Modul

23
MODUL KEDOKTERAN FORENSIK KELAUTAN SUBMODUL 2 FORENSIK DASAR

Transcript of Modul

BUKU 2

MODUL KEDOKTERAN FORENSIK KELAUTAN

SUBMODUL 2

FORENSIK DASAR

I. WAKTU

Mengembangkan KompetensiHari: 4 hari

Sesi dengan fasilitasi PembimbingWaktu:

2 hari (classroom session)

2 hari (clinical Practice session)

II. TUJUAN UMUM

Setelah mengikuti sesi ini peserta didik dapat melakukan pemeriksaan forensik dasar pada korban dan membuat kesimpulan atas hasil pemeriksaan untuk kepentingan litigasi atau non litigasi.

III. TUJUAN KHUSUS3.1 Memahami patofisiologi dari tanda tanda kematian, perlukaan dan aspiksia serta penanganan korban di TKP.

3.2 Mampu melakukan pemeriksaan tanda tanda kematian, perlukaan dan aspiksia serta melakukan pemeriksaan di TKP aspek medik.

3.3 Mampu membuat kesimpulan dari hasil pemeriksaan sesuai dengan kebutuhan litigasi dan non litigasi.

IV. STRATEGI PEMBELAJARAN

Tujuan 1: Memahami patofisiologi dari tanda tanda kematian, perlukaan dan aspiksia serta penanganan korban di TKP.

Metoda:

Kuliah interaktif

Tugas Baca tentang Prosedur Pemeriksaan

Latihan (exercise)

Demonstrasi dan Coaching

Must to know keypoints: Pemeriksaan forensik :

Thanatologi, traumatologi, aspiksia/tengelam.Tujuan2 : Mampu melakukan pemeriksaan tanda tanda kematian, perlukaan dan aspiksia serta melakukan pemeriksaan di TKP aspek medik.

Metoda: Curah Pendapat dan Diskusi

Bedsite Teaching

Tugas Baca tentang pemeriksaan

Demonstrasi dan Coaching

Praktek pada korban langsung.Must to know keypoints:

Pemeriksaan forensik dan Penanganan TKP aspek medikTujuan2 : Mampu membuat kesimpulan dari hasil pemeriksaan sesuai dengan kebutuhan litigasi dan non litigasi.

subyektif, obyektif dan Lensometri dan kelainan penglihatan warna

Metoda: Curah Pendapat dan Diskusi

Bedsite Teaching

Tugas Baca tentang pemeriksaan

Demonstrasi dan Coaching

Praktek pada korban langsung.Must to know keypoints:

Interpretasi dan kesimpulan hasil pemeriksaan.V. PERSIAPAN SESI

Persiapan:

Materi Presentasi

Kasus

Alat Bantu Latih

Referensi

VI. REFERENSI

1. Ludwig J. Current method of autopsy practice. 2nd Ed. WB Saunders Comp.Philadelphia,London,Toronto. 1997.2. Schultz DO. Criminal investigation technique.GPC Publish Houston,London,Paris.1999

3. Bernard K. Forensic pathogy. 2nd ED. Arnorld Group London,Sydney,Auckland.19964. William JC,Mcgary AL,Charles SP. Modern legal medicine, psychiatry and forensic science. FA Davis Comp.Philadelphia.

VII. KOMPETENSI

Setelah mengikuti sesi ini peserta didik diharapkan terampil:

7.1 Menguasai patofisiologi tanda tanda kematian, perlukaan dan aspiksia / tengelam.

7.2 Mampu melakukan pemeriksaan tanda tanda kematian, perlukaan dan aspiksia / tengelam serta penaganan TKP aspek medik.

7.3 Mampu membuatan surat keterangan ahli / Visum et Repertum.

VIII. GAMBARAN UMUMMemberikan penjelasan dan upaya yang akan dilakukan selama sesi atau praktik yang dilakukan terkait dengan sesi ini, sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dalam waktu yang telah dialokasikan dan kompetensi yang diperoleh sesuai dengan yang diinginkan.

