Modul farmakologi 2 kb 3.-

43

Transcript of Modul farmakologi 2 kb 3.-

Page 1: Modul farmakologi 2 kb 3.-
Page 2: Modul farmakologi 2 kb 3.-

No Kode : Keperawatan/................/............./2013

MODUL FARMAKOLOGI 02

PENGGOLONGAN OBAT

Penulis:

SITI LESTARI, MN

PENDIDIKAN JARAK JAUH PENDIDIKAN TENAGA KESEHATAN

Pusdiklatkes Badan PPSDM Kesehatan

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

2013

Page 3: Modul farmakologi 2 kb 3.-

Tujuan Pembelajaran UmumTujuan Pembelajaran Khusus

Kegiatan Belajar

1 PBPendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif

IIIPenggolongan Obat : Susunan Syaraf Pusat dan Otonomserta Antibiotika

Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 3, diharapkan mampu mengidentifikasi jenis obat, indikasi, efek samping dan dosis obat.

TUJUANPembelajaran Umum

TUJUANPembelajaran Khusus

Mahasiswa mampu menjelaskan tentang :

1. Menjelaskan jenis obat, indikasi, kontra indikasi, dosis, efeksamping dan bahaya penggunaan obat syaraf pusat

2. Menjelaskan jenis obat, indikasi, kontra indikasi, dosis, efek samping dan bahaya penggunaan obat syaraf otonom

3. Menjelaskan jenis obat, indikasi, kontra indikasi, dosis, efeksamping dan bahaya penggunaan antibiotika

4. Menjelaskan jenis obat, indikasi, kontra indikasi, dosis, efeksamping dan bahaya penggunaan obat hormon

PokokMateri

Mahasiswa mampu menjelaskan tentang :

1. obat syaraf pusat2. obat syaraf otonom3. obat-obat antibiotika

Page 4: Modul farmakologi 2 kb 3.-

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

PB 2Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif

Uraian Materi

OBAT SISTEM SARAF PUSAT

1. DEFINISI SISTEM SARAF PUSAT Sistem saraf dapat dibagi menjadi sistem saraf pusat atau sentral dan sistem

saraf tepi (SST) . Secara rinci , silahkan saudara lihat gambar dibawah ini. Pada sistem syaraf pusat, rangsang seperti sakit, panas, rasa, cahaya, dan suara mula-mula diterima oleh reseptor, kemudian dilanjutkan ke otak dan sumsum tulang belakang. Rasa sakit disebabkan oleh perangsangan rasa sakit diotak besar. Sedangkan analgetik narkotik menekan reaksi emosional yang ditimbulkan rasa sakit tersebut. Sistem syaraf pusat dapat ditekan seluruhnya oleh penekan saraf pusat yang tidak spesifik, misalnya sedatif hipnotik. Obat yang dapat merangsang SSP disebut analeptika.

Skema 3.1 Sistem persyarafan

Obat – obat yang bekerja terhadap susunan saraf pusat berdasarkan efek farmakodinamiknya dibagi atas dua golongan besar yaitu : merangsang atau menstimulasi yang secara langsung maupun tidak langsung merangsang aktivitas otak, sumsum tulang belakang beserta syarafnya dan menghambat atau mendepresi, yang secara langsung maupun tidak lansung memblokir proses

Page 5: Modul farmakologi 2 kb 3.-

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

3 PBPendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif

proses tertentu pada aktivitas otak, sumsum tulang belakang dan saraf- sarafnya.

2 Klasifikasi Obat Sistem Saraf PusatObat yang bekerja terhadap SSP dapat dibagi dalam beberapa golongan besar, yaitu:

1. Perangsang sistem saraf pusat, seperti amfetamin2. Penekan sistem saraf pusat seperti sedatf hipnotik dan anestesi3. Analgesik-Antipiretik , termasuk Analgesik Narkotik dan Nonnarkotika4. Anti konvulsi5. Psikofarmaka

Baiklah, untuk selanjutnya akan kita bahas satu persatu

1. OBAT PERANGSANG SISTEM SARAF PUSATObat Perangsang Sistem Saraf Pusat antara lain :a. AMFETAMIN

Indikasi : untuk narkolepsi, gangguan penurunan perhatian Efek samping : Euforia dan kesiagaan, tidak dapat tidur, gelisah, tremor, iritabilitas dan beberapa masalah kardiovaskuler (Tachicardia, palpitasi, aritmia) Farmakokinetik : waktu paruh 4-30 jam, diekskresikan lebih cepat pada urin asam daripada urin basa Reaksi yang merugikan : menimbulkan efek- efek yang buruk pada sistem saraf pusat, kardiovaskuler, gastroinstestinal, dan endokrin. dosis : Dewasa : 5-20 mg; Anak > 6 th : 2,5-5 mg/hari

b. METILFENIDAT Indikasi : pengobatan depresi mental, pengobatan keracunan depresan SSP, syndrom hiperkinetik pada anak Efek samping : insomnia, mual, iritabilitas, nyeri abdomen, nyeri kepala, Tachicardia Kontraindikasi : hipertiroidisme, penyakit ginjal. Farmakokinetik : diabsorbsikan melalui saluran cerna dan diekskresikan melalui urin, dan waktu paruh plasma antara 1-2 jam Reaksi yang merugikan : takikardia, palpitasi, meningkatkan hiperaktivitas. dosis pemberian : Anak : 0.25 mg/kgBB/hr, Dewasa : 10 mg 3x/hr

c. KAFEIN Indikasi : menghilangkan rasa kantuk, menimbulkan daya pikir yang

Page 6: Modul farmakologi 2 kb 3.-

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

PB 4Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif

cepat, perangsang pusat pernafasan dan fasomotor, untuk merangsang pernafasan pada apnea bayi prematur Efek samping : sukar tidur, gelisah, tremor, tachicardia, pernafasan lebih cepat Kontraindikasi : diabetes, kegemukan, hiperlipidemia, gangguan migren, sering gelisah (anxious ). Farmakokinetik : kafein didistribusikan keseluruh tubuh dan diabsorbsikan dengan cepat setelah pemberian, waktu paruh 3-7 jam, diekskresikan melalui urin Reaksi yang merugikan : dalam jumlah yang lebih dari 500 mg akan mempengaruhi SSP dan jantung. Dosis pemberian : apnea pada bayi : 2.5-5 mg/kgBB/hr, keracunan obat depresan : 0.5-1 gr kafein Na-Benzoat (Intramuskuler)

d. NIKETAMID Indikasi : merangsang pusat pernafasan Efek samping : pada dosis berlebihan menimbulkan kejang Farmakokinetik : diabsorbsi dari segala tempat pemberian tapi lebih efektif dari IV Dosis : 1-3 ml untuk perangsang pernafasan

e. DOKSAPRAM Indikasi : perangsang pernafasan

Efek samping : hipertensi, tachicardia, aritmia, otot kaku, muntah Farmakokinetik : mempunyai masa kerja singkat dalam SSP Dosis : 0.5-1.5 mg/kgBB secara IV

2. OBAT –OBAT PENEKAN SISTEM SARAF PUSAT

a. Obat Anestetik :Obat anestetik adalah obat yang digunakan untuk menghilangkan rasa sakit dalam bermacan-macam tindakan operasi.1). Anestetik Lokal : Obat yang merintangi secara reversible penerusan

impuls-impuls syaraf ke SSP (susunan syaraf pusat) pada kegunaan lokal dengan demikian dapat menghilangkan rasa nyeri, gatal-gatal, panas atau dingin.

Page 7: Modul farmakologi 2 kb 3.-

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

5 PBPendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif

Penggunaan Anestetik lokal umumnya digunakan secara parenteral misalnya pembedahan kecil dimana pemakaian anestetik umum tidak dibutuhkan.Efek samping Eek samping dari pengguna anestetik local terjadi akibat khasiat dari kardiodepresifnya ( menekan fungsi jantung ), mengakibatkan hipersensitasi berupa dermatitis alergi.

Tabel 3.1 : Penggolongan obat anestesi lokalObat Indikasi Efek samping

Bupivikain anestetik lokalEtil klorida anestetik local menekan

pernafasan, gelisah dan mual

Lidokain anestesi filtrasi dan anestesi permukaan, antiaritmia

Mengantuk

Benzokain anestesi permukaan dan menghilangkan rasa nyeri dan gatal

Prokain ( novokain )

anestesi filtrasi dan permukaan hipersensitasi

2). Anestetika Umum : Obat yang dapat menimbulkan suatu keadaan depresi

pada pusat-pusat syaraf tertentu yang bersifat reversible, dimana seluruh perasaan dan kesadaran ditiadakan.Beberapa syarat penting yang harus dipenuhi oleh suatu anestetik umum :

- berbau enak dan tidak merangsang selaput lender- mula kerja cepat tanpa efek samping- sadar kembalinya tanpa kejang- berkhasiat analgetik baik dengan melemaskan otot-otot seluruhnya- Tidak menambah pendarahan kapiler selama waktu pembedahan

a) Efek sampingHampir semua anestetik inhalasi mengakibatkan sejumlah efek samping yang terpenting diantaranya adalah :- Menekan pernafasan, paling kecil pada N2O, eter dan trikloretiken- Mengurangi kontraksi jantung, terutama haloten dan metoksifluran

yang paling ringan pada eter- Merusak hati, oleh karena sudah tidak digunakan lagi seperti senyawa

klor

Page 8: Modul farmakologi 2 kb 3.-

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

PB 6Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif

- Merusak ginjal, khususnya metoksifluranb) Penggolongan

Menurut penggunaannya anestetik umum digolongkan menjadi 2 yaitu:- Anestetik injeksi, contohnya diazepam, barbital ultra short acting (

thiopental dan heksobarbital )- Anestetik inhalasi diberikan sebagai uap melalui saluran pernafasan.

