METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian...
Transcript of METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian...
118
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian tesis yang hendak dilakukan oleh penulis adalah dengan
menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian ini merupakan kajian analitis
terhadap pembinaan kegiatan ekstrakurikuler untuk memantapkan jati diri siswa
sebagai warga negara yang demokratis dan sadar hukum, merupakan penelitian
yang berhubungan dengan sikap dan prilaku manusia. Oleh karena itu penelitian
ini menggunakan pendekatan kualitatif, Creswell (1998 : 15) mendefinisikan yang
dimaksud penelitian kualitatif sebagai berikut :
Qualitative research is an inquiry process of understanding based on distinct methodological traditions of inquiry that explore a social orhuman problem. The researcher builds a complex, holistic picture, analyses words, reports detailed views of informants, and conducts the study in a natural setting. Kutipan di atas dapat dijelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah proses
penelitian untuk memahami berdasarkan tradisi metodologi penelitian tertentu
dengan cara menyelidiki masalah sosial atau manusia. Peneliti membuat
gambaran kompleks bersifat holistik, menganalisis kata-kata, melaporkan
pandangan-pandangan para informan secara rinci, dan melakukan penelitian
dalam situasi alamiah. Sedangkan menurut Nasution (1996 : 18) adalah :
“Penelitian kualitatif disebut juga dengan penelitian naturalistik. Disebut kualitatif karena sifat data yang dikumpulkan bercorak kualitatif, bukan kuantitatif, karena tidak menggunakan alat-alat pengukur. Disebut
119
naturalistik karena situasi lapangan penelitian bersifat natural atau wajar, sebagaimana adanya, tanpa dimanipulasi, diatur dengan eksperimen atau tes”. Oleh karena data yang hendak diperoleh dari rencana penelitian tesis
bersifat kualitatif berupa deskripsi analitik tentang suatu peristiwa yang diambil
dari situasi yang wajar, maka dibutuhkan ketelitian dari peneliti untuk dapat
mengamati secermat mungkin aspek-aspek yang diteliti, dari hal tersebut terlihat
disini bahwa peranan peneliti sangat menentukan sebagai alat penelitian utama
(key instrumen) yang mengadakan sendiri pengamatan atau wawancara
berstruktur. Dalam kaitan ini Nasution (2003:9) berpendapat bahwa:
“Hanya manusia sebagai instrumen dapat memahami makna interaksi antar manusia, membaca gerak muka, menyelami perasaan dan nilai yang terkandung dalam ucapan atau perbuatan responden. Walaupun digunakan alat rekam atau kamera peneliti tetap memegang peran utama sebagai alat penelitian”.
Begitu pula dalam rencana penelitian tesis, penulis sebagai instrumen
utama yang berusaha mengungkapkan data secara mendalam dengan dibantu oleh
beberapa tehnik pengumpulan data. Sebagaimana yang dikemukakan oleh
Moleong (2005:9) “Bagi peneliti kualitatif manusia adalah instrumen utama,
karena ia menjadi segala dari keseluruhan penelitian. Ia sekaligus merupakan
perencana, pelaksana, pengumpul data, analisis, penafsir, dan pada akhirnya ia
menjadi pelopor penelitiannya” Di samping menekankan pada faktor peneliti sebagai
alat penelitian utama,rencana penelitian tesis ini pun memperhatikan pula metode yang
digunakan agar hasilnya sesuai dengan yang diharapkan.
Menurut Lincoln dan Guba (1985:7-8), bahwa naturalistik adalah:
Bentuk lain dari naturalistik itu sendiri selain nama-nama lain yang juga acuannya naturalistik yaitu postpositivistik, ethnographik, phenomenological, subjectif, case study, hermeneutik, dan humanistik. Bentuk-bentuk naturalistik timbul karena peneliti memilih cara pandang
120
dan tujuan yang berbeda-beda di dalam melakukan penelitiannya. Lincoln dan Guba, (1985:7) juga menjelaskan bahwa "penelitian
naturalistik berlandaskan fenomenologi disepadankan dengan pendekatan
fenomenologi, menuntut pendekatan holistik, mendudukkan obyek penelitian
dalam suatu konstruksi ganda, melihat obyeknya dalam satu konteks natural,
bukan parsial".
Menurut Nasution (2003:5), bahwa penelitian kualitatif pada hakekatnya
ialah : "mengamati orang dalam lingkungan hidupnya berinteraksi dengan mereka,
berusaha memahami bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya".
Metode kualitatif sangat tepat digunakan untuk penelitian ilmu pengetahuan sosial
(IPS), hal ini sejalan dengan pendapat Kerlinger (1990:9) mengemukakan bahwa
"penelitian naturalistik ini sebagai sebuah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan
sosial yang secara fundamental bergantung pada pongamatan manusia dalam
kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasa
dan peristilahannya". Peneliti naturalistik harus dapat mengamati manusia dalam
kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasa
dan peristilahannya agar dapat menginterpretasikan data yang dibutuhkan sesuai
dengan tujuan penelitian.
