Modul Lab Diagnosa
-
Upload
azeh-hamzah -
Category
Documents
-
view
261 -
download
0
Transcript of Modul Lab Diagnosa
-
7/26/2019 Modul Lab Diagnosa
1/47
LABORATORIUM KLINIK 1 :PEMERIKSAAN HEMATOLOGI
Alat-alat untuk pemerikaan !emat"l"#i
Peralatan-peralatan yang diperlukan untuk pemeriksaan hematologi antara
lain:
1$ Lanet %ara!
Lanset darah disposable (sekali buang) diperlukan untuk mendapatkan
darah kapiler.Lanset yang baik adalah sekali berujung tajam dan
melebar.
&$ 'arum( emprit %an )"t"l
Jarum dan semprit disposable digunakan untuk memperoleh darah
vena dan arteri.Jarum hendaknya cukup besar, berujung runcing, tajam
dan lurus.Lebih baik lagi jika digunakan jarum dan tabung hampa
udara steril (venoject) yang membuat darah terhisap ke dalam tabung
dan benar-benar tak tercemar.otol kecil steril digunakan untuk
menampung darah setelah diambil ke dalam semprit.
!enoject
*$ Hem"it"meter
"emositometer digunakan untuk menghitung eritrosit, lekosit dan
trombosit.#lat ini terdiri atas kamar hitung, kaca penutup dan pipet.
a. $amar hitung
$amar hitung yang banyak digunakan adalah improved %eubauer.
&ambar detail dari kamar hitung dapat #nda lihat pada gambar.
-
7/26/2019 Modul Lab Diagnosa
2/47
b. $aca penutup
$aca penutup dibuat benar-benar datar, agak lebih tebal dari kaca
obyek.
c. Pipet
Pipet yang digunakan adalah pipet 'homa untuk mengencerkan
eritrosit, terdiri atas pipa kapiler yang bergaris bagi dan membesar
pada salah satu ujung membentuk bola.i dalam bola terdapat
sebutir kaca merah.
Pipet 'homa untuk mengencerkan lekosit sama dengan pipet
eritrosit, namun di dalam bola terdapat sebutir kaca putih.
$amar hitung
-
7/26/2019 Modul Lab Diagnosa
3/47
Pipet 'homa
+$ Hem"#l")in"meter ,!em"meter
"emoglobinometer digunakan untuk mengukur kadar hemoglobin
secara sederhana. "emometer ahli masih digunakan di laboratorium-
laboratorium kecil atau di lembaga-lembaga pelayanan kesehatan
dasar misalnya puskesmas. ehingga, meskipun cara ini tak dianjurkan
karena akurasinya yang rendah namun masih perlu dipelajari. #lat ini
terdiri atas "*l, tabung reaksi dan pengaduk, pipet hemogobin serta
+arna pembanding.
.$ Ka/a ")0ek %an ka/a penutup
$aca obyek berukuran inci. ebaiknya pinggir kaca obyek benar-
benar rata sehingga baik untuk membuat sediaan apus. $aca penutup
harus tipis supaya dapat digunakan untuk pemeriksaan mikroskopis.
-
7/26/2019 Modul Lab Diagnosa
4/47
ara memper"le! ampel %ara!
alam pemeriksaan hematologi umumnya digunakan darah kapiler dan
darah vena.
1$ 2ara! kapiler
arah kapiler diambil dari ujung jari atau anak daun telinga untuk
orang de+asa dan dari tumit atau ibu jari kaki untuk bayi.'ak boleh
mengambil sampel darah dari bagian tubuh dengan gangguan
sirkulasi, misalnya sianosis atau iskemia. *ara mengambil sampel
darah kapiler adalah:
a. Lakukan desin/eksi dengan alkohol 012 dan biarkan sampai
mengering.
b. Pegang bagian yang dipilih supaya tak bergerak
c. 'ekan sedikit untuk mengurangi nyeri
d. 'usuk dengan cepat dan cukup dalam menggunakan lanset. 3ntuk
jari, tusuk secara tegak lurus dengan garis-garis sidik jari, jangan
sejajar.3ntuk daun telinga, tusuk pinggirnya, jangan sisinya. Jangan
dipijat-pijat, karena darah akan bercampur dengan cairan jaringan
sehingga menjadi lebih encer, yang berdampak terhadap akurasi
hasil pemeriksaan.
e. uanglah tetes darah pertama dengan kapas kering.
&$ 2ara! 3ena
Pada orang de+asa vena yang sering diambil darahnya adalah vena
dalam /ossa kubiti.3ntuk bayi, darah vena dapat diambil dari vena
jugularis atau sinus sagitalis superior. *ara mengambil darah vena
adalah:
a. Lakukan desin/eksi dengan alkohol 012 dan biarkan sampaimengering.
b. Pasang torniket, sarankan mengepal dan membuka tangan berkali-
kali supaya vena terlihat jelas
c. 'egangkan kulit di atas vena dengan tangan non dominan supaya
vena tak bergerak
-
7/26/2019 Modul Lab Diagnosa
5/47
d. 'usuk kulit dengan jarum sampai masuk vena
e. Longgarkan torniket secara perlahan, lalu hisap darah sesuai dengan
kebutuhan
/. uanglah tetes darah pertama dengan kapas kering.
g. Pasang kapas alkohol di atas jarum lalu cabut jarum dengan cepat
h. 'ekan daerah tusukan dengan kapas sampai beberapa menit (boleh
dilakukan oleh pasien).
i. *abut jarum dari semprit lalu alirkan darah ke botol secara perlahan
melalui dinding botol supaya tidak terjadi lisis sel-sel darah.
Pemerikaan ka%ar !em"#l")in ,H)
*ara pemeriksaan kadar "b yang la4im digunakan adalah cara /otoelektrik
dan kolorimetrik visual.
1$ ara 4"t"elektrik
engan cara ini, hemoglobin diubah menjadi sianmethemoglobin
(hemoglobin-sianida) dalam larutan yang berisi kalium/errisianida dan
kalium sianida. Larutan rabkin mengubah hemoglobin,
oksihemoglobin, methemoglobin dan karboksihemoglobin menjadi
sianmethemoglobin. *ara ini tidak kita bahas lebih lanjut, yang jelas
cara ini sangat bagus untuk laboratorium rutin karena memiliki akurasi
yang sangat tinggi.
