Farmasetika II Persentasi

download Farmasetika II Persentasi

of 30

Transcript of Farmasetika II Persentasi

  • 7/21/2019 Farmasetika II Persentasi

    1/30

    FARMASETIKA II

    MEDICATION ERROR

  • 7/21/2019 Farmasetika II Persentasi

    2/30

    Nama kelompok :

    Riska dian hardanti

    Vivi Amelia Citra Dewi

    Veni Lestiawati

    Riska Wahyu PamujiHerwati Saftarini

    Shanty Pawanti

    Nina listyana

    Nama Kelompok

  • 7/21/2019 Farmasetika II Persentasi

    3/30

    Definisi Medication Error

    Menurut Kepmenkes Nomor

    1027/MENKES/SK/IX/2004,

    Medication error adalah kejadian yang

    merugikan pasien akibat pemakaian obatselama dalam penanganan tenaga kesehatan,

    yang sebetulnya dapat dicegah. Kerugian yang

    dialami pasien bisa bermacam-macam mulai

    dari kerugian dalam hal biaya bahkan sampaimenyebabkan kematian.

  • 7/21/2019 Farmasetika II Persentasi

    4/30

    Medication error di bedakan menjadi

    2 definisi yg berbeda yaitu:

    kesalahan yang dilakukan olehdokter, seperti salah mendiagnosapenyakit dari seorang pasien. Darisalah diagnosis tersebut bisa

    berpengaruh ke tahap selanjutnyayakni tahap pengobatan.

    Medical

    error

    kesalahan yang dilakukan oleh

    pihak kefarmasian. Kesalahan padakategori ini bisa terjadi dari tahapproduksi obat, pelayanan resep,hingga obat telah diterima dandikonsumsi oleh pasien

    Pharmaceuticalerror

  • 7/21/2019 Farmasetika II Persentasi

    5/30

    Klasifikasi Medication Error

    (ME) Gagal menyerahkan dosis sesuai dosis yang

    diperlukanOmisision

    error

    Jumlah medikasi yang diberikan berbedadengan yang diminta lebih dari 17% (10%untuk injeksi)

    Wrong dose

    error

    Medikasi tidak pernah diperintahkan untukdiberikan kepada pasien

    Unordereddrug error

    Dosis yang diberikan berbeda dengan bentukatau sediaan yang diperintahkan

    Wrong dormerror

    Dosis obat diberikan 30 menit lebih awal dariwaktu yang diperintahkan atau lewat 30 menit

    dari waktu diperintahkan

    Rong time

    error

  • 7/21/2019 Farmasetika II Persentasi

    6/30

    Menurut JAMA 5 Juli 1995, kesalahan pengobatan

    (medication error) dapat terjadi dalam proses

    prescribing (39%), transcribing (12%), dispensing (11%)

    dan administering (38%),

  • 7/21/2019 Farmasetika II Persentasi

    7/30

    Prescr ib ing

    kesalahan yang terjadi dalam penulisan resep obat olehdokter seperti; dokter salah menulis jumlah atau dosis obat

    yang tepat untuk pasien, tidak jelasnya tulisan dalamresep, keliru dalam menuliskan nama obat atau tidakjelasnya instruksi yang diberikan dalam resep.

    Transcr ib ing

    kesalahan yang terjadi dalam menterjemahkan resep obatdi apotek. Misalnya, resep yang kelirudibaca/diterjemahkan sehingga otomatis salah juga obatyang diberikan kepada pasien. Bisa juga karena secarasengaja instruksi yang diberikan dalam resep tidak

    dikerjakan atau secara tidak sengaja ada instruksi dalamresep yang terlewatkan sehingga tidak dikerjakan.

  • 7/21/2019 Farmasetika II Persentasi

    8/30

    dispending

    kesalahan yang terjadi dalam peracikan ataupengambilan obat di apotek. Misalnya, obat salahdiambil karena adanya kemiripan nama atau kemiripan

    kemasan, bisa juga karena salah memberi label obatsehingga aturan pemakaian obat atau cara pemakaianobat menjadi tidak sesuai lagi atau mengambil obatyang sudah kadaluarsa.

    administering

    proses administering berkaitan dengan hal-hal yangbersifat administrasi pada saat obat diberikan ataudiserahkan kepada pasien. Misalnya, karena kelirudalam membaca nama pasien atau tidak teliti dalam

    memeriksa identitas pasien maka obat yangdiberikan/diserahkan juga menjadi salah

  • 7/21/2019 Farmasetika II Persentasi

    9/30

    Berdasarkan laporan dari USP MedicationError Reporting Program,beberapa hal berikutdapat dilakukan ketika dokter menulis resep untukmencegah salah interpretasi terhadap penulisan

    resep yaitu:

    1) Mencantumkan identitas dokter yang tercetakdalam kertas resep.

    2) Menuliskan nama lengkap obat (dianjurkan dalamnama generik), kekuatan, dosis dan bentuksediaan.

