MINERAL BATUAN.doc
Transcript of MINERAL BATUAN.doc
I. PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Kita ketahui bahwa salah satu komponen utama dalam kehidupan ini adalah
mineral. Mineral sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup. Dari sejumlah
mineral yang ada di muka bumi ini, ada beberapa sifat tertentu yang membedakan
antara mineral yang satu dengan mineral yang lainnya yaitu warna mineral yang
merupakan refleksi dari daya serap mineral terhadap cahaya yang mengenainya. Yang
kedua yaitu cerat yang merupakan warna mineral dalam keadaan bubuk. Kilap
merupakan kenampakan atau kualitas cahaya yang terefleksi dari permukaan suatu
mineral. Belahan yang merupakan sifat mineral yang cenderung pecah. Dan masih
banyak lagi ciri pembeda lainnya.
Selain itu batuan merupakan komponen utama dalam membentuk muka bumi
ini. Sama halnya dengan mineral, batuan tentunya mempunyai banyak jenis yang
tentunya perlu diidentifikasi agar kita mudah mengenalnya satu persatu.
Parameternya dapat berupa warna yang dapat merefleksikan komposisi kimia
dari setiap mineral yang dikandung batuan, tekstur yang menyatakan hubungan sifat
(bentuk, ukuran dan relasi ) antara komponen-komponen penyusun batuan. Struktur
yang merupakan kenampakan bentuk dan susunan dari batuan beku yang meliputi
massive, vesiculasi, amygdaloid.
Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilaksanakan praktikum mineral dan
batuan untuk mengetahui jenis-jenis mineral dan batuan agar dapat dimanfaatkan
sesuai dengan ciri-ciri yang diidentifikasi.
1.2 Tujuan dan Kegunaan
Adapun tujuan dari praktikum mineral batuan ini adalah agar mahasiswa
mampu membedakan mineral dan batuan serta dapat mengetahui jenis dan
karakteristiknya.
Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai bahan informasi mengenai jenis
batuan dan mineral yang dapat dimanfaatkan, misalnya dalam hal menentukan
mineral-batuan yang cocok untuk dimanfaatkan seperti untuk bahan bangunan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Mineral
Ada dua material penting penyusun tanah, yaitu mineral dan bahan organik.
Mineral merupakan komponen terbesar dari tanah. Mineral adalah padatan homogen
yang biasanya terbentuk secara alamiah dengan susunan kimia tertentu dan sifat fisika
yang khas. Mineral dipengaruhi oleh faktor komposisi kimia dan struktur. Komposisi
dipengaruhi oleh jumlah dan jenis ion-ionnya yang terkandung dalam suatu mineral.
Ion-ion kemudian terikat dalam suatu struktur. (Foth, 1994).
Mineral terbagi dua, yaitu mineral primer dan mineral sekunder. Mineral
primer merupakan mineral utama pembentuk batuan, yang terbentuk dari ion-ion
utama yang terdapat dalam kerak bumi yaitu O2- 46,6 %, Si4+ 27,7 %, Al3+ 8,1 %, Fe2+
5,0 %, Mg2+ 2,1 %, Ca2+ 3,6 %, Na+ 2,8 %, K+ 2,6 %. (Leuisa, 2001).
Ada delapan golongan mineral yaitu golongan Unsur (native element),
golongan Sulfida, golongan Oksida dan Hidroksida, golongan Halida, golongan
Karbonat, Nitrat dan Borat, golongan Sulfat, Kromat, Molybdat dan Tungstat,
golongan Posfat, Arsenat, Vanadat, dan golongan Silikat. Golongan silikat
merupakan golongan yang paling banyak membentuk batuan, merupakan bahan
utama magma pembentuk batuan beku. Secara umum struktur mineral silikat, terbagi
atas dua yaitu struktur tetrahedral dan struktur octahedral. Struktur tetrahedral /
tetrahedron merupakan struktur yang dibangun atas ikatan antara satu kation diikat
oleh empat anion. Struktur tetrahedral dalam golongan silikat dibentuk antara ikatan
unsur silikon dan unsur oksigen membentuk komponen SiO4, sebagai komponen
utama dalam golongan silikat. (Anonim, 2006).
