MODEL KONSEPTUAL KEBERHASILAN ERP SEBAGAI …si.its.ac.id/data/sisfo_data/files/2_vol4no3.pdf ·...

12
157 MODEL KONSEPTUAL KEBERHASILAN ERP SEBAGAI PENDEKATAN MULTIDIMENSI MOTIVASI BISNIS DAN TEKNOLOGI, MANFAAT, RESIKO SERTA FAKTOR KUNCI KESUKSESAN Indah Kurnia, Mahendrawathi ER, Achmad Holil Noor Ali Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus Keputih, Sukolilo, Surabaya, 60111 Telp: (031) 5999490, Fax : (031) 5964965 E-mail: [email protected] Abstract Enterprise Resource Planning (ERP) is the main needs to every enterprise, but in the fact implementa- tion of ERP have many problems that may fail Enterprise. Many researches have been done to identify failure risks and what the success factors of ERP implementation and the motivation behind it. But, nowadays there is no model which can describe relationship between success ERP implementation, technology and business moti- vation, advantages, risk and critical success factor. This paper will describe those multidimentional relationship concepts into causatic model. This research result critical success factor of ERP implementation that motivated by some business and technology needs can be measured by how far problems and risks that has arisen in pro- ject can be solved by motivation of ERP implementation. Abstrak Enterprise Resource Planning (ERP) saat ini telah menjadi kebutuhan mendasar bagi perusahaan. Namun, dalam pelaksanaan implementasi ERP masih ditemukan banyak masalah yang dapat berakibat pada kegagalan. Telah banyak penelitian yang dilakukan untuk mengidentifikasi resiko kegagalan dan faktor-faktor yang berpengaruh pada keberhasilan ERP serta motivasi yang melatarbelakangi implementasi ERP. Namun, hingga saat ini belum ada model yang dapat menjelaskan keterkaitan antara keberhasilan sistem ERP dengan motivasi bisnis dan teknologi, manfaat, resiko serta faktor kunci kesuksesan. Oleh karena itu, paper ini disusun dengan tujuan untuk menjelaskan konsep keterkaitan multidimensi antara elemen-elemen tersebut yang dapat digambarkan ke dalam suatu model kausatik. Konstruksi model ini dapat diinterpretasikan bahwa keberhasilan perusahaan dalam menjalankan proyek ERP bergantung pada seberapa baik proses perencanaan dan eksekusi proyek ERP yang dimotivasi oleh alasan bisnis dan teknologi dan keberhasilannya dapat diukur melalui sejauh mana penerapan faktor-faktor kritis kesuksesan untuk menanggulangi masalah atau resiko yang muncul dalam proyek serta realisasi manfaat yang dapat menjadi motivasi penerapan ERP Kata kunci: model keberhasilan ERP, proyek ERP, motivasi bisnis, motivasi teknologi, faktor kunci kesuksesan, resiko 1. PENDAHULUAN Saat ini, teknologi informasi telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari aktivitas bisnis. Sektor produksi dan jasa tumbuh dengan pesat diiringi dengan semakin meningkatnya persaingan antar perusahaan. Pada situasi yang semakin kompetitif ini, perusahaan dapat bertahan lebih baik jika mereka dapat memperbaiki kualitas, menurunkan biaya pada keseluruhan mata rantai pasoknya, menurunkan inventori, memperbanyak diversifikasi produk dan jasa serta dapat memberikan jaminan tanggal pengiriman barang yang lebih bisa diandal- kan dibandingkan pesaing. Oleh karena itulah pe- rusahaan membutuhkan enterprise resource plan- ning (ERP) yang dapat membantu mengatasi masa- lah-masalah tersebut. Dengan menggunakan ERP, perusahaan dapat mengintegrasikan dan mening- katkan efisiensi proses bisnis (Laudon dan Laudon, 2005). Terlepas dari semua manfaat yang dapat dirasakan dari penggunaan ERP, implementasi ERP merupa- kan permasalahan kompleks yang masih menjadi isu hingga saat ini. Telah banyak penelitian yang dilakukan untuk mengevaluasi hasil implementasi ERP (Rosemann dan Wiese, 1999; Gyampah dan Salam, 2001; DeLone dan McLean, 2003; Gable, 2003; Sedera dan Chan, 2004; Chand, 2005; Ifine- do, 2006; Bueno dan Salmeron, 2008; Kronbichler, 2010). Masing-masing peneliti telah mengem- bangkan indikator pengukuran yang dapat men- jelaskan sejauh mana kesuksesan proyek ERP. Pa- da dasarnya keberhasilan sistem ERP terletak pada

Transcript of MODEL KONSEPTUAL KEBERHASILAN ERP SEBAGAI …si.its.ac.id/data/sisfo_data/files/2_vol4no3.pdf ·...

Page 1: MODEL KONSEPTUAL KEBERHASILAN ERP SEBAGAI …si.its.ac.id/data/sisfo_data/files/2_vol4no3.pdf · ning (ERP) yang dapat membantu mengatasi masa-lah-masalah tersebut. Dengan menggunakan

157

MODEL KONSEPTUAL KEBERHASILAN ERP SEBAGAI PENDEKATAN MULTIDIMENSI

MOTIVASI BISNIS DAN TEKNOLOGI, MANFAAT, RESIKO SERTA FAKTOR KUNCI KESUKSESAN

Indah Kurnia, Mahendrawathi ER, Achmad Holil Noor Ali

Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus Keputih, Sukolilo, Surabaya, 60111 Telp: (031) 5999490, Fax : (031) 5964965

E-mail: [email protected]

Abstract

Enterprise Resource Planning (ERP) is the main needs to every enterprise, but in the fact implementa-

tion of ERP have many problems that may fail Enterprise. Many researches have been done to identify failure risks and what the success factors of ERP implementation and the motivation behind it. But, nowadays there is no model which can describe relationship between success ERP implementation, technology and business moti-vation, advantages, risk and critical success factor. This paper will describe those multidimentional relationship concepts into causatic model. This research result critical success factor of ERP implementation that motivated by some business and technology needs can be measured by how far problems and risks that has arisen in pro-ject can be solved by motivation of ERP implementation.

Abstrak

Enterprise Resource Planning (ERP) saat ini telah menjadi kebutuhan mendasar bagi perusahaan.

Namun, dalam pelaksanaan implementasi ERP masih ditemukan banyak masalah yang dapat berakibat pada kegagalan. Telah banyak penelitian yang dilakukan untuk mengidentifikasi resiko kegagalan dan faktor-faktor yang berpengaruh pada keberhasilan ERP serta motivasi yang melatarbelakangi implementasi ERP. Namun, hingga saat ini belum ada model yang dapat menjelaskan keterkaitan antara keberhasilan sistem ERP dengan motivasi bisnis dan teknologi, manfaat, resiko serta faktor kunci kesuksesan. Oleh karena itu, paper ini disusun dengan tujuan untuk menjelaskan konsep keterkaitan multidimensi antara elemen-elemen tersebut yang dapat digambarkan ke dalam suatu model kausatik. Konstruksi model ini dapat diinterpretasikan bahwa keberhasilan perusahaan dalam menjalankan proyek ERP bergantung pada seberapa baik proses perencanaan dan eksekusi proyek ERP yang dimotivasi oleh alasan bisnis dan teknologi dan keberhasilannya dapat diukur melalui sejauh mana penerapan faktor-faktor kritis kesuksesan untuk menanggulangi masalah atau resiko yang muncul dalam proyek serta realisasi manfaat yang dapat menjadi motivasi penerapan ERP Kata kunci: model keberhasilan ERP, proyek ERP, motivasi bisnis, motivasi teknologi, faktor kunci kesuksesan, resiko

