MINERAL BATUAN.doc

34
I. PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan Kita ketahui bahwa salah satu komponen utama dalam kehidupan ini adalah mineral. Mineral sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup. Dari sejumlah mineral yang ada di muka bumi ini, ada beberapa sifat tertentu yang membedakan antara mineral yang satu dengan mineral yang lainnya yaitu warna mineral yang merupakan refleksi dari daya serap mineral terhadap cahaya yang mengenainya. Yang kedua yaitu cerat yang merupakan warna mineral dalam keadaan bubuk. Kilap merupakan kenampakan atau kualitas cahaya yang terefleksi dari permukaan suatu mineral. Belahan yang merupakan sifat mineral yang cenderung pecah. Dan masih banyak lagi ciri pembeda lainnya. Selain itu batuan merupakan komponen utama dalam membentuk muka bumi ini. Sama halnya dengan mineral, batuan tentunya mempunyai banyak jenis yang tentunya

Transcript of MINERAL BATUAN.doc

Page 1: MINERAL BATUAN.doc

I. PENDAHULUAN

1.1 Pendahuluan

Kita ketahui bahwa salah satu komponen utama dalam kehidupan ini adalah

mineral. Mineral sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup. Dari sejumlah

mineral yang ada di muka bumi ini, ada beberapa sifat tertentu yang membedakan

antara mineral yang satu dengan mineral yang lainnya yaitu warna mineral yang

merupakan refleksi dari daya serap mineral terhadap cahaya yang mengenainya. Yang

kedua yaitu cerat yang merupakan warna mineral dalam keadaan bubuk. Kilap

merupakan kenampakan atau kualitas cahaya yang terefleksi dari permukaan suatu

mineral. Belahan yang merupakan sifat mineral yang cenderung pecah. Dan masih

banyak lagi ciri pembeda lainnya.

Selain itu batuan merupakan komponen utama dalam membentuk muka bumi

ini. Sama halnya dengan mineral, batuan tentunya mempunyai banyak jenis yang

tentunya perlu diidentifikasi agar kita mudah mengenalnya satu persatu.

Parameternya dapat berupa warna yang dapat merefleksikan komposisi kimia

dari setiap mineral yang dikandung batuan, tekstur yang menyatakan hubungan sifat

(bentuk, ukuran dan relasi ) antara komponen-komponen penyusun batuan. Struktur

yang merupakan kenampakan bentuk dan susunan dari batuan beku yang meliputi

massive, vesiculasi, amygdaloid.

Page 2: MINERAL BATUAN.doc

Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilaksanakan praktikum mineral dan

batuan untuk mengetahui jenis-jenis mineral dan batuan agar dapat dimanfaatkan

sesuai dengan ciri-ciri yang diidentifikasi.

1.2 Tujuan dan Kegunaan

Adapun tujuan dari praktikum mineral batuan ini adalah agar mahasiswa

mampu membedakan mineral dan batuan serta dapat mengetahui jenis dan

karakteristiknya.

Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai bahan informasi mengenai jenis

batuan dan mineral yang dapat dimanfaatkan, misalnya dalam hal menentukan

mineral-batuan yang cocok untuk dimanfaatkan seperti untuk bahan bangunan.

Page 3: MINERAL BATUAN.doc

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Mineral

Ada dua material penting penyusun tanah, yaitu mineral dan bahan organik.

Mineral merupakan komponen terbesar dari tanah. Mineral adalah padatan homogen

yang biasanya terbentuk secara alamiah dengan susunan kimia tertentu dan sifat fisika

yang khas. Mineral dipengaruhi oleh faktor komposisi kimia dan struktur. Komposisi

dipengaruhi oleh jumlah dan jenis ion-ionnya yang terkandung dalam suatu mineral.

Ion-ion kemudian terikat dalam suatu struktur. (Foth, 1994).

Mineral terbagi dua, yaitu mineral primer dan mineral sekunder. Mineral

primer merupakan mineral utama pembentuk batuan, yang terbentuk dari ion-ion

utama yang terdapat dalam kerak bumi yaitu O2- 46,6 %, Si4+ 27,7 %, Al3+ 8,1 %, Fe2+

5,0 %, Mg2+ 2,1 %, Ca2+ 3,6 %, Na+ 2,8 %, K+ 2,6 %. (Leuisa, 2001).

