Metode DAN Rancob Diktat
description
Transcript of Metode DAN Rancob Diktat
DIKTAT
METODE PENELITIAN DAN
RANCANGAN PERCOBAAN
Oleh :
Ir. ZASMELI SUHAEMI, MP
PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TAMANSISWA PADANG, 2011
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
1
I. PENDAHULUAN ..........................................................................
II. MEMILIH MASALAH .................................………….....................
III.STUDI PENDAHULUAN ...............................…...........................
IV.MERUMUSKAN ANGGAPAN DASAR .......................................
V. HIPOTESIS ................. ...................…….....................................
VI.MENENTUKAN DAN MENYUSUN INSTRUMEN .... ..................
VII.PENGUMPULAN DATA ...... .....…….........................................
VIII.PERANCANGAN PERCOBAAN ...................... ........................
IX. PRINSIP DASAR PERANCANGAN PERCOBAAN....................
X. PERCOBAAN SATU FAKTOR .................. ...............................
XI. UJI LANJUT .......... .....................................……..............................
XII.PERCOBAAN BERFAKTOR .............................. ......................
XIII. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ...................................
XIV. KOMUNIKASI HASIL PENELITIAN ........................................
DAFTAR PUSTAKA ...........................................……..............................
LAMPIRAN........................................................................................
1
5
7
8
9
10
13
16
20
23
36
43
57
62
64
65
I. PENDAHULUAN
Penelitian merupakan suatu usaha dari manusia untuk mengisi
kekosongan dalam ilmu pengetahuan. Penelitian yang baik memiliki
syarat-syarat antara lain:
1. Sistematis, yaitu memiliki pola ilmiah dari bentuk yang
sederhana ke bentuk yang kompleks, hingga tercapai tujuan
secara efektif dan efisien.
2. Berencana, bahwa penelitian tersebut sudah dipikirkan
sebelumnya berdasarkan teori-teori yang ada dan bukan
penelitian yang mendadak tanpa sistem yang jelas.
3. Mengikuti konsep ilmiah, yaitu mengikuti cara-cara yang sudah
ditentukan dengan menggunakan prinsip berdasarkan ilmu
pengetahuan.
Metode Penelitian digunakan untuk membantu mempertajam bakat
serta kemampuan seseorang untuk mengadakan penelitian.
Peneliti adalah orang yang melaksanakan pekerjaan penelitian
mulai dari menemukan masalah, mengerjakan, mendapatkan hasil sampai
pembuatan laporan hasil tersebut. Dalam melakukan penelitian, peneliti
membutuhkan : teori, masalah, rencana, hipotesis, data, fasilitas dan
kebebasan. Syarat peneliti yang baik ada sebelas yang biasa disebut
dengan 11i, yaitu:
1. intelegence (kecerdasan)
2. interest (keingin tahuan)
3. imagination (daya khayal)
4. inventive (daya cipta)
5. informative (mengumpulkan keterangan-keterangan)
6. initiative (inisiatif)
7. industrious (berusaha)
8. intense observation (pengamatan yang intensif)
9. integrity (kejujuran)
10. infectious enthusiasm (antusiasme yang tinggi)
11. indefatigable writer (selalu menulis/mempublikasikan)
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
2
Selain kesebelas syarat tersebut, akan lebih lengkap jika juga
memiliki syarat keduabelas, yang merupakan syarat yang biasanya
muncul jika telah terpenuhi syarat-syarat sebelumnya, yaitu incentive atau
imbalan. Imbalan ini dapat bersifat fisik ataupun psikis.
Secara garis besar penelitian terbagi dua bagian, yaitu basic
research dan aplyed research. Basic research biasanya dilakukan untuk
kepentingan peneliti saja sebagai penelitian pendahuluan untuk
melaksanakan penelitian lanjutan. Basic research dapat berupa penelitian
historik, deskriptif maupun eksperimental. Sedangkan aplyed research
merupakan penelitian yang bertujuan praktis, untuk diterapkan ditengah
masyarakat yang sesuai dengan bidang ilmu yang diteliti.
Jenis penelitian ditinjau dari caranya terdiri dari:
1. Operation Research dan action research adalah suatu penelitian
yang dilakukan oleh seorang yang bekerja mengenai apa yang
sedang ia laksanakan tanpa mengubah sistem pelaksanaannya.
Operation Research lebih merupakan kegiatan yang sedang
berlangsung, yaitu penelitian dilakukan bukanlah menciptakan yang
baru semata, tetapi menempel pada suatu kegiatan yang sedang
berlangsung. Action research menunjuk pada action atau tindakan,
yaitu penelitian yang dilakukan secara khusus diamati terus
menerus, dilihat plus minusnya, kemudian diadakan pengubahan
terkontrol sampai pada upaya maksimal dalam bentuk tindakan
yang paling tepat.
2. Eksperimen suatu penelitian yang dilakukan dengan sengaja
memberikan suatu perlakuan terhadap objek penelitian kemudian
diteliti bagaimana akibatnya dari perlakuan yang diberikan.
Jika ditinjau dari tujuannya, penelitian dapat dibagi 3, yaitu:
penelitian eksploratif, penelitian developmental dan penelitian verifikatif.
Penelitian eksploratif adalah penelitian yang dilakukan untuk
menggali secara luas tentang sebab-sebab atau hal-hal yang
mempengaruhi terjadinya sesuatu. Misalnya disuatu daerah ditemukan
terjadi kematian hewan unggas secara berturut-turut dalam jumalh besar,
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
3
sehingga menarik perhatian para dokter hewan untuk meneliti sebab-
musabab terjadinya musibah tersebut.
Penelitian developmental atau penelitian pengembangan adalah
penelitian yang dilakukan dalam rangka mengembangkan suatu program
atau teknologi yang sudah ada ke arah yang lebih baik. Penelitian ini
termasuk dalam action research. Misalnya teknologi fermentasi pada
bahan pakan yang berserat tinggi. Semula orang hanya mengenal
fermentasi dengan menggunakan urea, namun sekarang berkembang
dengan penggunaan mikroba-mikroba yang banyak diproduksi dalam
bentuk kemasan-kemasan praktis dan mudah penggunaannya.
Penelitian verifikatif adalah penelitian yang dilakukan untuk
mengecek kebenaran hasil penelitian lain. Misalnya penelitian tentang
penggunaan silase jerami jagung pada ternak kambing yang telah
dilakukan di daerah Pariaman, ingin diteliti kembali oleh peneliti lain
dengan perlakuan yang sama di daerah Padang.
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
4
BAGAN ARUS KEGIATAN PENELITIAN
Langkah 8b
Mengumpulkan Data
Langkah 7
Menentukan dan menyusun alat dan bahan
Langkah 6b
Menentukan Sumber Data
Langkah 4 Merumuskan Anggapan Dasar
Langkah 2
Studi Pendahuluan
Langkah 3
Merumuskan Masalah
Langkah 5
Memilih Pendekatan
Langkah 4a
Hipotesis
Langkah 6a
Menentukan Variabel
Langkah 1
Memilih Masalah
Langkah 9
Analisis data
Langkah 10
Menarik kesimpulan
Langkah 11
Menyusun laporan
Langkah 8a
Memberikan perlakuan (penelitian eksperimen)
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
5
II. MEMILIH MASALAH
Besar maupun kecil, sedikit ataupun banyak, setiap orang pasti
memiliki masalah. Namun ada masalah yang dapat seketika diatasi,
tetapi ada pula yang memerlukan penelitian.
Memilih masalah penelitian adalah suatu langkah awal dari suatu
kegiatan penelitian. Memilih masalah bukanlah pekerjaan yang mudah,
terutama bagi orang-orang yang belum banyak meneliti. Sehingga
diperlukan kepekaan dari calon peneliti. Apabila sudah berpengalaman
meneliti, masalah-masalah akan timbul dalam bentuk keinginan untuk
segera dilaksanakan pemenuhannya.
Ditinjau dari sebab timbulnya, masalah penelitian seringkali muncul
karena hal-hal berikut:
- ada tantangan,
- ada keraguan,
- ada rintangan,
- ada kesenjangan.
Contoh: Sapi FH produksi susunya rendah jika dipelihara di
Indonesia, sedangkan dinegeri asalnya tinggi. Mengapa? (ada
kesenjangan).
Ditinjau dari sumbernya, masalah penelitian dapat diperoleh dari :
- laporan penelitian,
- diskusi-diskusi,
- seminar,
- keinginan masyarakat,
- intuisi atau faktor kebetulan, seperti penemuan penicillin
- hasil penelitian orang lain,
- hasil analisis bidang ilmu,
- pengalaman,
- pengamatan lingkungan.
Dari hal-hal tersebut di atas, biasanya masalah penelitian dipilih
oleh peneliti karena alasan-alasan:
- mempunyai nilai penelitian,
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
6
- memungkinkan untuk dilaksanakan (sarana, prasarana, dan
sumber data),
- sesuai dengan bidang ilmu yang ditekuni oleh peneliti.
- sesuai dengan minat peneliti
- bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan
praktek.
Sedangkan dalam memilih suatu masalah penelitian, maka seorang
(atau beberapa) orang peneliti harus memperhatikan:
- keaslian masalah penelitian,
- nilai up to date nya,
- keilmiahannya.
Permasalahan dalam penelitian sering juga disebut dengan istilah
problema atau problematik. Secara garis besar ada 3 gejala problematik,
yaitu:
1. Problema untuk mengetahui status dan mendeskripsikan
fenomena (penelitian deskriptif)k, termasuk juga penelitian
historis dan filosofis.
2. Problema untuk membandingkan dua fenomena atau lebih
(penelitian komparasi), Dalam penelitian ini peneliti berusaha
mencari persamaan dan perbedaan dari suatu fenomena yang
ada, saelanjutnya mencari arti atau manfaat dari adanya
persamaan dan perbedaan yang ada.
3. Problema untuk mencari hubungan antara dua fenomena
(penelitian korelasi). Ada dua macam korelasi, sejajar dan
sebab-akibat.
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
7
III. STUDI PENDAHULUAN DAN MERUMUSKAN MASALAH
Meskipun sudah diperoleh suatu masalah untuk diteliti, sebelum
mengadakan penelitian yang sesungguhnya, peneliti perlu mengadakan
studi pendahuluan. Studi pendahuluan diperlukan untuk menjajagi
kemungkinan diteruskannya pekerjaan meneliti, juga untuk mencari
informasi yang diperlukan oleh peneliti agar masalahnya menjadi lebih
jelas.
Setelah dilakukan studi pendahuluan, maka masalah yang akan
diteliti akan menjadi jelas. Dan masalah yang telah dipilih harus
dirumuskan agar penelitian dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
Perumusan masalah merupakan pedoman bagi peneliti sehingga jelas
darimana harus memulai, kemana harus pergi dan dengan apa.
Perumusan masalah, harus dilakukan dengan kondisi sebagai
berikut:
1. masalah dirumuskan dalam bentuk pertanyaan,
2. harus jelas dan padat,
3. harus berisi implikasi adanya data untuk memecahkan masalah,
4. harus merupakan dasar dalam membuat hipotesis,
5. harus menjadi dasar judul penelitian.
Perumusan masalah harus sinkron dengan merumuskan judul.
Judul sebaiknya ditulis selengkap mungkin sehingga dengan membaca
judul orang dapat mengetahui kehendak peneliti dengan kegiatan yang
akan dilakukan dalam penelitian. Judul harus memenuhi kaidah-kaidah:
singkat, padat, tepat, menarik, dan menimbulkan keinginan orang yang
membaca untuk mengetahui lebih mendalam.
Setelah ada perumusan masalah, dalam penulisan selanjutnya
harus disinkronkan atau berkaitan erat dengan tujuan penelitian dan
kesimpulan hasil penelitian nantinya.
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
8
IV. MERUMUSKAN ANGGAPAN DASAR
Anggapan dasar adalah suatu yang diyakini kebenarannya oleh
peneliti yang akan berfungsi sebagai hal-hal yang dipakai untuk tempat
berpijak bagi peneliti di dalam melaksanakan penelitiannya.
Setelah masalah dirumuskan, selanjutnya dipikirkan gagasan
tentang letak persoalan atau masalahnya dalam hubungan yang lebih
luas. Dalam hal ini, peneliti harus dapat memberikan sederetan asumsi
dasar yang kuat tentang kedudukan permasalahannya. Asumsi yang
harus diberikan tersebut diberi nama asumsi dasar atau anggapan dasar,
yang merupakan landasan teori di dalam meyakinkan pembaca akan
kepentingan penelitian yang dilaksanakan.
Peneliti perlu merumuskan anggapan dasar yang dalam yang
berguna untuk:
i. dasar berpijak yang kukuh bagi masalah yang sedang diteliti, sehingga
memperkuat permasalahan yang dipilih.
ii. mempertegas variabel atau peubah yang menjadi pusat perhatiannya.
iii. membantu peneliti dalam memperjelas penetapan objek penelitian,
wilayah pengambilan data atau lokasi penelitian, instrumen
pengumpulan data
iv. Guna menentukan dan merumuskan hipotesis.
Didalam penyusunan proposal atau skripsi, anggapan dasar
terdapat pada Bab II, Bab Tinjauan Pustaka. Merumuskan suatau
anggapan dasar bukanlah pekerjaan yang mudah. Ini membutuhkan suatu
pemikiran, renungan dan analisis masalah. Untuk itu diperlukan latihan,
membiasakan dan banyak melihat contoh-contoh. Cara menentukan
anggapan dasar antara lain adalah:
1. Dengan banyak membaca.
2. Dengan banyak mendengar berita
3. Dengan banyak berkunjung,
4. Dengan mengadakan pendugaan.
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
9
V. HIPOTESIS
Jika anggapan dasar merupakan dasar pikiran yang
memungkinkan kita mengadakan penelitian tentang permasalahan kita,
maka hipotesis merupakan kebenaran sementara yang ditentukan oleh
peneliti, tetapi masih harus dibuktikan atau di tes atau diuji kebenarannya.
Hipotesis merupakan pedoman bagi peneliti untuk menentukan arah,
sehingga ada yang menuntut kegiatan kita. Namun tidak semua
penelitian menggunakan hipotesis.
MEMILIH PENDEKATAN
Yang dimaksud pendekatan disini adalah metode atau cara
mengadakan penelitian, baik eksperimen maupun non eksperimen.
Selain itu juga menunjukkan jenis atau tipe penelitian yang diambil.
MENENTUKAN VARIABEL DAN SUMBER DATA
Menentukan variabel atau peubah yang diukur merupakan langkah
untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan:
a. Apa yang akan diteliti ?
b. Dari mana data diperoleh ?
Kedua hal ini harus diidentifikasikan secara jelas agar dengan tepat
dapat ditentukan alat apa yang akan kita gunakan untuk mengumpulkan
datanya.
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
10
VI. MENENTUKAN DAN MENYUSUN INSTRUMEN
Setelah peneliti mengetahui dengan pasti apa yang akan diteliti dan
dari mana data akan diperoleh, maka langkah yang segera diambil adalah
menentukan dengan instrumen apa data akan dikumpulkan. Instrumen
atau alat dan bahan, sangat tergantung dari jenis dan asal data.
Instrumen dalam penelitian produksi disebut dengan materi
penelitian. Materi dalam penelitian bisa terdiri dari alat dan bahan.
Jenis-jenis instrumen berdasarkan metode pengumpulan datanya yang
biasa digunakan dibidang peternakan antara laini:
1. Kuesioner, yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang hal-
hal yang diketahui.
a. Dipandang dari cara menjawab, terdiri dari:
a.Kuesioner terbuka, yang memberi kesempatan kepada
responden untuk menjawab dengan kalimatnya.
b. Kuesioner tertutup, yang sudah disediakan jawabannya sehingga
responden tinggal memilih
b. Dipandang dari jawaban yang diberikan, terdiri dari:
a. kuesioner langsung, yaitu responden menjawab tentang
dirinya
b. kuesioner tidak langsung, jika responden menjawab tentang
orang lain.
c. Dipandang dari bentuknya, terdiri dari:
c. Kuesioner pilihan ganda, termasuk dalam kuesioner tertutup.
d. Kuesioner isian, yang dimaksud adalah kuesioner terbuka
e. Kuesioner check list
Instrumen tidak baik
Data tidak benar
Instrumen baik
Kesimpulan tdk sesuai
Kesimpulan sesuai
Data benar
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
11
f. Rating scale
2. Interviu, sering juga disebut wawancara atau kuesioner lisan.
Ditinjau dari pelaksanaannya, dibedakan atas:
a. Interviu bebas (inguide interview)
b. Interviu terpimpin (guide interview)
c. Interviu bebas terpimpin, yaitu kombinasi antara a dan b.
3. Observasi, disebut juga pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan
perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat
indera. Baik dengan atau tanpa alat bantu. Observasi dapat dilakukan
dengan dua cara, yaitu:
a. Observasi non sistematis, yang dilakukan tanpa
menggunakan instrumen atau alat pengamatan.
b. Observasi sistematis, yang dilakukan dengan menggunakan
pedoman sebagai instrumen pengamatan.
4. Skala bertingkat, yaitu suatu ukuran subjektif yang dibuat berskala.
Contoh-contoh
Judul penelitian : Pengaruh penyimpanan epididimis sapi pada suhu 5oC
setelah dipotong terhadap kualitas mani.
Instrumen/materi penelitian:
Penelitian ini menggunakan epididimis sapi yang berumur 3-4
tahun setelah dipotong yang diambil dari rumah potong hewan setelah
sapi dipotong, zat warna eosin (ml) dan NaCl fisiologis 50 ml.
Peralatan yang digunakan adalah haemacytometer 1 set,
mikroskop 1 buah, kertas pH universal 1 kotak, tabung reaksi 5 ml,
dst.......
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
12
BAGIAN ISI PROPOSAL (USULAN) PENELITIAN
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan penelitian
D. Hipotesis
E. Manfaat Penelitian
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. (Tentang objek penelitian)
B. (Tentang perlakuan penelitian jika penelitian eksperimen)
C. (Tentang bagian-bagian yang mempengaruhi perlakuan untuk
penelitian eksperimen atau yang mempengaruhi peubah yang
diukur untuk penelitian sosial/survey, jika ada)
D. (Tentang variabel yang diukur, setiap sub bab dapat terdiri dari satu
variabel atau sekaligus seluruh variabel yang diukur))
E. (Dan lain-lain yang dirasa perlu)
III. MATERI DAN METODE PENELITIAN (Untuk Penelitian eksperimen)
A. Materi Penelitian
B. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
2. Pelaksanaan Penelitian
3. Peubah Yang Diukur
4. Waktu dan Tempat Penelitian
III. METODOLOGI PENELITIAN (Untuk Penelitian Sosial/Survai)
A. Materi Penelitian
1. Deskripsi Lokasi Penelitian
2. Deskripsi Populasi/Sampel Penelitian
B. Metode Penelitian
1. Metode Pengumpulan Data/Sampel
2. Peubah Yang di Ukur
3. Analisis Data
4. Waktu dan Tempat Penelitian
DAFTAR PUSTAKA
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
13
VII. PENGUMPULAN DATA
Menyusun instrumen adalah pekerjaan penting di dalam langkah
penelitian. Akan tetapi mengumpulkan data jauh lebih penting lagi,
terutama apabila peneliti menggunakan metode-metode yang memiliki
cukup banyak celah untuk dimasuki unsur minat peneliti.
Mengamati bukanlah sekedar menatap atau memperhatikan, tetapi
mengumpulkan data adalah mengamati peubah atau variabel yang akan
diteliti dengan metode yang telah ditentukan, baik interviu, tes, observasi,
kuesioner dan sebagainya.
Dengan metode apapun, pengumpul data harus dilatih terlebih
dahulu, agar diperoleh data yang sesuai dengan harapan. Yang penting
bagi penelitian adalah bahwa metode-metode tersebut dilaksanakan
secara objektif, tidak dipengaruhi oleh keinginan pengamat.
Rancangan Penelitian
Berdasarkan proses pengumpulan data, secara umum penelitian
pertanian dapat dikategorikan ke dalam 2 kategori, yaitu penelitian
percobaan (Eksperimen) dan penelitian survey (Non Eksperimen). Pada
kategori pertama, untuk mengumpulkan data peneliti memberikan suatu
perlakuan terhadap objek penelitian, kemudian mengamati dan mengukur
pengaruh dari perlakuan tersebut. Sedangkan pada kategori kedua,
peneliti tidak melakukan apa-apa terhadap objek penelitian, melainkan
langsung mengamati objek penelitian dan mengumpulkan data sesuai
dengan informasi yang dibutuhkannya.
Rancangan Penelitian dibutuhkan untuk memperoleh sebanyak
mungkin keterangan atau fakta yang diperlukan bagi pemecahan masalah
yang sudah dirumuskan. Dalam mencapai tujuan ini perlu
dipertimbangkan faktor-faktor kendala yang membatasi kemudahan dalam
melaksanakan percobaan. Untuk itu, rancangan yang baik adalah bersifat
antara lain :
- efektif, yaitu sesuai dengan tujuan dan kegunaan penelitian
- efisien, yaitu memiliki ketepatan yang tinggi tetapi hemat dalam
menggunakan waktu, biaya, tenaga dan bahan penelitian
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
14
- sederhana, yaitu mudah diselenggarakan dan mudah dianalisis.
Agar suatu penelitian memberikan fakta yang dapat diolah dan
digunakan untuk menarik kesimpulan yang sahih, maka dalam merancang
suatu penelitian, haruslah dipertimbangkan tiga prinsip pokok, yaitu:
pengulangan (replication), pengacakan (randomization), dan pengendalian
lokal (local control)
Pengulangan dilakukan agar data yang akan dianalisis lebih
mendekati pada populasi, berdasarkan sampel yang digunakan. Jumlah
pengulangan sifatnya fleksibel, tergantung kepada tujuan penelitian,
aspek statistik, maupun aspek ekonomi.
Pengacakan dimaksudkan untuk menjamin bahwa setiap objek
percobaan mendapatkan kesempatan yang sama, atau objektif dalam
penempatannya pada satuan-satuan percobaan.
Sesuai dengan prinsip pengendalian lokal, dalam penelitian
eksperimen digunakan perancangan lingkungan, yaitu usaha untuk
mengendalikan kesalahan suatu penelitian (galat percobaan) dengan
melakukan pengelompokkan terhadap satua-satuan percobaan yang
relatif lebih seragam.
