Mobile Breakfast-Nutrition: Sistem Rekomendasi Menu ... · 13 Contoh representasi satu kromosom...

62
Mobile Breakfast-Nutrition: Sistem Rekomendasi Menu Sarapan Seimbang untuk Siswa Sekolah Dasar HUSNUL KHOTIMAH DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

Transcript of Mobile Breakfast-Nutrition: Sistem Rekomendasi Menu ... · 13 Contoh representasi satu kromosom...

Mobile Breakfast-Nutrition: Sistem Rekomendasi Menu

Sarapan Seimbang untuk Siswa Sekolah Dasar

HUSNUL KHOTIMAH

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2013

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Mobile Breakfast-

Nutrition: Sistem Rekomendasi Menu Sarapan Seimbang untuk Siswa Sekolah

Dasar adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum

diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber

informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak

diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam

Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Agustus 2013

Husnul Khotimah

NIM G64090015

ABSTRAK

HUSNUL KHOTIMAH. Mobile Breakfast-Nutrition: Sistem Rekomendasi Menu

Sarapan Seimbang untuk Siswa Sekolah Dasar. Dibimbing oleh YANI

NURHADRYANI.

Sarapan menyuplai energi sebanyak 25% untuk aktivitas di pagi hari.

Dengan sarapan akan memaksimalkan penyerapan materi saat belajar dan

meningkatkan konsentrasi anak saat di sekolah. Oleh karena itu, menumbuhkan

kebiasaan sarapan harus ditanamkan sejak kecil. Berdasarkan penelitian

sebelumnya kebiasaan sarapan siswa SD kurang dari 4 kali seminggu sebesar

36.4%, bahkan ada anak yang tidak pernah sarapan. Selain itu, dari segi kualitas,

sarapan pada siswa SD masih rendah. Oleh karena itu, dikembangkan meal

planning system khusus untuk sarapan yang memberikan rekomendasi sarapan

sesuai dengan preferensi pengguna juga mengoptimalkan kebutuhan energi harian.

Dalam mengembangkan sistem rekomendasi menu perlu memperhatikan

karakteristik dari pengguna, agar dapat mengubah sikap dan praktik konsumsi

yang tidak sehat. Metode yang digunakan untuk mengoptimasi kebutuhan energi

yaitu algoritme genetika. Sistem yang dikembangkan berbasis smartphone

Android.

Kata kunci: algoritme genetika, meal planning system, siswa SD, android

ABSTRACT

HUSNUL KHOTIMAH. Mobile Breakfast-Nutrition: Balanced Breakfast Menu

Recomendations for Elementary Students. Supervised by YANI

NURHADRYANI.

Breakfast contributes 25% daily energy requirements for morning activity.

Breakfast can maximize absorption and improve concentration of student at

school. Therefore, the breakfast habits should be taught since children. Based on

previous study, 36.4% of elementary students have breakfast less than 4 times a

week, there are even students never have breakfast. The main reason why students

do not have breakfast based on that previous study, is due to no appetite from

students. In addition, the quality of breakfast on elementary students is still low.

Therefore, meal planning system developed specifically for breakfast that provide

breakfast recommendations according to user preferences and also optimize daily

energy needs. In developing this system, the prefernces of the user are required in

order to change the attitudes and practices of unhealthy consumption. The method

to optimize the daily energy needs is genetic algorithms. The system developed on

Android-based. Result from this research

Keywords: genetic algorithms, meal planning system, elementary students,

android

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ilmu Komputer pada

Departemen Ilmu Ilmu Komputer

Mobile Breakfast-Nutrition: Sistem Rekomendasi Menu

Sarapan Seimbang untuk Siswa Sekolah Dasar

HUSNUL KHOTIMAH

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2013

Judul Skripsi : Mobile Breakfast-Nutrition: Sistem Rekomendasi Menu Sarapan

Seimbang untuk Siswa Sekolah Dasar

Nama : Husnul Khotimah

NIM : G64090015

Disetujui oleh

Dr Yani Nurhadryani, SSi MT

Pembimbing I

Diketahui oleh

Dr Ir Agus Buono, MSi MKom

Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas

segala karunia-Nya sehingga penelitian ini berhasil diselesaikan. Terima kasih

penulis ucapkan kepada Ibu Dr Yani Nurhadryani, SSi MT selaku pembimbing,

serta Bapak Dr Ir Agus Buono, MSi MKom selaku ketua Departemen Ilmu

Komputer. Terima kasih juga kepada Bapak Dr Irman Hermadi, SKom MT dan

Ibu Ir Meuthia Rachmaniah, MSc selaku penguji yang telah banyak memberi

masukkan untuk penelitian ini. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan

kepada Ibu Dr Ir Ikeu Tanziha MS dan Kakak Nurlaely Fitriana, SGz dari

Departemen Gizi Masyarakat IPB yang telah membantu selama penelitian

berlangsung. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, seluruh

keluarga, serta rekan-rekan atas segala doa dan dukungannya.

Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian lintas fakultas antara

Departemen Ilmu Komputer Fakultas Matematia dan IPA dengan Departemen

Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia. Oleh karena itu penulis mengucapkan

terima kasih sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu

kesuksesan dari penelitian ini. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Agustus 2013

Husnul Khotimah

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vii

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 3

Tujuan Penelitian 4

Manfaat Penelitian 4

Ruang Lingkup Penelitian 4

TINJAUAN PUSTAKA 4

Meal Planning System 4

Algoritme Genetika 6

Kebutuhan Gizi 7

METODE 10

Project Planning 10

Analysis (Analisis) 10

Design (Perancangan) 11

Implementation (Implementasi) 11

HASIL DAN PEMBAHASAN 11

Project Planning 11

Analysis (Analisis) 13

Design (Perancangan) 15

Implementation (Implementasi) 24

SIMPULAN DAN SARAN 26

Simpulan 26

Saran 26

DAFTAR PUSTAKA 27

LAMPIRAN 29

RIWAYAT HIDUP 50

DAFTAR TABEL

1 Hasil penelitian Masti (2009) mengenai kebiasaan hubungan status

gizi dan pola aktivitas siswa SD negeri dan siswa SD swasta 1 2 Potongan tabel AKG untuk anak usia sekolah dasar (WKNPG 2004) 8 3 Hasil studi pustaka dan rencana penelitian 12 4 Kebutuhan fungsional sistem m B-Nutrition 14 5 Kode untuk 5 kelompok makanan yang menjadi representasi

kromosom beserta keterangannya 20 6 Tabel perbandingan rekomendasi menu sarapan dengan jumlah

generasi sebanyak 3, 6 dan 11 26

DAFTAR GAMBAR

1 Grafik penetrasi pengguna mobile di Indonesia berdasarkan umur

dari tahun 2005-2010 (Nielsen 2011) 3 2 Metode system development life cycle dengan model waterfall

(Satzinger et al. 2009) 10 3 Diagram use case m B-Nutrition 13 4 Perancangan antarmuka input profil gizi 15 5 Perancangan antarmuka hasil pengolahan profil gizi 16 6 Perancangan antarmuka pola aktivitas untuk memilih aktivitas yang

dilakukan 16 7 Perancangan antarmuka pola aktivitas untuk memasukkan lama

aktivitas yang dilakukan 17 8 Perancangan antarmuka hasil pengolahan tingkat aktivitas 17

9 Perancangan antarmuka menu rekomendasi sarapan 18 10 Perancangan antamuka detail menu makanan 18 11 Perancangan alur kerja sistem 19

12 Perancangan metode optimasi dengan algoritme genetika 19 13 Contoh representasi satu kromosom yang terdiri dari 14 gen dan

simbol dari gen merupakan indeks menu makanan, setiap lokus dari

gen berisi kelompok makanan untuk setiap waktu makan 21 14 Two-point cross-over yang terjadi pada lokus ke 5 sampai ke 9 22

15 Mutasi dengan mengganti nilai pada gen pada lokus ke-5 23 16 (a) Antarmuka awal sistem, (b) Antarmuka menu profil gizi, (c)

Antarmuka menu pola aktivitas (d) Antarmuka menu kuis sarapan 24 17 Rataan nilai fitness dengan jumlah generasi 3, 6, dan 11 25

DAFTAR LAMPIRAN

1 Kurva z-score untuk anak laki-laki umur 5-19 tahun 29 2 Kurva z-score untuk anak perempuan 5-19 tahun (WHO 2007) 30 3 Jenis pekerjaan beserta nilai PAR 31 4 Kurva z-score untuk anak laki-laki umur 5-19 tahun (WHO 2007) 33 5 Tabel z-score untuk anak perempuan umur 5-19 tahun (WHO 2007) 38 6 Data golongan makanan 43

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Anak usia sekolah dasar (SD) merupakan sumber daya berkualitas yang

akan menjadi pemimpin-pemimpin bangsa di masa yang akan datang. Menurut

Khomsan et al. (2013) sumber daya manusia berkualitas dapat dicirikan dari

tumbuh kembang anak yang baik, sehingga terbentuk generasi yang sehat dan

cerdas, baik secara intelegensia, emosi maupun spiritualnya. Tumbuh kembang

anak tentunya tidak terlepas dari sikap dan praktik konsumsi gizi seimbang.

Konsumsi gizi seimbang berkontribusi dalam mendukung pertumbuhan dan

perkembangan anak.

Sikap dan praktik konsumsi gizi seimbang dapat diukur dari perilaku

sarapan seseorang. Bagi anak sekolah membiasakan sarapan dapat meningkatkan

konsentrasi belajar dan memudahkan menyerap pelajaran, sehingga prestasi

belajar menjadi lebih baik. Siswa sekolah dasar memiliki aktivitas yang cukup

padat pada pagi hari sehingga dengan sarapan yang menyumbang 25% dari total

kebutuhan energi harian mampu mengimbangi aktivitas pada pagi hari (Khomsan

2004).

Penelitian mengenai kebiasaan konsumsi dilakukan oleh Masti (2009).

Masti meneliti hubungan status gizi dengan pola aktivitas pada siswa SD negeri

dan siswa SD swasta. Hasil dari penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1. Pola

aktivitas fisik siswa SD negeri didominasi tingkat aktivitas fisik sedang dan berat,

sedangkan rata-rata frekuansi makan 2 kali dalam sehari, sehingga tidaklah aneh

jika terjadi defisiensi energi tingkat berat sebesar 63.5%. Sementara pasa siswa

SD swata yang didominasi status gizi gemuk dan obesitas, sebagian besar

siswanya memiliki tingkat aktivitas fisik yang ringan. Walaupun rata-rata

Tabel 1 Hasil penelitian Masti (2009) mengenai kebiasaan hubungan status

gizi dan pola aktivitas siswa SD negeri dan siswa SD swasta

SD Swasta SD Negeri

Status gizi Siswa obesitas dan gemuk lebih

banyak

Siswa status gizi

normal mendominasi

Kecukupan

energi

Defisit energi tingkat berat *)

29.6%

Defisit energi tingkat

berat *) 63.5%

Pola aktivitas Didominasi tingkat aktivitas

fisik ringan,

Tidak ada siswa dengan tingkat

aktivitas fisik berat.

Didominasi siswa

dengan tingkat

aktivitas fisik sedang

dan berat

Frekuensi

makan

Rata-rata 3 kali sehari, namun

jarang menghabiskan makanan

yang disediakan di sekolah

Rata-rata 2 kali sehari

*) Defisit energi tingkat berat adalah energi yang dikonsumsi kurang dari

70% berdasarkan angka kecukupan gizi harian

2

frekuensi makan pada siswa SD swasta sesuai anjuran yaitu 3 kali sehari, namun

masih terjadi defisiensi energi tingkat berat sebesar 296.%. Hal tersebut

dikarenakan siswa jarang menghabiskan makanan yang disediakan oleh sekolah.

Penelitian lain mengenai sikap dan praktik sarapan pada siswa SD telah

dilakukan oleh Murniati (2011). Murniati (2011) meneliti pengetahuan, sikap dan

praktik sarapan siswa kelas 5 dan 6 di SD Negeri Kebon Kopi 2 Bogor. Presentase

siswa yang pengetahuan sarapannya masih kurang pada penelitian ini sebesar

33%. Frekuensi sarapan siswa yang sarapan kurang dari 4 kali dalam seminggu

cukup besar yaitu 36.4%, bahkan ada sebanyak 4.5% siswa tidak pernah sarapan

dalam satu minggu. Hasil uji statistik dengan uji kolerasi pearson menunjukkan

terdapat hubungan yang signifikan antara sikap dengan praktik terhadap kebiasaan

sarapan. Hasil kolerasi positif juga ditunjukkan dari pengetahuan dengan praktik

terhadap kebiasaan sarapan siswa. Hal tersebut berarti bahwa semakin tinggi

pengetahuan siswa maka akan semakin baik praktik siswa tersebut terhadap

kebiasaan sarapan.

Pemberian pengetahuan mengenai sarapan kepada anak sangat penting guna

membiasakan sikap dan praktik sarapan yang sehat kepada anak. Pemberian

pengetahuan bisa melalui pemberian rekomendasi sarapan yang sesuai dengan

kebutuhan anak serta pemberian materi mengenai pentingnya sarapan. Untuk itu,

diperlukan suatu sistem Breakfast-Nutrition yang dapat memberikan rekomendasi

menu harian seimbang yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa SD. Penelitian

mengenai sistem rekomendasi menu yang disesuaikan dengan kebutuhan kalori

seseorang telah banyak dilakukan. Pemberian rekomendasi menu makanan

lengkap sudah dilakukan dalam berbagai penelitian dengan metode yang beragam

diantaranya linear programming, fuzzy, pilih acak, algoritme genetika, dan lain-

lain.

Sistem rekomendasi menu makanan biasa disebut dengan meal planning

system. Menurut Aberg (2009) sistem rekomendasi menu makanan seharusnya

bisa mengubah behaviour pengguna. Pengubahan perilaku pengguna ini agar

rekomendasi menu makanan sehat yang diberikan sistem dapat diterapkan oleh

pengguna. Hal tersebut akan mempengaruhi kebiasan konsumsi sehat dari

pengguna. Untuk itu sebaiknya meal planning system mempertimbangkan juga

preferensi dari pengguna. Pada penelitian ini, dalam memberikan rekomendasi

menu sarapan seimbang, juga mempertimbangkan preferensi pengguna terhadap

makanan.

Kashima et al. (2009) mengembangkan meal planning system sebuah sistem

rekomendasi berdasarkan kebutuhan nutrisi pengguna dan preferensi pengguna

terhadap makanan. Preferensi terhadap makanan dilakukan dengan memberikan

nilai antara 10-100 oleh pengguna. Penelitian ini menggunakan metode algoritme

genetika yang bersifat non-deterministik sehingga dapat menghasilkan

penyelesaian masalah yang berbeda-beda untuk masukan yang sama. Penerapan

algoritme genetika pada sistem rekomendasi menu dapat menghasilkan menu

yang berbeda-beda untuk masukan yang sama. Optimasi dengan algoritme

genetika sudah banyak diterapkan untuk memberikan rekomendasi menu harian

karena sifatnya yang non-deterministik sehingga cocok diterapkan pada sistem

rekomendasi menu harian.

