Modul 9-10

12
BAB I ANALISA 1.1 Modul 9 Analisa Sinyal Domain Frekuensi 1.1.1 Fenomena Gibb Dalam percobaan ini kita akan mengenal analisa sinyal domain frekuensi, dan percobaan pertama yang kita lakukan adalah fenomena Gibb, pada percobaan ini dapat di lihat perbedaan sinyal pada Fenomena Gibb yang kita inputkan nilai N=10 di lihat sinyalnya begitu seperti banyak gerigi-gerigi/noize dengan frekuensi hanya sampai 30, di bandingkan dengan N=15 begitu sedikit tetapu dengan jumlah frekuensi yang menambah menjadi hinga 45 dan dengan nilai N=35 sangat halus tidak ada noize tetapi dengan menambah frekuensi sampai 50 Gambar 1.1 Fenomena Gibb dengan sinyal N=10

description

laporan modul 8-9

Transcript of Modul 9-10

Page 1: Modul 9-10

BAB I

ANALISA

1.1 Modul 9 Analisa Sinyal Domain Frekuensi

1.1.1 Fenomena Gibb

Dalam percobaan ini kita akan mengenal analisa sinyal domain frekuensi,

dan percobaan pertama yang kita lakukan adalah fenomena Gibb, pada percobaan

ini dapat di lihat perbedaan sinyal pada Fenomena Gibb yang kita inputkan nilai

N=10 di lihat sinyalnya begitu seperti banyak gerigi-gerigi/noize dengan frekuensi

hanya sampai 30, di bandingkan dengan N=15 begitu sedikit tetapu dengan

jumlah frekuensi yang menambah menjadi hinga 45 dan dengan nilai N=35 sangat

halus tidak ada noize tetapi dengan menambah frekuensi sampai 50

Gambar 1.1 Fenomena Gibb dengan sinyal N=10

Gambar 1.2 Fenomena Gibb dengan sinyal N=15

Page 2: Modul 9-10

Gambar 1.3 Fenomena Gibb dengan sinyal N=35

1.1.2 Pengamatan Frekuensi Pada Sinyal Tunggal

Dalam percobaan selanjutnya dengan pengamatan Frekuensi Pada Sinyal

Tunggal dapat di lihat pada percobaan pertama dengan f=10 dan A=5 di lihat hasil

di figure gelombang waktu tingginya hingga 5 dan posisi sinyal f tertinggi sesuai

dengan input yang di masukan yaitu 10, sama dengan percobaan dengan nilai

yang berbeda

Gambar 1.4 Pengamatan Frekuensi Pada Sinyal Tunggal dengan nilai F=10 dam

A=5

Page 3: Modul 9-10

Gambar 1.5 Pengamatan Frekuensi Pada Sinyal Tunggal dengan nilai F=20 dam

A=7

Gambar 1.6 Pengamatan Frekuensi Pada Sinyal Tunggal dengan nilai F=30 dam

A=20

1.1.3 Pengamatan Frekuensi Pada Kombinasi 2 Sinyal

Dan dalam percobaan pengamatan Frekuensi Pada Kombinasi 2 Sinyal

sama dengan percobaan sebelumya dengan sinyal frekuensi yang tertinggi pada

f1=10 dan f2=30 dan percobaan dengan nilai yang berubah f1 dan f2.

Page 4: Modul 9-10

Gambar 1.7 Pengamatan Frekuensi Pada Kombinasi 2 Sinyal dengan f1=10 dan f2

30

Gambar 1.8 Pengamatan Frekuensi Pada Kombinasi 2 Sinyal dengan f1=10 dan f2

35

Dengan percobaan selanjutnya yang mengubah sinyal aplitudo dan

perbedaannya adalah dengan awalan sinyal seperti amplitudo 5 dan sinyal akan

mengawal di 5 dan seterusnya

Page 5: Modul 9-10

Gambar 1.9 Pengamatan Frekuensi Pada Kombinasi 2 Sinyal dengan f1 dan f2

tetap dan aplitudo 7

Gambar 1.10 Pengamatan Frekuensi Pada Kombinasi 2 Sinyal dengan f1 dan f2

tetap dan aplitudo 10

1.1.4 Pengamatan Frekuensi Pada Kombinasi 4 Sinyal

percobaan pengamatan Frekuensi Pada Kombinasi 4 Sinyal sama dengan

sebelumnya hanya saja dengan menambahkan nilai sinyal menjadi 4 dengan

frekuensi f1, f2, f3 dan f4.