Contohnya:

Tabel 3.2 : Penggolongan Obat anestesi UmumObat Waktu induksi Pertimbangan Pemakaian

Inhalasi : Cairan MenguapEter Lambat Sangat mudah terbakar. Tidak menimbulkan

efek yang berat bagi sistem cardiovasculer dan hepar

Enfluran Cepat Menyebabkan hiptensi, kontra indikasi gangguan ginjal

Halotan Cepat Pemulihan cepat,dapat menurunkan tekanan darah, efek bronkhodilator dan kontraindikasi bagi obstetri

Inhalasi : GasNitrous Oksida (Gas tertawa)

Sangat cepat Pemulihan cepat, mempunyai efek yang minimal pada kardiovaskuler. Haus diberikan bersama sama oksigen. Potensi rendah

IntravenaK e t a m i n (Ketalar)

Cepat Dipakai untuk pembedahan jangka singkat atau induksi pembedahan. Obat ini meninkatkan salivasi, tekanan darah dan nadi.

b. Obat Hipnotik dan SedatifHipnotik atau obat tidur , adalah obat yang diberikan malam hari dalam dosis terapi dapat mempertinggi keinginan tubuh normal untuk tidur, mempermudah atu menyebabkan tidur. Sedangkan sedative adalah obat obat yang menimbulkan depresi ringan pada SSP tanpa menyebabkan tidur, dengan efek menenangkan dan mencegah kejang-kejang. Yang termasuk golongan obat sedative-hipnotik adalah: Ethanol (alcohol), barbiturate, fenobarbital, Benzodiazepam, methaqualon.Persyaratan obat tidur yang ideal

- Menimbulkan suatu keadaan yang sama dengan tidur normal- Jika terjadi kelebihan dosis, pengaruh terhadap fungsi lain dari system

saraf pusat maupun organ lainnya yang kecil.

Page 9: Modul farmakologi 2 kb 3.-

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

7 PBPendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif

- Tidak tertimbun dalam tubuh- Tidak menyebabkan kerja ikutan yang negative pada keesokan harinya- Tidak kehilangan khasiatnya pada penggunaan jangka panjang

a. Efek samping Kebanyakan obat tidur memberikan efek samping umum yang mirip dengan morfin antara lain :

- Depresi pernafasan, terutama pada dosis tinggi, contohnya flurazepam, kloralhidrat, dan paraldehida.

- Tekanan darah menurun, contohnya golongan barbiturate.- Hang-over, yaitu efek sisa pada keesokan harinya seperti mual,

perasaan ringan di kepala dan pikiran kacau, contohnya golongan benzodiazepine dan barbiturat.

- Berakumulasi di jaringan lemak karena umumnya hipnotik bersifat lipofil.

b. Penggolongan Obat HypnotikSecara kimiawi, obat-obat hipnotik digolongkan sebagai berikut :1) Golongan barbiturate, seperti fenobarbital, butobarbital, siklobarbital,

heksobarbital.2) Golongan benzodiazepine, seperti flurazepam, nitrazepam, flunitrazepam

dan triazolam.3) Golongan alcohol dan aldehida, seperti klralhidrat dan turunannya serta

paraldehida.4) Golongan bromide, seperti garam bromide ( kalium, natrium, dan

ammonium ) dan turunan ure seperti karbromal dan bromisoval.5) Golongan lain, seperti senyawa piperindindion (glutetimida ) dan

metaqualon.Beberapa obat akan dibahas tersendiri dibawah ini :

1) DiazepamIndikasi : hipnotika dan sedative, anti konvulsi, relaksasi, relaksasi otot dan anti ansietas (obat epilepsi).

2) NitrazepamIndikasi : seperti indikasi diazepamEfek samping : pada pengguanaan lama terjadi kumulasi dengan efek sisa (hang over ), gangguan koordinasi dan melantur.

3) FlunitrazepamIndikasi : hipnotik, sedatif, anestetik premedikasi operasi.Efek samping : amnesia (hilang ingatan )

Page 10: Modul farmakologi 2 kb 3.-

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

PB 8Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif

4) Kloral hidratIndikasi : hipnotika dan sedatifEfek samping: merusak mukosa lambung usus dan ketagihan

5) LuminalIndikasi : sedative, epilepsy, tetanus, dan keracunan strikhnin.

3. ANALGETIK-ANTIPIRETIK

Merupakan obat atau zat-zat yang mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran. Sedangkan bila menurunkan panas disebut Antipiretika.Atas kerja farmakologisnya, analgetik dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu: analgetik perifer (non-narkotik dan analgetik narkotik)

1. Analgetik Perifer (non narkotik)

Semua analgetik perifer memiliki khasiat sebagai anti piretik yaitu menurunkan suhu. Terdiri dari obat-obat yang tidak bersifat narkotik dan tidak bekerja sentral.

a. Penggolongan: Berdasarkan rumus kimianya analgetik perifer digolongkan menjadi :1) Golongan salisilat

Asam asetil salisilat yang lebih dikenal sebagai asetosal atau aspirin. Obat ini diindikasikan untuk sakit kepala, nyeri otot, demam. Sebagai contoh aspirin dosis kecil digunakan untuk pencegahan thrombosis koroner dan cerebral.Asetosal adalah analgetik antipirentik dan anti inflamasi yang sangat luas digunakan dan digolongkan dalam obat bebas. Efek sampingnya yaitu perangsangan bahkan dapat menyebabkan iritasi lambung dan saluran cerna. Dosis oral 325-650 mg, 4-6 jam/hari

2) Golongan para aminofenolTerdiri dari fenasetin dan asetaminofen (parasetamol ). Efek samping golongan ini serupa denga salisilat yaitu menghilangkan atau mengurangi nyeri ringan sedang, dan dapat menurunkan suhu tubuh dalam keadaan demam, dengan mekanisme efek sentral. Efek samping dari parasetamol dan kombinasinya pada penggunaan dosis besar atau jangka lama dapat menyebabkan kerusakan hati. Dosis 325-650 mg, 4 kali sehari.

3) Golongan pirazolon(dipiron)Dipiron sebagai analgetik antipirentik, karena efek inflamasinya lemah. Efek samping semua derivate pirazolon dapat menyebabkan

Page 11: Modul farmakologi 2 kb 3.-

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

9 PBPendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif

agranulositosis, anemia aplastik dan trombositopenia.4) Golongan antranilat

Digunakan sebagai analgetik karena sebagai anti inflamasi kurang efektif dibandingkan dengan aspirin. Efek samping seperti gejala iritasi mukosa lambung dan gangguan saluran cerna sering timbul.Penggunaan : Obat-obat ini mampu meringankan atau menghilangkan rasa nyeri tanpa memengaruhi SSP atau menurunkan kesadaran, juga tidak menimbulkan ketagihan. Kebanyakan zat ini juga berdaya antipiretis dan/atau antiradang. Oleh karena itu tidak hanya digunakan sebagai obat antinyeri, melainkan juga pada demam (infeksi virus/kuman, selesma, pilek) dan peradangan seperti rematik dan encok.Efek samping : Yang paling umum adalah gangguan lambung-usus, kerusakan darah, kerusakan hati dan ginjal dan juga reaksi alergi kulit. Efek-efek samping ini terutama terjadi pada penggunaan lama atau dalam dosis tinggi. Oleh karena itu penggunaan anal-getika secara kontinu tidak dianjurkan.

2. Analgetik Narkotik. Khusus digunakan untuk menghalau rasa nyeri hebat, seperti fraktur dan kanker. Nyeri pada kanker umumnya diobati menurut suatu skema bertingkat empat,

yaitu:

1. Obat perifer (non Opioid) peroral atau rectal; parasetamol, asetosal.

2. Obat perifer bersama kodein atau tramadol.

3. Obat sentral (Opioid) peroral atau rectal.

4. Obat Opioid parenteral.Penggolongan analgetik narkotik adalah sebagai berikut :

a. Alkaloid alam : morfin,codeinb. Derivate semi sintesis : heroinc. Derivate sintetik : metadon, fentanild. Antagonis morfin : nalorfin, nalokson, dan pentazooin.Secara tersendiri analgesik narkotika akan dibahas sebagai berikuta. Morfin

Indikasi : analgetik selama dan setelah pembedahanKontra indikasi: depresi pernafasan akut, alkoholisme akut, penyakit

Page 12: Modul farmakologi 2 kb 3.-

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

PB 10Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif

perut akut.Efek samping : mual, muntah, konstipasi, ketergantungan/ indiksi pada

over dosis.Dosis : IM, IV :5-15 mg setiap 4 jam, jika perlu (PRN)

b. Kodein fosfatIndikasi : nyeri ringan sampai sedangKontra indikasi: depresi pernafasan akut, alkoholisme akut, penyakit perut akutEfek samping : mual, muntah, konstipasi, ketergantungan/ indiksi over dosisDosis : IM, IV :15 – 60 mg setiap 4 jam, jika perlu (PRN)

c. Meperidin (Demerol)Indikasi : nyeri sedang,Efek samping Dapat menurunkan tekanan darah, pusing. Pada cidera kepala dapat menimbulkan peningkatan TIK.Dosis : Oral, IM 50-100 mg setiap 3-4 jam bila perlu.

d. Nalorfin, NaloksonAdalah antagonis morfin, bekerja meniadakan semua khasiat morfin dan bersifat analgetik. Khusus digunakan pada kasus overdosis atau intoksikasi obat-obat analgetik narkotik.