3

Penggunaan teknologi smartphone telah memasuki semua lapisan usia,

karena mudah dibawa dan saat ini harganya semakin terjangkau. Pada Gambar 1

terdapat grafik penetrasi pengguna mobile di Indonesia, terlihat bahwa persentase

jumlah kepemilikan mobile meningkat pada semua kelompok umur. Usia anak

sekolah dasar umumnya berada dalam rentang 7-12 tahun. Berdasarkan survei

yang dilakukan oleh Nielsen terlihat bahwa kepemilikan mobile pada kelompok

umur anak SD (10-14 tahun) meningkat dari tahun ke tahun, dan peningkatan

yang signifikan terjadi pada tahun 2009.

Pada penelitian ini akan dikembangkan sistem rekomendasi menu sarapan

seimbang Breakfast-Nutrition berbasis mobile. Pengguna dari sistem ini

merupakan siswa SD. Sistem yang dikembangkan dalam merekomendasikan

menu sarapan mempertimbangkan kandungan gizi seimbang dan preferensi

pengguna.

Perumusan Masalah

Konsumsi asupan gizi seimbang saat sarapan harus sudah dibiasakan sejak

kecil. Asupan gizi seimbang dapat menunjang pertumbuhan dan mengoptimalkan

aktivitas sehari-hari pada anak. Adapun masalah yang diangkat pada penelitian ini

ialah pengetahuan siswa SD yang rendah mengenai sarapan, kebiasaan sarapan

seimbang siswa yang masih kurang, perlunya suatu meal planning system

(rekomendasi menu harian) yang memperhitungkan preferensi pengguna. Oleh

karena itu dikembangkan mobile Breakfast-Nutrition yang dapat memberikan

rekomendasi menu sarapan sesuai anjuran gizi seimbang dan preferensi pengguna.

Aplikasi ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran siswa akan status gizi, pola

aktivitasnya, serta manfaat sarapan seimbang pada siswa.

Gambar 1 Grafik penetrasi pengguna mobile di Indonesia

berdasarkan umur dari tahun 2005-2010 (Nielsen 2011)

4

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini ialah mengambangkan sistem mobile Breakfast-

Nutrition (m B-Nutrition) sebagai media rekomendasi menu sarapan seimbang

untuk siswa SD. Sistem m B-Nutrition memberikan pengetahuan dasar tentang

sarapan kepada pengguna. Selain itu sistem dapat menghitung status gizi dan pola

aktivitas dari pengguna. Dalam memberikan rekomendasi dioptimasi kebutuhan

gizi pengguna berdasarkan pola aktivitas dan status gizinya, serta preferensi

pengguna terhadap makanan. Metode optimasi yang digunakan ialah algoritme

genetika.

Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan sistem yang dapat

memberikan rekomendasi menu sarapan berdasarkan gizi seimbang dan

meningkatkan pengetahuan sarapan pada siswa SD sehingga dapat mengubah

sikap dan praktik konsumsi sarapan pada siswa SD. Perubahan pada sikap dan

praktik konsumsi pada siswa SD dapat meningkatkan status gizi bangsa.

Peningkatan status gizi ini akan berpengaruh pada peningkatan kualitas SDM

bangsa Indonesia.

Ruang Lingkup Penelitian

Pengembangan m B-Nutrition ditujukan untuk pengguna yang merupakan

siswa SD. Terdapat dua pendekatan dalam perhitungan kebutuhan energi harian

dalam aplikasi ini, yaitu, 1) disesuaikan dengan aktivitas fisik dan status gizi

pengguna, dan 2) disesuaikan dengan tabel angka kecukupan gizi (AKG).

Kebutuhan zat gizi yang dioptimalkan sesuai kebutuhan pengguna pada penelitian

ini adalah energi, karbohidrat, protein, dan lemak. Dalam merekomendasikan

menu sarapan selain memperhitungkan kebutuhan zat gizi pengguna, juga

memperhitungkan faktor preferensi pengguna terhadap makanan.

Metode yang digunakan dalam mengoptimasi kebutuhan zat gizi dan

preferensi makanan ialah algoritme genetika. Jenis Menu yang terdapat dalam

sistem hanya terdiri dari kelompok makanan. Kelompok minuman tidak terdapat

dalam jenis menu di sistem. Sistem m B-Nutrition dikembangkan pada platform

ponsel Android 2.3 (Gingerbread).

TINJAUAN PUSTAKA

Meal Planning System

Penelitian mengenai sistem rekomendasi menu atau yang dikenal sebagai

meal planning system telah banyak dilakukan dengan menyesuaikan kepada

kebutuhan kalori seseorang. Pemberian rekomendasi menu makanan lengkap

sudah dilakukan oleh berbagai penelitian dengan berbagai metode diantaranya

5

linear programming, fuzzy, pulih acak, algoritma genetika, dan lain-lain. Dari

sistem yang sudah ada pengguna diharapkan dapat menggunakan sistem

rekomendasi menu lengkap tersebut dalam kebiasaan sehari-hari. Aberg (2009)

melakukan penelitian mengenai evaluasi meal planning system dari sisi

kemudahan penggunaan dan kebergunaan. Kedua sisi ini merupakan faktor

penting dalam user acceptance (penerimaan dari pengguna). Penerimaan

pengguna pada sistem rekomendasi menu harian ini diharapkan dapat mengubah

kebiasaan makan pengguna sehingga pengguna terbiasa mengonsumsi makanan

sehat sesuai kebutuhan energi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membantu

pengguna mengubah kebiasaan konsumsinya dengan dukungan dari meal

planning system sehingga dapat digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.

Dari sistem rekomendasi menu yang ada biasanya tidak memperhatikan

faktor-faktor preferensi pengguna terhadap suatu makanan seperti rasa, harga,

kesulitan penyiapan, ketersediaan bahan makanan, kandungan nutrisi. Hal ini

dapat menyebabkan pengguna kesulitan dalam mengubah kebiasaan makannya

sesuai yang direkomendasikan oleh sistem. Sistem yang dikembangkan pada

penelitian Aberg (2009) didesain khusus untuk orang dewasa. Beberapa

keunggulan dari sistem yang dikembangkan adalah

Level preferensi bahan makanan dapat di atur oleh pengguna,sehingga

pengguna bisa mempertimbangkan harga, ketersediaan bahan, alergi terhadap

suatu makanan, dan lain-lain. Pengguna dapat memberikan rating terhadap hasil

rekomendasi menu dari sistem. Pada iterasi berikutnya sistem juga memberikan

rekomendasi berdasarkan rating makanan yang diberikan pengguna.

Sistem diuji dari sisi kemudahan penggunaan (ease of use) dan

kebermanfaatan (perceived of usefulness) kepada 10 orang dewasa. Hasil

pengujian menunjukkan bahwa sistem sulit digunakan untuk pengguna yang

orang tua, dan sistem mudah digunakan pada pengguna yang memiliki

pengalaman dalam mengakses komputer. sistem sementara hasil pengujian dari

kebermanfaatan sistem, mayoritas pengguna mau menggunakan sistem ini untuk

di rumah.

Penelitian Silva (2011) mengembangkan sistem m-health untuk memonitor

aktivitas fisik, sharing pengalaman pengguna terkait kesehatan, dan meal

planning. Aplikasi m-health ini bernama SapoFitness yang berbasis android. Dari

sisi interface sistem mudah digunakan karena didesain dengan kemudahan

menggenggam pengguna. Kelebihan dari sistem adalah sistem yang sederhana dan

user-interface yang yang disesuaikan dengan interaksi pengguna juga kemudahan

menggenggam sistem (handphone). Sistem menghitung kebutuhan energi

pengguna dari berat badan, tinggi badan, usia, dan jenis kelamin. Sistem dapat

mencatat konsumsi harian sesuai dengan masukan pengguna sehingga sistem

dapat mengevaluasi banyaknya asupan gizi pengguna. Selain itu, sistem

memberikan berat badan ideal dan mengevaluasi aktivitas pengguna dengan

memberikan rekomendasi aktivitas fisik. Kekurangan dari sistem ini adalah

rekomendasi menu makanan bagi pengguna belum menggunakan otomatisasi oleh

sistem namun, baru berupa kalkulator sederhana, makanan dipilih sendiri oleh

pengguna yang dan sistem akan menghitung gizi yang kurangnya.

Pada modul meal planning system SapoFitness belum sistem rekomendasi

menu masih berdasarkan pemilihan makanan sendiri oleh pengguna, sistem belum

memberikan perencanaan menu secara otomatis. Sudah banyak m-health yang

6

memberikan rekomendasi menu lengkap harian namun masih sedikit yang

memperhatikan komponen gizi dan preferensi pengguna terhadap suatu makanan.

Pada penelitian Kashima et al.(2009) dibuat sebuah sistem yang membuat menu

planning system yang dilihat dari sisi kebutuhan nutrisi pengguna dan preferensi

pengguna terhadap makanan yang diberi skor 10-100. Masalah rekomendasi menu

ini dirumuskan ke dalam masalah 0-1 knapsack, yaitu makanan yang dipilih akan

diberi nilai 1 dan yang tidak terpilih akan diberi nilai 0. Masalah 0-1 knapsack

tersebut diselesaikan dengan metode algoritme genetika.

Menurut Kashima et al. (2009) terdapat beberapa metode matematika untuk

menyelesaikan masalah 0-1 knapsack namun metode tersebut memberikan satu

jawaban pasti. Hal ini tentu bertolak belakang dengan konsep menu harian, karena

jika seseorang diberikan menu makanan yang sama secara terus menerus maka

akan merasa bosan. Metode algoritma genetika bekerja secara heuristik dengan

mencoba berbagai kemungkinan jawaban. Metode optimasi algoritme genetika

akan diterapkan pada penelitian ini dengan sistem berbasis mobile. Sehingga m B-

Nutrition dapat memberikan rekomendasi menu sarapan seimbang yang

berdasarkan kepada preferensi pengguna terhadap suatu makanan tertentu juga

kandungan gizi yang disesuaikan dengan kebutuhan pengguna.

Algoritme Genetika

Algoritme genetika merupakan teknik optimasi yang mengambil perilaku

evolusi pada alam. Teknik ini pertama kali diperkenalkan oleh John Holland

(1975) sebagai teknik baru yang berfungsi memecahkan masalah-masalah rumit

dan kompleks. Menurut Goldberg (1989) algoritme genetika adalah bentuk

algoritma pencarian solusi optimal terbaik berdasarkan kepada mekanisme seleksi

alam dan sifat-sifat genetika alamiah. Goldberg pertama kali berhasil menerapkan

algoritme genetika untuk perancangan pipa gas alam. Individu-individu yang

merupakan calon solusi optimal disebut dengan istilah kromosom. Kromosom

direpresentasikan dalam bentuk string. String tersebut dapat berupa string biner,

non-biner ataupun representasi matriks.

Algoritme genetika bekerja dengan mengukur seberapa baik sebuah

kromosom dapat menyelesaikan suatu masalah. Pengukuran dilakukan dengan

menggunakan fungsi fitness. Setiap kromosom di evaluasi merupakan indvidu

terbaik atau tidak dari fungsi fitness. Fungsi fitness merupakan fungsi yang

mengukur derajat optimalitas suatu kromosom. Nilai dari fitness function ini

menandakan seberapa baik kromosom sehingga layak terseleksi sebagai solusi

optimal. Semakin besar niai fitness, semakin besar kemungkinan kromosom

tersebut terpilih sebagai induk bagi kromosom pada generasi berikutnya. Secara

garis besar kerja dari algoritma genetika terbagi menjadi tahapan sebagai berikut.

1. Membangkitkan populasi awal secara acak.

2. Menghitung nilai fitness dari setiap kromosom dalam populasi.

3. Seleksi kromosom untuk dijadikan induk. Kromosom-kromosom yang

memiliki nilai fitness yang baik akan memiliki peluang yang lebih besar untuk

terpilih menjadi induk, sedangkan kromosom yang buruk akan tergantikan

oleh generasi yang baru. Salah satu teknik seleksi yang diperkenalkan oleh

Goldberg (1989) adalah teknik seleksi cakram rolet.

7

4. Pembentukan kromosom anak (offspring). Setelah terpilih kromosom yang

akan dijadikan sebagai kromosom induk, lalu digunakanlah dua teknik untuk

membentuk kromosom baru. Teknik tersebut yaitu:

a. Pindah silang (crossover) teknik ini bekerja pada sepasang kromosom

induk dengan saling menukarkan beberapa gen sehingga dihasilkan

kromosom baru.

b. Mutasi merupakan teknik ini bekerja pada satu kromosom berperan

mengubah struktur kromosom secara spontan yang memungkinkan

munculnnya mutan. Mutan adalah kromosom baru yang berbeda dengan

kromosom pada generasi sebelumnya.

5. Gunakan populasi yang baru untuk membentuk generasi berikutnya dengan

melakukan proses nomor 2 s.d 4. Hal ini dilakukan hingga kriteria

pemberhentian terpenuhi. Menurut Gunawan (2003) ada tiga kriteria

pemberhentian yang dapat dipilih salah satu, kriteria tersebut diantaranya

- menentukan jumlah generasi maksimum,

- menentukan selisih nilai fitness rata-rata tertentu antara suatu generasi

dengan generasi sebelumnya,

- menentukan batas tingkat keragaman (homogenitas) struktur kromosom.

Kebutuhan Gizi

Status Gizi

Status gizi adalah keadaan kesehatan tubuh seseorang atau sekelompok

orang yang diakibatkan oleh konsumsi, penyerapan (absorbsi), dan penggunaan

zat gizi makanan. Pengukuran status gizi dilakukan untuk mengetahui keadaan

kesehatan seseorang baik atau tidak. Menurut Almatsier (2003) status gizi optimal

terjadi bila tubuh digunakan secara efisien sehingga memungkinkan pertumbuhan

fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja, dan kesehatan secara umum.

Pada anak-anak penilaian status gizi dapat menggunakan perangkat lunak

anthro plus 2007. Anthro plus 2007 dikeluarkan oleh WHO. Perhitungan yang

digunakan adalah body mass index untuk usia 5-19 tahun yang berbentuk kurva

z-score. Kurva z-score ini terpisah antara anak laki-laki dan perempuan. Lampiran

1 dan Lampiran 3 merupakan kurva z-score untuk menentukan status gizi anak

laki-laki dan perempuan. Cara menggunakan kurva ini ialah dengan mencocokkan

umur pengguna pada sumbu-x dari kurva setelah itu dilihat body mass index dari

pengguna yang terdapat pada sumbu-y, kemudian status gizi ditentukan dari

wilayah titik temu antara sumbu-x dan sumbu-y.

Berikut kategori status gizi IMT/U berdasarkan referensi WHO (2007) : 1)

Sangat kurus (≤ -3 SD), 2) Kurus (-2 SD ≤ z-score < -3 SD), 3) Normal (-2 SD <

z-score < +1 SD), 4) Gemuk (+1 SD ≤ z-score < +2 SD), dan 5) Gemuk sekali (+2

SD ≤ z-score).