Bogdan dan Biklen (1992:31), menjelaskan sebagai peneliti naturalistik
"ia akan menaruh perhatiannya untuk memahami perilaku, pandangan, persepsi,
sikap, dan lain-lainnya berdasarkan pandangan subjek, yang diteliti sendiri ".
Ciri umum yang ditampilkan dalam penelitian naturalistik, sebagaimana
dikemukakan Nasution (2003:10) secara terperinci menjabarkan karakteristik
penelitian naturalistik, di antaranya mengutamakan :
121
Perspektif 'emic, artinya lebih mementingkan pandangan responden, yakni bagaimana ia memandang dan menafsirkan dunia dari segi pendiriannya. Peneliti tidak memaksa menafsirkan sendiri. Peneliti tidak mendesakkan pandangannya sendiri. Peneliti memasuki lapangan, tanpa generalisasi, seakanakan tidak mengetahui sedikitpun, sehingga mendapat perhatian penuh kepada konsep-konsep yang dianut partisipan Sedangkan pandangan peneliti atau 'etic dalam penelitian naturalistik tidak boleh ditonjolkan. Atas dasar itulah maka penelitian ini diarahkan untuk memahami latar
alamiah secara utuh, yang tidak terlepas dari konteksnya sebab hanya dengan
keutuhan itu dapat dipahami permasalahan yang ingin diteliti. Di samping itu juga
metode penelitian naturalistik lebih tepat digunakan dalam penelitian ini karena
apa yang, diteliti berkaitan dengan kegiatan dan perilaku kehidupan budaya
manusia.
2. Metode Penelitian
Metodologi adalah proses, prinsip-prinsip dan prosedur yang kita gunakan
untuk mendekati masalah dan mencari jawaban. Penelitian ini menggunakan
metode studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Dengan metode studi kasus,
peneliti berusaha melakukan penelitian yang mendalam terhadap kasus yang
diteliti dengan dibatasi oleh tempat, waktu, dan peristiwa tertentu. Hal ini
sebagaimana dikemukakan oleh Creswell (1998 : 61), bahwa “ a case study is an
exploration of a bounded syste or a case (or multiple cases) over time through
detailed, in-depth data collection invoving multiple sources of information rich in
context”. Maksudnya bahwa metode studi kasus ini, adalah suatu
pendalaman/eksplorasi terhadap sistem yang dibatasi, atau sebuah kasus (beberapa
kasus) yang terjadi dalam waktu yang lama melalui pengumpulan data secara
mendalam dan terperinci, yang meliputi berbagai sumber informasi yang sangat
122
berkaitan dengan konteksnya.
Penelitian kualitatif dengan metode studi kasus dimaksudkan untuk
mengungkapkan dan memahami kenyataan-kenyataan yang terjadi di lapangan
sebagaimana adanya. Melalui pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus
akan lebih luas dan mendalam mengungkapkan kajian tentang pembinaan
ekstrakurikuler untuk memantapkan jati diri siswa sebagai warga negara yang
demokratis dan sadar hukum. Menurut S. Nasution (1996:55): Studi kasus atau
case study adalah untuk penelitian yang mendalam tentang suatu aspek
lingkungan sosial termasuk manusia di dalamnya. Case study dapat dilakukan
terhadap seorang individu, kelompok atau suatu golongan manusia, lingkungan
hidup manusia atau lembaga sosial. Sedangkan Menurut Maxfield dalam Nazir,
(1983:66) studi kasus atau case study adalah: Penelitian tentang status subjek
penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan
personalitas. Subjek penelitiannya dapat berupa individu, kelompok, lembaga,
maupun masyarakat. Sehingga dapat memberikan gambaran secara mendetail
tentang latar belakang, sifat-sifat serta karakter-karakter yang khas dari kasus,
yang kemudian dari sifat-sifat khas di atas akan dijadikan suatu hal yang bersifat
umum. Dipertegas oleh Robert K. Yin (2002: 4)
studi kasus memungkinkan peneliti untuk mempertahankan karakteristik holistik dan bermakna dari peristiwa-peristiwa kehidupan nyata seperti siklus keidupan seseorang, proses-proses organisasiolan dan manajerial, perubahan-perubahan lingkungan sosial.... Mulyana (2002:201) mengemukakan bahwa “studi kasus merupakan
uraian dan penjelasan komprehensif mengenai berbagai aspek dari seorang
individu, suatu kelompok, suatu organisasi (komunitas), suatu program, atau suatu
123
situasi sosial”. Peneliti studi kasus berupaya menelaah sebanyak mungkin data
mengenai subjek yang diteliti (diperoleh melalui metode wawancara, pengamatan,
penelaahan dokumen, hasil survei dan data apapun untuk menguraikan suatu
kasus secara rinci). Selain itu juga, “peneliti mempelajari semaksimal mungkin
subjek penelitian dengan tujuan untuk memberikan pandangan yang lengkap dan
mendalam mengenai subjek yang diteliti” (Mulyana, 2002: 201).