Apabila bahan atau lingkungan percobaan relatif seragam, atau
dapat diusahakan seragam, maka penelitian dapat dilakukan tanpa
pengelompokan dan rancangan yang digunakan disebut Rancangan Acak
Lengkap (RAL). Apabila keseragaman satuan-satuan percobaan tidak
dapat diusahakan, maka pengelompokkan harus dilakukan, rancangan
yang digunakan adalah RAK (Rancangan Acak Kelompok) atau RBL
(rancangan Bujursangkar Latin).
Dari setiap rancangan lingkungan di atas, dapat pula disusun
berdasarkan penempatan perlakuan untuk rancangan yang memiliki
perlakuan 2 faktor atu lebih. Rancangan perlakuan tersebut yang
umum digunakan adalah rancangan faktorial (RF), rancangan petak
terbagi (RPT), dan rancangan kelompok terbagi (RKT).
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
15
VIII. PERANCANGAN PERCOBAAN
Percobaan pada umumnya dilakukan untuk menemukan sesuatu.
Oleh karena itu secara teoritis, percobaan diartikan sebagai tes
(Montgomery, 1991) atau penyelidikan terencana untuk mendapatkan
fakta baru (Steel dan Torrie, 1995). Dan rancangan percobaan dapat
diartikan sebagai tes atau serangkaian tes dimana perubahan yang berarti
dilakukan pada variabel dari suatu proses atau sistem sehingga kita dapat
mengamati dan mengidentifikasi alasan-alasan perubahan pada respon
output (Montgomery, 1991). Sedangkan menurut Milliken dan Johnson
(1992) rancangan percobaan merupakan hal yang sangat berhubungan
dengan perencanaan penelitian untuk mendapatkan informasi maksimum
dari bahan-bahan yang tersedia. Dan dapat juga diartikan sebagai
seperangkat aturan/cara/prosedur untuk menerapkan perlakuan kepada
satuan percobaan (Steel dan Torrie, 1995).
Dari berbagai definisi di atas jelas bahwa tujuan percobaan adalah
serupa yaitu menjawab satu atau lebih pertanyaan untuk mendapatkan
informasi maksimum dengan cara: (1) Menentukan variabel mana yang
paling berpengaruh terhadap tanggapan (respon), y; (2) Menentukan
bagaimana menset pengaruh X’s sehingga y mendekati nilai nominal yang
didinginkan; (3) Menentukan bagaimana men set pengaruh X’s sehingga
ragam y kecil. (4) Menentukan bagaimana men set X’s sehingga pengaruh
variabel tak terkontrol z1, z2,…zq sekecil mungkin.
Dalam merancang suatu penelitian, peneliti sering melakukan
kontrol terhadap pengaruh-pengaruh tertentu seperti perlakuan, populasi,
atau kombinasi perlakuan. Oleh karena itu, sebelum penelitian
berlangsung timbul beberapa pertanyaan yang harus dijawab: (1) Berapa
banyak perlakuan yang harus diterapkan; (2) Berapa kali setiap perlakuan
harus diamati; (3) Apa saja satuan percobaannya; (4) Bagaimana
menerapkan perlakuan ke satuan percobaan dan mengamati responnya;
(5) Dapatkah hasil rancangan tadi dianalisis dan dibandingkan?
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
16
Untuk dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan ini tidak harus
secara langsung dan tidak dapat dijawab secara umum. Di sinilah
rancangan percobaan digunakan sehingga dapat memainkan peranan
penting dalam proses pengembangan dan proses mencari dan
memecahkan kesulitan guna meningkatkan penelitian.
Secara garis besar penelitian terbagi dua bagian, yaitu basic
research dan aplyyed research. Basic research biasanya dilakukan untuk
kepentingan peneliti saja sebagai penelitian pendahuluan untuk
melaksanakan penelitian lanjutan. Basic research dapat berupa penelitian
historik, deskriptif maupun eksperimental. Sedangkan aplyyed research
merupakan penelitian yang bertujuan praktis, untuk diterapkan ditengah
masyarakat yang sesuai dengan bidang ilmu yang diteliti.
Berdasarkan proses pengumpulan data, secara umum penelitian
pertanian dapat dikategorikan ke dalam 2 kategori, yaitu penelitian
percobaan (Eksperimen) dan penelitian survey (Non Eksperimen). Pada
kategori pertama, untuk mengumpulkan data peneliti memberikan suatu
perlakuan terhadap objek penelitian, kemudian mengamati dan mengukur
pengaruh dari perlakuan tersebut. Sedangkan pada kategori kedua,
peneliti tidak melakukan apa-apa terhadap objek penelitian, melainkan
langsung mengamati objek penelitian dan mengumpulkan data sesuai
dengan informasi yang dibutuhkannya.
Mengaumpulkan data bukanlah sekedar mengamati dengan
menatap atau memperhatikan, tetapi mengumpulkan data adalah
mengamati peubah atau variabel yang akan diteliti dengan metode yang
telah ditentukan, baik interviu, tes, observasi, kuesioner dan sebagainya.
Dengan metode apapun, pengumpul data harus dilatih terlebih
dahulu, agar diperoleh data yang sesuai dengan harapan. Yang penting
bagi penelitian adalah bahwa metode-metode tersebut dilaksanakan
secara objektif, tidak dipengaruhi oleh keinginan pengamat.
Rancangan Penelitian dibutuhkan untuk memperoleh sebanyak
mungkin keterangan atau fakta yang diperlukan bagi pemecahan masalah
yang sudah dirumuskan. Untuk mencapai tujuan ini perlu dipertimbangkan
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
17
faktor-faktor kendala yang membatasi kemudahan dalam melaksanakan
percobaan. Untuk itu, rancangan yang baik adalah bersifat antara lain :
a. efektif, yaitu sesuai dengan tujuan dan kegunaan penelitian
b. efisien, yaitu memiliki ketepatan yang tinggi tetapi hemat
dalam menggunakan waktu, biaya, tenaga dan bahan
penelitian
c. sederhana, yaitu mudah diselenggarakan dan mudah
dianalisis.
Dengan demikian, rancangan yang baik adalah yang mempertimbangkan
hal-hal tersebut di atas.
Dalam bidang ilmu eksakta, khususnya program studi Produksi
Ternak, umumnya penelitian yang dilakukan adalah kategori penelitian
eksperimen. Dalam penelitian eksperimen, ada beberapa istilah yang
harus dikenal, yaitu: “perlakuan”, “satuan percobaan”, dan “galat
percobaan”.
a. Perlakuan (Treatment)
Perlakuan dapat diartikan sebagai sekumpulan kondisi-kondisi tertentu
yang diberikan kepada setiap satuan percobaan dengan tujuan melihat
pengaruh yang ditimbulkan oleh masing-masing kondisi tersebut dalam
ruang lingkup rancangan yang dipakai.
b. Satuan percobaan
Adalah satuan terkecil dari bahan percobaan yang memperoleh
perlakuan. Sebagai contoh sejumlah ayam broiler dalam satu unit
kandang, satu ekor sapi atau satu plot tanaman hijauan makanan
ternak. Erat hubungannya dengan ini adalah satuan pengamatan, yaitu
satuan terkecil dari objek yang diamati. Satuan pengamatan dalam
keadaan tertentu sama dengan satuan percobaan, seperti halnya satu
ekor sapi. Namun secara umum satuan pengamatan merupakan
bagian dari satuan percobaan, seperti halnya seekor puyuh, seekor
ayam broiler/petelur, satu rumpun hijauan dalam satu plot dan lain-lain.
c. Galat percobaan
Adalah ukuran keragaman diantara semua pengamatan dari satuan-
satuan percobaan yang mendapat perlakuan sama. Misalnya dua unit
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
18
kandang yang berukuran dan memiliki jumlah ayam yang sama,
mendapat perlakuan yang sama, tetapi tidak memberikan respon yang
sama. Keragaman ini bisa ditimbulkan oleh dua hal. Pertama adalah
akibat adanya perbedaan yang memang sudah ada di dalam bahan
percobaan itu sendiri, dan yang kedua adalah akibat kekurang
cermatan peneliti dalam menyelenggarakan percobaan sehingga
kondisi-kondisi yang harusnya diciptakan sama tidak terpenuhi dengan
sempurna.
Dalam setiap percobaan, kesalahan atau galat percobaan harus
diusahakan sekecil-kecilnya dengan menyediakan bahan percobaan yang
seragam dan menggunakan rancangan percobaan yang tepat.
Pengendalian galat dengan rancangan percobaan berarti
merancang model analisa sedemikian rupa sehingga sumber-sumber
galat dapat diidentifikasi dan disisihkan dari galat yang sebenarnya.
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
19
IX. PRINSIP DASAR PERANCANGAN PERCOBAAN
Perancangan percobaan adalah suatu uji atau sederetan uji, baik
itu menggunakan statistika deskripsi maupun statistika inferensia, yang
bertujuan untuk mengubah peubah input menjadi suatu output yang
merupakan respon dari percobaan tersebut. Adapun ilustrasinya dapat
dibuat sebagai berikut :
Agar suatu penelitian atau percobaan memberikan fakta yang
dapat diolah dan digunakan untuk menarik kesimpulan yang sahih, maka
dalam merancang suatu penelitian, haruslah dipertimbangkan tiga prinsip
pokok, yaitu: pengulangan (replication), pengacakan (randomization), dan
pengendalian lokal (local control)
Pengulangan (replication)
Pengulangan dilakukan agar data yang akan dianalisis lebih
mendekati pada populasi, berdasarkan sampel yang digunakan. Jumlah
pengulangan sifatnya fleksibel, tergantung kepada tujuan penelitian,
aspek statistik, maupun aspek ekonomi.
Pengulangan bertujuan untuk :
a. Menduga ragam dari galat percobaan
b. Menduga galat baku (standard error) dari rataan perlakuan
c. Meningkatkan ketepatan percobaan
d. Memperluas presisi kesimpulan percobaan yaitu melalui
pemilihan dan penggunaan satuan-satuan percobaan yang lebih
bervariasi.
Input
Proses
Metode Mesin Material
Output
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
20
Pengacakan (randomization)
Pengacakan yaitu setiap unit percobaan harus memiliki peluang
yang sama untuk diberi suatu perlakuan tertentu, untuk menjamin bahwa
setiap objek percobaan mendapatkan kesempatan yang sama, atau
objektif dalam penempatannya pada satuan-satuan percobaan.
Pengacakan perlakuan pada unit-unit percobaan dapat menggunakan
tabel bilangan acak, sistem lotere secara manual atau dapat juga
menggunakan komputer.
Pengendalian lokal (local control)
Pengendalian lokal atau pengendalian lingkungan, yaitu usaha
untuk mengendalikan keragaman yang muncul akibat keheterogenan
kondisi lingkungan dengan melakukan pengelompokkan terhadap satua-
satuan percobaan yang relatif lebih seragam.
Usaha-usaha pengendalian lingkungan yang dapat dilakukan yaitu
dengan melakukan pengelompokkan (blocking) satu arah, dua arah,
maupun multi arah. Pengelompokkan dikatakan baik jika keragaman di
dalam kelompok lebih kecil dibandingkan dengan keragaman antar
kelompok
Pembuatan kelompok biasanya lebih didasarkan pada kondisi atau
karakteristik objek percobaan yang digunakan dengan syarat kelompok
tidak berinteraksi dengan perlakuan.
Apabila bahan atau lingkungan percobaan relatif seragam, atau
dapat diusahakan seragam, maka penelitian dapat dilakukan tanpa
pengelompokan dan rancangan yang digunakan disebut Rancangan Acak
Lengkap (RAL). Apabila keseragaman satuan-satuan percobaan tidak
dapat diusahakan, maka pengelompokkan harus dilakukan, rancangan
yang digunakan adalah RAK (Rancangan Acak Kelompok) atau RBSL
(rancangan Bujursangkar Latin).
Dari setiap rancangan lingkungan di atas, dapat pula disusun
berdasarkan penempatan perlakuan untuk rancangan yang memiliki
perlakuan 2 faktor atu lebih. Rancangan perlakuan tersebut yang umum
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
21
digunakan adalah rancangan faktorial (RF), rancangan petak terbagi
(RPT), dan rancangan kelompok terbagi (RKT).
Selain prinsip pengulangan (replication), pengacakan
(randomization), dan pengendalian lokal (local control), terdapat lagi
beberapa prinsip tambahan dalam rancangan percobaan. Salah satu
diantaranya adalah prinsip efisien. Suatu rancangan dikatakan lebih
efisien dari rancangan lain apabila galat percobaan rancangan pertama
lebih kecil dari galat percobaan rancangan kedua.
Dalam laporan hasil penelitian (Skripsi) , uraian mengenai rancangan
percobaan untuk penelitian eksperimen diletakkan pada Bab III,
sebagaimana berikut:
III. MATERI DAN METODE PENELITIAN
A. Materi Penelitian
B. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
2. Pelaksanaan Penelitian
3. Peubah Yang Diukur
4. Waktu dan Tempat Penelitian
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
22
X. PERCOBAAN SATU FAKTOR
Suatu percobaan yang dirancang hanya melibatkan satu faktor
dengan beberapa taraf sebagai perlakuan, disebut dengan percobaan
satu faktor. Taraf perlakuan adalah jumlah level atau jenis perlakuan yang
dipilih. Percobaan satu faktor dapat diterapkan pada berbagai rancangan
lingkungan (RAL, RAK, RBSL dan lain-lain). Rancangan ini pada dasarnya
menjaga kondisi faktor-faktor lain dalam kondisi tetap.
A. RANCANGAN ACAK LENGKAP
Rancangan ini dipakai bila satuan percobaan yang digunakan relatif
homogen/seragam. Pada umumnya percobaan dilaboratorium,
kehomogenan satuan percobaan bisa dijamin, sebaliknya jika percobaan
dilakukan di lapangan. Selain satuan percobaan yang homogen,
lingkungan percobaan selain perlakuan juga relatif homogen, seperti
halnya, kandang, perlengkapan kandang, tata laksana pemeliharaan dan
suhu lingkungan.
1. Pengacakan dan Lay out penelitian.
Dimisalkan suatu penelitian yang lingkungannya relatif homogen
memiliki 4 taraf perlakuan yang dilambangkan P1, P2, P3 dan P4 dan
setiap taraf perlakuan diulang sebanyak 5 kali. Dengan demikian
satuan percobaan yang digunakan adalah 4 X 5 = 20 satuan
percobaan. Pengacakan dilakukan sekaligus pada 20 satuan
percobaan.
Pengacakan dilakukan dengan terlebih dahulu menyediakan 20
satuan percobaan yang dibutuhkan, dan 20 lembar kertas untuk
mengacak. Seluruh satuan percobaan diberi no urut 1 – 20.
1 2 3 4 5
6 7 8 9 10
11 12 13 14 15
16 17 18 19 20
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
23
Tulislah di kertas yang tersedia perlakuan P2 sebanyak lima buah
dan perlakuan lainnya juga masing-masing lima buah. Lebih bagus jika
pada kertas langsung ditulis ulangannya, contoh : P11 berarti perlakuan
P1 ulangan kesatu. Setelah itu lakukan pengacakan seperti dengan
mengocok ke 20 kertas dan keluarkan satu persatu. Kertas yang keluar
pertama berarti perlakuan yang harus ditempatkan pada satuan
percobaan yang pertama (No.urut 1), begitu juga seterusnya sampai
semua kertas habis dan seluruh satuan percobaan sudah diberi
perlakuan. 1 P14 2 P21 3 P42 4 P45 5 P41 6 P13 7 P35 8 P15 9 P22 10 P12 11 P31 12 P33 13 P11 14 P34 15 P23 16 P25 17 P32 18 P43 19 P24 20 P44
Gambar. Lay Out Penelitian.
2. Tabulasi data.
Tabel. Tabulasi Data Percobaan RAL.
Perlakuan Ulangan
Jumlah Rataan 1 2 3 4
P1 Y11 Y12 Y13 Y14 Y1. Ỹ 1.
P2 Y21 Y22 Y23 Y24 Y2. Ỹ 1.
P3 Y31 Y32 Y33 Y34 Y3. Ỹ 1.
P4 Y41 Y42 Y43 Y44 Y4. Ỹ 1.
P5
Total Y.1 Y.2 Y.3 Y.4 Y..
Rataan Ỹ .1 Ỹ .2 Ỹ .3 Ỹ .4 Ỹ ..
3. Model linier dan tabel sidik ragam
Bentuk umum dari model linier rancangan acak lengkap (RAL) adalah
sebagai berikut:
Yij = µ + αi + εij
Keterangan :
i = 1, 2, 3,..., p (Jumlah perlakuan) dan j = 1, 2, 3,..., l (Jumlah ulangan).
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
24
Yij = nilai pengamatan pada satuan percobaan
1. = nilai tengah umum
αi = pengaruh perlakuan taraf ke - i
εij = galat percobaan pada satuan percobaan ulangan ke - j perlakuan ke-i
Tabel . Sidik Ragam Rancangan Penelitian.
Sumber
Keragaman
Derajat
Bebas
Jumlah
Kuadrat
Kuadrat
Tengah
Nilai
F hitung
Nilai F tabel
5% 1%
Perlakuan
Galat/Sisa
p-1
p(u-1)
JKP
JKG
KTP
KTG
KTP/KTG
Total pu-1 JKT
Perhitungannya adalah :
FK = Faktor Koreksi
2
= ..Y
pu
JKT = Jumlah Kuadrat Total
= Y∑ ij2 - FK
JKP = Jumlah Kuadrat Perlakuan
= 1
u Y∑ i.
2 - FK
JKG = Jumlah Kuadrat Galat
= JKT – JKP
KTP = JKP/p-1 KTG = JKG/p(u-1) Keterangan :
p : Jumlah Perlakuan
u : Jumlah ulangan
4. Pengujian Hipotesis dan Kesimpulan
Hipotesis harus ditentukan sebelum dilakukan pengujian, hipotesis
merupakan kebenaran sementara yang ditentukan oleh peneliti, tetapi
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
25
masih harus dibuktikan atau di tes atau diuji kebenarannya. Hipotesis
merupakan pedoman bagi peneliti untuk menentukan arah, sehingga
ada yang menuntut kegiatan kita. Apabila kita berhadapan dengan
model percobaan yang tetap, hipotesis nol (H0 ) yang diajukan
sebelum percobaan adalah tidak adanya perbedaan pengaruh
perlakuan terhadap hasil pengamatan. Lawannya adalah hipotesis
alternatif ( Ha ), yaitu setidaknya ada sepasang perlakuan yang
berbeda. Hipotesis ini dapat dituliskan sebagai berikut :
H0 : µ1 = µ2 = ... = µp ; p = jumlah perlakuan
Ha : µi ≠ µp ;i = perlakuan; p = jumlah perlakuan
Dari perhitungan untuk melengkapi Tabel Sidik Ragam, akan
diperoleh nilai Fhit (F hitung) dari perbandingan antara KTP/KTG. Nilai
Fhit dihitung untuk dibandingkan dengan nilai F Tabel sehingga dapat
dilakukan pengujian hipotesis dan membuat kesimpulan.
Nilai F Tabel dapat dilihat pada buku-buku teks Statistika atau
Rancangan Percobaan, contohnya dalam buku Steel and Torie dapat
dilihat pada lampiran Tabel A6. Cara melihat nilai F Tabel adalah
sebagai berikut :
db pe-nyebut
Peluang nilai F yang lebih besar
db pembilang
1 2 3 4 ... P
1 2
. .
120
0,100 0,050 0,025 0,010 0,005
. . . .
39,86 161,40 647,80
4052,00 16211,00
Nilai F tabel, dilihat berdasarkan db (Derajat bebas) pembilang yaitu db
perlakuan yang kita uji dengan db penyebut, yaitu db Galat. Nilai yang
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
26
digunakan adalah nilai pada peluang nilai F yang lebih besar 0,050
dan 0,010.
Kondisi yang mungkin terjadi dari hasil perbandingan antara F
Tabel dengan F hitung adalah :
1. F hit < F Tabel H0 diterima
2. Fhit > F Tabel H0 ditolak
Kesimpulan :
1. Jika F hit < F Tabel artinya : tidak adanya perbedaan pengaruh
perlakuan terhadap hasil pengamatan (non significant)
dilambangkan dengan ns.
2. Jika Fhit > F Tabel artinya : setidaknya ada sepasang perlakuan
yang berbeda pengaruhnya terhadap hasil pengamatan.
a. Jika F hit > F tabel pada peluang F yang lebih besar 0,050,
maka perbedaan pengaruhnya disebut berbeda nyata
(significant), pada tabel Sidik Ragam dilambangkan dengan *.
b. Jika F hit > F tabel pada peluang F yang lebih besar 0,010,
maka perbedaan pengaruhnya disebut berbeda sangat nyata
(highly significant) dilambangkan dengan **.
Contoh :
Suatu penelitian dilakukan untuk melihat pengeruh dosis obat cacing
terhadap pertambahan berat badan sapi Peranakan Simental. Sebagai
taraf perlakuan dipilih dosis obat cacing sebanyak 30 ml, 40 ml, 50 ml dan
60 ml, sehingga perlakuannya adalah sebagai berikut :
P1 = pemberian dosis obat cacing 30 ml/500 kg
P2 = pemberian dosis obat cacing 40 ml/500 kg
P3 = pemberian dosis obat cacing 50ml/500 kg
P4 = pemberian dosis obat cacing 60 ml/500 kg
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
27
Berikut ini adalah rata-rata pertambahan berat badan sapi P. Simental
(gram/hari) sesuai perlakuan pemberian obat cacing:
Perlakuan Ulangan
Jumlah Rataan 1 2 3 4 5
P1 44 56 51 55 45 251 50.2
P2 52 47 53 47 47 246 49.2P3 68 53 71 48 48 288 57.6P4 66 54 54 71 68 313 62.6
Jumlah 230 210 229 221 208 1098 219.6
FK = 10982 = 60280.2 20 JKT = 442 + 562 + … + 682 - 60280.2
= 61798 - 60280.2
= 1517.8 JKP = 1 X 2512 + … + 3132 - 60280.2 5
= 1 X 304430 - 60280.2 5
= 60886 - 60280.2
= 605.8 JKG = 1517.8 - 605.8
= 912
KTP = 605.8 = 201.9333 3
KTG = 912 = 57
16
Fhit = KTP = 201.93 = 3.54
KTG 57
Ftabel 5% = 3.24
Ftabel 1% = 5.29
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
28
Kesimpulan : Fhit>5% berarti H0 ditolak Artinnya :
Bahwa ada perbedaan pengaruh yang nyata dari dosis pemberian obat cacing terhadap pertambahan berat badan sapi Peranakan Simental.
