Modul Farmasetika

download Modul Farmasetika

of 59

description

Penuntun Praktikum Farmasetika Dasar

Transcript of Modul Farmasetika

  • 1 Modul Farmasetika Dasar

    PENUNTUN PRAKTIKUM

    FARMASETIKA

    Nama Mahasiswa :

    NIM :

    Kelompok/Gol. :

    Program Studi :

    Fakultas :

    PENYUSUNANDI ARJUNA, S.Si, Apt.SHERWIN ARMANDA, S.Si

    ARDIAN, S.Si

    LABORATORIUM FARMASETIKFAKULTAS FARMASI

    UNIVERSITAS HASANUDDIN2010

    1 Modul Farmasetika Dasar

    PENUNTUN PRAKTIKUM

    FARMASETIKA

    Nama Mahasiswa :

    NIM :

    Kelompok/Gol. :

    Program Studi :

    Fakultas :

    PENYUSUNANDI ARJUNA, S.Si, Apt.SHERWIN ARMANDA, S.Si

    ARDIAN, S.Si

    LABORATORIUM FARMASETIKFAKULTAS FARMASI

    UNIVERSITAS HASANUDDIN2010

    1 Modul Farmasetika Dasar

    PENUNTUN PRAKTIKUM

    FARMASETIKA

    Nama Mahasiswa :

    NIM :

    Kelompok/Gol. :

    Program Studi :

    Fakultas :

    PENYUSUNANDI ARJUNA, S.Si, Apt.SHERWIN ARMANDA, S.Si

    ARDIAN, S.Si

    LABORATORIUM FARMASETIKFAKULTAS FARMASI

    UNIVERSITAS HASANUDDIN2010

    1 Modul Farmasetika Dasar

    PENUNTUN PRAKTIKUM

    FARMASETIKA

    Nama Mahasiswa :

    NIM :

    Kelompok/Gol. :

    Program Studi :

    Fakultas :

    PENYUSUNANDI ARJUNA, S.Si, Apt.SHERWIN ARMANDA, S.Si

    ARDIAN, S.Si

    LABORATORIUM FARMASETIKFAKULTAS FARMASI

    UNIVERSITAS HASANUDDIN2010

  • 2 Modul Farmasetika Dasar

    KETENTUAN UMUM

    PENGENALAN RESEP

    Dilihat dari arti kata resep berasal dari kata Recipe bahasa latin artinyaAmbillah. Dalam pengertian secara umum resep ialah Formulae Medicae yangdibagi atas:a. Formulae Officinalis; yaitu resep-resep yang terdapat dalam buku-buku resmi.b. Formulae Magistrales; yaitu resep-resep yang disusun atao dibuat oleh dokter

    berdasarkan pengalaman dan pendapatnya sendiri, kadang-kadang gabungandengan formulae officinalis dengan menambah dan mengurangi.

    Dalam SK. Menkes RI No.244/Menkes/SK/V/90 memberikan pengertiantentang resep sebagai berikut: Resep adalah permintaan tertulis dari dokter, doktergigi, dokter hewan kepada Apoteker Pengelola Apotek untuk menyediakan danmenyerahkan obat bagi penderita sesuai dengan peraturan perundang-undanganyang berlaku.

    Resep harus ditulis dengan jelas dan lengkap. Jika resep tidak jelas atautidak lengkap, apoteker harus menanyakannya kepada dokter penulis reseptersebut. Resep yang lengkap memuat hal-hal sebagai berikut:1. Nama, alamat, dan no.izin prakter dokter, dokter gigi, atau dokter hewan.2. Tanggal penulisan resep (inscription)3. Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep (Invocatio)4. Nama setiap obat dan komposisinya (Praescriptio/ordonatio)5. Aturan pemakaian obat yang tertulis (Signatura)6. Tanda tangan atau paraf dokter penulis resep sesuai dengan peraturan

    perundang-undangan yang berlaku (Subscriptio)7. Jenis hewan serta nama dan alamat pemilliknya untuk resep dokter hewan;8. Tanda seru dan/paraf dokter untuk resep yang melebihi dosis maksimalnya.

    Dr. SupriyadiSIP. No.228/K/84Jl. Budi Kemulyaan No.8A Telp. 1234567Jakarta

    Jakarta, 06-09-2010

    R/ Acetosal 500 mgCodein HCl 20 mgC.T.M 4 mgS.L qs.m.f.pulv.dtd.No.XVda in capss.t.d.d caps I

    paraf/TTD

    Pro : Tn Marzuki (18 tahun)Jl. Merdeka 10 Jakarta

  • 3 Modul Farmasetika Dasar

    Aturan pakai dalam resep sering ditulis berupa singkatan bahasa latinseperti berikut:a) Tentang waktu

    omni hora cochlear (o.h.c): tiap jam satu sendok makanomni bihora cochlear (o.b.h.c): tiap 2 jam satu sendok makanpost coenam (p.c): sesudah makanante coenam (a.c): sebelum makanmane (m): pagi pagiante meridiem (a.merid): sebelum tengah harimane et vespere (m.et.v): pagi dan sorenocte (noct): malam

    b) Tentang tempat yang sakitpone aurem (pon.aur): dibelakang telingaad nucham (ad nuch): ditengkuk

    c) Tentang pemberian obatin manum medici (i.m.m): diserahkan dokterdetur sub sigillo (det.sub.sig): berikan dalam segelda in duplo (d.i.dulp): berikan dua kalireperatur (iteratur) ter. (Rep.ter) : diulangi tiga kali

    COPIE RESEP (SALINAN RESEP)Copie resep ialah salinan tertulis dari suatu resep yang dibuat oleh apotik.

    Istilah lain dari copie resep (salina resep) ialah apograph, Exemplum, afschrift,Selain memuat semua keterangan yang termuat dalam resep asli, copie resepharus memuat pula:1. Nama dan alamat apotik2. Nama dan Nomor SIK APA3. Tanda tangan atau paraf APA4. Tanda det (detur) untuk obat yang sudah diserahkan, atau tanda nedet (ne

    detur) untuk obat yang belum diserahkan.5. Nomor resep dan tanggal pembuatan.

    Copie resep hanya boleh diperlihatkan kepada dokter penulis resep,penderita yang bersangkutan, petugas kesehatan atau petugas lain yangberwenang menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Copie resepdiberikan jika :

    - Pasien memintanya atau menginginkannya- Pasien baru mengambil sebagian obatnya, atau dokter menuliskan petunjuk

    da in dimidio/d.i.d atau da in duplo/d.i.2.pl- Dalam resep tercantum iter yang artinya pasien tersebut harus mengulangi

    penembusan obat setelah resep pertama habis dikonsumsi

  • 4 Modul Farmasetika Dasar

    Contoh copie resep dapat dilihat dibawah ini.

    Opium ResepOpium Resep ialah resep dimana salah satu obat/bahan obatnya tergolong

    narkotika. Resep yang mengandung obat narkotika tidak boleh diulangipenyerahan obatnya atas dasar resep yang sama, kecuali dengan resep baru daridokter, dan setiap resep yang mengandung narkotika alat penderita harusdiketahui dengan jelas. Untuk menghindari kekeliruan, resep ini diberi tandakhusus.Cito Resep

    Cito resep ialah resep dimana dokter menginginkan pengobatan dengansegera, karena keadaan penderita. Resep semacam ini harus didahulukanpenyelenggaraannya dari resep lain.Tanda-tanda yang biasa digunakan dan ditulis pada bagian kanan sebelah atasblanko resep yang terdiri dari:(1) Cito = segera(2) Urgent = penting(3) Statim = penting(4) P.I.M = Periculum in mora = berbahaya bila ditundaCito resep juga termasuk oba-obat tertentu yang penggunaannya segera dilakukanyaitu obat yang digunakan untuk antidotum penawar racun dan obat untuk lukabakar.ETIKET

    Setelah obatnya selesai dibuat dan telah diperiksa kembali kemudiandimasukkan kedalam wadah yang telah ditempeli etiket sesuai dengan aturan

    Apotek TarakanJl. Tenggiri 48 Tlp.5914007Apoteker: Drs. H.A.Syamsuni,AptSIK: No. 3959/B

    Jakarta, 06-09-2010Salinan ResepResep Untuk : A.FarukResep dari : Dr.Abdul MulukTgl ditulis resep : 06-09-2010No.Tgl.Pembuatan : 113,06-09-2010

    R/ Acetosal 500 mgCodein HCl 20 mgC.T.M 4 mgS.L qs.m.f.pulv.dtd.No.XVda in capss.t.d.d caps I detur

    p.c.cCap apotek Yang menyalin:

    Drs.Syamsuni,Apt

  • 5 Modul Farmasetika Dasar

    pemakaian yang tertera dalam resep. Etiket obat berdasarkan resep dokter terdiridari:a. Etiket berwarna putih; untuk obat yang digunakan sebagai obat dalam (peroral)b. Etiket warna biru; untuk obat yang digunakan sebagai obat luar.

    Pada sebuah etiket obat berdasarkan resep dokter harus memuat hal halsbb:a. Nama,alamat,dan No.SIA apotikb. Nama/SIPA apoteker pengelola apotik.c. No.resep, nama kota, tanggal pembuatan obat.d. Nama penderitae. Aturan pakai yang jelasf. Paraf pembuatan obatDOSIS

    Dosis atau takaran obat adalah banyaknya suatu obat yang dapatdipergunakan atau diberikan kepada seorang penderita, baik untuk obat dalammaupun obat luar.Menurut FI ed III, ada beberapa jenis dosis yaitu:1. Dosis Maksimum (DM), Dosis ini berlaku untuk pemakaian satu kali dan satu

    hari. Penyerahan obat yang dosisnya melebihi dosis maksimum dapat dilakukandengan cara membubuhkan tanda seru dan paraf dokter penulis resep; membergaris bawah nama obat tersebut; dan menuliskan banyak obat dengan hurufsecara lengkap.

    2. Dosis Lazim, dosis ini merupakan petunjuk yang tidak mengikat, tetapidigunakan sebagai pedoman umum.

    Macam-Macam DosisSelain dosis lazim, juga dikenal macam macam istilah dosis yang lain, yaitu

    1. Dosis terapi, takaran obat yang diberikan dalam keadaan biasa dan dapatmenyembuhkan penderita.

    2. Dosis minimum, takaran obat terkecil yang diberikan yang masih dapatmenyembuhkan dan tidak menimbulkan resistensi pada penderita

    3. Dosis toksik, takaran obat dalam keadaan biasa yang dapat keracunan padapenderita.

    4. Dosis letalis, takaran obat dalam keadaan biasa yang dapat menyebabkankematian pada penderita.

    Dosis maksimum berlaku untuk obat dengan cara pemakaian:1. Obat dalam, yaitu obat dengan pemakaian melalui mulut, kerongkongan terus

    ke lambung (Peroral, peroos)2. Obat dengan cara pemakaian melalui rectal, misalnya clysma/levement dan

    suppositoria atau obat yang penggunaannya melalui urogenital, misalnya bacilli,ovula dll.

  • 6 Modul Farmasetika Dasar

    3. Obat dengan cara penggunaannya melalui jaringan kulit misalnya injeksi.PERHITUNGAN DOSIS1. Perhitungan dosis berdasarkan umur

    (a) Rumus Young (untuk anak dibawah 8 tahun)= ( )( ) + 12(b) Rumus Fried= ( )150(c) Rumus Dilling (untuk anak diatas 8 tahun)= ( )20(d) Rumus Cowling= ( )24

    (n adalah umur dalam satuan tahun yang digenapkan ke atas). Misalnya,umur penderita 1 tahun 1 bulan, maka n dihitung 2 tahun.