Ada delapan golongan mineral yaitu golongan Unsur (native element),

golongan Sulfida, golongan Oksida dan Hidroksida, golongan Halida, golongan

Karbonat, Nitrat dan Borat, golongan Sulfat, Kromat, Molybdat dan Tungstat,

golongan Posfat, Arsenat, Vanadat, dan golongan Silikat. Golongan silikat

merupakan golongan yang paling banyak membentuk batuan, merupakan bahan

utama magma pembentuk batuan beku. Secara umum struktur mineral silikat, terbagi

atas dua yaitu struktur tetrahedral dan struktur octahedral. Struktur tetrahedral /

tetrahedron merupakan struktur yang dibangun atas ikatan antara satu kation diikat

Page 4: MINERAL BATUAN.doc

oleh empat anion. Struktur tetrahedral dalam golongan silikat dibentuk antara ikatan

unsur silikon dan unsur oksigen membentuk komponen SiO4, sebagai komponen

utama dalam golongan silikat. (Anonim, 2006).

Mineral sekunder umumnya terbentuk dari perubahan mineral yang telah ada

melalui proses chemical weathering. Mineral ini merupakan komponen utama dari

tanah. Mineral sekunder terbagi dalam dua bagian, yaitu mineral yang banyak

mengandung Ca dan Mg dan mineral lempung. Mineral yang banyak mengandung

kalsium dan magnesium, berasal dari berbagai variasi batuan yang mengandung

karbonat (tersusun atas mineral kalsit dan dolomit) yang terbentuk di lingkungan laut,

mmebentuk tanah yang banyak mengandung Ca dan Mg. Grup mineral lempung

dinamakan demikian karena umumnya berukuran lempung dalam partikel tanah.

Partikel lempung dalam tanah terbagi tiga yaitu mineral yang memiliki struktur

lembaran, struktur crystalline sesquioxides, mineral amorf. (Pairunan, 1986).

Peranan mineral tanah yaitu sebagai penyedia unsur-unsur hara yang sangat

dibutuhkan oleh tanaman, proses dekomposisi yang terjadi dalam tanah sebagai

proses lanjutan dari proses pelapukan kimia (dekomposisi) pada batuan, melepaskan

ion-ion yang sangat berguna untuk kesuburan tanah. Mineral tanah juga dapat

menyeimbangkan keasaman tanah. (Budianto, 2000).

Page 5: MINERAL BATUAN.doc

2.2 Batuan

Batuan adalah agregasi / kumpulan dari mineral-mineral. Batuan tebagi atas

empat bagian yaitu batuan beku, sedimen, metamorf, piroklastik. Batuan beku

(igneous rocks), adalah batuan yang terbentuk dari hasil pembekuan magma pada

temperature 600º C - 1500º C. (Anonim, 2006).

Berdasarkan sifat kimia dan komposisi mineralnya dibagi atas batuan beku

ultra basa, dengan kandungan mineral utama olivine dan Ca-plagioklas, memberikan

warna yang gelap. Contoh batuannya peridotit. Batuan beku basa dengan kandungan

mineral utama Ca-plagioklas, piroksin, memberikan warna yang gelap, contoh

batuannya gabro dan basal. Batuan beku intermedit dengan kandungan mineral utama

biotit, Ca-Na plagioklas, hornblende, contoh batuannya diorite dan andesit. Batuan

beku asam dengan kandungan mineral utama kuarsa, feldspar, memberikan warna

yang terang, contoh batuannya yaitu granit dan riolit.(Poerwowidodo, 1991).

Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari hasil pelapukan batuan

yang telah ada (sedimentasi), baik secara mekanik, kimia dan organik. Kemudian

mengalami proses transporatsi, akumulasi / pengendapan, kompaksi / sementasi

(lihifikasi) dan diagenesis. Batuan sedimen menyusun ± 5 % dari total volume bumi

dan menutupi ± 75 % permukaan bumi. (Tejoyuwono, 1998).

Salah satu contoh batuan sedimen yang sangat membantu membantu

menjebak minyak bumi atau gas yang sering dijumpai di Teluk Meksiko. Batu

tersebut adalah batu garam atau yang sering dikenal sebagai rock salt. Batu garam ini

Page 6: MINERAL BATUAN.doc

terbentuk dari kumpulan mineral yang sering disebut halite. Mineral halite

mempunyai rumus kimia NaCl. Akan tetapi batu garam bisa juga mengandung

pengotor-pengotor dan umumnya yang berasosiasi dengan batu garam tersebut adalah

anhydrite (CaSO4), gypsum (CaSO4. 2H2O), dan juga senyawa sylvite (KCl).

(Leuisa, 2001).

Batuan metamorf adalah batuan yang terbentuk dari hasil pengubahan batuan

yang telah ada, akibat penambahan temperatur, tekanan dan aktifitas larutan kimia,

dari fase padat ke padat. Batuan metamorf dibagi atas batuan metamorf termal /

kontak, batuan metamorf kataklastik, batuan metamorf regional. Batuan piroklastik

adalah batuan yang terbentuk dari hasil erupsi material-material gunung api secara

eksplosif. (Budianto, 2000).