&$ ara k"l"rimetrik 3iual ,/ara Sa!li
engan cara ini, hemoglobin diubah menjadi hematin asam yang
ber+arna coklat. $emudian +arna ini dibandingkan dengan +arna
standar secara visual. Langkah-langkah pemeriksaan dengan cara
ahli yaitu:a. 5asukkan 6 tetes "*l 1, % ke dalam tabung pengencer
b. 7sap darah kapiler atau darah vena dengan antikoagulan 8'# atau
oksalat dengan menggunakan pipet "b sampai tanda 91 L tanpa
terputus
c. "apuslah darah diluar ujung pipet
-
7/26/2019 Modul Lab Diagnosa
6/47
d. egera alirkan darah ke dasar tabung, jangan sampai ada
gelembung udara
e. #ngkat pipet sedikit lalu hisap "*l 9 atau kali untuk membersihkan
darah
/. #duklah supaya cepat terjadi reaksi antara darah dan "*l. elama
pengadukan tambahkan setetes demi setetes a;uades.
g. etelah -6 menit bandingkan +arna tersebut dengan +arna standar
sampai benar-benar sama. acalah kadar "b setinggi permukaan
cairan dalam tabung
$elemahan metode ini adalah:
a. 'ak semua hemoglobin menjadi hematin asam, misalnya
karboksihemoglobin ("b-*
-
7/26/2019 Modul Lab Diagnosa
7/47
>. Letakkan kamar hitung dengan penutup terpasang secara horisontal di
atas meja
0. $ocok pipet selama menit, jaga agar cairan tak terbuang dari pipet
?. uang semua cairan di batang kapiler (-= tetes) dan cepat sentuhkan
ujung pipet ke kamar hitung dengan menyinggung pinggir kaca penutup
dengan sudut 1o. iarkan kamar hitung terisi cairan dengan daya
kapilaritas
@. iarkan 9- menit supaya lekosit mengendap
1. &unakan lensa obyekti/ mikroskop dengan pembesaran 1 kali, /okus
dirahkan ke garis-garis bagi.
. "itunglah lekosit di empat bidang besar dari kiri atas ke kanan, ke ba+ah
lalu ke kiri, ke ba+ah lalu ke kiri dan seterusnya. 3ntuk sel-sel pada garis,
yang dihitung adalah pada garis kiri dan atas.
9. Jumlah lekosit per L darah adalah: jumlah sel A 61
Pen#!itun#an eritr"it
3ntuk menghitung eritrosit, darah diencerkan dalam pipa eritrosit lalu
dimasukkan ke dalam kamar hitung.Pengencer yang digunakan adalah
larutan "ayem. Langkah-langkah pemeriksaan yang diterapkan adalah:
. "isap darah kapiler, darah 8'# atau darah oksalat sampai tanda 1,6.
9. "apus kelebihan darah di ujung pipet .
. 5asukkan ujung pipet ke dalam larutan "ayem dengan sudut =6o, tahan
agar tetap di tanda 1,6. 7sap larutan "ayem hingga mencapai tanda 1.
Jangan sampai ada gelembung udara .
=. 'utup ujung pipet dengan ujung jari lalu lepaskan karet penghisap .
6. $ocok selama 6-1 detik .
>. Letakkan kamar hitung dengan penutup terpasang secara horisontal di
atas meja.
0.$ocok pipet selama menit, jaga agar cairan tak terbuang dari pipet.
?. uang semua cairan di batang kapiler (-= tetes) dan cepat sentuhkan
ujung pipet ke kamar hitung dengan menyinggung pinggir kaca penutup
-
7/26/2019 Modul Lab Diagnosa
8/47
dengan sudut 1o. iarkan kamar hitung terisi cairan dengan daya
kapilaritas
@. iarkan 9- menit supaya eritrosit mengendap
1. &unakan lensa obyekti/ mikroskop dengan pembesaran =1 kali, /okus
dirahkan ke garis-garis bagi dalam bidang besar yang tengah.
. "itunglah eritrosit di 6 bidang sedang yang masing-masing tersusun atas
> bidang kecil, dari kiri atas ke kanan, ke ba+ah lalu ke kiri, ke ba+ah lalu
ke kiri dan seterusnya. 3ntuk sel-sel pada garis, yang dihitung adalah pada
garis kiri dan atas.
9. Jumlah lekosit per L darah adalah: jumlah sel A 1111
Penghitungan lekosit dan eritrosit(lingkaran besar: daerah penghitungan lekosit, lingkaran kecil: daerah
penghitungan eritrosit)Pen#!itun#an tr"m)"it
#da 9 cara penghitungan trombosit yaitu cara langsung dan cara tak
langsung. *ara tak langsung tidak dibahas dalam kuliah ini.3ntukmenghitung trombosit secara langsung, darah diencerkan dalam pipet
eritrosit lalu dimasukkan ke dalam kamar hitung.Pengencer yang digunakan
adalah larutan Bees 8cker. Langkah-langkah pemeriksaan yang diterapkan
adalah:
-
7/26/2019 Modul Lab Diagnosa
9/47
. "isap cairan Bees 8cker sampai tanda CD dan buang lagi cairan tersebut
9. "isap darah sampai tanda 1,6 dan cairan Bees 8cker sampai tanda 1
lalu kocok selama menit
. Lanjutkan langkah-langkah seperti penghitungan eritrosit
=. iarkan kamar hitung selama 1 menit dalam posisi horisontal supaya
trombosit mengandap
6. "itunglah trombosit dalam seluruh bidang besar tengah dengan lensa
obyekti/ besar
>. Jumlah trombosit per L darah adalah: jumlah trombosit 9111.
-
7/26/2019 Modul Lab Diagnosa
10/47
Se%iaan !apuan %ara!
ediaan hapusan darah penting untuk pemeriksaan keadaan trombosit,
keadaan eritrosit dan keadaan lekosit.*ara membuat sediaan hapusan darah
dapat menggunakan kaca obyek dan menggunakan kaca penutup. alam
kuliah ini hanya kita bahas cara yang pertama saja yaitu:
. entuhlah setetes kecil darah (diameter maksimal 9 mm) kira-kira 9 cm
dari tepi kaca obyek. arah yang dipakai adalah darah kapiler, darah
heparin atau darah 8'#.
