Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

110
Pelatihan Perpajakan (Grand Zury Hotel, 15-17 Agustus 2015) Rahmat Kurniawan, SE, MA, Ak, CA

description

Pajak

Transcript of Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

Page 1: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

Pelatihan Perpajakan(Grand Zury Hotel, 15-17 Agustus 2015)

Rahmat Kurniawan, SE, MA, Ak, CA

Page 2: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

Materi Pelatihan Overview Konsep dan Teori Perpajakan

Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan

Pengantar PPh: Subjek, Objek, PengurangPenghasilan Bruto, Perhitungan PPh Terutang

PPh Pasal 21/26

PPh Pemotongan dan Pemungutan: PPh Pasal 4 ayat(2), 22, 23 dan 26

PPh Pasal 24 dan 25

PPh Badan

Overview Konsep dan Teori Perpajakan

Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan

Pengantar PPh: Subjek, Objek, PengurangPenghasilan Bruto, Perhitungan PPh Terutang

PPh Pasal 21/26

PPh Pemotongan dan Pemungutan: PPh Pasal 4 ayat(2), 22, 23 dan 26

PPh Pasal 24 dan 25

PPh Badan

Page 3: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

Overview Konsep danTeori Perpajakan

Overview Konsep danTeori Perpajakan

Page 4: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

Defenisi Pajakkontribusi wajib kepada negara yang terutangoleh orang pribadi atau badan yang bersifatmemaksa berdasarkan undang-undang, dengantidak mendapat imbalan secara langsung dandigunakan untuk keperluan negara bagisebesar-besar kemakmuran rakyat

kontribusi wajib kepada negara yang terutangoleh orang pribadi atau badan yang bersifatmemaksa berdasarkan undang-undang, dengantidak mendapat imbalan secara langsung dandigunakan untuk keperluan negara bagisebesar-besar kemakmuran rakyat

Page 5: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

Unsur-unsur Pokok Pajak1. Pungutan2. Dipungut berdasarkan UU3. Dapat dipaksakan4. Tegen prestasi5. Untuk membiayai pengeluaran umum

pemerintah melalui mekanisme APBN/APBD

1. Pungutan2. Dipungut berdasarkan UU3. Dapat dipaksakan4. Tegen prestasi5. Untuk membiayai pengeluaran umum

pemerintah melalui mekanisme APBN/APBD

Page 6: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

Unsur-unsur Pokok Pajak1. Pungutan2. Dipungut berdasarkan UU3. Dapat dipaksakan4. Tegen prestasi5. Untuk membiayai pengeluaran umum

pemerintah melalui mekanisme APBN/APBD

1. Pungutan2. Dipungut berdasarkan UU3. Dapat dipaksakan4. Tegen prestasi5. Untuk membiayai pengeluaran umum

pemerintah melalui mekanisme APBN/APBD

Page 7: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

Hukum Pajak• Hukum Pajak Material

merupakan hukum pajak yg memuat ketentuan mengenai siapa ygdikenakan pajak, dan siapa-siapa yg dikecualikan dari pengenaanpajak, apa saja yg dikenakan pajak dan berapa yg harus dibayar(SIAPA, APA, BERAPA)

• Hukum Pajak Formalmerupakan hukum pajak yg memuat ketentuan bagaimanamewujudkan hukum pajak material menjadi kenyataan(BAGAIMANA)

• Hukum Pajak Materialmerupakan hukum pajak yg memuat ketentuan mengenai siapa ygdikenakan pajak, dan siapa-siapa yg dikecualikan dari pengenaanpajak, apa saja yg dikenakan pajak dan berapa yg harus dibayar(SIAPA, APA, BERAPA)

• Hukum Pajak Formalmerupakan hukum pajak yg memuat ketentuan bagaimanamewujudkan hukum pajak material menjadi kenyataan(BAGAIMANA)

Page 8: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

Undang-undang Pajak diIndonesia

• UU PPh• UU PPN dan PPnBM• UU PBB• UU BPHTB• UU PDRD• UU Bea Materai• UU KUP• UU PPSP• Pengadilan Pajak

HUKUM PAJAKMATERIAL

• UU PPh• UU PPN dan PPnBM• UU PBB• UU BPHTB• UU PDRD• UU Bea Materai• UU KUP• UU PPSP• Pengadilan Pajak

HUKUM PAJAKFORMAL

Page 9: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

Hirarki Perundang-undangan diIndonesia

• Undang-undang Dasar 1945• Undang-undang• Peraturan Pemerintah• Peraturan Presiden• Peraturan menteri (dalam hal ini Peraturan

Menteri Keuangan)• Peraturan Direktur Jenderal (dalam hal ini

Peraturan Direktur Jenderal Pajak)

• Undang-undang Dasar 1945• Undang-undang• Peraturan Pemerintah• Peraturan Presiden• Peraturan menteri (dalam hal ini Peraturan

Menteri Keuangan)• Peraturan Direktur Jenderal (dalam hal ini

Peraturan Direktur Jenderal Pajak)

Page 10: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

Sanksi Perpajakan1. Sanksi administrasi

– Sanksi denda– Sanksi bunga– Sanksi kenaikan pajak

2. Sanksi pidana– Sanksi denda– Sanksi kurungan/penjara

1. Sanksi administrasi– Sanksi denda– Sanksi bunga– Sanksi kenaikan pajak

2. Sanksi pidana– Sanksi denda– Sanksi kurungan/penjara

Page 11: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

Fungsi Pajak• FUNGSI BUDGETAIR (FUNGSI FISKAL)

Pajak digunakan sebagai alat untuk memasukkan dana secaraoptimal ke kas negara berdasarkan UU yg berlakumerupakan fungsi utama, karena secara historis, fungsi inilah ygpertama kali muncul dalam pemungutan pajak

• FUNGSI REGULERENDPajak dipergunakan pemerintah sbg alat untuk mencapai tujuantertentumerupakan fungsi tambahan, yg dijadikan sbg fungsi pelengkap darifungsi utama pajak

• FUNGSI BUDGETAIR (FUNGSI FISKAL)Pajak digunakan sebagai alat untuk memasukkan dana secaraoptimal ke kas negara berdasarkan UU yg berlakumerupakan fungsi utama, karena secara historis, fungsi inilah ygpertama kali muncul dalam pemungutan pajak

• FUNGSI REGULERENDPajak dipergunakan pemerintah sbg alat untuk mencapai tujuantertentumerupakan fungsi tambahan, yg dijadikan sbg fungsi pelengkap darifungsi utama pajak

Page 12: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

Klasifikasi Pajak• Pajak Langsung dan Pajak Tidak

Langsung• Pajak Subjektif dan Pajak Objektif• Pajak Pusat dan Pajak Daerah

• Pajak Langsung dan Pajak TidakLangsung

• Pajak Subjektif dan Pajak Objektif• Pajak Pusat dan Pajak Daerah

Page 13: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

Pajak Langsung dan Pajak TidakLangsung

Pajak Langsung Pajak Tidak LangsungDibebankan berdasarkan kemampuanmembayar (ability to pay) WP, denganmemperhatikan kondisi WP

Dibebankan tanpa memperhatikankondisi WP

Dibebankan berdasarkan kemampuanmembayar (ability to pay) WP, denganmemperhatikan kondisi WP

Dibebankan tanpa memperhatikankondisi WP

Beban pajak tidak dapat dialihkanBeban pajak dapat dialihkanseluruhya/sebagian kepada pihak lain(forward/backward shifting)

Pada umumnya yg menghitung,menyetorkan dan melaporkan pajak ygterutang adalah WP itu sendiri

Yg memungut, menyetorkan danmelaporkan pajak yg terutang adalahpihak lain (ex: PKP dalam PPN)

Secara administratif, ada periodisasipemungutan pajak Pajak bisa terutang setiap saat

Page 14: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

Pajak Pusat dan Pajak DaerahPajak Subjektifpajak yg pada waktu pengenaannya yg pertama-tamadilihat adalah subjeknya, kemudian baru objeknya (ex:PPh)

Pajak Objektifpajak yg pada waktu pengenaannya yg pertama-tamadiperhatikan adalah objeknya, kemudian baru subjeknya(ex: PPN, PBB)

Pajak Subjektifpajak yg pada waktu pengenaannya yg pertama-tamadilihat adalah subjeknya, kemudian baru objeknya (ex:PPh)

Pajak Objektifpajak yg pada waktu pengenaannya yg pertama-tamadiperhatikan adalah objeknya, kemudian baru subjeknya(ex: PPN, PBB)

Page 15: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

Pajak Pusat dan Pajak DaerahPajak Pusat• Pajak Penghasilan (PPh)• Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas

Barang Mewah (PPN dan PPnBM)• Pajak Bumi dan Bangunan Perkebunan, Pertambangan

dan Kehutanan• Bea Materai

Pajak Daerah• Pajak Propinsi• Pajak kabupaten/Kota

Pajak Pusat• Pajak Penghasilan (PPh)• Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas

Barang Mewah (PPN dan PPnBM)• Pajak Bumi dan Bangunan Perkebunan, Pertambangan

dan Kehutanan• Bea Materai

Pajak Daerah• Pajak Propinsi• Pajak kabupaten/Kota

Page 16: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

Pajak Propinsi• Pajak Kendaraan Bermotor;• Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor;• Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor;• Pajak Air Permukaan; dan• Pajak Rokok

• Pajak Kendaraan Bermotor;• Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor;• Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor;• Pajak Air Permukaan; dan• Pajak Rokok

Page 17: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

Pajak Kabupaten/Kota• Pajak Hotel;• Pajak Restoran;• Pajak Hiburan;• Pajak Reklame;• Pajak Penerangan Jalan;• Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan;• Pajak Parkir;• Pajak Air Tanah;• Pajak Sarang Burung Walet;• Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan; dan• Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan

• Pajak Hotel;• Pajak Restoran;• Pajak Hiburan;• Pajak Reklame;• Pajak Penerangan Jalan;• Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan;• Pajak Parkir;• Pajak Air Tanah;• Pajak Sarang Burung Walet;• Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan; dan• Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan

Page 18: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

Tarif Pajak• Tarif Tetap

tarif yang jumlahnya pajaknya dalam rupiah (dolar) bersifattetap walaupun objek pajaknya jumlahnya berbeda-beda

• Proporsional Taxpresentase tarif yg dikenakan bersifat tetap walaupun jumlahobjek pajaknya berubah-ubah

• Progressive Taxpersentase tarif yang digunakan makin lama makin tinggiapabila objek pajaknya makin lama makin tinggi pula

• Degressive Taxpersentase tarif yg digunakan makin lama makin rendahapabila objek pajaknya makin lama makin tinggi

• Tarif Tetaptarif yang jumlahnya pajaknya dalam rupiah (dolar) bersifattetap walaupun objek pajaknya jumlahnya berbeda-beda

• Proporsional Taxpresentase tarif yg dikenakan bersifat tetap walaupun jumlahobjek pajaknya berubah-ubah

• Progressive Taxpersentase tarif yang digunakan makin lama makin tinggiapabila objek pajaknya makin lama makin tinggi pula

• Degressive Taxpersentase tarif yg digunakan makin lama makin rendahapabila objek pajaknya makin lama makin tinggi

Page 19: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

Yurisdiksi Pemajakan• Status Principle

negara berhak mengenakan pajak kepada orangpribadi/badan yg berdomisili di negara tsb (domicileprinciple) atau karena status kewarganegaraan (citizenprinciple)

• Source Principlenegara berhak mengenakan pajak kepada orangpribadi/badan yang memperoleh penghasilan darinegara tsb

• Status Principlenegara berhak mengenakan pajak kepada orangpribadi/badan yg berdomisili di negara tsb (domicileprinciple) atau karena status kewarganegaraan (citizenprinciple)