Page 7: MINERAL BATUAN.doc

III. BAHAN DAN METODE

3.1 Tempat dan Waktu

Praktikum Mineral-Batuan ini dilaksanakan di Laboratorium Fisika Tanah,

Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian dan Kehutanan, Universitas Hasanuddin,

Makassar. Berlangsung pada hari Selasa tanggal 12 Desember 2006 pukul 13.30

WITA.

3.2 Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan adalah cutter / pisau baja, lup, alat tulis menulis.

Baha-bahan yang digunakan adalah contoh / sampel mineral dan batuan,

porselen, larutan HCl 0,1 M, tissue roll.

3.3 Prosedur Kerja

3.3.1 Mineral

1. Mengambil salah satu jenis mineral untuk diamati.

2. Kemudian mengidentifikasi jenis mineral tersebut dengan parameter warna

mineral yang terdiri dari warna lapuk dan segar, cerat dapat dilihat dengan

jalan menggoreskannya pada plat porselen, kilap yang terdiri dari kilap kaca,

sutera, dammar, lemak, dan intan, belahan yang dibagi menjadi sempurna,

tidak sempurna dan tidak jelas, pecahan apakah rata, tidak rata, tidak jelas ,

Page 8: MINERAL BATUAN.doc

kekerasan dengan menggoreskan pisau baja pada batuan tersebut , tenacity

(ketahanan dari mineral).

3. Menuliskan hasil identifikasi ke dalam kolom yang telah disediakan.

4. Untuk mengetahui sudah benar atau tidaknya identifikasi, periksakan pada

asisten masing-masing.

3.3.2 Batuan

1. Mengambil contoh batuan untuk diamati.

2. Kemudian mengidentifikasi jenis batuan tersebut dengan parameter warna

yang terdiri dari warna segar dan warna lapuk, tekstur yang terdiri atas

kristanilitas, granularitas, fabrik (bentuk dan relasi), struktur.

3. Menuliskan hasil identifikasi ke dalam kolom yang telah disediakan.

4. Untuk mengetahui sudah benar atau tidaknya identifikasi, periksakan pada

asisten masing-masing.

Page 9: MINERAL BATUAN.doc

IV.HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Berdasarkan hasil pengamatan dan percobaan yang dilakukan, maka diperoleh

hasil sebagai berikut :

MINERAL

Warna :

a. lapuk : putih

b. segar : abu-abu

Cerat : putih

Kilap : Kaca

Belahan : tidak jelas

Pecahan : tidak rata

Kekerasan : > 2,5

Tenacity : brittle

Nama Mineral : Muscovit

Keterangan : Mineral Muskovit ( K(Al2) Si3 Al(O10)(OH)2) merupakan atau

termasuk mineral lempung yang berwarna terang dengan

persentase didekat permukaan bumi mencapai kira-kira 18 %.

(Munir MS, 1999).

Page 10: MINERAL BATUAN.doc

Warna :

a. lapuk : cokelat

b. warna : hitam

Cerat : putih

Kilap : kaca

Belahan : sempurna

Pecahan : rata

Kekerasan : < 2,5

Tenacity : sektile

Nama Mineral : Biotit

Keterangan : memiliki bahan yang sempurna dengan sistem kristalnya

kubus dengan warna lapuk cokelat.(Munir MS, 1999).

BATUAN BEKU

Page 11: MINERAL BATUAN.doc

Jenis Batuan : Batuan beku

Warna :

a. lapuk : Cokelat

b. segar : Hitam-putih

Tekstur :

-Kristanilitas : Hipokristalin

-Granularitas : Fanerik

-Fabrik :

-bentuk : Subhedral

-relasi : Equigranular

Struktur : Scoria

Nama batuan : Diorit

Keterangan :Mengandung mineral Plagioklas (oligoklas dan

andesine) 55-70 %, mineral mafis (hornblende) 40-25

%, apabila rata-rata plagioklasnya lebih basa dari

amdesit, maka batuan cenderung sebagai gabro, tetapi

apabila kuarsa menjadi mineral utamanya, maka batuan

tersebut disebut dengan tonalit.(Munir MS, 1999).

