MID 2 Kebijakan Energi

16
Nama Anggota : 1. Nyayu Aisyah 2. Mahatir Marliansyah 3. Ayu Difa Putri Utami Kelas : 6 EGA MID-2 Kebijakan dan Perencanaan Energi Ketergantungan Indonesia akan energi fosil semakin meningkat dari tahun ketahun. Hal ini dibuktikan pada tahun 2003, bangsa Indonesia mengimpor bahan bakar minyak sebesar 247 juta barel. Hingga saat ini bangsa Indonesia pun masih mengimpor bahan bakar minyak sebesar 487 ribu barel BBM per hari 1] . Jika hal ini terus menerus berlangsung maka tak heran jika nantinya bangsa kita akan menjadi net importir minyak. Sebenarnya Indonesia kaya akan sumber daya alam. Di dalam UUD 1945 pasal 33 telah disebutkan bahwa bumi dan air serta kekayaan alam yang terkandung di dalam Indonesia dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Energi merupakan salah satu kekayaan alam yang sangat besar yang dimiliki Indonesia. Kekayaan energi di Indonesia tidak hanya berkaitan dengan jumlahnya saja namun keberagamannya juga. Namun sayangnya tidak banyak hal yang dapat dilakukan Indonesia, mengingat sumber daya manusia dan teknologi yang tidak memadai sehingga kita akan hanya terus bergantung pada bahan bakar fosil yang mana selain harganya mahal juga 1] BlueprintEnergy 2006-2025

description

Kebijakan

Transcript of MID 2 Kebijakan Energi

Page 1: MID 2 Kebijakan Energi

Nama Anggota : 1. Nyayu Aisyah

2. Mahatir Marliansyah

3. Ayu Difa Putri Utami

Kelas : 6 EGA

MID-2 Kebijakan dan Perencanaan Energi

Ketergantungan Indonesia akan energi fosil semakin meningkat dari tahun ketahun.

Hal ini dibuktikan pada tahun 2003, bangsa Indonesia mengimpor bahan bakar minyak

sebesar 247 juta barel. Hingga saat ini bangsa Indonesia pun masih mengimpor bahan

bakar minyak sebesar 487 ribu barel BBM per hari1]. Jika hal ini terus menerus

berlangsung maka tak heran jika nantinya bangsa kita akan menjadi net importir

minyak.

Sebenarnya Indonesia kaya akan sumber daya alam. Di dalam UUD 1945 pasal 33

telah disebutkan bahwa bumi dan air serta kekayaan alam yang terkandung di dalam

Indonesia dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran

rakyat. Energi merupakan salah satu kekayaan alam yang sangat besar yang dimiliki

Indonesia. Kekayaan energi di Indonesia tidak hanya berkaitan dengan jumlahnya saja

namun keberagamannya juga.

Namun sayangnya tidak banyak hal yang dapat dilakukan Indonesia, mengingat

sumber daya manusia dan teknologi yang tidak memadai sehingga kita akan hanya terus

bergantung pada bahan bakar fosil yang mana selain harganya mahal juga dapat

mencemari lingkungan. Kita memiliki banyak sumber daya untuk diolah menjadi sektor

energi. Namun kenyataannya itu tidak berjalan. Pemerintah hanya terus mendorong

penggunaan energi konvensional, seperti Bahan Bakar Minyak (BBM). Bahkan sampai

sekarang itu pun disubsidi.

Untuk itu sebagai seorang konsultan energi kami telah membuat rancangan mengenai

kebijakan energi di Indonesia sebagai berikut :

Mengefisienkan pemakaian energi terutama energi fosil seperti migas dan

batubara. Sebagaimana yang dijelaskan pada paragraf pertama bahwa ketergantungan

negeri ini akan bahan bakar fosil tidak dapat dihindari maka dengan begitu perlu

dilakukan upaya penghematan pemakaian bahan bakar fosil dengan salah satu caranya

1]BlueprintEnergy 2006-2025

Page 2: MID 2 Kebijakan Energi

yaitu menerapkan sistem kogenerasi pada industri atau pembangkit yang mengkonsumsi

energi paling besar dibanding sektor lainnya2].

