Metode Penanganan diabetes mellitus.docx

31
METODE DALAM PENGOBATAN PENYAKIT DIABETES MELLITUS Oleh: I GDE BAGUS YATNA WIBAWA 091425053004 ANATOMI FISIOLOGI

description

metode penanganan DM

Transcript of Metode Penanganan diabetes mellitus.docx

METODE DALAM PENGOBATAN PENYAKIT DIABETES MELLITUS

Oleh:I GDE BAGUS YATNA WIBAWA091425053004

ANATOMI FISIOLOGIMAGISTER TEKNOBIOMEDIKPROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS AIRLANGGA2015Metode Penanganan DM

Dalam melakukan penanganan pasien dengan penyakit diabetes mellitus (DM) disesuaikan dengan tipe yang diderita oleh pasien tersebut apakah DM tipe I atau tipe II. Hingga saat ini metode yang digunakan dalam penanganan DM terdapat 4 metode, antara lain dengan melakukan diet dan olahraga, pemberian obat hipoglikemik oral, pemberian insulin dan melakukan stem sel pada organ pankreas.A. Metode Diet dan OlahragaPerencanaan makanan merupakan salah satu pengobatan diabetes. Faktor yang berpengaruh pada respon glikemik makanan adalah cara memasak, proses penyiapan makanan dan bentuk makanan serta komposisi makanan (karbohidrat, lemak dan protein), yang dimaksud dengan karbohidrat adalah gula, tepung dan serat. Jumlah masukan kalori makanan yang berasal dari karbohidrat lebih penting dari pada sumber atau macam karbohidratnya. Standar yang diajukan adalah makanan dengan komposisi: Karbohidrat 60 70 % Protein 10 15% Lemak 20 25%Jumlah kandungan kolesterol disarankan < 300 mg/hari. Diusahakan lemak berasal dari sumber asam lemak tidak jenuh (MUFA, Mono Unsaturated Fatty Acid), dan membatasi PUFA (Poly Unsaturated Fatty Acid) dan asam lemak jenuh. Jumlah kandungan serat 25 g/hari, diutamakan serat larut. Pasien diabetes dengan hipertensi perlu mengurangi konsumsi garam. Pemanis buatan dapat dipakai secukupnya. Pemanis buatan yang tak bergizi yang aman dan dapat diterima untuk digunakan pasien diabetes termasuk yang sedang hamil adalah : sakarin, aspartame, acesulfame potassium dan sucralose. Jumlah kalori disesuaikan dengan pertumbuhan, status gizi, umur ada tidaknya stress akut, dan kegiatan jasmani. Untuk penentuan status gizi,status gizi, umur, ada tidaknya stress akut, dan kegiatan jasmani. Diet adalah penatalaksanaan yang penting dari kedua tipe Diabetes Melitus (DM). Makanan yang dikonsumsi harus dibagi merata sepanjang hari. Sangat penting bagi pasien yang menerima insulin, dikoordinasikan antara makanan yang masuk dengan aktivitas insulin. Penderita Diabetes Melitus tipe 2 cenderung kegemukan, hal ini berhubungan dengan resistensi insulin dan hiperglikemia. Toleransi glukosa sering membaik dengan penurunan berat badan.Ketaatan diet dan mengatur pola makan adalah umumnya adalah metode penanganan untuk pasien DM tipe II dimana pada pasien terdapat resistensi insulin dan defisiansi insulin relatif dan dapat ditangani tanpa insulin. Pola diet pada penderita DM tipe II dimaksudkan untuk mengatur jumlah kalori dan karbohidrat yang dikonsumsi setiap hari.Pola diet penderita DM 2 dibagi menjadi 3 bagian piramida yaitu eat most, eat moderately dan eat least. Eat most adalah makanan yang sebaiknya sering dikonsumsi meliputi roti dengan kaya gandum, sarapan sereal yang kaya gandum, buah segar terutama apel, pir dan pisang. Eat moderately yaitu makanan yang sebaiknya dikonsumsi secara cukup tidak terlalu sering dan juga tidak terlalu jarang yaitu ikan, seafood, telur, tahu, keju, yoghurt, dan susu. Eat least adalah makanan yang sebaiknya dikonsumsi dengan porsi yang sedikit yaitu cokelat, es krim, alkohol, mayonnaise, gula dan madu.Prinsip diet DM adalah tepat jumlah, jadwal dan jenis. Diet tepat jumlah yang dimaksud adalah jumlah kalori yang diberikan harus habis, jangan dikurangi atau ditambah sesuai dengan kebutuhan. Prinsip yang harus dipegang dalam mengatur jumlah makanan ini adalah porsi makanan yang dikonsumsi tidak perlu banyak, namun harus sering. Misalkan pengaturan jumlah makan dalam satu hari: Makan pagi: 20% dari total kebutuhan kalori dalam satu hari Makan ringan I : 10% dari total kebutuhan kalori dalam satu hari Makan siang: 25% dari total kebutuhan kalori dalam satu hari Makan ringan II : 10% dari total kebutuhan kalori dalam satu hari Makan malam: 25% dari total kebutuhan kalori dalam satu hari Makan ringan III : 10% dari total kebutuhan kalori dalam satu hari Oleh sebab itu, jadwal makan diatur sedemikian rupa hingga enam kali dalam sehari, yaitu 3 kali makanan utama dan 3 kali makanan selingan. Jadwal makan penderita diabetes mellitus harus diikuti sesuai intervalnya yaitu tiap 3 jam., misalnya: Pukul 06.30 - makan pagi. Pukul 09.30 - makanan kecil atau buah. Pukul 12.30 - makan siang. Pukul 15.30 - makanan kecil atau buah. Pukul 18.30 - makan malam. Pukul 21.30 - makanan kecil atau buah.Selanjutnya pemilihan jenis makanan bagi penderita penyakit DM ini berkaitan dengan naik turunnya kadar gula darah. Karena asupan gula ke dalam tubuh berasal dari makanan yang dikonsumsi.Indeks glikemikadalah angka yang menunjukkan kecepatan makanan dalam meningkatkan/menaikkan kadar gula dalam darah. Semakin tinggiindeks glikemik maka kenaikan gula darah setelah mengkonsumsi makanan semakin cepat. Berikut tabel pembagian makanan dengan indeks glikemik masing-masing,Tabel Indeks Glikemikjenis makananNamaIndeks GlikemikTakaran Saji (gr)