4. OBAT PSIKOFARMAKA

Obat psikotropik adalah obat yang bekerja secara selektif pada susunan saraf pusat (SSP) dan mempunyai efek utama terhadap aktivitas mental dan perilaku, dan digunakan untuk terapi gangguan psikiatrik. Psikofarmaka dibagi dalam 3 kelompok :

a. Obat yang menekankan fungsi psikis terhadap susunan saraf pusat1) Neuroleptika yaitu obat yang berkerja sebagai anti psikotis dan

sedative yang dikenal dengan Mayor Tranquilizer.Neuroleptika mempunyai beberapaa khasiat :- Anti psikotika, yaitu dapat meredakan emosi dan agresi,

mengurangi atau menghilangkan halusinasi, mengembalikan kelakuan abnormal dan schizophrenia.

- Sedative yaitu menghilangkan rasa bimbang, takut dan gelisah, contoh tioridazina.

- Anti emetika, yaitu merintangi neorotransmiter ke pusat muntah,

Page 13: Modul farmakologi 2 kb 3.-

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

11 PBPendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif

contoh proklorperezin.- Analgetika yaitu menekan ambang rasa nyeri, contoh

haloperidinol.Efek samping - Gejala ekstrapiramidal yaitu kejang muka, tremor dan kaku

anggota gerak karena disebabkan kekurangan kadar dopamine dalam otak.

- Sedative disebabkan efek anti histamine antara lain mengantuk,lelah dan pikiran keruh.

- Diskenesiatarda, yaitu gerakan tidak sengaja terutama pada otot muka (bibir, dan rahang )

- Hipotensi, disebabkan adanya blockade reseptor alfa adrenergic dan vasolidasi.

- Efek anti kolinergik dengan ciri-ciri mulut kering, obstipasi dan gangguan penglihatan.

- Efek anti serotonin menyebabkan gemuk karena menstimulasi nafsu makan

- Galaktore yaitu meluapnya ASI karena menstimulasi produksi ASI secara berlebihan.

2) Ataraktika/ anksiolitika yaitu obat yang bekerja sedative, relaksasi otot dan anti konvulsi yang digunakan pada gangguan akibat gelisah/ cemas, takut, stress dan gangguan tidur, dikenal dengan Minor Tranquilizer.

Penggolongan obat-obat ataraktika dibagi menjadi 2 yaitu : 1) Derivat Benzodiazepin dan 2) kelompok lain, contohnya : benzoktamin, hidrosizin dan meprobramat.

2. Obat yang menstimulasi fungsi psikis terhadap susunan saraf pusat, dibagi 2:a. Anti Depresiva, dibagi menjadi thimoleptika yaitu obat yang dapat

melawan melankolia dan memperbaiki suasana jiwa serta thimeritika yaitu menghilangkan inaktivitas fisik dan mental tanpa memperbaiki suasana jiwa. Secara umum anti depresiva dapat memperbaiki suasana jiwa dan dapat menghilangkan gejala-gejala murum dan putus asa. Obat ini terutama digunakan pada keadaan depresi, panic dan fobia.

Anti depresiva dibagi dalam 2 golongan :1) Anti depresiva generasi pertama, seringkali disebut anti

Page 14: Modul farmakologi 2 kb 3.-

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

PB 12Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif

depresiva trisiklis dengan efek samping gangguan pada system otonom dan jantung. Contohnya imipramin dan amitriptilin.

2) Anti deprisiva generasi kedua, tidak menyebabkan efek anti kolinergik dan gangguan jantung, contohnya meprotilin dan mianserin.

b. Psikostimulansia yaitu obat yang dapat mempertinggi inisiatif, kewaspadaan dan prestasi fisik dan mental dimana rasa letih dan kantuk ditangguhkan, memberikan rasa nyaman dan kadang perasaan tidak nyaman tapi bukan depresi.

5. OBAT ANTI KONVULSI

Obat yang dapat menghentikan penyakit epilepsi, yaitu suatu penyakit gangguan syaraf yang ditimbul secara tiba-tiba dan berkala, adakalanya disertai perubahan-perubahan kesadaran.Penyebab antiepileptika : pelepasan muatan listrik yang cepat, mendadak dan berlebihan pada neuron-neuron tertentu dalam otak yang diakibatkan oleh luka di otak( abses, tumor, anteriosklerosis ), keracunan timah hitam dan pengaruh obat-obat tertentu yang dapat memprovokasi serangan epilepsi.Jenis – Jenis Epilepsi : 1. Grand mal (tonik-tonik umum )

Timbul serangan-serangan yang dimulai dengan kejang-kejang otot hebat dengan pergerakan kaki tangan tak sadar yang disertai jeritan, mulut berbusa,mata membeliak dan disusul dengan pingsan dan sadar kembali.

2. Petit malSerangannya hanya singkat sekali tanpa disertai kejang.

3. Psikomotor (serangan parsial kompleks)Kesadaran terganggu hanya sebagian tanoa hilangnya ingatan dengan memperlihatkan perilaku otomatis seperti gerakan menelan atau berjalan dalam lingkaran.

Penggunaan obat antikonvulsi1. untuk menghindari sel-sel otak2. mengurangi beban social dan psikologi pasien maupun keluarganya3. profilaksis/pencegahan sehingga jumlah serangan berkurang

Page 15: Modul farmakologi 2 kb 3.-

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

13 PBPendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif

Penggolongan obat antikonvulsi

1. Golongan hidantoin, adalah obat utama yang digunakan pada hampir semua jenis epilepsi. Contoh fenitoin.

2. Golongan barbiturat, sangat efektif sebagi anti konvulsi, paling sering digunakan pada serangan grand mal. Contoh fenobarbital dan piramidon.

3. Golongan karbamazepin, senyawa trisiklis ini berkhasiat antidepresif dan anti konvulsif.

4. Golongan benzodiazepine, memiliki khasiat relaksasi otot, hipnotika dan antikonvulsiv yang termasuk golongan ini adalah desmetildiazepam yang aktif, klorazepam, klobazepam.

5. Golongan asam valproat, terutama efektif untuk terapi epilepsy umum tetapi kurang efektif terhadap serangan psikomotor. Efek anti konvulsi asam valproat didasarkan meningkatkan kadar asam gama amino butirat acid.

Obat tersebut akan dibahas tersendiri

a. Fenitoin Indikasi : semua jenis epilepsi, kecuali petit mal, status epileptikusKontra indikasi: gangguan hati, wanita hamil dan menyusuiEfek samping : gangguan saluran cerna, pusing nyeri kepala tremor, insomnia.Dosis : Oral 100 mg 3kali sehari, IV dosis pembebasan 10-15 mg, infus IV 50 mg/menit maksimal 300 mg sehari

b. PenobarbitalIndikasi : semua jenis epilepsi kecuali petit mal, status epileptikusKontra indikasi: depresi pernafasan berat, porifiriaEfek samping :mengantuk, depresi mentalDosis Oral 100-200 mg/hari dalam dosis terbagi. Anak, oral 3-6 mg/kg/hari dalam dosis terbagi.

c. KarbamazepinIndikasi : epilepsi semua jenis kecuali petit mal neuralgia trigeminusKontra indikasi: gangguan hati dan ginjal, riwayat depresi sumsum tulangEfek samping : mual,muntah,pusing, mengantuk, ataksia,bingungDosis oral 200 mg dua kali sehari , dosis ditingkatkan bila perlu.

d. Diazepam (Valium)Indikasi : status epileptikus, konvulsi akibat keracunanKontra indikasi: depresi pernafasan

Page 16: Modul farmakologi 2 kb 3.-

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

PB 14Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif

Efek samping : mengantuk, pandangan kabur, bingung, antaksia, amnesia ketergantungan, kadang nyeri kepala.Dosis : IV 5-10 mg dengan perlahan-lahan (1-2 menit),bila perlu diulang setelah 30 menit. Pada anak-anak 2-5 mg. Pada konvulsi karena demam, anak-2 0,25-0,50 mg/kg berat badan, bayi dan anak dibawah 5 tahun 5 mg , setelah 5 tahun 10 mg.

Demikian tadi bahasan tentang obat-obat yang mempengaruhi syaraf pusat, sekarang akan kita lanjutkan dengan obat-obatan yang mempengaruhi syaraf otonom. Jangan lupa, untuk memudahkan memahami materi belajar selanjutnya, saya persilahkan saudara untuk melihat kembali skema susunan syaraf pada halaman sebelumnya.

Page 17: Modul farmakologi 2 kb 3.-

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

15 PBPendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif

OBAT SYARAF OTONOM

Obat otonom yaitu obat-obat yang bekerja pada susunan syaraf otonom, mulai dari sel syaraf sampai sel efektor. Obat ini berpengaruh secar spesifik dan bekerja pada dosis kecil. Efek suatu obat otonom dapat diperkirakan jika respons berbagai organ otonom terhadap impuls syaraf otonom diketahui.1 Cara Kerja Obat Otonom

Obat otonom mempengaruhi transmisi neurohormonal dengan cara menghambat atau mengintensifkannya. Terdapat beberapa kemungkinan pengaruh obat pada transmisi system kolinergik dan adrenergic, yaitu:

1. Menghambat sintesis atau pelepasan transmitor2. Menyebabkan penglepasan transmitor.3. Berikatan dengan reseptor4. Menghambat destruksi transmitor.

2. Penggolongan Obat Berdasarkan Efek Utamanya a. Kolinergik atau Parasimpatomimetik

Efek obat golongan ini menyerupai efek yang ditimbulkan oleh aktivitas susunan saraf parasimpatis.

