Modul 9 Pkn2

42
PERTAHANAN DAN KEAMANAN NEGARA INDONESIA Kegiatan Belajar 1 Konflik dan Perang Konflik dan perang merupakan sebuah fenomena yang sudah akrab dengan kehidupan manusia. Pada dasarnya konflik merupakan titik awal dari sebuah peperangan baik dalam skala kecil maupun skala besar. Sepanjang sejarah manusia mendambakan dunia yang aman, damai, dan sejahtera. Namun perlu kita pahami bahwa setiap negara mempunyai tujuan dan kepentingan nasional berbeda-beda dan mungkin saling bertentangan. Hal ini bisa menjadi pemicu peperangan antarnegara dan bangsa. Jadi garis besarnya, konflik dan perang merupakan suatu peristiwa yang dialami oleh manusia antarnegara dan bangsa yang akibatanya menyengsarakan umat manusia itu sendiri. Di dunia ini peperangan sudah biasa terjadi, bukan hanya negara maju, negara berkembangpun juga mengalami peperangan. Mengutip Ivan S. Block ( Thhe Future War ) , bahwa antara tahun 1496 SM sampai tahun 1861 SM, kurun waktu selama 3357 tahun terdapat 227 tahun damai dan 3130 tahun perang. Jika diakumulasikan untuk 1

Transcript of Modul 9 Pkn2

Page 1: Modul 9 Pkn2

PERTAHANAN DAN KEAMANAN NEGARA INDONESIA

Kegiatan Belajar 1

Konflik dan Perang

Konflik dan perang merupakan sebuah fenomena yang sudah akrab

dengan kehidupan manusia. Pada dasarnya konflik merupakan titik awal dari

sebuah peperangan baik dalam skala kecil maupun skala besar.

Sepanjang sejarah manusia mendambakan dunia yang aman, damai, dan

sejahtera. Namun perlu kita pahami bahwa setiap negara mempunyai tujuan dan

kepentingan nasional berbeda-beda dan mungkin saling bertentangan. Hal ini bisa

menjadi pemicu peperangan antarnegara dan bangsa. Jadi garis besarnya, konflik

dan perang merupakan suatu peristiwa yang dialami oleh manusia antarnegara dan

bangsa yang akibatanya menyengsarakan umat manusia itu sendiri.

Di dunia ini peperangan sudah biasa terjadi, bukan hanya negara maju,

negara berkembangpun juga mengalami peperangan. Mengutip Ivan S. Block

( Thhe Future War ) , bahwa antara tahun 1496 SM sampai tahun 1861 SM, kurun

waktu selama 3357 tahun terdapat 227 tahun damai dan 3130 tahun perang. Jika

diakumulasikan untuk setiap 1 tahun damai terdapat 13 perang. Kesimpulannya

bahwa perang merupakan keadaan yang normal, sedangkan keadaan damai

merupakan keadaan yang tidak normal.

Menurut Quincy Wright ( 1941 ) dalam bukunya A Study of War Volume

1, menyatakan penyebab perang antara lain :

1. Dunia yang mengerut

2. Percepatan jalannya sejarah

3. Pembaharuan persenjataan angkatan perang

4. Peningkatan demokrasi1

Page 2: Modul 9 Pkn2

A. BENTUK-BENTUK PERSENGKETAAN

1. Persengketaan Antarbangsa

Tiap-tiap bangsa mempunyai satu perangkat kepentinga nasional, buday, dan

persepsi terhadap masalah yang dihadapi. Kepentingan nasional tersebut

ditentukan oleh tujuan nasional masing-masing bangsa yang berbeda-beda.

Apabila tujuan nasional tersebut berbeda bahkan saling bertentangan, maka

dapat menimbulkan persengketaan.

2. Persengketaan di Dalam Satu Bangsa/Negara

Perbedaan atau pertentangan kepentingan baik antara perorangan, kelompok,

maupun masyarakat yang bersifat mendasar dalam satu bangsa pada umumnya

menyangkut dasar negara,bentuk negara, dan tujuan negara yang biasanya

sulit dipertemukan.

B. HAKIKAT PERANG DAN PERANG DEWASA INI

1. Hakikat Perang

Pada hakikatnya perang adalah pertarungan antara dua kekuatan/lebih yang

saling bertentangan dengan menggunakan kekuasaan bersenjata.

Sedangkan perang pada dewasa ini sudah menyangkut pada kepentingan

seluruh umat manusia. Adapun sebab-sebabnya adalah berikut ini.

a. Perubahan dalam sistem nilai dan moral

b. Perkembangan teknologi perang

c. Tumbuhnya kesadaran nasional dan demokrasi

d. Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang pesat

2

Page 3: Modul 9 Pkn2

e. Pengalaman-pengalaman perang pada masa lampau

Untuk meminimalisir perang, munculah konsep keseimbangan kekuasaan

yang berarti sistem keseimbangan yang tidak mengenal suatu kekuasaan yang

lebih tinggi ( kekuasaan global ) yang mampu mengatur hubungan-hubungan

antarnegara.

Namun konsep keseimbangan tersebut juga tidak luput dari masalah, yaitu

masalah internal dan yurisdiksi dalam negeri : prinsip inti dalam hubungan

internasional.

Prinsip inti dalam hubungan internasional ini mempunyai dua sisi, yaitu :

1. Adanya garis yang membatasi perangai internasional dalam batas wilayah

nasionalnya

2. Tindakan dalam negeri yang diambil oleh pemerintah suatu negara tanpa

campur tangan luar negeri dalam menghadapi masalah internal dalam

negeri.

Prinsip itu bersumber dari negara itu sendiri. Yang bercirikan (1) wilayah

dengan batas-batas yang jelas; (2) penduduk; (3) pemerintah; (4) kemampuan

memenuhi hak dan kewajiban internasional.

2. Prinsip “ Masalah dalam Negeri “ Mengalami Erosi

a. Proses globalisasi

b. Semakin meluasnya kepedulian dunia mengenai HAM

c. Kenyataan sejarah

3

Page 4: Modul 9 Pkn2

3. Perang Dewasa Ini

a. Perang Dingin

Perang dingin adalah suatu bentuk perang yang pada umumnya tidak

menggunakan angkatan bersenjata secara langsung, tetapi mengutamakan

pemanfaatan cara, alat dan kekuatan ideologi pemerintahan dalam mencapai

tujuan nasional.

b. Perang terbatas

Perang terbatas adalah suatu bentuk perang dengan masing-masing pihak yang

berperang secara sadar membatasi tujuan,alat,kekuatan dan daerah,

bergantung pada itikad negara yang berperang.

c. Perang Umum

Perang umum adalah suatu persengketaan bersenjata dengan masing-masing

negara dengan mengerahkan segenap kekuatan yang mereka miliki.

d. Perang Pembebasan Nasional

4. Paham Bangsa Indonesia tentang Perang

Bagi bangsa indonesia perang merupakan jalan terakhir yang terpaksa harus

ditempuh, dalam rangka mempertahankan mempertahankan falsafah

pancasila, kemerdekaan dan kedaulatan negara serta keutuhan wilayah dan

maratabat indonesia. Karena bangsa indonesia merupakan bangsa yang cinta

damai dan menjunjung tinggi rasa saling menghormati dan pengertian akan

martabat dan kedaulatan suatu bangsa.