Mineral sekunder umumnya terbentuk dari perubahan mineral yang telah ada
melalui proses chemical weathering. Mineral ini merupakan komponen utama dari
tanah. Mineral sekunder terbagi dalam dua bagian, yaitu mineral yang banyak
mengandung Ca dan Mg dan mineral lempung. Mineral yang banyak mengandung
kalsium dan magnesium, berasal dari berbagai variasi batuan yang mengandung
karbonat (tersusun atas mineral kalsit dan dolomit) yang terbentuk di lingkungan laut,
mmebentuk tanah yang banyak mengandung Ca dan Mg. Grup mineral lempung
dinamakan demikian karena umumnya berukuran lempung dalam partikel tanah.
Partikel lempung dalam tanah terbagi tiga yaitu mineral yang memiliki struktur
lembaran, struktur crystalline sesquioxides, mineral amorf. (Pairunan, 1986).
Peranan mineral tanah yaitu sebagai penyedia unsur-unsur hara yang sangat
dibutuhkan oleh tanaman, proses dekomposisi yang terjadi dalam tanah sebagai
proses lanjutan dari proses pelapukan kimia (dekomposisi) pada batuan, melepaskan
ion-ion yang sangat berguna untuk kesuburan tanah. Mineral tanah juga dapat
menyeimbangkan keasaman tanah. (Budianto, 2000).
2.2 Batuan
Batuan adalah agregasi / kumpulan dari mineral-mineral. Batuan tebagi atas
empat bagian yaitu batuan beku, sedimen, metamorf, piroklastik. Batuan beku
(igneous rocks), adalah batuan yang terbentuk dari hasil pembekuan magma pada
temperature 600º C - 1500º C. (Anonim, 2006).
Berdasarkan sifat kimia dan komposisi mineralnya dibagi atas batuan beku
ultra basa, dengan kandungan mineral utama olivine dan Ca-plagioklas, memberikan
warna yang gelap. Contoh batuannya peridotit. Batuan beku basa dengan kandungan
mineral utama Ca-plagioklas, piroksin, memberikan warna yang gelap, contoh
batuannya gabro dan basal. Batuan beku intermedit dengan kandungan mineral utama
biotit, Ca-Na plagioklas, hornblende, contoh batuannya diorite dan andesit. Batuan
beku asam dengan kandungan mineral utama kuarsa, feldspar, memberikan warna
yang terang, contoh batuannya yaitu granit dan riolit.(Poerwowidodo, 1991).
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari hasil pelapukan batuan
yang telah ada (sedimentasi), baik secara mekanik, kimia dan organik. Kemudian
mengalami proses transporatsi, akumulasi / pengendapan, kompaksi / sementasi
(lihifikasi) dan diagenesis. Batuan sedimen menyusun ± 5 % dari total volume bumi
dan menutupi ± 75 % permukaan bumi. (Tejoyuwono, 1998).
Salah satu contoh batuan sedimen yang sangat membantu membantu
menjebak minyak bumi atau gas yang sering dijumpai di Teluk Meksiko. Batu
tersebut adalah batu garam atau yang sering dikenal sebagai rock salt. Batu garam ini
terbentuk dari kumpulan mineral yang sering disebut halite. Mineral halite
mempunyai rumus kimia NaCl. Akan tetapi batu garam bisa juga mengandung
pengotor-pengotor dan umumnya yang berasosiasi dengan batu garam tersebut adalah
anhydrite (CaSO4), gypsum (CaSO4. 2H2O), dan juga senyawa sylvite (KCl).
(Leuisa, 2001).
Batuan metamorf adalah batuan yang terbentuk dari hasil pengubahan batuan
yang telah ada, akibat penambahan temperatur, tekanan dan aktifitas larutan kimia,
dari fase padat ke padat. Batuan metamorf dibagi atas batuan metamorf termal /
kontak, batuan metamorf kataklastik, batuan metamorf regional. Batuan piroklastik
adalah batuan yang terbentuk dari hasil erupsi material-material gunung api secara
eksplosif. (Budianto, 2000).
