MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RAWAT INAP RUMAH...
Transcript of MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RAWAT INAP RUMAH...
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6
1
Abstrak – Gedung rumah sakit mempunyai fungsi yang
sangat penting dimana jika terjadi musibah gempa
bangunannya harus tetap kokoh berdiri dan dapat
memberikan penghuninya rasa aman dan nyaman. Dalam
perencanaan gedung rawat inap rumah sakit yang dibahas
dalam pengerjaan tugas akhir ini akan menggunakan
peraturan terbaru yaitu Tata Cara Perhitungan Struktur
Beton untuk Bangunan Gedung (SNI 03-2847-2002) dan
Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk
Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung (RSNI 03-
1726-201x). Gedung Rawat Inap ini semula menggunakan
metode Sistem Rangka Pemikul Momen (SRPM) sebagai
perhitungan strukturnya. Modifikasi yang akan dilakukan
adalah penambahan jumlah lantai yang semula tiga lantai
menjadi sepuluh lantai dan metode perhitungannya
menggunakan flat slab dan shear wall sebagai salah satu
struktur utamanya. Gedung ini dalam perencanaannya
termasuk sistem rangka gedung. Hasil perencanaan
didapatkan tebal pelat 200 mm, tebal drop panel 100 mm,
dengan penggunaan kolom berdimensi 800×800 mm.
Tebal dinding geser 300 mm.
Kata kunci – Perencanaan, Modifikasi, Sistem Rangka
Gedung, Flat Slab dan Shear Wall.
I. PENDAHULUAN
Semakin banyak penduduk yang membutuhkan
perawatan di rumah sakit membuat daya tampung rumah
sakit tersebut kurang, sehingga diperlukan penambahan
ruang rawat inap bagi pasien. Gedung yang akan dibangun
berdasarkan peraturan gempa terbaru yaitu RSNI 03-1726-
201x dan SNI 03-2847-2002. Di Indonesia penggunaan
Sistem Rangka Pemikul Momen (SRPM) lebih banyak
diminati dibandingkan sistem flat slab. Padahal menurut
Mishra (2012) penggunaan sistem flat slab dalam
pembangunan suatu gedung memiliki banyak manfaat dari
segi arsitektural, maupun dalam pelaksanaannya. Struktur
flat slab merupakan struktur gedung tanpa menggunakan
balok dan terdapat penebalan plat di sekitar kepala kolom
yang disebut dengan drop panel (Mishra 2012). Manfaat
yang didapat antara lain fleksibilitas dalam tata letak kamar,
menghemat ketinggian bangunan, memperpendek waktu
pelaksanaan konstruksi dan mempermudah pemasangan
instalasi listrik.
Tujuan utama
Mampu memodifikasi Gedung Rawat Inap Rumah
Sakit 10 lantai dengan menggunakan sistem flat slab dan
shear wall berdasarkan peraturan gempa dan pembebanan
terbaru.
Rincian tujuan
1. Merencanakan pembebanan gempa dengan peraturan
gempa baru yaitu RSNI 03-1726-201x,
2. Merencanakan posisi letak shear wall untuk
mendapatkan konfigurasi yang optimal,
3. Menentukan sistem struktur bangunan dengan
membandingkan kekakuan suatu struktur.
