperteguh, menekankan, atau melengkapi perilaku verbal.

Perilaku nonverbal dapat menggantikan perilaku verbal

Perilaku nonverbal dapat meregulasi perilaku verbal

Perilaku nonverbal dapat membantah atau bertentangan dengan

perilaku verbal

3. Penampilan Fisik

Bentuk Tubuh

Setiap bentuk tubuh mempengaruhi dan mendorong perbedaan

stereotip Anda. Seseorang yang memiliki bentuk tubuh besar,

Page 59: Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

mungkin Anda akan medeskripsikan orang tersebut kuat,

menyeramkan, banyak makan, rajin berolah raga dan lain

sebagainya. Begitupun sebaliknya seseorang yang bertubuh kurus,

mungkin anda akan mengira orang tersebut kurang makan, tidak

pernah berolah raga, lemah dan lain sebagainya.

Image Body

Seseorang yang memiliki penampilan yang indah (cantik,

tampan, dan mempesona) akan lebih percaya diri ketika sedang

berinteraksi dengan orang lain. Gambaran-gambaran ideal

mengebaik tubuh menjadi impian para laki-laki dan perempuan.

Busana

Nilai-nilai agama, kebiasaan, tuntutan lingkungan, nilai

kenyamanan, dan tujuan pencitraan, semua itu mempengaruhicara

kita berdandan. Seorang wanita muslim, ia menandai dirinya

sebagai muslim dengan memakai kerudung.

Sebagian orang berpandangan bahwa pilihan seseorang atas

pakaian mencerminkan kepribadiaanya, apakah ia orang yang

konservatif, religius, modern, atau berjiwa muda.

Kita cenderung mempersepsi dan memperlakukan orang yang

sama dengan cara berbeda bila ia mengenakan pakaian berbeda.

4. Interaksi

Dua konteks yang terpenting dalam interaksi nonverbal, yakni:

Konteks Fisik

Konteks fisik dapat dianalisis dari berbagai dimensi.

Konteks Psikologi

Konteks psikologi dapat dibagi menjadi dua kategori, yakni

territoriality dan ruang pribadi.

Page 60: Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

Territoriality adalah perasaan kepemilikan terhadap beberapa

daerah yang berada di lingkungan Anda secara tetap. 

Ruang pribadi itu identik dengan “wilayah tubuh”.

5. Sentuhan

Studi tentang sentuh-menyentuh disebut haptika (haptics).

Terdapat lima kategori sentuhan. Kategori-kategori itu adalah

sebagai berikut:

Fungsional Profesional.

Sosial-sopan.

Persahabatan-kehangatan.

Cinta-keintiman.

Rangsangan seksual.

6. Suara dan Parabahasa

Dari kata yang Anda ucapkan, Anda mengkomunikasikan banyak

hal tentang Anda.  Sebagai contoh ketika kita berekspresi marah, kita

berbicara keras, cepat, dengan pitch yang tinggi. Berbeda ketika kita

sedang sedang tidak marah, kita berbicara lembut, tidak kencang,

bernada rendah.

Parabahsa atau vokalika (vocalics), merujuk pada aspek-aspek

suara selain ucapan yang dapat dipahami, misanya kecepatan suara,

nada (tinggi atau rendah), intensitas (volume) suara, intonasi, kualitas

vokal (kejelasan), warna suara, dialek, suara serak, suara sengau,

suara terputus-putus, suara yang gemetar, suitan, siulan, tawa,

erangan, tangis, gerutuan, gumaman, desahan, dan sebagainya.

Setiap karakteristik suara ini mengkomunikasikan emosi dan pkiran

kita.

7. Bahasa Tubuh, Muka dan Mata

Bidang yang mempelajari bahasa tubuh adalah kinesika (kinesics).

Setiap anggota tubuh seperti wajah (senyuman dan pandangan mata),

Page 61: Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

tangan, kepala, kaki dan bahkan tubuh secara keseluruhan dapat

digunakan sebagai isyarat simbolik.

Tipe Bahasa Tubuh

Bahasa tubuh atau pergerakan tubuh dibagi menjadi 5

kategori:

Lambang

Ilustrator

Regulator

Affect Display

Adaptor

Kegunaan Bahasa Tubuh

Salah satu penggunaan gerakan tubuh adalah untuk

mengkomunikasikan derajat kesenangan atau ketidaksenangan,

suka atau tidak suka. Bahasa tubuh juga mengkomunikasikan

tingkat keminatan dan gairah terhadap sesuatu.

Muka dan Mata

Banyak orang yang menggangap perilaku nonverbal yang

paling banyak “berbicara” adalah ekspresi wajah, khususnya

pandangan mata, meskipun mulut tidak berkata-kata. Okulesika

(oculesics) merujuk pada studi tentang penggunaan kontak mata

dalam berkomunikasi.

Kontak mata punya dua fungsi dalam komunikasi antarpribadi.

Pertama, fungsi mengatur, untuk memberitahu orang lain, apakah

Anda melakukan hubungan dengan orang itu atau menghindarnya.

Kedua, fungsi ekspresif, memberitahu orang lain, bagaimana

perasaan Anda terhadapnya.

Page 62: Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

MODUL 4:MEMAHAMI DIRI SENDIRI DAN ORANG LAIN

1.Tujuan Pembelajaran

1.1 Tujuan Pembelaran Umum:

Setelah mengikuti pelatihan Kompetensi Komunikasi, sesi

“Memahami Diri Sendiri dan Orang Lian”, peserta diharapkan dapat:

Mengetahui dan Memahami konsep diri sendiri dan orang lain

1.2 Tujuan Pembelaran Khusus:

Setelah mengikuti pelatihan Kompetensi Komunikasi, sesi

“Memahami Diri Sendiri dan Orang Lian”, peserta diharapkan dapat:

Memahami dan mengidentifikasi unsur-unsur penting yang

membuat konsep diri meningkat.

Memahami dan mendekripsikan dua prinsip dari pengembangan

konsep diri

Memahami pengertian persepsi

Mendiskripsikan perbedaan persepsi terhadap lingkungan fisik dan

sosial.

Memahami dan mendekripsikan bagaimana melihat objek dan

orang

Menerapkan beberapa teknik untuk meningkatkan akurasi persepsi

2.Waktu

Lama proses penyampaian materi adalah 100 menit (1 jam 40 menit)

3.Metode Penyajian

Penyampaian materi dilakukan dengan metode:

Page 63: Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

Ceramah

Tanya-jawab, dan

Diskusi.

4.Alat Penyajian

Penyampaian materi menggunakan dan disajikan dengan:

Notebook

LCD Projector

Whiteboard

Spidol

Kertas dan alat tulis bagi masing-masing peserta

Handout

5.Teknik Evaluasi

Teknik evaluasi dilakukan dengan metode tertulis dan lisan

6.Pengaturan Tempat

Pelatihan dilakukan di ruangan yang cukup besar dan dilengkapi dengan

kursi yang cukup nyaman serta suhu udara yang sejuk. Pengaturan tempat

duduknya berbentuk theatre style atau berbentuk U.