Jenis Batuan : Batuan beku

Warna :

Page 12: MINERAL BATUAN.doc

a. lapuk : Kuning

b. segar : Hitam-putih

Tekstur :

-Kristanilitas : Holokristalin

-Granularitas : Feneritik

-Fabrik :

-bentuk : Subhedral

-relasi : Equigranular

Struktur : Scoria

Nama batuan : Granit

Keterangan : Mengandung Mineral Kuarsa 10-40 %, Feldspar

kalium 30-60 %, Plagioklas natrium 0- 35 %, mineral

mafis 35 – 10 %, apabila jumlah mineral plagioklas

melebihi jumlah mineral feldspar kalium, batuan

disebut granodiorit.(Munir MS, 1999).

BATUAN SEDIMEN

Jenis Batuan : Batuan Sedimen

Page 13: MINERAL BATUAN.doc

Warna

a. lapuk : Cokelat

b. segar : Kuning

Tekstur : Klastik halus

Sortasi : Baik (well sorted)

Kemas : tertutup

Roundness : membundar baik

Struktur : berlapis

Nama batuan : Batu Pasir

Keterangan :Batu Pasir terbentuk akibat butiran pasir (Kuarsa) yang

mengalami tekanan dan sementasi. Dapat juga

mengandung butir kalsit, gypsum, feldspar, atau

senyawa besi. Dapat digunakan sebagai pengasah

bangunan, dan apabila komposisinya sebagian besar

adalah kuarsa untuk pembuatan kaca. Termasuk batuan

endapan klastik. (Munir MS, 1999).

BATUAN METAMORF

Jenis Batuan : Metamorf

Warna :

Page 14: MINERAL BATUAN.doc

a. lapuk : abu-abu

b. segar : perak

Tekstur : homeoblastik

Struktur : foliasi

Nama batuan : Sekis

Keterangan : Sekis adalah batuan yang mempunyai butir sedang

sampai kasar yang cukup banyak mengandung mika.

Walaupun biasanya terbentuk dari serpih, sekis dapat

juga terbentuk dari batuan beku.(Munir, MS, 1999).

Warna :

a. lapuk : abu-abu

b. warna : putih

Cerat : putih

Page 15: MINERAL BATUAN.doc

Kilap : kaca

Belahan : tidak jelas

Pecahan : tidak rata

Kekerasan : > 5,5

Tenacity : Brittle

Nama Mineral : Kuarsa

Keterangan : Merupakan mineral pembentuk batuan yang penting, rumus

SiO2. Kuarsa merupakan mineral gang yang paling umum dari

endapan bijih. Selain membentuk kristal besar, kuarsa juga

terdapat sebagai mineral kecil dalam berbagai macam batuan

yaitu batuan beku, batuan endapan, dan batuan malihan.

(Munir MS, 1999).

Jenis Batuan : Batuan Sedimen

Warna

a. lapuk : Cokelat muda

b. segar : cokelat tua

Page 16: MINERAL BATUAN.doc

Tekstur : lempung

Sortasi : Baik (well sorted)

Kemas : tertutup

Semen : silika

Struktur : berlapis

Nama batuan : Batu rijang

Keterangan : kaya mineral silikat (mika, chlorit, talk, terpentin,

hornblende, kuarsa), dan berwarna gelap. Pada

lapisannya terdiri dari partikel yang dikira-kira

diameternya seragam.

Jenis Batuan : Batuan Sedimen

Warna

a. lapuk : putih

b. segar : krem

Page 17: MINERAL BATUAN.doc

Tekstur : klastik halus

Sortasi : Jelek (poor sorted)

Kemas : buka

Roundness : sub anguler

Semen : silika kalsit

Struktur : tidak berlapis

Nama batuan : Batu gamping

Keterangan : termasuk metamorfisme kontak , yaitu metamorfosa

yang terjadi karena pengaruh intrusi magma yang

panas.

Jenis Batuan : Metamorf

Warna :

a. lapuk : cokelat

b. segar : hitam

Page 18: MINERAL BATUAN.doc

Tekstur : homeoblastik

Struktur : foliasi

Nama batuan : Sabak

Keterangan :termasuk metamorfik geothermal karena pengaruh

panas bumi sendiri (menurut kedalamannya), tanpa

tambahan panas dari magma ataupun pengaruh

diastropisme.

Warna :

a. lapuk : hijau kilat

b. segar : abu-abu

Page 19: MINERAL BATUAN.doc

Cerat : kuning

Kilap : intan

Belahan : tidak sempurna

Pecahan : rata

Kekerasan : < 5,5

Sistem kristal : kubus

Tenacity : brittle

Nama Mineral : biotit

Keterangan : salah satu mineral dari kumpulan mika berwarna cokelat dan

tak berwarna, merupakan mineral yang umum terdapat dalam batuan malihan, batuan

asam misalnya granit dan juga dalam batuan endapan (sediment) seperti batu pasir.