Batasan Masalah
Batasan masalah dalam perencanaan modifikasi
struktur gedung Rawat Inap Rumah Sakit dengan
menggunakan sistem flat slab dan shear wall adalah sebagai
berikut:
1. Gedung yang digunakan adalah Gedung Rawat Inap
Kelas I RSUD Sidoarjo,
2. Hanya menghitung struktur dari gedung yang ditinjau
saja dan tidak merencanakan dari segi pelaksanaan,
analisa biaya, utilitas, dan lain-lain,
3. Sistem perhitungan yang digunakan adalah flat slab dan
shear wall sebagai salah satu struktur utamanya,
4. Struktur primer yang direncanakan adalah pondasi,
kolom, shear wall, flat slab, balok tepi,
5. Struktur sekunder yang direncanakan adalah tangga dan
balok lift,
6. Perhitungan gaya dalam menggunakan hasil analisa dari
program ETABS.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Untuk merencanakan gedung bertingkat salah satu
perhitungan strukturnya dapat menggunakan sistem flat slab
dan dinding geser. Flat slab merupakan pelat dua arah yang
mentransfer beban secara langsung ke kolom pendukung
tanpa bantuan balok yang mana terdapat drop panel dan
kepala kolom yang membedakannya dengan struktur flat
plate (pelat datar). Dinding geser (shear wall) cocok untuk
diaplikasikan pada gedung bertingkat tinggi. Karena dinding
geser merupakan struktur penahan gaya lateral akibat gempa
dan gaya geser dasar horizontal yang diakibatkan oleh gaya
lateral tersebut.
III. METODOLOGI
Pada bab metodologi akan dijelaskan tahap
pengerjaan tugas akhir ini secara terperinci. Struktur
Gedung ini semula tiga lantai dengan menggunakan sistem
rangka momen sebagai perhitungan strukturnya, yang akan
dimodifikasi penambahan lantai menjadi sepuluh lantai dan
menggunakan flat slab dan shear wall sebagai salah satu
struktur utamanya.
Langkah pertama yaitu pengumpulan data berupa
gambar eksisting struktur bangunan, data tanah, spesifikasi
lift dan tiang pancang yang akan digunakan. Kemudian
direncanakan preliminari desain dari struktur primer,
MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RAWAT
INAP RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM
FLAT SLAB DAN SHEAR WALL
Ade Rose Rahmawati, Bambang Piscesa, ST, MT, dan Ir. Iman Wimbadi, MS
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail: [email protected] dan [email protected]
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6
2
perhitungan struktur sekunder, analisa pembebanan pada
gedung yang diaplikasikan dengan program bantu ETABS,
dari hasil analisa didapat perhitungan penulangan struktur
primer dan dilakukan kontrol persyaratan. Setelah itu
barulah menghitung perencanaan pondasi. Langkah terakhir
hasil perhitungan diaplikasikan menjadi gambar tekhnik.
Untuk selengkapnya dapat dilihat pada Tugas Akhir
(Rahmawati 2013).
Data bangunan Gedung Rawat Inap yang direncanakan:
Fungsi gedung : Rumah sakit
Jumlah lantai : 10 lantai
Lebar bangunan : 15 m
Panjang bangunan : 60 m
Tinggi bangunan : 42,5 m
Mutu beton (f’c) : 30 Mpa
Mutu baja tulangan polos (fys) : 240 Mpa
Mutu baja tulangan puntir (fy) : 400 Mpa
Data tanah yang digunakan berupa SPT di Kota
Pekanbaru.
Berikut adalah gambar denah posisi shear wall dan drop
panel.
Gambar 3.1 Denah posisi shear wall dan drop panel
IV. HASIL PERENCANAAN DIMENSI STRUKTUR
PRIMER
Tebal pelat : 20 cm
Dimensi drop panel : 220 × 220 cm2
Tebal drop panel : 10 cm
Berikut adalah gambar dimensi rencana drop panel.
Gambar 4.1 Rencana drop panel
Dimensi balok tepi : 400 × 600 mm2
Dimensi kolom : 800 × 800 mm2
Tebal shear wall : 30 cm
V. HASIL PERENCANAAN STRUKTUR SEKUNDER
Perencanaan Tangga
Tebal pelat anak tangga & bordes : 15 cm
Lebar injakan ( i ) : 27 cm
Tinggi tanjakan ( t ) : 18 cm
Dengan syarat injakan dan tanjakan:
cmitcm 65260
cmcmcmcm 652718260
cmcmcm 656360 .... (OK)
Digunakan tulangan:
lentur pelat tangga dan bordes D16-150
(As=1340,41 mm2)
susut pelat tangga dan bordes Ø10-200
(As=392,70 mm2)
Berikut adalah gambar hasil penulangan balok bordes.