IX. CONTOH KASUS

Seorang wanita ditemukan telah meninggal dunia , menurut polisi orang ini mati tergantung .Pada pemeriksaan diketahui pada leher terdapat luka lecet yg melingkar leher ( jejas tali ) berwarna kehitaman (lihat gambar ), pada bibir bagian dalam tampak adanya memar berbentuk gigi berwarna kebiruan. Pada tubuh bagian belakang terdapat daerah yang berwarna kebiruan agak samar2, sedangkan pada bagian ujung ujung tangan dan kaki berwarna biru kehitaman tidak hilang pada penekanaan. Tubuh korban sudah kaku pada bagian lengan tapi bagian kaki masih lemas.

Menurut polisi suaminya menemukan korban tergantung dikamar mandi, dan korban segera diturunkan tanpa ada saksi.

DISKUSI :

a. Apa yang harus diperhatikan pada pemeriksaan di TKP.

b. Apa yang harus diperhatikan pada pemeriksaan fisik korban.

c. Kapan saat kematian

d. Perkiraan cara kematian.

JAWABAN :

a. Perhatian tempat dimana korban tergantung, ketinggiannya, mudah tidak dijangkau oleh korban.

b. Perhatikan tanda tanda kematian, perlukaan yang ada di tubuh korban, perlukaan pada leher.

Perhatikan jejas jerat, kemiringan dengan bidang datar, ketebalan, tanda tanda intra vital.

c. Saat kematian diperhatikan kondisi kaku mayat kurang dari 12 jam.

d. Cara kematian diperhatikan luka luka yang ada pada bibir serta lebam mayat pada punggung,mencirikan korban di bunuh terlebih dahulu sebelum digantung.X. TUJUAN PEMBELAJARAN

9.1 Menguasai patofisiologi tanda tanda kematian, perlukaan dan aspiksia / tengelam.

9.2 Mampu melakukan pemeriksaan tanda tanda kematian, perlukaan dan aspiksia / tengelam serta penaganan TKP aspek medik.

9.3 Mampu membuatan surat keterangan ahli / Visum et Repertum.

XI. METODE PEMBELAJARAN Menguatkan proses pembelajaran

Kenalkan diri anda, jabatan dan tanggungjawab anda dalam porses pembelajaran serta bagaimana anda berupaya untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan partisipasi penuh dari peserta didik.Tujuan 1: Menguasai patofisiologi tanda tanda kematian, perlukaan dan aspiksia / tengelam.

Peserta didik dapat memahami Tanda tanda kematian, perlukaan dan aspiksia / tengelam yang menjadi dasar dari pemahaman pemeriksaan kedokteran forensik.Peserta didik harus memahami tahapan tahapan perubahan perubahan fisiologi dari kematian serta faktor - faktor yang berengaruh , demikian pula dengan tanda tanda perlukaan yang sangat penting bagi pembuktian sebab dan akibat perlukaan tersebut.

Tujuan 2: Mampu melakukan pemeriksaan tanda tanda kematian, perlukaan dan aspiksia / tengelam serta penaganan TKP aspek medik. Keterampilan pemeriksan tanda tanda kematian , perlukaan dan aspiksia / tengelam merupakan ketrampilan yang khusus dan agak berbeda di bandingkan dengan pemeriksaan klinik. Pemeriksaan tanda tanda kematian , perlukaan dan aspiksia mempunyai arti yang penting untuk menentukan saat, sebab dan mekanisme kematian sedangkan pemeriksaan TKP penting untuk penentuan cara kematian. Tujuan 3: Mampu membuatan surat keterangan ahli / Visum et Repertum.

Keterangan ahli atau surat keterangan ahli atau visum et repertum adalh keluaran / out put dari pemeriksaan pemeriksaan forensic yang bersifat ilmiah, imparsial, obyektif yang akan menjelaskan mengenai siapa, mengapa, sebab, akibat, kapan, bagaimana suatu kejadian yang menyebabkan seseorang mati atau mengalami pelukaan. keterangan ahli dalam hal pembuktian merupakan demensi lain dari keahlian seorang dokter selain sebagai pelayan kesehatan.