Sistem kogenerasi merupakan sistem pembangkit yang ekonomis, efisien dan handal

yang terintegrasi. Pada pembangkit standar berbahan bakar fosil, pemborosan terjadi

ketika batubara atau gas mulai dibakar. Pada sebagian pembangkit, hanya sejumlah 30%

energy yang mengalir ke jaringan distribusi. Sisanya dalam bentuk panas, dibuang

melalui cerobong asap. Andai orang bisa membuat pembangkit yang dapat mengubah

80% bahan bakar menjadi energi terpakai (useful energy), betapa menguntungkan.

Dengan sistem pembangkit kogenerasi ini biasa dicapai efisiensi sebesar 80%, dicapai

pada system yang menggabungkan panas dan pembangkit listrik, dikenal dengan

pembangkit kogenerasi (cogeneration plants). Pembangkit jenis ini ideal bagi institusi

besar seperti universitas, rumah sakit, dan bandar udara, yang membutuhkan energi

listrik dan panas dalam jumlah besar. Pada pembangkit cogeneration, energi panas tidak

dibuang, tapi digunakan untuk menyediakan energi bagi system pemanas/pendingan,

bahkan bisa juga digunakan kembali untuk membangkitkan listrik.

Keuntungan dengan diterapkannya sistem kogenerasi adalah sebagai berikut :

Meningkatkan efisiensi konversi energi dan penggunaannya; Emisi lebih rendah

terhadap lingkungan, khususnya CO2, gas rumah kaca utama; Dalam beberapa kasus,

digunakan bahan bakar biomas dan beberapa limbah seperti limbah pengolahan minyak

bumi, limbah proses dan limbah pertanian (dengan digester anaerobik atau gasifikasi).

Bahan ini akan menjadi bahan bakar pada sistim kogenerasi, meningkatkan efektivitas

biaya dan mengurangi tempat pembuangan limbah; Penghematan biaya yang besar

menjadikan industri atau sektor komersial lebih kompetitif dan juga dapat memberikan

tambahan panas untuk pengguna domestik; Memberikan kesempatan lebih lanjut untuk

membangkitkan listrik lokal yang didesain sesuai kebutuhan konsumen local dengan

efisiensi tinggi, menghindari kehilangan transmisi dan meningkatkan fleksibilitas pada

sistim penggunaan. Hal ini khususnya untuk penggunaan baha n bakar gas alam; Suatu

kesempatan untuk meningkatkan diversifikasi plant pembangkit, dan menjadikan

persaingan pembangkitan. Kogenerasi menyediakan sesuatu kendaraan terpenting untuk

promosi pasar energi yang liberal.3]

4]Rencana Strategis KESDM 2010-2014

5]esdm.go.id, 21-06-2014

Page 3: MID 2 Kebijakan Energi

Selain sistem kogenerasi terdapat berbagai hal lain yang dapat dilakukan yaitu Pada

sub sektor Minyak dan Gas Bumi :

1) Mempertahankan produksi migas

Untuk peningkatan keamanan pasokan migas dan untuk mempertahankan

penerimaan negara dari sub sektor migas maka produksi migas harus tetap

dipertahankan dengan melakukan upaya-upaya :

- Meningkatkan pemboran pengembangan

- Memproduksi lapangan baru (optimalisasi lapangan baru)

- Pengusahaan sumur-sumur tua

- Membuka dan menawarkan wilayah kerja migas

- Meningkatkan kegiatan eksplorasi untuk meningkatkan cadangan

2) Pengembangan cadangan strategis minyak bumi

Pemerintah sebaiknya melakukan pengaturan mengenai cadangan strategis minyak

bumi yang meliputi okasi, pembiayaan, pengelolaan, jumlah dan sumber minyak

bumi. Cadangan strategis ini meliputi cadangan minyak mentah untuk pasokan

kilang dan cadangan penyangga BBM yang akan memanfaatkna tangki minyak yang

ada sesuai dengan rencana pengembangan infrastruktur migas dan mendorong peran

swasta untuk berpartisipasi.

3) Pembangunan kilang BBM dan peningkatan pembangunan jaringan gas bumi.

4) Pembangunan kilang BBM dan peningkatan pembangunan jaringan gas.

Untuk mengatasi kendala keterbatasan infrastruktur migas diperlukan langkah-

langkah untuk mendorong pembangunan kilang BBM dan peningkatan

pembangunan jaringan gas

5) Peningkatan rasio gasifikasi (jumlah rumah tangga berbahan bakar gas)

Untuk meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap bahan bakar.

