Dokumentasi Rawat Inap
-
Upload
ayu-rahayuni -
Category
Documents
-
view
121 -
download
2
description
Transcript of Dokumentasi Rawat Inap
PROSES DAN DOKUMENTASI KEPERAWATAN
“TATA PELAYANAN PADA KESEHATAN”
Oleh :
D IV Keperawatan Tingkat 1 Semester II
KELOMPOK 5
1. Putu Yeni Yunitasari (P07120214004)
2. Dewa Gede Sastra Ananta Wijaya (P07120214005)
3. Ni Putu Erna Libya (P07120214014)
4. Ni Kadek Dian Inlam Sari (P07120214018)
5. Made Wahyu Riantini (P07120214024)
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
FORMAT LAPORAN PENDOKUMENTASIAN
ASUHAN KEPERAWATAN
DENGAN GANGGUAN DIARE
A. Konsep Dasar Penyakit
1. Definisi
Diare adalah berak cair dengan frekuensi lebih dari 3 kali sehari. Diare
adalah gejala gangguan yang mempengaruhi proses pencernaan, absorpsi,
dan sekresi di dalam saluran GI. Isi usus terlalu cepat keluar melalui usus
halus dan kolon sehingga absorpsi cairan yang biasa tidak dapat
berlangsung. Iritasi di dalam kolon dapat menyebabkan peningkatan sekresi
lendir. Akibatnya feses menjadi lebih encer sehingga klien menjadi tidak
mampu mengontrol keinginan untuk defekasi. (Potter & Perry Edisi 4,
2005)
2. Penyebab/Faktor Predisposisi
Kondisi yang Menyebabkan Diare
No Kondisi Efek Fisiologis
1 Stres Emosional (Ansietas) Peningkatan motilitas usus
2 Infeksi Usus (Streptokokus atau
Stafilokokus enteritis)
Inflamasi mukosa usus,
Peningkatan sekresi lendir di
Kolon
3 Alergi makanan Pengurangan pencernaan
Elemen makanan
4 Intoleransi makanan (makanan
Berminyak, kopi, alcohol,
Makanan pedas)
Peningkatan motilitas usus,
Peningkatan sekresi lendir di
Kolon
5 Selang pemberian makanan Hiperosmolalitas beberapa larutan
Enteral dapat menyebabkan diare
, karena cairan hiperosmoral
Menarik cairan GI
6 Obat-obatan Zat Besi Antibiotik Iritasi Mukosa Usus
Suprainfeksi memungkinkan
Pertumbuhan flora normal yang
Berlebihan, Inflamasi dan Iritasi
Mukosa
7 Laksatif (jangka pendek) Peningkatan motilitas usus
8 Penyakit kolon (colitis, penyakit
Crohn)
Inflamasi dan Ulserasi dinding
Usus, berkurangnya absorbs cairan
,meningkatnya motilitas usus
9 Perubahan melalui pembedahan
Gastrektomi
Hilangnya fungsi reservoar
Lambung, absorbs yang tidak tepat
Karena makanan dipindahkan ke
Duodenum terlalu cepat
10 Reseksi Kolon Berkurangnya ukuran kolon,
Berkurangnya jumlah permukaan
Untuk absorbsi
3. Pohon masalah (Pathway)
4. Klasifikasi
Diare menurut jenisnya dapat dibagi menjadi :
a. Diare akut
Diare akut adalah diare yang berlangsung kurang dari 14 hari atau
dua minggu. Akibatnya adalah dehidrasi, sedangkan dehidrassi
adalah penyebab utama kematian pada penderita diare
b. Diare Disentri
Diare disentri adalah diare yang disertai darah dalam tinjanya.
Akibatnya adalah anoreksia, penurunan berat badan dengan cepat,
dan kemungkinan terjadinya komplikasi pada mukosa.
c. Diare Persisten
Diare persisten yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari atau
dua minggu dan terjadi secara terus-menerus. Akibat diare persisten
adalah penurunan berat badan dan gangguan metabolisme.
d. Diare dengan masalah lain
Anak yang menderita diare (diare akut atau diare persisten) mungkin
juga disertai dengan penyakit lain seperti demam, gangguan gizi, atau
penyakit lainnya.
5. Gejala Klinis
a. Data mayor ( harus terdapat)
Pengeluaran feses yang cair dan tidak berbentuk
Peningkatan frekuensi defekasi (lebih dari tiga kali sehari )
Ketidakmampuan mengontrol keluarnya feses
b. Data minor ( mungkin terdapat )
Urgensi “Kebelet”
Kram/nyeri abdomen
Frekuensi bising usus meningkat
Keenceran atau volume feses meningkat
6. Pemeriksaan Diagnostik/Penunjang
a. Pemeriksaan tinja
- Makroskopis dan mikroskopis
- Ph dan kadar gula dalam tinja
- Bila perlu diadakan uji bakteri
b. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah,
dengan menentukan PH dan cadangan alkali dan analisa gas darah.
c. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal.
d. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar Na, K, Kalsium dan Posfor
7. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan medis pada pasien diare meliputi :
a) Pemberian cairan
Pemberian cairan pada diare dan memperhatikan derajat
dehidrassinya daan keadaan umum, diantaranya :
i) Pemberian cairan
Pasien dengan dehidrasi ringan dan sedang cairaan
diberikan per oral berupa cairan yang berisikan NaCl dan Na
HCO3, KCl dan glukosa untuk diare akut dank arena pada anak di
atas umur 6 bulan kadar natrium 90 ml g/L. pada anak di bawah 6
bulan dehidrasi ringan/sedang kadar natrium 50-60 mfa/L, formula
lengkap sering disebut oralit
ii) Cairan parenteral
Sebenarnya ada beberapa jenis cairan yang diperlukan
sesuai dengan kebutuhan pasien, tetapi kesemuanya itu tergantung
tersedianya cairan setempat. Pada umumnya cairan Ringer laktat
(RL) diberikan tergantung berat/ringan dehidrasi, yang
diperhitungkan dengan kehilangan cairan sesuai dengan umur dan
berat badannya.
