Modul
description
Transcript of Modul
MODUL 1
ANALISIS VEKTOR
Dalam bab 1, anda akan mempelajari :
1.1 Besaran-besaran scalar dan vector
1.2 Aljabar vector
1.3 Vektor jarak
1.4 Transformasi system koordinat
1.1 Besaran-besaran scalar dan vector
Besaran-besaran scalar adalah besaran-besaran fisika atau kimia yang hanya
memiliki harga mutlak (harga absolut) dan tidak memiliki arah tertentu.
Contoh besaran scalar adalah :
Waktu (t)
Temperatur (T)
Volume (V)
Resistansi (R)
Kapasitansi (C)
Besaran-besaran vektor adalah besaran-besaran fisika atau disiplin ilmu teknik yang
memiliki harga absolut dan arah tertentu.
Contoh besaran vektor :
Gaya (F)
Kecepatan (v)
Percepatan (a)
Intensitas medan listrik (E)
Simbol yang biasa digunakan untuk besaran-besaran vektor adalah huruf yang
dicetak tebal atau huruf yang dilengkapi dengan tanda anak panah
diatasnya.sebagai contoh, vektor F ditulis F atau .
Arah vektor ditunjukkan oleh arah vektor satuannya a, yang dilengkapi dengan
subskrip huruf yang menjadi simbol besaran vektor tersebut. Sebagai contoh vektor
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Dudi Supriyadi, ST
MEDAN ALEKTOMAGNETIK 1
gaya F ditulis F = FaF dimana F adalah harga absolut vektor F, | F |. Di dalam sistem
koordinat kartesian tiga dimensi, sembarang vektor F dapat ditulis
F = FaF = Fx + Fy + Fz = Fxax + Fyay+Fzaz
Dimana F = harga absolut vektor F.
Uraian tiga dimensi dari vektor satuan aF adalah :
aF = Fx/Fax + Fy/Fay + Fz/Faz = cos ax + cos βay + cos az
dimana
= sudut antara sumbu x dengan vektor satuan aF
β = sudut antara sumbu y dengan vektor satuan aF
= sudut antara sumbu z dengan vektor satuan aF
Adalah koefisien-koefisien arah disepanjang sumbu x, sumbu y dan sumbu z dari
vektor F.
1.2 Aljabar vektor
Aljabar vektor terdiri dari perkalian antara besaran skalar dengan besaran vektor
penjumlahan atau pengurangan dua atau lebih besaran vektor, perkalian titik atau
perkalian skalar antara dua besaran vektor, dan perkalian vektor antara dua atau
lebih vektor.
Perkalian bilangan skalar dengan vektor
Perkalian bilangan skalar dengan suatu besaran vektor akan menghasilkan sebuah
vektor baru, yang arahnya tidak berubah tetapi harga absolut vektor baru tersebut
adalah harga vektor sebelumnya dikalikan dengan bilangan skalar tadi.
Perkalian bilangan skalar dengan besaran vektor mengikuti hukum-hukum berikut
ini:
1. Hukum Asosiatif : (k + l)(A + B) = k(A + B) + l(A + B), k dan l adalah bilangan
skalar.
2. Hukum Distributif : (k + l)(A + B) = kA + kB + lA + lB
Pejumlahan dua vektor atau lebih
Penjumlahan sembarang vektor A dan sembarang vektor B akan menghasilkan
vektor baru C yang mengikuti hukum-hukum berikut ini :
1. Hukum komutatif
A + B = B + A = C
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Dudi Supriyadi, ST
MEDAN ALEKTOMAGNETIK 2
B C
Secara grafik, vektor C adalah diagonal dari jajaran genjang yang sisi-sisinya
adalah vektor A dan vektor B.
Dengan demikian, harga absolut vektor C ditentukan oleh harga absolut vektor A,
harga absolut vektor B, dan sudut antara vektor A dan vektor B, dengan demikian
harga absolut vektor C akan mengikuti aturan cosinus berikut ini :
C = (A2 + B2 + 2AB cos )1/2
2. Hukum Asosiatif
(A + B) + C = A + (B + C) = (A + C) + B
Perkalian titik antara dua vektor
Perkalian titik antara sembarang vektor A dengan sembarang vektor B akan
menghasilkan besaran skalar . Sifat perkalian titik ini mengikuti hukum komutatif :
A . B = B . A = C
= |A| |B| cos
Dimana adalah sudut yang dibentuk oleh vektor A dan B.