BAKERYTortila gandum3050

Sponge cake4663

Cake pisang dengan gula4760

Tortila jagung5250

Cake pisang tanpa gula5560

Roti hamburger6130

Pita bread6830

Roti putih7130

Roti gandum utuh (whole wheat)7130

Bagel putih7270

Baguette putih9530

SEREALNasi merah50150

Oatmeal55250

Jagung rebus60150

Muesli6630

Oatmeal instan83250

Nasi putih89150

Cornflakes9330

MINUMANJus apel tanpa pemanis44250 ml

Jus jeruk tanpa pemanis50250 ml

Soft drink68250 ml

Dairy ProductSusu skim32250 ml

Yoghurt rendah lemak dengan buah33200

Susu penuh lemak41250 ml

Es Krim5750

BUAH BUAHANJeruk Bali25120

Pear38120

Apel39120

Jeruk40120

Peach kalengan40120

Peach42120

Pear kalengan43120

Anggur59120

Pisang62120

Kismis6460

Semangka72120

KACANG KACANGANKacang tanah750

Kacang kedelai15150

Kacang mede asin2750

Kacang merah29150

Kacang hitam30150

Kacang panggang40150

PASTAFettucini32180

Makaroni47180

Spaghetti direbus 20 menit58180

MAKANAN RINGANKeripik jagung asin4250

Keripik kentang5150

Berondong jagung tawar5520

Pretzel8330

SAYURANWortel3580

Green peas5180

Talas54150

Ubi70150

Mashed potato instan87150

LAIN LAINChicken nuggets dipanaskan di microwave46100

Madu6125

Sebagai catatan: jika indeks glikemik glukosa adalah 100, maka: indeks glikemik rendah adalah 55 indeks glikemik sedang adalah 56 -69 indeks glikemik tinggi adalah 70Dalam membuat susunan menu pada perencanaan makan, seorang ahli gizi tentu akan mengusahakan mendekati kebiasaan makan sehari-hari, sederhana, bervariasi dan mudah dilaksanakan, seimbang, dan sesuai kebutuhan, namun pada dasarnya hampir semua jenis makanan sebagai penyebab DM. Makanan yang harus dihindari adalah makanan manis yang termasuk pantangan buah seperti sawo, jeruk, nanas, rambutan, durian, nangka dan anggur. Jenis dianjurkan adalah makanan manis termasuk buah pepaya, kedondong, salak, pisang (kecuali pisang raja, pisang emas, pisang tanduk), apel, tomat, semangka.Dalam hal diet, perhatikan konsumsi takaran karbohidrat. Ada 2 golongan karbohidrat, yakni kompleks dan sederhana. Bila mengkonsumsi karbohidrat kompleks seperti pada roti, nasi, atau kentang, zat ini akan diuraikan menjadi rantai tunggal glukosa, kemudian baru diserap ke dalam aliran darah. Kadar gula memang akan naik, tapi dengan cepat atau banyak. Bila mengkonsumsi makanan berkarbohidrat sederhana, seperti selai, jeli, sirup, limun, es krim, kadar gula darah segera naik memasuki sistem darah. Sebab itu penderita DM dianjurkan tidak mengkonsumsi makanan berkarbohidrat sederhana. Sebaliknya, mengkonsumsi sumber karbohidrat berserat alami seperti roti biji gandum, biskuit berserat, sayuran, kacang-kacangan, dan buah segar (kadar gula rendah).Syarat pemberian makanan harus mencakup kandungan gizinya. Kandungan gizi yang sebaiknya dipenuhi bagi Diabetisi, berdasarkan American Diabetes Association (ADA) dan Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI).Tabel Kandungan GIziKandungan GiziADA (2003)PERKENI (2006)