    (e) Rumus Dilling (untuk anak diatas 8 tahun)Rumus ini berupa pecahan yang dikalikan dengan dosis dewasa. Aturansebagai berikut :0-1 tahun = 1/12 x dosis dewasa1-2 tahun = 1/8 x dosis dewasa2-3 tahun = 1/6 x dosis dewasa3-4 tahun = 1/4 x dosis dewasa4-7 tahun = 1/3 x dosis dewasa14-20 tahun = 2/3 x dosis dewasa21-60 tahun = dosis dewasa

    (f) Rumus Bastedo= ( )2. Perhitungan dosis berdasarkan bobot badan

    (a) Rumus Clark (Amerika)= ( )150(b) Rumus Thremich-Fier (Jerman)= ( )70(c) Rumus Black (Belanda)= ( )68(d) Rumus Juncker & Glaubius (paduan umur dan bobot badan)= %

  • 7 Modul Farmasetika Dasar

    3. Perhitungan dosis berdasarkan luas permukaan tubuh(a) Dari kumpulan kuliah farmakologi UI tahun 1968= 1,75(b) Rumus Catzel= 100

    4. Perhitungan dosis dengan pemakaian berdasarkan jam(a) Menurut FI ed. III

    Satu hari dihitung 24 jam sehingga untuk pemakaian sehari dihitung= 24 ; =Misalnya,s.o.t.h (tiap 3 jam) : = 8

    (b) Menurut Van DuinPemakaian sehari dihitung untuk 16 jam, kecuali antibiotik dihitung

    sehari semalam 24 jam. Untuk contoh yang sama, pemakaian seharidihitung sebagai berikut ;163 + 1 = 5,3 + 1 = 6,3 ; 7

  • 8 Modul Farmasetika Dasar

    PERCOBAAN IPENGENALAN ALAT-ALAT FARMASETIKA

    Dalam praktikum farmasetika (meracik obat) alat-alat yang digunakan padaumumnya berbeda. Untuk mendukung pengerjaan dalam membuat suatu resep,diperlukan pengenalan alat-alat yang sering digunakan dalam praktikumFarmasetika Dasar. Seperti timbangan, lumpang dan alu, pengisi kapsul (fillingcapsule) dan sebagainya.

    1. Timbangan

    Dalam mengerjakan suatu resep, bahan-bahan yang tertera pada reseptersebut harus ditimbangan sesuai jumlah yang diinginkan. Ada 3 jenis timbanganobat:

    a. Timbangan kasarTimbangan kasar memiliki daya beban 250 gram hingga 1000 gram

    dengan kepekaan 200 mgb. Timbangan gram halus

    Timbangan gram halus memiliki daya beban 100 gram hingga 200 gramdengan kepekaan 50 mg

    c. Timbangan milligramTimbangan milligram memiliki daya beban 10 gram hingga 50 gram

    kepekaan 5 mg.

    Daya beban adalah bobot maksimum yang boleh ditimbang. Kepekaanadalah tambahan bobot maksimum yang diperlukan pada salah satu piringtimbangan, setelah keduanya diisi muatan maksimum menyebabkan ayunan jarumtimbangan tidak kurang dari 2 mm tiap dm panjang jarum. Apabila bobot bahanyang ditimbang kurang dari 50 mg, maka harus dilakukan pengenceran terlebihdahulu.

  • 9 Modul Farmasetika Dasar

    Gambar timbangan gram halus :

    Cara Penimbangan:

    1. Diperiksa apakah semua komponen timbangan/neraca sudah sesuai padatempatnya.

    2. Periksa kedudukan timbangan sudah sejajar/rata, dapat dilihat dari posisianting (3) dengan alas anting harus tepat. Bila belum tepat kita putar skruppengatur tinggi (2) papan landasan.

    3. Sekali lagi kita periksa apakah posisi pisau (7) dan (8) sudah padatempatnya. Bila sudah maka tuas (6) kita putar maka timbangan akanterangkat dan akan kelihatan apakah piringnya seimbang atau beratsebelah. Bila tidak seimbang kita dapat memutar mur (10) kiri atau kanansesuai dengan keseimbangannya, sehingga neraca seimbang.

    4. Setelah itu baru kita letakkan kertas perkamen/alas timbangan diatas keduapiring timbangan, angkat tuas (6) untuk memeriksa apakah timbangansudah seimbang. Bila sudah seimbang, maka penimbangan bahan-bahanbisa dimulai.

    5. Proses penimbangan hendaknya dilakukan secara efisien, tangan kananuntuk mengambil bahan yang akan ditimbang, sedangkan tangan kiri untukmemutar tuas (6). Demikian juga untuk posisi anak timbangan dan tarrerhendaknya di neraca kiri dan bahan di neraca kanan.

    6. Anak timbangan (khususnya anak timbangan milligram) diambilmenggunakan pinset.

    7. Setiap selesai menimbang, hendaknya anak timbangan dan tarreranditurunkan dari piringan timbangan.

    Keterangan:1. Papan landasan timbangan2. Tombol pengatur tegak berdirinya

    timbangan3. Anting penunjuk tegaknya timbangan

    (waterpas)4. Jarum timbangan5. Skala6. Tuas penyangga timbangan7. Pisau tengah/pisau pusat8. Pisau tangan9. Tangan timbangan10. Tombol/mur pengatur keseimbangan11. Piring timbangan

  • 10 Modul Farmasetika Dasar

    2. Lumpang dan Alu

    Lumpang dan alu merupakan wadah atau peralatan yang terbuat dariporselen yang digunakan untuk menggerus atau mencampur bahan-bahan obat.Dalam menggerus atau mencampur bahan obat (terutama obat keras), lebih baikdipilih lumpang yang lebih halus dan pori-pori lumpang sangat kecil. Alu diletakkandi samping lumpang dengan posisi kepala alu menghadap ke kita. Hal ini untukmencegah alu berputar dengan diameter lebih luas dan memungkinkan jatuh darimeja kerja.

    3. Penangas Air (waterbath)

    Penangas air (waterbath) adalah alatyang digunakan untuk memanaskan ataumelebur suatu bahan dengan suhu maksimal100C. Pemanasan dilakukan dengan uappanas yang dihasilkan dari pemanasan air.

    Suhu penangas air dapat diatur sesuai dengan suhu yang diinginkan. Penangasair biasa digunakan untuk melebur basis, menguapkan ekstrak atau tingtur,pemanasan untuk mempercepat kelarutan dan lain-lain.

    4. Cetakan Suppositoria

    Suppositoria merupakan suatu sediaan padat yang digunakan melalui duburdan berbentuk torpedo. Bentuk torpedo dihasilkan melalui cetakan suppositoriayang terbuat dari besi dan dilapisi nikel atau dari logam lain, ada juga yang dibuatdari plastik. Cetakan ini mudah dibuka secara longitudional untuk mengeluarkansupositoria. Alat ini memiliki 6 lubang atau 12 lubang suppositoria yang dapatdibuka secara longitudinal dan terdapat skrup pengencang untuk merapatkankedua bagian alat cetak tersebut ketika basis yang telah dilebur akan dimasukkanke dalam alat cetak.

    Untuk menghindari masa yang hilang maka selalu dibuat berlebih dan untukmenghindari masa yang melekat pada cetakan maka cetakan sebelumnyadibasahi dengan parafin, minyak lemak, spritus saponatus (soft soap liniment).Yang terakhir jangan digunakan untuk suppositoria yang mengandung garamlogam, karena akan beraksi dengan sabunnya dan sebagai pengganti dapatdigunakan larutan oleum ricini dalam etanol.

    Alu

    Lumpang

    10 Modul Farmasetika Dasar

    2. Lumpang dan Alu

    Lumpang dan alu merupakan wadah atau peralatan yang terbuat dariporselen yang digunakan untuk menggerus atau mencampur bahan-bahan obat.Dalam menggerus atau mencampur bahan obat (terutama obat keras), lebih baikdipilih lumpang yang lebih halus dan pori-pori lumpang sangat kecil. Alu diletakkandi samping lumpang dengan posisi kepala alu menghadap ke kita. Hal ini untukmencegah alu berputar dengan diameter lebih luas dan memungkinkan jatuh darimeja kerja.

    3. Penangas Air (waterbath)

    Penangas air (waterbath) adalah alatyang digunakan untuk memanaskan ataumelebur suatu bahan dengan suhu maksimal100C. Pemanasan dilakukan dengan uappanas yang dihasilkan dari pemanasan air.

    Suhu penangas air dapat diatur sesuai dengan suhu yang diinginkan. Penangasair biasa digunakan untuk melebur basis, menguapkan ekstrak atau tingtur,pemanasan untuk mempercepat kelarutan dan lain-lain.

    4. Cetakan Suppositoria

    Suppositoria merupakan suatu sediaan padat yang digunakan melalui duburdan berbentuk torpedo. Bentuk torpedo dihasilkan melalui cetakan suppositoriayang terbuat dari besi dan dilapisi nikel atau dari logam lain, ada juga yang dibuatdari plastik. Cetakan ini mudah dibuka secara longitudional untuk mengeluarkansupositoria. Alat ini memiliki 6 lubang atau 12 lubang suppositoria yang dapatdibuka secara longitudinal dan terdapat skrup pengencang untuk merapatkankedua bagian alat cetak tersebut ketika basis yang telah dilebur akan dimasukkanke dalam alat cetak.

    Untuk menghindari masa yang hilang maka selalu dibuat berlebih dan untukmenghindari masa yang melekat pada cetakan maka cetakan sebelumnyadibasahi dengan parafin, minyak lemak, spritus saponatus (soft soap liniment).Yang terakhir jangan digunakan untuk suppositoria yang mengandung garamlogam, karena akan beraksi dengan sabunnya dan sebagai pengganti dapatdigunakan larutan oleum ricini dalam etanol.

    Alu

    Lumpang

    10 Modul Farmasetika Dasar

    2. Lumpang dan Alu

    Lumpang dan alu merupakan wadah atau peralatan yang terbuat dariporselen yang digunakan untuk menggerus atau mencampur bahan-bahan obat.Dalam menggerus atau mencampur bahan obat (terutama obat keras), lebih baikdipilih lumpang yang lebih halus dan pori-pori lumpang sangat kecil. Alu diletakkandi samping lumpang dengan posisi kepala alu menghadap ke kita. Hal ini untukmencegah alu berputar dengan diameter lebih luas dan memungkinkan jatuh darimeja kerja.

    3. Penangas Air (waterbath)

    Penangas air (waterbath) adalah alatyang digunakan untuk memanaskan ataumelebur suatu bahan dengan suhu maksimal100C. Pemanasan dilakukan dengan uappanas yang dihasilkan dari pemanasan air.

    Suhu penangas air dapat diatur sesuai dengan suhu yang diinginkan. Penangasair biasa digunakan untuk melebur basis, menguapkan ekstrak atau tingtur,pemanasan untuk mempercepat kelarutan dan lain-lain.

    4. Cetakan Suppositoria

    Suppositoria merupakan suatu sediaan padat yang digunakan melalui duburdan berbentuk torpedo. Bentuk torpedo dihasilkan melalui cetakan suppositoriayang terbuat dari besi dan dilapisi nikel atau dari logam lain, ada juga yang dibuatdari plastik. Cetakan ini mudah dibuka secara longitudional untuk mengeluarkansupositoria. Alat ini memiliki 6 lubang atau 12 lubang suppositoria yang dapatdibuka secara longitudinal dan terdapat skrup pengencang untuk merapatkankedua bagian alat cetak tersebut ketika basis yang telah dilebur akan dimasukkanke dalam alat cetak.

    Untuk menghindari masa yang hilang maka selalu dibuat berlebih dan untukmenghindari masa yang melekat pada cetakan maka cetakan sebelumnyadibasahi dengan parafin, minyak lemak, spritus saponatus (soft soap liniment).Yang terakhir jangan digunakan untuk suppositoria yang mengandung garamlogam, karena akan beraksi dengan sabunnya dan sebagai pengganti dapatdigunakan larutan oleum ricini dalam etanol.