B. RANCANGAN ACAK KELOMPOK (RAK)
Rancangan ini dipakai bila satuan percobaan yang digunakan
harus dikelompokkan karena tidak homogen. Pada umumnya percobaan
yang dilakukan di lapangan dengan menggunakan tanah perlu
dikelompokkan, misalnya karena kemiringan tanah tidak sama pada
percobaan penanaman rumput gajah. Percobaan yang menggunakan
ternak besar umumnya juga membutuhkan pengelompokkan, karena sult
mengumpulkan ternak kambing atau sapi yang memiliki umur dan berat
yang homogen sekaligus dalam jumlah banyak. Selain satuan percobaan
yang tidak homogen, lingkungan percobaan selain perlakuan harus relatif
homogen, seperti halnya, kandang, perlengkapan kandang, tata laksana
pemeliharaan dan suhu lingkungan.
1. Pengacakan dan Lay out penelitian.
Dimisalkan suatu penelitian yang membutuhkan pengelompokkan
memiliki 4 taraf perlakuan yang dilambangkan P1, P2, P3 dan P4, dan
5 buah pengelompokkan. Dengan demikian satuan percobaan yang
digunakan adalah 4 X 5 = 20 satuan percobaan. Pengacakan pada
RAK hanya dilakukan pada satuan percobaan dalam kelompok yang
sama.
Pengacakan dilakukan dengan menyediakan 4 taraf perlakuan
yang ditulis pada lembaran kertas untuk mengacak. Seluruh satuan
percobaan diberi no urut 1 – 20.
Kel I Kel II Kel III Kel IV Kel V
1 5 9 13 17
2 6 10 14 18
3 7 11 15 19
4 8 12 16 20
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
29
Tulislah di kertas yang tersedia perlakuan P1 sebanyak lima buah.
Setelah itu lakukan pengacakan dengan mengocok ke 5 kertas dan
keluarkan satu persatu. Kertas yang keluar pertama berarti perlakuan
yang harus ditempatkan pada satuan percobaan yang pertama
(No.urut 1) pada kelompok I, begitu juga seterusnya sampai semua
Perlakuan sudah menempati satuan percobaan pada kelompok I.
Demikianlah sterusnya untuk kelima buah kelompok yang ada.
Kel I Kel II Kel III Kel IV Kel V 1 P4 5 P2 9 P4 13 P4 17 P1 2 P3 6 P3 10 P1 14 P2 18 P2 3 P1 7 P4 11 P2 15 P3 19 P3 4 P2 8 P1 12 P3 16 P1 20 P4
Gambar. Lay Out Penelitian.
2. Tabulasi data.
Tabel. Tabulasi Data Percobaan RAK.
Perlakuan Kelompok
Jumlah Rataan 1 2 3 4 5
P1 Y11 Y12 Y13 Y14 Y15 Y1. Ỹ 1.
P2 Y21 Y22 Y23 Y24 Y25 Y2. Ỹ 2.
P3 Y31 Y32 Y33 Y34 Y35 Y3. Ỹ 3.
P4 Y41 Y42 Y43 Y44 Y45 Y4. Ỹ 4.
Total Y.1 Y.2 Y.3 Y.4 Y.5 Y..
Rataan Ỹ .1 Ỹ .2 Ỹ .3 Ỹ .4 Ỹ .5 Ỹ ..
3. Model linier dan tabel sidik ragam
Bentuk umum dari model linier rancangan acak kelompok (RAK)
adalah sebagai berikut:
Yij = µ + Κj + αi + εij
Keterangan :
i = 1, 2, 3,..., p (Jumlah perlakuan) dan j = 1, 2, 3,..., l (Jumlah kelompok).
Yij = nilai pengamatan pada satuan percobaan
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
30
2. = nilai tengah umum
Κj = pengaruh perlakuan kelompok ke - j
αi = pengaruh perlakuan taraf ke - i
εij = galat percobaan pada satuan percobaan kelompok ke - j perlakuan taraf ke-i
Tabel . Sidik Ragam Rancangan Penelitian dengan RAK.
Sumber
Keragaman
Derajat
Bebas
Jumlah
Kuadrat
Kuadrat
Tengah
Nilai
F hitung
Nilai F tabel
5% 1%
Kelompok
Perlakuan
Galat/Sisa
k-1
p-1
(p-1)(k-1)
JKK
JKP
JKG
KTK
KTP
KTG
KTK/KTG
KTP/KTG
Total pk-1 JKT
Perhitungannya adalah :
FK = Faktor Koreksi 2
= ..Y
pk
JKT = Jumlah Kuadrat Total
= Y∑ ij2 - FK
JKP = Jumlah Kuadrat Perlakuan
= 1
k Y∑ i.
2 - FK
JKK = Jumlah Kuadrat Kelompok
= 1
p Y∑ .j
2 - FK
JKG = Jumlah Kuadrat Galat
= JKT – JKP - JKK
KTP = JKP/p-1
KTK = JKK/k-1
KTG = JKG/(p-1)(k-1)
Keterangan :
p : Jumlah Perlakuan
k : Jumlah Kelompok
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
31
5. Pengujian Hipotesis dan Kesimpulan
Hipotesis harus ditentukan sebelum dilakukan pengujian, hipotesis
merupakan kebenaran sementara yang ditentukan oleh peneliti, tetapi
masih harus dibuktikan atau di tes atau diuji kebenarannya. Hipotesis
merupakan pedoman bagi peneliti untuk menentukan arah, sehingga
ada yang menuntut kegiatan kita. Apabila kita berhadapan dengan
model percobaan yang tetap, hipotesis nol (H0 ) yang diajukan
sebelum percobaan adalah tidak adanya perbedaan pengaruh
perlakuan atau kelompok terhadap hasil pengamatan. Lawannya
adalah hipotesis alternatif (Ha), yaitu setidaknya ada sepasang
perlakuan atau kelompok yang berbeda. Hipotesis dilakukan pada per-
lakuan dan kelompok. Hipotesis ini dapat dituliskan sebagai berikut :
Pengruh perlakuan :
H0 : µ1 = µ2 = ... = µp ; p = jumlah perlakuan
Ha : µi ≠ µp ;i = perlakuan; p = jumlah perlakuan
Pengaruh kelompok :
H0 : µ1 = µ2 = ... = µk ; k = jumlah kelompok
Ha : µj ≠ µk ;j = kelompok; k = jumlah kelompok
Kesimpulan dari hasil percobaan sama halnya dengan
pengambilan kesimpulan pada percobaan dengan RAL, tetapi
kesimpulan diambil berdasarkan hasil perbandingan F hit pada
perlakuan dan kelompok.
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
32
Latihan:
Dari hasil penelitian yang berjudul “ Pengaruh pemberian Bioplus terhadap pertambahan berat badan sapi Pesisir masa pertumbuhan”, diperoleh pertambahan berat badan sapi sebagai berikut (kg/minggu)
Perlakuan Ulangan Jumlah
Rataan
1 2 3 4 P1 1.74 2.11 1.99 1.94 7.78 1.95 P2 1.94 1.84 2.13 1.95 7.86 1.97 P3 1.95 1.98 1.81 2.12 7.86 1.97 P4 1.97 1.86 2.12 1.98 7.93 1.98 P5 1.95 1.98 1.87 1.71 7.51 1.88
Jumlah 9.55 9.77 9.92 9.70 38.94 C. RANCANGAN BUJUR SANGKAR LATIN (RBSL)
Rancangan ini digunakan apabila satuan-satuan percobaan tidak
dapat diusahakan seragam, sehingga harus dilakukan pengelompokan,
sedangkan pengelompokkan tersebut harus dilakukan dua arah (ada 2 hal
dalam lingkungan percobaan yang harus dikelompokan). Dalam
rancangan ini, pengelompokkan dilakukan berdasarkan baris dan kolom,
jumlah perlakuan, jumlah kolom dan jumlah baris haruslah sama, itulah
sebabnya rancangan ini disebut bujur sangkar latin. Dalam bidang
peternakan, umumnya digunakan pada objek percobaan ternak besar.
Pengacakan dilakukan pada kelompok secara dua arah pada
kolom dan baris, sehingga masing-masing perlakuan ada pada setiap
baris dan kolom.
1. Model Additif linier
Yijk = µ + αi + Βj + Κk + εijk
Keterangan :
µ = rata-rata umum
αi = Pengaruh perlakuan ke i
Βj = Pengaruh baris ke j
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
33
Κk = Pengaruh kolom ke k
εijk = galat percobaan
2. Tabulasi data
Baris Kolom
Jumlah Rataan I II III IV
1 Y(i)11 Y(i)12 Y(i)13 Y(i)14 Y.1. Y .1.
2 Y(i)21 Y(i)22 Y(i)23 Y(i)24 Y.2. Y .2.
3 Y(i)31 Y(i)32 Y(i)33 Y(i)34 Y.3. Y .3.
4 Y(i)41 Y(i)42 Y(i)43 Y(i)44 Y.4. Y .4.
Jumlah Y..1 Y..2 Y..3 Y..4 Y…
Rataan Y ..1 Y ..2 Y ..3 Y ..4 Y …
Perlakuan Jumlah Rataan
A Y(1).. Y (1)..
B Y(2).. Y (2)..
C Y(3).. Y (3)..
D Y(4).. Y (4)..
3. Tabel Sidik Ragam
Sumber Keragaman
Derajat Bebas
Jumlah Kuadrat
Kuadrat Tengah
Nilai F hitung
Nilai F table 5% 1%
Perlakuan
Baris
Kolom
Galat/Sisa
p-1
p-1
p-1
p-1(r-2)
JKP
JKB
JKK
JKG
KTP
KTB
KTK
KTG
KTP/KTG
KTB/KTG
KTK/KTG
Total P2-1 JKT
Perhitungan :
FK, JKT dan JKP sama dengan RAL dan RAK
JKP =
JKBaris =1
p
2
. .jY∑ - FK
JKKolom = 1
p
2
..kY∑ - FK
JKG = JKT – JKP – JKBaris - JKKolom
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
34
4. Koefisien Keragaman (KK)
Salah satu yang perlu dilihat dalam perhitungan data peubah yang
diukur adalah KK, yaitu hasil perbandingan antara akar kuadrat tengah
sisa dengan rata-rata umum dari data, yang dinyatakan dalam persen.
Nilai KK dapat menggambarkan seberapa besar keragaman data yang
telah diperoleh dari hasil pengukuran. Semakin kecil nilai KK,
menunjukkan data untuk perlakuan yang sama relatif seragam.
KK =..
KTG
Y X 100%
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
35
XI. UJI LANJUT
Setiap hasil penelitian eksperimen yang menggunakan rancangan
percobaan, dengan rancangan lingkungan RAL, RAK ataupun RBL akan
menghasilkan kesimpulan yang didasarkan perbandingan antara F hitung
dengan F table dari hasil Uji F. Jika F hitung < dari F Tabel atau Hipotesis
Nol diterima, maka kesimpulan hasil penelitian hanya didasarkan atas
hasil Uji F tersebut. Namun jika F hitung > dari F table atau Hipotesis Nol
ditolak, karena hasil menunjukkan perbedaan yang nyata (signifikan),
maka kesimpulan harus diambil berdasarkan hasil Uji Lanjut. Uji Lanjut
bertujuan untuk menguji perbedaan antar perlakuan dari hasil penelitian,
kecuali jika penelitian hanya memiliki dua taraf perlakuan tidak diperlukan
Uji Lanjut.
Karena Uji Lanjut bertujuan untuk menguji perbedaan antar
perlakuan, maka sering juga disebut dengan istilah Pembandingan
Ganda. Uji Lanjut Pembandingan Ganda yang biasa digunakan ada 3
macam. Yaitu Uji Beda Nyata Terkecil (BNT), Uji Beda Nyata Jujur (BNJ)
dan Uji Berganda Duncan (DMRT).
1. Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) atau Least Significant Difference
(LSD).
Uji ini adalah prosedur perbandingan dari nilai tengah perlakuan (rata-
rata perlakuan) dengan menggunakan gabungan kuadrat tengah sisa
(KTG/S) dari hasil Sidik ragam. Nilai uji menggunakan nilai-nilai pada
Table t. Rumus yang digunakan adalag sebagai berikut :
BNTα = tα/2 , ydbs. S
= tα/2 , 2
dbsKTG
u
Langkah-langkah pengujian adalah sebagi berikut :
1. Hitunglah rata-rata perlakuan untuk tiap taraf perlakuan jika hasil uji
F nya adalah berbeda nyata (* atau **).
2. Urutlah rata-rata perlakuan tersebut berdasarkan rangking (dari yang
besar ke yang kecil atau sebaliknya).
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
36
3. Carilah selisih dari rata-rata antara dua pasangan perlakuan yang
hendak diuji, selisih yang dicari adalah yang berjarak 1 rangking,
misalnya rangking I dengan II, rangking II dengan III, dst.
4. Bandingkan selisih tersebut dengan nilai uji BNTα .
5. Jika rata-rata perlakuan lebih kecil (<) dibanding nilai uji, maka
dikatakan bahwa antara kedua perlakuan tidak ada pengaruh
yang nyata (tidak berbeda nyata), jika rata-rata perlakuan
lebih besar (>) dibanding nilai uji, maka. dikatakan bahwa antara
kedua perlakuan ada pengaruh yang nyata (berbeda nyata).
6. Hasil uji lanjut kemudian ditampilkan dalam skripsi dengan
tanda superskrip disebelah kanan dari rata-rata perlakunn yang
diuji.
Contoh :
Diketahui bahwa Rangking rataan konversi ransum dari ternak
puyuh pada suatu penelitian adalah sebagai berikut :
A = 4.77 C = 4.97 B = 5.54 D = 5.66
Selisih antara rataan perlakuan :
A-C = 0 .20 C - B = 0.57 B-D = 0 .12
Nilai uji pembanding : BNTα = tα/2 , ydbs. S
= tα/2 , 2
dbsKTG
u
= 2.12 X 2(0.033)
5
= 2.12X 0.115 = 0.2436
Selisih antararataan perlakuan dibandingkan dengan nilai uji:
A – C= 0.20 < 0.2436 → A - C ns
tα/2 = nilai Tabel t pada tingkat kepercayaan
(α) 0.05 pada uji satu arah atau 0.025 pada uji dua arah, pada derajat bebas
sisa sesuai yang dihasilkan pada
Tabel Sidik Ragam, dengan db=16
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
37
C – B = 0.57 > 0.2436 → B - C* B - D = 0.12 < 0.2436 → B - Dns
Jika antara dua nilai tengah (rataan) perlakuan didapatkan hasil
yang tidak berbeda nyata maka diantara kedua perlakuan tersebut diberi
garis yang sama atau huruf superkrip yang sama. Contoh :
A C B D a t a u A a C a B b D b
Sehingga dalam skripsi ditampilkan sebagai berikut:
PERLA-KUAN
Ulangan Total Rataan 1 2 3 4 5
A 0% 4.76 4.73 4.80 4.76 4.79 23.84 4.77a B 5% 5.35 5.49 5.53 5.58 5.76 27.70 5.54b
C 10% 5.27 5.00 4.95 4.80 4.82 24.84 4.97a D 15% 5.69 5.57 5.36 5.59 6.09 28.30 5.66b
104.68 20.96 Keterangan : ab Huruf superkrip yang berbeda pada kolom yang sama
menunjukkan berbeda nyata. (P < 0.05).
Kesimpulan :
Perlakuan A dan C serta B dan D menghasilkan pengaruh yang
tidak berbeda terhadap peubah yang diukur, namun perlakuan B dan C
menghasilkan pengaruh yang berbeda nyata (P<0,05).
2. Uji Beda Nyata Jujur (BNJ) atau Honestly Significant Difference
(HSD)
Uji ini adalah prosedur perbandingan dari nilai tengah perlakuan
(rata-rata perlakuan) dengan menggunakan gabungan kuadrat tengah
sisa (KTG/S) dari hasil Sidik ragam. Nilai uji menggunakan nilai-nilai pada
Table q. Rumus yang digunakan adalag sebagai berikut :
BNJα = qα, p , ydbs. S
= qα/2 , dbsKTG
u
Langkah-langkah pengujian adalah sebagi berikut :
1. Hitunglah rata-rata perlakuan untuk tiap taraf perlakuan jika hasil uji
F nya adalah berbeda nyata (* atau **).
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
38
2. Urutlah rata-rata perlakuan tersebut berdasarkan rangking (dari yang
besar ke yang kecil atau sebaliknya).
3. Carilah selisih dari rata-rata antara dua pasangan perlakuan yang
hendak diuji, selisih yang dicari adalah yang berjarak 1 rangking,
misalnya rangking I dengan II, rangking II dengan III, dst.
4. Bandingkan selisih tersebut dengan nilai uji BNJα .
5. Jika rata-rata perlakuan lebih kecil (<) dibanding nilai uji, maka
dikatakan bahwa antara kedua perlakuan tidak ada pengaruh
yang nyata (tidak berbeda nyata), jika rata-rata perlakuan
lebih besar (>) dibanding nilai uji, maka. dikatakan bahwa antara
kedua perlakuan ada pengaruh yang nyata (berbeda nyata).
6. Hasil uji lanjut kemudian ditampilkan dalam skripsi dengan
tanda superskrip disebelah kanan dari rata-rata perlakunn yang
diuji.
Contoh :
Diketahui bahwa Rangking rataan konversi ransum dari ternak
puyuh pada suatu penelitian adalah sebagai berikut :
A= 4.77 C = 4.97 B = 5.54 D = 5.66
Selisih antara rataan perlakuan :
A-C = 0 .20 C - B = 0.57 B-D = 0 .12
Nilai uji pembanding : BNJα = qα ,p, ydbs. S
= qα ,p, dbsKTG
u
= 4,05 X KTG
u
= 4,05 X 0.081 = 0.329
qα/2 = nilai Tabel q pada tingkat kepercayaan
(α) 0.05 pada uji satu arah atau 0.025 pada uji dua arah, pada derajat bebas
sisa sesuai yang dihasilkan pada Tabel
Sidik Ragam, dengan dbs = 16
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
39
Selisih antararataan perlakuan dibandingkan dengan nilai uji:
A – C= 0.20 < 0.329 → A - C ns C – B = 0.57 > 0.329 → B - C* B - D = 0.12 < 0.329 → B - Dns
Jika antara dua nilai tengah (rataan) perlakuan didapatkan hasil yang tidak berbeda nyata maka diantara kedua perlakuan tersebut diberi garis yang sama atau huruf superkrip yang sama. Contoh :
A C B D a t a u A a C a B b D b
Sehingga dalam skripsi ditampilkan sebagai berikut:
PERLAKUAN Ulangan Total Rataan
1 2 3 4 5 A 4.76 4.73 4.80 4.76 4.79 23.84 4.77a B 5.35 5.49 5.53 5.58 5.76 27.70 5.54b C 5.27 5.00 4.95 4.80 4.82 24.84 4.97a D 5.69 5.57 5.36 5.59 6.09 28.30 5.66b 104.68 20.96 Keterangan : ab Huruf superkrip yang berbeda pada kolom yang sama
menunjukkan berbeda nyata. (P < 0.05).
Kesimpulan :
Perlakuan A dan C serta B dan D menghasilkan pengaruh yang
tidak berbeda terhadap peubah yang diukur, namun perlakuan B dan C
menghasilkan pengaruh yang berbeda nyata (P<0,05).
3. Uji Berganda Duncan atau Duncan Multiple Range Test (DMRT).
Uji ini adalah prosedur perbandingan dari nilai tengah perlakuan
(rata-rata perlakuan) untuk semua pasangan perlakuan yang ada. Uji
lanjut ini menggunakan nilai pembanding sebagai alat uji sesuai dengan
jumlah nilai tengah atau rataan yang ada diwilayah dua perlakuan yang
dibandingkan.
Langkah-langkah pengujian adalah sebagi berikut : 1. Hitunglah rata-rata perlakuan untuk tiap taraf perlakuan jika hasil uji F
nya adalah berbeda nyata (* atau **).
2. Urutlah rata-rata perlakuan tersebut berdasarkan rangking (dari yang
besar ke yang kecil atau sebaliknya).
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
40
3. Carilah selisih dari rata-rata antara dua pasangan perlakuan yang
hendak diuji, selisih yang dicari adalah yang berjarak 1 rangking,
misalnya rangking I dengan II, rangking II dengan III, dst.
4. Bandingkan selisih tersebut dengan nilai uji LSRα .
5. Nilai LSR diperoleh dari hasil perkalian nilai SSR pada table A.7 (q)
dengan hasil Sy.
6. Jika rata-rata perlakuan lebih kecil (<) dibanding nilai uji, maka
dikatakan bahwa antara kedua perlakuan tidak ada pengaruh
yang nyata (tidak berbeda nyata), jika rata-rata perlakuan lebih
besar (>) dibanding nilai uji, maka. dikatakan bahwa antara kedua
perlakuan ada pengaruh yang nyata (berbeda nyata).
7. Hasil uji lanjut kemudian ditampilkan dalam skripsi dengan tanda
superskrip disebelah kanan dari rata-rata perlakunn yang diuji.
