Minyak Atsiri Pada Proses Kehamilan Dan Persalinan

54
MINYAK ATSIRI PADA PROSES KEHAMILAN DAN PERSALINAN Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Perfumery, Aromacology, Aromatheraphy Oleh : 1. dr. Liza Deviyanti Hadiwijaya, MM 5413220019 2. Nur Aji, S.Farm., Apt 5413220025 3. Ayu Nuki 4. Nita 1

description

a

Transcript of Minyak Atsiri Pada Proses Kehamilan Dan Persalinan

Page 1: Minyak Atsiri Pada Proses Kehamilan Dan Persalinan

MINYAK ATSIRI PADA PROSES KEHAMILAN DAN PERSALINAN

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Perfumery, Aromacology, Aromatheraphy

Oleh :1. dr. Liza Deviyanti Hadiwijaya, MM 54132200192. Nur Aji, S.Farm., Apt 54132200253. Ayu Nuki4. Nita

PROGRAM MAGISTER FARMASIFAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS PANCASILA

JAKARTA 2015

1

Page 2: Minyak Atsiri Pada Proses Kehamilan Dan Persalinan

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan

pertolongan-Nya kami dapat menyelesaiakan makalah dengan judul ” MINYAK ATSIRI

PADA PROSES KEHAMILAN DAN PERSALINAN”.

Meskipun banyak rintangan dan hambatan yang kami alami dalam proses

pengerjaannya, tapi kami berhasil menyelesaikannya dengan baik.

Tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu mata

kuliah Perfumery, Aromacology dan Aromatheraphy yang telah membantu kami

dalam mengerjakan tugas ini. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada teman-

teman mahasiswa yang juga sudah memberi kontribusi baik langsung maupun tidak

langsung dalam pembuatan karya ini. 

Tentunya ada hal-hal yang ingin kami berikan kepada institusi dan

masyarakat dari hasil karya ini. Karena itu kami berharap semoga makalah ini dapat

menjadi sesuatu yang berguna bagi kita bersama.

   

Jakarta, Agustus 2015

Tim Penulis

i

Page 3: Minyak Atsiri Pada Proses Kehamilan Dan Persalinan

DAFTAR ISI

Hal.

KATA

PENGANTAR………………………………………………………

i

DAFTAR

ISI………………………………………………………………...

ii

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………..….

A. Latar Belakang…………………………………………………….….

B. Rumusan Masalah……………………………………………….……

C. Tujuan Makalah………………………………………………………

1

1

3

3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA……………………………………..

…….

A. KEHAMILAN

………………………………………………………….

B. PERSALINAN………………………………………………………

….

C. MINYAK ATSIRI UNTUK KEHAMILAN DAN PERSALINAN

D. MINYAK YANG KERAS PADA KEHAMILAN

…………………

E. KEWASPADAAN DALAM PENGGUNAAN MINYAK

ESENSIAL PADA WANITA HAMIL

……………………………….

1. Emenagogum atau Abortifisien………………………………...

…...

2. Kewaspadaaan ………………………………………………..

…….

3. Minyak Esensial Emenagogum …………………………...

………..

4. Minyak Esensial Hormonal ………………………………...

………

4

4

10

13

17

19

19

19

20

22

22

22

23

23

24

24

24

27

32

ii

Page 4: Minyak Atsiri Pada Proses Kehamilan Dan Persalinan

F. INDIKASI UMUM BAGI PEMAKAIAN PADA

KEHAMILAN ...

1. Antenatal…………………………………………………………

…..

2. Persalinan………………………………………………………….

....

3. Posnatal……………………………………………………………

....

4. Minyak Esensial Uterotonik Dalam

Persalinan……………………...

G. PENELITIAN

PERCONTOHAN……………………………………..

1. Mengurangi Nyeri Saat

Persalinan…………………………………..

2. Mengatasi Mual dan

Muntah………………………………………...

BAB III PENUTUP…….

…………………………………………………...

DAFTAR

PUSTAKA……………………………………………………….

33

iii

Page 5: Minyak Atsiri Pada Proses Kehamilan Dan Persalinan

BAB IPENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kehamilan merupakan proses berkesinambungan yang dimulai dari ovulasi,

konsepsi, nidasi, implantasi dan perkembangan embrio di dalam uterus hingga aterm.

Setiap proses dalam kehamilan merupakan kondisi krisis yang memerlukan adaptasi

psikologis dan fisiologis terhadap pengaruh hormon kehamilan dan tekanan mekanis

akibat pembesaran uterus dan jaringan lain.1

Kehamilan mempengaruhi tubuh ibu secara keseluruhan dengan

menimbulkan perubahan-perubahan fisiologi yang terjadi di seluruh sistem organ,

sebagian besar perubahan pada tubuh ibu kebanyakan disebabkan oleh kerja

hormonal. Perubahan ini terjadi akibat adanya ketidakseimbangan hormon

progestrogen dan estrogen yakni hormon kewanitaan yang ada di dalam tubuh ibu

sejak terjadinya proses kehamilan. Wanita hamil sebanyak 50% mengalami Emesis

Gravidarum atau lebih dikenal dengan Morning Sickness (rasa mual di pagi hari)

yang ditimbulkan karena ketidakseimbangan hormonal. 2

Emesis gravidarum ini menyebabkan penurunan nafsu makan sehingga

terdapat perubahan keseimbangan elektrolit dengan kalium, kalsium dan natrium

yang menyebabkan perubahan metabolisme tubuh. Emesis gravidarum akan

bertambah berat menjadi hiperemesis gravidarum yang menyebabkan ibu muntah

setiap minum atau makan, akibatnya tubuh semakin lemah, pucat, dan frekuensi

buang air kecil menurun drastis sehingga cairan tubuh berkurang dan darah menjadi

kental (hemokonsentrasi) sehingga melambatkan peredaran darah yaitu oksigen dan

jaringan sehingga dapat menimbulkan kerusakan jaringan yang dapat

membahayakan kesehatan ibu dan perkembangan janin yang dikandungnya. 3

Wanita hamil sebanyak 66% pada trimester pertama mengalami mual dan

gejala yang sering terjadi pada 60-80 % primigravida (ibu yang baru pertama

mengalami proses kehamilan) dan 40-60 % multigravida (ibu yang sudah beberapa

kali mengalami proses kehamilan), namun sekitar 12 % ibu hamil masih mengalami

mual muntah hingga sampai usia kehamilan sembilan bulan. 4

Setelah menjalani prose kehamilan selama 9 bulan, ibu hamil dihadapkan

dengan persiapan persalinan. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi

yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan atau melalui jalan lain

1

Page 6: Minyak Atsiri Pada Proses Kehamilan Dan Persalinan

dengan bantuan. Proses persalinan dimulai pada saat terjadi konstraksi uterus yang

teratur dan progresif serta akan diakhir dengan keluarnya janin. Nyeri persalinan

merupakan suatu kondisi yang fisiologis. Nyrei persalinan merupakan perasaan yang

tidak menyenangkan yang terjadi selama proses persalinan. 5

Nyeri persalinan dapat menimbulkan kecemasan pada ibu hamil yang dapat

menyebabkan timbulnya hiperventilasi sehingga kebutuhan oksigen meningkat dan

peningkatan tekanan darah. Aromaterapi dapat digunakan sebagai alternatif untuk

menurunkan tingkat nyeri tanpa menimbulkan efek yang merugikan seperti

pemberian oabat farmakologi. Aromaterapi akan menstimulasi hipotalamus untuk

mengeluarkan mediator kimia yang berfungsi sebagai penghilang rasa sakit dan

menghasilkan perasaan nyaman. 5

Penangganan dan pengawasan nyeri persalinan terutama pada kala I fase aktif

sangat penting, karena hal ini sebagai titik penentu apakah seorang ibu bersalin dapat

menjalani persalinan normal atau harus dibantu dengan suatu tindakan medis karena

adanya penyulit yang diakibatkan nyeri hebat. 5

Minyak aromaterapi sudah dikenal lama di dunia kecantikan dan diketahui

memiliki efek positif bila digunakan selama kehamilan dan masa persalinan. Minyak

tersebut memiliki efek menenangkan, merilekskan, atau membangkitkan mood, dan

mengurangi nyeri pada saat persalinan, tergantung dari jenis minyak yang dipilih.

Minyak yang bersumber dari batang, daun, atau kelopak bunga juga dipercaya dapat

menyeimbangkan kondisi hormonal selama kehamilan dan persalinan terutama kala

1 aktif. 6

Menggunakan aromaterapi saat kehamilan akan membantu meningkatkan

relaksasi sekaligus melatih pernapasan yang bermanfaat dalam persalinan. Minyak

esensial (atsiri) yang digunakan dalam aromaterapi juga mampu memelihara kulit

serta menghaluskan jaringan parut yang umum timbul pada masa kehamilan.

