Modul 1 BB Menurun

download Modul 1 BB Menurun

of 20

description

Modul 1 BB Menurun

Transcript of Modul 1 BB Menurun

A. SKENARIO Seorang wanita, umur 35 tahun berkunjung ke puskesmas dengan keluhan berat badan menurun lebih dari 10 kg dalam 6 bulan terakhir. Ia juga mengeluh jantung berdebar dan gelisah.

B. KATA KUNCI Wanita, 35 tahun; Bb turun lebih dari 10 kg dalam 6 bulan terakhir ; Jantung berdebar dan gelisah.

C. PERTANYAAN1. Anatomi, histologi dan Fisiologi organ endokrin terkait!2. Faktor-Faktor yang dapat menurunkan berat badan dalam kasus3. Patomekanisme berat badan menurun.4. Hubungan antara gejala dalam kasus.5. Diferential Diagnostic.6. Template penyakit Grave.

D. JAWABAN1. Anatomi, histologi, dan fisiologi dari organ terkait!1.1 ANATOMIa. Glandula Hypophyse (Glandula Pituitaria)

Merupakan kelenjar endokrin yang memiliki bentuk ovoid/kacang dan terdapat di intracranial (namun extradural) pada central fossa cranii media dan dibungkus oleh Capsula jaringan ikat. Glandula hypophyse memiliki 2 bagian kelenjar (adenohypofisis dan neurohypofisis) yang meiliki fungsinya masing-masing.

Letak Terletak di fossa hypophyseal pada superior sinus sphenoidalis + nasopharynx; di tutupi diaphragma sellae yang merupakan bagian dari duramater dimana bagian tengahnya berlubang dan dilalui oleh Infunndibulum ; dan, dikelilingi oleh Circulus Willisi. Lobus 1. Lobus anterior (Adenohypophyse) Pars:Pars anterior/distalis Infundibulum:Pars Intermedia 1. Lobus Posterior (Neurohyphophyse)Eminentia mediana:Lobus neuralis/Infundibulum stem

Lobus anterior memiliki struktur celluler (glandular), dan tidak berhubungan dengan diencephalon sedangkan Lobus posterior yang meiliki struktur neural (axon dari hypothalamus) berhubungan dan merupakan kelanjutan dari Diencephalon

Gambar 1.1 Kelenjar Hypophyse

b. Glandula Suprarenalis (Adrenal Gland ) Kelenjar suprarenal merupakan kelenjar endokrin yang terletak pada cavum abdominis retroperitoneal, pada polus superior, memiliki warna kekuning kuningan dan terdapat 2 buah (Gld. Suprarenalis sinistra et dextra). Kelenar suprarenal terdiri atas 2 bagian yaitu Cortex (luar, 9/10 bagian) dan Medulla (dalam, 1/10 bagian) serta dibunkus oleh fascia renalis dan perineal fat. Pada gld. adrenal, terdapat hilus yang terletak pada facies anterior, dan dilewati oleh vasa suprarenalis & pembuluh lymphe.

Gambar 1.2 Kelenjar Suprarenal (Adrenal)

b. PANCREAS Kelenjar pankreas merupakan kelenjar endokrin yang terdapat di cavum abdominis, dan terletak pada bagian retroperitoneal pada dinding posterior rongga abdomen setinggi vertebra lumbalis ke-2 dan ke-3. Merupakan kelenjar endokrin yang juga mempunyai fungsi sebagai kelenjar eksokrin, karena mempunya duktus (ductus pancreaticus). Bagian dari pankreas yang berfungsi sebagai kelenjar endokrin adalah pulau - pulau langerhans yang terdiri dari sel yang menghasilkan hormon glucagon dan sel yang menghasilkan hormon insulin.

