Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik Melalui Pembenahan Sistem Perijinan Untuk Memperkokoh ...
-
Upload
tri-widodo-w-utomo -
Category
Documents
-
view
8.804 -
download
5
description
Transcript of Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik Melalui Pembenahan Sistem Perijinan Untuk Memperkokoh ...
Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik Melalui Pembenahan Sistem
Perijinan Untuk Memperkokoh Ekonomi Lokal
Disampaikan dalam Seminar “Tata Kelola Pemerintahan yang Baik Dalam Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Lokal”
Pemerintah Kabupaten Musi Rawas, 25 September 2010
Tri Widodo W. Utomo, SH.,MAKepala Pusat Kajian Manajemen Kebijakan LAN-RI
Contents
Prolog: Kinerja Ekonomi Nasional1
Apa itu Pelayanan Administratif?2
Bagaimana Perijinan Mendorong Ekonomi Lokal3
Perijinan Dalam Optik HAN4
Penutup 5
Indonesia memperoleh skor -0,43 pada tahun 2004 dan meningkat menjadi -0,29 pada
tahun 2008
Perkembangan skor memperlihatkan
adanya kemajuan kapasitas
kelembagaan birokrasi pemerintah meskipun
belum signifikan.
Paramater pengukurannya meliputi kualitas pelayanan publik, kualitas birokrasi, kompetensi aparat pemerintah, dan independensi PNS terhadap tekanan politik.
Meskipun penilaian government effectiveness mengalami kenaikan dari tahun ke tahun, namun, masih terlalu rendah, dan masih tertinggal jika dibandingkan dengan negara tetangga.
Artinya efektivitas pemerintahan di Indonesia masih di bawah Malaysia dan Thailand. Kondisi ini mencerminkan masih adanya permasalahan dalam penyelenggaraan pemerintahan seperti
kualitas birokrasi, pelayanan publik, dan kompetensi aparat pemerintah
INDEKS PERSEPSI KORUPSI
Meskipun IPK Indonesia telah membaik dari tahun ke tahun, tetapi nilainya masih rendah (2,8 dari 10), masih relatif rendah jika dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya
Meskipun peringkat Indonesia cenderung membaik, jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga, Indonesia masih tertinggal. Salah satu parameter kemudahan
berusaha adalah jumlah hari yang dibutuhkan untuk memulai usaha. yang di Indonesia membutuhkan waktu lima kali lebih lama jika dibandingkan dengan Malaysia.
PERINGKAT DOING BUSINESS
DOING BUSINESS IN INDONESIA 2010
EASE OF… DB2009
DB2010
Doing Business 129 122
Starting a Business 161 173
Dealing with construction permits
61 57
Employing workers 149 150
Registering property 95 110
Getting credit 113 109
Protecting investors 41 53
Paying taxes 126 119
Trading across borders 45 40
Enforcing contracts 146 142
Closing a business 142 141
Tahun 2010, Indonesia berada di peringkat ke 122 dari 183 negara, membaik dari peringkat 129 di tahun sebelumnya. Indonesia juga dinilai cukup berhasil dalam mereformasi berbagai kebijakan terkait dengan perbaikan iklim penanaman modal.
Indonesia dikategorikan sebagai “the most active business regulating reformer in East Asia and the Pacific”
(% GNI per kapita)(hari)
Waktu dan Biaya Memulai Bisnis di Indonesia
Yogyakarta merupakan kota dengan waktu memulai bisnis terendah di Indonesia
Jakarta merupakan kota dengan biaya memulai bisnis terendah di Indonesia
Sumber: IFC, Bank Dunia (2009)
MENGAPA DIPERLUKAN INVESTASI
Untuk dapat tumbuh 6,3–6,8 % pertahun dibutuhkan investasi selama 5 tahun sekitar Rp 12.462,6 triliun (rata-rata Rp 2500 triliun per tahun)
Dari jumlah tersebut, hanya 18% yg dapat dipenuhi oleh pemerintah, yaitu dari: penerimaan pajak dan penerimaan bukan pajak, hibah, pembiayaan luar negeri, dan pembiayaan dalam negeri).
Sisanya (82 persen) dipenuhi dunia usaha & masyarakat, berasal dari: Lembaga perbankan dan lembaga keuangan non bank, pasar modal (saham dan obligasi), dana luar negeri, laba ditahan, dan lainnya.
Oleh karena itu, diperlukan upaya terus menerus untuk mendorong Peningkatan investasi dunia usaha (PMA & PMDN), yaitu melalui: penciptaan iklim usaha yang kondusif, peningkatan pasar modal melalui perbaikan regulasi dan penguatan manajemen
pasar modal, meningkatnya tata kelola dan kinerja perusahaan.
