Mix Design 22 Mpa Kel 19 Balok
-
Upload
apisha1233 -
Category
Documents
-
view
44 -
download
3
description
Transcript of Mix Design 22 Mpa Kel 19 Balok
BAB I
PERENCANAAN CAMPURAN BETON
(MIX DESIGN)
A. PENDAHULUAN
Tujuan utama mempelajari sifat-sifat dari beton adalah untuk
perencanaan dari campuran (mix design), yaitu pemilihan dari bahan-bahan
beton yang memadai serta menentukan kuantitas masing-masing bahan untuk
menghasilkan beton yang berkualitas dan seekonomis mungkin. Apabila tidak
tersedia cukup data yang menunjukkan bahwa suatu campuran beton tertentu
yang diharapkan dapat menghasilkan mutu beton yang disyaratkan atau
Deviasi Standart Rencana yang diusulkan benar-benar akan tercapai dalam
pelaksanaan yang akan dilakukan, maka harus diadakan percobaan
pendahuluan. Sebagai persiapannya dianjurkan untuk mengadakan dulu
percobaan-percobaan di laboratorium.
Perencanaan campuran merupakan bagian yang terpenting dari suatu
pelaksanaan struktur beton. Sebelum diadakan perencanaan campuran, semua
bahan dasar dari semen, pasir, kerikil, atau batu pecah dan air harus diperiksa
terlebih dahulu mutunya.
Suatu campuran beton harus direncanakan sedemikian rupa sehingga
memenuhi syarat-syarat berikut :
a. Campuran yang seekonomis mungkin namun berkualitas
Masalah ekonomi berkaitan dengan suatu pelaksanaan pembuatan
campuran beton. Dalam pembuatan campuran beton diharapkan
mempunyai ruang pori adukan yang minimum, karena makin minimum
ruang porinya makin sedikit pasta yang dipergunakan, sehingga
kebutuhan semen juga berkurang. Oleh karena itu yang paling
menentukan perencanaan campuran beton adalah bahan atau material.
Dengan melihat harga semen yang lebih mahal dari pada harga
agregat maka dengan mengurangi kadar semen suatu factor penting
dalam menurunkan biaya pembuatan beton. Hal ini dilakukan dengan
Kelompok 19Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi II
1
cara memakai slump yang rendah sesuai dengan batas yang diizinkan,
memakai ukuran butir maksimum agregat dan bila perlu dipakai bahan
tambahan (admixture). Disini kita menggunakan bahan tambahan berupa
zat aditif. Manfaat dari penggunaan zat aditif ini adalah untuk
meningkatkan kekuatan beton dengan menggunakan nilai slump yang
rendah yaitu dapat mengurangi terjadinya penyusutan beton dan panas
hidrasi rendah, kemudian bahan aditif ini juga berfungsi untuk
mempercepat waktu pengikatan semen terhadap agregat. Tetapi apabila
kadar semen terlalu rendah akan dapat menurunkan kekuatan awal beton.
b. Campuran mudah dikerjakan pada saat masih muda (workabilitas)
Dalam desain yang baik campuran harus mudah dikerjakan dalam
dipadatkan sesuai peralatan yang tersedia. Kemampuan penyelesaian
akhir harus ditingkatkan sehingga segregasi (pemisahan agregat dengan
pasta semen) dan bleeding (keluarnya air yang berlebihan) dapat
dikurangi. Kebutuhan air untuk workabilitas yang minimum dengan
menambah mortar semen sedikit dari pada penambahan banyak air atau
agregat halus.
c. Memenuhi kekuatan karakteristik yang dikehendaki dan keawetannya.
Yang dimaksud dengan kekuatan karakteristik adalah kekuatan
tekan, dimana dari sejumlah besar hasil pemeriksaan benda uji,
kemungkinan adanya kekuatan tekan yang kurang dari itu terbatas
sampai 5 % saja. Pada umunya spesifikasi beton akan memerlukan
kekuatan tekan yang minimum. Ini penting untuk menjaga supaya
kebutuhan ini tidak bertentangan satu dengan yang lain. Spesifikasi ini
juga menghendaki bahwa beton harus memenuhi persyaratan keawetan
yang dikehendaki, seperti perlawanan terhadap pembekuan dan pencairan
atau terhadap serangan bahan kimia, pertimbangan ini selanjutnya
memberikan batas penentuan untuk faktor air semen atau kadar air
semen.