1. PENDAHULUAN

Saat ini, teknologi informasi telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari aktivitas bisnis. Sektor produksi dan jasa tumbuh dengan pesat diiringi dengan semakin meningkatnya persaingan antar perusahaan. Pada situasi yang semakin kompetitif ini, perusahaan dapat bertahan lebih baik jika mereka dapat memperbaiki kualitas, menurunkan biaya pada keseluruhan mata rantai pasoknya, menurunkan inventori, memperbanyak diversifikasi produk dan jasa serta dapat memberikan jaminan tanggal pengiriman barang yang lebih bisa diandal-kan dibandingkan pesaing. Oleh karena itulah pe-rusahaan membutuhkan enterprise resource plan-ning (ERP) yang dapat membantu mengatasi masa-lah-masalah tersebut. Dengan menggunakan ERP,

perusahaan dapat mengintegrasikan dan mening-katkan efisiensi proses bisnis (Laudon dan Laudon, 2005). Terlepas dari semua manfaat yang dapat dirasakan dari penggunaan ERP, implementasi ERP merupa-kan permasalahan kompleks yang masih menjadi isu hingga saat ini. Telah banyak penelitian yang dilakukan untuk mengevaluasi hasil implementasi ERP (Rosemann dan Wiese, 1999; Gyampah dan Salam, 2001; DeLone dan McLean, 2003; Gable, 2003; Sedera dan Chan, 2004; Chand, 2005; Ifine-do, 2006; Bueno dan Salmeron, 2008; Kronbichler, 2010). Masing-masing peneliti telah mengem-bangkan indikator pengukuran yang dapat men-jelaskan sejauh mana kesuksesan proyek ERP. Pa-da dasarnya keberhasilan sistem ERP terletak pada

Page 2: MODEL KONSEPTUAL KEBERHASILAN ERP SEBAGAI …si.its.ac.id/data/sisfo_data/files/2_vol4no3.pdf · ning (ERP) yang dapat membantu mengatasi masa-lah-masalah tersebut. Dengan menggunakan

Jurnal Sistem Informasi, Volume 4, Nomor 3, September 2012, hlm 157-168

158

bagaimana sistem ERP yang telah diimplementasi-kan dapat memenuhi kebutuhan bisnis perusahaan serta mampu membantu pemecahan masalah dan memberikan manfaat (Velcu, 2010). Namun, keberhasilansistem ERP tersebut tidak bisa berdiri sendiri karena keberadaan sistem ERP tidak terlepas dari bagaimana proyek ERP tersebut dil-aksanakan. Sedangkan untuk mencapai keberhasi-lan pelaksanaan proyek tersebut, maka diperlukan faktor-faktor kunci kesuksesan (Finney dan Cor-bett, 2008). Selain itu, proyek ERP memiliki ban-yak resiko yang dapat berakibat pada kegagalan jika tidak dapat diantisipasi (Grabski dan Leech, 2004). Dalam satu dekade ini, telah banyak penelitian yang dilakukan untuk mengidentifikasi faktor kunci kesuksesan dan resiko dalam proyek ERP. Namun, sejauh ini perkembangannya masih cenderung statis tanpa dapat menjelaskan apa hub-ungan aspek-aspek tersebut dengan keberhasilan-ERP. Kesenjangan yang muncul adalah belum ada penelitian yang mampu menjelaskan mengenai dimensi keberhasilan ERP ditinjau dari aspek mo-tivasi, proses dan hasil. Aspek motivasi yang di-maksud adalah alasan-alasan berkaitan dengan fungsional bisnis dan hambatan teknologi. Se-dangkan proses yang dimaksud meliputi tahap eksekusi proyek ERP, manajemen resiko serta faktor-faktor kunci kesuksesan. Aspek hasil meru-pakan indikator yang menjadi tolok ukur keberhasi-lan sistem ERP.Ketiga aspek ini perlu diteliti dan dibuktikan keterkaitannya sehingga dapat menjadi panduan justifikasi keberhasilan ERP di suatu or-ganisasi melalui sudut pandang yang holistik, bukan mengacu pada salah satu perspektif keber-hasilan stakeholder seperti halnya model-model keberhasilan ERP yang saat ini digunakan.

Keberhasilan ERP dapat dilihat melalui sejumlah indikator yang merepresentasikan beberapa aspek kesuksesan. Pada awalnya, Rosemann dan Wiese (1999) mengembangkan indikator untuk mengukur keberhasilan aplikasi ERP berdasarkan analisis Balanced Scorecard (BSC). Namun, penelitian tersebut masih terbatas pada penggunaan software ERP. Penggunaan BSC dalam konteks enterprise dilakukan oleh Chand et al (2005) di mana dia me-nyusun ERP scorecard melalui hasil studi kasus di perusahaan penerbangan. Model DeLone dan McLean (2003) merupakan model evaluasi yang benyak digunakan untuk mengukur keberhasilan implementasi sistem informasi. DeLone dan McLean berpendapat bahwa suatu sistem informasi akan berhasil diterapkan jika memenuhi standard kualitas dan mampu memuaskan pengguna, mem-iliki tujuan penggunaan yang jelas serta dapat dirasakan manfaatnya. Model ini banyak digunakan oleh para peneliti untuk mengetahui keberhasilan

ERP sebagai sistem informasi enterprise. Model lain yang lebih spesifik dalam pengembangan indi-kator pengukuran adalah IS impact model yang diusulkan oleh Gable, Sedera dan Chan (2003). Model ini telah divalidasi oleh Sedera dan Chan (2004) melalui sejumlah eksperimen. Selain itu ada juga model-model keberhasilan sistem informasi lain yang populer digunakan dalam ERP misalnya Technology Acceptance Model (TAM) yang di-usulkan Davis (1989) dan Venkatesh (2000) serta TaskTechnology Fit (TTF) yang diusulkan oleh Goodhue (I995).Selain itu, terdapat pula teori tentang Diffussion of Innovation (DOI) yang memandang keberhasilan ERP dari perspektif knowledge management. Teori ini menjelaskan bahwa penggunaan ERP dapat meningkatkan pembelajaran bagi pengguna maupun organisasi sehingga dapat membantu mereka untuk mengenali kelemahan dan berusaha untuk melakukan perbaikan. Dengan demikian, ERP secara tidak langsung dapat mendorong user maupun organisasi untuk melakukan inovasi. Namun semua model tersebut masih berfokus pada perspektif keberhasi-lan, namun belum bisa digunakan untuk menjawab keterkaitan antara aspek-aspek ERP yang lain sep-erti manajemen proyek, resiko dan faktor kunci kesuksesan. 2. METODOLOGI

Berdasarkan hasil review terhadap literatur yang membahas mengenai model-model keberhasilan ERP ditemui beberapa kesenjangan yang memoti-vasi munculnya ide untuk mengembangkan model keberhasilan sistem ERP.