4

Page 5: Modul 9 Pkn2

5. Penggunaan Sarana dan Penentuan Sasaran

a. Penggunaan sarana perang

Sarana perang lebih difokuskan dalam kelompok negara yang

menitikberatkan pelaksanaan perang dengan senjata nuklir dan

pelaksanaan perang kepada kemampuan tradisional.

b. Penentuan sasaran perang

Penentuan sasaran perang melalui penghancuran sistem urat nadi, bidang

teknologi, maupun bidang sosial.

c. Sumber dan Pola Eskalasi Ancaman

1. Subversi dan Pemberontakan dalam Negeri

Bentuk subversi dan pemberontakan ini dapat terjadi apabila suatu

kelompok memanfaatkan keadaan masyarakat yang buruk dengan

memaksakan kehendak dengan jalan kekerasan dan ada pula dengan jalan

menghasut masyarakat daerah untuk melepaskan diri dari pemerintah

pusat.

2. Invasi dan subversi dari luar negeri

Invasi dari luar negeri kemungkinan besar tidak akan terjadi karena sulit

diterima dan dilaksanakan oleh pendapat dunia sebagai salah satu jalan

persengketaan karena , Biaya sangat mahal, Adanya nilai-nilai morak baru,

Timbulnya nasionalisme baru, dan Ancaman perang nuklir. Kemungkinan

yang terjadi adalah subversi dari luar negeri karena biayanya relatif lebih

murah.

5

Page 6: Modul 9 Pkn2

C. PERANG PEMBEBASAN NASIONAL

Perang pembebasan merupakan bentuk operasi-operasi fisik dalam bentuk

gerakan-gerakan bersenjata berlingkup luas. Yang di dalam pelaksanaannya

telah diikutsertakan pula bagian masyarakat pendukungnya secara merata

dalam usaha untuk mengikat unsur-unsur pertahanan dan meluasnya gerakan-

gerakan fisik bersenjata di seluruh wilayah negara.

1. Pola Eskalasi Ancaman dan Kegiatan Musuh

Pola eskalasi ancaman dan kegiatan musuh dapat terjadi karena ada

kerawanan dalam kebhinekaan. Hal ini dapat memicu ketegangan yang bisa

meningkat menjadi bentrokan. Kalau bentrokan ini tidak dapat diatasi maka

akan berkembang menjadi teror bersenjata yang bisa berujung pemberontakan

dan pada akhirnya terjadi kudeta, yang bertujuan untuk menggulingkan

pemerintahan dan mendirikan negara baru.

2. Pola Eskalasi Ancaman dan Kegiatan Musuh dalam “ Perang Pembebasan

Nasional “

Pola eskalasi ancaman dan kegiatan musuh dalam perang pembebasan

nasional, dapat dikelompokkan menjadi dua tahap, yang meliputi tahap

persiapan dan tahap pelaksanaan.

Pola eskalsi ancaman tersebut dimulai dengan babak penggalangan dan

pematangan wilayah. Kemudian dilanjutkan babak persiapan dan penyiagaan

kekuatan fisik. Setelah persiapan selesai, babak pencetusan kekacauan pun

dilaksanakan. Proses berlanjut pada operasi khusus, operasi tempur, dan akhir

pola ini adalah operasi wilayah dan logistik.

6

Page 7: Modul 9 Pkn2

Kegiatan Belajar 2

Pengantar Sistem Pertahanan Keamanan Negara Indonesia

Secara garis besar kita mengenal sistem pertahanan yang berorientasi

pada darat, laut, udara, dan kombinasi.

A. Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia, Khususnya Di Bidang

Pertahanan-Keamanan Sejak Tahun 1945

Penentuan sistem pertahanan suatu negara dilakukan berdasarkan 3 cara

berikut ini.

1. Peniruan dari sistem pertahanan keamanan negara lain.

2. Pemilihan secara kebetulan dengan kemungkinan-kemungkinan yang

tidak sesuai dengan keadaan negara sebenarnya.

3. Penentuan sistem pertahanan keamanan yang sesuai situasi dan kondisi

bangsa yang bersangkutan.

Sejarah pertahanan keamanan bangsa indonesia sejak tahun 1945

memberikan banyak pengalaman dan data untuk menyusun sistem

pertahanan keamanan yang kokoh yang mampu menanggulangi setiap

ancaman. Pengalaman-pengalaman tersebut dikelompokkan menjadi 2

jenis yaitu sebagai berikut.

1. Pengalaman menanggulangi ancaman dari luar ( invasi )

a. Kurun waktu 1945-1947

Pada bulan september-oktober 1945, tentara pendudukan sekutu

(inggris), yang dimanfaatkan oleh Belanda untuk menyelundupkan

unsur-unsur alat pejajah Belanda ( NICA ) yang mendapat

perlawanan patriotis dari bangsa indonesia. Untuk menghadapi

7

Page 8: Modul 9 Pkn2

serangan tersebut Bangsa Indonesia menggunakan serangan dan

pertahan lini.

b. Kurun waktu 1948-1949

Beradasarkan pengalaman pada serangan Belanda yang lalu maka

Indonesia pun mengadakan persiapan-persiapan, antara lain

disusun kesatuan mobil dan kesatuan-kesatuan teritorial. Di

samping itu juga dikeluarkanlah Perintah Siasat No.1 oleh

Panglima Besar RI ( Jenderal Sudirman ) pada tanggal 9 november

1948.

Puncak dari serangan-serangan kita terhadap tentara Belanda yang

terkenal dengan sebutan Serangan Umum tanggal 11 Maret 1949

( Peristiwa Enam Jam di Yogya ).

2. Pengalaman menanggulangi ancaman dari dalam, yang berwujud

pemberontakan dan subversi.