Bagian-bagiannya :

1. CAPUT PANCREATIS:0. Regio epigastrium;0. terletak pd lengkungan huruf C duodenum (pars superior+descendens+horizontal)0. dan sampai dengan batas incisura pancreatica.1. CORPUS PANCREATIS:0. Regio epigastrium;0. mulai pada incisura pancreatica;0. dan, sampai dengan batas lig. Lienorenale.1. CAUDA PANCREATIS:0. Regio hypochondrium sinistra;0. dan, didalam lig.lienorenale, masuk hilus lienalis.

Gambar 1.3 Kelenjar Pankreas

c. Glandula Thyroidea Glandula thyroidea terletak pada pangkal leher disisi lateralbagian atas larings dan bagian atas trakea, berbentuk mirip kupu kupu, dan terdiri atas 2 lobus (sinitra et dextra) yang dihubungkan oleh bagian tengah yang disebut isthmus. Kelenjar thyroid dipisahkan dengan jaringan sekitarnya oleh kapsula fibrosa (kapsula interna) dan kapsula eksterna (fascia visceralis). Hormon yang diproduksi oleh kelenjar ini adalah hormon Thyroxin.

Vaskularisasi A.THYREOIDEA SUPERIOR (cab. A.carotis externa), mempercabangkan r. anterior (menuju ke isthmus) dan posterior, beranastomose dengan r. ascendens a.thyreoidea inferior. A.THYREOIDEA INFERIOR (cab.truncus threocervicalis) menyuplai darah ke sebagian besar kelenjar. A.THYREOIDEA IMA (cab. Truncus brachiocephalicus atau langsung dari arcus aortae) Aliran darah vena (V.THYREOIDEA SUPERIOR, MEDIA) bermuara kedalam v. jugularis interna dan v. thyreoidea inferior bermuara ke v. brachiocephalica.

