Modul
Transcript of Modul
BUKU 2
MODUL KEDOKTERAN FORENSIK KELAUTAN
SUBMODUL 2
FORENSIK DASAR
I. WAKTU
Mengembangkan KompetensiHari: 4 hari
Sesi dengan fasilitasi PembimbingWaktu:
2 hari (classroom session)
2 hari (clinical Practice session)
II. TUJUAN UMUM
Setelah mengikuti sesi ini peserta didik dapat melakukan pemeriksaan forensik dasar pada korban dan membuat kesimpulan atas hasil pemeriksaan untuk kepentingan litigasi atau non litigasi.
III. TUJUAN KHUSUS3.1 Memahami patofisiologi dari tanda tanda kematian, perlukaan dan aspiksia serta penanganan korban di TKP.
3.2 Mampu melakukan pemeriksaan tanda tanda kematian, perlukaan dan aspiksia serta melakukan pemeriksaan di TKP aspek medik.
3.3 Mampu membuat kesimpulan dari hasil pemeriksaan sesuai dengan kebutuhan litigasi dan non litigasi.
IV. STRATEGI PEMBELAJARAN
Tujuan 1: Memahami patofisiologi dari tanda tanda kematian, perlukaan dan aspiksia serta penanganan korban di TKP.
Metoda:
Kuliah interaktif
Tugas Baca tentang Prosedur Pemeriksaan
Latihan (exercise)
Demonstrasi dan Coaching
Must to know keypoints: Pemeriksaan forensik :
Thanatologi, traumatologi, aspiksia/tengelam.Tujuan2 : Mampu melakukan pemeriksaan tanda tanda kematian, perlukaan dan aspiksia serta melakukan pemeriksaan di TKP aspek medik.
Metoda: Curah Pendapat dan Diskusi
Bedsite Teaching
Tugas Baca tentang pemeriksaan
Demonstrasi dan Coaching
Praktek pada korban langsung.Must to know keypoints:
Pemeriksaan forensik dan Penanganan TKP aspek medikTujuan2 : Mampu membuat kesimpulan dari hasil pemeriksaan sesuai dengan kebutuhan litigasi dan non litigasi.
subyektif, obyektif dan Lensometri dan kelainan penglihatan warna
Metoda: Curah Pendapat dan Diskusi
Bedsite Teaching
Tugas Baca tentang pemeriksaan
Demonstrasi dan Coaching
Praktek pada korban langsung.Must to know keypoints:
Interpretasi dan kesimpulan hasil pemeriksaan.V. PERSIAPAN SESI
Persiapan:
Materi Presentasi
Kasus
Alat Bantu Latih
Referensi
VI. REFERENSI
1. Ludwig J. Current method of autopsy practice. 2nd Ed. WB Saunders Comp.Philadelphia,London,Toronto. 1997.2. Schultz DO. Criminal investigation technique.GPC Publish Houston,London,Paris.1999
3. Bernard K. Forensic pathogy. 2nd ED. Arnorld Group London,Sydney,Auckland.19964. William JC,Mcgary AL,Charles SP. Modern legal medicine, psychiatry and forensic science. FA Davis Comp.Philadelphia.
VII. KOMPETENSI
Setelah mengikuti sesi ini peserta didik diharapkan terampil:
7.1 Menguasai patofisiologi tanda tanda kematian, perlukaan dan aspiksia / tengelam.
7.2 Mampu melakukan pemeriksaan tanda tanda kematian, perlukaan dan aspiksia / tengelam serta penaganan TKP aspek medik.
7.3 Mampu membuatan surat keterangan ahli / Visum et Repertum.
VIII. GAMBARAN UMUMMemberikan penjelasan dan upaya yang akan dilakukan selama sesi atau praktik yang dilakukan terkait dengan sesi ini, sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dalam waktu yang telah dialokasikan dan kompetensi yang diperoleh sesuai dengan yang diinginkan.