Karbohidrat45-60%45-65%

Sukrosa< 10%< 10%

Serat20-35 g25 g

Lemak25-35 %20-25 %

Kolerterol< 300 mg< 300%

Protein10-20%15-20%

Berdasarkan PERKENI (2006), kandungan gizi energi makanan untuk pasien DM harus cukup untuk mencapai dan mempertahankan berat badan normal. Karbohidrat yang dianjurkan sebesar 45-65% total asupan energi, pembatasan karbohidrat total yang kurang dari 130 g/hari tidak dianjurkan. Kandungan sukrosa kurang lebih 10% dari total asupan energi, sedangkan kebutuhan protein normal, yaitu 15-20% dari kebutuhan energi total. Sumber protein yang baik antara lain ikan, seafood, daging tanpa lemak, ayam tanpa kulit, susu rendah lemak, kacang, dan kacang-kacangan (tahu dan tempe).Sebaiknya makanan diet untuk pasien DM mengandung serat tinggi kadar yang dianjurkan adalah sebanyak 25 g/hari. Diabetisi dianjurkan mengonsumsi cukup serat larut air yang terdapat di dalam sayur dan buah, kacang-kacangan, sumber tinggi serat, serta mengandung vitamin dan mineral. Penggunaan pemanis bergizi seperti gula alkohol dan fruktosa sebaiknya perlu dibatasi, karena gula alkohol mengandung 2 Kal/g, sedangkan fruktosa tidak dianjurkan pada diabetisi karena memiliki efek samping pada lipid plasma. Pemanis buatan (aspartam, sakarin, sukralos, accesulfame potassium, neotame) boleh digunakan sepanjang tidak melebihi batas aman untuk dikonsumsi.Selain dengan mengatur pola makan, dalam penanganan DM tipe II juga dharuskan taat melakukan latihan fisik dan olahraga. Frekuensi latihan dikategorikan baik jika penderita DM melakukan olah raga sebanyak 3-6 kali seminggu, dan dikategorikan buruk jika penderita DM melakukan olah raga kurang dari 3 kali seminggu atau lebih dari 6 kali seminggu. Lama latihan yang baik bagi penderita DM adalah jika penderita DM melakukan olah raga selama 30 menit setiap kali berolah raga. Olahraga yang teratur pada pasien DM dapat memperbaiki sensitivitas insulin. Adapun yang perlu diperhatikan, pasien DM diharuskan minum banyak cairan sebelum, selama dan sesudah berolahraga untuk mencegah dehidrasi. Jenis latihan penderita DM dikategorikan baik jika penderita DM melakukan olah raga sesuai dengan kondisi diabetes mellitusnya, dan dikategorikan buruk jika penderita DM melakukan olah raga tidak sesuai dengan kondisi diabetes mellitusnya. Jenis olah raga jalan kaki, bersepeda, jogging dan senam irama merupakan jenis olah raga yang sesuai dengan penderita DM.Pada penderita DM tipe I, latihan fisik kurang bermanfaat dalam penurunan kadar glukosa darah, sebab pada DM tipe I kadar insulinnya rendah oleh karena ketidakmampuan pankreas dalam memproduksi insulin, sehingga penderita DM tipe I mudah mengalami hipoglikemi selama dan segera setelah olahraga atau latihan jasmani Pada pasien DM tipe II, latihan jasmani memiliki peran utama dalam pengaturan kadar glukosa darah. Pada penderita diabetes mellitus tipe II, produksi insulin tidak terganggu, tetapi karena respon reseptor pada sel terhadap insulin (resistensi) masih kurang, maka insulin tidak dapat membantu transfer glukosa kedalam sel. Pada saat berolahraga, keadaan permeabilitas membran terhadap glukosa meningkat pada otot yang berkontraksi sehingga resistensi insulin berkurang, dengan kata lain sensitivitas insulin meningkat .Pengambilan glukosa pada otot yang aktif dalam hal ini akan meningkat, akan tetapi tidak disertai dengan peningkatan insulin. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya kepekaan reseptor insulin diotot dan bertambahnya reseptor insulin pada saat berolah raga. Peningkatan kepekaan ini berakhir cukup lama setelah latihan berakhir. Peningkatan sensitivitas insulin pada saat berolahraga dapat terjadi karena pada saat berolahraga blood flow (BF) meningkat, ini menyebabkan lebih banyak jala-jala kapiler yang terbuka sehingga lebih banyak reseptor insulin yang tersedia dan aktif.Latihan (aktifitas fisik) merupakan cara yang sangat penting untuk dilakukan oleh penderita diabetes mellitus terutama dalam menangani peningkatan glukosa dalam darah. Salah satu latihan yang dianjurkan adalah Senam Diabates Melitus. Senam diabetes adalah senam fisik yang dirancang menurut usia dan status fisik dan merupakan bagian dari pengobatan diabetes mellitus. Senam diabetes dibuat oleh para spesialis yang berkaitan dengan diabetes, diantaranya adalah rehabilitasi medis, penyakit dalam, olahraga kesehatan, serta ahli gizi dan sanggar senam. Senam tersebut khusus dirancang untuk pasien DM dan gerakan senam DM tidak jauh beda dari senam kesehatan jasmani (SKJ) yaitu pemanasan, gerakan inti, pendinginan. Senam diabetes mellitus dilakukan secara teratur 3-5 kali dalam seminggu dengan durasi 30-60 menit. Gerakan yang mudah dilakukan, serta ekonomis.Olahraga yang teratur dan konsisten dapat menurunkan kebutuhan insulin dan penurunan kadar glukosa dalam darah. Latihan fisik menyebabkan adaptasi lokal dalam otot-otot terutama dalam peningkatan beberapa enzim peningkatan aktifitas enzim yang aktif bersamaan dengan kapilarisasi dari otot yang aktif akan meningkatkan sensitifitas insulin dan peningkatan penggunaan glukosa dalam darah.