• Source Principlenegara berhak mengenakan pajak kepada orangpribadi/badan yang memperoleh penghasilan darinegara tsb

Page 20: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

Teknik Pemungutan Pajak• Self Assessment System• Official Assessment System• Withholding Sistem

• Self Assessment System• Official Assessment System• Withholding Sistem

Page 21: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

Timbulnya Utang Pajak• Menurut Paham Formal

utang pajak timbul karena perbuatan fiskus menerbitkanSKP

• Menurut Paham Materialutang pajak timbul karena terpenuhinya tatbestand, artinyajika ketentuan dalam UU terpenuhi, tanpa harus menunggufiskus menerbitkan SKP, WP harus membayar pajak ygterutang

Jika self assessment & withholding, cocok digunakan pahammaterialJika official assessment, cocok digunakan paham formal

• Menurut Paham Formalutang pajak timbul karena perbuatan fiskus menerbitkanSKP

• Menurut Paham Materialutang pajak timbul karena terpenuhinya tatbestand, artinyajika ketentuan dalam UU terpenuhi, tanpa harus menunggufiskus menerbitkan SKP, WP harus membayar pajak ygterutang

Jika self assessment & withholding, cocok digunakan pahammaterialJika official assessment, cocok digunakan paham formal

Page 22: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

Stelsel Pemungutan Pajak• Stelsel Nyata• Stelsel Fiktif• Stelsel Campuran

• Stelsel Nyata• Stelsel Fiktif• Stelsel Campuran

Page 23: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

Asas Pemungutan Pajak1. Revenue Productivity2. Equity/Equality3. Ease of Administration

Certainty Convenience Efficiency Simplicity

1. Revenue Productivity2. Equity/Equality3. Ease of Administration

Certainty Convenience Efficiency Simplicity

Page 24: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

Ketentuan Umum dan Tata CaraPerpajakan

Ketentuan Umum dan Tata CaraPerpajakan

Page 25: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1
Page 26: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

Mendaftar untuk MemperolehNPWP dan Melaporkan Usahauntuk Dikukuhkan sebagai PKP

Mendaftar untuk MemperolehNPWP dan Melaporkan Usahauntuk Dikukuhkan sebagai PKP

Page 27: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

Defenisi NPWPNomor yang diberikan kepada WP sbg saranadalam administrasi perpajakan yg dipergunakansbg tanda pengenal diri atau identitas WP dalammelaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya(Pasal 1 Angka 6 UU KUP)

NPWP terdiri dari 15 digit (9 digit pertama merupakan kodewajib pajak, dan 6 digit terakhir merupakan kode administrasiperpajakan)

Nomor yang diberikan kepada WP sbg saranadalam administrasi perpajakan yg dipergunakansbg tanda pengenal diri atau identitas WP dalammelaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya(Pasal 1 Angka 6 UU KUP)

NPWP terdiri dari 15 digit (9 digit pertama merupakan kodewajib pajak, dan 6 digit terakhir merupakan kode administrasiperpajakan)

Page 28: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

Kewajiban Mendaftarkan Diri

PersyaratanSubjektif:Memenuhi ketentuanmengenai subjekpajak dalam UU PPh

PersyaratanObjektif:Menerima/memperolehpenghasilan atauDiwajibkan untukmelakukanpemotongan/pemungutansesuai dengan UU PPh

PersyaratanSubjektif:Memenuhi ketentuanmengenai subjekpajak dalam UU PPh

PersyaratanObjektif:Menerima/memperolehpenghasilan atauDiwajibkan untukmelakukanpemotongan/pemungutansesuai dengan UU PPh

Page 29: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1
Page 30: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

Defenisi BadanBadan adalah sekumpulan orang dan/atau modal ygmerupakan kesatuan, baik yang melakukan usahamaupun tidak melakukan usahaPT, CV, PT Tbk, BUMN, BUMD, Firma, Koperasi,Kongsi, Dana Pensiun, Persekutuan, Perkumpulan(asosiasi, persatuan, perhimpunan, ikatan dari pihak-pihak yg mempunyai kepentingan yg sama), Yayasan,Ormas, Orsospol, lembaga, Kontrak Investasi Kolektif,dan BUT

Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal ygmerupakan kesatuan, baik yang melakukan usahamaupun tidak melakukan usahaPT, CV, PT Tbk, BUMN, BUMD, Firma, Koperasi,Kongsi, Dana Pensiun, Persekutuan, Perkumpulan(asosiasi, persatuan, perhimpunan, ikatan dari pihak-pihak yg mempunyai kepentingan yg sama), Yayasan,Ormas, Orsospol, lembaga, Kontrak Investasi Kolektif,dan BUT

Page 31: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

OP - SPDN Bertempat tinggal di Indonesia, Berada di Indonesia lebih dari 183 hari dalam jangka

waktu 12 bulan, atau Dalam suatu tahun pajak berada di Indonesia dan

mempunyai niat untuk bertempat tinggal di Indonesia

Bertempat tinggal di Indonesia, Berada di Indonesia lebih dari 183 hari dalam jangka

waktu 12 bulan, atau Dalam suatu tahun pajak berada di Indonesia dan

mempunyai niat untuk bertempat tinggal di Indonesia

Page 32: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

Badan - SPDNBadan yang didirikan (incorporated) atau bertempatkedudukan (domiciled) di Indonesia, kecuali unittertentu dari badan pemerintah dengan kriteria:– Pembentukannya berdasarkan peraturan perundang-

undangan

– Pembiayaannya bersumber dari APBN atau APBD

– Penerimaannya dimasukkan dalam anggaran pemerintahpusat atau pemerintah daerah

– Pembukuannya diperiksa oleh aparat pengawasanfungsional negara

Badan yang didirikan (incorporated) atau bertempatkedudukan (domiciled) di Indonesia, kecuali unittertentu dari badan pemerintah dengan kriteria:– Pembentukannya berdasarkan peraturan perundang-

undangan

– Pembiayaannya bersumber dari APBN atau APBD

– Penerimaannya dimasukkan dalam anggaran pemerintahpusat atau pemerintah daerah

– Pembukuannya diperiksa oleh aparat pengawasanfungsional negara

Page 33: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

OP dan Badan sebagai SPLN• OP yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, OP yang berada

di Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12bulan, dan badan yang tidak didirikan dan tidak bertempatkedudukan di Indonesia, yang menjalankan usaha ataumelakukan kegiatan melalui BUT di Indonesia; dan

• OP yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, OP yang beradadi Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12bulan, dan badan yang tidak didirikan dan tidak bertempatkedudukan di Indonesia, yang dapat menerima ataumemperoleh penghasilan dari Indonesia tidak dari menjalankanusaha atau melakukan kegiatan melalui BUT di Indonesia

• OP yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, OP yang beradadi Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12bulan, dan badan yang tidak didirikan dan tidak bertempatkedudukan di Indonesia, yang menjalankan usaha ataumelakukan kegiatan melalui BUT di Indonesia; dan

• OP yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, OP yang beradadi Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12bulan, dan badan yang tidak didirikan dan tidak bertempatkedudukan di Indonesia, yang dapat menerima ataumemperoleh penghasilan dari Indonesia tidak dari menjalankanusaha atau melakukan kegiatan melalui BUT di Indonesia

Page 34: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

Defenisi BUTBentuk usaha yang dipergunakan oleh OP yang tidak bertempattinggal di Indonesia, OP yang berada di Indonesia tidak lebih dari183 hari dalam 12 bulan, dan Badan yang tidak didirikan dan tidakbertempat kedudukan di Indonesia untuk menjalankan usaha ataumelakukan kegiatan di Indonesia, dapat berupa:

• Tempat kedudukan manajemen

• Cabang perusahaan

• Kantor perwakilan

• Gedung kantor

• Pabrik

• Bengkel

Bentuk usaha yang dipergunakan oleh OP yang tidak bertempattinggal di Indonesia, OP yang berada di Indonesia tidak lebih dari183 hari dalam 12 bulan, dan Badan yang tidak didirikan dan tidakbertempat kedudukan di Indonesia untuk menjalankan usaha ataumelakukan kegiatan di Indonesia, dapat berupa:

• Tempat kedudukan manajemen

• Cabang perusahaan

• Kantor perwakilan

• Gedung kantor

• Pabrik

• Bengkel

Page 35: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

Defenisi BUT (Lanjutan..)• Gudang

• Ruang utk promosi dan penjualan

• Pertambangan dan penggalian sumber alam,

• Wilayah kerja pertambangan minyak dan gas bumi

• Perikanan, peternakan, pertanian, perkebunan, ataukehutanan

• Proyek konstruksi, instalasi atau perakitan

• Pemberian jasa dalam bentuk apapun oleh pegawai atauorang lain, sepanjang dilakukan lebih dari 60 hari dalamjangka waktu 12 bulan

• Gudang

• Ruang utk promosi dan penjualan

• Pertambangan dan penggalian sumber alam,

• Wilayah kerja pertambangan minyak dan gas bumi

• Perikanan, peternakan, pertanian, perkebunan, ataukehutanan

• Proyek konstruksi, instalasi atau perakitan

• Pemberian jasa dalam bentuk apapun oleh pegawai atauorang lain, sepanjang dilakukan lebih dari 60 hari dalamjangka waktu 12 bulan

Page 36: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

Perlakuan Pajak atas SPDNSPDN dikenakan PPh atas Penghasilan yang diterimaatau diperoleh baik dari Indonesia maupun dari luarnegeri

(Worldwide income / asas domisili)

SPDN dikenakan PPh atas Penghasilan yang diterimaatau diperoleh baik dari Indonesia maupun dari luarnegeri

(Worldwide income / asas domisili)

Page 37: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

Perlakuan Pajak atas SPLNSPLN hanya dikenakan PPh atas Ph yang diterimaatau diperoleh dari Indonesia baik melalui BUT maupuntanpa BUT di Indonesia

(asas sumber)

SPLN hanya dikenakan PPh atas Ph yang diterimaatau diperoleh dari Indonesia baik melalui BUT maupuntanpa BUT di Indonesia

(asas sumber)

Page 38: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

Perlakuan Pajak atas BUTMerupakan SPLN yang perlakuan administrasiperpajakannya dipersamakan dengan Badan sebagaiSPDN

Bagi negara yang mempunyai tax treaty (PersetujuanPenghindaran Pajak Berganda – P3B) denganIndonesia, pengertian BUT (PermanentEstablishment) tunduk pada masing-masing P3Btersebut)

Merupakan SPLN yang perlakuan administrasiperpajakannya dipersamakan dengan Badan sebagaiSPDN

Bagi negara yang mempunyai tax treaty (PersetujuanPenghindaran Pajak Berganda – P3B) denganIndonesia, pengertian BUT (PermanentEstablishment) tunduk pada masing-masing P3Btersebut)

Page 39: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

Perbedaan Perlakuan antara SPDNdengan SPLN

WPDN WPLN

Dikenakan pajak berdasarkan asasdomisili

Dikenakan pajak berdasarkan asassumber

Dikenakan pajak berdasarkanpenghasilan neto dengan tarif umum

Pada umumnya dikenakan pajakberdasarkan penghasilan brutodengan tarif sepadan, kecuali WPLNtsb menjalankan usaha melalui BUTdi Indonesia, maka BUT tsb dikenakanpajak atas penghasilan yangdiperoleh di Indonesia yang perlakuanpajaknya sama seperti WPDN (selainBUT).

Dikenakan pajak berdasarkanpenghasilan neto dengan tarif umum

Pada umumnya dikenakan pajakberdasarkan penghasilan brutodengan tarif sepadan, kecuali WPLNtsb menjalankan usaha melalui BUTdi Indonesia, maka BUT tsb dikenakanpajak atas penghasilan yangdiperoleh di Indonesia yang perlakuanpajaknya sama seperti WPDN (selainBUT).