Perkalian titik antara sembarang vektor A dengan sembarang vektor B dalam sistem
koordinat kartesian tiga dimensi adalah
Sehingga sudut antara sembarang vektor A dan sembarang vektor B adalah :
Contoh Soal 1.1
Jika diketahui vektor AB = 3ay+ 4ay+ 5ay m dan vektor AC = 2ax + 3ay + 3az m, tentukan
luas segitiga ABC
Solusi
AB = harga abolut vektor AB = (32 + 42 + 52 )1/2
= 7,05 meter
AC = harga abolut vektor AC = (22 + 32 + 32 )1/2
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Dudi Supriyadi, ST
MEDAN ALEKTOMAGNETIK 3
A
= 4,69 meter
cos = (3)(2)+(4)(3)+(5)(3) / (7,05)(4,69)
cos = 33/33,06 =0,998
cos2 = 0,996
Dengan demikian, kita peroleh
Luas segitiga ABC = AB.AC.sin = AB.AC. (1-cos2 ) ½
= = 1,0455m2
Produk Titik antara Vektor Satuan Sistem Koordinat Karesian dengan Sistem Koordinasi
Silinder
ax.a = cos , ax.a = - sin , ax. az = 0
ay.a = sin , ay.a = cos , ay. az = 0
az.a = 0, ay.a = 0, az. az = 1
Produk Titik antara Vektor Satuan Sistem Koordinat Kartesian dengan Sistem
Koordinasi Bola
ax . ar = sin cos , ax.a = cos cos , ax . a = - sin
ay . ar = sin sin , ay.a = cos cos , ay . a = cos
az . ar = cos , az.a = - sin , az . a = 0
Perkalian Silang antara Dua Vektor
Perkalian Silang (cross product) antara dua vektor yang berlainan jenis besaran fisiknya
akan menghasilkan vektor baru yang jenis besaran fisiknya juga berbeda. Sebagai
contoh, perkalian silang antara vektor momen magnetik m denganvektor rapat fluks
magnetik B akan menghasilkan vektor energi torsi magnetik T. Jika vektor m memiliki
satuan ampere meter2 dan vektor rapat fluks magnetik B meiliki satuan tesla (T), maka
vektor torsi magnetik memiliki satuan Joule
T = m X B Joule
Perkalian silang antara vektor kecepatan v dari muatan titik Q dengan vektor rapat fluks
magnetik B yang serbasama (homogen) menghasilkan vektor gaya Lorenz persatuan
muatan. Perkalian silang antara vektor arus listrik I yang mengalir pada kawat lurus
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Dudi Supriyadi, ST
MEDAN ALEKTOMAGNETIK 4
sepanjang l dengan vektor rapat fluks B yang serbasama disekitar kawat lurus yang
dialiri arus I akan mnghasilkan vektor gaya per satuan panjang, yang juag serig disebut
vektor gaya Lorenz persatuan panjang. Vektor momen torsi mekanik T adalah perkalian
silang antara vektor jarak r dengan vektor gaya F. Demikian juga, vektor poynting P
adalah produk silang antara vektor kuat medan listrik E dengan Vektor kuat medan
Magnetik H.
P = E x H Wm-2
Secara umum, perkalian silang antara sembarang vector A dengan sembarang vector B
akan menghasilkan vector C, namun perkalian ini tidak bersifat komutatif, karena
A x B = -B x A = C
Dimana vector C tegak lurus dengan vector A dan juga tegak lurus vector B
C A dan C B
Harga absolute vector C adalah = sin dimana adalah sudut antara vector
A dan vector B
Berikut ini adalah perkaian silang antara vector-vektor satuan didalam system koordiant
kartesian :
ax x ay = -ay x ax = az
ay x az = -az x ax = ax
az x ax = -ax x az = ay
Dengan demikian, perkalian silang antara sembarang vector A dengan vector B didalam
system koordinat kartesian tiga dimensi adalah
A B = ( Axax+ Ayay + Azaz ) ( Bxax+ Byay + Bzaz )
= (AyBz - AzBy )ax + (AzBx – AxBz )ay + (AxBy – AyBx )az
= Cxax + Cyay + Czaz
Jadi harga absolut vector C adalah
C = (A2x + A2
y + A2z) ½ (B2
x + B2y + B2
z) ½ sin
= ((AyBz – AzBy)2 + (AzBx – AxBz)2 + (AxBy – AyBx)2)1/2 (1.1)
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Dudi Supriyadi, ST
MEDAN ALEKTOMAGNETIK 5
Dari persamaan (1.1) kita peroleh
sin =
Contoh Soal 1.2
Muatan titik Q = 50 C bergerak dengan keepatan v = (3ax + 4ay) m/s didalam vector
induksi magnetik yang serba sama B = (4ax + 5ay + 3az) mT
Tentukan :
(a) gaya Lorentz per satuan muatan pada Q
(b) sudut antara vector v dan B,
(c) vector gaya, F
Solusi
(a) F/Q = v B = (3ax + 4ay) (4ax+5ay+5az) 10-3 N/C
= (20ax – 15ay –az) 10-3 N/C
(b) = (400 +225 +1 )1/2 10-3 = 25,04-3
= (32 + 42)1/2 m/s = 5 m/s
Dari hasil diatas kita peroleh
Maka, sin =
= sin -1 (0,7106) = 45 30’
(c) F = Q.v b
= 5 10 -5 (20ax- 15ay-az) 10 -3 N
= (100ax – 75ay - 5az) 10-8 N
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Dudi Supriyadi, ST
MEDAN ALEKTOMAGNETIK 6