Gambar 5.1 Penulangan balok bordes
Perencanaan balok lift
Llift pada bangunan ini menggunakan lift penumpang yang
diproduksi oleh Hyundai dengan data-data sebagagai
berikut:
Tipe lift : Bed Elevator
Kapasitas : 21 orang (1600 kg)
Beban reaksi ruang mesin
R1 = 11500 kg
R2 = 9500 kg
Berikut adalah hasil dari perhitungan penulangan balok lift.
Gambar 5.2 Penulangan balok lift
VI. PEMBEBANAN DAN ANALISA GEMPA
Perhitungan berat total gedung didapat = 10120,37 T
Penentuan jenis tanah
Dari data SPT dihitung :
544,16813,1
30
1
1
m
Ni
di
di
Nn
j
n
j
Keterangan: di = kedalaman lapisan tanah uji
Ni = Nilai SPT = 1,813
Nilai N digunakan menentukan klasifikasi situs pada tabel
3 RSNI3-1726-201x jenis tanah ini termasuk tanah sedang
(SD).
Percepatan respons spektrum & respons spektral
Dari Gambar 9 pada RSNI3-1726-201 Kota
Pekanbaru termasuk dalam parameter respons spektral
percepatan gempa MCER terpetakan untuk perioda pendek
(Ss) sebesar 0,3. Maka dari tabel 4 pada RSNI3-1726-201
didapat Fa = 1,56. Kemudian menentukan parameter respons
spektral percepatan gempa MCER terpetakan untuk perioda
1,0 detik (S1) pada Gambar 9 pada RSNI3-1726-201 daerah
6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000 6000
6000
3000
6000
A
B
C
D
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
VOID
VOID
VOID
VOID
VOID
SHEAR WALL
SHEAR WALL
SHEAR WALL
SHEAR WALL
SH
EA
R W
ALL
SH
EA
R W
ALL
SH
EA
R W
ALL
SH
EA
R W
ALL
22
0
11
01
10
600
20
10
400
250
150
400
250
150
2D22 5D22
5D22
2D22
2D12 2D12
LAPANGAN TUMPUAN
Ø8-120 Ø8-80
400
600
2D16
5D25
Ø10-150
400
600
5D25
2D16
Ø10-75
LAPANGAN TUMPUAN
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6
3
Kota Pekanbaru Provinsi Riau yaitu sebesar 0,25. Maka dari
tabel 5 pada RSNI3-1726-201 didapat Fy = 1,90.
Tahap selanjutnya adalah menghitung
468,03,056,1 saMS SFS
475,025,090,111 SFS vM
312,0468,03
2
3
2 MSDS SS
317,0475,03
2
3
211 MD SS
Keterangan:
SMS = Parameter spektrum respons percepatan pada
perioda pendek
SM1 = Parameter spektrum respons percepatan pada
perioda 1 detik
SDS = Parameter percepatan spektral desain untuk perioda
pendek
SD1 = Parameter percepatan spektral desain untuk perioda
1 detik
Fa = Faktor amplikasi getaran terkait percepatan pada
getaran perioda pendek
Fv = Faktor amplikasi terkait percepatan yang mewakili
getaran perioda 1 detik
Kategori desain seismik
Bangunan gedung rumah sakit menurut kategori
risiko terhadap beban gempa pada RSNI 03-1726-201x
termasuk kategori risiko IV. Maka dapat dilihat pada Tabel
6 pada RSNI 03-1726-201x daerah yang ditinjau termasuk
kategori risiko C.
