Mini Skripsi
-
Upload
jalius-chaniago -
Category
Documents
-
view
44 -
download
3
description
Transcript of Mini Skripsi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latarbelakang
Laporan keuangan menyediakan bermacam informasi keuangan yang
bersifat kuantitatif dan diperlukan sebagai sarana pengambilan keputusan oleh
pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan. Menurut FASB, ada dua
karakteristik terpenting yang harus ada dalam laporan keuangan yaitu relevan
(relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua karakteristik tersebut sangatlah
sulit untuk diukur, sehingga para pemakai informasi membutuhkan jasa pihak
ketiga yaitu auditor untuk memberi jaminan bahwa laporan keuangan tersebut
memang relevan dan dapat diandalkan serta dapat meningkatkan kepercayaan
semua pihak yang berkepentingan dengan perusahaan tersebut (Singgih dan
Bawono, 2010).
Akuntan publik atau auditor dalam tugasnya mengaudit perusahaan klien
memiliki posisi yang strategis sebagai pihak ketiga dalam lingkungan perusahaan
klien yaitu ketika akuntan publik mengemban tugas dan tanggung jawab dari
manajemen (agen) untuk mengaudit laporan keuangan perusahaan yang
dikelolanya. Dalam hal ini manajemen ingin supaya kinerjanya terlihat selalu baik
dimata pihak eksternal perusahaan terutama pemilik (prinsipal). Akan tetapi disisi
lain, pemilik (prinsipal) menginginkan supaya auditor melaporkan dengan
sejujurnya keadaan yang ada pada perusahaan yang telah dibiayainya. Dari uraian
di atas terlihat adanya suatu kepentingan yang berbeda antara manajemen dan
pemakai laporan keuangan (Elfarini, 2007 dalam Lingga dan Meythi, 2011).
Kepercayaan yang besar dari pemakai laporan keuangan auditan yang
diberikan oleh akuntan publik inilah yang akhirnya mengharuskan auditor
memperhatikan kualitas audit yang dihasilkannya.Kualitas audit ini menjadi
penting karena kualitas audit yang tinggi akan menghasilkan laporan keuangan
yang dapat dipercaya sebagai dasar pengambilan keputusan (Indah, 2010).
Kualitas audit didefinisikan sebagai probabilitas dimana seorang auditor
menemukan dan melaporkan tentang adanya suatu pelanggaran dalam sistem
akuntansi kliennya (De Angelo 1981 dalam Alim dkk, 2007). Agar laporan audit
yang dihasilkan auditor berkualitas, maka auditor harus menjalankan
pekerjaannya secara professional. Auditor harus mematuhi standar auditing dalam
melakukan audit atas laporan keuangan, memperoleh bukti audit yang cukup
untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan dan melakukan tahap-tahap
proses audit secara lengkap (Sari, 2011).
Pengalaman merupakan suatu proses pembelajaran dan penambahan
perkembangan potensi bertingkah laku baik dari pendidikan formal maupun non
formal atau bisa juga diartikan sebagai suatu proses yang membawa seseorang
kepada suatu pola tingkah laku yang lebih tinggi. Pengalaman merupakan atribut
yang penting yang harus dimiliki oleh auditor, hal ini terbukti dengan tingkat
kesalahan yang dibuat oleh auditor yang tidak berpengalaman lebih banyak
daripada auditor yang berpengalaman. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin
2
lama masa kerja dan pengalaman yang dimiliki oleh seorang auditor maka akan
menghasilkan kualitas audit yang baik.
Auditor tidak hanya perlu memiliki pengalaman atau keahlian saja tetapi
auditor juga harus memiliki sikap independen dalam pengauditan. Tanpa adanya
independensi, auditor tidak berarti apa-apa. Karena tanpa adanya independensi
suatu hasil audit tidak mencerminkan keadaan laporan keuangan sebenarnya.
Independensi menurut Mulyadi (2002) berarti sikap mental yang bebas
dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung pada orang
lain. Auditor independen tidak hanya berkewajiban mempertahankan fakta bahwa
ia independen, namun auditor juga harus menghindari keadaan yang dapat
menyebabkan pihak luar meragukan sikap independensinya.Semakin independen
seorang auditor dalam melaksanakan tugasnya, maka semakin baik kualitas audit
yang dihasilkannya. Kompetensi adalah kualifikasi yang dibutuhkan oleh auditor
untuk melakukan audit dengan benar. Semakin banyak kompetensi yang dimiliki
oleh auditor maka semakin meningkat pula kualitas audit yang dihasilkannya.
