Mini Skripsi

40
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Laporan keuangan menyediakan bermacam informasi keuangan yang bersifat kuantitatif dan diperlukan sebagai sarana pengambilan keputusan oleh pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan. Menurut FASB, ada dua karakteristik terpenting yang harus ada dalam laporan keuangan yaitu relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua karakteristik tersebut sangatlah sulit untuk diukur, sehingga para pemakai informasi membutuhkan jasa pihak ketiga yaitu auditor untuk memberi jaminan bahwa laporan keuangan tersebut memang relevan dan dapat diandalkan serta dapat meningkatkan kepercayaan semua pihak yang berkepentingan dengan perusahaan tersebut (Singgih dan Bawono, 2010). Akuntan publik atau auditor dalam tugasnya mengaudit perusahaan klien memiliki posisi yang

description

by. aejongah

Transcript of Mini Skripsi

Page 1: Mini Skripsi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latarbelakang

Laporan keuangan menyediakan bermacam informasi keuangan yang

bersifat kuantitatif dan diperlukan sebagai sarana pengambilan keputusan oleh

pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan. Menurut FASB, ada dua

karakteristik terpenting yang harus ada dalam laporan keuangan yaitu relevan

(relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua karakteristik tersebut sangatlah

sulit untuk diukur, sehingga para pemakai informasi membutuhkan jasa pihak

ketiga yaitu auditor untuk memberi jaminan bahwa laporan keuangan tersebut

memang relevan dan dapat diandalkan serta dapat meningkatkan kepercayaan

semua pihak yang berkepentingan dengan perusahaan tersebut (Singgih dan

Bawono, 2010).

Akuntan publik atau auditor dalam tugasnya mengaudit perusahaan klien

memiliki posisi yang strategis sebagai pihak ketiga dalam lingkungan perusahaan

klien yaitu ketika akuntan publik mengemban tugas dan tanggung jawab dari

manajemen (agen) untuk mengaudit laporan keuangan perusahaan yang

dikelolanya. Dalam hal ini manajemen ingin supaya kinerjanya terlihat selalu baik

dimata pihak eksternal perusahaan terutama pemilik (prinsipal). Akan tetapi disisi

lain, pemilik (prinsipal) menginginkan supaya auditor melaporkan dengan

sejujurnya keadaan yang ada pada perusahaan yang telah dibiayainya. Dari uraian

Page 2: Mini Skripsi

di atas terlihat adanya suatu kepentingan yang berbeda antara manajemen dan

pemakai laporan keuangan (Elfarini, 2007 dalam Lingga dan Meythi, 2011).

Kepercayaan yang besar dari pemakai laporan keuangan auditan yang

diberikan oleh akuntan publik inilah yang akhirnya mengharuskan auditor

memperhatikan kualitas audit yang dihasilkannya.Kualitas audit ini menjadi

penting karena kualitas audit yang tinggi akan menghasilkan laporan keuangan

yang dapat dipercaya sebagai dasar pengambilan keputusan (Indah, 2010).

Kualitas audit didefinisikan sebagai probabilitas dimana seorang auditor

menemukan dan melaporkan tentang adanya suatu pelanggaran dalam sistem

akuntansi kliennya (De Angelo 1981 dalam Alim dkk, 2007). Agar laporan audit

yang dihasilkan auditor berkualitas, maka auditor harus menjalankan

pekerjaannya secara professional. Auditor harus mematuhi standar auditing dalam

melakukan audit atas laporan keuangan, memperoleh bukti audit yang cukup

untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan dan melakukan tahap-tahap

proses audit secara lengkap (Sari, 2011).

Pengalaman merupakan suatu proses pembelajaran dan penambahan

perkembangan potensi bertingkah laku baik dari pendidikan formal maupun non

formal atau bisa juga diartikan sebagai suatu proses yang membawa seseorang

kepada suatu pola tingkah laku yang lebih tinggi. Pengalaman merupakan atribut

yang penting yang harus dimiliki oleh auditor, hal ini terbukti dengan tingkat

kesalahan yang dibuat oleh auditor yang tidak berpengalaman lebih banyak

daripada auditor yang berpengalaman. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin

2

Page 3: Mini Skripsi

lama masa kerja dan pengalaman yang dimiliki oleh seorang auditor maka akan

menghasilkan kualitas audit yang baik.

Auditor tidak hanya perlu memiliki pengalaman atau keahlian saja tetapi

auditor juga harus memiliki sikap independen dalam pengauditan. Tanpa adanya

independensi, auditor tidak berarti apa-apa. Karena tanpa adanya independensi

suatu hasil audit tidak mencerminkan keadaan laporan keuangan sebenarnya.