Ada 2 macam reseptor kolinergik:- Reseptor muskarinik: merangsang otot polos dan memperlambat

denyut jantung- Reseptor nikotinik/ neuromuskular yang mempengaruhi otot rangkaPenggolongan Kolinergik- Ester kolin (asetil kolin, metakolin, karbakol, betanekol)- Anti kolinestrase (eserin, prostigmin, dilsopropil fluorofosfat)- Alkaloid tumbuhan (muskarin, pilokarpin, arekolin)- Obat kolinergik lain (metoklopramid, sisaprid)

Farmakodinamik Kolinergik- Meningkatkan TD- Meningkatkan denyut nadi- Meningkatkan kontraksi saluran kemih- Meningkatkan peristaltik- Konstriksi bronkiolus (kontra indikasi asma bronkiolus)- Konstriksi pupil mata (miosis)- Antikolinesterase: meningkatkan tonus otot

Page 18: Modul farmakologi 2 kb 3.-

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

PB 16Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif

Efek Samping- Asma bronkial dan ulcus peptikum (kontraindikasi)- Iskemia jantung, fibrilasi atrium- Toksin; antidotum → atropin dan epineprin

Indikasi- Ester kolin: tidak digunakan pengobatan (efek luas dan

singkat), meteorismus, (kembung), retensio urine, glaukoma, paralitic ileus, intoksikasi atropin/ alkaloid beladona, faeokromositoma.

- Antikolinesterase: atonia otot polos (pasca bedah, toksik), miotika (setelah pemberian atropin pd funduskopi), diagnosis dan pengobatan miastemia gravis (defisiensi kolinergik sinap), penyakit Alzheimer (defisiensi kolinergik sentral)

- Alkaloid Tumbuhan: untuk midriasis (pilokarpin)- Obat Kolinergik Lain: digunakan untuk memperlancar jalanya kontras

radiologik, mencegah dan mengurangi muntah (Metoklopramid) Intoksikasi

- Efek muskarinik: mata hiperemis, miosis kuat, bronkostriksi, laringospasme, rinitis alergika, salivasi, muntah, diare, keringat berlebih

- Efek nikotinik: otot rangka lumpuh- Efek kelainan sentral: ataksia, hilangnya refleks, bingung, sukar bicara,

konvulsi, koma, nafas Cheyne Stokes, lumpuh nafas.

Tabel 3.3 : Jenis Obat KolinergikNama-nama obat kolinergik

Dosis Pemakaian dan pertimbangan pemakaian

Bekerja langsungBetanekol (urecholine) D: PO: 10-50 mg,

b.i.d.-q.i.dUntuk meningkatkan urin, dapat merangsang motilitas lambung

Karbakol (carcholine, miostat)

0,75-3%, 1 tetes Untuk menurunkan tekanan intraokuler, miosis

Pilokarpin (pilocar) 0,5-4%, 1 tetes Untuk menurunkan tekanan intraokuler, miosis

Antikolinestrase reversible

Fisostigmin (eserine) 0,25-0,5%, 1 tetes, q.d-q.i.d

Untuk menurunkan tekanan intraokuler, miosis, masa kerja singkat

Page 19: Modul farmakologi 2 kb 3.-

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

17 PBPendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif

Neostigmin (prostigmin) D: PO: mula-mula 15 mg, t.i.d

Dosis max: 50 mg, t.i.d

Untuk menambah kekuatan otot pada miastenia gravis, masa kerja singkat

Ambenonium (mytelase) D: PO: 60-120 mg, t.i.d atau q.i.d

Untuk menambah kekuatan otot, masa kerja sedang

Antikolinestrase irreversibleDemakarium (humorsol) 0,125-0,25%, 1

tetes, q 12-48 jamUntuk menurunkan tekanan intraocular pada glaucoma, miotikum, masa kerja panjang

Isofluorofat (floropryl) Ointment 0,25%, q 8-72 jam

Untuk mengobati glaucoma. Kenakan pada sakus konjungtiva

a. Simpatomimetik atau AdrenergicYakni obat-obat yang merangsang system syaraf simpatis, karena obat-obat ini menyerupai neurotransmitter (norepinafrin dan epinephrine). Obat-obat ini bekerja pada suatu reseptor adrenergic yang terdapat pada sel-sel otot polos, seperti pada jantung, dinding bronkiolus saluran gastrointestinal, kandung kemih dan otot siliaris pada mata. Reseptor adrenergic meliputi alfa1, alfa2, beta1 dan beta2

Kerja obat adrenergic dapat di bagi dalam 7 jenis:1) Perangsang perifer terhadap otot polos pembuluh darah kulit dan

mukosa, dan terhadap kelenjar liur dan keringat.2) Penghambatan perifer terhadap otot polos usus, bronkus, dan

pembuluh darah otot rangka.3) Perangsangan jantung, dengan akibat peningkatan denyut jantung dan

kekuatan kontraksi.4) Perangsangan SSP, misalnya perangsangan pernapasan, peningkatan

kewaspadaan, aktivitas psikomotor dan pengurangan nafsu makan.5) Efek metabolic, misalnya peningkatan glikogenesis di hati dan otot,

lipolisis dn pelepasan asam lemak bebas dari jaringan lemak.6) Efek endokrin, misalnya mempengaruhi efek insulin, rennin dan

hormone hipofisis.7) Efek prasinaptik, dengan akibat hambatan atau peningkatan

penglepasan neurotransmitter NE dan Ach.

Page 20: Modul farmakologi 2 kb 3.-

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

PB 18Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif

Penggolongan Adrenergik- Katekolamin (Endogen: epineprin, norepineprin dan dopamine;

Sintetik: isoprotenol hidroklorida dan dobutamine)- Non katekolamin (fenileprin, meteprotenol dan albuterol)Farmakodinamik Adrenergic- Bersifat inotropik- Bronkodilator- Hipertensi- Tremor dan gelisahEfek SampingEfek samping sering kali muncul apabila dosis ditingkatkan atau obat bekerja non selektif (bekerja pada beberapa reseptor). Efek samping yang sering timbul pada obat-obat adrenergic adalah, hipertensi, takikardi, palpitasi, aritmia, tremor, pusing, kesulitan berkemih, mual dan muntah.Kontra Indikasi- Tidak boleh di gunakan pada ibu hamil- Sesuaikan dosis pada penderita yang mendapat antidepresi trisiklik- Tidak boleh digunakan pada penderita Stenorsis subaorta, anoreksia,

insomnia dan estenia.-

Tabel 3.4 : Jenis Obat AdrenergikAdrenergic Resptor Dosis Pemakaian dalam klinik

E p i n e f r i n (adrenalin)

Alfa1, beta1, beta2

Berbeda-bedaD: IV, IM, SK: 0,2-1 ml dari 1:1000

S y o k nonhipovalemik, henti jantung, anafilaksis akut, asma akut.

Efadrin Alfa1, beta1, beta2

D: PO: 25-50 mg, t.i.d atau q.i.d

D: SK

Keadaan hipotensi, b r o n k o s p a s m e , kongesti hidung, hipotensi ortoristik.

N o r e p i n e f r i n ( l a v a r t e r e n o l , levophed)

Alfa1, beta1 D: IV: 4 mg, dekstrose 5% dalam 250-500 ml

Syok, merupakan vasokontriktor kuat, meningkatkan tekanan darah dan curah jantung

Page 21: Modul farmakologi 2 kb 3.-

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

19 PBPendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif

D o p a m i n e (intropin)

Beta1 D: IV: mula-mula 1-5 µg/k g / m e n i t , naikkan secara bertahap; ≤ 50 µg/kg/menit

Hipotensi (tidak menurunkan fungsi ginjal dalam dosis <5 µg/kg/menit)

Fenilefrin (neo-synephrine)

Alfa1 Larutan 0,123-1%

Kongesti hidung (dekongestan)

P s e u d o e f e d r i n (Sudafed, Actifed)

Alfa1, beta1 Obat bebas (beberapa)

Dekongestan

Fenilpropanolamin ( D i m e t a p p , contac, triaminicol, dexatrim)

Alfa1, beta1 Obat bebas (beberapa)

Dekongestan

D o b u t a m i n (dobutrek)

Beta1 D: IV: mula-mula 2,5-10 µg/kg, dapat d i n a i k k a n s e c a r a bertahap; ≤ 40 µg/kg/menit

Obesitas

I s o p r o t e n o l (isoprel)

Beta1, beta2 Inhal: 1-2 semprotan, IV: 5-20 µ/menit

Dekompensasi jantung, payah jantung kongestif (meningkatkan aliran darah miokardium dan curah jantung)

M e t a p r o t e n o l (alupent, metaprel)

B e t a 1 (beberapa) , beta2

Inhal: 2-3 semprotan ≤ 12 semprotan/hariD: PO: 10-20 mg, t.i.d atau q.i.d

Bronkospasme, blok jantung akut (hanya dipakai pada bradikardi yang refrakter terhadap atropine)

A l b u t e r o l (proventil)

Beta2 Inhal: 1-2 semprotan, q 4-6 h D: PO: 2-4 mg, t.i.d atau q.i.d

Bronkospasme

Page 22: Modul farmakologi 2 kb 3.-

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

PB 20Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif

Ritodrin (yutopar) B e t a 1 (beberapa) , beta2

D: PO: 10-20 mg, q 4-6 h, ≤ 120 mg/hariIV: 50-300 µ/menit

Relaksasi usus

b. Parasimpatolitik atau Antikolinergik

Obat-obat yang menghambat kerja asetilkolin dengan menempati reseptor-reseptor asetilkolindisebut dengan antikolinergik atau parasimpatolitik. Obat ini mempengaruhi organ jantung, saluran pernapasan, saluran gastrointestinal, kandung kemih, mata dan kelenjar eksokrin dengan menghambat saraf parasimpatis, sehingga system saraf simpatis (adrenergic) menjadi dominan.