XII. RANGKUMAN

Pada sesi ini peserta didik mempelajari semua tehnik pemeriksaan Kedokeran forensik Umum meliputi penguasaan patofisiologi tanda tanda kematian, perlukaan dan aspiksia / tengelam, mampu melakukan pemeriksaan tanda tanda kematian, perlukaan dan aspiksia / tengelam serta penaganan TKP aspek medik, mampu membuatan surat keterangan ahli / Visum et Repertum.

XIII. EVALUASI

Kognitif

Pre-test

Essay

MCQ

Lisan

Anatomi

Topografi

Fisiologi

Patofisiologi

Self Assessment dan Peer Assisted Evaluation

Curah Pendapat dan Diskusi

Psikomotor

Self Assessment dan Peer Assisted Learning

Peer Assisted Evaluation (berbasis nilai 1, 2 dan 3)

Penilaian Kompetensi (berbasis nilai memuaskan, perlu perbaikan dan tidak memuaskan)

Kesempatan untuk Perbaikan (Task-based Medical Education)

Kognitif dan Psikomotor

OSCE

Ujian Akhir dan Uji Kompetensi

Ujian Akhir Profesi

XIV.INSTRUMEN PENILAIAN

1. Obeservasi selama alih pengetahuan dan keterampilan

2. kuesioner

3. penilaian peragaan keterampilanKuesioner sebelum sesi dimulai

PEMERIKSAAN DASAR KEDOKTERAN FORENSIK

1. Surat keterangan ahli dokter atau Visum et Repertum adalah Surat keterangan yang dibuat di atas kertas bermaterai dan diberikan ke pengadilan ( S )2. Pada korban kekerasan, Visum et Repertum yang dibuat dokter hendaknya meliputi :

Identitas korban, Jenis perlukaan, Jenis kekerasan , Kualifikasi luka ( B )3. Pada korban mati tenggelam di air tawar terjadi Hemodilusi dan Fibrilasi ventrikel (B)

4. Visum et Repertum atas kematian yang diduga merupakan kasus pembunuhan, hendaknya dapat memberi kejelasan dalam hal Perkiraan saat kematian, Sebab kematian dan cara kematian ( S )5. Pada korban mati tenggelam di air laut terjadi Hemokonsentrasi.dan Edema paru.(B )

6. Kematian akibat hukuman gantung dapat terjadi karena Refeks vasovagal, Anoksia jaringan otak, Asfiksia dan Kerusakan medulla oblongata. ( B )7. Luka akibat kekerasan tajam memberikan gambaran salah satu tepi luka terlepas dari

jaringan bawah kulit ( S )

8. Cara kematian sangat menentukan langkah/tindak lanjut penyidik, apakah penyidikan dihentikan atau dilanjutkan ( B )9. Penganiayaan adalah istilah yang tidak ditulis dalam bagian kesimpulan suatu Visum et Repertum ( B )10. Kewajiban bahwa dokter Indonesia membantu peradilan terdapat dalam Undang-undang No 23 tahun 1992 tentang kesehatan ( S )Kuesioner akhir sesi

PEMERIKSAAN DASAR MATA1. Pembela berwenang meminta pemeriksaan kedokteran forensik atas kliennya sebagai upaya hukum. ( S )2. Berdasarkan KUHAP pasal 133, permintaan pemeriksaan forensik harus memenuhi pemeriksaan luar dan bedah mayat ( S )3. Visum et Repertum jenazah salah satunya harus berisi cara kematian. ( S )4. Pada korban penjeratan ditemukan Jejas jerat terletak di atas cartilago thyroidea ( S ) 5. Dari sebuah luka tembak masuk jarak jauh , dokter dapat mengetahui banyak hal al, arah tembakan ( S )

.