B. Metode Pemberian Obat Hipoglikemik OralObat Hipoglikemik Oral (OHO) merupakan obat penurun kadar glukosa pada darah yang diresepkan oleh dokter khusus bagi pasien DM. OHO bukanlah hormon insulin yang diberikan secara oral. OHO bekerja melalui beberapa cara untuk menurunkan kadar glukosa darah. OHO merupakan obat penurun kadar glukosa pada darah yang diresepkan oleh dokter khusus bagi diabetesei.Obat-obatan ini dapat membantu pasien DM untuk menggunakan insulinnya sendiri dengan lebih baik dan menurunkan pelepasan glukosa oleh hati. Terdapat beberapa macam OHO untuk mengendalikan glukosa darah. Pasien DM sebaiknya mengetahui dengan lengkap informasi mengenai OHO yang diminumnya, mulai dari nama obatnya (nama, denerik, dan merk ), dosis, cara dan waktu meminumnya, cara kerja dan lama kerja OHO tersebut. Selain itu penyandang diabetes juga perlu mengetahui gejala terjadinya kadar glukosa darah rendah (hipoglikemia) dan cara mengatasinya.Pasien DM perlu untuk memperhatikan beberapa hal dalam kaitannya dengan OHO yang diresepkan oleh dokter: Jangan mengubah dosis ataupun merk obat tanpa izin dokter Mengikuti jadwal pemakaian obat secara tepat tiap hari Jangan menambah obat ekstra bila kadar glukosa darah tinggi OHO tetap diperlukan walaupun kadar glukosa darah sudah normal Dapat terjadi hipoglikemia, pasien DM harus mengetahui cara mengatasinya Bila terjadi hipoglikemia, segera bertindak lalu kemudian hubungi dokter. Orang lanjut usia akan lebih mudah mengalami hipoglikemia, terutama bila mereka tidak akan atau bila fungsi hati dan fungsi ginjal teganggu, atau memakai obat lalin yang berinteraksi dengan OHO Menyampaikan kepada dokter mengenai obat lain yang diminum selain OHO. OHO saat ini terbagi dalam 2 kelompok:a) Obat yang memperbaiki kerja insulin Seperti Metformin, Glitazone, dan Akarbose. Obat-obatan ini bekerja pada hati, otot dan jaringan lemak, usus. Singkatnya mereka bekerja di tempat dimana terdapat insulin yang mengatur glukosa darah.b) Obat yang meningkatkan produksi insulin. Seperti Sulfonil, Repaglinid, Nateglinid dan insulin. Obat tersebut bekerja dengan cara meningkatkan pelepasan insulin yang disuntikkan, untuk menambah kadar insulin di sirkulasi darah.Berdasarkan cara kerja, OHO dibagai menjadi 3 golongan : Memicu produksi insulin1.SulfonilureaObat ini telah digunakan dalam menangani hipoglikemia pada pasien DM tipe 2 selama lebih dari 40 tahun. Mekanisme kerja obat ini cukup rumit. Ia bekerja terutama pada sel beta pankreas untuk meningkatkan produksi insulin sebelum maupun setelah makan. Sel beta pankreas merupakan sel yang memproduksi insulin dalam tubuh.Sulfonilurea sering digunakan pada pasien DM yang tidak gemuk di mana kerusakan utama diduga adalah terganggunya produksi insulin. Pasien yang tepat untuk diberikan obat ini adalah pasien DM tipe 2 yang mengalami kekurangan insulin tapi masih memiliki sel beta yang dapat berfungsi dengan baik. Pasien DM yang biasanya menunjukkan respon yang baik dengan obat golongan sulfoniurea adalah usia saat diketahui menyandang diabetes melitus lebih dari 30 tahun, menyandang diabetes diabetes melitus lebih dari 5 tahun, berat badan normal atau gemuk, gagal dengan pengobatan melalui pengaturan gaya hidup, perubahan pengobatan dengan insulin dengan dosis yang relatif kecil.2. Golongan GlinidMeglitinide merupakan bagaian dari kelompok yan gmeningkatkan produksi insulin (selain sulfonilurea). Maka dari itu ia membutuhkan sel beta yang masih berfungsi baik. Repaglinid dan Nateglinid termasuk dalam kelompok ini, mempunyai efek kerja cepat, lama kerja sebentar, dan digunakan untuk mengontrol kadar glukosa darah setelah makan. Repaglinid diserap secara cepat segera setelah dimakan, mencapai kadar puncak di dalam darah dalam 1 jam.

Penambah sensitivitas terhadap insulin1.BiguanidMetformin adalah satu-satunya biguanid yang tersedia saat ini. Metformin berguna untuk penyandang diabetes gemuk yang mengalami penurunan kerja insulin. Alasan penggunaan metformin pada penyandang diabetes gemuk adalah karena obat ini menurunkan nafsu makan dan menyebabkan penurunan berat badan.Sebanyak 25% dari penyandang diabetes yang diberikan metformin dapt mengalami efek samping pada saluran pencernaan, yaitu rasa tak nyaman di perut, diare dan rasa seperti logam di lidah. Pemberian obat ini bersama makanan dan dimulai dengan dosis terkecil dan meningkatkannya secar perlahan dapat meminimalkan kemungkinan timbulnya efek samping. Obat ini tidak seharusnya diberikan pada penyandang dengan gagal ginjal, hati, jantung dan pernafasan.Metformin dapat digunakan sebagai obat tunggal atau dalam kombinasi. Obat-obatan oral mungkin gagal untuk mengontrol gula darah setelah beberapa saat sebelumnya berhasil (kegagagalan sekunder) akibat kurangnya kepatuhan penyandang atau fungsi sel beta yang memburuk dan / atau terjadinya gangguan kerja insulin (resistansi insulin). Pada kasus-kasus ini, terapi kombinasi metformin dengan sulfonilurea atau penambahan penghamba-glucosidase biasanya dapat dicoba. Kebanyakan penyandang pada akhirnya membutuhkan insulin.2.TiazolidinedionSaat ini terdapat 2 tiazolinedion di Indonesia yaitu rosiglitazon dan pioglitazon. Obat golongan ini memperbaiki kadar glukosa darah dan menurunkan hiperinsulinaemia (tingginya kadar insulin) dengan meningkatkan kerja insulin (menurunkan resistensi insulin) pada penyandang diabetes melitus tipe 2. Obat golongan ini juga menurunkan kadar trigliserida da asam lemak bebas.Rosiglitazone (Avandia), dapat pula digunakan kombinasi dengan metformin pada penyandang yang gagal mencapai target kontrol glukosa darah dengan pengaturan makan dan olahraga. Pioglitazone (Actos), juga diberikan untuk meningkatkan kerja (sensitivitas) insulin.Efek samping dari obat golongan ini dapt berupa bengkak di daerah perifer (misalnya kaki), yang disebabkan oleh peningkatkan volume cairan dalam tubuh. Oleh karena itu maka obat goolongan ini tidak boleh diberikan pada penyandang dengan gagal jantung berat. Selain itu, pada penggunaan obat in ipemeriksaan fungsi hati secara berkala harus dilakukan.