Menggunakan minyak aromaterapi jahe, jeruk manis, spearmint, atau lemon juga

dapat membantu meringankan mual di pagi hari (morning sickness). 7

Manfaat menggunakan aromaterapi saat kehamilan juga mencakup

menurunkan tekanan darah dan kecemasan. Manfaat relaksasi menggunakan

aromaterapi amat bermanfaat mempersiapkan calon ibu saat melahirkan. Mandi air

panas dan pijat menggunakan minyak aromaterapi penting untuk mempromosikan

relaksasi. 7

2

Page 7: Minyak Atsiri Pada Proses Kehamilan Dan Persalinan

Meskipun memiliki berbagai manfaat, minyak aromaterapi baru aman

digunakan setelah kehamilan memasuki trismester kedua. Berbagai jenis minyak

dapat dipilih untuk diaplikasikan pada peralatan tidur dan untuk mandi serta

perawatan tubuh lainnya untuk ibu hamil. Akan tetapi, perhatikan aturan

penggunaannya. Beberapa contoh minyak aromaterapi yang disarankan aman untuk

digunakan pada wanita hamil dan untuk proses kehamilan yaitu bergamot oil,

lavender, lemon, neroli, rosewood, sandalwood, tangerine, chamomile, eucalyptus,

ylang-ylang oil. 6

Meskipun ada banyak manfaat aromaterapi untuk ibu hamil baik untuk

kelancaran kehamilan, persalinan dan sampai melahirkan, namun tidak semua

aromaterapi aman untuk ibu hamil. Beberapa aromaterapi memiliki pengaruh yang

kuat terhadap tubuh ibu hamil yang rentan yang dapat mempengaruhi plasneta dan

dapat mempengaruhi kondisi kehamilan. 8

Sebelum memutuskan untuk menggunakan aromaterapi untuk ibu hamil,

sebiaknya ibu mengetahui terlebih dahulu jenis-jenis aromaterapi yang tidak aman

digunakan oleh ibu hamil. Beberapa contoh aromaterapi yang harus dihindari oleh

ibu hamil yaitu minyak anis, camphor, cedarwood, cinnamon, fennel, juniper,

jasmine, myrrh, rosemary, thyme. 8

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah kandungan minyak atsiri dapat memiliki manfaat positif bagi masa

kehamilan dan persalinan ?

2. Apa saja indikasi umum pemakaian minyak aromaterapi selama masa

kehamilan dan persalinan ?

3. Minyak aromaterapi apa saja yang aman digunakan dan harus dihindari pada

masa kehamilan dan persalinan ?

C. TUJUAN

1. Mengetahui apakah kandungan minyak atsiri dapat memiliki manfaat positif

bagi masa kehamilan dan persalinan

2. Mengetahui apa saja indikasi umum pemakaian minyak aromaterapi selama

masa kehamilan dan persalinan

3. Mengetahui minyak aromaterapi apa saja yang aman digunakan dan harus

dihindari pada masa kehamilan dan persalinan

3

Page 8: Minyak Atsiri Pada Proses Kehamilan Dan Persalinan

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. KEHAMILAN

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil

normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) di hitung dari hari pertama

haid terakhir. Kehamilan dibagi menjadi tiga triwulan yaitu triwulan I dimulai sejak

konsepsi sampai umur kehamilan 3 bulan, triwulan II dimulai dari bulan keempat

sampai umur kehamilan enam bulan dan triwulan III dimulai dari umur kehamilan

ketujuh sampai sembilan bulan. 10

Kehamilan melibatkan perubahan fisik maupun emosional dari ibu serta

perubahan sosial di dalam keluarga. Disini keluarga diharapkan dapat memberikan

dukungan kepada ibu hamil. Pada umumnya kekhamilan tumbuh normal dan pada

akhirnya bayi lahir sehat cukup bulan melalui jalan lahir bila perawatan dalam masa

kehamilannya baik namun terkadang tidak sesuai dengan yang kita harapkan. Sulit

diketahui sebelumnya bahwa akan diketahui masalah pada kehamilan. Ibu hamil

sebaiknya di anjurkan untuk sedini mungkin memeriksakan kehamilannya dengan

cara mengunjungi tempat pelayanan kesehatan  yang ada atau datang ke tenaga

kesehatan (bidan, dokter, dll) yang dekat dengan tempat tinggal ibu hamil untuk

mendapatkan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan. 9

Kehamilan matur (cukup bulan) berlangsung kira-kira 40 minggu (280 hari)

dan tidak lebih dari 43 minggu (300 hari). Kehamilan yang berlangsung antara 28

dan 36 minggu disebut kehamilan prematur, sedangkan bila lebih dari 43 minggu

disebut kehamilan postmatur

1. Usia Kehamilan

Menurut usia kehamilan, kehamilan dibagi menjadi:

a. Kehamilan trimester pertama: 0-14 minggu

Trimester pertama sering dikatakan sebagai masa penentuan untuk

membuktikan bahwa wanita dalam keadaan hamil. Peningkatan hormone

ekstrogen dan progesterone akan mempengaruhi perubahan fisik yang berakibat

pada psikologis seperti merasakan kekecewaan, penolakan, kecemasan, dan

kesedihan.

Tanda dan gejala:

- Pembesaran uterus

4

Page 9: Minyak Atsiri Pada Proses Kehamilan Dan Persalinan

- Kontraksi braxton hicks dan souffle (lunak, suara berhembus dari arah dalam

arteri uterus yang singkron dengan post ibu)

- Sering miksi

Kemungkinan penyebab: Karena adanya Pertumbuhan rahim yang

menekan kandung kemih dankarena adanya perubahan hormonal.

- Konstipasi

Kemungkinan penyebab: Hal ini karena peningkatan hormon

progesterone yang menyebabkan relaksasi otot-otot sehingga usus kurang

efisien.

- Morning sickness

Kemungkinan penyebab: Mual terhadap makanan tertentu, bahkan hanya

karena mencium bau makanan tertentu saja. Hal ini terjadi karena adanya

peningktan hormonal.

b. Kehamilan trimester kedua: 14-28 minggu

Kehamilan trimester kedua pada minggu ke 14 sampai minggu ke 28

kehamilan. Pada trimester kedua  kehamilan biasanya sudah jelas, wanita dan

keluarganya sudah mengatur waktunya untuk kehamilan dan kunjungan

pertama atau keduanya sudah sudah lengkap.

Tanda dan Gejala:

- Menetap, kadang-kadang muntah : Penyebab Hipertensi Gravidarum

- Keluar cairan dari vagina, bleeding, cairan, amnion: Penyebeb Membran

pecah sebelum waktunya, keguguran

- Demam, panas, kencing panas, diare : Penyebab Infeksi

- Perubahan gerakan janin. Tak ada gerakan janin setelah gerakan lebih

cepat, ada perubahan yang tidak biasa dalam jumlah atau polanya

- Penyebab Janin beresiko atau intrauteris fetal Death (IUFD)

c. Kehamilan trimester ketiga: 28-42 minggu

Trimester ini adalah trimester terakhir kehamilan, periode pertumbuhan

janin dalam rentang waktu 28-42 minggu. Janin ibu sedang berada di dalam

tahap penyempurnaan Dan akan semakin bertambah semakin besar dan besar

samapi memenuhi seluruh rongga rahim. Hal-hal yang perlu diperhatikan

pada masa ini adalah peningkatan berat badan dan tekanan darah, rasa

ketidaknyamanan dan aktifitas seksual.

Tanda dan gejala :

5

Page 10: Minyak Atsiri Pada Proses Kehamilan Dan Persalinan

- Sakit punggung, karena peningkatan beban berat badan

- Konstipasi, karena tekanan rahim yang membesar ke arah usus dan

peningkatan hormon progesteron

- Pernapasan. Pada kehamilan 33 – 36 minggu banyak ibu hamil akan

mersa susah bernafashal itu karena bayi yang berada di bawah diafragma

menekan perut ibu, tetapisetelah kepala bayi sudah turun ke rongga

panggul ini biasanya pada 2 – 3minggu sebelum persalinan.

- Varises, akibat peningkatan volume darah dan alirannya selama

kehamilan akan menekan daerah panggung dan vena di kaki yang

menyebabkan vena menonjol.

- Kram kaki, karena berhubungan dengan perubahan sirkulasi tekanan

saraf di kaki atau karena rendahnya kadar kalsium

- Bengkak

Pertumbuhan bayi akan meningkatkan tekanan pada daerah kaki dan

pergelangan kaki anda, kadang tangan bengkak juga. Ini disebut edema,

disebabkan oleh perrubahan hormonal yang menyebabkan retensi cairan.

Gambar 2.1 Trimester dalam Kehamilan

2. Perubahan Fisiologi Wanita Hamil

a. Sistem Reproduksi

1) Uterus

Uterus bertambah besar, dari yang beratnya 30 gram menjadi 1000

gram. Dengan ukuran panjang 32 cm, lebar 24 cm dan ukuran muka belakang

22 cm. Pembesaan ini disebabkan oleh hipertrofi dari otot-otot rahim, tetapi

pada kehamilan muda terbentuk juga sel-sel otot yang baru.

6

Page 11: Minyak Atsiri Pada Proses Kehamilan Dan Persalinan

Dalam bulan-bulan pertama pertumbuhan uterus disebut pertumbuhan

aktif, karena memang dinding rahim menjadi tebal disebabkan pengaruh

hormone estrogen pada otot-otot rahim. 9

Perubahan-perubahan pada uterus, meliputi : 9, 10

- Segmen Bawah Rahim

Meregangnya dinding rahim pada kehamilan 16 minggu karena

adanya pertumbuhan dan perkembangan janin menyebabkan OUI semakin

tertarik dan menipis, SBR lebih jelas dalam persalinan karena diregang oleh

kontraksi dan relaksasi otot rahim.

- Tanda Piskacek

Pertumbuhan uterus tidak rata, uterus lebih cepat tumbuh di bagian

implantasi ovum dan sekitar plasenta.