Kompetensi semacam itu diperoleh melalui baik jenjang pendidikan secara formal
maupun informal, serta pengalaman dalam praktik audit. Selain memiliki
kompetensi, seorang auditor harus memiliki sikap integritas. Integritas merupakan
kualitas yang melandasi kepercayaan publik dan merupakan patokan bagi anggota
dalam menguji semua keputusannya. Integritas mengharuskan seorang auditor
untuk bersikap jujur dan transparan, berani, bijaksana dan berttanggung jawab
dalam melaksanakan audit. Keempat unsur itu diperlukan untuk membangun
kepercayaan dan memberikan dasar bagi pengambilan keputusan yang andal
3
(Pusdiklatwas BPKP, 2005 dalam Sukriah, 2009). Dengan integritas yang tinggi,
maka auditor dapat meningkatkan kualitas audit yang dihasilkannya.
Beberapa penelitian telah dilakukan mengenai kualitas audit ini. Alim dkk
(2007) telah menemukan bahwa kompetensi dan independensi berpengaruh secara
signifikan terhadap kualitas audit. Elfarini (2007) menunjukkan bahwa
kompetensi dan independensi berpengaruh terhadap kualitas audit. Sukriah dkk
(2009) juga menunjukkan bahwa independensi dan integritas tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan dan pengalaman kerja,
objektifitas dan kompetensi berpengaruh positif terhadap kualitas hasil
pemeriksaan.Efendy MT (2010) menunjukkan bahwa kompetensi berpengaruh
terhadap kualitas audit, sedangkan independensi tidak berpengaruh terhadap
kualitas audit.Singgih dan Buwono (2010) menunjukkan bahwa secara simultan
independensi, pengalaman, due professional care dan akuntabilitas berpengaruh
terhadap kualitas audit, sedangkan secara parsial pengalaman tidak berpengaruh
terhadap kualitas audit.Lingga dan Meythi (2011) juga menunjukkan bahwa
kompetensi dan independensi secara parsial tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap kualitas audit.Rahmawati (2011) menunjukkan kompetensi
mempengaruhi kualitas audit, sedangkan independensi tidak berpengaruh terhadap
kualitas audit.Tarigan (2011) menunjukkan bahwa secara parsial pengalaman
kerja tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja manajerial SKPD,
sedangkan independensi, objektifitas, integritas dan kompetensi secara simultan
berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan.
4
No Tahun Nama Peneliti &
Sumber
Judul Hasil
1 2011 Annisa,
Kamaliah, Elfi
Ilham.
Pengaruh
Pengalaman Kerja,
Indenpendensi,
Kompetensi dan
Integritas terhadap
Kualitas Audit (Studi
Empiris Pada Kantor
Akuntan Publik Di
Kepulauan Riau,
Sumatera Barat Dan
Riau)
variabel Pengalaman Kerja,
Independensi, Kompetensi
dan Integritas memiliki
pengaruh terhadap Kualitas
Audit.
2 2011 Rahmawati,
Annisa.
Faktor-Faktor Yang
Berpengaruh
Terhadap Kualitas
Audit (Studi Pada
Kantor Akuntan
Publik Di
Surabaya). Skripsi
Universitas
Airlangga.
Surabaya.
menunjukkan kompetensi
mempengaruhi kualitas audit,
sedangkan independensi
tidak berpengaruh terhadap
kualitas audit.
5
3 2011 Lingga, Ita
salsalina dan
Meythi.
Pengaruh
Kompetensi dan
Independensi Auditor
terhadap Kualitas
Audit. Universitas
Kristen Maranatha
Bandung. Skripsi.
Lingga dan Meythi (2011)
jugamenunjukkan bahwa
kompetensi dan independensi
secara parsial tidak memiliki
pengaruh yang signifikan
terhadap kualitas audit.
4 2010 Singgih, Elisa
Muliani dan Icuk
Rangga Bawono
Pengaruh
Independensi,
Pengalaman, Due
Professional Care
dan Akuntabilitas
terhadap Kualitas
Audit. SNA XIII.
Purwokerto. Jurnal.
menunjukkan bahwa secara
simultan independensi,
pengalaman, dueprofessional
care dan akuntabilitas
berpengaruh terhadap
kualitas audit, sedangkan
secaraparsial pengalaman
tidak berpengaruhterhadap
kualitas audit.
