Metode Kerja Pelaksanaan Perkerasan Kaku

83
Pelatihan & Uji Kompetensi Pelaksana Jalan & Jembatan, Teknisi Lab dan Surveyor Kerjasama BSK Pusbin KPK & PT. Hutama Karya Tanggal 30-31 Januari 2012 di Jakarta PELAKSANAAN PEKERJAAN PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT) 1

description

Metode Kerja

Transcript of Metode Kerja Pelaksanaan Perkerasan Kaku

Page 1: Metode Kerja Pelaksanaan Perkerasan Kaku

Pelatihan & Uji Kompetensi

Pelaksana Jalan & Jembatan, Teknisi Lab dan Surveyor

Kerjasama BSK Pusbin KPK & PT. Hutama Karya

Tanggal 30-31 Januari 2012 di Jakarta

PELAKSANAAN PEKERJAAN PERKERASAN KAKU

(RIGID PAVEMENT)

1

Page 2: Metode Kerja Pelaksanaan Perkerasan Kaku

2

Tingkat kekakuan sangat tinggi dibandingkan dengan perkerasan aspal, yaitu 10 kali lipat. (Ebeton semen = 40.000 MPa; Ebeton aspal = 4.000 MPa).

Plat beton dengan flexural strength 45 kg/cm2 (kira-kira ekivalen dengan beton mutu K-400) setebal 25 cm dapat menampung sekitar 8 juta ESAL (cukup tinggi !).

Tebal keseluruhan perkerasan jauh lebih tipis dari tebal keseluruhan perkerasan fleksibel/aspal (≤ 50 %).

Page 3: Metode Kerja Pelaksanaan Perkerasan Kaku

3

Life-cycle-cost lebih murah dari pada perkerasan aspal.

Tidak terlalu peka terhadap kelalaian pemeliharaan.

Tidak terlalu peka terhadap kelalaian pemanfaatan (overloading).

Semen adalah material produksi dalam negeri sehingga tidak tergantung dari import.

Keseluruhan tebal perkerasan jauh lebih kecil dari pada perkerasan aspal sehingga dari segi lingkungan / environment lebih menguntungkan.

Page 4: Metode Kerja Pelaksanaan Perkerasan Kaku

4

Ketahanan thd pelapukan / oksidasi : Konstruksi semen relatif lebih sedikit mengandung bahan-bahan organik (C) dari pada aspal. Jadi perkerasan beton semen lebih tahan terhadap oksidasi (penuaan/ageing) dari pada perkerasan aspal.

Kebutuhan pemeliharaan : Pemeliharaan perkerasan kaku lebih murah/jarang dari pada perkerasan fleksibel.

Biaya konstruksi : Pada saat sekarang, biaya konstruksi kedua jenis perkerasan hampir sama.

Keuntungan keuntungan

Page 5: Metode Kerja Pelaksanaan Perkerasan Kaku

5

Permukaan perkerasan beton semen mempunyai riding comfort yang lebih jelek dari pada perkerasan aspal, yang akan sangat terasa melelahkan untuk perjalanan jauh.

Warna permukaan yang keputih-putihan menyilaukan di siang hari, dan marka jalan (putih/kuning) tidak kelihatan secara kontras.

Perbaikan kerusakan seringkali merupakan perbaikan keseluruhan konstruksi perkerasan sehingga akan sangat mengganggu lalu lintas.

Page 6: Metode Kerja Pelaksanaan Perkerasan Kaku

6

Pelapisan ulang / overlay tidak mudah dilakukan.

Ketidaksempurnaan hasil pekerjaan akibat kurang telitinya pelaksanaan pekerjaan di lapangan tidak mudah diperbaiki.

Perbaikan permukaan yang sudah halus (polished) hanya bisa dilakukan dengan grinding machine atau pelapisan ulang dengan campuran aspal, yang kedua-duanya memerlukan biaya yang cukup mahal.

KERUGIAN –KERUGIAN :

Page 7: Metode Kerja Pelaksanaan Perkerasan Kaku

7

Perkerasan Kaku (Rigid Pavement) adalah struktur yang terdiri dari plat beton semen yang bersambungan (tidak menerus) dengan atau tanpa tulangan, atau plat beton menerus dengan tulangan, yang terletak di atas lapis pondasi bawah, tanpa atau dengan aspal sebagai lapis permukaan.

Perkerasan kaku dikelompokkan menjadi: Perkerasan Beton Semen, yaitu perkerasan kaku dengan beton sebagai lapisan aus.

Terdapat 4 (empat) jenis perkerasan beton semen: Perkerasan beton semen dengan sambungan tanpa tulangan (jointed

unreinforced/plain concrete pavement); Perkerasan beton semen dengan sambungan dengan tulangan (jointed

reinforced concrete pavement); Perkerasan beton semen menerus (tanpa sambungan) dengan tulangan

(continuously reinforced concrete pavement); Perkerasan beton semen pratekan (prestressed concrete pavement).

Perkerasan Komposit, yaitu perkerasan kaku dengan plat beton sebagai lapis pondasi dan aspal beton (AC) sebagai lapis permukaan (struktural).

Page 8: Metode Kerja Pelaksanaan Perkerasan Kaku

8

Page 9: Metode Kerja Pelaksanaan Perkerasan Kaku

JENIS-JENIS PERKERASAN KAKU

- Perkerasan beton semen dengan sambungan tanpa tulangan (Jointed unreinforced/plain concrete pavement);

- Perkerasan beton semen dengan sambungan dengan tulangan (Jointed reinforced concrete pavement);

- Perkerasan beton semen menerus (tanpa sambungan) dengan tulangan (Continuously reinforced concrete pavement);

- Perkerasan beton semen pratekan (Prestressed concrete pavement).

9

Page 10: Metode Kerja Pelaksanaan Perkerasan Kaku

PENULANGANPERKERASAN KAKU

10

Page 11: Metode Kerja Pelaksanaan Perkerasan Kaku

11

Konstruksi beton semen dengan lapis permukaan aspal beton, yang memperhitungkan lapis aspal beton sebagai bagian yang ikut memikul beban, disebut Perkerasan Komposit.Dalam literatur yang ada, konstruksi seperti itu tebalnya dihitung sebagai berikut:Tentukan terlebih dahulu tebal plat beton yang dibutuhkan dengan menganggap perkerasan seluruhnya terdiri dari beton semen.Tebal plat beton dikurangi sebesar 10 mm untuk setiap 25 mm tebal aspal beton.Ketentuan tebal minimum plat beton adalah 150 mm, dan untuk mencegah retak refleksi (akibat celah sambungan dan retak pada plat/ slab beton) disarankan tebal minimum aspal beton 100 mm (4 inches).

Page 12: Metode Kerja Pelaksanaan Perkerasan Kaku

12

PERKERASAN FLEKSIBEL sbg Multi Layer System : - Lapis Permukaan;

- Lapis Pondasi; - Lapis Pondasi Bawah.

PERKERASAN KAKU sbg Single Layer System : -Plat Beton Mutu Tinggi sebagai Base; -Subbase (Lean Concrete atau Batu Pecah), tidak diperhitungkan

berfungsi struktural.

KEMAMPUAN PENYEBARAN BEBAN DAN KAPASITAS BEBAN

Dengan Modulus Elastisitas (E) plat beton yang sangat besar, maka kemampuan penyebaran beban plat beton jauh lebih besar dari pada perkerasan aspal. Dengan demikian tebal seluruh konstruksi perkerasan kaku jauh lebih tipis dari pada seluruh tebal perkerasan fleksibel.

Page 13: Metode Kerja Pelaksanaan Perkerasan Kaku

13

Ada 2 parameter yang cukup populer, yaitu : Compressive Strength (K), yaitu kuat tekan silinder beton 15 cm

x 30 cm. Flexural Strength (fx), yaitu kekuatan menahan momen lentur.

Hubungan antara K dengan fx adalah hubungan koridor, bukan linier. K (kg/cm2) 120 - 175 155 - 230 225 - 335 280 - 400

fx (kg/cm2) 25 30 40 45(Hubungan antara K dengan fx sangat tergantung kualitas/mutu beton)

Digunakan beton semen mutu tinggi,(fx = 40 – 45 kg/cm2), karena - Harus tahan terhadap aus,- Harus tahan terhadap pelapukan karena cuaca, Durability- Tidak boleh sering mengalami pemeliharaan.Jadi bukan untuk mengurangi tebal plat beton. Strength

Page 14: Metode Kerja Pelaksanaan Perkerasan Kaku

KERUSAKAN STRUKTURAL PERKERASAN BETON SEMEN

Retak memanjang

Retak melintang

Retak sudut (Corner break)

Pecah 14

Page 15: Metode Kerja Pelaksanaan Perkerasan Kaku

Peralatan untuk Pengujian Kuat Tekan Beton

ASTM C 39 / AASHTO T 22 for Compressive Strength.

15

Page 16: Metode Kerja Pelaksanaan Perkerasan Kaku

PENENTUAN KUAT LENTUR BETON (fx)ASTM C 78 / AASHTO T 97 for flexuralstrength using third-point loading.ASTM C 293 / AASHTO T 177 for flexuralstrength using center-point loading.

16

Page 17: Metode Kerja Pelaksanaan Perkerasan Kaku

SLUMP BETON

Nilai slump Beton untuk mengukur kelecakan beton (workability / kemudahan pengerjaan beton)

Untuk perkerasan beton semen dipersyaratkan: Nilai Slump = 2,5 – 5,0 cm, tergantung dari jenis peralatan penghampar (concrete paver/finisher) yang digunakan.

Fixed form finisher : digunakan beton dengan Slump = 4,0 – 5,0 cm(acuan tetap)

Slip form paver : digunakan beton dengan Slump = 2,0 – 2,5 cm(acuan bergerak) 17

Page 18: Metode Kerja Pelaksanaan Perkerasan Kaku

Trackline of slipform paving machine (ACPA) 18

Page 19: Metode Kerja Pelaksanaan Perkerasan Kaku

Berkaitan dngworkabilitypekerjaan

beton

19

AASHTO T 119, Slump of Hydraulic Cement Concrete

Page 20: Metode Kerja Pelaksanaan Perkerasan Kaku

20

Daya dukung Tanah Dasar dinyatakan dengan Modulus Reaksi Tanah Dasar (k), yang ditentukan dengan Plate Bearing Test, bukan dengan CBR.

Hubungan antara CBR dengan k adalah sbb.:CBR (%) 2,0 4,0 8,0 12,0 16,0 20,0 24,0 28,0 32,0k (pci) 70 120 170 200 230 240 260 290 340k (kg/cm3) 1,5 3,3 4,8 6,0 6,6 7,0 7,5 8,0 9,3

Daya dukung Tanah Dasar tidak terlalu berpengaruh pada tebal perkerasan kaku. Yang penting adalah keseragamannya. (Road Note 29 dan TN 45 CCAA).

Berdasarkan Spesifikasi Umum, persyaratan teknis Tanah Dasar untuk Perkerasan Beton Semen sama dengan untuk Perkerasan Aspal.

Page 21: Metode Kerja Pelaksanaan Perkerasan Kaku

Efek dari ketidakseragaman kekuatan tanah dasar terhadap plat beton rigid pavement

21

Page 22: Metode Kerja Pelaksanaan Perkerasan Kaku

22

Berupa satu lapis beton semen mutu tinggi setara dengan beton K-350..

Sering disebut Lapis Pondasi (Base) karena di atasnya dimungkinkan ada lapisan aspal yang disebut Lapis Permukaan(Surface Course).

Merupakan konstruksi utama dari perkerasan kaku. Kontak langsung dengan roda lalu lintas, karenanya harus rata, tidak

mudah aus dan tidak licin. Tidak lekat (bonding) dengan Sub Base.

Page 23: Metode Kerja Pelaksanaan Perkerasan Kaku

23

Berfungsi sebagai lantai kerja (working platform). Tidak diperhitungkan memikul beban lalu lintas (bersifat non-

struktural).

Berfungsi sebagai drainage layer dan filter material di bawah perkerasan untuk mencegah pumping.

Sebagai alternatif desain, banyak digunakan Lean Concrete sebagai Sub Base (air dari permukaan diblok oleh Lean Concrete sehingga tidak sampai ke Tanah Dasar).

Tidak boleh ada ikatan (bonding) dengan plat beton di atasnya.

Dapat menyeragamkan dan meningkatkan nilai k (Modulus Reaksi Tanah Dasar).

Page 24: Metode Kerja Pelaksanaan Perkerasan Kaku

24

Fungsi sambungan:- Pada sambungan melintang:

Mengakomodasi gerakan susut.

- Pada sambungan memanjang: Mengakomodasi gerakan lenting dari pelat beton akibat panas-

dingin pada siang-malam hari.

Sambungan dibuat dengan saw cut, crack inducer, pada akhir pentahapan pelaksanaan.

Pada setiap celah sambungan, harus diisi dengan joint sealant. Sambungan diupayakan sesuai dengan pola retak alami plat beton.

Page 25: Metode Kerja Pelaksanaan Perkerasan Kaku

POLA RETAK ALAMI PLAT BETON

25

Page 26: Metode Kerja Pelaksanaan Perkerasan Kaku

TIE BARDOWEL

SKEMATIS SAMBUNGAN DAN TULANGAN SAMBUNGAN

TULANGAN PLAT

26

Page 27: Metode Kerja Pelaksanaan Perkerasan Kaku

27

SAMBUNGAN MELINTANG, ada 2 jenis:- Sambungan Susut (Contraction Joint), dibuat dengan cara melakukan saw cutting (penggergajian) sedalam ¼ tebal plat.- Sambungan Pelaksanaan (Construction Joint), dibuat dengan cara memasang bekisting melintang dan dowel antara plat yang dicor

sebelumnya dengan plat yang dicor berikutnya.

SAMBUNGAN MEMANJANGUntuk plat yang dicor per lajur: - dibuat dengan cara memasang bekisting memanjang dan tie bars.

Untuk plat yang dicor 2 lajur sekaligus: - dibuat dengan cara saw cutting untuk bagian atas, dan memasang

crack inducer (batang kayu berpenampang segi tiga) di bagian bawah plat beton.

Page 28: Metode Kerja Pelaksanaan Perkerasan Kaku

28

Sebagai penyambung plat beton yang sudah putus (akibat retak).

Tulangan sambungan melintang susut (contraction joint), dan tulangan sambungan melintang pelaksanaan (construction joint) disebut Dowel (Ruji).

Tulangan sambungan memanjang disebut Tie Bar (Batang Pengikat).

Page 29: Metode Kerja Pelaksanaan Perkerasan Kaku

Dowel bar insertion equipment (ACPA)(Pemasangan dowel cara mekanis)

Pinning dowel cages (ACPA)(Pemasangan dowel cara manual)

PEMASANGAN DOWEL

29

Page 30: Metode Kerja Pelaksanaan Perkerasan Kaku

Tie Bar Insertor

Wirtgen SP500

PEMASANGAN TIE BAR SECARA MEKANIS

30

Page 31: Metode Kerja Pelaksanaan Perkerasan Kaku

31

SAMBUNGAN MELINTANG Sebagai load transfer devices. Sebagai sliding devices. Berukuran besar dan polos. Satu ujung lekat dengan beton,

satu ujung lainnya bebas. Ditempatkan di tengah-tengah

tebal plat dan sejajar sumbu jalan baik arah vertikal maupun horizontal.

Mengurangi potensi faulting (gerakan slab vertikal), pumping dan corner break pada perkerasan beton semen dengan sambungan.

SAMBUNGAN MEMANJANG Sebagai rotation devices (engsel). Berukuran kecil dan berulir

(deformed bar). Kedua ujung lekat dengan beton. Ditempatkan di tengah-tengah

tebal plat dan tegaklurus sumbu jalan.

Tidak overlap dengan tulangan sambungan melintang.

Mencegah faulting, gerakan slab mendatar, dan membantu transfer beban

Page 32: Metode Kerja Pelaksanaan Perkerasan Kaku

Dowel Tie Bar

Diameter yang disarankan

1/8 tebal plat tergantung tebal plat

Diameter minimum *)

32 mm (1 ¼ in.) 13 – 16 mm tergantung tebal plat

Panjang tipikal disarankan

455 mm (18 in.) tergantung tebal plat

Jarak 305 mm (12 in.) tergantung tebal plat

UKURAN, PANJANG DAN JARAK DOWEL DAN TIE BAR

*) Penggunaan dowel diameter ≤ 25 mm untuk lalu lintas berat dapat mengakibatkan kehancuran beton di sekitar dowel (dowel socketing)

32

Page 33: Metode Kerja Pelaksanaan Perkerasan Kaku

STRING LINES

33

Page 34: Metode Kerja Pelaksanaan Perkerasan Kaku

c) A belt placer/spreader ensures a consistent amount of concrete in front of the paver. (ACPA)

a) Too much

b) Appropriate amount

PENGECORAN /PENGHAMPARAN

BETON

34

Page 35: Metode Kerja Pelaksanaan Perkerasan Kaku

A roller screed (i.e., single-tube finisher) is one type of equipment that can be used to strike off the concrete in fixed-form placements. Others include vibratory screeds, form riders, and bridge deck finishers. (ACPA)

An array of vibrators under a slipform paver(ACPA)

PEMADATAN BETON

35

Page 36: Metode Kerja Pelaksanaan Perkerasan Kaku

Paving direction

Side form

Komponen-komponen mesin penghampar tipikal(Slip form)

Prinsip kerjaCONCRETE PAVER

36

Page 37: Metode Kerja Pelaksanaan Perkerasan Kaku

37

JOINT SEALANTPada setiap celah sambungan, harus diisi dengan joint sealant yang bersifat thermoplastic, baik pengecoran panas maupun dingin, a.l. rubber asphalt, coal tars atau rubber tars. Bisa juga menggunakan material yang disisipkan dalam keadaan precompressed, a.l. Compriband.

Pelaksanaan sebaiknya dilakukan sesegera mungkin, supaya celah tidak terisi kotoran / bahan lain.

SAW CUTTINGPerlu diperhatikan:

Harus tepat lokasi (diberi tanda sebelumnya pada bekisting)

Harus tepat kedalaman (1/4 tebal plat)Harus tepat waktu (antara jam ke-4 sampai jam ke-24).

Page 38: Metode Kerja Pelaksanaan Perkerasan Kaku

SAW CUT TEPAT WAKTURetak terjadi di tempat yang

diinginkan/direncanakan

SAW CUT TERLAMBATRetak terjadi di tempat sembarang /

tidak dikehendaki38

Page 39: Metode Kerja Pelaksanaan Perkerasan Kaku

39

Page 40: Metode Kerja Pelaksanaan Perkerasan Kaku

40

BOND BREAKER- Dipasang di atas subbase agar tidak

ada kelekatan / friction / bonding antara subbase dengan plat beton.

- Dibuat dari plastik tipis.- Permukaan subbase harus rata,

tidak boleh di-groove atau di-brush.- Pemasangan plastik harus dihindari

adanya air-trapped di bawah plastik yang akan menyebabkan irregular joint.

- Bila subbase dari bahan granular, tidak perlu bond breaker, kecuali kalau ada kekhawatiran terjadinya “dewatering” campuran beton.

a) Retak tidak terjadi pada plat beton yang bebas bergerak.

b) Pada kenyataannya, plat beton di atas tanah dasar tertahan oleh lapis pondasi bawah (subbase) yang menimbulkan tegangan tarik pada plat beton sehingga retak.

Page 41: Metode Kerja Pelaksanaan Perkerasan Kaku

41

GROOVING/BRUSHING

Fungsi: Membuat permukaan beton tidak licin (macrotexturing) dengan cara membuat alur memanjang / melintang.

(Mencegah terjadinya aqua planing / hydro planing).

Alur arah memanjang:- Friction arah melintang lebih baik (pada manuver ke

samping),- Friction ke arah memanjang kurang baik,- Pelaksanaan lebih mudah dan cepat,- Surface drainage sedikit terganggu,- Sambungan pelaksanaan grooving / brushing sering

tidak rapi.

Alur arah melintang:- Friction arah melintang lebih baik,- Friction arah memanjang kurang baik, - Surface drainage baik,- Sambungan alur grooving / brushing bisa dihindari.

Page 42: Metode Kerja Pelaksanaan Perkerasan Kaku

NOISENOISE

Kebisingan pada kecepatan 80 km/jam:Kebisingan pada kecepatan 80 km/jam:- Surface Dressing - Surface Dressing 82,0 dB82,0 dB- Grooved concrete- Grooved concrete 80,5 dB80,5 dB- Brushed concrete- Brushed concrete 81,0 dB81,0 dB

PERAWATAN BETON (CURING)PERAWATAN BETON (CURING)

Setelah finishing dengan grooving / brushing, permukaan beton dilapis / Setelah finishing dengan grooving / brushing, permukaan beton dilapis / disemprot bahan pengawet (curing compound) sebanyak 0,22 – 0,27 disemprot bahan pengawet (curing compound) sebanyak 0,22 – 0,27 liter/m2 (cara mekanis) atau 0,27 – 0,36 liter/m2 (cara manual).liter/m2 (cara mekanis) atau 0,27 – 0,36 liter/m2 (cara manual).Dianjurkan menggunakan curing compound yang berwarna putih.Dianjurkan menggunakan curing compound yang berwarna putih.Cara lain, ialah dengan menutup seluruh permukaan yang terbuka dengan Cara lain, ialah dengan menutup seluruh permukaan yang terbuka dengan burlap atau goni yang dibasahi sekurang-kurangnya selama 7 hariburlap atau goni yang dibasahi sekurang-kurangnya selama 7 hari..

42

Page 43: Metode Kerja Pelaksanaan Perkerasan Kaku

Hidrasi semen Hidrasi semen adalah reaksi kimia yang sangat lambat. Apabila permukaan adalah reaksi kimia yang sangat lambat. Apabila permukaan beton dibiarkan mengering prematur, maka reaksi kimia tadi terhenti, beton dibiarkan mengering prematur, maka reaksi kimia tadi terhenti, akibatnya kualitas beton (durabilitas, dsb.) menurun. akibatnya kualitas beton (durabilitas, dsb.) menurun. Curing compound harus disemprotkan segera selama permukaan beton Curing compound harus disemprotkan segera selama permukaan beton belum mengering. Kalau tidak, tidak ada gunanya sama sekali.belum mengering. Kalau tidak, tidak ada gunanya sama sekali.

43

Page 44: Metode Kerja Pelaksanaan Perkerasan Kaku

Map cracking (Crazing)

Typical plastic shrinkage cracks

Deep plastic shrinkage cracks

Early-Age Cracking : Akibat penguapan berlebihan

44

Page 45: Metode Kerja Pelaksanaan Perkerasan Kaku

Random transverse crack (Drying Shrinkage Cracking)

Random longitudinal crack

Antara lain akibat dari :- Perubahan suhu mendadak,

menimbulkan lenting.- Agregat kering menyerap

lembab mengakibatkan susut.

- Daya dukung tanah tidak seragam.

- Beton belum kuat.

45

Page 46: Metode Kerja Pelaksanaan Perkerasan Kaku

46

Fungsi: - Non-struktural, memperbaiki permukaan beton semen yang sudah aus.- Struktural, menambah kekuatan perkerasan beton semen yang sudah ada, atau perkerasan komposit. Overlay non-struktural

- Pergunakan overlay tipis (1 – 2 cm).- Kelekatan aspal harus tinggi,- Ada resiko retak (reflection crack).

Overlay perkerasan lama (pengalaman di luar negeri) Biasanya keputusan overlay AC diambil setelah mempertimbangkan

beberapa opsi perbaikan perkerasan beton semen, sbb:- Full depth repair di bagian perkerasan yang retak,- Partial depth repairs at joints,- Diamond grinding untuk memperbaiki kekasaran permukaan,- Stabilization of slabs by filling subgrade voids,- Concrete overlay.Apabila kerusakan sangat eksesif, maka satu-satunya opsi selain AC overlay

adalah rekonstruksi (removal).

Page 47: Metode Kerja Pelaksanaan Perkerasan Kaku

47

Persyaratan utama permukaan yang akan di-overlay AC harus rata, padat dan seragam (uniform).

Tack Coating diperlukan untuk permukaan yang akan di-overlay. Penyiapan permukaan beton yang akan di-overlay AC meliputi:

- Cracking and Seating, dimaksudkan untuk memperpendek jarak retak dengan membuat retak-retak baru. Cracking dilakukan untuk perkerasan beton tanpa tulangan, dengan menggunakan special drop hammer sedangkan seating dengan mesin gilas konvensional.- Breaking and Seating, prosesnya mirip dengan cracking and seating tetapi dilakukan terhadap perkerasan beton dengan tulangan. Diperlukan effort yang lebih besar karena dimaksudkan juga menghancurkan bonding antara beton dengan tulangannya. Peralatan yang digunakan sama seperti untuk cracking and seating.- Rubblizing, adalah penghancuran perkerasan beton semen secara total sehingga terbentuk pecahan-pecahan berukuran 25 – 75 cm, kemudian dipadatkan dengan mesin gilas khusus, misalnya “Z” roller. Peralatan yang digunakan untuk rubblizing adalah multiple-head breaker atau resonant breaker.- Undersealing, untuk mengisi rongga yang terjadi di bawah perkerasan beton semen. Dilakukan dengan memompakan aspal cair melalui lobang bor pada pelat beton.

Page 48: Metode Kerja Pelaksanaan Perkerasan Kaku

48

- Sawcut and Seal, dilakukan apabila perkerasan beton lama masih baik secara struktural, dan dimaksudkan untuk menghindari terjadinya kerusakan akibat reflection crack pada joint. Dalam hal ini cara-cara perbaikan seperti diuraikan di atas tidak diperlukan. Yang dilakukan adalah dengan menggergaji permukaan aspal di atas joint

(melintang maupun memanjang) kemudian mengisinya dengan sealant (rubberized asphalt), yang harus dilaksanakan sebelum jalan dibuka untuk lalu lintas.

Page 49: Metode Kerja Pelaksanaan Perkerasan Kaku

49

Page 50: Metode Kerja Pelaksanaan Perkerasan Kaku

50

Perkerasan Kaku (Rigid Pavement) adalah konstruksi perkerasan jalan beton semen portland

Sebagai lapis pondasi maupun lapis aus seluruhnya terdiri dari plat beton dengan mutu tinggi

Lapisan dasar tanah harus dengan CBR ≥ 6 %

Antara permukaan tanah dan plat beton, dipasang lantai kerja dengan mutu yang lebih rendah

Ukuran ketebalan plat beton dan lantai kerja sesuai dengan gambar dan spesifikasi

Page 51: Metode Kerja Pelaksanaan Perkerasan Kaku

51

Umumnya tebal plat beton berkisar antara 25 cm – 30 cm. Tebal lantai kerja 10 cm.

Mutu beton untuk plat beton minimal K-350, mutu beton lantai kerja K-100

Untuk pekerjaan plat beton dan lantai kerja selain telah ditentukan dalam spesifikasi, semua harus mengikuti Peraturan Beton Indonesia (PBI) tahun 1971 serta SNI-SNI yang berhubungan dengan pekerjaan beton, seperti pengujian kuat beton dan lain sebagainya

Page 52: Metode Kerja Pelaksanaan Perkerasan Kaku

52

Badan jalan harus diperiksa kesesuaiannya dengan bentuk elevasi yang diperlihatkan dalam gambar

Badan jalan harus dalam kondisi halus dan padat pada saat beton ditempatkan/di Cor

Bagian-bagian acuan harus disambung menjadi satu dengan kokoh dan tidak boleh bergerak

Page 53: Metode Kerja Pelaksanaan Perkerasan Kaku

53

• Acuan-acuan harus bersih dan diminyaki setiap hendak dipergunakan

• Pembongkaran acuan dilakukan setelah beton mengeras, sekurang-kurangnya 12 jam setelah di cor

• Beton dihampar dan dipadatkan dengan alat penggetar

• Tidak boleh ada segregasi dalam beton

Page 54: Metode Kerja Pelaksanaan Perkerasan Kaku

54

Pembesian termasuk penempatan dowel bar, tie bar dan penulangan baja pada pelaksanaan perkerasan kaku.

Page 55: Metode Kerja Pelaksanaan Perkerasan Kaku

55

Dowel bar bisa dipasang sebelum pengecoran dgn menggunakan dowel basket, atau setelah penghamparan beton menggunakan pemasang dowel bar otomatis, pemasangan ini merupakan masalah kritis untuk mendapatkan joint load transfer, pemasangan yg miring, terlalu dangkal atau berkarat dapat menyebabkan kerusakan patah, retak pada sambungan.

Page 56: Metode Kerja Pelaksanaan Perkerasan Kaku

56

• Dowel bar harus bebas dari karat, dan diproteksi dgn memakai epoxy coating atau stainless stell cladding

• Dowel harus dilumasi dengan gemuk atau oli untuk mencegah pelekatan dgn beton

• Bila terlalu banyak gemuk maka akan terjadi rongga yang bisa dimasuki air.

Page 57: Metode Kerja Pelaksanaan Perkerasan Kaku

57

Tulangan baja harus ditempatkan sesuai gambar dan setelah pemadatan beton tebal selimut beton adalah 60 10 mm dari permukaan akhir plat.

Permukaan perkerasan beton yang akan digunakan sebagai permukaan jalan harus diberi alur (groove)

Toleransi kerataan pada alinyemen horizontal dalam 4m panjang mendatar permukaan slab beton ≤ 10 mm

Page 58: Metode Kerja Pelaksanaan Perkerasan Kaku

58

Penggergajian dilakukan menggunakan piringan yg berputar baik dgn intan ataupun abrasive blades.

Penggergajian dgn intan akan menghasilkan panas yg tinggi sehingga piringan harus diberi air supaya tidak lumer.

Page 59: Metode Kerja Pelaksanaan Perkerasan Kaku

59

Abrasive blade umumnya menggunakan serat yyg diperkuat dgn silicone carbide atau carborundum, jenis ini tidak memerlukan air pendingin, tetapi kemampuannya lebih rendah dibanding dgn intan.

Peralatan gergaji meliputi, gergaji kecil 6-13 kW digunakan untuk penggergajian secara kering, gergaji medium 15-28 kW digunakan penggergajian secara basah, gergaji besar 50-55 kW digunakan biasanya untuk arah memanjang, span saws 50-150 kW untuk gergaji yg menghasilkan produksi tinggi.

Page 60: Metode Kerja Pelaksanaan Perkerasan Kaku

60

Sambungan-sambungan harus dibuat sesuai tipe, ukuran dan pada lokasi seperti yang ditentukan dalam gambar

Semua sambungan harus dilindungi agar tidak kemasukan material yang tidak dikehendaki dan kemudian ditutup dengan bahan pengisi

Page 61: Metode Kerja Pelaksanaan Perkerasan Kaku

Pengujian Kepadatan dengan Metode Sand Cone61

Page 62: Metode Kerja Pelaksanaan Perkerasan Kaku

62

Page 63: Metode Kerja Pelaksanaan Perkerasan Kaku

Lean concrete sudah dipasang di atas subgrade yang sudah siap

63

Page 64: Metode Kerja Pelaksanaan Perkerasan Kaku

Beton dituangkan dengan dumptruck64

Page 65: Metode Kerja Pelaksanaan Perkerasan Kaku

Pengecoran beton plat 65

Page 66: Metode Kerja Pelaksanaan Perkerasan Kaku

Besi dowel sedang disiapkan, tapi salah karena dowel dilas di kedua sisi.

Cat anti karat

Gemuk

66

Page 67: Metode Kerja Pelaksanaan Perkerasan Kaku

Penyiapan benda uji untuk Flexural Strength Test dan Compression Test

67

Page 68: Metode Kerja Pelaksanaan Perkerasan Kaku

Pelaksanaan Slump Test.68

Page 69: Metode Kerja Pelaksanaan Perkerasan Kaku

Alat penghampar beton mekanis (dengan fixed form)

69

Page 70: Metode Kerja Pelaksanaan Perkerasan Kaku

Alat penghampar beton mekanis (dengan slip form)70

Page 71: Metode Kerja Pelaksanaan Perkerasan Kaku

71

Page 72: Metode Kerja Pelaksanaan Perkerasan Kaku

Texturing / Curing Machine Gomaco Type T/C-400B

72

Page 73: Metode Kerja Pelaksanaan Perkerasan Kaku

73

Page 74: Metode Kerja Pelaksanaan Perkerasan Kaku

Pembuatan grooving (texturing) secara manual74

Page 75: Metode Kerja Pelaksanaan Perkerasan Kaku

Penyemprotan curing compound secara manual75

Page 76: Metode Kerja Pelaksanaan Perkerasan Kaku

Hasil texturing secara manual

76

Page 77: Metode Kerja Pelaksanaan Perkerasan Kaku

Penyemprotan curing compound secara manualCuring menggunakan burlap yang selalu dibasahi air.

77

Page 78: Metode Kerja Pelaksanaan Perkerasan Kaku

Saw cutting harus dilakukan antara jam ke-4 dan jam ke-24.

78

Page 79: Metode Kerja Pelaksanaan Perkerasan Kaku

Pengecoran material rubberized asphalt untuk joint sealant

Cara pemanasan yang salah

79

Page 80: Metode Kerja Pelaksanaan Perkerasan Kaku

Penyisipan pre-compressed asphalt impregnated polyurethane

80

Page 81: Metode Kerja Pelaksanaan Perkerasan Kaku

Plat beton rigid pavement yang sudah jadi masih dalam masa curing81

Page 82: Metode Kerja Pelaksanaan Perkerasan Kaku

Core Drill sebagai salah satu metode pengujian Quality Control.82

Page 83: Metode Kerja Pelaksanaan Perkerasan Kaku

“Paving the way to Heaven”

83