    Alu

    Lumpang

    10 Modul Farmasetika Dasar

    2. Lumpang dan Alu

    Lumpang dan alu merupakan wadah atau peralatan yang terbuat dariporselen yang digunakan untuk menggerus atau mencampur bahan-bahan obat.Dalam menggerus atau mencampur bahan obat (terutama obat keras), lebih baikdipilih lumpang yang lebih halus dan pori-pori lumpang sangat kecil. Alu diletakkandi samping lumpang dengan posisi kepala alu menghadap ke kita. Hal ini untukmencegah alu berputar dengan diameter lebih luas dan memungkinkan jatuh darimeja kerja.

    3. Penangas Air (waterbath)

    Penangas air (waterbath) adalah alatyang digunakan untuk memanaskan ataumelebur suatu bahan dengan suhu maksimal100C. Pemanasan dilakukan dengan uappanas yang dihasilkan dari pemanasan air.

    Suhu penangas air dapat diatur sesuai dengan suhu yang diinginkan. Penangasair biasa digunakan untuk melebur basis, menguapkan ekstrak atau tingtur,pemanasan untuk mempercepat kelarutan dan lain-lain.

    4. Cetakan Suppositoria

    Suppositoria merupakan suatu sediaan padat yang digunakan melalui duburdan berbentuk torpedo. Bentuk torpedo dihasilkan melalui cetakan suppositoriayang terbuat dari besi dan dilapisi nikel atau dari logam lain, ada juga yang dibuatdari plastik. Cetakan ini mudah dibuka secara longitudional untuk mengeluarkansupositoria. Alat ini memiliki 6 lubang atau 12 lubang suppositoria yang dapatdibuka secara longitudinal dan terdapat skrup pengencang untuk merapatkankedua bagian alat cetak tersebut ketika basis yang telah dilebur akan dimasukkanke dalam alat cetak.

    Untuk menghindari masa yang hilang maka selalu dibuat berlebih dan untukmenghindari masa yang melekat pada cetakan maka cetakan sebelumnyadibasahi dengan parafin, minyak lemak, spritus saponatus (soft soap liniment).Yang terakhir jangan digunakan untuk suppositoria yang mengandung garamlogam, karena akan beraksi dengan sabunnya dan sebagai pengganti dapatdigunakan larutan oleum ricini dalam etanol.

    Alu

    Lumpang

  • 11 Modul Farmasetika Dasar

    5. Alat Pengisi Kapsul (Filling capsule)

    Ada beberapa metode pengisian kapsul, yaitu dengan independent(bantuan mesin) dan dependent (bukan mesin dan metode tangan). Metodeindependent biasa digunakan untuk produksi skala besar atau pabrik. Sedangkanmetode dependent biasa digunakan pada industri rumah tangga dan apotek.Metode bukan mesin menggunakan alat pengisi kapsul (Filling capsule). Alat yangdimaksudkan disini adalah alat yang menggunakan tangan manusia. Denganmenggunakan alat ini akan didapatkan kapsul yang lebih seragam danpengerjaannya dapat lebih cepat sebab sekali cetak dapat dihasilkan berpuluh-puluh kapsul. Alat ini terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian yang tetap dan bagian yangbergerak.

    Cara pengisiannya yaitu

    a. Buka bagian-bagian kapsulb. Badan kapsul dibuka dan dimasukkan ke dalam lubang bagian alat yang tidak

    bergerak/tetapc. Taburkan serbuk yang akan dimasukkan ke dalam kapsuld. Ratakan dengan bantuan alat sudip/kertas filme. Tutup kapsul dengan cara merapatkan ata menggerakan bagian alat yang

    bergerak.

    Gambar alat pengisi kapsul (Filling capsule).

    11 Modul Farmasetika Dasar

    5. Alat Pengisi Kapsul (Filling capsule)

    Ada beberapa metode pengisian kapsul, yaitu dengan independent(bantuan mesin) dan dependent (bukan mesin dan metode tangan). Metodeindependent biasa digunakan untuk produksi skala besar atau pabrik. Sedangkanmetode dependent biasa digunakan pada industri rumah tangga dan apotek.Metode bukan mesin menggunakan alat pengisi kapsul (Filling capsule). Alat yangdimaksudkan disini adalah alat yang menggunakan tangan manusia. Denganmenggunakan alat ini akan didapatkan kapsul yang lebih seragam danpengerjaannya dapat lebih cepat sebab sekali cetak dapat dihasilkan berpuluh-puluh kapsul. Alat ini terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian yang tetap dan bagian yangbergerak.

    Cara pengisiannya yaitu

    a. Buka bagian-bagian kapsulb. Badan kapsul dibuka dan dimasukkan ke dalam lubang bagian alat yang tidak

    bergerak/tetapc. Taburkan serbuk yang akan dimasukkan ke dalam kapsuld. Ratakan dengan bantuan alat sudip/kertas filme. Tutup kapsul dengan cara merapatkan ata menggerakan bagian alat yang

    bergerak.

    Gambar alat pengisi kapsul (Filling capsule).

    11 Modul Farmasetika Dasar

    5. Alat Pengisi Kapsul (Filling capsule)

    Ada beberapa metode pengisian kapsul, yaitu dengan independent(bantuan mesin) dan dependent (bukan mesin dan metode tangan). Metodeindependent biasa digunakan untuk produksi skala besar atau pabrik. Sedangkanmetode dependent biasa digunakan pada industri rumah tangga dan apotek.Metode bukan mesin menggunakan alat pengisi kapsul (Filling capsule). Alat yangdimaksudkan disini adalah alat yang menggunakan tangan manusia. Denganmenggunakan alat ini akan didapatkan kapsul yang lebih seragam danpengerjaannya dapat lebih cepat sebab sekali cetak dapat dihasilkan berpuluh-puluh kapsul. Alat ini terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian yang tetap dan bagian yangbergerak.

    Cara pengisiannya yaitu

    a. Buka bagian-bagian kapsulb. Badan kapsul dibuka dan dimasukkan ke dalam lubang bagian alat yang tidak

    bergerak/tetapc. Taburkan serbuk yang akan dimasukkan ke dalam kapsuld. Ratakan dengan bantuan alat sudip/kertas filme. Tutup kapsul dengan cara merapatkan ata menggerakan bagian alat yang

    bergerak.

    Gambar alat pengisi kapsul (Filling capsule).

    11 Modul Farmasetika Dasar

    5. Alat Pengisi Kapsul (Filling capsule)

    Ada beberapa metode pengisian kapsul, yaitu dengan independent(bantuan mesin) dan dependent (bukan mesin dan metode tangan). Metodeindependent biasa digunakan untuk produksi skala besar atau pabrik. Sedangkanmetode dependent biasa digunakan pada industri rumah tangga dan apotek.Metode bukan mesin menggunakan alat pengisi kapsul (Filling capsule). Alat yangdimaksudkan disini adalah alat yang menggunakan tangan manusia. Denganmenggunakan alat ini akan didapatkan kapsul yang lebih seragam danpengerjaannya dapat lebih cepat sebab sekali cetak dapat dihasilkan berpuluh-puluh kapsul. Alat ini terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian yang tetap dan bagian yangbergerak.

    Cara pengisiannya yaitu

    a. Buka bagian-bagian kapsulb. Badan kapsul dibuka dan dimasukkan ke dalam lubang bagian alat yang tidak

    bergerak/tetapc. Taburkan serbuk yang akan dimasukkan ke dalam kapsuld. Ratakan dengan bantuan alat sudip/kertas filme. Tutup kapsul dengan cara merapatkan ata menggerakan bagian alat yang

    bergerak.

    Gambar alat pengisi kapsul (Filling capsule).

  • 12 Modul Farmasetika Dasar

    6. Cetakan Pil

    Pil adalah suatu sediaan padat yang berbentuk bulat dengan berat berkisar100 mg sampai 500 mg. Pil dicetak menggunakan cetakan pil yang terdiri dariPillen Plank dan Pillen Roller. Pillen Plank terdiri atas alat papan dan pemotong pildimana pada papan terdapat lempeng kanal besi yang berbentuk setengah silinderyang simetris dengan pemotong pil jika disatukan akan membentuk suatu kanalsilinder. Pillen Roller terdiri dari alat papan berbentuk bulat yang berfungsi untukmembulatkan hasil cetakan dari pillen plank.

    Gambar Cetakan Pil.

    Cara penggunaan:

    a. Cetakan pil terlebih dahulu dibersihkan dan ditambahkan talk ataulycopodium sebagai lubrikan

    b. Masa pil dibentuk dengan menggulungkan di atas papan Pillen Plankhingga sepanjang kanal silinder.

    c. Ditarik alat pemotong hingga menyatukan antara kanal silinder papandengan pemotong, hingga terbentuk bulatan pil

    d. Bulatan pil yang belum bulat, digelindingkan di papan bulat (Pippen Roller)hingga bentuk pil bulat.

    1

    4

    2

    3

    Keterangan:1. Pillen Roller2. Lempeng silinder3. Pillen Plank4. Pemotong pil

    12 Modul Farmasetika Dasar

    6. Cetakan Pil

    Pil adalah suatu sediaan padat yang berbentuk bulat dengan berat berkisar100 mg sampai 500 mg. Pil dicetak menggunakan cetakan pil yang terdiri dariPillen Plank dan Pillen Roller. Pillen Plank terdiri atas alat papan dan pemotong pildimana pada papan terdapat lempeng kanal besi yang berbentuk setengah silinderyang simetris dengan pemotong pil jika disatukan akan membentuk suatu kanalsilinder. Pillen Roller terdiri dari alat papan berbentuk bulat yang berfungsi untukmembulatkan hasil cetakan dari pillen plank.

    Gambar Cetakan Pil.

    Cara penggunaan:

    a. Cetakan pil terlebih dahulu dibersihkan dan ditambahkan talk ataulycopodium sebagai lubrikan

    b. Masa pil dibentuk dengan menggulungkan di atas papan Pillen Plankhingga sepanjang kanal silinder.

    c. Ditarik alat pemotong hingga menyatukan antara kanal silinder papandengan pemotong, hingga terbentuk bulatan pil

    d. Bulatan pil yang belum bulat, digelindingkan di papan bulat (Pippen Roller)hingga bentuk pil bulat.

    1

    4

    2

    3

    Keterangan:1. Pillen Roller2. Lempeng silinder3. Pillen Plank4. Pemotong pil

    12 Modul Farmasetika Dasar

    6. Cetakan Pil

    Pil adalah suatu sediaan padat yang berbentuk bulat dengan berat berkisar100 mg sampai 500 mg. Pil dicetak menggunakan cetakan pil yang terdiri dariPillen Plank dan Pillen Roller. Pillen Plank terdiri atas alat papan dan pemotong pildimana pada papan terdapat lempeng kanal besi yang berbentuk setengah silinderyang simetris dengan pemotong pil jika disatukan akan membentuk suatu kanalsilinder. Pillen Roller terdiri dari alat papan berbentuk bulat yang berfungsi untukmembulatkan hasil cetakan dari pillen plank.

    Gambar Cetakan Pil.

    Cara penggunaan:

    a. Cetakan pil terlebih dahulu dibersihkan dan ditambahkan talk ataulycopodium sebagai lubrikan

    b. Masa pil dibentuk dengan menggulungkan di atas papan Pillen Plankhingga sepanjang kanal silinder.

    c. Ditarik alat pemotong hingga menyatukan antara kanal silinder papandengan pemotong, hingga terbentuk bulatan pil

    d. Bulatan pil yang belum bulat, digelindingkan di papan bulat (Pippen Roller)hingga bentuk pil bulat.

    1

    4

    2

    3

    Keterangan:1. Pillen Roller2. Lempeng silinder3. Pillen Plank4. Pemotong pil

    12 Modul Farmasetika Dasar

    6. Cetakan Pil

    Pil adalah suatu sediaan padat yang berbentuk bulat dengan berat berkisar100 mg sampai 500 mg. Pil dicetak menggunakan cetakan pil yang terdiri dariPillen Plank dan Pillen Roller. Pillen Plank terdiri atas alat papan dan pemotong pildimana pada papan terdapat lempeng kanal besi yang berbentuk setengah silinderyang simetris dengan pemotong pil jika disatukan akan membentuk suatu kanalsilinder. Pillen Roller terdiri dari alat papan berbentuk bulat yang berfungsi untukmembulatkan hasil cetakan dari pillen plank.