Penggolongan Obat Antikolinergik- Antikolinergik klasik (alkaloid belladonna, atropine sulfat dan

skopolamin)- Antikolinergik sintetik (Propantelin)- Antikolinergik-antiparkisonisme (triheksifenidil hidroklorida, prosiklidin,

biperiden dan benztropin)Farmakodinamik Antikolinergik- Menghambat efek muskarinik- Penurunan salivasi dan sekresi lambung (konstipasi)- Mengurangi kontraksi tonus kandung kemih- Dapat bekerja sebagai antidot terhadap toksin- Sebagai obat antispasmodik- Meningkatkan TD- Mengurangi rigriditas dan tremor berhubungan dengan ekstensi

neuromuscularEfek Samping- Mulut kering- Gangguan penglihatan (terutama penglihatan kabur akibat midriasis)- Konstipasi sekunder- Retensi urine- Takikardia (akibat dosis tinggi)

Page 23: Modul farmakologi 2 kb 3.-

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

21 PBPendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif

Tabel 3. 5 : Obat-obat AntikolinergikNama obat Dosis Pemakaian dan pertimbangan

Atropine D: IM: 0,4 mgIV: 0,5-2 mg

Pembedahan untuk mengurangi salvias dan sekresi bronchial. Meningkatkan denyut jantung dengan dosis ≥ 0,5 mg

Propantelin (bentyl)

D: PO: 7,5-15 mg, t.i.d atau q.i.d

Sebagai antispasmodic untuk tukak peptic dan irritable bowel syndrome

Skopolamin (hyoscine)

D: PO: 0,5-1 mg, t.i.d atau q.i.d;IM: 0,3-0,6 mg

Obat preanestesi, irritable bowel syndrome dan mabuk perjalanan.

Isopropamid (darbid)

D: PO: 5 mg, b.i.d Tukak peptic dan irritable bowel syndrome

Hematropin ( i s o p t o hematropin)

Larutan 2-5%, 1-2 tetes

Midriasis dan siklopegia (paralisis otot siliaris sehingga akomodasi hilang) untuk pemeriksaan mata

Siklopentolat (cyclogyl)

Larutan 0,5-2%, 1-2 tetes

Midriasis dan siklopegia untuk pemeriksaan mata

Benztropin (cogentin)

D; PO: 0.5-6 mg/hari dalam dosis terbagi

Penyakit parkison. Untuk mengobati efek samping fenotiazin dan agen antipsikotik lainnya

B i p e r i d e n (akineton)

D: PO: 2 mg, b.i.d - q.i.d

Penyakit parkison. Untuk mengobati efek samping fenotiazin dan agen antipsikotik lainnya

Trihesifinidil (artane)

D: PO: 1 mg/hari, dapat dinaikkan sampai 5-15 mg/hari dalam dosis terbagi

Penyakit parkison. Untuk mengobati efek samping fenotiazin dan agen antipsikotik lainnya

c. Simpatolitik atau AntiadrenergikObat-obat antiadrenergik umumnya mengahambat efek neurotransmitter adrenergic dengan menempati reseptor alfa dan beta baik secara langsung maupun tidak langsung. Berdasar tempat kerjanya, golongan obat ini dibagi atas antagonis adrenoreseptor (adrenoreseptor bloker) dan penghambat saraf adrenergic.Antagonis reseptor atau adrenoreseptor blocker ialah obat yang menduduki adrenoreseptor sehingga menghalanginya untuk berinteraksi dengan obat adrenergic, dengan demikian menghalangi kerja obat adrenergic pada

Page 24: Modul farmakologi 2 kb 3.-

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

PB 22Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif

sel efektornya. Untuk masing-masing adrenoreseptor α dan β memiliki penghambat yang efektif yakni α-blocker dan β-blocker.Penghambat saraf adrenergic adalah obat yang mengurangi respon sel efektor terhadap perangsangan saraf adrenergic, tetapi tidak terhadap obat adrenergic eksogen.1. α - Blocker

Penggolongan dan Indikasi Obat α - Blockera. α – Blocker Nonselektif:

- Derivat haloalkilamin (dibenamin dan fenoksibenzamin) : untuk pengobatan feokromositoma, pengobatan simtomatik hipertofi prostat benigna dan untuk persiapan operasi,

- Derivat imidazolin (fentolamin dan telazolin) : mengatasi hipertensi, pseudo-obstruksi usus dan impotensi.

- Alkaloid ergot (ergonovin, ergotamine dan ergotoksin) : meningkatkan tekanan darah, untuk stimulasi kontraksi uterus setelah partus, mengurangi nyeri migren dan untuk pengobatan demensia senelis.

b. α1 – Blocker Selektif:Derivat kuinazolin (prazosin, terazosin, doksazosin, trimazosin danbunazosin) : untuk pengobatan hipertensi, gagal jantung kongesif, penyakit vaskuler perifer, penyakit raynaud dan hipertofi prostat benigna (BPH)

c. α2 – Blocker Selektif : (Yohimbin) untuk pengobatan impotensi, meningkatkan TD, Farmakodinamik

- Menimbulkan vasodilatasi dan venodilatasi- Menghambat reseptor serotonin- Merangsang sekresi asam lambung, saliva, air mata dan

keringat- Kontriksi pupilEfek Samping- Hipotensi postural- Iskemia miokard dan infark miokard- Takikardi dan aritmia- Hambatan ejakulasi dan espermia yang reversible- Kongesti nasal- Pusing, sakit kepala, ngantuk, palpasi edema perifer dan

Page 25: Modul farmakologi 2 kb 3.-

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

23 PBPendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif

nausea.- Tekanan darah menurun

2. β - BlockerJenisnya adalah propanolol yang menjadi prototype golongan obat ini. Sehingga sampai sekarang semua β-blocker baru selalu dibandingkan dengan propanolol.

Farmakodinamik- Mengurangi denyut jantung dan kontraktilitas miokard- Menurunkan TD dan resistensi perifer- Sebagai antiaritmia- Bronkokontriksi- Mengurangi efek glikemia- Peningkatan asam lemak dalam darah- Menghambat tremor dan sekresi renin

Efek Samping- Gagal jantung dan Bradiaritmia- Bronkospasme- Gangguan sirkulasi perifer- Gejala putus obat (serangan angina, infark miokard, aritmia

ventrikuler bahkan kematian)- Hipoglikemia dan hipotensi- Efek sentral (rasa lelah, gangguan tidur dan depresi)- Gangguan saluran cerna (nausea, muntah, diare atau konstipasi)- Gangguan fungsi libido ( penurunan libido dan impotensi)- Alopesia, retensi urine, miopati dan atropatiIndikasiPada umumnya obat-obat antiadrenergik di gunakan untuk pengobatan Angina pectoris, Aritmia, Hipertensi, Infark miokard, Kardiomiopati obstruktif hipertrofik, Feokromositoma, Tirotoksokosis, Glaucoma, tremor esensial dan AnsietasKontraindikasi- Hati-hati penggunaan β-blocker pada penderita dengan

pembesaran jantung dan gagal jantung- Hati-hati penggunaan pada penderita asma, syok kardiogenik,

penyakit hati dan ginjal.- Tidak boleh digunakan pada penyakit vascular perifer dan

Page 26: Modul farmakologi 2 kb 3.-

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

PB 24Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif

penyakit paru obstruktif menahun (PPOM)

3. Penghambat Saraf AdrenergikPenghambat saraf adrenergic mengambat aktivitas saraf adrenergic berdasarkan gangguan sintesis atau penyimpanan dan penglepasan neurotransmitor di ujung saraf adrenergic.Penggolongan dan Indikasi Obat Penghambat Saraf Adrenergika. Guanetidin dan Guanadrel (ismelin dan hylorel) : sebagai

antihipertensib. Reserpin : sebagai antihipertensi (lebih efektif bila dikombinasikan

dengan obat diuretic)c. Metirosin : menghambat enzim tirosin hidroksilase, sebagai

adjuvant dari fenoksibenzamin pada pengobatan feokrositoma maligna.

Farmakodinamik- Menyebabkan respon trifasik terhadap TD- Menyebabkan vasodilatasi, venodilatasi dan penurunan curah

jantung.- Retensi air dan garam- Meningkatkan motilitas saluran cerna

Efek Samping- Hipotensi ortostatik dan hipotensi postural- Diare- Hambatan ejakulasi- Retensi urine- Sedasi, ansietas dan tidak mampu berkonsentrasi- Depresi psikotik atau gangguan psikis lainnya- Hidung tersumbat- Odema

Kontraindikasi- Tidak boleh diberikan pada penderita dengan riwayat depresi.- Tidak boleh dikonsumsi bersamaan dengan alcohol.

Page 27: Modul farmakologi 2 kb 3.-

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

25 PBPendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif

Tabel 3.6 : Jenis Obat AntiadrenergikAntiadrenergik Reseptor Dosis Pemakaian dalam klinis

T o l a z o l i n (proscoline)

alfa D:IM: IV: 25mg, q.i.d. bayi baru lahir: IV: 1-2mg/kg selama 10 menit

Gangguan pembuluh darah tepi (raynaud), hipertensi

F e n t o l a m i n (regitine)

alfa D: IM: IV: 5 mg A: IM: IV: 1 mg

Gangguan pembuluh darah perifer, hipertensi.