1) Belum ada dehidrassi
Per oral sebanyak anak mau minum/1 gelass tiap defekasi
2) Dehidrasi ringan
1 jam pertama 25-50 ml/kg BB per oral, selanjutnya 125
ml/kg BB/hari
3) Dehidrasi sedang
1 jam pertama 50-100 ml/kg BB per oral (sonde), selanjutnya
125 ml/kg BB/hari
4) Dehidrasi berat
Tergantung pada umur dan BB pasien
b) Pengobatan ditetik
Untuk anak di bawah 1 tahun dan anak di atass 1 tahun dengan BB
kurang dari 7 kg jenis makanan :
1) Susu (ASI adalah susu laktosa yang mengandung laktosa rendah
dan asam lemak tidak jenuh, misalnya LLM, al miron)
2) Makanan setengah padat (bubur) atau makanan padat (nasi tim),
bila anak tidak mau minum susu karena di rumah tidak biasa
3) Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan
susu dengan tidak mengandung laktosa/asam lemak yang berantai
sedang/tidak sejuh
c) Obat-obatan
Prinsip pengobatan diare adalah mengganti cairan yang hilang
melalui tinja dengan atau tanpa muntah denan cairan yang
mengandung elektrolit dan glukosa/karbohidrat lain(gula, air tajin,
tepung beras, sbb)
1) Obat anti sekresi
Asetosal, dosis 25 mg/ch dengan dosis minimum 30 mg.
klorrpomozim, dosis 0,5-1 mg/kg BB/hari
2) Obat spasmolitik, dll umuunya obat spasmolitik seperti papaverin,
ekstrak beladora, opium loperamia tidak digunakan untuk
mengatasi diare akut lagi, obat pengeras tinja seperti kaolin,
pectin, charcoal, tabonal, tidak ada manfaatnya untuk mengatassi
diare sehingga tidak diberikan lagi.
3) Antibiotik
Umumnya antibiotik tidak diberikan bila tidak ada
penyebab yang jelas, bila penyebabnya kolera, diberikan
tetrasiklin 25-50 mg/kg BB/hari. Antibiotic juga diberikan bila
terdapat penyakit seperti : OMA, faringitis,
bronchitis/bronkopneumonia
8. Komplikasi
Akibat dari diare atau kehilangan cairan dan elektrolit secara
mendadak dapat terjadi berbagai komplikasi diantaranya adalah :
1. Kehilangan air (dehidrasi)
Dehidrasi terjadi karena kehilangan air (output) lebih banyak dari
pemasukan (input), merupakan penyebab terjadinya kematian pada
diare. Gangguan keseimbangan asam basa (etaabik asidosis). Hal ini
terjadi karena kehilangan Na-bicarbonat bersama tinja. Metabolisme
lemak tidak sempurna sehingga benda kotor tertimbun dalam tubuh,
terjadinya penimbunan asam laktat karena adanya anoreksia jaringan.
Produk metabolisme yang bersifat asam meningkat karena tidak dapat
dikeluarkan oleh ginjal (terjadi oliguria/anuria) dan terjadinya
pemindahan ion Na dari cairan ekstraseluler kedalam cairan
intraseluler
2. Hipoglikemia
Hipoglikemia terjadi pada 2-3% anak yang menderita diare, lebih
sering pada anak yang sebelumnya telah menderita KKP. Hal ini
terjadi karena adanya gangguan penyimpanan/penyediaan glikogen
dalam hati dan adanya gangguan absorbs glukosa. Gejala
hipoglikemia akan muncul jika kadar glukosa darah menurun hingga
40 mg% pada bayi dan 50% pada anak-anak
3. Terjadinya penurunan berat badan dalam waktu singkat
Hal ini disebabkan oleh makanan sering dihentikan oleh orang tua
karena takut diare atau muntah yang bertambah hebat. Walaupun susu
diteruskan, sering diberikan dngan pengeluaran dan sus yang encer ini
diberikab terlalu lama. Makanan yang diberikan sering tidak dapat
dicerna dan diabsorbsi dengan baik karena adanya hiperperistaltik
4. Gangguan sirkulasi
Sebagai akibat diare dapat terjadi renjatan (shock) hopovolemik,
akibatnya perfusi jaringan berkurang dan terjadi hipoksia, asidosis
bertambahn berat, dapat mengakibatkan perdarahan otak, kesadaran
menurun dan bila tidak segera diatasi klien akan meinggal
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian Keperawatan
1) Riwayat keperawatan
a. Pola defekasi : Frekuensi , pernah berubah
b. Perilaku defekasi: Penggunaan laksatif, cara mempertahankan
pola
c. Deskripsi feses : Warna, bau, dan tekstur
d. Diet : Makanan memengaruhi defekasi,makanan biasa dimakan,
makanan yang dihindari, dan pola makan yang teratur atau tidak.
