Modul 1 Urogenitalia Klp. 1
-
Upload
eza-melinda -
Category
Documents
-
view
43 -
download
6
description
Transcript of Modul 1 Urogenitalia Klp. 1
Modul 1 Urogenitalia
Bengkak pada wajah dan perut
Tutor : dr. Slamet Sudi Santoso M.Pdked
Kelompok 1
PSPD FKK UMJ 2012-2013
Anggota kelompok :
• Ahmad Fauzi 2010730005• Kindi Faruqi 2010730058• Eka Widia 2010730030• Kurniasih 2010730059
• Aulia Ayu Hartini 2010730015• Firdha Leonita 2010730038• Indry Purnamasari 2010730052• Tessa Meiliasari 2010730104• Irma Puspita Sari 2010730054• Bunga Nur Annisa 2010730019• Ayu Annisahusna 2008730054• Kemala Hi. Badar 2008730077
Skenario
Seorang anak laki-laki 12 tahun, dibawa oleh ibunya ke puskesmas dengan wajah, perut, dan kedua tungkai bengkak. Pembengkakan terjadi sejak 3 minggu yang lalu yang semakin lama semakin bertambah. Tidak ada demam dan tanda-tanda infeksi lain.
Kata kunci
• Anak laki-laki 12 tahun• Bengkak pada wajah, perut, dan tungkai sejak
3 minggu lalu
12 tahun
Bengkak pada wajah, perut, dan
kedua tungkai
Sejak 3 minggu yang lalu
Pemeriksaan fisikTidak ada tanda
demam dan infeksi lain
Pemeriksaan penunjang
DIFERENSIAL DIAGNOSIS
Analisa Masalah
Pertanyaan1. Penyakit apa saja yang terjadi sesuai dengan gejala pada skenario? 2. Bagaimana prevalensi penyakit sesuai dengan gejala pada skenario?3. Mengapa pada kasus ini terjadi pada anak usia 12 tahun?4. Apakah ada perbedaan antara laki-laki dengan perempuan berdasarkan gejala?5. Organ-organ apa saja yang terlibat berdasarkan gejala pada skenario?6. Bagaimana mekanisme pengaturan cairan di dalam tubuh?7. Bagaimana mekanisme terjadinya bengkak pada wajah, perut, dan kedua tungkai?8. Mengapa bengkak hanya terjadi pada wajah, perut, dan kedua tungkai?9. Mengapa bengkak terjadi namun tidak disertai demam?10. Mengapa bengkak bertambah besar dalam 3 minggu terakhir?11. Apa sajakah faktor predisposisi berdasarkan kasus di skenario?12. Bagaimana langkah diagnostik berdasarkan kasus pada skenario?13. Apa saja diferensial diagnosisnya?
Prevalensi di Indonesia
• Ditemukan hanya 44.2% tipe kelainan minimal dari 364 anak dengan sindrom nefrotik primer yang dibiopsi, sedangkan di Surabaya mendapatkan 39.7% tipe kelainan minimal dari 401 anak dengan sindrom nefrotik primer yang dibiopsi.
• Penyebab tersering gagal ginjal anak yang dirawat antara tahun 1995-2000
• 6 kasus per 100.000 anak per tahun. Pada penelitian di Jakarta menemukan hanya 44.2% tipe kelainan minimal dari 364 anak (RSCM FK UI)
• Dibawah usia 18 tahun diperkirakan berkisar 2-7 kasus per 100.000 anak per tahun, dengan onset tertinggi terjadi pada usia 2-3 tahun. Hampir 50% penderita mulai sakit saat berusia 1-4 tahun, 75% mempunyai onset sebelum berusia 10 tahun. (RSUD Sanglah Denpasar 2009)
Prevalensi di Luar Negeri
• Pria dibandingkan wanita (2:1) 2-6 tahun. Anak umur 6 bulan. 85-90% pasien dibawah umur 6 tahun (Afrika)
Lk : PrAnak usia 12 tahun
Hingga usia 5 tahun, lebih dari 80% anak yang terkena hanya akan menunjukan ‘perubahan minimal’. Setelah usia 10 tahun, mulai timbul patologi yang lebih berat.