6) peningkatan penggunaan barang dan jasa nasional

Pemerintah berkewajiaban untuk membina dan mengembangkan kegiatan usaha

penunjang migas sebagai pilar pertumbuhan perekonomian nasional. Untuk itu

langkah yang harus dilakukan adalah :

Keberpindahan kepada perusahaan nasional dengan memberikan

preferensi,insentif,aliasnsi strategis(kemetrian),serta proteksi

[Type text]

Page 4: MID 2 Kebijakan Energi

Mengendalikan impor barang operasi migas yang bertujuan untuk

pemberdayaan produksi dalam negeri, disamping untuk mendapatkan fasilitas

bebeas bea masuk dan pajak rangka impor(PDRI)

Menyusun dan menertiban ADP(Apreciation of Domestic Product) List, yang

memuat perusahaan/pabrikan yang sudah mampu memproduksi barang dan

jasa dalam negeri sebagai acuan dalam pengadaan barang dan jasa di kegiatan

usaha Migas.

Kewajiban minimum TKDN(Tingkat komponen Dalam Negeri) dalam setiap

pengadaan barang dan jasa

Menetapkan kebijakan penyiapan perusahaan Migas Nasional yang

mendominasi pada industry Migas.

8) peningkatan Kualitas SDM Nasional dalam Kegiatan Usaha Migas

Ditunjukan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja migas tingkat terampil dan

ahli dalam negeri yang memiliki kualifikasi dengan pengakuan nasional dan

internasional dalam menjawab isu-isu strategis bidang migas, antara lain peningkatan

cadangan dan produksi migas nasional, pembangunan atau peningkatan kapasitas sarana

pengelolahan, distribusi dan transmisi migas, serta peningkatan jumlah, serta

peningkatan jumlah dan kompetensi aparatur pusat maupun daerah di bidang

pengelolahan dan pengawasan kegiatan usaha migas. Strategi tersebut diatas

dilaksanakan melalui kegiatan :

a) Pemetaan kebutuhan (demand) sumber daya manusia sub sektor migas untuk

berbagai kelompok tingkatan kompetensi/jabatan;

b) Penyusunan/penyempurnaan, penetapan serta pemberlakuan standar kompetensi

kerja Nasional Indonesia (SKKNI) baru di sub sektor migas sesuai kebutuhan;

c) Penyusunan/penyempurnaan, penetapan serta pemberlakuan standar

latih/kurikulum dan rekayasa progam diklat baru bedasarkan standar diklat

tersebut(diklat berbasis kompetensi);

d) Penyelenggaraan pendidikan jenjang Diploma, Diklat berbasis kompetensi serta

diklat khusus bidang migas oleh lembaga diklat pemerintah/profesi sesuai

kebutuhan pengguna baik untuk tenaga kerja industry maupun aparatur

pemerintah;4]Rencana Strategis KESDM 2010-2014

5]esdm.go.id, 21-06-2014

Page 5: MID 2 Kebijakan Energi

e) Modernisasi sarana dan prasarana diklat sesuai perkembangan dan kebutuhan;

f) Pengutan lembaga dikat melalui Akreditasi lembaga diklat pemerintah/pemda

dan profesi (yang dikelola perguruan tinggi dan swasta) oleh komite Akreditasi

lembaga Diklat dalam rangka meningkatan kapasitas daya tamping diklat serta

percepatan dalam mencetak tenaga terampil yang diperlukan;

g) Perluasan lingkup sertifikasi keterampilan dan penyelenggaraan sertifikasi

keterampilan oleh lembaga sertifikasi ketermpilan/personil untuk mempercepat

peningkatan jumlah tenaga kerja yang tersetifikasi dengan pengakuan nasional

dan internasional;

h) Pengembangan kerjasama diklat dengan lembaga/institusi dan perguruan tinggi

di dalam dan di luar negeri dalam rangka penguatan kelembagaan diklat,

penyusuna standar diklat, penyelenggaran diklat serta sertifikasi personil

9) peningkatan kualitas penelitian dan pengembangan bidang migas

Untuk menunjang kegiatan penguasahaan migas memerlukan teknologi tinggi

diperlukan penelitian dan pengembangan teknologi untuk menunjang perkembangan

industry migas dalam negeri

Sub Sektor ketenagalistrikan

Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik dan mencapai sasaran yang diinginkan maka

pemerintah mengambil langkah-langkah sebagai berikut :

1) Memastikan kecukupan penyedian tenaga listrik untuk jangka menengah dengan

mendorong pelaku usaha untuk menambah kapasitas pasokan listrik

2) Mendorong pemanfaatan energy baru terbarukan termasuk pemanfaatan biofuel

untuk pembangkitan tenaga listrik

3) Meningkatan kemampuan system penyaluran tenaga listrik akibat adanya

pertumbuhan beban dan pembangunan pembangkit baru

4) Fasilitasi penyelenggaraan investasi dan pendanaan insfrakstruktur tenaga listrik.