Kebutuhan Energi

Energi dibutuhkan untuk melakukan kegiatan sehari-hari yang diperoleh

dari hasil metabolisme makanan yang dikonsumsi. Kebutuhan energi seseorang

menurut FAO/WHO (1985) adalah jumlah energi yang dikeluarkan seseorang

8

dengan ukuran dan kombinasi tubuh yang disesuaikan dengan pola aktivitas yang

sesuai dengan kesehatan jangka panjang.

Dalam mengetahui energi harian dapat menggunakan beberapa pendekatan

diantaranya pendekatan tabel angka kecukupan gizi (AKG) dan pendekatan angka

metabolisme basal (AMB). Kedua metode ini memiliki perbedaan dalam

perhitungannya. Pendekatan tabel AKG dapat dilihat dengan mecocokkan usianya

saja sedangkan dengan pendekatan angka metabolisme basal (AMB) harus diukur

terlebih dahulu pola aktivitas fisiknya. Tabel 1 adalah potongan tabel AKG untuk

anak usia sekolah dasar. Tabel AKG langsung menyajikan kebutuhan energi

beserta setiap kandungan gizi. Dengan pendekatan angka metabolisme basal perlu

dihitung nilai AMB dan tingkat aktivitas fisiknya terlebih dahulu. Rumus yang

digunakan untuk mendapatkan nilai AMB pada penelitian ini menggunakan

persamaan Harris Benedict yaitu pada Persamaan 1 untuk laki-laki dan Persamaan

2 untuk perempuan.

- (1)

- (2)

Ket :

BB = Berat Badan (kg)

TB = Tingggi Badan (cm)

U = Umur (tahun)

Aktivitas fisik merupakan serangkaian kegiatan harian yang memerlukan

energi seperti berlari, berolahraga, belajar, dan lain-lain. Kebutuhan energi harian

sangat berhubungan dengan aktivitas fisik harian seseorang. Aktivitas fisik

diperlukan untuk membakar energi di dalam tubuh. Aktivitas fisik anak usia

sekolah dasar memiliki hubungan yang erat dengan pola pertumbuhannya.

Menurut FAO/WHO/UNU (1985) aktivitas fisik dibagi ke dalam golongan

tidur, sekolah, kegiatan ringan (duduk, berdiri, bermain ringan), kegiatan sedang

(berjalan, menyapu, mengepel), dan kegiatan berat. Aktivitas fisik merupakan

variabel utama setelah angka metabolisme basal (AMB) atau basal metabolic rate

(BMR) dalam perhitungan pengeluaran energi.

Aktivitas fisik memerlukan energi di luar kebutuhan untuk metabolisme

basal. Pengertian aktivitas fisik adalah gerakan yang dilakukan oleh otot tubuh

Tabel 2 Potongan tabel AKG untuk anak usia sekolah

dasar (WKNPG 2004)

Jenis Kelamin Energi (kkal)

7-9 tahun

Laki-laki 1800

Perempuan 1800

10-12 tahun

Laki-laki 2050

Perempuan 2050

13-15 tahun

Laki-laki 2400

Perempuan 2350

9

dan sistem penunjangnya. Kebutuhan energi aktivitas fisik dipengaruhi oleh

banyaknya otot yang bergerak, waktu dan beban pekerjaan yang dilakukan. Untuk

setiap jenis pekerjaan memiliki nilai physical activity ratio (PAR). Setiap jenis

pekerjaan dengan nilai PAR-nya terdapat pada Lampiran 3. Besarnya aktivitas

fisik yang dilakukan seseorang selama 24 jam dinyatakan dalam physical activity

level (PAL). PAL merupakan rataan hasil perkalian setiap lamanya jenis pekerjaan

yang dilakukan dengan nilai PAR aktivitas tersebut selama 24 jam. Besaran PAL

ditentukan berdasarkan rumus pada persamaan 3.

(3)

Tingkat aktivitas fisik dikategorikan sebagai berikut : 1) Sangat ringan

(PAL< 1.40), 2) Ringan (1.40 ≤ PAL ≤ 1.69), 3) sedang (1.70 ≤ PAL ≤ 1.99), dan

4) Berat (PAL 2.00). Setelah didapatkan nilai AMB dari Persamaan 2 dan nilai

PAL dari Persamaan 3 maka kebutuhan energi harian didapatkan melalui

Persamaan 4.

energi (kkal) = PAL x AMB (4)

Pemenuhan kebutuhan energi dapat diperoleh dengan mengonsumsi

makanan sumber karbohidrat, protein, dan lemak (Depkes 2001). Karbohidrat,

protein, dan lemak merupakan sumber makronutrien penunjang kebutuhan energi.

Untuk setiap zat gizi tersebut terdapat anjuran banyaknya konsumsi per harinya.

1 Kebutuhan karbohidrat. Karbohidrat dalam makanan menyumbang energi

terbesar bagi tubuh, karena karbohidrat mengandung glukosa yang akan

menghasilkan energi. Sebagian besar karbohidrat berasal dari tumbuh-

tumbuhan (nabati) seperti padi-padian, umbi-umbian, dan kacang-kacangan.

Banyaknya konsumsi karbohidrat yang dianjurkan sebanyak 60% s.d 75% dari

total kebutuhan energi harian (Almatsier 2003). Berdasarkan acuan tersebut

penentuan kebutuhan karbohidrat yang digunakan pada sistem yaitu sebesar

70%.

2 Kebutuhan protein. Protein berfungsi sebagai zat pembangun. Almatsier (2003)

menyatakan bahwa protein memiliki peran yang sangat penting bagi tubuh,

yaitu sumber energi, pertumbuhan dan pemeliharaan, pembentukan ikatan-

ikatan esensial tubuh, mengatur keseimbangan air, memelihara netralitas tubuh,

membentuk antibodi, dan mengangkut zat-zat gizi. Kebutuhan protein normal

adalah 10% s.d 15% dari kebutuhan energi total (Almatsier 2003). Berdasarkan

acuan tersebut penentuan kebutuhan protein yang digunakan pada sistem yaitu

sebesar 12%.

3 Kebutuhan lemak. Lemak merupakan cadangan energi bagi tubuh. Lemak

berfungsi melarutkan beberapa jenis vitamin dan sebagai cadangan energi

ketika tubuh tidak mendapat asupan energi yang cukup. Anjuran banyaknya

konsumsi makanan yang mengandung lemak sekitar 10% s.d. 25% dari total

kebutuhan energi harian (Almatsier 2003). Berdasarkan acuan tersebut

penentuan kebutuhan karbohidrat yang digunakan pada sistem yaitu sebesar

15%.

10

METODE

Penelitian ini menggunakan metode system development life cycle (SDLC)

dengan model waterfall. Model waterfall merupakan pendekatan SDLC yang

terdiri dari empat tahapan. Empat tahapan tersebut ialah project planning, analysis,

design, dan implementation. Tahapan tersebut dilakukan secara sekuensial seperti

pada Gambar 2.

Project Planning

Pada tahapan ini bertujuan mengidentifikasi cakupan dari sistem yang akan

dikembangkan. Tahapan yang dilakukan dengan menginvestigasi permasalahan

yang melatarbelakangi perlunya pengembangan sistem. Investigasi ini dilakukan

dengan mengidentifikasi existing system yang disesuaikan dengan cakupan

penelitian.

Analysis (Analisis)

Tahapan analisis terdiri dari tiga tahap yaitu analisis use case, analisis data,

dan analisis kebutuhan sistem.

a. Analisis use case. Pada tahapan ini dibangun use case diagram. Use case

diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah sistem.

b. Analisis data.Analisis data dilakukan dengan melihat kebutuhan sistem, data

apa saja yang dibutuhkan dan terlibat dalam sistem. Data yang dikumpulkan

pada tahap awal penelitian dianalisis dan disesuaikan dengan lingkungan

pengembangan sistem.

Analisis kebutuhan sistem. Tahapan ini dilakukan untuk menghasilkan sistem

yang tepat guna sesuai dengan lingkungan dari pengguna itu sendiri. Tahapan

ini terdiri dari analisis kebutuhan fungsional, analisis kebutuhan non-

Gambar 2 Metode system development life cycle dengan model waterfall

(Satzinger et al. 2009)

11

fungsional, dan analisis batasan sistem.

Design (Perancangan)

Tahapan perancangan meliputi perancangan antar muka sistem, perancangan

alur kerja sistem, dan perancangan metode optimasi. Perancangan metode

optimasi ini dilakukan secara khusus untuk mengakomodir cara kerja algoritme

genetika dalam memberikan rekomendasi sarapan.

Implementation (Implementasi)

Tahapan ini merupakan tahapan pembangunan sistem kedalam kode bahasa

pemrograman. Hasil dari tahapan sebelumnya akan menjadi panduan serta bahan

untuk mengembangkan sistem. Lingkungan pengembangan sistem berada pada

Android versi 2.3 (Gingerbread). Perangkat lunak yang digunakan adalah Eclipse,

Android SDK (Software Development Kit), dan SQLite 2.0. Eclipse digunakan

sebagai Integrated Development Environment untuk mengembangkan perangkat

lunak. Android SDK merupakan tools API (Application Programming Interface)

yang diperlukan untuk memulai pengembangan aplikasi pada platform android.

SQLite 2.0 yang berfungsi sebagai DBMS (Database Management System).

Pada tahap implementation juga mencakup proses pengujian (testing).

Pengujian dilakukan untuk menemukan error pada sistem. Metode pengujian

yang dilakukan pada penelitian ini adalah pengujian secara black-box testing.

Selain dilakukan pengujian secara black-box, input-output sistem juga divalidasi

kepada pakar gizi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Project Planning

Pada tahap ini diidentifikasi beberapa existing system dengan melakukan

studi pustaka dari beberapa sumber. Studi pustaka dilakukan pada karya ilmiah

yang relevan terhadap penelitian. Existing system yang menjadi rujukan utama

pada penelitian ini ialah hasil karya dari Aberg (2009), Kashima et al. (2011),

Silva et al. (2011).

Pada penelitian Aberg (2009) fokus utama yang dijadikan rujukan ialah

perlunya meal planning system yang beradaptasi dengan kebiasaan pengguna.

Adaptasi dengan pengguna tersebut dapat dilihat dari ketersedian bahan untuk

mengolah menu, kesukaan pengguna terhadap rasa makanan, harga makanan,

tingkat kesulitan menyiapkan makanan, alergi pengguna terhadap makanan,

kandungan gizi dari makanan, lama waktu menyiapkan makanan, dan lain-lain.

Sistem yang dikembangkan oleh Aberg (2009) beradaptasi dengan

pengguna dengan adanya fungsi untuk memasukkan alergi dari pengguna pada

bahan-bahan makanan tertentu dan fungsi untuk memberikan rating rasa makanan

yang direkomendasikan. Kedua fungsi ini berperan dalam mengevaluasi

rekomendasi dari sistem sehingga sistem memberikan rekomendasi yang sesuai

12

dengan kesukaan pengguna. Metode optimasi yang digunakan ialah branch and

bound algorithm.

Kashima et al. (2011) mengembangkan meal planning system berbasis web

dengan 150 menu makanan. Pada penelitian ini juga terdapat fungsi untuk

beradaptasi dengan pengguna yaitu user preference. Fungsi user prefernce ini

dilakukan oleh pengguna dengan memberikan skor dengan range 10-100 dengan

interval skor 10. Nilai default pada setiap makanan ialah 50 yang berarti berada

diantara suka dan tidak suka terhadap makanan tersebut. Metode optimasi yang

digunakan ialah Multidimensional 0-1 knapsack with genetic algorithm. Metode

ini mengoptimasi antara kebutuhan zat gizi pengguna juga preferensi dari

pengguna. Pada penelitian ini dapat dibuktikan bahwa makanan dengan skor

preferensi yang tinggi selalu kemunculannya lebih sering dibanding dengan yang

makanan dengan skor kecil.

Pengembangan aplikasi meal planning system berbasis mobile telah

dilakukan oleh Silva et al. (2011). Aplikasi tersebut bernama SapoFitness.

Aplikasi tersebut memiliki banyak fungsi mulai dari perencanaan kegiatan

aktivitas yang harus dilakukan, rekomendasi berat badan ideal, hingga pengingat

jumlah kalori yang harus dipenuhi. Pada aplikasi ini rekomendasi menu belum

menggunakan metode optimasi, user harus memilih sendiri makanan dari

database pada sistem yang akan dikonsumsi dalam satu hari. Aplikasi ini

memotivasi pengguna untuk memiliki berat badan ideal, meningkatkan aktivittas

fisik, dan mengonsumsi makanan sesuai kebutuhan gizi.

Tabel 3 Hasil studi pustaka dan rencana penelitian

Alberg

(2009)

Kashima et al.

(2011)

Silva et al.

(2011)

Rencana

penelitian

Platform

sistem

Desktop Web based Android Android

Adaptasi

dengan

pengguna

Rasa

makanan,

alergi bahan

makanan

Preferensi - Preferensi

Data

makanan

Makanan dari

swedia

Makanan dari

jepang

Makanan dari

australia

Makanan

dari

Indonesia

Pengguna Kategori usia

dewasa

Semua kategori

usia

Semua kategori

usia

Usia SD

Optimasi Branch and

bound

algorithm

Multidimensional

0-1 knapsack

with genetic

algorithm

- Algoritme

Genetika

Aktivitas

fisik

- - Ada, berupa

rekomendasi

olahraga untuk

mencapai berat

badan ideal

Perhitungan

tingkat

aktivitas &

kebutuhan

energi

13

Pada penelitian Silva et al. (2011) menjadi keunggulan sendiri dengan

adanya rekomendasi aktivitas fisik. Kebutuhan energi harian tidak bisa terlepas

dengan aktivitas fisik yang dalam sehari. Penggunaan device berupa smartphone

juga memudahkan pengguna dalam mengakses aplikasi meal planning system

yang dikembangkan. Jenis makanan yang dikembangkan oleh ketiga sumber

pustaka tersebut sesuai dengan negara masing-masing. Tabel 3 merupakan hasil

rangkuman studi pustaka dan rencana penelitian sistem yang akan dikembangkan.

Analysis (Analisis)

Analisis Use Case

Aktor yang terlibat dalam use case hanya pengguna yang merupakan siswa

SD. Use case m B-Nutrition dapat dilihat pada Gambar 3. Dengan m B-Nutrition

pengguna dapat menghitung status gizi, menghitung tingkat aktivitas, mendapat

rekomendasi sarapan, memberikan rating hasil menu, dan membuka materi

pembelajaran sarapan. Dalam memberikan rekomendasi sarapan diperlukan teknik

optimasi sehingga rekomendasi menu yang keluar sesuai dengan kebutuhan gizi

dan preferensi pengguna.