Kelompok 19Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi II
2
B. PERENCANAAN CAMPURAN ADUKAN BETON
Perencanaan campuran atau perbandingan campuran beton yang lebih
dikenal sebagai Mix Design merupakan suatu proses yang meliputi dua tahap
yang saling berkaitan, yaitu :
a. Pemilihan terhadap bahan-bahan yang sesuai untuk pembuatan campuran
beton seperti, semen, agregat halus, agregat kasar dan lain-lain.
b. Penentuan jumlah relative dari bahan-bahan campuran untuk
menghasilkan beton yang baik.
Cara DOE adalah cara yang paling sering digunakan di Indonesia. Dalam
penggunaan metode DOE ini ada dua tanggapan dasar, yaitu :
a. Mudahnya pengerjaan adukan beton tergantung dari jumlah air bebas dan
tidak tergantung dari kadar semen dan faktor air semen.
b. Kekuatan beton tergantung dari faktor air semen dan tidak tergantung
dari banyaknya air dan kadar semen.
Data Perencanaan
a. Kuat tekan karakteristik (f`c) : 22 MPa
b. Umur : 28 hari
c. Kemungkinan Gagal : 5 %
d. Jenis Pekerjaan : Balok
e. Keadaan Beton : Terlindung hujan dan terik matahari langsung
f. Zat Adiktif : -
g. Agregat Kasar : Batu Pecah
h. Kode Mix Design : SK SNI 03 - 2847 - 2002
1. Kuat Tekan Karakteristik (f`c)
Yaitu kuat tekan yang disyaratkan, kuat tekan beton karakteristik umur
28 hari yang jumlah cacat tidak lebih dari 5 % artinya kekuatan yang ada hanya
5 % yang diperbolehkan dari jumlah yang ditest.
Nilai f’c = 22 Mpa
Kelompok 19Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi II
3
2. Deviasi Standar (Sd)
Deviasi standar ditetapkan berdasarkan tingkat mutu pengendalian
pelaksanaan pencampuran betonnya, makin baik mutu pelaksanaan makin kecil
nilai deviasinya.
Jika pelaksana tidak mempunyai data pengalaman atau mempunyai
pengalaman kurang dari 15 buah benda uji, maka nilai deviasi standar diambil
dari tingkat pengendalian mutu pekerjaan pada table di bawah ini.
Tabel 1.1 Mutu Pekerjaan Diukur dengan Deviasi Standar
Tingkat Pengendalian
Mutu Pekerjaan
Standar Deviasi
(MPa)
Memuaskan
Sangat Baik
Baik
Cukup
Jelek
Tanpa Kendali
2,8
3,5
4,2
5,6
7,0
8,4
Jika pelaksana mempunyai data pengalaman pembuatan beton serupa
minimum 30 buah silinder yang diuji kuat tekan rata-ratanya pada umur
28 hari, maka jumlah data dikoreksi terhadap nilai deviasi standar dengan
suatu faktor pengali.
Rumus: Sd =
Dimana: x = tegangan untuk benda uji
n = jumlah data
Kelompok 19Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi II
4
Tabel 1.2 Faktor pengali Deviasi Standar Bila Data Hasil Uji yang Tersedia
Kurang dari 30
Jumlah Data 30 25 20 15 < 15
Faktor Pengali 1,0 1,03 1,08 1,16 Tabel 1.3
Tabel 1.3 Kuat tekan rata-rata perlu jika data tidak ada untuk menetapkan
nilai deviasi standard
Persyaratan kuat tekan, f’c
MPa
Kuat tekan rata-rata perlu, f’cr
MPa
< 21 f'c + 7,0
21-35 f'c + 8,5
> 35 f'c + 10,0
Karena tidak mempunyai data pengalaman dan f’c adalah 21-35. Maka
diambil Standar Deviasi (SD) = 0 Mpa.