- Kontraksi Braxton Hicks

Bila rahim dapat diraba dari luar, maka kontraksi ini dapat dirasakan

dengan palpasi, kontraksi Braxton hicks tidak terasa sakit dan terjadi bersama

di seluruh bagian rahim.

- Perubahan pada serviks

Menjadi lebih lunak karena pembuluh darah dalam serviks bertambah

dan karena timbulnya oedema dari servik dan hiperplasi kelenjar-kelenjar

serviks

2) Vagina dan Vulva

Karena pengaruh esterogen terjadi hipervaskularisasi menyebabkan

vagina dan vulva tampak lebih merah dan kebiru-biruan, disebut tanda

Chadwick.

3) Ovarium

Pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus luteum gravidarum

sampai terbentuk plasenta pada kehamilan 16 minggu. Lambat laun fungsi

korpus luteum digantikan plasenta.

4) Payudara

Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai

persiapan memberikan ASI pada saat laktasi. Perkembangan payudara tidak

dapat dilepaskan dari pengaruh hormone saat kehamilan, yaitu esterogen,

progesterone, dan somatomammotropin. Pengeluaran ASI belum berlangsung

karena prolaktin belum berfungsi, karena hambatan dari PIH (Prolaktine

7

Page 12: Minyak Atsiri Pada Proses Kehamilan Dan Persalinan

Inhibiting Hormone) untuk mengeluarkan ASI. Setelah persalinan, hambatan

prolaktin tidak ada sehingga pembuatan ASI dapat berlangsung.

b. Sistem Kardiovaskular 10

Peningkatan estrogen dan progesterone menyebabkan perubahan

pembuluh darah menjadi lebih lebar.  Serta terjadi peningkatan volume darah

sebesar 25-30% dan peningkatan sel darah sebanyak 20% dari jumlah

sebelum hamil. Sel darah meningkat sampai 33% tetapi karena peningkatan

volume plasma yang lebih besar dari pada eritrosit dalam darah sehingga

menyebabkan viskositas darah berkurang yang disebut dengan hemodilusi

atau pengenceran darah. Hemodilusi atau pseudonemia dapat menyebabkan

anemi fisiologis pada kehamilan.

c. Sistem Respirasi 9

Pada kehamilan terjadi perubahan system respirasi untuk dapat memenuhi

kebutuhan O2. disamping itu terjadi desakan diafragma karena dorongan

rahim yang membesar pada umur hamil 32 minggu. Sebagai kompensasi

terjadinya desakan rahim dan kebutuhan O2 yang meningkat, ibu hamil akan

bernafas lebih dalam sekitar 20 sampai 25 % dari biasanya.

d. Sistem Pencernaan (Gastrointestinal) 9

Karena pengaruh esterogen, pengeluaran asam lambung meningkat yang

dapat menyebabkan pengeluaran air liur yang berlebihan (hipersalivasi),

terjadi mual dan pusing kepala terutama pagi hari, yang disebut morning

sickness, untah yang disebut emesis gravidarum.

e. Sistem Urinarius 9

Karena pengaruh desakan rahim yang membesar pada hamil muda dan

turunnya kepala bayi ke dalam panggul pada hamil tua menyebabkan

kandung kemih tertekan sehingga terjadi gangguan miksi dalam bentuk

sering kencing. Desakan tersebut menyebabkan kandung kemih cepat terasa

penuh. Hal ini mulai timbul pada minggu ke 16.

f. Sistem Integumen (Kulit) 9

Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi karena

pengaruh melanophore stimulating hormone lobus hipofisis anterior dan

pengaruh kelenjar suprarenalis. Hiperpigmentasi ini terjadi pada striae

gravidarum livide atau alba, areola mamae, papilla mamae, linea nigra, pipi

(cloasma gravidarum). Setelah persalinan hiperpigmentasi ini akan

8

Page 13: Minyak Atsiri Pada Proses Kehamilan Dan Persalinan

menghilang. Baik kelenjar perspirasi atau kelenjar lemak menjadi lebih aktif

selama masa kehamilan. Sebagai akibatnya, wanita hamil mungkin

mengalami gangguan bau badan, banyak mengeluarkan keringat dan rambut

yang berminyak sehingga sulit merapikannya

g. Sistem Metabolisme 9

Dengan terjadinya kehamilan, metabolisme tubuh mengalami perubahan

yang mendasar, dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk pertumbuhan

janin dan persiapan memberikan ASI. Metabolisme basal naik sebesar 15 %

sampai 20 % dari semula, terutama pada trimester III. Berat badan ibu hamil

akan bertambah antara 6,5 kg sampai 16,5 kg selama hamil atau terjadi

kenaikan berat badan sekitar 0,5 kg per minggu.

h. Sistem Muskuluskeletal 10

Selama masa kehamilan wanita membutuhkan kurang lebih sepertiga

lebih banyak kalsium dan fosfor. Karies gigi tidak disebabkan oleh

dekasifikasi sejak kalsium gigi telah dibentuk. Terdapat bukti bahwa pada

saliva yang asam pada saat hamil membantu aktivitas penghancuran bakteri

email yang menyebabkan karies.

Postur tubuh wanita secara bertahap akan mengalami perubahan karena

janin yang membesar dalam abdomen. Untuk mengkompensasi penambahan

berat badan ini, bahu lebih tertarik ke belakang dan tulang belakang lebih

melengkung, sendi tulang belakang lebih lentur dan dapat menyebabkan

nyeri punggung pada wanita.

Persendian panggul akan lebih longgar karena ligament-ligamen akan

melunak. Juga terjadi sedikit pelebaran pada ruang persendian. Apabila

jumlah kalsium yang diperlukan janin dari asupan makanan ibu tidak

terpenuhi maka kalsium maternal pada tulang-tulang panjang akan diambil

sebagai penggantinya.

Kram otot tungkai dan kaki merupakan masalah umum selama

kehamilan. Penyebabnya belum diketahui, tetapi mungkin berhubungan

dengan metabolism kalsium dan fosfor, kurangnya drainase sisa metabolism

otot atau postur yang tidak seimbang. Kram kaki biasanya terjadi setelah

berdiri sepanjang hari dan pada malam hari setelah tubuh istirahat. Sedikit

gerakan dan penggunaan kompres hangat dapat sedikit membantu

menghilangkan keluhan tersebut.

9

Page 14: Minyak Atsiri Pada Proses Kehamilan Dan Persalinan

3. Perubahan Psikologi Wanita Hamil

Setiap orang mempunyai respon yang berbeda terhadap diagnosa kehamilan.

Macam-macam respon terhadap kehamilan : 10

a. Ambivalen

Kadang-kadang respon wanita terhadap kehamilan bersifat mendua,

bahkan kehamilan yang sudah direncanakan.

b. Pengakuan

Perasaan yang bercampur aduk atau mendua, biasanya akan berubah

dengan semakin majunya kehamilan dan terjadinya adaptasi tubuh terhadap

perubahan-perubahan tersebut.

c. Labilitas emosional

Perasaan gembira yang bergantian dengan perasaan sedih atau kadang-

kadang campuran kedua perasaan tersebut

B. PERSALINAN 10

Setelah kehamilan mencapai aterm, yaitu saat janin dikatakan cukup bulan

apabila usia kehamilannya mencapai 38-42 minggu, secara alamiah tubuh

mempersiapkan diri untuk proses kelahiran. Tubuh mulai menunjukkan beberapa

tanda-tanda persalinan, seperti adanya rasa mulas yang sering dan teratur, keluar

lendir darah dan keluar air ketuban. Kelahiran merupakan proses dimana janin dan

ketuban didorong keluar melalui jalan lahir. Bayi keluar dari rahim ibu melewati

tulang panggul ibu yang keras dan lubang vagina yang sempit serta ada beberap

tahapan/mekanisme persalinan normal. Kelahiran normal terjadi pada kehamilan

cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi letak belakang kepala

(LBK) yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu ataupun

janin.

10

Page 15: Minyak Atsiri Pada Proses Kehamilan Dan Persalinan

Gambar 2.2 Proses Persalinan

Faktor penyebab terjadinya persalinan:

1. Teori Keregangan

Otot rahim mempunyai keregangan/kemampuan meregang dalam batas-

batas tertentu, setelah melewati batas tersebut terjadi kontraksi sehingga

persalinan dapat dimulai.

2. Teori Penurunan Progesteron

a. Progesteron menimbulkan relaksasi otot-otot rahim

b. Estrogen meninggikan ketegangan otot-otot rahim

c. Selama kehamilan terhadap keseimbangan antara progesteron dan estrogen

dalam darah, tapi pada akhir kehamilan progesteron menurun sehingga

adanya his

3. Teori Oksitosin

a. Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar Hipofisi Pars Posterior

b. Menurunnya konsentrasi progesteron akibat tuanya kehamilan maka

oksitosin dapat meningkatkan aktivitas, sehingga persalinan dapat dimulai.

Partus dibagi menjadi 4 kala. Pada kala I serviks membuka sampai terjadi

pembukaan 10 cm. Kala I dinamakan pula kala pembukaan. Kala II disebut pula kala

pengeluaran, oleh karena berkat kekuatan his dan kekuatan mengedan janin didorong ke luar

sampai lahir. Dalam kala III atau kala uri, plasenta terlepas dari dinding uterus dan

dilahirkan. Kala IV mulai dari lahirnya plasenta dan lamanya 1  jam. Dalam kala itu

diamati apakah ada perdarahan postpartum.