5) Pemerintah terus mendorong tarif dasar listrik mencapai nilai ekonominya

dengan tujuan agar dapat menutup biaya-biaya yang dikeluarkan oleh

perusahaan dan memperoleh keuntungan yang wajar dalam rangka investasi

penyedian tenaga listrik.

6) Peningkatan kesadaran masyarakat untuk melaksanakan diversifikasi energy

[Type text]

Page 6: MID 2 Kebijakan Energi

7) Meningkatan kesadaran masyarakat dalam melaksanakan konservasi energi

dengan :

Meningkatkan budaya hemat energi bagi masyarakat dan kantor-kantor

pemerintah

Mendorong implementasi dan penerapan efisiensi energy melalui

kebijakan insentif dan disentif

Mendorong penggunaan peralatan pemanfaat energy yang efisien melalui

standard an label

Mendorong industry dan bangunan komersial untuk meningkatkan

pelaksanaan dan efisiensi energy

8) Mendorong pelaksanaan diversifikasi energi

Menugaskan PT PLN (persero) untuk melakukan diversifikasi energi

primer untuk pembangkitan tenaga listrik(10.000 MW Tahap I dan

Tahap II)

Mendorong pengembangan insfrastruktur energy terbarukan yang

bertumpu kepada masyarakat

Mengambil langkah untuk menggantikan pembangkit listrik tenaga

diesel dengan pembangkit listrik tenaga terbaharukan untuk daerah yang

memiliki potensi dalam memenuhi kebutuhan listrik di perdesaan

Memfasilitasi interkoneksi pembangkit listrik tenaga energy baru

terbarukan skala kecil dan menengah ke jaringan PLN

Pengembangan desa mandiri energi, untuk meningkatkan penyediaan

energi di perdesaan berbasis BBN dan non-BBN yang tersedia setempat

memenuhi kebutuhan energy dan mendukung usaha produktif

masyarakat

9) Penyusunan peraturan perundangan di bidang listrik dan pemanfatan energy

sebagai tindak lanjut UU no.30 tahun 2007 tentang energi

10) Peningkatan SDM nasional dalam kegiatan usaha ketenaga listrikan

Ditunjukan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja usaha ketenagalistrikan

khususnya tingkat terampil yang memiliki kualifikasi dengan pengakuan

nasional dan internasional dalam rangka menjawab isu-isu strategis bidanf 4]Rencana Strategis KESDM 2010-2014

5]esdm.go.id, 21-06-2014

Page 7: MID 2 Kebijakan Energi

ketenagalisitrikan, anatara lain peningkatan kapasitas pembangkit, transmisi dan

distribusi listrik, serta peningkatan jumlah dan kompentensi aparatur pusat

maupun daerah di bidang pengelolahan dan pengawasan kegiatan usaha

ketenagalistrikan.

Strategi tersebut diatas dilaksanakan melalui kegiatan :

Pemetaan kebutuhan (demand) sumber daya manusia sub sektor migas

untuk berbagai kelompok tingkatan kompetensi/jabatan;

Penyusunan/penyempurnaan, penetapan serta pemberlakuan standar

kompetensi kerja Nasional Indonesia (SKKNI) baru di sub sektor migas

sesuai kebutuhan;

Penyusunan/penyempurnaan, penetapan serta pemberlakuan standar

latih/kurikulum dan rekayasa progam diklat baru bedasarkan standar

diklat tersebut(diklat berbasis kompetensi);

Penyelenggaraan pendidikan jenjang Diploma, Diklat berbasis

kompetensi serta diklat khusus bidang migas oleh lembaga diklat

pemerintah/profesi sesuai kebutuhan pengguna baik untuk tenaga kerja

industry maupun aparatur pemerintah;

Modernisasi sarana dan prasarana diklat sesuai perkembangan dan

kebutuhan;