Contoh : Uji lanjut Wilayah Berganda Baru Duncant (DMRT) Rangking dari rerata perlakuan P2 = 95.93 P4 = 93.39 P3 = 92.19 P1 = 89.77 Nilai Uji pembanding Sy = √KTG u = √1.1527 5 = 0.480
Tabel SSR dan LSR
Jumlah P 2 3 4
SSR 0.05 3.00 3.15 3.23 0.01 4.13 4.34 4.45
LSR 0.05 1.44 1.51 1.55 0.01 1.98 2.08 2.14
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
41
Keterangan : ** Berbeda Sangat Nyata (P<0.01) ns Berbeda tidak nyata (P>0.01) Hasil Uji Lanjut DMRT = P2a , P4b , P3b, P1c
Sehingga dalam skripsi ditampilkan sebagai berikut:
Perlakuan Ulangan
Jumlah Rataan 1 2 3 4 5
p.1 88.97 89.92 90.48 90.71 88.77 448.85 89.77c
p.2 95.47 94.12 95.63 96.58 97.86 479.66 95.93a
p.3 92.22 91.67 92.70 91.56 92.80 460.95 92.19b
p.4 91.67 93.38 92.91 93.49 95.48 466.93 93.39b
Total 368.33 369.09 371.72 372.34 374.91 1856.39 Rataan 92.08 92.27 92.93 93.09 93.73 92.82
Tabel DMRT
Perlakuan Selisih LSR
Keterangan 0.05 0.01
P2-P4 2.52 1.44 1.98 ** P2-P3 3.72 1.51 2.08 ** P2-P1 6.16 1.55 2.14 ** P4-P3 1.20 1.44 1.98 ns
P4-P1 3.62 1.51 2.08 ** P3-P1 2.42 1.44 1.98 **
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
42
XII. PERCOBAAN BERFAKTOR
Faktor adalah sejenis perlakuan, misalnya perlakuan pemberian
tepung beras dalam pembuatan dodol susu. Dalam perlakuan akan terdiri
dari beberapa macam, misalnya pemberian 10% tepung beras, 15% dan
20%. Banyaknya pemberian tepung atau level pemberian tepung beras
disebut juga taraf perlakuan. Sehingga dalam sejenis faktor perlakuan
terdiri dari beberapa taraf perlakuan.
Dalam rancangan faktorial, jumlah faktor perlakuan dapat terdiri
dari dua faktor atau lebih. Percobaan faktorial dapat juga menggunakan
rancangan RAL, RAK dan RBL sebagai rancangan lingkungannya.
Percobaan faktorial adalah percobaan yang perlakuannya terdiri
atas semua kemungkinan kombinasi taraf dari beberapa faktor.
Percobaan faktorial biasanya dilakukan untuk penelitian yang
bertujuan melihat pengaruh dua jenis atau lebih perlakuan sekaligus, dan
melihat adanya kemungkinan interaksi antar faktor perlakuan yang
digunakan. Dalam penentuan faktor pelakuan, harus dilandaskan pada
teori bahwa kemungkinan adanya interaksi memang ada. Percobaan ini
juga digunakan jika peneliti ingin mengetahui apakah beda pengaruh dua
taraf suatu faktor bergantung atau tidak pada taraf-taraf faktor lainnya.
Misalnya dalam teori dinyatakan bahwa penggunaan probiotik
Starbio dalam ransum unggas dapat mengoptimalkan penggunaan protein
ransum yang dikonsumsi. Ini menunjukkan bahwa prosentase pemakaian
protein dalam ransum dapat diturunkan jika ransum menggunakan
probiotik Starbio.
Berdasarkan teori tersebut, maka dapat saja kita menyusun suatu
penelitian yang menggunakan percobaan faktorial dengan faktor-faktornya
adalah :
Faktor A = penggunaan probiotik Starbio dalam ransum
Faktor B = persentase protein ransum
Setelah kita menentukan faktor perlakuan yang digunakan, maka
barulah kita menentukan taraf dari masing-masing faktor perlakuan
tersebut. Dalam menentukan taraf perlakuan, harus sistematis dan
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
43
didasarkan pada teori yang ada serta penelitian-penelitian terdahulu.
Misalnya penelitian terdahulu melaporkan bahwa penggunaan probiotik
Starbio sebanyak 0,25% sudah memberikan hasil yang baik, sedangkan
pemakaian 0,75% tidaklah memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan
penggunaan 0,50%. Berdasarkan hal tersebut, kita menganggap
penggunaan probiotik Starbio perlu dilihat lagi, bagaimana pengaruhnya
jika di kombinasi dengan persentase protein ransum yang diturunkan dari
pemakaian biasa. Sedangkan penggunaan 0,50% dipakai dengan asumsi
ada kemungkinan hasilnya lebih baik dibanding penggunaan 0,25%, dan
0,00% adalah sebagai kontrol. Dalam menentukan taraf perlakuan, harus
sistematis, maksudnya taraf perlakuan memiliki jarak yang sama antar
masing-masingnya, seperti 0,00 %, 0,25% dan 0,50%.
Percobaan dapat dirancang memiliki taraf-taraf perlakuan sebagai berikut
:A1= ransum dengan menggunakan probiotik Starbio 0%
A2= ransum dengan menggunakan probiotik Starbio 0,25%
A3= ransum dengan menggunakan probiotik Starbio 0,50%
B1= ransum 21% protein
B2= ransum 19% protein
B3= ransum 17% protein
Taraf-taraf dari masing-masing faktor tersebut akan saling
berinteraksi, karena adanya kombinasi dari tiap taraf, misalnya kombinasi
taraf perlakuan a1b2, sehingga dihasilkan 9 perlakuan kombinasi.
Pengaruh dari setiap kombinasi terhadap peubah yang kita ukur belum
tentu sama. Jadi keuntungan dari percobaan ini yaitu mampu mendeteksi
respon dari taraf masing-masing faktor (pengaruh utama) serta interaksi
antar dua faktor (pengaruh sederhana). Sebagai ilustrasi dapat disajikan
sebagai berikut :
Faktor A Faktor B
(a) Pengaruh utama faktor A (b) Pengaruh utama faktor B
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
44
Tidak ada interkasi Ada interaksi
B0 B0
B1
B1
Faktor A Faktor A
Ada interaksi
B0
B1
Faktor A
(c) Pengaruh interaksi faktor A dengan faktor B
Gambar (a) dan (b) menyajikan respon dari masing-masing faktor,
sedangkan gambar (c) menunjukkan pengaruh faktor A pada berbagai
kondisi faktor B. Khusus untuk Gambar (c) terlihat tiga kemungkinan yaitu
pola pertama menunjukkan respon faktor A pada kondisi B0 dan B1
osejajar. Pola seperti ini mengandung makna tidak adanya interaksi
antara faktor A dengan faktor B. Pola kedua dan ketiga menunjukkan
respon faktor A pada kondisi B0 dan B1 merujuk pada perpotongan. Pola
ini mengandung makna adanya interaksi antara faktor A dan faktor B.
Dengan demikian ada tidaknya pengaruh interaksi dapat dideteksi
dari perilaku respon suatu faktor pada berbagai kondisi faktor yang lain.
1. Percobaan Faktorial dengan Rancangan Acak Lengkap
Rancangan ini dipilih jika faktor perlakuan dalam penelitian ada dua
buah dan keseragaman dalam setiap satuan percobaan dapat
diusahakan, misalnya keseragaman objek penelitian (berat ayam, umur
dll), keseragaman dalam tatalaksana pemeliharaan serta sarana dan
prasarana yang dibutuhkan.
a. Model linier aditif rancangan yaitu :
Yijk = µ + αi + βj + (αβ)ij + εijk Yijk = nilai pengamatan pada satuan percobaan
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
45
3. = nilai tengah umum αi = pengaruh perlakuan dari faktor A ke - i βj = pengaruh perlakuan dari faktor B ke - j (αβ)ij = pengaruh interaksi antara perlakuan faktor A ke-i dan
faktor B ke-j εijk = galat percobaan pada satuan percobaan ulangan ke-k
dalam perlakuan faktor A ke-i dan faktor B ke-j. i = Faktor perlakuan A j = Faktor perlakuan B
k = ulangan b. Lay out Percobaan Lay out percobaan adalah bagaimana kita meletakkan setiap taraf
dari kedua faktor perlakuan pada setiap satuan percobaan. Misalkan kita
memilih dua faktor perlakuan seperti contoh di atas, yang masing-
masingnya kita ulang 2 kali, sehingga kita memerlukan 3 X 3 X 2 buah
satuan percobaan atau 18 buah. Pengacakan dilakuan untuk keseluruhan
satuan percobaan yang ada atau sering disebut Random.
Dalam skripsi, percobaan ini biasa ditulis sebagai berikut :
“ Penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang menggunakan Rancangan Acak Lengkap Pola Faktorial 3 X 3, yang masing-masing mengalami dua kali ulangan”.
Penulisan 3 X 3, artinya percobaan ini terdiri dari 3 taraf untuk
faktor pertama dan 3 taraf untuk faktor kedua. Sehingga dihasilkan
sembilan kombinasi perlakuan sebagai berikut :
b1 = a1b1 a1 b2 = a1b2 b3 = a1b3 b1 = a2b1 a2 b2 = a2b2 b3 = a2b3 b1 = a3b1 a3 b2 = a3b2 b3 = a3b3
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
46
a1b2.1 A2b2.1 a3b2.1 a1b1.2 a2b3.2 a2b1.1
a3b1.1 a1b1.2 a1b2.2 a3b1.2 a1b3.1 a3b3.2
a2b1.2 a2b3.1 a3b3.1 a1b3.2 a3b2.2 a2b2.2
c. Analisis statistik
Dalam suatu penelitian, akan terkumpul data dari setiap peubah
yang diukur yang telah kita tentukan, misalnya data pertambahan berat
badan, konversi ransum, produksi telur, produksi susu dan lain-lain. Untuk
memudahkan dalam analisis statistiknya, maka data yang telah terkumpul
ditata sedemikian rupa dalam tabulasi data. Tabulasi data ini juga berguna
untuk menentukan data yang akan dimasukkan dalam perhitungan Sidik
Ragam (Uji F) atau sering disebut dengan Analisis Of Variance (Anova),
berdasarkan rumus-rumus perhitungannya.
Tabel 1. Tabulasi Data Percobaan faktorial dengan RAL.
Faktor A Ulangan Faktor B
Jumlah Rataan b1 b2 b3
a1 1 Y111 Y121 Y131 Y1.1 Ỹ 1.1 2 Y112 Y122 Y132 Y1.2 Ỹ 1.2
Sub Total Y11. Y12. Y13. Y1.. Ỹ 1..
a2 1 Y211 Y221 Y231 Y2.1 Ỹ 2.1 2 Y212 Y222 Y232 Y2.2 Ỹ 2.2
Sub Total Y21. Y22. Y23. Y2.. Ỹ 2..
a3 1 Y311 Y311 Y331 Y3.1 Ỹ 3.1 2 Y312 Y312 Y332 Y3.2 Ỹ 3.2
Sub Total Y31. Y32. Y33. Y3.. Ỹ 3.. Total Y.1. Y.2. Y.3. Y… Ỹ …
Rataan Ỹ.1. Ỹ.2. Ỹ.3.
Sidik ragam adalah alat untuk menguji data dari peubah yang
diukur berdasarkan hipotesis, sering juga disebut dengan uji F.
Tabel Sidik Ragam untuk Rancangan ini adalah sebagai berikut :
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
47
Sumber Keragama
n (SK)
Derajat Bebas (Db)
Jumlah Kuadrat
(JK)
Kuadrat Tengah
(KT) F Hit.
F Tabel
5% 1%
A a-1 JKA KTA KTA/KTG B b-1 JKB KTB KTB/KTG
AB (a-1)(b-1)
JKAB KTAB KTAB/KTG
Galat ab(r-1) JKG KTG - Total abr-1 JKT
Keterangan: a: faktor A, b : faktor B, r : ulangan
Perhitungannya adalah :
FK = Faktor Koreksi Y…2 = abr
JKT = Jumlah Kuadrat Total
= Y∑ ijk2 - FK
JKA = Jumlah Kuadrat Faktor A
= 2
i..
1
brY∑ - FK
JKB = Jumlah Kuadrat Faktor B
= 2
.j.
1
arY∑ - FK
JKAB = Jumlah Kuadrat Interaksi Faktor A dan B
= 2
ij.
1
rY∑ - FK - JKA - JKB
JKG = JKT – JKA - JKB - JKAB
Setelah perhitungan selesai, maka seluruh hasil perhitunga
dimasukkan dalam tabel sidik ragam. Untuk penghitungan Kuadrat
Tengah (KT), dilakukan dengan membandingkan antara kolom Jumlah
Kuadrat (JK) dengan kolom Derajat bebas (Db).
Contoh : KTA = JKA/(a-1)
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
48
Dari table sidik ragam akan diperoleh nilai F hitung, yang kemudian
akan dibandingkan dengan F tabel, sebagaimana yang telah dipelajari
pada Rancangan lingkungan RAL, RAK, dan RBL.
2. Percobaan Faktorial dengan Rancangan Acak Kelompok
a. Model linier rancangan yaitu :
Yijk = µ + αi + βj + (αβ)ij + ρk+ εijk Yijk = nilai pengamatan pada satuan percobaan
4. = nilai tengah umum αi = pengaruh perlakuan dari faktor A ke - i βj = pengaruh perlakuan dari faktor B ke - j (αβ)ij = pengaruh interaksi antara perlakuan faktor A ke-i dan
faktor B ke-j ρk = pengaruh kelompok ke - k εijk = galat percobaan pada satuan percobaan ulangan ke - k
dalam perlakuan faktor A ke-i dan faktor B ke-j. i = Faktor perlakuan A j = Faktor perlakuan B k = kelompok
b. Lay out Percobaan Misalkan kita memilih dua faktor perlakuan seperti contoh di atas,
memerlukan 3 X 3 buah satuan percobaan untuk setiap kelompok
percobaan, misalnya kelompok dalam percobaan ini ada dua buah,
sehingga satuan percobaannya adalah 18 buah. Pada percobaan faktorial
yang menggunakan Rancangan Acak Kelompok, lay outnya adalah
sebagai berikut :
Kel I a1b2 a2b2 a3b3 a2b3 a3b1 a3b2 a1b1 a1b3 a2b1
Kel II a3b1 a2b2 a1b1 a2b1 a1b2 a2b3 a3b2 a1b3 a3b3
Pengacakan dilakukan hanya pada kelompok dalam percobaan.
c. Analisis Statistik
Dalam suatu penelitian, akan terkumpul data dari setiap peubah
yang diukur yang telah kita tentukan, misalnya data pertambahan berat
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
49
badan, konversi ransum, produksi telur, produksi susu dan lain-lain. Untuk
memudahkan dalam analisis statistiknya, maka data yang telah terkumpul
ditata sedemikian rupa dalam tabulasi data. Tabulasi data ini juga berguna
untuk menentukan data yang akan dimasukkan dalam perhitungan Sidik
Ragam (Uji F) atau sering disebut dengan Analisis Of Variance (Anova),
berdasarkan rumus-rumus perhitungannya.
Tabel 2. Tabulasi Data Percobaan faktorial dengan RAK.
Faktor A
Kelompok Faktor B
Jumlah Rataan b1 b2 b3
a1 1 Y111 Y121 Y131 Y1.1 Ỹ 1.1 2 Y112 Y122 Y132 Y1.2 Ỹ 1.2
Sub Total Y11. Y12. Y13. Y1.. Ỹ 1..
a2 1 Y211 Y221 Y231 Y2.1 Ỹ 2.1 2 Y212 Y222 Y232 Y2.2 Ỹ 2.2
Sub Total Y21. Y22. Y23. Y2.. Ỹ 2..
a3 1 Y311 Y311 Y331 Y3.1 Ỹ 3.1 2 Y312 Y312 Y332 Y3.2 Ỹ 3.2
Sub Total Y31. Y32. Y33. Y3.. Ỹ 3.. Total Y.1. Y.2. Y.3. Y… Ỹ …
Rataan Ỹ.1. Ỹ.2. Ỹ.3.
Kelompok 1 2 Total Y..1 Y..2
Tabel Sidik Ragam untuk Rancangan ini adalah sebagai berikut :
Sumber Keragama
n (SK)
Derajat
Bebas (Db)
Jumlah Kuadrat
(JK)
Kuadrat Tengah
(KT) F Hit.
F Tabel
5% 1%
A a-1 JKA KTA KTA/KTG B b-1 JKB KTB KTB/KTG
AB (a-1)(b-1)
JKAB KTAB KTAB/KTG
Kelompok r-1 JKK KTK KTK/KTG Galat (ab-1)(r-
1) JKG KTG -
Total abr-1 JKT Keterangan: a: faktor A, b : faktor B, r : kelompok
Perhitungannya adalah :
Y…2 FK = abr
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
50
JKT = Y∑ ijk2 - FK
1 JKA = Y∑ i..
2 - FK br
1 JKB = Y∑ .j.
2 - FK ar
JKK = Jumlah Kuadrat Kelompok 1
= Y∑ ..k2 - FK
ab
1 JKAB = Y∑ ij.
2 - FK - JKA - JKB r JKG = JKT – JKA - JKB - JKAB - JKK 3. Percobaan berfaktor Split plot design
Dalam percobaan faktorial terdahulu, diasumsikan bahwa semua
kombinasi perlakuan akan dicobakan pada satuan-satuan percobaan
menurut prosedur pengacakan yang sesuai dengan RAL, RAK dan RBL.
Tetapi sesungguhnya masih ada prosedur pengacakan yang lain, yang
biasa disebut Split Plot Design atau petak-terbagi, yang merupakan
bentuk khusus dari rancangan kelompok tak lengkap.
Perbedaab mendasar dari percobaan faktorial terdahulu adalah,
adanya penempatan petak utama (Whole plot) yang kemudian dibagi-bagi
menjadi anak-petak (subplot) dengan taraf-taraf perlakuannya.
Rancangan ini diterapkan karena berbagai alasan :
a. Bila beberapa perlakuan yang berhubungan dengan taraf dari satu
atau lebih faktor memerlukan bahan percobaan yang lebih banyak
daripada perlakuan yang berhubungan dengan faktor lain. Ini biasa
ditemukan pada percobaan-percobaan lapangan, laboratorium,
industri, maupun sosial. Misalnya percobaan yang dilakukan untuk
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
51
membandingkan kualitas penyimpanan es krim yang dibuat dari
berbagai resep dan disimpan pada berbagai suhu. Untuk setiap resep
akan dibuat es krim pada batch yang besar, kemudian dibagi-bagi
untuk tempat penyimpanan dan suhu yang berbeda-beda.
b. Adanya tingkatan kepentingan dari faktor-faktor yang dilibatkan. Faktor
yang memerlukan ketepatan yang lebih tinggi diletakan sebagai
subplot, sedangkan faktor lainnya sebagai main plot.
c. Pengembangan dari percobaan yang telah ada. Misalnya pada
awalnya sudah dilakukan penelitian mengenai produktifitas dari
berbagai jenis varietas, kemudian sipeneliti ingin mengembangkan
penelitian dengan menambah efektifitas pemupukan, hal ini dapat
dilakukan dengan menambah anak-anak petak pada masing-masing
petak varietas sebelumnya.
d. Kendala pengacakan dilapangan, jika salah satu faktor yang dicobakan
tidak bias atau tidak efisien jika dilakukan pengacakan secara
sempurna karena taraf-taraf dari faktor tersebut membutuhkan unit
yang lebih besar dibandingkan dengan taraf-taraf faktor yang lain.
Misalnya adalah percobaan yang melibatkan cara pengolahan lahan
(cangkul, bajak, traktor).
Misalnya dalam teori dinyatakan bahwa perbedaan varietas
tanaman rumput akan berbeda dalam hal pemanfaatan Nitrogen dalam
tanah. Berdasarkan teori tersebut, maka dapat saja kita menyusun suatu
penelitian yang menggunakan rancangan split plot dengan faktor utama
adalah penggunaan pupuk Nitrogen yang ditempatkan sebagai petak
utama, sedangkan sebagai anak petak adalah berbagai varietas rumput
Gajah.
Faktor A = penggunaan pupuk N
Faktor B = Varietas rumput Gajah
Setelah kita menentukan faktor perlakuan yang digunakan, maka
barulah kita menentukan taraf dari masing-masing faktor perlakuan
tersebut.
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
52
a. Model linier aditif rancangan yaitu :
Yijk = µ + ρk + αi + δik + βj + (αβ)ij + εijk Yijk = nilai pengamatan pada satuan percobaan
µ = nilai tengah umum
ρk = Pengaruh kelompok ke -k
αi = pengaruh perlakuan dari faktor A ke – i
δik = Galat 1 (pengaruh acak dari petak utama)
βj = pengaruh perlakuan dari faktor B ke - j
(αβ)ij = pengaruh interaksi antara perlakuan faktor A ke-i dan
faktor B ke-j
εijk = galat 2 (pengaruh acak dari anak petak)
i = Faktor perlakuan A (Petak utama)
j = Faktor perlakuan B (Anak petak)
k = kelompok
b. Lay out Percobaan Lay out percobaan adalah bagaimana kita meletakkan setiap taraf
dari kedua faktor perlakuan pada setiap satuan percobaan. Misalkan kita
hendak menguji faktor A dengan tiga taraf dalam dua kelompok dengan
menggunakan rancangan lingkungan RAK. Faktor kedua B, dengan tiga
taraf, dapat ditumpang tindihkan dengan membagi setiap petak utama A,
menjadi tiga anak petak dan memberika ketiga perlakuan B ke masing-
masing anak petak. Setelah pengacakan denahnya mungkin sebagai
berikut: Kelompok 1
a1b2 a3b2 a2b3
a1b3 a3b1 a2b1
a1b1 a3b3 a2b2
a1 a3 a2 Kelompok 2
a3b1 a1b2 a2b3
a3b2 a1b3 a2b1
a3b3 a1b1 a2b2
a3 a1 a2
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
53
c. Analisis Statistik Tabel 3. Tabulasi data rancangan split plot
Petak Utama
Kelompok Anak Petak
Jumlah Rataan b1 b2 b3
a1 1 Y111 Y121 Y131 Y1.1 Y1.1 2 Y112 Y122 Y132 Y1.2 Y1.2
Sub Total Y11. Y12. Y13. Y1.. Y1..
a2 1 Y211 Y221 Y231 Y2.1 Y2.1 2 Y212 Y222 Y232 Y2.2 Y2.2
Sub Total Y21. Y22. Y23. Y2.. Y2..
a3 1 Y311 Y311 Y331 Y3.1 Y3.1 2 Y312 Y312 Y332 Y3.2 Y3.2
Sub Total Y31. Y32. Y33. Y3.. Y3.. Total Y.1. Y.2. Y.3. Y… Y…
Rataan Y.1. Y.2. Y.3.