Wajib menyampaikan SPT sebagaisarana untuk menetapkan pajak yangterutang dalam suatu tahun pajak

Tidak wajib menyampaikan SPT,karena kewajiban pajaknya dipenuhimelalui pemotongan pajak yangbersifat final, keculai BUT

Page 40: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

Perbedaan Subjek Pajak denganWajib Pajak

Subjek Pajak masih bersifat potensi, sementara wajib pajakmerupakan subjek pajak yang telah memenuhi kriteria sebagaiwajib pajak

Misalnya:

• OP sebagai WNI menjadi subjek pajak sejak lahir, baru akanmenjadi wajib pajak apabila telah memiliki penghasilan yangmemenuhi kriteria sebagai objek pajak yang dipajaki

• OP sebagai WNA menjadi subjek pajak sejak beradapertama kali di Indonesia , baru akan menjadi wajib pajakapabila telah memiliki penghasilan yang memenuhi kriteriasebagai objek pajak yang dipajaki

Subjek Pajak masih bersifat potensi, sementara wajib pajakmerupakan subjek pajak yang telah memenuhi kriteria sebagaiwajib pajak

Misalnya:

• OP sebagai WNI menjadi subjek pajak sejak lahir, baru akanmenjadi wajib pajak apabila telah memiliki penghasilan yangmemenuhi kriteria sebagai objek pajak yang dipajaki

• OP sebagai WNA menjadi subjek pajak sejak beradapertama kali di Indonesia , baru akan menjadi wajib pajakapabila telah memiliki penghasilan yang memenuhi kriteriasebagai objek pajak yang dipajaki

Page 41: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

Defenisi Wajib PajakWajib Pajak adalah Orang Pribadi atau Badan yangmeliputi pembayar pajak, pemotong pajak, danpemungut pajak yang mempunyai hak dankewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan perpajakan(Pasal 1 angka 2 UU KUP)

Terdapat WP yang hanya sebagai pemotong/pemungutpajak yaitu Bendaharawan Pemerintah baik pusatmaupun daerah yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan

Wajib Pajak adalah Orang Pribadi atau Badan yangmeliputi pembayar pajak, pemotong pajak, danpemungut pajak yang mempunyai hak dankewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan perpajakan(Pasal 1 angka 2 UU KUP)

Terdapat WP yang hanya sebagai pemotong/pemungutpajak yaitu Bendaharawan Pemerintah baik pusatmaupun daerah yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan

Page 42: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

Kapan Subjek Pajak menjadi WajibPajak?

1. OP sebagai SPDN apabila: Melaksanakan usaha atau pekerjaan bebas menjadi wajib

pajak pada saat usahanya mulai dijalankan atau pekerjaanbebas nyata-nyata mulai dilakukan

Tidak melaksanakan usaha atau pekerjaan bebas menjadiwajib pajak pada saat pengasilannya disetahunkan telahmelebihi PTKP (untuk yang belum melebihi PTKP bolehmendaftarkan diri)

2. Badan sebagai SPDN menjadi wajib pajak pada saat berdiri3. SPLN yang memenuhi kriteria BUT menjadi wajib pajak pada saat

BUT tersebut berada di Indonesia4. SPLN yang tidak memenuhi kriteria BUT menjadi wajib pajak pada

saat menerima atau memperoleh penghasilan dari Indonesia

1. OP sebagai SPDN apabila: Melaksanakan usaha atau pekerjaan bebas menjadi wajib

pajak pada saat usahanya mulai dijalankan atau pekerjaanbebas nyata-nyata mulai dilakukan

Tidak melaksanakan usaha atau pekerjaan bebas menjadiwajib pajak pada saat pengasilannya disetahunkan telahmelebihi PTKP (untuk yang belum melebihi PTKP bolehmendaftarkan diri)

2. Badan sebagai SPDN menjadi wajib pajak pada saat berdiri3. SPLN yang memenuhi kriteria BUT menjadi wajib pajak pada saat

BUT tersebut berada di Indonesia4. SPLN yang tidak memenuhi kriteria BUT menjadi wajib pajak pada

saat menerima atau memperoleh penghasilan dari Indonesia

Page 43: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

Kapan Subjek Pajak menjadi WajibPajak?

Apabila OP dan Badan sebagai SPDN, dan SPLN BUTmemenuhi kriteria sebagai wajib pajak, maka merekawajib mendaftarkan diri ke Direktorat Jenderal Pajakuntuk memperoleh NPWP

Apabila OP dan Badan sebagai SPDN, dan SPLN BUTmemenuhi kriteria sebagai wajib pajak, maka merekawajib mendaftarkan diri ke Direktorat Jenderal Pajakuntuk memperoleh NPWP

Page 44: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

Kapan mendaftar...?1. OP sebagai SPDN apabila:

Melaksanakan usaha atau pekerjaan bebas: Paling lambat 1bulan sejak usahanya berjalan

Tidak melaksanakan usaha atau pekerjaan bebas: Palinglambat akhir masa pajak berikutnya

2. Badan sebagai SPDN: Paling lambat 1 bulan sejak berdiri

1. OP sebagai SPDN apabila:

Melaksanakan usaha atau pekerjaan bebas: Paling lambat 1bulan sejak usahanya berjalan

Tidak melaksanakan usaha atau pekerjaan bebas: Palinglambat akhir masa pajak berikutnya

2. Badan sebagai SPDN: Paling lambat 1 bulan sejak berdiri

Page 45: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

Dimana mendaftar...?KPP yg wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal (orangpribadi), tempat kedudukan (badan) dan tempat kegiatanusaha WP ybs menurut keadaan sebenarnya (tdak harussesuai dengan dokumen formal)

Contoh:

Wajib Pajak Orang Pribadi memiliki KTP di Surabaya, tetapi padasaat ini berdomisili di Bekasi. Dalam hal ini Wajib Pajakmendaftarkan NPWP di KPP Pratama di mana Wajib Pajak tersebutberdomisili (KPP Pratama Bekasi), dan alamat yang diisi padaformulir adalah alamat Bekasi. SKT, NPWP dan/atau SPPKP dicetakoleh KPP Bekasi

KPP yg wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal (orangpribadi), tempat kedudukan (badan) dan tempat kegiatanusaha WP ybs menurut keadaan sebenarnya (tdak harussesuai dengan dokumen formal)

Contoh:

Wajib Pajak Orang Pribadi memiliki KTP di Surabaya, tetapi padasaat ini berdomisili di Bekasi. Dalam hal ini Wajib Pajakmendaftarkan NPWP di KPP Pratama di mana Wajib Pajak tersebutberdomisili (KPP Pratama Bekasi), dan alamat yang diisi padaformulir adalah alamat Bekasi. SKT, NPWP dan/atau SPPKP dicetakoleh KPP Bekasi

Page 46: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

PTKP (2012) Rp 15.840.000 utk WP yang bersangkutan

Rp 1.320.000 tambahan utk WP yang kawin

Rp 15.840.000 tambahan untuk seorang istri yangpenghasilannya digabung dengan penghasilan suami

Rp 1.320.000 tambahan untuk setiap anggota keluargasedarah dan keluarga semenda dalam garis keturunanlurus (orang tua, mertua, anak kandung), serta anakangkat yg menjadi tanggungan sepenuhnya (tidak punyapenghasilan dan biaya hidupnya ditanggung WP),maksimal 3 orang

Rp 15.840.000 utk WP yang bersangkutan

Rp 1.320.000 tambahan utk WP yang kawin

Rp 15.840.000 tambahan untuk seorang istri yangpenghasilannya digabung dengan penghasilan suami

Rp 1.320.000 tambahan untuk setiap anggota keluargasedarah dan keluarga semenda dalam garis keturunanlurus (orang tua, mertua, anak kandung), serta anakangkat yg menjadi tanggungan sepenuhnya (tidak punyapenghasilan dan biaya hidupnya ditanggung WP),maksimal 3 orang

Page 47: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

PTKP (2013 dan 2014) Rp 24.300.000 utk WP yang bersangkutan

Rp 2.025.000 tambahan utk WP yang kawin

Rp 24.300.000 tambahan untuk seorang istri yangpenghasilannya digabung dengan penghasilan suami

Rp 2.025.000 tambahan untuk setiap anggota keluargasedarah dan keluarga semenda dalam garis keturunanlurus (orang tua, mertua, anak kandung), serta anakangkat yg menjadi tanggungan sepenuhnya (tidak punyapenghasilan dan biaya hidupnya ditanggung WP),maksimal 3 orang

Rp 24.300.000 utk WP yang bersangkutan

Rp 2.025.000 tambahan utk WP yang kawin

Rp 24.300.000 tambahan untuk seorang istri yangpenghasilannya digabung dengan penghasilan suami

Rp 2.025.000 tambahan untuk setiap anggota keluargasedarah dan keluarga semenda dalam garis keturunanlurus (orang tua, mertua, anak kandung), serta anakangkat yg menjadi tanggungan sepenuhnya (tidak punyapenghasilan dan biaya hidupnya ditanggung WP),maksimal 3 orang

Page 48: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

PTKP (2015) Rp 36.000.000 utk WP yang bersangkutan

Rp 3.000.000 tambahan utk WP yang kawin

Rp 36.000.000 tambahan untuk seorang istri yangpenghasilannya digabung dengan penghasilan suami

Rp 3.000.000 tambahan untuk setiap anggota keluargasedarah dan keluarga semenda dalam garis keturunanlurus (orang tua, mertua, anak kandung), serta anakangkat yg menjadi tanggungan sepenuhnya (tidak punyapenghasilan dan biaya hidupnya ditanggung WP),maksimal 3 orang

Rp 36.000.000 utk WP yang bersangkutan

Rp 3.000.000 tambahan utk WP yang kawin

Rp 36.000.000 tambahan untuk seorang istri yangpenghasilannya digabung dengan penghasilan suami

Rp 3.000.000 tambahan untuk setiap anggota keluargasedarah dan keluarga semenda dalam garis keturunanlurus (orang tua, mertua, anak kandung), serta anakangkat yg menjadi tanggungan sepenuhnya (tidak punyapenghasilan dan biaya hidupnya ditanggung WP),maksimal 3 orang

Page 49: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

Ketentuan Penerapan PTKP

PTKP berlaku berdasarkan status awal tahun

Page 50: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

Status OP sebagai SPDN

StatusWPOP DN Keterangan

TK/…. Tidak kawin ditambah banyaknya tanggungan

K/…. Kawin ditambah banyaknya tanggungan

K/I/….kawin, tambahan untuk isteri (hanya seorang) yang Ph nyadigabung dgn Ph suami, ditambah banyaknya tanggungan

PHWP kawin yg secara tertulis melakukan perjanjian pemisahanharta dan Ph

HB/….WP kawin yg telah hidup berpisah ditambah banyaknyatanggungan

Page 51: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

Wanita Kawina) Wanita kawin yang hidup terpisah (putusan pengadilan atau

dikehendaki secara tertulis berdasarkan perjanjian pemisahanpenghasilan dan harta) wajib ber NPWP sendiri

b) Wanita kawin yang tidak hidup terpisah mempunyai pilihansebagai berikut:

• Dapat mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP atasnama sendiri

• Dapat mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP melaluimekanisme NPWP anggota keluarga (NPWP isteridianggap cabang dari NPWP suami)

• Tidak perlu mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWPsendiri dan ikut NPWP suami

a) Wanita kawin yang hidup terpisah (putusan pengadilan ataudikehendaki secara tertulis berdasarkan perjanjian pemisahanpenghasilan dan harta) wajib ber NPWP sendiri

b) Wanita kawin yang tidak hidup terpisah mempunyai pilihansebagai berikut:

• Dapat mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP atasnama sendiri

• Dapat mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP melaluimekanisme NPWP anggota keluarga (NPWP isteridianggap cabang dari NPWP suami)

• Tidak perlu mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWPsendiri dan ikut NPWP suami

Page 52: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

Contoh Penerapan PTKPBudi (bekerja pada PT Sentosa) menikah dengan Dini(bekerja pada PT Sahabat) pada tanggal 1 Agustus 2013.mereka tidak mempunyai perjanjian pisah harta, sehinggapenghasilan Dini digabung dengan penghasilan Budi.pertengahan Juli 2014 lahir sepasang anak kembar.