Perbandingan laki-laki dengan perempuan 2,5:1 dengan penyebab belum diketahui. 85% diketahui dengan sindrom nefrotik tipe “kelainan minimal”Pada malnutrisi sering mengenai golongan umur tertentu seperti bayi menyusui dan anak prasekolah
FUNGSI GINJAL
1.Ekskresi2.homeostasis3.hemostatis4.metabolisme5.endokrin
Mekanisme Pengaturan Cairan dalam tubuh
EDEMA
Edema intrasel
Permeabilitas membran Pompa ion membran sel tertekan
Edema
Aliran darah ke jaringan
Natrium berdifusi dalam sel
Tidak adanya nutrisi yang adekuat
Kebocoran glomerulus
Depresi metabolisme jaringan
Kegagalan sistem limfatik
Nefron-nefron kolaps dan kapiler pretubulus
Cairan ruang interstisium,ruang bowman , tubulus
Reaksi imun dan peradangan
Enzim lisosom Hipoksia dan cedera
Reaksi Ag-AbPeradangan glomerolus
Permeabilitas membran basal meningkat
Proteinuria
Hipoalbuminemia
Penurunan tekanan osmotik kapiler
Cairan transudat untuk keluar dari ruang vaskuler ke dalam
interstitium
Hipovolemia
Peningkatan ADH dan aldosteron
Retensi Na+ dan H2O
EDEMA
FAKTOR PREDISPOSISI
• Reaksi alergi obat• Diabetes melitus• Amiloidosis• Lupus eritematosus sistemik• Infeksi (malaria, sifilis, hepatitis B, AIDS)• Keganasan (karsinoma, melanoma)
LANGKAH DIAGNOSTIK ANAMNESIS
PEM. FISIKEdema dikedua kelopak mata,tungkai dan perutEdema skrotum/ labiaHipertensi PEM.
PENUNJANG
1. DARAH: Hipoalbuminemia
(<4,0 g/dl) Hiperkolesterolem
ia (> 170 mg/dl) LED (0- 10
mm/jam) Kadar ureum &
kreatinin normal
2. URINALISIS Proteinuria
masif (>4000 mg atau > 4 g/24 jam)
3. BIOPSI GINJAL 4.RADIOLOGIFoto polos abdomen
Gejala Sindroma Nefrotik Malnutrisi Glomerulunefritis Akut (GNA)
Anak laki-laki Laki-laki : perempuan = 2,5 :1
Tidak ditemukan karena malnutrisi itu bergantung pada asupan yang diberikan
Laki-laki : Perempuan = 2 : 1
12 tahun Setiap tahun terjadi 2 kasus /100.000 anak umur <16 th, prevalensi kumulatif 16 kasus /100.000 anak umur <14 th.
26% balita di Indonesia menderita gizi kurang dan 8% balita menderita gizi buruk (marasmus, kwashiorkor) (SUSENAS. 2002)
Tersering pada umur 5 sampai 15 tahun, jarang pada bayi.