Independensi menurut Mulyadi (2002) berarti sikap mental yang bebas

dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung pada orang

lain. Auditor independen tidak hanya berkewajiban mempertahankan fakta bahwa

ia independen, namun auditor juga harus menghindari keadaan yang dapat

menyebabkan pihak luar meragukan sikap independensinya.Semakin independen

seorang auditor dalam melaksanakan tugasnya, maka semakin baik kualitas audit

yang dihasilkannya. Kompetensi adalah kualifikasi yang dibutuhkan oleh auditor

untuk melakukan audit dengan benar. Semakin banyak kompetensi yang dimiliki

oleh auditor maka semakin meningkat pula kualitas audit yang dihasilkannya.

Kompetensi semacam itu diperoleh melalui baik jenjang pendidikan secara formal

maupun informal, serta pengalaman dalam praktik audit. Selain memiliki

kompetensi, seorang auditor harus memiliki sikap integritas. Integritas merupakan

kualitas yang melandasi kepercayaan publik dan merupakan patokan bagi anggota

dalam menguji semua keputusannya. Integritas mengharuskan seorang auditor

untuk bersikap jujur dan transparan, berani, bijaksana dan berttanggung jawab

dalam melaksanakan audit. Keempat unsur itu diperlukan untuk membangun

kepercayaan dan memberikan dasar bagi pengambilan keputusan yang andal

3

Page 4: Mini Skripsi

(Pusdiklatwas BPKP, 2005 dalam Sukriah, 2009). Dengan integritas yang tinggi,

maka auditor dapat meningkatkan kualitas audit yang dihasilkannya.

Beberapa penelitian telah dilakukan mengenai kualitas audit ini. Alim dkk

(2007) telah menemukan bahwa kompetensi dan independensi berpengaruh secara

signifikan terhadap kualitas audit. Elfarini (2007) menunjukkan bahwa

kompetensi dan independensi berpengaruh terhadap kualitas audit. Sukriah dkk

(2009) juga menunjukkan bahwa independensi dan integritas tidak berpengaruh

secara signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan dan pengalaman kerja,

objektifitas dan kompetensi berpengaruh positif terhadap kualitas hasil

pemeriksaan.Efendy MT (2010) menunjukkan bahwa kompetensi berpengaruh

terhadap kualitas audit, sedangkan independensi tidak berpengaruh terhadap

kualitas audit.Singgih dan Buwono (2010) menunjukkan bahwa secara simultan

independensi, pengalaman, due professional care dan akuntabilitas berpengaruh

terhadap kualitas audit, sedangkan secara parsial pengalaman tidak berpengaruh

terhadap kualitas audit.Lingga dan Meythi (2011) juga menunjukkan bahwa

kompetensi dan independensi secara parsial tidak memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap kualitas audit.Rahmawati (2011) menunjukkan kompetensi

mempengaruhi kualitas audit, sedangkan independensi tidak berpengaruh terhadap

kualitas audit.Tarigan (2011) menunjukkan bahwa secara parsial pengalaman

kerja tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja manajerial SKPD,

sedangkan independensi, objektifitas, integritas dan kompetensi secara simultan

berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan.

4

Page 5: Mini Skripsi

No Tahun Nama Peneliti &

Sumber

Judul Hasil

1 2011 Annisa,

Kamaliah, Elfi

Ilham.

Pengaruh

Pengalaman Kerja,

Indenpendensi,

Kompetensi dan

Integritas terhadap

Kualitas Audit (Studi

Empiris Pada Kantor

Akuntan Publik Di

Kepulauan Riau,

Sumatera Barat Dan

Riau)

variabel Pengalaman Kerja,

Independensi, Kompetensi

dan Integritas memiliki

pengaruh terhadap Kualitas

Audit.

2 2011 Rahmawati,

Annisa.

Faktor-Faktor Yang

Berpengaruh

Terhadap Kualitas

Audit (Studi Pada

Kantor Akuntan

Publik Di

Surabaya). Skripsi

Universitas

Airlangga.

Surabaya.

menunjukkan kompetensi

mempengaruhi kualitas audit,

sedangkan independensi

tidak berpengaruh terhadap

kualitas audit.

5

Page 6: Mini Skripsi

3 2011 Lingga, Ita

salsalina dan

Meythi.

Pengaruh

Kompetensi dan

Independensi Auditor

terhadap Kualitas

Audit. Universitas

Kristen Maranatha

Bandung. Skripsi.

Lingga dan Meythi (2011)

jugamenunjukkan bahwa

kompetensi dan independensi

secara parsial tidak memiliki

pengaruh yang signifikan

terhadap kualitas audit.

4 2010 Singgih, Elisa

Muliani dan Icuk

Rangga Bawono

Pengaruh

Independensi,

Pengalaman, Due

Professional Care

dan Akuntabilitas

terhadap Kualitas

Audit. SNA XIII.