Hitung berapa PTKP Budi dan Dini masing-masing padatahun 2013, 2014 dan 2015 untuk tujuan pemotongan PPhPasal 21 oleh perusahaan masing-masing? Dan tujuanperhitungan PPh terutang di akhir tahun?

Budi (bekerja pada PT Sentosa) menikah dengan Dini(bekerja pada PT Sahabat) pada tanggal 1 Agustus 2013.mereka tidak mempunyai perjanjian pisah harta, sehinggapenghasilan Dini digabung dengan penghasilan Budi.pertengahan Juli 2014 lahir sepasang anak kembar.

Hitung berapa PTKP Budi dan Dini masing-masing padatahun 2013, 2014 dan 2015 untuk tujuan pemotongan PPhPasal 21 oleh perusahaan masing-masing? Dan tujuanperhitungan PPh terutang di akhir tahun?

Page 53: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

Pengusaha Kena PajakPengusaha adalah:orang pribadi/badan dalam bentuk apapun yang dalam kegiatanusaha atau pekerjaannya menghasilkan barang, mengimpor barang,mengekspor barang, melakukan usaha perdagangan, memanfaatkanbarang tidak berwujud dari luar daerah pabean, melakukan usahajasa, memanfaatkan jasa dari luar daerah pabean

Pengusaha Kena Pajak (PKP)setiap WP sebagai pengusaha yang melakukan penyerahan BKPdan/atau JKP dan dikenai pajak berdasarkan UU PPN 1984 danperubahannya harus melaporkan kegiatan usahanya untukdikukuhkan sebagai PKP, kecuali pengusaha kecil yangperedaran brutonya dalam suatu bulan dalam suatu tahun pajakbelum melebihi Rp 4,8 Milyar

Pengusaha adalah:orang pribadi/badan dalam bentuk apapun yang dalam kegiatanusaha atau pekerjaannya menghasilkan barang, mengimpor barang,mengekspor barang, melakukan usaha perdagangan, memanfaatkanbarang tidak berwujud dari luar daerah pabean, melakukan usahajasa, memanfaatkan jasa dari luar daerah pabean

Pengusaha Kena Pajak (PKP)setiap WP sebagai pengusaha yang melakukan penyerahan BKPdan/atau JKP dan dikenai pajak berdasarkan UU PPN 1984 danperubahannya harus melaporkan kegiatan usahanya untukdikukuhkan sebagai PKP, kecuali pengusaha kecil yangperedaran brutonya dalam suatu bulan dalam suatu tahun pajakbelum melebihi Rp 4,8 Milyar

Page 54: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

Barang yang tidak Dikenai PPN(non BKP)

• barang hasil pertambangan atau hasil pengeboran yangdiambil langsung dari sumbernya;

• barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan olehrakyat banyak;

• makanan dan minuman yang disajikan di hotel, restoran,rumah makan, warung, dan sejenisnya, meliputi makanandan minuman baik yang dikonsumsi di tempat maupuntidak, termasuk makanan dan minuman yang diserahkanoleh usaha jasa boga atau katering; dan

• uang, emas batangan, dan surat berharga.

• barang hasil pertambangan atau hasil pengeboran yangdiambil langsung dari sumbernya;

• barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan olehrakyat banyak;

• makanan dan minuman yang disajikan di hotel, restoran,rumah makan, warung, dan sejenisnya, meliputi makanandan minuman baik yang dikonsumsi di tempat maupuntidak, termasuk makanan dan minuman yang diserahkanoleh usaha jasa boga atau katering; dan

• uang, emas batangan, dan surat berharga.

Page 55: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

Jasa yang tidak Dikenai PPN(non JKP)

• jasa pelayanan kesehatan medik;

• jasa pelayanan sosial;

• jasa pengiriman surat dengan perangko;

• jasa keuangan;

• jasa asuransi;

• jasa keagamaan;

• jasa pendidikan;

• jasa kesenian dan hiburan;

• jasa penyiaran yang tidak bersifat iklan;

• jasa pelayanan kesehatan medik;

• jasa pelayanan sosial;

• jasa pengiriman surat dengan perangko;

• jasa keuangan;

• jasa asuransi;

• jasa keagamaan;

• jasa pendidikan;

• jasa kesenian dan hiburan;

• jasa penyiaran yang tidak bersifat iklan;

Page 56: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

Jasa yang tidak Dikenai PPN(non JKP) Lanjutan...

• jasa penyiaran yang tidak bersifat iklan;• jasa angkutan umum di darat dan di air serta jasa angkutan udara

dalam negeri yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan darijasa angkutan udara luar negeri;

• jasa tenaga kerja;• jasa perhotelan;• jasa yang disediakan oleh pemerintah dalam rangka menjalankan

pemerintahan secara umum;• Jasa penyediaan tempat parkir;• Jasa telepon umum dengan menggunakan uang logam;• Jasa pengiriman uang dengan wesel pos; dan• Jasa boga atau katering

• jasa penyiaran yang tidak bersifat iklan;• jasa angkutan umum di darat dan di air serta jasa angkutan udara

dalam negeri yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan darijasa angkutan udara luar negeri;

• jasa tenaga kerja;• jasa perhotelan;• jasa yang disediakan oleh pemerintah dalam rangka menjalankan

pemerintahan secara umum;• Jasa penyediaan tempat parkir;• Jasa telepon umum dengan menggunakan uang logam;• Jasa pengiriman uang dengan wesel pos; dan• Jasa boga atau katering

Page 57: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

Kapan wajib melaporkan usahauntuk dikukuhkan sebagai PKP..?

WP OP yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas dan WPbadan wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKPsebelum melakukan penyerahan BKP dan atau JKP bagi yangmemenuhi ketentuan sebagai PKP

WP sebagai Pengusaha kecil sebagaimana dimaksud UU PPN danPPnBM, yang:

– Memilih sebagai PKP, wajib mengajukan pernyataan tertulis untukdikukuhkan sebagai PKP.

– Tidak memilih sebagai PKP tetapi sampai dengan suatu masapajak dalam suatu tahun buku seluruh nilai peredaran bruto telahmelampaui batasan yang ditentukan sebagai Pengusaha Kecil(4,8 Milyar), wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkansebagai PKP paling lambat akhir masa pajak berikutnya.

WP OP yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas dan WPbadan wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKPsebelum melakukan penyerahan BKP dan atau JKP bagi yangmemenuhi ketentuan sebagai PKP

WP sebagai Pengusaha kecil sebagaimana dimaksud UU PPN danPPnBM, yang:

– Memilih sebagai PKP, wajib mengajukan pernyataan tertulis untukdikukuhkan sebagai PKP.

– Tidak memilih sebagai PKP tetapi sampai dengan suatu masapajak dalam suatu tahun buku seluruh nilai peredaran bruto telahmelampaui batasan yang ditentukan sebagai Pengusaha Kecil(4,8 Milyar), wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkansebagai PKP paling lambat akhir masa pajak berikutnya.

Page 58: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

Pendaftaran NPWP dan PengukuhanPKP secara Jabatan

Terhadap WP atau PKP yang telah memenuhi syarat, tapitidak memenuhi kewajiban untuk mendaftarkan diri dan/ataumelaporkan usahanya dapat diterbitkan NPWP dan/ataupengukuhan PKP secara Jabatan oleh DJP

Kewajiban perpajakan bagi WP/PKP ini dimulai saat WPmemenuhi persyaratan subjektif dan objektif dihitungmundur ke belakang paling lama 5 tahun

Terhadap WP atau PKP yang telah memenuhi syarat, tapitidak memenuhi kewajiban untuk mendaftarkan diri dan/ataumelaporkan usahanya dapat diterbitkan NPWP dan/ataupengukuhan PKP secara Jabatan oleh DJP

Kewajiban perpajakan bagi WP/PKP ini dimulai saat WPmemenuhi persyaratan subjektif dan objektif dihitungmundur ke belakang paling lama 5 tahun

Page 59: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

Penghapusan NPWP danPencabutan Pengukuhan PKP

Dapat diajukan karena sudah tidak memenuhi persyaratan subjektif danobjektif:• Meninggal dunia• Badan bubar/likuidasi• Wanita yg sebelumnya memiliki NPWP lalu menikah tanpa membuat

perjanjian pemisahan harta• BUT keluar dari Indonesia• PKP pindah ke wilayah kerja KPP lain• PKP yg tidak memenuhi syarat lagi sbg PKP (peredaran bruto

setahun 600 juta)

Penghapusan NPWP tidak menghilangkan kewajiban perpajakan yangharus dilakukan oleh WP

Dapat diajukan karena sudah tidak memenuhi persyaratan subjektif danobjektif:• Meninggal dunia• Badan bubar/likuidasi• Wanita yg sebelumnya memiliki NPWP lalu menikah tanpa membuat

perjanjian pemisahan harta• BUT keluar dari Indonesia• PKP pindah ke wilayah kerja KPP lain• PKP yg tidak memenuhi syarat lagi sbg PKP (peredaran bruto

setahun 600 juta)

Penghapusan NPWP tidak menghilangkan kewajiban perpajakan yangharus dilakukan oleh WP

Page 60: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

Pembukuan dan PencatatanPembukuan dan Pencatatan

Page 61: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

Kewajiban pembukuan atau Pencatatan(Pasal 28 UU KUP dan Pasal 14 UU PPh)

1. Semua WP Badan dan BUT wajib menyelenggarakanpembukuan

2. WP OP yang melaksanakan kegiatan usaha atau pekerjaanbebas yang peredaran brutonya dalam satu tahun minimalRp 4,8 Miliar wajib menyelenggarakan pembukuan

3. WP OP yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaanbebas yang peredaran brutonya dalam satu tahun kurangdari Rp 4,8 Miliar wajib menyelenggarakan pencatatan

4. WP OP yang tidak melakukan kegiatan usaha ataupekerjaan bebas wajib menyelenggarakan pencatatan

1. Semua WP Badan dan BUT wajib menyelenggarakanpembukuan

2. WP OP yang melaksanakan kegiatan usaha atau pekerjaanbebas yang peredaran brutonya dalam satu tahun minimalRp 4,8 Miliar wajib menyelenggarakan pembukuan

3. WP OP yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaanbebas yang peredaran brutonya dalam satu tahun kurangdari Rp 4,8 Miliar wajib menyelenggarakan pencatatan

4. WP OP yang tidak melakukan kegiatan usaha ataupekerjaan bebas wajib menyelenggarakan pencatatan

Page 62: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

Pengertian Pembukuan(Pasal 1 Angka 29 UU KUP)

Pembukuan adalah suatu proses pencatatan ygdilakukan secara teratur untuk mengumpulkan datadan informasi keuangan yg meliputi harta,kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, sertajumlah harga perolehan dan penyerahan barangatau jasa, yg ditutup dengan menyusun laporankeuangan berupa neraca dan laporan laba rugiuntuk periode tahun pajak tsb

Pembukuan adalah suatu proses pencatatan ygdilakukan secara teratur untuk mengumpulkan datadan informasi keuangan yg meliputi harta,kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, sertajumlah harga perolehan dan penyerahan barangatau jasa, yg ditutup dengan menyusun laporankeuangan berupa neraca dan laporan laba rugiuntuk periode tahun pajak tsb