2.1 Keberhasilan masih bergantung pada perspektif tertentu Menurut Kronbichler dan Staudinger (2010), model-model keberhasilan ERP yang ada saat ini merupakan interpretasi kesuksesan menurut perspektif stakeholder tertentu misalnya user, manajemen, teknologi informasi, proses bisnis dan lain-lain. Berdasarkan hasil studi literatur bahwa model-model keberhasilan ERP banyak dikembangkan dari model Delone dan McLean (D&M),Technology Acceptance Model (TAM), Balanced Scorecard (BSC), Task Technology Fit (TTF) dan Diffussion of Innovation (DOI). Berdasarkan klasifikasi terhadap model-model tersebut dapat diperoleh 3 perspektif utama keberhasilan yaitu user, proses/manajemen dan sistem informasi. Model-model seperti TAM dan TTF sangat mendukung keberhasilan yang dilihat dari sudut pandang user karena model-model ini banyak membahas mengenai alasan user menggunakan ERP dilihat dari tujuan penggunaan, persepsi kegunaan dan persepsi kemudahan dalam menggunakan yang dapat membentuk perilaku (Davis, 1998; Venkatesh, 2002; Gyampah dan

Page 3: MODEL KONSEPTUAL KEBERHASILAN ERP SEBAGAI …si.its.ac.id/data/sisfo_data/files/2_vol4no3.pdf · ning (ERP) yang dapat membantu mengatasi masa-lah-masalah tersebut. Dengan menggunakan

Kurnia dkk., Model Konseptual mengenai Keberhasilan Sistem ERP sebagai Pendekatan Multidimensi..

159

Salam, 2003; Behrens, 2005; Bueno dan Salmeron, 2008). Sedangkan TTF lebih cenderung untuk melihat keberhasilan ERP dari kesesuaian fitur yang ada pada aplikasi dengan tugas dan tanggung jawab user yang menggunakannya (Goodhue, 1995; Smyth, 2001; Kositanurit, 2006). Model-model lain seperti BSC dan DOI lebih cenderung untuk memotret keberhasilan dari sudut pandang proses dan aspek manajerial seperti masalah finansial, pelanggan, proses bisnis internal serta kemampuan berinovasi dan memperbaiki diri. Sedangkan model D&M merupakan pendekatan yang dilihat dari sudut pandang sistem informasi dari sisi kualitas, penggunaan, kepuasan dan manfaat yang diperoleh.

Kronbichler dan Staudinger (2010) menyatakan bahwa keberhasilan merupakan suatu hal yang bersifat subjektif di mana keberhasilan bergantung pada siapa yang menilainya. Karena subjektivitas ini maka keberhasilan sangat bergantung dari perspektif atau sudut pandang tertentu yang dijadikan pedoman penilaian. Adanya kecenderu-ngan terhadap perspektif keberhasilan tertentu menimbulkan ketidakseimbangan dalam menilai keberhasilan. Hal ini disebabkan karena satu konsep hanya mewakili satu stakeholder. Padahal di dalam perusahaan banyak terdapat stakeholder dengan beragam kepentingan. Masing-masing sta-keholder ingin agar kepentingannya dapat diakomodasi dalam sistem ERP yang dibangun. Oleh karena itu, diperlukan pula suatu model yang bersifat umum dengan indikator yang bersifat generik yang dapat merangkum semua kepenti-ngan. Dengan demikian, pernyataan keberhasilan merupakan kesuksesan yang dapat dirasakan oleh semua pihak.

2.2 Kesuksesan masih berorientasi pada hasil Sesuatu dikatakan sukses jika mampu memberikan hasil yang sesuai dengan apa yang diharapkan. Oleh karena itu, keberhasilan tidak bisa dipisahkan terhadap hasil atau manfaat yang diberikan. Tetapi, kesuksesan tersebut tidak bisa berdiri sendiri karena untuk meraih keberhasilan tersebut diperlukan usaha-usaha yang relevan dengan tujuan yang hendak dicapai. Hingga saat ini, penelitian-penelitian tentang model kesuksesan ERP masih berkisar tentang hasil apa yang dapat diperoleh dari implementasi sistem ERP di perusahaan yang dapat dinilai berdasarkan berbagai aspek seperti kualitas, kepuasan user, penggunaan dan manfaat (Kronbichler dan Staudinger, 2010). Namun, perkembangan penelitian tentang keberhasilan sistem ERP ini belum dapat menjelaskan proses apa saja yang harus dilakukan agar dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap kesuksesan ERP di perusahaan (Aladwani, 2001).

2.3 Belum ada yang meninjau kesuksesan sebagai suatu produk dari motivasi, proses dan hasil yang saling berhubungan Penelitian-penelitian yang dilakukan selama satu dekade terhadap ERP telah banyak berkontribusi pada penemuan masalah-masalah yang menjadi isu dalam ERP, faktor kunci kesuksesan, manajemen resiko, pengelolaan proyek ERP, serta manfaat yang diperoleh (Schlichter & Kraammergard, 2010). Tetapi, hasil-hasil penelitian tersebut masih cenderung statis tanpa dapat menjelaskan apa dan bagaimana keberhasilan tersebut dapat diraih. Secara logika, keberhasilan dapat dicapai jika kita menerapkan proses yang benar. Proses yang dijalankan tersebut merupakan metodologi yang diterapkan sebagai strategi untuk dapat memenuhi segala macam tuntutan yang menjadi motivasi adanya sistem ERP di perusahaan. Namun, hingga saat ini belum ada penelitian yang secara khusus menyelidiki hubungan tersebut.

3. HASIL dan PEMBAHASAN

Untuk mengembangkan model konseptual ERP, pada penelitian ini terbagi menjadi tiga tahap, yaitu pembangunan dimensi keberhasilan sistem ERP beserta relasi antar keberhasilan sistem ERP. Setelah itu dilakukan analisa indikator keberhasilan sistem ERP. 3.1 Dimensi Keberhasilan ERP Terdapat beberapa dimensi keberhasilan sistem ERP, yaitu motivasi bisnis, teknologi, proyek ERP, manajemen resiko, faktor kunci kesuksesan, dan keberhasilan sistem ERP. Motivasi Bisnis Mabert, Soni dan Venkatraman (2003) dalam hasil penelitiannya menyatakan bahwa alasan perus-ahaan untuk menerapkan sistem ERP tidak terlepas dari motivasi bisnis dan tuntutan teknologi. Dorongan kebutuhan bisnis ini muncul ketika pe-rusahaan menghadapi restrukturisasi organisasi, persyaratan bisnis dari supplier atau customer, per-saingan dengan kompetitor serta kebutuhan untuk menjalin hubungan antar cabang-cabang perus-ahaan yang tersebar di mana-mana. Selain itu, motivasi bisnis juga tidak terlepas kaitannya dengan langkah strategis yang dilakukan perusahaan (Velcu, 2010). Keputusan strategis yang diambil peusahaan misalnya penerapan strategi just in time dalam pengelolaan inventori dan rantai pasok, total quality management (TQM) dalam proses produksi, lean manufacturing dalam customer relationship management juga dapat berakibat pada perubahan terhadap desain, implementasi dan operasional sistem ERP (Bernroider, 2007). Motivasi bisnis ini merupakan harapan dari stakeholder agar sistem ERP yang dikembangkan dapat mengakomodasi kebutuhan

Page 4: MODEL KONSEPTUAL KEBERHASILAN ERP SEBAGAI …si.its.ac.id/data/sisfo_data/files/2_vol4no3.pdf · ning (ERP) yang dapat membantu mengatasi masa-lah-masalah tersebut. Dengan menggunakan

Jurnal Sistem Informasi, Volume 4, Nomor 3, September 2012, hlm 157-168

160

bisnis sehingga dapat memberikan hasil yang sesuai. Oleh karena itu, motivasi bisnis ini harus dideteksi sejak awal sebelum proyek ERP dijalankan untuk memastikan bahwa metode implementasi yang digunakan sesuai dan dapat memenuhi kriteria fungsional bisnis yang diharapkan.