    3) Nama pasien, umur dan alamat, juga berat badandan nama orang tua untuk pasien anak (Katzung

    and Lofholm, 1997).

  • 7/21/2019 Farmasetika II Persentasi

    10/30

    Penyebab medication error menurut

    ISMP((Institute for Safe Medication Practices),

    yaitu:

    Komunikasi yang salah

    Dosis itungan yang salah perhitungan

    Pemberian nama/label

    administrasi obat yang salah

    Kurangnya pendidikan pasien

  • 7/21/2019 Farmasetika II Persentasi

    11/30

    Pencegahan Medication Error

    Keterlibatan apoteker dalam tim pelayanan

    kesehatan perlu didukung mengingat

    keberadaannya melalui kegiatan farmasi klinik

    terbukti memiliki konstribusi besar dalammenurunkan insiden/kesalahan.

  • 7/21/2019 Farmasetika II Persentasi

    12/30

    Apoteker harus berperan di semua

    tahapan proses yang meliputi :

    Pemilihan Pengadaan Penyimpanan

    SkriningResep

    DispensingKomunikasi,

    Informasi danEdukasi (KIE)

    PenggunaanObat

    Monitoringdan Evaluasi

  • 7/21/2019 Farmasetika II Persentasi

    13/30

    KASUS

    Seorang wanita berusia 51 tahun dengan

    keterbelakangan mental meninggal dunia

    akibat keracunan lithium pada tanggal 13 Mei

    2002. Sejarah medis yang dimiliki korban

    yaitu keterbelakangan mental, gangguan

    bipolar, hipotiroid, dan parkinsonism.

  • 7/21/2019 Farmasetika II Persentasi

    14/30

    Farmasis

    memberikan lithiumkarbonat 300mg/kapsul kepadapasien padahal dari

    resep yang dibawapasien lithium yangdiberikan adalah150 mg/kapsul.

    Dokter memeriksa pasien

    dengan keluhan berupa

    diare selama 3 hari.

    Dokter mengintruksikan

    agar keluarga korban

    melakukan perawatan dan

    melaporkan apabila korban

    menunjukkan gejala

    penurunan asupan cairan,perubahan tingkat aktifitas

    yang ditetapkan sebagai

    lesu, atau gejala memburuk.

    Pasien meninggal pada

    tanggal 13 Mei 2002.

    Pada tanggal 13 April 2002

    Pada tanggal 25 April 2002

  • 7/21/2019 Farmasetika II Persentasi

    15/30

    Dokter kembali

    memeriksa pasien PCP memerintahkan

    korban melakukan tes

    darah selama

    kunjungan ini, tetapimelupakan

    pemeriksaan kadar

    lithium.

    Pasien masih

    mengalami diare PCP/ dokter pribadi

    melakukan

    penghentian

    pemberian dosis pagiZyprexa 2,5-mg untuk

    pengobatan kelesuan

    pasien.

    Pada tanggal 30 April 2002 Pada tanggal 2 Mei 2002

  • 7/21/2019 Farmasetika II Persentasi

    16/30

    seorang karyawanrumah hunianmelaporkan bahwakorban mengalamigejala ketidakstabilan,hampir tidak bisa

    bergerak, dan sangatlemah dan tak berdaya.Akan tetapi keadaan initidak dilaporkan kepadaSupervisornya.

    Pasien dibawa kerumah sakit

    Korban tercatat mengalami

    kelemahan dan gangguan

    kestabilan selama 1 minggu

    Korban juga menyatakan bahwadirinya menderita hiponatremia

    berat, hiperkalemia. Kadar lithium

    yang tercatat dalam darah korban

    adalah 6,8 mEq/L dan di

    diagnosis memiliki dehidrasi berat

    persisten dengan kekacauan

    metabolisme dan hipotensi, serta

    gagal ginjal akut, akibat tanda

    toksisitas lithium. Pasien

    meninggal pada tanggal 13 Mei

    2002.

    Pada tanggal 8 Mei 2002

    Pada tanggal 11 Mei 2002

  • 7/21/2019 Farmasetika II Persentasi

    17/30

    PCP berpendapat bahwa gejala korban pada

    tanggal dan hari pada saatdilakukan

    pemeriksaan tidak sugestif menunjukkan

    adanya gejala keracunan lithium dan dia tidak

    bertanggung jawab untuk memantau

    pengobatan kerena dia bukanlah orang yang

    meresepkan obat. Psikiater yang meresepkanobat kepada korban berpendapat bahwa dia

    tidak diberitahu tentang kelemahan dan

    kelesuan yang diderita korban.

  • 7/21/2019 Farmasetika II Persentasi

    18/30

    PEMBAHASANKASUS

  • 7/21/2019 Farmasetika II Persentasi

    19/30

    Korban merupakan seorang wanita berumur

    51 tahun dengan riwayat keterbelakang

    mental, bipolar disorder, dan parkinson

    menerima terapi lithium untuk pengobatanpenyakit bipolar disorder yang dideritanya.