Jenis ancaman ini diawali dengan pemberontakan PKI, RMS, G 30

S/PKI (1965), dan lain-lain. Peristiwa-peristiwa tersebut dapat

dikelompokkan menjadi dua kelompok berikut ini.

a. Kelompok yang hanya mengandalkan perlawanan kepada

kemampuan/persenjataan. Model seperti ini dihadapi dengan

menggunakan peralatan teknologi disertai pemantapan aparatur

pemerintahan dan rehabilitasi daerah-daerah yang mengalami

kerusakan.

b. Kelompok yang disamping menggunakan peralatan teknologijuga

menggunakan cara-cara penguasaan wilayah.

3. Pelajaran-pelajaran yang dapat ditarik dari pengalaman-pengalaman

perjuangan bersenjata.8

Page 9: Modul 9 Pkn2

Begitu banyak pelajaran yang dapat kita ambil dari pegalaman

tersebut, yaitu keteguhan hati rakyat untuk mempertahankan negara

dan bangsa dengan tidak pantang menyerah berjuang meski mengalami

keadaan yang sangat parah. Selain itu kemampuan angkatan bersenjata

untuk melaksanakan perang konvensional, serta persatuan dan kerja

sama di samping itu juga kepemimpinan yang ulet dan tahan uji di

semua tingkatan, yang mahir mengelola sumber-sumber kekuatan.

B. FAKTOR LINGKUNGAN YANG MEMPENGARUHI SISTEM

PERTAHANAN-KEAMANAN

1. Faktor Geografis Indonesia

Dipandang dari segi letaknya indonesia berada dalam posisi yang

sangat trategis, di antara dua benua dan dua samudera, serta di antara

dua tata susunan dalam aspek-aspek kehidupan yang berlainan, bahkan

saling bertentangan.

2. Faktor Sumber Daya Alam

Indonesia merupakan negara yang sangat kaya akan sumber daya

alamnya dan sangat dibutuhkan oleh negara-negara didunia untuk

kelancaran perputaran roda ekonomi negara yang bersangkutan.

3. Faktor Demografi

Dilihat dari jumlah penduduknya, daerah yang padat penduduk seperti

Indonesia mudah menimbulkan pertentangan sosial.

C. HAKIKAT, DASAR, TUJUAN, DAN FUNGSI PERTAHANAN

NEGARA RI

Hakikat pertahanan negara adalah segala pertahanan yang bersifat

semesta/menyeluruh, yang penyelenggaraannya didasarkan pada

kesadaran hak dan kewajiban serta keyakinan atas kekuatan sendiri.

9

Page 10: Modul 9 Pkn2

Tujuannya untuk menjaga dan melindunngi kedaulatan negara, keutuhan

wilayah RI, dan keselamatan segenap bangsa dari segala ancaman.

D. PENYELENGGARAAN KETAHANAN NEGARA

Pertahanan negara diselenggarakan melslui usaha membangun dan

membina kemampuan, daya tangkal, serta menanggulangi setiap ancaman

yang dipersiapkan sejak dini dengan sistem pertahanan negara.

Penyelenggaraan pertahanan dan keamanan negara berdasarakan prinsip-

prinsip seperti berikut.

1. Bangsa indonesia berhak dan wajib memepertahankan dan membela

kemerdekaan negara.

2. Upaya pembelaan negara tersebut merupakan tanggung jawab dan

kehormatan setiap warga negara.

3. Pertentangan yang timbul antara indonesia dengan bangsa lain selalu

diusahakan dengan cara damai.

4. Pertahanan dan keamanan keluar bersifat defensif-aktif.

5. Bentuk perlawanan rakyat indonesia bersifat kerakyatan dan

kesemestaan.

10

Page 11: Modul 9 Pkn2

KEGIATAN BELAJAR 3

SISTEM PERTAHANAN KEAMANAN dan KEAMANAN RAKYAT

SEMESTA (SISHANKAMRATA)

Komponen Kekuatan dalam Sishankamrata.

Sishankamrata adalah suatu sistem pertahanan keamanan yang bersifat

semesta dalam konsep ruang lingkup dan pelaksanaannya dengan melibatkan

seluruh komponen-komponennya untuk mencapai tujuan nasional.

Komponen kekuatan siskanhamrata terdiri dari komponen dasar (Ratih),

komponen utama (ABRI dan Cadang TNI), komponen khusus (Linmas),

komponen pendukung (sumberdaya dan prasarana nasional). Komponen-

komponen tersebut didasarkan pada UU No. 20 Tahun 1982 diintergasikan ke

dalam UU No. 3 tentang Pertahanan Negara.

Penyelenggaraan Hankam menghasilkan berbagai doktrin yaitu :

a. Perang grilya rakyat semesta (1948). Menggunakan konsep pola kekuatan

fisik,pemanfaatan wilayah, dan perebutan kembali daerah yang di dududki

lawan.

b. Perang wilayah (1950). Menggariskan adanya 4 tahap yaitu :

Menghancurkan serangan musuh, mengadakan pertahanan pantai, menukar

ruang dengan waktu, dan mengadakan serangan balasan.

c. Perang rakyat semesta (1966). Pokok-pokok doktrin ini meliputi : Perata

adalah Perang kekuatan nasional menggunakan militansi rakyat yang

merupakan bagian mutlak dari Hankamnas dengan pola oprasi keamanan

dan pertahanan.

d. Pertahanan keamanan rakyat semesta (1967). Doktrin ini berisikan :

Sasaran-sasaran dan pola-pola Operasi Hankamnas yang dibantu oleh

11

Page 12: Modul 9 Pkn2

unsur-unsur ABRI dan Non-ABRI untuk mempertahankan keamanan

rakyat semesta.

e. Tahap-tahap operasi pertahanan. Tahap ini terdiri dari tahap Operasi

defensif stategis dan tahap operasi ofensif stategis.

f. Penyelenggaraan operasi pertahanan. Dilakukan melalui operasi-operasi

udara, lautan, daratan, dan pertahanan atau pelaksanan operasi menghadapi

musuh didalam maupun diluar negeri.

Pola Operasi Sishankamrata

a. Pola operasi keamanan dalam negeri (Kamdagri) adalah serangakaian

operasi dan babak penyelenggaraan keamanan yang bertujuan untuk

memelihara atau mengembalikan kekuasaan pemerintahan negeri RI

terhadap subversidan pembrontakan dalam negeri.

b. Pola operasi intelijen srategis (Intelstart) adalah bagian dari kegiatan

inteligen, kontra intelijen, dan perang psikologis di tingkat stategis, dengan

tujuan memperoleh informasi, menghancurkan sumber-sumber di wilayah

musuh untuk mewujudkan kondisi yang menguntungkan.

c. Pola operasi kerjasama Hankam Asia Tenggara adalah serangkaian

tindakan, latihan, dan operasi keamanan bersama untuk mewujudkan

daerah-daerah aman dan damai serta meningkatkan ketahanan regional di

kawasan Asia Tenggara.