9. Letakkan kaca obyek dengan darah di sebelah kanan
. engan tangan kanan, letakkan kaca obyek lain di kiri tetes darah, lalu
gerakkan ke kanan sampai menyentuh darah
=. 'unggu darah menyebar sampai E cm dari sudut kaca penggese
6. &eser kaca ke kiri dengan sudut 1-=6o, jangan menekan ke ba+ah
>. iarkan sediaan mengering di udara
0. 'ulis nama klien dan tanggal pada bagian sediaan yang tebal
-
7/26/2019 Modul Lab Diagnosa
11/47
Pembuatan apusan darah dengan menggunakan kaca obyek
etelah hapusan darah selesai, dilanjutkan dengan pe+arnaan dengan
berbagai cara misalnya pe+arnaan Fright dan &iemsa. 'eknik pe+arnaan
tidak perlu dibahas dalam kuliah ini. engan pe+arnaan maka keadaan sel-
sel darah akan terlihat jelas di ba+ah mikroskop.
"#7L P8F#B%##% &785# "#7L P8F#B%##% FB7&"'
Contoh hasil pewarnaan dengan cara Giemsa dan Wright
Kea%aan tr"m)"it
alam pemeriksaan keadaan trombosit yang perlu diperhatikan adalah
jumlah dan mo/ologi trombosit. Jumlah trombosit dihitung dalam 11
lapangan penglihatan dan secara normal akan didapatkan lebih dari 611-
611 trombosit. Pemeriksaan mor/ologi trombosit dilakukan untuk
mengetahui apakah ada kelainan bentuk trombosit.
-
7/26/2019 Modul Lab Diagnosa
12/47
Keadaan trombosit
Kea%aan eritr"it
alam pemeriksaan keadaan eritrosit yang perlu diperhatikan adalah
mo/ologi eritrosit meliputi bentuk bentuk, ukuran dan karakteristik +arna.
Morologi eritrosit#da beberapa kelainan mor/ologi eritrosit antara lain:
. #nisositosis (abnormalitas ukuran eritrosit).
*ontoh mikrosit (eritrosit lebih kecil dari normal) pada kasus anemia
deGsiensi besi dan makrosit (eritrosit lebih besar dari normal) pada kasus
anemia deGsiensi asam /olat.
9. Poikilositosis (abnornalitas bentuk eritrosit yaitu ada yang tidak bundar)
*ontohnya adalah kondisi hemoglobin patologik dan beberapa jenis
anemia.
. Polikromasi (terdapat beberapa eritrosit dengan +arna kebiruan di antara
eritrosit normal yang ber+arna merah)
Polikromasi menunjukkan adanya eritrosit yang masih muda.
=. "ipokrom (bagian pucat di tengah eritrosit meluas).
$eadaan ini menunjukkan rendahnya kadar hemoglobin
6. /erosit (eritrosit mendekati bentuk bola)
*ontoh kasus ini adalah anemia hemolitik
-
7/26/2019 Modul Lab Diagnosa
13/47
Kea%aan lek"it
alam pemeriksaan keadaan lekosit yang perlu diperhatikan adalah hitung
jenis (diHerential counting) lekosit.
Jenis-jenis lekosit
"itung jenis adalah menghitung 11 lekosit dan mengelompokkan
berdasarkan jenis-jenisnya.3rutan pengelompokan adalah basoGl, eosinoGl,
netroGl (batang dan segmen), lim/osit dan monosit. %ilai normal dari hitung
jenis adalah basoGl: 1-2, eosinoGl: -2, netroGl batang: 9->2, netroGl
segmen: 61-012, lim/osit: 91-=12 dan monosit: 9-?2.
!itung "enis lekosit tinggi dan rendah
Men#!itun# retikul"it
etelah eritrosit muda kehilangan inti, sebagian kecil B%# tertinggal di
dalam eritrosit.el ini dinamakan retikulosit. Jumlah retikulosit normal adalah
1,6-,62 dari jumlah eritrosit, yaitu 96111-06111 per L darah.
-
7/26/2019 Modul Lab Diagnosa
14/47
Menghitung retikulosit
La5u en%ap %ara! ,LE2
Laju endap darah adalah kecepatan pengendapan eritrosit, oleh karena itu
untuk mengukurnya diperlukan darah dengan anti koagulan. #da 9 cara
pemeriksaan L8 yaitu cara Fintrobe dan cara Festergren. Pada kuliah ini
hanya diberikan contoh cara Fintrobe, dengan langkah langkah sebagai
berikut:
. #mbil darah 8'# atau darah oksalat
9. engan menggunakan pipa Fintrobe, masukkan darah ke dalam tabung
Fintrobe hingga tanda 1 mm. *egah terjadinya gelembung udara.
. iarkan tabung Fintrobe dalam posis tegak lurus selama >1 menit
=. acalah tinggi lapisan plasma dalam milimeter dan catat sebagai L8.
%ilai L8 normal adalah pria: I 1 mmjam dan +anita: I 6 mmjam
Hemat"krit
"ematokrit adalah volume semua eritrosit dalam 11 ml darah. #da 9 cara
pemeriksaan hematokrit yaitu cara Fintrobe dan cara mikrometode. Pada
kuliah ini hanya dibahas cara Fintrobe, dengan langkah langkah
pemeriksaan sebagai berikut:
. #mbil kapiler atau darah 8'#, darah heparin atau darah oksalat lalu
masukkan ke dalam tabung Fintrobe hingga tanda 11 di atas.
9. 5asukkan tabung ke dalam sentri/uge yang cukup besar lalu pusingkan
selama 1 menit dengan kecepatan 111 rpm
-
7/26/2019 Modul Lab Diagnosa
15/47
. acalah hasilnya dengan memperhatikan:
a. Plasma di atas (kuning) dibandingkan dengan kaliumbikromat dan
intensitasnya disebut satuan. atu satuan adalah :1111
b. $etebalan lapisan putih (lekosit dan trombosit)
c. !olume sel-sel darah merah.