Penghambat absorbs glukosa Penghambat kerja enzim alfa-glukosidase seperti akarbose, menghambat penyerepan karbohidrat dengan menghambat enzim disakarida di usus (enzim ini bertanggung jawab dalam pencernaan karbohidrat). Obat ini terutama menurunkan kadar glukosa darah setelah makan. Efek sampingnya yaitu kembung, buang angin dan diare. Supaya lebih efektif obat ini harus dikonsumsi bersama dengan makanan.Obat ini sangat efektif sebagai obat tunggal pada penyandang diabetes melitus tipe 2 dengan kadar glukosa darah puasanya kurang dari 200 mg/dL (11.1 mmol/l) dan kadar glukosa darah setelah makin tinggi. Obat ini tidak mengakibatkan hipoglikemia, dan boleh diberikan baik pada penyandang diabetes gemuk maupun tidak, serta dapat diberikan bersama dengan sulfonilurea, metformin atau insulin.Setelah obat tertentu dipilih untuk penyandang diabetes, biasanya pemberian obat dimulai dari dosis terendah. Dosis kemudian dinaikkan secara bertahap setiap 1-2 minggu, hingga mencapai kadar glukosa darah yang memuaskan atau dosis hampir maksimal. Jika dosis hampir maksimal namun tidak menghasilkan kontrol kadar glukosa darah yang memadai, maka dipertimbangkan untuk diberikan obat kombinasi atau insulin. Tidak ada keuntungan menggunakan dua OHO dari golongan yang sama secara bersamaan. Tidak semua obat-obatan diabetes bekerja optimal pada beberapa penderita diabetes. Meskipun penderita diabetes mendapati bahwa kadar glukosa darahnya turun ketika mulai memakai obat, tapi kadar glukosa darahnya tersebut mungkin tidak bisa mencapai batas normal. Perlu diingat bahwa obat hanya satu bagian dari perawatan saja. Penderita diabetes juga perlu mengonsumsi makanan sehat, melakukan aktivitas fisik secara teratur, dan memeriksakan kadar glukosa darah secara rutin agar kadar glukosa darahnya terkontrol dengan baik.

C. Metode Pemberian InsulinInsulin dihasilkan oleh kalenjar pankreas pada tubuh kita, hormon insulin yang diproduksi oleh tubuh kita dikenal juga sebagai sebutan insulin endogen. Namun, ketika kelenjar pankreas mengalami gangguan sekresi guna memproduksi hormon insulin, disaat inilah tubuh membutuhkan hormon insulin dari luar tubuh, dapat berupa obat buatan manusia atau dikenal juga sebagai sebutan insulin eksogen. Walaupun demikian, hanyalah sebagian dari pasien DM yang membutuhkan insulin eksogen. Seorang pasien DM yang menggunakan insulin eksogen sedikit banyak akan memerlukan beberapa informasi serba serbi insulin eksogen tersebut. Mulai dari cara kerja insulin eksogen, mula kerjanya, waktu tercapainya efek insulin eksogen paling kuat, lama bekerjanya, dan waktu penyuntikan insulin eksogen disamping pengetahuan cara pemberian insulin eksogen dan cara penyimpanannya.Semua pasien DM tipe 1 memerlukan insulin eksogen karena produksi insulin oleh sel beta pada kelenjar pankreas tidak ada ataupun hampir tidak ada. Diabetesein diabetes tipe 2 mungkin membutuhkan insulin eksogen apabila terapi jenis lain tidak dapat mengendalikan kadar glukosa darah. Selain itu, ada beberapa keadaan lain yang membutuhkan insulin eksogen: Keadaan stress berat, seperti infeksi berat, pembedahan, serangan jantung, stroke. Diabetes yang timbul dikala kehamilan, bila pengaturan makan saja tidak dapat mengendalikan kadar glukosa darah. Keadaan ketoasidosis diabetik. Sindroma hiperglikemia hiperosmolar non-keotik. Gangguan fungsi hati atau ginjal yang berat. Kontraindikasi atau alergi terhadap Obat Hipoglikemik OralInsulin menolong tubuh untuk menggunakan glukosa yang berada di dalam darah. Kekurangan hormon insulin akan menyebabkan kadar glukosa darah tinggi (hiperglikemia), sedangkan kelebihan insulin dapat menyebabkan kadar glukosa terlalu rendah (hipoglikemia).Terdapat jenis insulin eksogen yang diproduksi dan dikategorikan berdasarkan puncak dan jangka waktu efeknya, antara lain: InsulinUltra ShortActing (Rapid-Acting) Digunakan bersamaan makan, Onset : 15-30 menit, Peak : 60-90 menit, Durasi : 3-5 jam. contoh : Novorapid, Novolog InsulinEksogenKerjaCepat(Short-Acting)Mencukupi kebutuhan insulin setelah makan 30 60 menit. Onset : -1 jam, Peak : 2-5 jam, Durasi 2-8 jam. Contoh : Actrapid, Velosulin, Semilente InsulinEksogenKerjaSedang(Intermediate-Acting) Digunakan untuk mencukupi kebutuhan insulin selama hari/sepanjang malam.Biasa dikombinasi dengan jenis rapid acting/short acting. Onset : 1 jam, Peak : 4-12 jam, Durasi : 24 jam. Contoh : Netral ProtamineHegedorn (NPH), Monotardo, Insultardo Insulin Eksogen Campur antara Kerja Cepat & Sedang (Premixed)Digunakan 2x sehari sebelum makan. Onset : jam, Peak : 2-8 jam, Durasi : 24 jam. Contoh: Novomix, Mixtard 30/70