penelitian ini merupakan replikasi Gabungan yang dilakukan oleh Singgih, Elisa
Muliani dan Icuk Rangga Bawono (2010) serta Lingga dan Meythi (2011) dan
Annisa, Kamaliah, Elfi Ilham (2011). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian
sebelumnya terletak pada ojek penelitian, yaitu Kantor Akuntan Publik (KAP)
yang ada di Kota Jambi. Oleh karena itu, selain ketiga variabel tersebut, dalam
6
penelitian ini ditambahkan satu variabel lain yaitu Akuntabilitas untuk dianalisis
pengaruhnya terhadap kualitas audit. Dari latar belakang dan uraian di atas, maka
dalam penelitian ini mengambil judul “PENGARUH INDEPENDENSI,
KOMPETENSI DAN AKUNTABILITAS TERHADAP KUALITAS AUDIT
(Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik Di Kota Jambi)”
1.2 Perumusan Masalah
Dengan didasari latar belakang yang telah dijelaskan di atas maka yang menjadi
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Pengaruh Pengalaman Kerja,
Independensi, Kompetensi dan Integritas terhadap Kualitas Audit”
Rumusan masalah di atas dapat dirinci menjadi beberapa pertanyaan penelitian
sebagai berikut :
1. Apakah Akuntanbilitas berpengaruh terhadap kualitas audit ?
2. Apakah independensi berpengaruh terhadap kualitas audit ?
3. Apakah kompetensi berpengaruh terhadap kualitas audit ?
4. Apakah integritas berpengaruh terhadap kualitas audit ?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini dijalankan dengan beberapa tujuan.
1. Untuk menganalisis dan menguji pengaruh Akuntabilitas terhadap kualitas
audit.
2. Untuk menganalisis dan menguji pengaruh independensi terhadap kualitas
audit
7
3. Untuk menganalisis da menguji pengaruh kompetensi terhadap kualitas
audit.
4. Penelitian ini dijalankan dengan tujuan untuk menganalisis dan menguji
pengaruh integritas terhadap kualitas audit.
1.4 Manfaat Penelitian
a. Bagi Penulis.
Sebagai alat untuk mempraktekkan teori-teori yang telah diperoleh
selama di bangku kuliah sehingga penulis dapat menambah pengetahuan
secara praktis tentang masalah-masalah yang dihadapi oleh Kantor Akuntan
Publik.
b. Bagi KAP.
Hasil penelitian ini dapat membantu KAP dalam melihat kualitas audit
yang dilakuakan.
c. Bagi Pihak lain.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran
dan sebagai referensi bagi peneliti lain yang melakukan penelitian serupa.
1.5 Hipotesa
1.5.1 Hubungan Akuntabilitas dan Kuaitas Audit
Tingkat akuntabilitas individu dalam menyelesaikan pekerjaannya dapat
mempengaruhi kualitas hasil kerja berdasarkan tingkat kompleksitas pekerjaan
auditor yang akan berimbas pada informasi yang dihasilkan, informasi yang
8
dihasilkan tersebut akan mempengaruhi proses pengambilan keputusan. (Diani
Mardisar dan Ria Nelly Sari, 2007). Hal Tersebut menunjukan akuntabilitas
memiliki pengaruh terhadap kualitas hasil kerja auditor dengan kompleksitas
pekerjaan pemeriksaan.
H1 : Akuntabilitas berpengaruh terhadap kuaitas audit.
1.5.2 Hubungan Independensi dan Kualitas Audit
Independensi juga berarti adanya kejujuran dalam diri auditor
dalammempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang objektif tidak
memihakdalam diri auditor dalam merumuskan dan menyatakan
pendapatnya.Auditor harus dapat mengumpulkan setiap informasi yang
dibutuhkan dalam pengambilan keputusan audit dimana hal tersebut harus
didukung dengan sikap independen. Hal ini menunjukkan bahwa semakin
independen seorang auditor maka semakin baik kualitas audit yang dihasilkannya.
H2 : Independensi berpengaruh terhadap kualitas audit
1.5.3 Hubungan Kompetensi dan Kualitas Audit
Kompetensi adalah kualifikasi yang dibutuhkan auditor untuk
melaksanakan audit dengan benar. Kompetensi auditor diukur melalui banyaknya
ijasah/sertifikat yang dimiliki serta jumlah/banyaknya keikutsertaan yang
bersangkutan dalam pelatihan-pelatihan, seminar atau simposium. Hal tersebut
menunjukkan bahwa semakin tinggi kompetensi yang dimiliki oleh auditor maka
semakin meningkat pula kualitas audit yang dihasilkannya.
9
H3 : Kompetensi berpengaruh terhadap kualitas audit
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Kuaitas Audit
Kualitas audit didefinisikan sebagai probabilitas dimana seorang auditor
menemukan dan melaporkan tentang adanya suatu pelanggaran dalam sistem
akuntansi kliennya. Menurut Rosnidah (2010) kualitas audit adalah pelaksanaan audit
yang dilakukan sesuai dengan standar sehingga mampu mengungkapkan dan
melaporkan apabila terjadi pelanggaran yang dilakukan klien. Ada empat hal
dianggap mempunyai hubungan dengan kualitas audit yaitu (1) lama waktu auditor
telah melakukan pemeriksaan terhadap suatu perusahaan (tenure), semakin lama
seorang auditor telah melakukan audit pada klien yang sama maka kualitas audit yang
dihasilkan akan semakin rendah, (2) jumlah klien, semakin banyak jumlah klien maka
kualitas audit akan semakin baik karena auditor dengan jumlah klien yang banyak
akan berusaha menjaga reputasinya, (3) kesehatan keuangan klien, semakin sehat
kondisi keuangan klien maka akan ada kecenderungan klien tersebut untuk menekan
auditor agar tidak mengikuti standar, dan (4) review oleh pihak ketiga, kualitas sudit
akan meningkat jika auditor tersebut mengetahui bahwa hasil pekerjaannya akan
direview oleh pihak ketiga (De Angelo, 1981, dalam Alim dkk., 2007).