Motivasi Teknologi Motivasi teknologi merupakan salah satu alasan yang melatarbelakangi keputusan perusahaan dalam menerapkan ERP (Mabert, 2003). Teknologi merupakan salah satu motor penggerak bagi bisnis. Dengan demikian, masalah-masalah yang berhubungan dengan teknologi seperti isu tentang integrasi, Y2K dan standardisasi dapat berdampak buruk bagi bisnis karena teknologi merupakan aspek sistem informasi yang digunakan untuk membantu menjalankan bisnis. Oleh karena itu, dalam mencetuskan suatu langkah strategi bisnis dengan memanfaatkan sistem informasi enterprise khususnya ERP, maka perusahaan harus dapat mengidentifikasi hambatan-hambatan teknis apa yang dapat menghambat jalannya sistem ERP. Solusi bagi permasalahan menyangkut teknologi ini juga harus diidentifikasi bersamaan dengan usulan perubahan sistem ERP. Jika masalah teknis ini tidak terdeteksi di awal, akan mengakibatkan permasalahan selama proyek dijalankan yang dapat berujung pada kegagalan.

Proyek ERP Sistem ERP memiliki karakter khusus di mana ERP memiliki siklus hidup yang dimulai darifase pengambilan keputusan untuk mengadopsi sistem ERP, akuisisi, implementasi, operasional dan pemeliharaan, pengembangan atau evolusi dan pemberhentian sistem (Esteves & Pastor, 2001). Dalam fase-fase tersebut, perusahaan dapat mengadakan berbagai proyek yang berkaitan dengan implementasi, upgrade atau pengembangan sistem enterprise dengan menggabungkannya dengan SCM, CRM, BI dan lain-lain. Dengan demikian, sistem ERP akan terus mengalami perubahan untuk memenuhi tuntutan bisnis dan teknologi (Velcu, 2010).

Untuk memastikan proyek ERP dapat dijalankan dengan baik, maka diperlukan manajemen proyek yang efektif dan efisien. Keberhasilan dalam menjalankan manajemen proyek dapat diukur melalui indikator umum seperti waktu dan biaya (kumar, 2003), (Velcu, 2010). Untuk mencapai keberhasilan tersebut, maka perusahaan perlumempertimbangkan untuk mengadopsi prosedur eksekusi proyek yang berisi tahap-tahap yang harus dilalui (Markus & Tanis, 2000). Vendor-vendor ERP terkemuka seperti SAP dan Oracle telah mengeluarkan prosedur standard untuk melakukan implementasi ERP dengan cepat dan

hasil yang memuaskan. Vendor-vendor tersebut mengumpulkan berbagai pengalaman implementasi ERP dari berbagai macam kasus sehingga dapat dijadikan panduan khususnya dalam mengatasi masalah-masalah teknis yang sering muncul selama proyek berlangsung.

Manajemen Resiko Proyek-proyek ERP dikenal memiliki resiko yang tinggi. Penelitian yang dilakukan oleh Sumner (2000) berhasil mengidentifikasi resiko-resiko apa saja yang terjadi ketika suatu perusahaan men-jalankan proyek yang berhubungan dengan sistem ERP. Resiko-resiko tersebut juga dikonfirmasi oleh Huang dan Chan (2004) menggunakan Delphi method berhasil menentukan resiko-resiko apa saja yang menjadi prioritas dan paling berpengaruh da-lam implementasi ERP. Resiko yang tidak di-tanggulangi dapat mengakibatkan dampak yang signifikan bagi sistem ERP (Aloini dkk, 2007). Grabski dan Leech (2004) melalui penelitiannya berkesimpulan bahwa resiko ERP dapat ditanggu-langi dengan menerapkan sejumlah proses kontrol untuk mengendalikannya. Proses kontrol yang direkomendasikan tersebut merupakan faktor-faktor kunci kesuksesan.

Faktor Kunci Kesuksesan Faktor kunci kesuksesan merupakan proses-proses utama yang menjadi kunci keberhasilan proyek ERP. Proses-proses ini merupakan jawaban atas berbagai permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan proyek (Grabski & Leech, 2004). Berbagai penelitian dalam satu dekade terakhir telah berhasil mengidentifikasi bermacam-macam proses yang menjadi kunci keberhasilan proyek ERP (Finney & Corbett, 2007), (Ngai dkk, 2008). Faktor-faktor tersebut terdiri dari aspek-aspek organisasi, manajemen, teknis dan sosial. Karena ERP merupakan isu yang kompleks, maka pelaksanaan faktor kunci kesuksesan tidak boleh dilakukan secara parsial dengan hanya berfokus pada satu aspek saja. Oleh karena itu, perusahaan perlu menentukan faktor-faktor apa saja yang paling relevan diterapkan sesuai dengan permasalahan yang mereka hadapi.

Keberhasilan Sistem ERP Keberhasilan sistem ERP merupakan hasil akhir yang hendak dicapai setelah melakukan sejumlah tahapan proyek, mengatasi resiko dan menjalankan faktor-faktor kunci kesuksesan. Oleh karena itu, keberhasilan ini dapat digambarkan sebagai suatu pencapaian target sesuai dengan indikator-indikator pengukuran yang digunakan. Aspek keberhasilan ERP diukur berdasarkan kriteria keberhasilan yang telah banyak dimodelkan sebelumnya seperti kualitas informasi, kualitas sistem, kualitas layanan, kepuasan pengguna, tujuan penggunaan serta manfaat yang didapat.

Page 5: MODEL KONSEPTUAL KEBERHASILAN ERP SEBAGAI …si.its.ac.id/data/sisfo_data/files/2_vol4no3.pdf · ning (ERP) yang dapat membantu mengatasi masa-lah-masalah tersebut. Dengan menggunakan

Kurnia dkk., Model Konseptual mengenai Keberhasilan Sistem ERP sebagai Pendekatan Multidimensi..

161

3.2 Relasi antar Dimensi Keberhasilan Relasi antar dimensi keberhasilan terdiri dari berbagai dimensi, yaitu dorongan untuk mengimplementasikan ERP, proyek implementasi ERP dan keberhasilan sistem ERP itu sendiri Dorongan Untuk Mengimplementasikan ERP Untuk dapat bertahan dan mencapai puncak kesuksesan, maka perusahaan harus memiliki strategi bisnis yang baik. Umumnya strategi bisnis dilakukan dengan mengoptimalkan sumber daya internal perusahaan dan melakukan inovasi untuk menghadapi persaingan dengan kompetitor. Pen-erapan sistem ERP merupakan suatu usaha yang dilakukan perusahaan untuk mencapai tujuan terse-but. Karena alasan keselarasan strategi antara bisnis dan teknologi informasi, maka sistem ERP akan terus mengalami perubahan mengikuti perubahan bisnis yang pada akhirnya akan memunculkan kebutuhan bisnis baru di mana ERP berperan memberikan informasi yang relevan. Selain itu, perusahaan juga menyadari bahwa penerapan sis-tem ERP juga tidak lepas dari masalah teknologi yang perkembangannya demikian pesat. Teknologi ERP, baik itu software, hardware maupun infra-struktur yang saat ini sangat canggih akan cepat usang beberapa tahun kemudian. Oleh karena itu, perusahaan harus terus melakukan perubahan ter-hadap sistem dari waktu ke waktu. Dengan demikian, proyek-proyek yang berkaitan dengan ERP akan terus bermunculan seiring dengan peru-bahan strategi bisnis dan organisasi serta kebutuhan untuk menyelesaikan hambatan teknologi sehingga memunculkan hipotesis sebagai berikut:

a. Hubungan antara motivasi bisnis dengan

proyek ERP Motivasi bisnis merupakan alasan yang melandasi diadakannya proyek implementasi ERP. Semakin besar motivasi bisnis suatu perusahaan, maka akan semakin besar pula peluang perusahaan tersebut untuk menjalankan proyek-proyek yang berhub-ungan dengan ERP. Adanya motivasi bisnis terse-but menunjukkan ekspektasi stakeholder bahwa sistem ERP harus memiliki fungsionalitas yang dapat mendukung kegiatan bisnis mereka. Motivasi ini menjadi ruang lingkup proyek dan berpengaruh pada tahapan-tahapan proyek apa saja yang harus dijalankan.