Wajah, perut, dan kedua tungkai
bengkak
Bengkak yang menyeluruh sehingga menyamarkan penurunan berat badan
•Marasmus: bengkak pada seluruh tubuh• Kwashiokor: bengkak pada bagian perut
Bengkak terutama pada wajah sekitar mata setelah terinfeksi streptokokus. Dapat pula terjadi bengkak pada sacrum dan tungkai
Sejak 3 minggu yang lalu
Edema bertambah besar seiring dengan bertambah parahnya kerusakan glomerolus
Lebih lama dari 3 minggu
Terjadi edema kurang lebih 10-20 hari setelah terinfeksi streptokokus
Tidak ada demam dan tanda infeksi lain
Karena edema yang terjadi merupakan edema ekstrasel
Disebabkan karena kurangnya intake makanan, cairan dan elektrolit
Biasanya demam dikarenakan GNA 90% terjadi karena infeksi bakteri streptococcus grup C
Penatalaksanaan
Sindroma Nefrotik Malnutrisi Glomerolusnefritis Akut
• Medikamentosaa. Steroid (jika terjadi
radang)prednison 60mg/hr sampai
remisikemudian 40mg/48jm selama
12minggureduce: 5-10mg/48jamb. Diuretik (untuk
memobilisasi pengeluaran cairan udem )
Dosis anak2mg/kgBB, kalau perlu dapat
ditingkatkan menjadi 6 mg/kgBB
• Nonmedikamentosaa. Diet untuk sindroma nefrotik
• Medikamentosaa. Antibiotik (mengurangi
penyebaran streptokokus)penicillinb. Digitalis dan oksigen (pada
gagal jantung)c. Dialisis pertonium atau
hemodialisa (apabila anuria berlangsung selama 5-7 hari)
• Nonmedikamentosaa. Istirahat mutlak selama 3-4
minggub. Pemberian makanan
rendah protein (1g/kgBB/hari) dan rendah garam (1g/hari)
c. Pemberian cairan dikurangi
Click to Open
• Guyton dan hall. Buku ajar fisiologi kedokteran Edisi 11. Jakarta : RGC. 2006• Robbins, dkk. Buku Ajar Patologi Edisi 7. Jakarta : EGC. 2007• Hull, David. 2008. Dasar-dasar pediatri edisi 3. Jakarta : EGC hlm 184-185• Meadow, Roy dkk. 2002. Lecture notes pediatrika. Jakarta : Erlangga hlm208-
209• Kumar,dkk.2007.buku ajar patologi.jakarta: EGC• Price, Sylvia A. 2002. Patofisiologi. Jakarta : EGC• Guyton and Hall. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta : EGC• Sylvia A. Price and Lorraine M. Wilson. 2006. Patofisiologi. Edisi 6. Volume 2.
Jakarta: EGC • Sheerwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Manusia. Edisi 2. Jakarta: EGC• http://www.scribd.com/doc/38991454/Anatomi-Fisiologi-Ginjal
REFERENSI
TERIMA KASIH
Syarat1. Energi 35 kkal/kgBB per hari2. Protein sedang 1,0 g/kg BB (0,8 g/kg BB ditambah jumlah
protein yang dikeluarkan),utamakan protein bernilai biologik tinggi
3. Lemak sedang 15-20%4. KH sebagai sisa kebutuhan energi,utamakan karbohidrat
kompleks.5. Batasi natrium,1-4 g / hari tergantung berat edema6. Batasi kolesterol < 300 mg7. Sesuaikan cairan yang dikeluarkan ditambah 500 ml.
Diet untuk sindroma
nefrotik
A. Prinsip dasar penanganan 10 langkah utama (diutamakan penanganan kegawatan) 1. Penanganan hipoglikemi2. Penanganan hipotermi3. Penanganan dehidrasi4. Koreksi gangguan keseimbangan elektrolit5. Pengobatan infeksi6. Pemberian makanan7. Fasilitasi tumbuh kejar8. Koreksi defisiensi nutrisi mikro9. Melakukan stimulasi sensorik dan perbaikan mental10. Perencanaan tindak lanjut setelah sembuhHasil paling baik diperoleh dengan pemberian makanan yang mengandung protein 3-4 gr/kgbb/hari dan 160-175 kalori kg/kgbb/hariB. Pengobatan penyakit penyerta, antara lain kekurangan vitamin A, kelainan kulit, infeksi parasit/cacing, diare yang terus menerus, tuberkulosa.C. Penanganan kegawatan: syok dan anemia berat.
Penanganan malnutrisi
Back