    Korban juga menderita hiponatremia dan

    hiperkalemia berat.

  • 7/21/2019 Farmasetika II Persentasi

    20/30

    Kesalahan :

    adanya kesalahan pembacaan resep dan

    dispensing obat yang dilakukan oleh farmasis

    tempat korban menebus resep

    Farmasis memberikan 300 mg lithium

    karbonat per kapsul kepada pasien padahal

    pada resep tertulis 150 mg lithium per kapsul.

  • 7/21/2019 Farmasetika II Persentasi

    21/30

    Korban mengkonsumsi lithium karbonat

    perharinya 2x lipat dari dosis yang diresepkan

    Peningkatan dosis lithium hingga 2x lipat

    mengakibatkan korban mengalami gejalatoksisitas lithium yang ditandai dengan diare

    kronis yang dialami korban setelah tiga hari

    mengkonsumsi obat.

  • 7/21/2019 Farmasetika II Persentasi

    22/30

    Selain itu terjadi juga peningkatan kontraksi

    dan kekakuan otot, gangguang

    keseimbangan, dan lesu.

    Namun gejala ini tidak disadari oleh PCP dandokter korban sampai akhirnya korban

    mengalami dehidrasi berat persisten dengan

    kekacauan metabolisme dan hipotensi, serta

    gagal ginjal akut dan meninggal dunia.

  • 7/21/2019 Farmasetika II Persentasi

    23/30

    Dari hasil pemeriksaan, kadar lithium darah

    korban mencapai 6,8 mEq/L setelah hampir

    satu bulan mengkonsumsi lithium.

    Kadar ini merupakan kadar yang sangat tinggimengingat kadar lithium normalnya berkisar

    antara 0,6 dan 1,2 mEq/L (non-beracun).

  • 7/21/2019 Farmasetika II Persentasi

    24/30

    Lithium diabsorbsi baik setelah pemakaian

    peroral. Kira-kira 97% diekskresikan dalam

    bentuk bebas melalui urin dalam 10 hari.

    Ekskresi lithium melalui urin akan lebih lambatpada pediatri.

    Hal ini disebabkan karena terjadinya

    penurunan fungsi ginjal pada pasien pediatrisehingga klirens plasma akan menurun dan

    obat akan lebih lama berada didalam tubuh

    pasien.

  • 7/21/2019 Farmasetika II Persentasi

    25/30

    Selain itu pasien juga mengalami hiponatremia

    dan hiperkalemia berat sehingga hal ini

    berpengaruh besar pada ekskresi lithium

    dimana ekskresi lithium juga dipengaruhi olehkadar natrium dan kalium

    Maka dari itu sebelum korban meninggal

    korban mengalami dehidrasi berat persisten

    dengan kekacauan metabolisme dan hipotensi

    dan akhirnya terjadi gagal ginjal akut akibat

    toksisitas dari lithium.

  • 7/21/2019 Farmasetika II Persentasi

    26/30

    Jika ditinjau dari farmakologi dan

    farmakokinetik obat, catatan medis korban,

    kondisi fisik korban, umur, serta penyakit yang

    dideritanya maka seharusnya perlu dilakukanmonitoring kadar lithium dalam darah korban

    (Therapy Drug Monitoring).

  • 7/21/2019 Farmasetika II Persentasi

    27/30

    Pada review dokumen dan wawancara yang

    dilakuan sebelum dan selama litigasi, staf

    perumahan mencatat dan menyatakan bahwa

    korban menunjukkan gangguan gaya berjalan,kelesuan, dan kelemahan sekitar satu bulan

    sebelum dia meninggal.

    Keadaan ini juga terjadi pada waktu dua kali

    kunjungan ke PCP namun tidak ada tanda-tandaatau gejala yang dicatat oleh PCP terkait dengan

    evaluasi terhadap tingkat lithium yang dikonsumsi

    korban.

  • 7/21/2019 Farmasetika II Persentasi

    28/30

    Tindakan yang seharusnya

    dilakukan

    Pada saat melakukan pembacaan resep dan

    dispensing obat, farmasis hendaknya mampu

    melakukan evaluasi terhadap resep yang

    dibawa oleh korban dan lebih teliti sebelumdan pada saat melakukan peracikan obat.

  • 7/21/2019 Farmasetika II Persentasi

    29/30

    PCP sebagai ahli medis pribadi korban

    seharusnya melakukan pemantauan terhadap

    obat-obat yang dikonsumsi korban sehingga

    apabila muncul efek samping atau gejalatoksisitas obat dapat segera dikenali dan

    dikomunikasikan dengan tenaga medis lainnya

    dalam hal ini adalah psikiater korban.

  • 7/21/2019 Farmasetika II Persentasi

    30/30