Minggu II
-
Upload
lutfiaditama -
Category
Documents
-
view
11 -
download
0
description
Transcript of Minggu II
SISTEM MANAJEMEN K3
Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
KONTRAK BELAJAR MENGAJAR
Absensi : 10 %
Tugas : 20 %
UTS : 30 %
UAS : 40 %
MENGAPA K3 PENTING ? Kecelakaan dan sakit di tempat kerja
membunuh dan memakan lebih banyak korban jika dibandingkan dengan perang dunia.
Riset oleh ILO (2003) setiap hari rata-rata 6000 orang meninggal, setara dengan 1 orang setiap 15 detik.
Secara keseluruhan kecelakaan di tempat kerja telah menewaskan 350.000 orang. Sisanya meninggal karena penyakit akibat kerja (ILO, 2003)
MENGAPA K3 PENTING?
Telah Menerapkan2% (317 buah)
Belum Menerapkan98% (14726 buah)
Persentase Perusahaan Besar Yang Telah Menerapkan K3 (2003)
MENGAPA K3 PENTING?
87% (45.234 kasus)
2% (1.049 kasus)
1% (317
kasus)10% (5.400 kasus)
Persentase Kecelakaan Kerja (2003)Kecelakaan Ringan Kematian Cacat Total Cacat Sebagian
MENGAPA K3 PENTING? Perkembangan dan pertumbuhan suatu
negara tidak lepas dari peranan industrialisasi
Tingginya angka kecelakaan juga menjadi kontribusi kesiapan daya saing
Tingginya angka kecelakaan akan menyebabkan Indonesia akan kesulitan menghadapi pasar global
TUJUAN DARI SISTEM MANAJEMEN K3
Sebagai alat untuk mencapai derajat kesehatan tenaga kerja yang setinggi-tingginya.
Sebagai upaya untuk mencegah dan memberantas penyakit dan kecelakaan akibat kerja
MANAJEMEN Salah Satu Fungsi dari manajemen di
semua tingkat adalah kontrol Faktor yang sering menyebabkan
kontrol kurang baik :1. Program manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja kurang baik2. Tingkat pemahaman terhadap standar
yang rendah3. Pelaksanaan standar kurang tepat
MANAJEMEN Program manajemen tentang keselamatan dan kesehatan kerja
meliputi :
1. Kepemimpinan dan administrasinya
2. Manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang terpadu
3. Pengawasan
4. Analisis pekerjaan dan prosedural
5. Latihan bagi tenaga kerja
6. Pelayanan kesehatan kerja
7. Penyediaan APD
8. Sistem pemeriksaan
9. Laporan dan pendataan
SEJARAH SISTEM MANAJEMEN K3
SISTEM MANAJEMEN K3 DI BEBERAPA NEGARA
SISTEM MANAJEMEN K3 DI BEBERAPA NEGARA
KAITAN ANTARA SMK3 DEPNAKER DAN OHSAS 18001
HUBUNGAN OHSAS 18001 DAN ISO ISO 9000 dan ISO 14000 diterbitkan oleh
lembaga ISO OHSAS 18000 memiliki struktur yang mirip
dengan ISO 14001:1996 sehingga OHSAS 18001 lebih mudah diintegrasikan dengan ISO 14000 dan ISO 9000.
Sedangkan OHSAS 18000 diterbitkan atas kerja sama organisasi-organisasi dunia antara lain :
1. National Standart Authority of Ireland2. South African Bureau of Standart3. Japanese Standart Institution4. Bureaus Veritas Quality International5. British Standards Institution6. Det Norske Veritas7. Lyoyds Register Quality Assurance
HUBUNGAN OHSAS 18001 DAN ISO Sedangkan OHSAS 18000 diterbitkan atas kerja sama
organisasi-organisasi dunia antara lain :8. National Quality Assurance9. SFS Certification10. SGS Yarsley International Certification Services11. Association Espanola de Normalization Certification12. International Safety Management Organization Ltd13. SIRIM QAS Sdn Bdn14. International Certification Service15. The High Pressure Gas Safety Institute of Japan16. The Engineering Employers Federation17. Singapore Productivity and Standards Board18. Instituto Mexico de Normalization Certification
HUBUNGAN OHSAS 18001 DAN PERMENAKER 05/MEN/1996 Indonesia telah mengembangkan
Sistem Manajemen K3 yang dikenal dengan Permenaker 05/MEN/1996
OHSAS 18000 sistem auditnya hampir sama dengan ISO 14000 dan ISO 18000 yang diaudit oleh badan sertifikasi manapun
Khusus untuk Permenaker 05/MEN/1996 hanya bisa diaudit oleh Sucofindo
HUBUNGAN OHSAS 18001 DAN PERMENAKER 05/MEN/1996
Permenaker 05/MEN/1996 memiliki pembagian jumlah/jenis elemen untuk jenis perusahaan yang tergantung pada besar kecil perusahaan yang bersangkutan.