Page 63: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

Pengertian Pencatatan(Pasal 28 ayat 9 UU KUP)

Pencatatan, terdiri atas data yang dikumpulkansecara teratur (ledgerless-bookkeeping) tentangperedaran atau penerimaan bruto dan/ataupenghasilan bruto sebagai dasar untukmenghitung jumlah pajak yang terutang, termasukpenghasilan yang bukan objek pajak dan/atauyang dikenakan pajak final

Pencatatan, terdiri atas data yang dikumpulkansecara teratur (ledgerless-bookkeeping) tentangperedaran atau penerimaan bruto dan/ataupenghasilan bruto sebagai dasar untukmenghitung jumlah pajak yang terutang, termasukpenghasilan yang bukan objek pajak dan/atauyang dikenakan pajak final

Page 64: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

Konsekuensi Pencatatan: Tidak memperhatikan realitas bisnis, selalu

memberikan hasil usaha positif (laba) Tidak mungkin mendapatkan fasilitas kompensasi

kerugian Dari segi finansial, mengganggu arus kas WPKeunggulan Pencatatan:Mudah secara administrasi

Konsekuensi Pencatatan: Tidak memperhatikan realitas bisnis, selalu

memberikan hasil usaha positif (laba) Tidak mungkin mendapatkan fasilitas kompensasi

kerugian Dari segi finansial, mengganggu arus kas WPKeunggulan Pencatatan:Mudah secara administrasi

Page 65: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

Kompensasi Kerugian

Kerugian tahun-tahun yang lalu dapat dikompensasikanmaksimal selama 5 tahun yang akan datang (Pasal 6 ayat2 UU PPh), Contoh:

PT Sahabat pada tahun 2009 menderita kerugian fiskal sebesar Rp1,2 Milyar. Dalam 5 (lima) tahun berikutnya, Laba/rugi fiskal PTSahabat adalah sebagai berikut:2010: laba Rp 200 Juta2011: rugi Rp 300 Juta2012: nihil2013: laba Rp 100 Juta2014: laba Rp 800 JutaKompensasikan kerugian th 2009 tsb…

Kerugian tahun-tahun yang lalu dapat dikompensasikanmaksimal selama 5 tahun yang akan datang (Pasal 6 ayat2 UU PPh), Contoh:

PT Sahabat pada tahun 2009 menderita kerugian fiskal sebesar Rp1,2 Milyar. Dalam 5 (lima) tahun berikutnya, Laba/rugi fiskal PTSahabat adalah sebagai berikut:2010: laba Rp 200 Juta2011: rugi Rp 300 Juta2012: nihil2013: laba Rp 100 Juta2014: laba Rp 800 JutaKompensasikan kerugian th 2009 tsb…

Page 66: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

Konsep Dasar PenyelenggaraanPembukuan (Lanjutan...)

Pembukuan atau pencatatan harusdiselenggarakan dengan itikad baik danmencerminkan keadaan atau kegiatan usaha yangsebenarnya

Prinsip Itikad Baik: tuntutan moral spiritual

Sejalan dengan self assessment system (3M)

Pembukuan atau pencatatan harusdiselenggarakan dengan itikad baik danmencerminkan keadaan atau kegiatan usaha yangsebenarnya

Prinsip Itikad Baik: tuntutan moral spiritual

Sejalan dengan self assessment system (3M)

Page 67: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

Konsep Dasar PenyelenggaraanPembukuan (Lanjutan...)

• Pembukuan atau pencatatan harus diselenggarakan diIndonesia dengan menggunakan huruf Latin, angkaArab, satuan mata uang Rupiah, dan disusun dalambahasa Indonesia atau dalam bahasa asing (Inggris)dan mata uang asing (US $) dengan izin Menkeu

• Pembukuan diselenggarakan dengan prinsip taat asasdan dengan stelsel akrual atau stelsel kas

• Pembukuan atau pencatatan harus diselenggarakan diIndonesia dengan menggunakan huruf Latin, angkaArab, satuan mata uang Rupiah, dan disusun dalambahasa Indonesia atau dalam bahasa asing (Inggris)dan mata uang asing (US $) dengan izin Menkeu

• Pembukuan diselenggarakan dengan prinsip taat asasdan dengan stelsel akrual atau stelsel kas

Page 68: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

Konsep Dasar PenyelenggaraanPembukuan (Lanjutan...)

• Perubahan terhadap metode pembukuan dan/atautahun buku harus mendapat persetujuan dari DirjenPajak

• Pembukuan atau pencatatan dan dokumen yangmenjadi dasarnya serta dokumen lain termasuk hasilpengolahan data dari pembukuan yang dikelolasecara elektronik atau secara program aplikasi onlinewajib disimpan selama 10 tahun di Indonesia

• Perubahan terhadap metode pembukuan dan/atautahun buku harus mendapat persetujuan dari DirjenPajak

• Pembukuan atau pencatatan dan dokumen yangmenjadi dasarnya serta dokumen lain termasuk hasilpengolahan data dari pembukuan yang dikelolasecara elektronik atau secara program aplikasi onlinewajib disimpan selama 10 tahun di Indonesia

Page 69: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

Konsep Dasar PenyelenggaraanPembukuan (Lanjutan...)

• pembukuan harus diselenggarakan dengan cara atausistem yang lazim dipakai di Indonesia (StandarAkuntansi Keuangan), kecuali peraturan perundang-undangan perpajakan menentukan lain

• pembukuan harus diselenggarakan dengan cara atausistem yang lazim dipakai di Indonesia (StandarAkuntansi Keuangan), kecuali peraturan perundang-undangan perpajakan menentukan lain

Page 70: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

Konsep Dasar PenyelenggaraanPembukuan (Lanjutan...)

• Untuk menghindari kompleksitas penyelenggaraanpembukuan, ketentuan pajak tidak mengatur secararinci tentang teknik dan proses penyelenggaraanpembukuan

• Ketentuan perpajakan hanya memintapenyelenggaraan pembukuan dengan perangkat yangminimal (de minimus rules), sedangkan maksimalnyadiserahkan sepenuhnya kepada Asosiasi ProfesiAkuntan (IAI)

• Untuk menghindari kompleksitas penyelenggaraanpembukuan, ketentuan pajak tidak mengatur secararinci tentang teknik dan proses penyelenggaraanpembukuan

• Ketentuan perpajakan hanya memintapenyelenggaraan pembukuan dengan perangkat yangminimal (de minimus rules), sedangkan maksimalnyadiserahkan sepenuhnya kepada Asosiasi ProfesiAkuntan (IAI)

Page 71: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

Penyetoran dan PelaporanPajak

Penyetoran dan PelaporanPajak

Page 72: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

Tempat Pembayaran

• Pembayaran dan penyetoran pajak dilakukan diKantor Pos atau bank BUMN/BUMD yang ditunjukoleh Menteri Keuangan

• Dirjen Pajak tidak dibenarkan menerima setoranPajak dari WP

• Pembayaran dan penyetoran pajak dilakukan diKantor Pos atau bank BUMN/BUMD yang ditunjukoleh Menteri Keuangan

• Dirjen Pajak tidak dibenarkan menerima setoranPajak dari WP

Page 73: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

Sarana Pembayaran

Wajib pajak mengisi Surat Setoran Pajak (SSP)sebanyak 4 (empat) rangkap dengan distribusi:• Lembar 1: untuk arsip WP• Lembar 2: untuk KPPN• Lembar 3: untuk dilaporkan oleh WP ke KPP• Lembar 4: untuk arsip kantor penerima pembayaran

Wajib pajak mengisi Surat Setoran Pajak (SSP)sebanyak 4 (empat) rangkap dengan distribusi:• Lembar 1: untuk arsip WP• Lembar 2: untuk KPPN• Lembar 3: untuk dilaporkan oleh WP ke KPP• Lembar 4: untuk arsip kantor penerima pembayaran

Page 74: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

Prinsip Pengisian SSP

• Satu formulir SSP hanya dapat digunakan untukpembayaran satu jenis pajak dan untuk satu Masa Pajakatau satu Tahun Pajak/SKP/STP dengan menggunakansatu Kode Akun Pajak dan satu Kode Jenis Setoran

• SSP dinyatakan sah apabila telah divalidasi denganNTPN

• Kode Akun Pajak (enam digit angka) dan Kodes JenisSetoran (tiga digit angka) jangan sampai salah

• Apabila terjadi kesalahan dapat melakukanpemindahbukuan (Pbk)

• Satu formulir SSP hanya dapat digunakan untukpembayaran satu jenis pajak dan untuk satu Masa Pajakatau satu Tahun Pajak/SKP/STP dengan menggunakansatu Kode Akun Pajak dan satu Kode Jenis Setoran

• SSP dinyatakan sah apabila telah divalidasi denganNTPN

• Kode Akun Pajak (enam digit angka) dan Kodes JenisSetoran (tiga digit angka) jangan sampai salah

• Apabila terjadi kesalahan dapat melakukanpemindahbukuan (Pbk)

Page 75: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

KAP dan KJS

Kode Jenis Setoran Jenis Setoran

100 Masa PPh Pasal 23

101 PPh Pasal 23 atas Deviden

Kode Akun Pajak: 411124 (PPh Pasal 23)

101 PPh Pasal 23 atas Deviden

102 PPh Pasal 23 atas Bunga

103 PPh Pasal 23 atas Royalti

104 PPh Pasal 23 atas Jasa

*) selain deviden, bunga, royalti dan jasa

Page 76: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

KAP dan KJS

Kode Jenis Setoran Jenis Setoran

100 Masa PPh Pasal 26

101 PPh Pasal 26 atas Deviden

Kode Akun Pajak: 411127 (PPh Pasal 26)

101 PPh Pasal 26 atas Deviden

102 PPh Pasal 26 atas Bunga

103 PPh Pasal 26 atas Royalti

104 PPh Pasal 26 atas Jasa

105 PPh Pasal 26 atas Laba setelah PajakBUT

*) selain deviden, bunga, royalti, jasa dan laba setelah pajak BUT

Page 77: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

KAP dan KJSKode Jenis Setoran Jenis Setoran

401 PPh Final Pasal 4 ayat (2) atas Diskonto/Bunga obligasi dan SuratUtang Negara

402 PPh Final Pasal 4 ayat (2) atas Pengalihan Hak atas Tanah dan/atauBangunan

403 PPh Final Pasal 4 ayat (2) atas Persewaan Tanah dan/atau Bangunan

Kode Akun Pajak: 411128 (PPh Final)

403 PPh Final Pasal 4 ayat (2) atas Persewaan Tanah dan/atau Bangunan

404 PPh Final Pasal 4 ayat (2) atas Bunga Deposito/Tabungan, Jasa Girodan Diskonto SBI

405 PPh Final Pasal 4 ayat (2) atas Hadiah Undian

406 PPh Final Pasal 4 ayat (2) atas Transaksi Saham, Obligasi dan SekuritasLainnya di Bursa

407 PPh Final Pasal 4 ayat (2) atas Penjualan Saham Pendiri

408 PPh Final Pasal 4 ayat (2) atas Penjualan Saham Milik PerusahaanModal Ventura

409 PPh Final Pasal 4 ayat (2) atas Jasa Konstruksi

Page 78: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

KAP dan KJSKode Jenis Setoran Jenis Setoran

410 PPh Final Pasal 15 atas Jasa Pelayaran Dalam Negeri

411 PPh Final Pasal 15 atas Jasa Pelayaran dan/atau Penerbangan LuarNegeri

413 PPh Final Pasal 15 atas Penghasilan Perwakilan Dagang Luar Negeri

414 PPh Final Pasal 15 atas Pola Bagi Hasil

Kode Akun Pajak: 411128 (PPh Final)

