Modul Comm Skill Baru

download Modul Comm Skill Baru

of 40

description

Communication skills basic

Transcript of Modul Comm Skill Baru

  • Modul Communication Skill & General History Taking

    MALANG 2010

    Dasar-dasar Komunikasi &

    History Taking Program Studi Pendidikan Dokter

    Tahun Ajaran 2010/2011

  • 1

    Komunikasi Intrapersonal (Membangun Self Confidence)

    1

    I. DESKRIPSI MODUL

    Kontributor Modul Arief Alamsyah, dr.,MARS Rachmad Sarwo Bekti, dr.,M.Kes

    Area Kompetensi Modul ini merupakan bagian dari Pembelajaran Dasar-Dasar komunikasi efektif yang mencakup area kompetensi 1 (Komunikasi efektif)

    Tujuan Pembelajaran Setelah menyelesaikan modul ini diharapkan mahasiswa diharapkan mampu untuk :

    Membangun rasa percaya diri untuk berkomunikasi Berani berkomunikasi dengan orang lain

    Metode Penjelasan / pengarahan Role play berpasangan

    Peralatan Meja-kursi Multimedia

    Waktu 50 menit

    Tutor

    Dr.Arief Alamsyah, MARS Dr.DjokoSantoso, M.Kes, DAHK Dr. Sri Andarini, M.Kes Dr.Rachmad Sarwo Bekti Dr.Endang Asmaningsih, DAHK,M.Kes Dr. Arliek Rio Julia, DAHK,M.Kes Dr. Pudjo Sanyoto, DAAK, M.Kes Dr. Chusnul Chuluq Ar, MPH Dr. Soemardini, MPd Dr. Kenti, M.Kes Dr. Wening Prastowo, Sp.F Dr. Eriko P, Sp.F Dr. Yuanita Mulyastuti Dr. Nurrahma W Dr. Diarisa

    Evaluasi Formatif : peer review, standardized clients evaluation Summative : Ujian Tertulis

    Referensi

    1. Konsil Kedokteran Indonesia. 2006. Komunikasi Efektif Dokter-Pasien. Jakarta

    2. Lloyd, Margaret., Borr, Robert B, 2004. Communication Skills for Medicine, second edition, Elsevier

  • 2

    Isilah Lembar Kerja Di Bawah Ini dengan penuh kejujuran kemudian anda harus menceritakan apa yang

    telah anda tulis dalam lembar kerja ini kepada teman-teman dalam kelompok anda !

    1. Saya Merasa Bangga dengan diri saya karena saya :

    2. Kekuatan Saya Adalah :

    3. Sesuatu yang saya dapat lakukan saat ini yang tahun lalu belum bisa saya lakukan adalah :

  • 3

    4. Prestasi terbesar dalam hidup saya adalah saat saya :

    5. Saya ingin lebih baik dalam hal :

  • 4

    Mengenal Medical Terminolgy

    2

    I. DESKRIPSI MODUL

    Kontributor Modul Arief Alamsyah, dr.,MARS Rachmad Sarwo Bekti, dr.,M.Kes

    Area Kompetensi Modul ini merupakan bagian dari Pembelajaran Dasar-Dasar komunikasi efektif yang mencakup area kompetensi 1 (Komunikasi efektif)

    Tujuan Pembelajaran Setelah menyelesaikan modul ini diharapkan mahasiswa diharapkan mampu untuk :

    Mengenal beberapa terminologi kedokteran terpilih untuk memperlancar proses role play

    Menyamakan persepsi antara komunikator dan komunikasn

    Menyamakan persepsi antara Tutor dan mahasiswa

    Metode Tugas rumah Diskusi Kelompok

    Peralatan Tidak ada peralatan khusus

    Waktu 50 menit

    Tutor

    Dr.Arief Alamsyah, MARS Dr.Djoko Santoso, M.Kes, DAHK Dr.Rachmad Sarwo Bekti Dr. Sri Andarini, M.Kes Dr.Endang Asmaningsih, DAHK,M.Kes Dr. Arliek Rio Julia, DAHK,M.Kes Dr. Pudjo Sanyoto, DAAK, M.Kes Dr. Chusnul Chuluq Ar, MPH Dr. Soemardini, MPd Dr. Kenti, M.Kes Dr. Wening Prastowo, Sp.F Dr. Eriko P, Sp.F Dr. Yuanita Mulyastuti Dr. Nurrahma W Dr. Diarisa

    Evaluasi Formatif : Menjawab Pertanyaan Tutor

    Carilah arti dari terminologi kedokteran terpilih di bawah ini bersama kelompok anda. Gunakanlah

    Kamus Kedokteran dan literatur lain yang relevan. Diskusikan bersama kelompok anda !

  • 5

    No. Terminologi Kedokteran Arti

    1. Diare

    2. Disentri

    3. Stroke

    4. Hemiplegi

    5. Hemiparese

    6. ISPA

    7. Angina Pectoris

    8. Infarc Myocard Acute (IMA)

    9. Scabies

    10. Low back Pain (LBP)

    11. Hernia Nucleus Pulposus (HNP)

    12. Dehidrasi

    13. Pharingitis

    14. Tension Headache (THA)

    15. Hipertensi

    16. Vertigo

    17. Carcinoma Cervix

    18. Anemia

    19. Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD)

    20. Syok Hipovolemik

    21. Febris

    22. Obesitas

    23. Appendicitis

    24. Oedem

    25. Hematom

  • 6

    Kemampuan Mendengarkan (Listening)

    3

    I. DESKRIPSI MODUL

    Kontributor Modul Arief Alamsyah, dr.,MARS Rachmad Sarwo bekti,dr

    Area Kompetensi Modul ini merupakan bagian dari Pembelajaran Dasar-Dasar komunikasi efektif yang mencakup area kompetensi 1 (Komunikasi efektif)

    Overview Modul Pasien sangat merasa dihargai oleh dokter yang mendengar mereka dengan positif dan penuh empati. Mendengar adalah keterampilan komunikasi yang paling banyak dibanding dengan keterampilan komunikasi yang lain. Penelitian Barker (1980) menunjukkan bahwa :

    - 53 % komponen komunikasi adalah mendengar - 17 % membaca - 16 % berbicara - 14 % menulis

    Oleh karena itu keterampilan Mendengar adalah keterampilan dasar yang sangat bermanfaat (valuable skill) yang harus dipelajari

    Tujuan Pembelajaran

    Setelah menyelesaikan modul ini diharapkan mahasiswa diharapkan mampu untuk :

    - Perform appropriate active listening skill

    Metode Konseptualisasi Role Play

    Peralatan Meja dan kursi duduk Dokter dan Pasien Alat tulis LCD

    Waktu 50 menit

    Tutor

    Dr.Arief Alamsyah, MARS Dr.Djoko Santoso, M.Kes, DAHK Dr.Rachmad Sarwo Bekti Dr. Sri Andarini, M.Kes Dr.Endang Asmaningsih, DAHK,M.Kes Dr. Arliek Rio Julia, DAHK,M.Kes Dr. Pudjo Sanyoto, DAAK, M.Kes Dr. Chusnul Chuluq Ar, MPH Dr. Soemardini, MPd Dr. Kenti, M.Kes Dr. Wening Prastowo, Sp.F Dr. Eriko P, Sp.F

  • 7

    Dr. Yuanita Mulyastuti Dr. Nurrahma W Dr. Diarisa

    Evaluasi Formatif : peer review, standardized clients evaluation Summative : Observasi performa mahasiswa dengan criterion reference) dengan Borderline..