3. Nilai Tambah Margin (M)
Nilai tambah margin yang tergantung dari hasil kali deviasi Standar
dimana faktor k tergantung dari banyaknya cacat dan jumlah benda uji.
M = k . Sd
Dimana: M = Nilai tambah
Sd = Standar Deviasi
k = Konstanta Kegagalan 5 % = 1,64
Rumus di atas berlaku jika pelaksana mempunyai data pengalaman
pembuatan beton yang diuji kuat tekannya pada umur 28 hari. Jika tidak
mempunyai data pengalaman pembuatan beton atau mempunyai
pengalaman kurang dari 15 benda uji, nilai M langsung diambil 8,5 MPa.
Karena tidak mempunyai data pengalaman diambil M = 8,5 Mpa.
Kelompok 19Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi II
5
4. Kuat Tekan Rata-rata (f`cr)
f`cr= f`c + M
Dimana: f`cr = Kekuatan tekan rata-rata (MPa)
f`c = Kekuatan tekan karakteristik (MPa)
Maka : f`cr = 22 + 8,5 = 30,5 MPa
5. Menetapkan Jenis Semen
Menurut SNI 003-2847-2002 semen Portland dibagi menjadi lima jenis:
Jenis I : Semen untuk penggunaan umum, tidak memerlukan
persyaratan khusus
Jenis II : Semen untuk beton tahan sulfat dan mempunyai panas hidrasi
sedang
Jenis III : Semen untuk beton dengan kekuatan awal tinggi (cepat
mengeras)
Jenis IV : Semen untuk beton yang memerlukan panas hidrasi rendah
Jenis V : Semen untuk beton yang sangat tahan terhadap sulfat
Semen yang digunakan ,Semen Porland termasuk semen Tipe 1.
6. Jenis Agregat
Tentukan jenis agregat kasar dan agregat halus. Adapun jenis agregat
dibedakan menjadi dua yaitu agregat alami (tak dipecah) dan batu pecah.
Jenis pasir dan kerikil adalah jenis alami (zona 3) dan Batu pecah (zona 1).
Kelompok 19Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi II
6
7. Faktor Air Semen
Faktor air semen rencana diperoleh dari ketiga cara, yaitu:
Cara Pertama
Grafik 1.1 Hubungan FAS dan Kuat Tekan Silinder Beton
Untuk f`c = 22 MPa dan Umur 28 hari dan Jenis semen Tipe I maka,
Faktor air semen didapat sebesar 0,5
Cara Kedua
Tentukan nilai kuat tekan pada umur 28 hari dengan
menggunakan Tabel 1.3, sesuai dengan semen dan agregat yang akan
dipakai.
Lihat Grafik 1.2 untuk benda uji berbentuk kubus.
Tarik garis tegak lurus ke atas melalui faktor air semen 0,5
sampai memotong kurva kuat tekan yang ditentukan pada sub butir 2 di atas.
Tarik garis mendatar melalui nilai kuat tekan yang ditargetkan
sampai memotong kurva yang ditentukan pada sub butir 3 di atas.
Kelompok 19Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi II
7
Tarik garis tegak lurus ke bawah melalui titik potong tersebut
untuk mendapatkan faktor air semen yang diperlukan.
Tabel 1.3 Perkiraan Kuat Tekan Beton (MPa) Dengan FAS 0,5
Jenis SemenJenis Agregat
Kasar
Kuat Tekan (MPa) Pada Umur
3 Hari 7 Hari 28 Hari 91 Hari
Semen Portland
(Tipe I, II, III)
Alami 17 23 33 40
Batu Pecah 19 27 37 45
Semen Portland
(Tipe III)
Alami 21 28 38 44
Batu Pecah 25 33 44 48
Untuk Umur 28 Hari , Jenis Semen Tipe I didapat Kuat Tekan 37 MPa.