e. Cairan : Jumlah dan jenis minuman/hari
f. Aktivitas :Kegiatan sehari-hari , kegiatan yang spesifik yang
dilakukan
g. Penggunaan medikasi : Obat-obatan yang memengaruhi
defekasi
h. Stress : stres yang berkepanjangan atau pendek, koping untuk
menghadapi atau bagaimana menerima
i. Pembedahan atau penyakit menetap
2) Pemeriksaan Fisik
a. Abdomen, pemeriksaan dilakukan pada posisi terlentang, hanya
pada bagian yang tampak saja.
a) Inspeksi. Amati abdomen untuk melihat bentuknya,
simetrisitas, adanya distensi, atau gerak peristaltik
b) Auskultasi : dengarkan bising usus, lalu perhatikan
intensitas, frekuensi dan kualitasnya.
c) Perkusi : lakukan perkusi pada abdomen untuk mengetahui
adanya distensi berupa cairan, massa, atau udara. Mulailah
pada bagian kanan atas dan seterusnya.
d) Palpasi : lakukan palpasi untuk mengetahui konstitensi
abdomen serta adanya nyeri tekan atau massa di permukaan
abdomen.
b. Rektum dan anus, pemeriksaan dilakukan pada posisi litotomi
atau sims.
c. Feses, amati feses pasien dan catat konstitensi, bentuk bau,
warna, dan jumlahnya.
Karakteristik feses
Karakteristik Normal Abnormal Kemungkinan
Penyebab
Warna Orang dewasa :
Coklat
Seperti tanah liat
atau putih
Tidak ada pigmen
empedu
(obstruksi
empedu);studi
diagnostik
menggunakan
barium
Bayi : kuning Hitam atau
seperti ter
Obat (mis : zat
besi ); perdarahan
dari saluran
pencernaan atas
(mis: lambung
usus halus); diet
tinggi daging
merah dan
sayuran hijau tua
(mis ., bayam )
Merah Perdarahan dari
saluran
pencernaan
bawah
(mis.,rektum);
beberapa
makanan (mis.,
bit)
Pucat Malabsorpsi
lemak; diet tinggi
susu dan produk
susu serta rendah
daging
Jingga atau hijau Infeksi usus
Konsistensi Memiliki
bentuk, lunak,
semipadat,
berair
Keras, kering Dehidrasi :
penurunan
motilitas usus
yang terjadi
akibat kekurangan
serat dalam diet,
kurang olahraga,
kesedihan
emosional,
penyalahgunaan
laksatif.
Diare Peningkatan
motilitas usus
(mis., karena
iritasi kolon oleh
bakteria)
Bentuk Silindris (kontur
rektum) dengan
diameter sekitar
2,5 cm pada
orang dewasa
Feses
berdiameter
kecil, seperti
pensil, atau
menyerupai
benang
Kondisi obstruksi
pada rektum
Jumlah Beragam sesuai
dengan diet
(sekitar 100-400
g per hari)
Bau Aroma :
dipengrauhi oleh
makanan yang
dimakan dan
flora bakteri
yang dimiliki
oleh orang itu
sendiri.
Berbau tajam Infeksi darah
Kandungan Sejumlah kecil
dari bagian
kasar makanan
yang tidak
tercerna, bakteri
Nanah
Lendir
Parasit
Darah
Lemak dalam
Infeksi bakteria
Kondisi
peradangan
Perdarahan
mati dan sel
epitel yang
meluruh, lemak,
protein, unsur
kering dari asam
lambung (mis.,
pigmen empedu,
zat inorganik)
jumlah jumlah
banyak
Benda asing
gastrointestinal
Malabsorpsi
Tidak sengaja
tertelan
3) Pemeriksaan Laboratorium
a. Analisis kandungan feses : untuk mengetahui kondisi patologis
seperti : tumor, perdarahan dan infeksi.
b. Tes Guaiak : pemeriksaan darah samar di feses yang mengitung
jumlah darah mikroskopik di dalam feses.
2. Diagnosa keperawatan
a. Definisi Diare: feses yang lunak dan tidak berbentuk
b. Batasan Karakteristik
1) Nyeri Abdomen
2) Sedikitnya tiga kali defekasi per hari
3) Kram
4) Bising usus hiperaktif
5) Ada dorongan
c. Faktor yang berhubungan
1) Psikologis
a) Ansietas
b) Tingkat stress tinggi
2) Situasional
a) Efek samping obat
b) Penyalahgunaan alcohol
c) Kontaminan
d) Penyalahgunaan laksatif
e) Radiasi
f) Toksin
g) Melakukan perjalanan
h) Slang makan
3) Fisiologis
a) Proses infeksi
b) Inflamasi
c) Iritasi
d) Malabsorpsi
e) Parasit
3. Rencana asuhan keperawatan
Tujuan
Individu melaporkan diare berkurang.
Intervensi Generik
1) Kaji Faktor Penyebab atau yang Memengaruhi: Makan perSlang,
Makan Sembarangan/Terkontaminasi, Alergi Makanan, Perjalanan ke
Luar Negeri, Impaksi Feses.
2) Kurangi Diare :
- Hentikan makanan padat.
- Minum cairan bening (jus buah, Gatorade, air daging).
- Hindari produk susu, lemak, serat tinggi (tepung beras, buah-
buahan segar dan sayuran).