Purwokerto. Jurnal.

menunjukkan bahwa secara

simultan independensi,

pengalaman, dueprofessional

care dan akuntabilitas

berpengaruh terhadap

kualitas audit, sedangkan

secaraparsial pengalaman

tidak berpengaruhterhadap

kualitas audit.

penelitian ini merupakan replikasi Gabungan yang dilakukan oleh Singgih, Elisa

Muliani dan Icuk Rangga Bawono (2010) serta Lingga dan Meythi (2011) dan

Annisa, Kamaliah, Elfi Ilham (2011). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian

sebelumnya terletak pada ojek penelitian, yaitu Kantor Akuntan Publik (KAP)

yang ada di Kota Jambi. Oleh karena itu, selain ketiga variabel tersebut, dalam

6

Page 7: Mini Skripsi

penelitian ini ditambahkan satu variabel lain yaitu Akuntabilitas untuk dianalisis

pengaruhnya terhadap kualitas audit. Dari latar belakang dan uraian di atas, maka

dalam penelitian ini mengambil judul “PENGARUH INDEPENDENSI,

KOMPETENSI DAN AKUNTABILITAS TERHADAP KUALITAS AUDIT

(Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik Di Kota Jambi)”

1.2 Perumusan Masalah

Dengan didasari latar belakang yang telah dijelaskan di atas maka yang menjadi

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Pengaruh Pengalaman Kerja,

Independensi, Kompetensi dan Integritas terhadap Kualitas Audit”

Rumusan masalah di atas dapat dirinci menjadi beberapa pertanyaan penelitian

sebagai berikut :

1. Apakah Akuntanbilitas berpengaruh terhadap kualitas audit ?

2. Apakah independensi berpengaruh terhadap kualitas audit ?

3. Apakah kompetensi berpengaruh terhadap kualitas audit ?

4. Apakah integritas berpengaruh terhadap kualitas audit ?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini dijalankan dengan beberapa tujuan.

1. Untuk menganalisis dan menguji pengaruh Akuntabilitas terhadap kualitas

audit.

2. Untuk menganalisis dan menguji pengaruh independensi terhadap kualitas

audit

7

Page 8: Mini Skripsi

3. Untuk menganalisis da menguji pengaruh kompetensi terhadap kualitas

audit.

4. Penelitian ini dijalankan dengan tujuan untuk menganalisis dan menguji

pengaruh integritas terhadap kualitas audit.

1.4 Manfaat Penelitian

a. Bagi Penulis.

Sebagai alat untuk mempraktekkan teori-teori yang telah diperoleh

selama di bangku kuliah sehingga penulis dapat menambah pengetahuan

secara praktis tentang masalah-masalah yang dihadapi oleh Kantor Akuntan

Publik.

b. Bagi KAP.

Hasil penelitian ini dapat membantu KAP dalam melihat kualitas audit

yang dilakuakan.

c. Bagi Pihak lain.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran

dan sebagai referensi bagi peneliti lain yang melakukan penelitian serupa.

1.5 Hipotesa

1.5.1 Hubungan Akuntabilitas dan Kuaitas Audit

Tingkat akuntabilitas individu dalam menyelesaikan pekerjaannya dapat

mempengaruhi kualitas hasil kerja berdasarkan tingkat kompleksitas pekerjaan

auditor yang akan berimbas pada informasi yang dihasilkan, informasi yang

8

Page 9: Mini Skripsi

dihasilkan tersebut akan mempengaruhi proses pengambilan keputusan. (Diani

Mardisar dan Ria Nelly Sari, 2007). Hal Tersebut menunjukan akuntabilitas

memiliki pengaruh terhadap kualitas hasil kerja auditor dengan kompleksitas

pekerjaan pemeriksaan.

H1 : Akuntabilitas berpengaruh terhadap kuaitas audit.

1.5.2 Hubungan Independensi dan Kualitas Audit

Independensi juga berarti adanya kejujuran dalam diri auditor

dalammempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang objektif tidak

memihakdalam diri auditor dalam merumuskan dan menyatakan

pendapatnya.Auditor harus dapat mengumpulkan setiap informasi yang

dibutuhkan dalam pengambilan keputusan audit dimana hal tersebut harus

didukung dengan sikap independen. Hal ini menunjukkan bahwa semakin

independen seorang auditor maka semakin baik kualitas audit yang dihasilkannya.

H2 : Independensi berpengaruh terhadap kualitas audit

1.5.3 Hubungan Kompetensi dan Kualitas Audit

Kompetensi adalah kualifikasi yang dibutuhkan auditor untuk

melaksanakan audit dengan benar. Kompetensi auditor diukur melalui banyaknya

ijasah/sertifikat yang dimiliki serta jumlah/banyaknya keikutsertaan yang

bersangkutan dalam pelatihan-pelatihan, seminar atau simposium. Hal tersebut

menunjukkan bahwa semakin tinggi kompetensi yang dimiliki oleh auditor maka

semakin meningkat pula kualitas audit yang dihasilkannya.