11

Page 16: Minyak Atsiri Pada Proses Kehamilan Dan Persalinan

1. Kala I

Klinis dapat dinyatakan partus dimulai bila timbul his dan wanita tersebut

mengeluarkan lendir bersemu darah (bloody show). Lendir yang bersemu

darah ini berasal dari pembuluh – pembuluh kapiler yang berada di sekitar

kanalis servikalis itu pecah karena pergeseran – pergeseran ketika serviks

membuka.

Proses membukanya serviks sebagai akibat his dibagi:

a. Fase laten

Merupakan periode waktu dari awal persalinan pembukaan mulai

berjalan secara progresif, yang umunya dimulai sejak kontraksi mulai muncul

hingga pembukaan 3-4 cm atau permulaan fase aktif berlangsung dalam 7-8

jam.

b. Fase aktif

Merupakan periode waktu dari awal kemajuan aktif pembukaan menjadi

komplit dan mencakup fase transisi, pembukaan pada umumnya dimulai 3-4

cm hingga 10 cm berlangsung selama 6 jam. Penurunan bagian presentasi

janin yang progresif terjadi selama akhir fase aktif selama kala dua

persalinan. Fase aktif dibagi menjadi tiga fase yaitu:

- Fase akselerasi, yaitu dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm tadi

meningkat menjadi 4 cm

- Fase dilatasi maksimal waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat

cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm

- Fase deselerasi yaitu Pembukaan menjadi lambat kembali dalam 2 jam

pembukaan 9 cm menjadi lengkap

2. Kala II

Pada kala II his menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kira-kira 2 sampai 3

menit sekali. Karena biasanya dalam hal ini kepala janin sudah masuk di

ruang panggul, maka pada his dirasakan tekanan pada otot-otot dasar

panggul, yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan. Wanita

merasa pula tekanan kepada rektum dan hendak buang air besar. Kemudian

perineum mulai menonjol dan menjadi lebar dengan anus membuka. Labia

mulai membuka dan tidak lama kemudian kepala janin tampak dalam vulva

pada waktu his. Bila dasar panggul sudah lebih berelaksasi, kepala janin tidak

12

Page 17: Minyak Atsiri Pada Proses Kehamilan Dan Persalinan

masuk lagi di luar his, dan dengan his dan kekuatan mengedan maksimal

kepala janin dilahirkan dengan suboksiput di bawah simfisis dan dahi, muka,

dan dagu melewati perineum. Setelah istirahat sebentar, his mulai lagi untuk

mengeluarkan badan, dan anggota gerak bayi. Pada primigravida kala II

berlangsung rata-rata 1,5 jam dan pada multipara rata-rata 0,5  jam.

3. Kala III

Setelah bayi lahir, uterus teraba keras dengan fundus uteri agak di atas

pusat. Beberapa menit kemudian uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan

plasenta dari dindingnya. Biasanya plasenta lepas dalam 6 sampai 15 menit

setelah bayi lahir dan keluar spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri.

Permukaan maternal harus diperiksa secara hati-hati untuk memastikan tidak

ada fragmen plasenta yang tertinggal di uterus.

4. Kalla IV

Kala pengawasan selama 2 jam setelah plasenta lahir untuk mengamati

keadaan ibu terutama bahaya perdarahan postpartum.

C. MINYAK ATSIRI UNTUK KEHAMILAN DAN PERSALINAN

Terapi aroma (Aromaterapi) adalah teknik perawatan tubuh dengan

menggunakan/ memanfaatkan minyak atsiri (essential oil) yang berkhasiat; dapat

dengan cara penghirupan, pengompresan, pengolesan di kulit, perendaman dan akan

lebih efektif disertai dengan pijatan. Bahan yang digunakan adalah zat aktif yang

diambil dari sari tumbuh tumbuhan aromatik (ekstraksi dari bunga, daun, akar,

batang/ranting, buah biji dll) yang memberikan efek stimulasi atau relaksasi20.

Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1205/Menkes/Per/X/2004, tentang

Pedoman Persyaratan kesehatan Pelayanan Sehat pakai air (SPA) mengemukakan

beberapa persyaratan minyak yang dapat digunakan sebagai aroma teraphy aantara

lain20.

1. Minyak Atsiri20

Produk minyak atsiri (essential oil) yang digunakan minimal berkualitas dan

atau berlabel “Therapeutical grade” dan “Natural”.

2. Bentuk produk minyak atsiri (essential oil) yang lebih tinggi kualitasnya

harus berlabel “Pure plant essential oil”.

13

Page 18: Minyak Atsiri Pada Proses Kehamilan Dan Persalinan

3. Minyak atsiri yang berkualitas dan atau berlabel “Fragrance oil” dan

“Parfume oil” sama sekali tidak boleh digunakan pada perawatan terapi

aroma.

4. Pada kemasan harus ada informasi tentang nama latin Tanaman asal, cara

pengolahan dan konsentrasi minyak esensial atau untuk produk import

tercantum peraturan CIHP2 tahun 1994 (Chemical Hazard Information and

Packaging for Supply) dengan memuat nama dan lokasi supplier, identifikasi

produk, komposisi kandungan, untuk perlindungan konsumen dari akibat

negatif bahaya penggunaan bahan kimia.

5. Tidak dibolehkan/dilarang menggunakan minyak atsiri bukan dari hasil

sulingan (steam distilasi) dan hasil Rekonstruksi atau RCO/Reconstructed

Oil (minyak ini khusus untuk produk minyak wangi), berhubung minyak

atsiri jenis RCO telah ditambah atau dikurangi unsur aslinya di laboratorium

guna penyesuaian bagi pengunaan dalam industri makanan dan wewangian.

6. Wadah minyak atsiri harus terbuat dari gelas berwarna gelap, dengan tutup

yang rapat dan mempunyai pipet.

7. Harus disimpan ditempat yang sejuk dan kering (kelembaban kecil), tidak

terkena sinar matahari langsung dan aman dari jangkauan anak-anak. Untuk

stock/persediaan harus terisi penuh dan tertutup rapat.

8. Bahan penutup kemasan harus tahan terhadap minyak atsiri. Tidak

menggunakan plastik atau logam sebab minyak atsiri dapat melarutkan

plastik dan menyebabkan karat dan harus berwarna gelap dan tidak dari

gabus (dengan sil).

Pada umunya pengguanaan aromaterapi sangat lekat dengan beberapa terapi

untuk menghasilkan rileksasi. Aromaterapi dihasilkan dari bahan yang mudah

menguap atau lebih dikenal dengan minyak esensial yang diekstrak dari tanaman.

Manfaat dari minyak esensial atau aromaterapi dapat membantu untuk bersantai,

meredakan sakit dan nyeri yang muncul saat masa kehamilan dan persalinan. 11

Dalam sebuah studi baru-baru ini di Doncaster, 84% wanita menyatakan minat

terhadap aromaterapi dan 45% telah mencoba alternatif alami selama kehamilan dan

persalinan. Meskipun penelitian dengan bukti terbatas saat ini, temuan sebuah studi

besar lebih dari 8.000 ibu menunjukkan bahwa aromaterapi memiliki dampak positif.

Keuntungannya

14

Page 19: Minyak Atsiri Pada Proses Kehamilan Dan Persalinan

menggunakan aromaterapi adalah bahwa hal itu mengurangi kecemasan dan

membantu relaksasi. 12

Beberapa rumah sakit bersalin di berbagai negera sudah menawarkan

aromaterapi untuk membantu melahirkan. Aromaterapi biasanya tidak digunakan

dalam tiga bulan pertama kehamilan. Ada sedikit risiko bahwa minyak esensial dapat

menyebabkan mual dan sakit kepala pada beberapa ibu hamil. 12

Aromaterapi dapat digunakan dalam berbagai cara: mandi, pijat, mandi kaki,

kompres, diffuser, inhalasi dan lavage perineum. 12

Contoh minyak yang dapat digunakan: 12

a. Lavender adalah minyak yang sangat serbaguna dan menenangkan. Hal ini

berguna untuk mengurangi rasa sakit rahim kontraksi. Akan tetapi,

penggunaan minyak lavender adalah kontroversial di kehamilan awal. Hal ini

dianjurkan untuk tidak menggunakannya sebelum minggu ke-36 kehamilan

b. Eucalyptus

adalah dekongestan pendinginan dan antiseptik, bermanfaat untuk relakasi

otot sakit dan nyeri. Ini meredakan banyak gejala infeksi pernapasan,

dan membantu dalam kasus asma. Eucalyptus berguna untuk inhalasi pada

jaringan atau diffuser.

c. Peppermint berguna untuk menghilangkan sakit dan sakit kepala yang terjadi

di tenaga kerja. Hal ini juga berguna sebagai inhalasi selama persalinan.