Analisis Data

Data-data yang dibutuhkan sistem diantaranya, data tabel z-score untuk

menentukan status gizi pengguna, data aktivitas beserta nilai physical activity

rate-nya, dan data golongan makanan. Data tabel z-score dan data aktivitas

didapatkan dari sesuai referensi WHO. Data golongan makanan didapatkan dari

penelitian Rizkita (2011) yang berisi data makanan dan jajanan bersumber dari

daftar komposisi bahan dan makanan (DKBM).

Pengguna

Menghitung status

gizi

Menghitung tingkat

aktivitas

Mendapat

Rekomendasi Sarapan

Mengubah rating

menu

Membuka materi

pembelajaran sarapan

Mobile Breakfast-Nutrition

Gambar 3 Diagram use case m B-Nutrition

14

Kurva z-score direpresentasikan kedalam bentuk tabel z-score, hal ini

dilakukan untuk memudahkan pemrograman penentuan status gizi. Data tabel

z-score pada Lampiran 4 merupakan representasi kurva z-score untuk anak laki-

laki dari Lampiran 1. Hal yang sama terdapat pada kurva z-score perempuan. Data

tabel z-score pada Lampiran 5 merupakan representasi kurva z-score untuk anak

laki-laki dari Lampiran 2. Konversi kurva z-score menjadi tabel z-score ini sesuai

referensi WHO (2007).

Pada penelitian Rizkita (2011) terdapat golongan makanan dan minuman,

namun pada penelitian ini hanya berfokus kepada golongan makanan yang terdiri

dari makanan berat, lauk-pauk, sayur, buah, dan snack. Kemudian reduksi data

dilakukan sesuai kebutuhan penelitian, sehingga data direduksi menjadi 151 data

makanan (Lampiran 6).

Analisis Kebutuhan Sistem

Tahap analisis kebutuhan sistem meliputi analisis kebutuhan fungsional

sistem, analisis batasan sistem dan analisis kebutuhan non-fungsional sistem.

a Analisis kebutuhan fungsional

Aplikasi m B-Nutrition bertujuan memberikan pembelajaran sarapan kepada

pengguna yang merupakan siswa SD. Aplikasi ini terdiri atas 4 fungsi utama yang

terdapat pada Tabel 4. Pengguna tidak dapat melakukan perubahan isi dalam

database selain untuk mengubah preferensi pengguna terhadap makanan.

Tabel 4 Kebutuhan fungsional sistem m B-Nutrition

Kode

fungsional

Fungsional Sistem

MBN-001 Menghitung status gizi

MBN-002 Menghitung tingkat aktivitas

MBN-003 Mendapat rekomendasi menu sarapan

MBN-004 Mengubah rating menu

MBN-005 Membuka materi pembelajaran sarapan

b Analisis batasan sistem

Batasan yang terdapat pada sistem diantaranya,

sistem hanya dikhususkan untuk siswa SD, sehingga perhitungan status

gizi yang digunakan ialah perhitungan IMT/U (indeks massa tubuh untuk

kelompok umur) dari referensi WHO (2007),

pengembangan sistem pada Android 2.3,

optimasi kebutuhan energi pada rekomendasi menu sarapan melibatkan

zat gizi berupa karbohidrat, lemak dan protein,

menu sarapan yang direkomendasikan berdasarkan gizi seimbang. Pada

pedoman umum gizi seimbang (PUGS) disebutkan bahwa gizi seimbang

terdiri dari 3 fungsi utama yaitu sumber energi (karbohidrat), sumber

protein, dan sumber zat pengatur (buah dan sayur) (Almatsier 2003).

15

c Analisis kebutuhan non-fungsional sistem

Pada tahap ini dianalisis perangkat keras yang diperlukan untuk mendukung

aplikasi yang akan dibangun. Perangkat keras ini menunjang pengujian sistem.

Perangkat keras tersebut ialah 1 buah smartphone android dengan spesifikasi

sebagai berikut :

1 Operating System : Android 2.3 (Gingerbread)

2 Memori internal : 512 Mb

3 CPU : Qualcomm Snapdragon S1, Prosessor 1 GHz, GPU

200

4 Layar : 320 x 480 pixels, 3.65 inches (~158 ppi pixel

density)

Design (Perancangan)

Perancangan antarmuka

Pada tahap ini dibuat bentuk dasar antarmuka sistem. Sistem yang akan

dibangun memiliki konten sesuai dengan hasil analisis kebutuhan sistem. Sistem

terdiri dari 5 konten yaitu :

1 Menu profil gizi (kode fungsional sistem MBN-001).

2 Menu tingkat aktivitas (kode fungsional sistem MBN-002).

3 Menu rekomendasi sarapan (kode fungsional sistem MBN-003).

4 Menu ubah rating makanan (kode fungsional sistem MBN-004).

5 Menu materi sarapan (kode fungsional sistem MBN-005).

Pada Gambar 4 dan Gambar 5 merupakan perancangan antarmuka untuk

konten menu profil gizi. Pengguna memasukkan input pada Gambar 4 dan hasil

dari perhitungan status gizi ditampilkan pada Gambar 5. Gambar 6, Gambar 7 dan

Gambar 8 merupakan perancangan antarmuka untuk konten menu tingkat

aktivitas. Tampilan Gambar 6 merupakan tampilan ketika pengguna diminta

Gambar 4 Perancangan antarmuka input profil gizi

16

memilih aktivitas yang dilakukan dalam satu hari, kemudian pada Gambar 7

pengguna diminta memasukkan jumlah jam dari setiap aktivitasnya. Gambar 8

merupakan hasil perhitungan tingkat aktivitas pengguna.

Pada Gambar 9 dan Gambar 10 merupakan perancangan antarmuka untuk

konten menu rekomendasi sarapan. Hasil pengolahan input di Gambar 4 dan

Gambar 7 akan menentukan jumlah energi harian yang dibutuhkan. Rekomendasi

sarapan diperoleh dari hasil optimasi dengan algoritme genetika. Tampilan pada

Gambar 5 Perancangan antarmuka hasil pengolahan

profil gizi

Gambar 6 Perancangan antarmuka pola aktivitas

untuk memilih aktivitas yang dilakukan

17

Gambar 9 merupakan hasil rekomendasi yang ditampilkan kepada pengguna.

Gambar 10 merupakan informasi detail dari setiap makanan. Perancangan

antarmuka pada Gambar 10 merupakan konten untuk menu ubah rating makanan.

Gambar 7 Perancangan antarmuka pola aktivitas untuk

memasukkan lama aktivitas yang dilakukan

Gambar 8 Perancangan antarmuka hasil pengolahan

tingkat aktivitas

18

Gambar 9 Perancangan antarmuka menu

rekomendasi sarapan

Gambar 10 Perancangan antamuka detail

menu makanan

19

Perancangan alur kerja sistem

Alur kerja sistem m B-Nutrition dapat dilihat pada Gambar 11. Sistem

pertama kali akan menerima input berupa pilihan fitur sistem dari pengguna.

Sistem memiliki dua fitur utama yaitu membuka materi pembelajaran sarapan dan

mengisi profil gizi dari pengguna. Pada fitur pengisian profil gizi, pengguna akan

menemukan fitur lain yaitu menghitung status gizi (MBN-001), menghitung

tingkat aktivitas (MBN-002), mendapat rekomendasi sarapan (MBN-003), dan

mengubah rating menu hasil rekomendasi (kode fungsional sistem : MBN-004).

Pada fitur membuka materi pembelajaran sarapan hanya terdapat satu fungsional

dari sistem yaitu fungsi dengan kode fungsional sistem MBN-005.

Perancangan metode optimasi

Alur kerja dari algoritme genetika terdapat pada Gambar 12. Tahapan

tersebut terdiri atas (1) pembangkitan populasi awal, (2) seleksi, (3) perhitungan

nilai fitness, (4) cross over (pindah silang), (5) mutasi, (6) elitisme. Langkah 2

hingga 6 diulangi hingga tercapai generasi maksimum yag telah ditetapkan sistem.

Konsep utama dari algoritme genetika sendiri ialah mencari solusi optimum

Menghitung status

gizi

Pilih menu

profil gizi ?

Start

Berat badan, tinggi

badan, tanggal lahir

dan jenis kelamin

Masukkan nilai

aktivitas?

Hitung tingkat

aktivitas

Menginginkan

rekomendasi

sarapan

Membuka

materi

pembelajaran

sarapan

Jenis aktivitas

dan lama

aktivitas

End

tidak

tidak

tidak

ya

ya

yaMengubah rating

menu

Menu sarapan

seimbang

Gambar 11 Perancangan alur kerja sistem

Start

End

Pembangkitan

populasi awalSeleksi

Elitisme

Perhitungan nilai

fitness

Generasi

maksimum

Cross over

Mutasi

Gambar 12 Perancangan metode optimasi dengan algoritme genetika

20

yang dievaluasi melalui fungsi fitness. Calon-calon solusi disebut dengan

kromosom. Kromosom terdiri atas beberapa gen. Panjang gen dalam suatu

kromosom tergantung kebutuhan. Pada penelitian ini, gen merepresentasikan

indeks nomor setiap menu yang terbagi kedalam 5 kelompok pangan dari jenis

makanan seperti yang tertera di Tabel 5.

Jumlah gen dalam satu kromosom yaitu terdapat 14. Gambar 13

merepresentasikan barisan gen dari satu kromosom. Gen pada lokus ke 1 sampai 4

merupakan menu sarapan, gen pada lokus ke 5 dan 6 merupakan snack siang dan

sore, gen pada lokus ke 7 sampai ke 10 merupakan menu makan siang, gen pada

lokus ke 11 sampai ke 14 merupakan menu makan malam. Untuk menu sarapan,

makan siang dan makan malam terdiri dari 4 lokus yang berisi makanan dengan

jenis karbohidrat, lauk-pauk, sayuran dan buah-buahan.

1. Pembangkitan populasi awal. Pembangkitan populasi awal dilakukan secara

acak. Populasi merupakan kumpulan kromosom dalam jumlah tertentu.

Pemilihan secara acak ini memungkinkan tidak semua menu akan muncul

dalam suatu populasi. Pada penelitian ini digunakan 20 kromosom sebagai

populasi awal.

2. Seleksi individu. Seleksi individu digunakan untuk memilih individu yang

dipertahankan pada generasi berikutnya. Teknik seleksi indvidu yang

terpilih adalah metode roulette wheel. Teknik seleksi ini diilustrasikan

sebagai teknik pemutaran cakram rolet. Setiap kromosom dalam populasi

menempati suatu slot yang besarnya merupakan rasio antara nilai fitness

suatu kromosom dengan total nilai fitness dalam populasi. Untuk

menghasilkan satu populasi, rolet tersebut diputar sebanyak ukuran populasi

yang ada. Individu yang dipilih merupakan kromosom yang memiliki nilai

fitness yang baik. Individu dengan nilai fitness yang tinggi akan memiliki

peluang lebih besar terpilih. Seleksi dengan metode roulette wheel telah

dilakukan pada penelitian mengenai optimasi pemenuhan gizi oleh Rizkita

(2011), serta Rismawan dan Kusumadewi (2007).

3. Perhitungan nilai fitness. Fungsi fitness merupakan ukuran baik atau

tidaknya suatu kromosom untuk menjadi solusi optimal. Setiap kromosom

memiliki nilai fitness yang didapatkan dari perhitungan fungsi fitness.

Tabel 5 Kode untuk 5 kelompok makanan yang menjadi representasi

kromosom beserta keterangannya

Kode kelompok

makanan Keterangan

P (Pokok) Golongan makanan serelia dan makanan yang

mengandung karbohidrat

L (Lauk pauk) Golongan makanan lauk-pauk yang mengandung

protein hewani dan nabati

S (Sayur mayur) Golongan makanan sayuran

B (Buah-buahan) Golongan makanan buah-buahan

C (Camilan) Golongan makanan selingan/snack

21

Semakin besar nilai fitness suatu kromosom maka akan semakin baik

kromosom tersebut sebagai solusi optimal. Pada penelitian ini terdapat dua

sisi penilaian kebaikan kromosom, yaitu preferensi (rating) pengguna, dan

kebutuhan zat gizi.

Preferensi pengguna. Pada penelitian ini preferensi pengguna dibagi

menjadi tiga kategori. Kategori tersebut berdasarkan penilaian terhadap

makanan yaitu suka, biasa, dan tidak suka. Pada fungsi fitness Setiap

kategori memberikan bobot rating terhadap makanan. Bobot tersebut

diantaranya 0.1, 0.5 dan 1 untuk kategori tidak suka, biasa, dan suka.

Kebutuhan gizi. Terdapat anjuran pemenuhan kebutuhan gizi harian.

Anjuran tersebut berdasarkan presentase pemenuhan kebutuhan energi

untuk setiap waktu makan. Anjuran tersebut ialah 25% untuk sarapan,

30% untuk makan siang, 30% untuk makan malam, dan 15% untuk

camilan pagi dan sore. Selain itu anjuran konsumsi per zat gizi yang

digunakan pada sistem sebesar 70% untuk karbohidrat, 13% untuk

protein dan 15% untuk lemak.

Persamaan 4 merupakan rumus penilaian fungsi fitness dari sisi preferensi

dan persamaan 5 merupakan rumus penilaian dari sisi kebutuhan zat gizi.

Untuk fungsi fitness total pada persamaan 6 merupakan penambahan dari

persamaan 4 dan 5.

(4)

- -

-

l - l

-

- - - l l (5)

Maksimumkan

(6)

Keterangan :

= indeks gen

= bobot rating makanan pada gen indeks ke-i

= jumlah energi yang dibutuhkan

= jumlah energi pada gen indeks ke-i

= jumlah karbohidrat yang dibutuhkan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

P005 L010 S011 B009 C003 C004 P003 L020 S015 B008 P007 L013 S012 B010

Gambar 13 Contoh representasi satu kromosom yang terdiri dari 14 gen

dan simbol dari gen merupakan indeks menu makanan, setiap

lokus dari gen berisi kelompok makanan untuk setiap waktu

makan

Menu sarapan Menu makan siang Menu makan malam Snack pagi

dan sore

22

= jumlah karbohidrat pada gen indeks ke-i

= jumlah protein yang dibutuhkan

= jumlah protein pada gen indeks ke-i

l = jumlah lemak yang dibutuhkan

l = jumlah lemak pada gen indeks ke-i

= jumlah energi yang dibutuhkan dari makanan sarapan

= jumlah energi yang dibutuhkan dari makanan snack

= jumlah energi yang dibutuhkan dari makan siang

= jumlah energi yang dibutuhkan dari makan malam

bil_kecil = bilangan untuk menghindari pembagian dengan nol (Rismawan &

Kusumadewi 2007)

4. Cross-Over (Pindah silang). Metode cross-over digunakan untuk

menghasilkan individu baru dengan melakukan operasi pertukaran

aritmatika pada dua individu yang telah diseleksi. Pada penelitian ini

digunakan nilai perluang cross-over sebesar 0.9 dengan teknik two-point

cross-over. Teknik two-point cross-over yaitu pemilihan dua titik cross-

over. Gen-gen dari kromosom awal untuk titik pertama cross-over

dipindahkan dari parent pertama, bagian dari the first untuk titik cross-over

yang kedua dipindahkan dari parent kedua dan sisanya dipindahkan dari

parent pertama. Gambar 14 merupakan contoh two-point cross-over. Proses

cross-over secara sederhana dapat dilakukan dengan cara berikut:

men-generate nilai peluang (p) diantara range [0, 1],

jika nilai peluang lebih besar dari peluang cross-over (p > pc) maka tidak

perlu dilakukan cross-over (proses cross-over langsung berhenti),

sebaliknya maka proses cross-over berlanjut,

memilih lokasi kromosom secara random,

C1

C2

P2

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

P005 L010 S011 B009 C003 C004 P003 L020 S015 B008 P007 L013 S012 B011

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

P015 L011 S021 B008 C013 C014 P007 L025 S025 B018 P017 L011 S002 B010

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

P005 L010 S011 B009 C013 C014 P007 L025 S025 B008 P007 L013 S012 B010

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

P015 L011 S021 B008 C003 C004 P003 L020 S015 B018 P017 L011 S002 B010

Gambar 14 Two-point cross-over yang terjadi pada lokus ke 5 sampai ke 9

P1

23

memilih panjang kromosom yang akan di pindah-silangkan secara

random.

melakukan proses pindah-silang gen dengan lokasi yang telah ditentukan

sebelumnya.