    Gambar Cetakan Pil.

    Cara penggunaan:

    a. Cetakan pil terlebih dahulu dibersihkan dan ditambahkan talk ataulycopodium sebagai lubrikan

    b. Masa pil dibentuk dengan menggulungkan di atas papan Pillen Plankhingga sepanjang kanal silinder.

    c. Ditarik alat pemotong hingga menyatukan antara kanal silinder papandengan pemotong, hingga terbentuk bulatan pil

    d. Bulatan pil yang belum bulat, digelindingkan di papan bulat (Pippen Roller)hingga bentuk pil bulat.

    1

    4

    2

    3

    Keterangan:1. Pillen Roller2. Lempeng silinder3. Pillen Plank4. Pemotong pil

  • 13 Modul Farmasetika Dasar

    PERCOBAAN IIPENGENALAN BAHAN OBAT

    Semua obat adalah racun, tetapi tidak semua racun adalah obat, obatdapat diartikan sebagai suatu zat yang dimaksudkan untuk dipakai dalamdiagnosa, mengurangi rasa sakit, mengobati atau mencegah penyakit padamanusia atau hewan.

    Dalam SK Menkes RI No. 125/Kab/BVIII/71, yang dimaksudkan obatadalah suatu bahan atau paduan bahan bahan yang dimaksudkan untukdigunakan dalam menetapkan diagnose, mencegah, mengurangi, menghilangkan,menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan, badania danrohania pada manusia atau hewan, memperolek badan atau bagian badanmanusia.

    Dalam SK Menkes RI No.244/Menkes/SK/V/1990, yang dimaksud denganobat jadi adalah sediaan atau paduan bahan bahan yang siap untuk digunakanuntuk mempengaruhi atau menyelidiki system fisiologi atau keadaan patologidalam rangka penetapan diagnose, pencegahan, penyembuhan, pemulihan,peningkatan kesehatan dan kontrasepsi.

    Obat dapat dibagi berdasarkan tujuan dan cara pemakaiannya.Berdasarkan tujuan pemakaian obat dapat dibagi atas:

    a. Prophylactis; yaitu pemakaian obat untuk pencegahan terhadap suatu penyakit.b. Therapeutics; yaitu pemakaian obat untuk menyembuhkan terhadap suatu

    penyakit.Bila dilihat dari cara pemakaiannya obat dapat dibagi atas:

    a. Medicamentum ad usum internum = untuk pemakaian dalam ; yaitu obat dengancara pemakaian melalui mulut, tenggorokan sampai ke lambung (peroral)misalnya obat dalam bentuk tablet, pill, kapsul, serbuk dll.

    b. Medicamentum ad usum externum = untuk pemakaian luar ; yaitu obat dengancara pemakaian selain dengan cara peroral. Misalnya : obat dalam bentukinjeksi, clysma, salep, suppositoria dll.

    Penggolongan obatObat atau bahan obat termasuk barang yang berbahaya dan merupakan

    barang yang mempunyai potensi untuk disalah gunakan. Untuk memudahkandalam pengawasannya maka obat yang beredar diindonesia digolongkan menurutdaftar yang meliputi:a. Narkotika, biasa disebut daftar O (opium)

  • 14 Modul Farmasetika Dasar

    Yaitu obat-obatan yang umumnya mendatangkan ketagihan danketergantungan secara mental dan fisik yang sangat merugikan masyarakat danindividu apabila digunakan tanpa pembatasan dan pengawasan dokter.Misalnya candu/opium, morfin, petidin, metadon dan kodein.

    Hal-hal yang harus diperhatikan pada resep yang mengandung narkotika.- Tidak boleh di ulang (N.I/ne iter/ne iteretur)- Tidak boleh ditulis m.i. (mihi ipsi) atau u.p. (usum propium) atau pemakaian

    sendiri- Alamat pasien dan aturan pakai harus jelas- Hanya boleh diberikan jika resep asli dari dokter dan ada tanda tangan

    dokter tersebut- Copy resep dapat diberikan apabila obat belum diberikan semuanya

    (d.i.d/da in) namun harus ditembus di apoyek yang mengeluarkan copyresep tersebut

    - Bahan narkotik yang terdapat pada resep, harus digarisbawah merah.b. Obat Psikotropika merupakan obat yang mempengaruhi proses mental (psikis),

    merangsang atau menenangkan, mengubah pikiran/perasaan/kelakuanseseorang. Misalnya golongan ekstasi, diazepam, barbital/luminal.

    c. Obat keras adalah obat-obatan daftar G, yaitu obat yang didaftar pada daftarobat berbahaya (Geverlijk) dan harus diserahkan dengan resep dokter. Obatkeras adalah semua obat- memiliki takaran/DM atau tercantum dalam daftar obat keras yang ditetapkan

    pemerintah- diberi tanda khusus lingkaran bula berwarna merah dengan garis tepi hitam

    dan huruf K yang menyentuh garis tepinya- semua obat baru, kecuali dinyatakan oleh pemerintah (Depkes RI) tidak

    membahayakand. Obat keras daftar W (Obat bebas terbatas), yaitu obat yang didaftar pada

    daftar peringatan (Warschuwing) dengan tanda khusus lingkaran biru dengangaris pinggir hitam. Dapat diserahkan tanpa resep dokter , namun harus tetapdalam pengawasan.Obat ini memiliki penandaan khusus peringatan (P No.1 s/dP No.6)

    e. Obat bebas yaitu obat dengan tanda khusus lingkaran hijau garis pinggir hitamdan dapat diserahkan tanpa resep dokter dalam batas dosis yang telahdianjurkan.

    Sumber-Sumber Obat

    Obat-obat yang digunakan dewasa ini diperoleh dari berbagai sumber yaitu;a. Tumbuh-tumbuhan, Flora, Nabati. Misalnya ; kinin, castor oil, anisi, daun digitalis

    dll.

  • 15 Modul Farmasetika Dasar

    b. Hewan, Fauna, Hayati. Misalnya ; minyak ikan, cera, wolfet dll.c. Mineral/pertambangan. Misalnya ; NaCl, Sulfur, Besi oksida, KaliumIodida dll.d. Mikroba. Misalnya; antibiotik.e. Sintesis, buatan, tiruan. Misalnya ; Champora sintesis, Vit.C, Acid benzoic

    sintesis, Chloramphenicol sintesis dll.Bahan Tambahan

    Obat tambahan (Rimidium adjuvantia/ajuvans/corrigens) yaitu bahan atau obatyang menunjang kerja bahan obat utama. Dapat berupa:a. Corrigens actionis, yaitu obat yang memperbaiki atau menambah efek obat

    utama. Misalnya, pulvis doveri yang terdiri atas kalium sulfat, IpecacuanhaeRadix, dan pulvis opii. Pulvis opii sebagai bahan khasiat utama menyebabkanorang sukar buang air besar, sedangkan kalium sulfat bekerja sebagai pencaharsekaligus memperbaiki kerja pulvis opii tersebut.

    b. Corrigens saporis (memperbaiki rasa). Contohnya: sirup auratiorum, tincturecinamomi, aqua menthae piperithae.

    c. Corrigen odoris (memperbaiki bau). contohnya: oleum rosarum, oleumbergamottae, dan oleum cinnamomi.

    d. Corrigens coloris (memperbaiki warna). Contohnya: tincture croci (kuning),caramel (cokelat) dan karminum (merah).

    e. Corigen solubilis untuk memperbaiki kelarutan obat utama. Misalnya, I2 tidaklarut air, tetapi dengan penambahan KI menjadi mudah larut.Selain itu juga dikenal bahan tambahan yang dipakai sebagai bahan pengisi danpemberi bentuk untuk memperbesar volume obat yang disebutconstituens/vehiculum/exipient. Misalnya: laktosa sebagai serbuk serta amilumdan talk pada bedak tabur.

  • 16 Modul Farmasetika Dasar

    PERCOBAAN IIIINTERAKSI OBAT DAN INKOMPATIBILITAS

    Interaksi obat merupakan suatu keadaan saling mempengaruhi antar obatatau bahan-bahan obat. Terjadi jika dua atau lebih macam obat digunakanbersama-sama dalam suatu obat.

    Alasan kombinasi obat sering dilakukan:- Meningkatkan efek pengobatan- Mengurangi efek toksik dan efek samping- Mengobati beberapa penyakit atau keluhan yang timbul pada waktu

    bersamaan- Memperlambat terjadinya resistensi- Memperluas spectrum bagi antibiotika- Terapi awal suatu infeksi berat yang diagnosanya belum jelasSelain itu, dalam ilmu farmasetika interaksi antara bahan dapat terjadi pada

    saat pengerjaan atau lebih dikenal dengan inkompabilitas (Obat TakTercampurkan). OTT atau obat tak tercampurkan dapat terjadi akibat reaksi kimia,perubahan fisika atau kerja farmakologis.

    Pada OTT yang tidak dapat diatasi, dapat diusulkan untuk mengeluarkansalah satu obat dari campuran jika1. Terjadi reaksi kimia

    (a) Campurannya berupa racun. Contoh: Kalomel + iodium sublimat(b) Campurannya menimbulkan ledakan. Contoh: campuran bahan

    pengoksidasi dengan bahan yang mudah dioksidasi (K-klorat + sulfur),(KMnO4 + gliserin)

    (c) Terjadi perubahan warna. Contoh: antipirin + nitrit hijau2. Terjadi perubahan fisika obat

    Misalnya golongan alkaloid akan diserap oleh norit3. Terjadi kerja farmakologis yang merugikan

    Namun tidak semua OTT dari suatu bahan itu merugikan, ada juga OTT yangdiharapkan terjadi dan menguntungkan dalam pengerjaan, antara lain:a. Terjadi penurunan titik eutektikum (titik lebur)

    Misalnya: pada campuran mentol, timol, salol, asam salisilat, resorsinol,kloralhidrat.

    b. Meningkatkan kelarutan suatu bahanMisalnya: Coffein yang ditambahkan dengan natrium benzoat, natrium salisilatakan memperbesar kelarutan coffein tersebut

  • 17 Modul Farmasetika Dasar

    Lembar Kerja

    I. OTT/Inkompatibilitas:

    II. Cara Mengatasi:

    dr. SupriyadiSIP. No.228/K/84Jl. Budi Kemulyaan No.8A Telp. 1234567Jakarta

    Jakarta, .

    R/ Aminophilin 100Luminal 25 mgS.L qs.m.f.pulv.dtd.No.XVs.t.d.d caps I

    Pro : Tn Marzuki (18 tahun)Jl. Merdeka 10 Jakarta

  • 18 Modul Farmasetika Dasar

    I. OTT/Inkompatibilitas:

    II. Cara Mengatasi:

    dr. MaulanaSIP. No.228/K/84Jl. Budi Kemulyaan No.8A Telp. 1234567Jakarta

    Jakarta, .