III. BAHAN DAN METODE
3.1 Tempat dan Waktu
Praktikum Mineral-Batuan ini dilaksanakan di Laboratorium Fisika Tanah,
Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian dan Kehutanan, Universitas Hasanuddin,
Makassar. Berlangsung pada hari Selasa tanggal 12 Desember 2006 pukul 13.30
WITA.
3.2 Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan adalah cutter / pisau baja, lup, alat tulis menulis.
Baha-bahan yang digunakan adalah contoh / sampel mineral dan batuan,
porselen, larutan HCl 0,1 M, tissue roll.
3.3 Prosedur Kerja
3.3.1 Mineral
1. Mengambil salah satu jenis mineral untuk diamati.
2. Kemudian mengidentifikasi jenis mineral tersebut dengan parameter warna
mineral yang terdiri dari warna lapuk dan segar, cerat dapat dilihat dengan
jalan menggoreskannya pada plat porselen, kilap yang terdiri dari kilap kaca,
sutera, dammar, lemak, dan intan, belahan yang dibagi menjadi sempurna,
tidak sempurna dan tidak jelas, pecahan apakah rata, tidak rata, tidak jelas ,
kekerasan dengan menggoreskan pisau baja pada batuan tersebut , tenacity
(ketahanan dari mineral).
3. Menuliskan hasil identifikasi ke dalam kolom yang telah disediakan.
4. Untuk mengetahui sudah benar atau tidaknya identifikasi, periksakan pada
asisten masing-masing.
3.3.2 Batuan
1. Mengambil contoh batuan untuk diamati.
2. Kemudian mengidentifikasi jenis batuan tersebut dengan parameter warna
yang terdiri dari warna segar dan warna lapuk, tekstur yang terdiri atas
kristanilitas, granularitas, fabrik (bentuk dan relasi), struktur.
3. Menuliskan hasil identifikasi ke dalam kolom yang telah disediakan.
4. Untuk mengetahui sudah benar atau tidaknya identifikasi, periksakan pada
asisten masing-masing.
IV.HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Berdasarkan hasil pengamatan dan percobaan yang dilakukan, maka diperoleh
hasil sebagai berikut :
MINERAL
Warna :
a. lapuk : putih
b. segar : abu-abu
Cerat : putih
Kilap : Kaca
Belahan : tidak jelas
Pecahan : tidak rata
Kekerasan : > 2,5
Tenacity : brittle
Nama Mineral : Muscovit
Keterangan : Mineral Muskovit ( K(Al2) Si3 Al(O10)(OH)2) merupakan atau
termasuk mineral lempung yang berwarna terang dengan
persentase didekat permukaan bumi mencapai kira-kira 18 %.
(Munir MS, 1999).
Warna :
a. lapuk : cokelat
b. warna : hitam
Cerat : putih
Kilap : kaca
Belahan : sempurna
Pecahan : rata
Kekerasan : < 2,5
Tenacity : sektile
Nama Mineral : Biotit
Keterangan : memiliki bahan yang sempurna dengan sistem kristalnya
kubus dengan warna lapuk cokelat.(Munir MS, 1999).
BATUAN BEKU
Jenis Batuan : Batuan beku
Warna :
a. lapuk : Cokelat
b. segar : Hitam-putih
Tekstur :
-Kristanilitas : Hipokristalin
-Granularitas : Fanerik
-Fabrik :
-bentuk : Subhedral
-relasi : Equigranular
Struktur : Scoria
Nama batuan : Diorit
Keterangan :Mengandung mineral Plagioklas (oligoklas dan
andesine) 55-70 %, mineral mafis (hornblende) 40-25
%, apabila rata-rata plagioklasnya lebih basa dari
amdesit, maka batuan cenderung sebagai gabro, tetapi
apabila kuarsa menjadi mineral utamanya, maka batuan
tersebut disebut dengan tonalit.(Munir MS, 1999).
Jenis Batuan : Batuan beku
Warna :
a. lapuk : Kuning
b. segar : Hitam-putih
Tekstur :
-Kristanilitas : Holokristalin
-Granularitas : Feneritik
-Fabrik :
-bentuk : Subhedral
-relasi : Equigranular
Struktur : Scoria
Nama batuan : Granit
Keterangan : Mengandung Mineral Kuarsa 10-40 %, Feldspar
kalium 30-60 %, Plagioklas natrium 0- 35 %, mineral
mafis 35 – 10 %, apabila jumlah mineral plagioklas
melebihi jumlah mineral feldspar kalium, batuan
disebut granodiorit.(Munir MS, 1999).