12

Page 13: Modul 9 Pkn2

KEGIATAN BELAJAR 4

UPAYA PENYELENGGARAAN BELA NEGARA dalam KERANGKA

SISTEM PERTAHANAN dan KEAMANAN RAKYAT SEMESTA

Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia dalam Pembelaan Negara

Kelangsungan hidup bangsa Indonesia merupakan tangggung jawab setiap

warga Negara dalam membela Negara yang diwujudkan dalam bentuk hak,

kewajiban, dan kehormatan. Untuk itu diperlukan partisipasi seluruh warga

Negara dalam upaya bela Negara.

Persepsi bela Negara dalam waktu ke waktu yaitu :

a. Periode 1945-1949 di persepsikan identik dengan keikut sertaan perang

kemerdekaan baik secara bersenjata ataupun tidak.

b. Periode 1950-1965 di persepsikan dengan upaya pertahanan keamanan

oleh komponen-komponen Hankam. Hal ini sejalan dengan tantangan

yang dihadapi pada periode itu, misalnya pemberontakan di dalam negeri.

c. Periode Orde Baru masalah yang di hadapi semakain kompleks dan luas,

oleh karena itu bela negara di persepsikan sebagai partisipasi semua warga

Negara dalam menciptakan Tannas di seluruh aspek kehidupan bangsa,

melalui invasi, ideologi, politik, ekonomi, dan sosial budaya.

Landasan Hukum Bela Negara

Pada pasal 30 ayat (1) dan (2) UUD 1945 berbunyi :

a. Tiap warga Negara berhak dan wajib dalam usaha pembelaan Negara .

b. Syarat-syarat tentang pembelaan Negara di atur dengan undang-undang.

Selain itu juga dilandaskan pada UU No. 20 Tahun 1982 tentang pertahanan

keamanan Negara dan di sempurnakan dengan UU no. 3 Tahun 2000.

13

Page 14: Modul 9 Pkn2

Wujud dan Upaya Bela Negara.

Wujud dan upaya bela Negara sudah ditanamkan sejak dini di sekolah dasar

dan menengah yang di integrasikan dalam kurikulum pendidikan. Selain itu juga

dapat melalui Pendidikan Kewarganegaraan, Latihan dasar kemiliteran, Prajurit

TNI, dan Pengabdian dalam profesi.

14

Page 15: Modul 9 Pkn2

Kegiatan Belajar 5

Politik serta Strategi Pertahanan dan Keamanan

A.DASAR-DASAR KONSEP PERTAHANAN KEAMANAN NASIONAL.

Dalam topik tannas telah di bahas juga mengenai pertahanan keamanan secara lebih jelas dan mendalam daripada gatra-gatra sosial lainnya.Pertahanan keamanan diartikan sebagai upaya rakyat semesta yang merupakan salah satu fungsi pemerintahan/negara dalam rangka menegakkan tannas dengan tujuan mencapai keamanan bangsa dan negara serta keamanan perjuangan nasional.

Dengan adanya UU RI Pokok Hankamnas No.20 Tahun 1982,sekarang disempurnakan dengan UU RI No.3 tahun 2002 tentang Pertahanan dan Keamanan negara dan UU No.2 tentang Kepolisian Negara maka baik politik maupun konsep pertahanan keamanan bangsa Indonesia serta semua doktrinnya telah mempunya landasan yang pokok.

1. FalsafahDalam kehidupan negara,aspek pertahanan keamanan merupakan faktor yang sangat hakiki dalam menjamin kelangsungan hidup negara itu.Pandangan bangsa Indonesia tentang pertahanan dan keamanan negara sebagaimana di tentukan dalam Pembukaan dan Batang Tubuh Undang-Undang Dasar 1945 adalah sebagai berikut.

a) Kemerdekaan adalah hak segala bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas du ia harus di hapusakan karena tidak sesuai dengan prikemanusiaan dan prikeadilan.

b) Pemerintah negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,memajukan kesejahteraan umum,mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan sosial.

c) Adalah hak dan kewajiban setiap warga untuk ikut serta dalam usaha pembelaan negara.

d) Bumi,Air,dan Kekayaaan alam yang terkandung di dalamnya di kuasai oleh negara dan di pergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

15

Page 16: Modul 9 Pkn2

2. Asas-asasAsas-asas atau prinsip-prinsip dalam penyelenggaraan pertahanan keamanan seperti tersebut di bawah ini.

a) Bangsa Indonesia berhak mempertahankan kemerdekaan dan Kekayaan alam di Indonesia dan tidak boleh jatuh ke tangan bangsa asing.

b) Setiap warga Indonesia wajib mempertahankan keamanan negara.Dan hal tersebut harus berdasarkan asas keyakinan dan pantang menyerah.Selain itu tidak mengandalkan atas perlindungan dari bangsa lain.

c) Bangsa Indonesia cinta perdamaian,perang adalah tindakan berprikemanusiaan,tidak sesuai dengan martabat ,manusia.Olek karena itu,bangsa Indonesia menyadari hak dan kewajiban untuk ikut serta dalam setiap usaha perdamaian.Bangsa Indonesia menyatakan perang adalah jujur terakhir dan hanya di lakukan apabila semua usaha penyelesaian cara damai telah di tempuh dan ternyata tidak membawa hasil.

d) Pertahanan keamanan negara keluar bersifat defensif aktif yang berarti tidak agresif dan tidak ekspansif dan sejauh kepentingan nasional tidak terancam,tidak akan mulai menyerang,sedangkan ke dalam bersifat preventif aktif yang berarti sedini mungkin mengambil langkah dan tindakan guna mencegah dan mengatasi setiap kemungkinan timbulnya ancaman dalam bentuk apapun dari dalam negeri.

e) Bentuk perlawanan rakyat Indonesia dalam rangka membela serta mempertahankan kemerdekaan bersifat kerakyatan dan kesemestaan,yang berarti melibatkan seluruh rakyat dan segenap sumber daya nasional serta prasarana nasional yang bersifat kewilayahan.

3. Tujuan dan Fungsi HankamnasPertahan Keamanan Nasional bertujuan menjamin tegaknya NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 terhadap segala ancaman.Pertahanan Nasional mempunyai fungsi,yaitu :

a) Memelihara dan meningkatkan tannas dengan menanamkan serta memupuk kecintaan kepada tanah air.

b) Membangun,memelihara,dan mengembangkan secara terpadu dan terarah segenap komponen kekuatan Hankamnas.