414 PPh Final Pasal 15 atas Pola Bagi Hasil

415 PPh Final Pasal 15 atas Kerjasama Bentuk BOT

416 PPh Final 19 atas Revaluasi Aktiva Tetap

417 PPh Final Pasal 4 ayat (2) atas Bunga Simpanan Anggota Koperasi yangDibayarkan kepada Orang Pribadi

418 PPh Final Pasal 4 ayat (2) atas Penghasilan dari Transaksi Derivatifyang Diperdagangkan di Bursa

419 PPh Final Pasal 17 ayat (2c) atas Penghasilan Berupa Deviden

420 PPh Final Pasal 4 ayat (2) atas Penghasilan yang Diterima dari Usahayang Diterima atau Diperoleh WP yang Memiliki

499 PPh Final Lainnya

Page 79: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

KAP dan KJSKode Jenis Setoran Jenis Setoran

100 Masa PPh Pasal 21

Kode Akun Pajak: 411121 (PPh Pasal 21)

Kode Jenis Setoran Jenis Setoran

Kode Akun Pajak: 411125 (PPh Orang Pribadi)Kode Jenis Setoran Jenis Setoran

100 Masa PPh Pasal 25 Orang Pribadi

200 Tahunan PPh Orang Pribadi

Kode Jenis Setoran Jenis Setoran

100 Masa PPh Pasal 25 Badan

200 Tahunan PPh Badan

Kode Akun Pajak: 411126 (PPh Badan)

Page 80: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

Mengangsur/Menunda Pembayaran

• WP dapat mengajukan pengangsuran/penundaanpembayaran apabila mengalami kesulitan likuiditasdiluar kekuasaannya sehingga WP tidak mampumemenuhi kewajiban pada waktunya

• Permohonan diajukan secara tertulis paling lama 9 harikerja sebelum jatuh tempo pembayaran, disertai denganalasan dan bukti yang mendukung permohonan denganmencantumkan jumlah utang pajak yangpermohonannya dimohonkan untuk diangsur/ditunda,masa angsuran/jangka waktu penundaan dan besarnyaangsuran

• WP dapat mengajukan pengangsuran/penundaanpembayaran apabila mengalami kesulitan likuiditasdiluar kekuasaannya sehingga WP tidak mampumemenuhi kewajiban pada waktunya

• Permohonan diajukan secara tertulis paling lama 9 harikerja sebelum jatuh tempo pembayaran, disertai denganalasan dan bukti yang mendukung permohonan denganmencantumkan jumlah utang pajak yangpermohonannya dimohonkan untuk diangsur/ditunda,masa angsuran/jangka waktu penundaan dan besarnyaangsuran

Page 81: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

Mengangsur/Menunda Pembayaran(Lanj...)

• WP harus memberikan jaminan yang dapat berupa garansi bank,surat/dokumen bukti kepemilikan barang bergerak,penanggungan utang oleh pihak ketiga, sertifikat tanah atausertifikat deposito

• Wajib Pajak yang mengajukan permohonan pengangsuranpembayaran pajak setelah melampaui batas waktu (telahmelebihi 9 hari kerja sebelum jatu tempo) harus memberikanjaminan berupa garansi bank sebesar utang pajak yang dapatdicairkan sesuai dengan jangka waktu pengangsuran

• Direktur Jenderal Pajak menerbitkan keputusan dalam jangkawaktu 7 (tujuh) hari kerja

• Pengangsuran/penundaan dapat diberikan untuk jangka palinglama 12 bulan

• WP harus memberikan jaminan yang dapat berupa garansi bank,surat/dokumen bukti kepemilikan barang bergerak,penanggungan utang oleh pihak ketiga, sertifikat tanah atausertifikat deposito

• Wajib Pajak yang mengajukan permohonan pengangsuranpembayaran pajak setelah melampaui batas waktu (telahmelebihi 9 hari kerja sebelum jatu tempo) harus memberikanjaminan berupa garansi bank sebesar utang pajak yang dapatdicairkan sesuai dengan jangka waktu pengangsuran

• Direktur Jenderal Pajak menerbitkan keputusan dalam jangkawaktu 7 (tujuh) hari kerja

• Pengangsuran/penundaan dapat diberikan untuk jangka palinglama 12 bulan

Page 82: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

Mekanisme Penyetoran PPh1. Penyetoran sendiri oleh WP yang bersangkutan

a) Angsuran Pajak dalam tahun berjalan (PPh Pasal 25)

b) Pelunasan Pajak setelah tahun pajak berakhir (PPh Pasal 29)

2. Penyetoran melalui pemotongan/pemungutan oleh pihak ketiga

a) Penghasilan yang bersifat final

Untuk Orang Pribadi: PPh Pasal 21, 22, 23,

Untuk Badan: PPh Pasal 22, 23

a) Penghasilan yang bersifat tidak final (PPh Pasal 4 ayat (2))

3. Penyetoran di luar negeri untuk SPDN yang memperolehpenghasilan dari luar negeri, yang nanti dapat dikreditkan di dalamnegeri (PPh Pasal 24)

1. Penyetoran sendiri oleh WP yang bersangkutan

a) Angsuran Pajak dalam tahun berjalan (PPh Pasal 25)

b) Pelunasan Pajak setelah tahun pajak berakhir (PPh Pasal 29)

2. Penyetoran melalui pemotongan/pemungutan oleh pihak ketiga

a) Penghasilan yang bersifat final

Untuk Orang Pribadi: PPh Pasal 21, 22, 23,

Untuk Badan: PPh Pasal 22, 23

a) Penghasilan yang bersifat tidak final (PPh Pasal 4 ayat (2))

3. Penyetoran di luar negeri untuk SPDN yang memperolehpenghasilan dari luar negeri, yang nanti dapat dikreditkan di dalamnegeri (PPh Pasal 24)

Page 83: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

Mekanisme Penyetoran PPh (Lanj...)

Contoh perhitungan PPh setelah tahun pajak berakhir untuk WPBadan:Penghasilan Kena Pajak / Laba Kena Pajak/ Penghasilan Neto 1.000.000.000

Tarif %Tarif %

PPh Terutang 250.000.000

Kredit Pajak:

- PPh Pasal 22 40.000.000

- PPh Pasal 23 20.000.000

- PPh Pasal 24 10.000.000

- PPh Pasal 25 160.000.000

Jumlah Kredit Pajak 230.000.000

PPh KB (PPh Pasal 29) 20.000.000

Page 84: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

Mekanisme Penyetoran PPNPPN Keluaran:untuk setiap PPN yang dipungut oleh pihak lain sehubungandengan pembelian BKP/JKP

xxx

PPN Masukan:Untuk setiap PPN yang kita pungut dari konsumen untuk setiappenyerahan BKP/JKP

xxxPPN Masukan:Untuk setiap PPN yang kita pungut dari konsumen untuk setiappenyerahan BKP/JKP

KB / LB / Nihil Xxx

Page 85: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

DefenisiSurat Pemberitahuan (SPT)

Merupakan sarana bagi WP untuk melaporkan hal-hal yg berkaitan dgn kewajiban perpajakan

Prinsip Pengisian SPT:

SPT harus diisi dengan benar, lengkap dan jelas dalambahasa Indonesia, menggunakan huruf latin dan angkaarab, satuan mata uang rupiah dan menandatanganiserta menyampaikannya ke KPP atau tempat lain ygditetapkan oleh DJP

Merupakan sarana bagi WP untuk melaporkan hal-hal yg berkaitan dgn kewajiban perpajakan

Prinsip Pengisian SPT:

SPT harus diisi dengan benar, lengkap dan jelas dalambahasa Indonesia, menggunakan huruf latin dan angkaarab, satuan mata uang rupiah dan menandatanganiserta menyampaikannya ke KPP atau tempat lain ygditetapkan oleh DJP

Page 86: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

Prinsip Pengisian SPT

• Benarperhitungan, penerapan ketentuan perpajakan,penulisan, sesuai keadaan sebenarnya

• Lengkapmemuat semua unsur-unsur yg berkaitan dgn objekpajak dan unsur lain yg harus dilaporkan (SPT Indukbeserta lampirannya merupakan satu kesatuan)

• Jelasmelaporkan asal-usul atau sumber objek pajak danunsur lain

• Benarperhitungan, penerapan ketentuan perpajakan,penulisan, sesuai keadaan sebenarnya

• Lengkapmemuat semua unsur-unsur yg berkaitan dgn objekpajak dan unsur lain yg harus dilaporkan (SPT Indukbeserta lampirannya merupakan satu kesatuan)

• Jelasmelaporkan asal-usul atau sumber objek pajak danunsur lain

Page 87: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

Jenis SPT

1. SPT Masa (Bulanan)

a. SPT Masa PPh

SPT Masa PPh Pasal 21/26 (Formulir 1721)

SPT Masa PPh Pasal 22

SPT Masa PPh Pasal 23

SPT Masa PPh Pasal 25

b. SPT Masa PPN (Formulir 1111)

2. SPT Tahunan

a. SPT Tahunan Orang Pribadi (Formulir 1770, 1770 S, 1770 SS)

b. SPT Tahunan Badan (Formulir 1771)

1. SPT Masa (Bulanan)

a. SPT Masa PPh

SPT Masa PPh Pasal 21/26 (Formulir 1721)

SPT Masa PPh Pasal 22

SPT Masa PPh Pasal 23

SPT Masa PPh Pasal 25

b. SPT Masa PPN (Formulir 1111)

2. SPT Tahunan

a. SPT Tahunan Orang Pribadi (Formulir 1770, 1770 S, 1770 SS)

b. SPT Tahunan Badan (Formulir 1771)

Page 88: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

Bentuk SPT1. Hard Copy

formulir dapat diambil di KPP, KP4, KP2KP, Kanwil dan KantorPusat DJP, Pojok Pajak, Mobil Pajak atau bisa didownload diwebsite DJP

2. Soft Copy (e-SPT)

software dapat didownload di website DJP

jenis pajak yang sudah menggunakan e-SPT:

• PPN, untuk PKP yang menerbitkan atau menerima lebih dari 25Faktur Pajak dalam 1 Masa Pajak

• PPh Pasal 21, untuk pemberi kerja yang melakukan pemotonganPPh Pasal 21 lebih dari 20 pegawai tetap dalam 1 Masa Pajak

1. Hard Copy

formulir dapat diambil di KPP, KP4, KP2KP, Kanwil dan KantorPusat DJP, Pojok Pajak, Mobil Pajak atau bisa didownload diwebsite DJP

2. Soft Copy (e-SPT)

software dapat didownload di website DJP

jenis pajak yang sudah menggunakan e-SPT:

• PPN, untuk PKP yang menerbitkan atau menerima lebih dari 25Faktur Pajak dalam 1 Masa Pajak

• PPh Pasal 21, untuk pemberi kerja yang melakukan pemotonganPPh Pasal 21 lebih dari 20 pegawai tetap dalam 1 Masa Pajak

Page 89: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

Tempat Penyampaian SPT

1. Disampaikan secara langsung ke KPP, Pojok Pajakatau Mobil Pajak terdekat

2. Kantor Pos dengan bukti pengiriman3. E-filling melalui website DJP

1. Disampaikan secara langsung ke KPP, Pojok Pajakatau Mobil Pajak terdekat

2. Kantor Pos dengan bukti pengiriman3. E-filling melalui website DJP

Page 90: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

Jangka Waktu Penyetoran danPenyampaian SPT Tahunan

1. SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Badan Batas waktu penyetoran:

sebelum penyampaian SPT Tahunan

Batas waktu penyampaian SPT:

akhir bulan ke 4 Tahun Pajak berikutnya (akhir April)

2. SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi Batas waktu penyetoran:

sebelum penyampaian SPT Tahunan

Batas waktu penyampaian SPT:

akhir bulan ke 3 Tahun Pajak berikutnya (akhir Maret)

1. SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Badan Batas waktu penyetoran:

sebelum penyampaian SPT Tahunan

Batas waktu penyampaian SPT:

akhir bulan ke 4 Tahun Pajak berikutnya (akhir April)

2. SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi Batas waktu penyetoran:

sebelum penyampaian SPT Tahunan

Batas waktu penyampaian SPT:

akhir bulan ke 3 Tahun Pajak berikutnya (akhir Maret)

Page 91: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

Jangka Waktu Penyetoran dan PenyampaianSPT Masa

No Jenis Pajak Batas Pembayaran

(Selambat-lambatnya)Batas Waktu Penyampaian SPT

(Selambat-lambatnya)

1 PPh Pasal 4 ayat (2) yangdipotong oleh PemotongPajak

tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnyasetelah Masa Pajak berakhir

tanggal 20 (sepuluh) bulan berikutnyasetelah Masa Pajak berakhir

2 PPh Pasal 4 ayat (2) yangharus dibayar sendiri

tanggal 15 (lima belas) bulan berikutnyasetelah Masa Pajak berakhir

Tanggal 20 (sepuluh) bulan berikutnyasetelah Masa Pajak berakhir

3 PPh Pasal 21 yangdipotong oleh PemotongPPh

tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnyasetelah Masa Pajak berakhir

Tanggal 20 (sepuluh) bulan berikutnyasetelah Masa Pajak berakhir.

