Modul 11 Analisis Fundamental

14
Pasar Modal Tujuan Pembelajaran 1. Mahasiswa memahami prinsip dasar dalam analisis fundamental. 2. Mahasiswa memahami pengertian analisis fundamental. 3. Mahasiswa memahami konsep dasar keterkaitan antar variabel, baik dari sisi faktor ekonomi makro dan ekonomi (kinerja) perusahaan. 4. Mahasiswa memahami perbedaan antara analisis fundamental dan teknikal. Pekerjaan dalam analisis fundamental dilaksanakan sebelum harga terbentuk di bursa Pasar Modal dan Manajemen Portofolio @Syarif 108 ANALISIS FUNDAMENTAL

Transcript of Modul 11 Analisis Fundamental

Page 1: Modul 11 Analisis Fundamental

Pasar Modal

Tujuan Pembelajaran

1. Mahasiswa memahami prinsip dasar dalam analisis fundamental.

2. Mahasiswa memahami pengertian analisis fundamental.

3. Mahasiswa memahami konsep dasar keterkaitan antar variabel, baik dari sisi faktor ekonomi makro dan ekonomi (kinerja) perusahaan.

4. Mahasiswa memahami perbedaan antara analisis fundamental dan teknikal.

Pekerjaan dalam analisis fundamental dilaksanakan sebelum harga terbentuk di bursa

Pasar Modal dan Manajemen Portofolio @Syarif 108

ANALISIS FUNDAMENTAL

Page 2: Modul 11 Analisis Fundamental

Pasar Modal

DASAR ANALISIS FUNDAMENTAL Dalam analisis fundamental, yang dijadikan dasar perkiraan harga (intrinsic value) adalah faktor-faktor fundamental seperti laporan keuangan, informasi penting lain yang sewaktu-waktu harus diumumkan perusahaan publik dan perkembangan ekonomi makro, mau pun berita dalam bidang-bidang lain seperti politik, sosial, cuaca, dsb. yang dianggap perlu, semuanya selama paling tidak dua tahun terakhir.

Tidak mungkin bagi siapa saja untuk menyerap semua informasi yang ditawarkan secara total. Perlu untuk meletakkan perbatasan menurut urutan prioritas dan keterbatasan waktu maupun sumber daya masing-masing. Pembatasan yang ditetapkan oleh analis menurut kebutuhan masing-masing adalah berbeda-beda. Di samping itu akses kepada informasi yang tersedia tidaklah sama bagi semua pihak yang sedang terlibat, dari segi waktu maupun jumlah. Perbedaan dalam pembatasan ruang gerak analis akan berpengaruh terhadap proses pembentukan harga, sehingga akan timbul perbedaan persepsi tentang tingkat harga yang dianggap wajar.

Bila yang ikut ditinjau juga adalah motivasi berbagai pihak untuk terjun ke bursa saham, maka gerak harga akan dipengaruhi juga oleh pertimbangan yang tidak fundamental atau rasional. Pihak yang dianggap menggunakan pendekatan fundamental adalah investor jangka panjang yang adakalanya perlu melaksanakan penyesuaian portfolio, namun selalu berusaha untuk memilih saham dengan kinerja terbaik. Golongan yang tidak selalu bersikap demikian, namun masih cukup rasional adalah penggerak pasar (market maker) karena kewajibannya untuk mencipta permintaan pada saham tertentu. Dalam golongan "market maker" termasuk "specialist" yang oleh peraturan bursa dilarang untuk mencipta permintaan yang menyesatkan, karena saham yang ditanganinya sebetulnya tidak memenuhi persyaratan fundamental sama sekali. Para "specialist" ditugaskan untuk memelihara perdagangan yang hidup dan liquid bagi saham-saham tertentu berdasarkan imbalan perlakuan istimewa (privileges) dari pihak bursa di Amerika Serikat.

Perbedaan motivasi antara investor dan para penggerak pasar sudah bisa menyebabkan saham yang terbaik tidak mendapatkan harga tertinggi. Bisa saja terjadi bahwa saham yang tidak begitu baik fundamentalnya, dikejar pelaku bursa karena permintaan yang lebih tinggi.