- Secara bertahap tambahkan makanan semipadat dan padat
(krakers, yogurt, nasi, pisang, jus apel).
3) Tingkatkan Asupan oral untuk Mempertahankan Berat jenis Urine
Normal (Urine Pucat, Kuning).
4) Perbanyak Cairan Tinggi Kalium dan Natrium (Jus Jeruk dan Buah
Anggur, Air Daging).
5) Hati-hati Terhadap Penggunaan Cairan yang Sangat Panas atau
Dingin.
6) Jelaskan kepada Klien dan Orang Terdekat tentang Intervensi yang
Diperlukan untuk Pencegahan Mendatang.
7) Jelaskan Cara Mencegah Penyebaran Infeksi (Cuci Tangan;
Penyimpanan, Pemasakan, dan Penanganan Makanan yang Tepat).
Intervensi Pediatrik
1) Untuk Bayi yang Menyusui ASI
- Hentikan makanan padat.
- Beri suplemen cairan jernih.
- Lanjutkan menyusui ASI.
2) Untuk Bayi atau Anak yang Menyusu Formula:
- Hentikan formula, produk susu, dan makanan padat.
- Hindari cairan karbohidrat tinggi (mis., minuman ringan,
gelatin, jus jeruk, minuman berkafein, kaldu ayam atau daging).
- Gunakan larutan rehidrasi oral (mis., Pedialyte, Lytren, Infalyte,
Resol) (Larson, 2000). Beri 60-80 mL/kg selama lebih dari 2
jam untuk diare ringan sampai sedang.
- Secara bertahap tambahkan makanan padat ringan (Jell-O,
pisang, nasi, sereal, krekers)
- Secara bertahap kembali ke diet regular (kecuali produk susu)
setelah 36 sampai 48 jam; setelah 3 sampai 5 hari, secara
bertahap tambahkan susu skim pada susu encer sampai menjadi
susu kental).
- Secara bertahap kenalkan formula (formula encer sampai
formula kental)
3) Jelaskan Diet BRAT (Bananas, Rice, Applesauce, Tea, dan Toast)
untuk Mengatasi Efek Diare.
Intervensi Geriatrik
- Tentukan bila ada impaksi; bila demikian, keluarkan (rujuk pada
Konstipasi untuk intervensi khusus).
- Pantau dengan ketat terhadap hipovolemia dan
ketidakseimbangan elektrolit (kalium, natrium).
NO
1
DiagnosaKeperawatan
Tindakandan
Kriteria Hasil
Intervensi Rasional
Gangangguan
pola
eliminasi
fekal :
diare
berhubung
an dengan
efek
samping
obat
Setelah diberikan
asuhan
keperawatan
selama 2 x 24 jam
diharapkan feses
pasien berbentuk
dan lembek dengan
kriteria hasil :
NOC:
- Bowel
eliminatio
n
- Fluid
Balance
Hydration
-Electrolyte
and Acid
base
Balance
Kriteria
Hasil :
- Feses
berbentuk,
BAB sehari
sekali- tiga
hari
a. Timbang berat
badan pasien
b. Ajarkan pasien
untuk
menggunakan
obat antidiare
yang benar
c. Instruksikan
pasien/keluarga
untuk mencatat
warna, jumlah,
frekuensi dan
konsistensi dari
feses
d. Evaluasi intake
makanan yang
masuk
e. Anjurkan pasien
untuk menghindari
susu, kopi,
makanan pedas,
dan makanan yang
mengiritasi saluran
cerna.
f. Ajarkan tehnik
menurunkan
stress
a. Untuk
mengetahui berat
badan pasien dan
untuk melakukan
tindakan
selanjutnya.
b. Agar tidak
menimbulkan
masalah/diare
yang berlanjut
c. Mengetahui
perkembangan
pasien tentang
diarenya.
d. Mengetahui
penyebab diare.
e. Menghindari
terjadinya diare
yang lebih parah.
f. Stres
meningkatkan
stimulus bowel.
Mempertahankan
status hidrasi
- Menjaga
daerah
sekitar
rectal dari
iritasi
- Tidak
mengalami
diare
g. Kolaborasi
pemberian obat
antidiare
C. Asuhan Keperawatan
1. Asuhan Keperawatan Diare pada Anak dengan Rawat Inap
A. PENGKAJIAN
Pengkajian pada pasien dilakukan pada tanggal 14 Juli 2014 pukul 09.00
Wita, di Ruang Teratai RSUD Karangasem dengan metode observasi, wawancara,
pemeriksaan fisik, dan dokumentasi (rekam medis).
1. PENGUMPULAN DATA
a. Identitas Pasien
Pasien Penanggung
(Anak) JKBM
Nama : Tn. H S
Umur : 53 tahun 25 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
Status Perkawinan : Kawin Belum Kawin
Suku/ Bangsa : Bali/ Indonesia Bali/ Indonesia
Agama : Islam Islam
Pendidikan : SMP SMA
Pekerjaan : Petani Pelaut
Alamat : Segarakaton, Karangasem Segarakaton,
Karangasem
Alamat Terdekat : Segarakaton, Karangasem Segarakaton,
Karangasem
Nomor Telepon : - 081936315526
Nomor Register : 144894 -
Tanggal MRS : 12 Juli 2014 -
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan utama masuk rumah sakit
Pasien mengeluh diare
2) Keluhan utama saat pengkajian
Pasien mengeluh mencret
3) Riwayat penyakit sekarang
Pada tanggal 8 Juli 2014, pasien mengatakan sempat melakukan
perjalanan ke Lombok.Pasien mengatakan kembali ke Bali tanggal
10 Juli 2014.Selama perjalanan pasien mengatakan perutnya terasa
mulas.Pada saat sampai di rumah, pasien mengatakan perutnya
terasa mulas dan mengalami mencret dengan konsistensi encer.