Prazosin (minipress) alfa D: PO: 1-5 mg, t.i.d; ≤ 20 mg/hari

Hipertensi

Propanolol (inderal) B e t a 1 , beta2

D: PO: 10-20 mg, t.i.d atau q.i.d; dosis dapat disesuaikanIV: 1-3 mg, dapat diulang bila perlu

Hipertensi, aritmia, angina pectoris, pasca infark miokardium

Nadolol (corgard) B e t a 1 , beta2

D: PO:40-80 mg/hari, ≤ 240 mg/hari

Hipertensi, angina pektoris

Timolol (blocarden) B e t a 1 , beta2

D: PO:10-20 mg, b.i.d ≤60 mg/hari

Hipertensi pasca infark miokardium

M e e t o p r o l o l (lopressor)

Beta1 D: PO: 100-450 mg, q.i.d; q rata-rata 50 mg b.i.d

Hipertensi, angina, pasca infark miokardium

Atenolol (temormin) Beta1 D: PO:50-100 mg/hari

Hipertensi, angina

A s e b u t o l o l (spectral)

Beta1 D: PO: 200 mg, b.i.d

Hipertensi, aritmia ventrikel

4. Obat GanglionReseptornya dikenal sebagai reseptor nikotinik yang sensitive terhadap

peghambatan oleh heksametonium. Atas dasar fakta yang ditemukan diduga bahwa Ach yang dilepaskan saraf preganglion berinteraksi dengan suatu neuron perantara yang di lepaskan katekolamin.

Page 28: Modul farmakologi 2 kb 3.-

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

PB 26Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif

Zat yang menstimulasi kolinoreseptor di ganglion otonom dapat dibagi 2 golongan. Golongan yang pertama terdiri dari nikotin dan lobelin. Golongan kedua adalah muskarin, metakolin dan sebagian antikolinestrase. Sedangkan zat penghambat ganglion juga ada 2 golongan,yaitu golongan yang merangsang lalu menghambat seperti nikotin dan yang langsung mengambat contohnya heksametonium dan trimetafan.

1. Obat Yang Merangsang Ganglion.Nikotin penting bukan karena kegunaannya dalam terapi tapi tempat

kerjanya di ganglion yang dapat menimbulkan ketergantungan dan bersifat toksik.

Farmakodinamik- Takikardi- Merangsang efek bifasik pada medulla adrenalin- Merangsang efek sentral pada SSP- Vasokontriksi- Tonus usus dan peristaltic meningkat- Perangsangan sekresi air dan secret bronkus

Efek Samping- Muntah dan Salivasi- Hipertensi- Efek sentral (Tremor dan insomnia)- Efek nikotinik (kelumpuhan atau lemah pada otot rangka)

IntoksikasiIntoksikasi akut: mual, slivasi, kolik usus, muntah, diare, keringat dingin,

sakit kepala, pusing, pendengaran dan penglihatan terganggu, otot-otot menjadi lemah, frekuensi napas meninggi, TD naik. Pengobatan: larutan kalium permanganate 1:10.000

Intoksikasi kronik: kejadian ini biasanya terjadi pada perokok berat antara lain faringitis, sindrom pernapasann perokok, ekstrasistol, takikardi atrium paroksismal, nyeri jantung, penyakit buerger, tremor dan insomnia.

2. Obat Penghambat GanglionDalam golongan ini termasuk heksametonium (C6), pentolinium (C5), tetraetiamonium (TEA), klorisondamin, mekamilamin, trimetafan.Farmakodinamik

- Vasodilatasi

Page 29: Modul farmakologi 2 kb 3.-

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

27 PBPendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif

- Pengurangan alir balik vena- Temperature kulit meningkat- Penurunan laju filtrasi glomerulus- Sekresi lambung, air liur dan pancreas berkurang- Kelenjar keringat dihambat.

Efek Samping- Midriasis- Hipotensi ortostatik- Sembelit dengan kemungkinan ileus peeristaltik dan retensi urin- Mulut kering- Impotensi- Konstipasi- Obstipasi diseling dengan diare, mual, anoreksia dan sinkop.

Kontraindikasi- Gunakan dengan hati-hati pada pasien alergi- Jangan di gunakan pada penderita insufisiensi koroner dan ginjal.

Demikianlah tadi obat yang bekerja pada syaraf otonom. Sudah dapat membedakan diantara keduanya? Bila belum, jangan bosan untuk mempelajarinya. Nah, sekarang kita akan lanjutkan dengan bahasan tentang antibiotika. Selamat belajar !

Page 30: Modul farmakologi 2 kb 3.-

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

PB 28Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif

ANTIMIKROBA DAN ANTIBIOTIKA

1. PengertianAntibiotika ialah zat yang dihasilkan oleh mikroba terutama fungi,

yang dapat menghambat pertumbuhan atau membasmi jenis mikroba lain. Antibiotika ( latin : anti = lawan, bios = hidup ) adalah zat-zat kimia yang dihasilkan mikro organisme hidup tertuam fungi dan bakteri ranah. Yang memiliki kahsiat mematikan atau mengahambat pertumbuahn banyak bakteri dan beberapa virus besar, sedangkan toksisitasnya bagi manusia relative kecil.

2. Pembuatan AntibiotikaPembuatan antibiotika lazimnya dilakukan dengan jalan mikrobiologi

dimana mikro organisme dibiak dalam tangki-tangki besar dengan zat-zat gizi khusus. Kedalam cairan pembiakan disalurkan oksigen atau udara steril guna mempercepat pertumbuhan jamur sehingga produksi antibiotiknya dipertinggi setelah diisolasi dari cairan kultur, antibiotika dimurnikan dan ditetapkan aktifitasnya beberapa antibiotika tidak dibuat lagi dengan jalan biosintesis ini, melakukan secara kimiawi, antara lain kloramfenikol

Aktivitas Umumnya dinyatakan dalam suatu berat (mg),kecuali zat yang belum sempurna pemurniannya dan terdiri dari campuran beberapa zat misalnya polimiksin B basitrasin, atau karena belum diketahui struktur kimianya, seperti, nistatin.

3. Mekanisme Kerja dan Reaksi MerugikanBeberapa antibiotika bekerja terhadap dinding sel (penisilin dan

sefalosforin) atau membran sel (kleompok polimiksin), tetapi mekanisma kerja yang terpenting adalah perintangan selektif metabolisme protein bakteri sehingga sintesis protein bakteri, sehingga sintesis protein dapat terhambat dan kuman musnah atau tidak berkembang lagi misalnya kloramfenikol dan tetrasiklin.

Reaksi merugikan yang bisa terjadi adalah alergi, baik ringan maupun berat. Selanjutnya adalah Suprainfeksi atau infeksi sekunder yang terjadi jika flora normal terganggu selama terapi antimikroba. Reaksi merugikan yang ketiga adalah toksisitas organ seperi hati dan ginjal. Contonya ototoksik dan nefrotoksik sebagai akibat pemakaian aminoglikosida.

4. Golongan Obat AntibiotikaBerdasarkan luas aktivitasnya, antibiotika dibedakan menjadi antibiotika aktivitas sempit ( narrow spectrum) dan aktivitas luas (broad spectrum). Termasuk narrow

Page 31: Modul farmakologi 2 kb 3.-

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

29 PBPendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif

spectrum adalah obat yang hanya aktif terhadap beberapa jenis kuman saja, misalnya peniccillin G dan peniccillin V, erytromicin , Klindamicin, Kanamicin dan asam fusidat bekerja terhadap bakteri gram positif. Sedangkan streptomicin, gentamicin, polimiksin-B dan asam nalidiksat khusus aktif terhadap kuman gram negatif.Antibiotik broad-spectrum bekerja terhadap bakteri gram positif maupun gram negatif, antara lain sulfonamida, ampicillin, sefalosporin, kloramfenikol , tetrasiklin dan rifampisin.

1. PenisilinPenisilin diperoleh dari jamur Penicilium chrysogeneum dari

bermacam-macam jemis yang dihasilkan (hanya berbeda mengenai gugusan samping R ) benzilpenisilin ternyata paling aktif. Sefalosforin diperoleh dari jamur cephalorium acremonium, berasl dari sicilia (1943) penisilin bersifat bakterisid dan bekerja dengan cara menghambat sintesi dinding sel.Pensilin terdiri dari :a. Benzil Penisilin Dan Fenoksimetil Penisilin1) Benzil Penisilin (Penicillin )Indikasi : infeksi saluran kemih, otitis media, sinusitis, bronchitis kronis, salmonelosis invasive, gonore.Kontraindikasi : hipersensitivitas ( alergi ) terhadap penisilin. Efek samping : reaksi alergi berupa urtikaria, demam, nyeri sendi, angioudem, leukopenia, trombositopenia, diare pada pemberian per oral.Dosis infeksi Oral :200.000-500.000 U/setiap 6 jam, IM 500.000-5 juta U/hari dalam dosis terbagi. Anak : 25.000-90.000 U/hari Dalam dosis terbagi.2) FenoksimetilpenisilinIndikasi : tonsillitis, otitis media, erysipelas, demam rematik, prpopiliaksis infeksi pneumokokus. Dosis Oral 3-4 dd 250-500 mg 1 jam ac atau 2 jam pc.b. Pensilin Tahan Penisilinase1) KloksasilinIndikasi : infeksi karena stapilokokus yang memproduksi pensilinase.Peringatan : riwayat alergi, gangguan fungsi ginjal, lesi eritematous pada glandular fever, leukemia limfositik kronik, dan AIDS. Interaksi : obat ini berdifusi dengan baik dengan jaringan dan cairan tubuh. Tapi penetrasi ke dalam cairan otak kurang baik kecuali jika selaput otak mengalami infeksi.Kontraindikasi : hipersensitivitas ( alergi ) terhadap penisilin.