Gambar 1.4 Kelenjar Thyroidea

1.2 HISTOLOGI1. Glandula Hypophyse (Glandula Pituitaria) Makroskopis hypofise yaitu : Bagian anterior : disebut adenohypofise, berwarna kemerah-merahan dengan konsistensi lunak. Bagian posterior : disebut pars nervosa, berwarna keputih-putihan dengan konsistensi keras. Tangkai hypofise : disebut tangkai neural yaitu bagian yang menghubungkan hypofise dengan otak & pada bagian atas berhubungan dengan hypothalamus, berbentuk cerobong. Disebut juga infundibulum. Pars Tuberalis : merupakan bagian adenohypofise. Ini termasuk tangkai hypofise. Pars intermedius : bagian dari adenohypofise yang berbentuk bingkai tipis & melekat pada bagian depan dari pas nervosa.Yang termasuk Adenohypofise, yaitu :^ Pars tuberalis^ Pars distalis^ Pars intermediaYang termasuk Neurohypofise, yaitu :^ Pars nervosa.^ Tangkai Neural.Neurohypofisis terdiri dari sel pituisit dan serat tak bermyelin. Pada infundibulum & pars nervosa terdapat kelompok massa yang tidak beraturan, tersebar biru ungu dengan pewarnaan trikron. Massa ini di sebut badan Herring.Dengan pewarnaan HE dapat dilihat 2 jenis sel, yaitu :Sel kromofil: Sel yang berwarna* Sel kromofil asidofilik yaitu ; sel kromofil yg bersifat eosinofil, dimana granula sitoplasmanya terwarna dengan eosin* Sel kromofil basofilik, yaitu ; sel kromofil yang bersifat basofil, dimana granula sitoplasmanya terwarna kuat dengan haematoksilin. * Sel kromofob : merupakan sel-sel yg tidak terwarna dengan pewarnaan HE. Sel kromofil asidofilik :- Sitoplasma : Granula halus, tdk sama besar, warna merah (asidofil) RE banyak App. Golgi banyak Mitokondria banyakSel kromofil basofilik :- Sitoplasma : Granula lebih banyak dari sel (asidofil), tdk sama besar berwarna biru App. Golgi lebih banyak Mitokondria banyak Sel kromofob :- Sitoplasma : Granula sedikit tdk berwarna RE sedikit App. Golgi tdk ada Mitokondria sedikitDisamping sel-sel tersebut terdapat juga sel folikuler yang berbentuk bintang,yang berfungsi sebagai sel makrofag.Sel acidofilik kromofil terdiri atas dua jenis, yaitu :1. Sel somatotrop : dapat dilihat dengan pewarnaan orange green, & PAS (-).2. Sel mammotrop : dapat dilihat jelas dengan pewarnaan azocarmine, orange green Pas (-).Sel basofilik kromofil terdiri atas tiga jenis, yaitu :1. Sel tirotrop : hasilkan TSH.2. Gonadotrop : hasilkan FSH dan LH.3. Kortikotrop: hasilkan ACTH dan beta lipoprotein (Beta LPH). 2. Glandula ThyroidTerdiri atas kista-kista bulat yg disebut folikel yg berupa ruangan yg dibatasi oleh selaput epithel yg kontinyu. Diantara follikel (ruang interfolikuler) terdapat sedikit jaringan ikat mengandung fibroblast, serat kolagen, & kapiler tipe fenestrata. Besarnya bervariasi dari 50 m sampai 1mm. Dikelilingi oleh membrana basalis yang tipis & jaringan Ikat intertisiel yg membentuk jala-jala retikulum, disekitar membrana basalis. Koloid adalah hasil sekresi dari sel-sel follikel dimana akan berwarna merah muda dengan pewarnaan HE. Koloid mengandung tiroglobulin yg komponen utamanya adalah glikoprotein. Tiroglobulin ini berisi Tiroksin dan Triidotironin. 2. SEL FOLLIKULER Berbentuk kubis, tetapi tinggi sel berbeda-beda sesuai dengan keaktifan dari kelenjar; dalam keadaan istirahat sel kubis rendah, koloid banyak dalam keadaan aktif sel kubis sampai kolumnair & koloid berkurang. Sifat sel follikel :+ sitoplasma basofilik, pada apical sel banyak terdapat tetesan terwarna seperti koloid.+ Terdapat 3 jenis Granula sekretori, yaitu :1. Vesikel kecil (graula subapikal).2. Vesikel lebih besar (tetesan koloid).3. Vesikel sangat padat (lisosom primer).2. SEL PARAFOLIKULER/SEL CSel ini terdapat pada basal dari epitel folikel berada diatas membrana basalis dan tidak pernah dekat dengan lumen.- Mikroskopis :+ Lebih besar dari sel folikel.+ Pucat dengan HE.+ Terlihat jelas dengan impregnasi perak. 1. Glandula AdrenalTerdiri dari Kapsula Adrenal, korteks adrenal, dan Medulla adrenal.1. Kapsula AdrenalKelenjar adrenal dikelilingi oleh kapsula yang merupakan jar. ikat padat kolagen yang tebal dan serat elastis yang masuk ke parenkim korteks adrenal dan membentuk trabekula. Di dalam trabekula berjalan pembuluh darah dan saraf ke medulla. Sel-sel parenkim baik korteks maupun medulla dikelilingi oleh jala-jala yang dibentuk oleh serat retikuler yang berfungsi untuk mengikat sel satu dengan lainnya, serta menyokong pembuluh darah dan serat saraf.2. Korteks adrenalDibagi dalam 3 zona yang konsentris dari permukaan ke arah medulla, yaitu :1. Z. Glomerulosa- 15% dari ketebalan korteks adrenal;- sel parenkim berupa bentuk bolat kecil;- inti bulat basofil;- Sitoplasmanya Eosinofil;2. Z. Fasikulata- Lapisan tengah dari korteks; - 75% dari ketebalan korteks;3. Z. Retikularis- Lapisan korteks yg terletak dekat medula;- 10% dari ketebalan korteks.3. Medulla Adrenal - Antara korteks dan medulla adrenal tdk punya batas yg jelas;- medulla terdiri dr sel-sel yg dipisahkan oleh kapiler drh dan venula;- Sitoplasma mengandung Granula halus yang akan bereaksi dengan Reaksi kromafin (+). Karena granula megandung katekolamin, yaitu epinefrine & norepineprine.4. PankreasBagian eksokrin terdiri dari sel-sel asinus yang menghasilkan getah pancreas sedangkan bagian endokrin terdiri atas sel - sel pulau langerhans yang menghasilkan hormon insulin dan glukagon.0. Bagian Eksokrin Pankreas Terdiri dari lobus-lobus yang dibatasi oleh septa-septa jaringan ikat; Tiap lobus dibagi lagi menjadi lobulus oleh jar. Ikat; Asinus merupakan kelenjar tubulo asinus kompleks;berbentuk bulat atau oval2. Bagian Endokrin PankreasSel sel yang bertugas sebagai kelnjar endokrin pankreas berkelompok dalam kelompok kecil, yaitu pulau Langerhans.MIKROSKOPIS :Secara mikroskopis, Pankreas terdiri dari :a. Sel Alfa (sel A) : Jumlah 15% - 20% dari seluruh sel pulau langerhans; Granula berwarna merah tua dengan pewarnaan trikron; Menghasilkan hormon glucagon.b. Sel Beta (sel B ): Jumlah 70-75% dari seluruh sel pulau Langerhans; Granula berwarna orange dengan pewarnaan trikron; Terletak pada sentral pulau langerhans. Menghasilkan hormon insulinc. Sel Delta (Sel D) Jumlah 5 10% dr seluruh sel pulau langerhans; Granula berwarna biru dengan pewarnaan trikron; Terletak pada perifer pulau langerhans.d. Sel C, Sel EC, dan Sel PP Jumah ketiganya 5% dari seluruh sel pulau langerhans Sel C belum jelas produk yang dihasilkan; Sel EC menghasilkan serotonin; Sel PP menghasilkan polipeptida pankreas.3. Patomekanisme Berat Badan Menuruna. Pengaruh Hormon InsulinHormon isulin berperan dalam metabolisme glukosa dalam sel. Apabila ada gangguan pada sekresi dan kerja insulin, misalnya hiposekresi dan resistensi insulin, maka akan menimbulkan hambatan dalam utilisasi glukosa serta peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia). Hiposekresi insulin disebabkan oleh rusaknya sel beta sedangkan resistensi insulin disebabkan tidak adanya atau tidaksensitifnya reseptor insulin yang berada di permukaan sel. Hiposekresidan resistensi insulin menyebabkan glukosa tidak masuk ke dalam sel sehingga tidak dihasilkan energi. Akibatnya, terjadi penguraian glikogen dalam otot dan pemecahan protein sehingga menyebabkan penurunanberat badan.b. Pengaruh Hormon TiroidHormon tiroid berperan dalam metabolisme yang terjadi dalam tubuh. Kelebihan hormon tiroid menyebabkan peningkatan kecepatan metabolisme basal yang terjadi dalam tubuh. Apabila glukosa tidakmampu mencukupi kebutuhan metabolisme tubuh, maka tubuh menggunakan glikogen dan protein sebagai bahan bakar penggantinya. Akibatnya, massa otot menurun dan berat badan pun menurun.c. Pengaruh Hormon KortisolSalah satu hormon yang mengatur regulasi berat badan adalah kortisol. Apabila terjadi penurunan kortisol, akan berakibat pada menurunnya metabolisme dalam tubuh. Penurunan kortisol ini sendiridapat disebabkan oleh destruksi korteks adrenal. Penurunan metabolisme dalam tubuh akan mengakibatkan penurunan jumlah energi yang diperoleh (ATP menurun). Penurunan produksi ATP menyebabkan otot tidak mendapatkan cukup energi untuk bekerja. Hal ini memicu terjadinya pemecahan di dalam otot sendiri, sehingga massa ototberkurang. Penurunan massa otot ini pada akhirnya akan menyebabkanpenurunan berat badan.