16

Page 17: Modul 9 Pkn2

c) Mewujudkan seluruh Kepulauan Nusantara beserta yuridisi nasional sebagai kesatuan pertahan keamanan nasional dalam mewujudkan Wasantara.

4. Sistem Pertahanan Keamanan Nasionala) Upaya pertahanan dan keamanan negara

1.Upaya pertahanan yaitu untuk menghadapi kemungkinan serangan dari luar,di lakukan dengan membangun serta membina daya .2.Upaya untuk mengahadapi kemungkinan gangguan keamanan dari dalam negeri di wujudkan dalam sishankamrata dengan mendayagunakan sumber daya nasional dan prasana nasional secara maksimal.

b) Hakikat Hankamnas kita adalah perlawanan rakyat semestaSifat-sidat utama dari sistem ini adalah :1, Kerakyatan yaitu keikutsertaan seluruh rakyat Indonesia sesuai kemampuan dalam pertahan keamanan nasional2.Kesemestaan yaitu seluruh bangsa mampu memobilisasikan diri guna menanggulangi segala bentuk ancaman.3.Kewilayahan yaitu seluruh warga negara merupakan titik tumpuan perlawanan.

c) Berdasarkan UU RI No. Tahun 1998Berdasarkan UU RI No. 20 Tahun 1998 tentang pokok Pertahanan dan Kekuatan Hankamnas di kelompokkan dalam 4 Komponen,yaitu :

Rakyat TerlatihRakyat terlatih sebagai komponen dasar bagi kesemesataan dan keserbagunaan penyelenggara pertahanan keamanan negara mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut :a) Ketertiban umum yaitu memelihara ketertiban

masyarakat,kelancaran pemerintahan serta kelancaran kegiatan masyarakat.

b) Perlindungan rakyat yaitu menanggulangi gangguan ketertiban hukum.

c) Keamanan rakyat yaitu meniadakan gangguan keamanan masyarakat yang mengakibatakan terganggunya stabilitas keamanan.

d) Perlawanan rakyat yaitu menghadapi musuh yang hendak menduduki wilayah Republik Indonesia.

17

Page 18: Modul 9 Pkn2

Angkatan Bersenjata / TNITNI merupakan komponen utama dalam mempertahankan negara dari berbagai ancaman dan selaku penindak awal terhada setiap ancaman yang datang dari dalam ataupun luar negeri.

Perlindungan MasyarakatPerlindungan masyarakat merupakan suatu komponen yang anggotanya warga negara Indonesia yang suka rela memilih lingkungan ini sebagai tempat berbaktinya.

Sumber Daya Alam,Sumber Daya Buatan,dan prasarana nasioonalBerdasarkan UU No.3 Tahun 2002 tentang pertahanan negara,kekuatan pertahanan keamanan negara terdiri dari 3 komponen yaitu:*Komponen Utama adalah TNI*Komponen cadangan adalah Sumber Daya Nasional yang telah disiapkan untuk di kerahkan melalui mobilisasi.*Komponen pendukung adalah sumber daya nasional yang dapat di gunakan untuk meningkatkan kekuatan dan kemampuan komponen utama dan komponen cadangan.Kepolisian negara yang merupakan alat negara yang berperan memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat dalam di masukan dalam komponen cadangan.

5. Konsep Pertahanan Keamanan NasionalHakikat Hankamnas adalah perlawanan rakyat semesta bahwa

seluruh rakyat sesuai dengan bidang,kodrat,dan kemampuannya masing-masing diikutsertakan dalam penyelenggaraan pertahanan keamanan.Ada dua konsep dasar dalam mengimplementasikan Hankamnas,yaitu :

Konsep pertahanan nasional

Konsep ini di tujukan kepada menggagalkan usaha rencana agresi dan subversi dini musuh dengan jalan :

a. Menghancurkan dan melumpuhkan musuh di wilayahnya.b. Mengancurkan musuh dalam perjalanan menuju Indonesia.

18

Page 19: Modul 9 Pkn2

c. Menghancurkan musuh d ambang pintu masuk wilayah perairan atau udara Indonesia.

d. Menghancurkan musuh ketika musuh sudah masuk wilayah Indonesia.

e. Menghancurkan musuh ketika musuh berhasil melakukan pendaratan di Indonesia.

f. Menghancurkan musuh ketika musuh telah berhasil menduduki daerah Indonesia.

Konsep keamanan nasional

Konsep ini di tujukan kepada menggagalkan usaha dan kegiatan musuh dalam bentuk infiltrasi dan subversi di bidang-bidang ideologi,politik,ekonomi,sosial budaya dan militer di dalam negeri

Keamanan dan ketertiban masyarakat sebagai salah satu prasyarat terselenggaranya proses pembangunan dalam rangkai tercapainya tujuan nasional yang di tandai dengan terjaminnya keamanan.

19

Page 20: Modul 9 Pkn2

KEGIATAN BELAJAR 6

Dwi fungsi ABRI dalam Kenangan

ABRI mengemban fungsi kekuatan Hankam dan sekaligus fungsi sebagai

kekuatan sosial politik. ABRI merupakan komponen utama dalam kekuatan

Hankam. Umumnya militer mempunyai kecenderungan memainkan peran lebih

besar dalam politik nasional. Amos Perlmutter (1980) mengutarakan alasan-alasan

campur tangan militer dalam politik adalah antikolonialisme, nasionalisme,

oposisi terhadap rezim sipil nasinalis, Taufik Abdullah (1981) dalam tulisannya

mengenai hubungan sipil militer di dunia ketiga, menyatakan kemungkinan untuk

campur tangan politik tidak hanya bersumber dari pihak militer itu sendiri, Penulis

lain yang mencoba menjawab dalam politik ialah harold Crough (The Military in

the Political Development of the New Nations, Chicago University Press, 1964).

Pertama, nilai-nilai dan sikap para perwira militer terhadap orientasi mereka pada

politik dan pandangan mereka terhadap kekuatan. Kedua, pengaruh eksternal

yakni solid ekonomi, situasi politik. Ketiga, faktor internasional dapat membuat

kecenderungan militer melakukan intervensi dalam politik. Finer (1962) dalam

bukunya “ the man Of Houseback” mengemukakan motif-motif yang

menyebabkan keterlibatan militer dalam politik ialah (1) nasib para prajurit, (2)

kepentingan nasional, (3) kepentingan kelas, (4) kepentingan daerah, (5)

kepentingan Korps Angkatan Bersenjata, (6) kepentingan individual. Mengenai

kontribusi militer dalam pembangunan tampak berada dalam bidang-bidang

pembaharuan nilai-nilai, pertumbuhan ekonomi, dan kesejahteraan sosial.