IX. CONTOH KASUS
Seorang wanita ditemukan telah meninggal dunia , menurut polisi orang ini mati tergantung .Pada pemeriksaan diketahui pada leher terdapat luka lecet yg melingkar leher ( jejas tali ) berwarna kehitaman (lihat gambar ), pada bibir bagian dalam tampak adanya memar berbentuk gigi berwarna kebiruan. Pada tubuh bagian belakang terdapat daerah yang berwarna kebiruan agak samar2, sedangkan pada bagian ujung ujung tangan dan kaki berwarna biru kehitaman tidak hilang pada penekanaan. Tubuh korban sudah kaku pada bagian lengan tapi bagian kaki masih lemas.
Menurut polisi suaminya menemukan korban tergantung dikamar mandi, dan korban segera diturunkan tanpa ada saksi.
DISKUSI :
a. Apa yang harus diperhatikan pada pemeriksaan di TKP.
b. Apa yang harus diperhatikan pada pemeriksaan fisik korban.
c. Kapan saat kematian
d. Perkiraan cara kematian.
JAWABAN :
a. Perhatian tempat dimana korban tergantung, ketinggiannya, mudah tidak dijangkau oleh korban.
b. Perhatikan tanda tanda kematian, perlukaan yang ada di tubuh korban, perlukaan pada leher.
Perhatikan jejas jerat, kemiringan dengan bidang datar, ketebalan, tanda tanda intra vital.
c. Saat kematian diperhatikan kondisi kaku mayat kurang dari 12 jam.
d. Cara kematian diperhatikan luka luka yang ada pada bibir serta lebam mayat pada punggung,mencirikan korban di bunuh terlebih dahulu sebelum digantung.X. TUJUAN PEMBELAJARAN
9.1 Menguasai patofisiologi tanda tanda kematian, perlukaan dan aspiksia / tengelam.
9.2 Mampu melakukan pemeriksaan tanda tanda kematian, perlukaan dan aspiksia / tengelam serta penaganan TKP aspek medik.
9.3 Mampu membuatan surat keterangan ahli / Visum et Repertum.
XI. METODE PEMBELAJARAN Menguatkan proses pembelajaran
Kenalkan diri anda, jabatan dan tanggungjawab anda dalam porses pembelajaran serta bagaimana anda berupaya untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan partisipasi penuh dari peserta didik.Tujuan 1: Menguasai patofisiologi tanda tanda kematian, perlukaan dan aspiksia / tengelam.
Peserta didik dapat memahami Tanda tanda kematian, perlukaan dan aspiksia / tengelam yang menjadi dasar dari pemahaman pemeriksaan kedokteran forensik.Peserta didik harus memahami tahapan tahapan perubahan perubahan fisiologi dari kematian serta faktor - faktor yang berengaruh , demikian pula dengan tanda tanda perlukaan yang sangat penting bagi pembuktian sebab dan akibat perlukaan tersebut.
Tujuan 2: Mampu melakukan pemeriksaan tanda tanda kematian, perlukaan dan aspiksia / tengelam serta penaganan TKP aspek medik. Keterampilan pemeriksan tanda tanda kematian , perlukaan dan aspiksia / tengelam merupakan ketrampilan yang khusus dan agak berbeda di bandingkan dengan pemeriksaan klinik. Pemeriksaan tanda tanda kematian , perlukaan dan aspiksia mempunyai arti yang penting untuk menentukan saat, sebab dan mekanisme kematian sedangkan pemeriksaan TKP penting untuk penentuan cara kematian. Tujuan 3: Mampu membuatan surat keterangan ahli / Visum et Repertum.
Keterangan ahli atau surat keterangan ahli atau visum et repertum adalh keluaran / out put dari pemeriksaan pemeriksaan forensic yang bersifat ilmiah, imparsial, obyektif yang akan menjelaskan mengenai siapa, mengapa, sebab, akibat, kapan, bagaimana suatu kejadian yang menyebabkan seseorang mati atau mengalami pelukaan. keterangan ahli dalam hal pembuktian merupakan demensi lain dari keahlian seorang dokter selain sebagai pelayan kesehatan.