4. Hubungan Antar Gejala Dalam KasusPada keadaan hipertiroidisme, terjadi peningkatan sekresi T3 dan T4. Hal ini menyebabkan metabolisme basal meningkat, yang akan berdampak pada peningkatan proteolisis dan lipolisis oleh proses glukoneogenesis di hati sehingga terjadi penurunan massa otot yang menyebabkan berat badan menurun. Karena proses metabolisme dalam tubuh meningkat, maka terjadi produksi panas yang berlebih oleh karena vasodilatasi pembuluh darah, dimana kecepatan aliran darah terutama pada kulit meningkat oleh karena meningkatnya kebutuhan untuk pembuangan panas, dan hal ini pun menyebabkan terjadinya penurunan berat badan. Bila terjadi peningkatan produksi hormon oleh kelenjar tiroid, maka akan terjadi peningkatan kecepatan metabolisme tubuh. Meningkatnya metabolisme dalam jaringan mempercepat pemakaian oksigen dan memperbanyak jumlah produk akhir dari metabolisme yang dilepaskan dari jaringan. Efek ini menyebabkan vasodilatasi pada sebagian besar jaringan tubuh, sehingga meningkatkan aliran darah. Sebagai akibat dari meningkatnya aliran darah, maka curah jantung juga akan meningkat, seringkali meningkat sampai 60 persen atau lebih di atas normal. Aktifitas jantung pun menjadi meningkat, sehingga pasien merasakan dadanya berdebar-debar, karena hiperaktivitas dari jantung.Meningkatnya produksi hormon tiroid juga menyebabkan terjadinya aktivitas berlebihan dari saraf simpatis . Pada umumnya, hormon tiroid meningkatkan kecepatan berpikir, tetapi juga sering menimbulkan dissosiasi pikiran, dan sebaliknya. Penderita hipertiroid cenderung menjadi sangat cemas dan psikoneurotik, seperti kompleks ansietas, kecemasan yang sangat berlebihan atau paranoia.

