MODUL KB 1

27
MODUL KB LBM 1 STEP 7 Demografi Definisi Berasal dari bahasa Yunani “demos” yang berarti rakyat atau penduduk, dan “grafein” yang berarti menulisdemografi adalah tulisan-tulisan atau karangan-karangan mengenai rakyat atau penduduk Demografi adalah ilmu yang mempelajari persoalan dan keadaan perubahan-perubahan penduduk atau dengan perkataan lain segala hal ikhwal yang berhubungan dengan komponen-komponen perubahan tersebut seperti: kelahiran, kematian, migrasi, sehingga menghasilkan suatu keadaan dan komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin tertentu. Dasar-Dasar Demografi, Lembaga Demografi FE UI Tujuan a. Mempelajari kuantitas dan distribusi penduduk dalam suatu daerah tertentu b. Menjelaskan pertumbuhan masa lampau, penurunannya dan persebarannya dengan

description

KB

Transcript of MODUL KB 1

Page 1: MODUL KB 1

MODUL KB

LBM 1

STEP 7

Demografi

Definisi

Berasal dari bahasa Yunani “demos” yang berarti rakyat

atau penduduk, dan “grafein” yang berarti

menulisdemografi adalah tulisan-tulisan atau karangan-

karangan mengenai rakyat atau penduduk

Demografi adalah ilmu yang mempelajari persoalan dan

keadaan perubahan-perubahan penduduk atau dengan

perkataan lain segala hal ikhwal yang berhubungan

dengan komponen-komponen perubahan tersebut seperti:

kelahiran, kematian, migrasi, sehingga menghasilkan

suatu keadaan dan komposisi penduduk menurut umur

dan jenis kelamin tertentu.

Dasar-Dasar Demografi, Lembaga Demografi FE UI

Tujuan

a. Mempelajari kuantitas dan distribusi

penduduk dalam suatu daerah tertentu

b. Menjelaskan pertumbuhan masa lampau,

penurunannya dan persebarannya dengan

sebaik-baiknya dan dengan data yang tersedia

c. Mengembangkan hubungan sebab akibat

antara perkembangan penduduk dengan

bermacam-macam aspek organisasi social

Page 2: MODUL KB 1

d. Mencoba meramalkan pertumbuhan

penduduk di masa yang akan dating dan

kemungknan-kemungkinan konsekuensinya

Dasar-Dasar Demografi, Lembaga Demografi FE UI

Macam survey

a. SDKI

Tujuan

Tujuan umum penyelenggaraan SDKI adalah dalam

rangka mengumpulkan informasi mengenai

kesehatan ibu dan anak serta informasi mengenai

kesehatan reproduksi, prevalensi KB, pengetahuan

tentang AIDS dan IMS serta prevalensi imunisasi.

Tujuan pokok penyelenggaraan SDKI secara rinci

meliputi:

1. Mengumpulkan data mengenai tingkat

fertilitas, mortalitas dan prevalensi KB.

2. Mengumpulkan informasi tentang kesehatan

ibu dan anak, seperti perawatan ibu

hamil,imunisasi, pemberian ASI, pengetahuan

tentang AIDS/PMS lainnya, dan kematian ibu.

3. Memenuhi kebutuhan data dasar yang

memiliki keterbandingan internasional untuk

penyusunan kebijakan dan program di bidang

kependudukan dan kesehatan.

4. Mengumpulkan data mengenai pengetahuan,

sikap dan perilaku pria berstatus kawin

berkaitan dengan kesehatan reproduksi,

penyakit AIDS dan PMS lainnya.

5. Mengumpulkan data untuk memantau peran

serta pria dalam program KB.

6. Mengumpulkan data mengenai pengetahuan,

Page 3: MODUL KB 1

sikap dan prilaku remaja yang belum

kawinberkaitan dengan kesehatan reproduksi,

penyakit AIDS dan PMS seksual lainnya.

7. Mengumpulkan informasi mengenai

kesehatan lingkungan tempat tinggal, antara

lain mengenai kondisi rumah, fasilitas air

bersih, fasilitas dapur, keberadaan

ternak/unggas di sekitar rumah, dan upaya

pencegahan malaria.

Cara

A. Cakupan SDKI

Sesuai dengan jenis data atau informasi

yang dikumpulkan, kuesioner yang digunakan

mencakup kuesioner untuk pengumpulan data

rumah tangga dan kuesioner untuk pengumpulan

data perorangan.