BATUAN SEDIMEN
Jenis Batuan : Batuan Sedimen
Warna
a. lapuk : Cokelat
b. segar : Kuning
Tekstur : Klastik halus
Sortasi : Baik (well sorted)
Kemas : tertutup
Roundness : membundar baik
Struktur : berlapis
Nama batuan : Batu Pasir
Keterangan :Batu Pasir terbentuk akibat butiran pasir (Kuarsa) yang
mengalami tekanan dan sementasi. Dapat juga
mengandung butir kalsit, gypsum, feldspar, atau
senyawa besi. Dapat digunakan sebagai pengasah
bangunan, dan apabila komposisinya sebagian besar
adalah kuarsa untuk pembuatan kaca. Termasuk batuan
endapan klastik. (Munir MS, 1999).
BATUAN METAMORF
Jenis Batuan : Metamorf
Warna :
a. lapuk : abu-abu
b. segar : perak
Tekstur : homeoblastik
Struktur : foliasi
Nama batuan : Sekis
Keterangan : Sekis adalah batuan yang mempunyai butir sedang
sampai kasar yang cukup banyak mengandung mika.
Walaupun biasanya terbentuk dari serpih, sekis dapat
juga terbentuk dari batuan beku.(Munir, MS, 1999).
Warna :
a. lapuk : abu-abu
b. warna : putih
Cerat : putih
Kilap : kaca
Belahan : tidak jelas
Pecahan : tidak rata
Kekerasan : > 5,5
Tenacity : Brittle
Nama Mineral : Kuarsa
Keterangan : Merupakan mineral pembentuk batuan yang penting, rumus
SiO2. Kuarsa merupakan mineral gang yang paling umum dari
endapan bijih. Selain membentuk kristal besar, kuarsa juga
terdapat sebagai mineral kecil dalam berbagai macam batuan
yaitu batuan beku, batuan endapan, dan batuan malihan.
(Munir MS, 1999).
Jenis Batuan : Batuan Sedimen
Warna
a. lapuk : Cokelat muda
b. segar : cokelat tua
Tekstur : lempung
Sortasi : Baik (well sorted)
Kemas : tertutup
Semen : silika
Struktur : berlapis
Nama batuan : Batu rijang
Keterangan : kaya mineral silikat (mika, chlorit, talk, terpentin,
hornblende, kuarsa), dan berwarna gelap. Pada
lapisannya terdiri dari partikel yang dikira-kira
diameternya seragam.
Jenis Batuan : Batuan Sedimen
Warna
a. lapuk : putih
b. segar : krem
Tekstur : klastik halus
Sortasi : Jelek (poor sorted)
Kemas : buka
Roundness : sub anguler
Semen : silika kalsit
Struktur : tidak berlapis
Nama batuan : Batu gamping
Keterangan : termasuk metamorfisme kontak , yaitu metamorfosa
yang terjadi karena pengaruh intrusi magma yang
panas.
Jenis Batuan : Metamorf
Warna :
a. lapuk : cokelat
b. segar : hitam
Tekstur : homeoblastik
Struktur : foliasi
Nama batuan : Sabak
Keterangan :termasuk metamorfik geothermal karena pengaruh
panas bumi sendiri (menurut kedalamannya), tanpa
tambahan panas dari magma ataupun pengaruh
diastropisme.
Warna :
a. lapuk : hijau kilat
b. segar : abu-abu
Cerat : kuning
Kilap : intan
Belahan : tidak sempurna
Pecahan : rata
Kekerasan : < 5,5
Sistem kristal : kubus
Tenacity : brittle
Nama Mineral : biotit
Keterangan : salah satu mineral dari kumpulan mika berwarna cokelat dan
tak berwarna, merupakan mineral yang umum terdapat dalam batuan malihan, batuan
asam misalnya granit dan juga dalam batuan endapan (sediment) seperti batu pasir.
(Munir, MS,1999).