    R/ Menthol 0,2 gAsam salislat 0,1 gResorsinol 0,2 gTalk ad 3 gm.f.pulv.s.u.e

    Pro : Tn Marzuki (18 tahun)Jl. Merdeka 10 Jakarta

  • 19 Modul Farmasetika Dasar

    PERCOBAAN IVSEDIAAN FARMESTIKA PADAT

    I. PULVIS DAN PULVERES

    Serbuk adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskanuntuk pemakaian dalam secara oral atau untuk pemakaian luar. Pulvis adalahserbuk yang tidak terbagibagi. Pulveres adalah serbuk yang dibagi dalam bobotyang kurang lebih sama dengan yang dibungkus kertas perkamen atau bahanpengemas lain yang cocok.Keuntungan dan Kerugian Sediaan Bentuk SerbukKeuntungan bentuk serbuk :1. Serbuk lebih mudah terdispersi dan lebih larut daripada sediaan yang

    dipadatkan.2. Anak anak atau orang tua yang sukar menelan kapsul atau tablet lebih mudah

    menggunakan obat dalam bentuk serbuk.3. Masalah stabilitas yang sering dihadapi dalam sediaan cair tidak ditemukan

    dalam sediaan serbuk.4. Obat yang tidak stabil dalam suspensi atau larutan air dapat dibuat dalam

    bentuk serbuk.5. Obat yang volumenya terlalu besar untuk dibuat tablet atau kapsul dapat dibuat

    dalam bentuk serbuk.6. Dokter lebih leluasa dalam memilih dosis yang sesuai dengan keadaan

    penderita.Kekurangan bentuk serbuk:1. Keengganan pasien meminum obat yang mungkin rasa pahit, atau rasa yang

    tidak enak2. Kesulitan menahan terurainya bahan bahan hygroskopis.3. Mudah mencair atau menguap zat zat yang dikandungnya.4. Waktu dan biaya yang digunakan pada pengelola dan pembungkusan dalam

    keseragaman dosis tunggal.SyaratSyarat Sediaan Serbuk:1. Harus halus sesuai dengan derajat halus serbuk.2. Harus homogeny semua komponen3. Harus dalam keadaan kering.Derajat halus serbuk

    Derajat halus serbuk dinyatakan dengan satu atau dua nomor pengayak. Halini dimaksudkan bahwa untuk menentukan derajat halus suatu serbuk harusdilakukan dengan pengayak.

    Jika derajat halus serbuk dinyatakan dengan 1 nomor pengayak,dimaksudkan bahwa semua serbuk dapat melalui pengayak dengan nomor

  • 20 Modul Farmasetika Dasar

    tersebut. Jika derajat halus serbuk dinyatakan dengan dua nomor pengayak,dimaksudkan bahwa semua serbuk dapat melalui/lolos pada pengayak dengannomor terendah dan tidak lebih dari 40% melalui pengayak dengan nomortertinggi.Contoh: serbuk 10/40 dimaksudkan bahwa serbuk tersebut semuanya melaluipengayak no 10 dan tidak lebih dari 40% dapat melalui pengayak no. 40.

    Dalam beberapa hal digunakan istilah umum untuk menyatakan derajat halusserbuk yang disesuaikan dengan nomor pengayak sbb:- Serbuk sangat kasar adalah serbuk (5/8)- Serbuk kasar adalah serbuk (10/40)- Serbuk agak kasar adalah serbuk (22/60)- Serbuk agak halus adalah serbuk (44/85)- Serbuk halus adalah serbuk (85)- Serbuk sangat halus adalah serbuk (120)- Serbuk sangat halus sekali adalah serbuk (200/300)

    I.1 Pulvis (Serbuk Tak Terbagi)Pulvis dapat digolongkan menjadi beberapa jenis, antara lain

    1. Pulvis adspersorius (serbuk tabur/bedak). Umumnya, serbuk tabur harusmelewati ayakan dengan derajat halus 100 mesh agar tidak menimbulkaniritasi pada bbagian yang peka.Pulvis adsperius harus memenuhi persyaratan berikut:a. Harus halus, tidak boleh ada butiran butiran kasar.b.Talk, kaolin, dan bahan mineral lainnya harus bebas dari bakteriClostridium tetani, C.welchii, dan Bacillus anthracis serta disterilkandengan cara D (cara kering).

    c.Tidak boleh digunakan untuk luka terbuka2. Pulvis dentrificius (serbuk gigi) biasanya mengandung karmin sebagai

    pewarna yang dilarutkan lebih dahulu dalam kloroform atau etanol 90%.3. Pulvis sternutotarius (serbuk bersin) digunakan untuk dihisap melalui

    hidung.4. Pulvis effervescent adalah serbuk biasa yang sebelum diminum dilarutkan

    dahulu dalam air dingin atau air hangat. Jika serbuk ini dilarutkan akanmengeluarkan gas CO2 yang kemudian membentuk larutan jernih.Merupakan campuran dari senyawa asam (as. Sitrat, as. Tartrat,) denganbasa (Na.bikarbonat).

    Aturan pembuatan serbuk tabur:1. Serbuk tabur yang tidak mengandung lemak diayak dengan ayakan no.1002. Serbuk tabur yang mengandung zat berlemak diayak dengan ayakan no.44

  • 21 Modul Farmasetika Dasar

    3. Seluruh serbuk harus terayak semuanya, yang tertinggal diayakan dihaluskanlagi sampai seluruhnya terayak.

    Contoh resepR/ Ichtyoli 0,5 Penyelesaian :

    Talc. 10 - Ichtyoli dilarutkan dalam etanol 96% atau eterSol. Formaldehide 0,5 dan ditambah bolus.alba.Bol.alba 3 - Sol.Formaldehide diganti 1/3 bobotnyam.f.pulv.adsp. ad 20 paraformaldehide.s.u.e

    Selain pulvis untuk penggunaan luar, juga dikenal pulvis untuk penggunaan dalam(peroral). Penentuan dosis untuk pulvis penggunaan dalam menggunakan takaransendok makan (C), sendok the (cth), sendok bubur (cp). Penentuan dosis tiaptakaran menggunakan serbuk coba.I.2Pulveres (Serbuk Terbagi)

    Pulveres/chartulae (serbuk bagi) adalah serbuk yang dibagi dalam bobotyang lebih kurang sama, dibungkus menggunakan bahan penhgemas yang cocokuntuk sekali minum.

    Penulisan resep serbuk oleh seorang dokter dapat dilakukan dengan carayaitu:1. Ditulis jumlah obat untuk seluruh serbuk/bungkus, kemudian dibagi sebanyak

    serbuk/bungkus yang diminta. Misalnya:R/ Asam asetilsalisilat 2,5

    Paracetamol 2Coffein 0,5m.f.pulv.divide in partes aequales no.X

    2. Ditulis jumlah untuk setiap bungkus serbuknya dan membuat berapa bungkusyang dikhehendaki, misalnya:R/ Asam asetilsalisilat 0,25

    Paracetamol 0,2Coffein 0,05m.f.pulv.dtd no.XPada cara diatas bahan yang ditimbang adalah sebagai berikut:

    - Asam asetilsalisilat 2,5- Paracetamol 2- Coffein 500 mg

    Ketiga bahan tersebut diracik/dicampur satu persatu, dan asamasetilsalisilat yang digerus lebih dahulu sampai halus, kemudian ditambahkancoffein dan gerus lagi sampai homogeny, terakhir paracetamol sedikit demi sedikitdan digerus sampai homogeny. Keluarkan dari lumpang kemudian bagi menjadi 10bungkus.

  • 22 Modul Farmasetika Dasar

    Pada cara diatas bahan yang ditimbang adalah sebagai berikut- Asam asetilsalisilat 10 X 0,25 = 2,5- Paracetamol 10 X 0,2 = 2- Coffein 10 X 0,05 = 0,5

    Gula berminyak = Elaeosacchara adalah campuran 2 gram saccharum lactisdengan 1 tetes minyak eteris, yang sering digunakan adalah Oleum Anisi, OleumFoeniculi, dan Oleum Menthae Piperitae. Gula berminyak tidak boleh disimpansebagai persediaan, dan dikemas dalam kertas perkamen, jangan dengan kertasparaffin sebab minyak eterisnya akan diserap. Gula berminyak harus dibuatdengan tetes minyak eteris penuh tidak pecahan, bila dalam hitungan diperolehpecahan, dibuat dengan tetes penuh, sisa gula minyak disisihkan (disimpan).

    Campuran serbuk yang basah atau mencair karena disebabkan karenaterbebasnya sebagian atau seluruh air kristal dari tiap bahan, hal ini dapat diatasidengan mengambil bahan yang sudah dikeringkan (exsicatus), bila sekiranyabahan tersebut mempunyai garam exsicatur dengan perbandingan.

    Perbandingan zat yang kering dengan zat yang mengandung air Kristaladalah :1) Ferrosi sulfat: eksikatur = 100:67 (3:2)2) Magnesium sulfat: eksikatus = 100:67 (3:2)3) Natrii sulfas: eksikatus = 100:50 (2:1)4) Natrii karbonas: eksikatus = 100:50 (2:1)5) Tawas: eksikatus = 100:67 (3:2)

    Serbuk terbagi dikemas kedalam wadah kertas perkamen (puyer) sesuaibanyaknya permintaan dalam resep. Pada dasarnya langkah-langkah melipat ataumembungkus kertas pembungkus serbuk adalah sebagai berikut :1. Letakkan kertas rata diatas permukaan meja dan lipatkan sekitar 11,5 cm

    kearah kita pada garis memanjang pada kertas untuk menjaga keseragaman,langkah ini harus dilakukan bersamaan dengan lipatan pertama sebagaipetunjuk. Penyusunan kertas hendaknya secara proporsional, jangan terlalumemanjangkan kesamping, maksimal 5-6 kertas kesamping.

    2. Letakkan serbuk baik yang ditimbang atau dibagi-bagi ke tengah kertas yangtelah dilipat satu kali lipatannya mengarah keatas disebelah seberangdihadapanmu.

    3. Tariklah sisi panjang yang belum dilipat keatas dan letakkanlah pada kira kiragaris lipatan pertama, lakukan hati-hati supaya serbuk tidak berceceran.

    4. Peganglah lipatan dan tekanlah sampai menyentuh dasar kertas dan lipatlahkehadapanmu setebal lipatan pertama.

    5. Kertas pembungkus yang telah terlipat rapi masukkan satu persatu dalam dosatau plastik klip. Pada lipatan kertas pembungkus tidak boleh ada serbuk dantidak boleh ada ceceran serbuk.

  • 23 Modul Farmasetika Dasar

    Dalam Resep Pulvis (Serbuk Tak Terbagi), khususnya untuk pemakaiandalam (ditandai dengan adanya petunjuk pemakaian Cth, C, C.p.) pehitungandosis sekali pakai untuk setiap sendok teh/sendok makan/sendok bubur harusdilakukan perhitungan serbuk coba. Sebagai contoh:

    R/ Natrri carbonas 10Nitras subnitrasNaBr aa 5 (DM 2 g/6 g)Magnesium Oxyd. 10Rhei Radix Pulv 5SL ad 40

    S.t.d.d cth IPro: Sultan (20 thn)

    Penyelesaian:- Hitung dulu serbuk coba

    Campur dan gerus halus natrium karbonat, NBB, MgO dan rhei radixsampai homogen. Untuk menghemat bahan dan mempercepat pengerjaan,dapat diperkecil jumlah bahan dalam resep dengan perbandingan yangsama (Natrium karbonas 2 g, NBB 1 g, NabR 1 g, MgO 2, rhei radix 1 g danSL ad 8 g).

    - Ambil 3 sendok teh (jika petunjuk dalam resep Cth, kalau C ambil sendokmakan) kemudian timbang dan rata-ratakan sehingga didapat rata-rata satusendok teh = X gram (Misalnya = 2,2 gram)

    Sehingga dalam resep yang memiliki DM ialah NaBr.Dosis sekali pakai NaBr = = , 5 = 0,275Dosis sehari pakai NaBr = 3 0,275 = 0,825

    Berdasarkan perhitungan tidak ada dosis yang melampaui dosis sekalipakai dan sehari dari NaBr (DM = 2 g/ 6 g). Jika melebihi, serbuk tersebut tidakdapat dikerja.II. Capsule (Kapsul)

    Kapsul adalah sediaan berupa serbuk yang diisikan dalam cangkang kapsulatau berupa sediaan cairan, setengah padat yang dibungkus dengan kapsul dasar.Dalam FI Ed.III. Kapsul adalah bentuk sediaan obat terbungkus cangkang kapsul,keras atau lunak. Cangkang kapsul dibuat dari gelatin dengan atau tanpa zattambahan lain.Keuntungan sediaan kapsul, antara lain:1) Bau dan rasa yang tidak enak tertutupi2) Pemberian dosis yang tetap.3) Bahan bahan obat/ zat yang rusak diudara terbuka, bila dimasukkan kedalam

    kapsul akan terlindungi.