Secara keseluruhan, kuesioner SDKI terdiri dari:

1. Daftar RT (Rumah Tangga), ditanyakan

kepada responden Kepala Rumah Tangga atau

anggota rumah tangga yang mewakili.

2. Modul WPK (Wanita Pernah Kawin), ditanyakan

kepada responden wanita pernah kawin dan

berusia 15-49 tahun.

3. Modul PK (Pria Kawin), ditanyakan kepada

responden pria berstatus kawin dan berusia

15- 54 tahun.

4. Modul R (Remaja), ditanyakan kepada

responden remaja usia 15-24 tahun.

5. Modul RT digunakan untuk mengumpulkan

keterangan pokok anggota rumah tangga dan

kondisi fasilitas tempat tinggal. Modul WPK

Page 4: MODUL KB 1

digunakan untuk mengumpulkan keterangan

mengenai anak yang dilahirkan, pengetahuan

dan praktek keluarga berencana (KB),

preferensi fertilitas, kesehatan reproduksi,

kesehatan anak, kematian ibu, pengetahuan

tentang AIDS dan InsfeksiMenular Seksual

(IMS).

Seperti halnya Modul WPK, Modul PK juga

digunakan untuk mengumpulkan informasi

mengenai kesehatan reproduksi; pengetahuan

dan praktek KB; pengetahuan mengenai AIDS,

IMS; dan kematian ibu. Selain itu, modul PK juga

digunakan untuk mengumpulkan informasi

mengenai persepsi tentang perkawinan dan sikap

terhadap perempuan; preferensi fertilitas dan

partisipasi dalam perawatan kesehatan.

Informasi yang dikumpulkan melalui modul

R meliputi pengetahuan tentang pubertas, KB dan

kesehatan reproduksi, perilaku dan pengetahuan

seksual, merokok dan minuman beralkohol, dan

pengetahuan tentang AIDS dan IMS.

Pelaksanaan SDKI mencakup rumah tangga

sampel yang tersebar di seluruh wilayah geografis

Indonesia. Dari jumlah sampel tersebut

diperkirakan akan diperoleh responden yang

memenuhi syarat (eligible respondent) masing-

masing responden wanita pernah kawin yang

berusia 15–49 tahun, responden pria berstatus

kawin yang berusia 15–54 tahun dan remaja usia

15–24 tahun.

Rumah tangga terpilih sampel SDKI

seluruhnya adalah rumah tangga biasa yang

Page 5: MODUL KB 1

bertempat tinggal di blok sensus biasa. Rumah

tangga yang tinggal di blok sensus khusus seperti

komplek militer dan sejenisnya dan rumah tangga

khusus yang tinggal di blok sensus biasa tidak

dipilih sebagai sampel seperti asrama, penjara

dan sejenisnya.

Sesuai dengan jumlah sampel terpilih, data

hasil SDKI hanya dapat disajikan pada tingkat

nasional. Angka yang disajikan dapat dipilah-pilah

menurut tipe daerah tempat yaitu daerah

perkotaan dan perdesaan. Ukuran sampel

tersebut juga memungkinkan data hasil SDKI

untuk disajikan terpilah antara wilayah Jawa - Bali

serta wilayah luar Jawa - Bali.

B. Metodologi SDKI

Metode sampling yang digunakan untuk

pemilihan sampel SDKI adalah sampling dua

tahap (two stages sampling). Pada tahap

pertama dilakukan pemilihan sampel blok

sensus. Pemilihan tersebut dilakukan oleh BPS

dengan menggunakan cara pps (probability

proportional to size). Pada tahap kedua dari

masing-masing blok sensus terpilih tersebut

dipilih sampel rumah tangga secara sistimatik.

Pemilihan sampel rumah tangga SDKI untuk

masing-masing blok sensus terpilih dilakukan

oleh Pengawas yang bertanggung-jawab di blok

sensus yang bersangkutan. Dari rumah tangga

(dua puluh lima) sample yan terpilih, Pengawas

memilih beberapa (delapan) rumah tangga

untuk sampel modul PK.