Kelompok 1 2 Total Y..1 Y..2
Tabel Sidik Ragam
Sumber Keragaman (SK)
Derajat Bebas (Db)
Jumlah Kuadrat
(JK)
Kuadrat Tengah
(KT)
F Hit. F Tabel
5% 1%
Kelompok r-1 JKA KTA KTK/KTG1 A a-1 JKA KTA KTA/KTG1
Galat 1 (a-1)(r-1) JKG 1 KTG 1 - B b-1 JKB KTB KTB/KTG2
AB (a-1)(b-1) JKAB KTAB KTAB/KTG2 Galat 2 a(b-1)(r-1) JKG 2 KTG 2 - Total abr-1 JKT
Perhitungannya adalah :
Y…2 FK = abr
JKT = Y∑ ijk2 – FK
1 JKK = Y∑ ..k
2 - FK ab
1 JKA = Y∑ i..
2 - FK br
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
54
1 JKGalat1 = Y∑ i.k
2 - JKK – JKA- FK b
1 JKB = Y∑ .j.
2 - FK ar 1 JKAB = Y∑ ij.
2 - FK - JKA - JKB r JKG2 = JKT – JKK - JKA – JKG1 - JKB - JKAB
Contoh soal percobaan pola faktorial dengan RAL : Tabel data penelitian : konsumsi ternak puyuh (gr/ekor/hari)
Probiotik Ulangan Persentase protein
ransum Jumlah Rataan b1 b2 b3
a1
1 32 36 42 2 21 26 33 3 19 21 26
Sub Total 72 83 101 256
a2 1 37 39 50 2 38 45 54 3 27 44 54
Sub Total 102 128 158 388
a3 1 35 34 33 2 32 33 29 3 29 28 25
Sub Total 96 95 87 278 Total 922
Rataan
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
55
Contoh soal percobaan pola Split Plot dengan RAL :
Petak utama
Kelompok Anak Petak
Jumlah Rataan b1 b2 b3
a1
1 32 36 42 110 2 21 26 33 3 19 21 26
Sub Total 72 83 101 256
a2 1 37 39 50 126 2 38 45 54 3 27 44 54
Sub Total 102 128 158 388
a3 1 35 34 33 102 2 32 33 29 3 29 28 25
Sub Total 96 95 87 278 Total 922
Rataan
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
56
XIII. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Penelitian adalah suatu penyelidikan terencana yang kritis dan
sistematis dalam mencari fakta, dan prinsip-prinsip untuk
menjawab pertanyaan atau memecahkan masalah yang dihadapi.
Dengan demikian penelitian haruslah dilaksanakan dengan suatu
prosedur dan teknik tertentu sehingga tujuan penelitian dapat
dicapai. Prosedur dan teknik tersebut disusun dalam suatu rencana
yang lengkap dalam bentuk proposal penelitian.
Setidaknya terdapat tujuh hal yang tercakup dalam prosposal
penelitian, yaitu: perumusan masalah, perumusan tujuan dan
kegunaan penelitian, penentuan metode penelitian, penentuan
tempat penelitian, penentuan waktu penelitian, penentuan
personalia penelitian, dan penentuan anggaran penelitian.
Dalam penelitian bidang eksakta umumnya data dihasilkan dari
pengukuran variabel-variabel yang bersifat kuantitatif walaupun ada
sebahagian kecil penelitian yang menggunakan variabel kualitatif.
Oleh sebab itu teknik analisis data yang banyak digunakan dalam
bidang eksakta adalah Statistik Parametrik. Selain teknik-teknik
analisis data dalam Statistik Parametrik terdapat pula berbagai teknik
analisis data dalam statistik Nonparamaterik, terutama untuk
pengukuran-pengukuran dengan variabel kualitatif yang
dikuantitatifkan. Namur pada makalah ini pembahasan dibatasi
pada analisis data dalam Stastistik Paramerik. Dua teknik analisis
data yang akan dibahas adalah Sidik Ragam dan Analisis Regresi.
Analisis ragam untuk penelitian yang menggunakan pembandingan
perlakuan atau populasi sedangkan analisisi regresi adalah untuk
penelitian yang mempelajari hubungan antar variabel.
Untuk mendapatkan hasil akhir atau kesimpulan dari
suatu penelit ian dibutuhkan pengolahan dan analisis data. Data
yang telah dikumpulkan baik melalui percobaan maupun melalui survei
masih merupakan data mentah. Agar data tersebut bermanfaat dalam
memberikan garnbaran tentang objek yang sedang diteliti, maka data
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
57
tersebut perlu disederhanakan, diolah, dan dianalisis sesuai dengan
rancangan analisis data. Alat yang digunakan untuk analisis data
kuantitatif atau numerik adalah statistik. Secara, umum analisis
statistik dapat dibagi atas dua kategori, yaitu Statistik Deskriptif dan
Statistik induktif. Dengan Statistik Deskriptif, data yang diperoleh dari
lapangan dikelompokkan, ditata, disederhanakan, dan ditampilkan
baik dalam bentuk tabel maupun dalam bentuk grafik. Sedangkan
dengan Statistik Induktif, data yang diperoleh dari lapangan tidak
hanya disederhanakan dan disajikan, melainkan juga digunakan
untuk pendugaan dan pengujian hipotesis mengenai parameter populasi
menurut variabel yang diukur.
Pendugaan parameter dapat berupa pendugaan satu titik yaitu
memberikan satu nilai dugaan untuk parameter yang diteliti, dan
dapat pula berupa pendugaan interval yaitu dengan memberikan
batas atas dan batas bawah nilai-nilai dugaan parameter tersebut.
Untuk pendugaan interval dibutuhkan asumsi-asumsi tertentu terhadap
sebaran data yang diperoleh.
Pengujian hipotesis dilakukan dengan berbagai macam bentuk
pengujian yang telah dikembangkan oleh para ahli statistik. Antara
lain untuk membandingkan nilai parameter satu populasi dengan
suatu skala dapat digunakan uji Z atau uji t. Demikian pula untuk
membandingkan parameter dua populasi digunakan uji yang sama. Untuk
membandingkan parameter tiga populasi atau lebih digunakan analisis
ragam atau uji F. Untuk menguji kebebasan antara, variabel nominal
dengan variabel nominal lain dapat digunakan uji Khi-Kuadrat. Untuk
menganalisis dan menguji keeratan dan bentuk hubungan antar
satu variabel dengan atau lebih variabel lainnya dapat digunakan analisis
regresi dan korelasi.
Berbagai metoda analisis dapat digunakan dalam penelitian ilmiah
kuantitatif. Analisis-analisis yang menekankan pendugaan dan
pembandingan parameter populasi disebut dengan metoda
statistik parametrik. Sedangkan analisis yang tidak
menekankan kepada parameter populasi atau sebaran data
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
58
populasi, disebut metode statist ik non parametrik.
Sebagai contoh disini adalah analisis data dan pembahasan dari
hasil sidik ragam.
Berdasarkan hasil penimbangan ayam pada umur 6 minggu,
diperoleh rerata pertambahan berat badan untuk masing-masing unit
percobaan seperti terlihat pada Tabel 1.
Tabel 1 . Rerata pertambahan badan ayam broiler selama penelitian (gram/ekor)
Level Probiotik Starbio (%)
Level Penambahan Lemak (%) Rerata SE
0 4 8 0 1091.01ab
1246.64ab 1044.33b 1133.99B 127.07 0.25 1210.01ab 1385.83a 1216.5ab 1270.78A 132.80 0.5 1273.82ab 1279.45ab 1067.52b 1206.93AB 123.78
Rerata 1198.28AB 1303.97A 1109.45B 1203.90 SE 131.17 92.81 111.74
Rerata pertambahan berat badan ayam broiler selama penelitian
seperti terlihat pada Tabel 1. Dari hasil sidik ragam didapatkan bahwa
rerata pertambahan berat badan ayam broiler selama penelitian
menunjukkan pengaruh yang tidak berbeda nyata (P>0.05) pada interaksi
Faktor A dan B, namun berbeda nyata terhadap Faktor A (P<0.05) dan
berpengaruh sangat nyata (P<0.01) terhadap perlakuan Faktor B. Tetapi
dari hasil uji lanjut dengan Tukey HSD, interaksi memperlihatkan
pengaruh yang nyata. Hal ini juga didukung dengan grafik garis gambar 1
antara faktor tunggal yang memperlihatkan adanya interaksi. Pada
gambar terlihat terjadinya perpotongan antara garis masing-masing faktor
tunggal, yang menunjukkan terjadinya interaksi dititik tersebut.
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
59
1133.99
1270.78
1206.931198.28
1303.97
1109.45
1000
1050
1100
1150
1200
1250
1300
1350
1 2 3
Rerata probiotik Starbio
Rerata Lemak
Gambar1. Rerata masing-masing taraf dari kedua faktor perlakuan.
1210.011210.011273.82
1385.831385.831279.45
1216.51216.5
1067.52
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
Pertambahan berat badan
(gram)
1 2 3
Penambahan lemak (0%, 4% dan 8%)
Probiotik 0.00 %
Probiotik 0.25%
Probiotik 0.50%
Gambar 2. Perbandingan rerata pertambahan berat badan ayam broiler
selama penelitian.
Dari hasil uji lanjut pada perlakuan Faktor B, meskipun secara
rerata faktor B2 adalah yang tertinggi angkanya, namun setelah diuji tidak
ada perbedaan antara perlakuan faktor B1 dengan B2, serta antara B1
dan B3. Hal ini menunjukkan bahwa secara statistik, pemakaian lemak 4%
tidak berbeda hasilnya dengan 0%, namun pemakaian lemak 8% juga
tidak berbeda dengan 0%, sedangkan jika dibandingkan antara
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
60
pemakaian lemak 4% dan 8% barulah menunjukkan perbedaan pengaruh
yang nyata (P<0,05). Sedangkan hasil penelitian Suhaemi (1998),
pemakaian lemak ayam 4% dan 8% (tanpa suplementasi probiotik Starbio,
dan kandungan protein yang sama) menunjukkan pengaruh yang tidak
berbeda nyata. Hal ini menunjukkan bahwa pemakaian lemak ayam
memang baru akan nampak jika kondisi protein dan energi ransum
seimbang, sejalan dengan pendapat Wahyu (1992), bahwa perbaikan
pertumbuhan ternak ayam ditentukan dari adanya keseimbangan protein
dan energi. Berdasarkan perlakuan yang ada, penambahan lemak 4%
mejadikan protein kasar 19% dalam ransum, dan penambahan lemak 8%
protein kasar ransum menjadi 17%. Sehingga terlihat behwa
suplementasi probiotik Starbio memang berperan untuk meningkatkan
protein ransum, namun terbatas sampai 2% saja, sedangkan peningkatan
level probiotik menjadi 0.50%, tidak mampu meningkatkan protein ransum
yang lebih rendah 4% (yaitu pada penambahan lemak ayam 8% dalam
ransum). Dapat dikatakan bahwa peran lemak ayam akan nampak
meskipun kandungan protein kasar ransum diturunkan sebesar 2%,
namun dilakukan upaya untuk meningkatkan kandungan protein ransum
tersebut dengan penambahan probiotik Starbio.
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
61
XIV. KOMUNIKASI HASIL PENELITIAN
Komunikasi hasil penelitian merupakan tahap terakhir dalam proses
penelitian. Komunikasi hasil penelitian mempunyai arti tersendiri, karena
bagaimanapun baiknya suatu penelitian yang telah dilakukan, tapi tanpa
dilakukan komunikasi kepada orang lain, baik dalam satu kelompok
maupun pada kelompok lain maka hanya akan menjadi peninggalan yang
tidak termanfaatkan orang lain.
Komunikasi hasil penelitian dapat bersifat tulisan atau lisan.
Komunikasi dalam bentuk tulisan adalah berupa laporan ilmiah dari hasil
penelitian yang telah dilakukan. Sedangkan komunikasi dalam bentuk
lisan adalah berupa seminar, work shop, symposium dll.
Faktor-faktor penentu keberhasilan suatu komunikasi ilmiah dalam
bentuk tulisan atau karya ilmiah antara lain adalah :
1. Karya ilmiah ditulis secara sistematis, komunikatif, mudah diikuti
dan menarik.
2. Ditulis dengan baik dan mempunyai estetika dan keindahan.
3. Lugas, jelas dan langsung pada masalah serta tidak berbelit-belit.
4. Harus produktif, tidak menghabiskan waktu saat membacanya, dan
dapat menambah ilmu pengetahuan pembaca.
5. Karya ilmiah ditulis secara logika (masuk akal), dengan data sesuai
fakta.
6. Aktual dan ditulis dengan bahasa yang baik dengan
memperhatikan system tata bahasa.
Komunikasi karya ilmiah secara lisan (seminar) lebih mudah
dilaksanakan, tetapi mempunyai keterbatasan yang dapat merugikan.
Misalnya waktu yang disediakan, penguasaan alat-alat bantu yang kurang
dan penguasaan isi laporan ilmiah yang akan dipresentasikan.
Beberapa hal pokok yang perlu dipresentasikan dalam komunikasi
ilmiah secara lisan adalah:
a. Judul: hendaklah judul dibuat tepat, dengan bentuk menarik
sehingga mendorong pendengar untuk mengikuti ceramah dengan
bersemangat.
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
62
b. Latar belakang: memuat pandangan umum atau gambaran umum
tentang penelitian yang akan/telah dilakukan, menjelaskan alasan-
alasan mengapa penelitian dilakukan. Hendaknya penyampaian
dilakukan dengan singkat dengan tidak memakan waktu.
c. Materi dan Metode Penelitian : bagian ini adalah yang terpenting
pada seminar tentang usulan penelitian. Penguraian bagian ini
harus jelas dan lengkap namun sitematis, sehingga pendengar
dapat memahami dan membayangkan bahkan meniru apa yang
akan kita lakukan saat penelitian dilaksanakan.
d. Hasil dan Pembahasan: : bagian ini adalah yang terpenting pada
seminar tentang hasil penelitian. Penguraian bagian ini harus jelas
dan lengkap namun sitematis, memaparkan fakta-fakta penelitian
dilandasi dengan teori-teori yang ada maupun yang baru
ditemukan.
e. Penutup: Mengemukan kesimpulan dari hasil penelitian serta
prospek atau saran untuk kelanjutan penelitian.
Teknik berbicara dimuka umum perlu mendapat perhatian, secara
ringkas teknik berbicara pada seminar antara lain:
a. Tenang, yang perlu didukung dengan :
a. keyakinan bahwa data atau alasan yang dikemukakan objektif,
b. pekerjaan yang akan atau telah dilakukan sudah terkontrol dengan
baik,
c. keyakinan bahwa sudah menguasai isi dari seminar melebihi dari
pendengar,
d. meyakini bahwa pendapat manusia pasti ada kekurangannya dan
dapat selalu terjadi perbedaan.
e. Diawali dengan latihan-latihan untuk menambah pengalaman.
b. Disampaikan dengan suara jelas, dengan stabilitas yang tinggi.
c. Jangan membaca secara terus menerus
d. Memperhatikan waktu yang tersedia.
e. Penguasaan alat-alat peraga/bantu yang disediakan saat
seminar.
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
63
DAFTAR BUKU TEXT
1. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Prof. Dr. Suharsimi Arikunto. Rineka Cipta.
2. Prinsip dan Prosedur Statistika, Suatu Pendekatan Biometrik. Steel, Robert G. D. dan James H. Torrie. 1991. P.T. Gramedia. Jakarta.
3. Design and Analysis of Experiments Third Edition. Douglas C Montgomery. John Wiley and Son. USA.
4. Rancangan Percobaan dengan Aplikasi SAS dan Minitab Jilid I. Prof. Ir. Ahmad Ansori Mattjik, M.Sc., Ph.D dan Ir. Made Sumertajaya, M.Si.
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
64
LAMPIRAN
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
65
PETUNJUK PEMAKAIAN KALKULATOR
TYPE Casio FX 3650P
I. RANCANGAN ACAK LENGKAP (RAL).
1. Aktifkan mode SD (Statistical Design) untuk memulai penghitungan, dengan
menekan MODE clr 2X, sampai muncul 1.SD 2. REG 3.BASE, Tekan angka 1
sehingga muncul dilayar SD, bagian tengah atas.
2. Hapus semua data dengan menekan shift mode clr 1 EXE. Pastikan bahwa semua
data sudah terhapus dengan menekan Shift tombol 1, yang memiliki menu S-Sum,
hingga muncul 1. Sigma x2, 2. Sigma x, dan 3. n, kemudian pilih no 3 . Jika n = 0
menandakan bahwa data dalam program SD sudah kosong.
3. Masukkan semua data pada table data hasil penelitian satu persatu dengan menekan
DT setiap kali memasukkan data.
Contoh : 25 DT ; 31 DT ; 29 DT dst.
Jika sudah masuk semua, cek jumlah total dengan menekan Shift 1, kemudian pilih 2
atau ∑x.
4. Menghitung FK (Faktor Koreksi) :
Y..2
FK =
tr
Pada kalkulator rumus yang digunakan adalah :
∑x x2 ÷ jumlah perlakuan X ulangan (p x u)
• Rumus ∑x ada pada shift S-Sum, tombol 2 • Rumus x2 ada pada tombol x2
Jadi → FK = shift S-Sum, tombol 2, x2 ÷ pu (Jumlah perlakuan X ulangan)
5. Menghitung JKT :
∑Yij2 - FK
Pada kalkulator rumus yang digunakan adalah :
∑x2 - FK
Jadi → JKT = shift S-Sum, tombol 1 - FK
6. Data semula dihapus dengan menekan shift mode clr 1 EXE Masukkan semua
data Yi. pada table data hasil penelitian satu persatu dengan menekan DT
setiap kali memasukkan data.
Contoh : 25 DT ; 31 DT ; 29 DT dst. cek jumlah total dengan menekan Shift 1,
kemudian pilih 2 atau ∑x.
7. Menghitung JKP :
∑Yi.2 - FK
Pada kalkulator rumus yang digunakan adalah :
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
66
∑x2 - FK
Jadi → JKP = shift S-Sum, tombol 1 : ulangan - FK
8. Terakhir hitunglah JK Sisa sesuai rumus.
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
67
PETUNJUK PEMAKAIAN KALKULATOR
TYPE Casio fx 3600
I. RANCANGAN ACAK LENGKAP (RAL).
1. Aktifkan mode SD (Statistical Design) untuk memulai penghitungan, dengan
menekan MODE 3. Jika sudah aktif, pada layar kalkulator akan terlihat lambang
SD di sudut sebelah kanan.
2. Tekan Shift AC untuk menghilangkan data yang mungkin masih ada dalam
kalkulator. Pastikan bahwa semua data sudah terhapus dengan menekan Kout 3
untuk melihat jumlah sampel data n . Jika n = 0 menandakan bahwa data dalam pr
ogram SD sudah kosong.
3. Masukkan semua data pada table data hasil penelitian satu persatu dengan menekan
DT setiap kali memasukkan data.
Contoh : 25 DT ; 31 DT ; 29 DT dst.
4. Menghitung FK (Faktor Koreksi) :
Y..2
FK =
tr
Pada kalkulator rumus yang digunakan adalah :
∑x x2 ÷ jumlah perlakuan X ulangan (t x r)
• Rumus ∑x ada pada tombol angka 2, untuk mengeluarkannya → tekan Kout 2
• Rumus x2 ada pada tombol √ , untuk mengeluarkannya → tekan Shift √ Jadi → FK = Kout 2 Shift √ ÷ tr (Jumlah perlakuan X ulangan)
Untuk memudahkan penghitungan selanjutnya, simpan data FK dengan
menekan Shift MR.
5. Menghitung JKT :
∑Yij2 - FK
Pada kalkulator rumus yang digunakan adalah :
∑x2 - FK • Rumus ∑x2 ada pada tombol angka 1, untuk mengeluarkannya → tekan Kout 1
• Data FK sudah disimpan dalam memori, untuk menggunakannya → tekan MR
Jadi → JKT = Kout 1 - MR
6. Data semula dihapus dengan menekan shift AC Masukkan semua data Yi. pada
table data hasil penelitian satu persatu dengan menekan DT setiap kali
memasukkan data.
Contoh : 25 DT ; 31 DT ; 29 DT dst.
7. Menghitung JKP :
∑Yi.2 - FK
Pada kalkulator rumus yang digunakan adalah :
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
68
∑x2 - FK • Rumus ∑x2 ada pada tombol angka 1, untuk mengeluarkannya → tekan Kout 1
• Data FK sudah disimpan dalam memori, untuk menggunakannya → tekan MR
Jadi → JKP = Kout 1 : jml ulangan - MR
8. Terakhir hitunglah JK Sisa sesuai rumus.
DIKTAT
METODE PENELITIAN DAN
RANCANGAN PERCOBAAN
Oleh :
Ir. ZASMELI SUHAEMI, MP
PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TAMANSISWA PADANG, 2011
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
1
I. PENDAHULUAN ..........................................................................
II. MEMILIH MASALAH .................................………….....................
III.STUDI PENDAHULUAN ...............................…...........................
IV.MERUMUSKAN ANGGAPAN DASAR .......................................
V. HIPOTESIS ................. ...................…….....................................
VI.MENENTUKAN DAN MENYUSUN INSTRUMEN .... ..................
VII.PENGUMPULAN DATA ...... .....…….........................................
VIII.PERANCANGAN PERCOBAAN ...................... ........................
IX. PRINSIP DASAR PERANCANGAN PERCOBAAN....................
X. PERCOBAAN SATU FAKTOR .................. ...............................
XI. UJI LANJUT .......... .....................................……..............................
XII.PERCOBAAN BERFAKTOR .............................. ......................
XIII. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ...................................
XIV. KOMUNIKASI HASIL PENELITIAN ........................................
DAFTAR PUSTAKA ...........................................……..............................
LAMPIRAN........................................................................................
1
5
7
8
9
10
13
16
20
23
36
43
57
62
64
65
I. PENDAHULUAN
Penelitian merupakan suatu usaha dari manusia untuk mengisi
kekosongan dalam ilmu pengetahuan. Penelitian yang baik memiliki
syarat-syarat antara lain:
1. Sistematis, yaitu memiliki pola ilmiah dari bentuk yang
sederhana ke bentuk yang kompleks, hingga tercapai tujuan
secara efektif dan efisien.
