Mimisan Pada Anak
-
Upload
dayu-agung -
Category
Documents
-
view
226 -
download
3
description
Transcript of Mimisan Pada Anak
Mimisan Pada Anak
Hidung berdarah (Kedokteran: epistaksis atau Inggris: epistaxis) atau mimisan adalah
satu keadaan pendarahan dari hidung yang keluar melalui lubang hidung. Sering
ditemukan sehari-hari, hampir sebagian besar dapat berhenti sendiri. Harus diingat
epitaksis bukan merupakan suatu penyakit tetapi merupakan gejala dari suatu kelainan.
Ada dua tipe pendarahan pada hidung:
o Tipe anterior (bagian depan). Merupakan tipe yang biasa terjadi.
o Tipe posterior (bagian belakang).
Dalam kasus tertentu, darah dapat berasal dari sinus dan mata. Selain itu pendarahan
yang terjadi dapat masuk ke saluran pencernaan dan dapat mengakibatkan muntah.
Penyebab
Secara Umum penyebab epistaksis dibagi dua yaitu : Lokal dan Sistemik
o Lokal Penyebab lokal terutama trauma, sering karena kecelakaan lalulintas, olah
raga, (seperti karena pukulan pada hidung)yang disertai patah tulang
hidung(seperti pada gambar di halaman ini),mengorek hidung yang terlalu keras
sehingga luka pada mukosa hidung, adanya tumor di hidung, ada benda asing
(sesuatu yang masuk ke hidung) biasanya pada anak-anak, atau lintah yang
masuk ke hidung, alergi dan infeksi atau peradangan hidung dan sinus (rinitis dan
sinusitis)
o Sistemik Penyebab sistemik artinya penyakit yang tidak hanya terbatas pada
hidung, yang sering meyebabkan mimisan adalah alergi, hipertensi, infeksi
sistemik seperti penyakit demam berdarah dengue atau cikunguya, kelainan
darah seperti hemofili, autoimun trombositipenic purpura.
o Trauma
Perdarahan hidung dapat terjadi setelah trauma ringan, misalnya mengeluarkan
ingus secara tiba-tiba dan kuat, mengorek hidung, dan trauma yang hebat seperti
terpukul, jatuh atau kecelakaan. Selain itu juga dapat disebabkan oleh iritasi gas
yang merangsang, benda asing di hidung dan trauma pada pembedahan.
o Infeksi
Infeksi hidung dan sinus paranasal seperti rhinitis atau sinusitis juga dapat
menyebabkan perdarahan hidung.
o Neoplasma
Hemangioma dan karsinoma adalah yang paling sering menimbulkan gejala
epitaksis.
o Kongenital
Penyakit turunan yang dapat menyebabkan epitaksis adalah telengiaktasis
hemoragik herediter
o Penyakit kardiovaskular Hipertensi dan kelainan pada pembuluh darah di hidung
seperti arteriosklerosis, sirosis, sifilis dan penyakit gula dapat menyebabkan
terjadinya epitaksis karena pecahnya pembuluh darah.
o Kelainan Darah Trombositopenia, hemophilia, dan leukemia
o Infeksi sistemik Demam berdarah, Demam tifoid, influenza dan sakit morbili
o Perubahan tekanan atmosfer
o Caisson disease (pada penyelam)
Gejala dan Tanda
o Perdarahan dari hidung, gejala yang lain sesuai dengan etiologi yang
bersangkutan.
o Epitaksis berat, walaupun jarang merupakan kegawatdaruratan yang dapat
mengancam keselamatan jiwa pasien, bahkan dapat berakibat fatal jika tidak
cepat ditolong. Sumber perdarahan dapat berasal dari depan hidung maupun
belakang hidung. Epitaksis anterior (depan) dapat berasal dari pleksus kiesselbach
atau dari a. etmoid anterior. Pleksus kieselbach ini sering menjadi sumber
epitaksis terutama pada anak-anak dan biasanya dapat sembuh sendiri.\
o Epitaksis posterior (belakang) dapat berasal dari a. sfenopalatina dan a etmoid
posterior. Perdarahan biasanya hebat dan jarang berhenti sendiri. Sering
ditemukan pada pasien dengan hipertensi, arteriosklerosis atau pasien dengan
penyakit jantung.