Pengumpulan data pada rumah tangga

Page 6: MODUL KB 1

terpilih dilakukan melalui wawancara langsung

(tatap muka) antara pewawancara dengan

responden. Keterangan rumah tangga yang

dikumpulkan melalui kuesioner Modul RT

ditanyakan pada kepala rumah tangga, suami /

isteri kepala rumah tangga, atau anggota rumah

tangga lain yang paling mengetahui tentang

informasi yang ditanyakan. Sedangkan

pengumpulan data untuk Modul WPK, Modul PK

dan Modul R yang ditujukan kepada individu

harus ditanyakan pada individu yang

bersangkutan yang terpilih sebagai responden.

Pelaksanaan kegiatan lapangan SDKI

secara keseluruhan termasuk kegiatan

pengumpulan data dilakukan oleh tim petugas

lapangan yang berjumlah sekitar delapan orang

yang terdiri dari seorang pengawas, dua orang

editor dan lima orang pewawancara. Efisiensi

dan efektifitas pelaksanaan kegiatan lapangan

oleh tim petugas lapangan ini telah terbukti dari

hasil pelaksanaan SDKI sebelumnya.

b. CPR

Tujuan

Cara

Yang melakukan

Jenis

c. Dll.

Masalah kependudukan

a. Masalah

1. Jumlah penduduk besar.

Page 7: MODUL KB 1

2. Pertumbuhan penduduk cepat.

3. Persebaran penduduk tidak merata.

4. Kualitas penduduk rendah.

5. Komposisi penduduk sebagian besar berusia muda.

www.e-dukasi.net

a. Jumlah dan pertumbuhan penduduk yang cukup

tinggi.

Pengalaman internasional menunjukkan bahwa

strategi untuk menurunkan fertilitas secara efektif

adalah dengan memadukan program Keluarga

Berencana dalam perencanaan pembangunan

nasional dan ekonomi.

b. Penyebaran penduduk yang tidak merata.

Di Indonesia, konsentrasi penduduk sebagian

besar ada di Pulau Jawa. Contohnya adalah pada

tahun 1993 kepadatan penduduk di Pulau Jawa 840

orang per km2, Kalimantan 18 orang per km2 dan

Papua 7 orang per km2. Pemerintah mengambil

kebijakan untuk melakukan transmigrasi agar

penduduk dapat merata di tiap daerah.

c. Struktur umur penduduk yang berusia muda.

Struktur penduduk muda ini diakibatkan dari

tingginya pertumbuhan penduduk. Pada tahun 1993

penduduk yang berusia dibawah 30 tahun sebanyak

63,6%. Banyaknya usia muda menyebabkan

tingginya angka ketergantungan penduduk yang

dapat menghambat laju pembangunan karena

menimbulkan peningkatan angka pengangguran.

Page 8: MODUL KB 1

d. Urbanisasi yang relatif tinggi.

Pemerataan pembangunan adalah salah satu

upaya penyelesaian masalah urbanisasi. Jika

fasilitas dan tingkat kehidupan masyarakat desa

dapat terpenuhi maka penduduk tidak akan perlu

ber-migrasi ke kota.

e. Kualitas sumber daya manusia rendah.

Perbaikan kualitas penduduk merupakan tujuan

pembangunan dan sebagai faktor utama

pembangunan ekonomi karena dapat meningkatkan

produktivitas dalam pembangunan. Kebijakan ini

membutuhkan investasi besar dalam bidang

pendidikan dan layanan kesehatan, program

pelatihan, pendidikan gizi dan perumahan.

http://rahma-kurnia.blogspot.com/2006/09/

kebijaksanaan-pengelolaan-kependudukan.html

b. Etiologi

Angka kelahiran tinggi

Angka kematian rendah

Ekonomi yang teratur dan meningkat

Membaiknya kesehatan masyarakat

Tingkat pendidikan penduduk yang masih rendah

c. Solusi

1. Menurunkan tingkat kelahiran, melalui usaha

langsung dan tak langsung. Secara langsung melalui

kegiatan penyebar-luasan dan penyediaan sarana

Keluarga Berencana (KB) serta usaha meningkatkan

Page 9: MODUL KB 1

pengetahuan dan praktek KB. Usaha tidak langsung

melalui usaha mendorong keluarga melaksanakan

NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera).

2. Menurunkan tingkat kematian, terutama anak-anak

melalui bidang kesehatan, pangan dan gizi,

pendidikan, perumahan, penyediaan air bersih dan

kesehatan lingkungan.

3. Meningkatkan taraf hidup, yaitu meningkatkan umur

rata-rata penduduk Indonesia.