7.Langkah-Langkah

1. Memulai pelatihan dengan menyapa peserta pelatihan.

2. Memperkenalkan diri.

3. Melakukan tanyajawab sebagai sesi perkenalan.

4. Membagikan lembar pre-test.

5. Membagikan handout.

Page 64: Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

6. Menjelaskan materi “Konsep Diri Anda”

7. Menjelaskan materi “Persepsi - Inti Komunikasi”

8. Menjelaskan materi “Meningkatkan Keakuratan Persepsi”

9. Membuka sesi pertanyaan dan diskusi.

10. Membagikan lembar post-test.

11. Memberi kesimpulan dan menutup sesi pelatihan.

8.Panduan Pelaksanaan Modul

1. Pokok Bahasan Memahami Diri Sendiri dan Orang Lian

2. Sub Pokok Bahasan

1. Konsep Diri Anda

2. Persepsi - Inti Komunikasi

3. Meningkatkan Keakuratan Persepsi

3. Tujuan Umum Mengetahui dan Memahami konsep diri sendiri dan orang lain

Page 65: Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

4. Tujuan Khusus

1. Memahami dan mengidentifikasi unsur-unsur penting yang

membuat konsep diri meningkat.

2. Memahami dan mendekripsikan dua prinsip dari

pengembangan konsep diri

3. Memahami pengertian persepsi

4. Mendiskripsikan perbedaan persepsi terhadap lingkungan

fisik dan sosial.

5. Memahami dan mendekripsikan bagaimana melihat objek

dan orang

6. Menerapkan beberapa teknik untuk meningkatkan akurasi

persepsi

5. Metode

Ceramah

Tanya-jawab, dan

Diskusi

6. Waktu 100 menit (1 jam 40 menit)

7. Alat Penyajian

Notebook

LCD Projector

Whiteboard

Spidol

Kertas dan alat tulis bagi peserta

Handout

8. Teknik Evaluasi Tertulis dan lisan

9. Pengaturan TempatRuangan ber-AC dengan penataan kursi berbentuk theatre style

atau bentuk U

9.Langkah – Langkah

Langkah-Langkah Kegiatan Waktu

1. Memulai pelatihan dengan menyapa peserta

pelatihan.2 menit

2. Memperkenalkan diri. 3 menit

3. Melakukan tanya jawab sebagai sesi perkenalan 5 menit

Page 66: Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

4. Membagikan lembar pre-test. 5 menit

5. Membagikan handout 5 menit

6. Menjelaskan materi “Konsep Diri Anda” 20 menit

7. Menjelaskan materi “Persepsi - Inti Komunikasi 20 menit

8. Menjelaskan materi “Meningkatkan Keakuratan

Persepsi”20 menit

9. Membuka sesi pertanyaan dan diskusi. 10 menit

10. Membagikan lembar post-test. 5 menit

11. Memberi kesimpulan dan menutup sesi

pelatihan.5 menit

Jumlah Jam Pelatihan (JJP) 100 menit

Page 67: Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

10. Materi

10.1Konsep Diri Anda

Siapa diri Anda adalah fondasi dasar bagi seluruh komunikasi

Anda. Kebutuhan individu, minat, dan kekuatan yang membedakan

Anda dari orang lain yang terungkap dalam komunikasi Anda. Arti

yang mengatributkan Anda kedalam kata-kata yang Anda dengar

juga sedikit berbeda dari penafsiran lain.

“Hwo are you” termasuk bagaimana perasaan Anda tentang

diri Anda, dan, pada gilirannya, bagaimana perasaan Anda tentang

diri Anda tercermin dalam cara Anda berkomunikasi. Jika Anda

berpikir diri Anda pemalu, Anda dapat menghindari apabila teman

Anda ingin mengajak Anda berkenca.

10.1.1 “Siapakah Anda?”

Identitas Sosial

Identitas sosial Anda, adalah kelompok-kelompok atau

kategori yang diakui oleh lingkungan sosial Anda, dimulai

dengan kelahiran Anda. Anda diklasifikasikan oleh, jenis

kelamin, ras, agama, dan keluarga.

Setelah Anda tubuh dewasa, Anda akan

diklasifikasikan kembali. Anda akan menjadi siswa,

anggota partai politik, anggota klub atau kelompok sosial

lainnya.

Karakteristik Personal

Konten dari konsep diri Anda, lebih banyak daripada

identitas sosial Anda. Banyak karakteristik kepribadian

yang Anda gunakan untuk menggambarkan diri Anda

sendiri dan juga berkontribusi terhadap konsep diri Anda.

Karakteristik personal adalah kualitas yang terdapat

disebuah karakteristik seseorang yang membuata dirinya

sangat khusus.

Page 68: Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

Seseorang yang mendeskripsikan dirinya disebut

androginus (androgynous)-sangat maskulin dan sangat

feminim.

Nilai Diri

Nilai diri mencerminkan pentingnya Anda untuk

melampirkan kedua cara berperilaku yang berbeda, seperti

bersikap jujur, dan tujuan-tujuan yang Anda cita-citakan.

Karakteristik fisik

Karakteristik fisik Anda, ciri-ciri tubuh Anda, membuat

ketiga elemen yang berkontribusi terhadap konsep-diri

Anda.

Perluasan ego

Konsep diri Anda meliputi sosial, psikologis, dan fisik,

serta unsur-unsur karakteristik di lingkungan Anda.

Sumber daya dari konsep diri

Dua teori utama konsep diri Anda. pertama, penilaian

yang tercermin, bahwa Anda dipengaruhi oleh komunikasi

yang Anda terima dari orang lain, terutama ketika fokus

pada Anda. Kedua, perbandingan sosial, konten yang Anda

pelajari tentang diri Anda dengan membandingkan diri

Anda dengan orang lain.

10.1.2 “Diri Yang Anda Ingingkan”

Sejauh mana Anda memikirkan diri Anda sendiri sebagai

sebuah kegagalan atau kesuksesan, orang yang baik atau

buruk, tergantung pada bangsa Anda yang Anda inginkan.

Setidaknya ada tiga gambaran dari konsep diri yang Anda

inginkan: diri yang ideal, diri yang serius, dan diri yang

seharusnya.

10.1.3 “Diri Yang Anda Persembahkan Kepada Orang

Lain”

Page 69: Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

Terlepas dari siapakah diri Anda dan ingin menjadi apa

Anda nanti, hanya jika Anda memperpersembahkan “diri

Anda” kepada orang lain. Tiga faktor tambahan yang

mempengaruhi orang yang hadir untuk memepersembahkan

kepada orang lain, yakni: kebutuhan yang dirasakan dalam

situasi, harapan orang lain, dan tujuan Anda untuk

berkomunikasi.

10.2Persepsi – Inti Komunikasi

Persepsi adalah inti komunikasi, sedangkan penafsiran

(interpretasi) adalah inti persepsi, yang identik dengan decoding

daalam proses komunikasi. Untuk lebih paham tentang persepsi,

berikut adalah beberapa pengertian persepsi:

Brian Fellow:

Persepsi adalah proses yang memungkinkan suatu organisme

menerima dan menganalisis informasi.

Kenneth K. Sereno dan Jennifer Follers:

Persepsi adalah sarana yang memungkinkan kita memeperoleh

kesadaran akan sekeliling dan lingkungan kita.

Philip Goodacre dan Jennifer Follers:

Persepsi adalah proses mental yang digunakan untuk mengenali

rangsangan.

Joseph A. DeVito:

Persepsi adalah proses yang menjadikan kita sadar akan banyaknya

stimulus yang mempengaruhi indera kita.

Persepsi meliputi penginderaan (sensasi) melalui alat-alat

indera kita, atensi, dan interpretasi.

Page 70: Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

Sensasi merujuka pada pesan yang dikirimkan ke otak lewat

pengelihatan, pendengaran, sentuhan, penciuman, dan

pengecapan.

Atensi tidak terelakan karena sebelum kita merespon atau

menafsirkan kejadian atau rangsangan apapun, kita harus terlebih

dahulu memperhatikan kejadian atau rangsangan tersebut. Ini

berarti bahwa persepsi mengsyaratkan kehadiran suatu objek untuk

dipersepsi, termasuk orang lain dan juga diri sendiri.