2. Berencana, bahwa penelitian tersebut sudah dipikirkan
sebelumnya berdasarkan teori-teori yang ada dan bukan
penelitian yang mendadak tanpa sistem yang jelas.
3. Mengikuti konsep ilmiah, yaitu mengikuti cara-cara yang sudah
ditentukan dengan menggunakan prinsip berdasarkan ilmu
pengetahuan.
Metode Penelitian digunakan untuk membantu mempertajam bakat
serta kemampuan seseorang untuk mengadakan penelitian.
Peneliti adalah orang yang melaksanakan pekerjaan penelitian
mulai dari menemukan masalah, mengerjakan, mendapatkan hasil sampai
pembuatan laporan hasil tersebut. Dalam melakukan penelitian, peneliti
membutuhkan : teori, masalah, rencana, hipotesis, data, fasilitas dan
kebebasan. Syarat peneliti yang baik ada sebelas yang biasa disebut
dengan 11i, yaitu:
1. intelegence (kecerdasan)
2. interest (keingin tahuan)
3. imagination (daya khayal)
4. inventive (daya cipta)
5. informative (mengumpulkan keterangan-keterangan)
6. initiative (inisiatif)
7. industrious (berusaha)
8. intense observation (pengamatan yang intensif)
9. integrity (kejujuran)
10. infectious enthusiasm (antusiasme yang tinggi)
11. indefatigable writer (selalu menulis/mempublikasikan)
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
2
Selain kesebelas syarat tersebut, akan lebih lengkap jika juga
memiliki syarat keduabelas, yang merupakan syarat yang biasanya
muncul jika telah terpenuhi syarat-syarat sebelumnya, yaitu incentive atau
imbalan. Imbalan ini dapat bersifat fisik ataupun psikis.
Secara garis besar penelitian terbagi dua bagian, yaitu basic
research dan aplyed research. Basic research biasanya dilakukan untuk
kepentingan peneliti saja sebagai penelitian pendahuluan untuk
melaksanakan penelitian lanjutan. Basic research dapat berupa penelitian
historik, deskriptif maupun eksperimental. Sedangkan aplyed research
merupakan penelitian yang bertujuan praktis, untuk diterapkan ditengah
masyarakat yang sesuai dengan bidang ilmu yang diteliti.
Jenis penelitian ditinjau dari caranya terdiri dari:
1. Operation Research dan action research adalah suatu penelitian
yang dilakukan oleh seorang yang bekerja mengenai apa yang
sedang ia laksanakan tanpa mengubah sistem pelaksanaannya.
Operation Research lebih merupakan kegiatan yang sedang
berlangsung, yaitu penelitian dilakukan bukanlah menciptakan yang
baru semata, tetapi menempel pada suatu kegiatan yang sedang
berlangsung. Action research menunjuk pada action atau tindakan,
yaitu penelitian yang dilakukan secara khusus diamati terus
menerus, dilihat plus minusnya, kemudian diadakan pengubahan
terkontrol sampai pada upaya maksimal dalam bentuk tindakan
yang paling tepat.
2. Eksperimen suatu penelitian yang dilakukan dengan sengaja
memberikan suatu perlakuan terhadap objek penelitian kemudian
diteliti bagaimana akibatnya dari perlakuan yang diberikan.
Jika ditinjau dari tujuannya, penelitian dapat dibagi 3, yaitu:
penelitian eksploratif, penelitian developmental dan penelitian verifikatif.
Penelitian eksploratif adalah penelitian yang dilakukan untuk
menggali secara luas tentang sebab-sebab atau hal-hal yang
mempengaruhi terjadinya sesuatu. Misalnya disuatu daerah ditemukan
terjadi kematian hewan unggas secara berturut-turut dalam jumalh besar,
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
3
sehingga menarik perhatian para dokter hewan untuk meneliti sebab-
musabab terjadinya musibah tersebut.
Penelitian developmental atau penelitian pengembangan adalah
penelitian yang dilakukan dalam rangka mengembangkan suatu program
atau teknologi yang sudah ada ke arah yang lebih baik. Penelitian ini
termasuk dalam action research. Misalnya teknologi fermentasi pada
bahan pakan yang berserat tinggi. Semula orang hanya mengenal
fermentasi dengan menggunakan urea, namun sekarang berkembang
dengan penggunaan mikroba-mikroba yang banyak diproduksi dalam
bentuk kemasan-kemasan praktis dan mudah penggunaannya.
Penelitian verifikatif adalah penelitian yang dilakukan untuk
mengecek kebenaran hasil penelitian lain. Misalnya penelitian tentang
penggunaan silase jerami jagung pada ternak kambing yang telah
dilakukan di daerah Pariaman, ingin diteliti kembali oleh peneliti lain
dengan perlakuan yang sama di daerah Padang.
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
4
BAGAN ARUS KEGIATAN PENELITIAN
Langkah 8b
Mengumpulkan Data
Langkah 7
Menentukan dan menyusun alat dan bahan
Langkah 6b
Menentukan Sumber Data
Langkah 4 Merumuskan Anggapan Dasar
Langkah 2
Studi Pendahuluan
Langkah 3
Merumuskan Masalah
Langkah 5
Memilih Pendekatan
Langkah 4a
Hipotesis
Langkah 6a
Menentukan Variabel
Langkah 1
Memilih Masalah
Langkah 9
Analisis data
Langkah 10
Menarik kesimpulan
Langkah 11
Menyusun laporan
Langkah 8a
Memberikan perlakuan (penelitian eksperimen)
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
5
II. MEMILIH MASALAH
Besar maupun kecil, sedikit ataupun banyak, setiap orang pasti
memiliki masalah. Namun ada masalah yang dapat seketika diatasi,
tetapi ada pula yang memerlukan penelitian.
Memilih masalah penelitian adalah suatu langkah awal dari suatu
kegiatan penelitian. Memilih masalah bukanlah pekerjaan yang mudah,
terutama bagi orang-orang yang belum banyak meneliti. Sehingga
diperlukan kepekaan dari calon peneliti. Apabila sudah berpengalaman
meneliti, masalah-masalah akan timbul dalam bentuk keinginan untuk
segera dilaksanakan pemenuhannya.
Ditinjau dari sebab timbulnya, masalah penelitian seringkali muncul
karena hal-hal berikut:
- ada tantangan,
- ada keraguan,
- ada rintangan,
- ada kesenjangan.
Contoh: Sapi FH produksi susunya rendah jika dipelihara di
Indonesia, sedangkan dinegeri asalnya tinggi. Mengapa? (ada
kesenjangan).
Ditinjau dari sumbernya, masalah penelitian dapat diperoleh dari :
- laporan penelitian,
- diskusi-diskusi,
- seminar,
- keinginan masyarakat,
- intuisi atau faktor kebetulan, seperti penemuan penicillin
- hasil penelitian orang lain,
- hasil analisis bidang ilmu,
- pengalaman,
- pengamatan lingkungan.
Dari hal-hal tersebut di atas, biasanya masalah penelitian dipilih
oleh peneliti karena alasan-alasan:
- mempunyai nilai penelitian,
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
6
- memungkinkan untuk dilaksanakan (sarana, prasarana, dan
sumber data),
- sesuai dengan bidang ilmu yang ditekuni oleh peneliti.
- sesuai dengan minat peneliti
- bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan
praktek.
Sedangkan dalam memilih suatu masalah penelitian, maka seorang
(atau beberapa) orang peneliti harus memperhatikan:
- keaslian masalah penelitian,
- nilai up to date nya,
- keilmiahannya.
Permasalahan dalam penelitian sering juga disebut dengan istilah
problema atau problematik. Secara garis besar ada 3 gejala problematik,
yaitu:
1. Problema untuk mengetahui status dan mendeskripsikan
fenomena (penelitian deskriptif)k, termasuk juga penelitian
historis dan filosofis.
2. Problema untuk membandingkan dua fenomena atau lebih
(penelitian komparasi), Dalam penelitian ini peneliti berusaha
mencari persamaan dan perbedaan dari suatu fenomena yang
ada, saelanjutnya mencari arti atau manfaat dari adanya
persamaan dan perbedaan yang ada.
3. Problema untuk mencari hubungan antara dua fenomena
(penelitian korelasi). Ada dua macam korelasi, sejajar dan
sebab-akibat.
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
7
III. STUDI PENDAHULUAN DAN MERUMUSKAN MASALAH
Meskipun sudah diperoleh suatu masalah untuk diteliti, sebelum
mengadakan penelitian yang sesungguhnya, peneliti perlu mengadakan
studi pendahuluan. Studi pendahuluan diperlukan untuk menjajagi
kemungkinan diteruskannya pekerjaan meneliti, juga untuk mencari
informasi yang diperlukan oleh peneliti agar masalahnya menjadi lebih
jelas.
Setelah dilakukan studi pendahuluan, maka masalah yang akan
diteliti akan menjadi jelas. Dan masalah yang telah dipilih harus
dirumuskan agar penelitian dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
Perumusan masalah merupakan pedoman bagi peneliti sehingga jelas
darimana harus memulai, kemana harus pergi dan dengan apa.
Perumusan masalah, harus dilakukan dengan kondisi sebagai
berikut:
1. masalah dirumuskan dalam bentuk pertanyaan,
2. harus jelas dan padat,
3. harus berisi implikasi adanya data untuk memecahkan masalah,
4. harus merupakan dasar dalam membuat hipotesis,
5. harus menjadi dasar judul penelitian.
Perumusan masalah harus sinkron dengan merumuskan judul.
Judul sebaiknya ditulis selengkap mungkin sehingga dengan membaca
judul orang dapat mengetahui kehendak peneliti dengan kegiatan yang
akan dilakukan dalam penelitian. Judul harus memenuhi kaidah-kaidah:
singkat, padat, tepat, menarik, dan menimbulkan keinginan orang yang
membaca untuk mengetahui lebih mendalam.
Setelah ada perumusan masalah, dalam penulisan selanjutnya
harus disinkronkan atau berkaitan erat dengan tujuan penelitian dan
kesimpulan hasil penelitian nantinya.
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
8
IV. MERUMUSKAN ANGGAPAN DASAR
Anggapan dasar adalah suatu yang diyakini kebenarannya oleh
peneliti yang akan berfungsi sebagai hal-hal yang dipakai untuk tempat
berpijak bagi peneliti di dalam melaksanakan penelitiannya.
Setelah masalah dirumuskan, selanjutnya dipikirkan gagasan
tentang letak persoalan atau masalahnya dalam hubungan yang lebih
luas. Dalam hal ini, peneliti harus dapat memberikan sederetan asumsi
dasar yang kuat tentang kedudukan permasalahannya. Asumsi yang
harus diberikan tersebut diberi nama asumsi dasar atau anggapan dasar,
yang merupakan landasan teori di dalam meyakinkan pembaca akan
kepentingan penelitian yang dilaksanakan.
Peneliti perlu merumuskan anggapan dasar yang dalam yang
berguna untuk:
i. dasar berpijak yang kukuh bagi masalah yang sedang diteliti, sehingga
memperkuat permasalahan yang dipilih.
ii. mempertegas variabel atau peubah yang menjadi pusat perhatiannya.
iii. membantu peneliti dalam memperjelas penetapan objek penelitian,
wilayah pengambilan data atau lokasi penelitian, instrumen
pengumpulan data
iv. Guna menentukan dan merumuskan hipotesis.
Didalam penyusunan proposal atau skripsi, anggapan dasar
terdapat pada Bab II, Bab Tinjauan Pustaka. Merumuskan suatau
anggapan dasar bukanlah pekerjaan yang mudah. Ini membutuhkan suatu
pemikiran, renungan dan analisis masalah. Untuk itu diperlukan latihan,
membiasakan dan banyak melihat contoh-contoh. Cara menentukan
anggapan dasar antara lain adalah:
1. Dengan banyak membaca.
2. Dengan banyak mendengar berita
3. Dengan banyak berkunjung,
4. Dengan mengadakan pendugaan.
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
9
V. HIPOTESIS
Jika anggapan dasar merupakan dasar pikiran yang
memungkinkan kita mengadakan penelitian tentang permasalahan kita,
maka hipotesis merupakan kebenaran sementara yang ditentukan oleh
peneliti, tetapi masih harus dibuktikan atau di tes atau diuji kebenarannya.
Hipotesis merupakan pedoman bagi peneliti untuk menentukan arah,
sehingga ada yang menuntut kegiatan kita. Namun tidak semua
penelitian menggunakan hipotesis.
MEMILIH PENDEKATAN
Yang dimaksud pendekatan disini adalah metode atau cara
mengadakan penelitian, baik eksperimen maupun non eksperimen.
Selain itu juga menunjukkan jenis atau tipe penelitian yang diambil.
MENENTUKAN VARIABEL DAN SUMBER DATA
Menentukan variabel atau peubah yang diukur merupakan langkah
untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan:
a. Apa yang akan diteliti ?
b. Dari mana data diperoleh ?
Kedua hal ini harus diidentifikasikan secara jelas agar dengan tepat
dapat ditentukan alat apa yang akan kita gunakan untuk mengumpulkan
datanya.
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
10
VI. MENENTUKAN DAN MENYUSUN INSTRUMEN
Setelah peneliti mengetahui dengan pasti apa yang akan diteliti dan
dari mana data akan diperoleh, maka langkah yang segera diambil adalah
menentukan dengan instrumen apa data akan dikumpulkan. Instrumen
atau alat dan bahan, sangat tergantung dari jenis dan asal data.
Instrumen dalam penelitian produksi disebut dengan materi
penelitian. Materi dalam penelitian bisa terdiri dari alat dan bahan.
Jenis-jenis instrumen berdasarkan metode pengumpulan datanya yang
biasa digunakan dibidang peternakan antara laini:
1. Kuesioner, yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang hal-
hal yang diketahui.
a. Dipandang dari cara menjawab, terdiri dari:
a.Kuesioner terbuka, yang memberi kesempatan kepada
responden untuk menjawab dengan kalimatnya.
b. Kuesioner tertutup, yang sudah disediakan jawabannya sehingga
responden tinggal memilih
b. Dipandang dari jawaban yang diberikan, terdiri dari:
a. kuesioner langsung, yaitu responden menjawab tentang
dirinya
b. kuesioner tidak langsung, jika responden menjawab tentang
orang lain.
c. Dipandang dari bentuknya, terdiri dari:
c. Kuesioner pilihan ganda, termasuk dalam kuesioner tertutup.
d. Kuesioner isian, yang dimaksud adalah kuesioner terbuka
e. Kuesioner check list
Instrumen tidak baik
Data tidak benar
Instrumen baik
Kesimpulan tdk sesuai
Kesimpulan sesuai
Data benar
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
11
f. Rating scale
2. Interviu, sering juga disebut wawancara atau kuesioner lisan.
Ditinjau dari pelaksanaannya, dibedakan atas:
a. Interviu bebas (inguide interview)
b. Interviu terpimpin (guide interview)
c. Interviu bebas terpimpin, yaitu kombinasi antara a dan b.
3. Observasi, disebut juga pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan
perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat
indera. Baik dengan atau tanpa alat bantu. Observasi dapat dilakukan
dengan dua cara, yaitu:
a. Observasi non sistematis, yang dilakukan tanpa
menggunakan instrumen atau alat pengamatan.
b. Observasi sistematis, yang dilakukan dengan menggunakan
pedoman sebagai instrumen pengamatan.
4. Skala bertingkat, yaitu suatu ukuran subjektif yang dibuat berskala.
Contoh-contoh
Judul penelitian : Pengaruh penyimpanan epididimis sapi pada suhu 5oC
setelah dipotong terhadap kualitas mani.
Instrumen/materi penelitian:
Penelitian ini menggunakan epididimis sapi yang berumur 3-4
tahun setelah dipotong yang diambil dari rumah potong hewan setelah
sapi dipotong, zat warna eosin (ml) dan NaCl fisiologis 50 ml.
Peralatan yang digunakan adalah haemacytometer 1 set,
mikroskop 1 buah, kertas pH universal 1 kotak, tabung reaksi 5 ml,
dst.......
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
12
BAGIAN ISI PROPOSAL (USULAN) PENELITIAN
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan penelitian
D. Hipotesis
E. Manfaat Penelitian
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. (Tentang objek penelitian)
B. (Tentang perlakuan penelitian jika penelitian eksperimen)
C. (Tentang bagian-bagian yang mempengaruhi perlakuan untuk
penelitian eksperimen atau yang mempengaruhi peubah yang
diukur untuk penelitian sosial/survey, jika ada)
D. (Tentang variabel yang diukur, setiap sub bab dapat terdiri dari satu
variabel atau sekaligus seluruh variabel yang diukur))
E. (Dan lain-lain yang dirasa perlu)
III. MATERI DAN METODE PENELITIAN (Untuk Penelitian eksperimen)
A. Materi Penelitian
B. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
2. Pelaksanaan Penelitian
3. Peubah Yang Diukur
4. Waktu dan Tempat Penelitian
III. METODOLOGI PENELITIAN (Untuk Penelitian Sosial/Survai)
A. Materi Penelitian
1. Deskripsi Lokasi Penelitian
2. Deskripsi Populasi/Sampel Penelitian
B. Metode Penelitian
1. Metode Pengumpulan Data/Sampel
2. Peubah Yang di Ukur
3. Analisis Data
4. Waktu dan Tempat Penelitian
DAFTAR PUSTAKA
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
13
VII. PENGUMPULAN DATA
Menyusun instrumen adalah pekerjaan penting di dalam langkah
penelitian. Akan tetapi mengumpulkan data jauh lebih penting lagi,
terutama apabila peneliti menggunakan metode-metode yang memiliki
cukup banyak celah untuk dimasuki unsur minat peneliti.
Mengamati bukanlah sekedar menatap atau memperhatikan, tetapi
mengumpulkan data adalah mengamati peubah atau variabel yang akan
diteliti dengan metode yang telah ditentukan, baik interviu, tes, observasi,
kuesioner dan sebagainya.
Dengan metode apapun, pengumpul data harus dilatih terlebih
dahulu, agar diperoleh data yang sesuai dengan harapan. Yang penting
bagi penelitian adalah bahwa metode-metode tersebut dilaksanakan
secara objektif, tidak dipengaruhi oleh keinginan pengamat.
Rancangan Penelitian
Berdasarkan proses pengumpulan data, secara umum penelitian
pertanian dapat dikategorikan ke dalam 2 kategori, yaitu penelitian
percobaan (Eksperimen) dan penelitian survey (Non Eksperimen). Pada
kategori pertama, untuk mengumpulkan data peneliti memberikan suatu
perlakuan terhadap objek penelitian, kemudian mengamati dan mengukur
pengaruh dari perlakuan tersebut. Sedangkan pada kategori kedua,
peneliti tidak melakukan apa-apa terhadap objek penelitian, melainkan
langsung mengamati objek penelitian dan mengumpulkan data sesuai
dengan informasi yang dibutuhkannya.
Rancangan Penelitian dibutuhkan untuk memperoleh sebanyak
mungkin keterangan atau fakta yang diperlukan bagi pemecahan masalah
yang sudah dirumuskan. Dalam mencapai tujuan ini perlu
dipertimbangkan faktor-faktor kendala yang membatasi kemudahan dalam
melaksanakan percobaan. Untuk itu, rancangan yang baik adalah bersifat
antara lain :
- efektif, yaitu sesuai dengan tujuan dan kegunaan penelitian
- efisien, yaitu memiliki ketepatan yang tinggi tetapi hemat dalam
menggunakan waktu, biaya, tenaga dan bahan penelitian
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
14
- sederhana, yaitu mudah diselenggarakan dan mudah dianalisis.
Agar suatu penelitian memberikan fakta yang dapat diolah dan
digunakan untuk menarik kesimpulan yang sahih, maka dalam merancang
suatu penelitian, haruslah dipertimbangkan tiga prinsip pokok, yaitu:
pengulangan (replication), pengacakan (randomization), dan pengendalian
lokal (local control)
Pengulangan dilakukan agar data yang akan dianalisis lebih
mendekati pada populasi, berdasarkan sampel yang digunakan. Jumlah
pengulangan sifatnya fleksibel, tergantung kepada tujuan penelitian,
aspek statistik, maupun aspek ekonomi.
Pengacakan dimaksudkan untuk menjamin bahwa setiap objek
percobaan mendapatkan kesempatan yang sama, atau objektif dalam
penempatannya pada satuan-satuan percobaan.
Sesuai dengan prinsip pengendalian lokal, dalam penelitian
eksperimen digunakan perancangan lingkungan, yaitu usaha untuk
mengendalikan kesalahan suatu penelitian (galat percobaan) dengan
melakukan pengelompokkan terhadap satua-satuan percobaan yang
relatif lebih seragam.
Apabila bahan atau lingkungan percobaan relatif seragam, atau
dapat diusahakan seragam, maka penelitian dapat dilakukan tanpa
pengelompokan dan rancangan yang digunakan disebut Rancangan Acak
Lengkap (RAL). Apabila keseragaman satuan-satuan percobaan tidak
dapat diusahakan, maka pengelompokkan harus dilakukan, rancangan
yang digunakan adalah RAK (Rancangan Acak Kelompok) atau RBL
(rancangan Bujursangkar Latin).
Dari setiap rancangan lingkungan di atas, dapat pula disusun
berdasarkan penempatan perlakuan untuk rancangan yang memiliki
perlakuan 2 faktor atu lebih. Rancangan perlakuan tersebut yang
umum digunakan adalah rancangan faktorial (RF), rancangan petak
terbagi (RPT), dan rancangan kelompok terbagi (RKT).
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
15
VIII. PERANCANGAN PERCOBAAN
Percobaan pada umumnya dilakukan untuk menemukan sesuatu.
Oleh karena itu secara teoritis, percobaan diartikan sebagai tes
(Montgomery, 1991) atau penyelidikan terencana untuk mendapatkan
fakta baru (Steel dan Torrie, 1995). Dan rancangan percobaan dapat
diartikan sebagai tes atau serangkaian tes dimana perubahan yang berarti
dilakukan pada variabel dari suatu proses atau sistem sehingga kita dapat
mengamati dan mengidentifikasi alasan-alasan perubahan pada respon
output (Montgomery, 1991). Sedangkan menurut Milliken dan Johnson
(1992) rancangan percobaan merupakan hal yang sangat berhubungan
dengan perencanaan penelitian untuk mendapatkan informasi maksimum
dari bahan-bahan yang tersedia. Dan dapat juga diartikan sebagai
seperangkat aturan/cara/prosedur untuk menerapkan perlakuan kepada
satuan percobaan (Steel dan Torrie, 1995).
Dari berbagai definisi di atas jelas bahwa tujuan percobaan adalah
serupa yaitu menjawab satu atau lebih pertanyaan untuk mendapatkan
informasi maksimum dengan cara: (1) Menentukan variabel mana yang
paling berpengaruh terhadap tanggapan (respon), y; (2) Menentukan
bagaimana menset pengaruh X’s sehingga y mendekati nilai nominal yang
didinginkan; (3) Menentukan bagaimana men set pengaruh X’s sehingga
ragam y kecil. (4) Menentukan bagaimana men set X’s sehingga pengaruh
variabel tak terkontrol z1, z2,…zq sekecil mungkin.
Dalam merancang suatu penelitian, peneliti sering melakukan
kontrol terhadap pengaruh-pengaruh tertentu seperti perlakuan, populasi,
atau kombinasi perlakuan. Oleh karena itu, sebelum penelitian
berlangsung timbul beberapa pertanyaan yang harus dijawab: (1) Berapa
banyak perlakuan yang harus diterapkan; (2) Berapa kali setiap perlakuan
harus diamati; (3) Apa saja satuan percobaannya; (4) Bagaimana
menerapkan perlakuan ke satuan percobaan dan mengamati responnya;
(5) Dapatkah hasil rancangan tadi dianalisis dan dibandingkan?
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
16
Untuk dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan ini tidak harus
secara langsung dan tidak dapat dijawab secara umum. Di sinilah
rancangan percobaan digunakan sehingga dapat memainkan peranan
penting dalam proses pengembangan dan proses mencari dan
memecahkan kesulitan guna meningkatkan penelitian.
Secara garis besar penelitian terbagi dua bagian, yaitu basic
research dan aplyyed research. Basic research biasanya dilakukan untuk
kepentingan peneliti saja sebagai penelitian pendahuluan untuk
melaksanakan penelitian lanjutan. Basic research dapat berupa penelitian
historik, deskriptif maupun eksperimental. Sedangkan aplyyed research
merupakan penelitian yang bertujuan praktis, untuk diterapkan ditengah
masyarakat yang sesuai dengan bidang ilmu yang diteliti.
Berdasarkan proses pengumpulan data, secara umum penelitian
pertanian dapat dikategorikan ke dalam 2 kategori, yaitu penelitian
percobaan (Eksperimen) dan penelitian survey (Non Eksperimen). Pada
kategori pertama, untuk mengumpulkan data peneliti memberikan suatu
perlakuan terhadap objek penelitian, kemudian mengamati dan mengukur
pengaruh dari perlakuan tersebut. Sedangkan pada kategori kedua,
peneliti tidak melakukan apa-apa terhadap objek penelitian, melainkan
langsung mengamati objek penelitian dan mengumpulkan data sesuai
dengan informasi yang dibutuhkannya.
Mengaumpulkan data bukanlah sekedar mengamati dengan
menatap atau memperhatikan, tetapi mengumpulkan data adalah
mengamati peubah atau variabel yang akan diteliti dengan metode yang
telah ditentukan, baik interviu, tes, observasi, kuesioner dan sebagainya.
Dengan metode apapun, pengumpul data harus dilatih terlebih
dahulu, agar diperoleh data yang sesuai dengan harapan. Yang penting
bagi penelitian adalah bahwa metode-metode tersebut dilaksanakan
secara objektif, tidak dipengaruhi oleh keinginan pengamat.
Rancangan Penelitian dibutuhkan untuk memperoleh sebanyak
mungkin keterangan atau fakta yang diperlukan bagi pemecahan masalah
yang sudah dirumuskan. Untuk mencapai tujuan ini perlu dipertimbangkan
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
17
faktor-faktor kendala yang membatasi kemudahan dalam melaksanakan
percobaan. Untuk itu, rancangan yang baik adalah bersifat antara lain :
a. efektif, yaitu sesuai dengan tujuan dan kegunaan penelitian
b. efisien, yaitu memiliki ketepatan yang tinggi tetapi hemat
dalam menggunakan waktu, biaya, tenaga dan bahan
penelitian
c. sederhana, yaitu mudah diselenggarakan dan mudah
dianalisis.
Dengan demikian, rancangan yang baik adalah yang mempertimbangkan
hal-hal tersebut di atas.
Dalam bidang ilmu eksakta, khususnya program studi Produksi
Ternak, umumnya penelitian yang dilakukan adalah kategori penelitian
eksperimen. Dalam penelitian eksperimen, ada beberapa istilah yang
harus dikenal, yaitu: “perlakuan”, “satuan percobaan”, dan “galat
percobaan”.
a. Perlakuan (Treatment)
Perlakuan dapat diartikan sebagai sekumpulan kondisi-kondisi tertentu
yang diberikan kepada setiap satuan percobaan dengan tujuan melihat
pengaruh yang ditimbulkan oleh masing-masing kondisi tersebut dalam
ruang lingkup rancangan yang dipakai.
b. Satuan percobaan
Adalah satuan terkecil dari bahan percobaan yang memperoleh
perlakuan. Sebagai contoh sejumlah ayam broiler dalam satu unit
kandang, satu ekor sapi atau satu plot tanaman hijauan makanan
ternak. Erat hubungannya dengan ini adalah satuan pengamatan, yaitu
satuan terkecil dari objek yang diamati. Satuan pengamatan dalam
keadaan tertentu sama dengan satuan percobaan, seperti halnya satu
ekor sapi. Namun secara umum satuan pengamatan merupakan
bagian dari satuan percobaan, seperti halnya seekor puyuh, seekor
ayam broiler/petelur, satu rumpun hijauan dalam satu plot dan lain-lain.
c. Galat percobaan
Adalah ukuran keragaman diantara semua pengamatan dari satuan-
satuan percobaan yang mendapat perlakuan sama. Misalnya dua unit
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
18
kandang yang berukuran dan memiliki jumlah ayam yang sama,
mendapat perlakuan yang sama, tetapi tidak memberikan respon yang
sama. Keragaman ini bisa ditimbulkan oleh dua hal. Pertama adalah
akibat adanya perbedaan yang memang sudah ada di dalam bahan
percobaan itu sendiri, dan yang kedua adalah akibat kekurang
cermatan peneliti dalam menyelenggarakan percobaan sehingga
kondisi-kondisi yang harusnya diciptakan sama tidak terpenuhi dengan
sempurna.
Dalam setiap percobaan, kesalahan atau galat percobaan harus
diusahakan sekecil-kecilnya dengan menyediakan bahan percobaan yang
seragam dan menggunakan rancangan percobaan yang tepat.
Pengendalian galat dengan rancangan percobaan berarti
merancang model analisa sedemikian rupa sehingga sumber-sumber
galat dapat diidentifikasi dan disisihkan dari galat yang sebenarnya.
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
19
IX. PRINSIP DASAR PERANCANGAN PERCOBAAN
Perancangan percobaan adalah suatu uji atau sederetan uji, baik
itu menggunakan statistika deskripsi maupun statistika inferensia, yang
bertujuan untuk mengubah peubah input menjadi suatu output yang
merupakan respon dari percobaan tersebut. Adapun ilustrasinya dapat
dibuat sebagai berikut :
Agar suatu penelitian atau percobaan memberikan fakta yang
dapat diolah dan digunakan untuk menarik kesimpulan yang sahih, maka
dalam merancang suatu penelitian, haruslah dipertimbangkan tiga prinsip
pokok, yaitu: pengulangan (replication), pengacakan (randomization), dan
pengendalian lokal (local control)
Pengulangan (replication)
Pengulangan dilakukan agar data yang akan dianalisis lebih
mendekati pada populasi, berdasarkan sampel yang digunakan. Jumlah
pengulangan sifatnya fleksibel, tergantung kepada tujuan penelitian,
aspek statistik, maupun aspek ekonomi.
Pengulangan bertujuan untuk :
a. Menduga ragam dari galat percobaan
b. Menduga galat baku (standard error) dari rataan perlakuan
c. Meningkatkan ketepatan percobaan
d. Memperluas presisi kesimpulan percobaan yaitu melalui
pemilihan dan penggunaan satuan-satuan percobaan yang lebih
bervariasi.
Input
Proses
Metode Mesin Material
Output
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
20
Pengacakan (randomization)
Pengacakan yaitu setiap unit percobaan harus memiliki peluang
yang sama untuk diberi suatu perlakuan tertentu, untuk menjamin bahwa
setiap objek percobaan mendapatkan kesempatan yang sama, atau
objektif dalam penempatannya pada satuan-satuan percobaan.
Pengacakan perlakuan pada unit-unit percobaan dapat menggunakan
tabel bilangan acak, sistem lotere secara manual atau dapat juga
menggunakan komputer.
Pengendalian lokal (local control)
Pengendalian lokal atau pengendalian lingkungan, yaitu usaha
untuk mengendalikan keragaman yang muncul akibat keheterogenan
kondisi lingkungan dengan melakukan pengelompokkan terhadap satua-
satuan percobaan yang relatif lebih seragam.
Usaha-usaha pengendalian lingkungan yang dapat dilakukan yaitu
dengan melakukan pengelompokkan (blocking) satu arah, dua arah,
maupun multi arah. Pengelompokkan dikatakan baik jika keragaman di
dalam kelompok lebih kecil dibandingkan dengan keragaman antar
kelompok
Pembuatan kelompok biasanya lebih didasarkan pada kondisi atau
karakteristik objek percobaan yang digunakan dengan syarat kelompok
tidak berinteraksi dengan perlakuan.
Apabila bahan atau lingkungan percobaan relatif seragam, atau
dapat diusahakan seragam, maka penelitian dapat dilakukan tanpa
pengelompokan dan rancangan yang digunakan disebut Rancangan Acak
Lengkap (RAL). Apabila keseragaman satuan-satuan percobaan tidak
dapat diusahakan, maka pengelompokkan harus dilakukan, rancangan
yang digunakan adalah RAK (Rancangan Acak Kelompok) atau RBSL
(rancangan Bujursangkar Latin).
Dari setiap rancangan lingkungan di atas, dapat pula disusun
berdasarkan penempatan perlakuan untuk rancangan yang memiliki
perlakuan 2 faktor atu lebih. Rancangan perlakuan tersebut yang umum
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
21
digunakan adalah rancangan faktorial (RF), rancangan petak terbagi
(RPT), dan rancangan kelompok terbagi (RKT).
Selain prinsip pengulangan (replication), pengacakan
(randomization), dan pengendalian lokal (local control), terdapat lagi
beberapa prinsip tambahan dalam rancangan percobaan. Salah satu
diantaranya adalah prinsip efisien. Suatu rancangan dikatakan lebih
efisien dari rancangan lain apabila galat percobaan rancangan pertama
lebih kecil dari galat percobaan rancangan kedua.
Dalam laporan hasil penelitian (Skripsi) , uraian mengenai rancangan
percobaan untuk penelitian eksperimen diletakkan pada Bab III,
sebagaimana berikut:
III. MATERI DAN METODE PENELITIAN
A. Materi Penelitian
B. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
2. Pelaksanaan Penelitian
3. Peubah Yang Diukur
4. Waktu dan Tempat Penelitian
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
22
X. PERCOBAAN SATU FAKTOR
Suatu percobaan yang dirancang hanya melibatkan satu faktor
dengan beberapa taraf sebagai perlakuan, disebut dengan percobaan
satu faktor. Taraf perlakuan adalah jumlah level atau jenis perlakuan yang
dipilih. Percobaan satu faktor dapat diterapkan pada berbagai rancangan
lingkungan (RAL, RAK, RBSL dan lain-lain). Rancangan ini pada dasarnya
menjaga kondisi faktor-faktor lain dalam kondisi tetap.
A. RANCANGAN ACAK LENGKAP
Rancangan ini dipakai bila satuan percobaan yang digunakan relatif
homogen/seragam. Pada umumnya percobaan dilaboratorium,
kehomogenan satuan percobaan bisa dijamin, sebaliknya jika percobaan
dilakukan di lapangan. Selain satuan percobaan yang homogen,
lingkungan percobaan selain perlakuan juga relatif homogen, seperti
halnya, kandang, perlengkapan kandang, tata laksana pemeliharaan dan
suhu lingkungan.
1. Pengacakan dan Lay out penelitian.
Dimisalkan suatu penelitian yang lingkungannya relatif homogen
memiliki 4 taraf perlakuan yang dilambangkan P1, P2, P3 dan P4 dan
setiap taraf perlakuan diulang sebanyak 5 kali. Dengan demikian
satuan percobaan yang digunakan adalah 4 X 5 = 20 satuan
percobaan. Pengacakan dilakukan sekaligus pada 20 satuan
percobaan.
Pengacakan dilakukan dengan terlebih dahulu menyediakan 20
satuan percobaan yang dibutuhkan, dan 20 lembar kertas untuk
mengacak. Seluruh satuan percobaan diberi no urut 1 – 20.
1 2 3 4 5
6 7 8 9 10
11 12 13 14 15
16 17 18 19 20
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
23
Tulislah di kertas yang tersedia perlakuan P2 sebanyak lima buah
dan perlakuan lainnya juga masing-masing lima buah. Lebih bagus jika
pada kertas langsung ditulis ulangannya, contoh : P11 berarti perlakuan
P1 ulangan kesatu. Setelah itu lakukan pengacakan seperti dengan
mengocok ke 20 kertas dan keluarkan satu persatu. Kertas yang keluar
pertama berarti perlakuan yang harus ditempatkan pada satuan
percobaan yang pertama (No.urut 1), begitu juga seterusnya sampai
semua kertas habis dan seluruh satuan percobaan sudah diberi
perlakuan. 1 P14 2 P21 3 P42 4 P45 5 P41 6 P13 7 P35 8 P15 9 P22 10 P12 11 P31 12 P33 13 P11 14 P34 15 P23 16 P25 17 P32 18 P43 19 P24 20 P44
Gambar. Lay Out Penelitian.
2. Tabulasi data.
Tabel. Tabulasi Data Percobaan RAL.
Perlakuan Ulangan
Jumlah Rataan 1 2 3 4
P1 Y11 Y12 Y13 Y14 Y1. Ỹ 1.
P2 Y21 Y22 Y23 Y24 Y2. Ỹ 1.
P3 Y31 Y32 Y33 Y34 Y3. Ỹ 1.
P4 Y41 Y42 Y43 Y44 Y4. Ỹ 1.
P5
Total Y.1 Y.2 Y.3 Y.4 Y..
Rataan Ỹ .1 Ỹ .2 Ỹ .3 Ỹ .4 Ỹ ..
3. Model linier dan tabel sidik ragam
Bentuk umum dari model linier rancangan acak lengkap (RAL) adalah
sebagai berikut:
Yij = µ + αi + εij
Keterangan :
i = 1, 2, 3,..., p (Jumlah perlakuan) dan j = 1, 2, 3,..., l (Jumlah ulangan).
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
24
Yij = nilai pengamatan pada satuan percobaan
1. = nilai tengah umum
αi = pengaruh perlakuan taraf ke - i
εij = galat percobaan pada satuan percobaan ulangan ke - j perlakuan ke-i
Tabel . Sidik Ragam Rancangan Penelitian.
Sumber
Keragaman
Derajat
Bebas
Jumlah
Kuadrat
Kuadrat
Tengah
Nilai
F hitung
Nilai F tabel
5% 1%
Perlakuan
Galat/Sisa
p-1
p(u-1)
JKP
JKG
KTP
KTG
KTP/KTG
Total pu-1 JKT
Perhitungannya adalah :
FK = Faktor Koreksi
2
= ..Y
pu
JKT = Jumlah Kuadrat Total
= Y∑ ij2 - FK
JKP = Jumlah Kuadrat Perlakuan
= 1
u Y∑ i.
2 - FK
JKG = Jumlah Kuadrat Galat
= JKT – JKP
KTP = JKP/p-1 KTG = JKG/p(u-1) Keterangan :
p : Jumlah Perlakuan
u : Jumlah ulangan
4. Pengujian Hipotesis dan Kesimpulan
Hipotesis harus ditentukan sebelum dilakukan pengujian, hipotesis
merupakan kebenaran sementara yang ditentukan oleh peneliti, tetapi
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
25
masih harus dibuktikan atau di tes atau diuji kebenarannya. Hipotesis
merupakan pedoman bagi peneliti untuk menentukan arah, sehingga
ada yang menuntut kegiatan kita. Apabila kita berhadapan dengan
model percobaan yang tetap, hipotesis nol (H0 ) yang diajukan
sebelum percobaan adalah tidak adanya perbedaan pengaruh
perlakuan terhadap hasil pengamatan. Lawannya adalah hipotesis
alternatif ( Ha ), yaitu setidaknya ada sepasang perlakuan yang
berbeda. Hipotesis ini dapat dituliskan sebagai berikut :
H0 : µ1 = µ2 = ... = µp ; p = jumlah perlakuan
Ha : µi ≠ µp ;i = perlakuan; p = jumlah perlakuan
Dari perhitungan untuk melengkapi Tabel Sidik Ragam, akan
diperoleh nilai Fhit (F hitung) dari perbandingan antara KTP/KTG. Nilai
Fhit dihitung untuk dibandingkan dengan nilai F Tabel sehingga dapat
dilakukan pengujian hipotesis dan membuat kesimpulan.
Nilai F Tabel dapat dilihat pada buku-buku teks Statistika atau
Rancangan Percobaan, contohnya dalam buku Steel and Torie dapat
dilihat pada lampiran Tabel A6. Cara melihat nilai F Tabel adalah
sebagai berikut :
db pe-nyebut
Peluang nilai F yang lebih besar
db pembilang
1 2 3 4 ... P
1 2
. .
120
0,100 0,050 0,025 0,010 0,005
. . . .
39,86 161,40 647,80
4052,00 16211,00
Nilai F tabel, dilihat berdasarkan db (Derajat bebas) pembilang yaitu db
perlakuan yang kita uji dengan db penyebut, yaitu db Galat. Nilai yang
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
26
digunakan adalah nilai pada peluang nilai F yang lebih besar 0,050
dan 0,010.
Kondisi yang mungkin terjadi dari hasil perbandingan antara F
Tabel dengan F hitung adalah :
1. F hit < F Tabel H0 diterima
2. Fhit > F Tabel H0 ditolak
Kesimpulan :
1. Jika F hit < F Tabel artinya : tidak adanya perbedaan pengaruh
perlakuan terhadap hasil pengamatan (non significant)
dilambangkan dengan ns.
2. Jika Fhit > F Tabel artinya : setidaknya ada sepasang perlakuan
yang berbeda pengaruhnya terhadap hasil pengamatan.
a. Jika F hit > F tabel pada peluang F yang lebih besar 0,050,
maka perbedaan pengaruhnya disebut berbeda nyata
(significant), pada tabel Sidik Ragam dilambangkan dengan *.
b. Jika F hit > F tabel pada peluang F yang lebih besar 0,010,
maka perbedaan pengaruhnya disebut berbeda sangat nyata
(highly significant) dilambangkan dengan **.
Contoh :
Suatu penelitian dilakukan untuk melihat pengeruh dosis obat cacing
terhadap pertambahan berat badan sapi Peranakan Simental. Sebagai
taraf perlakuan dipilih dosis obat cacing sebanyak 30 ml, 40 ml, 50 ml dan
60 ml, sehingga perlakuannya adalah sebagai berikut :
P1 = pemberian dosis obat cacing 30 ml/500 kg
P2 = pemberian dosis obat cacing 40 ml/500 kg
P3 = pemberian dosis obat cacing 50ml/500 kg
P4 = pemberian dosis obat cacing 60 ml/500 kg
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
27
Berikut ini adalah rata-rata pertambahan berat badan sapi P. Simental
(gram/hari) sesuai perlakuan pemberian obat cacing:
Perlakuan Ulangan
Jumlah Rataan 1 2 3 4 5
P1 44 56 51 55 45 251 50.2
P2 52 47 53 47 47 246 49.2P3 68 53 71 48 48 288 57.6P4 66 54 54 71 68 313 62.6
Jumlah 230 210 229 221 208 1098 219.6
FK = 10982 = 60280.2 20 JKT = 442 + 562 + … + 682 - 60280.2
= 61798 - 60280.2
= 1517.8 JKP = 1 X 2512 + … + 3132 - 60280.2 5
= 1 X 304430 - 60280.2 5
= 60886 - 60280.2
= 605.8 JKG = 1517.8 - 605.8
= 912
KTP = 605.8 = 201.9333 3
KTG = 912 = 57
16
Fhit = KTP = 201.93 = 3.54
KTG 57
Ftabel 5% = 3.24
Ftabel 1% = 5.29
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
28
Kesimpulan : Fhit>5% berarti H0 ditolak Artinnya :
Bahwa ada perbedaan pengaruh yang nyata dari dosis pemberian obat cacing terhadap pertambahan berat badan sapi Peranakan Simental.
B. RANCANGAN ACAK KELOMPOK (RAK)
Rancangan ini dipakai bila satuan percobaan yang digunakan
harus dikelompokkan karena tidak homogen. Pada umumnya percobaan
yang dilakukan di lapangan dengan menggunakan tanah perlu
dikelompokkan, misalnya karena kemiringan tanah tidak sama pada
percobaan penanaman rumput gajah. Percobaan yang menggunakan
ternak besar umumnya juga membutuhkan pengelompokkan, karena sult
mengumpulkan ternak kambing atau sapi yang memiliki umur dan berat
yang homogen sekaligus dalam jumlah banyak. Selain satuan percobaan
yang tidak homogen, lingkungan percobaan selain perlakuan harus relatif
homogen, seperti halnya, kandang, perlengkapan kandang, tata laksana
pemeliharaan dan suhu lingkungan.
1. Pengacakan dan Lay out penelitian.
Dimisalkan suatu penelitian yang membutuhkan pengelompokkan
memiliki 4 taraf perlakuan yang dilambangkan P1, P2, P3 dan P4, dan
5 buah pengelompokkan. Dengan demikian satuan percobaan yang
digunakan adalah 4 X 5 = 20 satuan percobaan. Pengacakan pada
RAK hanya dilakukan pada satuan percobaan dalam kelompok yang
sama.