Dari pengertian diatas, agar laporan audit yang dihasilkan auditor berkualitas,
maka auditor harus menjalankan pekerjaannya secara professional. Auditor harus
bersikap independen terhadap klien, mematuhi standar auditing dalam melakukan
audit atas laporan keuangan, memperoleh bukti kompeten yang cukup untuk
11
menyatakan pendapat atas laporan keuangan dan melakukan tahap-tahap proses audit
secara lengkap(Sari, 2011).
2.1.2 Akuntanbilitas
“Akuntabilitas sebagai bentuk dorongan psikologi yang membuat seseorang
berusaha mempertanggungjawabkan semua tindakan dan keputusan yang diambil
kepada lingkungannya”. (Tetcock dalam Diani Mardisar dan Ria Nelly Sari 2007:6)
Bahwa peran dan tanggung jawab auditor diatur dalam Standar Profesional Akuntan
Publik (SPAP) yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia ataupun Statement on
Auditing Standards (SAS) yang dikeluarkan oleh Auditing Standards Boards (ASB).
Peran dan tanggung jawab auditor adalah sebagai berikut: (a)Tanggung jawab
mendeteksi dan melaporkan kecurangan (fraud), kekeliruan, dan ketidakberesan.
SPAP Seksi 316 pendeteksian terhadap kekeliruan dan ketidakberesan dapat berupa
kekeliruan dan pengumpulan dan pengolahan data akuntansi, kesalahan estimasi
akuntansi, kesalahan penafsiran prinsip akuntansi tentang jumlah, klasifikasi dan cara
penyajian, penyajian laporan keuangan yang menyesatkan serta penyalahgunaan
aktiva. (b) Tanggung jawab mempertahankan sikap independensi dan menghindari
konflik. SPAP Seksi 220 harus bersikap jujur, bebas dari kewajiban klien, dan tidak
mempunyai kepentingan dengan klien baik terhadap manajemen maupun pemilik. (c)
Tanggung jawab mengkomunikasikan informasi yang berguna tentang sifat dan hasil
proses audit. SPAP Seksi 341 menyatakan bahwa hasil evaluasi yang dilakukan
mengindikasikan adanya ancaman terhadap kelangsungan hidup perusahaan, auditor
wajib mengevaluasi rencana manajemen untuk memperbaiki kondisi tersebut. Bila
ternyata tidak memuaskan, auditor boleh tidak memberikan pendapat dan perlu
12
diungkapkan. (d) Tanggung jawab menemukan tindakan melanggar hukum dari klien.
SPAP Seksi 317 memberikan arti penting tentang pelanggaran terhadap hukum atau
perundang-undangan oleh satuan usaha yang laporan keuangannya diaudit. Penentuan
pelanggaran tersebut bukan kompetensi auditor tetapi hasil penilaian ahli hukum.
Indikasinya adalah pengaruh langsung yang material terhadap laporan keuangan
sehingga auditor melakukan prosedur audit yang dirancang khusus agar diperoleh
keyakinan memadai apakah pelanggaran hukum telah dilakukan. (Nini Sofryanti
dalam Slamet Sugiri dan Nasuhi Hidayat 2003:305-306) Bahwa untuk mengukur
akuntabilitas indikator yang digunakan sebagai berikut: Seberapa besar motivasi
mereka untuk meyelesaikan pekerjaan tersebut. Motivasi secara umum adalah
keadaan dalam diri seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan
kegiatankegiatan tertentu untuk mencapai tujuan. Seberapa besar usaha (daya pikir)
yang diberikan untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan. Orang dengan akuntabilitas
tinggi mencurahkan usaha (daya pikir) yang lebih besar dibanding orang dengan
akuntabilitas rendah ketika menyelesaikan pekerjaan. Seberapa yakin mereka bahwa
pekerjaan mereka akan diperiksa oleh atasan. Keyakinan bahwa sebuah pekerjaan
akan diperiksa atau dinilai orang lain dapat meningkatkan keinginan dan usaha
seseorang untuk menghasilkan pekerjaan yang lebih berkualitas. (diani Mardisar dan
Ria Nelly Sari 2007:6-7)
2.1.3 Independensi
Independensi menurut Mulyadi (2002:26-27) berarti sikap mental yangbebas
dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung padaorang lain.