Tahap terpenting dalam persepsi adalah interpretasi atas

informasi yang kita peroleh melalui salah satu atau lebih indera

kita. Namun Anda tidak dapat menginterpretasikan makna setiap

objek secara langsung; melainkan menginterpretasikan makna

informasi yang anda percayai mewakili objek tersebut. Jadi

pengetahuan yang kita peroleh melalui persepsi bukan

pengetahuan mengenai objek yang sebenarnya, melainkan

pengetahuan mengenai bagaimana tampaknya objek tersebut.

Persepsi manusia sebenarnya terbagi dua: persepsi terhadap

lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Perbandingan dari keduanya

antaralain:

Persepsi terhadap lingkungan fisik melalui lambang-

lambang fisik, sedangkan persepsi terhadap lingkungan

sosial melaui lambangg-lambang verbal dan nonverbal.

Persepsi terhadap lingkungan fisik menanggapi sifat-sifat

luar, sedangkan persepsi terhadap lingkungan sosial

menanggapi sifat-sifat luar dan dalam (perasaan, motif,

harapan, dan sebagainya)

Lingkungan fisik tidak bereaksi sedangkan lingkungan

sosial bereaksi.

10.2.1 Persepsi Terhadap Lingkungan Fisik

Page 71: Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

A

B

C

Dalam menilai suatu benda saja , kita tidak selalu

sepakat. Persepsi selalu mengecoh kita. Itulah yang disebut

ilusi perseptual. Kita merasa didunia datar, padahal bulat. Kita

merasa bumi ini diam, padahal bumi ini bergerak ratusan

meter perdetik. Untuk menunjukan bahwa anda memliki

ilustrasi perseptual silakan jawab kedua pertanyaan berikut

berdasarkan figur di bawah ini:

a. Lingkaran pusat mana yang lebih besar, apakah A atau B?

b. Berapa segi-empat sama-sisi yang terdapat dalam figur C?

Page 72: Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

Sebagai jawaban, sebenarnya kedua lingkaran pusat itu

sama besar. Namun Anda mungkin menduga sebelumnya

bahwa lingkaran pusat A lebih besar daripada lingkaran pusat

B. Untuk Segi-empat sama-sisi, bergantung segi empat sama

sisi yang anda hitung. Sebenarnya dengan asumsi bahwa

terdapat sejumlah segi-empat sama-sisi berbeda ukuran yang

berimpitan atau bertumpang tindih, kita bisa menemukan 30

segi-empat. Silakan Anda hitung sendiri.

10.2.2 Persepsi Terhadap Lingkungan sosial

Persepsi sosial adalah proses menangkap arti objek-objek

sosial dan kejadian-kejadian yang kita alami dalam

lingkungan kita.

Beberapa prinsip penting mengenai persepsi sosial yang

menjadi pembenaran atas perbedaan persepsi sosial yang

menjadi pembenaran atas perbedaan persepsi ini adalah

sebagai berikut:

Persepsi berdasarkan pengalaman

Pola-pola perilaku manusia berdasarkan persepsi mereka

mengenai realitas (sosial) yang telah dipelajari. Persepsi

manusia terhadap seseorang, objek atau kejadian serupa.

Persepsi bersifat selektif

Atensi kita pada suatu rangsangan merupakan faktor

utama yang menentukan selektifitas kita atas rangsangan

tersebut. Atensi dipengaruhi oleh dua faktor, yakni internal

dan eksternal.

Faktor internal yang mempengaruhi Atensi adalah: faktor

biologis, faktor fisiologis, dan faktor-faktor sosial budaya

seperti gender, agama, tingkat pendidikan, pekerjaan,

penghasilan, peranan, status sosial, pengalaman masa

lalu, kebiasaan, dan bahkan faktor-faktor psikologis

seperti, kemauan, keinginan, kemarahan, dan lain

sebagainya.

Page 73: Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

Faktor eksternal yang mempengaruhi atensi adalah:

gerakan, intensitas, kontras, kebaruan, dan perulangan

objek yang dipersepsi.

Persepsi bersifat dugaan

Oleh karena data yang kita peroleh mengenai objek lewat

penginderaan tidak pernah lengkap, persepsi merupakan

loncatan langsung pada kesimpulan.

Persepsi bersifat evaluatif

Persepsi bersifat kontekstual

10.3Menigkatakan Keakuratan Persepsi

Meregangkan Diri

Tetap Berpikir Terbuka

Tingkatan Rasa Empati

Page 74: Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

11. Pre-test

1. Lengkapilah setiap kalimat di bawah ini sesuai dengan tipikal

kepribadian Anda:

Saya ____________________________

Saya ____________________________

Saya ____________________________

Saya ____________________________

Saya ____________________________

2. Jelaskan menurut Anda apa itu persepsi?

3. Lihatlah figut di bawah ini, kemukakan gambar apa saja yang terdapat

pada figur itu (A dan B)

A B

12. Post-test

1. Jelaskan pengertian persepsi!

2. Jelaskan persepsi terhadap lingkungan fisik!

3. Jelaskan persepsi terhadap lingkungan sosial!

Page 75: Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

4. Sebutkan cara meningkatkan keakuratan persepsi?

13. Handout

1. Konsep Diri Anda

Siapa diri Anda adalah fondasi dasar bagi seluruh komunikasi

Anda. Kebutuhan individu, minat, dan kekuatan yang membedakan

Anda dari orang lain yang terungkap dalam komunikasi Anda.

1.1 “Siapakah Anda?”

Siapakah anda? Berikaut adalah penjelasan berasala dari

manakah anda:

Identitas Sosial

Karakteristik Personal

Nilai Diri

Karakteristik fisik

Perluasan ego

Sumber daya dari konsep diri

1.2 “Diri Yang Anda Ingingkan”

Setidaknya ada tiga gambaran dari konsep diri yang Anda

inginkan: diri yang ideal, diri yang serius, dan diri yang

seharusnya.

1.3 “Diri Yang Anda Persembahkan Kepada Orang Lain”

Terlepas dari siapakah diri Anda dan ingin menjadi apa

Anda nanti, hanya jika Anda memperpersembahkan “diri

Anda” kepada orang lain. Tiga faktor tambahan yang

mempengaruhi orang yang hadir untuk memepersembahkan

kepada orang lain, yakni: kebutuhan yang dirasakan dalam

situasi, harapan orang lain, dan tujuan Anda untuk

berkomunikasi.

Page 76: Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

2. Persepsi – Inti Komunikasi

Persepsi adalah inti komunikasi, sedangkan penafsiran

(interpretasi) adalah inti persepsi, yang identik dengan decoding

daalam proses komunikasi. Untuk lebih paham tentang persepsi,

berikut adalah beberapa pengertian persepsi:

Brian Fellow:

Persepsi adalah proses yang memungkinkan suatu organisme

menerima dan menganalisis informasi.

Kenneth K. Sereno dan Jennifer Follers:

Persepsi adalah sarana yang memungkinkan kita memeperoleh

kesadaran akan sekeliling dan lingkungan kita.

Philip Goodacre dan Jennifer Follers:

Persepsi adalah proses mental yang digunakan untuk mengenali

rangsangan.

Joseph A. DeVito:

Persepsi adalah proses yang menjadikan kita sadar akan banyaknya

stimulus yang mempengaruhi indera kita.

Persepsi manusia sebenarnya terbagi dua: persepsi terhadap

lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Perbandingan dari keduanya

antaralain:

Persepsi terhadap lingkungan fisik melalui lambang-

lambang fisik, sedangkan persepsi terhadap lingkungan

sosial melaui lambangg-lambang verbal dan nonverbal.