Grafik 1.2. Hubungan Antara Kekuatan Tekan Beton dan Faktor Air Semen
untuk umur 28 Hari dan fc` = 30,5 Mpa
f’cr
f’c
Kelompok 19Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi II
8
Faktor air-semen didapatkan dari grafik untuk Umur 28 Hari dan Kuat
Tekan 30,5 MPa, sebesar 0,68
8. Faktor Air Semen Maksimum
Nilai faktor air semen dengan melihat persyaratan untuk berbagai
pembetonan dan lengkungan khusus, beton yang berhubungan dengan air
tanah mengandung sulfat, dan untuk beton bertulang terendam air. Ketiga
hal tersebut terlihat dari tabel berikut ini.
Tabel 1.4 Persyaratan Faktor Air-Semen maksimum untuk Berbagai
Pembetonan dan Lingkungan Khusus
UraianFAS
Maksimum.
1. Beton di dalam ruang bangunan
a. Keadaan keliling non korosif
b. Keadaan keliling korosif disebabkan
kondensasi atau uap-uap korosif
2. Beton di luar ruang bangunan
a. Tak terlindung hujan dan terik matahari langsung
b. Terlindung hujan dan terik matahari langsung
3. Beton yang masuk kedalam tanah
a. Mengalami keadaan basah dan kering
bergantian
b. Mendapat pengaruh sulfat alkali dari
tanah atau air tanah
4. Beton yang kontinu berhubungan
dengan air
0,60
0,52
0,55
0,60
0,55
lihat tabel 1.6
lihat tabel 1.5
Tabel 1.5 Faktor Air Semen untuk Beton Bertulang dalam Air
Berhubungan dengan Tipe Semen Faktor Air Semen
Kelompok 19Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi II
9
Air Tawar
Air Payau
Air Laut
Semua Tipe I – IV
Tipe I + Pozolan(15-
40)% atau S.P.Pozolan
Tipe II atau V
Tipe II atau V
0,50
0,45
0,50
0,45
Tabel 1.6 Faktor Air Semen untuk Beton Bertulang dalam Air
Konsentrasi Sulfat (SO3)
Jenis SemenFAS
Maksimum
Dalam Tanah
SO3 Dalam
Air Tanah
(g/l)
Total SO3
%
SO3 dlm
campuran
(g/l)
air : tanah =2 : 1
< 0,2
0,2 – 0,5
0,5 – 1,0
1,0 – 2,0
> 2,0
< 1,0
1,0 – 1,9
1,9 – 3,1
3,1 – 5,6
> 5,6
< 0,3
0,3 – 1,2
1,2 – 2,5
2,5 – 5,0
> 5,0
Tipe I, dengan atau tanpa
Pozolan (15-40)%
Tipe I tanpa
Pozolan
Tipe I +
Pozolan(15-40)% atau
S.P.Pozolan
Tipe II atau V
Tipe I +
Pozolan(15-40)% atau
S.P.Pozolan
Tipe II atau V
Tipe II atau V
Tipe II atau V dan
Lapisan Pelindung
0,50
0,50
0,55
0,55
0,45
0,45
0,45
0,45
9. Faktor Air Semen Yang Digunakan
Nilai fas yang digunakan adalah nilai terendah dari nilai fas rencana dan
fas maksimum.
Maka faktor air-semen yang digunakan 0,5
Kelompok 19Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi II
10
10. Nilai Slump Beton
Nilai slump beton yang akan digunakan untuk memeriksa kekentalan
suatu adukan beton. Nilai slump juga dapat ditentukan sebelumnya, tetapi bila
tidak ditentukan nilai slump dapat diperoleh dari Tabel 1.7.
Untuk penggunaan balok dari tabel diambil nilai slump sebesar 10 cm.