9

Page 10: Mini Skripsi

H3 : Kompetensi berpengaruh terhadap kualitas audit

10

Page 11: Mini Skripsi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Kuaitas Audit

Kualitas audit didefinisikan sebagai probabilitas dimana seorang auditor

menemukan dan melaporkan tentang adanya suatu pelanggaran dalam sistem

akuntansi kliennya. Menurut Rosnidah (2010) kualitas audit adalah pelaksanaan audit

yang dilakukan sesuai dengan standar sehingga mampu mengungkapkan dan

melaporkan apabila terjadi pelanggaran yang dilakukan klien. Ada empat hal

dianggap mempunyai hubungan dengan kualitas audit yaitu (1) lama waktu auditor

telah melakukan pemeriksaan terhadap suatu perusahaan (tenure), semakin lama

seorang auditor telah melakukan audit pada klien yang sama maka kualitas audit yang

dihasilkan akan semakin rendah, (2) jumlah klien, semakin banyak jumlah klien maka

kualitas audit akan semakin baik karena auditor dengan jumlah klien yang banyak

akan berusaha menjaga reputasinya, (3) kesehatan keuangan klien, semakin sehat

kondisi keuangan klien maka akan ada kecenderungan klien tersebut untuk menekan

auditor agar tidak mengikuti standar, dan (4) review oleh pihak ketiga, kualitas sudit

akan meningkat jika auditor tersebut mengetahui bahwa hasil pekerjaannya akan

direview oleh pihak ketiga (De Angelo, 1981, dalam Alim dkk., 2007).

Dari pengertian diatas, agar laporan audit yang dihasilkan auditor berkualitas,

maka auditor harus menjalankan pekerjaannya secara professional. Auditor harus

bersikap independen terhadap klien, mematuhi standar auditing dalam melakukan

audit atas laporan keuangan, memperoleh bukti kompeten yang cukup untuk

11

Page 12: Mini Skripsi

menyatakan pendapat atas laporan keuangan dan melakukan tahap-tahap proses audit

secara lengkap(Sari, 2011).

2.1.2 Akuntanbilitas

“Akuntabilitas sebagai bentuk dorongan psikologi yang membuat seseorang

berusaha mempertanggungjawabkan semua tindakan dan keputusan yang diambil

kepada lingkungannya”. (Tetcock dalam Diani Mardisar dan Ria Nelly Sari 2007:6)

Bahwa peran dan tanggung jawab auditor diatur dalam Standar Profesional Akuntan

Publik (SPAP) yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia ataupun Statement on

Auditing Standards (SAS) yang dikeluarkan oleh Auditing Standards Boards (ASB).

Peran dan tanggung jawab auditor adalah sebagai berikut: (a)Tanggung jawab

mendeteksi dan melaporkan kecurangan (fraud), kekeliruan, dan ketidakberesan.

SPAP Seksi 316 pendeteksian terhadap kekeliruan dan ketidakberesan dapat berupa

kekeliruan dan pengumpulan dan pengolahan data akuntansi, kesalahan estimasi

akuntansi, kesalahan penafsiran prinsip akuntansi tentang jumlah, klasifikasi dan cara

penyajian, penyajian laporan keuangan yang menyesatkan serta penyalahgunaan

aktiva. (b) Tanggung jawab mempertahankan sikap independensi dan menghindari

konflik. SPAP Seksi 220 harus bersikap jujur, bebas dari kewajiban klien, dan tidak

mempunyai kepentingan dengan klien baik terhadap manajemen maupun pemilik. (c)

Tanggung jawab mengkomunikasikan informasi yang berguna tentang sifat dan hasil

proses audit. SPAP Seksi 341 menyatakan bahwa hasil evaluasi yang dilakukan

mengindikasikan adanya ancaman terhadap kelangsungan hidup perusahaan, auditor

wajib mengevaluasi rencana manajemen untuk memperbaiki kondisi tersebut. Bila

ternyata tidak memuaskan, auditor boleh tidak memberikan pendapat dan perlu

12

Page 13: Mini Skripsi

diungkapkan. (d) Tanggung jawab menemukan tindakan melanggar hukum dari klien.

SPAP Seksi 317 memberikan arti penting tentang pelanggaran terhadap hukum atau

perundang-undangan oleh satuan usaha yang laporan keuangannya diaudit. Penentuan

pelanggaran tersebut bukan kompetensi auditor tetapi hasil penilaian ahli hukum.

Indikasinya adalah pengaruh langsung yang material terhadap laporan keuangan

sehingga auditor melakukan prosedur audit yang dirancang khusus agar diperoleh

keyakinan memadai apakah pelanggaran hukum telah dilakukan. (Nini Sofryanti

dalam Slamet Sugiri dan Nasuhi Hidayat 2003:305-306) Bahwa untuk mengukur

akuntabilitas indikator yang digunakan sebagai berikut: Seberapa besar motivasi

mereka untuk meyelesaikan pekerjaan tersebut. Motivasi secara umum adalah

keadaan dalam diri seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan

kegiatankegiatan tertentu untuk mencapai tujuan. Seberapa besar usaha (daya pikir)

yang diberikan untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan. Orang dengan akuntabilitas

tinggi mencurahkan usaha (daya pikir) yang lebih besar dibanding orang dengan

akuntabilitas rendah ketika menyelesaikan pekerjaan. Seberapa yakin mereka bahwa

pekerjaan mereka akan diperiksa oleh atasan. Keyakinan bahwa sebuah pekerjaan

akan diperiksa atau dinilai orang lain dapat meningkatkan keinginan dan usaha

seseorang untuk menghasilkan pekerjaan yang lebih berkualitas. (diani Mardisar dan

Ria Nelly Sari 2007:6-7)

2.1.3 Independensi

Independensi menurut Mulyadi (2002:26-27) berarti sikap mental yangbebas

dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung padaorang lain.