4. Penyebaran penduduk dan tenaga kerja yang serasi

dan seimbang, melalui transmigrasi, pembangunan

daerah, kota dan desa, pembangunan sarana

perhubungan, dan pemerataan pembangunan.

http://rahma-kurnia.blogspot.com/2006/09/

kebijaksanaan pengelolaan-kependudukan.html

1. Penambahan dan penciptaan lapangan kerja

Dengan meningkatnya taraf hidup masyarakat

maka diharapkan hilangnya kepercayaan banyak

anak banyak rejeki. Di samping itu pula diharapkan

akan meningkatkan tingkat pendidikan yang akan

merubah pola pikir dalam bidang kependudukan.

2. Meningkatkan kesadaran dan pendidikan

kependudukan

Dengan semakin sadar akan dampak dan efek dari

laju pertumbuhan yang tidak terkontrol, maka

diharapkan masyarakat umum secara sukarela

turut mensukseskan gerakan keluarga berencana.

3. Mengurangi kepadatan penduduk dengan program

transmigrasi

Dengan menyebar penduduk pada daerah-daerah

yang memiliki kepadatan penduduk rendah

diharapkan mampu menekan laju pengangguran

Page 10: MODUL KB 1

akibat tidak sepadan antara jumlah penduduk

dengan jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia.

4. Meningkatkan produksi dan pencarian sumber

makanan

Hal ini untuk mengimbangi jangan sampai

persediaan bahan pangan tidak diikuti dengan laju

pertumbuhan. Setiap daerah diharapkan

mengusahakan swasembada pangan agar tidak

ketergantungan dengan daerah lainnya.

Sumber data

1. Sensus Penduduk adalah : Proses keseluruhan dari

pengumpulan, pengolahan, penyajian, dan penilaian

data penduduk yg menyangkut ciri-ciri demografi,

sosial ekonomi, dan lingkungan hidup.

Karakter pelaksanaan Sensus :

a. Bersifat Individual, yg berarti informasi data

dikumpulkan dari individu baik sgb anggota

rumah tangga ataupun anggota masyarakat.

b. Bersifat Universal, pencacahan menyeluruh.

Pencacahan diselenggarakan serentak.

c. Sensus dilaksanakan secara periodik pd tiap

tahun yg berakhiran angka kosong

Informasi Kependudukan yg diperoleh dlm

sensus :

a. Diperoleh dlm sensus geografi dan migrasi

penduduk

b. Geografi dan migrasi penduduk

c. Rumah tangga rumah tangga

d. Karakter sosial dan demografi karakter sosial

dan demografi

Page 11: MODUL KB 1

e. Kelahiran dan kematian kelahiran dan kematian

f. Karakteristik pendidikan karakteristik pendidikan

g. Karakteristik ekonomi

2. Regristasi Penduduk : adalah proses pencatatan

penduduk yang dilakukan secara mandiri oleh warga

ketika terjadi perubahan- perubahan jumlah

penduduk. Ini dilakukan oleh Depdagri melalui

kantor desa setempat.

3. Survei Penduduk adalah proses pencacatan

informasi tentang penduduk berdasarkan

kekhususan bidang kajian secara lebih luas dan

mendalam.

Contoh :

a. Survei mobilitas penduduk surabaya

b. Survei fertilitas masyarakat surabaya, dll.

Survei penduduk dilakukan karena Sensus dan

Regristasi penduduk memiliki keterbatasan dan

kelemahan.

Fertilitas

Faktor yang mempengaruhi

A. Faktor demografi (bisa diukur)

1. Struktur umur

Fertilitas cukup stabil hingga seorang

perempuan mencapai usia 35 tahun. Sesudah

itu, terjadi penurunan fertilitas secara

bertahap. Saat menginjak usia 40 tahun,

fertilitas menurun drastis.

Oleh karena itu sangat penting bagi

Page 12: MODUL KB 1

perempuan yang mendekati usia 35 tahun dan

belum pernah hamil, untuk segera mencari

perhatian medis. Hal tersebut menjadi

mendesak bagi perempuan yang kian

mendekati usia 40 tahun.

2. Struktur perkawinan

3. Umur kawin pertamasemakin muda umur

perkawinan makin panjang masa

reproduksinyabanyak anak yang dilahirkan

(hubungan negative) tergantung kemampuan

masing-masing.