Beban gempa dinamik respons spektrum
Menentukan faktor keutamaan gempa dari tabel 2
(RSNI3 03-1726-201x) didapat I = 1,50 karena gedung yang
direncanakan adalah gedung rumah sakit. Dari tabel 9
(RSNI3 03-1726-201x) didapat nilai:
R = 5; Ωo = 2½; Cd = 5½
Untuk 100% dari beban gempa:
Skala faktor 100% = 100% × g × (I/R)
= 1 × 9,81 × (1,50 / 5)
= 2,943
Untuk 30% dari beban gempa:
Skala faktor 30% = 30% × g × (I/R)
= 0,3 × 9,81 × (1,50 / 5)
= 0,883
Menentukan perkiraan periode alami fundamental (Ta)
Nilai Ct dan x didapat dari tabel 15 pada RSNI 03-1726-
201x.
Ta = Ct × hnx = 0,0488 × 42,50
0,75 = 0,812 dt
dengan nilai SD1 = 0,317 dari tabel 14 pada RSNI 03-1726-
201x didapat nilai Cu sebesar 1,4
T = Ta × Cu = 0,812 dt × 1,4 = 1,137 dt
Perhitungan seismic base shear (V)
Cs = 094,05,1/5
312,0
/
IR
SDS
Nilai Cs tidak boleh lebih dari:
Cs =
082,05,1/5137,1
312,0
/
IRT
SDS
Nilai Cs tidak boleh kurang dari:
Cs = 0,044 × SDS × Ie ≥ 0,001
= 0,044 × 0,312 × 1,5 ≥ 0,001
= 0,021
Maka nilai Cs diambil = 0,082
Seismic base shear (V) dihitung berdasarkan persamaan:
V = Cs × W
= 0,082 × 10.120,37 T
= 883128,08 kg
Distribusi vertikal gaya gempa
Gaya gempa lateral yang timbul disemua tingkat
harus ditentukan dari (RSNI 1726-2011 pers. 7.8-10)
Fx = Cvx × V
Dimana :
n
i
k
ii
k
xxx
hw
hwC
1
Untuk T < 0,5 s; maka nilai k = 1
T > 2,5 s; maka nilai k = 2
0,5 s < T < 2,5s ; maka nilai k diperoleh dengan cara
interpolasi dari kedua nilai k di atas.
T = 1,137 s; maka nilai k adalah sebagai berikut:
319,1125,05,2
5,0137,11
k
Perhitungan besarnya distribusi beban geser akibat
gempa dapat dilihat pada Tabel 6.1 berikut.
Tabel 6.1 Besar gaya Fx pada masing-masing lantai
Kontrol nilai akhir respons spektrum
Nilai akhir Vdinamik ≥ 85% Vstatik (RSNI 03-1726-201x)
Hasil analisis nilai base reaction respon spectrum dari
program ETABS ditampilkan pada tabel 6.2.
Tabel 6.2 Base shear respon spektrum
0,85×Vstatik = 0,85 × 883128,08 kg = 750658,87 kg
Kontrol nilai akhir respon spectrum:
a. Arah x
V dinamik ≥ 0,85 × Vstatik
1124704,28 kg ≥ 750658,87 kg .... (Ok)
b. Arah y
V dinamik ≥ 0,85 × Vstatik
1139339,70 kg ≥ 750658,87 kg .... (Ok)
Kontrol partisipasi massa
Partisi massa harus menghasilkan sekurang-
kurangnya 90% respon total dari perhitungan respon
dinamik (RSNI 03-1726-201x). Pada tabel 6.3 berikut akan
ditampilkan output partisipasi massa dari program ETABS.