Peppermint tidak untuk digunakan jika wanita hamil sudah menggunakan

obat homeopati.

d. Bergamot ( Citrus bergamia ) : Insomnia , kecemasan , kelelahan , menambah

semangat,

e. Cypress ( Cupressus sempervirens ) : Varises, wasir dan pergelangan kaki

bengkak

f. Eucalyptus ( Eucalyptus radiata )  : sakit otot dan nyeri , pilek.

g. Frankincense/ Kemenyan ( Boswelli carteri ) : Pencegahan stretchmark ,

kecemasan, stres.

h. Geranium ( Pelargonium graveolens ) : Insomnia, pencegahan stretchmark ,

varises , wasir , pergelangan kaki bengkak , kecemasan, stres .

i. Jahe ( Zingiber officinale ): mengatasi Mual , morning sickness , sembelit .

j. Sandalwood ( Santalum album ) : Insomnia, pergelangan kaki bengkak, nyeri

otot dan nyeri, stres

15

Page 20: Minyak Atsiri Pada Proses Kehamilan Dan Persalinan

k. Sebuah kompres dibuat dengan minyak esensial Clary Sage akan

memberikan bantuan nyeri dari kontraksi. Karena sifat anti spasmodik dan

analgesik minyak esensial Jasmine akan membantu untuk mengurangi rasa

sakit rahim dan memperkuat kontraksi untuk memperpendek persalinan

Aroma terapi merupakan salah satu metode yang bisa digunakan untuk

mengurangi penyebab dari rasa nyeri. Aroma yang berasal dari aromaterapi bekerja

mempengaruhi emosi seseorang dengan limbic ( lewat system olfaktori ) dan pusat

emosi otak. Bau yang berasal dari aromaterapi diterima oleh reseptor di hidung

kemudian dikirimkan ke bagian medulla spinalis di otak, di dalam hal ini kemudian

akan meningkatkan gelombang- gelombang alfa di otak dan gelombang- gelombang

alfa inilah yang membantu untuk merasa relaksasi. Relaksasi sendiri dapat dipercaya

menurunkan nyeri dengan merileksasikan ketegangan otot yang menunjang nyeri.

Relaksasi juga dapat menurunkan ketegangan fisiologis yang diakibatkan nyeri di

abdomen. 13

Relaksasi mempengaruhi bahan transmiter yang ikut terlibat dalam sistem

analgesia, khususnya enkefalin dan serotonin. Serotonin menyebabkan neuron lokal

medula spinalis mensekresi enfekalin. Enfekalin dianggap dapat menimbulkan

hambatan presinaptik pada serabut nyeri tipe C dan tipe A. Serabut ini mungkin

mencapai inhibisi presinaptik dengan penghambatan saluran kalsium dalam

membran ujung saraf dan mengaktifkan sistem analgesia sehingga dapat menekan

seluruh atau hampir seluruh sinyal yang masuk melewati saraf perifer dan

menurunkan sampai mehilangkan nyeri. 13

Penggunaan aromaterapi selama 30 menit dapat menurunkan nyeri yang

dirasakan pada masa persalinan, dimana aroma yang berasal dari aromaterapi bekerja

mempengaruhi emosi melalui sistem limbic (system olfaktori ) dan pusat emosi otak.

Ketika aromaterapi dihirup, molekul yang mudah menguap dari minyak tersebut

dibawa oleh arus udara ke “ atap “ hidung di mana silia –silia yang lembut muncul

dari sel-sel reseptor. Ketika molekul-molekul itu menempel pada rambut-rambut

tersebut, suatu pesan elektrokimia akan ditransmisikan melalui saluran olfactory ke

dalam system limbic. Hal ini akan merangsang memori dan respons emosional.

Hipotalamus berperan sebagai relay dan regulator, memunculkan pesan-pesan yang

harus disampaikan kebagian lain otak serta bagian badan yang lain. Pesan yang

diterima itu kemudian diubah menjadi tindakan yang berupa pelepasan senyawa

16

Page 21: Minyak Atsiri Pada Proses Kehamilan Dan Persalinan

neurokimia seperti serotonin dan enkefalin yang menyebabkan euphoria, relaks, dan

sedative. 14

Teknik penggunaan aromaterapi juga relative mudah. Aroma terapi dapat

diberikan dengan cara kompres, mandi, aromaterapi masase atau pijat serta inhalasi

menggunakan oil burner. Pada penelitian ibu, ibu bersalin menggunakan metode

inhalasi dengan oil burner. Penghirupan dianggap sebagai cara penyembuhan paling

langsung dan paling cepat, karena molekul- molekul minyak esensial yang mudah

menguap tersebut bertindak langsung pada organ-organ penciuman dan langsung

dipersepsikan oleh otak. 14

D. MINYAK YANG KERAS PADA KEHAMILAN 17

Ada beberapa minyak esensial dengan efek terapi yang tidak diperlukan

selama kehamilan trimester pertama, misalnya minyak esensial dengan efek

emenagogik, sehingga kita harus menghindari pemakaiannya. Namun demikian,

sebagian minyak ini dapat digunakan dengan benar dan aman dalam tahap akhir

kehamilan. Kurangnya informasi membuat banyak aromaterapis menghindari

penggunaan dalam keseluruhan periode gestasi, jenis- jenis minyak yang dituduh

tidak aman sekalipun beberapa diantaranya tidak selalu membahayakan kehamilan.

Sebagai contoh minyak esensial yang umumnya terdapat dalam daftar yang tidak

pernah digunakan kadang- kadang dikacaukan dengan minyak yang diperlukan

dalam kehamilan etapi membutuhkan kecermatan dalam pemakaiannya. Demikian

pula banyak daftar minyak esensial yang dihindari pemakaiannya dalam kehamilan

dan daftar ini mencakup jenis- jenis minyak yang mengandung aldehin dan fenol

seperti minyak Cymbopogon citratus (Lemongrass) dan Syginium aromaticum

(Clove bud; kuncup bunga cengkeh) yang toksisitasnya menyebabkan efek iritasi

kulit. Kontra indikasi pemakaian kedua jenis minyak tersebut tidak memiliki

hubungan spesifik terhadap kehamilan tetapi harus diwaspadai oleh setiap pemakai.

Aromaterapis yang sudah mahir harus mengatahui semua efek toksik yang

mungkin terjadi dan kontra indikas yang melekat pada setiap minyak esensial.

Sehingga merek dapat membedakan dan memilih jenis- jenis minyak yang paling

berkhasiat dan aman. Ini berarti jika minyak yang potensial berbahaya diperlukan

diperlukan dalam pemakaian periode awal kehamilan untuk pemberian sekali- sekali

saja misalnya ninyak Hyssopus officinalis maka diperlukan pengenceran 50% ,

minyak tersebut dapat digunakan tanpa ketakutan akan efek yang merugikan.

17

Page 22: Minyak Atsiri Pada Proses Kehamilan Dan Persalinan

Toksisitas komponen utama minyak esensial tidak selalu merupakan bukti

bahwa suatu minyak esensial tersebut toksik bagi manusia. Takaran yang digunakan

untuk masase aroma terapi 100,000 kali lebih kecil dan lebih aman dari pada yang

digunakan dalam dalam percoban binatang (Tisserand dan Balacs, 1991).

Penggunaan minyak esensial jika digunakan dengan dosis yang kecil dan

untuk waktu yang terbatas maka minyak yang digolongkan toksikpun biasanya tidak

membahayakan kesehatan, namun demikian bahaya akibat penyalahgunaan apakah

jenis yang dianggap aman ataukah toksik, juga sudah terdapat dalam catatan.

Berikut adalah contoh kasus- kasus penyalahgunaan minyak esensial :

1. Untuk menimbulkan haid, seorang wanita menggunakan sekitar 15 ml

minyak pennyroyal dan menderita gastritis akut namun berhasil sembuh total

(Allen 1987).

2. Seorag wanita membuat sendiri larutan sekitar 15 ml pennyroyal yang

dicampur dengan rum, dia menderita mual 10 menit kemudian setelah

meneguk larutan tersebut dia langsung tidak sadarkan diri. Begitu sadar

wanita tersebut muntah- muntah dan keesokan harinya sembuh (Braithwaite

1906). Jelas bahwa rum telah memperberat efek dari pennyroyal.

3. Untuk menimbulkan abortus seorang wanita hamil berusia 22 tahun

meminum kurang lebih 10 ml minyak pennyroyal (Sullivan 1979)

4. Seorang ibu berusia 24 tahun mencoba melakukan aborts dengan

menggunakan minyak pennyroyal dalam takaran yang tidak diketahui

dengan dua kali pemberian (sore dan pagi hari berikutnya) dan dia berhasil

menimbulkan abortus (vallace 1955).

5. Seorang remaja putri amerika berusia 18 tahun menggunakan sekitar 30 ml

minyak pennyroyal karena mengira dirinya hamil. Setelah mengalami

muntah- muntah yang hebat pendarahan pervaginapun terjadi,

cardiopulmonary arest pada hari ke- 4 dan meninggal pada minggu ke 2

(Sulivan 1979).

Minyak yang umumnya dianggap bersifat neuro toksik dan abortif

mengandung senyawa- senyawa keton tertentu (misalnyad- pulegon), oksida (1,8-

cineole sinonim eucaliptol yang juga disebut eter bisiklik) atau fenolat (misal

miristisin) dengan presentasi yang tinggi. Meskipun tidak semua minyak esensial

menganduk komponen bersifat emenagogik, namun kita harus berhati- hati terhadap

semua jenis pemakaian. Minyak ini hanya boleh digunakan oleh terapis yang

18

Page 23: Minyak Atsiri Pada Proses Kehamilan Dan Persalinan

profesional. Berikut beberapa contoh minyak esensial yang toksik, neuro toksik dan

abortifyang tidak digunakan dalam minyak aroma terapi : Calamus (eter phenolat 75

%), Buchu (keton 60 %), Wormwood (keton 35 %), Artemisia afra (keton 40 %),

Artemisia annua (keton 28) juga bekerja sebagai hormon, Artemisia arborescens

(Keton 55 %), Artemisia herba alba (Keton 60 %), Davana (keton 40 %), Mugwort

(juga bersifat emenagogik), Brasica nigra (alil-iso-tiosianat 99 %), Cedrus deodora

(keton 50 %), Wormseed (oksida 60 %), Blue cypress (Keton 50 %), Turmeric

(keton 60%), Bitter fennel (Anetol 60 %), Bulgarian geranium (Keton 50 %),

Wintegreen (metil salisilat 95 %), Star anise (eter fenolat 80 % juga bekerja sebagai

hormon), Juniper tar, Lavender cotton (keton 35 %), Sassafras (eterfenolat 85 %).