Pasien mengatakan melakukan BAB 6x sehari tanpa darah. Pada
tanggal 12 Juli pasien memutuskan untuk pergi ke IRD
Karangasem. Di IRD pasien mendapat penanganan dan diperiksa
oleh dokter. Dari hasil pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan
hasil tekanan darah: 100/70 mmHg, suhu: 36,5oC , nadi: 80 x/
menit, respirasi: 24 x/ menit. Di IRD pasien mendapat terapi:
IVFD RL 20 tetes/ menit
Cefotaxime 1 gram, 3x1 vial melalui intravena
Ranitidin 25 ml, 3x1 ampul melalui intravena
Di IRD pasien didiognosa medis GEA (Gastroenteritis Akut).
Pasien disarankan untuk dirawat inap di Ruang Teratai RSUD
Karangasem.
Dirawat inap pasien mendapatkan terapi:
IVFD RL 25 tetes/ menit
Cepotaxime 1 gram, 3x1 vial melalui intravena
Ranitidin 2,5 ml, 3x1 ampul melalui intravena
Oralit 200 gram, melalui oral atau LGG (larutan gula garam)
diberikan setiap diare.
Norit 3x 4 tablet melalui oral
4) Riwayat penyakit sebelumnya
Pasien mengatakan tidak pernah dirawat di rumah sakit dengan
keluhan yang sama
5) Riwayat penyakit keluarga
Pasien mengatakan didalam keluarganya tidak ada yang
mempunyai riwayat penyakit yang sama, tidak ada yang
mempunyai penyakit keturunan seperti: hipertensi, diabetes
mellitus, kanker, serta tidak ada yang mempunyai penyakit
menular seperti: HIV/AIDS, hepatitis, dan TBC.
c. Pola Kebiasaan
1. Bernafas
a) Sebelum pengkajian
Pasien mengatakan tidak ada keluhan dalam bernafas, baik saat
menarik nafas maupun menghembuskan nafas.
b) Saat pengkajian
Pasien mengatakan tidak ada keluhan dalam bernafas, baik saat
menarik nafas, maupun menghembuskan nafas.
2. Makan dan minum
a) Sebelum pengkajian
Pasien mengatakan tidak ada gangguan dengan pola makan.
Biasa makan 3x sehari dengan nasi, sayur, dan lauk pauk.
Makan habis 1 porsi sebelum sakit.Pasien mengatakan biasa
minum 2 botol air mineral (3 liter) setiap hari sebelum sakit.
b) Saat pengkajian
Pasien mengatakan makan 3x sehari dengan jenis makanan
bubur, lauk pauk dan sayur yang didapatkan dari rumah
sakit.Pasien mengatakan makannya hanya habis ½ porsi karena
merasa mual.Pasien mengatakan dapat minum 7-8 gelas/ hari.
Pasien memiliki alergi makanan yaitu ikan laut dan memiliki
makanan pantangan seperti: ayam dan telur.
3. Eliminasi
a) Sebelum pengkajian
Pasien mengatakan BAB 2x/ sehari pada pagi dan sore hari,
dengan konsistensi padat, warna kuning kecoklatan, bau khas
feses tana ada darah maupun lender.BAK 3-4 x/ sehari dengan
warna kuning, bau khas urine tanpa darah.
b) Saat pengkajian
Pasien mengatakan sudah BAB 6x sejak jam 3 sore, dengan
konsistensi encer warna kuning, bau khas feses tanpa darah
maupun lender. Pasien mengatakan sudah BAK 3x sejak jam 3
pagi (600 ml) dengan warna kuning dan bau khas urine tanpa
darah.
4. Gerak dan aktivitas
a) Sebelum pengkajian
Pasien mengatakan bisa makan sendiri tanpa batuan orang lain.
Pasien mengatakan bisa BAB dan BAK sendiri tanpa bantuan
orang lain. Pasien mengatakan bisa mandi sendiri tanpa
bantuan orang lain. Pasien mengatakan bisa berpakaian sendiri
tanpa bantuan orang lain. Pasien mengatakan bisa berpindah
dari satu tempat ke tempat yang lain sendiri tanpa bantuan
orang lain.
b) Saat pengkajian
Pasien mengatakan tidak bisa mandi sendiri karena lemas dan
dibantu oleh keluarganya hanya dilap saja.Pasien terlihat
berbaring dan sewaktu-waktu dapat duduk di tempat
tidurnya.Pasien mengatakan bisa makan dan minum sendiri
tanpa bantuan keluarga. Pasien mengatakan tidak bisa
mengganti pakaian sendiri karena lemas.
5. Istirahat dan tidur
a) Sebelum pengkajian
Pasien mengatakan biasanya tidur 7 jam saat malam hari.