Beberapa pemeriksaan yang diperlukan adalah Pemeriksaan darah Lengkap dan Fungsi
Hemostasis
Patofisiologi
Semua pendarahan hidung disebabkan lepasnya lapisan mukosa hidung yang
mengandung banyak pembuluh darah kecil. Lepasnya mukosa akan disertai luka pada
pembuluh darah yang mengakibatkan pendarahan.
Penatalaksanaan
o Aliran darah akan berhenti setelah darah berhasil dibekukan dalam proses
pembekuan darah. Sebuah opini medis mengatakan bahwa ketika pendarahan
terjadi, lebih baik jika posisi kepala dimiringkan ke depan (posisi duduk)untuk
mengalirkan darah dan mencegahnya masuk ke kerongkongan dan lambung.
o Pertolongan pertama jika terjadi mimisan adalah dengan memencet hidung bagian
depan selama tiga menit. Selama pemencetan sebaiknya bernafas melalui mulut.
Perdarahan ringan biasanya akan berhenti dengan cara ini. Lakukan hal yang
sama jika terjadi perdarahan berulang, jika tidak berhenti sebaiknya kunjungi
dokter untuk bantuan.
o Untuk pendarahan hidung yang kronis yang disebabkan keringnya mukosa hidung,
biasanya dicegah dengan menyemprotkan salin pada hidung hingga tiga kali
sehari.
o Jika disebabkan tekanan, dapat digunakan kompres es untuk mengecilkan
pembuluh darah (vasokonstriksi). Jika masih tidak berhasil, dapat digunakan
tampon hidung. Tampon hidung dapat menghentikan pendarahan dan media ini
dipasang 1-3 hari.
Tiga prinsip utama dalam menanggulangi epitaksis adalah
1. Menghentikan perdarahan
2. Mencegah komplikasi yang timbul akibat perdarahan seperti syok atau infeksi
3. Mencegah berulangnya epitaksis
Jika pasien dalam keadaan gawat seperti syok atau anemia lebih baik diperbaiki
dulu keadaan umum pasien baru menanggulangi perdarahan dari hidung itu
sendiri.
Menghentikan perdarahan
Menghentikan perdarahan secara aktif dengan menggunakan kaustik atau tampon jauh
lebih efektif daripada dengan pemberian obat-obat hemostatik dan menunggu darah
berhenti dengan sendirinya. Jika pasien datang dengan perdarahan maka pasien
sebaiknya diperiksa dalam keadaan duduk, jika terlalu lemah pasien dibaringkan dengan
meletakan bantal di belakang punggung pasien.
Sumber perdarahan dicari dengan bantuan alat penghisap untuk membersihkan hidung
dari bekuan darah , kemudian dengan menggunakan tampon kapas yang dibasahi
dengan adrenalin 1/ 10000 atau lidokain 2 % dimasukan ke dalam rongga hidung untuk
menghentikan perdarahan atau mengurangi nyeri, dapat dibiarkan selama 3 -5 menit
Perdarahan Anterior
Dapat menggunakan alat kaustik nitras argenti 20-30% atau asam triklorasetat 10% atau
dengan elektrokauter. Bila perdarahan masih berlangsung maka dapat digunakan
tampon anterior (kapas dibentuk dan dibasahi dengan adrenalin +Vaseline) tampon ini
dapat digunakan sampai 1-2 hari.
Perdarahan Posterior
Perdarahan biasanya lebih hebat dan lebih sukar dicari, dapat dilihat dengan
menggunakan pemeriksaan rhinoskopi posterior. Untuk mengurangi perdarahan dapat
digunakan tampon Beelloqk
Mencegah komplikasi, sebagai akibat dari perdarahan yang berlebihan, dapat terjadi
syok atau anemia, turunya tekanan darah yang mendadak dapat menimbulkan infark
serebri, insufisiensi koroner, atau infark miokard, sehingga dapat menyebabkan
kematian. Dalam hal ini harus segera diberi pemasangan infus untuk membantu cairan
masuk lebih cepat. Pemberian antibiotika juga dapat membantu mencegah timbulnya
sinusitis, otitis media akibat pemasangan tampon.