Dan juga berikut daftar minyak esensial yang bersifat neuro toksik dan/ atau

abortif : Milfoil, Aniseed (keton 50 %), Tarragon (eterphenolat 65 %), Caraway

(keton 50 %), Atlas cedarwood (Keton 20 %), Camphor (Keton dan Oksida 70 %),

Hyssop (Keton 50 %), Pennyroyal (keton 80% juga bersifat emenagogik), Spearmint

(Keton 60 %), Romary (Keton 60 %), Tagette (Keton 45 %).

E. KEWASPADAAN DALAM PENGGUNAAN MINYAK ESENSIAL PADA

WANITA HAMIL 17

1. Emenagogum atau abortifisien17

Valnet (1980 hal. 268) emenagogum diartikan sebagai bahan yang

menimbulkan dan mengatur haid serta abortifisien yang memicu abortus. Ini

berarti emenagogu menstimulasi kejadian yang pada wanita bersifat alami

tetapi mungkin terlambat karena gangguan emosional atau sebab- sebab

lainnya. Sementara abortifisien merupakan bahan toksik yang selalu

mempunyai khasiat yang kuat menentang alam bukan membantunya.

2. Kewaspadaaan 17

Pada penggunaan minyak esensial ada beberapa tindakan penjagaan yang

harus dipatuhi dengan ketat pada keadaan tersebut sekalipun aroma terapi

dilakukan dengan minyak esensial yang sangat diencerkan dan untuk

periode yang sangat pendek. Di bawah ini merupakan tindakan pencegahan

yang harus diperhatikan.

a. Pada wanita hamil dengan riwayatobsteri yang jelek, pemakaian semua

jenis minyak yang bersifat emenagogik atau abortif harus dihindari.

19

Page 24: Minyak Atsiri Pada Proses Kehamilan Dan Persalinan

b. Riwayat medis pasien harus selalu diteliti untuk menetahui

adanyakontra indikasi aromaterapi, misalnya epilepsi, kenaikan tekanan

darah tinggi, penyakit ginjal dan lain- lain.

c. Perawat yang belum pernah mendapatkan kualifikasi khusus dalam

aroma terapi atau aromatologi hanya boleh menggunakan minyak

esensial dengan petunjuk aroma terapis atau aromatologis yang

berijasah.

d. Minyak esensial harus digunakan pada wanita hamil dengan kekuatan

50 % dari kekuatan normal baik bagi pemakaian secara berendam

maupun pemakaian lokal dan masase, misal 8 tetes minyak esensial

untuk 50 ml pembawa atau lotion (ini berarti 1 tetes dalam 5 ml atau

sekitar satu sendok teh) sehingga pengenceran dibawah 1 %.

Penggunaan dosisi setengahnya digunakan karena 2 alasan :

1) Wanita hamil yang kepekaan indra pembaunya tinggi

2) Dosis normal terlalu poten bagi janin

e. Jika ibu yang menyusui menggunakan minyak esensial pada payudara

untuk merangsang laktasi atau menyembuhkan mastitis minyak

dioleskan setelah menyusui, putting haris dibersihkan dulu dengan

minyak netral sebelum menyusui berikutnya.

3. Minyak esensial emenagogum 17

Penggunaan minyak esensial emenagogik dianjurkan untuk digunakan

sebagai peancar haid. Jenis –jenis minyak esensial dibawah ini merupakan

berkahasiat sebagai emenagogik. Minyak tersebut tidak boleh digunkan

dalam trimester pertama kehamilan.

a. Achillea millefolium (Yarrow) tidak atau hanya sedikit mengandung

senyawa thujone sehingga berbeda dengan minyak sage yang dapat

menganduk senyawa tersebut hingga 50%; namun demikian minyak

tanaman ini pernah digunakan sebagai preparatif abortif di masa lalu

(Chandler et al1982).

b. Foeniculum vulgare juga memiliki sifat sebagai hormon, diuretik dan

galaktogogik; minyak ini memperlancar persalinan (kandungan eter

fenolatnya rata- rata 60%)

20

Page 25: Minyak Atsiri Pada Proses Kehamilan Dan Persalinan

c. Myristica fragrance (Nutmeg) juga memperlancar persalinan, minyak

ini bersifat halusinogenik jika diberikan dengan dengan takaran berlebih

(kandungan eter fenolatnya rata- rata 6%)

d. Petroselinum sativum (Parsley seed) (kandungan eter fenolatnya rata-

rata 83 %)

e. Pimpinela anisum juga bersifat seperti hormon (kandungan eter

fenolatnya rata- rata 35 %)

Jenis minyak esensial berikut merupakan minyak esensial dengan khasiat

emenagogik dan harus digunakan hati- hati pada kehamilan :

a. Chamaelum nobile mengandung sekitar 13 % keton kaitannya

denagn amenore disebabkan oleh permasalahan nervous.

b. Chamomille recutita minyak memiliki sifat menyerupai hormon

mengandung sekitar 20- 30 % senyawa oksida.

Kedua minyak diatas dianjurkan untuk amenore, namun sifat- sifat

emenagogik umumnya dianggap sangat ringan.

f. Chamipora myrrha. Mur memiliki khasiat emenagogik yang mungkin

karena sifat hormonalnya.

g. Juniperus communis. tanaman ini memiliki efek diuretik; mengandung

kurang lebih 87 % terpena serta alkohol dalam persentasi kecil dan tidak

mengandung keton. Kadang- kadang efek diuretik ini dijadikan alasan

mengapa minyak tanaman tersebut harus dihindari pada kehamilan

stadium dini.

h. Levisticum officinale . tanaman ini memiliki efek diuretik mengandung

sekitar 50 % senyawa ftalida,.

i. Melaleuca cajuputi kerjanya seperti preparat hormonal mengandung

sekitar 30- 40 % senyawa oksida.

j. Mentha piperata memiliki kerja seperti preparat hormon; mengandung

20- 50 % alkohol, 15- 40 % keton. Kandungan plugeon dalam tanaman

ini sekitar 0,3- 0,6 %, dalam hal kerjanya seperti hormon untuk

mengatur fungsi ovarium.

k. Origanum majora mengandung sekitar 40 % terpena dan 50 % alkohol.

l. Rosa demascena memiliki kerja seperti hormon, mengandung lebih dari

60% alkohol.

21

Page 26: Minyak Atsiri Pada Proses Kehamilan Dan Persalinan

4. Minyak Esensial Hormonal 17

Penggunaan beberapa jenis minyak esensial yang berkhasiat

hormonal tetapi tidak bersifar neurotoksik atau abortif kadang- kadang

merupakan kontra indikasi pada paruh pertama kehamilan contoh- contoh

minyak esensial tersebut adalah minyak Salvia sclera serta R. centifolia.

Minyak pengatur hormon tidak selalu mempengaruhi uterus dengan

cara yang sama seperti preparat emenagogum. Sebaliknya minyak tersebut

mempengaruhi sistem endokrin dan sebagian diantaranya cukup efektif

untuk mengatasi banyak permasalahan wanita yang berkitan dengan kerja

hormon seperti aminore primer atau sekunder, haid yang jarang dan tidak

teratur, PMS (Premensrual Syndrome), kesulitan pada kehamilan dan

monopouse.

Minyak esensial dengan sifat- sifat hormonal bukan hanya mambantu

kontraksi rahim tetapi juga berkhasiat setelah persalinan untuk mendukung

miningkatkan produksi prolaktin. Contoh Foeniculum vulgare diketahui

melancarkan laktasi. Berikut ini merupakan minyak esensial pengatur

hormon dengan khasiat seperti hormon :

a. Chamomilla recutita

b. Comiphora myrha

c. Foeniculum vulgare

d. Melaleuca cajuputi

e. Pimpinella anisum

f. Salvia officinalis

g. Rosa damascena

F. INDIKASI UMUM BAGI PEMAKAIAN PADA KEHAMILAN 17, 18

1. Antenatal17, 18

a. Pegal- pegal pada punggung

1) Lavender, jahe, roman chamomile- mandi, rendam massage.

2) Lavender, rosmeri, roman chamomile- mandi, rendam dioleskan

3) Sweet marjoram, rosmeri- mandi, rendam, dioleskan dengan

minyakmpembawa

4) Lada hitam, sweet marjoram, roman chamomille- mandi, rendam,

masase.