Pasien mengatakan biasanya tidur dari jam 11 malam sampai
jam 6 pagi. Pasien mengatakan tidak dapat tidur siang karena
sering bekerja, namun ketika bulan puasa pasien mengatakan
dapat tidur siang sekitar 2 jam dari pukul 13.00 sampai 15.00
Wita.
b) Saat pengkajian
Pasien mengatakan tidurnya tidak nyenyak, sering terjaga
karena ingin BAB dan BAK.Pasien mengatakan saat malam
tidurnya mulai pukul 10.00 sampai jam 05.30 Wita namun
sering terbangun untuk BAB dan BAK. Pasien mengatakan
dapat tidur siang selama 2 jam dari pukul 11.00 sampai 13.00
Wita.
6. Kebersihan diri
a) Sebelum pengkajian
Pasien mengatakan biasanya mandi 2x sehari menggunakan
sabun, sikat gigi 1x pada pagui hari dengan menggunakan pasta
gigi, pasien mengatakan keramas 1x dalam seminggu dengan
menggunakan shampoo.
b) Saat pengkajian
Pasien mengatakan belum dapat mandi, hanya dapat dilap saja
tanpa memakai sabun oleh keluarganya 1x sehari ada pagi
hari.Pasien mengatakan belum pernah sikat gigi selama dirawat
inap. Pasien mengatakan belum pernah keramas selama dirawat
inap.Pasien mengatakan hanya dapat berganti pakaian 1x sehari
pada pagi hari.
7. Pengaturan suhu tubuh
a) Sebelum pengkajian
Pasien mengatakan tidak merasa panas dan tidak ada
peningkatan suhu tubuh.
b) Saat pengkajian
Pasien mengatakan tidak merasa panas dan pasien tidak teraba
hangat
8. Rasa aman
a) Sebelum pengkajian
Pasien mengatakan merasa baik baik tanpa mencemaskan suatu
hal senbelum sakit
b) Saat pengkajian
Pasien mengatakan merasa cemas karena memikirkan
pekerjaannya yang tidak di urus
9. Rasa nyaman
a) Sebelum pengkajian
Pasien mengatakan nyaman terhadap dirinya tanpa ada keluhan
saat sebelum sakit
b) Saat pengkajian
Pasien mengatakan sakit perut mulas mulas saat pasien
berbaring terlentang di bagian atas perut
10. Data sosial
a) Sebelum pengkajian
Pasien mengatakan berhubungan baik dengan tetangga dan
keluarganya.
b) Saat pengkajian
Pasien mengatakan hubungan dengan keluarganya harmonis
dan hubungan dengan pasien lainnya baik. Pasien terlihat
ditemani keluarganya
11. Prestasi dan produktivitas
a) Sebelum pengkajian
Pasien mengatakan bekerja sebagai petani dan merasa bangga
dengan pekerjaannya
b) Saat pengkajian
Pasien mengatakan tidak dapat bekerja lagi karena sakit dan
tidak ada yang dibanggakan lagi
12. Rekreasi
a) Sebelum pengkajian
Pasien mengatakan kadang kadang pergi ke Lombok
b) Saat pengkajian
Pasien mengatakan hanya bisa berjalan disekitar ruangan
13. Belajar
a) Sebelum pengkajian
Pasien mengatakan tau tentang pengnyakitnya
b) Saat pengkajian
Pasien mengatakan tau tentang penyakit diarenya
14. Ibadah
a) Sebelum pengkajian
Pasien mengatakan menganut keyakinan Islam dan biasa
sembahyang 5 kali sehari dan biasa berpuasa
b) Saat pengkajian
Pasien mengatakan menganut keyakinan islam,pasien
mengatakan tidak bisa sembahyang dan berpuasa karena sakit.
C. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum pasien
a) Kesadaran : Compos mentis, GCS ( E : 4 M : 6 V: 5 )
b) Bangun tubuh : Kurus
c) Postur tubuh : Tegak
d) Cara berjalan : Lancar terkoordinir
e) Gerak motorik : Terkoordinir
f) Keadaan kulit :
- Warna : Sawo matang tanpa ikterus tanpa sianosis
dan tidak pucat
- Turgor : Kurang elastis
- Kebersihan : Kotor
- Luka : Tidak terdapat luka
g) Gejala kardinal
TD : 100/80 mmHG
N : 60x/ menit
S : 36°C
RR : 20x/ menit
h) Ukuran lain
BB : - Sebelum sakit : 45 kg
-Setelah sakit : 45 kg
TB : 169 cm
2. Kepala
Kulit kepala kotor, terdapat ketombe, rambut tebal berwarna hitam,
tidak ada rambut rontok dan tidak ada nyeri tekan
3. Mata
Mata simetris, terdapat lingkar hitam dibawah kelopak mata, sclera
putih konjungtiva merah muda, pupil isokor, tidak ada nyeri tekan
4. Hidung
Bentuk hidung simetris, keaadaan bersih tanpa darah dan secret,
penciuman baik, tidak ada polip atau masa dan tidak ada luka. Tidak
ada nyeri tekan dan sinusitis.
5. Telinga
Telinga simetris, keadaan telinga bersih tanpa darah tidak ada secret
dan ada sedikit serumen. Tidak ada nyeri tekan.Pendengaran baik.
6. Mulut
Mukosa bibir kering, gusi tidak berdarah, gigi lengkap dan tidak ada
lubang, lidah bersih, tidak ada pembengkakan tonsil, tidak ada nyeri
tekan dan tidak teraba masa.