Page 6: Modul 9-10

Gambar 1.11 Pengamatan Frekuensi Pada Kombinasi 4 Sinyal dengan f1=5,

f2=15, f3=25 dan f4=35

Gambar 1.12 Pengamatan Frekuensi Pada Kombinasi 4 Sinyal dengan f1=5,

f2=20, f3=30 dan f4=30

1.1.5 Pengamatan Frekuensi Pada Kombinasi 6 Sinyal

Page 7: Modul 9-10

Gambar 1.13 Pengamatan Frekuensi Pada Kombinasi 6 Sinyal

Penjelasan:

Pada percobaan Pengamatan Frekuensi Pada Kombinasi 6 Sinyal

merupakan penjumlahan dari 6 sinyal masukkan maka pada domain waktu

terdapat 6 sinyalnya dengan nilai yang berbeda-beda serta pada domain frekuensi

terdapat 6 sinyal pula.

1.1.6 Pengamatan Frekuensi Pada Sinyal Audio

Gambar 1.14 Pengamatan Frekuensi Pada Sinyal Audio percobaan 1

Page 8: Modul 9-10

Gambar 1.15 Pengamatan Frekuensi Pada Sinyal Audio percobaan 2

Penjelasan:

Dari percobaan Pengamatan Frekuensi Pada Sinyal Audio, bahwa semakin

kecil kecil nilai Fs maka suara file audio akan semakin lambat dalam arti nada

seperti nada yang sangat rendah dan sebaliknya apabila semakin besar nilai Fs

maka suara file audio akan semakin cepat dengan nada yang sangat tinggi, ini

terlihat dari saat membuat file audio baru dengan perintah ‘wavwrite’ bahwa suara

dari kedua file tersebut sangatlah berbeda.

1.1.7 Pengamatan Frekuensi Pada Sinyal Kotak

Pada percobaan proses konversi sederhana pada sinyal dasar yaitu seperti

judulnya mengubah sinyal atau mengkoversikan sinyal

Gambar 1.16 Proses Konversi Sederhana Pada Sinyal Kotak

Penjelasan:

Untuk mendapatkan sinyal kotak diperoleh dengan rumus s=A*square

(2*pi*f*t). Semakin besar nilai frekuensi maka akan semakin kecil periodenya

Page 9: Modul 9-10

karena frekuensi berbanding terbalik dengan periode sehingga bentuk gelombang

lebih rapat dan pada domain frekuensi (transformasi fourier) sinyal akan tinggi

nilai amplitudonya (sumbu y) pada titik masukkan frekuensi tersebut.

1.2 Modul10 Transformasi Domain Frekuensi Ke Waktu

1.2.1 Konversi Sederhana Pada Sinyal Dasar

Gambar 1.17 Proses Konversi Sederhana Pada Sinyal Dasar

Penjelasan:

a. Pada figure 1 merupakan hasil sinyal sinus dari perumusan

x_t=sin(2*pi*t).

b. Pada figure 2 merupakan hasil sinyal sinus dalam library FFT yaitu

transformasi fourier yang hasilnya sinyal dalam domain waktu dapat

dipresentasikan dalam domain frekuensi.

c. Pada figure 3 merupakan hasil sinyal sinus dalam library IFFT yaitu invers

dari transformasi fourier untuk mengkonversikan kembali dari domain

frekuensi ke dalam domain waktu.

Page 10: Modul 9-10

LAPORAN PRAKTIKUM SINYAL DAN SISTEM

MODUL 9 & 10

NAMA : TYAS GEMA DINUL YHWAN

NPM : 3332120712

GROUP : EL-15

REKAN : -

-

TGL PERCOBAAN : 17 APRIL 2015

ASISTEN : AGUS NURHADI

LABORATORIUM KOMPUTER

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

2015