b. Hubungan antara motivasi teknologi dengan

proyek ERP Tuntutan teknologi seperti perlunya mengganti sistem lama dengan sistem baru, upgrade teknologi baru dan lain-lain merupakan alasan yang dapat memicu adanya proyek-proyek ERP. Semakin be-sar motivasi untuk mengikuti perkembangan teknologi, maka akan semakin besar pula peluang suatu perusahaan dalam mengimplementasikan proyek-proyek ERP. Alasan-alasan yang berkaitan

dengan teknologi dapat mempengaruhi metode implementasi ERP yang paling sesuai untuk perus-ahaan. Dalam eksekusi proyek ERP, banyak taha-pan yang bersifat teknis seperti desain arsitektur ERP, kustomisasi dan konfigurasi yang harus memperhatikan motivasi teknologi yang melatarbe-lakanginya.

Proyek Implementasi ERP Agar proyek implementasi ERP dapat mencapai keberhasilan, maka diperlukan suatu metode im-plementasi yang tepat sesuai dengan ruang lingkup proyek yang dikerjakan. Suatu perusahaan multi-nasional yang mengimplementasikan ERP secara global untuk semua cabang perusahaan di seluruh dunia akan menghadapi permasalahan yang lebih kompleks dibandingkan dengan perusahaan yang mengimplementasikan ERP dalam skala lokal atau regional. Demikian pula jika perusahaan tersebut memiliki proses bisnis yang rumit akan menghada-pi permasalahan dalam kustomisasi fungsional ter-hadap modul-modul yang diimplementasikan. Un-tuk mengatasinya, beberapa vendor ERP telah mengembangkan sejumlah prosedur implementasi ERP agar proses penerapan ERP di perusahaan dapat berjalan cepat dengan hasil yang memuaskan, misalnya SAP dengan metode Accelerated SAP (ASAP) dan Oracle dengan prosedur Application Implementation Methodology (AIM). Tetapi, keberhasilan implementasi ERP tidak hanya ber-gantung pada tahapan atau prosedur apa saja yang harus dilakukan pada saat menjalankan proyek. Ada sejumlah faktor yang memegang peranan kunci sehingga proses-proses yang dijalankan da-lam implementasi ERP tersebut dapat berjalan. Selain itu, perlu disadari bahwa implementasi ERP merupakan proyek dengan resiko tinggi. Kegagalan pada suatu tahapan proyek, akan memicu kegaga-lan beruntun pada tahapan-tahapan berikutnya. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya antisipasi terhadap masalah atau resiko yang muncul dalam proses eksekusi proyek. Implementasi faktor-faktor kunci kesuksesan merupakan langkah nyata dalam menanggulangi masalah atau resiko dalam proyek implementasi ERP. Dengan demikian, konstruksi hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut:

c. Hubungan antara prosedur eksekusi proyek

implementasi ERP dan resiko Pada saat menjalankan tahapan atau prosedur da-lam proyek implementasi ERP, perusahaan mung-kin menghadapi banyak masalah menyangkut ma-najemen, teknologi, proses bisnis dan sosial. Jika masalah tersebut tidak tertangani, maka dapat menghambat keberhasilan proyek. Dengan demikian, perusahaan perlu menjelaskan langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan dalam mengeksekusi proyek sambil mengidentifikasi permasalahan atau resiko yang muncul yang dapat mengakibatkan kegagalan. Semakin detil prosedur

Page 6: MODEL KONSEPTUAL KEBERHASILAN ERP SEBAGAI …si.its.ac.id/data/sisfo_data/files/2_vol4no3.pdf · ning (ERP) yang dapat membantu mengatasi masa-lah-masalah tersebut. Dengan menggunakan

Jurnal Sistem Informasi, Volume 4, Nomor 3, September 2012, hlm 157-168

162

eksekusi proyek, akan mempermudah perusahaan dalam mengenali resiko atau masalah apa yang akan terjadi pada setiap tahap proyek.

d. Hubungan antara prosedur eksekusi proyek

ERP dengan faktor-faktor kritis kesuksesan ERP

Pada saat menjalankan tahap-tahap implementasi ERP, ada banyak faktor yang harus diperhatikan. Keberadaan faktor-faktor tersebut merupakan kunci kesuksesan perusahaan dalam menyelesaikan taha-pan implementasi ERP. Semakin detil penjelasan mengenai langkah-langkah yang ditempuh dalam implementasi ERP, maka akan mempermudah pe-rusahaan dalam mengidentifikasi faktor-faktor kunci apa saja yang berpengaruh dalam keberhasi-lan pada setiap tahapan proyek.

e. Hubungan antara resiko dan faktor kritis

kesuksesan ERP Apabila perusahaan telah mampu mengidentifikasi masalah atau resiko yang muncul pada setiap taha-pan proyek implementasi ERP, maka perusahaan tersebut akan lebih mudah menentukan faktor-faktor kunci apa saja yang relevan diimplementasi-kan dalam tahapan proyek tersebut. Resiko-resiko yang dapat menyebabkan kegagalan pada proyek ERP dapat diantisipasi dengan menjalankan faktor-faktor kritis kesuksesan. Semakin banyak resiko yang berhasil diidentifikasi, maka akan semakin banyak pula faktor-faktor kritis kesuksesan yang harus dijalankan untuk menanggulangi potensi kegagalan.

Keberhasilan Sistem ERP Keberhasilan proyek ERP sering diukur dengan indikator utama yaitu waktu, biaya dan kualitas. Ketiga indikator ini memiliki turunan yang jika tidak dikelola dengan baik dapat berakibat pada terulurnya waktu sehingga biaya yang dihabiskan akan semakin besar. Indikator-indikator tersebut merupakan kriteria evaluasi sejauh mana hasil dari proyek implementasi ERP dapat diterima oleh pe-rusahaan. Untuk mencapai hasil implementasi ERP yang baik, maka perusahaan harus menjalankan faktor-faktor utama yang memegang kunci kesuksesan pada setiap tahap implementasi. Faktor-faktor tersebut muncul sebagai langkah penanggu-langan masalah yang muncul pada tahap-tahap im-plementasi. Indikator-indikator tersebut mengukur sejauh mana hasil pelaksanaan faktor-faktor kunci kesuksesan sehingga dapat menyelesaikan masalah atau resiko yang muncul pada tahap-tahap imple-mentasi ERP. Konstruksi tersebut dapat dirumus-kan dalam hipotesis sebagai berikut:

f. Hubungan antara eksekusi proyek ERP

dengan keberhasilan ERP Keberhasilan eksekusi suatu proyek ERP dapat diketahui melalui sejumlah indikator yang menjadi acuan utama seperti waktu, biaya dan kualitas. Apabila proyek ERP tidak dapat memberikan kualitas yang dapat memuaskan stakeholder perus-ahaan, maka proyek tersebut akan memakan waktu yang lebih lama dan mengakibatkan pembengkakan biaya. Oleh karena itu, perusahaan menerapkan prosedur implementasi yang terdiri tahapan-tahapan tertentu. Semakin detil tahapan proyek yang dilakukan dapat membantu perusahaan untuk menyusun jadwal dan budget yang realistis serta memonitor kualitas hasil implementasi pada tahap tersebut, sehingga keseluruhan proyek ERP dapat dilakukan tepat waktu dengan hasil yang memuas-kan serta biaya yang masuk akal. g. Hubungan antara resiko dan keberhasilan