5. Mutasi. Proses mutasi dilakukan pada offspring (kromosom anak) hasil dari

proses cross-over. Proses mutasi merupakan proses merubah nilai suatu gen

dari suatu kromosom. Dalam pencarian solusi optimum, mutasi sangat

diperlukan untuk mengembalikan gen-gen yang hilang pada generasi-

generasi sebelumnya dan memunculkan generasi-generasi baru yang belum

pernah muncul pada generasi sebelumnya (Gen dan Cheng 1997). Tingkat

(peluang) mutasi yang dilambangkan dengan Pm adalah rasio antara jumlah

gen yang diharapkan mengalami mutasi pada setiap generasi dengan jumlah

gen total dalam populasi.

Operator mutasi merupakan operator sekunder, sehingga tingkat mutasi

tidak terlalu tinggi Pemilihan nilai tingkat mutasi harus disesuaikan dengan

kasus masalahnya, karena hal ini akan mempengaruhi keberhasilan

memperoleh solusi optimum. Pada penelitian ini digunakan peluang mutasi

sebesar 0.05. Gambar 15 merupakan contoh mutasi yang terjadi pada gen di

lokus ke-5. Mutasi dilakukan dengan mengganti nilai pada lokus terpilih

dengan golongan menu yang sama seperti gen sebelum di mutasi.

6. Elitisme. Pada proses menghasilkan generasi baru, tentu saja diharapkan

terdapat individu-individu dengan nilai fitness yang lebih besar

dibandingkan individu pada generasi sebelumnya. Hal ini bertujuan agar

diperoleh individu akhir yang dapat mengoptimasi masalah pencarian ini.

Seleksi individu yang menjadi induk untuk offspring dipilih secara acak,

sehingga tidak menjamin individu dengan nilai fitness yang tinggi terpilih

menjadi induk. Selain itu, meskipun induk dengan nilai fitness yang tinggi

terpilih, kemungkinan akan rusak karena proses pindah silang atau mutasi.

Oleh karena itu, digunakan mekanisme elitisme yang bekerja dengan

menyalin individu yang memiliki nilai fitness yang tinggi di generasi ke-N

pada generasi ke-(N+1). Hal ini dilakukan untuk menjaga agar individu

dengan nilai fitness tinggi tidak hilang pada setiap generasi. Pada penelitian

ini digunakan nilai elitisme sebesar 10% dari total populasi.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

P015 L011 S021 B008 C003 C004 P003 L020 S015 B018 P017 L011 S002 B010

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

P015 L011 S021 B008 C018 C004 P003 L020 S015 B018 P017 L011 S002 B010

Gambar 15 Mutasi dengan mengganti nilai pada gen pada lokus ke-5

24

7. Generasi maksimum. Kriteria pemberhentian yang dipilih adalah jumlah

generasi maksimum. Pada beberapa penelitian mengenai optimasi

pemenuhan gizi dengan algoritme genetika oleh Rizkita (2011), Rismawan

dan Kusumadewi (2007) menggunakan jumlah generasi maksimum sebagai

kriteria pemberhentian. Pada penelitian ini akan diuji beberapa jumlah

generasi maksimum yang akan digunakan. Jumlah generasi maksimum

sangat berhubungan dengan lamanya sistem dijalankan. Oleh karena itu peru

dicari nilai generasi yang tidak terlalu lama dalam memberikan hasil

optimasinya.

Implementation (Implementasi)

Hasil dan Pengujian Sistem

Berdasarkan hasil pengujian menggunakan metode black box, semua fungsi

utama sistem dapat berfungsi dengan baik. Dalam menjalankan fungsi-fungsi dari

sistem pengguna tidak memerlukan akses internet karena database akan langsung

ter-install bersamaan dengan aplikasi.

(a) (b)

(c) (d)

Gambar 16 (a) Antarmuka awal sistem, (b) Antarmuka menu profil gizi, (c)

Antarmuka menu pola aktivitas (d) Antarmuka menu kuis sarapan

25

Gambar 16 (a) merupakan antarmuka ketika pengguna pertama kali

mengakses sistem. Sistem memiliki dua menu utama yaitu profil gizi dan belajar

sarapan. Pada menu profil gizi (Gambar 16 (b)) pertama kali pengguna diminta

untuk memasukkan berat badan, tinggi badan, tanggal lahir dan jenis kelamin

seperti pada antarmuka. Masukan tersebut akan diolah menjadi status gizi bagi

pengguna.

Kemudian pengguna dapat melanjutkan mengisi pola aktivitas fisik. Gambar

16 (c) adalah gambar pertama kali pengguna mengisikan aktivitas fisik. Pengguna

memilih aktivitas yang dikerjakan selama satu hari. Kemudian pengguna

memasukkan lama aktivitas tersebut dalam satu hari (total lama aktivitas 24 jam).

Namun, apabila pengguna merasa kesulitan untuk mengisi poa aktivitas fisik ini,

pengguna dapat langsung memilih untuk mendapatkan rekomendasi menu

sarapan.Menu selanjutnya adalah pembelajaran pengetahuan yang terdapat pada

Gambar 16 (d).

Pengujian Metode Optimasi

Pada fungsi rekomendasi menu sarapan belum dapat berjalan dengan efektif,

hal ini dikarenakan waktu optimasi dari algoritme genetika masih membutuhkan

waktu yang cukup lama tergantung banyaknya generasi yang digunakan dari

algoritme tersebut. Oleh karena itu, dilakukan pengujian dengan menggunakan

berbagai nilai generasi untuk melihat hubungannya dengan rekomendasi menu

yang dihasilkan.

Pengujian dilakukan dengan studi kasus pengguna berupa anak SD dengan

usia 11 tahun dan berdasarkan kecukupan energi dari tabel AKG yaitu sebesar

2050 kkal. Persentase kebutuhan karbohidrat, protein dan lemak menggunakan

70%, 13% dan 15%. Gambar 17 merupakan grafik perbandingan rataan nilai

fitness dari keseluruhan populasi dengan nilai generasi sebanyak 3, 6, dan 11. Dari

grafik tersebut terlihat bahwa rataan nilai fitness terbesar terdapat pada nilai

generasi 3. Pada Tabel 6 terlihat bahwa pemenuhan kebutuhan sarapan yang

paling besar terdapat pada generasi 3.

Gambar 17 Rataan nilai fitness dengan jumlah generasi 3, 6, dan 11

7.0005

7.0006

7.0007

7.0008

7.0009

7.001

7.0011

3 6 11

Rat

aan

nila

i fit

ne

ss

Jumlah generasi

Rataan nilai fitness

26

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Sistem mobile Breakfast-Nutrition dapat memberikan status gizi dan

rekomendasi menu sarapan yang sesuai dengan preferensi pada nilai default dan

kebutuhan gizi pengguna. Generasi dan jumlah populasi yang digunakan pada

metode algoritme genetika sebagai pengoptimasi rekomendasi menu masih

terbilang kecil yaitu, 3 generasi dengan 20 populasi di setiap generasi. Walaupun

demikian hasil direkomendasikan sistem sudah mencapai kebutuhan gizi

pengguna.

Saran

Sistem mobile Breakfast-Nutrition dapat memberikan rekomendasi menu

sarapan seimbang bagi pengguna yang merupakan siswa SD. Sebaiknya untuk

menghasilkan tampilan sistem yang sesuai dengan karakteristik siswa SD, maka

sebaiknya pada tahap analisis dan perancangan dilakukan wawancara langsung

dengan siswa SD. Saran lainnya adalah penambahan fungsi yang dapat merekam

data-data dari pengguna seperti berat badan, tinggi badan, tanggal lahir dan

aktivitas, sehingga pengguna tidak perlu memasukkan input tersebut ketika ingin

mendapatkan rekomendasi. Agar jenis makanan bervariasi sesuai dengan yang

biasa dikonsumsi pengguna, sebaiknya ditambahkan fitur update jenis makanan.

Tabel 6 Tabel perbandingan rekomendasi menu sarapan dengan jumlah generasi

sebanyak 3, 6 dan 11

Menu sarapan Energi

(kkal)

Total energi

(kkal)

% pemenuhan

kebutuhan sarapan

3 generasi

Nasi jagung putih 361.0

616.3 120% Telur ayam dadar 150.6

Daun singkong lodeh 66.0

Belimbing 38.7

6 generasi

Nasi beras merah 359.0

545.7 106% Bandeng goreng 106.0

Pais oncom 60.0

Jambu air 20.7

11 generasi

Kentang 71.0

500.7 98% Cumi bumbu cabai 191.0

Tumis jagung muda 184.0

Pisang raja uli 54.7

27

DAFTAR PUSTAKA

Aberg J. 2009. An Evaluation of a Meal Planning System: ease of use and

perceived usefulness. Di dalam: Proceedings of the 23rd British HCI Group

Annual Conference on People and Computers: Celebrating People and

Technology. 2009 Sep 1-5; Cambridge, United Kingdom. Cambridge

(UK):hlm. 278-287

Almatsier S. 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta (ID): PT Gramedia Pustaka

Utama.

Arkeman Y, Seminar KB, Gunawan H. 2012. Algoritma Genetika. Bogor (ID):

IPB Press.

[DEPKES] Departemen Kesehatan. 2001. Pedoman Penyuluhan Gizi Pada Anak

Sekolah bagi Petugas penyuluh. Jakarta (ID): Ditjen Bina Kesehatan

Masyarakat Direktorat Gizi Masyarakat.

Gen M, Cheng R. 1997. Genetic Algorithms and Engineering Design. US: John

Wiley & Sons.

Goldberg DE. 1989. Genetic Algorithms in Optimization, Search, and Machine

Learning. New York (US) : Addison Wesley.

Gunawan H. 2003. Aplikasi Algoritma Genetik untuk Optimasi Masalah

Penjadwalan Flow-Shop.[skripsi]. Bogor (ID): IPB.

Kashima T, Matsumoto S, Ishii H.2009. Evaluation of Menu Planning Capability

Based on Multi-dimensional 0/1 Knapsack Problem of Nutritional

Management System. IAENG International Journal of Applied Mathematics.

39(3): 163-170.

Khomsan A. 2004. Pangan dan Gizi untuk Kesehatan. Jakarta (ID): PT Raja

Grafindo Persada.

Khomsan A, Anwar F, Hernawati N, Suhanda NS, Oktarina. 2013. Tumbuh

Kembang dan Pola Asuh Anak. Bogor (ID): IPB Pr.

Murniati D. 2011. Pengetahuan, sikap dan praktik tentang kebiasaan sarapan pada

siswa Sekolah Dasar Negeri Kebon Kopi 2 Bogor [skripsi]. Bogor (ID):IPB.

Masti SE. 2009. Keragaan Status Gizi, aktivitas fisik, konsumsi pangan serta

tingkat kecukupan energi dan zat gizi anak sekolah dasar di Kota Bogor.

[skripsi]. Bogor (ID): IPB.

[NIELSEN] Nielsen. 2011. Mobile Phone Penetration in Indonesia Triples in Five

Years. http://www.nielsen.com/us/en/newswire/2011/mobile-phone-penetration

-in-indonesia-triples-in-five-years.html (diakses tanggal 28 Mei 2013)

Rismawan T, Kusumadewi S. 2007. Aplikasi Algoritma Genetika Penentuan

Komposisi Bahan Pangan Harian. Di dalam: Seminar Nasional Aplikasi

Teknologi Informasi. 2007 Jun 16; Yogyakarta, Indonesia. Yogyakarta (ID): L-

73 s.d L-76.

Satzinger JW, Jackson RB, Burd SD. 2009. Systems Analysis & Design in a

Changing World. Boston (US) : Cengage Learning.

Silva BM, Lopes IM, Rodrigues JJ, Ray P. 2011. SapoFitness: a mobile health

application for dietary evaluation. Di dalam: e-Health Networking Applications

28

and Services (Healthcom), 13th IEEE International Conference. 2011 Jun 13-

15; Columbia, Amerika Serikat. New York (US): hlm 375-380.

[WHO] 2007. Growth Reference Data for 5-19 years. http://www.who.int/

growthref/en/ (diakses tanggal 1 Juli 2013)

WKNPG. 2004. Ketahanan Pangan dan Gizi di Era Otonomi daerah dan

Globalisasi. Jakarta (ID): LIPI.