Independensi juga berarti adanya kejujuran dalam diri auditor
13
dalammempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang objektif tidak
memihakdalam diri auditor dalam merumuskan dan menyatakan pendapatnya.
Dalam melaksanakan pemeriksaan akuntan, akuntan publik
memperolehkepercayaan diri dari klien dan para pemakai laporan keuangan
untukmembuktikan kewajaran laporan keuangan yang disusun dan disajikan
olehklien. Oleh karena itu, dalam memberikan pendapat mengenai kewajaran
laporankeuangan yang diperiksa harus bersikap independen terhadap kepentingan
klien,para pemakai laporan keuangan, maupun terhadap kepentingan akuntan
publikitu sendiri (Indah, 2010).
Dalam Standar Professional Akuntan Publik (SPAP) seksi 220, Standar
inimengharuskan auditor bersikap independen, artinya tidak mudah dipengaruhi,
karena ia melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum (dibedakan dalam hal
ia berpraktik sebagai auditor intern).Auditor secara intelektual harus jujur, bebas dari
kewajiban terhadap kliennya dan tidak mempunyai kepentingan dengan klien, baik
terhadap manajemen maupun pemilik.
2.1.4 Kompetensi
Kompetensi adalah kualifikasi yang dibutuhkan oleh auditor untuk melakukan
audit dengan benar. Kompetensi semacam itu dapat diperoleh melalui baik jenjang
pendidikan secara formal maupun informal, serta pengalaman dalam praktik audit.
Karena dalam melakukan peran audit, seorang auditor harus mengumpulkan serta
mengevaluasi bukti-bukti yang digunakan untuk mendukung judgment yang
diberikannya. Dari bukti-bukti yang dikumpulkan ini harus memadai guna
meyakinkan auditor dalam memberikan opini (Tarigan, 2011).
14
Standar umum pertama (SA seksi 210 dalam SPAP, 2001) menyebutkan
bahwa audit harus dilaksanakan oleh seorang atau yang memiliki keahlian dan
pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor. Sedangkan standar umum ketiga (SA
seksi 230 dalam SPAP, 2001) menyebutkan bahwa dalam pelaksanaan audit akan
penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya
dengan cermat dan seksama. Oleh karena itu, maka setiap auditor wajib memiliki
kemahiran profesionalitas dan keahlian dalam melaksanakan tugasnya sebagai
auditor.
Kompetensi berkaitan dengan pendidikan dan pengalaman memadai yang
dimiliki akuntan publik dalam bidang auditing dan akuntansi. Dalam melaksanakan
audit, akuntan publik harus bertindak sebagai seorang yang ahli di bidang akuntansi
dan auditing. Selain itu, akuntan publik harus menjalani pelatihan teknis yang cukup
yang mencakup aspek teknis maupun pendidikan umum.
2.1.5 Integritas
Integritas merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan publik dan
merupakan patokan bagi anggota dalam menguji semua keputusannya. Integritas
adalah menjalankan tugas dan pekerjaan dengan selalu memegang teguh Kode Etik
dan prinsip-prinsip moral. Integritas mengharuskan seseorang auditor untuk bersikap
jujur dan transparan, berani, bijaksana dan bertanggung jawab dalam melaksanakan
audit. Keempat unsur itu diperlukan untuk membangun kepercayaan dan memberikan
dasar bagi pengambilan keputusan yang andal (Pusdiklatwas BPKP, 2005 dalam
Sukriah, 2009).
15
Menurut Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik Integritas No. 102
adalah dalam menjalankan tugasnya, anggota KAP harus mempertahankan integritas
dan objektivitas, harus bebas dari benturan kepentingan (Conflict Of Interest) dan
tidak boleh membiarkan faktor salah saji material (material misstatement) yang
diketahuinya atau mengalihkan (mensubordinasikan) pertimbangannya kepada pihak
lain. Pada dasarnya integritas akuntan adalah suatu sikap akuntan yang mampukah ia
bersikap jujur dan berterus terang tanpa harus mengorbankan rahasia penerima jasa
yang berhubungan langsung dengan kepercayaan publik.
Dalam menghadapi aturan, standar, panduan khusus atau menghadapi
pendapat yang bertentangan, anggota harus menguji keputusan atau perbuatannya
dengan bertanya apakah anggota telah melakukan apa yang seharusnya dilakukan dan
apakah anggota telah menjaga integritas dirinya. Integritas mengharuskan anggota
untuk mentaati bentuk standar teknis dan etika. Selain itu juga mengharuskan anggota
untuk mengikuti prinsip objektivitas dan kehati-hatian professional (Sari, 2011).