ERP Keberhasilan proyek ERP dipengaruhi oleh resiko yang dapat dapat menghambat jalannya eksekusi proyek sesuai rencana. Indikator-indikator keber-hasilan digunakan untuk mengukur sejauh mana capaian implementasi ERP sehingga dapat menja-wab permasalahan atau resiko yang muncul dalam tahapan proyek ERP. Semakin banyak masalah atau resiko yang berhasil diidentifikasi, akan be-rakibat pada semakin banyak indikator kesuksesan yang dapat digunakan untuk menunjukkan keber-hasilan proyek.

h. Hubungan antara faktor kritis kesuksesan dan

keberhasilan ERP Keberhasilan proyek ERP ditentukan oleh sejauh mana perusahaan mampu menjalankan faktor-faktor yang menjadi kunci kesuksesan implement-tasi ERP. Indikator-indikator kesuksesan digunakan untuk mengetahui apakah perusahaan telah mampu menjalankan faktor-faktor kunci tersebut secara efektif sehingga dapat mengatasi permasalahan atau resiko yang ada. Semakin banyak faktor kritis kesuksesan yang dijalankan, maka akan keberhasi-lan proyek akan semakin besar. 3.3 Indikator Dimensi Keberhasilan Masing-masing dimensi keberhasilan sistem ERP memiliki indikator yang menjadi ukuran penting-nya dimensi tersebut di dalam model. Tabel 1 merupakan hasil sintesis indikator pengukuran bagi masing-masing dimensi keberhasilan.

Page 7: MODEL KONSEPTUAL KEBERHASILAN ERP SEBAGAI …si.its.ac.id/data/sisfo_data/files/2_vol4no3.pdf · ning (ERP) yang dapat membantu mengatasi masa-lah-masalah tersebut. Dengan menggunakan

Kurnia dkk., Model Konseptual mengenai Keberhasilan Sistem ERP sebagai Pendekatan Multidimensi..

163

Tabel 1. Tabel konstruksi kuesioner berdasarkan penelitian sebelumnya

Konstruk Item kuesioner Penelitian Motivasi bisnis

• restrukturisasi organisasi • tekanan dari supplier dan customer • persaingan dengan kompetitor • membangun hubungan bisnis global

Mabert dkk (2003)

Motivasi teknologi

• menggantikan legacy system • simplifikasi dan standardisasi sistem • solusi masalah Y2K • upgrade sistem baru

Mabert dkk (2003)

Proyek ERP • perencanaan proyek meliputi tujuan, ruang lingkup, waktu dan biaya • pembentukan dan penugasan tim proyek • training tim proyek • business process reengineering serta adaptasi teknologi • eksekusi perubahan • konfigurasi software ERP • Kustomisasi software ERP • Integrasi sistem • Konversi dan migrasi data • Dokumentasi sistem • Testing, bug fixing dan pengerjaan ulang jika perlu • Training user • Roll out • Go-live

Markus dkk (2000) Ike & Madsen (2007)

Resiko ERP • ketidakcocokan aplikasi ERP yang digunakan • kompleksitas arsitektur dan banyaknya modul yang dipa-

kai • ketidaksesuaian ERP dengan strategi perusahaan • perencanaan budget yang tidak efektif • kurangnya manajemen perubahan • kurangnya analisis dan dampak perubahan proses bisnis (BPR) • kurangnya integrasi antara sistem ERP dengan sistem lain • manajemen proyek tidak efektif • kurangnya keahlian tim • kurangnya maintenance sistem • kurangnya training dan panduan yang jelas • kurangnya kepemimpinan • kurangnya keterlibatan manajemen senior • kurangnya keterlibatan user • lemahnya pengendalian manajemen • lemahnya kinerja dan stabilitas supplier IT • Kurangnya pemahaman masalah IT • Komunikasi yang tidak efektif • Kurangnya kompetensi konsultan

Aloini dkk (2007) Sumner (2000)

Faktor kesuksesan kritis

• komitmen dan dukungan dari manajemen puncak • manajemen perubahan • business process reengineering dan konfigurasi software • training dan job redesign • kehandalan tim proyek • strategi implementasi ERP dan batas waktunya • pemilihan vendor / konsultan • visi dan perencanaan • keseimbangan tim antara orang IT dan bisnis • kepemimpinan proyek • perencanaan komunikasi • infrastruktur teknologi informasi

Kronbichler et al (2009) Finney dkk (2007) Law dkk (2008)

Page 8: MODEL KONSEPTUAL KEBERHASILAN ERP SEBAGAI …si.its.ac.id/data/sisfo_data/files/2_vol4no3.pdf · ning (ERP) yang dapat membantu mengatasi masa-lah-masalah tersebut. Dengan menggunakan

Jurnal Sistem Informasi, Volume 4, Nomor 3, September 2012, hlm 157-168

164

• perubahan budaya • evaluasi pasca implementasi • seleksi software ERP • motivasi tim proyek • sedikit kustomisasi • manajemen proyek • pengelolaan troubleshooting • pertimbangan penggunaan sistem lama • konversi dan integritas data • testing sistem • konsultasi dengan stakeholder • perencanaan dan pengelolaan anggaran proyek • justifikasi manfaat ekonomis dan bisnis • keterlibatan para pengambil keputusan

Keberhasilan ERP

• tingkat kepuasan stakeholder terhadap kualitas informasi yang diberi-kan sistem ERP

• tingkat pemahaman user dalam menggunakan ERP sehingga dapat mendukung proses bisnis mereka sehari-hari

• tingkat kepuasan user mengenai training ERP dan panduan penggunaan ERP

• jumlah karyawan yang memiliki kemampuan ERP yang sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya

• jumlah insiden / masalah yang berhubungan dengan proses bisnis aki-bat kesalahan implementasi modul ERP

• jumlah insiden / masalah yang berhubungan dengan integrasi teknologi dan infrastrukturnya

• perbandingan biaya aktual dengan biaya yang dianggarkan untuk im-plementasi ERP

• perbandingan durasi waktu aktual dengan waktu yang dijadwalkan un-tuk implementasi ERP

• perbandingan antara biaya implementasi ERP dengan manfaat finan-sial yang dirasakan

• tingkat perbaikan kinerja proses bisnis antara sebelum dan sesudah implementasi ERP

• jumlah penghematan yang berhasil dilakukan perusahaan karena adan-ya sistem ERP

• tingkat kepuasan stakeholder terhadap layanan dan informasi yang diberikan terkait ERP

DeLone & McLean (2003) Sedera dkk (2004) Gable dkk (2003) Venkatesh dkk (2002) Chand dkk (2005) Shang & Sed-don (2002) Kositanurit dkk (2006)

Motivasi bisnis

Motivasi teknologi

Proyek implementai ERP

Resiko

Faktor kesuksesan kritis

Keberhasilan ERP

H1

H2

H3

H4

H5

H6

H7

H8

Gambar 1. Model Awal Keberhasilan Sistem ERP

Page 9: MODEL KONSEPTUAL KEBERHASILAN ERP SEBAGAI …si.its.ac.id/data/sisfo_data/files/2_vol4no3.pdf · ning (ERP) yang dapat membantu mengatasi masa-lah-masalah tersebut. Dengan menggunakan

Kurnia dkk., Model Konseptual mengenai Keberhasilan Sistem ERP sebagai Pendekatan Multidimensi..