29

Lampiran 1 Kurva z-score untuk anak laki-laki umur 5-19 tahun

30

Lampiran 2 Kurva z-score untuk anak perempuan 5-19 tahun (WHO 2007)

31

Lampiran 3 Jenis pekerjaan beserta nilai PAR

Jenis pekerjaan Nilai PAR

laki-laki

Nilai PAR

perempuan

Aktivitas Olahraga

Aerobik intensitas rendah 3.50 4.20

Basket 6.95 7.74

Berenang 9.00 9.00

Bermain tenis/ Badminton 5.80 5.92

Bersepeda 5.60 3.60

Main ping-pong 4.40 4.40

Sepak bola/ futsal 8.00 8.00

Voli 6.06 6.06

Aktivitas pekerjaan rumah tangga

Memasak 2.10 2.10

Mencuci baju 2.80 2.80

Mencuci piring 1.70 1.70

Mengepel 4.40 4.40

Menyapu 2.30 2.30

Menyetrika 3.50 1.70

Pekerjaan RT umum 2.80 2.80

Aktivitas pribadi

Aktivitas di waktu luang 1.40 1.40

Berbelanja 4.60 4.60

Berbisnis/ berdagang 1.40 1.40

Berdiri dengan membawa beban 2.20 2.20

Berjalan (3 km/jam) 2.00 2.00

Bermain game 1.75 1.75

Bermain laptop/ internet 1.80 1.80

Duduk 1.20 1.20

Ibadah/ Sholat 1.40 1.50

Main piano 2.25 2.25

Makan dan minum 1.40 1.60

Mandi/berpakaian/berdandan 2.30 3.30

Mendengarkan radio / musik 1.57 1.43

Mengobrol/ diskusi 1.40 1.40

Menonton TV 1.64 1.72

Naik kendaraan 1.20 1.20

Pergi ke pasar/ warung 4.60 4.60

Pergi ke pesta 1.40 1.40

Tidur 1.00 1.00

Aktivitas belajar

Membaca 1.30 1.5.0

Mengerjakan tugas dan belajar 1.30 1.50

Mengetik 1.80 1.80

32

Lampiran 2 (lanjutan)

Jenis pekerjaan Nilai PAR

laki-laki

Nilai PAR

perempuan

Menulis 1.40 1.40

Sekolah 1.30 1.50

33

Lampiran 4 Kurva z-score untuk anak laki-laki umur 5-19 tahun (WHO 2007)

Umur

(bulan) -3 SD -2 SD -1 SD Median + 1 SD + 2 SD + 3 SD

61 11.8 12.7 13.9 15.2 16.9 18.9 21.3

62 11.8 12.7 13.9 15.2 16.9 18.9 21.3

63 11.8 12.7 13.9 15.2 16.9 18.9 21.3

64 11.8 12.7 13.9 15.2 16.9 18.9 21.3

65 11.7 12.7 13.9 15.2 16.9 18.9 21.3

66 11.7 12.7 13.9 15.2 16.9 18.9 21.3

67 11.7 12.7 13.9 15.2 16.9 18.9 21.3

68 11.7 12.7 13.9 15.2 16.9 18.9 21.3

69 11.7 12.7 13.9 15.2 16.9 18.9 21.3

70 11.7 12.7 13.9 15.2 16.9 18.9 21.3

71 11.7 12.7 13.9 15.2 16.9 18.9 21.3

72 11.7 12.7 13.9 15.2 16.9 18.9 21.3

73 11.7 12.7 13.9 15.2 16.9 18.9 21.3

74 11.7 12.7 13.9 15.2 16.9 18.9 21.3

75 11.7 12.7 13.9 15.2 16.9 18.9 21.3

76 11.7 12.7 13.9 15.2 16.9 18.9 21.3

77 11.7 12.7 13.9 15.2 16.9 18.9 21.3

78 11.7 12.7 13.9 15.2 16.9 18.9 21.3

79 11.7 12.7 13.9 15.2 16.9 18.9 21.3

80 11.7 12.7 13.9 15.2 16.9 18.9 21.3

81 11.7 12.7 13.9 15.2 16.9 18.9 21.3

82 11.7 12.7 13.9 15.2 16.9 18.9 21.3

83 11.7 12.7 13.9 15.2 16.9 18.9 21.3

84 11.8 12.7 13.9 15.2 16.9 18.9 21.3

85 11.8 12.7 13.9 15.2 16.9 18.9 21.3

86 11.8 12.8 14.0 15.2 16.9 18.9 21.3

87 11.8 12.8 14.0 15.2 16.9 18.9 21.3

88 11.8 12.8 14.0 15.2 16.9 18.9 21.3

89 11.8 12.8 14.0 15.2 16.9 18.9 21.3

90 11.8 12.8 14.0 15.2 16.9 18.9 21.3

91 11.8 12.8 14.0 15.2 16.9 18.9 21.3

92 11.8 12.8 14.0 15.2 16.9 18.9 21.3

93 11.8 12.8 14.1 15.2 16.9 18.9 21.3

94 11.9 12.9 14.1 15.2 16.9 18.9 21.3

95 11.9 12.9 14.1 15.2 16.9 18.9 21.3

96 11.9 12.9 14.1 15.2 16.9 18.9 21.3

97 11.9 12.9 14.1 15.2 16.9 18.9 21.3

98 11.9 12.9 14.2 15.2 16.9 18.9 21.3

99 11.9 12.9 14.2 15.2 16.9 18.9 21.3

100 11.9 13.0 14.2 15.2 16.9 18.9 21.3

101 12.0 13.0 14.2 15.2 16.9 18.9 21.3

34

Lampiran 4 (lanjutan)

Umur

(bulan) -3 SD -2 SD -1 SD Median + 1 SD + 2 SD + 3 SD

102 12.0 13.0 14.3 15.2 16.9 18.9 21.3

103 12.0 13.0 14.3 15.2 16.9 18.9 21.3

104 12.0 13.0 14.3 15.2 16.9 18.9 21.3

105 12.0 13.1 14.3 15.2 16.9 18.9 21.3

106 12.1 13.1 14.4 15.2 16.9 18.9 21.3

107 12.1 13.1 14.4 15.2 16.9 18.9 21.3

108 12.1 13.1 14.4 15.2 16.9 18.9 21.3

109 12.1 13.2 14.5 15.2 16.9 18.9 21.3

110 12.1 13.2 14.5 15.2 16.9 18.9 21.3

111 12.2 13.2 14.5 15.2 16.9 18.9 21.3

112 12.2 13.2 14.6 15.2 16.9 18.9 21.3

113 12.2 13.3 14.6 15.2 16.9 18.9 21.3

114 12.2 13.3 14.6 15.2 16.9 18.9 21.3

115 12.3 13.3 14.7 15.2 16.9 18.9 21.3

116 12.3 13.4 14.7 15.2 16.9 18.9 21.3

117 12.3 13.4 14.7 15.2 16.9 18.9 21.3

118 12.3 13.4 14.8 15.2 16.9 18.9 21.3

119 12.4 13.4 14.8 15.2 16.9 18.9 21.3

120 12.4 13.5 14.8 15.2 16.9 18.9 21.3

121 12.4 13.5 14.9 15.2 16.9 18.9 21.3

122 12.4 13.5 14.9 15.2 16.9 18.9 21.3

123 12.5 13.6 15.0 15.2 16.9 18.9 21.3

124 12.5 13.6 15.0 15.2 16.9 18.9 21.3

125 12.5 13.6 15.0 15.2 16.9 18.9 21.3

126 12.5 13.7 15.1 15.2 16.9 18.9 21.3

127 12.6 13.7 15.1 15.2 16.9 18.9 21.3

128 12.6 13.7 15.2 15.2 16.9 18.9 21.3

129 12.6 13.8 15.2 15.2 16.9 18.9 21.3

130 12.7 13.8 15.3 15.2 16.9 18.9 21.3

131 12.7 13.8 15.3 15.2 16.9 18.9 21.3

132 12.7 13.9 15.3 15.2 16.9 18.9 21.3

133 12.8 13.9 15.4 15.2 16.9 18.9 21.3

134 12.8 14.0 15.4 15.2 16.9 18.9 21.3

135 12.8 14.0 15.5 15.2 16.9 18.9 21.3

136 12.9 14.0 15.5 15.2 16.9 18.9 21.3

137 12.9 14.1 15.6 15.2 16.9 18.9 21.3

138 12.9 14.1 15.6 15.2 16.9 18.9 21.3

139 13.0 14.2 15.7 15.2 16.9 18.9 21.3

140 13.0 14.2 15.7 15.2 16.9 18.9 21.3

141 13.0 14.3 15.8 15.2 16.9 18.9 21.3

142 13.1 14.3 15.8 15.2 16.9 18.9 21.3

35

Lampiran 4 (lanjutan)

Umur

(bulan) -3 SD -2 SD -1 SD Median + 1 SD + 2 SD + 3 SD

143 13.1 14.3 15.9 15.2 16.9 18.9 21.3

144 13.2 14.4 16.0 15.2 16.9 18.9 21.3

145 13.2 14.4 16.0 15.2 16.9 18.9 21.3

146 13.2 14.5 16.1 15.2 16.9 18.9 21.3

147 13.3 14.5 16.1 15.2 16.9 18.9 21.3

148 13.3 14.6 16.2 15.2 16.9 18.9 21.3

149 13.3 14.6 16.2 15.2 16.9 18.9 21.3

150 13.4 14.7 16.3 15.2 16.9 18.9 21.3

151 13.4 14.7 16.3 15.2 16.9 18.9 21.3

152 13.5 14.8 16.4 15.2 16.9 18.9 21.3

153 13.5 14.8 16.4 15.2 16.9 18.9 21.3

154 13.5 14.8 16.5 15.2 16.9 18.9 21.3

155 13.6 14.9 16.6 15.2 16.9 18.9 21.3

156 13.6 14.9 16.6 15.2 16.9 18.9 21.3

157 13.6 15.0 16.7 15.2 16.9 18.9 21.3

158 13.7 15.0 16.7 15.2 16.9 18.9 21.3

159 13.7 15.1 16.8 15.2 16.9 18.9 21.3

160 13.8 15.1 16.8 15.2 16.9 18.9 21.3

161 13.8 15.2 16.9 15.2 16.9 18.9 21.3

162 13.8 15.2 16.9 15.2 16.9 18.9 21.3

163 13.9 15.2 17.0 15.2 16.9 18.9 21.3

164 13.9 15.3 17.0 15.2 16.9 18.9 21.3

165 13.9 15.3 17.1 15.2 16.9 18.9 21.3

166 14.0 15.4 17.1 15.2 16.9 18.9 21.3

167 14.0 15.4 17.2 15.2 16.9 18.9 21.3

168 14.0 15.4 17.2 15.2 16.9 18.9 21.3

169 14.1 15.5 17.3 15.2 16.9 18.9 21.3

170 14.1 15.5 17.3 15.2 16.9 18.9 21.3

171 14.1 15.6 17.4 15.2 16.9 18.9 21.3

172 14.1 15.6 17.4 15.2 16.9 18.9 21.3

173 14.2 15.6 17.5 15.2 16.9 18.9 21.3

174 14.2 15.7 17.5 15.2 16.9 18.9 21.3

175 14.2 15.7 17.6 15.2 16.9 18.9 21.3

176 14.3 15.7 17.6 15.2 16.9 18.9 21.3

177 14.3 15.8 17.6 15.2 16.9 18.9 21.3

178 14.3 15.8 17.7 15.2 16.9 18.9 21.3

179 14.3 15.8 17.7 15.2 16.9 18.9 21.3

180 14.4 15.9 17.8 15.2 16.9 18.9 21.3

181 14.4 15.9 17.8 15.2 16.9 18.9 21.3

182 14.4 15.9 17.8 15.2 16.9 18.9 21.3

183 14.4 16.0 17.9 15.2 16.9 18.9 21.3

36

Lampiran 4 (lanjutan)

Umur

(bulan) -3 SD -2 SD -1 SD Median + 1 SD + 2 SD + 3 SD

184 14.5 16.0 17.9 15.2 16.9 18.9 21.3

185 14.5 16.0 17.9 15.2 16.9 18.9 21.3

186 14.5 16.0 18.0 15.2 16.9 18.9 21.3

187 14.5 16.1 18.0 15.2 16.9 18.9 21.3

188 14.5 16.1 18.0 15.2 16.9 18.9 21.3

189 14.5 16.1 18.1 15.2 16.9 18.9 21.3

190 14.6 16.1 18.1 15.2 16.9 18.9 21.3

191 14.6 16.2 18.1 15.2 16.9 18.9 21.3

192 14.6 16.2 18.2 15.2 16.9 18.9 21.3

193 14.6 16.2 18.2 15.2 16.9 18.9 21.3

194 14.6 16.2 18.2 15.2 16.9 18.9 21.3

195 14.6 16.2 18.2 15.2 16.9 18.9 21.3

196 14.6 16.2 18.3 15.2 16.9 18.9 21.3

197 14.6 16.3 18.3 15.2 16.9 18.9 21.3

198 14.7 16.3 18.3 15.2 16.9 18.9 21.3

199 14.7 16.3 18.3 15.2 16.9 18.9 21.3

200 14.7 16.3 18.3 15.2 16.9 18.9 21.3

201 14.7 16.3 18.4 15.2 16.9 18.9 21.3

202 14.7 16.3 18.4 15.2 16.9 18.9 21.3

203 14.7 16.3 18.4 15.2 16.9 18.9 21.3

204 14.7 16.4 18.4 15.2 16.9 18.9 21.3

205 14.7 16.4 18.4 15.2 16.9 18.9 21.3

206 14.7 16.4 18.4 15.2 16.9 18.9 21.3

207 14.7 16.4 18.5 15.2 16.9 18.9 21.3

208 14.7 16.4 18.5 15.2 16.9 18.9 21.3

209 14.7 16.4 18.5 15.2 16.9 18.9 21.3

210 14.7 16.4 18.5 15.2 16.9 18.9 21.3

211 14.7 16.4 18.5 15.2 16.9 18.9 21.3

212 14.7 16.4 18.5 15.2 16.9 18.9 21.3

213 14.7 16.4 18.5 15.2 16.9 18.9 21.3

214 14.7 16.4 18.5 15.2 16.9 18.9 21.3

215 14.7 16.4 18.6 15.2 16.9 18.9 21.3

216 14.7 16.4 18.6 15.2 16.9 18.9 21.3

217 14.7 16.5 18.6 15.2 16.9 18.9 21.3

218 14.7 16.5 18.6 15.2 16.9 18.9 21.3

219 14.7 16.5 18.6 15.2 16.9 18.9 21.3

220 14.7 16.5 18.6 15.2 16.9 18.9 21.3

221 14.7 16.5 18.6 15.2 16.9 18.9 21.3

222 14.7 16.5 18.6 15.2 16.9 18.9 21.3

223 14.7 16.5 18.6 15.2 16.9 18.9 21.3

224 14.7 16.5 18.6 15.2 16.9 18.9 21.3

37

Lampiran 4 (lanjutan)

Umur

(bulan) -3 SD -2 SD -1 SD Median + 1 SD + 2 SD + 3 SD

225 14.7 16.5 18.7 15.2 16.9 18.9 21.3

226 14.7 16.5 18.7 15.2 16.9 18.9 21.3

227 14.7 16.5 18.7 15.2 16.9 18.9 21.3

228 14.7 16.5 18.7 15.2 16.9 18.9 21.3

38

Lampiran 5 Tabel z-score untuk anak perempuan umur 5-19 tahun (WHO 2007)