Pasar Modal dan Manajemen Portofolio @Syarif 109

Page 3: Modul 11 Analisis Fundamental

Pasar Modal

Pelaku bursa dengan persentase rendah di bursa yang sudah maju, namun justru lebih tinggi di bursa yang belum berkembang dengan baik, adalah para spekulator yang tidak rasional. Para spekulator terdiri dari dua kelompok yang termakan isu bahwa mencari untung di bursa adalah lebih mudah dan cepat daripada terjun ke dalam bisnis normal.

Kelompok yang satu memang mempunyai uang lebih, sehingga secara menyeluruh tidak akan kehilangan segala-galanya secara menyakitkan. Kerugian akan membuat mereka mendapatkan pelajaran pahit yang mudah-mudahan dapat menjadi pendorong untuk mau berlelah-lelah dalam membuat analisis sebelum terjun di bursa, daripada mengandalkan rumor atau naluri saja.

Kelompok yang satu lagi adalah mereka yang sebetulnya tidak mempunyai uang lebih, namun yang tersedia hanya belum dibutuhkan dengan segera. Karena sama sekali tidak mempunyai pengertian tentang manajemen dana, tidak ada cadangan untuk menghadapi kerugian yang tiba bersamaan dengan atau lebih cepat dari kebutuhan penggunaannya. Pengalaman demikian akan membuat mereka jera masuk ke bursa lagi.

Dari latar belakang materi fundamental dan pelaku bursa saham dapat ditarik kesimpulan bahwa upaya untuk menetapkan harga di muka, tidak mungkin bisa berhasil dengan baik. Harga yang telah dihitung dan diperkirakan tidak bisa diharapkan untuk muncul di bursa. Apa yang dapat diharapkan adalah pedoman untuk tindakan jual atau beli berdasarkan perbandingan antara analisis dan kenyataan yang dihadapi pelaku bursa. Juallah saham yang disebut "overvalued" (harga berada di atas nilai yang telah dihitung/diperkirakan), sebaliknya belilah saham yang "undervalued" (harga berada di bawah nilai yang telah dihitung/diperkirakan). Sikap yang rasional demikian memang akan menghasilkan keuntungan bila jangka waktu yang digunakan adalah cukup lama. Namun apakah suatu strategi "buy-and-hold" untuk saham yang "undervalued" bisa menghasilkan keuntungan yang maksimal?

Pengertian Analisis Fundamental

Analisis Fundamental adalah suatu metode analisis yang menggunakan data ekonomi, seperti data produksi, konsumsi dan pendapatan rumah tangga untuk meramalkan pergerakan harga. (www.valasnews.com)

Analisis fundamental adalah metode analisis yang didasarkan pada fundamental ekonomi suatu perusahaan. Teknik ini

Pasar Modal dan Manajemen Portofolio @Syarif 110

Page 4: Modul 11 Analisis Fundamental

Pasar Modal

menitikberatkan pada rasio finansial dan kejadian - kejadian yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan. Sebagian pakar berpendapat teknik analisis fundamental lebih cocok untuk membuat keputusan dalam memilih saham perusahaan mana yang dibeli untuk jangka panjang. (http://id.wikipedia.org)

Fundamental analysis, This investment strategy involves evaluating a stock by examining the company, especially its operations and its financial condition. Here we look at several valuation methods, factoring in price/earnings ratio, PEG, dividend yields, book value, price/sales ratio, and return on equity. (www.investorguide.com)

FAKTOR DALAM ANALISIS FUNDAMENTALBerdasarkan kutipan yang diambil dari 2 situs internet tersebut, maka faktor fundamental dapat dibagi menjadi 2, yakni faktor fundamental ekonomi makro dan fkctor fundamental ekonomi (kinerja) suatu perusahaan. FAKTOR FUNDAMENTAL MAKROSetiap berita yang baik yang berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan ekonomi dapat merupakan suatu faktor fundamental yang penting untuk dicermati. Berita-berita tersebut dapat berupa berita yang menyangkut perubahan ekonomi, perubahan tingkat suku bunga, pemilihan presiden, bencana alam dan lain-lain. Faktor-faktor fundamental yang sifatnya luas dan kompleks tersebut dapat dikelompokkan menjadi 4 kategori besar, yaitu Faktor ekonomi, politik, keuangan moneter dan eksternal:

1. Faktor EkonomiDalam menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi fundamental perekonomian suatu negara, indikator ekonomi adalah salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan dan merupakan bagian penting dari keseluruhan faktor fundamental itu sendiri. Seiring dengan kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan tekhnologi, untuk mendapatkan sumber informasi terkini, seorang trader juga sering menggunakan informasi yang berasal dari monitor komputer, misalnya melaui Dow Jones Telerate, Reuters, Knight Rider maupun Bloomberg.

Indikator-indikator ekonomi yang sering digunakan dalam Analisis Fundamental, yaitu :

a. Gross Domestic Product

Pasar Modal dan Manajemen Portofolio @Syarif 111

Page 5: Modul 11 Analisis Fundamental

Pasar Modal

Gross Domestic Product adalah penjumlahan seluruh barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu negara baik oleh perusahaan dalam negeri maupun oleh perusahaan asing yang beroperasi di dalam negara tersebut pada suatu waktu / periode tertentu.

b. Inflasi

Seorang Trader akan selalu memperhatikan dengan seksama perkembangan tingkat inflasi. Salah satu cara pemerintah dalam menanggulangi inflasi adalah dengan melakukan kebijakan menaikkan tingkat suku bunga . Kebijakan peningkatan tingkat suku bunga ini diharapkan dapat memperkuat nilai tukar dan mengendalikan tingkat inflasi. Penggunaan tingkat inflasi sebagai salah satu indikator fundamental ekonomi adalah untuk mencerminkan tingkat GDP dan GNP ke dalam nilai sebenarnya.

Nilai GDP dan GNP ini merupakan indikator sangat penting bagi seorang Trader dalam membandingkan peluang dan resiko investasinya di mancanegara. Umumnya seorang Trader akan menggunakan indikator-indikator inflasi sebagai berikut :

a) Producer Price Index (PPI)PPI adalah indeks yang mengukur rata-rata perubahan harga yang diterima oleh produsen domestik untuk setiap output yang dihasilkan dalam setiap tingkat proses produksi. Data PPI dikumpulkan dari berbagai sektor ekonomi terutama dari sektor manufaktur, pertambangan dan pertanian.

b) Consumer Price Index (CPI)CPI digunakan untuk mengukur rata-rata perubahan harga eceran dan sekelompok barang dan jasa tertentu. Kedua indeks tersebut, CPI dan PPI, digunakan oleh seorang Trader sebagai indikator untuk mengukur tingkat inflasi yang terjadi. Seorang Trader tidak dapat berharap bahwa Bank Sentral akan menaikkan tingkat suku bunga setiap salah satu indikator memberikan sinyal kuat tentang adanya inflasi maupun menurunkan suku bunga untuk keadaan sebaliknya. Contoh : dampak Perang Teluk (1991) adalah naiknya harga minyak bumi dan ini membuat indeks CPI di Amerika Serikat juga naik.

Pasar Modal dan Manajemen Portofolio @Syarif 112

Page 6: Modul 11 Analisis Fundamental

Pasar Modal

Namun karena peningkatan indeks CPI itu tidak berlangsung lama, maka Bank Sentral Amerika Serikat tidak mengambil tindakan apa pun.