XII. RANGKUMAN
Pada sesi ini peserta didik mempelajari semua tehnik pemeriksaan Kedokeran forensik Umum meliputi penguasaan patofisiologi tanda tanda kematian, perlukaan dan aspiksia / tengelam, mampu melakukan pemeriksaan tanda tanda kematian, perlukaan dan aspiksia / tengelam serta penaganan TKP aspek medik, mampu membuatan surat keterangan ahli / Visum et Repertum.
XIII. EVALUASI
Kognitif
Pre-test
Essay
MCQ
Lisan
Anatomi
Topografi
Fisiologi
Patofisiologi
Self Assessment dan Peer Assisted Evaluation
Curah Pendapat dan Diskusi
Psikomotor
Self Assessment dan Peer Assisted Learning
Peer Assisted Evaluation (berbasis nilai 1, 2 dan 3)
Penilaian Kompetensi (berbasis nilai memuaskan, perlu perbaikan dan tidak memuaskan)
Kesempatan untuk Perbaikan (Task-based Medical Education)
Kognitif dan Psikomotor
OSCE
Ujian Akhir dan Uji Kompetensi
Ujian Akhir Profesi
XIV.INSTRUMEN PENILAIAN
1. Obeservasi selama alih pengetahuan dan keterampilan
2. kuesioner
3. penilaian peragaan keterampilanKuesioner sebelum sesi dimulai
PEMERIKSAAN DASAR KEDOKTERAN FORENSIK
1. Surat keterangan ahli dokter atau Visum et Repertum adalah Surat keterangan yang dibuat di atas kertas bermaterai dan diberikan ke pengadilan ( S )2. Pada korban kekerasan, Visum et Repertum yang dibuat dokter hendaknya meliputi :
Identitas korban, Jenis perlukaan, Jenis kekerasan , Kualifikasi luka ( B )3. Pada korban mati tenggelam di air tawar terjadi Hemodilusi dan Fibrilasi ventrikel (B)
4. Visum et Repertum atas kematian yang diduga merupakan kasus pembunuhan, hendaknya dapat memberi kejelasan dalam hal Perkiraan saat kematian, Sebab kematian dan cara kematian ( S )5. Pada korban mati tenggelam di air laut terjadi Hemokonsentrasi.dan Edema paru.(B )
6. Kematian akibat hukuman gantung dapat terjadi karena Refeks vasovagal, Anoksia jaringan otak, Asfiksia dan Kerusakan medulla oblongata. ( B )7. Luka akibat kekerasan tajam memberikan gambaran salah satu tepi luka terlepas dari
jaringan bawah kulit ( S )
8. Cara kematian sangat menentukan langkah/tindak lanjut penyidik, apakah penyidikan dihentikan atau dilanjutkan ( B )9. Penganiayaan adalah istilah yang tidak ditulis dalam bagian kesimpulan suatu Visum et Repertum ( B )10. Kewajiban bahwa dokter Indonesia membantu peradilan terdapat dalam Undang-undang No 23 tahun 1992 tentang kesehatan ( S )Kuesioner akhir sesi
PEMERIKSAAN DASAR MATA1. Pembela berwenang meminta pemeriksaan kedokteran forensik atas kliennya sebagai upaya hukum. ( S )2. Berdasarkan KUHAP pasal 133, permintaan pemeriksaan forensik harus memenuhi pemeriksaan luar dan bedah mayat ( S )3. Visum et Repertum jenazah salah satunya harus berisi cara kematian. ( S )4. Pada korban penjeratan ditemukan Jejas jerat terletak di atas cartilago thyroidea ( S ) 5. Dari sebuah luka tembak masuk jarak jauh , dokter dapat mengetahui banyak hal al, arah tembakan ( S )
.