%ilai hematokrit normal adalah pria: =1-=?2 dan +anita: 0-=2
Maa per%ara!an ,)lee%in# time
5asa perdarahan digunakan untuk menilai /aktor-/aktor ekstravaskuler dari
hemostasis (pembekuan darah). #da 9 cara pemeriksaan yang la4im
digunakan yaitu cara 7vy dan cara uke. Langkah-langkah pemeriksaan masa
perdarahan adalah:
. ersihkan bagian voler lengan ba+ah (cara 7vy) atau anak daun telinga
(cara uke) dengan alkohol 012 dan tunggu sampai kering.
9. $husus untuk cara 7vy pasang manset sGgmomanometer pompa
sampai batas tekanan =1 mm"g lalu pertahankan tekanan tersebut
. *ara 7vy: tegangkan kulit dan tusuk dengan lanset sedalam mm di
lokasi jari diba+ah lipat siku
=. $etika darah mulai keluar, hidupkan stop+atch
6. 7sap tetesan darah dengan kertas saring tiap 1 detik, cegah menekan
kulit saat menghisap darah
>. $etika darah tak terhisap hentikan stop+atch dan catatlah +aktunya
5asa perdarahan normal adalah -> menit.Jika melampaui 1 menit
perdarahan belum berhenti, hentikan percobaan.atalkan percobaan jika
hasil percobaan kurang dari menit, karena terjadi akibat kurang dalamnya
tusukan.
-
7/26/2019 Modul Lab Diagnosa
16/47
Pemeriksaan masa perdarahanMaa pem)ekuan ,/l"ttin# time
5asa pembekuan digunakan untuk menilai /aktor-/aktor pembekuan darah,
khususnya /aktor pembentuk tromboplastin dan /aktor trombosit, serta kadar
Gbrinogen. #da 9 cara pemeriksaan yang la4im digunakan yaitu modiGkasi
cara Lee dan Fhite serta cara uke. Langkah-langkah untuk pemeriksaan
dengan modiGkasi cara Lee dan Fhite adalah:
. ediakan dalam rak = tabung berdiameter 0-? mm
9. #mbil 6 cc darah vena, saat darah masuk semprit jalankan stop+atch.
. 5asukkan cc darah ke dalam setiap tabung
=. 'iap 1 detik, angkat tabung pertama dan miringkan untuk melihat
bekuan. *egah tabung lain agar tak bergoyang
6. etelah darah di tabung pertama membeku, periksa tabung kedua tiap 1
detik. *atatlah +aktunya
>. Lakukan langkah berikutnya untuk tabung ketiga dan keempat
0. 5asa pembekuan adalah masa pembekuan rata-rata dari tabung kedua,
ketiga dan keempat
-
7/26/2019 Modul Lab Diagnosa
17/47
Pemeriksaan Masa Pembekuan
5asa pembekuan normal adalah >-6 menit. 5asa pembekuan melebihi 91
menit menunjukkan abnormalitas
#aktor$aktor pembekuan darah
-
7/26/2019 Modul Lab Diagnosa
18/47
Mekanisme hemostasis ( pembekuan darah )
-
7/26/2019 Modul Lab Diagnosa
19/47
Pemerikaan #"l"n#an %ara!
#da berbagai macam penggolongan darah, namun yang akan kita praktikkan
pada kesempatan ini adalah penetapan sistem golongan darah #
-
7/26/2019 Modul Lab Diagnosa
20/47
=. Perhatikan aglutinasi dengan mata telanjang, lalu benarkan dengan
menggunakan mikroskop.
*atatan:
- Farna serum anti #: hijaubiru
- Farna serum anti : kuning
- arah yang diperiksa boleh darah kapiler segar atau darah vena yang
telah membeku terlebih dahulu yang kemudian sel-selnya dilepaskan
memakai ujung lidi.
- Jumlah darah yang dicampur dengan serum sebaiknya mencapai nilai
hematokrit 92.
- #nti serum kuat memberikan hasil tegas dalam +aktu kurang dari
menit, sebaiknya hasil diperiksa setelah 9 menit dan selanjutnya
disusul pemeriksaan ulang setelah le+at 91 menit. 'indakan terakhir
mengamankan adanya subgroup lemah dalam golongan #.
- Jaga jangan sampai bahan pemeriksaan mengering pada object glass.
- 3ntuk menghindari kesalahan, sebaiknya gunakan juga serum anti #,
(serum golongan
-
7/26/2019 Modul Lab Diagnosa
21/47
!asil pemeriksaan golongan darah
LABORATORIUM KLINIK & :
PEMERIKSAAN KIMIA KLINIK
v Pemerikaan Gluk"a
5etode : GO2 PAP
Prinsip : -&lukosa K "< K
-
7/26/2019 Modul Lab Diagnosa
22/47
*ara kerja :
N isiapkan tabung reaksiN ipipet masing-masing ke dalam tabung
lanko tandar ampel
tandar - 1 ul -
ampel - - 1 ul
Beagen $erja 111 Ol 111 Ol 111 Ol
N "omogenkan , lalu diikunbasi selama 6 menit pada suhu 0 * kemudian
dibaca pada /otometer 611 dengan menekan &lukosa.N %ilai %ormal :
&ula arah e+aktu : I ?1 mgdl
&ula arah Puasa : 01 - 1 mgdl
&ula arah 9 jam PP : I =1 mgdl
v Pemerikaan !"leter"l
Met"%e : HO2-PAPPrinsip : $olesterol ditentukan secara en4imatik menggunakan
kolesterol esterase dan kolesterol oksidase. "idrogen peroksida membentuk
+arna merah bila bereaksi dengan =-aminopena4one dan /enol diba+ah
pengaruh peroksidase. 7ntensitas +arna sebanding dengan kosentrasi
kolesterol dan dapat ditentukan secara /otometrik.