Ditinjau dari lingkup wilayahnya, Arikunto (2002:115) mengemukakan
sebagai berikut:
Penelitian kasus hanya meliputi daerah atau subjek yang sangat sempit, tetapi ditinjau dari sifat penelitiannya, penelitian kasus lebih mendalam dan membicarakan kemungkinan untuk memecahkan masalah yang aktual dengan mengumpulkan data, menyusun dan mengaplikasikannya serta menginterpretasikannya.
Dalam studi kasus, metode terpenting tetap saja bersifat kualitatif. Dengan
demikian, instrumen utama dalam penelitian adalah penulis sendiri yang terjun
langsung ke lapangan untuk mencari informasi melalui observasi dan wawancara.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Moleong (2005:132) bahwa:
... bagi peneliti kualitatif manusia adalah instrumen utama karena ia menjadi segala bagi keseluruhan proses penelitian. Ia sekaligus merupakan perencana, pelaksana, pengumpul data, analisis, penafsir dan pada akhirnya ia menjadi pelapor penelitiannya.
Oleh karena itu dalam penelitian ini penulis berusaha untuk menganalisis
berbagai permasalahan berdasarkan data objektif yang diperoleh dari sumber data.
Studi ini tidak dimaksudkan untuk menguji suatu hipotesis maupun teori tertentu,
melainkan suatu upaya ke arah menemukan pemahaman baru mengenai
penelusuran fenomena yang dikaji. Adapun fenomena yang dikaji dalam
penelitian ini adalah pembinaan kegiatan ekstrakurikuler untuk memantapkan jati
124
diri siswa sebagai warga negara yang demokratis dan sadar hukum (studi kasus di
SMP Negeri 10 Cimahi).
B. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data
1. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan dalil yang dikemukakan oleh Lincoln
dan Guba (1985:39) prinsip bahwa “peneliti berperan sebagai instrumen (human
instrument) yang utama” yang secara penuh mengadaptasikan diri ke dalam
situasi yang dimasukinya, sehingga proses penelitian sangat penting daripada hasil
yang diperoleh. Hal ini sangat tepat karena hanya manusia penelitilah yang dapat
secara fleksibel mengumpulkan data dari berbagai subjek penelitian yang
mendalam. Human instrument ini dibangun atas dasar pengetahuan dan
menggunakan metode yang sesuai dengan tuntutan penelitian. Hal tersebut sesuai
dengan ciri-ciri riset kualitatif sebagaimana dikemukakan oleh Bodgan dan Biklen
(1990:33-36) yaitu :
1. Riset kualitatif mempunyai latar alami karena yang merupakan alat penting adalah adanya sumber data yang langsung dari perisetnya.
2. Riset kualitatif itu bersifat deskriptif. Periset kualitatif lebih memperhatikan proses ketimbang hasil atau produk semata.
3. Periset kualitatif cenderung menganalisis datanya secara induktif. 4. Makna merupakan soal essensial untuk ancangan kualitatif.
Alasan digunakannya metode kualitatif dalam pengumpulan data karena
masalah yang disoroti adalah suatu realitas yang abstrak, dimana indikatornya
dapat diketahui melalui ucapan, sikap moralitas, dan prilaku atau tindakan.
Pengumpulan data dan informasi dalam penelitian ini dilakukan dengan berbagai
cara dan teknik yang berasal dari berbagai sumber baik manusia maupun bukan
manusia.
125
2. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data dan informasi yang digunakan
adalah teknik pengumpulan data kualitatif, yang meliputi studi wawancara mendalam,
dokumentasi, dan observasi, studi leteratur. Sesuai dengan metode penelitian yang
digunakan yaitu pendekatan naturalistic inquiry dengan tradisi kualitatif, maka
dalam pengumpulan data dipilih teknik pengamatan langsung atau observasi
terhadap subjek penelitian. Alat untuk membantu pengumpulan data digunakan
pedoman/teknik wawancara, catatan lapangan (field notes), alat perekam suara
(tape recorder), dan foto (Hopkinsj, 993:116), yang secara intensif dilakukan pada
informan (responder).
1) Wawancara mendalam
Wawancara mendalam ialah cara untuk menggali informasi, pemikiran,
gagasan, sikap dan pengalaman para pakar dan praktisi. Wawancara tatap muka
dilakukan secara langsung antara peneliti dan nara sumber yaitu : pembina OSIS,
pelatih ekskul, Kepala sekolah, guru PKn, dan siswa SMP Negeri 10 Cimahi
secara dialogis, tanya jawab, diskusi dan melalui cara lain yang dapat
memungkinkan diperolehnya informasi yang diperlukan. dan dengan jumlah
responden yang tidak ditentukan jumlahnya, melainkan peneliti terus menerus
melakukan wawancara sepanjang menemukan hal-hal yang baru dan yang
dianggap bermakna dan esensial oleh peneliti. Teknik wawancara ini merupakan
metode pengumpulan data dan informasi yang utama untuk mendeskripsikan
pengalaman informan.
Lincoln dan Guba (1985:268), mengartikan bahwa “wawancara adalah
suatu percakapan yang bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang
126
perorangan, kejadian, kegiatan, perasaan, motivasi, kepedulian, disamping itu
dapat mengalami dunia pikiran dan perasaan responden”. Dengan menggunakan
teknik wawancara data yang belum jelas berupa ucapan, pikiran, gagasan,
perasaan dan tindakan dari guru dan siswa dapat terungkap oleh peneliti secara
akurat. Data yang dikumpulkan melalui wawancara yang dilakukan peneliti ada
yang bersifat verbal ada pula yang bersifat non verbal. Data verbal yang diperoleh
melalui percakapan atau tanya jawab yang ditulis dan direkam dengan persetujuan
responden itu sendiri.
2) Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi ialah cara untuk menggali, mengkaji, dan mempelajari
sumber-sumber tertulis baik dalam bentuk Laporan Penelitian, Dokumen
Kurikulum, Makalah, Jurnal, Klipping Media Massa, Buku, dan Dokumen Negara
(Pemerintah). Pemilihan metode ini dilandasi oleh pemikiran bahwa dalam
sumber-sumber tertulis tersebut dapat diperoleh ungkapan gagasan, persepsi,
pemikiran, serta sikap para pakar dan praktisi pendidikan kewarganegaraan.
Seluruh hasil pengumpulan data didokumentasikan dalam catatan lapangan
atau field notes. Selain itu didokumentasikan dan direkam yang relevan dengan
tema penelitian, bersama-sama dengan hasil wawancara, termasuk informasi
penting yang juga didokumentasikan. Lincoln dan Guba ((1985:268))
mengemukakan bahwa :
Sumber informasi yang berupa dokumen dan rekaman cukup bermanfaat, karena antara lain: 1) merupakan sumber data yang stabil dan kaya, 2) berguna sebagai pengujian, 3) bersifat alamiah, 4) relatif murah dan mudah diperoleh, 5) tidak reaktif.
Dokumen-dokumen itu adalah: 1) Buku catatan kasus, 2) Buku catatan
127
piker guru, 3) Tata tertib sekolah, 4) Buku pelaksanaan bimbingan dan konseling,
5) Daftar Hadir dan Daftar nilai PKn, 6) Leger, 7) Buku kegiatan Ekstrakurikuler /
OSIS, 8) Arsip-arsip lain yang ada di sekolah.
Dokumentasi dilakukan untuk mengungkap data berupa administrasi
serta bagian-bagian data yang terdokumentasi. Menurut S. Nasution (2003 : 85)
bahwa “dokumentasi merupakan sumber bukan manusia "non human resources
yang dapat dimanfaatkan karena banyak memberikan keuntungan yaitu, bahannya
telah ada, telah tersedia, siap pakai dan tanpa biaya”.
Dokumen ini sangat berguna untuk memberikan latar belakang yang
lebih luas mengenai pokok penelitian, dan dapat dijadikan bahan triangulasi untuk
mengecek kesesuaian data, disamping itu juga digunakan pula catatan lapangan
atau field notes yang sangat diperlukan dalam menjaring data kualitatif. Catatan
lapangan merupakan catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, diilhami,
dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data beserta refleksi terhadap data
kualitatif.
Dokumentasi ini digunakan tidak hanya berfungsi sebagai data pelengkap
dari data yang telah diperoleh melalui sumber data primer, akan tetapi digunakan
untuk menjelaskan, menguji, menafsirkan, dan menganalisis data yang berkaitan
dengan fokus penelitian. Dalam hal ini, peneliti adalah instrumen utama (key
instrument) dalam pengumpulan data. Untuk mendukung ketersediaan data dan
analisis data, peneliti memanfaatkan sumber-sumber lain berupa dokumen negara,
catatan dan dokumen (non human resources). Catatan dan dokumen ini dapat
dimanfaatkan sebagai saksi dari kejadian-kejadian tertentu atau sebagai bentuk
pertanggungjawaban. Dalam studi dokumentasi ini, peneliti akan memanfaatkan
128
sumber kepustakaan berupa hasil penelitian, dan pembahasan konseptual dengan
menggunakan teknik analisis yang dikaitkan dengan pembelajaran
kewarganegaraan dan kegiatan ekstrakurikuler.
3) Observasi Partisipatif
Observasi partisipasi dilakukan untuk memperoleh informasi yang seutuh
mungkin, observasi adalah teknik pengumpulan data/informasi yang utama dalam
penelitian naturalistik inkuiri, dengan mengamati kegiatan secara langsung dengan
memperhatikan kegiatan siswa SMP Negeri 10 Cimahi pada waktu latihan
kegiatan ekstrakurikuler di sekolah, sebagai instrumen untuk menggali, mengkaji,
memilih, mengorganisasikan, dan mendeskripsikan informasi selengkap mungkin.
Menurut Lincoln dan Guba (1985), terdapat tiga klasifikasi dalam
observasi yaitu 1) pengamat dapat bertindak sebagai seorang partisipan. 2)
observasi dapat dilakukan terus terang (overt) atau disamarkan (covert), walaupun
secara etis dianjurkan secara terus terang kecuali untuk keadaan tertentu yang
memerlukan penyamaran, dan 3) menyangkut Tatar penelitian.
Dari observasi atau pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dapat
diambil beberapa manfaat sebagaimana dikemukakan oleh Patton dalam Nasution
(2003:59-60) bahwa manfaat pengamatan adalah:
1) Dengan berada di lapangan peneliti lebih mampu memahami konteks data dalam keseluruhan situasi, jadi ia dapat memperoleh pandangan yang holistic atau menyeluruh. 2) Pengalaman langsung memungkinkan peneliti menggunakan pendekatan induktif, 3) Peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang atau yang tidak diamati oleh orang lain, khususnya orang yang berada di lingkungan itu, karena dianggap 'biasa' dan karena itu tidak akan diungkapkan dalam wawancara. 4) Peneliti dapat menemukan hal-hal yang sedianya tidak akan diungkapkan oleh responder, dalam wawancara karena bersifat sensitif atau ingin ditutupi karena dapat merugikan nama lembaga. 5) Peneliti dapat menemukan hal-hal yang di luar persepsi responder, sehingga peneliti memperoleh gambaran yang komprehensif. 6) Dalam
129
lapangan peneliti tidak hanya dapat melakukan pengamatan terhadap hal-hal yang terfokus.
Dengan keberadaan di lapangan, maka dapat diperoleh data yang kaya
untuk dijadikan bahan analisis dasar yang akurat, tepat dan dapat
dipertanggungjawabkan. Adapun jenis observasi yang digunakan adalah observasi
non sistematis yaitu tidak menggunakan pedoman baku yang berisi sebuah daftar.
akan tetapi pengamatan dilakukan secara spontan, dengan cara mengamati apa
adanya pad saat siswa melakukan kegiatan ekstrakurikuler.
d) Studi Literatur
Studi literatur merupakan alat pengumpul data untuk mengungkapkan
berbagai teori yang relevan dengan permasalahan yang diteliti sebagai bahan
pembahasan hasil penelitian. Teknik ini dilakukan dengan cara membaca,
mempelajari buku-buku dan sebagainya. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh
data teoretis yang dapat mendukung kebenaran data yang diperoleh melalui
penelitian dan menunjang pada kenyataan yang berlaku pada penelitian. Faisal
(1992:30) mengemukakan bahwa hasil studi literatur bisa dijadikan masukan dan
landasan dalam menjelaskan dan merinci masalah-masalah yang akan diteliti;
termasuk juga memberi latar belakang mengapa masalah tadi penting diteliti.
e) Snowballing
Dalam tahap ini keseluruhan pedoman penelitian baik observasi,
wawancara, dokumentasi disusun secara terstruktur untuk penarikan sampel dalam
kualitatif dengan dilakukan secara snowball dimana sampel penelitian akan
berubah sesuai dengan kebutuhan penelitian selama di lapangan.
130
C. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas
tigaalur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu reduksi data, penyajian data,
penarikan kesimpulan/verifikasi (Miles dan Huberman,1992:16-18). Analisis data
kualitatif merupakan upaya yang berlanjut, berulang dan terus menerus.
Masalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan
merupakan rangkain kegiatan analisis yang saling susul menyusul seperti dapat
digambarkan pada bagan berikut :
Bagan 3.1 Komponen-komponen Analisis Data
(Miles dan Huberman, 1992:20)
Bagan di atas dapat dijelaskan bahwa tiga jenis kegiatan utama analisis
data merupakan proses siklus dan interaktif. Peneliti harus siap bergerak di antara
empat “sumbu” kumparan itu selama pengumpulan data, selanjutnya bergerak
bolak balik di antara kegiatan reduksi, penyajian, dan penarikan
kesimpulan/verifikasi.
Pengumpulan
data
Reduksi
data Kesimpulan:
Penarikan/verifikasi
Penyajian
data
131
D. Lokasi dan Subyek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Adapun yang dijadikan lokasi dalam penelitian ini ialah SMP Negeri 10
Cimahi jalan Daeng Muhammad Ardiwinata No. 43 A Cihanjuang Cimahi Utara
Tlp (022) 70767689 Kode pos 40513 Kota Cimahi Provinsi Jawa Barat. Status
Sekolah Negeri dengan SK Pendirian Sekolah No 420/Kep.29-Disdik/2003.
Tanggal 28 Pebruari 2003. No Statistik Sekolah (NSS) 201026701019 Nomor
Pokok Sekolah Nasional (NPSN) 20224079.
Sekolah tersebut merupakan sekolah baru, namun prestasinya hampir
menyamai sekolah lainnya yang sudah lama berdiri. Terutama bidang non
akademik yang mana sekolah ini sarat dengan kegiatan ekstrakurikuler. Tercatat
ada 22 kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti siswa, yaitu : 1. Pramuka, 2.