Persepsi terhadap lingkungan fisik menanggapi sifat-sifat

luar, sedangkan persepsi terhadap lingkungan sosial

menanggapi sifat-sifat luar dan dalam (perasaan, motif,

harapan, dan sebagainya)

Page 77: Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

C

Lingkungan fisik tidak bereaksi sedangkan lingkungan

sosial bereaksi.

2.1 Persepsi Terhadap Lingkungan Fisik

Dalam menilai suatu benda saja , kita tidak selalu sepakat.

Persepsi selalu mengecoh kita. Itulah yang disebut ilusi

perseptual. Kita merasa didunia datar, padahal bulat. Kita merasa

bumi ini diam, padahal bumi ini bergerak ratusan meter perdetik.

Page 78: Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

2.2 Persepsi Terhadap Lingkungan sosial

Beberapa prinsip penting mengenai persepsi sosial yang

menjadi pembenaran atas perbedaan persepsi sosial yang menjadi

pembenaran atas perbedaan persepsi ini adalah sebagai berikut:

Persepsi berdasarkan pengalaman

Persepsi bersifat selektif

Persepsi bersifat dugaan

Persepsi bersifat evaluatif

Persepsi bersifat kontekstual

3. Menigkatakan Keakuratan Persepsi

Meregangkan Diri

Tetap Berpikir Terbuka

Tingkatan Rasa Empati

Page 79: Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

MODUL 5:LISTENING

1.Tujuan Pembelajaran

1.1 Tujuan Pembelaran Umum:

Setelah mengikuti pelatihan Kompetensi Komunikasi, sesi

“Listening”, peserta diharapkan dapat:

Mengetahui, memahami, menerima, merespon dan menilai konsep

Listening

1.2 Tujuan Pembelaran Khusus:

Setelah mengikuti pelatihan Kompetensi Komunikasi, sesi

“Listening”, peserta diharapkan dapat:

Memahami dan mengidentifikasi pola-pola listening yang dimiliki

Mengetahui dan memahami tiga tingkatan dari proses listening

Menjelaskan pentingnya listening sebagai proses komunikasi

Mengetahui macam-macam gaya listening

Menerapkan beberapa teknik untuk meningkatkan keterampilan

listening

Memahami dan menggunakan llstening empathic

2 Waktu

Lama proses penyampaian materi adalah 120 menit (2 jam)

3 Metode Penyajian

Penyampaian materi dilakukan dengan metode:

Ceramah

Tanya-jawab, dan

Page 80: Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

Diskusi.

4 Alat Penyajian

Penyampaian materi menggunakan dan disajikan dengan:

Notebook

LCD Projector

Whiteboard

Spidol

Kertas dan alat tulis bagi masing-masing peserta

Handout

5 Teknik Evaluasi

Teknik evaluasi dilakukan dengan metode tertulis dan lisan

6 Pengaturan Tempat

Pelatihan dilakukan di ruangan yang cukup besar dan dilengkapi dengan

kursi yang cukup nyaman serta suhu udara yang sejuk. Pengaturan tempat

duduknya berbentuk theatre style atau berbentuk U.

7 Langkah-Langkah

1. Memulai pelatihan dengan menyapa peserta pelatihan.

2. Memperkenalkan diri.

3. Melakukan tanyajawab sebagai sesi perkenalan.

4. Membagikan lembar pre-test.

5. Membagikan handout.

6. Menjelaskan materi “Konsep Dasar Listening”

7. Menjelaskan materi “Macam-macam Gaya Listening”

Page 81: Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

8. Menjelaskan materi “Teknik Meningkatkan Keterampilan Listening”

9. Menjelaskan materi “Listening Empathic”

10. Membuka sesi pertanyaan dan diskusi.

11. Membagikan lembar post-test.

12. Memberi kesimpulan dan menutup sesi pelatihan.

8 Panduan Pelaksanaan Modul

1. Pokok Bahasan Listening

2. Sub Pokok Bahasan

1. Konsep Dasar Listening

2. Macam-macam Gaya Listening

3. Teknik Meningkatkan Keterampilan Listening

4. Listening Empathic

3. Tujuan Umum

Mengetahui, memahami, menerima, merespon dan menilai

konsep Listening

Page 82: Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

4. Tujuan Khusus

1. Memahami dan mengidentifikasi pola-pola listening yang

dimiliki

2. Mengetahui dan memahami tiga tingkatan dari proses

listening

3. Menjelaskan pentingnya listening sebagai proses komunikasi

4. Mengetahui macam-macam gaya listening

5. Menerapkan beberapa teknik untuk meningkatkan

keterampilan listening

6. Memahami dan menggunakan listening empathic

5. Metode

Ceramah

Tanya-jawab, dan

Diskusi

6. Waktu 120 menit (2 jam )

7. Alat Penyajian

Notebook

LCD Projector

Whiteboard

Spidol

Kertas dan alat tulis bagi peserta

Handout

8. Teknik Evaluasi Tertulis dan lisan

9. Pengaturan TempatRuangan ber-AC dengan penataan kursi berbentuk theatre style

atau bentuk U

9 Langkah – Langkah

Langkah-Langkah Kegiatan Waktu

1.Memulai pelatihan dengan menyapa peserta

pelatihan.2 menit

2.Memperkenalkan diri. 3 menit

3.Melakukan tanya jawab sebagai sesi perkenalan 5 menit

4. Membagikan lembar pre-test. 5 menit

Page 83: Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

5.Membagikan handout 5 menit

6.Menjelaskan materi “Konsep Dasar Listening” 20 menit

7.Menjelaskan materi “Macam-macam Gaya Listening”

20 menit

8.Menjelaskan materi “Teknik Meningkatkan Keterampilan Listening”

20 menit

9.Menjelaskan materi “Listening Empathic” 20 menit

10. Membuka sesi pertanyaan dan diskusi. 10 menit

11. Membagikan lembar post-test. 5 menit

12. Memberi kesimpulan dan menutup sesi

pelatihan.5 menit

Jumlah Jam Pelatihan (JJP) 120 menit

Page 84: Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

10 Materi

10.1Konsep Dasar Listening

10.1.1 Pengertian Listening

Listening adalah proses aktif dalam menerima, menyertai,

dan memberikan makna dari suara. Disebut aktif karena itu

melibatkan pengambilan informasi dari pembicara, diproses,

diberikan makna, dan kemudian diberikan feedback.

Listening tidak hanya respons otomatis terhadap suara. Hal

ini membutuhkan seorang pendengar untuk memahami,

menafsirkan, dan mengevaluasi apa yang dia dengar. Saat ini,

kemampuan untuk mendengarkan merupakan keterampilan

penting dalam komunikasi antarpribadi. Ini meningkatkan

hubungan pribadi melalui pengurangan konflik, memperkuat

kerjasama, serta menumbuhkan pemahaman.

Ketika berinteraksi, orang sering tidak mendengarkan dengan

penuh perhatian untuk satu sama lain. Mereka mungkin akan

terganggu, memikirkan hal-hal lain, atau berpikir tentang apa

yang akan mereka katakan selanjutnya (kasus terakhir ini

terutama berlaku dalam situasi konflik atau ketidaksepakatan).

Listening adalah cara yang terstruktur mendengarkan dan

menanggapi orang lain.  Listening memfokuskan perhatian

pada pembicara. 