Tabel 1.7 Penetapan Nilai Slump
No UraianSlump (cm)
Max Min
1
2
3
4
5
Dinding plat pondasi telapak bertulang
Pondasi telapak tidak bertulang, kaison, dan
konstruksi bawah tanah
Plat, balok, kolom, dan dinding
Pengerasan jalan
Pembetonan missal
12,5
9,0
15,0
7,5
7,5
5,0
2,5
7,5
5,0
2,5
11. Ukuran Maksimum Agregat
Penetapan butir maksimum diperoleh melalui pengayakan, dan tidak
boleh melebihi ketentuan-ketentuan berikut ini:
¾ kali jarak bersih minimum antar tulangan atau berkas baja
tulangan atau tandon prategang atau selongsong.
1/3 kali tebal plat
1/5 jarak terkecil antara bidang samping cetakan
Untuk penetapan butir maksimum dapat menggunakan diameter maksimum
40 mm, 20 mm, dan 10 mm.
Dari Analisa saringan didapatkan ukuran maksimum agregat 40 mm
12. Kebutuhan Air
Kelompok 19Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi II
11
Kebutuhan air ditentukan sebagai berikut:
Agregat tak dipecah dan dipecah (Jenis agregat sama)
dipergunakan tabel 1.8
Agregat campuran (Jenis agregat berbeda) dihitung menurut:
A = 2/3 Ah + 1/3 Ak
Dimana: A = Kebutuhan air
Ah = perkiraan jumlah air untuk agregat halus
Ak = perkiraan jumlah air agregat kasar pada tabel 1.8
Karena jenis Agregat berbeda jadi didapat Ah=175 dan Ak=205.
Maka didapat kebutuhan air 185 lt/m3.
Tabel 1.8 Penentuan Kebutuhan Air Per Meter Kubik Beton (liter)
Ukuran Max
Agregat (mm)Jenis Agregat
Slump (mm)
0 – 10 10 - 30 30 - 60 60 - 180
10Alami 150 180 205 225
Batu Pecah 180 205 230 250
20Alami 135 160 180 190
Batu Pecah 170 190 210 225
40Alami 115 140 160 175
Batu Pecah 155 175 190 205
13. Kebutuhan Semen Rencana
Kadar semen merupakan jumlah semen yang dibutuhkan per m3 beton
sesuai faktor air semen yang didapat dari membagi kadar air bebas dengan
faktor air semen.
= 185 / 0,5
= 370 Kg
Maka Kebutuhan semen rencana 370 Kg
14. Kebutuhan Semen Minimum
Kelompok 19Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi II
12
Kadar semen minimum ditetapkan lewat tabel antara lain untuk
menghindari beton dari kerusakan akibat lingkungan khusus misalnya
lingkungan korosif, air payau dan air laut.
Dari tabel 1.9 didapatkan kebutuhan semen minimum 275 kg
Tabel 1.9 Kebutuhan Semen Minimum untuk Berbagai Pembetonan dan
Lingkungan Khusus
UraianJumlah Semen Minimum
Per m3 Beton (kg/m3)
1. Beton di
dalam ruang bangunan
a. Keadaan keliling non korosif
b. Keadaan keliling korosif disebabkan
kondensasi atau uap-uap korosif
2. Beton di luar
ruang bangunan
a. Tidak terlindung dari hujan dan terik
matahari langsung
b. Terlindung dari hujan dan terik
matahari langsung
3. Beton yang
masuk kedalam tanah
a. Mengalami keadaan basah dan kering
berganti-ganti
b. Mendapat pengaruh sulfat alkali dari
tanah atau air tanah
4. Beton yang
kontinu berhubungan dengan air tawar/
payau / laut
275
325
325
275
325
lihat tabel 1.11
lihat tabel 1.10
Kelompok 19Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi II
13
Tabel 1.10 Kandungan Semen Minimum Beton Bertulang dalam Air
Berhubungan
denganTipe Semen
Ukuran Agregat (mm)
40 20
Air Tawar
Air Payau
Air Laut
Semua Tipe I – IV
Tipe I + Pozolan(15-