PPh Pasal 21 yangdipotong oleh PemotongPPh

tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnyasetelah Masa Pajak berakhir

Tanggal 20 (sepuluh) bulan berikutnyasetelah Masa Pajak berakhir.

4 PPh Pasal 23 dan PPhPasal 26

tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnyasetelah Masa Pajak berakhir.

Tanggal 20 (sepuluh) bulan berikutnyasetelah Masa Pajak berakhir.

5 PPh Pasal 25 tanggal 15 (lima belas) bulan berikutnyasetelah Masa Pajak berakhir.

Tanggal 20 (sepuluh) bulan berikutnyasetelah Masa Pajak berakhir.

6 PPN atau PPn dan PPnBM yngterutang dalam satu MasaPajak,

Akhir Masa Pajak berikutnya sebelumpenyampaian SPT Masa

Akhir Masa Pajak berikutnya

7 STP, SKPKB dan SKPKBT, SKpebetulan, SK keberatan,Putusan banding yangmengakibatkan pajak yangharus dibayar bertambah

Dibayar lunas paling lambat 1 (satu) bulan sejaktanggal diterbitkan

Page 92: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

Penelitian SPT Tahunan

• Dalam jangka waktu 2 bulan sejak diterima (kecuali SPTLB paling lama 14 hari) fiskus melakukan penelitiankelengkapan SPT dan apabila SPT dinyatakan tidaklengkap maka diterbitkan Surat Permintaan KelengkapanSPT Tahunan kepada WP

• WP wajib memenuhi permintaan di atas, dalam jk waktu 30hari , apabila tidak terpenuhi maka SPT dianggap tidakdisampaikan

• KPP akan mengirim Surat Pemberitahuan jika SPTdianggap tidak disampaikan

• Dalam jangka waktu 2 bulan sejak diterima (kecuali SPTLB paling lama 14 hari) fiskus melakukan penelitiankelengkapan SPT dan apabila SPT dinyatakan tidaklengkap maka diterbitkan Surat Permintaan KelengkapanSPT Tahunan kepada WP

• WP wajib memenuhi permintaan di atas, dalam jk waktu 30hari , apabila tidak terpenuhi maka SPT dianggap tidakdisampaikan

• KPP akan mengirim Surat Pemberitahuan jika SPTdianggap tidak disampaikan

Page 93: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

Perpanjangan Jangka WaktuPenyampaian SPT Tahunan

• Karena luasnya kegiatan usaha, masalah teknispenyusunan laporan keuangan atau sebab lainnya, WPdapat memperpanjang penyampaian SPT Tahunan PPh

• WP harus menyampaikan pemberitahuan tertulis/elektronikkepada Dirjen Pajak sebelum batas waktu penyampaianSPT Tahunan berakhir dengan melampiri perhitungansementara pajak terutang, laporan keuangan sementaradan SSP jika terdapat pajak kurang bayar

• Perpanjangan penyampaian SPT Tahunan dapat diajukanuntuk jangka waktu paling lama 2 bulan sejak batas waktupenyampaian SPT berakhir

• Karena luasnya kegiatan usaha, masalah teknispenyusunan laporan keuangan atau sebab lainnya, WPdapat memperpanjang penyampaian SPT Tahunan PPh

• WP harus menyampaikan pemberitahuan tertulis/elektronikkepada Dirjen Pajak sebelum batas waktu penyampaianSPT Tahunan berakhir dengan melampiri perhitungansementara pajak terutang, laporan keuangan sementaradan SSP jika terdapat pajak kurang bayar

• Perpanjangan penyampaian SPT Tahunan dapat diajukanuntuk jangka waktu paling lama 2 bulan sejak batas waktupenyampaian SPT berakhir

Page 94: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

Pembetulan SPT• Sebelum DJP menyampaikan Surat Pemberitahuan Hasil Verifikasi,

penyampaian Surat Pemberitahuan Pemeriksaan, ataupenyampaian Pemeriksaan Bukti Permulaan, WP dapatmenyampaikan pembetulan SPT

• Untuk SPT yang menyatakan rugi atau lebih bayar, pembetulanharus disampaikan paling lama 2 tahun sebelum daluarsapenetapan

• Untuk WP yang menerima SKP, SK Keberatan, SK Pembetulan,Putusan Banding atau Putusan PK, yang menyatakan rugi fiskalyang berbeda dengan rugi fiskal yang telah dikompensasikan dalamSPT Tahunan yang akan dibetulkan tersebut, WP dapatmenyampaikan pembetulan dalam jangka waktu 3 bulan setelahmenerima SKP, SK Keberatan, SK Pembetulan, Putusan Bandingatau Putusan PK

• Sebelum DJP menyampaikan Surat Pemberitahuan Hasil Verifikasi,penyampaian Surat Pemberitahuan Pemeriksaan, ataupenyampaian Pemeriksaan Bukti Permulaan, WP dapatmenyampaikan pembetulan SPT

• Untuk SPT yang menyatakan rugi atau lebih bayar, pembetulanharus disampaikan paling lama 2 tahun sebelum daluarsapenetapan

• Untuk WP yang menerima SKP, SK Keberatan, SK Pembetulan,Putusan Banding atau Putusan PK, yang menyatakan rugi fiskalyang berbeda dengan rugi fiskal yang telah dikompensasikan dalamSPT Tahunan yang akan dibetulkan tersebut, WP dapatmenyampaikan pembetulan dalam jangka waktu 3 bulan setelahmenerima SKP, SK Keberatan, SK Pembetulan, Putusan Bandingatau Putusan PK

Page 95: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

Sanksi Denda

Tidak/terlambat menyampaikan SPT tahunan PPh Badan:Rp 1.000.000

Tidak/terlambat menyampaikan SPT tahunan PPh OrangPribadi: Rp 100.000

Tidak/terlambat menyampaikan SPT Masa PPN: Rp500.000

Tidak/terlambat menyampaikan SPT Masa PPh: Rp100.000

Tidak/terlambat menyampaikan SPT tahunan PPh Badan:Rp 1.000.000

Tidak/terlambat menyampaikan SPT tahunan PPh OrangPribadi: Rp 100.000

Tidak/terlambat menyampaikan SPT Masa PPN: Rp500.000

Tidak/terlambat menyampaikan SPT Masa PPh: Rp100.000

Page 96: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

Sanksi Bunga

Terlambat melakukan penyetoran atas pajak kurang bayarpada SPT Tahunan PPh:Dikenakan bunga 2% per bulan atas jumlah pajak yg kurangdibayar, dihitung sejak saat penyampaian SPT berakhirsampai tanggal pembayaran, dan bagian dari bulan dihitung1 bulan penuh

Terlambat melakukan penyetoran atas pajak kurang bayarpada SPT Masa PPh dan PPN:Dikenakan bunga 2% per bulan atas jumlah pajak yg kurangdibayar, dihitung sejak saat jatuh tempo pembayaran sdtanggal pembayaran, dan bagian dari bulan dihitung 1 bulanpenuh

Terlambat melakukan penyetoran atas pajak kurang bayarpada SPT Tahunan PPh:Dikenakan bunga 2% per bulan atas jumlah pajak yg kurangdibayar, dihitung sejak saat penyampaian SPT berakhirsampai tanggal pembayaran, dan bagian dari bulan dihitung1 bulan penuh

Terlambat melakukan penyetoran atas pajak kurang bayarpada SPT Masa PPh dan PPN:Dikenakan bunga 2% per bulan atas jumlah pajak yg kurangdibayar, dihitung sejak saat jatuh tempo pembayaran sdtanggal pembayaran, dan bagian dari bulan dihitung 1 bulanpenuh

Page 97: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

Sanksi Bunga (Lanj...)

• Atas penundaan penyampaian SPT dikenai bunga 2% perbulan yg dihitung dari saat berakhirnya batas waktupenyampaian SPT tahunan sampai dgn tgl dibayarkannyakekurangan pembayaran tsb. Bagian bulan dihitung satubulan

• Atas mengangsur/menunda pembayaran, dikenai bunga 2%per bulan dari jumlah pajak yang masih harus dibayar,ygdihitung dari tgl jatuh tempo sampai dgn tgl diterbitkannyaSTP

• Atas pembetulan SPT dalam 2 tahun, dikenai bunga 2% perbulan dari jumlah pajak yg kurang dibayar, dihitung sejakjatuh tempo pembayaran s.d tanggal pembayaran

• Atas penundaan penyampaian SPT dikenai bunga 2% perbulan yg dihitung dari saat berakhirnya batas waktupenyampaian SPT tahunan sampai dgn tgl dibayarkannyakekurangan pembayaran tsb. Bagian bulan dihitung satubulan

• Atas mengangsur/menunda pembayaran, dikenai bunga 2%per bulan dari jumlah pajak yang masih harus dibayar,ygdihitung dari tgl jatuh tempo sampai dgn tgl diterbitkannyaSTP

• Atas pembetulan SPT dalam 2 tahun, dikenai bunga 2% perbulan dari jumlah pajak yg kurang dibayar, dihitung sejakjatuh tempo pembayaran s.d tanggal pembayaran

Page 98: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

Sanksi Kenaikan Pajak

• SPT Tahunan terlambat dimasukkan berdasarkansurat teguran, dikeluarkan SKP, sanksi berupakenaikan sebesar 50% dari jumlah pajak ygkurang/tidak bayar, untuk PPh 21 dan PPN sanksikenaikan sebesar 100%

• Pengungkapan ketidakbenaran pengisian SPT setelahlewat 2 tahun sebelum diterbitkannya SKP, dikenaisanksi kenaikan 50% dari pajak yang kurang dibayar

• SPT Tahunan terlambat dimasukkan berdasarkansurat teguran, dikeluarkan SKP, sanksi berupakenaikan sebesar 50% dari jumlah pajak ygkurang/tidak bayar, untuk PPh 21 dan PPN sanksikenaikan sebesar 100%

• Pengungkapan ketidakbenaran pengisian SPT setelahlewat 2 tahun sebelum diterbitkannya SKP, dikenaisanksi kenaikan 50% dari pajak yang kurang dibayar

Page 99: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

Contoh Perhitungan Sanksi (Lanj...) PT Sejahtrera menyampaikan SPT Tahunan PPh Badan Tahun

Pajak 2011 pada tanggal 20 Juni 2012. berdasarkan perhitunganyang dilakukan, terdapat kekurangbayaran pajak tahun pajak 2011tersebut sebesar Rp 100 juta. Kurang bayar tersebut telah disetorpada hari yang sama sebelum penyampaian SPT Tahunan.Apakah yang dilakukan PT Sejahtera ini tepat? Jika tidak apakonsekuensinya?