c. Balance of Payment

Balance of Payment adalah suatu neraca yang terdiri dari keseluruhan aktivitas transaksi perekonomian internasional suatu negara, baik yang bersifat komersial maupun finansial, dengan negara lain pada suatu periode tertentu. Balance of Payment ini mencerminkan seluruh transaksi antara penduduk, pemerintah dan pengusaha dalam negeri dan pihak luar negeri, seperti transaksi ekspor dan impor, investasi portofolio, transaksi antar Bank Sentral dan lain-lain. Indikator umum yang sering digunakan adalah neraca perdagangan / current account. Faktor lain yang mempengaruhi neraca pembayaran adalah adanya aliran investasi asing yang masuk ke dalam negeri dalam bentuk Foreign Direct Investment maupun Portofolio Investment. Contoh : surplus neraca perdagangan Jepang terhadap Amerika Serikat pada tahun 1998 memberikan gambaran / indikasi yang jelas terhadap meningkatnya volume permintaan Yen dalam aktifitas perdagangan. Akibatnya nilai tukar Yen terhadap Dollar AS menguat.

d. EmploymentEmployment adalah suatu indikator yang dapat memberikan gambaran tentang kondisi riil berbagai sektor ekonomi. Indikator mengenai tingkat kesempatan kerja ini dapat dijadikan sebagai alat untuk menganalisis sehat / tidaknya perekonomian suatu negara. Apabila perekonomian berada dalam keadaan full capacity / kapasitas penuh maka akan tercapai full employment. Jika keadaan sebaliknya, maka tingkat pengangguran pun akan meningkat. Tingkat employment adalah indikator ekonomi yang sangat penting bagi pasar keuangan pada umumnya dan pasar valuta asing khususnya.

2. Faktor Politik Faktor Politik, sebagai salah satu indikator untuk memprediksi pergerakan nilai tukar, sangat sulit untuk diketahui timing/ waktu terjadinya secara pasti dan untuk ditentukan dampaknya

Pasar Modal dan Manajemen Portofolio @Syarif 113

Page 7: Modul 11 Analisis Fundamental

Pasar Modal

terhadap fluktuasi nilai tukar. Ada kalanya suatu perkembangan politik berdampak pada pergerakan nilai tukar, namun ada kalanya tidak membawa dampak apapun terhadap pergerakan nilai tukar. Contoh : gejolak politik yang terjadi di Indonesia pada pasca pergantian kepemimpinan nasional dari masa pemerintah Orde Baru (1966 – 1998) sampai ke Orde Reformasi menimbulkan gejolak fluktuasi nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS yang sangat signifikan.

3. Faktor Keuangan MoneterPeranan Faktor Keuangan sangat penting dalam melakukan Analisis Fundamental. Adanya perubahan dalam kebijaksanaan moneter dan fiskal yang diterapkan oleh pemerintah, terutama dalam hal kebijakan yang menyangkut perubahan tingkat suku bunga, akan membawa dampak signifikan terhadap perubahan dalam fundamental ekonomi. Perubahan kebijakan ini juga akan mempengaruhi nilai tukar mata uang. Para pengamat pasar valuta asing menyatakan bahwa tingkat suku bunga adalah penentu utama nilai tukar suatu mata uang, selain indikator keuangan lainnya, seperti jumlah uang yang beredar. Aturan umum mengenai kebijakan tingkat suku bunga ini adalah semakin tinggi tingkat suku bunga semakin kuat nilai tukar suatu mata uang.Tingkat suku bunga disini dimaksudkan adalah tingkat suku bunga riil bukan yang nominal. Seorang Trader akan bereaksi terhadap perubahan selisih tingkat suku bunga, bukan pada perubahan tingkat suku bunga secara individual.

4. Faktor EksternalFaktor Eksternal dapat membawa perubahan yang signifikan terhadap nilai tukar suatu negara. Perubahan ekonomi yang terjadi dalam suatu negara dapat membawa dampak regional bagi perekonomian negara-negara lain yang terdapat dalam kawasan yang sama. Dalam era alokasi global asset , arus portofolio modal tidak lagi mengenal batas-batas wilayah negara. Para Fund Manager, Investor dan Hedge Fund yang melakukan investasi secara global, sangat mencermati perubahan ekonomi, bukan hanya dalam lingkup satu negara, melainkan juga meluas hingga ke dalam lingkup satu kawasan / regional tertentu.