7. Leher
Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid, tidak ada distensi vena
jugularis, tidak ada kaku kuduk, tidak teraba masa dan tidak ada
nyeri tekan
8. Thorax
Bentuk thorax simetris , letak payudara simetris, gerakan dada
simetris tidak ada pembengkakan di daerah dada, tidak ada luka
maupun nyeri tekan. Suara jantung S1-S2 tunggal regular, suara paru
vesikuler
9. Abdomen
Tidk ada luka abdomen, bissing usus 20x/ menit, terdapat nyeri tekan
pada kuadran atas abdomen, tidak ada distensi dan asites, suara
perkursi abdomen thympani.
10. Genetalia
Tidak terkaji
11.Anus
Tidak terkaji
11. Ekstremitas
a) Ekstremitas atas
Tidak terdapat edema, terpasang infuse pada tangan kiri pasien.
Tidak ada nyeri tekan
b) Ekstremitas bawah
Tidak terdapat luka, ujungkuku tidak sianosis, tidak ada nyeri
tekan
c) Kekuatan otot
444 555
555 555
2. Data Fokus
Data Subjektif Data Objektif
1. Pasien mengatakan sudah
BAB 6 kali sejak jam 3 sore
dengan konsistensi encer
2. Pasien mengatakan sakit
perut mulas-mulas
3. Sering terjaga kareba ingin
BAB dan BAK
4. Pasien mengatakan belum
dapat sikat gigi sejak di
rumah sakit
5. Pasien mengatakan belum
pernah keramas selama di
rumah sakit
6. Pasien dilap saja tanpa
memakai sabun oleh
keluarganya
1. Bising usus pasien 20x/
menit
2. Turgor kulit elastis
3. Mukosa bibir kering
4. Nyeri tekan pada abdomen
sebelah kanan atas
5. Kulit kepala pasien kotor
6. Terdapat ketombe di kepala
3. Analisa Data
Analisa Data Pasien Tn. H dengan Diare
Di Ruang Teratai RSUD Karangasem
Tanggal 14-15 Juli 2014
No Data Subjektif Data Objektif Masalah
1 -Pasien mengatakan
sudah BAB 6 kali sejak
jam 3 sore dengan
konsistensi encer
-Pasien mengatakan
sering terjaga karena
-Bising usus pasien
20x / menit
-Turgor kulit kurang
elastic
-Mukosa bibir kering
-Nyeri tekan pada
Diare
ingin BAB dan BAK
-Pasien mengatakan
sakit perut mulas-mulas
abdomen sebelah
kanan atas
2 -Pasien mengatakan
belum dapat sikat gigi
sejak di rumah sakit.
-Pasien mengatakan
belum pernah keramas
selama di rumah sakit
- pasien dilap saja
tanpa memakai sabun
oleh keluarganya
-Keadaan kulit pasien
kotor
-Kulit kepala pasien
kotor
-Terdapat ketombe di
kepala
-Pasien mandi hanya
dilap tanpa sabun oleh
keluarga
Difisit Perawatan
Diri
4. Rumusan Masalah Keperawatan
a. Diare
b. Defisit perawatan diri
5. Analisa Masalah
a) P : Diare
E : Infeksi bakteri
S : Pasien mengatakan sudah BAB 6 kali sejak jam 3 sore dengan
konsistensi encer,
pasien mengatakan sering terjaga karena ingin BAB dan BAK,
pasien
mengatakan sakit perut mulas-mulas, bising usus pasien 20x /
menit, turgor kulit
kurang elastis, mukosa bibir kering, nyeri tekan pada abdomen
sebelah kanan
atas.
Proses terjadinya : Adanya bakteri yang masuk ke dalam
tubuh menyebabkan bising usus meningkat. Meningkatnya bising
usus menyebabkan terjadinya sakit perut dan diare.
Akibat jika tidak ditanggulangi : kejang, syok hipovolemik,
gagal ginjal.
b) P : Defisit perawatan diri
E : Kelemahan fisik
S : Pasien mengatakan belum dapat sikat gigi sejak di rumah sakit,
pasien
mengatakan belum pernah keramas selama di rumah sakit, pasien
mengatakan
tidak bisa mandi sendiri karena lemas, keadaan kulit pasien kotor,
kulit kepala
pasien kotor, pasien terlihat lemas, terdapat ketombe di kepala,
pasien mandi
hanya dilap tanpa sabun oleh keluarga
Proses terjadinya : Karena ada kelemahan fisik menyebabkan
ketidakmampuan
pasien untuk melakukan aktivitasnya sendiri
tanpa bantuan orang
lain.
Akibat jika tidak ditanggulangi : risiko infeksi akibat
perkembangan bakteri.
6. Diagnosa Keperawatan
Nama pasien : Tn. H No. RM : 144894
Umur : 53 tahun Ruang rawat : R. Teratai
Jenis Kelamin : Laki-laki Diagnosa medis : GEA
No Diagnosa Keperawatan Tanggal Paraf
Ditemukan Teratasi
1 Diare berhubungan dengan infeksi
bakteri ditandai dengan Pasien
mengatakan sudah BAB 6 kali
sejak jam 3 sore dengan
konsistensi encer, pasien
mengatakan sering terjaga karena
ingin BAB dan BAK, pasien
mengatakan sakit perut mulas-
mulas, bising usus pasien 20x /
menit, turgor kulit kurang elastis,
mukosa bibir kering, nyeri tekan
pada abdomen sebelah kanan atas.