16
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1 Metode Analisis Data
Sebelum melakukan penelitian perlu dilakukan analisis data yang terdiri atas uji
validitas dan uji reliabilitas. Uji validitas dilakukan dengan melakukan korelasi
antara skor butir pertanyaan dengan total skor konstruk atau variabel (Ghozali,
2005). Berdasarkan hasil uji validitas item variabel Akuntanbilitas, independensi,
kompetensi, integritas dan kualitas audit didapatkan nilai koefisien untuk semua
item lebih besar dari 0.224. Dengan demikian setiap item pernyataan dalam tiap-
tiap variabel (pengalaman kerja, independensi, kompetensi, integritas dan kualitas
audit) dinyatakan valid. Sedangkan, uji reliabilitas dilakukan dengan melihat nilai
Croncbach Alpha. Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa semua variabel
penelitian dinyatakan reliabel dengan nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0.6
(pengalaman kerja = 0.709; independensi = 0.711; kompetensi = 0.753; integritas
= 0.746 dan kualitas audit = 0.784). Untuk melakukan pengujian hipotesis dengan
menggunakan model regresi, maka asumsi klasik perlu dipenuhi terlebih dahulu.
Asumsi klasik yang perlu dipenuhi yaitu uji normalitas, uji multikolinearitas, uji
heterokedastisitas dan uji autokorelasi. Hasil uji asumsi klasik yang dilakukan
menunjukkan bahwa data penelitian telah memenuhi asumsi klasik yang
disyaratkan. Uji goodness of fit adalah uji F yang bertujuan untuk menguji apakah
variabel independen secara simultan mempengaruhi variabel dependen (Ghozali,
2005). Hasil uji F ysng dilakukan menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan
17
antara variabel akuntanbilitas, independensi, kompetensi dan integritas terhadap
kualitas audit.
3.2 Metode Pengujian Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diuji dengan teknik analisis
regresi berganda (Multiple Regression Analysis) versi 17. Analisis ini bertujuan
untuk menguji hubungan antar variabel penelitian dan mengetahui besarnya
pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Model yang
digunakan dalam regresi berganda untuk melihat pengaruh Akuntanbilitas,
independensi, kompetensi dan integritas terhadap kualitas audit dalam penelitian
ini adalah :
Y = α + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + ε
Keterangan :
Y = Kualitas Audit
α : Konstanta = Konstanta
β1 β2 β3 = Koefisien regresi
X1 = Akuntanbilitas
X2 = Independensi
X3 = Kompetensi
ε = error
3.3 Teknik Pengumpulan Data
1. Studi Lapangan
18
Yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung pada perusahaan yang
bersangkutan untuk memperoleh data primer dan informasi yang dibutuhkan,
dengan cara :
a. Observasi
Observasi merupakan suatu teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data
dengan cara melakukan pengamatan secara langsung ke tempat yang dijadikan
objek penelitian.
b. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu teknik untuk mengumpulkan data dengan cara
menanyakan secara langsung kepada pihak yang berkaitan dengan penelitian.
c. Kuesioner
Kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan data dengan cara memberikan suatu
daftar pertanyaan dalam lembaran kertas untuk dijawab oleh pihak yang berkaitan.
d. Dokumentasi
Dokumentasi adalah suatu teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan
semua hal yang diperlukan yang dapat menunjang keberhasilan penelitian.
2. Studi Kepustakaan
Yaitu mencari dan mengumpulkan bahan yang berhubungan dengan masalah yang
diteliti untuk memperoleh data sekunder dengan membaca, mempelajari, dan
mendalami literatur-literatur yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
19
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Responden dan Analisis Deskriptif
Dari 75 kuesioner yang diolah, berdasarkan umur diketahui yang
menjadiresponden antara umur 20-30 tahun berjumlah 45 orang (60%), antara
umur 31-40 15 orang (20%), antara umur 41-50 7 orang (9,33%) dan antara 51-60
sebanyak 8 orang (10,67%). Berdasarkan tingkat pendidikan terakhir responden,
responden dengan latar belakang pendidikan diploma berjumlah 2 orang (2,67%),
S1 sebanyak 55 orang (73,33%), S2 sebanyak 15 orang (20%) dan S3 sebanyak 3
orang (4%). Berdasarkan bidang kerja yang ditangani oleh responden, responden
yang bekerja dibidang auditing berjumlah 39 orang (52%), yang bekerja dibidang
konsul sebanyak 15 orang (20%), yang bekerja dibidang perpajakan sebanyak 20
orang (26,67%) dan yang bekerja dibidang sistem 1 orang (1,33%). Berdasarkan
lama responden bekerja, responden yang bekerja selama 1 tahun 12 orang (16%),
lama bekerja 2 tahun sebanyak 25 orang (33,33%), lama bekerja 3-5 tahun
sebanyak 20 orang (26,67%) dan lama bekerja lebih dari 10 tahun berjumlah 8
orang (10,67%).Berdasarkan posisi jabatan responden, reponden yang berposisi
magang berjumlah 0 (0%), responden yang berposisi supervisor sebanyak 10
orang (13,33%), responden yang berposisi staff auditor sebanyak 28 orang
(37,33%), responden yang berposisi auditor junior sebanyak 12 orang (16%),
responden yang berposisi auditor senior sebanyak 17 orang (22,67%) dan
responden yang berposisi sebagai manajer kap sebanyak 8 orang (10,67%).