InsulinEksogenKerjaPanjang(Long-Acting)Mencukupi kebutuhan insulin seharian. Onset : 1-3 jam, Peak : 4-12 jam, Durasi : 16-24 jam. Contoh : Monotard, Humulin Lente Insulin Very Long-Acting.Onset : 2-4 jam, Peak : 4-24 jam, Durasi : 24-36 jam. Contoh : Insulin Glorgine LantusOnset (waktu kerja) yang dimaksud adalah lama waktu yang ddiperlukan insulin untuk mencapai darah dan mulai bekerja menurunkan kadar glukosa darah. Peak (puncak kerja) adalah periode waktu dimana insulin mencapai puncaknya dalam bekerja atau puncak keefektifan dalam menurunkan gula darah. Dan durasi (lama kerja) adalah lama waktu sejak insulin mulai bekerja hingga insulin benar-benar kehilangan efeknya.

Gambar area penyuntikan insulin

Pemberian insulin dilakukan dapat dengan suntikan dan dengan menggunakan pompa insulin. Untuk pemberian secara suntikan, dapat dilakukan dengan menggunakan dengan alat suntik dan insulin pen. Penyuntikan dilakukan pada jaringan bawah kulit (subkutan). Pada umumnya suntikan dengan sudut 90. Pada pasien kurus dan anak-anak, kulit dijepit dan insulin disuntikkan dengan sudut 45. Perlu diperhatikan daerah mana saja yang dapat dijadikan tempat menyuntikkan insulin. Bila kadar glukosa darah tinggi, sebaiknya disuntikkan di daerah perut dimana penyerapan akan lebih cepat. Namun bila kondisi kadar glukosa pada darah rendah, hindarilah penyuntikkan pada daerah perut. Penyuntikkan insulin selalu di daerah yang sama dapat merangsang terjadinya perlemakan dan dan menyebabkan gangguan penyerapan insulin. Daerah suntikkan sebaiknya berjarak 1 inchi (+ 2,5 cm) dari daerah sebelumnya. Lakukanlah rotasi di dalam satu daerah selama satu minggu, lalu baru pindah ke daerah yang lain. Berikut daerah penyuntikan insulin.Alternatif lain untuk menyuntikkan insulin adalah dengan pompa insulin. Alat penampung insulin ini berukuran kecil. Selang kecil lengkap dengan jarum di ujungnya akan menghubungkan pompa ke tubuh Anda. Jarum tersebut umumnya dimasukkan ke tubuh lewat perut, tapi ada juga yang memasukkannya lewat pinggul, paha, bokong, atau lengan.Pompa insulin merupakan alat elektromekanis kecil sebagai perangkat kontrol glukosa darah dengan secara otomatis menyuntikkan insulin dalam dosis reguler kecil dan memungkinkan pasien untuk secara manual mendapatkan insulin sesuai dosis yang lebih besar, biasanya sebelum makan.

Gambar pompa insulin

Cara mengoperasikan pompa insulin, pasien harus menggunakan set infus steril yang secara otomatis memasukkan kanula (suatu tabung yang sangat tipis) di bawah kulit proses ini mudah dan hampir tanpa rasa sakit. Selanjutnya mengatur tingkat insulin basal (tingkat nya target glukosa darah rata-rata) pada pompa insulin lalu isi pompa insulin dengan insulin (petunjuk yang tepat untuk hal ini adalah termasuk dalam kemasan pompa). Pasang reservoir pompa insulin untuk cannula tersebut dan cari lokasi yang aman pada tubuh untuk menyimpan tempat pompa. Insulin pump monitoring menggunakan insulin kerja cepat sehingga mereka dapat secara efektif.Pompa insulin cara bekerjanya ada 2 sistem yaitu close-loop dan open-loop. Sistem close-loop dapat mendeteksi dan menanggapi perubahan kadar glukosa darah. Selain menentukan jumlah insulin setiap hari pasien akan membutuhkan insulin dalam dosis yang lebih kecil yang diatur melalui pompa portabel (sistem open-loop), kontrol ini digunakan untuk penderita diabetes yang menjalani operasi, yang berada dalam ketoacidotic, stress atau membutuhkan insulin penyesuaian kembali. Sistem open-loop menanamkan insulin tetapi tidak bisa menanggapi peningkatan perubahan kadar gula darah.Kelemahan menggunakan pompa insulin adalah efek samping bagi beberapa orang pada permukaan kulit yang dapat menyebabkan iritasi kulit, hipersenitivitas, kemerahan, terbakar, gatal, kesemutan dan perdarahan subkutan. Untuk pasien DM yang sering bepergian dengan pesawat udara, alat ini tidak boleh lewat pintu detektor karena bisa merusak pompa insulin tersebut, makanya alat ini selalu disertai dengan Insulin Card untuk penderita untuk diperlihatkan kepada petugas di bandara.