Alat %an Ba!an :
M klinipet 1 ul dan 111 ul
M PhotometerM 'abung reaksi dan rak tabungM 'ip.M 'issueM erumM Beagen *holesterolM tandar *holesterol
-
7/26/2019 Modul Lab Diagnosa
23/47
ara ker5a :
N isiapkan tabung reaksiN Pipet masing-masing ke dalam tabung :
lanko tandar ampel
ampel - - 1 Ol
Larutan
standar- 1 Ol -
Beagen $erja 111 Ol 111 Ol
N icampur dengan baik, lalu diinkubasi selama 6 menit pada suhu 0*
kemudian dibaca pada /otometer dengan menekan *holesterol
%ilai normal : Laki-laki dan Perempuan I911 mgdl
v Pemerikaan Uri/ A/i% ,Aam Urat
Met"%e : Tet En60mati/
"l"urimetri/
Prinsip : 3rid #cid K "9< K
-
7/26/2019 Modul Lab Diagnosa
24/47
ampel - - 91 Ol
Beagen $erja 111 Ol 111
Ol
111 Ol
*ampur dengan baik, Lalu diinkubasi selama 1 menit padda suhu 0*
kemudian dibaca padaphotometer .
%ilai normal :
Laki-laki : 9,> Q 0,9 mgdl
Perempuan : 9,> Q 0,9 mgdl
v Pemerikaan Billiru)in T 7 2
Met"%e : 'en 2raik-Gr"4
Prinsip :
Billiru)in T"tal
itentukan oleh reaksi dengan dia4oti4e asam sul/anilic, dalam ca/ein,
dengan hasil akhir a4opigmen. Beaksi yang sama tetapi ketiadaan ca/ein
digunakan illirubin irek.
Biliru)in 2irek
ilirubin bekerja berdasarkan reaksi dia4o, yaitu reaksi langsung antara
bilirubin dengan dia4o yang akan menghasilkan #4obilirubin yang ber+arna
merah muda . 7ntensitas +arna yang terbentuk setara dengan kadar bilirubin
dan selanjutnya diukur dengan /otometer.
Beaksi ilirubin irek
ilirubin K # R irek #4o ilirubin
ilirubin 7ndirek
ilirubin beraksi cepat dengan ia4oti4ed ul/anilic #cid (#) setelah
penambahan reagen yang dapat mempercepat reaksi misalnya : 5ethanol,
7ntensitas +arna diukur dengan /otometer untuk mendapat konsentrasi
tertentu.
Beaksi ilirubin 7ndirek
ilirubin K # K #ccelerator R (5ethanol) 'otal #4o ilirubin
-
7/26/2019 Modul Lab Diagnosa
25/47
Alat %an Ba!an :
M $linipet 91 Ol, 111 OlM 'abung Beaksi
M Sotometer 611M 'ipsM erumM Beagen ilirubin
ara Ker5a
Billiru)in 2ire/t
Blank" Sampelerum
B eagen
Beagen 9
%a*l
61 Ol
111 Ol
1 ul
-
61 Ol
111 Ol
1 ul
-
7nkubasi selama 6 menit pada suhu 0* kemudian dibaca pada layar B#.61
dengan menekan il.irect
Billiru)in T"tal
lanko ampel
erum
Beagen
Beagen 9
Beagen
Beagen =
61 Ol
111
Ol
1 ul
-
7nkubasi 6 menit,
lalu tambahkan
-
61 Ol
111 Ol
1 ul
-
-
*ampur homogenkan, inkubasi 1 menit pada suhu 91-96 *.
aca pada /otometer 611
%ilai %ormal :
-
7/26/2019 Modul Lab Diagnosa
26/47
ilirubin 'ota : I, mgdl
ilirubin irek :I1,1 mgdl
v Pemerikaan Urea
Met"%e : Tet En60mati/ "l"urimetri
Prinsip : 3rea K "9<
-
7/26/2019 Modul Lab Diagnosa
27/47
N icamspur dengan baik, Lalu diinkubasi selama 1 menit pada suhu 0*
kemudian dibaca pada /otometer 611 dengan menekan 3reum
Pemeriksaan Creatinin
Metode : Jaffe (tanpa deproteinase)
Prinsip : Kreatinin dengan asam pikrat membentuk kompleks warna orange merah dalam larutan alkali. Absorbance warna kompleks ini sebanding
dengan konsentrasi kreatinin dalam sampel.
Alat dan Bahan
- Micropipet 500
- Tabung reaksi
- lue tipe- !entri"uge
- eackerglass
- Potometer - #eagensia $
- #eagensia %
Cara kerja
& ' ()% nm *tandar ' %00
*uhu ' +,o! Program ' cst
ipipet ke dalam kuet semi micro macro*ampelstandar (0l (0l
#eagen ker/a )00l )00l
icampur dan /alankan stopwatch. *etelah +0 detik dibaca
pada
otometer
1ilai #u/ikan 2aki-2aki : 034-$3$ mgdl
Perempuan : 034-$3$ mgdl
-
7/26/2019 Modul Lab Diagnosa
28/47
v Pemerikaan SGOT ,ASAT
Met"%e : Kinetik Ber%aarkan rek"men%ai I8
Prinsip : 9-
-
7/26/2019 Modul Lab Diagnosa
29/47
Piruvat yang dihasilkan sebanding dengan oksidasi dari %#" menjadi %#.
Beaksi tersebut menggambarkan aktiGtas #L' dan diukur secara /otometrik.
Alat %an )a!an :
M 'abung Beaksi K Bak
M B#.61M erumM Beagen $erjaM klinipetM 'ip
ara Ker5a:
ebelum ditambahkan serum, reagen kerja di inkubasi terlebih dahulu selama
1 menit pada suhu 01*.
erum ditambahkan pada saat pembacaan dengan panjang gelombang =1
nm.
Nilai N"rmal
Laku-laki : +& U;L
Perempuan : *< U;L
Pemeriksaan Trigliserida
Metode : GODPAP
!. Prinsip : Trigliserida diukur setelah hidrolisa enimatik dengan lipase indicator
6uinonemine dibentuk dari h7drogen peroksida (amino pr7me chlorophenol dibawah pengaruh
katalisa peroksidaAlat dan Bahan
Tabung
Mikropipet
8ellow tip . blue tip
otometer
eacker 9lass
Pipet kedalam tabungBeagen $erja
erum
111 ul
61 ul
-
7/26/2019 Modul Lab Diagnosa
30/47
#eaegnsia $
*erum
Cara !erja :
lanko *tandar Tes
*tandar $0 ul
*ampel $0 ul
#g n7m $000ul $000 ul $000 ul
icampur diinkubasi pada %0-%5;! selama $0 menit
& ' 5(4 nm *tandar ' %00
*uhu ' %5o! Program ' c
P"M"#$!%AA& TOTA' P#OT"$&
Metode : Biret
Prinsip :
-
7/26/2019 Modul Lab Diagnosa
31/47
3, gdl atau 44 @ ,, gl
P"M"#$!%AA& A'BM$&
Metode : BCG (Brom*resol Green
Prinsip :romcresol 9reen dengan albumin dalam larutan bu""er sitrat membentuk
kompleks warna.Absorbance dari kompleks warna ini proporsional dengan konsentrasi albumin
dalam sampel.