10.1.2 Tingkatan dalam Listening

Listening mengetahui perbedaan antara apa yang

dikatakan, apa yang Anda dengar, dan apa yang

dimaksud. Mendengarkan secara efektif melibatkan empat

tahap:

Tahap Merasakan

Page 85: Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

Pada tahap ini indera pendengaranlah yang digunakan

untuk menerima pesan. Pikiran kita memiliki kemampuan

untuk mendengarkan empat kali lebih cepat daripada orang

bicara. Satu tantangan untuk mendengarkan secara efektif

akan memfokuskan pikiran kita. Untuk meningkatkan

keterampilan, kita harus melihat langsung orang yang

sedang berbicara. Ketika Anda mendengar kata-kata orang

itu, mulailah membaca bahasa tubuhnya juga. Dengarkan

nada dan intonasi. 

Di sisi lain, jika Anda mengambil bagian dalam

berbicara di depan umum, audiens Anda akan menghadapi

tantangan yang sama yang Anda lakukan dengan seni

mendengarkan.Pemahaman ini akan menjadi bantuan untuk

mengembangkan dan meningkatkan kemampuan berbicara

di depan umum.

Tahap Mengerti

Pengolahan dan menafsirkan pesan. Daripada

memikirkan apa yang akan Anda katakan berikutnya,

cobalah untuk memikirkan apa yang dikatakan dari sudut

pandang komunikator. Pikirkan diri Anda sebagai pembela

mereka dan tujuan Anda adalah untuk membantu semua

orang memahami apa yang pembicara coba untuk

mengkomunikasikannya.

Tahap Evaluasi

Setelah pesan dimengerti, anda dapat melewati tahap

dimana anda dapat meilai pesan tersebut

Tahap Respon

Setelah diamati, kemudian berikanlah umpan balik

kepada pembicara

10.1.3 Level dalam Listening

Level 1 (level dasar)

Page 86: Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

Mendengarkan, tapi tidak merespon. Sedikit upaya

dilakukan untuk mendengarkan. Seringkali, seseorang di

tingkat ini adalah percaya bahwa ia membayar lebih banyak

perhatian ketika benar-benar ia sedang memikirkan hal-hal

lain. Mereka umumnya lebih tertarik untuk berbicara,

daripada mendengarkan.

Level 2 (level menengah)

Pada tingkat kedua, individu mendengar suara dan

kata-kata, tetapi tidak benar-benar mendengarkan secara

mendalam. Pada tingkat ini, orang-orang tidak

mendengarkan makna yang lebih dalam dari apa yang

dikatakan.

Mereka berusaha untuk mendengarkan apa yang

dikatakan pembicara, tetapi mereka tidak melakukan upaya

untuk memahami apa yang pembicara katakan. Mereka

cenderung lebih peduli dengan konten daripada

perasaan. Mereka tidak benar-benar berpartisipasi dalam

percakapan.

Level 3 (level atas)

Tingkat ini seseorang mendengar secara aktif. Pada

tingkat ini, orang mencoba untuk menempatkan diri mereka

di tempat pembicara, mereka mencoba untuk melihat

sesuatu dari sudut pandang orang lain. Beberapa

karakteristik dalam tingkat ini meliputi: hanya mengambil

ide utama, mengakui dan menjawab, tidak membiarkan diri

Anda terganggu, menaruh perhatian pada komunikator

secara total, termasuk bahasa tubuhnya.

10.1.4 Pentingnya Listening

Listening adalah keterampilan komuniikasi yang sangat penting

karena banyak sekali kegunaannya. Anda mendengarkan untuk

Page 87: Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

memahami, mengapresiasi, mengidentifikasi, mengevaluasi,

mengepati, dan menambah pengetahuan diri sendiri.

10.2Macam-macam Gaya Listening

10.2.1 Gaya Content-Oriented

Gaya ini lebih tertarik pada kualitas pesan. Gaya ini berguna

ketika melihat perspektif yang luas dan berbagai banyak

pilihan.

10.2.2 Gaya People-Oriented

Gaya ini lebih menitik beratkan untuk menciptakan dan

memelihara hubungan positif.

10.2.3 Gaya Action-Oriented

Gaya ini lebih menitik beratkan pekerjaan. Digunakan utnuk

menghadiri kebutuhan bisnis.

10.2.4 Gaya Time-Oriented

Gaya ini sangat menitik beratkan pada keefisiensi waktu.

10.3Teknik Meningkatkan Keterampilan Listening

10.3.1 Fokus Terhadap Perhatian

Untuk menjadi pendengar yang baik, Anda harus

mengetahui bagaimana utnuk memfokuskan terhadap

perhatian pembicara. Fokus ini dapat membantu dalam dua

cara: memungkinkan Anda untuk memilih isyarat-isyarat

nonverbal dan menunjukkan bahwa Anda memperhatikannya.

Berikut adalah cara untuk menigkatkan fokus terhadap

perhatian:

Mengunakan parafrase

Mengulang dan mengingat

Buat catatan

Memperhatikan fisik atau gerak tubuh pembiacara

10.3.2 Pengorganisasian Materi

Pengelompokan

Page 88: Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

EXPLORING RESOLVING CONCLUDING

Pengelompokan sedikit informasi sesuai dengan

hubungan timbal balik. Dengan pengelompokan ini

memungkinkan Anda untuk memadatkan informasi dan

lebih mudah untuk mengingat.

Penyusunan

Penyusunan beberapa informasi kedalam urutan atau

susunan yang sistematis.

Penataan

Menata dan merubah serta mengembangkan informasi

yang telah disusun menjadi informasi yang lebih baru.

10.3.3 Menyediakan Feedback

Sebagai pendengar, Anda boleh menyanggah pembicara

apabila ia sudah melenceng dari fokus pembicaraan. Ini

merupakan efek feedback Anda dari apa yang Anda dengar.

Fungsinya adalah pembicaraan menjadi fokus, lebih tertata,

lebih spesifik dan lain sebagainya.

10.4Empathic Listening

Empatik adalah kemampuan untuk memproyeksikan diri ke

dalam kepribadian orang lain untuk lebih memahami emosi atau

perasaan orang itu. Melalui empati, memungkinkan pendengar

mendengarkan pembicara, "Saya memahami masalah Anda dan

bagaimana Anda merasakan hal itu, saya tertarik pada apa yang

Anda katakan dan aku tidak menghakimi Anda”. Pendengar

menyampaikan pesan ini melalui kata-kata dan perilaku non-verbal,

termasuk bahasa tubuh. Dengan demikian, para pendengar

mendorong pembicara untuk sepenuhnya mengekspresikan dirinya

sendiri bebas dari gangguan, kritik atau diberitahu apa yang harus

dilakukan.

Empathic listening, adalah kemampuan mengerti pesan orang

lian dari sudut pandang dia. Ini membutuhkan perhatian dalam isi

Page 89: Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

INVOLVING

pesan dan perasaan pesan. Listening Empathic memberikan anda

untuk memahami model dasar dalam membantu:

Melibatkan diri dalam kehidupan orang lain memerlukan

tindakan sebagai cermin untuk mencerminkan masalahnya atau

kebutuhannya. Anda kemudian membantu orang untuk menyelidiki

situasi. Ini sering dilakukan dengan mendengarkan dengan cermat

dan mengajukan pertanyaan yang mensimulasikan umpan balik

orang lain untuk berbicara dan berpikir tentang

masalahnya. Tujuannya adalah untuk membantu orang untuk

menyelesaikan masalah baik melalui pemahaman pribadi atau

serangkaian pengalaman yang memberikan keterampilan. Dalam

langkah terakhir, pendengar merangkum semua menunjukkan

kemungkinan masa depan. Tujuan listening emphatic ini adalah

untuk membangun hubungan atau membantu memecahkan

masalah.

10.4.1 Cara Praktis Untuk Mendengar Secara Empatik

Advising : Menawarkan saran

Judging :Mencari konstruktif penilaian

Analyzing : menginterpretasikan pesan pembicara

Questioning : Membantu menyelesaikan masalah

Supporting

Prompting : Tujuannya adalah untuk membantu pembicara

menarik kesimpulan untuk diri sendiri.