Warna :
a. lapuk : -
b. segar : hitam
Cerat : putih
Kilap : kaca
Belahan : tidak ada
Pecahan : tidak rata
Kekerasan : > 5,5
Tenacity : brittle
Nama Mineral : piroksin
Keterangan :kumpulan mineralnya ortopiroksen yaitu enstatit, dan
hiperstein, klimopiroksen yaitu diopsit, augit, pegeonit,
hedenbergit, aegirin-augit, aegirin, jadeite, spodumene. (Munir,
MS, 1999).
Jenis Batuan : Batuan Sedimen
Warna
a. lapuk : cokelat
b. segar : krem
Tekstur : klastik halus
Sortasi : Baik (well sorted)
Kemas : tertutup
Semen : kalsit
Struktur : tidak berlapis
Nama batuan : Batu tuff
Keterangan :termasuk sedimen vulkanis dengan ukuran butir
pasirnya 0,02 - <0. Partikel besar akan mengendap
pertama diikuti oleh yang lebih kecil.(Munir, MS,
1999)
V. KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang diperoleh, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Jenis batuan beku yang diamati yaitu Diorit yang mempunyai ciri-ciri
mengandung mineral Plagioklas (oligoklas dan andesine) 55-70 %, mineral
mafis (hornblende) 40-25 %, batu Granit yang mempunyai ciri-ciri
mengandung Mineral Kuarsa 10-40 %, Feldspar kalium 30-60 %, Plagioklas
natrium 0- 35 %, mineral mafis 35 – 10 %.
2. Jenis batuan sedimen yang diamati yaitu batu pasir yang mempunyai ciri-ciri
warna lapuk cokelat dan warna segar kuning, teksturnya klastik halus,
sortasinya baik, kemas tertutup, dan strukturnya berlapis, batu gamping ciri-
ciri warna lapuk putih, segar krem, teksturnya klastik halus. Batu tuff ciri-
cirinya warna lapuk cokelat, segarnya krem, teksturnya klastik halus debu.
Batu rijang ciri-ciri warna lapuknya cokelat muda, segarnya cokelat tua,
tekstur lempung.
3. Jenis batuan metamorf yang diamati yaitu Sekis yang mempunyai ciri-ciri
butir sedang sampai kasar yang cukup banyak mengandung mika. Walaupun
biasanya terbentuk dari serpih, sekis dapat juga terbentuk dari batuan beku.
4. Jenis Mineral yang diamati yaitu Muscovit, Ortoklas, dan Kuarsa tipe
kalsedon yang mempunyai ciri-ciri yang sama pada ceratnya yaitu putih,
kilapnya kaca, dan belahannya yang tidak jelas, mineral piroksin yang
mempunyai ciri-ciri yaitu warna segarnya hitam, kilapnya kaca dan
belahannya tidak jelas.
5.2 Saran
Sebaiknya setelah kita mengamati beberapa jenis mineral dan batuan, tentunya
dapat memilih jenis batuan mana yang cocok untuk dimanfaatkan misalnya untuk
bahan bangunan, ataupun sebagai hiasan begitupun pada mineral .
DAFTAR PUSTAKA
Anonim., 2006. Penuntun Praktikum Dasar-dasar Ilmu Tanah. Universitas Hasanuddin : Makassar.
Budianto., 2000. Analisis Mineral di Permukaan Bumi dan Penggunaannya. Diakses pada tanggal 18 Desember 2006, dari www.google.com
Foth., 1994. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta
Leuisa., 2001. Parameter Batuan di Indonesia dan Sekitarnya. Diakses pada tanggal 18 Desember 2006, dari www.google.com
Munir, MS. Moch., 1999. Geologi dan Mineralogi Tanah. Pustaka Jaya : Malang
Pairunan, Anna, K., Nanere, J, L., Arifin., Solo, S, R. Samosir, Romoaldus Tangkaisari, J. R Lalapia Mace, Bachrul Ibrahim., Hariadji Asnadi., 1985. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Perguruan Tinggi Negeri Indonesia Timur : Makassar.
Poerwowidodo. 1991. Genesa Tanah. CV Rajawali : Jakarta.
Tejoyuwono., 1998. Tanah dan Lingkungan. Dirtektorat Jenderal Pendidikan Tingkat Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan : Jakarta.