40)% atau S.P.Pozolan
Tipe II atau V
Tipe II atau V
280
340
290
330
300
380
330
370
Tabel 1.11 Kandungan Semen Minimum untuk Beton yang berhubungan dengan Air
tanah yang Mengandung Sulfat
Konsentrasi Sulfat (SO3)
Jenis Semen
Kandungan Semen
Minimum (kg/m3)
Ukuran Agregat
Dalam Tanah
SO3 Dalam Air
Tanah (g/l)Total SO3
%
SO3 dlm
campuran (g/l)
air : tanah =2 : 1 40 20 10
< 0,2
0,2 – 0,5
0,5 – 1,0
1,0 – 2,0
> 2,0
< 1,0
1,0 – 1,9
1,9 – 3,1
3,1 – 5,6
> 5,6
< 0,3
0,3 – 1,2
1,2 – 2,5
2,5 – 5,0
> 5,0
Tipe I, dgn atau tanpa
Pozolan(15-40)%
Tipe I tanpa Pozolan
Tipe I + Pozolan (15-40)% atau
S.P.Pozolan
Tipe II atau V
Tipe I + Pozolan (15-40)% atau
S.P.Pozolan
Tipe II atau V
Tipe II atau V
Tipe II atau V dan Lapisan
Pelindung
280
290
250
340
290
330
330
300
330
290
380
330
370
370
350
380
430
430
380
420
420
15. Kebutuhan Semen Yang Dipakai
Kelompok 19Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi II
14
Untuk menetapkan kebutuhan semen, yang dipakai adalah harga terbesar
dari kadar semen rencana dan kadar semen minimum.
Karena Kebutuhan semen rencana lebih besar dari kebutuhan semen
minimum, maka kebutuhan semennya 370 kg
16. Penyesuaian Jumlah Air atau Faktor Air-Semen
Tentukan faktor air semen yang disesuaikan jika jumlah semen berubah, maka
faktor air semen harus diperhitungkan kembali dengan:
Jika akan menurunkan faktor air semen, maka faktor air semen
dihitung lagi dengan cara jumlah air dibagi jumlah semen minimum.
Jika akan menaikkan jumlah air, maka jumlah semen
minimum dikalikan faktor air semen.
Karena kebutuhan semen tidak berubah maka tidak perlu penyesuaian, jadi
nilai fas 0,5 dan kebutuhan air sebesar 185 Liter/m3beton
17. Gradasi Agregat Halus
Tentukan gradasi agregat halus melalui analisa saringan. Dalam SK-SNI-
03-2847-2002 kekasaran pasir dibagi menjadi 4 daerah yaitu:
Daerah I : pasir kasar
Daerah II : pasir agak kasar
Daerah III : pasir agak halus
Daerah IV : pasir halus
Pasir Rantau yang dipakai termasuk dalam gradasi zona III yang berarti
pasir agak halus.
Tabel 1.12 Gradasi Pasir
Lubang Ayakan (mm)Persen Lolos Saringan
Daerah I Daerah II Daerah III Daerah IV
10,0
4,80
2,40
100
90 - 100
60 - 95
100
90 - 100
75 - 100
100
90 - 100
85 - 100
100
95 - 100
95 - 100
Kelompok 19Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi II
15
1,20
0,50
0,30
0,15
30 - 70
15 - 34
5 - 20
0 – 10
55 - 90
35 - 59
8 - 30
0 - 10
75 - 100
60 - 79
12 - 40
0 – 10
90 - 100
80 - 100
15 - 50
0 – 15
18. Presentasi Agregat Halus
Tentukan prosentasi fraksi pasir berdasarkan Grafik 1.3
Dari Grafik didapatkan prosentase agregat halus 28 %
Grafik 1.3 Proporsi pasir untuk nilai slump 60 – 180 mm dan Ukuran
Maksimum agregat 40 mm
Kelompok 19Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi II
16
28
10
20
30
40
50
60
70
80
0,4 0,6 0,8
Faktor Air Semen
Pro
po
rsi P
as
ir (
%)
1
2
3
429
0,5
Dari grafik didapatkan presentasi agregat halus 29 %
19. Berat Jenis Relatif Agregat Gabungan
Berat jenis relatif agregat ditentukan sebagai berikut:
Apabila tidak ada data maka agregat alami (tak dipecah) 2,6 t/m3
dan untuk agregat dipecah 2,7 t/m3.