Umur

(bulan) - 3 SD -2 SD -1 SD Median 1 SD 2 SD 3 SD

61 12.1 13.0 14.1 15.3 16.6 18.3 20.2

62 12.1 13.0 14.1 15.3 16.6 18.3 20.2

63 12.1 13.0 14.1 15.3 16.7 18.3 20.2

64 12.1 13.0 14.1 15.3 16.7 18.3 20.3

65 12.1 13.0 14.1 15.3 16.7 18.3 20.3

66 12.1 13.0 14.1 15.3 16.7 18.4 20.4

67 12.1 13.0 14.1 15.3 16.7 18.4 20.4

68 12.1 13.0 14.1 15.3 16.7 18.4 20.5

69 12.1 13.0 14.1 15.3 16.7 18.4 20.5

70 12.1 13.0 14.1 15.3 16.7 18.5 20.6

71 12.1 13.0 14.1 15.3 16.7 18.5 20.6

72 12.1 13.0 14.1 15.3 16.8 18.5 20.7

73 12.1 13.0 14.1 15.3 16.8 18.6 20.8

74 12.2 13.1 14.1 15.3 16.8 18.6 20.8

75 12.2 13.1 14.1 15.3 16.8 18.6 20.9

76 12.2 13.1 14.1 15.4 16.8 18.7 21.0

77 12.2 13.1 14.1 15.4 16.9 18.7 21.0

78 12.2 13.1 14.1 15.4 16.9 18.7 21.1

79 12.2 13.1 14.1 15.4 16.9 18.8 21.2

80 12.2 13.1 14.2 15.4 16.9 18.8 21.3

81 12.2 13.1 14.2 15.4 17.0 18.9 21.3

82 12.2 13.1 14.2 15.4 17.0 18.9 21.4

83 12.2 13.1 14.2 15.5 17.0 19.0 21.5

84 12.3 13.1 14.2 15.5 17.0 19.0 21.6

85 12.3 13.2 14.2 15.5 17.1 19.1 21.7

86 12.3 13.2 14.2 15.5 17.1 19.1 21.8

87 12.3 13.2 14.3 15.5 17.1 19.2 21.9

88 12.3 13.2 14.3 15.6 17.2 19.2 22.0

89 12.3 13.2 14.3 15.6 17.2 19.3 22.0

90 12.3 13.2 14.3 15.6 17.2 19.3 22.1

91 12.3 13.2 14.3 15.6 17.3 19.4 22.2

92 12.3 13.2 14.3 15.6 17.3 19.4 22.4

93 12.4 13.3 14.3 15.7 17.3 19.5 22.5

94 12.4 13.3 14.4 15.7 17.4 19.6 22.6

95 12.4 13.3 14.4 15.7 17.4 19.6 22.7

96 12.4 13.3 14.4 15.7 17.4 19.7 22.8

97 12.4 13.3 14.4 15.8 17.5 19.7 22.9

98 12.4 13.3 14.4 15.8 17.5 19.8 23.0

99 12.4 13.3 14.4 15.8 17.5 19.9 23.1

100 12.4 13.4 14.5 15.8 17.6 19.9 23.3

101 12.5 13.4 14.5 15.9 17.6 20.0 23.4

39

Lampiran 5 (lanjutan)

Umur

(bulan) - 3 SD -2 SD -1 SD Median 1 SD 2 SD 3 SD

102 12.5 13.4 14.5 15.9 17.7 20.1 23.5

103 12.5 13.4 14.5 15.9 17.7 20.1 23.6

104 12.5 13.4 14.5 15.9 17.7 20.2 23.8

105 12.5 13.4 14.6 16.0 17.8 20.3 23.9

106 12.5 13.5 14.6 16.0 17.8 20.3 24.0

107 12.5 13.5 14.6 16.0 17.9 20.4 24.2

108 12.6 13.5 14.6 16.0 17.9 20.5 24.3

109 12.6 13.5 14.6 16.1 18.0 20.5 24.4

110 12.6 13.5 14.7 16.1 18.0 20.6 24.6

111 12.6 13.5 14.7 16.1 18.0 20.7 24.7

112 12.6 13.6 14.7 16.2 18.1 20.8 24.9

113 12.6 13.6 14.7 16.2 18.1 20.8 25.0

114 12.7 13.6 14.8 16.2 18.2 20.9 25.1

115 12.7 13.6 14.8 16.3 18.2 21.0 25.3

116 12.7 13.6 14.8 16.3 18.3 21.1 25.5

117 12.7 13.7 14.8 16.3 18.3 21.2 25.6

118 12.7 13.7 14.9 16.4 18.4 21.2 25.8

119 12.8 13.7 14.9 16.4 18.4 21.3 25.9

120 12.8 13.7 14.9 16.4 18.5 21.4 26.1

121 12.8 13.8 15.0 16.5 18.5 21.5 26.2

122 12.8 13.8 15.0 16.5 18.6 21.6 26.4

123 12.8 13.8 15.0 16.6 18.6 21.7 26.6

124 12.9 13.8 15.0 16.6 18.7 21.7 26.7

125 12.9 13.9 15.1 16.6 18.8 21.8 26.9

126 12.9 13.9 15.1 16.7 18.8 21.9 27.0

127 12.9 13.9 15.1 16.7 18.9 22.0 27.2

128 13.0 13.9 15.2 16.8 18.9 22.1 27.4

129 13.0 14.0 15.2 16.8 19.0 22.2 27.5

130 13.0 14.0 15.2 16.9 19.0 22.3 27.7

131 13.0 14.0 15.3 16.9 19.1 22.4 27.9

132 13.1 14.1 15.3 16.9 19.2 22.5 28.0

133 13.1 14.1 15.3 17.0 19.2 22.5 28.2

134 13.1 14.1 15.4 17.0 19.3 22.6 28.4

135 13.1 14.1 15.4 17.1 19.3 22.7 28.5

136 13.2 14.2 15.5 17.1 19.4 22.8 28.7

137 13.2 14.2 15.5 17.2 19.5 22.9 28.8

138 13.2 14.2 15.5 17.2 19.5 23.0 29.0

139 13.2 14.3 15.6 17.3 19.6 23.1 29.2

140 13.3 14.3 15.6 17.3 19.7 23.2 29.3

141 13.3 14.3 15.7 17.4 19.7 23.3 29.5

142 13.3 14.4 15.7 17.4 19.8 23.4 29.6

40

Lampiran 5 (lanjutan)

Umur

(bulan) - 3 SD -2 SD -1 SD Median 1 SD 2 SD 3 SD

143 13.4 14.4 15.7 17.5 19.9 23.5 29.8

144 13.4 14.5 15.8 17.5 19.9 23.6 30.0

145 13.4 14.5 15.8 17.6 20.0 23.7 30.1

146 13.5 14.5 15.9 17.6 20.1 23.8 30.3

147 13.5 14.6 15.9 17.7 20.2 23.9 30.4

148 13.5 14.6 16.0 17.8 20.2 24.0 30.6

149 13.6 14.6 16.0 17.8 20.3 24.1 30.7

150 13.6 14.7 16.1 17.9 20.4 24.2 30.9

151 13.6 14.7 16.1 17.9 20.4 24.3 31.0

152 13.7 14.8 16.2 18.0 20.5 24.4 31.1

153 13.7 14.8 16.2 18.0 20.6 24.5 31.3

154 13.7 14.8 16.3 18.1 20.7 24.6 31.4

155 13.8 14.9 16.3 18.2 20.8 24.7 31.6

156 13.8 14.9 16.4 18.2 20.8 24.8 31.7

157 13.8 15.0 16.4 18.3 20.9 24.9 31.8

158 13.9 15.0 16.5 18.4 21.0 25.0 31.9

159 13.9 15.1 16.5 18.4 21.1 25.1 32.1

160 14.0 15.1 16.6 18.5 21.1 25.2 32.2

161 14.0 15.2 16.6 18.6 21.2 25.2 32.3

162 14.0 15.2 16.7 18.6 21.3 25.3 32.4

163 14.1 15.2 16.7 18.7 21.4 25.4 32.6

164 14.1 15.3 16.8 18.7 21.5 25.5 32.7

165 14.1 15.3 16.8 18.8 21.5 25.6 32.8

166 14.2 15.4 16.9 18.9 21.6 25.7 32.9

167 14.2 15.4 17.0 18.9 21.7 25.8 33.0

168 14.3 15.5 17.0 19.0 21.8 25.9 33.1

169 14.3 15.5 17.1 19.1 21.8 26.0 33.2

170 14.3 15.6 17.1 19.1 21.9 26.1 33.3

171 14.4 15.6 17.2 19.2 22.0 26.2 33.4

172 14.4 15.7 17.2 19.3 22.1 26.3 33.5

173 14.5 15.7 17.3 19.3 22.2 26.4 33.5

174 14.5 15.7 17.3 19.4 22.2 26.5 33.6

175 14.5 15.8 17.4 19.5 22.3 26.5 33.7

176 14.6 15.8 17.4 19.5 22.4 26.6 33.8

177 14.6 15.9 17.5 19.6 22.5 26.7 33.9

178 14.6 15.9 17.5 19.6 22.5 26.8 33.9

179 14.7 16.0 17.6 19.7 22.6 26.9 34.0

180 14.7 16.0 17.6 19.8 22.7 27.0 34.1

181 14.7 16.1 17.7 19.8 22.8 27.1 34.1

182 14.8 16.1 17.8 19.9 22.8 27.1 34.2

183 14.8 16.1 17.8 20.0 22.9 27.2 34.3

41

Lampiran 5 (lanjutan)

Umur

(bulan) - 3 SD -2 SD -1 SD Median 1 SD 2 SD 3 SD

184 14.8 16.2 17.9 20.0 23.0 27.3 34.3

185 14.9 16.2 17.9 20.1 23.0 27.4 34.4

186 14.9 16.3 18.0 20.1 23.1 27.4 34.5

187 15.0 16.3 18.0 20.2 23.2 27.5 34.5

188 15.0 16.3 18.1 20.3 23.3 27.6 34.6

189 15.0 16.4 18.1 20.3 23.3 27.7 34.6

190 15.0 16.4 18.2 20.4 23.4 27.7 34.7

191 15.1 16.5 18.2 20.4 23.5 27.8 34.7

192 15.1 16.5 18.2 20.5 23.5 27.9 34.8

193 15.1 16.5 18.3 20.6 23.6 27.9 34.8

194 15.2 16.6 18.3 20.6 23.7 28.0 34.8

195 15.2 16.6 18.4 20.7 23.7 28.1 34.9

196 15.2 16.7 18.4 20.7 23.8 28.1 34.9

197 15.3 16.7 18.5 20.8 23.8 28.2 35.0

198 15.3 16.7 18.5 20.8 23.9 28.3 35.0

199 15.3 16.8 18.6 20.9 24.0 28.3 35.0

200 15.3 16.8 18.6 20.9 24.0 28.4 35.1

201 15.4 16.8 18.7 21.0 24.1 28.5 35.1

202 15.4 16.9 18.7 21.0 24.2 28.5 35.1

203 15.4 16.9 18.7 21.1 24.2 28.6 35.2

204 15.4 16.9 18.8 21.1 24.3 28.6 35.2

205 15.5 17.0 18.8 21.2 24.3 28.7 35.2

206 15.5 17.0 18.9 21.2 24.4 28.7 35.2

207 15.5 17.0 18.9 21.3 24.4 28.8 35.3

208 15.5 17.1 18.9 21.3 24.5 28.9 35.3

209 15.6 17.1 19.0 21.4 24.5 28.9 35.3

210 15.6 17.1 19.0 21.4 24.6 29.0 35.3

211 15.6 17.1 19.1 21.5 24.7 29.0 35.4

212 15.6 17.2 19.1 21.5 24.7 29.1 35.4

213 15.6 17.2 19.1 21.6 24.8 29.1 35.4

214 15.7 17.2 19.2 21.6 24.8 29.2 35.4

215 15.7 17.3 19.2 21.7 24.9 29.2 35.4

216 15.7 17.3 19.2 21.7 24.9 29.2 35.4

217 15.7 17.3 19.3 21.8 25.0 29.3 35.4

218 15.7 17.3 19.3 21.8 25.0 29.3 35.5

219 15.7 17.4 19.3 21.8 25.1 29.4 35.5

220 15.8 17.4 19.4 21.9 25.1 29.4 35.5

221 15.8 17.4 19.4 21.9 25.1 29.5 35.5

222 15.8 17.4 19.4 22.0 25.2 29.5 35.5

223 15.8 17.5 19.5 22.0 25.2 29.5 35.5

224 15.8 17.5 19.5 22.0 25.3 29.6 35.5

42

Lampiran 5 (lanjutan)

Umur

(bulan) - 3 SD -2 SD -1 SD Median 1 SD 2 SD 3 SD

225 15.8 17.5 19.5 22.1 25.3 29.6 35.5

226 15.8 17.5 19.6 22.1 25.4 29.6 35.5

227 15.8 17.5 19.6 22.2 25.4 29.7 35.5

228 15.9 17.6 19.6 22.2 25.4 29.7 35.5

43

Lampiran 6 Data golongan makanan

Indeks

makanan Golongan Nama Makanan Ukuran

Energi

(kkal)

Protein

(kkal)

Lemak

(kkal)

Karbohidrat

(kkal)

Berat

(gram)

B001 B Belimbing 1 buah 38.70 1.72 3.87 37.84 125.0

B002 B Jambu Air 1 buah 20.70 1.08 0.00 21.24 50.0

B003 B Jambu Biji 1 buah 40.18 2.95 2.21 40.01 100.0

B004 B Jambu Bol 1 buah 37.52 1.60 1.81 38.05 100.0

B005 B Jeruk Bali 1 buah 14.88 0.74 0.56 15.38 50.0

B006 B Jeruk Garut 1 buah 15.62 1.14 0.96 15.48 50.0

B007 B Jeruk Manis 1 buah 16.2 1.30 0.65 16.13 50.0

B008 B Jeruk Manis,air (sari) 1 gelas 88.00 6.40 3.60 88.00 200.0

B009 B Mangga Gedong 1 buah 51.54 3.28 2.11 52.47 180.2

B010 B Mangga Golek 1 potong 20.15 0.64 0.57 21.36 49.2

B011 B Mangga Harum Manis 1 buah 74.75 2.60 2.9 77.35 250.0

B012 B Mangga Indramayu 1 buah 137.40 6.11 3.43 142.75 293.6

B013 B Mangga Kopek 1 potong 17.39 0.49 0.56 18.14 47.8

B014 B Manggis 1 buah 13.34 0.51 1.14 13.21 73.0

B015 B Pepaya 1 potong 34.50 1.50 0.00 36.60 100.0

B016 B Pisang Ambon 1 buah 55.69 2.70 1.01 58.05 75.0

B017 B Pisang Lampung 1 buah 46.93 2.46 0.85 48.54 63.2

B018 B Pisang mas 1 buah 46.85 2.06 0.66 49.58 43.4

B019 B Pisang Oli 1 buah 67.27 2.21 2.26 71.29 65.2

B020 B Pisang Raja 1 buah 85.85 3.43 1.29 90.99 102.2

B021 B Pisang Raja Sere (Susu) 1 buah 83.25 3.39 1.27 87.76 83.0

B022 B Pisang Raja Uli 1 buah 54.75 3 0.67 57.30 50.0

44

Lampiran 6 (lanjutan)

Indeks

makanan Golongan Nama Makanan Ukuran

Energi

(kkal)

Protein

(kkal)

Lemak

(kkal)

Karbohidrat

(kkal)

Berat

(gram)