FAKTOR FUNDAMENTAL EKONOMI (KINERJA) PERUSAHAAN

Teknik ini menitikberatkan pada rasio finansial dan kejadian - kejadian yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan. Sebagian pakar

Pasar Modal dan Manajemen Portofolio @Syarif 114

Page 8: Modul 11 Analisis Fundamental

Pasar Modal

berpendapat teknik analisis fundamental lebih cocok untuk membuat keputusan dalam memilih saham perusahaan mana yang dibeli untuk jangka panjang.

Kinerja keuangan suatu perusahaan dapat diketahui dengan mengamati rasio-rasio keuangannya. Rasio keuangan terdiri dari:

Rasio Likuiditas, rasio keuangan yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang segera jatuh tempo.

Rasio Aktivitas, rasio keuangan yang menggambarkan efektivitas penggunaan sumberdaya yang dimiliki perusahaan.

Rasio Leverage, rasio keuangan yang menggambarkan seberapa besar penggunaan dana yang berasal dari hutang dibandingkan dengan aktiva atau ekuitas perusahaan

Rasio Profitabilitas, rasio yang menggambarkan kemampulabaan perusahaan.

Rasio Pasar.

Rasio-rasio keuangan ini telah tersedia pada laporan-laporan keuangan yang terdaftar di bursa. Khusus untuk emiten yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dapat dilihat pada Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Sebagaimana dilampirkan contoh berikut ini.

Pasar Modal dan Manajemen Portofolio @Syarif 115

Page 9: Modul 11 Analisis Fundamental

Pasar Modal

Sumber: ICMD, 2005.

ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKALUntuk menghadapi pergerakan harga di bursa saham ada dua macam pendekatan, yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal. Uraian berikut dikutip dari situs www.bumianyar.com.

Pada masing-masing pendekatan ada penganut yang agak fanatik sehingga menimbulkan antagonisme seolah-olah yang satu lebih unggul daripada yang lain. Para penganut haluan fundamental (fundamentalist) menganggap bahwa harga bergerak secara acak (random) sehingga arahnya tidak mungkin bisa diduga sebelumnya. Upaya untuk berbuat demikian tidak

Pasar Modal dan Manajemen Portofolio @Syarif 116

Page 10: Modul 11 Analisis Fundamental

Pasar Modal

lain adalah spekulasi belaka, yang tentu tidak bisa diterima oleh para teknisi pasar (market technician), sehingga suka memplesetkan nama fundamentalist menjadi funnymentalist dalam ucapan yang dipercepat. Antagonisme demikian tidak perlu terjadi bila kita mempertimbangkan aspek-aspek berikut.

Pekerjaan dalam Analisis Fundamental dilaksanakan sebelum harga terbentuk di bursa, sebaliknya dalam Analisis Teknikal bahwa pekerjaan baru dimulai setelah harga terbentuk di bursa. Ingatlah bahwa Tindakan jual-beli kemudian didasarkan perbandingan antara hasil analisis dan kenyataan di bursa, yang bisa ditetapkan sebagai "over" atau "undervalued."

Jelaslah dari urutan peristiwa bahwa analisis fundamental dibutuhkan sebelum bisa ada upaya untuk melaksanakan analisis teknikal. Adalah kekuatan-kekuatan pasar secara kolektif yang menyebabkan pembentukan harga. Kekuatan-kekuatan ini adalah hasil dari analisis fundamental yang dilancarkan oleh para investor dan penggerak pasar maupun spekulator. Hasil dari kekuatan-kekuatan ini atau tarik menarik antara permintaan dan penawaran adalah yang dipelajari dalam analisis-teknikal. Interaksi antara permintaan dan penawaran secara kolektif dan kumulatif menghasilkan grafik gerak harga, yang bila dibaca dengan benar, bisa menjadi pedoman tindakan beli atau jual yang menguntungkan secara total.

Dalam pandangan analisis teknikal, semua faktor fundamental sudah masuk ke dalam dan dipresentasikan oleh harga yang terbentuk, sehingga tidak lagi perlu mempertimbangkan segi fundamental suatu saham. Setelah terjadi pembentukan harga, maka adalah mubazir untuk memperhatikan segi fundamental yang menyebabkannya. Yang diperlukan adalah justru kemampuan membaca dengan benar arah yang akan diambil oleh harga.