Pengutan lembaga dikat melalui Akreditasi lembaga diklat

pemerintah/pemda dan profesi (yang dikelola perguruan tinggi dan

swasta) oleh komite Akreditasi lembaga Diklat dalam rangka

meningkatan kapasitas daya tamping diklat serta percepatan dalam

mencetak tenaga terampil yang diperlukan;

Perluasan lingkup sertifikasi keterampilan dan penyelenggaraan

sertifikasi keterampilan oleh lembaga sertifikasi ketermpilan/personil

untuk mempercepat peningkatan jumlah tenaga kerja yang tersetifikasi

dengan pengakuan nasional dan internasional;

Pengembangan kerjasama diklat dengan lembaga/institusi dan perguruan

tinggi di dalam dan di luar negeri dalam rangka penguatan kelembagaan

diklat, penyusuna standar diklat, penyelenggaran diklat serta sertifikasi

personil

[Type text]

Page 8: MID 2 Kebijakan Energi

11) Peningkatan kualitas penelitian dan pengembangan di bidang ketenagalistrikan

untuk member kemudahan aksesibilitas masyarakat terhadap energi listrik

diperlukan pengembangan teknologi tepat guna, sehingga dapat meningkatkan

rasio elektrifikasi

12) Untuk mengendalikan business process dan peningkatan pelayanan public

bidang ketenaga listrikan diperlukan institusi pembinaan dan pengawasan untuk

memastikan dilaksanakannya standar pelayanan minimum (SPM) dan norma,

standar, prosedur, dan criteria (NSPK). Langkah-langkah yang diambil adalah

dengan menyusun SPM dan NSPK, audit pelayanan public, monitoring &

evaluasi penerapan SPM/NSPK, counseling & partnering yang ditunjang

peningkatan kompetensi dan sumber daya manusia.4]

Mengembangkan Pemanfaatan Energi Baru dan Terbarukan (EBT).

Pengembangan dan pembangunan Energi Baru dan Terbarukan (EBT) menjadi

perhatian utama pemerintah. Pada tahun 2013 telah diterbitkan Peraturan Menteri

ESDM terkait dengan Feed In Tariff untuk pembangkit listrik berbasis energi baru

terbarukan, yaitu FIT untuk PLT Surya Fotovoltaik (Permen No.17/2013), PLT Sampah

Kota (Permen No.19/2013). 

Selama tahun 2013 secara keseluruhan atau total tambahan pembangkit dari energi

terbarukan 2013 adalah 7,73 MW. Terdiri dari PLTMH (1.458 kW), PLTS terpusat

(5.275 kW), PLTP Biomassa (1.000 kW).  Untuk tahun 2014 tambahan pembangkit

EBT sebesar 74,8 MW berbasis panas bumi, surya terpusat, mikrohidro, biomassa, arus

laut, dan gasifikasi batubara. 

Sedang produksi Biodiesel menjadi 2,54 juta kL, sebesar 58,5 persen masih diekspor.

Diharapkan ekspor akan menurun dengan penerapan mandatori biodiesel. Pada 2014

diharapkan produksi biodiesel mencapai 3,2 juta kL dan bioetanol sebesar 173 ribu kL.

Pada 2014 akan dilaksanakan COD proyek panas bumi pertama hasil dari program

percepatan pembangunan pembangkit listrik tahap II, yaitu PLTP Patuha.5]

Untuk itu perlu dilakukan analisa SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity, Threat)

agar pengembangan EBT dapat terus berjalan. Strenght (kekuatan) atau keuntungan dari

pemanfaatan energi terbarukan antara lain : biaya pembangkitan yang rendah,

kompetitif dibandingkan dengan pembangkit listrik berbahan bakar fosil, biaya 4]Rencana Strategis KESDM 2010-2014

5]esdm.go.id, 21-06-2014

Page 9: MID 2 Kebijakan Energi

pembangkit listrik tenaga terbarukan adalah konstan, terdapat sumber energi yang

konstan sepanjang waktu berselang seperti tenaga angin atau surya, sumber energi

terbarukan karena berasal dari inti bumi dan fluidanya disirkulasikan kembali ke bumi,

pembangkit listrik terbarukan binary cycle tidak menghasilkan polusi dan emisi gas

rumah kaca dan energi terbarukan dihasilkan secara domestik dan mengurangi

ketergantungan terhadap minyak bumi. Selain itu energi terbarukan berpeluang untuk

mendapatkan dana karbon kredit dan dukungan berbagai perundang-undangan terkait

dan kegiatan pemanfaatan energi terbarukan sejalan dengan upaya pelestarian

lingkungan.