B023 B Rambutan 1 buah 7.62 0.40 0.09 7.99 27.6

B024 B Salak 1 buah 28.88 0.60 0.00 31.35 75.0

B025 B Sawo 1 buah 36.34 0.79 3.91 35.39 50.0

B026 B Semangka 1 potong 19.32 1.38 1.24 19.04 150.0

B027 B Sirsak 1 potong 44.20 2.72 1.84 44.33 100.0

B028 B Srikaya 1 buah 86.11 5.80 4.60 120.05 147.0

C001 C Kue Apem 1 potong 219.00 2.90 6.50 71.30 45.0

C002 C Kue Bugis 1 buah 24.00 0.40 3.60 21.60 10.0

C003 C Kue mangkok 1 buah 91.00 2.00 4.50 80.80 50.0

C004 C Kue pacar cina 1 bungkus 38.00 0.80 1.90 68.80 30.0

C005 C kue pia 1 buah 148.00 2.80 6.30 132.80 50.0

C006 C kue satu 1 buah 59.00 1.60 3.60 47.60 15.0

C007 C kue semprong 1 buah 38.00 0.40 0.90 36.80 10.0

C008 C kue talam 1 buah 18.00 2.00 4.50 12.80 10.0

C009 C kue tambang a) 1 buah 26.00 5.20 11.70 12.10 5.0

C010 C Lemper 1 buah 177.00 12.20 25.90 138.90 80.0

C011 C Leupeut Ketan b) 1 buah 96.00 12.50 1.80 82.10 40.0

C012 C Lopis 1 buah 98.00 6.70 11.90 79.20 60.0

C013 C Martabak 1 potong 192.00 14.10 37.10 147.90 75.0

C014 C Onde-onde 1 buah 101.00 11.60 28.00 62.00 35.0

C015 C Ongol-ongol 1 buah 23.00 1.20 10.80 11.20 20.0

C016 C Papais 1 buah 107.00 9.60 11.50 86.40 80.0

45

Lampiran 6 (lanjutan)

Indeks

makanan Golongan Nama Makanan Ukuran

Energi

(kkal)

Protein

(kkal)

Lemak

(kkal)

Karbohidrat

(kkal)

Berat

(gram)

C017 C Pastel 1 buah 200.00 20.90 138.50 125.60 90.0

C018 C Putu 1 buah 21.00 1.20 5.40 14.80 10.0

C019 C Putu mayang 1 buah 25.00 0.50 2.70 21.90 12.5

C020 C Risoles 1 buah 53.60 3.36 5.04 45.12 40.0

C021 C Roti gambang 1 buah 70.00 6.00 3.60 60.40 20.0

C022 C Kroket singkong 1 buah 307.00 46.80 122.60 159.30 193.0

C023 C Fruity Angel Cake 1 potong 166.00 29.60 93.20 64.30 83.0

C024 C Marmer Putih Telur 1 buah 123.00 22.40 65.80 61.20 61.0

C025 C Rol Jeruk Putih Telur 1 buah 164.00 16.50 73.80 79.00 100.0

C026 C Cincin Pisang 1 buah 157.00 6.00 2.10 147.40 125.2

C027 C Bakwan Jagung Manis 1 buah 61.00 13.80 6.60 48.60 169.0

C028 C Bakwan Daging Cincang Tahu 1 buah 161.00 48.00 70.40 45.40 200.4

C029 C Pastel kentang 1 buah 124.00 8.80 38.30 90.50 115.0

C030 C Cake Mangga 1 buah 193.00 33.40 106.70 71.00 132.2

C031 C Cake Manggo Puding 1 buah 232.00 34.60 142.90 47.90 88.0

C032 C Cake Lapis Durian 1 buah 232.00 29.70 132.60 82.10 98.5

C033 C Bolu Tradisional 1 buah 151.00 30.30 71.90 58.20 78.0

C034 C Kroket Pisang 1 buah 284.00 31.50 130.30 119.50 182.2

C035 C Kroket mie keju 1 buah 244.00 43.80 113.20 75.20 180.0

C036 C Martabak Kari Daging 1 buah 277.00 71.70 134.60 56.20 195.4

C037 C Martabak Isi Pisang Kukus 1 buah 76.00 2.50 0.90 78.60 71.2

C038 C Kue Lapis 1 buah 110.00 2.80 16.00 90.50 30.0

46

Lampiran 6 (lanjutan)

Indeks

makanan Golongan Nama Makanan Ukuran

Energi

(kkal)

Protein

(kkal)

Lemak

(kkal)

Karbohidrat

(kkal)

Berat

(gram)

C039 C Kue Cucur 1 buah 542.00 43.10 146.60 369.60 178.8

L001 L Pepes Teri 1 porsi 33.30 9.70 1.58 9.80 20.0

L002 L

Pepes Jamur Merang Bumbu

Rujak 1 porsi 199.00 57.20 139.30 14.40 165.0

L003 L Salad Bandeng Asap 1 porsi 103.00 56.10 29.80 15.60 169.0

L004 L Gepuk 1 porsi 294.00 35.60 256.50 11.10 52.0

L005 L Ikan Bawal Bakar 1 porsi 150.00 48.30 80.70 5.40 151.9

L006 L Ikan Bandeng Presto Goreng 1 porsi 150.00 58.70 55.60 21.80 113.3

L007 L Cumi bumbu cabai 1 porsi 191.00 88.90 89.90 19.80 194.2

L008 L Cumi Asam pedas 1 porsi 185.00 91.80 74.50 17.90 200.0

L009 L Kagape Kambing 1 porsi 143.00 33.60 75.80 32.90 76.3

L010 L Daging Bumbu Bacem 1 porsi 568.00 52.40 153.50 371.40 191.4

L011 L Bebek Goreng Oven 1 porsi 162.00 27.00 97.80 42.30 144.6

L012 L Perkedel Sayuran 1 porsi 178.00 22.00 45.00 100.0 160.8

L013 L Abon 1 sdm 25.2.00 3.31 23.00 0.00 9.0

L014 L Soto babat 1 porsi 110.00 25.00 78.00 8.00 90.0

L015 L Ayam Goreng 1 potong 159.74 21.11 522.00 0.00 50.0

L016 L Babat Goreng 1 potong 85.86 21.12 63.18 0.00 30.0

L017 L Bebek Goreng 1 potong 153.00 17.00 134.00 0.00 52.0

L018 L Coerned Beef 1 sdm 54.23 14.40 50.62 0.00 22.5

L019 L Daging Asap 1 potong 38.77 25.98 10.96 0.00 20.3

L020 L Sate kambing 2 tusuk 154.00 66.40 82.80 0.00 100.0

47

Lampiran 6 (lanjutan)

Indeks

makanan Golongan Nama Makanan Ukuran

Energi

(kkal)

Protein

(kkal)

Lemak

(kkal)

Karbohidrat

(kkal)

Berat

(gram)

L021 L Rendang sapi 1 potong 136.00 39.00 94.00 22.00 50.0

L022 L Dendeng daging sapi 1 potong 67.55 34.32 12.63 0.00 15.6

L023 L Empal goreng 1 mangkok 277.30 34.78 241.11 0.00 47.0

L024 L Sup bakso Sarang Burung 1 mangkok 290.00 154.00 3.00 146.00 7.0

L025 L Telur ayam,ceplok 1 porsi 229.80 36.24 177.66 19.92 60.0

L026 L Telur ayam,dadar 1 porsi 150.60 39.12 104.76 3.36 60.0

L027 L Telur bebek,ceplok 1 buah 105.18 17.61 84.82 1.08 42.0

L028 L Telur bebek,dadar 1 buah 134.02 25.15 104.98 1.53 60.0

L029 L Telur bebek,telur asin 1 butir 97.11 27.09 60.96 2.79 60.0

L030 L Cumi-cumi Goreng 1 ekor 84.00 16.00 66.00 0.00 25.0

L031 L Ikan gabus goreng 1 ekor 122.00 137.00 21.00 10.00 217.0

L032 L Ikan asin japuh goreng 1 sdm 41.76 8.98 31.86 0.00 82.6

L033 L Ikan asin, pari goreng 1 potong 50.31 27.24 24.85 0.00 102.4

L034 L Ikan asin,pepetek goreng 1 ekor 140.83 34.91 105.56 0.00 281.3

L035 L Ikan asin,teri goreng 1 sdm 64.50 20.04 43.74 0.00 128.3

L036 L Bandeng Goreng 1 potong 106.00 53.00 29.00 10.00 87.0

L037 L Ikan bawal Goreng 1 ekor 123.00 42.00 16.00 10.00 120.0

L038 L Ikan belut goreng 1 ekor 100.00 24.80 41.90 30.70 197.5

L039 L Ikan gabus goreng 1 ekor 122.00 137.00 21.00 10.00 217.0

L040 L Ikan lele,goreng 1 ekor 120.96 38.21 82.51 0.00 60.0

L041 L Ikan mas goreng 1 ekor 144.00 91.00 26.00 10.00 180.0

L042 L Ikan mujair dendeng goreng 1 ekor 152.00 61.00 31.00 43.00 27.0

48

Lampiran 6 (lanjutan)

Indeks

makanan Golongan Nama Makanan Ukuran

Energi

(kkal)

Protein

(kkal)

Lemak

(kkal)

Karbohidrat

(kkal)

Berat

(gram)

L043 L Ikan mujair,goreng 1 ekor 247.00 111.40 127.70 0.00 80.0

L044 L Ikan mujair,pepes 1 ekor 97.91 70.24 20.39 2.59 191.1

L045 L Peda ikan banjar 1 ekor 140.00 100.50 32.30 0.00 99.8

L046 L Petis ikan 1 potong 111.00 55.20 1.20 66.20 69.0

L047 L Petis udang 1 sdm 44.00 12.00 0.18 32.00 20.0

L048 L Pindang ikan banjar 1 ekor 20.35 14.52 4.89 0.00 14.4

L049 L Pindang ikan Benggol 1 ekor 77.42 56.47 17.21 0.00 50.6

L050 L Pindang ikan layang 1 ekor 18.18 14.26 2.99 0.00 13.2

L051 L Pindang ikan selar kecil 1 ekor 21.73 16.52 4.13 0.00 17.0

L052 L Sardines,dalam kaleng 1 potong 89.23 22.28 64.15 1.05 176.7

P001 P Nasi putih 1 porsi 178.00 8.40 0.90 162.40 100.0

P002 P Nasi merah 1 porsi 359.00 30.00 8.10 310.40 100.0

P003 P Nasi jagung kuning 1 porsi 361.00 34.80 40.50 289.60 100.0

P004 P Nasi goreng biasa 1 piring 200.00 8.50 1.10 172.20 100.0

P005 P Roti Bakar 1 potong 97.00 8.20 29.40 65.20 30.0

P006 P Roti Gulung Pisang 1 potong 402.00 25.00 33.00 237.00 187.0

S001 S Pais Oncom 1 porsi 60.00 17.70 14.80 33.10 62.0

S002 S Nasi Bakar Sayur 1 porsi 284.00 37.60 61.80 220.10 197.0

S003 S Telur Sambal Kacang 1 porsi 346.00 95.40 125.50 149.30 175.1

S004 S Tumis Buncis Jagung Putren 1 porsi 190.00 32.30 83.90 105.30 121.0

S005 S Sayur Labu 1 porsi 112.00 18.60 8.90 89.80 166.7

S006 S Sayur Bayam 1 porsi 72.00 8.30 17.40 60.90 84.6

49

Lampiran 6 (lanjutan)

Indeks

makanan Golongan Nama Makanan Ukuran

Energi

(kkal)

Protein

(kkal)

Lemak

(kkal)

Karbohidrat

(kkal)

Berat

(gram)

S007 S Sayur Labu 1 porsi 112.00 18.60 8.90 89.80 166.7

S008 S Tumis Jagung Muda 1 porsi 184.00 31.20 58.00 129.00 166.2

S009 S Urap Campur Sari 1 porsi 191.00 26.70 84.40 102.80 198.0

S010 S Sayur Oyong 1 porsi 471.00 57.80 64.70 335.40 200.0

S011 S Bayam kukus 1 gelas 30.00 5.20 6.30 23.20 100.0

S012 S Bayam rebus 1 mangkok 33.35 6.96 7.83 21.46 145.0

S013 S Bayam,tumis campur oncom 1 porsi 227.66 33.03 134.59 61.60 223.2

S014 S Bayam,tumis bersantan 1 mangkok 115.00 13.40 90.70 24.90 240.0

S015 S Buncis Rebus 1/2 gelas 15.00 4.40 0.90 12.80 50.0

S016 S Daun kacang panjang kukus 1 gelas 40.00 14.80 2.70 32.00 100.0

S017 S Daun katuk rebus 1 gelas 53.00 21.20 8.10 36.40 100.0

S018 S Daun Singkong Lodeh 1 mangkok 66.00 24.60 9.80 47.00 100.0

S019 S Daun Singkong Rebus 1 gelas 31.00 14.80 5.40 19.20 100.0

S020 S Kacang Panjang rebus 1 gelas 67.50 4.50 50.62 12.60 45.0

S021 S Kacang Panjang tumis 3 sdm 67.50 4.50 50.62 12.60 45.0

S022 S Kangkung Kukus 1 mangkok 46.50 19.84 9.76 29.14 155.0

S023 S Kangkung rebus 1 gelas 22.00 10.00 5.40 12.40 100.0

S024 S kangkung tumis 3 sdm 18.00 2.40 11.10 4.10 34.2

S025 S Sayur toge-tahu 3 sdm 183.00 10.10 120.00 53.10 46.8

S026 S Wortel rebus 1 potong 18.00 2.10 1.20 16.40 50.0

50

RIWAYAT HIDUP

Pada tahun 2009, penulis terdaftar sebagai mahasiswi Departemen Ilmu

Komputer IPB melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB). Penulis lahir

di Bogor. pada tanggal 17 April 1992. Penulis merupakan putri bungsu dari

pasangan Ir Asep Hudri dan Lusi Dalila. Penulis menyelesaikan pendidikan

sekolah menengah pertama di SMP Negeri 1 Bogor pada tahun 2006 dan

pendidikan sekolah menengah atas di SMA Negeri 1 Bogor pada tahun 2009.

Pada masa perkuliahan penulis aktif di beberapa kepanitiaan dan organisasi

diantaranya Badan Eksekutif Mahasiswa FMIPA IPB pada periode kepengurusan

2010-2011 dan Himpunan Mahasiswa Ilmu Komputer IPB pada periode

kepengurusan 2011-2012. Selain aktif pada kegiatan kemahasiswaan penulis juga

aktif sebagai asisten praktikum pada beberapa matakuliah di Departemen Ilmu

Komputer. matakuliah tersebut diantaranya Algoritma dan Pemrograman,

Rekayasa Perangkat Lunak, Struktur Data, Penerapan Komputer, Data Mining,

Penulis pernah melaksanakan praktek kerja lapang di divisi IT Support Officer PT

Triteguh Manunggal Sejati (TRMS) atau lebih dikenal sebagai Garuda Food Plant

G Gunung Putri. Pada tahun 2012 penulis pernah mengikuti Program Kreativitas

Mahasiswa (PKM) kategori PKM Karsa Cipta yang didanai DIKTI dengan judul

My Baby Situs Jejaring Sosial untuk Ibu. Pada tahun 2013, penulis berkesempatan

menjadi asisten peneliti pada penelitian lintas fakultas antara Departemen Ilmu

Komputer dan Departemen Gizi Masyarakat IPB yang didanai oleh DIKTI pada

program Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN).