Metode ROCCIPI dalam Perumusan Peraturan (Perda) · untuk mengidentifikasi masalah sosial yang...
Transcript of Metode ROCCIPI dalam Perumusan Peraturan (Perda) · untuk mengidentifikasi masalah sosial yang...
Metode ROCCIPI dalam
Perumusan Peraturan (Perda)
Disampaikan dalam Bimbingan Teknis PB AMAN untuk Badan Legislasi
DPRD Kabupaten Halmahera Tengah dan Kabupaten Luwu
Makassar, 4 Maret 2016
Nurul Firmansyah, SH.,M.Si
“ROCCIPI adalah alat ukur
untuk mengidentifikasi
masalah sosial yang muncul
akibat pemberlakukan
peraturan yang
dikembangkan oleh Ann,
Robert Siedman dan Nalin
Abeysekere”
Memahami
Masalah Sosial
Masalah Sosial
Pelaksana Peraturan
Masyarakat
Masalah sosial: suatu
rangkaian perilaku berulang
yang menimbulkan dampak
negatif bagi manusia dan
lingkungan fisik
1. Apakah masalah itu terjadi
berulang-ulang atau sekali
saja ?
2. Apakah masalah itu punya
dampak negatif yang dapat
dirasakan?
3. Apakah masalah itu dibentuk
oleh perilaku majemuk atau
hanya oleh satu perilaku
tunggal?
Masalah Sosial
Prilaku negatif yang berulang-ulang maka itu disebut sebagai masalah sosial
Membuktikan dampak negatif dengan memperhatikan gejala.
Perilaku seperti apa dan siapa yang perilakunya terkait dengan masalah sosial. Ada dua pihak terkait:
– Aktor (individu, kelompok, organisasi)
– Pelaksana peraturan (pihak yang diberi kewenangan untuk memastikan aktor berperilaku sesuai aturan
Menemukan Perilaku
Bermasalah ROCCIPI
R: Rule: Peraturan
O: Opportunity: Peluang/Kesempatan
C: Capacity: Kemampuan
C: Communication: Komunikasi
I : Interest: Kepentingan
P: Process: Proses
I : Ideology: Ideologi
Merumuskan dugaan
awal masalah dan diuji
dalam fakta empirik
Membuat daftar
kelompok yang rentan
terhadap perilaku
bermasalah
1. Perempuan
2. Kelompok difable
3. Anak-anak
4. Marginal
5. Orang miskin
6. Dll
Menemukan solusi
Menyusun Solusi
Kriteria Pokok Solusi yang Baik 1. Berangkat dari logika
pemecahan masalah 2. Berangkat dari
keterbatasan dan potensi yang ada
3. Sensitif terhadap dampak positif dan negatif dari pemberlakuan suatu peraturan. Misalnya sensitif terhadap dampaknya bagi kelompok rentan
Solusi: tindakan-
tindakan yang
mampu
menghilangkan
penyebab-penyebab
perilaku bermasalah
Jenis-jenis solusi
Solusi untuk menghilangkan sebab
perilaku bermasalah
Tindakan langsung, berupa sanksi
seperti pidana, perdata, administrasi,
pemberian imbalan dan pengubahan
ideologi Hanya bisa menghilangkan penyebab
yang bersifat subyektif yakni ideologi
dan interest berhubungan
dengan I & I dalam skema ROCCIPI
Perancang selalu tergoda
menggunakannya karena bersifat
langsung
Solusi untuk memastikan efektivitas
peraturan
1. Langkah I: mempertimbangkan jenis-jenis lembaga pelaksana aturan (lembaga penyelesaian sengketa, lembaga administrasi, perusahaan negara)
2. Langkah II: menyusun mekanisme menghindari tindakan sewenang-wenang lembaga pelaksana aturan. Ada dua cara: pertama, menyusun proses pengambilan keputusan yang transparan dan partisipatif dalam perUUan, kedua, menyusun mekanisme pertanggungjawaban dan penyelesaian sengketa
TIPS
1. jangan terburu-buru menggunakan sanksi langsung tapi tentukan berat ringannya berdasarkan jenis pelanggaran dan posisi pelaku !
2. mudah diterapkan bila perilaku mayoritas masyarakat sudah sesuai peraturan !
Menyusun solusi
8 Langkah Menyusun Solusi
Langkah I : Menentukan Ruang Lingkup Peraturan
Langkah II : Mengembangkan Pelbagai Alternatif Solusi
Langkah III : Menyusun Kerangka Solusi: kategori-kategori dalam solusi
Langkah IV : Mempertimbangkan Pengaruh dan Dampak
Langkah V : Mempertimbangkan Akibat dan Mafaat Ekonomi, Sosial dan Politik
Langkah VI : Memilih dan Menguji Solusi yang Paling Efektif
Langkah VII : Menyusun Dasar Pedoman untuk Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi
Langkah VIII : Menyusun Mekanisme Pengawasan & Evaluasi dlm Rancangan Peraturan
8 Langkah Menyusun Solusi
Menentukan Ruang Lingkup Peraturan • (1) seluas apa ruang lingkup masalah
sosial yang akan diselesaikan melalui peraturan ini; (2) serinci apa solusi yang diusulkan dalam rancangan peraturan.