Paskibra, 3. PMR, 4. Bintalis (Bimbingan Mental Islam), 5. KIR (Karya Ilmiah
Remaja IPA), 6. KIR (Karya Ilmiah Remaja Matematika) 7. TEC (Ten English
Club), 8. Mading (Majalan Dinding), 9. Karawitan, 10. Angklung, 11. Seni Tari
Daerah, 12. Nazid, 13. Paduan Suara, 14. Seni Rupa, 15. Basket, 16. Volly, 17.
Futsal, 18. Kriket, 19. Bulu Tangkis, 20. Silat, dan 21. Tekwondo, 22. Karate. Di
samping itu prestasinya pun cukup membanggakan, baik dalam
perlombaan/kompetisi tingkat kota maupun tingkat provinsi Jawa Barat. Sehingga
sangat memungkinkan bagi peneliti untuk melakukan penelitian.
Adapun alasan memilih penelitian di SMP Negeri 10 Cimahi sebagai
berikut :
a. Lokasi sekolah tersebut sangat dekat dengan domisili peneliti sehingga
memudahkan untuk melakukan observasi dan dapat menghemat waktu serta
132
biaya untuk melakukan kunjungan ke lokasi penelitian.
b. Peneliti telah mengenal SMP Negeri 10 tersebut cukup lama, baik dengan
guru-gurunya, Staf Tata Usaha, penjaga, maupun Kepala Sekolahnya hingga
memudahkan peneliti untuk menggali informasi.
Sedangkan memilih tingkat SMP, karena usia siswa SMP dapat
dikatakan sebagai usia remaja dan akhir remaja (adolescent and late adolescent),
yang mana pada usia ini kerpibadiannya masih labil. Sehingga memerlukan
pembinaan atas dasar pertimbangan nilai, moral, dan norma yang berlaku, yakni
norma hukum, agama, kesusilaan, dan kesopanan dalam kehidupan sebagai
anggota keluarga, masyarakat yang sebagai warganegara, serta mahluk ciptaan
Tuhan Yang Maha Esa, memiliki keyakinan pentingnya pengamalan asas the rule
of law dan sikap demokratis dalam setiap kehidupan, serta dituntut untuk
memahami pentingnya kebanggaan berbangsa dan bernegara serta bertanah air
Indonesia.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian kualitatif adalah pihak-pihak yang menjadi sasaran
penelitian atau sumber yang dapat memberikan informasi yang dipilih secara
purposif bertalian dengan tujuan tertentu. Hal ini sesuai dengan yang
dikemukakan oleh Moleong (2005:165) bahwa “...pada penelitian kualitatif tidak
ada sampel acak tetapi sampel bertujuan“.
Berdasarkan uraian di atas, maka subjek yang akan diteliti ditentukan
langsung oleh peneliti. Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah
pihak-pihak yang terkait dalam pembelajaran PKn dan ekstrakurikuler. Yaitu
pembina OSIS, pelatih ekskul, guru PKn, Kepala sekolah, dan siswa anggota
133
ekskul SMP Negeri 10 Cimahi.
1. Kepala Sekolah : Asep Irawan.R, S.Pd. MM
2. Pembina OSIS :
1) Drs. Ayit Rosidin
2) Nurhawati, S.Pd
3. Pembina Ekstrakurikuler
1) Engkos Koswara, S.Pd (Pramuka)
2) Heni Pujiani, S.Pd (Pramuka)
3) M. Dainur Kurnia, S.Pd (Paskibra)
4) Sopiah Farida, S.Pd (PMR)
5) Supartati, S.Pd (PMR)
4. Pelatih ekstrakurikuler :
a. Pramuka :
1) Paris Paruqi
2) Andryanto
b. Paskibra
1) Tedi Gunawan
c. PMR
1) Kiki Pratama
2) Sihabudin
5) Guru PKn :
1) Rd. Suryanto, S.Pd
2) Hj. Neneng Sasmina, S.Pd
6. Anggota Ekstrakurikuler
134
a. Pramuka :
1) Winmaha (Pratama).
2) Yuliani (Pratama)
3) Dani Asgar (Danru)
4) Hana Nur Anisa (Danru) 8I
b. Paskibra
1) Yesi Praja Hendra (Ketua angkatan kelas 7)
2) Dinda Putri Thalia (Ketua angkatan kelas 8)
3) Nanda Triantika (Sekretaris)
4) Galih Permana (Danton)
5) Risa Riswayasari Sofi Yulia (Bendahara)
c. PMR
1) Virna Oktaviani (Komandan Unit)
2) Wida Widiawati (sekretaris) 8 c
3) Reny Sovyani
4) Risma Saadah
Dalam penelitian ini yang diamati sebagai sumber data adalah manusia,
peristiwa, dan situasi (S.Nasution,2003:9). Manusia yang dimaksud adalah semua
orang yang terlibat dalam penelitian. 'I'erdiri dari guru PKn, Pembina OSIS,
Pembina Ekskul, Pelatih, siswa dan peneliti. Peristiwa yang dimaksud adalah
semua kejadian yang diamati selama kegiatan ekstrakurikuler berlangsung di luar
kelas. Sedangkan yang dimaksud dengan situasi adalah tatar atau gambaran yang
menyangkut keadaan atau kondisi ketika berlangsungnya pengamatan terhadap
pengembangan kegiatan ekskul oleh pelatih.