6. Perkiraan saat kematian dapat diperkirakan dari Makanan dalam lambung korban. ( B )7. Tanda spesifik mati tengelam adalah adanya Washer womens hand. ( S )8. Pembusukan pada tubuh mayat terjasi sebagai akibat meningkatnya kadar asam laktat
pada otot. ( S )9. Dari gambaran luka tembak masuk dapat diperkirakan posisi korban saat ditembak. ( B )10. Ciri dibawah ini menunjukkan intravitalitas luka memar pada kulit berwarna biru kehijauan. (B )XV. PENUNTUN BELAJAR
IAnamnesisPenilaian
1. Riwayat kejadian
2. Keadaan di TKP
3. Barang bukti yang ditemukan
4. Foto dokementasi di TKP
IIPemeriksaan luar jenazah
5. Properti
6. Tanda tanda kematian
7. Perlukaan
IIIPemeriksaan dalam ( Otopsi )
8. Rongga kepala termasuk jaringan otak.
9. Rongga dada dan organ di dalamnya.
10. Rongga perut dan organ di di dalamnya
11. Rongga panggul dan organ di dalamnya
12. Lain-lain temuan
IVPenggumpulan sampel / barang bukti
13. Sampel PA
14. Sampel Toksikologi
VPenanganan barang bukti / sampel
15. Pengawetan
16. Pemberkasan
Nilai:
PENUNTUN BELAJAR PEMERIKSAAN KEDOKTERAN FORENSIK
Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai
berikut:
1 Perlu perbaikan: langkah tidak dikerjakan atau tidak sesuai dengan yang seharusnya atau urutannya tidak sesuai (jika harus berurutan)
2 Mampu: langkah dikerjakan sesuai dengna yang seharusnya dan urutannya (jika harus berurutan). Pelatih hanya membimbing untuk sedikit perbaikan atau membantu untuk kondisi diluar normal
3 Mahir: langkah dikerjakan dengan benar, sesuai urutannya dan waktu kerja yang sangat efisienT/DLangkah tidak diamati (penilai menganggap langkah tertentu tidak perlu diperagakan)
PENUNTUN BELAJAR ANAMNESIS RIWAYAT KEJADIAN
No.JENIS PEMERIKSAAN
ANAMNESISKASUS
1Cari orang yang mengetahui kejadian sebagai saksi, Polisi bila ada akan lebih baik.
2Tanyakan mengenai kejadian yang diketahui saksi
34.Tanyakan urutan urutan kejadian yaitu:
a. - Waktu kejadian
b. - Bagaimana kejadiannya
c. - Alat apa yang diketahui dipakai oleh
d. pelaku.
Apa apa yang ditemukan/dilihat di TKP
PENUNTUN BELAJAR
PEMERIKSAAN JENAZAH
No.Pemeriksaan luar jenazah.
KASUS
5Periksa SPV dan surat surat medikolegal lainnya
6Petugas lain menggambil foto korban dari empat posisi, sebelum dimulai pemeriksaan
7Buka pakaian dan properti , simpan dan dicatat rinci.
8Foto kembali korban empat posisi dalam keadaan tidak berpakaian.
9Periksa tanda tanda kematian
10Isi formulir pemeriksaan luar secara lengkap.
11Khusus untuk perlukaan tentukan gambaran luka, ordinat dan absis, ukuran.
12Foto setiap perlukaan close up dengan menggunakan pengaris dan label kasus.
No.Pemeriksaan dalam ( otopsi )
Kasus
13Ganjal bahu korban dengan balok kayu.
14Sayat kulit dan otot mulai dari dagu sampai dengan simphisis dengan catatan pada pusat bergeser sedikit ke kiri.
15Buka rongga dada dan perut
16Keluarkan organ dada dan organ perut bergantian
17Timbang masing organ , perhatikan kondisi organ sesuai dengan formulir yang ada.
18Gergaji tulang tengkorak dengan membentuk sudut 120 derajat, lepaskan jaringan oak secara keseluruhan.