  • 24 Modul Farmasetika Dasar

    4) Mudah pemakaiannya oleh pasien.5) Dengan kapsul yang berwarna warni, menambah daya tarik obat.6) Kapsul dapat diisi dengan cepat karena tidak memerlukan bahan

    tambahan/pembantu seperti pada pembuatan pil dan tablet.Macam-Macam Kapsul:- Kapsul keras- Kapsul LunakUkuran cangkang kapsul

    No.ukuran Asetosal(gram)Na.Bikarbonat

    (gram)Nitras bismuth basa

    (gram)000 1 1,4 1,700 0,6 0,9 1,20 0,5 0,7 0,91 0,3 0,5 0,62 0,25 0,4 0,53 0,2 0,3 0,44 0,15 0,25 0,255 0,1 0,12 0,12

    Pemilihan Ukuran Kapsul- Pemilihan dari ukuran paling baik ketika formulasi dikembangkan, karena

    jumlah bahan inert yang dibutuhkan tergantung pada ukuran atau kapasitaskapsul yang dipilih.

    - Apabila formulasi dari bahan tidak memerlukan pengisi untuk menambahjumlah serbuknya, maka ukuran cangkang kapsul dapat boleh ditetapkansetelah pengembangan dan persiapan formulasi.

    - Agar kapsul diisi dengan baik, maka bagian badan kapsul yang diisi campuranbahan obat dan bagian tuupnya diselubungkan rapat rapat. Bagian tuupbukan saja berfungsi sebagai penutup tetapi juga menekan dan menahan, olehkarena itu ukuran kapsul harus dipilih sesuai kebutuhan.

    Cara pengisian kapsulAda tiga cara pengisian cangkang kapsul yaitu dengan:

    1. Tangan; merupakan cara yang paling sederhana karena menggunakan tanganlangsung tanpa menggunakan bantuan alat lain. Untuk memasukkan obatkedalam kapsul, dapat dilakukan dengan cara membagi serbuk sesuai jumlahkapsul yang diminta. Selanjutnya, tiap bagian serbuk tadi dimasukkan kedalambadan kapsul lalu ditutup.

  • 25 Modul Farmasetika Dasar

    2. Alat bukan mesin; alat yang dimaksud ini adalah alat dengan menggunakantangan manusia. Dengan pengerjaan ini, dapat diperoleh kapsul yang seragandan lebih cepat.

    3. Alat mesin; digunakan untuk memproduksi kapsul secara besar besaran danmenjaga keseragaman kapsul, perlu digunakan alat otomatis mulai darimembuka, mengisi, sampai menutup kapsul.

    III SuppositoriaYang dimaksud dengan suppositoria adalah sediaan padat yang digunakan

    melalui rectal, vagina dan uretra. Umumnya berbentuk torpedo, dapat melarut,melunak, atau meleleh pada suhu tubuh. Umumnya suppositoria rectal berbobot 2gram untuk dewasa, 1 gram untuk anak-anak.

    Keuntungan bentuk torpedo ini adalah bila bagian yang besar telah masukmelalui otot penutup dubur, maka bagian suppositoria yang lain akan tertarikmasuk dengan sendirinya.Keuntungan dan kerugian sediaan suppositoria.

    Bentuk sediaan suppositoria ini sangat bermanfaat untuk mencegahberkurangnya efisiensi obat akibat mengalami metabolism di hati sehinggakadarnya dalam darah berkurang. Selain itu, pada keadaan terapi oral tidakmungkin, misalnya: orang yang pingsan, muntah muntah, mual; untuk anak kecildan bayi, obat yang akan terurai oleh enzim pencernaan, obat yang dapatmengiritasi lambung, pemakaian suppositoria sangat menguntungkan.

    Kerugian dari suppositoria ini dirasakan saat menimbulkan rasa yang tidakenak pada tempat dimana suppositoria ini dimasukkan.Bentuk dan Ukuran Suppositoria1) Suppositoria rectal dengan bentuk peluru, torpedo, jari jari atau selinder

    dengan kedua ujungnya lancip, panjang kurang lebih 32 mm. Berat tergantungdari berat jenis dan basis yang digunakan tetapi umumnya 2 gram.

    2) Suppositoria vagina umumnya berbentuk bulat atau bulat telur dan berbobotlebih kurang 5 gram, dibuat dari zat pembawa yang zarut dalam air atau yangdapat bercampur dengan air seperti propilenglikol atau gelatin terglicerinasi.

    3) Suppositoria urethra umumnya berbentuk batang, ramping seperti pensil. Untukpria bergaris tengah 3 6 mm dan panjang 7 cm.

    Komposisi sediaan suppositoria terdiri dari:- Zat aktif- Bahan dasar

    Penggolongan basis suppositoriaPada umumnya basis suppositoria dapat digolongkan atas:

    1) Basis berlemak: oleum cacao2) Basis bercampur atau larut dalam air: gliserin gelatin, propilenglikol dll.

  • 26 Modul Farmasetika Dasar

    3) Basis lain: pembentuk emulsi a/mBasis jenis ketiga ini ini ditujukan untuk mempermudah bercampur dengan

    cairan tubuh atau mengikat air.Halhal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan suppositoria.a) Kenaikan titik lebur. Titik lebur oleum cacao yang dinaikan oleh perak nitrat dan

    plumbi asetat. Untuk mengatasinya dapat ditambahkan oleum arachidis kurangdari 5%.

    b) Penurunan titik lebur. Penurunan titik lebur oleum cacao yang disebabkan olehfenol, Choral hydrat, minyak atsiri dapat diatasi dengan penambahan cera 4 6% atau cetaceum 12%.

    c) Bila suppositoria terlalu banyak mengandung serbuk akan menyulitkan dalampenambahan adeps lanae.

    d) Cairan yang tidak dapat mencampur dengan oleum cacao. Obat yang harusdilarutkan dalam air maupun dalam alcohol atau obatnya sendiri dengankonsistensi seperti itu misalnya ichtyol, bila dalam jumlah kecil dapat dibuatdengan metode panas dengan jalan pengadukan sebelum dituang.

    e) Pemakaian air sebagai pelarut dalam basis oleum cacao sebaiknya dihindarisebab:- Menyebabkan reaksi antara obat obatan dalam suppositoria.- Bila airnya menguap, obat tersebut akan mengkristal kembali dan dapatkeluar dari suppositoria.

    - Mempercepat tengiknya oleum cacaoPengemasan Suppositoria

    Suppositoria dikemas sedemikian rupa sehingga setiap suppositoriaterpisah satu dengan yang lainnya, agar tidak mudah hancur atau meleleh.Bisanya dimasukkan ke dalam wadah dari aluminium foil atau strip plasticsebanyak 6 sampai 12 suppositoria untuk kemudian dikemas dalam doos.Suppositoria harus disimpan dalam wadah tertutup baik ditempat sejuk.

    IV Pillulae (Pil)Istilah pil berasal dari bahasa latin yaitu pila yang berarti bola. Zaman

    dahulu bentuk pil lebih besar dari pil zaman sekarang. Berdasarkan bobotnya, obatyang berbentuk bulat dapat digolongkan atas:1. Pilulae = Bobotnya kira kira 30 mg 300 mg2. Granule = Bobotnya 1/3 grain = 20 mg 60 mg3. Boli = Bobotnya lebih besar dari 300 mg4. Parvule = Bobotnya kurang dari 20 mg

    Dalam FI ed. III. pil adalah suatu sediaan berupa massa bulat, mengandungsatu atau lebih bahan obat.

  • 27 Modul Farmasetika Dasar

    Menurut F.N. 78. Pil adalah sediaan berbentuk bulat atau bulat telur, dibuatmenggunakan massa pil.Cara membuat massa pil.Massa pil dibuat dengan mencampur satu atau lebih bahan obat dengan zattambahan yang cocok, diaduk dan ditekan hingga menjadi massa yang mudahdigulung. Pil yang diperoleh tidak boleh berubah bentuk pada penyimpanan dantidak terlalu keras.Komposisi pilPil terdiri dari:1. Bahan obat2. Zat tambahan, terdiri dari:- Zat pengisi- Zat pengikat- Zat pembasah- Zat penabur- Zat penyalut

    Bahan obatHampir semua bahan obat dapat dibuat pil, baik yang berbentuk padat, cair

    maupun bentuk setengah padat. Bahan obat yang higroskopis sebetulnya kurangbaik untuk dibuat pil, karena mudah menarik uap air dari udara, sehingga pil yangdiperoleh pada penyimpanan biasanya menjadi basah atau pecah pecah.Zat tambahanZat tambahan yang digunakan dalam pembuatan massa pil harus dipilihsedemikian rupa sehingga memenuhi syarat syarat sbb:

    - Harus memenuhi syarat umum zat tambahan.- Pil yang diperoleh memenuhi syarat syarat pil.

    a) Zat pengisiZat pengisi digunakan untuk mencapai bobot dan ukuran yang lazim. Jadi

    jumlah dan jenis zat pengisi yang digunakan tergantung dari bobot dan jenis bahanobatnya. Zat pengisi yang lazim digunakan adalah serbuk akar manis (Radixliquirithae), Kaolinum, Saccharum.b) Zat pengikat

    Zat pengikat adalah zat tambahan yang berfungsi sebagai zat yang jikaditambahkan kedalam campuran bahan obat dengan zat tambahan lainnya denganatau tanpa zat pembasah yang cocok, diaduk dan ditekan akan menghasilkanmassa pil yang mudah digulung. Zat pengikat yang sering digunakan adalah sariakar manis (succus liquirithae), Gummi arabicum, adeps lanae dan vaselin,glycerinum cum Tragacant, ekstrak kental, cera flava dll.

  • 28 Modul Farmasetika Dasar

    c) Zat pembasahZat pembasah yang lazim digunakan adalah aqua gliserin yang merupakan

    campuran gliserin dengan air sama banyak (1:1); dan sirup gula yang seringdigunakan pada pembuatan granul tetapi pada penyimpanannya pil yang diperolehakan mengeras.d) Zat penabur

    Zat penabur adalah zat yang digunakan untuk mencegah melekatnyamassa pil pada waktu dicetak atau digulung dan mencegah melekatnya pil padawaktu penyimpanan. Zat penabur yang sering digunakan adalah licopodium,talcum, serbuk akar manis (Succus liquirithae) dll.e) Zat penyalutpemberian zat penyalut dalam pil diperlukan dalam hal-hal sbb:

    - Untuk menutupi bau dan rasa yang tidak enak- Untuk emlindungi isisnya terhadap pengaruh dari luar misalnya pengaruh

    oksidasi.- Untuk mencegah atau memperlambat pecahnya pil dalam lambung,

    terutama pil yang seharusnya pecah didalam usus. Zat penyalut yang lazimdigunakan adalah balsamum tolutanum, kollodium, perak, graphite,gelatinum

  • 29 Modul Farmasetika Dasar

    Lembar KerjaI. Kelengkapan Resep

    Nama dokter :Alamat dokter :No. SIK :Tgl Resep :Paraf dokter :Nama pasien :Umur pasien :Alamat pasien :Lain lain :

    II. Khasiat penggunaan resep

    III. OTT (Obat Tak Tercampurkan

    IV. Perhitungan Dosis

    V. Penimbangan

    Dokter :Jl. Teratai No.10 MakassarNo.SIK 2118/B

    MakassarR/ Lc. Penmox tab. 125 mg

    Paracetamol 100 mgPhenobarbitalCoffein aa 20 mgS.L q.sm.f. pulv.dtd.No.Xs.t.d.d. p.I

    pro :umur :alamat

  • 30 Modul Farmasetika Dasar

    VI. Pembuatan/ Cara kerja

    VII. EtiketApotek Farmasetika UNHAS

    Jl. Perintis Kemerdekaan Km.10 MakassarApoteker :No. SIK :

    No. Tgl.