Alat dan ahan :
otometer
Pipet Automatik $0 dan $000 #eagen warna dan standart
Tabung #eaksi
lue dan 8ellow tipe!ara Ker/a :Pan/ang gelombang 5(4nm Program cst
Tebal Ku?et $cm
Temperatur %0-%5 !Y Pengukuran terhadap lanko #eagen
lanko *tandart Test
*ampel - - $0
*tandart - $0 -
#eagen arna $000 $000 $000
!ampur3diinkubasi 5 menit3ukur absorbance standart dan sampel terhadap
blanko reagen dalam waktu +0 menit.
-
7/26/2019 Modul Lab Diagnosa
32/47
1ilai #u/ukan :alam serum atau plasma +3>-53$ grdl atau +>-5$ grl
LABORATORIUM KLINIK * :URINALISAPemili!an ampel urin
"asil urinalisa (pemeriksaan urin) terhadap kumpulan urin sepanjang 9= jam
pada seseorang akan memberikan hasil yang hampir sama dengan urin
sepanjang 9= jam berikutnya. %amun meskipun pada hari yang sama, hasil
pemeriksaan pada saat-saat tertentu akan memberikan hasil yang berbeda.
ebagai contoh, urin pagi berbeda dengan urin siang atau malam. erbagai
-
7/26/2019 Modul Lab Diagnosa
33/47
jenis sampel urin antara lain urin se+aktu, urin pagi, urin postprandial, urin
9= jam serta urin gelas dan urin 9 gelas pada pria
1$ Urin e=aktu
3rin se+aktu adalah urin yang dikeluarkan pada suatu +aktu yang tak
ditentukan secara khusus.3rin ini dapat digunakan untuk berbagai macam
pemeriksaan.3rin ini cukup baik untuk pemeriksaan rutin yang mengikuti
pemeriksaan badan tanpa pendapat khusus.
&$ Urin pa#i
3rin pagi adalah urin yang dikeluarkan paling pagi setelah bangun tidur.3rin
pagi lebih pekat daripada urin siang sehingga cocok untuk pemeriksaan
sedimen, berat jenis, protein dll.agi kalangan kebidanan, urin pagi baik
untuk pemeriksaan kehamilan berdasarkan adanya hormon human chorionic
gonadotrophin ("*&) di dalam urin.
*$ Urin p"tpran%ial
3rin postprandial adalah urin yang pertama kali dilepaskan ,6- jam setelah
makan. 3rin ini berguna untuk pemeriksaan glukosuria (adanya glukosa di
dalam urin)
+$ Urin &+ 5am
3rin 9= jam adalah urin yang dikumpulkan selama 9= jam, dengan cara:
a. iapkan botol besar bersih bertutup (minimal ,6 L) umumnya dilengkapi
penga+et.
b. Jam 0 pagi urin dibuang.
c. 3rin selanjutnya (termasuk jam 0 esok hari) ditampung dan dicampur.
3rin 9= jam diperlukan untuk pemeriksaan kuantitati/
#da juga urin yang tak tak penuh 9= jam, misalnya urin siang 9 jam (jam 0
pagi sampai dengan jam 0 malam) , urin malam 9 jam (jam 0 malam sampai
dengan jam 0 pagi), urin 9 jam dll.
-
7/26/2019 Modul Lab Diagnosa
34/47
.$ Urin * #ela %an urin & #ela
3rin gelas adalah urin yang ditampung sejumlah gelas, dengan cara:
a. eberapa jam sebelumnya penderita dilarang berkemih
b. iapkan gelas (sebaiknya gelas sedimen)
c. Penderita berkemih langsung ke dalam gelas tanpa henti
&elas 7 diisi 91-1 ml pertama (berisi sel-sel uretra pars anterior dan
prostatika)
&elas 77 diisi volume berikutnya (berisi unsur-unsur dari kandung kemih)
&elas 777 diisi volume terakhir (berisi unsur-unsur khusus dari uretra pars
prostatika dan getah prostat)
3rin 9 gelas diperoleh dengan cara sama dengan urin gelas, dengan 9 gelas
saja, gelas pertama diisi 61-06 ml.
3rin ini digunakan untuk menentukan letak radang atau lesi yang
menghasilkan darah atau nanah pada urin seorang pria.
Pemerikaan urin rutin
Pemeriksaan urin rutin meliputi: jumlah urin, makroskopis (+arna dan
kejernihan), berat jenis, protein, glukosa serta pemeriksaan sedimen.
1$ 'umla! urin
Jumlah urin dapat diukur dengan urin 9= jam, urin 9 jam, timed specimen
pada pemeriksaan tertentu serta urin se+aktu. Jumlah urin berkaitan dengan
/aal ginjal, keseimbangan cairan tubuh serta pena/siran hasil pemeriksaan
kuantitati/ dan semi kuantitati/ urin.
&$ >arna urin
$uning muda sampai dengan kuning normal'ak ber+arna angat encer$uning sangat tua angat pekatZ bilirubinuria
5erah sampai merah kecoklatan hematuria, hemoglobinuria,myoglobinuria
*oklat kemerahan sampai coklat myoglobinuria, hemoglobinuria,
methemoglobin"ijau bilirubinuria
-
7/26/2019 Modul Lab Diagnosa
35/47
*$ Ke5erni!an urin
$ejernihan dapat diperiksa dengan cara yang sama dengan pemeriksaan
+arna urin. #da beberapa macam hasil yaitu: jernih (normal), agak keruh,keruh dan sangat keruh. $ekeruhan urin disebabkan oleh bakteri, sedimen,
lemak, dll.