D. Metode Stem SelIlmuwan bioteknologi kini tengah mengembangkan pemanfataan stem cell (sel punca) sebagai salah satu cara untuk untuk mengobati berbagai penyakit yang dianggap tidak mudah disembuhkan seperti penyakit stroke, jantung diabetes dan sebagainya. Pemanfaatan stem cell dalam pengobatan klinis ini sangat memungkinkan, karena teknologi stem cell mempunyai kemampuan untuk merubah menjadi berbagai jenis sel sehingga dapat berfungsi menggantikan sel yang rusak.Keunikan dari Stem Cell adalah, merupakan asal mula dari semua sel yang ada pada makhluk hidup, baik sejak masih berbentuk embryo maupun sampai sekarang setelah dewasa, Stem cell terus mensuplai kebutuhan sel-sel baru bagi setiap organ tubuh kita. Setiap saat ada ratusan bahkan ribuan sel ditubuh kita yang mati, dan setiap saat pula tubuh kita secara alami memproduksi sel-sel baru untuk menggantikan sel yang mati tersebut. Akan tetapi, suatu hari, kita merasakan ada yang aneh (sakit) pada organ-organ tubuh kita misalnya : Jantung. Ketika kita periksa ke dokter, maka dokter akan mendiagnosa kita mengalami sakit Jantung. Ini disebabkan oleh sel-sel penyusun jantung tersebut ada yang rusak, sehingga mengurangi kemampuan jantung untuk melakukan fungsinya yaitu berdenyut dan memompa darah ke seluruh tubuh. Karena jantung sudah tidak maksimal mengedarkan darah keseluruh tubuh, sementara darah adalah alat transportasi utama dalam tubuh kita, maka nutrisi, oksigen, dan sebagainya sudah tidak sempurna juga diterima oleh semua organ yang lain, kalau dibiarkan, proses ini akan mengganggu dan merusak semua system (Jaringan & Organ) yang ada pada tubuh kita.Hal ini disebabkan oleh Defisit pada pertumbuhan sel baru kita. Misal pada kondisi fit, ada 1000 sel per hari yang mati di tubuh kita, akan tetapi hal itu tidak menjadi masalah, karena ada 1000 sel baru yang diproducksi tubuh kita untuk menggantikannya. Jika suatu saat kelak, produksi sel baru tersebut mengalami penurunan, misalnya menjadi 800 sel perhari, sementara yang mati tetap 1000 per hari, maka kita mengalami Defisit (Defisiensi). Setiap hari akan ada pertambahan kerusakan sel 200 sel perhari, maka cepat atau lambat, tapi pasti, organ tersebut akan mengalami kerusakan yang prosesnya akan terus menuju semakin buruk, disebutkan bahwa proses tersebut adalah proses yang ireversibel artinya sebuah proses yang hanya berjalan satu arah yaitu menuju kondisi yang semakin buruk. Penyakit seperti ini disebut penyakit Degeneratif, yang bisa disebabkan oleh usia, makanan, atau gaya hidup. Dan penyakit ini tidak bisa disembuhkan, obat yang ada hanya memperlambat kerusakan yang lebih luas.Keunikan dari Stem Cell. di dalam sumsum tulang belakang kita, merupakan sumber Stem Cell terbesar yang ada dalam tubuh kita. Stem sel bisa berubah (berdiferensiasi) menjadi bermacam-macam sel, yang tentunya akan sangat bermanfaat melawan defisit (Defisiensi) sel baru dalam tubuh seorang penderita penyakit Degeneratif. Bisa ditingkatkan kemampuannya dengan cara diberikan rangsangan dari luar. Sifat stem sel antara lain: Differentiate, yaitu kemampuan untuk berdifferensiasi menjadi sel lain. SelPunca mampu berkembang menjadi berbagai jenis sel yang khas (spesifik)misalnya sel saraf, sel otot jantung, sel otot rangka, sel pankreas dan lain-lain2. Self regenerate/self renew,yaitu kemampuan untuk memperbaharui ataumeregenerasi dirinya sendiri. Stem cells mampu membuat salinan sel yangpersis sama dengan dirinya melalui pembelahan sel.Penelitian-penelitian yang sudah dilakukan untuk penyakit diabetes ini mengambil sumber stem cell dari kadaver, fetus, dan dari embryonic stem cell. Selanjutnya, masih dibutuhkan penelitian untuk menemukan cara membuat kondisi yang optimal dalam produksi insulin, sehingga dapat menggantikan injeksi insulin secara permanen.Penggunaanstem cellpada pengobatan diabetes mengacu kepada penyakit diabetes melitus tipe 1. Pada penyakit ini, sel beta pulau Langerhans tidak diproduksi sehingga terjadi kekurangan insulin pada penderita. Insulin tersebut seyogyanya berperan dalam menjaga homeostasis karbohidrat.Untuk mengobati penyakit tersebut, metodestem cellberperan dalam transplantasi sel pulau Langerhans untuk memenuhi kebutuhan insulin. Dahulu, hanya delapan persen transplantasistem cellyang berhasil. Ini dikarenakan tingginya reaksi penolakan sehingga penderita membutuhkan asupan steroid; padahal semakin besar kebutuhan steroid semakin besar pula kebutuhan metabolik pada sel penghasil insulin. Namun penelitian yang dilakukan oleh James Shapiro dkk di Kanada telah menuntun kepada protokol yang lebih baik dan pemanfaatan glukokortikoid-free immunosupresidalam melakukan transplantasi sel pulau Langerhans, sehingga kebutuhan akan steroid dapat ditekan. Hal ini meningkatkan angka keberhasilan hingga mencapai seratus persen.Dalam penggunaannyastem cell memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan antara lain:1. Penggunaan sel induk embrionik (embryonic stem cell) pada terapi sel. Kelebihan penggunaan sel induk embrionik antara lain:a) Mudah didapatkan, biasanya dapat diperoleh dari klinik fertilitas.b) Bersifat pluripotent artinya mempunyai kemampuan untuk berdifferensiasimenjadi berbagai macam sel yang merupakan turunan ketiga lapisgerminal (ektoderm, mesoderm dan endoderm), tetapi tidak dapatmembentuk selubung embrio.c) Immortal artinya dapat berumur panjang sehingga dapat memperbanyakdiri ratusan kali pada media kultur.d) Reaksi penolakan tehadap imunitas rendah. Kekurangan penggunaan sel induk embrionik adalah:a) Dapat bersifat karsinogenik artinya setiap kontaminasi dengan sel yang tidak berdifferensiasi dapat menimbulkan kanker.b) Selalu bersifat allogenik yaitu sel induk yang diambil berasal daripendonoryangcocok,umumnyakeluargaatauoranglainyangcocok sehingga berpotensi menimbulkan terjadinya rejeksi immunitas.c) Secara kode etik masih kontroversial, di mana yang menjadi kontroversi dalam penggunaan stemcellembrio yakni sumber sel tersebut (embrio). Pengklonan embrio manusia untuk memperoleh stemcell menimbulkan kontroversi karena pengklonan manusia tersebut ditentang oleh semua agama, hal ini dikarenakan adanya anggapan bahwa embrio berstatus sama dengan manusia menyebabkan hal tersebut tidak dapat diterima.Selain itu status moral embrio, apakah embrio harus diperlakukan sebagai manusia atau sebagai sesuatu yang berpotensi untuk menjadi manusia atausebagai jaringan hidup tubuh lainnya masih menjadi kontroversi.