Infrastruktur kurangMemadai (16,4%)
Infrastruktur kurangMemadai (16,4%)
Birokrasi pemerintah tidak efisien (19,3%)Birokrasi pemerintah tidak efisien (19,3%)
Korupsi (10,7%)Korupsi (10,7%)Terbatasnya peraturan
tenaga kerja (9,7%)Terbatasnya peraturan
tenaga kerja (9,7%)
Inflasi (7,8%)Inflasi (7,8%)
Akses pembiayaankredit (7,5%)
Akses pembiayaankredit (7,5%)
Peraturan perpajakan (6,7%)
Peraturan perpajakan (6,7%)
Ketidakstabilan kebijakan (5,0%)Ketidakstabilan kebijakan (5,0%)
Tenaga kerja Kurang terdidik (4,4%)
Tenaga kerja Kurang terdidik (4,4%)
Lainnya (12,5%)Lainnya (12,5%)
Sumber: GCI, World Economic Forum 2008Sumber: GCI, World Economic Forum 2008Sumber: GCI, World Economic Forum 2008Sumber: GCI, World Economic Forum 2008
PERMASALAHAN INVESTASI (dan PERIJINAN)
Pelayanan Administratif
• Ruang Lingkup Pelayanan Publik– Pelayanan Barang dan Jasa– Pelayanan Administratif
• Perizinan dan non perizinan merupakan bagian dari pelayanan administratif.
• RPP Pelayanan Administratif merupakan delegasi dari Pasal 5 (6), Pasal 9 (2), Pasal 20 (5), Pasal 30 (3), dan Pasal 39 (4) UU No. 25/2009 tentang Pelayanan Publik.
Pelayanan Administratif, meliputi:
• Tindakan Administrasi Pemerintah:– Diwajibkan oleh negara,– Diatur dalam peraturan per-UU-an,– Mewujudkan perlindungan pribadi, keluarga,
kehormatan, martabat, dan harta benda warga negara.
• Tindakan Administratif oleh Instansi Non-Pemerintah:– Diwajibkan oleh negara,– Diatur dalam peraturan per-UU-an,– Ditetapkan berdasarkan perjanjian dengan
penerima pelayanan.
Tindakan Administrasi, meliputi:
• TA. Pemerintah, yakni pelayanan pemberian dokumen oleh pemerintah yg mencakup:– Dimulai dari seseorang yang lahir (memperoleh akte
kelahiran) hingga meninggal (memperoleh akte kematian);– Segala hal ihwal yang diperlukan oleh pendududk dalam
menjalani kehidupanya seperti memperoleh izin mendirikan bangunan (IMB), izin usaha, sertifikat tanah, dan surat nikah.
• TA. Instansi Non-Pemerintah, yakni pelayanan pemberian dokumen oleh instansi diluar pemerintah yg mencakup:– Urusan perbankan, Asuransi, Kesehatan, Keamanan,
Pengelolaan kawasan industri, dan Pengelolaan kegiatan sosial.
Tindakan Administrasi Pemerintah
Tindakan/Keputusan
Pemerintahan
Kontrak Pemerintah(dua arah)
Penetapan (KTUN/KAP)(satu arah)
Perizinan
Non Perizinan
Usaha
Non Usaha
Retribusi
Non Retribusi
Iklim Kondusif
PerpajakanPertumbuhan
ekonomiKesejahteraan
masyarakat
Problematika Perijinan Selama Ini
• Perizinan mrpk salah satu aspek yg mempengaruhi rendahnya daya saing perekonomian.
• Praktek perizinan telah menyebabkan ekonomi biaya tinggi dan berdampak pada kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat.
• Perizinan yang semakin kompleks sejak big bang desentralisasi 2001 (keluhan pengusaha).
• Koordinasi yang sulit secara horizontal dan vertikal antar lembaga pemerintahan dalam pelaksanaan perizinan (koordinasi kewenangan yang lemah).
• Mekanisme konvensional, inefisiensi prosedural dan moral hazard dalam proses perizinan.
Penyusunan RPP Pelayanan Administratif bidang Perijinan & Non-Perijinan
• TUJUAN: Mewujudkan tatalaksana perizinan dan non perizinan yang mudah, murah, terbuka, cepat, tepat, pasti, efisien, efektif dan partisipatif sesuai dengan prinsip kepemerintahan yang baik.
• SASARAN: Meningkatkan kualitas pelayanan; Mencegah KKN; Mendorong tumbuhnya investasi; Menghindarkan penyalahgunaan wewenang; Mengharmonisasi peraturan perundangan terkait perizinan.
Jenis Pelayanan Administratif PERIZINAN
Izin Prinsip; Izin Usaha; Izin Operasional; Izin Ekspor; Izin Impor; Izin Lokasi; Izin Mendirikan Bangunan; Tanda Pendaftaran; Keputusan Perizinan Lainnya atau Jenis
Perizinan Lainnya sesuai Peraturan Perundang-undangan.
Identitas diri; Surat keterangan; Akta; Rekomendasi; Sertifkat tanah; Surat nikah; Keputusan non perizinan lainnya sesuai
peraturan perundang-undangan.