Komplikasi
Kematian akibat pendarahan hidung adalah sesuatu yang jarang. Namun, jika
disebabkan kerusakan pada arteri maksillaris dapat mengakibatkan pendarahan hebat
melalui hidung dan sulit untuk disembuhkan. Tindakan pemberian tekanan,
vasokonstriktor kurang efektif. Dimungkinkan penyembuhan struktur arteri maksillaris
(yang dapat merusak saraf wajah) adalah solusi satu-satunya.
Pendarahan hidung dalam cerita fiksi
o Pada anime dan manga Jepang, biasanya ditemukan adegan karakter mengalami
pendarahan hidung, kadang-kadang disajikan dengan gaya ekstrim karena
terangsang secara seksual. Ini adalah hal yang jarang terjadi di dunia nyata.
Adegan ini didasarkan kisah masyarakat Jepang bahwa rangsangan seksual dapat
menyebabkan hidung berdarah.
o Waspadai jika mimisan disertai gejala lain seperti demam dan sakit kepala.
o Sebagian besar mimisan pada anak tidak berbahaya. Jadi, tak perlu panik. Selama
anak terlihat sehat dan aktif, juga tidak disertai gejala lain seperti demam,
orangtua tak perlu kelewat khawatir.
o Maklum saja, hidung punya banyak pembuluh darah, terutama di balik lapisan
tipis cuping.
o Selaput lendir dan pembuluh darah anak masih tipis dan sensitif, sehingga saat
ada faktor pencetus seperti udara dingin atau trauma ringan, darah pun langsung
mengucur keluar. Terjadinya pun umumnya spontan, ringan, dan mudah berhenti.
Faktor pencetus mimisan pada anak
o Trauma
Seperti akibat benturan benda keras, kemasukan benda asing, atau dikorek-korek
yang membuat selaput lendir dan pembuluh darah di hidung terluka dan
menyebabkan perdarahan.
o Penggunaan AC tidak bijak
Cara kerja AC yang menyerap uap air di udara membuat kelembapan di ruangan
jauh berkurang. Ditambah, suhu yang terlalu dingin membuat udara jadi makin
kering. Udara kering yang diisap anak akan membuat alat pernapasannya
mengering, sehingga selaput lendirnya mudah pecah dan berdarah.
o Reaksi refluks
Khusus untuk bayi, mimisan bisa terjadi karena reaksi refluks. Ini terjadi saat bayi
muntah atau gumoh. Aliran balik makanan dari lambung ke mulut atau hidung
dapat menyebabkan mimisan. Muntahan yang banyak mengandung zat asam itu
bisa mengiritasi atau melukai hidung. Mimisan pada bayi umumnya juga sembuh
sendiri dan tidak perlu penanganan khusus.
o Faktor keturunan
Anak-anak tertentu lahir dengan pembuluh darah di hidung yang gampang pecah
dan berdarah. Jika kelembapan udara sangat rendah seperti di negeri subtropis
dan suhunya sangat dingin, maka anak-anak seperti ini umumnya tidak sehingga
hidungnya terus-menerus mengeluarkan darah. Padahal, banyak anak lain yang
tidak merasakan gangguan serupa.
Pertolongan pertama yang bisa dilakukan adalah menghentikan perdarahan tanpa
bantuan obat dan alat. Cukup dengan duduk dengan posisi badan dan kepala agak maju
ke depan. Lalu gunakan ibu jari dan telunjuk untuk menekan dan menutup hidung.
Sedangkan mulut dibuka untuk bernapas. Lakukan selama 1-2 menit. Tak berapa lama
kemudian biasanya darah langsung berhenti.
Dengan memajukan kepala berarti darah tidak akan mengalir kembali ke tenggorokan.