hi Wi Wi. Hi k Fx
m kg kg (kg)
S-1 2 4.25 1,011,397.54 6,814,793.46 0.0099 8287.13
S-2 3 8.50 1,011,397.54 16,996,548.87 0.0248 20668.66
S-3 4 12.75 1,011,397.54 29,009,288.18 0.0423 35276.76
S-4 5 17.00 1,011,397.54 42,390,525.12 0.0619 51549.03
S-5 6 21.25 1,011,397.54 56,891,141.61 0.0830 69182.51
S-6 7 25.50 1,011,397.54 72,351,097.21 0.1056 87982.60
S-7 8 29.75 1,011,397.54 88,657,292.39 0.1294 107811.76
S-8 9 34.00 1,011,397.54 105,724,793.56 0.1543 128566.70
S-9 10 38.25 1,011,397.54 123,487,058.77 0.1802 150166.52
S-10 Atap 42.50 1,017,788.66 142,786,914.80 0.2084 173636.12
10,120,366.53 685,109,453.95 833127.80
CvxTingkatStory
Total
Jenis Beban Gempa Fx Fy
RSPX 1,124,704.28 341,858.74
RSPY 337,449.62 1,139,399.70
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6
4
Tabel 6.3 Ratio partisipasi massa
Dari tabel di atas menunjukan bahwa pada mode 10
mampu memenuhi syarat partisipasi massa.
Kontrol simpangan (drift)
Kontrol drift menurut RSNI 03-1726-201x pasal
7.8.6 dirumuskan sebagai berikut:
I
C xed
x
Dimana:
δx = defleksi pada lantai ke-x
Cd = faktor pembesaran defleksi (4,5)
I = faktor keutamaan gedung (1,5)
Dari tabel 16 pada RSNI 03-1726-201x, berdasarkan Pasal
7.12.1, untuk struktur Sistem Rangka Gedung (Building
System), drift dibatasi sebesar :
Δ = 0,010 × hsx
= 0,010 × 4250
= 42,50 mm
Tabel 6.4 dan 6.5 menjelaskan hasil kontrol terhadap
simpangan akibat beban gempa.
Tabel 6.4 Kontrol terhadap simpangan akibat beban gempa
arah sumbu x
Tabel 6.5 Kontrol terhadap simpangan akibat beban gempa
arah sumbu y
Kontrol waktu getar alami
Periode fundamental (T) tidak boleh melebihi hasil
koefisien untuk batasan atas pada periode yang dihitung
(Cu) dan periode fundamental pendekatan (Ta).
Tc < T = Ta × Cu
Dimana :
Ta = Periode Fundamental pendekatan (0,812)
Cu = Koefisien untuk batas atas (1,4)
Tc < T = 0,812 × 1,4 = 1,137
Tabel 6.6 Output periode dari program ETABS
Dari tabel 6.6 didapat output dari ETABS, sehingga :
Arah X : Tcx = 1,0357 dt < T =1,137 dt (Ok)
Arah Y : Tcy = 0,8371 dt < T =1,137 dt (Ok)
Kontrol sistem rangka gedung (building system)
Adapun nilai presentase antara base shear dari kolom
dan dinding geser akibat gempa disajikan dalam tabel 6.7.
Tabel 6.7 Nilai presentase antara base shear dari kolom dan
shear wall akibat gempa
Dari tabel di atas maka dapat dikategorikan gedung
ini termasuk sistem rangka gedung (building system).
VII. HASIL PERENCANAAN STRUKTUR PRIMER
Perencanaan balok tepi lantai
Berikut adalah gambar detail penulangan balok tepi
lantai 2 pada As A join 10-11.
Gambar 7.1 Penulangan balok lantai
Perencanaan balok tepi atap
Berikut adalah gambar detail penulangan balok tepi
lantai atap pada As A join 2-3.