165

3.3 Model Awal Berdasarkan penjelasan teoretis yang telah dikemukakan sebelumnya, maka model ini dapat digambarkan sebagai model awal yang ditunjukkan pada gambar 1. Untuk mengembangkan dan melakukan validasi terhadap model keberhasilan sistem ERP maka digunakan desain riset yang di-adaptasi dari penelitian Gable, Sedera dan Chan (2007) yang merupakan pengembangan metode pembuatan dan validasi model yang dikemukakan oleh MacKenzie dan House (1979) dan McGrath (1979). Desain penelitian (gambar 2) dibagi menjadi dua fase utama dan tiga survey yaitu:

1. Fase eksploratori untuk mengembangkan hipotesis dan model pengukuran. Pada fase ini dilakukan dua hal yaitu membuat konstruk dan mengidentifikasi indikator pengukuran (Burton dan Straub, 2006) sehingga dapat meningkat-kan keakuratan model dan kelengkapan indi-kator dan ukuran yang digunakan. Pada fase ini juga dilakukan survey identifikasi dan dii-kuti survey spesifikasi. Model awal kemudian akan diuji secara empiris menggunakan data survey dengan skala Likert 1 sampai 5. Survey pertama merupakan survey identifikasi yang disebarkan pada responden yang terlibat dalam proyek implementasi ERP. Sampel diambil dari satu perusahaan yang sudah mengimple-mentasikan ERP untuk mendapatkan tinjauan awal mengenai model dan indikator penguku-ran. Tujuan dari survey ini adalah untuk mendapatkan pandangan yang komprehensif dari para pelaku proyek implementasi ERP yang dapat menjustifikasi substansi model. Se-dangkan survey yang kedua ditujukan bagi re-sponden yang terlibat proyek ERP yang be-rasal dari tiga perusahaan berbeda untuk meningkatkan aspek generalisasi model, kon-struk dan indikator yang digunakan. Survey ini bertujuan untuk mengetahui operasional model di ketiga perusahaan melalui instrumen berupa

kuesioner. Menurut Yin (2003), validasi ter-hadap model pertama kali dilakukan dengan memastikan tidak ada variabel eksternal yang dapat mengganggu jalannya model. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan inde-pendent t-test dan ANOVA untuk memastikan tidak ada keterkaitan antar kasus di tiga perus-ahaan. Kemudian validasi dilakukan dengan memastikan reliabilitas data sehingga data yang terkumpul dapat dianalisis lebih lanjut. Setelah itu, prosedur validasi internal dapat dilakukan dengan menguji data survey untuk mengetahui keabsahan model di level pen-gukuran dan level struktural (Gefen dan Straub, 2000). Validasi model pengukuran dil-akukan dengan menghitung tingkat konvergen-si dan diskriminan data (Jarvis dan Podsakof, 2003). Sedangkan model struktural dapat diketahui validitasnya melalui hasil regresi terhadap data sehingga diperoleh nilai prediksi yang dapat menunjukkan tingkat kejelasan konstruk di dalam model dan bobot relasi antar variabel yang signifikan sehingga dapat mempengaruhi model. Validasi ini digunakan untuk menguji hipotesis dan membuat kes-impulan terhadap model (Chin, 1998).

2. Fase konfirmatori untuk menguji hipotesis dan model pengukuran terhadap data yang didapatkan. Fase ini melibatkan adanya survey yang bertujuan untuk melakukan validasi lebih lanjut terhadap model dan instrumen penelitian yang telah dikembangkan dalam fase eksplana-tori.

Survey ini dilakukan pada responden yang berasal dari berbagai perusahaan dalam skala yang lebih luas, misalnya perusahaan-perusahaan di Indonesia yang telah mengimplementasikan ERP. Menurut MacKenzie (1979), prosedur validasi dilakukan sama dengan pengujian pada survey spesifikasi. Namun, pengujian validasi internal terhadap hasil survey dilakukan menggunakan teknik analisis data konfirmatori (Sedera, 2004).

Gambar 2. Metode Pengembangan Model

Page 10: MODEL KONSEPTUAL KEBERHASILAN ERP SEBAGAI …si.its.ac.id/data/sisfo_data/files/2_vol4no3.pdf · ning (ERP) yang dapat membantu mengatasi masa-lah-masalah tersebut. Dengan menggunakan

Jurnal Sistem Informasi, Volume 4, Nomor 3, September 2012, hlm 157-168

166

4 KESIMPULAN dan SARAN

Kontribusi penelitian ini terletak pada pengem-bangan model kausatif yang mampu menjelaskan kaitan antara komponen-komponen apa saja yang berpengaruh dalam keberhasilan proyek implemen-tasi ERP. Dalam prakteknya, model ini dapat digunakan sebagai panduan bagi para praktisi untuk mengevaluasi keberhasilan sistem ERP yang ada di perusahaan mereka dengan menggunakan sudut pandang yang holistik terhadap motivasi, proses dan hasil. Karena penelitian ini masih berupa pembuatan model konseptual, maka validitasnya perlu diujicobakan melalui sejumlah penelitian lanjutan yang bersifat empiris. Hasil pengujian tersebut dapat digunakan untuk meninjau kembali model ini dan melakukan perbaikan yang diperlukan. Model keberhasilan sistem ERP merupakan model yang merepresentasikan keberhasilan sistem ERP yang bersifat multidimensi dengan memperhatikan motivasi bisnis dan teknologi, manajemen proyek, manajemen resiko serta faktor kunci kesuksesan. Keterkaitan antar dimensi dalam model tersebut dapat diinterpretasikan bahwa motivasi bisnis dan teknologi merupakan alasan suatu perusahaan men-jalankan proyek ERP. Proyek ERP memiliki sejumlah resiko yang dapat menghambat keberhasi-lannya. Namun, keberhasilan dapat ditingkatkan dengan menerapkan sejumlah faktor kritis kesuksesan. Sedangkan, faktor kritis kesuksesan merupakan langkah penanggulangan resiko. Uku-ran keberhasilan proyek ERP ditentukan oleh seberapa baik eksekusi tahapan proyek dengan memperhatikan pengelolaan resiko dan langkah penanggulangannya melalui pelaksanaan faktor-faktor kritis kesuksesan ERP. Komitmen perus-ahaan dalam menjalankan faktor-faktor kritis kesuksesan dapat menjamin tercapainya keberhasi-lan proyek ERP

5 DAFTAR RUJUKAN

F.J. Carter, T. Jambulingham, V.K. Gupta, N. Finney, S., Corbett, M., 2007, ERP implementation: a compilation and analysis of critical success factors, Business Process Management Journal, 13(3) pp. 329-347

Shang, S., Seddon, P.B., A Comprehensive Framework for Classifying the Benefits of ERP Systems, 2000, Americas conference on information systems,

Sclichter, B.R., Kraemmergaard, P., A comprehensive literature review of the ERP research field over a decade, 2010, Journal of Enterprise Information Management, 23(4), pp. 486-520

Laudon, K.C, Laudon J.P., 2005 Management in-formation systems: Managing the Digital Firm: Prentice Hall.

Rosemann, M., & Wiese, J. 1999, Measuring the Performance of ERP Software – a Balanced Scorecard Approach. 10th Australasian Conference on Information Systems,.

Gyampah, K.A., Salam, A.F., 2003, An extension of the technology acceptance model in an ERP implementation environment, Infor-mation & Management.

Kim, S.Y., Hwang, H.S, 2009, A framework for evaluating knowledge management system based on balanced scorecard, International Journal of Intelligent Technologies and Application.