  • 31 Modul Farmasetika Dasar

    I. Kelengkapan ResepNama dokter :Alamat dokter :No. SIK :Tgl Resep :Paraf dokter :Nama pasien :Umur pasien :Alamat pasien :Lain lain :

    II. Khasiat penggunaan resep

    III. OTT (Obat Tak Tercampurkan

    IV. Perhitungan Dosis

    V. Penimbangan

    Dokter :Jl. Teratai No.10 MakassarNo.SIK 2118/B

    MakassarR/ Menthol 1%

    Boric acid 2%Oxydi Zinci 2,5Talc. ad 25m.f. pulvis adsp.s.o.m.applic

    pro :umur :alamat

  • 32 Modul Farmasetika Dasar

    VI. Pembuatan/ Cara kerja

    VII. EtiketApotek Farmasetika UNHAS

    Jl. Perintis Kemerdekaan Km.10 MakassarApoteker :No. SIK :

    No. Tgl.

  • 33 Modul Farmasetika Dasar

    I. Kelengkapan ResepNama dokter :Alamat dokter :No. SIK :Tgl Resep :Paraf dokter :Nama pasien :Umur pasien :Alamat pasien :Lain lain :

    II. Khasiat penggunaan resep

    III. OTT (Obat Tak Tercampurkan

    IV. Perhitungan Dosis

    V. Penimbangan

    Dokter :Jl. Teratai No.10 MakassarNo.SIK 2118/B

    MakassarR/ Pulv.Antashmatici Albi s.f. No. X

    m.f. da in capss.p.r.n.b.d.d.C.I

    pro :umur :alamat

  • 34 Modul Farmasetika Dasar

    VI. Pembuatan/ Cara kerja

    VII. EtiketApotek Farmasetika UNHAS

    Jl. Perintis Kemerdekaan Km.10 MakassarApoteker :No. SIK :

    No. Tgl.

  • 35 Modul Farmasetika Dasar

    I. Kelengkapan ResepNama dokter :Alamat dokter :No. SIK :Tgl Resep :Paraf dokter :Nama pasien :Umur pasien :Alamat pasien :Lain lain :

    II. Khasiat penggunaan resep

    III. OTT (Obat Tak Tercampurkan

    IV. Perhitungan Dosis

    V. Penimbangan

    Dokter :Jl. Teratai No.10 MakassarNo.SIK 2118/B

    MakassarR/ Papaverin 1,2

    m.f. l.a. pil.No.XXXs.b.d.d.pil II a.c.

    pro :umur :alamat

  • 36 Modul Farmasetika Dasar

    VI. Pembuatan/ Cara kerja

    VII. EtiketApotek Farmasetika UNHAS

    Jl. Perintis Kemerdekaan Km.10 MakassarApoteker :No. SIK :

    No. Tgl.

  • 37 Modul Farmasetika Dasar

    I. Kelengkapan ResepNama dokter :Alamat dokter :No. SIK :Tgl Resep :Paraf dokter :Nama pasien :Umur pasien :Alamat pasien :Lain lain :

    II. Khasiat penggunaan resep

    III. OTT (Obat Tak Tercampurkan

    IV. Perhitungan Dosis

    V. Penimbangan

    Dokter :Jl.No.SIK

    MakassarR/ Diazepam 10 mg

    m.f. supp.dtd.No.IIs.u.c

    pro :umur :alamat

  • 38 Modul Farmasetika Dasar

    VI. Pembuatan/ Cara kerja

    VII. EtiketApotek Farmasetika UNHAS

    Jl. Perintis Kemerdekaan Km.10 MakassarApoteker :No. SIK :

    No. Tgl.

  • 39 Modul Farmasetika Dasar

    PERCOBAAN VSEDIAAN FARMASETIK CAIR

    I. SOLUTIONES (LARUTAN)Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu jenis obat atau lebih

    zat terlarut (solute atau solvendum) berupa zat padat, cair atau gas dalam pelarut(solven) yang sesuai, dimaksudkan untuk digunakan sebagai obat dalam, obat luaratau untuk dimasukkan ke dalam rongga tubuh. Untuk larutan steril yangdigunakan sebagai obat luar harus memenuhi syarat yang tertera pada injeksi.Kecuali dinyatakan lain, sebagai pelarut digunakan air suling.

    Larutan terjadi apabila suatu zat padat bersinggungan dengan suatu cairan,maka zat padat tadi secara molekuler dalam cairan tersebut. Pernyataan kelarutanzat dalam bagian tertentu pelarut adalah kelarutan pada suhu 20, kecualidinyatakan lain menunjukkan 1 bagian bobot zat padat atau 1 bagian volume zatcair larut dalam bagian volume tertentu pelarut.

    Kelarutan suatu zat yang tidak diketahui secara pasti dapat dinyatakandengan istilah berikut:

    Istilah kelarutanJumlah bagian pelarut yang diperlukan

    untuk melarutkanSangat mudah larut

    Mudah larutLarut

    Agak sukar larutSukar larut

    Sangat sukar larutPraktis tidak larut

    Kurang dari 11 1010 3010 100

    100 10001000 10.000

    Lebih dari 10.000

    INTERAKSI PELARUT ZAT TERLARUT

    Berhubungan dengan kelarutan (solubility) maka dapat terjadi interaksiantara pelarut-pelarut, pelarut-zat terlarut dan zat-zat terlarut. Beberapa faktor dankonsep yang penting untuk meramal keterlarutan obat adalah :

    1. Polaritas2. Co-solvency3. Parameter kelarutan4. Suhu5. Salting out

  • 40 Modul Farmasetika Dasar

    6. Salting in7. Hidrotopi8. Pembentukan kompleks9. Efek ion senama10.Ukuran partikel11.Ukuran dan bentuk molekul12.Struktur dari air

    Beberapa bahan yang tidak boleh dipanaskan pada saat pengerjaannyaantara lain:

    1. Ascal, akan terurai menjadi Calcii salicylas dan asam cuka. Begitupunaspirin akan terurai jika ada air

    2. Luminal natrium, akan terurai menjadi phenylaethylacethyl-ureum yangsukar larut, biarpun pada suhu kamar

    3. Barbital natrium, serupa diatas, menjadi diaethylacetyl-ureum yang sukarlarut

    4. Chloral hidrat, akan menjadi chloroform dam asam formiat5. Natrii subcarbonas, akan menjadi natrii carbonas dan CO26. Senyawa-senyawa perak koloidal; protargol, collargol, targesine, arygrol dll

    Macam-Macam Sediaan Larutan

    Larutan oral

    Sediaan cair yang dibuat untuk pemberian oral, mengandung satu ataulebih zat dengan atau tanpa bahan pengaroma, pemanis atau pewarna yang larutdalam air atau campuran konsolven air. Larutan oral yang mangandung sukrosaatau gula lain kadar tinggi disebut sirup. Larutan sukrosa hampir jenuh dalam airdisebut sirup simpleks (64%) v/v. Larutan yang mengandung etanol sebagaikosolven disebut eliksir.

    Larutan topikal

    Larutan yang biasanya mengandung air tetapi sering kali mengandungpelarut lain seperti etanol dan poliol, untuk penggunaan topikal pada kulit.

    Lotio

    Sediaan larutan atau suspensi yang digunakan secara topikal. Contohnya :lotio kumerfeldi

  • 41 Modul Farmasetika Dasar

    Larutan Otik

    Larutan yang mengandung air atau gliserin atau pelarut lain dan bahanpendispersi, untuk penggunaan pada telinga luar. Misal : larutan otik neonisin danpolimisin B silfat.

    Spirit

    Larutan yang mengandung etanol atau hidroalkohol dari zat mudahmenguap, umumnya berupa larutan tunggal atau campuran bahan. Spirit harusdisimpan dalam wadah yang tertutup rapat tidak tembus cahaya. Jika pelarutnyaair disebut air aromatik

    Sirup

    Sediaan pekat dalam air dari gula atau pengganti gula dengan atau tanpapenambahan bahan pewangi dan zat obat. Sirup yang mengandung bahanpemberi rasa tapi tidak mengandung zat obat, pembawanya bukan obatataupembawa yang wangi, misalnya: syrup akasia, sirup jeruk, dll.

    Eliksir

    Larutan hidroalkohol yang jernih dan manis dimaksudkan untukpenggunaan vital, dan biasanya diberi rasa untuk menambah kelezatan. Dibandingdengan sirup, eliksir kurang manis dan kurang kental karena mengandung kadargula lebih rendah, sehingga kurang efektif dalam menutupi rasa dan bau zat aktif.

    Saturasi, Effervesen dan Netralisasi

    Larutan yang dibuat dengan cara mereaksikan bagian asam dan suatu basa(bikarbonat). Pada netralisasi, gas CO2 yang terjadi dibiarkan menguap sampaihabis. Pada saturasi, larutan tersebut dijenuhkan dengan gas CO2.

    Potiones

    Sediaan yang berupa cairan untuk diminum, dibuat sedemikian rupa hinggadapat digunakan sebagai dosis tunggal dalam golume besar, umumnya 50 ml.

    Collyria

    Sediaan berupa larutan steril, jernih, bebas partikel asing, isotonis dandigunakan untuk mencuci mata, dapat ditambahkan larutan dapar dan pengawet.Wadah yang dipakai dapat wadah dari gelas atau plastik yang tertutup kedap.

    Gargarisma

    Sediaan berupa larutan. Umumnya pekat dan bila digunakan diencerkandulu. Gargarisma digunakan sebagai pencegah infeksi tenggorokan dan tujuan

  • 42 Modul Farmasetika Dasar

    penggunaan gargarisma ialah agar obatnya dapat langsung mengenai selaputlendir yang ada di dalam tenggorokan dan bukan sebagai pelindung selaput lendirmaka tidak digunakan bentuk suspensi dan bahan berlendir tidak cocok sebagaiobat kumur. Dalam tiket harus tertera :

    hanya untuk kumur, jangan ditelan.

    Sebelum digunakan diencerkan.

    Mouthwash

    Sediaan yang hampir mirip dengan gargarisma, ditujukan sebagai antiseptikmulut. Namun dalam penggunaanya tidak perlu lagi untuk diencerkan dan hanyadikumur dalam rongga mulut.

    Contoh Resep Sediaan Larutan

    R/ Ascali 5 Penyelesaian:Codein 0,1Aqua ad 200m.f.potioS.3.d.d.c

    II Suspension

    Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat dalambentuk dan tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa. Zat yang terdispersiharus halus, tidak boleh cepat mengendap dan bila dikocok perlahan-lahan,endapan harus segera terdispersi kembali. Dapat ditambahkan zat tambahanuntuk menjamin stabilitas suspensI tetapi kekentalan suspensi harus menjaminsediaan mudah dikocok dan dituang.

    Aturan dalam pembuatan suspensi:

    1. Untuk obat berkhasiat keras disuspensi dengan Pulvis Gummosussebanyak 2% dari jumlah cairan obat minum

    2. Untuk obat tidak berkhasiat keras disuspensi dengan Pulvis Gummosussebanyak 1% dari jumlah cairan obat minum

    - Pembuatan Ascali dapat dibuat dengan cara 1,2 g calciiacetylsalicylas dengan menggerus halus 1 g AcidAcetylosalicycum dan dicampur 1/3 g Calcii carbonasdalam mortir. Lalu campuran tersebut digerus dengan10 g air dingin dan setelah gas C02 keluar larutantersebut disaring.

    - Codein merupakan basa lemah yang larut dalam air(1:20)

  • 43 Modul Farmasetika Dasar

    Keuntungan suspensi adalah:- Rasa yang tidak enak dapat ditutupi karena ukuran partikel suspensi besar jadi

    kontak dengan lidah kecil.- Suspensi lebih stabil secata kimia dibandibgkan dengan larutan.- Dapat digunakan untuk obat-obat yang tidak larut.- Mudah diatur penyesuaian dosis untuk anak-anak.- Bisa diatur warna dan bauKerugian suspensi- Tidak stabil secara termodinamika- Ketidakseragaman dosis- Adanya pengaruh gravitasi menyebabkan terjadinya sedimentasi- Ada obat yang tidak stabil dengan adanya air pada penyimpanan, misalnya

    bebrapa antibiotik.- Volumenya besar.- Penampilan suspensi tidak elegan.