6. Perkiraan saat kematian dapat diperkirakan dari Makanan dalam lambung korban. ( B )7. Tanda spesifik mati tengelam adalah adanya Washer womens hand. ( S )8. Pembusukan pada tubuh mayat terjasi sebagai akibat meningkatnya kadar asam laktat

pada otot. ( S )9. Dari gambaran luka tembak masuk dapat diperkirakan posisi korban saat ditembak. ( B )10. Ciri dibawah ini menunjukkan intravitalitas luka memar pada kulit berwarna biru kehijauan. (B )XV. PENUNTUN BELAJAR

IAnamnesisPenilaian

1. Riwayat kejadian

2. Keadaan di TKP

3. Barang bukti yang ditemukan

4. Foto dokementasi di TKP

IIPemeriksaan luar jenazah

5. Properti

6. Tanda tanda kematian

7. Perlukaan

IIIPemeriksaan dalam ( Otopsi )

8. Rongga kepala termasuk jaringan otak.

9. Rongga dada dan organ di dalamnya.

10. Rongga perut dan organ di di dalamnya

11. Rongga panggul dan organ di dalamnya

12. Lain-lain temuan

IVPenggumpulan sampel / barang bukti

13. Sampel PA

14. Sampel Toksikologi

VPenanganan barang bukti / sampel

15. Pengawetan

16. Pemberkasan

Nilai:

PENUNTUN BELAJAR PEMERIKSAAN KEDOKTERAN FORENSIK

Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai

berikut:

1 Perlu perbaikan: langkah tidak dikerjakan atau tidak sesuai dengan yang seharusnya atau urutannya tidak sesuai (jika harus berurutan)

2 Mampu: langkah dikerjakan sesuai dengna yang seharusnya dan urutannya (jika harus berurutan). Pelatih hanya membimbing untuk sedikit perbaikan atau membantu untuk kondisi diluar normal

3 Mahir: langkah dikerjakan dengan benar, sesuai urutannya dan waktu kerja yang sangat efisienT/DLangkah tidak diamati (penilai menganggap langkah tertentu tidak perlu diperagakan)

PENUNTUN BELAJAR ANAMNESIS RIWAYAT KEJADIAN

No.JENIS PEMERIKSAAN

ANAMNESISKASUS

1Cari orang yang mengetahui kejadian sebagai saksi, Polisi bila ada akan lebih baik.

2Tanyakan mengenai kejadian yang diketahui saksi

34.Tanyakan urutan urutan kejadian yaitu:

a. - Waktu kejadian

b. - Bagaimana kejadiannya

c. - Alat apa yang diketahui dipakai oleh

d. pelaku.

Apa apa yang ditemukan/dilihat di TKP

PENUNTUN BELAJAR

PEMERIKSAAN JENAZAH

No.Pemeriksaan luar jenazah.

KASUS

5Periksa SPV dan surat surat medikolegal lainnya

6Petugas lain menggambil foto korban dari empat posisi, sebelum dimulai pemeriksaan

7Buka pakaian dan properti , simpan dan dicatat rinci.

8Foto kembali korban empat posisi dalam keadaan tidak berpakaian.

9Periksa tanda tanda kematian

10Isi formulir pemeriksaan luar secara lengkap.

11Khusus untuk perlukaan tentukan gambaran luka, ordinat dan absis, ukuran.

12Foto setiap perlukaan close up dengan menggunakan pengaris dan label kasus.

No.Pemeriksaan dalam ( otopsi )

Kasus

13Ganjal bahu korban dengan balok kayu.

14Sayat kulit dan otot mulai dari dagu sampai dengan simphisis dengan catatan pada pusat bergeser sedikit ke kiri.

15Buka rongga dada dan perut

16Keluarkan organ dada dan organ perut bergantian

17Timbang masing organ , perhatikan kondisi organ sesuai dengan formulir yang ada.

18Gergaji tulang tengkorak dengan membentuk sudut 120 derajat, lepaskan jaringan oak secara keseluruhan.