22

Page 27: Minyak Atsiri Pada Proses Kehamilan Dan Persalinan

b. Konstipasi

1) Lada hitam, sweet orange- masase abdomen, refleksi swis

2) Lada hitam, Roman chamomille, sweet orange- masase abdomen,

refleksi swis

c. Kram

Sweet marjoram, cypress- masase, mandi rendam

d. Gangguan emosional

Clary, rosewood- inhalasi dari kertas tisu

e. Sakit kepala

1) Lavender 1 tetes di oleskan pada bagian pelipis, atau pakai kompres

dingin

2) Basil- di hirup atau inhaasi

f. Hipertensi

1. Sebelum 36 minggu

Rosewood, sandalwood, kenanga

2. Sesudah 36 minggu

Lavender, sweet majoram, kenanga- 5 tetes dalam air mandi rendam

3. Induksi kehamilan

Kenanga, mandi rendam; lemon 1 tetes- dalam teh.

g. Morning sickness 18

10 tete sminyak jahe, 8 tetes sandalwood oil

Tambahkan jahe dan sandalwood ke dalam botol kaca kecil hirup uap

minyak dari botol.

2. Persalinan17

a. Pegal dan nyeri

Lavender 5 tetes- mandi rendam

Black paper, sweet majoram- masase

b. Stres dan ansietas

Clary, Rose otto, Kenanga- inhalasi, masae

3. Posnatal17

a. Mengurangi pendarahan

Cypres, lavender- Mandi rendam

b. Bekas luka sectio caesarea

Avender, tea tree- mandi rendam, kompres

23

Page 28: Minyak Atsiri Pada Proses Kehamilan Dan Persalinan

Frankincense, neroli, rose otto- lotion

c. Meningkatkan laktasi

Fennel tea- satu sendok teh serbuk biji fennel dalam 1 cangkir air

mendidih

7 tetes minyak fennel dalam 50 ml minyak pembawa- masase

Anised dan lemongrass- masase

d. Menurunkan laktasi

Geranium- mandi, rendam atau kompres

Peppermint- mandi rendam atau kompres

4. Minyak Esensial Uterotonik dalam Persalinan17

Oksitosin hormon yang menstimulasi uterus agar berkontraksi dapat

didukung kerjaya oleh beberapa jenis minyak esensial yang bersifat

uterotonik. Dengan bantuan minyak esensial tersebut dapat membantu

menghasikan kontraksi uterus. Minyak esensial yang mengandung keton dan

fenol juga berkhasiat bila digunakan.

Berikut ini merupakan jenis- jenis minyak esensial yang melancarkan

proses melahirkan :

a. Cymbopogon martinii

b. Syzygium aromaticum

c. Foeniculum vulgare

d. Mentha piperata

e. Myristica fragrans

f. Pimenta dioica

g. Pimpinela anisum

h. Thymus vulgaris

Jenis- jenis minyak esensial ini harus digunakan 2- 3 minggu terakhir

kehamilan dengan cara masase pada perut dan punggung dua kali sehari.

Minyak esensial tersebut juga berkhasiat jika digunakan selama persalinan.

G. PENELITIAN PERCONTOHAN

1. Mengurangi nyeri saat persalinan

a. Pengaruh Pemberian Lilin Aromaterapi Lavender Terhadap

Perubahan Intensitas Nyeri Persalinan Normal Kala I Fase Aktif

24

Page 29: Minyak Atsiri Pada Proses Kehamilan Dan Persalinan

Pada Primigravida Di Bpm Ny. “R” Kecamatan Sumbersari

Kabupaten Jember 19

Oleh : Sultanah Zahariah

Penatalaksanaan nyeri meliputi dua tipe dasar intervensi keperawatan

yaitu intervensi farmakologi dan non farmakologi. Penatalaksanaan nyeri

secara farmakologi lebih efektif dibanding dengan metode

nonfarmakologi, namun metode farmakologi lebih mahal dan sebagian

besar memiliki efek yang merugikan sedangkan metode nonfarmakologi

lebih murah, sederhana, efektif, dan tanpa efek yang merugikan.

Aromaterapi merupakan salah satu terapi nonfarmakologi untuk

mengurangi nyeri persalinan, sebuah terapi komplementer yang

melibatkan penggunaan wewangian berasal dari minyak esensial.

Lavendula atau biasa disebut lavender adalah tumbuhan berbunga dalam

suku lamiaceae yang memiliki 25-30 spesies. Minyak aromaterapi

lavender dikenal sebagai minyak penenang, efek sedative lavendula

angustifolia terjadi karena adanya senyawa-senyawa coumarin dalam

minyak tersebut sekalipun kandungannya rendah yaitu 0,25 %. Secara

teoritis aromaterapi lavender bekerja dengan mempengaruhi tidak hanya

fisik tetapi juga tingkat emosi. Kandungan lavender oil yang terdiri

dari :linalool, linalyl acetate, α dan β-pinene dan 1,8-cineole dapat

menurunkan , mengendorkan, dan melemaskan secara spontan kontraksi

uterus pada tikus yang sedang mengalami spasme pada otot intestinalnya.

Apabila aromaterapi masuk ke rongga hidung melalui penghirupan

langsung, akan bekerja lebih cepat karena molekul-molekul minyak

esensial mudah menguap oleh hipotalamus karena aroma tersebut diolah

dan dikonversikan oleh tubuh menjadi suatu aksi dengan pelepasan

substansi neurokimia berupa zat endorphin dan serotonin sehingga

berpengaruh langsung pada organ penciuman dan dipersepsikan oleh

otak untuk memberikan reaksi yang membuat perubahan fisiologis pada

tubuh, pikiran, jiwa dan menghasilkan efek menenangkan pada tubuh.

b. Efektivitas Pemberian Aromaterapi (Minyak Lavender) Untuk

Menurunkan Kecemasan Ibu Hamil Trimester Iii Dalam Persiapan

Menghadapi Persalinan Di Bidan Praktek Mandiri Suprijati Desa

Bagi Kecamatan/ Kabupaten Madiun 20

25

Page 30: Minyak Atsiri Pada Proses Kehamilan Dan Persalinan

Oleh : Suprijati

Kecemasan yang dialami ibu antara lain kecemasan terhadap persiapan

persalinan karena trimester III. Prevalensi (angka kesakitan) gangguan

kecemasan berkisar pada 6-7% dari populasi umum. Penelitian yang

dilakukan dengan menggunakan Hamilton anxiety Rating Scale,

prevalensi gangguan kecemasan sebesar 8- 12%. Tujuan penelitian ini

adalah untuk mengetahui efektivitas aromaterapi dalam menurunkan

kecemasan pada Ibu hamil trimester III saat persiapan menghadapi

persalinan. Metode penelitian adalah quasi experimental dengan pre and

post test one group design. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 32 ibu

hamil dan sampelnya sebanyak 32 ibu hamil yang memeriksakan

kehamilannya di Bidan Praktek Mandiri Suprijati Desa Bagi. Teknik

sampling yang digunakan total sampling. Instrumen penelitian

menggunakan skala kecemasan terpakai yaitu HARS (Hamilton Anxiety

Rating Scale). Hasil penelitian menunjukkan : 1) tingkat Kecemasan ibu

hamil sebelum diberi aromaterapi sebagian besar pada kategori cemas

berat l yaitu 14 (43,75%), 2) tingkat Kecemasan ibu hamil setelah diberi

aromaterapi kategori cemas sedang banyak yaitu sebanyak 15 (46,88%).

Hasil penelitian ini adalah pemberian aromaterapi memberikan pengaruh

yang bermakna, pada hasil pengujian dengan metode Wilcoxon Signed

Rank Test.

c. Efektifitas terapi aroma lavender terhadap tingkat nyeri dan

kecemasan persalinan primipara kala I di rumah sakit dan Klinik

Bersalin Purwokerto 21

Oleh : Dina Indrati Dyah Sulistyowati

Latarbelakang : Kebanyakan ibu primipara mempunyai masalah nyeri

dan cemas pada waktu melahirkan, sehingga petugas kesehatan mencari

terapi alternatif untuk mengatasi nyeri dan cemas persalinan.

Aromaterapi telah dilakukan untuk pasien dirawat di rumah sakit

khususnya nyeri persalinan. Aromaterapi juga dipakai untuk relaksasi

pada pasien cemas. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi

hubungan factor; faktor demografi dengan nyeri and cemas persalinan,

membandingkan pre; test nyeri and cemas persalinan antara kelompok

control dan eksperimen, membandingkan pre dan post test dalam

26

Page 31: Minyak Atsiri Pada Proses Kehamilan Dan Persalinan

kelompok control dan eksperimen, dan membandingkan selisih pre; post

test antara kelompok control dan eksperimen. Metode : Design quasi;

eksperimen dua group dilakukan di penelitian ini. Jumlah sampel 54 ibu

primipara direkruit dirumah sakit Margono Soekarjo dan klinik bersalin

di Purwokerto. Analisis penelitian ini menggunakan korelasi, pair t; test,

dan independent t test. Hasil : Umur, jenis kelamin, pendidikan dan lama

di ruang bersalin berhungan secara signifikan dengan nyeri diukur

dengan VAS dan FPRS dan cemas persalinan kala I. Hasil pre; test nyeri

dan cemas persalinan antara kelompok control dan eksperimen tidak

berbeda signifikan (p>0.05). Hasil pre dan posttest nyeri dan cemas

persainan dalam kelompok control berbeda signifikan (p<0.05). Hasil

pre dan posttest nyeri dan cemas persainan dalam kelompok eksperimen

berbeda signifikan (p<0.05). Hasil selisih pre post test nyeri dan cemas

persalinan antara kelompok control dan eksperimen berbeda signifikan.