Gunanya mencegah iritasi dan batuk, tersedak, atau muntah darah. Posisi duduk juga
membuat aliran darah lebih lambat, karena posisi jantung sebagai pusat pompa darah
berada di bawah hidung. Berbeda jika anak dibaringkan, karena posisi jantung berada
sejajar dengan hidung, sehingga darah yang mengalir pun relatif lebih cepat.
Bila Berkepanjangan
Jika dalam waktu 15-20 menit perdarahan tidak kunjung berhenti, ulangi gerakan
menutup dan menekan hidung seperti dijelaskan tadi. Segera datangi klinik dokter atau
rumah sakit terdekat jika mimisan tidak berhenti. Dokter akan membantu dengan
memberikan obat tetes atau obat semprot yang mampu menghambat pecahnya
pembuluh darah. Bahkan, boleh jadi bagian hidung yang berdarah dibakar (dikostik) agar
darah tidak terus-menerus keluar, kemudian hidung dibersihkan. Kalau tidak berhasil,
dokter akan memberi tampon atau kapas dengan salep vaselin selama 1-2 hari.
Fungsinya menekan dan mengistirahatkan perdarahan.
Usahakan anak tidak mengembuskan napas lewat hidung terlalu keras. Anak juga harus
dijelaskan agar tidak mengorek-ngorek hidung atau bekas luka yang mengering.
Tindakan itu akan menyebabkan hidung mengalami perdarahan kembali.
Jika sudah diatasi maka gangguan mimisan pun akan berhenti. Mimisan karena demam
berdarah, misalnya, tentu akan hilang setelah demam berdarahnya sembuh. Demikian
juga dengan mimisan karena penyakit infeksi, setelah diobati, mimisan pun segera pergi.
Gangguan mimisan umumnya berkurang sesuai dengan pertambahan usia. Semakin
tambah usia, pembuluh darah dan selaput lendir di hidungnya sudah semakin kuat,
hingga tak mudah berdarah.
Meski mayoritas kasus mimisan tidak berbahaya, orangtua hendaknya waspada jika
frekuensi mimisan itu cukup sering, tiap 1-2 hari. Ini karena ada kemungkinan si kecil
mengidap penyakit berbahaya. Penyakit seperti ITP (Idiopathic Thrombocytopenic
Purpura), demam berdarah, leukemia, thalasemia berat, atau hemofilia, bisa juga
menunjukkan gejala mimisan. Ini karena kadar trombosit yang rendah bisa
menyebabkan perdarahan di hidung. Anak hemofilia bisa saja memiliki kadar trombosit
yang normal, tapi faktor pembekuan darahnya rendah sehingga sering mengalami
perdarahan. Meski kasusnya sangat jarang, anak darah tinggi dan gagal ginjal pun
memiliki risiko besar mengalami mimisan. Demikian juga anak dengan riwayat hipertensi
(tekanan darah tinggi).
Perhatikan gejala-gejala yang mungkin menyertai. Jika disertai demam, kemungkinan
penyebabnya penyakit infeksi seperti demam berdarah. Jika disertai munculnya bercak-
bercak darah kemungkinan menjurus pada leukemia atau ITP. Sedangkan pada sinusitis
umumnya mimisan disertai sakit kepala.
Berbeda dari mimisan normal yang umumnya bersumber pada bagian anterior (bagian
depan rongga hidung), maka mimisan yang disertai penyakit berbahaya bersumber dari
bagian dalam hidung (posterior). Tak heran, darah yang keluar banyak dan sulit
dihentikan.
Meskipun sangat jarang perdarahan yang banyak bisa membuat anak kekurangan darah
(anemia). Bahkan, bukan tidak mungkin menyebabkannya pingsan. Untuk mengatasinya,
dokter akan memberikan vitamin dan mineral. Lain hal jika anak kehilangan darah cukup
banyak. Sangat mungkin dia harus menjalani transfusi
Obat-obat yang dapat menyebabkan mimisan
Penggunaan obat-obat tertentu pun bisa menyebabkan mimisan. Obat antipanas yang
mengandung acetyl salicylic acid, misalnya, pada beberapa anak bisa menyebabkan
mimisan