19Pisahkan bagian otak besar. Otak kecil dan batang otak, periksa secara rinci sesuai dengan formulir yang ada.

20Masuk kembali organ pada tempatnya, jahit dengan baik.

PENUNTUN BELAJAR

PENGGAMBILAN SAMPEL LABORATORIUM PENUNJANG

No.Penggambilan sampel toksikologi

KASUS

21Ambil cairan lambung, darah, cairan empedu , urine.

22Ambil organ sebanyak 200 gram dari otak, hati, ginjal.

23Letakan semua sampel pada pot yang sesuai tanpa pengawet

24Beri pada setiap pot label no kasus, jenis sampel dan tanggal pengambilan dan di lak.

25Buat surat permintaan toksikologi diserta berita acara penyegelan BB dan temuan otopsi.

No.Penggambilan sampel PA

KASUS

25Ambil sampel dari seluruh organ dalam potongan 5 X 5 mm

26Untuk kasus-kasus Sudden Death, ambil sampel jaringan jantung sesuai dengan temuan kelainan dan tempat tempat tertentu, minimal 18 sampel.

27Letakan semua sampel pada pot yang sesuai pengawet formalin 10 %.

28Beri pada setiap pot label no kasus, jenis sampel dan tanggal pengambilan dan di lak.

29Buat surat permintaan PA diserta berita acara penyegelan BB dan temuan otopsi.

XVI. DAFTAR TILIK

Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai

berikut:

1 Perlu perbaikan: langkah tidak dikerjakan atau tidak sesuai dengan yang seharusnya atau urutannya tidak sesuai (jika harus berurutan)

2. Mampu: langkah dikerjakan sesuai dengna yang seharusnya dan urutannya (jika harus berurutan). Pelatih hanya membimbing untuk sedikit perbaikan atau membantu untuk kondisi diluar normal

3. Mahir: langkah dikerjakan dengan benar, sesuai urutannya dan waktu kerja yang sangat efisienT/DLangkah tidak diamati (penilai menganggap langkah tertentu tidak perlu diperagakan)

DAFTAR TILIK ANAMNESIS

RIWAYAT KEJADIAN

No.JENIS PEMERIKSAAN

ANAMNESISNilai

1Mencari orang yang mengetahui kejadian sebagai saksi, Polisi bila ada akan lebih baik.

2Menanyakan mengenai kejadian yang diketahui saksi

3Menanyakan urutan urutan kejadian yaitu:

a. Waktu kejadian

b. Bagaimana kejadiannya

c. Alat apa yang diketahui dipakai oleh

pelaku.

d. Apa apa yang ditemukan/dilihat di

TKP

DAFTAR TILIK PEMERIKSAAN JENAZAH

NoPemeriksaan Luar JenazahNilai

1Memeriksa SPV dan surat surat medikolegal lainnya

2Menggambil foto korban dari empat posisi, sebelum dimulai pemeriksaan

3Menyimpan dan dicatat rinci pakaian dan properti ,

4Memfoto kembali korban empat posisi dalam keadaan tidak berpakaian.

5Memeriksa tanda tanda kematian

6Mengisi formulir pemeriksaan luar secara lengkap.

7Menentukan gambaran luka, ordinat dan absis, serta ukuran luka.

8Memfoto setiap perlukaan close up dengan menggunakan pengaris dan label kasus.

NoPemeriksaan Dalam / OtopsiNilai

9Mengganjal bahu korban dengan balok kayu.

10Menyayat kulit dan otot mulai dari dagu sampai dengan simphisis dengan catatan pada pusat bergeser sedikit ke kiri.

11Membuka rongga dada dan perut

12Mengeluarkan organ dada dan organ perut bergantian

13Menimbang masing organ , perhatikan kondisi organ sesuai dengan formulir yang ada.

14Menggergaji tulang tengkorak dengan membentuk sudut 120 derajat, lepaskan jaringan oak secara keseluruhan.