14 Juli 2014 15 Juli 2014 (Paraf)
Perawat
B. Perencanaan
1) Prioritas masalah Keperawatan
a) Diare
2) Rencana Keperawatan
No Hari/tanggal/jam Diagnose Tujuan Intervensi Rasional
1 Senin, 14 Juli
2014
Diare berhubungan
dengan infeksi bakteri
ditandai dengan Pasien
mengatakan sudah BAB
6 kali sejak jam 3 sore
dengan konsistensi encer,
pasien mengatakan
sering terjaga karena
Setelah
diberikan
tindakan asuhan
keperawatan
selama 1x24 jam
diharapkan
masalah diare
teratasi dengan
1. Monitoring
TTV
2. Monitoring
bising usus
3. Berikan
pasien oralit
200 mg
4. Anjurkan
1. Mengetahui
perkembanga
n kondisi
pasien
2. Mengetahui
peristaltik
usus pasien
3. Mengganti
ingin BAB dan BAK,
pasien mengatakan sakit
perut mulas-mulas,
bising usus pasien 20x /
menit, turgor kulit
kurang elastis, mukosa
bibir kering, nyeri tekan
pada abdomen sebelah
kanan atas.
kriteria hasil:
1. Pasien BAB
2x sehari
dengan
konsistensi
lembek
2. Pasien tidak
sakit perut
mulas-mulas
3. Bising usus
pasien 10-15
x/menit
4. Turgor kulit
elastic
5. Mukosa bibir
lembab
6. Tidak ada
nyeri tekan
pada
abdomen
sebelah
kanan atas
pasien
banyak
minum ±6-
8 gelas
5. Delegatif
dalam
pemberian
obat
cairan
elektrolit
yang kelar
4. Mengganti
cairan yang
keluar
5. Mempercepa
t
penyembuha
n pasien
C. Pelaksanaan
Pelaksaaan Keperawatan pada Pasien Tn. H
Dengan Diare di Ruang Teratai
RSUD Karangasem Tanggal 14-15 Juli 2014
N
o
Hari/tanggal/jam Tindakan
Keperawatan
Evaluasi
Keperawatan
Paraf
1 Senin, 14 Juli
2015
1. Mengobservasi TTV
2. Monitoring bising usus
3. Memberikan cairan
oralit 200 mg
4. Menganjurkan pasien
untuk banyak minum
air mineral
5. Mendelegasikan dalam
pemberian cefotaxime 1
gr melalui IV dan
ranitidine 25 ml melalui
IV
Norit 1x4 tablet
melali oral
DS : pasien mengatakan
masih lemas
DO : TD= 110/ 80
mmHg, S= 36oC,
N= 70 x/ menit,
RR= 20 x/ menit
DS : pasien mengatakan
perutnya masih
mulas
DO : bising usus pasien
18 x/ menit
DO : pasien meminum
cairan oralit yang
diberikan
DS : pasien mengatakan
sudah minum 4
gelas atau 750 c
DO : pasien kooperatif
dan mau menuruti
anjuran untuk
banyak minum air
mineral
DS : pasien mengatakan
obat injeksi yang
dimasukan sedikit
perih
DO : obat telah masuk,
tidak ada reaksi
alergi
DO : TD= 100/ 70
mmHg, S=
36,5oC, N= 64 x/
menit, RR= 20 x/
menit
DS : pasien mengatakan
obat injeksi yang
dimasukan sedikit
perih
DO : obat telah masuk,
tidak ada reaksi
alergi
DS : pasien mengatakan
perutnya sudah
tidak mulas lagi
DO : bising usus pasien
10 x/ menit
2 Selasa, 15 Juli
2014, 1. Mengobservasi TTV
2. Mendelegasikan dalam
pemberian cefotaxime 1
gr melalui IV dan
ranitidine 25 ml melalui
IV,
Norit 1x4 tablet melalui
oral
3. Monitoring bising usus
DO : TD= 100/ 70
mmHg, S= 36,5oC, N=
64 x/ menit, RR= 20 x/
menit
DS : pasien mengatakan
obat injeksi yang
dimasukan sedikit perih
DO : obat telah masuk,
tidak ada reaksi alergi
DS : pasien mengatakan
perutnya sudah tidak
mulas lagi
DO : bising usus pasien
10 x/ menit
D. Evaluasi
Evaluasi Asuhan Keperawatan pada Pasien Tn. H
Dengan Diare di Ruang Teratai
RSUD Karangasem Tanggal 14-15 Juli 2014
N
o
Hari/
tanggal/jam
Diagnose Keperawatan Evaluasi Paraf
Selasa, 15 Juli
2014, pukul
12.00 Wita
Diare berhubungan
dengan infeksi bakteri
ditandai dengan Pasien
mengatakan sudah BAB 6
kali sejak jam 3 sore
dengan konsistensi encer,
pasien mengatakan sering
terjaga karena ingin BAB
dan BAK, pasien
S : pasien mengatakan
sudah tidak lemas
lagi, pasien
mengatakan BAB
2x sehari, bau khas
feses warna
kuning, konsistensi
lembek.
(Paraf
perawat)
mengatakan sakit perut
mulas-mulas, bising usus
pasien 20x / menit, turgor
kulit kurang elastis,
mukosa bibir kering,
nyeri tekan pada
abdomen sebelah kanan
atas.
O : bising usus pasien
10x/ menit.
A : tujuan no 1, 2, 3, 4,
5, 6 tercapai,
masalah diare
teratasi.
P : pertahankan kondisi
pasien