Farmasetika II GEL

23
GEL A7 Farmasi Non Reguler Semester V FARMASETIKA II Disusun oleh: Fitri Fatimah Az-zahra Uli Yana Permatasari Iyar Sugiarni Fifin Hanifah Susan Nurfitriani

Transcript of Farmasetika II GEL

Page 1: Farmasetika II GEL

GEL

A7 Farmasi Non Reguler Semester V

FARMASETIKA II

Disusun oleh:

Fitri Fatimah Az-zahra

Uli Yana Permatasari

Iyar Sugiarni

Fifin Hanifah

Susan Nurfitriani

Page 2: Farmasetika II GEL

GEL

Gel merupakan sistem semisolid yg dibuat dari partikel anorganik atau organik yang terdispersi, terpenetrasi oleh suatu cairan.(kandungan air min 50-60%)

Interaksi antara bahan-bahan, baik

anorganik maupun organik, membentuk struktur viskositas fase kontinyu.

Page 3: Farmasetika II GEL

KEUNTUNGAN GEL

mudah mengering dan membentuk lapisan film sehingga mudah dicuci. Bahan pembentuk gel yang biasa digunakan adalah turunan selulosa seperti metil selulosa (CMC), karbomel dan hidroksi propil metil selulosa (HPMC).

Page 4: Farmasetika II GEL

KEUNTUNGAN LAIN

-tidak lengket-mempunyai aliran pseudoplastik tiksotropik (dipengaruhi oleh jenis dan kadar gelling agent)

-viskositas gel tidak mengalami perubahan yang berarti pada suhu penyimpanan yang berbeda

Page 5: Farmasetika II GEL

PERSYARATAN GELLING AGENT

Gelling agent yang digunakan untuk produk

farmasetik maupun untuk kosmetik seharusnya

inert, aman, dan tidak reaktif dengan

komponen-komponen lain dalam formula.

Page 6: Farmasetika II GEL

MEKANISME PEMBENTUKAN GEL

Konsistensi gel disebabkan oleh gelling agent,

biasanya polimer dengan membentuk matriks

tiga dimensi.

Gaya intermolekuler akan mengikat molekul

solven pada matriks polimer sehingga

mobilitas solven berkurang yang menghasilkan

sistem tertentu dengan peningkatan viskositas

Page 7: Farmasetika II GEL

SIFAT FISIS GEL DAN STABILITAS GEL

1. Daya Sebar

- Dipengaruhi oleh viskositas sediaan dan suhu

tempat aplikasi dan kecepatan evaporasi

pelarut serta kecepatan peningkatan viskositas

karena evaporasi.

- mempengaruhi aksi obat

2. Daya lekat di kulit

Page 8: Farmasetika II GEL

3. Viskositas

Perhatikan viskositas, elastisitas dan reologi

Peningkatan viskositas akan menaikkan waktu

retensi pada tempat aksi tetapi akan

menurunkan daya sebar.

Ada hubungan antara kadar polimer yang

digunakan dengan viskositas gel yang dihasilkan

Page 9: Farmasetika II GEL

# Gel dapat mengalami pergeseran viskositas

selama penyimpanan

# viskositas tergantung dari:

- kadar surfaktan

- proporsi fase terdisperse (kadar gelling

agent, kadar humektan)

- ukuran partikel

-suhu

Page 10: Farmasetika II GEL

LANJUTAN SIFAT FISIS GEL…..

4. Gel juga menunjukkan ketidakstabilan gel seperti fenomena sineresis yang diindikasikan dengan tekanan keluar dari cairan interstitial sehingga cairan tersebut terkumpul pada permukaan gel.

Page 11: Farmasetika II GEL

CONTOH GELLING AGENT

Carbopol (Carbomer)

- Suatu golongan polimer hidrofilik

- Struktur dari asam akrilat (CH2=CHCOOH)

yang hanya memiliki satu ikatan rangkap

membuat polimer ini cenderung menjadi linier.

.

Page 12: Farmasetika II GEL

Carbomer berasal dari polimer sintesis dengan berat molekul tinggi dari ikatan silang asam akrilat dengan allyl eter dari sukrosa lain atau allyl eter dari pentaprythriol.

Page 13: Farmasetika II GEL

STRUKTUR CARBOPOL

Page 14: Farmasetika II GEL

PEMBENTUKAN GEL

# Serbuk carbomer didispersikan dalam air dan dibiarkan terhidrasi.

# Carbopol yang terdispersi dalam air bersifat asam. Oleh karena itu perlu ditambahkan basa seperti NaOH, KOH, trietanolamin hingga dicapai pH optimum 4,5-11. di mana pada pH tersebut carbopol memiliki viskositas yang optimum.

Page 15: Farmasetika II GEL

KOMPONEN LAIN PENYUSUN GEL

Humectant (Pelembab)

mempunyai kemampuan menarik air dan

berpenetrasi pada kulit dan meningkatkan

derajat hidrasi stratum corneum

- contoh: gliserol, propilenglikol

Page 16: Farmasetika II GEL

. Gliserol

Gliserol (British Pharmacopeia) atau Gliserin

(United State Pharmacope) memiliki rumus

empirik C3H8O3 dengan bobot molekul 92,09.

Pemeriannya yaitu jernih, tidak berwarna, tidak

berbau, kental, berupa cairan higroskopis

Page 17: Farmasetika II GEL

Gliserol bersifat higroskopis. Gliserol murni mengalami dekomposisi jika dipanaskan.

Campuran antara gliserol dengan air, cetyl

alkohol dan propilen glikol stabil secara kimia

Efek samping: menimbulkan rasa berat (heavy)

dan basah (tacky) yang dapat ditutupi dengan

mengkombinasikan bersama humectant

lain (misal propilenglikol)

Page 18: Farmasetika II GEL

PROPILENGLIKOL

Propilenglikol memiliki berat molekul yang lebih kecil, viskositas yang lebih rendah dan kemampuan menguap yang lebih tinggi dibandingkan dengan gliserol.

Propilenglikol merupakan bahan yang berfungsi

sebagai humectant, pelarut, plasticizer.

Page 19: Farmasetika II GEL

Fungsi lain propilenglikol adalah sebagai pengawet pada konsentrasi 15 – 30%, hygroscopic agent, desinfectan, stabilizer vitamin dan pelarut pengganti yang dapat campur dengan air.

Propilenglikol dapat digunakan sebagai gelling agent pada konsentrasi 1-5%, stabil pada pH 3-6

Page 20: Farmasetika II GEL

Propilenglikol aman, tidak menyebabkan iritasi lokal bila diaplikasikan pada membran mukosa, subkutan dan telah dilaporkan tidak terjadi hipersensitifitas pada 38% pemakai propilenglikol secara topical

Page 21: Farmasetika II GEL

Di dalam gel propilenglikol berfungsi sebagai penahan lembab, yang menghasilkan kelembutan dan daya sebar yang tinggi dari sediaan, dan melindungi gel dari kemungkinan pengeringan

Page 22: Farmasetika II GEL

PEMBUATAN GEL:

1. Mengembangkan polimer dalam pelarut yg sesuai (sebagai basis gel)

2. Melarutkan obat dalam pelarut yg sesuai3. Melarutkan pengawet 4. Mencampurkan obat dan pengawet ke dalam

basis gel

Page 23: Farmasetika II GEL

Terimakasih…Terimakasih…

Ada Pertanyaan..?

Ada Pertanyaan..?