Gambar 7.2 Penulangan balok lantai
Mode Period SumUX SumUY
1 1.0357 0.0072 0.0047
2 0.8371 0.0072 66.2206
3 0.6120 66.0153 66.2206
4 0.2368 66.0170 66.2214
5 0.1638 66.0170 86.5858
6 0.1177 86.6448 86.5858
7 0.1025 86.6451 86.5861
8 0.0684 86.6451 93.5171
9 0.0615 86.6455 93.5173
10 0.0491 93.6424 93.5173
11 0.0433 93.6427 93.5173
12 0.0410 93.6427 96.6856
m mm mm mm mm
Atap 42.50 13.01 39.04 5.10 42.5 Ok
10 38.25 11.31 33.94 5.14 42.5 Ok
9 34.00 9.60 28.79 5.11 42.5 Ok
8 29.75 7.89 23.68 4.99 42.5 Ok
7 25.50 6.23 18.70 4.73 42.5 Ok
6 21.25 4.65 13.96 4.33 42.5 Ok
5 17.00 3.21 9.64 3.75 42.5 Ok
4 12.75 1.96 5.89 2.99 42.5 Ok
3 8.50 0.96 2.89 2.03 42.5 Ok
2 4.25 0.29 0.86 0.86 42.5 Ok
Lantai Kethi δex δx Drift (Δs)
Syarat
drift (Δs)
m mm mm mm mm
Atap 42.50 24.31 72.92 9.42 42.5 Ok
10 38.25 21.17 63.50 9.53 42.5 Ok
9 34.00 17.99 53.97 9.50 42.5 Ok
8 29.75 14.82 44.47 9.29 42.5 Ok
7 25.50 11.73 35.18 8.85 42.5 Ok
6 21.25 8.78 26.33 8.12 42.5 Ok
5 17.00 6.07 18.21 7.06 42.5 Ok
4 12.75 3.72 11.15 5.65 42.5 Ok
3 8.50 1.83 5.50 3.87 42.5 Ok
2 4.25 0.54 1.63 1.63 42.5 Ok
Syarat
drift (Δs) KetLantaihi δey δy Drift (Δs)
Mode Period SumUX SumUY
1 1.0357 0.0072 0.0047
2 0.8371 0.0072 66.2206
3 0.6120 66.0153 66.2206
4 0.2368 66.0170 66.2214
5 0.1638 66.0170 86.5858
6 0.1177 86.6448 86.5858
7 0.1025 86.6451 86.5861
8 0.0684 86.6451 93.5171
9 0.0615 86.6455 93.5173
10 0.0491 93.6424 93.5173
11 0.0433 93.6427 93.5173
12 0.0410 93.6427 96.6856
SRPM % SW % SRPM % SW %
1,2DL + 1LL + 1RSPx 9 91 10 90
1,2DL + 1LL + 1RSPy 9 91 8 92
0,9DL + 1RSPx 9 91 9 91
0,9DL + 1RSPy 9 91 8 92
Fx Fy
Presentase
Kombinasi
400
600
Ø12-120
LAPANGAN TUMPUAN
2D22
2D22
400
600
Ø12-80
2D22
2D22
6D22
6D22
400
600
Ø12-120
LAPANGAN TUMPUAN
3D22
2D22
2D22
400
600
Ø12-100
2D22
3D22
2D22
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6
5
Perencanaan pelat lantai
Pada tabel 7.1 akan ditampilkan hasil penulangan lentur
pelat lantai. Pelat yang ditinjau terletak pada As C-D / 5-6.
Tabel 7.1 Hasil penulangan lentur pelat lantai
Perencanaan penulangan geser pelat mengacu pada SNI 03-
2847-2002 pasal 13.12.1. Hasil penulangan geser pelat
lantai D 22-150.
Perencanaan pelat atap
Pada tabel 7.2 akan ditampilkan hasil penulangan lentur
pelat atap. Pelat yang ditinjau terletak pada As A-B / 8-9.
Tabel 7.2 Hasil penulangan lentur pelat atap
Perencanaan penulangan geser pelat mengacu pada SNI 03-
2847-2002 pasal 13.12.1. Hasil penulangan geser pelat atap
D 16-200.
Perencanaan kolom interior
Kolom interior yang ditinjau terletak di lantai 1 As
C/9. Dimensi kolom 800×800 mm2. Dengan program bantu
spColoumn didapatkan output sebagai berikut:
Rasio tulangan longitudinal = 1,27%
Penulangan 16D25 (As = 7853,98 mm2)
Penulangan gesernya menggunakan 2 kaki 13D – 150.