Tuan Danu adalah seorang pengusaha. Dia menyampaikan SPTTahunan PPh Tahun Pajak 2010 pada tanggal 5 September 2011.adapun perhitungan pajak tahun 2010 tersebut menghasilkanKurang Bayar Rp 20.000.000, dan telah disetorkan pada tanggal29 Agustus 2011. apakah yang dilakukan oleh Tuan Danu initepat? Jika tidak apa dan berapa sanksinya?

PT Sejahtrera menyampaikan SPT Tahunan PPh Badan TahunPajak 2011 pada tanggal 20 Juni 2012. berdasarkan perhitunganyang dilakukan, terdapat kekurangbayaran pajak tahun pajak 2011tersebut sebesar Rp 100 juta. Kurang bayar tersebut telah disetorpada hari yang sama sebelum penyampaian SPT Tahunan.Apakah yang dilakukan PT Sejahtera ini tepat? Jika tidak apakonsekuensinya?

Tuan Danu adalah seorang pengusaha. Dia menyampaikan SPTTahunan PPh Tahun Pajak 2010 pada tanggal 5 September 2011.adapun perhitungan pajak tahun 2010 tersebut menghasilkanKurang Bayar Rp 20.000.000, dan telah disetorkan pada tanggal29 Agustus 2011. apakah yang dilakukan oleh Tuan Danu initepat? Jika tidak apa dan berapa sanksinya?

Page 100: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

Contoh Perhitungan Sanksi (Lanj...)Sutan Pamenan, seorang pengusaha restoran, menyampaikanSPT Tahunan PPh Orang Pribadi untuk tahun pajak 2013 padatanggal 1 Juni 2014. Informasi Penghasilan Kena Pajak yangdisampaikan pada SPT Tahunan adalah Rp 600.000.000. Pajak-pajak yang telah dibayar selama tahun berjalan yang disampaikanyaitu: PPh Pasal 21 sebesar Rp 20.000.000, PPh Pasal 22 sebesarRp 10.000.000, PPh Pasal 23 Rp 5.000.000, PPh Pasal 4 ayat (2)RP 10.000.000 dan PPh Pasal 25 Rp 85.000.000.kekurangbayaran pajak setelah perhitungan akhir tahun telahdisetor 2 (dua) hari sebelum penyampaian SPT Tahunan

Sutan Pamenan, seorang pengusaha restoran, menyampaikanSPT Tahunan PPh Orang Pribadi untuk tahun pajak 2013 padatanggal 1 Juni 2014. Informasi Penghasilan Kena Pajak yangdisampaikan pada SPT Tahunan adalah Rp 600.000.000. Pajak-pajak yang telah dibayar selama tahun berjalan yang disampaikanyaitu: PPh Pasal 21 sebesar Rp 20.000.000, PPh Pasal 22 sebesarRp 10.000.000, PPh Pasal 23 Rp 5.000.000, PPh Pasal 4 ayat (2)RP 10.000.000 dan PPh Pasal 25 Rp 85.000.000.kekurangbayaran pajak setelah perhitungan akhir tahun telahdisetor 2 (dua) hari sebelum penyampaian SPT Tahunan

Page 101: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

Contoh Perhitungan Sanksi (Lanj...)PT Andalas menyampaikan SPT Tahunan PPh Badan Tahun pajak 2013pada tanggal 1 Juli 2014 dengan informasi sebagai berikut:Laba Kena Pajak Rp 12.000.000.000PPh yang telah dibayar selama tahun berjalan:• PPh Pasal 22: 150.000.000• PPh Pasal 23: Rp 250.000.000• PPh Pasal 4 ayat (2) : 200.000.000• PPh Pasal 25: Rp 2.300.000.000Kekurangbayaran telah disetorkan satu hari sebelum penyampaian SPTTahunan PPh BadanAnalisis apakah yang dilakukan oleh PT Andalas tepat atau tidak? Jikatidak apa konsekuensinya?

PT Andalas menyampaikan SPT Tahunan PPh Badan Tahun pajak 2013pada tanggal 1 Juli 2014 dengan informasi sebagai berikut:Laba Kena Pajak Rp 12.000.000.000PPh yang telah dibayar selama tahun berjalan:• PPh Pasal 22: 150.000.000• PPh Pasal 23: Rp 250.000.000• PPh Pasal 4 ayat (2) : 200.000.000• PPh Pasal 25: Rp 2.300.000.000Kekurangbayaran telah disetorkan satu hari sebelum penyampaian SPTTahunan PPh BadanAnalisis apakah yang dilakukan oleh PT Andalas tepat atau tidak? Jikatidak apa konsekuensinya?

Page 102: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

Contoh Perhitungan Sanksi (Lanj...) PT Sinar menyampaikan SPT Masa PPh Pasal 25 untuk Masa

April, Mei dan Juni 2012 Sekaligus pada Tanggal 18 Juli 2012.cicilan pajak yang harus dibayar untuk masing-masing Masaadalah Rp 10 Juta, dan telah disetorkan ke kas negara padatanggal 18 juli itu juga. Apakah yang dilakukan oleh PT Sinar initepat? Jika tidak apa dan berapa sanksinya?

PT Minang Indah menyampaikan SPT Masa PPN untuk masaApril 2014 pada tanggal 20 Juni 2014. Pada bulan tersebut,perusahaan melakukan penjualan barang kena pajak sebesarRp 200.000.000, sementara pembelian barang kena pajak Rp180.000.000. kekurangbayaran telah disetorkan pada hari yangsama.

PT Sinar menyampaikan SPT Masa PPh Pasal 25 untuk MasaApril, Mei dan Juni 2012 Sekaligus pada Tanggal 18 Juli 2012.cicilan pajak yang harus dibayar untuk masing-masing Masaadalah Rp 10 Juta, dan telah disetorkan ke kas negara padatanggal 18 juli itu juga. Apakah yang dilakukan oleh PT Sinar initepat? Jika tidak apa dan berapa sanksinya?

PT Minang Indah menyampaikan SPT Masa PPN untuk masaApril 2014 pada tanggal 20 Juni 2014. Pada bulan tersebut,perusahaan melakukan penjualan barang kena pajak sebesarRp 200.000.000, sementara pembelian barang kena pajak Rp180.000.000. kekurangbayaran telah disetorkan pada hari yangsama.

Page 103: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

Tindakan Pengawasan Fiskus1. Penelitian pajak2. Pemeriksaan pajak3. Pemeriksaan bukti permulaan4. Penyidikan pajak

1. Penelitian pajak2. Pemeriksaan pajak3. Pemeriksaan bukti permulaan4. Penyidikan pajak

Page 104: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

Defenisi Penelitian PajakPenelitian pajak merupakan serangkaian kegiatanyang dilakukan untuk menilai kelengkapan pengisiansurat pemberitahuan dan lampiran-lampirannya,termasuk penilaian tentang kebenaran penulisandan perhitungannya

Penelitian pajak merupakan serangkaian kegiatanyang dilakukan untuk menilai kelengkapan pengisiansurat pemberitahuan dan lampiran-lampirannya,termasuk penilaian tentang kebenaran penulisandan perhitungannya

Page 105: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

Defenisi Pemeriksaan PajakPemeriksaan pajak merupakan serangkaian kegiatanmenghimpun dan mengolah data, keterangan dan/ataubukti yang dilaksanakan secara objektif dan profesionalberdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk mengujikepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan/atauuntuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuanperundang-undangan perpajakan

Pemeriksaan pajak merupakan serangkaian kegiatanmenghimpun dan mengolah data, keterangan dan/ataubukti yang dilaksanakan secara objektif dan profesionalberdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk mengujikepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan/atauuntuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuanperundang-undangan perpajakan

Page 106: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

Defenisi Pemeriksaan BuktiPermulaan

Pemeriksaan Bukti Permulaan adalah pemeriksaan yangdilakukan untuk mendapatkan bukti permulaan tentangadanya dugaan telah terjadi tindak pidana di bidangperpajakan

Bukti Permulaan adalahkeadaan, perbuatan, dan/atau bukti berupa keterangan,tulisan, atau benda yang dapat memberikan petunjukadanya dugaan kuat bahwa sedang atau telah terjadisuatu tindak pidana di bidang perpajakan yang dilakukanoleh siapa saja yang dapat menimbulkan kerugian padapendapatan negara

Pemeriksaan Bukti Permulaan adalah pemeriksaan yangdilakukan untuk mendapatkan bukti permulaan tentangadanya dugaan telah terjadi tindak pidana di bidangperpajakan

Bukti Permulaan adalahkeadaan, perbuatan, dan/atau bukti berupa keterangan,tulisan, atau benda yang dapat memberikan petunjukadanya dugaan kuat bahwa sedang atau telah terjadisuatu tindak pidana di bidang perpajakan yang dilakukanoleh siapa saja yang dapat menimbulkan kerugian padapendapatan negara

Page 107: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

Defenisi Penyidikan PajakMerupakan serangkaian tindakan yang dilakukan olehpenyidik untuk mencari serta mengumpulkan bukti yangdengan bukti itu membuat terang tindak pidana di bidangperpajakan yang terjadi serta menemukan tersangkanya

Penyidikan tindak pidana perpajakan dilaksanakanmenurut ketentuan yang diatur dalam UU Hukum AcaraPidana yang berlaku dan dilakukan berdasarkan hasilpemeriksaan bukti permulaan

Merupakan serangkaian tindakan yang dilakukan olehpenyidik untuk mencari serta mengumpulkan bukti yangdengan bukti itu membuat terang tindak pidana di bidangperpajakan yang terjadi serta menemukan tersangkanya

Penyidikan tindak pidana perpajakan dilaksanakanmenurut ketentuan yang diatur dalam UU Hukum AcaraPidana yang berlaku dan dilakukan berdasarkan hasilpemeriksaan bukti permulaan

Page 108: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

Output dari Tindakan PengawasanFiskus

Dilihat dari sudut pandang administrasi pajak, output daritindakan pengawasan fiskus adalah berupa KetetapanPajak:1. Surat Ketetapan Pajak

Surat Ketetapan pajak Kurang Bayar (SKPKB) Surat Ketetapan pajak Lebih Bayar (SKPLB) Surat Ketetapan pajak Nihil (SKPN)

2. Surat Tagihan Pajak (STP)

Dilihat dari sudut pandang administrasi pajak, output daritindakan pengawasan fiskus adalah berupa KetetapanPajak:1. Surat Ketetapan Pajak

Surat Ketetapan pajak Kurang Bayar (SKPKB) Surat Ketetapan pajak Lebih Bayar (SKPLB) Surat Ketetapan pajak Nihil (SKPN)

2. Surat Tagihan Pajak (STP)

Page 109: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

Sengketa Pajak

Keberatan ke Direktorat Jenderal PajakSKP diterbitkan oleh KPP, maka Keberatan akandiproses oleh Kanwil yang menaungi KPP ybs atauDirektorat Keberatan dan Banding di Kantor PusatDJP

Banding ke Pengadilan Pajak Gugatan ke Pengadilan Pajak Peninjauan Kembali (PK) ke Mahkamah Agung

Keberatan ke Direktorat Jenderal PajakSKP diterbitkan oleh KPP, maka Keberatan akandiproses oleh Kanwil yang menaungi KPP ybs atauDirektorat Keberatan dan Banding di Kantor PusatDJP

Banding ke Pengadilan Pajak Gugatan ke Pengadilan Pajak Peninjauan Kembali (PK) ke Mahkamah Agung

Page 110: Microsoft PowerPoint - Materi Pelatihan Pajak 150815-1

Terima KasihTerima Kasih