19Pisahkan bagian otak besar. Otak kecil dan batang otak, periksa secara rinci sesuai dengan formulir yang ada.
20Masuk kembali organ pada tempatnya, jahit dengan baik.
PENUNTUN BELAJAR
PENGGAMBILAN SAMPEL LABORATORIUM PENUNJANG
No.Penggambilan sampel toksikologi
KASUS
21Ambil cairan lambung, darah, cairan empedu , urine.
22Ambil organ sebanyak 200 gram dari otak, hati, ginjal.
23Letakan semua sampel pada pot yang sesuai tanpa pengawet
24Beri pada setiap pot label no kasus, jenis sampel dan tanggal pengambilan dan di lak.
25Buat surat permintaan toksikologi diserta berita acara penyegelan BB dan temuan otopsi.
No.Penggambilan sampel PA
KASUS
25Ambil sampel dari seluruh organ dalam potongan 5 X 5 mm
26Untuk kasus-kasus Sudden Death, ambil sampel jaringan jantung sesuai dengan temuan kelainan dan tempat tempat tertentu, minimal 18 sampel.
27Letakan semua sampel pada pot yang sesuai pengawet formalin 10 %.
28Beri pada setiap pot label no kasus, jenis sampel dan tanggal pengambilan dan di lak.
29Buat surat permintaan PA diserta berita acara penyegelan BB dan temuan otopsi.
XVI. DAFTAR TILIK
Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai
berikut:
1 Perlu perbaikan: langkah tidak dikerjakan atau tidak sesuai dengan yang seharusnya atau urutannya tidak sesuai (jika harus berurutan)
2. Mampu: langkah dikerjakan sesuai dengna yang seharusnya dan urutannya (jika harus berurutan). Pelatih hanya membimbing untuk sedikit perbaikan atau membantu untuk kondisi diluar normal
3. Mahir: langkah dikerjakan dengan benar, sesuai urutannya dan waktu kerja yang sangat efisienT/DLangkah tidak diamati (penilai menganggap langkah tertentu tidak perlu diperagakan)
DAFTAR TILIK ANAMNESIS
RIWAYAT KEJADIAN
No.JENIS PEMERIKSAAN
ANAMNESISNilai
1Mencari orang yang mengetahui kejadian sebagai saksi, Polisi bila ada akan lebih baik.
2Menanyakan mengenai kejadian yang diketahui saksi
3Menanyakan urutan urutan kejadian yaitu:
a. Waktu kejadian
b. Bagaimana kejadiannya
c. Alat apa yang diketahui dipakai oleh
pelaku.
d. Apa apa yang ditemukan/dilihat di
TKP
DAFTAR TILIK PEMERIKSAAN JENAZAH
NoPemeriksaan Luar JenazahNilai
1Memeriksa SPV dan surat surat medikolegal lainnya
2Menggambil foto korban dari empat posisi, sebelum dimulai pemeriksaan
3Menyimpan dan dicatat rinci pakaian dan properti ,
4Memfoto kembali korban empat posisi dalam keadaan tidak berpakaian.
5Memeriksa tanda tanda kematian
6Mengisi formulir pemeriksaan luar secara lengkap.
7Menentukan gambaran luka, ordinat dan absis, serta ukuran luka.
8Memfoto setiap perlukaan close up dengan menggunakan pengaris dan label kasus.
NoPemeriksaan Dalam / OtopsiNilai
9Mengganjal bahu korban dengan balok kayu.
10Menyayat kulit dan otot mulai dari dagu sampai dengan simphisis dengan catatan pada pusat bergeser sedikit ke kiri.
11Membuka rongga dada dan perut
12Mengeluarkan organ dada dan organ perut bergantian
13Menimbang masing organ , perhatikan kondisi organ sesuai dengan formulir yang ada.
14Menggergaji tulang tengkorak dengan membentuk sudut 120 derajat, lepaskan jaringan oak secara keseluruhan.