2. Penggunaan sel induk dewasa (adult stem cell) Kelebihan penggunaan sel induk dewasa adalah:a) Dapat diperoleh dari sel pasien sendiri sehingga dapat menghindariterjadinya penolakan imun.b) Sel induk dewasa sudah terspesialisasi sehingga induksi menjadi lebih sederhana.c) Penggunaan sel induk dewasa tidak terlalu menimbulkan problem etika. Kekurangan dari penggunaan sel induk dewasa antara lain:a) Sel induk dewasa ditemukan dalam jumlah kecil di 12 tempat yangberbedadalamtubuh(otak,darah,kornea,retina,jantung,lemak,kulit, daerah gigi, pembuluh darah pada sumsum tulang belakang, otot tengkorak, dan usus). sehingga sulit mendapatkan sel induk dewasa dalamjumlah banyak.b) Masa hidupnya tidak selama sel induk embrionik.c) Bersifat multipotent, yaitu dapat berdiferensiasi menjadi lebih dari satumacam sel sehingga differensiasi tidak seluas sel induk embrionik yangbersifat pluripotent.3. Penggunaan sel induk dari darah tali pusat. Kelebihan penggunaan sel induk dari darah tali pusat adalah:a) Mudah diperoleh, karena sudah tersedia di bank darah tali pusat.b) Siap pakai, karena telah melalui prosesprescreening,testing danpembekuan.c) Kontaminasi virus sangat minimal dibandingkan dengan sel induk yangberasal dari sumsum tulang.d) Cara pengambilannya mudah, tidak beresiko dan menyakiti donor. Kekurangan penggunaan sel induk dari darah tali pusat adalah:a) Kemungkinan terkena penyakit genetik. Ada beberapa penyakit genetik yang terdeteksi saat lahir sehingga diperlukan pengamatan setelah donor meningkat menjadi dewasa.b) Jumlah sel induk relatif terbatas sehingga ada ketidaksesuaian antarajumlahselindukyangdiperlukanresipiendenganjumlahyang tersedia dari donor.

Daftar PustakaNurhikmah, Ika. 2008. Tingkat Konsumsi Energi Dan Protein Pasien Diabetes Mellitus Rawat Inap Terhadap Makanan Yang Disajikan Di Bagian Penyakit Dalam Rsup Fatmawati Jakarta, Skirpsi, Program Studi Gizi Masyarakat dan Sumber Daya AKeluarga Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.

Setiawan, Benjamin. 2006. Aplikasi Terapeutik Sel Stem Embrionik pada Berbagai Penyakit Degeneratif. Cermin Dunia Kedokteran No.153. Hal.5-8

Sinaga, Janno. 2012. Pengaruh Senam Diabetes Melitus Terhadap Kadar Glukosa Darah Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Di Wilayah Kerja Puskesmas Darusalam Medan 2011, Jurnal Mutiara Ners, Vol.1, No.7. Januari 2012. Hal. 1-7.

Sugiyarti. 2011. Hubungan Ketaatan Diet Dan Kebiasaan Olahraga Dengan Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes Mellitus Yang Berobat Di Puskesmas Ngembal Kulon Kabupaten Kudus, jurnal.unimus.ac.id, Volume 7 No. 1 tahun 2011, Hal 51-58.

Suprihatin. 2012. Pola Diit Tepat Jumlah, Jadwal, Dan Jenis Terhadap Kadar Gula Darah Pasien Diabetes Mellitus Tipe II, Jurnal STIKES, Volume 5, No.1, Juli 2012, Hal 71-81.

Utomo, Achmad Yoga Setyo. 2011. Hubungan Antara 4 Pilar Pengelolaan Diabetes Melitus Dengan Keberhasilan Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2, Skripsi Program Pendidikan Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro

Wulandari, Octaviana & Santi Martini. 2013. Perbedaan Kejadian Komplikasi Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Menurut Gula Darah Acak, Jurnal Berkala Epidemiologi, Vol. 1, No. 2 September 2013: Hal 182191