• Pertanyaan kedua ini menyangkut dua hal:
• pertama, mempersempit ruang lingkup yakni upaya untuk tidak memaksakan penyelesaian banyak masalah ke dalam rancangan peraturan.
• Kedua, menjelaskan konteks umum, yakni bahwa dalam ruang lingkup peraturan yang kecil perlu ada penjelasan mengenai konteks umum dari peraturan tersebut. Konteks umum itu adalah hubungan antara masalah sosial yang ingin dipecahkan dengan masalah-masalah yang lebih besar dan hubungan antara rancangan yang dibuat dengan peraturan-peraturan lain.
Mengembangkan Pelbagai Alternatif Solusi
• Menggunakan berbagai
sumber
• Sejarah pengaturan
masalah sosial serupa
• Peraturan atau pengalaman
wilayah/negara lain dalam
memecahkan masalah
sosial yang serupa
• Bacaan ilmiah
• Gagasan Perancang sendiri
8 Langkah Menyusun Solusi
Menyusun Kerangka Solusi
• kategori-kategori dalam solusi
1. solusi yang mengarah pada ketentuan-ketentuan peraturan dan
2. solusi yang mengarah pada tindakan-tindakan yang tidak merujuk pada ketentuan dalam peraturan.
Khusus untuk solusi yang mengarah pada ketentuan peraturan
• mengumpulkan daftar solusi dari peraturan yang telah disusun dan memilah daftar tersebut sesuai usulan ketentuan, yakni
1. Kelompok ketentuan yang ditujukan kepada aktor
2. Kelompok ketentuan yang ditujukan kepada lembaga pelaksana
3. Kelompok ketentuan yang mengatur tentang sanksi
4. Kelompok ketentuan yang mengatur mekanisme penyelesaian sengketa
5. Kelompok ketentuan yang mengatur tentang pembiayaan
6. Kelompok ketentuan yang mengatur masalah-masalah teknis
8 Langkah Menyusun Solusi
Mempertimbangkan Pengaruh dan Dampak
• Pengaruh terhadap
kelompok rentan
• Pengaruh terhadap hal-
hal mendasar, antara lain
Lingkungan Hidup, HAM,
tata pemerintahan yang
partisipatif dan Keadilan
gender
Mempertimbangkan Akibat dan Manfaat
• Ekonomi,
• Sosial dan
• Politik
8 Langkah Menyusun Solusi
Skema Samphat Aktor dan
perilakunya
Sebab-sebab Rincian solusi Rincian ketentuan
Aktor: dua
perilaku
bermasalah
Peraturan
Rincian ketentuan yang
sudah dikelompokan
berdasarkan kategori-
kategori kelompok
ketentuan
Peluang
Kemampuan
Komunikasi
Kepentingan
Proses
Ideologi
8 Langkah Menyusun Solusi
• Menyusun Dasar-Dasar Pedoman untuk
Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi
• Menyusun Mekanisme Pengawasan dan
Evaluasi dalam Rancangan Peraturan
Mekanisme Pengawasan & Evaluasi
• Pertama, Sunset Clause (Klausula matahari terbenam): masa berakhirnya suatu peraturan dan prosedur yang harus dijalankan untuk memperpanjang masa keberlakuan tersebut. Memaksa legislatif mengevaluasi efektivitas dan mempertimbangkan dampak empirik dari pelaksanaan aturan tersebut
• Contoh: • apabila setelah lewat jangka waktu
sebagaimana dimaksud pasal 5 ayat 3 dan menurut pemerintah komisi ini telah menyelesaikan tugasnyas, pemerintah menyatakan berakhirnya komisi ini
• Pengakhiran komisi dan akibat hukumnya ditetapkan melalui Perpres
• Kedua, mengharuskan pejabat pelaksana aturan untuk memberi laporan secara periodik kepada legislatif mengenai pelaksanaan peraturan tersebut
• Contoh: pasal 38 ayat (1) & 2 UU No 22 Tahun 2004 Tentang Komisis Yudisial:
– Ayat (1) Komisi yudisial bertanggungjawab kepada publik melalui DPR
– Ayat (2) Pertanggungjawaban kepada publik sebagaimana dimaksud ayat (1) dilakukan dengan cara: a. menerbitkan laporan tahunan; b. membuka akses informasi secara lengkap dan akurat
Mekanisme Pengawasan & Evaluasi
• Ketiga, Mengharuskan pejabat yang
bertanggungjawab melaksanakan peraturan
untuk membentuk komisi yang akan
mengevaluasi pelaksanaan peraturan tersebut
dalam waktu tertentu
• Contoh: dalam rangka meningkatkan peran
serta masyarakat dalam perlindungan kawasan
daerah aliran sungai, pemerintah daerah
membentuk badan pengawas daerah aliran
sungai
Referensi
• G. Ahmad, Rival (2007), Jurus Merancang
Peraturan Untuk Transformasi Sosial,
PSHK.
• Andiko (2010), Presentasi : Pengetahuan
Dasar dalam Pembentukan Peraturan
Perundang-Undangan dalam Legislatif
Drafting Training-SUSCLAM
Terima Kasih