5. Differential Diagnose

PenyakitGejalaDM type IIGraves DiseasePheocromocytomaAddison

wanita++++

35 tahun++++

BB menurun++++

Tachycardi+++-

gelisah++--

a. Diabetes Melitus tipe 2 Diabetes melitus adalah sekelompok penyakit metabolik yang ditandaidengan terjadinya hiperglikemi yang terjadi sekitar 90-95 % dari semua penderita diabetes, dimana pankreas masih bisa membuat insulin tetapi kualitas insulin yang dihasilkan buruk, dan tidak dapat berfungsi dengan baik. Diabetes Melitus tipe 2 ini pada umumnya diderita pada umur lebih dari 45 tahun. Gejala - gejala yang ditunjukkan oleh pendertia DM tipe 2, yaitu :

- poliuria;- polidipsi;- Berat badan menurun.- Lemah badan- Mata kabur- luka sukar sembuh- Kesadaran menurun

b. Addisons disease Addisons disease adalah penyakit yang disebabkan oleh kegagalan korteks adrenal untuk memproduksi hormon dalam jumlah yang adekuat, sehingga akan mempengaruhi kerja dalam menekan dan meregulasi tekanan darah, serta mengatur keseimbangan air dan garam. Penyakit ini dapat terjadi pada semua kelompok umur dan prevalensi kasus yang menimpa pria dan wanita sama rata. Penyebab terbanyak (75%) adalah karena atrofi autoimun dan idiopatik, penyebab lainnya adalah: operasi dua kelenjar adrenal atau infeksi kelenjar adrenal, TB kelenjar adrenal. Penghentian mendadak terapi hormon adrenokortika akan menekan respon normal tubuh terhadap stress dan menggangu mekanisme umpan balik normal. Terapi kortikosteroid selama dua sampai empat minggu dapat menekan fungsi korteks adrenal. Kelainan dari kelenjar-kelenjar adrenal sendiri (ketidakcukupan adrenal primer) atau oleh pengeluaran yang tidak cukup dari ACTH oleh kelenjar pituitary (ketidakcukupan adrenal sekunder). Manifestasi klinis penyakit Addison antara lain terjadi:a.kelemahan otot;b.noreksia(tidak ada atau hilangnya selera makan);c.gejala gastrointestinal;d.mudah lelah;e.umasiasi (tubuh kurus kering);f.pigmentasi pada kulit;g.membran mukosa, buku-buku jari;h.dan, hipotensi, hipoglikemia, natrium serum turun,serta kalsium serum tinggi. Pada keadaan berat, terjadi gangguan metabolisme natrium dan air, akibatnya dehidrasi kronis dan berat.