Urbach, N., Smolnik, S., Riempp, S., The State of Research on Information Systems Success – A Review of Existing Multidimensional Approaches, 2009, Business & Information Systems Engineering

Behrens, S., Jamieson, K., Jones, D. & Cranston, M. 2005, Predicting System Success using the Technology Acceptance Model: A Case Study. 16th Australasian Conference on In-formation Systems, Sydney.

Chand, D., Hachey, G., Hunton, J., Owhoso, V., Vasudevan, S., 2005, A balanced scorecard based framework for assessing the strategic impacts of ERP systems, Computers in Industry, 56, pp. 558–572

Darshana, S., Gable, G., & Rosemann M. A Bal-anced Scorecard Approach to Enterprise Systems Performance Measurement. 12th Australasian Conference on Information Systems, Coffs Harbour, 2001

DeLone, W. H., & McLean E. R. 2003. The DeLo-ne and McLean Model of Information Sys-tems Success: A Ten-Year Update. Journal of Management Information Systems, 9(4), pp. 9-30.

DeLone, W. H. and McLean, E. R., 2003, Infor-mation Systems Success: The Quest for the Dependent Variable’, Information Systems Research.

Gable, G., Sedera, D., & Chan, T. 2003. Enterprise Systems Success: A Measurement Model’, 24th International Conference on Infor-mation Systems, Seattle.

Ifinedo, P., 2006, Extending the Gable et al. Enter-prise Systems Success measurement model: a preliminary study. Journal of Information Technology Management, 17(1), pp.14-33.

Velcu, O., 2010, Strategic Alignment of ERP Im-plementation Stages : An Empirical Investi-gation. Information & Management, 47, pp.158-166

Page 11: MODEL KONSEPTUAL KEBERHASILAN ERP SEBAGAI …si.its.ac.id/data/sisfo_data/files/2_vol4no3.pdf · ning (ERP) yang dapat membantu mengatasi masa-lah-masalah tersebut. Dengan menggunakan

Kurnia dkk., Model Konseptual mengenai Keberhasilan Sistem ERP sebagai Pendekatan Multidimensi..

167

Kronbichler, S.A., Ostermann, H., Staudinger, R., 2010, A Comparison of ERP-Success Measurement Approaches, Journal of In-formation Systems and Technology Man-agement.

Urbach, N., Ahlemann, F. 2010, Structural Equa-tion Modeling Information System Research Using Partial Least Squares, Journal of In-formation Technology Theory & Applica-tion, pp: 5-40

Ngai, E.W.T, Law, C.C.H, Wat, F.K.T. 2008 Ex-amining the critical success factors in the adoption of enterprise resource planning. Computers in Industry; 59, pp.548–564.

Aloini, D., Dulmin, R., Minnino, V. 2007, Risk Management in ERP Project Introduction: Review of Literature. Information & Man-agement, 44: pp.547-567

Chien, S.W., Tsaur, S.M. 2007, Investigating the Success of ERP System: Case Studies in Three Taiwanese High Tech Industries. Computer in Industry, 58, pp.783-793

Law, C.C.H, Ngai, E.W.T. 2007, ERP System Adoption: An Exploratory Study of the Or-ganization Factors & Impact of ERP Suc-cess. Information & Management, 44, pp 418-432

Finney, S., Corbett, M. 2007, ERP Implementation: A Compilation and Analysis of Critical Success Factors. Business Process Man-agement Journal, 13(3), pp.329-347

Somers T.M, Nelson K.G., 2004, A Taxonomy of Players and activities across the ERP project life cycle. Information & Management, 41, pp.257-278.

Mabert, V.A, Soni, A., Venkataramanan, M.A. 2003, Enterprise Resource Planning: Man-aging The Implementation Process. Europe-an Journal of Information Research, 145, pp.302-314

Kumar, V., Maheshwari, B., Kumar, U. 2003, An Investigation of Critical Management Issues in ERP Implementation: Empirical Evidence from Canadian Organization. Technovation, 23, pp.793-807

Jarvis, C.B, MacKenzie, S.B., Podsakof, P.M. 2003, A Critical Review of Construct Indi-cators & Measurement Model Misspecifica-tion in Marketing & Consumer Research. Journal of Consumer Research, pp.199-218

Yin, R.K. 2003 Case Study Research: Design and Methods, 3nd edition, USA: SAGE publica-tions.

Aladwani A., 2001, Change Management Strate-gies for Successful ERP mplementation, Business Process Management Journal, 2001, 7(3), pp. 266-275.

Akkermans H, Van Helden K. 2002, Vicious and virtuous cycles in ERP implementation: a case study of interrelations between critical success factors. European journal of infor-mation systems, 11, pp.35-46.

Huang Z, Palvia P. 2001, ERP implementation is-sues in advanced and developing countries. Business Process Management Journal, 7, pp.276-284.

Sumner, M. 2000, Critical success factors in enter-prise wide information systems projects. The American Conference on Information Systems, New Orleans, pp. 232-234.

Markus, M. L., & Tanis, C., 2000, The Enterprise System Experience-From Adoption to Suc-cess. In Zmud, R.W (ed.). Framing the Do-mains of IT Management: Projecting the Fu-ture Through the Past, Pinnaflex Education-al Resources, Inc., Cincinnatti, pp.173-207.

Esteves-Sousa, J., & Pastor-Collado, J. 2000, To-wards the unification of critical success fac-tors for ERP-implementations. 10th Annual Business Information Technology Confer-ence (BIT), Manchester

Sedera, D., 2006, An empirical investigation of the salient characteristics of IS-success models. 12th Americas conference on information systems, Acapulco,

Sedera, D., Gable G., 2004, A factor and structural equation analysis of the enterprise systems success measurement model., 37th Hawaii international conference on system sciences, Big Island

Sedera, D., Gable G., 2004, A factor and structural equation analysis of the enterprise systems success measurement model. 25th interna-tional conference on information systems, Washington, DC

Sedera, D., Gable, G., Chan, T., 2004, Knowledge management as an antecedent of enterprise system success. 10th Americas conference on information systems . New York.

Sedera, D., Gable, G., Chan, T., 2004, Measuring enterprise systems success: the importance of a multiple stakeholder perspective, 12th European conference on information sys-tems, Turkey.

Petter, S, DeLone, W.H, McLean. E.R, 2008, Measuring information system success : model, dimension, measures and interrela-tionship . European Journal of Information System.

Kositanurit, B., Ngwenyama, O., Bryson, K.M.O., 2006, An exploration of factors that impact individual performance in an ERP environ-ment: an analysis using multiple analytical

Page 12: MODEL KONSEPTUAL KEBERHASILAN ERP SEBAGAI …si.its.ac.id/data/sisfo_data/files/2_vol4no3.pdf · ning (ERP) yang dapat membantu mengatasi masa-lah-masalah tersebut. Dengan menggunakan

Jurnal Sistem Informasi, Volume 4, Nomor 3, September 2012, hlm 157-168

168

techniques, European Journal of Infor-mation Systems, 15, pp.556–568

Smyth, R. W., 2001, Challenges To Successful ERP Use. 9th European Conference on In-formation Systems, Bled.

Umble, E.J., Haft, R.R., Umble, M.M., 2001, En-terprise resource planning: Implementation procedures and critical success factors. Melone, Technological innovations: a framework for communicating diffusion

effects, Information & Management, 38, pp.277–287.

F. Davis, 1989, Perceived usefulness, perceived ease of use, and user acceptance of information technology, MIS Quarterly 13 (3), pp. 318–339.

Venkatesh, V., Davis, F.D., 2000. A theoretical extension of the technology acceptance model: four longitudinal field studies. Management Science, 46 (2), pp.186–204.