    Dalam pembuatan suspensi, pembasahan partikel dari serbuk yang tak larut didalam cairan pembawa adalah langkah yang paling penting. Kadang-kadangadalah sukar mendispersi serbuk, karena adanya udara, lemak dan lain-lainkontaminan.

    Serbuk tadi tidak dapat segera dibasahi, walaupun BJ-nya besar merekamengambang pada permukaan cairan. Pada serbuk yang halus mudahkemasukkan udaa dan sukar dibasahi meskipun ditekan dibawah permukaan darisuspense medium.

    Mudah dan sukar terbasahinya serbuk dapat dilihat dari sudut kontak yangdibentuk serbuk dengan permukaan cairan.

    s SL

    < 90o = 90o >90o

    Sudut kontak antara 0o 180o

  • 44 Modul Farmasetika Dasar

    Jika interaksi antara padatan dan cairan lebih besar daripada interaksi antarapadatan dan udara, sudut kontak yang terbentuk antara padatan dengan cairanialah >90, hal ini menyebabkan partikel/padatan tersebut sulit untuk dibasahibahkan akan berada di udara (mengapung) jika sudut kontaknya. Sudut kontakdibawah

  • 45 Modul Farmasetika Dasar

    3. Metode BotolSistem HLB (Hydrophile Lipophile Balance)

    HLB merupakan keseimbangan lipofil dan hidrofil dari suatu surface active darimolekul surfaktan. Makin rendah nilai HLB suatu surfaktan maka akan makin lipofilsurfaktan tersebut, sedangkan makin tinggi nilai HLB surfaktan makin hidrofil

    Contoh perhitungan HLB:

    R/ Stearil Alkohol* 1,5 (HLB butuh 14)Adeps Lanae* 2 (HLB butuh 10)Paraffin cair* 30 (HLB butuh 12)Tween 80 10%Span 80 10%Aqua ad 100m.f emulsa

    Jumlah Fase Minyak (*): 1,5 + 2 + 30 = 33,5

    Jumlah HLB butuh dari fase minyak:, , + , + , = ,Emulgator yang dibutuhkan pada R/ yaitu 10% dari 100 g = 10 g

    HLB butuh Tween 80 = 15

    HLB butuh Span = 4,3

    HLB butuh fase minyak = 11,9

    Jumlah Span = , ,( , ) ( , , ) x 10 g = 7,1 gJumlah Tween = ,( , ) ( , , ) x 10 g = 2,9 g

  • 46 Modul Farmasetika Dasar

    Lembar KerjaI. Kelengkapan Resep

    Nama dokter :Alamat dokter :No. SIK :Tgl Resep :Paraf dokter :Nama pasien :Umur pasien :Alamat pasien :Lain lain :

    II. Khasiat penggunaan resep

    III. OTT (Obat Tak Tercampurkan)

    IV. Perhitungan Dosis

    V. Penimbangan

    Dokter : MarshandaJl. P Kemerdekaan VIII No. 17No.SIK

    MakassarR/ Amonium Chloride 1

    Efedrin HCl 0,2Syr. Simplex 15%Ol.m.p gtt III

    m.f potio 100S.3.d.d cth II a.c

    pro :umur :alamat

  • 47 Modul Farmasetika Dasar

    VI. Pembuatan/ Cara kerja

    VII. EtiketApotek Farmasetika UNHAS

    Jl. Perintis Kemerdekaan Km.10 MakassarApoteker :No. SIK :

    No. Tgl.

  • 48 Modul Farmasetika Dasar

    I. Kelengkapan ResepNama dokter :Alamat dokter :No. SIK :Tgl Resep :Paraf dokter :Nama pasien :Umur pasien :Alamat pasien :Lain lain :

    II. Khasiat penggunaan resep

    III. OTT (Obat Tak Tercampurkan)

    IV. Perhitungan Dosis

    V. Penimbangan

    Dokter : MarshandaJl. P Kemerdekaan VIII No. 17No.SIK

    MakassarR/ Calamin Lotio 60 ml

    AddeAsam borat 2%

    m.f lotioS.a.u.c

    pro :umur :alamat

  • 49 Modul Farmasetika Dasar

    VI. Pembuatan/ Cara kerja

    VII. EtiketApotek Farmasetika UNHAS

    Jl. Perintis Kemerdekaan Km.10 MakassarApoteker :No. SIK :

    No. Tgl.

  • 50 Modul Farmasetika Dasar

    I. Kelengkapan ResepNama dokter :Alamat dokter :No. SIK :Tgl Resep :Paraf dokter :Nama pasien :Umur pasien :Alamat pasien :Lain lain :

    II. Khasiat penggunaan resep

    III. OTT (Obat Tak Tercampurkan)

    IV. Perhitungan Dosis

    V. Penimbangan

    Dokter :Jl. Teratai No.10 MakassarNo.SIK 2118/B

    MakassarR/ Ol. Iecoris Aselli 20

    Syr. Simpleks 25%Oleum Citri gtt IIIm.f emulsa 60S.b.d.d Cth II

    pro :umur :alamat

  • 51 Modul Farmasetika Dasar

    VI. Pembuatan/ Cara kerja

    VII. EtiketApotek Farmasetika UNHAS

    Jl. Perintis Kemerdekaan Km.10 MakassarApoteker :No. SIK :

    No. Tgl.

  • 52 Modul Farmasetika Dasar

    PERCOBAAN VISEDIAAN FARMASETIK SEMI PADAT

    UnguentumSalep adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan

    digunakan sebagai obat luar. Bahan obatnya harus larut atau terdispersihomogeny dalam dasar salep yang cocok (FI ed.III). Salep tidak boleh berbautengik. Kecuali dinyatakan lain kadar bahan obat dalam salep yang mengandungobat keras atau obat narkotika adalah 10%.

    Pembagian dasar salep antara lain:1) Dasar salep hidrokarbon, yang terdiri dari:

    - Vaselin putih dan kuning.- Campuran vaselin dengan cera alba/flava.- Parafin cair dan parafin padat- jelene- Minyak tumbuh-tumbuhan.

    2) Dasar salep serap, yaitu dapat menyerap air, terdiri dari:- Lanolin dan Lanolin hidrous.- Unguentum simplex (Campuran 30 bagian Caera flava dan 70 bagianMinyak wijen)

    - Hydrophilic Petrolatum3) Dasar salep yang dapat dicuci dengan air, yaitu terdiri dari:

    - Dasar salep emulsi tipe M/A, seperti Vanishing cream.R/ Lanolin 20

    Cetyl alcohol 1,0Parafin liquidi 5,0Acidi stearinici 9,0Kalii hydroxide 0,5Propilenglikol 5,0Aquadest 77,5

    - Emulsifying ointmentR/ Emulsifying wax 300

    Vaselini albi 500Parafin liquid 200

    - Emulsifying waxR/ Cetostearilalkohol 90

    Natriumlaurylsulfat 10Aquadest 4 mL

    - Hydropilik ointment, dibuat dari minyak mineral, Stearylalkohol, Mirj 52(emulgator tipe M/A), aquadest.

  • 53 Modul Farmasetika Dasar

    4) Dasar salep yang dapat larut dalam air, yaitu terdiri dari PEG, atau campuranPEG.Cara Pembuatan Salep

    Aturan umumnya ialah :a) Zat yang larut dalam dasar salep, dilarutkan bila perlu dengan pemanasan

    rendah.b) Zat yang tidak cukup larut dalam dasar salep, lebih dulu diserbukkan dan diayak

    dengan deraja ayakan no.100.c) Zat yang mudah larut dalam air dan stabil, serta dasar salep mampu

    mendukung/ menyerap air tersebut, dilarutkan dulu dengan air yang tersedia,setelah itu ditambahkan bagian dasar salep yang lain.

    d) Bila dasar salep dibuat dengan peleburan, maka campuran tersebut harurdiaduk hingga dingin.

    Tipe-tipe salep yaitu:a) Salep berlemak ; merupakan salep dengan basis berlemak seperti basis

    hidrokarbon dan cera.b) Pasta berlemak ; merupakan suatu salep yang mengandung lebih dari 50% zat

    padat (serbuk), sebagai dasar salep digunakan Vaselin, paraffin cair. Bahantidak berlemak seperti glycerin, mucilage, atau sabun. Karena itu merupakansalep yang tebal, kaku, keras dan tidak meleleh pada suhu badan.

    c) Pasta kering; suatu pasta bebas lemak mengandung 60% zat padat (serbuk).d) Salep sejuk; Suatu salep yang mengandung tetes air yang relative besar. Pada

    pemakaian pada kulit, tetes air akan menguap dan menyerap panas tubuhmengakibatkan rasa sejuk.

    e) Pasta pendingin; merupakan campuran serbuk minyak lemak dan cairan berair,dikenal dengan salep tiga dara.

    f) Krim; adalah sediaan setengah padat berupa emulsi kental mengandung tidakkurang dari 60% air, dimaksudkan untuk pemakaian luar.

    g) Mixtura gojok (Mixtura agintandae) ; suatu bentuk suspensi dari zat padat dalamcairan, biasanya terdiri dari air, glycerinum dan alcohol. Mixture gojok biasanyamengandung 60% cairan.

    h) Linimentum; umumnya adalah sediaan cairan atau kental, mengandunganalgetik dan zat yang mempunyai sifat rubefacient melemaskan otot ataumenghangatkan, digunakan sebagai obat luar.

  • 54 Modul Farmasetika Dasar

    Lembar KerjaI. Kelengkapan Resep

    Nama dokter :Alamat dokter :No. SIK :Tgl Resep :Paraf dokter :Nama pasien :Umur pasien :Alamat pasien :Lain lain :

    II. Khasiat penggunaan resep

    III. OTT (Obat Tak Tercampurkan)

    IV. Perhitungan Dosis

    V. Penimbangan

    Dokter :Jl. Teratai No.10 MakassarNo.SIK 2118/B

    MakassarR/ 2-4 salep 10

    AddeCampora 1%m.f. Ung.s.m.et.v.aplic

    pro :umur :alamat

  • 55 Modul Farmasetika Dasar

    VI. Pembuatan/ Cara kerja

    VII. EtiketApotek Farmasetika UNHAS

    Jl. Perintis Kemerdekaan Km.10 MakassarApoteker :No. SIK :

    No. Tgl.

  • 56 Modul Farmasetika Dasar

    I. Kelengkapan ResepNama dokter :Alamat dokter :No. SIK :Tgl Resep :Paraf dokter :Nama pasien :Umur pasien :Alamat pasien :Lain lain :

    II. Khasiat penggunaan resep

    III. OTT (Obat Tak Tercampurkan)

    IV. Perhitungan Dosis

    V. Penimbangan

    Dokter :Jl. Teratai No.10 MakassarNo.SIK 2118/B

    MakassarR/Pasta Exsiccans 10

    s.a.u.e

    pro :umur :alamat

  • 57 Modul Farmasetika Dasar

    VI. Pembuatan/ Cara kerja

    VII. EtiketApotek Farmasetika UNHAS

    Jl. Perintis Kemerdekaan Km.10 MakassarApoteker :No. SIK :

    No. Tgl.

  • 58 Modul Farmasetika Dasar

    I. Kelengkapan ResepNama dokter :Alamat dokter :No. SIK :Tgl Resep :Paraf dokter :Nama pasien :Umur pasien :Alamat pasien :Lain lain :

    II. Khasiat penggunaan resep

    III. OTT (Obat Tak Tercampurkan)

    IV. Perhitungan Dosis

    V. Penimbangan

    Dokter :Jl. Teratai No.10 MakassarNo.SIK 2118/B

    MakassarR/ Vanishin Cream 10

    addeSalycilic acid 1%m.f. creams.a.u.e

    pro :umur :alamat

  • 59 Modul Farmasetika Dasar

    VI. Pembuatan/ Cara kerja

    VII. EtiketApotek Farmasetika UNHAS

    Jl. Perintis Kemerdekaan Km.10 MakassarApoteker :No. SIK :

    No. Tgl.