c. Pheochromocytoma

Pheochromocytoma adalah tumor kelenjar adrenal, dimana berfungsi untuk menghasilkan hormon epinefrin dan norepinefrin. Hormon ini memiliki banyak fungsi, beberapa diantaranya seperti mengatur tekanan darah dan detak jantung. Pheochromocytoma banyak ditemukan pada orang dewasa dengan umur 30 - 60. Banyak faktor yang dapat menyebabkan pheochromocytoma. Pada kebanyakan kasus, yang paling berperan adalah faktor genetik dan lingkungan. Penyakit ini dapat timbul dan atau tanpa gejala.

Manifestasi klinis dari pheocromocytoma yaitu :

- Takikardi;- Palpitasi jantung;- Sakit kepala;- BB turun, nafsu makan normal;- Pertumbuhan lambat;- Mual;- Muntah;- Sakit perut.

d. Penyakit GravesPenyakit grave adalah suatu penyakit autoimun yang menyerang TSH-r dan menyebabkan sekresi hormon tiroid yang tidak terkontrol (karena dirangsang oleh antibodi, maka tidak ada negative feedback yang dapat dilakukan). Sampai sekarang, penyebab pasti daripenyakit graves belum diketahui, namun terdapat 15% predisposisi familial. Penyakit ini sering terjadi pada kelompok usia 20 40 tahun. Gejala-gejala yang ditunjukkan berupa menifestasi hipermetabolisme dan aktifitas simpatis yang berlebihan. Pasien cenderung akan mengeluh:a. lelah namun tidak dapat tidur;b. tremor pada tangan;c. tidak tahan panas;d. keringat semakin banyak bila panas;e. kulit lembab;f. BB menurun;g. sering disertai dengan nafsu makan menigkat;h. palpitasi(berdebar) dan takikardia; i. diare;j. kecemasan atau kelainan psikis lainnya;k. kelemahan serta atrofi otot;l. Eksoftalmos (protrusi bola mata).

6.Template Grave Disease

EtiologiPencetus dari produksi antibodi yang menyerang reseptor TSH pada kelenjar tiroid ini belum diketahui. Munculnya Graves Disease ini cenderung bersifat genetik, karena beberapa orang lebih mudah untuk memproduksi antibodi terhadap reseptor TSH dibanding yang lain karena genetik. Dalam hal ini, HLA DR ( khususnya DR3 ) memainkan peran penting. EpidemiologiGraves Disease umumnya terjadi pada wanita, dengan perbandingan wanita : pria adalah 7 : 1, terjadi pada umur sekitar 30 40 tahun, tetapi tidak terjadi pada remaja, pada saat hamil, pada waktu menopause dan pada orang orang di atas 50 tahun.