Page 32: Modul farmakologi 2 kb 3.-

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

PB 30Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif

Efek samping : reaksi alergi berupa urtikaria, demam, nyeri sendi, angioudem, leukopoia, trombositopenia, diare pada pemberian per oral.Dosis Oral 4 d.d 500 mg ac, IM 4-6 kali sehari 250-1000 mg (garam Na).2) FlukoksasilinIndikasi : infeksi karena stapilokokus yang memproduksi pensilinase.Peringatan : riwayat alergi, gangguan fungsi ginjal, lesi eritematous pada glandular fever, leukemia limfositik kronik, dan AIDS. Interaksi : obat ini berdifusi dengan baik dengan jaringan dan cairan tubuh. Tapi penetrasi ke dalam cairan otak kurang baik kecuali jika selaput otak mengalami infeksi.Kontraindikasi : hipersensitivitas ( alergi ) terhadap penisilin.Efek samping : reaksi alergi berupa urtikaria, demam, nyeri sendi, angioudem, leukopoia, trombositopenia, diare pada pemberian per oral.Dosis Oral 3-4 dd 500-1.000 mg ac.c. Pensilin Spectrum Luas1) Ampisilin

Indikasi : infeksi saluran kemih, otitis media, sinusitis, bronchitis kronis, salmonelosis invasive, gonore.Peringatan : riwayat alergi, gangguan fungsi ginjal, lesi eritematous pada glandular fever, leukemia limfositik kronik, dan AIDS. Interaksi : obat ini berdifusi dengan baik dengan jaringan dan cairan tubuh. Tapi penetrasi ke dalam cairan otak kurang baik kecuali jika selaput otak mengalami infeksi.Kontraindikasi : hipersensitivitas ( alergi ) terhadap penisilin.Efek samping : reaksi alergi berupa urtikaria, demam, nyeri sendi, angioudem, leukopoia, trombositopenia, diare pada pemberian per oral.Dosis Oral 250-500 mg setiap 6 jam. IM/IV : 2-8 g/hari. Anak , oral 50-100 mg/kg/hari Dalam dosis terbagi. IM/IV 50-200 mg/kg/hari Dalam dosis terbagi.

2) AmoksisilinIndikasi : infeksi saluran kemih, otitis media, sinusitis, bronchitis kronis, salmonelosis invasive, gonore.Peringatan : riwayat alergi, gangguan fungsi ginjal, lesi eritematous pada glandular fever, leukemia limfositik kronik, dan AIDS. Interaksi : obat ini berdifusi dengan baik dengan jaringan dan cairan tubuh. Tapi penetrasi ke dalam cairan otak kurang baik kecuali jika selaput otak mengalami infeksi.

Page 33: Modul farmakologi 2 kb 3.-

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

31 PBPendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif

Kontraindikasi : hipersensitivitas ( alergi ) terhadap penisilin.Efek samping : reaksi alergi berupa urtikaria, demam, nyeri sendi, angioudem, leukopoia, trombositopenia, diare pada pemberian per oral.Dosis : Oral 250-500 mg setiap 8 jam, Anak, Oral 20-40 mg/kg/hari Dalam dosis terbagi 3.

d. Penisilin Anti Pseudomona 1) Tikarsilin

Indikasi : infeksi yang disebabkan oleh pseoudomonas dan proteus. Dapat diberikan dalam kombinasi dengan aminoglikosida untuk mendapatkan efek sinergistik.Dosis IM 1 g setiap 6 jam; IV :1-3 g setiap 4-6 jam atau 150-300/kg/hari Dalam dosis terbagi.

2) Piperasilin Indikasi : infeksi yang disebabkan oleh pseoudomonas aerugenosa. Dosis : IM,IV 2-4 g setiap 4-6 jam atau 100-300 /kg/hr Dalam dosis terbagi

tidak melebih 24 g/hari. Anak: IM,IV : 50-100 /kg/hr dalam dosis terbagi 4.

2. SefalosforinSefalosforin merupakan antibiotic betalaktam yang bekerja dengan cara

menghambat sintesis dinding mikroba. Farmakologi sefalosforin mirip dengan penisilin, ekseresi terutama melalui ginjal dan dapat di hambat probenisid. Sefalosforin terbagi atas :a. Sefadroksil

Indikasi : infeksi baktri gram (+) dan (-)Interaksi : sefalosforin aktif terhadap kuman garm (+) dan (-) tetapi spectrum anti mikroba masing-masng derrivat bervariasi. efek samping : diare dan colitis yang disebabkan oleh antibiotic ( penggunaan dosis tinggi) mual dan mumtah rasa tidak enak pada saluran cerna sakit kepala.Kontra indikasi : hipersensitivitas terahadap sefalosforin, porfiriaDosis : Oral 500-2 g/hari dalam dosis terbagi 1-2. Anak 30 mg/kg/hari dalam dosis terbagi 2.

b. SefotakzimIndikasi : profilaksis pada pembedahan, epiglotitis karena hemofilus, meningitis.Dosis : IM,IV 1-2 g setiap 6-8 jam, Anak : IM,IV : 50-180 mg/kg setiap 4-8

Page 34: Modul farmakologi 2 kb 3.-

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

PB 32Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif

jam.d. Sefuroksim

Indikasi : profilaksis tindakan bedah,lebih aktif terhadap H. influenzae dan N gonorrhoeae.Dosis : Oral 250-500 mg setiap 12 jam. IM,IV 750-1,5 g setiap 8 jam. Anak, Oral 250-500 mg setiap 12 jam. IM,IV 50-100 mg/kg/hari dalam dosis terbagi.

e. Sefamandol Indikasi: profilaksis pada Tindakan 1 pembedahan.f. Sefpodoksim

Indikasi: infeksi saluran napas tetapi. Penggunaan ada faringitis dan tonsillitis, hanya yang kambuhan, infeksi kronis atau resisten terhadap antbiotika lain.

Dosis : 500 mg- 1 g setiap 4-8 jam. IM,IV 50-100 mg/kg/hr dalam dosis terbagi.

3. TetrasiklinTetrasiklin merupakan antibiotik dengan spectrum luas. Penggunaannya semakin lama semakin berkurang karena masalah resistansi.

Tetrasiklin terbagi atas :a. Tetrasiklin.

Indikasi: eksaserbasi bronkitri kronis, klamidia, mikoplasma, dan riketsia, efusi pleura karena keganasan atau sirosis, akne vulganis.Peringatan: gangguan fungsi hati (hindari pemberian secara i.v), gangguan fungsi ginjal, kadang-kadang menimbulkan fotosintesis. Efek samping: mual, muntah, diare, eritema.Dosis : Oral 250-500 mg setiap 6 jam atau 1-2 g dalam dosis terbagi 2-4. IV: 250-500 mg/hari atau 1-2 g dalam dosis terbagi 2. Anak> 8 tahun Oral, 25-50 mg/kg/hari u 1-2 g dalam dosis terbagi 4. IV :10-20 mg/kg/hari u 1-2 g dalam dosis terbagi 2.

b. Demeklosiklin HidrokloridaIndikasi: tetrasiklin. Perhatikan anak Fotositivtas lebih sering terjadi pernah dilaporkan terjadinya diabeters indipidus nefrogenik.Dosis : Oral 150 mg setiap 6 jam atau 300 m setiap 12 jam. Anak > 8 tahun : Oral, 6-12 mg/kg/hari dalam dosis terbagi 2-4.

c. Doksisiklin

Page 35: Modul farmakologi 2 kb 3.-

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

33 PBPendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif

Indikasi: tetrasiklin.bruselosis (kombniasi dengan tetrasiklin), sinusitis kronis , penyakit radang perlvis (bersama metronidazo)

d. Oksitetrasiklin Indikasi ; peringatan; kontaindikasi; efek samping; lihat tetrasilin; hindari pada porfiria.

Dosis: 250-500 mg tiap 6 jam Oxytetracycline ( generic ) cairan Inj. 50 mg/ vial (K) Teramycin (Pfizer Indonesia) cairan inj. 50 mg/ vial. Kapsul 250 mg (K).

4. Aminoglikosida Aminoglokosida bersifat bakterisidal dan aktif terhadap bakteri gram posistif

dan gram negative. Aminasin, gentamisin dan tobramisin d juga aktif terhadap pseudomonas aeruginosa. Streptomisin aktif teradap mycobacterium tuberculosis dan penggunaannya sekarang hamper terbatas untuk tuberkalosa.

a. Amikasin Indikasi : infeksi generatif yang resisten terhadap gentamisin. Dosis : Anak dan Dewasa : IM,IV : 15 m/kg/hari dalam dosis terbagi 2-3 tidak

melebihi 1,5 g BBL, IV : 7,5 mg/kg/hari setiap 12 jam. b. Gentamisin Indikasi : septicemia dan sepsis pada neonatus, meningitis dan

infeksi SSP lainnya. Infeksi bilier, pielonefritis dan prostates akut, endokarditis karena Str viridans. Atau str farcalis (bersama penisilin, pneumonia nosokomial, terapi tambahan pad meningitis karena listeria. Peringatan : gangguan funsi ginjal, bayi dan usia lanjut ( (sesuaikan dosis, awasi fungsi ginjal, pendengaran dan vestibuler dan periksa kadar plasma), hindari penggunaan jangka panjang.

Kontraindikasi: kehamilan, miastenia gravis. Efek samping : gangguna vestibuler dan pendengaran, netrotoksista,

hipomagnesemia pada pemberian jangka panjang colitis karena antibiotic. Dosis : injeksi intramuskuler, intravena lambat atau infuse, 2-5 mg/ kg/ hari ( dalam dosis terbagai tiap 8 jam) lihat juga keterangan diatas sesuaikan dosis terbagi tiap 8 jam ) lihat juga keterangan fungsi ginjal dan ukur kadar dalam plasma.

c. Netilmisin Indikasi: infeksi berat kuman gram negative yang resisten terhadap gentainisin. Dewasa : IM,IV : 3-6 mg/kg/hari dalam dosis terbagi. Anak:IM, IV : 1-2,5

mg/kg/hari dalam dosis terbagi.