    Referensi

    1. Konsil Kedokteran Indonesia. 2006. Komunikasi Efektif Dokter-PAsien. Jakarta

    2. Lloyd, Margaret., Borr, Robert B, 2004. Communication Skills for Medicine, second edition, Elsevier

    II. PROSEDUR

    Prosedur ini adalah prosedu latihan yang harus dilakukan oleh mahasiswa untuk berlatih

    menggunakan keterampilan mendengar

    1. Persiapan a. Mahasiswa 2 orang mahasiswa duduk berpasang-pasangan: 1 mahasiswa yang

    lain menjadi writer (penulis). Masing-masing mahasiswa harus pernah menjadi sender, massage dan writer

    b. Tutor Tutor mendampingi mahasiswa untuk memberikan masukan dan/atau koreksi

    c. Alat Naskah skenario latihan Meja kursi

    2. Prosedur Teknis 1. Buat grup yang beranggota 3 orang mahasiswa (A,B dan C) 2. Masing-masing mahasiswa memegang 1 kartu berisi skenario

    (bacaan kasus) yang berbeda-beda dan kartu kosong 3. Mahasiswa yang memegang kartu A(sender) membacakan

    informasi (kasus kartu A) pada mahasiswa B (message) sampai selesai (tidak boleh diulang atau dicatat), sementara mahasiswa C menunggu diluar.

    4. Mahasiswa C masuk. Informasi dari mahasiswa A disampaikan oleh mahasiswa B dan dicatat oleh mahasiswa C.

    5. Aturan :

    Tidak Boleh Interupsi

    Tidak boleh diulang 6. Kros cek hasil tulisan C dengan isi kasus A 7. Diskusikan kekurangan dan kelebihannya

    3. Pencatatan Mahasiswa mencatat hasil diskusi

  • 8

    Behavior Skills Check List

    KETRAMPILAN KOMUNIKASI (LATIHAN MENDENGARKAN)

    Nama :

    NIM :

    Kelompok :

    Tanggal :

    No Jenis kegiatan Nilai

    0 1 2

    1. Mengulangi kata-kata kunci yang disampaikan sender (90%)

    2. Merespon kata yang diucapkan sender

    Keterangan: 0 = tidak dikerjakan

    1. = dikerjakan tetapi kurang sesuai/benar 2. = dikerjakan dengan benar

    Jumlah nilai

    Nilai akhir = -------------------------- x 100 =

    4

  • 9

    Memulai Wawancara (Beginning an interview)

    4

    I. DESKRIPSI MODUL

    Kontributor Modul Arief Alamsyah, dr.,MARS Rachmad Sarwo Bekti, dr.,M.Kes

    Area Kompetensi Modul ini merupakan bagian dari Pembelajaran Dasar-Dasar komunikasi efektif yang mencakup area kompetensi 1 (Komunikasi efektif)

    Overview modul Salah satu tujuan melakukan wawancara dengan pasien adalah menggali informasi lebih dalam tentang kondisi pasien sehingga seorang dokter dapat memberikan bantuan yang tepat. Informasi yang didapat diusahakan harus akurat, lengkap dan relevan. Untuk mendapatkan informasi tersebut dibutuhkan hubungan yang baik antara dokter dan pasien. Membina hubungan terapeutik dengan pasien dapat dimulai sejak awal wawancara.

    Tujuan Pembelajaran Setelah menyelesaikan modul ini diharapkan mahasiswa diharapkan mampu untuk :

    Menciptakan hubungan baik dokter-pasien

    Memulai suatu wawancara dalam konteks pelayanan kesehatan atau konsultasi dokter-pasien dengan baik

    Metode Penjelasan / pengarahan Role play berpasangan

    Peralatan Meja-kursi Multimedia Skenario

    Waktu 50 menit

    Tutor

    Dr.Arief Alamsyah, MARS Dr.Djoko Santoso, M.Kes, DAHK Dr.Rachmad Sarwo Bekti Dr. Sri Andarini, M.Kes Dr.Endang Asmaningsih, DAHK,M.Kes Dr. Arliek Rio Julia, DAHK,M.Kes Dr. Pudjo Sanyoto, DAAK, M.Kes Dr. Chusnul Chuluq Ar, MPH Dr. Soemardini, MPd Dr. Kenti, M.Kes

  • 10

    Dr. Wening Prastowo, Sp.F Dr. Eriko P, Sp.F Dr. Yuanita Mulyastuti Dr. Nurrahma W Dr. Diarisa

    Evaluasi Formatif : peer review, standardized clients evaluation Summative : Ujian tertulis

    Referensi

    1. Konsil Kedokteran Indonesia. 2006. Komunikasi Efektif Dokter-PAsien. Jakarta

    2. Lloyd, Margaret., Borr, Robert B, 2004. Communication Skills for Medicine, second edition, Elsevier

    READER SETTING & BEGINNING INTERVIEW

    Setting Interview :

    Privasi pasien penting diperhatikan

    Pasien yang berbaring ditempat tidur berbeda cara melakukan komunikasi dengan pasien yang bisa

    duduk/berdiri, informasi menjadi sensitif bila dapat didengarkan/ di ketahui oleh pasien sebelahnya

    melalui gorden. Jika tidak menemukan seting yang tepat, cari alternative ex: bawa ketempat/ ruang

    interview yang lebih privasi.

    Yakinkan lingkungan: penerangan, suhu dan semuanya nyaman.

    Penataan tempat duduk sangatlah penting, ada tiga macam cara penataan tempat wawancara dokter-

    pasien : 1. Dokter dan pasien duduk berhadapan dengan ada pembatas meja. 2. Duduk menyamping di

    sudut meja. 3. Duduk berhadapan tanpa ada pembatas meja. Jarak dokterpasien 4-9 feet (1- 2 m)

    Memulai wawancara :

    Lakukan setting informal untuk membuat pasien lebih nyaman dapat dilakukan hal hal berikut ini :

    Merenungkan pengalaman yang diutarakan pasien

    Bagaimana perasaan anda sebelum dan selama wawancara dengan dokter

    Apakah ada sesuatu yang,membantu anda merasa nyaman ?

    Jika ya, coba katakan apa yang membuat anda merasa nyaman

    Jika tidak, coba katakan apa yang membuat anda tidak merasa nyaman Langkah-langkah memulai wawancara:

    Setting nyaman :

    Disapa dengan memanggil nama ( tahu dari catatan status pasien dari suster ) dan diajak berjabat tangan , hal ini untuk membangun suatu keakraban

  • 11

    Ditunjukkan tempat duduknya ( mari silahkan duduk )

    Dokter / pewawancara memperkenalkan diri dan menjelaskan prosedur pemeriksaan

    Dokter/ pewawancara berikan perhatian / tertarik pada jawaban jawaban yang diberikan pasien

    Kadang-kadang strategi ini ada beberapa atau semua terlupakan / ditinggalkan oleh dokter. Keadaan

    inilah merupakan awal yang tidak memuaskan dan kemungkinan besar akan berakibat konsultasi

    dengan dokter tidak memuaskan pasien.

    II. PROSEDUR

    1. Persiapan a. Mahasiswa (sbg

    dokter) Mempersiapkan diri untuk berperan sebagai dokter (pakaian

    harus sopan, sikap, atribut dokter yang baik dan benar) b. Mahasiswa (sbg

    pasien atau sbg pengantar pasien)

    Mempersiapkan diri untuk berperan sebagai pasien

    c. Tutor Tutor mendampingi mahasiswa dengan membawa checklist (lembar evaluasi)

    Tutor mengamati semua kegiatan yang dilakukan mahasiswa d. Lingkungan Mempersiapkan setting ruangan (terdapat meja dan kursi)

    Membuat suasana nyaman

    Memastikan privasi pasien terjaga (ruangan tertutup) Keterangan: setting ruangan tergantung situasi dan kondisi saat pasien datang

    2. Prosedur Teknis 1. Bagi kelas menjadi kelompok-kelompok kecil (15-17 mahasiswa) 2. Dua orang mahasiswa bermain peran dokter

    Salah satu mahasiswa ditunjuk sebagai sebagai dokter, yang lain sebagai pasien (Bergantian, semua mahasiswa harus berlatih sebagai dokter)

    3. Mahasiswa yang tidak bermain peran juga bertindak sebagai , sebagai evaluator

    Tugas: 1. Mahasiswa diminta untuk memperagakan cara memulai

    wawancara. 2. Diskusikan Kelebihan dan hal-hal yang perlu diperbaiki

    3. Pencatatan Pada sesi ini tidak ada proses pencatatan

  • 12

    Behavior Skills Check List

    BEGINNING AN INTERVIEW

    Nama :

    NIM :

    Kelompok :

    Tanggal :

    No Activity Skors

    0 1 2

    1. Set an interview(perhatikan posisi, jarak, privasi)

    2. Memanggil pasien dengan nama dan tersenyum ramah

    3. Meminta pasien masuk ruangan

    4. Salam dan berjabat tangan

    5. Mempersilahkan pasien untuk duduk

    6. Memperkenalkan diri

    7. Mengklarifikasi nama, usia, alamat, pekerjaan dan status keluarga pada

    pasien.

    8. Menjelaskan peran dokter dan menegaskan kerahasiaan wawancara

    9. Menanyakan keluhan utama

    Explanation:0 = Tidak dilakukan

    1 = Dikerjakan tetapi kurang sesuai/benar 2 = Dikerjakan dengan baik

    Total Skor

    Nilai = -------------------------- x 100 =

    18

  • 13

    Kemampuan Bertanya (Asking Questions)

    5

    I. DESKRIPSI MODUL

    Kontributor Modul Arief Alamsyah, dr.,MARS Rachmad Sarwo Bekti, dr.

    Area Kompetensi Modul ini merupakan bagian dari Pembelajaran Dasar-Dasar komunikasi efektif yang mencakup area kompetensi 1 (Komunikasi efektif)

    Overview Modul Salah satu tujuan melakukan wawancara dengan pasien adalah mendapatkan informasi tentang kondisi pasien sehingga seorang dokter dapat memberikan bantuan yang tepat. Informasi yang didapat diusahakan harus akurat, lengkap dan relevan. Cara yang paling baik mendapatkan informasi adalah dengan bertanya. Dokter harus memiliki kemampuan bertanya baik memberikan pertanyaan terbuka maupun tertutup (open and closed questions). Berbagai kelemahan sering dilakukan dokter dalam memberikan pertanyaan seperti :

    - Bertanya terlalu banyak pertanyaan sehingga tidak memberi kesempatan yang cukup bagi pasien untuk menceritakan masalahanya dengan bahasanya sendiri

    - Pertanyaan terlalu panjang, kompleks dan membingungkan

    - Pertanyaan menimbulkan bias pemahaman Oleh karena itu keterampilan bertanya adalah keterampilan dasar yang sangat bermanfaat (valuable skill) yang harus dipelajari

    Tujuan Pembelajaran

    Pada akhir pelaksanaan modul diharapkan mahasiswa mampu untuk:

    Membuat macam-macam pertanyaan tertutup dan terbuka

    Mengajukan pertanyaan terbuka dan tertutup dalam konteks wawancara dokter-pasien dengan tujuan dan cara yang tepat

    Metode Penjelasan menggunakan slide presentation dan belajar bermain peran (role play) bersama teman

    Peralatan Meja dan kursi duduk dokter dan pasien Alat tulis LCD

    Waktu 50 menit

  • 14

    Tutor

    Dr.Arief Alamsyah, MARS Dr.Djoko Santoso, M.Kes, DAHK Dr.Rachmad Sarwo Bekti Dr. Sri Andarini, M.Kes Dr.Endang Asmaningsih, DAHK,M.Kes Dr. Arliek Rio Julia, DAHK,M.Kes Dr. Pudjo Sanyoto, DAAK, M.Kes Dr. Chusnul Chuluq Ar, MPH Dr. Soemardini, MPd Dr. Kenti, M.Kes Dr. Wening Prastowo, Sp.F Dr. Eriko P, Sp.F Dr. Yuanita Mulyastuti Dr. Nurrahma W Dr. Diarisa

    Evaluasi Formatif : peer review, standardized clients evaluation Summative : Ujian Tertulis

    Referensi

    1. Konsil Kedokteran Indonesia. 2006. Komunikasi Efektif Dokter-PAsien. Jakarta

    2. Lloyd, Margaret., Borr, Robert B, 2004. Communication Skills for Medicine, second edition, Elsevier

    II. PROSEDUR

    Prosedur ini adalah prosedur latihan yang harus dilakukan oleh mahaiswa untuk berlatih

    menggunakan keterampilan bertanya baik pertanyaan terbuka maupun tertutup

    2.1. Keterampilan bertanya

    1. Persiapan a) Mahasiswa Mahasiswa duduk berpasang-pasangan seperti dokter dan pasien

    b) Tutor Tutor mendampingi mahasiswa untuk memberikan masukan dan/atau

    koreksi

    c) Alat Naskah skenario latihan; Meja kursi

    4. Prosedur Teknis 1. Buat grup yang beranggota 2 orang mahasiswaberpasangan 2. Mahasiswa A ditunjuk sebagai sebagai dokter, mahasiswa B

    sebagai pasien 3. Mahasiswa yang berperan sebagai dokter memberikan

    pertanyaan-pertanyaan terbuka dan tertutup kepada pasien Tugas : 1. Buat pertanyaan terbuka dan tertutup sesuai kasus 3. Diskusikan kekurangan dan kelebihannya

    Alat dan Bahan :

  • 15

    Kartu Kosong

    Behavioral Skills Check List

    KETRAMPILAN KOMUNIKASI(LATIHAN BERTANYA)

    Nama :

    NIM :

    Kelompok :

    Tanggal :

    No Jenis kegiatan Nilai

    0 1 2

    1. Set an interview

    2. Memanggil pasien dengan nama dan tersenyum ramah

    3. Meminta pasien masuk ruangan

    4. Salam dan berjabat tangan

    5. Mempersilahkan pasien untuk duduk

    6. Memperkenalkan diri

    7. Mengklarifikasi nama, usia, alamat, pekerjaan dan status keluarga pada pasien.

    8. Menjelaskan peran dokter dan menegaskan kerahasiaan wawancara

    9. Menanyakan keluhan utama

    10. Using closed questions (5 question minimum)

    11. Using open questions (5 question minimum)

    Keterangan: 0 = tidak dikerjakan

    1. = dikerjakan tetapi kurang sesuai/benar 2. = dikerjakan dengan benar

    Jumlah nilai Nilai akhir = -------------------------- x 100 = 22

    Kartu Membuat Pertanyaan Terbuka & Tertutup

    Tuliskan Pertanyaan Terbuka & Tertutup

    Mainkan peran Dokter-Pasien dengan pertanyaan yang saudara buat

  • 16

    Respon Empati

    6

    I. DESKRIPSI MODUL

    Overview modul Komunikasi antara dokter dan pasien dapat berjalan efektif jika dokter dapat memberikan respon empati kepada pasien yang dihadapi. Empati adalah kemampuan dokter untuk menempatkan diri pada situasi atau kondisi yang dialami pasien tanpa harus larut dalam suasana hati pasien. Empati merupakan tingkatan tertinggi dari proses rapport (jalinan hubungan) antara seorang dokter dengan pasiennya. Respon empati dapat dilakukan melalui mendengar empati dan berbicara empati kepada pasien. Manual komunikasi efektif dokter-pasien dari KKI mendasarkan respon empati dokter menurut pendapat Byloun and Makoul (2002) dimana terdapat 6 level empati yaitu :

    1. Level 0 : Dokter menolak sudut pandang pasien 2. Level 1 : Dokter mengenali sudut pandang pasien secara

    sambil lalu 3. Level 2 : Dokter mengenali sudut pandang pasien secara

    implisit 4. Level 3 : Dokter menghargai pendapat pasien 5. Level 4 : Dokter mengkonfirmasi kepada pasien 6. Level 5 : Dokter berbagi perasaan dan pengalaman

    Tujuan Pembelajaran

    Melatih mahasiswa untuk memiliki level empati 3-5 menurut level empati dari Byloun and Makoul (2002) yang terdapat dalam manual komunikasi efektif dokter-pasien dari Konsil Kedokteran Indonesia (KKI).

    Metode a. Menjelaskan kepada mahasiswa pentingnya bersikap empati, pengertian empati dan level empati dengan slide presentation

    b. Mahasiswa berlatih memberikan respon empati dengan berpasangan bersama teman

    Peralatan Meja dan kursi duduk dokter dan pasien Alat tulis LCD

    Waktu 50 menit

    Tutor

    Dr.Arief Alamsyah, MARS Dr.Djoko Santoso, M.Kes, DAHK Dr.Rachmad Sarwo Bekti Dr. Sri Andarini, M.Kes Dr.Endang Asmaningsih, DAHK,M.Kes

  • 17

    Dr. Arliek Rio Julia, DAHK,M.Kes Dr. Pudjo Sanyoto, DAAK, M.Kes Dr. Chusnul Chuluq Ar, MPH Dr. Soemardini, MPd Dr. Kenti, M.Kes Dr. Wening Prastowo, Sp.F Dr. Eriko P, Sp.F Dr. Yuanita Mulyastuti Dr. Nurrahma W Dr. Diarisa

    Evaluasi Formatif : peer review, standardized clients evaluation Summative : Ujian Tertulis

    Referensi

    1. Konsil Kedokteran Indonesia. 2006. Komunikasi Efektif Dokter-PAsien. Jakarta

    2. Lloyd, Margaret., Borr, Robert B, 2004. Communication Skills for Medicine, second edition, Elsevier

    II. PROSEDUR

    2.1. Keterampilan Memberikan Respon Empati

    1. Persiapan

    a. Mahasiswa Mahasiswa duduk berpasangan selayaknya dokter dan pasien

    b. Tutor Tutor mendampingi mahasiswa untuk memberikan masukan dan/atau koreksi

    c. Alat Naskah skenario latihan empati Meja kursi

    4. Prosedur Teknis - Mahasiswa duduk berpasang-pasangan - Salah satu mahasiswa ditunjuk sebagai sebagai dokter, yang lain

    sebagai pasien - Mahasiswa diberikan naskah respon empatik - Mulai dengan ketrampilan pertama yaitu: mengawali wawancara

    Pencatatan Mahasiswa yang bertugas sebagai pasien diminta mencatat ungkapan empatik dari temannya yang berlaku sebagai dokter

  • 18

    Alat dan Bahan :

    Kartu DOKTER BAIK :

    Petunjuk :

    Anda akan berperan sebagai dokter baik. Tugas anda adalah merespon cerita pasien dengan

    menggunakan respon di bawah ini. Semua respon harus anda gunakan. Saat kapan respon itu anda

    gunakan terserah kepada anda. Berlakulah sebagaimana dokter sebenarnya.

    Respon Verbal

    Respon Non Verbal

    Jadi anda merasakan .......(dokter mengulang cerita pasien)

    Mencondongkan badan ke arah pasien

    Saya memahami jika anda merasa.....

    Menganggukkan kepala

    Saya mengerti kekhawatiran anda......

    Kontak mata

    Saya mendengar tadi anda mengatakan..... (sesuai cerita pasien).....Bisa anda ceritakan lebih jelas

    Mimik muka perhatian dan merasakan apa yang dirasakan pasien

    Ehm.....ya...ya....saya memahami

  • 19

    Behavioral Skills Check List

    KETRAMPILAN KOMUNIKASI(LATIHAN RESPON EMPATI)

    Nama :

    NIM :

    Kelompok :

    Tanggal :

    No Jenis kegiatan Nilai

    0 1 2

    1. Setting wawancara

    2. Menyapa pasien dengan menyebut nama & senyum

    3. Mempersilakan masuk

    4. Berjabat tangan

    5. Mempersilahkan duduk

    6. Memperkenalkan diri kepada pasien

    7. Menanyakan kembali identitas pasien: nama, usia, tempat tinggal, pekerjaan, status keluarga

    8. Menjelaskan tujuan wawancara dan menegaskan dokter menjaga kerahasiaan pasien

    9. Memulai bertanya keluhan utama pasien

    10. Melakukan respon empati verbal dengan benar

    11. Melakukan respon empati non verbal dengan benar

    Keterangan: 0 = tidak dikerjakan

    1 = dikerjakan tetapi kurang sesuai/benar 2 = dikerjakan dengan benar

    Jumlah nilai

    Nilai akhir = -------------------------- x 100 =

    22

  • 20

    Memberikan Informasi Hasil Pemeriksaan

    (Giving Information)

    7

    I. DESKRIPSI MODUL

    Overview modul Setelah melakukan wawancara dan pemeriksaan fisik, seorang dokter harus memberikan informasi mengenai hasil pemeriksaan, diagnosis dan rencana pengobatan lebih lanjut. Cara memberikan Informasi sangat tergantung pada karakteristik dari pasien tersebut. Kegagalan dalam memberi informasi dan memberi penjelasan merupakan penyebab utama ketidak puasan pada pasien. Informasi yang diberikan dengan baik bertujuan untuk: 1. Membantu pasien memahami keadaannya 2. Mengurangi kecemasan dan ketidak pastian sejauh mungkin 3. Membuat pasien menjadi koopeatif dalam memecahkan

    masalahnya Langkah-langkah :

    Describe what information you plan to give Hasil pemeriksaan fisik Hasil test laboratorium Diagnosis (atau diagnosis sementara) Penyebab masalah Kepentingan dari pemeriksaan penunjang Rencana terapi dan/atau tindakan Prognosis Advis gaya hidup

    Outline structure of interview Contoh : Baik, pak sekarang saya akan menjelaskan tentang gejala bapak, pertama tentang kemungkinan penyakitnya, kedua tentang penyebabnya, ketiga tentang pemeriksaan lanjutan yang bapak butuhkan dan terakhir tentang penangananya

    Use appropriate language Kalimat pendek

    Hindari kata-kata medis Use Drawings

    Gunakan gambar, model, foto dll Explore patients view

    Contoh : Bagaimana bapak sudah memahami tentang masalah bapak, atau ada yang perlu bapak tanyakan ?

    Negotiate Management Berikan advis gaya hidup (Ajari caranya !!!) Berikan realistic target

    Check understanding

  • 21

    Tujuan Pembelajaran

    Memberikan ketrampilan kepada mahasiswa agar mampu memberi informasi tentang hasil pemeriksaan dan menjelaskan rencana pengobatan dan diagnosis lebih lanjut.

    Metode Penjelasan menggunakan slide presentation, demonstrasi, belajar mandiri bersama teman atau role play bersama teman

    Peralatan Meja dan kursi duduk dokter dan pasien Alat tulis LCD

    Waktu 50 menit

    Tutor

    Dr.Arief Alamsyah, MARS Dr.Djoko Santoso, M.Kes, DAHK Dr.Rachmad Sarwo Bekti Dr. Sri Andarini, M.Kes Dr.Endang Asmaningsih, DAHK,M.Kes Dr. Arliek Rio Julia, DAHK,M.Kes Dr. Pudjo Sanyoto, DAAK, M.Kes Dr. Chusnul Chuluq Ar, MPH Dr. Soemardini, MPd Dr. Kenti, M.Kes Dr. Wening Prastowo, Sp.F Dr. Eriko P, Sp.F Dr. Yuanita Mulyastuti Dr. Nurrahma W Dr. Taufiq Nur Budaya

    Evaluasi Formatif : peer review, standardized clients evaluation Summative : Ujian Tulis

    Referensi

    1. Konsil Kedokteran Indonesia. 2006. Komunikasi Efektif Dokter-PAsien. Jakarta

    2. Lloyd, Margaret., Borr, Robert B, 2004. Communication Skills for Medicine, second edition, Elsevier

  • 22

    II. PROSEDUR

    Prosedur ini adalah prosedur latihan yang harus dilakukan oleh mahasiswa untuk berlatih memberi

    informasi hasil pemeriksaan dan memberi penjelasan tentang diagnosis dan pengobatan selanjutnya.

    Persiapan

    a. Mahasiswa Mahasiswa duduk berpasang-pasangan selayaknya dokter dan pasien

    b. Tutor Tutor mendampingi mahasiswa untuk memberikan masukan dan/atau koreksi

    c. Alat Naskah skenario latihan Meja kursi

    d. Prosedur Teknis

    - Mahasiswa duduk berpasang-pasangan - Salah satu mahasiswa ditunjuk sebagai sebagai dokter, yang lain

    sebagai pasien - Mahasiswa diberikan naskah skenario dimana mahasiswa yang

    bertugas sebagai dokter harus memberi informasi hasil pemeriksaan, diagnosa dan rencana pengobatan selanjutnya.

    e. Pencatatan Tidak Ada Pencacatatan

  • 23

    Behavioral Skills Check List

    KETRAMPILAN MEMBERIKAN INFORMASI

    (GIVING INFORMATION)

    Nama :

    NIM :

    Kelompok :

    Tanggal :

    No Jenis kegiatan Nilai

    0 1 2

    1. Menyimpulkan problem pasien

    2. Menggali sejauh mana pemahaman pasien mengenai masalahnya

    3. Menyebutkan garis besar (outline)informasi yang akan disampaikan

    4. Menggunakan kalimat umum bukan kata-kata medis (Jika terpaksa

    menggunakan kata-kata medis harus dijelaskan kepada pasien)

    5. Gunakan gambar, model dan foto Rontgen (minimal komunikasi non

    verbal sehingga lebih jelas)

    6. Mengecek kembali apakah pasien mengerti

    7. Berikan advis gaya hidup

    8. Tanyakan kembali apakah anda yang belum jelas

    Keterangan: 0 = tidak dikerjakan

    1 = dikerjakan tetapi kurang sesuai/benar

    2 = dikerjakan dengan benar

    Jumlah nilai

    Nilai akhir = -------------------------- x 100 =

    16

  • 24

    Menggali Riwayat Penyakit Saat Ini (History of Present Illness)

    8

    I. DESKRIPSI MODUL

    Overview Menggali riwayat penyakit saat ini wajib dilakukan sebagai penuntun menegakkan diagnosa. Penggalian riwayat penyakit (anamnesis) dapat dilakukan melalui pertanyaan-pertanyaan terbuka dahulu, yang kemudian diikuti pertanyaan tertutup yang membutuhkan jawaban ya atau tidak. Dokter merupakan seorang ahli yang akan menggali riwayat kesehatan pasien sesuai kepentingan medis (Disease Perspective). Selama proses ini terus dilakukan fasilitasi agar pasien mengungkapkan keluhannya dengan terbuka, serta proses negosiasi saat dokter hendak melakukan komunikasi satu arah maupun rencana tindakan medis.

    Tujuan Pembelajaran

    Memberikan ketrampilan kepada mahasiswa agar mampu: 1. Mendapatkan riwayat penyakit pasien saat ini secara lengkap,

    akurat, dan relevan 2. Mengklarifikasi persepsi pasien yang kurang benar terhadap

    penyakitnya 3. Mengetahui sikap pasien terhadap permasalahannya

    Metode Video, demonstrasi, belajar mandiri, praktek bersama teman atau role play

    Peralatan Alat tulis, buku catatan medis pasien

    Waktu 50 menit

    Tutor

    Dr.Arief Alamsyah, MARS Dr.Djoko Santoso, M.Kes, DAHK Dr.Rachmad Sarwo Bekti Dr. Sri Andarini, M.Kes Dr.Endang Asmaningsih, DAHK,M.Kes Dr. Arliek Rio Julia, DAHK,M.Kes Dr. Pudjo Sanyoto, DAAK, M.Kes Dr. Chusnul Chuluq Ar, MPH Dr. Soemardini, MPd Dr. Kenti, M.Kes Dr. Wening Prastowo, Sp.F Dr. Eriko P, Sp.F Dr. Yuanita Mulyastuti Dr. Nurrahma W Dr. Diarisa

    Evaluasi

    Formatif: Skill drill test dengan demonstrasi/ role play yang diobservasi berdasar checklist. Sumatif : Ujian Tertulis

  • 25

    Referensi

    1. Konsil Kedokteran Indonesia. 2006. Komunikasi Efektif Dokter Pasien. Jakarta

    2. Margaret LLoyd-Robert BOR. 2004. Communication Skills for Medicine, second edition

    3. Suzanne Kurtz, Jonathan Silverman and Juliet Draper. 2005. Teaching and Learning Communication Skill in Medicine, second edition Oxford San Francisco

    II. PROSEDUR

    1. Persiapan

    a. Dokter 1. Menyiapkan penampilan dokter 3. Sikap, tingkah laku, pakaian yang dikenakan harus rapi, karena

    penampilan dokter mempengaruhi komunikasi antara dokter dan pasien.

    2. Menyiapkan mental supaya percaya diri 3. Menyiapkan pertanyaan2

    b. Peralatan Alat tulis, buku catatan medis pasien

    c. Pasien dan lingkungan

    Persiapan pasien: 1. Tempat duduk dokter-pasien harus nyaman, pada level yang

    sejajar yang memungkinkan untuk melihat/ memperhatikan satu sama lain.

    2. Tidak harus ada pembatas meja 3. Pastikan pintu tertutup untuk menjaga privasi mereka

    2.Prosedur Teknis - Mahasiswa duduk berpasang-pasangan - Salah satu mahasiswa ditunjuk sebagai sebagai dokter, yang

    lain sebagai pasien Menanyakan dengan pertanyaan terbuka

    Menanyakan dengan pertanyaan tertutup

    1. Waktu kejadian (When?). 2. Tempat (lokasi) nyeri (Where?). 3. Penyebaran (radiation). 4. Tingkat nyeri (severity). 5. Sifat (Character) nyeri. 6. Progresifitas nyeri (progressivity). 7. Gejala penyerta (associated factors). 8. Faktor pencetus (precipitating facotrs). 9. Faktor yang menghentikan rasa nyeri (relieving factors).

    10. Efek lain apa yang mengganggu kualitas hidup.

    3.Pencatatan Catat hal-hal yang di temukan dan terkait dengan riwayat penyakit pasien saat ini

  • 26

    Behavioral Skills Check List

    KETRAMPILAN KOMUNIKASIMENGGALI RIWAYAT SAAT INI

    Nama :

    NIM :

    Kelompok :

    Tanggal :

    No Jenis kegiatan Nilai

    0 1 2

    1. Set an interview

    2. Memanggil pasien dengan nama dan tersenyum ramah

    3. Meminta pasien masuk ruangan

    4. Salam dan berjabat tangan

    5. Mempersilahkan pasien untuk duduk

    6. Memperkenalkan diri

    7. Mengklarifikasi nama, usia, alamat, pekerjaan dan status keluarga pada pasien.

    8. Menjelaskan peran dokter dan menegaskan kerahasiaan wawancara

    9. Menanyakan keluhan utama

    10. Menanyakan lokasi keluhan (Where)

    11. Menanyakan kapan terjadinya (When)

    12. Menanyakan kenapa terjadi keluhan menurut persepsi pasien (Why)

    13. Menyakan seberapa berat (Severity) (Contoh : sangat nyeri/nyeri/agak nyeri)

    14. Menyakan sifat keluhan (Character) (Contoh : seperti ditusuk, seperti ditekan benda barat)

    15. Menanyakan progresifitas keluhan (progressivity) (Contoh : dalam 2 hari nyeri bertambah hebat)

    16. Menayakan penyebaran atau penjalaran (radiation) (Contoh : Menjalar dari dada ke lengan kiri)

    17. Menyakakan faktor yang memperberat dan faktor yang meringankan(Agravating dan alleviating factors) (Contoh : nyeri berkurang jika dibuat istirahat)

    Keterangan: 0 = tidak dikerjakan

    1 = dikerjakan tetapi kurang sesuai/benar

    2. = dikerjakan dengan benar

    Jumlah nilai

    Nilai akhir = -------------------------- x 100 =

    34

  • 27

    Mengidentifikasi Permasalahan Kesehatan Masa Lalu

    9

    I. DESKRIPSI MODUL

    Overview Riwayat penyakit terdahulu Informasi tentang penyakit yang diderita sebelumnya sangat penting, kemungkinan berhubungan dengan penyakit yang sedang dideritanya sekarang dan berpengaruh pada penatalaksanaannya. Sebagai contoh: seorang datang dengan keluhan buang air besar, tanyakan penyakit yang pernah diderita pada masa lalu; apakah pernah mengalami kecelakaan, pernah dioperasi, dsb? Hal ini perlu dipikirkan bahwa kecelakaan dan operasi yang dialami berhubungan dengan keluhan yang sekarang diderita yaitu problem buang air besar. Pada saat melakukan anamnesis permasalahan kesehatan masa lalu, seringkali dipergunakan pertanyaan tertutup karena yang dibutuhkan adalah informasi yang spesifik. Ini semua tergantung dari spesifikasi keluhan. Secara khusus tanyakan tentang kemungkinan pernah menderita penyakit tuberkulosis, demam reuma, diabetes, allergi, asthma, penyakit infeksi, dll.

    Tujuan Pembelajaran Memberikan ketrampilan kepada mahasiswa agar mampu mengidentifikasi penyakit/ permasalahan kesehatan di masa lalu

    Metode Video, demonstrasi, belajar mandiri, praktek bersama teman atau role play

    Peralatan Alat tulis, buku catatan medis pasien

    Waktu 50 menit

    Tutor

    Dr.Arief Alamsyah, MARS Dr.Djoko Santoso, M.Kes, DAHK Dr.Rachmad Sarwo Bekti Dr.Endang Asmaningsih, DAHK,M.Kes Dr. Arliek Rio Julia, DAHK,M.Kes Dr. Pudjo Sanyoto, DAAK, M.Kes Dr. Chusnul Chuluq Ar, MPH Dr. Soemardini, MPd Dr. Kenti, M.Kes Dr. Wening Prastowo, Sp.F Dr. Eriko P, Sp.F Dr. Yuanita Mulyastuti Dr. Nurrahma W Dr. Diarisa

    Evaluasi

    Skill drill test dengan demonstrasi/ role play yang diobservasi berdasar checklist Sumatif : Ujian tertulis

  • 28

    Referensi

    1. Konsil Kedokteran Indonesia. 2006. Komunikasi Efektif Dokter Pasien. Jakarta

    2. Margaret LLoyd-Robert BOR. 2004. Communication Skills for Medicine, second edition

    3. Suzanne Kurtz, Jonathan Silverman and Juliet Draper. 2005. Teaching and Learning Communication Skill in Medicine, second edition Oxford San Francisco

    II. PROSEDUR

    1. Persiapan

    a. Dokter 1. Menyiapkan penampilan dokter 4. Sikap, tingkah laku, pakaian yang dikenakan harus rapi, karena

    penampilan dokter mempengaruhi komunikasi antara dokter dan pasien.

    2. Menyiapkan mental supaya percaya diri 3. Menyiapkan pertanyaan2

    b. Peralatan Alat tulis, buku catatan medis pasien

    c. Pasien dan lingkungan

    1. Tempat duduk dokter-pasien harus nyaman, pada level yang sejajar yang memungkinkan untuk melihat/ memperhatikan satu sama lain.

    2. Tidak harus ada pembatas meja 3. Pastikan pintu tertutup untuk meyakinkan privasi mereka

    2.Prosedur Teknis 1. Mahasiswa duduk berpasang-pasangan 2. Salah satu mahasiswa ditunjuk sebagai sebagai dokter, yang

    lain sebagai pasien Dokter bertanya kepada pasien tentang: Kondisi kesehatan pada masa lalu Penyakit yang pernah dideritanya: penyakit kronis Riwayat masuk rumah sakit Riwayat operasi Riwayat kecelakaan Riwayat ginekologis: kehamilan Pemeriksaan kesehatan rutin yang dilakukan

    Gunakan pertanyaan tertutup yang telah disediakan

    3.Pencatatan Catat hal-hal yang di temukan dan terkait dengan permasalahan kesehatan masa lalu pasien

  • 29

    Behavioral Skills Check List

    KETRAMPILAN KOMUNIKASIMENGGALI RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU

    Nama :

    NIM :

    Kelompok :

    Tanggal :

    No Jenis kegiatan Nilai

    0 1 2

    1. Riwayat penyakit kronis (Contoh : Diabetes)

    2. Riwayat mondok (opname) di RS

    3. Riwayat pembedahan

    4. Riwayat trauma (Contoh : jatuh, kecelakaan)

    5. Riwayat sakit berat waktu kecil

    6. Riwayat pemeriksaan kesehatan secara rutin

    Keterangan: 0= tidak dikerjakan

    1 = dikerjakan tetapi kurang sesuai/benar

    2. = dikerjakan dengan benar

    Jumlah nilai

    Nilai akhir = -------------------------- x 100 =

    12

  • 30

    Mengidentifikasi Pemakaian Obat-obatan, Kehidupan Keluarga dan sosial serta Keluhan Sistemik

    10

    I. DESKRIPSI MODUL

    Overview Obat-obatan yang telah diminum sebelum datang ke dokter penting di identifikasi. Hal ini karena ada beberapa obat yang dapat bereaksi sinergis maupun antagonis dengan obat yang akan diberikan pada saat ini dan mungkin merugikan bagi pasien. Perlu dipikirkan juga adanya reaksi alergi obat Menanyakan riwayat penyakit dalam keluarga juga penting. Ada dua alasan penting menanyakan riwayat keluarga, pertama kemungkinan ada kaitannya dengan genetika. Kedua kemungkinan penyakit yang diderita sekarang berhubungan dengan yang diderita oleh anggota keluarganya yang lain. Misalkan keluhan buang air besar berhubungan dengan ayahnya yang meninggal akibat kanker kolon. Yang kedua misalkan ada keluhan batuk-batuk, apakah ada anggota keluarga yang lain juga ada yang batuk berdahak dan berdarah. Jika mungkin buat gambaran pohon keluarga (pedigre). Selain itu dokter juga harus menanyakan kehidupan sosial pasien. Anamnesis mengenai keadaan sosial pasien ini diharapkan dokter mendapat gambaran tentang keadaan pasien di luar praktek dokter atau rumah sakit, di antaranya adalah:

    Kegiatan apa yang dilakukan pasien sehari-hari? Bagaimana gambaran singkat keluarganya dan

    hubungan antar keluarga? Bagamana pola hidup pasien? Apakah pasien terbelit dengan masalah keuangan atau

    akomodasi? Informasi ini tidak hanya mencari hubungan timbulnya penyakit dikaitkan dengan keadaan sosial, namun juga mendiskusikan jalan keluar mengatasi masalah yang sedang dihadapinya. Keadaan sosial dibagi menjadi: 1) profil pasien, 2) gaya hidup (life style) yang mungkin berperan sebagai faktor resiko timbulnya penyakit, dan 3) sumber stres dan support. Dokter juga dapat mencari kelainan lain yang tidak disadari pasien atau tidak dianggapnya sesuatu yang relevan. Jawaban negatif maupun positif mempunyai nilai yang sama. Pertanyaannya dikemukakan secara rinci karena cukup penting. Seringkali dokter melupakan jawaban yang dikemukakan pasien, sehingga mungkin diperlukan mencatat beberapa jawaban positif yang cukup penting.

    Tujuan Pembelajaran Memberikan ketrampilan kepada mahasiswa agar mampu mengidentifikasi obat-obat yang pernah digunakan oleh pasien

  • 31

    Metode Video, demonstrasi, belajar mandiri, praktek bersama teman atau role play

    Peralatan Alat tulis, buku catatan medis pasien

    Waktu 50 menit

    Tutor

    Dr.Arief Alamsyah, MARS Dr.Djoko Santoso, M.Kes, DAHK Dr.Rachmad Sarwo Bekti Dr. Sri Andarini, M.Kes Dr.Endang Asmaningsih, DAHK,M.Kes Dr. Arliek Rio Julia, DAHK,M.Kes Dr. Pudjo Sanyoto, DAAK, M.Kes Dr. Chusnul Chuluq Ar, MPH Dr. Soemardini, MPd Dr. Kenti, M.Kes Dr. Wening Prastowo, Sp.F Dr. Eriko P, Sp.F Dr. Yuanita Mulyastuti Dr. Nurrahma W Dr. Diarisa

    Evaluasi

    Skill drill test dengan demonstrasi/ role play yang diobservasi berdasar checklist Sumatif : Ujian Tertulis

    Referensi

    1. Konsil Kedokteran Indonesia. 2006. Komunikasi Efektif Dokter Pasien. Jakarta

    2. Margaret LLoyd-Robert BOR. 2004. Communication Skills for Medicine, second edition

    3. Suzanne Kurtz, Jonathan Silverman and Juliet Draper. 2005. Teaching and Learning Communication Skill in Medicine, second edition Oxford San Francisco

  • 32

    II. PROSEDUR

    1. Persiapan

    a. Dokter 1.Menyiapkan penampilan dokter 5. Sikap, tingkah laku, pakaian yang dikenakan harus rapi, karena

    penampilan dokter mempengaruhi komunikasi antara dokter dan pasien.

    2. Menyiapkan mental supaya percaya diri 3. Menyiapkan pertanyaan-pertanyaan

    b. Peralatan Alat tulis, buku catatan medis pasien

    c. Pasien dan lingkungan

    1. Tempat duduk dokter-pasien harus nyaman, pada level yang sejajar yang memungkinkan untuk melihat/ memperhatikan satu sama lain.

    2. Tidak harus ada pembatas meja 3. Pastikan pintu tertutup untuk meyakinkan privasi mereka

    2.Prosedur Teknis 1. Mahasiswa duduk berpasang-pasangan 2. Salah satu mahasiswa ditunjuk sebagai sebagai dokter, yang

    lain sebagai pasien Dokter bertanya kepada pasien tentang:

    - Obat-obat yang pernah digunakan sebelum sakit/ sampai saat ini masih digunakan

    - Efek yang timbul setelah minum obat; berupa efek utama dan efek samping atau alergi

    3.Pencatatan Catat hal-hal yang di temukan dan terkait dengan pemakaian obat-obatan pasien

  • 33

    Behavioral Skills Check List

    KETRAMPILAN KOMUNIKASI MENGGALI RIWAYAT OBAT,SOSIAL & SISTEMIK

    Nama :

    NIM :

    Kelompok :

    Tanggal :

    No Jenis kegiatan Nilai

    0 1 2

    1.

    Mengidentifikasi pemakaian obat-obatan

    Nama obat/jamu

    Tujuan

    Dosis

    Rute pemberian

    Efek samping

    Apakah memakai resep dokter?

    2. Mengidentifikasi penyakit yang diderita oleh keluarga pasien (kalau perlu membuat

    genogram)

    3.

    Mengidentifikasi kehidupan pribadi dan sosial pasien:

    Status pernikahan

    Masalah dengan Pekerjaan

    Tempat tinggal

    Binatang peliharaan

    Kebiasaan merokok, jumlah batang per hari, lama kebiasaan

    Apakah keluhan tersebut berpengaruh terhadap kehidupannya?

    4.

    Menanyakan beberapa keluhan sistemik yang mungkin dirasakan pasien:

    Sistem saraf pusat: pusing, sakit kepala, terasa berputar

    Kardiovaskular-respirasi: sesak nafas, pembengkakan tungkai, berdebar, nyeri dada,..

    Sistem pencernakan: nafsu makan, mual, muntah, penurunan berat badan, nyeri abdomen,....

    Sistem genito-urinari: sulit kencing, kencing ada darah, nyeri sewaktu menstruasi, apakah masih berhubungan dengan istri.

    Sistem lokomotor: nyeri dan kaku sendi, ...

    5. Mengulangi dan merangkum hasil wawancara

    6. Memberi kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan apa yang belum jelas

    Keterangan: 0= tidak dikerjakan

    1 = dikerjakan tetapi kurang sesuai/benar

    2. = dikerjakan dengan benar

    Jumlah nilai

    Nilai akhir = -------------------------- x 100 =

    12

  • 34

    I. DESKRIPSI MODUL

    Overview Dengan mengingat bahwa ilmu kedokteran bukanlah ilmu pasti, maka keberhasilan tindakan kedokteran bukan pula suatu kepastian, melainkan dipengaruhi oleh banyak faktor yang dapat berbeda-beda dari satu kasus ke kasus lainnya. Sebagai masyarakat yang beragama perlu juga disadari bahwa keberhasilan tersebut ditentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Dewasa ini pasien mempunyai pengetahuan yang semakin luas tentang dunia kedokteran, serta lebih ingin terlibat dalam pembuatan keputusan perawatan terhadap diri mereka. Karena alasan tersebut, persetujuan yang diperoleh dengan baik dapat memfasilitasi keinginan pasien tersebut, serta menjamin bahwa hubungan antara dokter dengan pasien adalah berdasarkan keyakinan dan kepercayaan. Jadi proses persetujuan tindakan kedokteran merupakan manifestasi dari terpeliharanya hubungan saling menghormati dan komunikatif antara dokter dengan pasien, yang bersama-sama menentukan pilihan tindakan yang terbaik bagi pasien demi mencapai tujuan pelayanan kedokteran yang disepakati. Persetujuan tindakan kedokteran (Informed Consent) merupakan pernyataan sepihak pasien atau yang sah mewakilinya yang isinya berupa persetujuan atas rencana tindakan kedokteran yang diajukan dokter, setelah menerima informasi yang cukup untuk dapat membuat persetujuan atau penolakan. Informed consent merupakan hal yang sangat penting yang harus dilakukan seorang dokter kepada pasien. Dokter harus memiliki ketrampilan dalam masalah ini, karena informed consent merupakan salah satu syarat sahnya dilakukan tindakan kedokteran terhadap pasien, sebagaimana yang tercantum pada UU No. 29 tahun 2004, tentang Praktek Kedokteran dan Peraturan Menteri Kesehatan tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran. Informed consent juga merupakan salah satu dokumen atau alat yang bisa membantu dokter apabila ada tuntutan malpraktek. Persetujuan tindakan kedokteran (Informed consent) dianggap sah bila:

    - Pasien telah diberkan penjelasan / informasi - Pasien / yang sah mewakilinya dalam keadaan cakap

    (kompeten) untuk memberikan keputusan / persetujuan

    Persetujuan Tindakan Kedokteran (Informed Consent)

    11

  • 35

    - Persetujuan harus diberikan secara sukarela Prinsip pemberian informasi kepada pasien:

    - Penangggung jawab pemberian informasi kepada pasien adalah dokter pemberi perawatan atau pelaku pemeriksaan / tindakan

    - Informasi diberikan dalam konteks nilai, budaya dan latar belakang mereka

    - Dapat menggunakan alat bantu, seperti leaflet atau bentuk publikasi lain

    - Tawarkan kepada pasien untuk membawa keluarga atau teman dalam diskusi atau membuat rekaman dengan tape recorder

    - Memastikan bahwa informasi yang membuat pasien tertekan agar diberkan dengan cara yang sensitive dan empati

    - Dapat mengikutsertakan salah satu anggota tim pelayanan kesehatan dalam diskusi

    - Menjawab semua pertanyaan pasien dengan benar dan jelas - Memberikan cukup waktu bagi pasien untuk memahami

    informasi yang diberikan

    Tujuan Pembelajaran

    Latihan ini bertujuan melatih peserta untuk dapat berkomunikasi dengan pasien saat memberikan persetujuan tindakan kedokteran (Level kompetensi Does dalam piramida Miller atau level 4 menurut KKI)

    Metode Diskusi Role play

    Peralatan Meja-kursi Multimedia Skenario Modul

    Waktu 120 menit (10 menit introduction, 90 menit latihan + 20 menit pembahasan / debriefing)

    Tutor

    Dr. Wening Prastowo, SpF Dr. Chusnul Chuluq Ar, MPH Dr. Sri Andarini, M.Kes Dr. Nanik Setijowati, M.kes Dr. Soemardini, MPd Dr. Arief Alamsyah, MARS Dr. Sarwo Bekti Dr. Djoko Santoso, M.Kes, DAHK Dr. Endang Asmaningsih, M.Kes, DAHK Dr. Arliek Rio Julia, M.Kes, DAHK

  • 36

    Dr. Kenty Dr. Pudjo Sanjoto, M.Kes Dr. Eriko P, Sp.F

    Dr. Yuanita Mulyastuti

    Dr. Nurrahma W

    Dr. Taufiq Nur Budaya

    Evaluasi Skill drill test (demonstrasi yang diobservasi berdasar checklist)

    Referensi

    1. UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan 2. Konsil Kedokteran Indonesia. 2006. Manual Persetujuan

    Tindakan Kedokteran, Indonesia,Jakarta. 3. Peraturan Menteri Kesehatan, No. 290/MENKES/PER/III/2008,

    tentang Persetuajuan Tindakan Kedokteran.

    II. Langkah Langkah Berkomunikasi Saat Membuat Persetujuan Tindakan Kedokteran (Informed Consent)

    1. Berikan informasi tentang diagnosis (diagnosis kerja & diagnosis banding) 2. Berikan penjelasan kepada pesien / keluarganya tentang dasar diagnosis tersebut 3. Sampaikan kepada pasien / keluarganya tentang jenis tindakan kedokteran yang akan

    dilakukan kepada pasien 4. Jelaskan tentang indikasi dari dilakukannya tindakan kedokteran tersebut 5. Jelaskan kepada pasien / keluarganya tentang tata cara dari tindakan kedokteran yang

    akan dilakukan 6. Jelaskan tentang Tujuan dari tindakan kedokteran yang akan dilakukan 7. Jelaskan tentang Resiko yang mungkin terjadi dari tindakan kedokteran tersebut 8. Jelaskan tentang komplikasi yang mungkin terjadi dari dilakukannya tindakan

    kedokteran tersebut 9. Berikan informasi tentang alternatif lain 10. Berikan kesempatan kepada pasien untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas 11. Mengingatkan kembali bahwa pasien dapat mengubah pendapatnya setiap waktu 12. Mengingatkan bahwa pasien berhak memperoleh pendapat kedua (second opinion) dari

    dokter lain 13. Bila memungkinkan, juga diberikan informasi tentang perincian biaya

  • 37

    III. Check List

    KETRAMPILAN BERKOMUNIKASI SAAT MELAKUKAN PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN (INFORMED CONSENT)

    Nama :

    NIM :

    Kelompok :

    Tanggal :

    No Jenis kegiatan Nilai

    0 1 2

    1. Memberikan informasi tentang diagonosis (Diagnosis Kerja dan Diagnosis

    Banding)

    2. Berikan penjelasan kepada pasien / keluarganya tentang dasar diagnosis

    tersebut

    3. Sampaikan kepada pasien jenis tindakan yang akan dilakukan

    4. Jelaskan indikasi tindakan tersebut

    5. Jelaskan tata cara melakukan tindakan tersegbut

    6. Jelaskan tujuan tindakan tersebut

    7. Jelaskan resiko yang mungkin terjadi dari tindakan tersebut

    8. Jelaskan komplikasi yang mungkin terjadi dari tindakan tersebut

    9. Berikan informasi tentang alternatif lain

    10. Berikan kesempatan kepada pasien menanyakan hal-hal yang belum jelas

    11. Mengingatkan kembali bahwa pasien dapat mengubah pendapatnya setiap

    waktu

    12. Mengingatkan bahwa pasien berhak mendapatkan second opinion dari

    dokter lain

    13. Bila dimungkinkan disampaikan tenteng perincian biaya

    Komponen Afeksi:

    14. Dokter dapat berempati terhadap rasa takut, cemas dan khawatir pasien

    15. Dokter dapat berempati dan memberikan dukungan ada kendala biaya

    Keterangan: 0 = tidak dikerjakan

    1 = dikerjakan tetapi kurang sesuai/benar

    2 = dikerjakan dengan benar

    Jumlah nilai

    Nilai akhir = -------------------------- x 100 =

    30

  • 38

    PEDOMAN ROLE OF CONDUCT DALAM PEMBELAJARAN BASIC

    COMMUNICATION & GENERAL HISTORY TAKING

    Keterangan :

    - Salah satu tujuan pembelajaran Basic Communication adalah untuk menekankan perilaku

    tenaga kesehatan yang profesional (professional behavior). Oleh karena itu, mahasiswa

    diharapkan tidak melakukan pelanggaran yang mengarah pada perilaku yang tidak professional

    sesuai petunjuk di bawah ini.

    - Tutor berhak memberikan catatan dengan menuliskan kode di log book mahasiswa

    - Catatan tutor akan dijadikan dasar dalam penilaian PROSES pembelajaran komunikasi

    mahasiswa yang bersangkutan.

    RANAH & KODE

    BENTUK PERILAKU YANG TIDAK PROFESIONAL

    ALTRUISM & RESPECT

    A1 Berbicara sendiri dengan bahasan yang tidak berhubungan dengan topik pembelajaran

    A2 Tidak berlatih dengan serius dengan rekan saat role play

    A3 Tidak menjalankan fungsi sebagai dokter dan/atau pasien saat role play di depan kelas

    HONOR & INTEGRITY

    H1 Tidak mengenakan jas praktikum/jas dokter saat pembelajaran komunikasi dengan benar (contoh : identitas tidak dipakai, kancing dibiarkan terbuka dengan sengaja)

    H2 Berpenampilan tidak wajar termasuk berbusana, bersepatu dan aksesoris yang tidak sesuai dengan norma etika sebagai seorang calon dokter yang menjadi panutan masyarakat

    H3 Berbicara kepada dosen, rekan sejawat dengan perilaku yang tidak sopan dan tidak santun

    H4 Dengan sengaja berbicara lewat telepon dengan orang lain dengan bahasan yang tidak ada kaitanya dengan topik pembelajaran

    H5 Menipu dosen, sejawat, petugas administrasi dan orang lain yang terlibat dalam aktivitas pembelajaran (termasuk di dalamnya pemalsuan tanda tangan)

    H6 Melakukan tindakan asusila yang dapat mencemarkan nama diri, kesejawatan dan institusi

  • 39

    RESPONSIBILTY & ACOUNTABILITY

    R1 Tidak belajar dan menyiapkan diri untuk tampil prima dalam tiap sesi pembelajaran

    R2 Terlambat datang ke tempat pembelajaran melebihi 15 menit R3 Tidak membawa modul dan log book pembelajaran

    R4 Tidak menghadiri pembelajaran tanpa alasan yang dapat

    dipertanggungjawabkan R5 Tidak mengerjakan tugas rumah yang dibebankan kepada mahasiswa