Sebaliknya meskipun dimulai dengan analisis fundamental, pelaku bursa masih bisa mengambil manfaat lebih jauh dari analisis teknikal. Dalam keadaan "overvalued" apakah saham langsung dijual atau apakah tindakan itu bisa ditunda dulu untuk meraih keuntungan lebih banyak lagi? Berapa lama lagi waktu harus dibiarkan berlalu sebelum tercapai suatu titik balik dalam gerak harga? Ini bergantung dari pemanfaatan analisis teknikal dengan baik.

Dari ulasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa analisis fundamental dan analisis teknikal saling membutuhkan: yang pertama untuk pembentukan harga dan yang kedua untuk

Pasar Modal dan Manajemen Portofolio @Syarif 117

Page 11: Modul 11 Analisis Fundamental

Pasar Modal

kelanjutan gerak harga. Perbedaan mendasar antara kedua cara analisis ini adalah dominannya segi eksakta dalam analisis fundamental dan hadirnya intuisi—berdasarkan pengalaman di masa lampau—dalam kadar tertentu pada analisis teknikal.Jack D. Schwager sebagai pengaran buku The Market Wizards (1989, New York Institute of Finance/Simon & Schuster) dan The New Market Wizards: Conversations with America's Top Traders (1992, Harper Business), setelah mengadakan wawancara dengan puluhan pakar dalam perdagangan di bursa saham dan komoditi, ia menulis bahwa analisis fundamental dan teknikal bisa digunakan terpisah atau tergabung, dengan berhasil.

Dalam bukunya yang terakhir Schwager on Futures (1996, John Wiley & Sons), ia mengakui di kata pengantarnya bahwa mula-mula ia merupakan "pure fundamentalist" dan sangat meremehkan analisis teknikal. Namun setelah mencoba memanfaatkan analisis grafik, ia berubah 180 derajat dari skeptisismenya yang semula. Perubahan sikap demikian telah dialami banyak fundamentalist lain melalui pandangan terbuka (open mindedness) yang memungkinkan mereka mengadakan percobaan. Dengan demikian maka analisis fundamental dan teknikal tidak perlu dipertentangkan, karena saling membutuhkan untuk hasil yang maksimal.

SPEKULASI BUKAN FAKTOR TEKNIKAL

Memang ruang lingkup analisis teknikal, yang hanya memperhatikan sifat dan pola gerak harga, tidaklah seluas analisis fundamental yang mencakup ilmu akunting, ekonomi mikro dan makro, bidang sosial politik, cuaca, dsb. Namun cara analisis ini tidaklah sederhana juga, apa lagi program komputer mutakhir memanfaatkan lebih dari 150 indikator atau alat analisis untuk seleksi yang terbaik antara ribuan saham dalam waktu beberapa menit saja.

Mereka yang menggunakan analisis teknikal dengan benar pasti bukanlah spekulator yang tidak menguasai dan mengerti tindakan mereka sendiri. Pada umumnya spekulator menggunakan analisis teknikal dan karena itu cenderung diasosiasikan dengan analisis teknikal. Karena sesungguhnya belum dimanfaatkan secara profesional sehingga tingkat keberhasilannya rendah, maka pendekatan teknikal dianggap spekulatif. Meskipun demikian analisis teknikal tidak identik dengan spekulasi, yang tidak konsisten dalam hasilnya. Pelaku bursa yang fanatik teknikal seperti Richard Dennis (buku New Market Wizards, pasal Silence of the Turtles) di samping

Pasar Modal dan Manajemen Portofolio @Syarif 118

Page 12: Modul 11 Analisis Fundamental

Pasar Modal

mendapatkan hasil yang konsisten dengan melipatkgandakan beberapa ribu dolar menjadi $200 juta, juga telah melatih puluhan orang lain untuk berhasil secara konsisten. Agar tidak merusak pasar, mereka terikat kontrak untuk bungkam tentang sistem dagang mereka.

Pasar Modal dan Manajemen Portofolio @Syarif 119