Paraphrasing

11 Pre-test

1. Jelaskan menurut anda pengertian Listening !

2. Sebutkan dan jelaskan tingkatan dalam listening!

3. Sebutkan dan jelaskan level pada listening !

4. Mengapa listening penting bagi kehidupan Anda!

Page 90: Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

12 Post-test

1. Jelaskan menurut anda pengertian Listening !

2. Sebutkan dan jelaskan tingkatan dalam listening!

3. Sebutkan dan jelaskan level pada listening !

4. Mengapa listening penting bagi kehidupan Anda!

5. Sebutkan dan jelaskan tipe-tipe listening! Termasuk kedalam gaya

apakah Anda?

6. Sebutkan teknik untuk meningkatkan keterampilan listening?

7. Jelaskan maksud dari empathic listening!

13. Handout

1. Konsep Dasar Listening

Pengertian Listening

Listening adalah proses aktif dalam menerima, menyertai, dan

memberikan makna dari suara. Disebut aktif karena itu melibatkan

pengambilan informasi dari pembicara, diproses, diberikan makna,

dan kemudian diberikan feedback.

2. Tingkatan dalam Listening

Page 91: Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

Listening mengetahui perbedaan antara apa yang dikatakan,

apa yang Anda dengar, dan apa yang dimaksud. Mendengarkan

secara efektif melibatkan empat tahap:

o Tahap Merasakan

o Tahap Mengerti

o Tahap Evaluasi

o Tahap Respon

3. Level dalam Listening

o Level 1 (level dasar)

o Level 2 (level menengah)

o Level 3 (level atas)

4. Pentingnya Listening

Listening adalah keterampilan komunikasi yang sangat penting

karena banyak sekali kegunaannya. Anda mendengarkan untuk

memahami, mengapresiasi, mengidentifikasi, mengevaluasi,

mengepati, dan menambah pengetahuan diri sendiri.

5. Macam-macam Gaya Listening

Gaya Content-Oriented

Gaya People-Oriented

Gaya Action-Oriented

Gaya Time-Oriented

6. Teknik Meningkatkan Keterampilan Listening

Fokus Terhadap Perhatian

Untuk menjadi pendengar yang baik, Anda harus mengetahui

bagaimana utnuk memfokuskan terhadap perhatian pembicara.

Fokus ini dapat membantu dalam dua cara: memungkinkan Anda

untuk memilih isyarat-isyarat nonverbal dan menunjukkan bahwa

Page 92: Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

INVOLVING EXPLORING RESOLVING CONCLUDING

Anda memperhatikannya. Berikut adalah cara untuk menigkatkan

fokus terhadap perhatian:

o Mengunakan parafrase

o Mengulang dan mengingat

o Buat catatan

o Memperhatikan fisik atau gerak tubuh pembiacara

Pengorganisasian Materi

o Pengelompokan

o Penyusunan

o Penataan

Menyediakan Feedback

7. Empathic Listening

Empathic listening, adalah kemampuan mengerti pesan orang

lian dari sudut pandang dia. Ini membutuhkan perhatian dalam isi

pesan dan perasaan pesan. Listening Empathic memberikan anda

untuk memahami model dasar dalam membantu:

Tujuan

listening emphatic ini adalah untuk membangun hubungan atau

membantu memecahkan masalah.

Cara Praktis Untuk Mendengar Secara Empatik

o Advising : Menawarkan saran

o Judging :Mencari konstruktif penilaian

o Analyzing : menginterpretasikan pesan pembicara

Page 93: Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

o Questioning : Membantu menyelesaikan masalah

o Supporting

o Prompting : Tujuannya adalah untuk membantu pembicara

menarik kesimpulan untuk diri sendiri.

o Paraphrasing

Page 94: Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

MODUL 6:KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

1.Tujuan Pembelajaran

1.1 Tujuan Pembelaran Umum:

Setelah mengikuti pelatihan Kompetensi Komunikasi, sesi

“Komunikasi Antarpribadi”, peserta diharapkan dapat:

Mengetahui, memahami, menerima, merespon dan menilai konsep

dasar konteks komunikasi: Komunikasi Antarpribadi

1.2 Tujuan Pembelaran Khusus:

Setelah mengikuti pelatihan Kompetensi Komunikasi, sesi

“Komunikasi Antarpribadi”, peserta diharapkan dapat:

Mengetahui dan memahami konsep dasar komunikasi Antarpribadi

meliputi pengertian, prinsip, dan fungsinya.

Mengetahui dan memahami kerangka kerja untuk sebuah hubungan

Memahami, mendeskripsikan, dan mengaplikasika hubungan

antarpribadi

2.Waktu

Lama proses penyampaian materi adalah 100 menit (1 jam 40)

3.Metode Penyajian

Penyampaian materi dilakukan dengan metode:

Ceramah

Tanya-jawab, dan

Diskusi.

4.Alat Penyajian

Penyampaian materi menggunakan dan disajikan dengan:

Notebook

Page 95: Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

LCD Projector

Whiteboard

Spidol

Kertas dan alat tulis bagi masing-masing peserta

Handout

5.Teknik Evaluasi

Teknik evaluasi dilakukan dengan metode tertulis dan lisan

6.Pengaturan Tempat

Pelatihan dilakukan di ruangan yang cukup besar dan dilengkapi dengan

kursi yang cukup nyaman serta suhu udara yang sejuk. Pengaturan tempat

duduknya berbentuk theatre style atau berbentuk U.

7.Langkah-Langkah

1. Memulai pelatihan dengan menyapa peserta pelatihan.

2. Memperkenalkan diri.

3. Melakukan tanyajawab sebagai sesi perkenalan.

4. Membagikan lembar pre-test.

5. Membagikan handout.

6. Menjelaskan materi “Konsep Dasar Komunikasi Antarpribadi”

7. Menjelaskan materi “Proses Komunikasi Antarpribadi”

8. Menjelaskan materi “Hubungan Komunikasi Antarpribadi”

9. Membuka sesi pertanyaan dan diskusi.

10. Membagikan lembar post-test.

11. Memberi kesimpulan dan menutup sesi pelatihan.

8.Panduan Pelaksanaan Modul

1. Pokok Bahasan Komunikasi Antarpribadi

2. Sub Pokok Bahasan

1. Konsep Dasar Komunikasi Antarpribadi

2. Proses Komunikasi Antarpribadi

3. Hubungan Komunikasi Antarpribadi

Page 96: Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

3. Tujuan Umum

Mengetahui, memahami, menerima, merespon dan menilai

konsep dasar konteks komunikasi: Komunikasi Antarpribadi

4. Tujuan Khusus

1. Mengetahui dan memahami konsep dasar komunikasi

Antarpribadi meliputi pengertian, prinsip, dan fungsinya.

