Modul 4 Dewa

3
MODUL 4 Survei Volume Lalu Lintas Jalan Bebas Hambatan/Tol 1. PENDAHULUAN 1.1 LINGKUP DAN TUJUAN 1.1.1 Definisi dan Jenis Prasarana Pada modul ini menyajikan prosedur survei dan analisis perhitungan volume lalu lintas jalan bebas hambatan , pada jalan bebas hambatan yang direncanakan untuk perkotaan dan luar-kota. Jalan bebas hambatan didefinisikan sebagai jalan untuk lalu lintas menerus dengan pengendalian jalan masuk secara penuh, baik merupakan jalan terbagi ataupun tak-terbagi. Di Indonesia, definisi ini pada masa ini sama artinya dengan 'jalan tol'. Jalan bebas hambatan luar kota yang disajikan dalam Modul ini ada dua tipe: - Dua-lajur dua-arah tak-terbagi (MW 2/2 UD) - Empat-lajur dua-arah terbagi (MW 4/2 D). Modul ini dapat juga digunakan untuk menganalisa perencanaan jalan bebas hambatan terbagi dengan lebih dari empat lajur 1.1.2 Tujuan Survei Untuk mengetahui kecepatan data arus bebas, kapasitas, kecepatan dan derajat iringan pada jalan bebas hambatan/Tol . 1.1.3 Kegunaan Survei Untuk masing masing tipe jalan yang ditentukan, prosedur perhitungan dapat digunakan untuk: Analisa operasional, perencanaan dan perancangan jalan bebas hambatan pada alinyemen datar perbukitan atau pegunungan.

description

DEWA

Transcript of Modul 4 Dewa

Page 1: Modul 4 Dewa

MODUL 4

Survei Volume Lalu Lintas Jalan Bebas Hambatan/Tol

1. PENDAHULUAN

1.1 LINGKUP DAN TUJUAN

1.1.1 Definisi dan Jenis Prasarana

Pada modul ini menyajikan prosedur survei dan analisis perhitungan volume lalu lintas jalan bebas hambatan , pada jalan bebas hambatan yang direncanakan untuk perkotaan dan luar-kota. Jalan bebas hambatan didefinisikan sebagai jalan untuk lalu lintas menerus dengan pengendalian jalan masuk secara penuh, baik merupakan jalan terbagi ataupun tak-terbagi. Di Indonesia, definisi ini pada masa ini sama artinya dengan 'jalan tol'.

Jalan bebas hambatan luar kota yang disajikan dalam Modul ini ada dua tipe:

- Dua-lajur dua-arah tak-terbagi (MW 2/2 UD) - Empat-lajur dua-arah terbagi (MW 4/2 D).

Modul ini dapat juga digunakan untuk menganalisa perencanaan jalan bebas hambatan terbagi dengan lebih dari empat lajur

1.1.2 Tujuan Survei

Untuk mengetahui kecepatan data arus bebas, kapasitas, kecepatan dan derajat iringan pada jalan bebas hambatan/Tol .

1.1.3 Kegunaan Survei

Untuk masing masing tipe jalan yang ditentukan, prosedur perhitungan dapat digunakan untuk:

Analisa operasional, perencanaan dan perancangan jalan bebas hambatan pada alinyemen datar perbukitan atau pegunungan.

Analisa operasional, perencanaan dan perancangan dari kelandaian khusus pada jalan bebas hambatan dua-lajur dua-arah tak-terbagi (misal lajur pendakian).

1.1.4 Ruang Lingkup

1.1.5 Segmen Jalan Bebas Hambatan

Prosedur dalam modul diterapkan pada perhitungan segmen jalan secara terpisah. Segmen jalan bebas hambatan didefinisikan sebagai suatu panjang jalan bebas hambatan:

Page 2: Modul 4 Dewa

di antara dan tak terpengaruh oleh simpang susun dengan jalur penghubung, ke luar dan masuk, dan

yang mempunyai karakteristik rencana geometrik dan arus lalu lintas yang serupa pada seluruh panjangnya.

.

Titik-titik di mana karakteristik jalan berubah secara berarti secara otomatis menjadi batas segmen sekalipun tidak ada simpang susun di dekatnya. Karakteristik jalan bebas hambatan yang penting dalam pengertian ini dibahas di bawah.

Segmen jalan bebas hambatan luar kota secara umum diperkirakan jauh lebih panjang dari segmen jalan bebas hambatan perkotaan atau semi perkotaan sebab pada umumnya karakteristik geometrik dan karakteristik lainnya tidak sering berubah dan simpang susunnya tidak begitu berdekatan. Panjangnya mungkin puluhan kilometer. Walaupun demikian batas segmen perlu untuk ditentukan bila karakteristik mengalami perubahan penting, walaupun segmen yang dihasilkan jauh lebih pendek.

Batas segmen harus diletakkan di mana tipe medan berubah, walaupun karakteristik geometri dan lalu lintas lainnya tetap sama. Tetapi tidak perlu dipermasalahkan mengenai perubahan kecil pada geometrik, terutama jika terjadi sebentar-sebentar.

1.2 LANDASAN TEORI