Independensi juga berarti adanya kejujuran dalam diri auditor

13

Page 14: Mini Skripsi

dalammempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang objektif tidak

memihakdalam diri auditor dalam merumuskan dan menyatakan pendapatnya.

Dalam melaksanakan pemeriksaan akuntan, akuntan publik

memperolehkepercayaan diri dari klien dan para pemakai laporan keuangan

untukmembuktikan kewajaran laporan keuangan yang disusun dan disajikan

olehklien. Oleh karena itu, dalam memberikan pendapat mengenai kewajaran

laporankeuangan yang diperiksa harus bersikap independen terhadap kepentingan

klien,para pemakai laporan keuangan, maupun terhadap kepentingan akuntan

publikitu sendiri (Indah, 2010).

Dalam Standar Professional Akuntan Publik (SPAP) seksi 220, Standar

inimengharuskan auditor bersikap independen, artinya tidak mudah dipengaruhi,

karena ia melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum (dibedakan dalam hal

ia berpraktik sebagai auditor intern).Auditor secara intelektual harus jujur, bebas dari

kewajiban terhadap kliennya dan tidak mempunyai kepentingan dengan klien, baik

terhadap manajemen maupun pemilik.

2.1.4 Kompetensi

Kompetensi adalah kualifikasi yang dibutuhkan oleh auditor untuk melakukan

audit dengan benar. Kompetensi semacam itu dapat diperoleh melalui baik jenjang

pendidikan secara formal maupun informal, serta pengalaman dalam praktik audit.

Karena dalam melakukan peran audit, seorang auditor harus mengumpulkan serta

mengevaluasi bukti-bukti yang digunakan untuk mendukung judgment yang

diberikannya. Dari bukti-bukti yang dikumpulkan ini harus memadai guna

meyakinkan auditor dalam memberikan opini (Tarigan, 2011).

14

Page 15: Mini Skripsi

Standar umum pertama (SA seksi 210 dalam SPAP, 2001) menyebutkan

bahwa audit harus dilaksanakan oleh seorang atau yang memiliki keahlian dan

pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor. Sedangkan standar umum ketiga (SA

seksi 230 dalam SPAP, 2001) menyebutkan bahwa dalam pelaksanaan audit akan

penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya

dengan cermat dan seksama. Oleh karena itu, maka setiap auditor wajib memiliki

kemahiran profesionalitas dan keahlian dalam melaksanakan tugasnya sebagai

auditor.

Kompetensi berkaitan dengan pendidikan dan pengalaman memadai yang

dimiliki akuntan publik dalam bidang auditing dan akuntansi. Dalam melaksanakan

audit, akuntan publik harus bertindak sebagai seorang yang ahli di bidang akuntansi

dan auditing. Selain itu, akuntan publik harus menjalani pelatihan teknis yang cukup

yang mencakup aspek teknis maupun pendidikan umum.

2.1.5 Integritas

Integritas merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan publik dan

merupakan patokan bagi anggota dalam menguji semua keputusannya. Integritas

adalah menjalankan tugas dan pekerjaan dengan selalu memegang teguh Kode Etik

dan prinsip-prinsip moral. Integritas mengharuskan seseorang auditor untuk bersikap

jujur dan transparan, berani, bijaksana dan bertanggung jawab dalam melaksanakan

audit. Keempat unsur itu diperlukan untuk membangun kepercayaan dan memberikan

dasar bagi pengambilan keputusan yang andal (Pusdiklatwas BPKP, 2005 dalam

Sukriah, 2009).

15

Page 16: Mini Skripsi

Menurut Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik Integritas No. 102

adalah dalam menjalankan tugasnya, anggota KAP harus mempertahankan integritas

dan objektivitas, harus bebas dari benturan kepentingan (Conflict Of Interest) dan

tidak boleh membiarkan faktor salah saji material (material misstatement) yang

diketahuinya atau mengalihkan (mensubordinasikan) pertimbangannya kepada pihak

lain. Pada dasarnya integritas akuntan adalah suatu sikap akuntan yang mampukah ia

bersikap jujur dan berterus terang tanpa harus mengorbankan rahasia penerima jasa

yang berhubungan langsung dengan kepercayaan publik.

Dalam menghadapi aturan, standar, panduan khusus atau menghadapi

pendapat yang bertentangan, anggota harus menguji keputusan atau perbuatannya

dengan bertanya apakah anggota telah melakukan apa yang seharusnya dilakukan dan

apakah anggota telah menjaga integritas dirinya. Integritas mengharuskan anggota

untuk mentaati bentuk standar teknis dan etika. Selain itu juga mengharuskan anggota

untuk mengikuti prinsip objektivitas dan kehati-hatian professional (Sari, 2011).