Kesimpulan : Aromaterapi efektif dapat digunakan mengatasi nyeri dan

cemas persalinan kala I. Faktor; faktor demografi: umur, jenis kelamin,

pendidikan, lama di ruang bersalin dapat mempengaruhi nyeri dan cemas

persalinan.

2. Mengatasi mual dan muntah

a. Pengaruh Aromaterapi Blended Peppermint dan Ginger Oil

terhadap Rasa Mual pada Ibu Hamil Trimester Satu di Puskesmas

Rengel Kabupaten Tuban22

Oleh : Dwi Rukma Santi

Mual dan muntah terjadi pada 60-80% primigravida dan 40-60%

multigravida. Seratus dari seribu kehamilan, gejala mual dapat menjadi

berat bila tidak ditatalaksana dengan baik. Jumlah kunjungan ibu hamil

di Puskesmas Rengel didapatkan 58,14% mengeluhkan mual. Oleh

karena itu, perlu dilakukan terapi nonfarmakologi yang bersifat

noninstruktif, noninfasif, murah, sederhana, efektif, dan tanpa efek

samping yang merugikan berupa aromaterapi blended peppermint dan

ginger oil untuk menurunkan rasa mual pada ibu hamil. Penelitian ini

bertujuan membuktikan pengaruh aromaterapi blended peppermint dan

ginger oil terhadap rasa mual pada ibu hamil trimester satu di Puskesmas

Rengel Kabupaten Tuban. Penelitian ini merupakan penelitian pre

27

Page 32: Minyak Atsiri Pada Proses Kehamilan Dan Persalinan

eksperimental dengan desain One Group Pre-Post Test Design. Populasi

adalah seluruh ibu hamil trimester satu periode Bulan September sampai

Oktober Tahun 2013 di Puskesmas Rengel Kabupaten Tuban. Besar

sampel adalah 41 orang dengan teknik sampling Purposive Sampling.

Pengumpulan data dilakukan secara langsung melalui observasi. Analisis

data menggunakan uji statistik Wilcoxon Sign Rank Test. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa nilai p= 0,0001 (p < 0,05), maka H1

diterima dan H0 ditolak artinya terdapat pengaruh aromaterapi blended

peppermint dan ginger oil terhadap rasa mual pada ibu hamil trimester

satu di Puskesmas Rengel Kabupaten Tuban. Saat ini penggunaan

aromaterapi blended peppermint dan ginger oil oleh ibu hamil trimester

satu adalah salah satu cara alternatif untuk menurunkan frekuensi rasa

mual karena terbukti penggunaannya mudah, sederhana, efektif, dan

tanpa efek samping serta tidak merugikan kondisi ibu dan calon bayi.

b. Efektifitas Minuman Jahe Dalam Mengurangi Emesis Gravidarum

Pada Ibu Hamil Trimester I 23

Oleh : SaswitaS Yulia Irvani Dewi^, Bayhaldd^

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan minuman

jahe dalam mengurangi emesis gravidarum.

Penelitian ini menggunakan "Quasy Experiment" dengan pre-test dan

post-test pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Jumlah

sampel yang digunakan adalah 30 orang dengan teknik gambilan sampel

secara purposive sampling dengan memperhatikan kriteria inklusi. Hasil

dari penelitian ini menunjukkan penurunan rata-rata mual dan muntah

sebelum diberikan intervensi sebesar 3,87 dan setelah diberikan

intervensi 2,78. P value 0,014 (<a = 0,05). Dapat disimpulkan bahwa

jahe efektif dalam mengurangi mual dan muntah selama kehamilan

trimester pertama. Berdasarkan hasil penelitian tersebut disarankan untuk

dapat mengaplikasikan minuman jahe dengan komposisi yang tepat

khususnya di pelayanan kesehatan.

BAB IIIPENUTUP

28

Page 33: Minyak Atsiri Pada Proses Kehamilan Dan Persalinan

Mayoritas wanita yang masuk rumah sakit mempunyai kaitan sengan

kehamilan dan kelahiran yang bukan merupakan permasalahan kesehatan jika tidak

disertai komplikasi. Kehamilan merupakan bidang yang paling menarik minar bagi

arime terapis, perawat serta bidan dan dengan demikian sejumlah besar pengalaman

tersimpan di dalam bangsal- bangsal kebidanan dan oleh para bidan. Yang menolong

persalinan di luar rumah sakit. Uji coba pemakaian minyak esensial pada sekala kecil

pada proses persalinan di Inggris telah memberikan hasil- hasil yang

menggembirakan. Penelitian terkontrol dalam sekala yang lebih besar diharapkan

dapat mendukung hasil- hasil ini sehingga penggunaan aroma terapi oleh para

profesional yang berijasah dalam situasi antenatal, maternitas, dan posnatal akan

menjadi semarak lagi.

DAFTAR PUSTAKA

29

Page 34: Minyak Atsiri Pada Proses Kehamilan Dan Persalinan

1. Bobak, Lowdermilk, & Jensen. (2005). Buku ajar keperawatan maternitas (Maria A. Wijayarini, et.al. Terj). Jakarta: EGC.

2. Koesno. (2009). Pengaruh pemberian aromaterapi jeruk dengan penurunan mual muntah pada ibu hamil trimester I. Jakarta: Fakultas Ilmu Kesehatan.

3. Neil, A. M & Nelson. (2006). Hyperemesis gravidarum. Journal Obstetrics & Genecology. Vol. 5: p.204.

4. Suwarni. (2007). Hubungan karakteristik ibu hamil trimester i denganmorning sickness di poliklinik kebidanan dan penyakit kandungan badan pelayanan kesehatan rsu dr zainal abidin banda aceh tahun 2007.

5. Evariny A. 2007. Melahirkan tanpa Rasa Sakit. Jakarta: Bhuanan Ilmu Populer.

6. Anomin. 10 Jenis Minyak Aromaterapi yang Bagus untuk Ibu Hamil. Dalam www.balitapedia.com diakses pada 11 Agustus 2015.

7. Anonim. Manfaat dan Efek Samping Aromaterapi selama Kehamilan. Dalam

http://www.amazine.co/17099/manfaat-dan-efek-samping-aromaterapi-selama-kehamilan/ diakses pada 11 Agustus 2015

8. Anonim. 2015. Aromaterapi untuk Ibu Hamil, dari Manfaat, yang dianjurkan dan yang harus di Hindari. Dalam www.resepbayi.com diakses pada 11 Agustus 2015.

9. Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. EGC : Jakarta

10. Prawirohardjo, Sarwono. 2005. Ilmu Kebidanan. EGC : Jakarta

11. Rachmi P. (2002) Aromaterapi perawatan alami untuk sehat dan cantik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

12. Aromatherapy. Doncaster and Bassetlaw Hospital. WPR 21180.

13. Taizhen Luo, Meiling Huang, et al. Aromatherapy for Laboring Women: A- Merta Analysisof Randomized Controlled Trial. Open Jurnal of Nursing , 2014, 4, 163-168.

14. Smith CA, et al. Aromatherapy for Pain Management in Labour (Review). The Cochrane Library 2011, Issue 8.

15. Chatur Dian, Sri Utami, Siti Rahmalia. Perbandingan Efektivitas Pemberian Rebusan Jahe dan Daun Mint terhadap Mual dan Muntah pada Ibu Hamil. Universitas Riau.

16. Tarsikah, Herman Susanto, Herri S. Sastramihardja. Penurunan Nyeri Persalinan Primagravida Kala I Fase Aktif Pascapenghirupan Aromaterapi Lavender. Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung.

30

Page 35: Minyak Atsiri Pada Proses Kehamilan Dan Persalinan

17. Shirley Price dan Len Price. Aroma Terapi Bagi Profesi Kesehatan. Penerbit Buku Kedokteran : 1997. Hal. 162- 181.

18. Wilson dan Roberta. Complete Guide to Understanding & Using Aromatheraphy. Paragon Press : 1951. Hal. 168.

19. Sultanah Zahariah. Pengaruh Pemberian Lilin Aromaterapi Lavender Terhadap Perubahan Intensitas Nyeri Persalinan Normal Kala I Fase Aktif Pada Primigravida Di Bpm Ny. “R” Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember.

20. Suprijati. Efektivitas Pemberian Aromaterapi Untuk Menurunkan Kecemasan Ibu Hamil Trimester Iii Dalam Persiapan Menghadapi Persalinan Di Bidan Praktek Mandiri Suprijati Desa Bagi Kecamatan/ Kabupaten Madiun. Akademi Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo. Hal 1.

21. Dina Indrati Dyah Sulistyowati. Efektifitas terapi aroma lavender terhadap tingkat nyeri dan kecemasan persalinan primipara kala I di rumah sakit dan Klinik Bersalin Purwokerto.

22. Dwi Rukma Santi. Pengaruh Aromaterapi Blended Peppermint dan Ginger Oil terhadap Rasa Mual pada Ibu Hamil Trimester Satu di Puskesmas Rengel Kabupaten Tuban. STIKES Nahdlatul Ulama, Tuban. Jurnal Sain Med, Vol. 5. No. 2 Desember 2013: Hal 52.

23. SaswitaS Yulia Irvani Dewi, Bayhaldd. b. Efektifitas Minuman Jahe Dalam Mengurangi Emesis Gravidarum Pada Ibu Hamil Trimester I. Jurnal Ners Indonesia. Vol 1. No. 2. Maret 2011. Hal 1.

31