4. Paritas

5. Disrupsi perkawinan

6. Proporsi yang kawin

Variabel-variabel diatas dapat berpengaruh secara

langsung terhadap fertilitas, ada juga berpengaruh tidak

langsung.

Davis dan Blake dalam tulisannya yang berjudul the

social structure of fertility : An Analitical framework,

menyatakan bahwa faktor-faktor social, ekonomi, dan

budaya akan mempengaruhi fertilitas melalui factor-

faktor yang langsung ada kaitannya dengan ketiga

tahap reproduksi (tahap hubungan kelamin, tahap

konsepsi, tahap kehamilan), factor-faktor itu disebut

variable antara.

Dalam tulisan tersebut Davis dan Blake juga

menyatakan bahwa proses reproduksi seorang

perempuan usia subur melalui 3 tahap yaitu : hubungan

kelamin, konsepsi, kehamilan dan kelahiran. Dalam

menganalisa pengaruh sosial budaya terhadap fertilitas,

dapatlah ditinjau faktor2 yang yg mempunyai kaitan

langsung dengan ketiga proses di atas.

Page 13: MODUL KB 1

Factor-factor yang mempengaruhi kemungkinan

hubungan kelamin pada usia reproduksi:

• Umur memulai hubungan kelamin

• Selibat permanen yaitu proporsi perempuan yang

tidak pernah mengadakan hubungan kelamin

• Lamanya masa reproduksi yang hilang karena :

1. Perceraian,Perpisahan/ tinggal pergi oleh suami

2. Suami meninggal dunia

• Abstinensia sukarela

• Abstinensia karena terpaksa ( impotensi, sakit,

berpisah sementara yang tidak bisa dihindari)

• Frekuensi hubungan seks ( tidak termasuk

abstinensi )

Factor yang mempengaruhi kemungkinan

konsepsi :

• Kesuburan dan kemandulan biologis yang tidak

disengaja

• Menggunakan atau tidak menggunakan alat- alat

kontrasepsi :

a. Cara kimiawi dan cara mekanis

b. Cara- cara lain seperti metoda ritma , dan

senggama terputus

• Kesuburan atau kemandulan yang dipengaruhi oleh

factor- factor disengaja misalnya sterilisasi

Factor yang mempengaruhi selama kehamilan dan

kelahiran :

• Kematian janin karena factor – factor yang tidak

disengaja

• Kematian janin karena factor – factor yang

disengaja

Page 14: MODUL KB 1

Demografi Umum, Prof. Ida Bagoes Mantra, Ph.D

B. Faktor non demografi (sulit diukur)

1. Keadaan ekonomi penduduk

Menurut H. Leibensteinanak dilihat dari segi

kegunaan (utility) dan biaya (cost) kegunaan ialah

memberikan kepuasan, dapat memberikan balas

jasa ekonomi atau membantu dalam kegiatan

berproduksi serta merupakan sumber yang dapat

menghidupi orang tua di masa depanbiaya/

pengeluaran, untuk membesarkan anak adalah

biaya dari mempunyai anak tersebut. Apabila ada

kenaikan pendapatan, aspirasi orang tua akan

berubah. Orang tua menginginkan anak dengan

kualitas yang baikbiaya naikbiaya membesarkan

anak lebih besar daripada kegunaannyafertilitas

turun

Menurut Gary Beckermenganggap anak sebagai

barang konsumsi tahan lamaapabila pendapatan

naik maka banyaknya anak yang dimiliki juga

bertambah (hubungan positif)

Ada pendapat yang mengatakan bahwa jumlah

penduduk yang besar adalah sangat

menguntungkan bagi pembangunan ekonomi, tapi

ada pula yang berpendapt bahwa justru penduduk

yang kecil/sedikit dapat mempercepat proses

pembangunan ekonomi ke arah yang lebih baik

2. Tingkat pendidikan

Bondan Supraptilah et.al. dengan

menggunakan data Survei Fertilitas Mortalitas

Indonesiahubungan antara tingkat pendidikan dan

Page 15: MODUL KB 1

fertilitas berbeda dari satu daerah ke daerah

lainnya

3. Perbaikan status perempuan wanita yang

mengurus rumah tangga saja cenderung untuk

mempunyai anak lebih banyak sedangkan wanita

yang bekerja mempunyai anak yang lebih sedikit

4. Urbanisasi dan industralisasi

Dasar-Dasar Demografi, Lembaga Demografi FE UI

Cara pengendalian

Yang berperan dalam pengendalian

Pengaruh fertilitas dalam kependudukan

a.Ekonomi

Semakin tinggi fertilitas maka kebutuhan ekonomi

semakin tinggi

b. Social

Semakin tinggi fertilitas maka semakin tinggi tingkat

kriminalitas

Pengaruh sosial terhadap fertilitas:

• Status sosial rendah aset keluarga,

sehingga berusaha mencetak anak sebanyak-

banyaknya

• Status keluarga tinggi perwujudan rasa

cinta kasih, sehingga berusaha untuk

mencetak anak yang berkualitas.

c.Budaya

Semakin tinggi tingkat fertilitas maka semakin kecil

tingkat kepunahan budaya

Semakin kecil tingkat fertilisasi maka akan terjadi

Page 16: MODUL KB 1

perubahan budaya

d. Produktifitas pus

semakin banyak jumlah pus semakin meningkat angka

fertilitas

e.Pekerjaan

semakin tinggi tingkat fertilitas, maka nantinya

lapangan pekerjaan akan semakin sempit

Pekerjaan rendah bisa menyebabkan fertilitas yang

meningkat ataupun menurun.

Demografi Umum, Prof. Ida Bagoes Mantra, Ph.D

Cara pengukuran

1. Pengukuran fertilitas tahunan :

Mengukur jumlah kelahiran pada tahun tertentu

dihubungkan dengan jumlah penduduk yang

mempunyai resiko untuk melahirkan pada tahun

tersebut.

Pengkuran fertilitas tahunan hampir sama

dengan pengukuran mortalitas. Ukuran-ukuran

fertilitas tahunan meliputi :

a. Tingkat Fertilitas Kasar (Crude Birth Rate)

b. Tingkat Fertilitas Umum (General Fertility Rate)

c. Tingkat Fertilitas Menurut Umur (Age Specific

Fertility Rate)

d. Tingkat Fertilitas Menurut Urutan Kelahiran

(Birth Order Specific Fertility Rates)

2. Pengukuran fertilitas kumulatif :

Page 17: MODUL KB 1

Mengukur jumlah rata-rata anak yang

dilahirkan oleh seseorang perempuan hingga

mengakhiri batas usia subur.

Ada tiga macam ukuran fertilitas kumulatif :

a. Tingkat Fertilitas Total (Total Fertility Rates =

TFR)

b. Gross Reproduction Rates (GRR)

c. Net Reproduction Rates (NRR)

“Hasil berhasil atau tidak dilihat dari proyeksi tahun kemarin.”

Prof. Ida Bagoes Mantra, Ph. D. Demografi Umum.

Macam2 Pengukuran fertilitas Tahunan

Tingkat fertilitas kasar (Crude Birth Rate) / CBR

Didefinisikan sebagai banyaknya kelahiran hidup

pada suatu tahun tertentu tiap 1000 penduduk pada

pertengahan tahun. Atau dengan rumus dapat ditulis sbb:

CBR= Crude Birth Rate / tingkat kelahiran kasar

Pm = Penduduk pada pertengahan tahun

k = konstanta, biasanya 1000

B = jumlah kelahiran pada tahun tertentu

Tingkat fertilitas umum (General Fertility Rate)/ GFR

CBR = B x k

Pm

Page 18: MODUL KB 1

Tingkat Fertilitas Kasar yang telah dibicarakan sebagai

ukuran fertilitas masih terlalu kasar karena membandingkan

jumlah kelahiran dengan jumlah penduduk pada

pertengahan tahun. Perbandingan jumlah kelahiran hidup

dengan jumlah perempuan usia subur (15-49 tahun). Jadi

sebagai penyebut tidak menggunakan jumlah penduduk

pada pertengahan tahun tetapi jumlah penduduk perempuan

usia subur (15-49 tahun).

GFR= tingkat fertilitas umum (General Fertility Rate)/ GFR

B = jumlah kelahiran

Pf (15-49) = jumlah penduduk perempuan umur 15-49 tahun

pada pertengahan tahun

Tingkat fertilitas menurut umur (Age Spesific Fertility

Rate)

Terdapat variasi mengenai besar kecilnya kelahiran

antar kelompok penduduk tertentu, karena tingkat fertilitas

penduduk ini dapat pula dibedakan menurut: jenis kelamin,

umur, status perkawinan, atau kelompok-kelompok

penduduk yang lain.