16

Page 17: Mini Skripsi

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

3.1 Metode Analisis Data

Sebelum melakukan penelitian perlu dilakukan analisis data yang terdiri atas uji

validitas dan uji reliabilitas. Uji validitas dilakukan dengan melakukan korelasi

antara skor butir pertanyaan dengan total skor konstruk atau variabel (Ghozali,

2005). Berdasarkan hasil uji validitas item variabel Akuntanbilitas, independensi,

kompetensi, integritas dan kualitas audit didapatkan nilai koefisien untuk semua

item lebih besar dari 0.224. Dengan demikian setiap item pernyataan dalam tiap-

tiap variabel (pengalaman kerja, independensi, kompetensi, integritas dan kualitas

audit) dinyatakan valid. Sedangkan, uji reliabilitas dilakukan dengan melihat nilai

Croncbach Alpha. Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa semua variabel

penelitian dinyatakan reliabel dengan nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0.6

(pengalaman kerja = 0.709; independensi = 0.711; kompetensi = 0.753; integritas

= 0.746 dan kualitas audit = 0.784). Untuk melakukan pengujian hipotesis dengan

menggunakan model regresi, maka asumsi klasik perlu dipenuhi terlebih dahulu.

Asumsi klasik yang perlu dipenuhi yaitu uji normalitas, uji multikolinearitas, uji

heterokedastisitas dan uji autokorelasi. Hasil uji asumsi klasik yang dilakukan

menunjukkan bahwa data penelitian telah memenuhi asumsi klasik yang

disyaratkan. Uji goodness of fit adalah uji F yang bertujuan untuk menguji apakah

variabel independen secara simultan mempengaruhi variabel dependen (Ghozali,

2005). Hasil uji F ysng dilakukan menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan

17

Page 18: Mini Skripsi

antara variabel akuntanbilitas, independensi, kompetensi dan integritas terhadap

kualitas audit.

3.2 Metode Pengujian Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diuji dengan teknik analisis

regresi berganda (Multiple Regression Analysis) versi 17. Analisis ini bertujuan

untuk menguji hubungan antar variabel penelitian dan mengetahui besarnya

pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Model yang

digunakan dalam regresi berganda untuk melihat pengaruh Akuntanbilitas,

independensi, kompetensi dan integritas terhadap kualitas audit dalam penelitian

ini adalah :

Y = α + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + ε

Keterangan :

Y = Kualitas Audit

α : Konstanta = Konstanta

β1 β2 β3 = Koefisien regresi

X1 = Akuntanbilitas

X2 = Independensi

X3 = Kompetensi

ε = error

3.3 Teknik Pengumpulan Data

1. Studi Lapangan

18

Page 19: Mini Skripsi

Yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung pada perusahaan yang

bersangkutan untuk memperoleh data primer dan informasi yang dibutuhkan,

dengan cara :

a. Observasi

Observasi merupakan suatu teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data

dengan cara melakukan pengamatan secara langsung ke tempat yang dijadikan

objek penelitian.

b. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu teknik untuk mengumpulkan data dengan cara

menanyakan secara langsung kepada pihak yang berkaitan dengan penelitian.

c. Kuesioner

Kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan data dengan cara memberikan suatu

daftar pertanyaan dalam lembaran kertas untuk dijawab oleh pihak yang berkaitan.

d. Dokumentasi

Dokumentasi adalah suatu teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan

semua hal yang diperlukan yang dapat menunjang keberhasilan penelitian.

2. Studi Kepustakaan

Yaitu mencari dan mengumpulkan bahan yang berhubungan dengan masalah yang

diteliti untuk memperoleh data sekunder dengan membaca, mempelajari, dan

mendalami literatur-literatur yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

19

Page 20: Mini Skripsi

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Responden dan Analisis Deskriptif