Jenis Pelayanan Administratif NON-PERIZINAN
Fungsi Pelayanan Perizinan & Non-Perizinan
Mengatur tindakan penerima perizinan dan non perizinan sesuai tujuan dan syarat-syarat pemberian perizinan dan non perizinan;
Memberikan insentif dan efek berganda (multiplier effect) untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi;
Membina dan memberdayakan masyarakat; Membina, mengawasi, memberikan
perlindungan dan kepastian hukum dalam penyelenggaraan perizinan dan non perizinan.
Fungsi Lain Pelayanan Perizinan: “Alat Rekayasa Pembangunan”
Mewujudkan tertib sosial & tertib hukum dalam masyarakat;
Meningkatkan pemerataan dan mengentaskan kemiskinan;
Mendorong iklim investasi dan pertumbuhan ekonomi sektor riil di daerah (ekonomi kerakyatan);
Mencegah pengelolaan sumber daya alam secara ekstraktif eksploitatif;
Sumber pendapatan daerah.
Perizinan dlm Optik HAN - 1
Tindakan hukum dalam kategori Beschikking (declaratory, executory) yg bersifat konkrit & individual;
Tindakan hukum Istimewa klausul dalam perijinan bukan kesepakatan antara pemerintah & penerima perijinan. Pihak penerima (surat) perijinan dianggap menundukkan diri terhadap ketentuan & persyaratan yg ditetapkan secara sepihak oleh pemerintah.
Secara filosofis, perijinan hanya dikeluarkan untuk hal2 yg dilarang. Sedangkan tindakan2 hukum lain yg tidak dilarang dalam peraturan perundangan, tdk membutuhkan perijinan khusus.
Dalam dalam perspektif negara demokrasi, perijinan telah mengalami pergeseran paradigmatik terkonstruksinya tata kehidupan dimana kehidupan masyarakat semakin terbatas, sementara kekuasaan pemerintah makin kokoh.
Perizinan dlm Optik HAN - 2
Hindarkan veiligheid clausule (“jika dalam keputusan ini ditemukan kesalahan, akan dilakukan perubahan sebagaimana mestinya”).
Menganut fiksi hukum negatif (Pasal 3 UU PTUN): Jika Pejabat / Badan TUN tidak mengeluarkan keputusan sedang hal itu menjadi kewajibannya, hal tersebut disamakan dengan Keputusan Hati-hati!
Harus mempertimbangkan algemeene beginselen van behoorlijk bestuur. Kepastian Hukum: keputusan tidak akan dicabut kembali,
bahkan sekalipun mengandung kekurangan. Bertindak Cermat: keputusan harus diambil secara hati-
hati agar tidak menimbulkan kerugian bagi masyarakat.
4 Komponen Pelayanan Perizinan
Persyaratan: kelengkapan administratif, domisili, kualifikasi, dll pengendalian!
Kewajiban: harus memperhatikan kelestarian lingkungan, mempekerjakan penduduk sekitar, serta membayar retribusi / pajak usaha kepada pemerintah, dll pembatasan!
Larangan: dilarang menyelenggarakan aktivitas selain dari tujuan pendirian perusahaan, dilarang menggunakan bahan baku dari luar negeri, dilarang memproduksi barang lebih dari ketentuan yang berlaku pembatasan!
Persetujuan: memberikan ijin mendirikan bangunan untuk usaha tertentu, memberikan ijin untuk menjalankan jenis usaha tertentu, dll legalisasi hak!
Penutup Kinerja pelayanan administrasi sangat berpengaruh pada
daya saing perekonomian nasional dan pertumbuhan investasi lokal.
RPP Pelayanan administrasi merupakan upaya untuk perbaikan kinerja pelayanan administrasi menjadi unsur penting bagi kemajuan perekonomian dan peningkatan investasi
Untuk dapat menghasilkan efek positif, antara lain mendorong daya saing daerah, menggerakkan roda ekonomi kerakyatan, mengendalikan kerusakan lingkungan, dst, perijinan harus difungsikan sebagai "rekayasa pembangunan".
RPP Pelayanan Administratif diharapkan dapat menjadi salah satu instrument penting bagi pencapaian target target investasi dan pertumbuhan ekonomi ke depan.
Referensi:
• Djadmiko, RPP Pelayanan Administratif Sebagai Unsur Strategis Bagi Perekonomian Nasional dan Peningkatan Investasi.
• Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan Kementerian Hukum dan HAM, Konsepsi RPP Pelayanan Administratif (Kaitannya dengan Perizinan dan Non Perizinan).
• Eko Prasojo, Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Pelayanan Administratif bidang Perizinan dan Non Perizinan
• Tri Widodo W. Utomo, Kebijakan Perijinan dan Upaya Peningkatan Pelayanan Melalui Administratief Beroep, dalam Jurnal Borneo Administrator, Vol. 1 No. 2, 2005, PKP2A III LAN.