Patomekanisme Graves diseasePenyakit ini ditandai dengan trias manifestasi:a.Tirotosikosis akibat pembesaran difus tiroid yang hiperfungsional, terjadi pada semua kasus. Tirotosikosis adalah keadaan hipermetabolik yang disebabkan oleh meningkatnya kadar T3 (triiodotironin) dan T4 (tiroksin/tetraiodotironin) bebas. b.Oftalmopati infiltratif yang menyebabkan eksoftalmos terjadi pada hampir 40% pasien.c.Dermopati infiltratif lokal (kadang-kadang disebut mixedema pratibia ) ditemukan pada sebagian kecil pasien.Penyakit Graves adalah suatu gangguan autoimun, pada gangguan tersebut terdapat beragam auto antibodi dalam serum. Antibodi ini mencakup antibodi terhadap TSH, peroksisom tiroid, dan tiroglobulin. Dari ketiganya, reseptor TSH adalah auto antigen terpenting yang menyebabkan terbentuknya antibodi. Efek antibodi yang dibentuk berbeda-beda, bergantung pada epitop reseptor TSH mana yangmenjadi sasarannya. Sebagai contoh,1.Thyriod-stimulating-immunoglobulin (TSI), mengikat reseptor TSH untuk merangsang AMP siklik, yang menyebabkan peningkatan pembebasan hormon tiroid. 2.Golongan antibodi lain, yang juga ditujukan pada reseptor TSH, dilaporkan menyebabkan proliferasi epitel folikel tiroid (tyroid-growth-stimulating immuonoglobulin, atau TGI). 3.Antibodi yang lain lagi yang disebut TSH-binding inhibitor immunoglobulin (TBII), menghambat pengikatan normal TSH pada sel epitel tiroid. Dalam prosesnya, sebagian bentuk TBII bekerja mirip dengan TSH sehingga terjadi stimulasi aktivitas sel epitel tiroid, sementara bentuk yang lain menghambat fungsi sel tiroid. Tidak jarang ditemukan secara bersamaan immunoglobulin yang merangsang dan menghmbat dalam serum pasien yang sama, suatu temuan yand dapat menjelaskan mengapa sebagian pasien dengan penyakit Graves secara spontan mengalami hipotiroidisme. Meskipun peran antibodi sebagai penyebab penyakit Graves tampaknya sudah dipastikan, apa yang menyebabkan sel B menghasilkan auto antibodi tersebut masih belum jelas. Pada kebanyakan penderita hipertiroidisme, kelenjar tiroid membesar dua sampai tiga kali dari ukuran normalnya, dan disertai dengan banyak hiperplasia dan lipatan-lipatan sel-sel folikel ke dalam folikel, sehingga jumlah sel-sel ini meningkat beberapa kali dibandingkan dengan pembesaran kelenjar. Juga, setiap sel meningkatkan kecapataan sekresi hormonnya beberapa kali lipat. Penelitian ambilan iodium radioaktif menunjukkan bahwa kelenjar-kelenjar hiperplastik ini mensekresi hormon tiroid dengan kecepatan 5 - 15 kali lebih besar dari pada kelenjar tiroid normal. Langkah-langkah diagnostikDiagnosa Graves disease umumnya dapat ditegakkan berdasarkan gejala klinik. a. Anamnesis1. Berat badan, suasana hati, jantung berdebar2. Riwayat keluargab.Pemeriksaan fisis1. InspeksiBadan kurus, tremor, dan gelisah2.PalpasiPembesaran tiroid3.AuskultasiDenyut jantungc. Pemeriksaan penunjang1.Tes fungsi tiroid : peningkatan T4 (normal 2,2 - 5,3 mg/dl) dan T3, penurunan TSH, normalnya 0,5-5,0 mg/dl (hipertiroidisme primer)2.Autoantibodi tiroid: Peroksidase tiroid dan antibodi tiroglobulin mengindikasikan etiologi autoimun3.Pencitraan : scan ambilan tiroid akan membedakan penyakit Grave (ambilan meningkat secara difus) dari adenoma toksik ( hot spot tunggal) dan struma multinodular (hot spot multinoduler)

Cara penatalaksanaan1. Non Farmakologia.Diet yang diberikan harus tinggi kalori, yaitu memberikan kalori 2600-300 kalori perhari baik dari makanan maupun dari suplemen. Hal ini untuk menangani tingginya metabolisme dari penderita yang dapat menyebabkan penurunan berat badan;b.Komsumsi makanan harus tinggi protein yaitu 100-125 gr (1,25 gr/Kg berat badan) per hari untuk mengatasi proses pemecahan protein jaringan seperti: susu dan telur;c.Olahraga secara teratur;d.Mengurangi rokok, alkohol, dan kafein yang dapat meningkatkan kadar metabolism dan memperparah efek dari penurunan berat badan.