Dari 75 kuesioner yang diolah, berdasarkan umur diketahui yang

menjadiresponden antara umur 20-30 tahun berjumlah 45 orang (60%), antara

umur 31-40 15 orang (20%), antara umur 41-50 7 orang (9,33%) dan antara 51-60

sebanyak 8 orang (10,67%). Berdasarkan tingkat pendidikan terakhir responden,

responden dengan latar belakang pendidikan diploma berjumlah 2 orang (2,67%),

S1 sebanyak 55 orang (73,33%), S2 sebanyak 15 orang (20%) dan S3 sebanyak 3

orang (4%). Berdasarkan bidang kerja yang ditangani oleh responden, responden

yang bekerja dibidang auditing berjumlah 39 orang (52%), yang bekerja dibidang

konsul sebanyak 15 orang (20%), yang bekerja dibidang perpajakan sebanyak 20

orang (26,67%) dan yang bekerja dibidang sistem 1 orang (1,33%). Berdasarkan

lama responden bekerja, responden yang bekerja selama 1 tahun 12 orang (16%),

lama bekerja 2 tahun sebanyak 25 orang (33,33%), lama bekerja 3-5 tahun

sebanyak 20 orang (26,67%) dan lama bekerja lebih dari 10 tahun berjumlah 8

orang (10,67%).Berdasarkan posisi jabatan responden, reponden yang berposisi

magang berjumlah 0 (0%), responden yang berposisi supervisor sebanyak 10

orang (13,33%), responden yang berposisi staff auditor sebanyak 28 orang

(37,33%), responden yang berposisi auditor junior sebanyak 12 orang (16%),

responden yang berposisi auditor senior sebanyak 17 orang (22,67%) dan

responden yang berposisi sebagai manajer kap sebanyak 8 orang (10,67%).

20

Page 21: Mini Skripsi

Berdasarkan analisis deskriptif yang dilakukan terhadap variabel penelitian

diperoleh nilai rata-rata, nilai minimum dan maksimum serta standar deviasi

variabel penelitian seperti yang disajikan pada tabel 3.1 berikut ini :

Tabel 4.1 Tabel Analisis Deskriptif Data Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std.

Deviation Kualitas Audit 75 30.00 50.00 41.3600 4.56674 Pengalaman Kerja

75 30.00 40.00 33.9333 2.98344

Independensi 75 28.00 45.00 35.8800 3.52581 Kompetensi 75 42.00 62.00 56.6667 3.96721 Integritas 75 30.00 50.00 41.8933 4.84231 Valid N (listwise) 75

Sumber : Data Olahan (2012)

Berdasarkan tabel 3.1 diatas dapat dilihat bahwa kualitas audit mempunyai nilai

minimum 30, maksimum 50 dan rata-rata jawaban responden adalah sebesar

41.3600 dengan standar deviasi 4.56674. Pengalaman kerja mempunyai nilai

minimum 30, maksimum 40 dan rata-rata jawaban responden adalah sebesar

33.9333 dengan standar deviasi 2.98344. Independensi mempunyai nilai

minimum 28, maksimum 7 dan rata-rata jawaban responden adalah sebesar

35.8800 dengan standar deviasi 3.52581. Kompetensi mempunyai nilai minimum

42, maksimum 62 dan rata-rata jawaban responden adalah sebesar 56.6667

dengan standar deviasi 3.96721. Sedangkan integritas mempunyai nilai minimum

30, maksimum 50 dan rata-rata jawaban responden adalah sebesar 41.8933

dengan standar deviasi 4.84231.

4.2 Pengujian Hipotesis

21

Page 22: Mini Skripsi

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan model regresi. Untuk

menggunakan model regresi maka uji asumsi klasik terlebih dahulu harus

dilakukan. Uji asumsi klasik yang perlu dilakukan meliputi uji multikolinearitas,

uji autokorelasi, uji heteroskedastisitas dan uji normalitas. Uji asumsi klasik telah

dilakukan dan hasil uji asumsi klasik menunjukkan data penelitian telah

terdistribusi dengan normal serta bebas dari heterokedastisitas, autokorelasi dan

multikolinearitas.

Tabel 4.2 Hasil Analisis Regresi Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 (Constant) 2.301 5.515 .417 .678 PK .225 .119 .147 3.898 .000 .816 1.226 I .374 .122 .289 3.070 .003 .553 1.809 K .396 .095 .420 4.166 .000 .481 2.078 IN .375 .094 .326 3.973 .000 .727 1.375

4.2.1 Pengalaman kerja berpengaruh terhadap kualitas audit

Berdasarkan hasil perhitungan regresi pada tabel 3.2 diperoleh nilai p value (sign)

0.000 yang artinya lebih kecil dari 0.05 yang menunjukkan adanya pengaruh

antara pengalaman kerja terhadap kualitas audit.

Hal ini berarti bahwa auditor yang berpengalaman diasumsikan dapat memberikan

kualitas audit yang lebih baik dibandingkan dengan auditor yang belum

berpengalaman. Secara teknis, semakin banyak tugas yang auditor kerjakan, akan

semakin mengasah keahliannya dalam mendeteksi suatu hal yang memerlukan

perlakuan khusus yang banyak dijumpai dalam melakukan pekerjaannya.

22

Page 23: Mini Skripsi

4.2.2 Independensi berpengaruh terhadap kualitas audit

Berdasarkan hasil perhitungan regresi pada tabel 3.2 diperoleh nilai p value (sign)

0.003 yang artinya lebih kecil dari 0.05 yang menunjukkan adanya pengaruh

antara independensi terhadap kualitas audit. Hal ini berarti bahwa jika seorang

auditor bersikap independen, maka penilaiannya akan mecerminkan kondisi yang

sebenarnya dari sebuah perusahaan yang diperiksa. Dengan demikian maka

jaminan atas keandalan laporan yang diberikan oleh auditor dapat dipercaya oleh

semua pihak yang berkepentingan. Maka auditor dituntut untuk mempertahankan

sikap independensi sehingga dapat menghasilkan kualitas audit yang tinggi.