15Menggergaji tulang tengkorak dengan membentuk sudut 120 derajat, lepaskan jaringan oak secara keseluruhan.
16Memisahkan bagian otak besar. Otak kecil dan batang otak, periksa secara rinci sesuai dengan formulir yang ada.
17Memasukan kembali organ oragan tubuh dan menjahit tubuh dengan rapi.
DAFTAR TILIK PENGGAMBILAN SAMPEL LABORATORIUM PENUNJANG
NoPenggambilan sampel Laboratorium penunjangNilai
18Mengambil cairan lambung, darah, cairan empedu , urine.
19Mengambil organ sebanyak 200 gram dari otak, hati, ginjal.
20Meletakan semua sampel pada pot yang sesuai tanpa pengawet
21Memberi pada setiap pot label no kasus, jenis sampel dan tanggal pengambilan dan di lak.
22Membuat surat permintaan toksikologi diserta berita acara penyegelan BB dan temuan otopsi.
NoPenggambilan sampel PANilai
23mengambil sampel dari seluruh organ dalam potongan 5 X 5 mm
24Untuk kasus-kasus Sudden Death, ambil sampel jaringan jantung sesuai dengan temuan kelainan dan tempat tempat tertentu, minimal 18 sampel.
25Meletakan semua sampel pada pot yang sesuai pengawet formalin 10 %.
26Memberi pada setiap pot label no kasus, jenis sampel dan tanggal pengambilan dan di lak.
17Membuat surat permintaan PA diserta berita acara penyegelan BB dan temuan otopsi.
Komentar/Ringkasan:
NOTOPIKNILAI
012
IINTRODUKSI
Mencari orang yang mengetahui kejadian sebagai saksi, Polisi bila ada akan lebih baik.
Memeriksa surat-surat medikolegal yang dibutuhkan
IIPERSIAPAN PEMERIKSAAN
1. Jelaskan pada keluarga atau pentugas terkait tentang prosedur pemeriksaan forensik.2. Persiapkan peralatan dan sarana pengambilan sampel.
3. Mencatat dan menanggalkan pakaian serta properti korban.
IIIPELAKSANAAN PEMERIKSAAN FORENSIK
1. Menganjal bahu korban.
2. 2.Pemeriksaan luar yang meliputi ciri ciri umum korban, tanda tanda tanatologi, perlukaan dan dokumentasi.
3. 3.Membuka rongga badan , mulai dari menyayat kulit dan otot dada dan perut.
4. Mengeluarkan organ organ dalam tubuh bagian atas.
5. Mengeluarkan organ Usus kecil dan usus besar..
6.Mengeluarkan organ perut.
7.Membuka rongga kepala dan mengeluarkan jaringan otak.
8. Memeriksa secara rinci organ organ dalam tubuh.
9. Dokumentasi kelainan pada pemeriksaan dalam.
10.Mengambil sampel sesuai dengan kasus yang dihadapi.
11.Memasukan kembali organ organ dalam tubuh dengan tertib dan menjaait kembali bekas sayatan pada badan dan kepala.
11. Membuat BA pengambilan Barang Bukti dan menyiapkan pengirimannya.
XVII. MATERI BAKU
Mengacu pada materi pada buku referensi
XVIII. KEPUSTAKAAN
1. Ludwig J. Current method of autopsy practice. 2nd Ed. WB Saunders Comp.Philadelphia,London,Toronto. 1997.
2. Schultz DO. Criminal investigation technique.GPC Publish Houston,London,Paris.1999
3. Bernard K. Forensic pathogy. 2nd ED. Arnorld Group London,Sydney,Auckland.1996
4. William JC,Mcgary AL,Charles SP. Modern legal medicine, psychiatry and forensic science. FA Davis Comp.Philadelphia.
XIX. PRESENTASI / AUDIOVISUAL
1. Introduksi2. Thantologi3. Traumatologi
4. Aspiksia/tengelam( LIHAT LAMPIRAN )