2. Farmakologi Obat antitiroidObat antitiroid bekerja dengan cara menghambat pengikatan (inkanpanasi) yodium pada TBG (thyraxine binding globulin) sehingga akan menghambat sekresi TSH (thyroid Stimulating Hormon) yang mengakibatkan berkurangnya produksi atau sekresi hormon tiroid. Antitiroid digunakan untuk :Mempertahankan remisi pada trauma dengan tirakksikosisMengendalikan kadar hormo pada pasien yang mendapat yodium radioaktifMenjelang pengangkatan tiroidAdapun obat-obat yang termasuk obat antitiroid :a.Propiltiourasil (PTU) Nama generik : PropiltiourasilNama dagang di Indonesia : PropiltiourasilIndikasi : HipertiroidismeKontraindikasi : Hipersensitif terhadap propiltiourasil, blacking replacement, regimen tidak boleh diberikan pada kehamilan dan masa menyusui.Bentuk sediaan : tablet 50 mg dan 100 mgDosis dan aturan pakai :Untuk anak-anak : 5-7 mg/kg/hrUntuk dewasa : 3000 mg/hrUntuk orang tua : 150-300 mg/hrEfek samping : ruam kulit, nyeri sendi, demam, sakit kepalaMekanisme obat : menghambat sintesi hormon tiroid dengan menghambat oksidasi dari iodium dan menghambat sintesis T4 dan T3.b. Methimazole Nama generik : MethimazoleNama dagang di Indonesia :TapazaleIndikasi : Agent antitiroidKontraindikasi : Hipersensitif terhadap methimazale dan wanita hamilBentuk sediaan : tablet 5mg, 10mg, dan 20 mgDosis dan aturan pakai :Untuk anak-anak : 0,4 mg/kg/hr (3xsehari)Untuk dewasa : Hipertirodisme ringan 15 mg/hrUntuk orang tua : 150-300 mg/hrEfek samping : Sakit kepala, vertigo, mual muntah, konstipasi, nyeri lambung, edema.d. KarbimazoleNama generik : karbimazaleNama dagang di Indonesia : Nea MecanzaleIndikasi : HipertiroidismeKontraindikasi : Blacking replacement regimen tidak boleh diberikan pada kehamilan dan menyusuiBentuk sediaan : Tablet 5 mgDosis dan aturan pakai : 30-60 mg/hr sampai dicapai eutiroid lalu dosis diturunkan menjadi 5-20 mg/hrEfek samping : Ruam kulit, nyeri sendi, demam, nyeri tenggorokan, sakit kepala, mual, muntah.

Obat penyekat beta (Beta Blocking Drugs)Obat ini memblok efek hormon yang dihasilkan oleh sebagian inti kelenjar adrenal (anak ginjal) misalnya epineprin dan norepineprin. Pada penyakit hipertiroidisme tubuh bereaksi seperti layaknya kebanyakan epineprin dan norepineprin, yang ditunjukkan dengan tremor pada jari, dan jatung berdebar - debar. Obat yang banyak digunakan adalah Propanolol (inderal) dapat mengurangi gejala di atas. Propanolol dapat juga digunakan pada hipertiroid sepintas akibat hipertiroiditis. 3. Pembedahan/TiroidektomiTiroidektomi merupakan operasi keelnjar gondok yang pada umumnya bertujuan untuk membuang kanker tiroid, dalam rangka pengobatan penyakit hipertiroidisme dimana pengobatan dengan cara radioaktif atau obat antitiroid tidak tepat bagi kasus tersebut. Ada dua jenis tiroidektomi yaitu :a.Tiroidektomi totalTindakan membuang seluruh kelenjar tiroid, yang dianjurkan ada kanker tiroidb. Tiroidektomi subtotalTindakan membuang sebagian besar kelenjar gondok kiri maupun kanan, dengan meninggalkan sedikit jaringan tiroid.