135
Peneliti berusaha memperoleh berbagai macam data yang berhubungan
dengan penelitian. Data tersebut akan diperoleh dari semua perkataan, tindakan,
situasi, dan peristiwa yang dapat diamati oleh peneliti selama kegiatan ekskul di
luar kelas. Jumlah dan subyek penelitian pada dasarnya dapat berkembang di
lapangan atau "snowball sampling tehnique".
Dalam penelitian kualitatif, sampel yang dipilih bersifat purposif sehingga
besarnya sampel ditentukan oleh adanya pertimbangan perolehan informasi.
Penentuan sampel dianggap telah memadai apabila telah sampai pada titik jenuh
seperti yang dikemukakan oleh Nasution (1996:32-33) sebagai berikut:
Untuk memperoleh informasi sampai dicapai taraf “redundancy” ketentuan atau kejenuhan artinya bahwa dengan menggunakan responden selanjutnya boleh dikatakan tidak lagi diperoleh tambahan informasi baru yang dianggap berarti. Berdasarkan pendapat di atas, dapat dikatakan bahwa pengumpulan data
dari responden didasarkan pada kejenuhan data dan informasi yang diberikan.
Apabila dari beberapa responden yang dimintai keterangan diperoleh informasi
yang sama, maka hal itu sudah dianggap cukup untuk proses pengumpulan data
yang diperlukan sehingga tidak perlu meminta keterangan dari responden
berikutnya.
E. Tahap-tahap Penelitian
Agar lebih mudah dalam melakukan penelitian ini, terutama dalam
pengaturan waktu penelitian, maka disusun jadwal penelitian sehingga peneliti
dapat dengan mudah mengevaluasi pelaksanaan penelitian ini. Adapun penelitian
ini dilaksanakan selama delapan bulan.
1. Tahap Persiapan
136
Dalam tahap persiapan meliputi kegiatan pra survei, pembuatan usulan
penelitian dan konsultasi pembimbing dan pelaksanaan seminar usulan penelitian,
perbaikan dan perizinan selama 2 sampai 3 bulan.
2. Pengumpulan Data
Pengumpulan data direncanakan selama 3 bulan yang meliputi kegiatan Sebagai
berikut :
a. Tahap Orientasi
Kegiatan ini dilakukan di sekolah secara langsung oleh peneliti di SMP
Negeri 10 Cimahi. Adapun kegiatan yang dilakukan selama orientasi adalah
mempelajari dokumen-dokumen yang dibuat oleh pembina Ekskul, latar belakang
pendidikan pembina dan pelatih Ekskul. Mempelajari lingkungan sekolah beserta
warga sekolah yang ada, pengalaman kerja guru PKn dan pelatih, jadwal kegiatan,
persiapan- persiapan yang dimiliki oleh pembina dan pelatih, serta dokumen
pembina dan pelatih tentang siswa dan lain sebagainya. Sehingga meialui kegiatan
orientasi ini diperoleh gambaran umum untuk mempertegas masalah yang disusun
peneliti dan sebagai bahan yang dapat digunakan tindak lanjut penelitian.
b. Tahap Eksplorasi
Tahap orientasi dengan tahap eksplorasi berjarak 3 minggu sebab dalam
tahap orientasi selalu disusun dan dikonsultasikan dengan pembimbing.
Selanjutnya dirinci dan diarahkan pada data dan informasi yang diperlukan, maka
sebelum memasuki tahap kedua (eksplorasi) maka disusun pedoman observasi
serta pedoman wawancara untuk mengumpulkan data tentang dokumentasi guru
maupun dalam penampilan dalam proses pembelajaran, namun pedoman
wawancara tidak disusun secara terstruktur karena sampel kualitatif dilakukan
137
secara purposif - dengan kemungkinan jumlahnya bertambah dalam proses, maka
akan terjadi "Snowball", dimana sampel penelitian akan berubah sesuai dengan
kebutullan penelitian selama di lapangan, dengan demikian wawancara dilakukan
secara terbuka karena data yang diperoleh melalui wawancara bertujuan
mengungkap bahkan yang ada dan dilakukan guru dalam pembelajaran
demokrasinya yang tidak terkaver oleh pedoman observasi dan wawancara
dilakukan setelah observasi.
F. Analisis Data
Pengolahan dan analisis data dilakukan secara terus menerus sepanjang
penelitian ini berlangsung dari awal hingga akhir, yaitu mulai dari tahap orientasi
sampai pada tahap berakhirnya seluruh program tindakan sesuai dengan
karakteristik pokok permasalahan dan tujuan penelitian (Hopkins, 1993). Analisis
data ini dilakukan secara reflektif, partisipatif dan kolaboratif pada setiap analisis
data sehingga dari hasil analisis data dapat diperoleh alternatif jalan keluar untuk
menentukan hasil penelitian yang dilaksanakan.