Perencanaan kolom eksterior
Kolom eksterior yang ditinjau terletak di lantai 1 As
D/4. Dimensi kolom 800×800 mm2. Dengan program bantu
spColoumn didapatkan output sebagai berikut:
Rasio tulangan longitudinal = 1,27%
Penulangan 16D25 (As = 7853,98 mm2)
Penulangan gesernya menggunakan 2 kaki 13D – 150.
Perencanaan shear wall tipe I
Shear wall yang ditinjau terletak pada As 5 joint A-
B. Tebal shear wall yang direncanakan 300 mm dengan
tulangan utama 2D22 – 100 dan tulangan geser 2D16 – 100.
Gambar 7.3 Penulangan shear wall tipe I
Perencanaan sloof
Berikut adalah gambar detail penulangan sloof.
Gambar 7.4 Penulangan sloof
VIII. HASIL PERENCANAAN PONDASI
Perencanaan pondasi kolom
Berikut adalah gambar detail penulangan pondasi
kolom As C-9.
Gambar 8.1 Penulangan pondasi kolom
Tebal poer = 1000 mm
Jumlah tiang pancang = 4 buah
Diameter tiang pancang = 500 mm
Kedalaman tiag pancang = 22 m
Digunakan tulangan lentur D25 – 150 (As=3272,49mm2)
Arah
Tumpuan D22 - 100 D22 - 200
Lapangan D22 - 100 D22 - 200
Tumpuan D22 - 150 D22 - 200
Lapangan D22 - 150 D22 - 200
Tumpuan D22 - 150 D22 - 200
Lapangan D22 - 150 D22 - 200
Tumpuan D22 - 200 D22 - 250
Lapangan D22 - 200 D22 - 250
Kolom
Tengah
X
Diameter dan jarak
Y
Kolom
Tengah
Lajur
Arah
Tumpuan D16 - 200 D16 - 250
Lapangan D16 - 200 D16 - 250
Tumpuan D16 - 200 D16 - 250
Lapangan D16 - 200 D16 - 250
Tumpuan D16 - 200 D16 - 250
Lapangan D16 - 200 D16 - 250
Tumpuan D16 - 200 D16 - 250
Lapangan D16 - 200 D16 - 250
Lajur Diameter dan jarak
X
Kolom
Tengah
Y
Kolom
Tengah
6D22
6D22
Ø12-300
400
600
6D22
6D22
Ø12-150
400
600
LAPANGAN TUMPUAN
D25 -
150
D25 -
150
D25 - 150
D25 - 150
2750
750
750
1250
2750
7501250750
Ø500
7501250750
22000
800
800
1000
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6
6
Perencanaan pondasi shear wall tipe I
Berikut adalah gambar detail penulangan pondasi shear wall
tipe I As 5 joint A-B.
Gambar 8.2 Penulangan pondasi shear wall
Tebal poer = 1000 mm
Jumlah tiang pancang = 4 buah
Diameter tiang pancang = 500 mm
Kedalaman tiag pancang = 22 m
Digunakan tulangan lentur D25 – 150 (As=3272,49mm2)
IX. PENUTUP
Kesimpulan
Dari perhitungan-perhitungan yang telah dijelaskan
pada bab-bab sebelumnya didapatkan kesimpulan sesuai
tujuan penulisan tugas akhir ini yaitu penulis dapat
merencanakan modifikasi gedung rawat inap rumah sakit 10
lantai dengan menggunakan sistem flat slab dan shear wall
dengan hasil analisa sebagai berikut:
1. Struktur gedung mampu menahan beban gempa rencana
pada wilayah gempa kategori C (menengah) dengan
memenuhi kontrol nilai akhir respon spektrum V dinamik
arah x sebesar 1124,7 ton dan arah y sebesar 1139,3 ton,
kontrol partisipasi massa memenuhi syarat yaitu pada
mode 10, memenuhi kontrol drift (simpangan) yaitu
tidak boleh melebihi 42 mm, dan kontrol waktu getar
alami(T) sebesar 1,137 detik.