Apabila memiliki data (dari hasil uji) dapat menggunakan rumus:
BJ Ag.Gabungan = (% Agr. Halus x BJ Agr. Halus) +
(% Agr. Kasar x BJ Agr. Kasar)
Prosentasi agregat halus = 29 %
Prosentasi agregat kasar = 71%
BJ SSD Agregat halus = 2,55
BJ SSD Agregat kasar = 2,61
BJ Ag.Gabungan = (0,29x 2,55) + (0,71 x 2,61) = 2,59
Maka BJ Agr Gabungan untuk jenis agregat alami adalah 2,59 kg/m3
20. Berat Jenis Beton
Tentukan berat jenis beton menurut Grafik sesuai dengan kadar air bebas
yang sudah ditentukan dan berat jenis relatif agregat gabungan.
Grafik 1.4 Berat Jenis Agregat Gabungan
Grafik 1.4 Berat Jenis Agregat Gabungan
Kelompok 19Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi II
17
Berat Jenis Agregat gabungan (pasir-kerikil) batu pecah atas dasar kering permukaan
Agregat tak dipecah Agregat batu pecah
2,4
2,5
2,7
2,8
2,9
2,6175
2,672
2450 Agregat batu pecahAgregat tak pecah
BJ Gabungan (Kg/m3)
(pasir-kerikil) batu pecah atas dasar kering permukaan
2,7
2,9
2,6
2,4
2,8
Untuk kebutuhan air 185 Liter dan BJ Agr. Gabungan 2,59 Kg/m3
didapat BJ Beton 2450 Kg/m3.
21. Menentukan Kebutuhan Pasir dan Kerikil
Berat pasir+kerikil = BJ Beton Basah – Kebutuhan. Semen – Kebutuhan Air
= 2450 – 370 – 185
= 1895 Kg/m3
22. Menentukan Kebutuhan Pasir
Kebutuhan pasir = (berat pasir+kerikil) x % Agregat Halus
= 1895 x 29 %
= 549,55 Kg/m3
23. Menentukan Kebutuhan Kerikil
Kebutuhan kerikil = (berat pasir+kerikil) – Kebutuhan pasir
= 1895 – 549,55
= 1345.45 Kg/m3
Jadi perbandingan berat (SSD) bahan dari pengecoran :
a. semen = 370 kg/m3
b. air = 185 Liter/m3
c. Agregat Halus = 549,55 kg/m3
d. Agregat Kasar = 1345,45 kg/m3
24. Koreksi Terhadap Kondisi Bahan
Koreksi ini dilakukan minimal sekali sehari, karena pasir dan kerikil
dianggap dalam keadaan jenuh kering (SSD), padahal biasanya di
lapangan tidak dalam keadaan jenuh kering, maka perhitungan dikoreksi
dengan rumus:
Kelompok 19Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi II
18
Air = A – x B – x C
Pasir = B + x B
Kerikil = C + x C
Dimana:
A = Jumlah kebutuhan air (L/m3)
B = Jumlah kebutuhan pasir (kg/m3)
C = Jumlah kebutuhan kerikil (kg/m3)
Ah = Kandungan air dalam pasir (%)
Ak = Kandungan air dalam kerikil (%)
A1 = Kandungan air pada pasir jenuh kering muka (%)
A2 = Kandungan air pada kerkil jenuh kering muka (%)
Koreksi terhadap kondisi bahan
Bahan (kg/m3) Absorption (%) Kadar Air (%)
Semen = 370 - -
Air = 185 - -
Pasir = 549,55 3,43 7,9
Kerikil = 1345,45 2,17 2,625
Nilai Absorption untuk pasir dan kerikil dari Data absorption agregat dari
Laporan Praktikum Bahan dan Struktur I, Analisa Spesific Gravity dan
Absorption Agregat kelompok XI.
Nilai kadar air untuk pasir dan kerikil dari Data kadar air agregat dari
Laporan Praktikum Bahan dan Struktur I, Pemeriksaan kadar air agregat
halus dan kasar, kelompok XI.