20
Berdasarkan analisis deskriptif yang dilakukan terhadap variabel penelitian
diperoleh nilai rata-rata, nilai minimum dan maksimum serta standar deviasi
variabel penelitian seperti yang disajikan pada tabel 3.1 berikut ini :
Tabel 4.1 Tabel Analisis Deskriptif Data Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std.
Deviation Kualitas Audit 75 30.00 50.00 41.3600 4.56674 Pengalaman Kerja
75 30.00 40.00 33.9333 2.98344
Independensi 75 28.00 45.00 35.8800 3.52581 Kompetensi 75 42.00 62.00 56.6667 3.96721 Integritas 75 30.00 50.00 41.8933 4.84231 Valid N (listwise) 75
Sumber : Data Olahan (2012)
Berdasarkan tabel 3.1 diatas dapat dilihat bahwa kualitas audit mempunyai nilai
minimum 30, maksimum 50 dan rata-rata jawaban responden adalah sebesar
41.3600 dengan standar deviasi 4.56674. Pengalaman kerja mempunyai nilai
minimum 30, maksimum 40 dan rata-rata jawaban responden adalah sebesar
33.9333 dengan standar deviasi 2.98344. Independensi mempunyai nilai
minimum 28, maksimum 7 dan rata-rata jawaban responden adalah sebesar
35.8800 dengan standar deviasi 3.52581. Kompetensi mempunyai nilai minimum
42, maksimum 62 dan rata-rata jawaban responden adalah sebesar 56.6667
dengan standar deviasi 3.96721. Sedangkan integritas mempunyai nilai minimum
30, maksimum 50 dan rata-rata jawaban responden adalah sebesar 41.8933
dengan standar deviasi 4.84231.
4.2 Pengujian Hipotesis
21
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan model regresi. Untuk
menggunakan model regresi maka uji asumsi klasik terlebih dahulu harus
dilakukan. Uji asumsi klasik yang perlu dilakukan meliputi uji multikolinearitas,
uji autokorelasi, uji heteroskedastisitas dan uji normalitas. Uji asumsi klasik telah
dilakukan dan hasil uji asumsi klasik menunjukkan data penelitian telah
terdistribusi dengan normal serta bebas dari heterokedastisitas, autokorelasi dan
multikolinearitas.
Tabel 4.2 Hasil Analisis Regresi Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 (Constant) 2.301 5.515 .417 .678 PK .225 .119 .147 3.898 .000 .816 1.226 I .374 .122 .289 3.070 .003 .553 1.809 K .396 .095 .420 4.166 .000 .481 2.078 IN .375 .094 .326 3.973 .000 .727 1.375
4.2.1 Pengalaman kerja berpengaruh terhadap kualitas audit
Berdasarkan hasil perhitungan regresi pada tabel 3.2 diperoleh nilai p value (sign)
0.000 yang artinya lebih kecil dari 0.05 yang menunjukkan adanya pengaruh
antara pengalaman kerja terhadap kualitas audit.
Hal ini berarti bahwa auditor yang berpengalaman diasumsikan dapat memberikan
kualitas audit yang lebih baik dibandingkan dengan auditor yang belum
berpengalaman. Secara teknis, semakin banyak tugas yang auditor kerjakan, akan
semakin mengasah keahliannya dalam mendeteksi suatu hal yang memerlukan
perlakuan khusus yang banyak dijumpai dalam melakukan pekerjaannya.
22
4.2.2 Independensi berpengaruh terhadap kualitas audit
Berdasarkan hasil perhitungan regresi pada tabel 3.2 diperoleh nilai p value (sign)
0.003 yang artinya lebih kecil dari 0.05 yang menunjukkan adanya pengaruh
antara independensi terhadap kualitas audit. Hal ini berarti bahwa jika seorang
auditor bersikap independen, maka penilaiannya akan mecerminkan kondisi yang
sebenarnya dari sebuah perusahaan yang diperiksa. Dengan demikian maka
jaminan atas keandalan laporan yang diberikan oleh auditor dapat dipercaya oleh
semua pihak yang berkepentingan. Maka auditor dituntut untuk mempertahankan
sikap independensi sehingga dapat menghasilkan kualitas audit yang tinggi.