2. Mengetahui dan memahami kerangka kerja untuk sebuah

hubungan

3. Memahami, mendeskripsikan, dan mengaplikasika hubungan

antarpribadi

5. Metode

Ceramah

Tanya-jawab, dan

Diskusi

6. Waktu 100 menit (1 jam 40 menit )

7. Alat Penyajian

Notebook

LCD Projector

Whiteboard

Spidol

Kertas dan alat tulis bagi peserta

Handout

8. Teknik Evaluasi Tertulis dan lisan

9. Pengaturan TempatRuangan ber-AC dengan penataan kursi berbentuk theatre style

atau bentuk U

9.Langkah-langkah

Langkah-Langkah Kegiatan Waktu

1. Memulai pelatihan dengan menyapa peserta

pelatihan.2 menit

2. Memperkenalkan diri. 3 menit

Page 97: Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

3. Melakukan tanya jawab sebagai sesi perkenalan 5 menit

4. Membagikan lembar pre-test. 5 menit

5. Membagikan handout 5 menit

6. Menjelaskan materi “Konsep Dasar Komunikasi

Antarpribadi”20 menit

7. Menjelaskan materi “Proses Komunikasi

Antarpribadi”20 menit

8. Menjelaskan materi “Hubungan Komunikasi

Antarpribadi”20 menit

9. Membuka sesi pertanyaan dan diskusi. 10 menit

10. Membagikan lembar post-test. 5 menit

11. Memberi kesimpulan dan menutup sesi

pelatihan.5 menit

Jumlah Jam Pelatihan (JJP) 100 menit

Page 98: Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

10. Materi

10.1Konsep Dasar Komunikasi Antarpribadi

10.1.1 Pengertian Komunikasi Antarpribadi

Komunikasi antar pribadi (interpersonal communication)

adalah komunikasi antara individu-individu (Littlejohn, 1999).

Bentuk khusus dari komunikasi antarpribadi ini adalah

komunikasi diadik yang melibatkan hanya dua orang secara

tatap-muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap

reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal ataupun

nonverbal, seperti suami-isteri, dua sejawat, dua sahabat dekat,

seorang guru dengan seorang muridnya, dan sebagainya.

Komunikasi antarpribadi sangat potensial untuk

menjalankan fungsi instrumental sebagai alat untuk

mempengaruhi atau membujuk orang lain, karena kita dapat

menggunakan kelima lat indera kita untuk mempertinggi daya

bujuk pesan yang kita komunikasikan kepada komunikan kita.

Sebagai komunikasi yang paling lengkap dan paling sempurna,

komunikasi antarpribadi berperan penting hingga kapanpun,

selama manusia masih mempunyai emosi. Kenyataannya

komunikasi tatap-muka ini membuat manusia merasa lebih

akrab dengan sesamanya, berbeda dengan komunikasi lewat

media massa seperti surat kabar, televisi, ataupun lewat

teknologi tercanggihpun.

10.1.2 Faktor-faktor Pengaruh Komunikasi Antarpribadi

Jalaludin Rakhmat (1994) meyakini bahwa komunikasi

antarpribadi dipengaruhi oleh persepsi interpersonal; konsep diri;

atraksi interpersonal; dan hubungan interpersonal.

a. Persepsi interpersonal

Persepsi adalah memberikan makna pada stimuli

inderawi, atau menafsirkan informasi inderawi. Persepi

interpersonal adalah memberikan makna terhadap stimuli

inderawi yang berasal dari seseorang(komunikan), yang

Page 99: Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

berupa pesan verbal dan nonverbal. Kecermatan dalam

persepsi interpersonal akan berpengaruh terhadap

keberhasilan komunikasi, seorang peserta komunikasi yang

salah memberi makna terhadap pesan akan mengakibat

kegagalan komunikasi.

b. Konsep diri

Konsep diri adalah pandangan dan perasaan kita tentang

diri kita. Konsep diri yang positif, ditandai dengan lima hal,

yaitu: a. Yakin akan kemampuan mengatasi masalah; b.

Merasa stara dengan orang lain; c. Menerima pujian tanpa

rasa malu; d. Menyadari, bahwa setiap orang mempunyai

berbagai perasaan, keinginan dan perilaku yang tidak

seluruhnya disetujui oleh masyarakat; e. Mampu memperbaiki

dirinya karena ia sanggup mengungkapkan aspek-aspek

kepribadian yang tidak disenanginya dan berusaha

mengubah. Konsep diri merupakan faktor yang sangat

menentukan dalam komunikasi antarpribadi, yaitu:

Nubuat yang dipenuhi sendiri.

Membuka diri

Percaya diri.

Selektivitas

c. Atraksi interpersonal

Atraksi interpersonal adalah kesukaan pada orang lain,

sikap positif dan daya tarik seseorang. Komunkasi

antarpribadi dipengaruhi atraksi interpersonal dalam hal:

Penafsiran pesan dan penilaian.

Efektivitas komunikasi

10.1.3 Prinsip-prinsip Komunikasi Antarpribadi

Interpersonal communication is inescapable

Semua yang masuk kedalam stimuli kita merupakan

data-data. Manusia tidak akan lepas terhadap manusia lain.

Page 100: Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

Anda akan merespon keadaan orang lain, sadar maupun tidak

sadar.

Interpersonal communication is irreversible

Pesan yang Anda kirim tidak dapat ditarik kembali.

Interpersonal communication is complicated

Interpersonal communication is contextual

10.1.4 Fungsi-fungsi Komunikasi Antarpribadi

Untuk belajar tentang diri sendiri, orang lain, dan dunia

Untuk menghubungkan satu sama lain

Untuk mempengaruhi sikap dan perilaku orang lain

Untuk menolong sesama

Untuk dinikmati sendiri

10.2Proses Komunikasi Antarpribadi

Setiap hubungan Anda pasti memiliki tujuan, srutktur, dan aturan

yang berasal dari konteks interaksi antara Anda dan orang lain.

10.2.1 Tujuan

Hubungan berasal karena adanya sebuah tujuan, atau hasil dari

setiap harapan yang ingin dicapai oleh seseorang. Tujuan itu

mungkin untuk mempelajari tentang diri sendiri, untuk

mempelajari lingkungan, mengatasi kesepian, untuk mengubah

sikap dan perilaku orang lain, untuk menyelesaikan tugas, untuk

menolong seseorang, dan lain sebagainya.

10.2.2 Struktur

Ada dua karakteristik dimensi sebuah struktur hubungan:

Dominan/pasrah dan cinta/benci. Dimensi dominan/pasrah

menggambarkan seberapa banyak kendala Anda dan orang lain

terhadap satu sama lain, sedangkan dimensi cinta/benci

Page 101: Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

merefleksikan berapa banyak rasa sayang atau cinta yang Anda

berikan dan terima.

10.2.3 Aturan

Dalam setiap hubungan harus memiliki aturan yang sudah

disepakati satu sama lain. Itu mengatur tindakan dalam suatu

hubungan. Sangatlah penting bagi Anda untuk membuat prediksi

tentang perilaku orang lain.Jika Anda tidak mengetahui aturan

yang mengatur interaksi Anda, Anda tidak akan dapat

memprediksikan apakah orang yang Anda angguk dan yang

Anda sapa, akan kembali mengangguk dan menyapa Anda.

Tidak, meraka akan tidak mempedulikan anda, bahkan parahnya

dia bisa menghajar Anda. Terdapat lima aturan yang umum

dalam menjalin sebuah hubungan:

Anda harus menghormati privasi orang lain

Anda harus melihat mata lawan bicara Anda saat sedang

berbicara

Jangan Anda membuka rahasia tentang sebuah keyakinan

Jangan Anda mengkritik orang lain didepan umum

Anda harus memberikan pujian, tak peduli seberapa kecil

Anda harus mengisi kekosongan orang lain

Anda harus membagi berita yang membahagiakan dan yang

menyenangkan kepada orang lain

Anda harus menunjukan dukungan emosional

Anda harus percaya dan saling membuka hati satu sama lain

Anda harus secara sukarela menolong

Anda harus berjuang membahagiakan ketika Anda sedang

berada didekatnya

Jangan Anda mengomel kepada orang lain.