Jadi bahan – bahan yang diperlukan:
Semen = 370 kg/m3
Kelompok 19Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi II
19
Pasir = x B = x 549,55 = -24,56 kg/m3
Kebutuhan pasir = 549,55 – 24,56
= 525 kg/m3
Kerikil = x C = x 1345,45= - 6,12 kg/m3
Kebutuhan Kerikil = 1345,45 – 6,12
= 1339,33 kg/m3
Air = 185 + 24,56 + 6,12 = 215,68 Liter/m3
25. Perhitungan Benda Uji
Untuk percobaan ,Volume benda uji :
Silinder = m3
Dalam pelaksanaan ditambah 20% dari jumlah total untuk menjaga dari
kemungkinan susut. Jadi material yang diperlukan adalah:
Karena 6 sampel = 0,00636 m3 x 6
= 0,03816 m3
Maka bahan yang diperlukan untuk benda uji adalah sebagai berikut :
a. Semen = 0,03816 370 = 14,1192 kg
b. Air = 0,03816 215,68 = 8,23 Liter
c. Pasir = 0,03816 525 = 20,034 kg
d. Kerikil = 0,03816 1339,33 = 51.11 kg
26. Kesimpulan
Berdasarkan perhitungan di atas, maka didapat jumlah bahan untuk 5
buah benda uji silinder
a. semen = 14,1192 kg
b. Air = 8,23 Liter
Kelompok 19Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi II
20
3,43 – 7,9100
2,17 – 2,625100
c. Pasir = 20,034 kg
d. Kerikil = 51.11 kg
PERENCANAAN CAMPURAN BETON
Kelompok : XI Pekerjaan : Pondasi Terendam
Uraian Tabel/Grafik Nilai
Kuat tekan karakteristik Ditetapkan22 Mpa pada 28 hari
dengan cacat 5 %
Standart Deviasi Tabel 1.2 SNI 2002S diambil = 0 Mpa (tidak
mempunyai pengalaman)
Margin ( M ) SK SNI 03-xxxx-2002Margin = 8,5 Mpa (tidak
mempunyai pengalaman)
Rencana tegangan rata-rataSK SNI 03-2847-2002
Ayat 3.3.1 butir 130 + 8,5 = 38,5
Type semen Semen Portland Tipe I
Type agregat kasar Batu pecah (Martadah)
Type agregat halus Alami (Mataraman)
Faktor Air Semen Maksimum Grafik kuat tekan vs fas 0,68
Faktor Air Semen Rencana Grafik kuat tekan vs fas 0,5
Slump Tabel 1.7 7,5 cm – 15 cm
Ukuran agregat maks.Data analisa saringan
Praktikum TBK I40 mm
Kebutuhan air bebas SK SNI 03-2847-2002 185 lt
Kelompok 19Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi II
21
Kadar Semen Rencana 370 kg/m3
Kadar Semen min.Tabel 3. SK SNI 03-
2847-2002275 kg/m3
Berat jenis gabungan kondisi SSD 2,60 kg/m3
Berat jenis Beton basah
Grafik hub. antara
kadar air basah dengan
berat jenis beton
2450 kg/m3
Berat agregat total 1895 kg/m3
Susunan butir agregat halusData analisa saringan
Praktikum TBK IZona III
Persen agregat halus 29 %
Persen agregat kasar 71 %
Berat agregat halus 549,55 kg/m3
Berat agregat kasar 1345,45 kg/m3
Berat agregat halus (setelah dikoreksi) 525 kg/m3
Berat agregat kasar (setelah dikoreksi) 1339,33 kg/m3
PERENCANAAN JUMLAH BAHAN
KOMPOSISI
RENCANA
Benda uji silinder
5 buah
Semen
(kg)
Air
(liter)
Ag.halus
(kg)
Ag.kasar
(kg)
Campuran
per/
370 215,68 525 1339,33 1 m3
14,1192 8,23 20,034 51,11 1 Adukan
Kelompok 19Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi II
22