Menurut Finer (1962) ada tiga kemungkinan dapat terjadi, yaitu menyerahkan

kekuasaan menjadi sipil kembali dan petugas sipil. Hasil penelitian Finer

menemukan bahwa pihak-pihak militer di Amerika Latin telah melepaskan

jabatannya dan kembali ke barak. Dalam menganalisis peran militer dalam

pembangunan sangat berguna bagi anda untuk melihat pengalaman Indonesia

yakni mempelajari sejarah konsep dwi fungsi ABRI.

20

Page 21: Modul 9 Pkn2

A.SEJARAH DWI FUNGSI ABRI(FUNGSI SOSIAL POLITIK)

Perkembangannya organisasi militer tidak hanya bertanggung jawab atas

pertahanan dan keamanan negara tetapi juga bertanggung jawab atas kemakmuran

(kesejahteraan) masyarakat. “campur tangan” militer di dalam pemerintahan

karena dalam suatu perjuangan kemerdekaan adalah biasa digunakan strategi

campuran (Mix-Strategies) yakni dengan memafaatkan cara-cara diplomasi

digabung dengan cara militer. Istilah dwi fungsi ABRI baru secara jelas lahir pada

tahun 1960, seterlah Jenderal A.H. Nasution berceramah dalam acara Dies Natalis

Akademi Militer di Magelang tanggal 11 November 1958. Nasution

mengemukakan apa yang disebut sebagai “jalan tengah TNI”. Hakikat dari “Jalan

tengah TNI” tersebut ialah ABRI bukanlah alat mempertahankan

kemerdekaan semata, tetapi juga sebagai kekuatan politik. Selain sebagi alat

revolusi juga sebagi pejuang yang dipanggil ntuk memberikan jasanya sebelum

menjadi bangsa yang merdeka, Indonesia terdiri dari berbagai suku yang

diperintah oleh Raja atau Panglima. A.H. Nasution menyatakan Demokrasi liberal

di Indonesia telah menghasilkan konflik-konflik “pertengkaran politik”,

pemberontakan dan penghancuran kebudayaan dan moral nasional yang

mengakibatkan munculnya berbagai upaya partai-partai politik untuk menjadikan

diri meraka sendiri sebagai “kelompok-kelompok penegak”. Pada tahun 1948-

1949 Agresi Militer Belanda II, pemimpin politik sipil ditangkap Belanda, peran

ABRI menjadi meningkat. Pada pemberontakan G 30 S/PKI tahun 1945 di mana

kepemimpinan sipil gagal menyelamatkan Pancasila, lagi-lagi ABRI tampil

menyelamatkan Republik yang tercinta ini. Tampak pengaruh ABRI semakin

besar sehingga memungkinkan ABRI turun menentukan kebijaksanaan nasional.

Konsep dwi fungsi tidak sama dengan kekaryaan. Kekaryaan itu lebih ditentukan

oleh pihak luar, bukan oleh ABRI. “Kekaryaan” bersifat menjembati antara dwi

fungsi dengan kebutuhan pembangunan. Undang-undang No. 20 Tahun 1982

tentang Pertahanan dan Keamanan Negara pada Pasal 28 menggambarkan ABRI

sebagi kekuatan dinamisator dan stabilisator bergandengan dengan kekuatan-

21

Page 22: Modul 9 Pkn2

kekuatan sosial lain yang mengamankan keberhasilan perjuangan nasional,

undang-undang No. 20 Tahun 1982 tersebut memberikan kesempatan kepada

ABRI mengaktualisasikan perannya. Lepas dari itu kondisi strukturalisasi ini

membuat ABRI sebagai satu0satunya organisasi yang solid dan sangat effektif di

Indonesia dan oleh karena itu sangat berperan dalam politik negara. Dalam

perannya di bidang legislatif, Abri diberi sejumlah kursi dan dilarang memilih dan

dipilih dalam pemilihan umum. Agar anggota ABRI tidak terpecah-pecah dalam

afiliasi pada partai-partai politik yang kerap kali saling bertentangan pada periode

demokrasi liberal sehingga membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa.

B.HAKIKAT ABRI SEBAGAI KEKUATAN SOSIAL POLITIK

1.Hakikat Sosial Politik ABRI

Hakikat Sospol ABRI adalah jiwa, tekad dan semangat pengapdian ABRI

sebagai kekuatan sospol untuk secara aktif berperan serta bersama-sama dengan

segenap kekuatan sosial lainnya, ABRI senantiasa mengabdikan dirinya di

segenap bidang kehidupan nasional, ABRIsebagai penegak demokrasi Pancasila

yang berjiwa Sapta Marga.

2.Sikap dan Tekad Sosial Politik

ABRI sebagai kekuatan sosial politik disertai landasan pengalaman

sejarah perjuangan ABRI sejak tahun 1945. Maka sikap dan tekad sosial politik

ABRI adalah sebagi berikut.

a. Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 harus diamankan, dipertahanka,

serta dilaksanakan secara murni dan konsekuen.

b. Peran ABRI sebagai kekuatan sosial politik adalah konsep politik yang

bersifat tetap dan merupakan tatanilai yang berlanjut serta melekat pada

setiap generasi ABRI.

c. Peran ABRI sebagai kekuatan sosial politik tetap berpegang teguh pada

Sapta Marga dan Sumpah Prajurit

22

Page 23: Modul 9 Pkn2

d. Sosial politik ABRI mengutamakan asas musyawarah untuk mufakat

politik ABRI tidak akan mejurus kepada militerisme, ditatorisme, atau

totaliterisme, serta menolak paham-paham lain yang tidak sesuai dengan

nilai luhur Pancasila.

C.TUJUAN ABRI SEBAGAI KEKUATAN SOSIAL POLITIK.

Tujuan ABRI ialah untuk mewujudkan stabilitas nasional yang mantap

dan dinamika di segenap aspek kehidupan bangsa. Untuk mencapai tujuan tersbut

dengan ikut serta secara aktif dalam segala usaha dan kegiatan rakyat dan negara

dalam bidang ideologi, politik, ekonomi dan sosial budaya dalam rangka

meningkatkan kesadaran dan kemantapan dalam kehidupan bermasyarakat,

beebangsa dan bernegara untuk meperkokoh tannas dalam rangka mencapai

tujuan-tujuan nasional.

D.TUGAS DAN FUNGSI ABRI SEBAGAI KEKUATAN SOSIAL

POLITIK.