Menurut Hopkins, (1993:151-158) prosedur pengolahan dan analisis data
dalam penelitian dapat dilakukan melalui beberapa tahapan sebagai berikut:
1. Kategorisasi Data
Pada tahap ini, data yang telah dikumpulkan dari berbagai metode
pengumpulan data, diberi kodekode tertentu berdasarkan kategori yang telah
ditentukan untuk memudahkan analisis atau hasil observasi dan wawancara
terhadap guru di lapangan, yang dicatat dalam catatan lapangan atau field notes,
dikelompokkan berdasarkan unit-unit dengan memperhatikan karakteristik setiap
138
data mentah sesuai dengan kategori-kategori yang telah ditentukan dalam rumusan
masalah. Semua data dari lapangan dicatat secara rinci dalam catatan lapangan
(Field notes). Kategori yang dimaksudkan adalah; (1) situasi tempat latihan
ekskul, (2) proses kegiatan latihan, berupa informasi tentang interaksi sosial
antara pelatih dan pembina dengan peserta, dan perubahan yang terjadi selama
berlangsungnya proses kegiatan ekskul, dan (3) aktivitas berupa kegiatan latihan
yang dapat memantapkan jati diri siswa sebagai warga negara yang demokratis
dan sadar hukum.
2. Validasi Data
Validasi data adalah suatu kegiatan pengujian terhadap keobjektifan dan
keabsahan data. Teknik validasi yang digunakan adalah sebagai berikut:
a) Triangulasi
Proses ini ditandai dengan cara mencek kebenaran data tertentu dengan
membandingkannya dengan data yang diperoleh dari sumber lain. Triangulasi
bukan sekedar mentest kebenaran data. melainkan juga suatu usaha untuk melihat
dengan lebih tajam hubungan antara berbagai data agar mencegah kesalahan
dalam analisis data (Hopkins, 1993:152-153). Dalam proses ini, peneliti
melakukan pengecekan terhadap validasi data yang telah diperoleh dengan cara
mengkonfirmasikan antara data atau informasi yang diperoleh dari sumber lain,
yaitu guru PKn, guru lain dan siswa). Dalam hal ini peneliti membandingkan data
hasil wawancara dengan guru dan kepala sekolah dengan data hasil observasi,
Berta mencocokkannya dengan guru melalui cara analisis kolaboratif.
b) Member Check
Yaitu suatu kegiatan di mana peneliti mencek kebenaran dan kesahihan
139
data temuan penelitian dengan mengkonfirmasikan sumber data, agar informasi
yang diperoleh dan digunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan apa yang
dimaksud oleh informan (Nasution, 2003:117-118). Dalam proses ini data atau
informasi tentang seluruh pelaksanaan pembelajaran demokrasi yang diperoleh
peneliti dikonfirmasikan kebenarannya kepada seluruh guru PKn, Pembina OSIS,
Pembina Ekskul, Pelatih dan siswa melalui dialog setelah akhir pelaksanaan
kegiatan latihan di luar kelas.
c) Audit Trail
Yaitu mendiskusikan kebenaran hasil penelitian dengan membicarakan
dan mendiskusikan hasil penelitian dengan guru lain yang mengajar mata
pelajaran sejenis, pembina OSIS, Pembina Ekskul, pembimbing, peneliti senior,
dan teman-teman peneliti. Kegiatan ini dilakukan untuk memperoleh data dengan
validasi tinggi.
d) Peer the briefing
Mendiskusikan kebenaran data penelitian beserta prosedur dan metode
pengumpulan datanya dengan teman sejawat, dengan maksud untuk memperoleh
kritik dan masukan sehingga bisa mempertajam analisis guna memperoleh data
dengan validasi yang tinggi.
e) Expert Opinion
Proses mengkonsultasikan hasil temuan penelitian kepada para ahli yang
mempunyai spesialisasi di bidangnya. Dalam kegiatan ini, peneliti
mengkonsultasikan hasil temuan penelitian kepada para pembimbing dan kepada
pakar yang mempunyai keahlian dalam penelitian kualitatif, untuk memperoleh
arahan dan masukan sehingga validasi temuan penelitian dapat
140
dipertanggungjawabkan.
3. Interpretasi
Temuan-temuan data penelitian diinterpretasikan dengan merujuk kepada
acuan teoritik yang telah dipilih mengenai proses kegiatan ekstrakurkuler, norma-
norma praktis yang disepakati atau berdasarkan intuisi guru mengenai situasi
kegiatan latihan yang baik, tentang kreativitas pembina dan pelatih dalam
menumbuhkan sikap demokratis dan sadar hukum siswa, sehingga diperoleh
suatu kerangka referensi yang dapat memberi makna terhadapnya.
Temuan penelitian berdasarkan kerangka teoritik yang dipilih mengacu
kepada norma-norma praktis yang disepakati atau berdasarkan intuisi pembina
dan pelatih ekskul mengenai situasi pembinaan yang baik.