2. Menentukan sistem struktur, pertama direncanakan
perbandingan kekakuan kolom dengan shear wall
didapat perbandingan beban lateral yang diterima kolom
sebesar 4,2% dan beban lateral yang diterima shear wall
sebesar 95,8%. Kedua, dikontrol menggunakan analisa
dari program ETABS didapat base shear perbandingan
antara sistem rangka dengan shear wall dengan
perbandingan sebesar 10% diterima sistem rangka dan
90% diterima shear wall. Dari analisa tersebut struktur
gedung yang ditinjau termasuk ke dalam building system
(sistem rangka gedung).
Saran
Penulisan tugas akhir ini masih belum dikatakan
sempurna karena masih banyak kekurangan di dalamnya.
Saran untuk tugas akhir ini adalah :
1. Pemahaman materi harus lebih ditingkatkan.
2. Lebih mendalami program-program bantu seperti
spColoumn dan ETABS.
3. Dalam mendesain posisi dinding geser harus dilihat dari
kebutuhan besar gaya lateral yang diterima terhadap
bentuk dari gedung itu sendiri. Karena bentuk struktur
dari sebuah gedung berpengaruh menentukan posisi letak
shear wall yang optimal.
UCAPAN TERIMAKASIH
Tersusunnya tugas akhir ini tidak terlepas dari
dukungan dan motivasi berbagai pihak yang telah banyak
membantu dan memberi masukan serta arahan kepada saya.
Untuk itu saya ucapkan terima kasih terutama kepada kedua
orang tua yang selalu mendoakan keberhasilan dan
kesuksesan saya. Selain itu ucapan terimakasih juga saya
sampaikan kepada Bapak Bambang Piscesa, ST. MT dan
Bapak Iman Wmbadi, Ir. MS selaku dosen konsultasi tugas
akhir.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Badan Standarisasi Nasional. “Tata Cara Perhitungan
struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-2847-
2002)”.
[2] Badan Standarisasi Nasional.”Standar Perencanaan
Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung
dan Non Gedung (SNI 03-1726-2010)”.
[3] Bowles, E Joseph.1986. “Analisa Desain Pondasi”.
Jakarta: Erlangga.
[4] Departemen Pekerjaan Umum.1983. “Peraturan
Pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1983”. Jakarta:
Direktorat Jendral Cipta Karya.
[5] Mishra Gopal. 2012. “Flat Slab Design”.
<URL:http://www.rds.com.vn/uploads/Flat_Slab_Desig
n.pdf>.
[6] Nawy, Edward G,Dr.P.E 1998 .”BETON
BERTULANG Suatu Pendekatan Dasar”, ITS Press.
[7] Purwono, Rahmat. 2005. “Perencanaan Struktur Beton
Bertulang Tahan Gempa”. Surabaya: ITS Press.
[8] Rahmawati Ade Rose. 2013. “Modifikasi Perencanaan
Struktur Gedung Rawat Inap Rumah Sakit dengan
Menggunakan Sistem Flat Slab dan Shear Wall”.
Surabaya.
[9] Tavio dan Kusuma Benny. 2009. “Desain Sistem
Rangka Pemikul Momen dan Dinding Struktur Beton
Bertulang Tahan Gempa”. Surabaya.
[10] Wang, Chu-Kia., dan Charles G. Salmon 1985. “Disain
Beton Bertulang”. Binsar Hariandja.
D25 -
150
D25 -
150
D25 - 150
D25 - 150
D25 - 150
D25 - 150
Ø500
2750
750 1250 750
7750
750
1250
1250
1250
1250
1250
750