Sedangkan persyaratan untuk OHSAS 18001 berlaku untuk semua jenis organisasi tanpa memperhatikan besar kecilnya perusahaan itu.
TINGKATAN DALAM PENERAPAN PERMENAKER
Penerapan Permenaker 05/MEN/1996 dibagi menjadi tiga tingkatan :
1. Perusahaan kecil atau perusahaan dengan tingkat risiko rendah harus menerapkan sebanyak 64 kriteria
2. Perusahaan sedang atau perusahaan dengan tingkat risiko menengah harus menerapkan sebanyak 122 kriteria
3. Perusahaan besar atau perusahaan dengan tingkat resiko tinggi harus menerapkan sebnayak 166 kriteria
PENGUKURAN PENERAPAN PERMENAKER 05/MEN/1996
Untuk pencapaian penerapan 0-59% dan pelanggaran peraturan perundangan dikenai tindakan hukum
Untuk tingkat pencapaian penerapan 60-84%diberikan sertifikat dan bendera perak
Untuk tingkat pencapaian penerapan 85-100% diberikan sertifikat dan bendera emas.
MANFAAT PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN K3 Perlindungan karyawan Memperlihatkan kepatuhan pada
peraturan dan undang-undang Mengurangi biaya Membuat sistem manajemen yang
efektif Meningkatkan kepercayaan dan
kepuasaan pelanggan
LANGKAH-LANGKAH PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN K31. Menyatakan komitmen
Pernyataan komitmen dan penetapan kebijakan harus dilakukan oleh manajemen puncak.
2. Menetapkan cara penerapanPerusahaan dapat menerapkan jasa konsultan untuk menerapkan SMK3. Tetapi perusahaan juga dapat menerapkan SMK3 tanpa menggunakan jasa konsultan jika memiliki personel yang cukup mampu dan memiliki cukup waktu
LANGKAH-LANGKAH PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN K3
3. Membentuk kelompok kerja penerapan• Peran anggota kelompok kerja : menjadi
fasilitator dalam unit kerjanya, menjaga konsistensi dari penerapan SMK3, menjadi penghubung antara manajemen dan unit kerjanya
• Tanggung jawab dan tugas anggota kelompok kerja: mengikuti pelatihan tentang standar SMK3, melatih staf dalam unit kerjanya, bertanggung jawab untuk mengembangkan sistem sesuai dengan elemen yg terkait dgn unit kerjanya, bertanggung jawab untuk penulisan dokumen, ikut serta sebagai tim audit internal dll
LANGKAH-LANGKAH PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN K3
4. Menetapkan sumber daya yang diperlukan meliputi personel, waktu, perlengkapan dan dana.
5. Kegiatan penyuluhan yang bertujuan• Menyamakan persepsi dan motivasi terhadap
pentingnya penerapan Sistem Manajemen K3 bagi kinerja perusahaan
• Membangun komitmen menyeluruh mulai dari direksi, manajer, staf dan seluruh jajaran dalam perusahaan untuk bekerja bersama-sama dalam menerapkan standar sistem ini
LANGKAH-LANGKAH PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN K3
6. Peninjauan sistem dengan hasil• Apakah perusahaan sudah mengikuti dan
melaksanakan secara konsisten prosedur dan instruksi kerja dari OHSAS 18001 atau Permenaker 05/MEN/1996
• Perusahaan belum memiliki dokumen tetapi sudah mnenerapkan sebagian atau seluruh persaratan dalam standar Sistem Manajemen K3
• Perusahaan belum memiliki dokumen dan belum menerapkan persyaratan standar Sistem Manajemen K3
LANGKAH-LANGKAH PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN K3
7. Penyusunan jadwal kegiatan hendaknya mempertimbangkan hal-hal berikut :
• Ruang lingkup pekerjaan• Kemampuan wakil manajemen dan
kelompok kerja penerapan• Keberadaan proyek
8. Pengembangan Sistem Manajemen K3 mencakup dokumentasi, pembagian kelompok, penyusunan bagan alir, penulisan manual SMK3,prosedur dan instruksi kerja