1. Tugas ABRI sebagi Kekuatan Sosial Politik

a. Bersama-sama dengan organisasi kekuatan sosial lainnya mengamankan

dan menyukseskan perjuangan bangsa dalam mengisi kemerdekaan serta

mendorong setiap upaya meningkatkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat

Indonesia dalam rangka memantapkan tannas guna mewujudkan tujuan

nasional

b. Mendorong dan meddinamisasikan pengembangan kehidupan demokrasi

Pancasila dan kehidupan konstitusional berdasarkan UUD 1945 dalam

segala usaha dan kegiatan bangnas

2. Fungsi ABRI sebagai Kekuatan Sosial

a. Mengamankan, mengawal dan mengamalkan Pancasila dan Undang-

Undang Dasar 1945 secara murni dan konsekuen

b. Berperan serta dalam pengambilan keputusan yang menyangkut masalah

kenegaraan dan pemerintahan dalam rangka menjamin pembangunan

23

Page 24: Modul 9 Pkn2

kehidupan deokrasi Pancasila dan kehidupan konstitusional berdsarkan

Undang-Undang Dasar 1945.

c. Mengmankan dan menyukseskan bangnas sesuai GBHN

d. Memelihara dan mengembangkan persatuan dan kesatuan bangsa serta

memlihara dan mengembangkan stabilitas nasional yang mnatap dinamik

demi keberhasilannya bangnas.

e. Melaksanakan komunikasi sosial dengan organisasi kemasyarakatan dan

kekuatan sosial politik lainnya untuk menjalin saling pengertian , dan

keterpaduan upaya penanggulangan hakikat masalah sospol.

f. Membina kemampuan dan kekuatan sosial politik dalam rangka membina

penyelenggaraan sosial politik negara.

E.POLA OPERASI SOSIAL POLITIK ABRI.

1. Pola operasi sospol adalah suatu rangkaian konsepsi operasi penyelesaian

masalah sospol dengan menciptakan situasi dan kondisi sospol yang mantap

dan dinamis. Masalah sospol dapat berupa perbedaan persepsi yang mendasar

tentang Pancasila sebagai ideologi negara, keresahan sosial yang dapat

berkembang menjadi ancaman yang dapat membahayakan keselamatan bangsa

dan negara. Rangkaian konsepsi operasi yang dilaksanakan adalah sebagai

berkut

a. Operasi penciptaan kondisi politik yang menjamin stabilitas nasinal dengan

meningkatkan kepekaan pengamatan kondisi sosial politik agar dapat

menemukan keresahan sosial secara dini.

b. Operasi pengendalian sosial politik dengan mengupayakan keterpaduan

cara dan usaha antara ABRI, Pemerintah, dan Kekuatan sosial lain mulai

dari tingkat pusat sampai daerah dalam rangka menangguangi hakikat

permasalahan sosial politik.

c. Operasi pemantapan kondisi sosial politik dengan menggiatkan semua

upaya pembinaan sosial politik secara terpadu dalam rangka mewujudkan

kehidupan sosial msyarakat yang stabil dan dinamis serta meningkatkan

tannas

24

Page 25: Modul 9 Pkn2

2. Poal operasi sosial politik dapat dilaksanakan secara berdiri sendiri merupakan

pola operasi yang terkait denganpola operasi pertahanan ataupun pola operasi

keamanan dalam negeri.

3. Sebagai landasan pelaksanaan operasi sospol digunakan pedoman penjabaran

yang besifat konseptual operatif, pada strata Doktrin Pelaksanaan yang disusun

secara tersendiri dan dinamakan Doktrin operasi sospol

F.BERBAGAI PENDAPAT TENTANG DWI FUNGSI ABRI(FUNGSI

SOSIAL POLITIK)

Peran sosial politik ABRI dengan intensif yang tinggi dan cakupan yang

luas di segenap aspek kehidupan bangsa dan negara, dapat menggeser peran

kelompok nonmiliter, dan menjadi adu silang pendapat pro dan kontra tentang dwi

fungsi ABRI tersebut. Ali Murtopo (1974), berpendapat bahawa ABRI terpaksa

menjadi kekuatan politik yang dominan karena hingga sekarang kita belum

mempunyai kelompok-kelompok politik sipil dengan program-programnya yang

jelas dan kokoh. Faisal Tanjung (1993) menyatakan perlunya mempertimbangkan

kembali peran ABRI dalam iklim sosial politik yang terus beerubah ini, tetapi hal

ini tidak berarti bahwa dwi fungsi ABRI akan diubah atau ditinggalkan. Menurut

Nasution, seandainya ABRI akan memainkan peran politik, seharusnya peran itu

ada di MPR, bukan dalam politik negara sehari-hari, ABRI harus berhenti dalam

politik negara sehari-hari meskipun ia mendukung wakil-wakil ABRI do lembaga

legislatifa. Ada juga anggapan bahwa ABRI mengirim personil sering tidak cocok

dengan pekerjaan yang tersedia dan sering juga mutunya tidak lebih baik dari

orang kecil. Orang-orang sipil harus lebih diberikan peluang pada posisi penting

yang bukan bersifat politis, mengingat kecakapan dalam loyalitas mereka pada

ideologi negara telah meningkat. Tanggapan presiden Soeharto terhadap kritik-

kritik ini ialah ABRI akan terus mempunyai peran sosial politik dalam negara,

tetapi tidak diizinkan untuk membuat “militerisme”. Namun demikian, ABRI

tidak berada di atas segala macam paham, golongan yang ada di dalam

masyarakat dan menimbulkan konflik kepentingan bagi ABRI sendiri.

25

Page 26: Modul 9 Pkn2

Dalam konteks demokratisasi dan peran dwi fungi ABRI diperlukan kajian

Xulang dan disesuaikan dengan perkembangan masyarakat. Nordliger (1976)

mengemukakan tiga model peranan yang dapat dimainkan oleh militer yaitu

modelmoderator, guardians, dan model rules. Dominasi ABRI baik dalam

lembaga-lembaga politik maupun pemerintah ternyata tidak signifikan bagi

terciptanya sistem politik demokratis dan clea goverment. Fungsi sospol ABRI

lebih tepat mengambil model pertama dan kedua, di masa mendatang kesadaran

politik masyarakat yang semakin tinggi seiring dengan kemajuan teknologi

informasi dan pengaruh dunia internasional. Penyelesaian konflik politik adalah

langkah yang tidak populer, malahan mengundang masalah yang ukup pelik, yaitu

banyak menimbulkan pelanggaran HAM. Upaya masyarakat menempuh cara-cara

konstitusional secara damai, yaitu melalui mekanisme demokratis dari lembaga-

lembaga politik yang tersedia atau lembaga peradilan. Pemisahan satuan

Kepolisian dari ABRI guna menghindari kesalahan atau tindakan kekerasan dalam

penganan masalah politik dalam kehidupan masyarakat sipil. Untuk

mengembalikan ciri dan legitimasi ABRI, tidak ada pilihan lain kecuali ABRI

jaga jarak dengan kekuasaan. Fungsi ABRI yang melekat pada dirinya adalah

pengembangan tugas suci, yaitu menjaga kepentingan negara dan berdiri atas

kepentingan semua golongan. Sebagai dinamisator, ABRI dapat mendorong

berkembangnya kehidupan politik yang demokratis, tegaknya HAM dan keadilan

sosial. Dalam menciptakan sistem demokratis, bagaimanapun tergantung pada

bagaimana kita meletakkan peran dwi fungsi ABRI secara lebih proporsional.