(Munir, MS,1999).

Warna :

a. lapuk : -

Page 20: MINERAL BATUAN.doc

b. segar : hitam

Cerat : putih

Kilap : kaca

Belahan : tidak ada

Pecahan : tidak rata

Kekerasan : > 5,5

Tenacity : brittle

Nama Mineral : piroksin

Keterangan :kumpulan mineralnya ortopiroksen yaitu enstatit, dan

hiperstein, klimopiroksen yaitu diopsit, augit, pegeonit,

hedenbergit, aegirin-augit, aegirin, jadeite, spodumene. (Munir,

MS, 1999).

Jenis Batuan : Batuan Sedimen

Warna

Page 21: MINERAL BATUAN.doc

a. lapuk : cokelat

b. segar : krem

Tekstur : klastik halus

Sortasi : Baik (well sorted)

Kemas : tertutup

Semen : kalsit

Struktur : tidak berlapis

Nama batuan : Batu tuff

Keterangan :termasuk sedimen vulkanis dengan ukuran butir

pasirnya 0,02 - <0. Partikel besar akan mengendap

pertama diikuti oleh yang lebih kecil.(Munir, MS,

1999)

V. KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Page 22: MINERAL BATUAN.doc

Berdasarkan hasil yang diperoleh, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :

1. Jenis batuan beku yang diamati yaitu Diorit yang mempunyai ciri-ciri

mengandung mineral Plagioklas (oligoklas dan andesine) 55-70 %, mineral

mafis (hornblende) 40-25 %, batu Granit yang mempunyai ciri-ciri

mengandung Mineral Kuarsa 10-40 %, Feldspar kalium 30-60 %, Plagioklas

natrium 0- 35 %, mineral mafis 35 – 10 %.

2. Jenis batuan sedimen yang diamati yaitu batu pasir yang mempunyai ciri-ciri

warna lapuk cokelat dan warna segar kuning, teksturnya klastik halus,

sortasinya baik, kemas tertutup, dan strukturnya berlapis, batu gamping ciri-

ciri warna lapuk putih, segar krem, teksturnya klastik halus. Batu tuff ciri-

cirinya warna lapuk cokelat, segarnya krem, teksturnya klastik halus debu.

Batu rijang ciri-ciri warna lapuknya cokelat muda, segarnya cokelat tua,

tekstur lempung.

3. Jenis batuan metamorf yang diamati yaitu Sekis yang mempunyai ciri-ciri

butir sedang sampai kasar yang cukup banyak mengandung mika. Walaupun

biasanya terbentuk dari serpih, sekis dapat juga terbentuk dari batuan beku.

4. Jenis Mineral yang diamati yaitu Muscovit, Ortoklas, dan Kuarsa tipe

kalsedon yang mempunyai ciri-ciri yang sama pada ceratnya yaitu putih,

kilapnya kaca, dan belahannya yang tidak jelas, mineral piroksin yang

Page 23: MINERAL BATUAN.doc

mempunyai ciri-ciri yaitu warna segarnya hitam, kilapnya kaca dan

belahannya tidak jelas.

5.2 Saran

Sebaiknya setelah kita mengamati beberapa jenis mineral dan batuan, tentunya

dapat memilih jenis batuan mana yang cocok untuk dimanfaatkan misalnya untuk

bahan bangunan, ataupun sebagai hiasan begitupun pada mineral .

DAFTAR PUSTAKA

Anonim., 2006. Penuntun Praktikum Dasar-dasar Ilmu Tanah. Universitas Hasanuddin : Makassar.

Page 24: MINERAL BATUAN.doc

Budianto., 2000. Analisis Mineral di Permukaan Bumi dan Penggunaannya. Diakses pada tanggal 18 Desember 2006, dari www.google.com

Foth., 1994. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta

Leuisa., 2001. Parameter Batuan di Indonesia dan Sekitarnya. Diakses pada tanggal 18 Desember 2006, dari www.google.com

Munir, MS. Moch., 1999. Geologi dan Mineralogi Tanah. Pustaka Jaya : Malang

Pairunan, Anna, K., Nanere, J, L., Arifin., Solo, S, R. Samosir, Romoaldus Tangkaisari, J. R Lalapia Mace, Bachrul Ibrahim., Hariadji Asnadi., 1985. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Perguruan Tinggi Negeri Indonesia Timur : Makassar.

Poerwowidodo. 1991. Genesa Tanah. CV Rajawali : Jakarta.

Tejoyuwono., 1998. Tanah dan Lingkungan. Dirtektorat Jenderal Pendidikan Tingkat Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan : Jakarta.

Page 25: MINERAL BATUAN.doc