Page 36: Modul farmakologi 2 kb 3.-

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

PB 34Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif

5. Kloramfenikol Kloramfenikol merupakan antibiotic dengan spectrum luas, namun bersifat

toksik. Obat ini seyogyanya dicadangkan untuk infeksi berat akibat haemophilus influenzae, deman tifoid, meningitis dan abses otak, bakteremia dan infeksi berat lainnya. Karena toksisitasnya, obat ini tidak cocok untuk penggunaan sistemik.

Kontraindikasi: wanita hamil, penyusui dan pasien porfiria Efeks samping : kelainan darah yang reversible dan irevesibel seperti anemia anemia aplastik ( dapat berlanjut mejadi leukemia), neuritis perifer, neuritis optic, eritem multiforme, mual, muntah, diare, stomatitis, glositits, hemoglobinuria nocturnal.

Dosis pada typus, untuk permulaan 1-2 g kemudian 4 kali 500-750 mg. Neonatus maksimal 25 mg/kg/hari dalam 4 dosis. Anak diatas 2 mgg : 25-50 mg/kg/hari terbagi dalam 2-3 dosis. Infeksi parah IV 4 kali 500-1500 mg.

6. Makrolid Eritromisin memiliki spectrum antibakteri yang hamper sama

dengan penisilin, sehingga obat ini digunakan sebagai alternative penisilin. Indikasi eritremisin mencakup indikasi saluran napas, pertusis, penyakit gionnaire dan enteritis karena kampilo bakteri.

a. Eritromisin Indikasi: sebagai alternative untuk pasien yang alergi penisilin untuk

pengobatan enteritis kampilobakter, pneumonia, penyakit legionaire, sifilis, uretritis non gonokokus, protatitis kronik, akne vulgaris, dan rpofilaksis difetri dan pertusis. Dosis Oral 250-500 mg setia 6 jam. Anak , oral 30-50 m/kg/hari dalam dosis terbagi (setiap 6 jam)

b. Azitromisin Indikasi: infeksi saluran napas, otitis media, infeksi klamida daerah genital tanpa kompliasi.

Dosis : 1 dd 500 mg 1 jam ac atau 2 jam pc selama 3 hari. 7. Polipeptida Kelompok ini terdiri dari polimiksin B, polimiksin E (= kolistin), basi-trasin

dan gramisidin, dan berciri struktur polipeptida siklis dengan gugusan-gugusan amino bebas. Berlainan dengan antibiotika lainnya yang semuanya diperoleh dari jamur, antibiotika ini dihasilkan oleh beberapa bakteri tanah. Polimiksin hanya aktif terhadap basil Gram-negatif termasuk Pseudomonas, basitrasin dan gramisidin terhadap kuman Gram-positif.

Page 37: Modul farmakologi 2 kb 3.-

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

35 PBPendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif

Khasiatnya berupa bakterisid berdasarkan aktivitas permukaannya (surface-active agent) dan kemampuannya untuk melekatkan diri pada membran sel bakteri, sehingga permeabilitas sel diperbesar dan akhirnya sel meletus. Kerjanya tidak tergantung pada keadaan membelah tidaknya bakteri, maka dapat dikombinasi dengan antibiotika bakteriostatik seperti kloramfenikol dan tetrasiklin. Resorpsinya dari usus praktis nihil, maka hanya digunakan secara parenteral, atau oral untuk bekerja di dalam usus. Distribusi obat setelah” injeksi tidak merata, ekskresinya lewat ginjal.

Antibiotika ini sangat toksis bagi ginjal, polimiksin juga untuk organ pendengar. Maka penggunaannya pada infeksi dengan Pseu¬domonas kini sangat berkurang dengan munculnya antibiotika yang lebih aman (gentamisin dan karbenisilin).

8. Golongan Antimikobakterium Golongan antibiotika dan kemoterapetka ini aktif te rhadap kuman

mikobakterium. Termasuk di sini adalah obat-obat anti TBC dan lepra, misalnya rifampisin, streptomisin, INH, dapson, etambutol dan lain-lain.

Page 38: Modul farmakologi 2 kb 3.-

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

PB 36Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif

1. Obat Sistem Saraf Pusat adalah obat yang bekerja terhadap SSP dapat dibagi dalam beberapa golongan besar, yaitu: perangsang sistem saraf pusat, seperti amfetamin; Penekan sistem saraf pusat seperti sedatf hipnotik dan anestesi; Analgesik-Antipiretik , termasuk Analgesik Narkotik dan Nonnarkotika; Anti konvulsi dan Psikofarmaka.

2. Obat otonom mempengaruhi transmisi neurohormonal dengan cara menghambat atau mengintensifkannya. Terdapat beberapa kemungkinan pengaruh obat pada transmisi system kolinergik dan adrenergic, yaitu:a. Menghambat sintesis atau pelepasan transmitorb. Menyebabkan penglepasan transmitor.c. Berikatan dengan reseptord. Menghambat destruksi transmitor.3. Antibiotika ialah zat yang dihasilkan oleh mikroba terutama fungi, yang

dapat menghambat pertumbuhan atau membasmi jenis mikroba lain.

Rangkuman

Page 39: Modul farmakologi 2 kb 3.-

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

37 PBPendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif

Tes FormatifI. Petunjuk: jawablah pertanyaan berikut dengan memilih satu jawaban yang paling benar

1. Yang termasuk analgesik narkotika adalah ...

a. Meperidin

b. Asetosal

c. Antalgin

d. Asam mefenamat

e. Nalorfin

2. Pemantauan efek samping penggunaan obat hipnotik adalah ...

a. Bradikardia

b. Efek hang-over

c. Hipotensi

d. Diare

e. Inkontinensia urine

3. Bukan merupakan Indikasi diazepam adalah ....

a. hipnotika dan sedative

b. anti konvulsi

c. Premedikasi operasi

d. relaksasi otot

e. anti ansietas

4. Efek samping yang perlu dipantau oleh perawat dalam pemberian analgesik – antipiretik : asetosal adalah...

a. Mengantuk atau Menidurkan

Page 40: Modul farmakologi 2 kb 3.-

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

PB 38Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif

b. iritasi lambung dan saluran cerna

c. berdebar dan takhikardi

d. perdarahan dibawah kulit

e. fotosensitive

5. Obat antikonvulsi yang bisa digunakan pada semua jenis epilepsi adalah

a. Phenobarbital

b. Klorazepamc. Klobazepamd. Fenitoin

e. Piramidon

6. Farmakodinamik kolinergik adalah ....

a. Menurunkan Tekanan Darahb. Menurunkan denyut nadic. Menurunkan kontraksi saluran kemihd. Menurunkan peristaltike. Konstriksi bronkiolus

7. Intervensi keperawatan pada penggunaan simpatomimetik berupa pemantauan terhadap ....a. Hidung tersembatb. bradikardic. hipotensid. peningkatan kadar gula darah

e. peningkatan peristaltik usus

8. Reaksi merugikan yang merugikan akibat penggunaan antibiotika yang harus dipantau perawat adalah ....

a. Suprainfeksi, toksisitas dan alergi

b. Alergi, resistensi dan adiksi

c. toksisitas , infeksi dan alergi

d. fotosensitif, toleransi dan alergi

Page 41: Modul farmakologi 2 kb 3.-

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

39 PBPendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif

e. resistensi, adiksi dan suprainfeksi

9. Termasuk Antibiotik broad-spectrum ( spektrum luas ) adalah ....

a. peniccillin V

b. erytromicin

c. Klindamicin

d. kloramfenikol

e. Kanamicin.

10. Kontra indikasi gentamicin adalah ....

a. Neonatus

b. Wanita hamil

c. Infeksi bilier

d. pielonefritis dan prostates akut

e. endokarditis

Sudahkah anda menyelesaikan pertanyaan di atas? Untuk mengetahui ketepatan jawaban anda, jika anda telah mengerjakan soal tersebut, silahkan cocokkan dengan kunci jawaban yang ada di akhir modul.

Page 42: Modul farmakologi 2 kb 3.-

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

PB 40Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif

Umpan Balik Mintalah nilai pada Tutor Anda kemudian diskusikan hal-hal yang belum Anda kuasai bersamanya. Jawaban Anda akan dinilai berdasarkan jumlah benar kata kunci dari pemecahan masalah kasus di atas. Kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi kegiatan belajar 2.

Rumus :

Jumlah nilai setiap soal tugas x 10

Tingkat Penguasaan = -------------------------------------------

Jumlah seluruh kata kunci

Arti tingkatan penguasaan yang Anda capai :

90% - 100% = baik sekali

80% - 89% = baik

70% - 79% = sedang

< 69% = kurang

Apabila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% ke atas, Anda dapat meneruskan ke kegiatan belajar berikutnya. Tetapi bilai nilai Anda masih di bawah 80%, maka Anda harus mengulang kegiatan sub modul pokok ini terutama bagian yang belum dikuasai.

Page 43: Modul farmakologi 2 kb 3.-

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

41 PBPendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif

Tugas Mandiri

1. Bacalah buku “Farmakologi Pendekatan Proses Keperawatan “ karangan Lee, Joyce L. dan Hayes, Evelyn R , hal 571 tentang Agen-agen Endokrina atau buku “Obat-Obat Penting” karangan Drs Tan Hoan Tjai dan Dr s Kirana hal 627 tentang Hormon –hormon.

2. Diskusikan materi tersebut dengan teman-teman

3. Buatlah resume tentang : Jenis Obat, dosis, indikasi, kontra indikasi, efek samping dan implikasi dalam keperawatan.

4. Konsultasikan dengan tutor anda untuk mendapat tanggapan.