15Menggergaji tulang tengkorak dengan membentuk sudut 120 derajat, lepaskan jaringan oak secara keseluruhan.

16Memisahkan bagian otak besar. Otak kecil dan batang otak, periksa secara rinci sesuai dengan formulir yang ada.

17Memasukan kembali organ oragan tubuh dan menjahit tubuh dengan rapi.

DAFTAR TILIK PENGGAMBILAN SAMPEL LABORATORIUM PENUNJANG

NoPenggambilan sampel Laboratorium penunjangNilai

18Mengambil cairan lambung, darah, cairan empedu , urine.

19Mengambil organ sebanyak 200 gram dari otak, hati, ginjal.

20Meletakan semua sampel pada pot yang sesuai tanpa pengawet

21Memberi pada setiap pot label no kasus, jenis sampel dan tanggal pengambilan dan di lak.

22Membuat surat permintaan toksikologi diserta berita acara penyegelan BB dan temuan otopsi.

NoPenggambilan sampel PANilai

23mengambil sampel dari seluruh organ dalam potongan 5 X 5 mm

24Untuk kasus-kasus Sudden Death, ambil sampel jaringan jantung sesuai dengan temuan kelainan dan tempat tempat tertentu, minimal 18 sampel.

25Meletakan semua sampel pada pot yang sesuai pengawet formalin 10 %.

26Memberi pada setiap pot label no kasus, jenis sampel dan tanggal pengambilan dan di lak.

17Membuat surat permintaan PA diserta berita acara penyegelan BB dan temuan otopsi.

Komentar/Ringkasan:

NOTOPIKNILAI

012

IINTRODUKSI

Mencari orang yang mengetahui kejadian sebagai saksi, Polisi bila ada akan lebih baik.

Memeriksa surat-surat medikolegal yang dibutuhkan

IIPERSIAPAN PEMERIKSAAN

1. Jelaskan pada keluarga atau pentugas terkait tentang prosedur pemeriksaan forensik.2. Persiapkan peralatan dan sarana pengambilan sampel.

3. Mencatat dan menanggalkan pakaian serta properti korban.

IIIPELAKSANAAN PEMERIKSAAN FORENSIK

1. Menganjal bahu korban.

2. 2.Pemeriksaan luar yang meliputi ciri ciri umum korban, tanda tanda tanatologi, perlukaan dan dokumentasi.

3. 3.Membuka rongga badan , mulai dari menyayat kulit dan otot dada dan perut.

4. Mengeluarkan organ organ dalam tubuh bagian atas.

5. Mengeluarkan organ Usus kecil dan usus besar..

6.Mengeluarkan organ perut.

7.Membuka rongga kepala dan mengeluarkan jaringan otak.

8. Memeriksa secara rinci organ organ dalam tubuh.

9. Dokumentasi kelainan pada pemeriksaan dalam.

10.Mengambil sampel sesuai dengan kasus yang dihadapi.

11.Memasukan kembali organ organ dalam tubuh dengan tertib dan menjaait kembali bekas sayatan pada badan dan kepala.

11. Membuat BA pengambilan Barang Bukti dan menyiapkan pengirimannya.

XVII. MATERI BAKU

Mengacu pada materi pada buku referensi

XVIII. KEPUSTAKAAN

1. Ludwig J. Current method of autopsy practice. 2nd Ed. WB Saunders Comp.Philadelphia,London,Toronto. 1997.

2. Schultz DO. Criminal investigation technique.GPC Publish Houston,London,Paris.1999

3. Bernard K. Forensic pathogy. 2nd ED. Arnorld Group London,Sydney,Auckland.1996

4. William JC,Mcgary AL,Charles SP. Modern legal medicine, psychiatry and forensic science. FA Davis Comp.Philadelphia.

XIX. PRESENTASI / AUDIOVISUAL

1. Introduksi2. Thantologi3. Traumatologi

4. Aspiksia/tengelam( LIHAT LAMPIRAN )