+$ Berat 5eni urin
erat jenis urin diukur dengan bantuan alat urinometer.Jika volume urin kecil,
maka dapat digunakan re/raktometer.erat jenis urin normal adalah 1>-
199.erat jenis berhubungan dengan diuresis.emakin besar diuresis, makin
rendah berat jenisnya.erat jenis berkaitan dengan pekatnya urin (/aal
pemekat ginjal). &lukosuria akan meningkatkan berat jenis urin.
.$ Bau urin
au urin dari semula (bukan bau akibat dibiarkan tanpa penga+et) memiliki
makna.au normal disebabkan oleh asam-asam organik yang mudah
menguap. au abnormal dapat disebabkan oleh
a. 5akanan mengandung atsiri (jengkol, petai, durian dll.)
b.
-
7/26/2019 Modul Lab Diagnosa
36/47
ndikator p! urine
@$ Pr"tein
Proteinuria ditandai dengan adanya kekeruhan. Proteinuria ditentukan dengan
berbagai cara yaitu: asam sul/osalisilat, pemanasan dengan asam asetat,
carik celup (hanya sensiti/ terhadap albumin).
Penetapan jumlah protein ditentukan dengan urin 9= jam atau 9 jam,
dengan cara 8sbach.
Pemeriksaan protein urine
erikut ini adalah langkah-langkah penentuan adanya protein dengan cara
pemanasan dengan asam asetat:
a. 5asukkan urin jernih ke dalam tabung reaksi sampai 9 penuh
b. Pegang ujung ba+ah tabung, panasi lapisan atas urin sampai mendidih
selama 1 detik
c. andingkan kekeruhan lapisan atas dengan lapisan ba+ah urin. Jika keruh
mungkin disebabkan oleh protein
d. 'etesi urin dengan asam asetat >2 (-6 tetes). Jika tetap keruh maka tes
protein positi/. Jika kekeruhan hilang, penyebab kekeruhan pertama adalah
kalsium /os/at atau kalsium karbonat
e. Panasi sekali lagi sampai mendidih, lalu tentukan hasilnya:
- 'ak ada kekeruhan : -
-
7/26/2019 Modul Lab Diagnosa
37/47
- #da kekeruhan ringan tanpa butir-butir : K (protein 1,1-1,162)
- $ekeruhan mudah terlihat dengan butir-butir : KK (protein 1,16-1,92)
- $ekeruhan jelas dan berkeping-keping : KKK (protein 1,9-1,62)
- angat keruh, berkeping besar atau bergumpal: KKKK([ 1,62)
$ Gluk"a
&lukosuria ditentukan dengan reaksi reduksi menggunakan reagen enedict
(terbaik), Sehling dan %ylander.*ara lainnya adalah menggunakan carik
celup.
Langkah-langkah pemeriksaan reduksi dengan menggunakan reagen
enedict adalah:
a. 5asukkan 6 cc Beagen enedict ke dalam tabung reaksi
b. 5asukkan 6-? tetes urin ke dalam tabung
c. 5asukkan tabung ke dalam air mendidih selama 6 menit
d. #ngkat tabung, kocok, lalu baca hasilnya sebagai berikut:
- - : biru jernih atau sedikit kehijauan dan agak keruh
- K : hijau kekuningan dan keruh (1,6-2 glukosa)
- KK : kuning keruh (-,62 glukosa)
- KKK : jingga atau +arna lumpur keruh (9-,62glukosa)
- KKKK : merah keruh ([ ,62 glukosa)
Pemeriksaan glukosa
-
7/26/2019 Modul Lab Diagnosa
38/47
enda-benda keton (aseton, aseto asetat dan beta hidroksi butirat) di dalam
urin diperiksa dengan menggunakan urin segar karena aseton mudah
menguap. *ara pemeriksaan dapat dilakukan dengan cara Bothera, cara
&erhardt atau menggunakan carik celup. *ara pemeriksaan menurut
&erhardt melalui langkah-langkah sebagai berikut:
a. 5asukkan 6 cc urin ke dalam tabung reaksi, lalu tetesi dengan /eriklorida
12 sambil dikocok
b. Jika terbentuknya presipitat putih /eri/os/at berhenti, saringlah cairan
tersebut
c. erikan beberapa tetes /eriklorida lagi, perhatikan +arna merah coklat
(benda keton K)
Pemeriksaan
Pemeriksaan benda keton
1$ Biliru)in
alam kondisi patologis terdapat bilirubin di dalam urin.Jika urin dibiarkan
sebagaian kecil bilirubin teroksidasi menjadi biliverdin. 'es untuk bilirubin
menggunakan cara percobaan busa, "arrison serta dengan carik celup. *ara
"arrison melalui langkah-langkah sebagai berikut:
a. 5asukkan 6 cc urin yang telah dikocok ke dalam tabung reaksi
b. 'ambahkan 6 cc arium klorida 12, lalu campur dan saringlah
-
7/26/2019 Modul Lab Diagnosa
39/47
c. $etas saring yang berisi presipitat diangkat dari corong, dibuka lipatannya
dan ditaruh mendatar di atas corong. iarkan sampai agak kering.
d. 'eteskan 9- tetes reagen Souchet ke atas presipitat di atas kertas saring
e. Farna hijau menandakan adanya bilirubin
11$ Ur")ilin"#en
3robliinogen bereaksi dengan reagen 8hrlich membentuk 4at +arna
merah.#danya urobilinogen diketahui dengan percobaan Fallace dan
iamond atau dengan menggunakan carik celup.
1&$ Ur")ilin
3rin segar praktis tak mengandung urobilin. 3robilin baru muncul kemudian
setelah urobilinogen mengalami oksidasi.*ara yang dipakai adalah
menggunakan chlesinger.
1*$ Se%imen urin
ampel urin untuk pemeriksaan sedimen sebaiknya urin segar. *ara
pemeriksaan sedimen antara lain:
a. 5akroskopis (perhatikan dengan mata telanjang tentang adanya sedimen.
b. 5ikroskopis, dengan langkah-langkah:
) $ocoklah supaya sedimen bercampur
9) 5asukkan 0-? cc ke dalam tabung sentri/uge dan pusingkan selama 6
menit pada 611-9111 rpm.
) 'uang cairan atas keluar dari tabung dengan gerakan cepat dan lu+es,
kemudian tegakkan kembali tabung hingga cairan di dinding kembali ke dasar
tabung. !olume sedimen dan cairan menjadi kira-kira E cc.