4.2.3 Kompetensi berpengaruh terhadap kualitas audit
erdasarkan hasil perhitungan regresi pada tabel 3.2 diperoleh nilai p value (sign)
0.000 yang artinya lebih kecil dari 0.05 yang menunjukkan adanya pengaruh
antara kompetensi terhadap kualitas audit.
Hal ini berarti bahwa kualitas audit dapat dicapai jika auditor memiliki
kompetensi yang baik. Auditor sebagai ujung tombak pelaksanaan tugas audit
memang harus senantiasa meningkatkan pengetahuan yang telah dimiliki agara
penerapan pengetahuan dapat maksimal dalam praktiknya.
4.2.4 Integritas berpengaruh terhadap kualitas audit
Berdasarkan hasil perhitungan regresi pada tabel 3.2 diperoleh nilai p value (sign)
0.000 yang artinya lebih kecil dari 0.05 yang menunjukkan adanya pengaruh
antara integritas terhadap kualitas audit.
23
Hal ini berarti bahwa Auditor harus melaksanakan audit dengan bersikap jujur,
berani, bijaksana dan bertanggung jawab. Jika seorang auditor dapat
mempertahankan sikap integritasnya, maka auditor dapat membangun
kepercayaan publik dan memberikan dasar bagi pengambilan keputusan yang
andal. Maka auditor dituntut untuk mempertahankan sikap integritas sehingga
dapat menghasilkan kualitas audit yang tinggi.
4.3 Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan pada 20 sampel Kantor Akuntan
Publik yang terdaftar di Directory IAPI periode 2011, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil pengujian validitas dan reliabilitas untuk seluruh variabel telah
memberikan hasil yang baik. Pengujian terhadap setiap pertanyaan dengan
menggunakan korelasi Product Moment Pearson menunjukkan bahwa setiap butir
pertanyaan valid, yakni rhitung> rtabeldan untuk reliabilitas setiap instrument
dihitung dengan Cronbach Alpha menunjukkan bahwa memiliki nilai yang lebih
besar dari 0,60 berarti semua instrument reliable.
2. Pengujian hiipotesis menunjukkan bahwa variabel Pengalaman Kerja,
Independensi, Kompetensi dan Integritas memiliki pengaruh terhadap Kualitas
Audit.
3. Hasil pengujian koefisien determinasi (R2) sebesar 0.657 memberi pengertian
bahwa 65.70% kualitas audit dipengaruhi oleh Pengalaman Kerja, Independensi,
Kompetensi dan Integritas. Jumlah koefisien determinasi sebesar
24
65.70% memberi gambaran bahwa masih ada 34.30% variabel lain yang
mempengaruhi kualitas audit.
4.4 Saran
Terdapat beberapa saran dalam penelitian ini yang nantinya dapat berguna dan
dapat memberikan arah bagi penelitian selanjutnya, yaitu sebagai berikut :
1. Peneliti berikutnya dapat melakukan penelitian diprovinsi lain khususnya se-
Sumatera atau diluar pulau Sumatera, sehingga nantinya hasil bias digeneralisasi
untuk lingkup yang lebih luas serta mencantumkan waktu pengembalian
kuesioner.
2. Peneliti selanjutnya dapat lebih maksimal memperoleh data kueisoner yang
baik, bila perlu mengunjungi KAP secara langsung karena tingkat
pengembaliannya lebih jelas dan dapat dipantau secara langsung.
3. Peneliti selanjutnya disarankan menambah variabel penelitian lainnya yang
dapat mempengaruhi kulitas audit oleh akuntan publik.
25
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Halim. (2003). Analisis Investasi. Salemba Empat. Jakarta.
Alim, M. Nizarul, Trisna Hapsari dan Lilik Purwanti. 2007. Pengaruh Kompetensi
Dan Independensi Terhadap Kualitas Audit Dengan Etika Auditor Sebagai
Variabel Moderasi. SNA X. Makassar. Jurnal
Annisa, Kamaliah, Elfi Ilham.2011 Pengaruh Pengalaman Kerja, Indenpendensi,
Kompetensi dan Integritas terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Kantor
Akuntan Publik Di Kepulauan Riau, Sumatera Barat Dan Riau). Jurnal
Rahmawati, Annisa. 2011. Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kualitas Audit
(Studi Pada Kantor Akuntan Publik Di Surabaya). Skripsi Universitas Airlangga.
Surabaya.
Lingga, Ita salsalina dan Meythi. 2011. Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor
terhadap Kualitas Audit. Universitas Kristen Maranatha Bandung. Skripsi.
Singgih, Elisa Muliani dan Icuk Rangga Bawono .2010 Pengaruh Independensi,
Pengalaman, Due Professional Care dan Akuntabilitas terhadap Kualitas Audit.
SNA XIII. Purwokerto. Jurnal.
26