10.3Hubungan Komunikasi Antarpribadi

Page 102: Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

Hubungan interpersonal dapat diartikan sebagai hubungan antara

seseorang dengan orang lain. Hubungan interpersonal yang baik akan

menumbuhkan derajad keterbukaan orang untuk mengungkapkan

dirinya, makin cermat persepsinya tentang orang lain dan persepsi

dirinya, sehingga makin efektif komunikasi yang berlangsung di antara

peserta komunikasi. Miller (1976) dalamExplorations in Interpersonal

Communication, menyatakan bahwa ”Memahami proses komunikasi

interpersonal menuntut hubungan simbiosis antara komunikasi dan

perkembangan relasional, dan pada gilirannya (secara serentak),

perkembangan relasional mempengaruhi sifat komunikasi antara

pihak-pihak yang terlibat dalam hubungan tersebut.”

Lebih jauh, Jalaludin Rakhmat (1994) memberi catatan bahwa

terdapat tiga faktor dalam komunikasi antarpribadi yang

menumbuhkan hubungan interpersonal yang baik, yaitu: a. Percaya; b.

sikap suportif; dan c. sikap terbuka.

11. Pre-test

1. Jelaskan menurut Anda pengertian komunikasi antarpribadi?

2. Sebutkan prinsip-prinsip komunikasi antarpribadi?

3. Sebutkan fungsi-fungsi komunikasi antarpribadi?

12. Post-test

1. Jelaskan menurut Anda pengertian komunikasi antarpribadi?

Page 103: Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

2. Sebutkan prinsip-prinsip komunikasi antarpribadi?

3. Sebutkan fungsi-fungsi komunikasi antarpribadi?

13. Handout

1.Konsep Dasar Komunikasi Antarpribadi

1.1 Pengertian Komunikasi Antarpribadi

Komunikasi antar pribadi (interpersonal communication)

adalah komunikasi antara individu-individu (Littlejohn, 1999).

1.2 Faktor-faktor Pengaruh Komunikasi Antarpribadi

Jalaludin Rakhmat (1994) meyakini bahwa komunikasi

antarpribadi dipengaruhi oleh persepsi interpersonal; konsep diri;

atraksi interpersonal; dan hubungan interpersonal.

o Persepsi interpersonal

o Konsep diri

o Atraksi interpersonal

1.3 Prinsip-prinsip Komunikasi Antarpribadi

o Interpersonal communication is inescapable

o Interpersonal communication is irreversible

o Interpersonal communication is complicated

o Interpersonal communication is contextual

1.4 Fungsi-fungsi Komunikasi Antarpribadi

o Untuk belajar tentang diri sendiri, orang lain, dan dunia

o Untuk menghubungkan satu sama lain

o Untuk mempengaruhi sikap dan perilaku orang lain

o Untuk menolong sesama

o Untuk dinikmati sendiri

2. Proses Komunikasi Antarpribadi

Page 104: Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

Setiap hubungan Anda pasti memiliki tujuan, srutktur, dan aturan

yang berasal dari konteks interaksi antara Anda dan orang lain.

2.1 Tujuan

Hubungan berasal karena adanya sebuah tujuan, atau hasil

dari setiap harapan yang ingin dicapai oleh seseorang. Tujuan itu

mungkin untuk mempelajari tentang diri sendiri, untuk

mempelajari lingkungan, mengatasi kesepian, untuk mengubah

sikap dan perilaku orang lain, untuk menyelesaikan tugas, untuk

menolong seseorang, dan lain sebagainya.

2.2 Struktur

Ada dua karakteristik dimensi sebuah struktur hubungan:

Dominan/pasrah dan cinta/benci. Dimensi dominan/pasrah

menggambarkan seberapa banyak kendala Anda dan orang lain

terhadap satu sama lain, sedangkan dimensi cinta/benci

merefleksikan berapa banyak rasa sayang atau cinta yang Anda

berikan dan terima.

2.3 Aturan

Dalam setiap hubungan harus memiliki aturan yang sudah

disepakati satu sama lain. Itu mengatur tindakan dalam suatu

hubungan. Sangatlah penting bagi Anda untuk membuat prediksi

tentang perilaku orang lain.Jika Anda tidak mengetahui aturan

yang mengatur interaksi Anda, Anda tidak akan dapat

memprediksikan apakah orang yang Anda angguk dan yang

Anda sapa, akan kembali mengangguk dan menyapa Anda.

Tidak, meraka akan tidak mempedulikan anda, bahkan parahnya

dia bisa menghajar Anda. Terdapat lima aturan yang umum

dalam menjalin sebuah hubungan:

Anda harus menghormati privasi orang lain

Page 105: Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

Anda harus melihat mata lawan bicara Anda saat sedang

berbicara

Jangan Anda membuka rahasia tentang sebuah keyakinan

Jangan Anda mengkritik orang lain didepan umum

Anda harus memberikan pujian, tak peduli seberapa kecil

Anda harus mengisi kekosongan orang lain

Anda harus membagi berita yang membahagiakan dan yang

menyenangkan kepada orang lain

Anda harus menunjukan dukungan emosional

Anda harus percaya dan saling membuka hati satu sama lain

Anda harus secara sukarela menolong

Anda harus berjuang membahagiakan ketika Anda sedang

berada didekatnya

Jangan Anda mengomel kepada orang lain.

3. Hubungan Komunikasi Antarpribadi

Hubungan interpersonal dapat diartikan sebagai hubungan

antara seseorang dengan orang lain. Hubungan interpersonal

yang baik akan menumbuhkan derajad keterbukaan orang

untuk mengungkapkan dirinya, makin cermat persepsinya tentang

orang lain dan persepsi dirinya, sehingga makin efektif komunikasi

yang berlangsung di antara peserta komunikasi. Miller (1976)

dalamExplorations in Interpersonal Communication, menyatakan

bahwa ”Memahami proses komunikasi interpersonal menuntut

hubungan simbiosis antara komunikasi dan perkembangan

relasional, dan pada gilirannya (secara serentak), perkembangan

relasional mempengaruhi sifat komunikasi antara pihak-pihak

yang terlibat dalam hubungan tersebut.”

Page 106: Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

Lebih jauh, Jalaludin Rakhmat (1994) memberi catatan bahwa

terdapat tiga faktor dalam komunikasi antarpribadi yang

menumbuhkan hubungan interpersonal yang baik, yaitu: a.

Percaya; b. sikap suportif; dan c. sikap terbuka.

Buku:

Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Remaja

Rosdakarya. 2007.

Rakhmat, Jalaluddin. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2001

Rosenfeld, Lawrence B. & Berko. Communicating With Competency. London:

Foresman and Company. 1990.

Website & Blog:

http://hanstoe.wordpress.com/2009/02/21/pengertian-kompetensi/ 6 maret

2010

http://makalahdanskripsi.blogspot.com/2009/06/makna-denotatif-makna-

konotatif-dan.html 6 maret 2010

Page 107: Modul Pelatihan Kompetensi Komunikasi

http://adiprakosa.blogspot.com/2008/10/komunikasi-verbal-dan-non-

verbal.html 7 maret 2010

http://apadefinisinya.blogspot.com/2009/01/komunikasi-interpersonal.html 9

maret 2010

http://adiprakosa.blogspot.com/2008/07/komunikasi-antarpribadi.html 9

maret 2010

http://www.speechmastery.com/art-of-listening.html 9 maret 2010

http://en.wikipedia.org/wiki/Active_listening 9 marret 2010

http://communicatebetter.blogspot.com/2009/01/three-different-levels-of-

listening.html 9 maret 2010

http://www.ingilish.com/listening-activities.htm 9 maret 2010

Sumber lain:

Catatan mata kuliah Komunikasi Antarpribadi (semester 3 : Roy R.

Rondonuwu)

Modul pelatihan profesional: Meeting Management Modul (Maulana Nurhadi /

KIC053138)