4.2.3 Kompetensi berpengaruh terhadap kualitas audit

erdasarkan hasil perhitungan regresi pada tabel 3.2 diperoleh nilai p value (sign)

0.000 yang artinya lebih kecil dari 0.05 yang menunjukkan adanya pengaruh

antara kompetensi terhadap kualitas audit.

Hal ini berarti bahwa kualitas audit dapat dicapai jika auditor memiliki

kompetensi yang baik. Auditor sebagai ujung tombak pelaksanaan tugas audit

memang harus senantiasa meningkatkan pengetahuan yang telah dimiliki agara

penerapan pengetahuan dapat maksimal dalam praktiknya.

4.2.4 Integritas berpengaruh terhadap kualitas audit

Berdasarkan hasil perhitungan regresi pada tabel 3.2 diperoleh nilai p value (sign)

0.000 yang artinya lebih kecil dari 0.05 yang menunjukkan adanya pengaruh

antara integritas terhadap kualitas audit.

23

Page 24: Mini Skripsi

Hal ini berarti bahwa Auditor harus melaksanakan audit dengan bersikap jujur,

berani, bijaksana dan bertanggung jawab. Jika seorang auditor dapat

mempertahankan sikap integritasnya, maka auditor dapat membangun

kepercayaan publik dan memberikan dasar bagi pengambilan keputusan yang

andal. Maka auditor dituntut untuk mempertahankan sikap integritas sehingga

dapat menghasilkan kualitas audit yang tinggi.

4.3 Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan pada 20 sampel Kantor Akuntan

Publik yang terdaftar di Directory IAPI periode 2011, maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil pengujian validitas dan reliabilitas untuk seluruh variabel telah

memberikan hasil yang baik. Pengujian terhadap setiap pertanyaan dengan

menggunakan korelasi Product Moment Pearson menunjukkan bahwa setiap butir

pertanyaan valid, yakni rhitung> rtabeldan untuk reliabilitas setiap instrument

dihitung dengan Cronbach Alpha menunjukkan bahwa memiliki nilai yang lebih

besar dari 0,60 berarti semua instrument reliable.

2. Pengujian hiipotesis menunjukkan bahwa variabel Pengalaman Kerja,

Independensi, Kompetensi dan Integritas memiliki pengaruh terhadap Kualitas

Audit.

3. Hasil pengujian koefisien determinasi (R2) sebesar 0.657 memberi pengertian

bahwa 65.70% kualitas audit dipengaruhi oleh Pengalaman Kerja, Independensi,

Kompetensi dan Integritas. Jumlah koefisien determinasi sebesar

24

Page 25: Mini Skripsi

65.70% memberi gambaran bahwa masih ada 34.30% variabel lain yang

mempengaruhi kualitas audit.

4.4 Saran

Terdapat beberapa saran dalam penelitian ini yang nantinya dapat berguna dan

dapat memberikan arah bagi penelitian selanjutnya, yaitu sebagai berikut :

1. Peneliti berikutnya dapat melakukan penelitian diprovinsi lain khususnya se-

Sumatera atau diluar pulau Sumatera, sehingga nantinya hasil bias digeneralisasi

untuk lingkup yang lebih luas serta mencantumkan waktu pengembalian

kuesioner.

2. Peneliti selanjutnya dapat lebih maksimal memperoleh data kueisoner yang

baik, bila perlu mengunjungi KAP secara langsung karena tingkat

pengembaliannya lebih jelas dan dapat dipantau secara langsung.

3. Peneliti selanjutnya disarankan menambah variabel penelitian lainnya yang

dapat mempengaruhi kulitas audit oleh akuntan publik.

25

Page 26: Mini Skripsi

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Halim. (2003). Analisis Investasi. Salemba Empat. Jakarta.

Alim, M. Nizarul, Trisna Hapsari dan Lilik Purwanti. 2007. Pengaruh Kompetensi

Dan Independensi Terhadap Kualitas Audit Dengan Etika Auditor Sebagai

Variabel Moderasi. SNA X. Makassar. Jurnal

Annisa, Kamaliah, Elfi Ilham.2011 Pengaruh Pengalaman Kerja, Indenpendensi,

Kompetensi dan Integritas terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Kantor

Akuntan Publik Di Kepulauan Riau, Sumatera Barat Dan Riau). Jurnal

Rahmawati, Annisa. 2011. Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kualitas Audit

(Studi Pada Kantor Akuntan Publik Di Surabaya). Skripsi Universitas Airlangga.

Surabaya.

Lingga, Ita salsalina dan Meythi. 2011. Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor

terhadap Kualitas Audit. Universitas Kristen Maranatha Bandung. Skripsi.

Singgih, Elisa Muliani dan Icuk Rangga Bawono .2010 Pengaruh Independensi,

Pengalaman, Due Professional Care dan Akuntabilitas terhadap Kualitas Audit.

SNA XIII. Purwokerto. Jurnal.

26