Perkembangan-perkembangan perubahan yang terjadi dam kecenderungan (trend)

dimasa depan. Pertama, harus dilihat bahwa ABRI berada pada lingkungan yang

baru dan generasi baru pula. Kedua, mereka ini sekarang baik militer maupun sipil

berada pada lingkungan strategik yang berbeda. Ketiga, lingkungan eksternal yang

berubah cepat, membawa muatan-muatan baru di berbagai bidang seperti bidang

ekonomi. Masyarakat mendatang dibentuk oleh pikiran-pikiran baru, bukan oleh

kekuasaan. Aktualisasi dwi fungsi ABRI di masa depan harus disesuaikan dengan

keadaan, sebagaimana ditegaskan oleh Presiden Soeharto (1993) bahwa ABRI

harus mengetahui kapan ia harus berada di depan (ing karso sung tulodo),

26

Page 27: Modul 9 Pkn2

ditengah (ing madya mangun karso), dan kapan harus berada dibelakang (tut wuri

handayani). Konsensu selau dapat dibuat atas prnsip tidak satupun pihak boleh

mendominasi yang lain. Kecurigaan terhadap golongan lain harus dihindari,

kearifan harus ditumbuhkan agar konflik internal tentang hal ini tidak

menimbulkan perpecahan.

C.ORDE BARU DIGANTIKAN ORDER REFORMASI.

Setelah terpilihnya Soeharto menjadi Presiden kembali dengan suara bulat

lebuh menyuburkan KKN (Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme). Bersama dengan

para mahasiswa para pemimpin oposisi diantaranya seperti Amin Rais, Megawati

dan Abdurrahman Wahid memyuarakan menuntut reformasi. Para pemimpin

tersebut bersama para pengikutnya telah memberikan tekanan. Kepada Soeharto

untuk mundur. Amin rais merupakan orang pertama yang menyatakan

mencalonkan diri sebagai Presiden. Amin Rais-lah yang menyerukan reli people

power yang sedianya akan diadakan di silang monas sehari sebelum Soeharto

turun. Perpecahan di tubuh ABRI (eks ABRI) juga merupakan faktor penyebab

jatuhnya Soeharto. Sinerginya dari berbagai faktor pada akhirnya memaksa

Soeharto (yang diidentikkan dengan orde baru) terpaksa turun dari kursi

kepresidenan suatu rezim yang telah lama berkuasa dignti rezim yang baru yang

kita namakan sebagai orde reformasi.

H.TNI DALAM NEGARA DEMOKRASI.

TNI sebagi bagian yang tak terpisahkan dari Republik Indonesia dan

sebagai pembela Pancasila sebagia Dasar Negara, syarat-syarat yang harus

dipenuhi TNI, antara lain berikut ini.

1. TNI merupakan organiassi militer yang teratur, berdisiplin, dan taat

menjalankan semua ketentuan hukum undang-undang dan peraturan yang

bralaku.

2. TNI menempatkan diri dibawah kekuasaan pemerintah, menjalankan segala

kehendak Pemerintah sepenuhnya, tanpa ada politik TNI sendiri.

27

Page 28: Modul 9 Pkn2

Kebijaksanaan yang dibuat TNI adalah kebijaksanaan untuk melaksanakan

kehendak Pemerintah dengan sebagik-baiknya.

3. TNI menjalankan semua fungsi yang ditetapkan undang-undang, khususnya

yang brsangkutan dengan keamanan nasional dan pertahanan negara, dan

mengembangkan kemampuan yang setinggi-tingginya untuk melaksanakan itu

yang sekurang-kurangnya sama dengan kemampuan militer yang ada pada

negara-negara di sekitar Indonesia.

4. TNI harus merupakan organisasi yang dicinti dan dipercaya rakyat Indonesia

serta mewujudkan perpaduan harmonis antara kekuatan militer profesional dan

kekuatan rakyat.

5. TNI memimpin dan membidik anggotanya menjadi warga negara yang

menyadari pentingnya Pancasila sebagai Dasar Negara dan menjdi anggota

TNI yang senantiasa mengusahakan yang terbaik bagi RI dan TNI.

TNI sebagi lembaga yang relevan dengan Negara Demokrasi tidak

mungkin tanpa kepemimpinan dan dukungan Pemerintah. Yang harus

diperhatikan Pemerintah adalah sebagai berikut.

1. Pejabat Pemerintah, harus mempunyai pemahaman dan kemampuan yang

cukup untuk memimpin dan mengatur segala aspek keamanan nasional,

2. Pemerintah harus menyediakan dukungan logistik, administrasi, dan keuangan

yang cukup agar TNI dapat mengmbangkan diri sebagai organisasi pertahanan

yang andal

3. Pemerintah harus membuat perundang-undangan dan pengarutan yang

mendukung pelaksanaan semua fungsi TNI secara maksimal dan efektif.

4. Atas dasar itu Pemerintah harus dapat menjalankan kepemimpinan yang efektif

terhadap TNI untuk menjamin terujudnya kepentingan nasional.

5. Pemerintahan harus menetukan tindakan yang dapat mencegah dan mengatasi

segala perongrongan terhadap kewibawaan Negara dan kemapuan TNI

Pelaksanaan semua syarat harus dipenuhi TNI maupun Pemerintah secara

konsisten dan sungguh-sungguh akan menghasilkan kondisi yang menjanjikan

28

Page 29: Modul 9 Pkn2

bagi TNI organisasi militer yang relevan bagi Negara Demokrasi. Kunci bagi

pelaksanaan itu terletak pada mutu kepemimpinan orang-orang yang memimpin

Pemerintah dan mereka yang mengendalikan TNI dari atas sampai ke bawah.

29