=) $ocok tabung untuk mensuspensikan sedimen
6) engan menggunakan pipet Pasteur, taruh 9 tetes sedimen tersebut
terpisah ke atas kaca obyek dan tutuplah masing-masing tetes dengan kaca
penutup.
>) 'urunkan kondensor mikroskop atau kecilkan dia/ragmanya, kemudian
periksalah sedimen itu dengan lensa obyekti/ kecil (1A)
0) Periksa sedimen itu dengan lensa obyekti/ besar (=1A)
?) acalah hasil pemeriksaan
-
7/26/2019 Modul Lab Diagnosa
40/47
5acam-macam sedimen urin:
a. 3nsur organik
) el epitel
9) Lekosit
) 8ritrosit
=) ilinder
6) ) enang lendir
0) ilinder
?) permato4oa
@) Potongan jaringan
1) Parasit
) akteri-bakteri
b. 3nsur anorganik
) ahan amor/
9) $ristal normal
) $ristal abnormal
=) $ristal obat
6) ahan lemak
eukosit
-
7/26/2019 Modul Lab Diagnosa
41/47
*ritrosit
Kristal
-
7/26/2019 Modul Lab Diagnosa
42/47
+ilinder !ialin
+ilinder eritrosit
+ilinder leukosit
-
7/26/2019 Modul Lab Diagnosa
43/47
Kristal Ca 'alat
Kristal -riple Phospat
Kristal Cystin
-
7/26/2019 Modul Lab Diagnosa
44/47
LABORATORIUM KLINIK + :MIKROBIOLOGI
ANALISA SPERMA
5akroskopis : +arna , bau, li;ui/aksi, viscositas, volume, p"9 5ikroskopis : Pergerakan, &erak cepat, gerak lambat, bergerak
ditempat, tidak bergerak.permato4oa, leukosit, aglutinasi, sel spermiogenesis
5or/ologi sperma : %ormal ( hitung jumlah sperma yang normal 11 lp)= $elainan kepala : piri, lepto, terato, makro, mikro, double6 $elainan leher
> $elainan ekor0 isa sitoplasmik5enghitung jumlah sperma :- 911 ul a;uadest K 1 ul sperma- iperiksa dengan perbesaran =1 dengan memakai bilik hitung
improved neubaur- ihitung pada kotak lekosit- "asil di kalikan () 911.111
? $esimpulan- $onsentrasi \ jumlah sel 911.111- 5otilitas \ gerak cepat K gerak lambat- 5or/ologi normal \ hitung jumlah sperma yang normal- Jumlah total \ jumlah volume konsentrasi
@ $esan- %ormal \ %ormo4oospermia- $urang dari 91 juta \ oligo4oospermia- $urang dari juta \ ekstrimoligo4oospermia- Lebih dari 91 juta \ poli4oospermia- 'idak ada sperma \ a4oospermia
PEMERIKSAAN SEKRET 9AGINA ; SEKRET URETRA
Persiapan- #lat :
-
7/26/2019 Modul Lab Diagnosa
45/47
- $eringkan diatas nyala api, dinginkan- *elupkan preparat kedalam reagensia Q selama 1 detik- ilas dengan a;uadest air kran yang mengalir dan tiriskan- *elupkan kedalam reagensia 9 selama 1 detik- ilas dengan a;uadest air kran yang mengalir dan tiriskan
- ilas dengan alkohol 012 sampai +arna tidak luntur lagi- ilas dengan a;udest air kran yang mengalir dan tiriskan- *elupkan kedalam reagensia selama >1 detik- ilas dengan a;uadest air kran yang mengalir dan tiriskan sampai
kering- Periksa preparat dengan mikroskop pada perbesaran 11 lp
"asil- (K) $uman diplococcus berbentuk biji kopi ber+arna merah bersi/at
gram negative
Pemeriksaan Basil Tahan Asam (BTA)
a$ Prinipputum dibuat sediaan pada objek.ediaan yang sudah kering
diGksasi dan dilakukan pengecatan.iehl /eelsen. Pe+arnaan.iehl
/eelsenakan menampakkan bakteri tahan asam yang ber+arna
merah dengan latar ber+arna biru. "asil yang didapat adalah
terdapatnya bakteri tahan asam ($urnia+ati, 9116).
a$
Alat- alat#lat yang digunakan dalam pemeriksaan '# adalah :)
-
7/26/2019 Modul Lab Diagnosa
46/47
) putum di ambil dengan ose dan dibuat sediaan dengan bentuk
sesuai pola dengan ukuran 9 ..9) uat kuil kuil kecil mengelilingi olesan agar dahak menyebar
secara merata.
) Preparat dikeringkan=) Letakkan sediaan diatas rak pe+arnaan.6) &enangi seluruh permukaan sediaan dengan carbol /uchsin.>) Panasi sediaan dengan api bunsen disetiap sediaan sampai
keluar uap jangan sampai mendidih.0) iamkan 6 menit.?) ilas sediaan dengan hati-hati menggunakan air mengalir.@) &enangi dengan asam alkohol sampai tidak tampak +arna
merah carbol /uchsin.1) &enangi permukaan sediaan dengan methylen blue selama 91-
1 detik.) ilas sediaan dengan air mengalir.9) $eringkan sediaan di udara) %yalakan 5ikroskop=) ediaan diberi oil imersi6) aca hasil dengan lensa objeckti/ 11 .
/$ Interpretai !ailPembaacaan hasil pemeriksaan sediaan dahak dilakukan dengan
menggunakan skala 73#'L sebagai berikut (epkes, 9119) :a.'idak ditemukan '# dalam 11 lapang pandang, disebut negati/.b. itemukan -@ '# dalam 11 lapang pandang, ditulis jumlah
kuman yang ditemukan.c. itemukan 1-@@ '# dalam 11 lapang pandang, disebut K atau
(K).d. itemukan -91 '# dalam lapang pandang, disebut KK atau
(9K), minimal dibaca 61 lapang pandang.e. itemukan [1 '# '# dalam lapang pandang, disebut KKK
atau (K), minimal dibaca 91 lapang pandang.
-
7/26/2019 Modul Lab Diagnosa
47/47