Weakness (kelemahan) dari EBT adalah pembangkit listrik energi terbarukan

membutuhkan investasi yang sangat mahal untuk eksplorasi, pengeboran dan

pembangunan pembangkit. Selain itu saat ini harga listrik dari energi terbarukan relatif

belum kompetitif dibandingkan dengan harga listrik dari energi lainnya karena belum

memperhitungkan tambahan biaya eksternal (biaya lingkungan). Dan kelemahan

lainnya adalah energi terbarukan bersifat site specific sehingga pemanfaatnanya bersifat

setempat, tidak dapat diperjual belikan sebagai komoditas sebelum dikonversikan

menjadi energi listrik.

Opportunity (peluang) EBT antara lain : dapat mengurangi penggunaan devisa dari

pemanfaatan energi berbasis fosil, komitmen dunia sesuai dengan Kyoto Protocol untuk

mengurangi emisi CO2, dapat dimanfaatkan pembangkit listrik tenaga EBT untuk

mengurangi emisi yang signifikan hingga tahun 2020.

Threat (ancaman) EBT meliputi masih terbatasnya SDM khusunya di daerah,

investasi di sektor industri energi terbarukan kurang diminati, karena tingkat

pengembalian modal yang rrendah dan tidak pasti, pola pengusahaan energi terbarukan

yang belum bankable, kemungkinan munculnya peraturan-peraturan daerah yang tidak

sinkron dengan keijakan panas bumi, pengembangan EBT adalah bisnis yang sarat akan

dana, dengan investasi terbesar dilakukan sebelum pembangkit beroperasi.

Setelah melihat analisa SWOT diatas dapat dilakukan tindakan-tindakan

sebagai berikut :

1) Perlu segera dibuat neraca sumber daya alam nasional (khususnya energi) sebagai

acuan untuk emmetakan seluruh ragam potensi dan produksi energi nasional di seluruh

wilayah nusantara;

[Type text]

Page 10: MID 2 Kebijakan Energi

2) Perlu segera diercepat pengembangan infrastruktur EBT sesuai dengan roadmap

pencapaian baruan energi 2025;

3) Segera dirumuskan dan ditetapkan pola subsidi energi yang lebih tepat (untuk

BBM dan non-BBM), sehingga EBT memiliki nilai kompetitif;

4) Perlu dikaji ulang mengenai ekspor-impor energi dikaitkan dengan pola kebutuhan

dan penyediaan energi;

5) Perlu didorong partisispasi pemerintah dan masyarakat dalam mengembangkan

EBT sesuai dengan kekhasan lokal, Salah satu contohnya yaitu dnegan mengembangkan

desa mandiri energi. Program Desa Mandiri Energi (DME) yaitu, program penyediaan

energi dengan memanfaatkan potensi energi setempat baik berbasis Bahan Bakar Nabati

(BBN) maupun non-BBN dengan teknologi yang dapat dioperasikan oleh masyarakat

setempat.

Program DME dimaksudkan untuk sebagai entry point dalam kegiatan ekonomi

pedesaan pertama kalinya diluncurkan oleh Presiden RI di Desa Grobogan, Jawa

Tengah pada tahun 2007 dan terus dilanjutkan didesa-desa lainnya. Akhir pada akhir

akhir 2014 nanti ditargetkan terbentuk 3.000 DME. Dalam perkembangannya, Program

DME mulai memanfaatkan teknologi energi baru terbarukan seperti, mikrohidro, angin

dan surya sebagai pembangkit energi alternatif. waktu itu dikenal dengan istilah Desa

Energi Terbarukan. DME merupakan alternatif pemecahan masalah penyediaan energi.

Disamping itu pengembangan Program DME diharapkan dapat mengurangi tingkat

kemiskinan, memperkuat ekonomi nasional dan memperbaiki lingkungan

6) Pengembangan EBT sebaiknya merupakan bagian yang tidak terpisahkan

(Integral) dari berbagai program pembangunan nasional lainnya.;

7) Perlu dipertimbangkan untuk segera mengembangkan energi nuklir yang memilki

berbagai kelebihan diantaranya menghasilkan energi yang sangat besar, tergolong

energi bersih, sustainable dan keamananya terjamin selama sesuai dengan standar

ketentuan yang diharuskan.

4]Rencana Strategis KESDM 2010-2014

5]esdm.go.id, 21-06-2014