LANGKAH-LANGKAH PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN K3
9. Penerapan SistemPenerapan sistem ini dilakukan sesuai dengan dokumen.
10. Proses SertifikasiUntuk SMK3 Permenaker 05/MEN/1996 proses sertifikasi dilakukan oleh Sucofindo sedangkan untuk OHSAS 18001 bebas menentukan lembaga lembaga sertifikasi yang diinginkan.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012
TentangPenerapan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
PENDAHULUAN Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012
ditandatangani 12 April 2012 oleh Presiden Repubik
Indonesia dan 24 Mei 2012 dilakukan launching
PP 50 secara hirarki peraturan perundangan
mengantikan peraturan yang berada di bawahnya
seperti Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 05
Tahun 1996 tentang Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
LATAR BELAKANGPenerapan SMK3 dipertegas dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Pasal 87 yang menyatakan :
a) Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan.
b) Ketentuan mengenai penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja diatur dengan Peraturan Pemerintah.
LATAR BELAKANG Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3) pada awalnya diatur di dalam Peraturan
Menteri Tenaga Kerja Nomor PER.05/MEN/1996
tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3).
Sebagai pelaksanaan ketentuan UU 13/2003
tersebut, saat ini pelaksanaan SMK3 mengacu pada
PP No. 50 Tahun 2012 tentang Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang baru saja
ditetapkan.
APA YANG BERUBAH
Batang tubuh dari PP 50 menetapkan VI
BAB dan 22 Pasal dan PER.05/MEN/1996
menetapkan X BAB dan 12 Pasal.
Penjelasan yang lebih lengkap atas
Lampiran I Tentang Pedoman Penerapan
SMK3, sesuai dengan siklus 5 prinsip dasar
SMK3 (Plan, Do, check, Action).
APA YANG BERUBAH Penyederhanaan dan penyelarasan kriteria dari Lampiran
II Tentang Pedoman Penilaian SMK3, serta perubahan
tingkat pelaksanaan, hasil penilaian audit dan kategori
ketidaksesuaian dengan jumlah kriteria yang sama 166
kriteria.
Pada lampiran III format laporan audit dengan
format yang sama, hanya ditambahkan daftar hadir dan
respon tindak lanjut dilampirkan dalam laporan dan
penambahan distribusi laporan kepada Departemen
terkait.
PERUBAHAN LAINPerubahan pelaksanaan penilaian dari tingkat
resiko perusahaan yang diatur oleh
Per.05/MEN/1996 yang menetapkan :
1. Perusahaan kecil atau perusahaan tingkat
resiko rendah
2. Perusahaan sedang atau perusahaan
dengan tingkat resiko menengah
3. Perusahaan besar atau perusahaan
dengan tingkat resiko tinggi
PERUBAHAN LAIN (CONT’D)
Diubah menjadi berdasarkan tingkatan penerapan
yang terdiri dari 3 tingkatan (tidak merubah jumlah
kriteria audit) yaitu :
1.Penilaian Tingkat awal
Penilaian penerapan SMK3 terhadap 64 kriteria
2.Penilaian Tingkat Transisi
Penilaian penerapan SMK3 terhadap 122 kriteria
3.Penilaian Tingkat Lanjutan
Penilaian penerapan SMK3 terhadap 166 kriteria
PERUBAHAN LAIN
Tingkat penilaian penerapan SMK3 berubah dari
Emas, Perak dan Tindakan hukum ditetapkan
menjadi :
1. Untuk tingkat pencapaian penerapan 0-59%
termasuk tingkat penilaian penerapan kurang.
2. Untuk tingkat pencapaian penerapan 60-84%
termasuk tingkat penilaian penerapan baik.
3. Untuk tingkat pencapaian penerapan 85-100%
termasuk tingkat penilaian penerapan
memuaskan.