Di antara kelompok perempuan usia reproduksi (15-

49) terdapat variasi kemampuan melahirkan, karena itu

perlu dihitung tingkat fertilitas perempuan pada tiap-tiap

GFR= B x k

Pf (15-49

Page 19: MODUL KB 1

kelompok umur (age specific fertility rate). Perhitungan tsb

dapat dikerjakan dengan rumus sbb:

Tingkat fertilitas menurut urutan kelahiran (Birth

Order Spesific Fertility Rate)/ BOSFR

Tingkat fertilitas menurut urutan kelahiran sangat

mungkin untuk mengukur tinggi rendahnya fertilitas di suatu

Negara. Kemungkinan seorang ostri untuk menambah

kelahiran tergantung kepada jumlah anak yang telah

dilahirkannya. Seorang istri mungkin menggunakan alat

kontrasepsi setelah mempunyai jumlah anak tertentu, dan

juga umur anak yang masih hidup. Tingkat fertilitas menurut

urutan kelahiran dapat ditulis dengan rumus:

BOSFR = Birth Order Spesific Fertility Rate

Boi = jumlah kelahiran urutan ke-i

Pf (15-49) = jumlah perempuan umur 15-49 pada

pertengahan tahun

K = 1.000

ASFR = Bi x k

Pf i

BOSFR = Boi x k

Pf (15-49)

Page 20: MODUL KB 1

Macam2 pengukuran fertlitas kumulatif

Tingkat fertilitas total ( total fertility rates = TFR )

Adalah sebagai jumlah kelahiran hidup laki2 dan

perempuan tiap 1000 peduduk yang hidup hingga akhir

masa reproduksi dengan catatan :

- tidak ada seorang perempuan yg meninggla

seblum mengakhiri masa reproduksi

- tingkat ferilitas menurut umur tidak berubah pada

periode waktu tertentu.

TFR = 5 Σ ASFRi

Angka Reproduksi Kotor (Gross Reprodaction Rate =

GRR)

Jumlah kelahiran hidup bayi perempuan dari suatu kohor

perempuan oleh 1000 perempuan sepanjang masa

reproduksinya, dg asumsi tdk ada seorang perempuan yg

meninggal sebelum mengakhiri masa reproduksinya. 

Rumus : GRR = 5 Σ ASFR

ASFRfi = angka kelahiran bayi perempuan pd klp umur i

per 1000 permpuan klp umur i 

GRR  =  5 x (ASFRf1+ASFRf2+ ….. + SFRf7) 

Net reproductions rates (NRR)

Adalah jumlah kelahiran bayi perempuan oleh sebuah

kohor hipotesis dari 1000 perempuan dengan

memperhotungkan kemungkinana meninggalkan perempuan2

itu sebelum masa reproduksi.

Page 21: MODUL KB 1

NRR = Σ ASFR X nLx/ Lo

Prof. Ida Bagoes Mantra, Ph. D. Demografi Umum.

Indicator fertilitas

1. Angka Kelahiran Tahunan (current fertility) 

a. Jumlah Kelahiran

b. Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate – CBR)

c. Angka Kelahiran Menurut Umur

d. Angka fertilitas Total  

2. Anak Lahir Hidup (ALH) dan Anak Masih Hidup (AMH)

a. Anak Lahir Hidup (ALH) atau Children Ever

Born(CEB)

b. Anak Masih Hidup (AMH) atau Children Still

Living (CSL)

c. Rasio Anak-Wanita atau Child Women Ratio

(CWR).

3. Paritas

4. Keluarga Berencana

a. Angka Prevalensi Pemakaian Kontrasepsi (CPR)

b. Angka tidak terpenuhinya kebutuhan KB (Unmet-

need) 

Masalah pengukuran

1. Angka kelahiran dikaitkan dgn kelahirn yg meliputi

suatu periode tertentu

2. Kelahiran selalu melibatkan pria dan wanita

Page 22: MODUL KB 1

3. Suatu kelahiran yg terjadi pd umur 80 tahun

menghasilkan kelahiran yg banyak (a multiple birth)

4. Penyebut angka kelahiran menyangkut jmlh

penduduk yg menghadapi resiko, kenyataannya

sangat sulit dihitung

5. Perbedaan antara kelahiran hidup dan kelahiran mati

biasanya sulit diklasifikan secara konsisten

6. Perkawinan merupakan peristiwa yg dpt terjadi lebih

dari satu kali.