Pengacakan dilakukan dengan menyediakan 4 taraf perlakuan
yang ditulis pada lembaran kertas untuk mengacak. Seluruh satuan
percobaan diberi no urut 1 – 20.
Kel I Kel II Kel III Kel IV Kel V
1 5 9 13 17
2 6 10 14 18
3 7 11 15 19
4 8 12 16 20
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
29
Tulislah di kertas yang tersedia perlakuan P1 sebanyak lima buah.
Setelah itu lakukan pengacakan dengan mengocok ke 5 kertas dan
keluarkan satu persatu. Kertas yang keluar pertama berarti perlakuan
yang harus ditempatkan pada satuan percobaan yang pertama
(No.urut 1) pada kelompok I, begitu juga seterusnya sampai semua
Perlakuan sudah menempati satuan percobaan pada kelompok I.
Demikianlah sterusnya untuk kelima buah kelompok yang ada.
Kel I Kel II Kel III Kel IV Kel V 1 P4 5 P2 9 P4 13 P4 17 P1 2 P3 6 P3 10 P1 14 P2 18 P2 3 P1 7 P4 11 P2 15 P3 19 P3 4 P2 8 P1 12 P3 16 P1 20 P4
Gambar. Lay Out Penelitian.
2. Tabulasi data.
Tabel. Tabulasi Data Percobaan RAK.
Perlakuan Kelompok
Jumlah Rataan 1 2 3 4 5
P1 Y11 Y12 Y13 Y14 Y15 Y1. Ỹ 1.
P2 Y21 Y22 Y23 Y24 Y25 Y2. Ỹ 2.
P3 Y31 Y32 Y33 Y34 Y35 Y3. Ỹ 3.
P4 Y41 Y42 Y43 Y44 Y45 Y4. Ỹ 4.
Total Y.1 Y.2 Y.3 Y.4 Y.5 Y..
Rataan Ỹ .1 Ỹ .2 Ỹ .3 Ỹ .4 Ỹ .5 Ỹ ..
3. Model linier dan tabel sidik ragam
Bentuk umum dari model linier rancangan acak kelompok (RAK)
adalah sebagai berikut:
Yij = µ + Κj + αi + εij
Keterangan :
i = 1, 2, 3,..., p (Jumlah perlakuan) dan j = 1, 2, 3,..., l (Jumlah kelompok).
Yij = nilai pengamatan pada satuan percobaan
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
30
2. = nilai tengah umum
Κj = pengaruh perlakuan kelompok ke - j
αi = pengaruh perlakuan taraf ke - i
εij = galat percobaan pada satuan percobaan kelompok ke - j perlakuan taraf ke-i
Tabel . Sidik Ragam Rancangan Penelitian dengan RAK.
Sumber
Keragaman
Derajat
Bebas
Jumlah
Kuadrat
Kuadrat
Tengah
Nilai
F hitung
Nilai F tabel
5% 1%
Kelompok
Perlakuan
Galat/Sisa
k-1
p-1
(p-1)(k-1)
JKK
JKP
JKG
KTK
KTP
KTG
KTK/KTG
KTP/KTG
Total pk-1 JKT
Perhitungannya adalah :
FK = Faktor Koreksi 2
= ..Y
pk
JKT = Jumlah Kuadrat Total
= Y∑ ij2 - FK
JKP = Jumlah Kuadrat Perlakuan
= 1
k Y∑ i.
2 - FK
JKK = Jumlah Kuadrat Kelompok
= 1
p Y∑ .j
2 - FK
JKG = Jumlah Kuadrat Galat
= JKT – JKP - JKK
KTP = JKP/p-1
KTK = JKK/k-1
KTG = JKG/(p-1)(k-1)
Keterangan :
p : Jumlah Perlakuan
k : Jumlah Kelompok
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
31
5. Pengujian Hipotesis dan Kesimpulan
Hipotesis harus ditentukan sebelum dilakukan pengujian, hipotesis
merupakan kebenaran sementara yang ditentukan oleh peneliti, tetapi
masih harus dibuktikan atau di tes atau diuji kebenarannya. Hipotesis
merupakan pedoman bagi peneliti untuk menentukan arah, sehingga
ada yang menuntut kegiatan kita. Apabila kita berhadapan dengan
model percobaan yang tetap, hipotesis nol (H0 ) yang diajukan
sebelum percobaan adalah tidak adanya perbedaan pengaruh
perlakuan atau kelompok terhadap hasil pengamatan. Lawannya
adalah hipotesis alternatif (Ha), yaitu setidaknya ada sepasang
perlakuan atau kelompok yang berbeda. Hipotesis dilakukan pada per-
lakuan dan kelompok. Hipotesis ini dapat dituliskan sebagai berikut :
Pengruh perlakuan :
H0 : µ1 = µ2 = ... = µp ; p = jumlah perlakuan
Ha : µi ≠ µp ;i = perlakuan; p = jumlah perlakuan
Pengaruh kelompok :
H0 : µ1 = µ2 = ... = µk ; k = jumlah kelompok
Ha : µj ≠ µk ;j = kelompok; k = jumlah kelompok
Kesimpulan dari hasil percobaan sama halnya dengan
pengambilan kesimpulan pada percobaan dengan RAL, tetapi
kesimpulan diambil berdasarkan hasil perbandingan F hit pada
perlakuan dan kelompok.
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
32
Latihan:
Dari hasil penelitian yang berjudul “ Pengaruh pemberian Bioplus terhadap pertambahan berat badan sapi Pesisir masa pertumbuhan”, diperoleh pertambahan berat badan sapi sebagai berikut (kg/minggu)
Perlakuan Ulangan Jumlah
Rataan
1 2 3 4 P1 1.74 2.11 1.99 1.94 7.78 1.95 P2 1.94 1.84 2.13 1.95 7.86 1.97 P3 1.95 1.98 1.81 2.12 7.86 1.97 P4 1.97 1.86 2.12 1.98 7.93 1.98 P5 1.95 1.98 1.87 1.71 7.51 1.88
Jumlah 9.55 9.77 9.92 9.70 38.94 C. RANCANGAN BUJUR SANGKAR LATIN (RBSL)
Rancangan ini digunakan apabila satuan-satuan percobaan tidak
dapat diusahakan seragam, sehingga harus dilakukan pengelompokan,
sedangkan pengelompokkan tersebut harus dilakukan dua arah (ada 2 hal
dalam lingkungan percobaan yang harus dikelompokan). Dalam
rancangan ini, pengelompokkan dilakukan berdasarkan baris dan kolom,
jumlah perlakuan, jumlah kolom dan jumlah baris haruslah sama, itulah
sebabnya rancangan ini disebut bujur sangkar latin. Dalam bidang
peternakan, umumnya digunakan pada objek percobaan ternak besar.
Pengacakan dilakukan pada kelompok secara dua arah pada
kolom dan baris, sehingga masing-masing perlakuan ada pada setiap
baris dan kolom.
1. Model Additif linier
Yijk = µ + αi + Βj + Κk + εijk
Keterangan :
µ = rata-rata umum
αi = Pengaruh perlakuan ke i
Βj = Pengaruh baris ke j
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
33
Κk = Pengaruh kolom ke k
εijk = galat percobaan
2. Tabulasi data
Baris Kolom
Jumlah Rataan I II III IV
1 Y(i)11 Y(i)12 Y(i)13 Y(i)14 Y.1. Y .1.
2 Y(i)21 Y(i)22 Y(i)23 Y(i)24 Y.2. Y .2.
3 Y(i)31 Y(i)32 Y(i)33 Y(i)34 Y.3. Y .3.
4 Y(i)41 Y(i)42 Y(i)43 Y(i)44 Y.4. Y .4.
Jumlah Y..1 Y..2 Y..3 Y..4 Y…
Rataan Y ..1 Y ..2 Y ..3 Y ..4 Y …
Perlakuan Jumlah Rataan
A Y(1).. Y (1)..
B Y(2).. Y (2)..
C Y(3).. Y (3)..
D Y(4).. Y (4)..
3. Tabel Sidik Ragam
Sumber Keragaman
Derajat Bebas
Jumlah Kuadrat
Kuadrat Tengah
Nilai F hitung
Nilai F table 5% 1%
Perlakuan
Baris
Kolom
Galat/Sisa
p-1
p-1
p-1
p-1(r-2)
JKP
JKB
JKK
JKG
KTP
KTB
KTK
KTG
KTP/KTG
KTB/KTG
KTK/KTG
Total P2-1 JKT
Perhitungan :
FK, JKT dan JKP sama dengan RAL dan RAK
JKP =
JKBaris =1
p
2
. .jY∑ - FK
JKKolom = 1
p
2
..kY∑ - FK
JKG = JKT – JKP – JKBaris - JKKolom
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
34
4. Koefisien Keragaman (KK)
Salah satu yang perlu dilihat dalam perhitungan data peubah yang
diukur adalah KK, yaitu hasil perbandingan antara akar kuadrat tengah
sisa dengan rata-rata umum dari data, yang dinyatakan dalam persen.
Nilai KK dapat menggambarkan seberapa besar keragaman data yang
telah diperoleh dari hasil pengukuran. Semakin kecil nilai KK,
menunjukkan data untuk perlakuan yang sama relatif seragam.
KK =..
KTG
Y X 100%
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
35
XI. UJI LANJUT
Setiap hasil penelitian eksperimen yang menggunakan rancangan
percobaan, dengan rancangan lingkungan RAL, RAK ataupun RBL akan
menghasilkan kesimpulan yang didasarkan perbandingan antara F hitung
dengan F table dari hasil Uji F. Jika F hitung < dari F Tabel atau Hipotesis
Nol diterima, maka kesimpulan hasil penelitian hanya didasarkan atas
hasil Uji F tersebut. Namun jika F hitung > dari F table atau Hipotesis Nol
ditolak, karena hasil menunjukkan perbedaan yang nyata (signifikan),
maka kesimpulan harus diambil berdasarkan hasil Uji Lanjut. Uji Lanjut
bertujuan untuk menguji perbedaan antar perlakuan dari hasil penelitian,
kecuali jika penelitian hanya memiliki dua taraf perlakuan tidak diperlukan
Uji Lanjut.
Karena Uji Lanjut bertujuan untuk menguji perbedaan antar
perlakuan, maka sering juga disebut dengan istilah Pembandingan
Ganda. Uji Lanjut Pembandingan Ganda yang biasa digunakan ada 3
macam. Yaitu Uji Beda Nyata Terkecil (BNT), Uji Beda Nyata Jujur (BNJ)
dan Uji Berganda Duncan (DMRT).
1. Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) atau Least Significant Difference
(LSD).
Uji ini adalah prosedur perbandingan dari nilai tengah perlakuan (rata-
rata perlakuan) dengan menggunakan gabungan kuadrat tengah sisa
(KTG/S) dari hasil Sidik ragam. Nilai uji menggunakan nilai-nilai pada
Table t. Rumus yang digunakan adalag sebagai berikut :
BNTα = tα/2 , ydbs. S
= tα/2 , 2
dbsKTG
u
Langkah-langkah pengujian adalah sebagi berikut :
1. Hitunglah rata-rata perlakuan untuk tiap taraf perlakuan jika hasil uji
F nya adalah berbeda nyata (* atau **).
2. Urutlah rata-rata perlakuan tersebut berdasarkan rangking (dari yang
besar ke yang kecil atau sebaliknya).
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
36
3. Carilah selisih dari rata-rata antara dua pasangan perlakuan yang
hendak diuji, selisih yang dicari adalah yang berjarak 1 rangking,
misalnya rangking I dengan II, rangking II dengan III, dst.
4. Bandingkan selisih tersebut dengan nilai uji BNTα .
5. Jika rata-rata perlakuan lebih kecil (<) dibanding nilai uji, maka
dikatakan bahwa antara kedua perlakuan tidak ada pengaruh
yang nyata (tidak berbeda nyata), jika rata-rata perlakuan
lebih besar (>) dibanding nilai uji, maka. dikatakan bahwa antara
kedua perlakuan ada pengaruh yang nyata (berbeda nyata).
6. Hasil uji lanjut kemudian ditampilkan dalam skripsi dengan
tanda superskrip disebelah kanan dari rata-rata perlakunn yang
diuji.
Contoh :
Diketahui bahwa Rangking rataan konversi ransum dari ternak
puyuh pada suatu penelitian adalah sebagai berikut :
A = 4.77 C = 4.97 B = 5.54 D = 5.66
Selisih antara rataan perlakuan :
A-C = 0 .20 C - B = 0.57 B-D = 0 .12
Nilai uji pembanding : BNTα = tα/2 , ydbs. S
= tα/2 , 2
dbsKTG
u
= 2.12 X 2(0.033)
5
= 2.12X 0.115 = 0.2436
Selisih antararataan perlakuan dibandingkan dengan nilai uji:
A – C= 0.20 < 0.2436 → A - C ns
tα/2 = nilai Tabel t pada tingkat kepercayaan
(α) 0.05 pada uji satu arah atau 0.025 pada uji dua arah, pada derajat bebas
sisa sesuai yang dihasilkan pada
Tabel Sidik Ragam, dengan db=16
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
37
C – B = 0.57 > 0.2436 → B - C* B - D = 0.12 < 0.2436 → B - Dns
Jika antara dua nilai tengah (rataan) perlakuan didapatkan hasil
yang tidak berbeda nyata maka diantara kedua perlakuan tersebut diberi
garis yang sama atau huruf superkrip yang sama. Contoh :
A C B D a t a u A a C a B b D b
Sehingga dalam skripsi ditampilkan sebagai berikut:
PERLA-KUAN
Ulangan Total Rataan 1 2 3 4 5
A 0% 4.76 4.73 4.80 4.76 4.79 23.84 4.77a B 5% 5.35 5.49 5.53 5.58 5.76 27.70 5.54b
C 10% 5.27 5.00 4.95 4.80 4.82 24.84 4.97a D 15% 5.69 5.57 5.36 5.59 6.09 28.30 5.66b
104.68 20.96 Keterangan : ab Huruf superkrip yang berbeda pada kolom yang sama
menunjukkan berbeda nyata. (P < 0.05).
Kesimpulan :
Perlakuan A dan C serta B dan D menghasilkan pengaruh yang
tidak berbeda terhadap peubah yang diukur, namun perlakuan B dan C
menghasilkan pengaruh yang berbeda nyata (P<0,05).
2. Uji Beda Nyata Jujur (BNJ) atau Honestly Significant Difference
(HSD)
Uji ini adalah prosedur perbandingan dari nilai tengah perlakuan
(rata-rata perlakuan) dengan menggunakan gabungan kuadrat tengah
sisa (KTG/S) dari hasil Sidik ragam. Nilai uji menggunakan nilai-nilai pada
Table q. Rumus yang digunakan adalag sebagai berikut :
BNJα = qα, p , ydbs. S
= qα/2 , dbsKTG
u
Langkah-langkah pengujian adalah sebagi berikut :
1. Hitunglah rata-rata perlakuan untuk tiap taraf perlakuan jika hasil uji
F nya adalah berbeda nyata (* atau **).
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
38
2. Urutlah rata-rata perlakuan tersebut berdasarkan rangking (dari yang
besar ke yang kecil atau sebaliknya).
3. Carilah selisih dari rata-rata antara dua pasangan perlakuan yang
hendak diuji, selisih yang dicari adalah yang berjarak 1 rangking,
misalnya rangking I dengan II, rangking II dengan III, dst.
4. Bandingkan selisih tersebut dengan nilai uji BNJα .
5. Jika rata-rata perlakuan lebih kecil (<) dibanding nilai uji, maka
dikatakan bahwa antara kedua perlakuan tidak ada pengaruh
yang nyata (tidak berbeda nyata), jika rata-rata perlakuan
lebih besar (>) dibanding nilai uji, maka. dikatakan bahwa antara
kedua perlakuan ada pengaruh yang nyata (berbeda nyata).
6. Hasil uji lanjut kemudian ditampilkan dalam skripsi dengan
tanda superskrip disebelah kanan dari rata-rata perlakunn yang
diuji.
Contoh :
Diketahui bahwa Rangking rataan konversi ransum dari ternak
puyuh pada suatu penelitian adalah sebagai berikut :
A= 4.77 C = 4.97 B = 5.54 D = 5.66
Selisih antara rataan perlakuan :
A-C = 0 .20 C - B = 0.57 B-D = 0 .12
Nilai uji pembanding : BNJα = qα ,p, ydbs. S
= qα ,p, dbsKTG
u
= 4,05 X KTG
u
= 4,05 X 0.081 = 0.329
qα/2 = nilai Tabel q pada tingkat kepercayaan
(α) 0.05 pada uji satu arah atau 0.025 pada uji dua arah, pada derajat bebas
sisa sesuai yang dihasilkan pada Tabel
Sidik Ragam, dengan dbs = 16
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
39
Selisih antararataan perlakuan dibandingkan dengan nilai uji:
A – C= 0.20 < 0.329 → A - C ns C – B = 0.57 > 0.329 → B - C* B - D = 0.12 < 0.329 → B - Dns
Jika antara dua nilai tengah (rataan) perlakuan didapatkan hasil yang tidak berbeda nyata maka diantara kedua perlakuan tersebut diberi garis yang sama atau huruf superkrip yang sama. Contoh :
A C B D a t a u A a C a B b D b
Sehingga dalam skripsi ditampilkan sebagai berikut:
PERLAKUAN Ulangan Total Rataan
1 2 3 4 5 A 4.76 4.73 4.80 4.76 4.79 23.84 4.77a B 5.35 5.49 5.53 5.58 5.76 27.70 5.54b C 5.27 5.00 4.95 4.80 4.82 24.84 4.97a D 5.69 5.57 5.36 5.59 6.09 28.30 5.66b 104.68 20.96 Keterangan : ab Huruf superkrip yang berbeda pada kolom yang sama
menunjukkan berbeda nyata. (P < 0.05).
Kesimpulan :
Perlakuan A dan C serta B dan D menghasilkan pengaruh yang
tidak berbeda terhadap peubah yang diukur, namun perlakuan B dan C
menghasilkan pengaruh yang berbeda nyata (P<0,05).
3. Uji Berganda Duncan atau Duncan Multiple Range Test (DMRT).
Uji ini adalah prosedur perbandingan dari nilai tengah perlakuan
(rata-rata perlakuan) untuk semua pasangan perlakuan yang ada. Uji
lanjut ini menggunakan nilai pembanding sebagai alat uji sesuai dengan
jumlah nilai tengah atau rataan yang ada diwilayah dua perlakuan yang
dibandingkan.
Langkah-langkah pengujian adalah sebagi berikut : 1. Hitunglah rata-rata perlakuan untuk tiap taraf perlakuan jika hasil uji F
nya adalah berbeda nyata (* atau **).
2. Urutlah rata-rata perlakuan tersebut berdasarkan rangking (dari yang
besar ke yang kecil atau sebaliknya).
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
40
3. Carilah selisih dari rata-rata antara dua pasangan perlakuan yang
hendak diuji, selisih yang dicari adalah yang berjarak 1 rangking,
misalnya rangking I dengan II, rangking II dengan III, dst.
4. Bandingkan selisih tersebut dengan nilai uji LSRα .
5. Nilai LSR diperoleh dari hasil perkalian nilai SSR pada table A.7 (q)
dengan hasil Sy.
6. Jika rata-rata perlakuan lebih kecil (<) dibanding nilai uji, maka
dikatakan bahwa antara kedua perlakuan tidak ada pengaruh
yang nyata (tidak berbeda nyata), jika rata-rata perlakuan lebih
besar (>) dibanding nilai uji, maka. dikatakan bahwa antara kedua
perlakuan ada pengaruh yang nyata (berbeda nyata).
7. Hasil uji lanjut kemudian ditampilkan dalam skripsi dengan tanda
superskrip disebelah kanan dari rata-rata perlakunn yang diuji.
Contoh : Uji lanjut Wilayah Berganda Baru Duncant (DMRT) Rangking dari rerata perlakuan P2 = 95.93 P4 = 93.39 P3 = 92.19 P1 = 89.77 Nilai Uji pembanding Sy = √KTG u = √1.1527 5 = 0.480
Tabel SSR dan LSR
Jumlah P 2 3 4
SSR 0.05 3.00 3.15 3.23 0.01 4.13 4.34 4.45
LSR 0.05 1.44 1.51 1.55 0.01 1.98 2.08 2.14
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
41
Keterangan : ** Berbeda Sangat Nyata (P<0.01) ns Berbeda tidak nyata (P>0.01) Hasil Uji Lanjut DMRT = P2a , P4b , P3b, P1c
Sehingga dalam skripsi ditampilkan sebagai berikut:
Perlakuan Ulangan
Jumlah Rataan 1 2 3 4 5
p.1 88.97 89.92 90.48 90.71 88.77 448.85 89.77c
p.2 95.47 94.12 95.63 96.58 97.86 479.66 95.93a
p.3 92.22 91.67 92.70 91.56 92.80 460.95 92.19b
p.4 91.67 93.38 92.91 93.49 95.48 466.93 93.39b
Total 368.33 369.09 371.72 372.34 374.91 1856.39 Rataan 92.08 92.27 92.93 93.09 93.73 92.82
Tabel DMRT
Perlakuan Selisih LSR
Keterangan 0.05 0.01
P2-P4 2.52 1.44 1.98 ** P2-P3 3.72 1.51 2.08 ** P2-P1 6.16 1.55 2.14 ** P4-P3 1.20 1.44 1.98 ns
P4-P1 3.62 1.51 2.08 ** P3-P1 2.42 1.44 1.98 **
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
42
XII. PERCOBAAN BERFAKTOR
Faktor adalah sejenis perlakuan, misalnya perlakuan pemberian
tepung beras dalam pembuatan dodol susu. Dalam perlakuan akan terdiri
dari beberapa macam, misalnya pemberian 10% tepung beras, 15% dan
20%. Banyaknya pemberian tepung atau level pemberian tepung beras
disebut juga taraf perlakuan. Sehingga dalam sejenis faktor perlakuan
terdiri dari beberapa taraf perlakuan.
Dalam rancangan faktorial, jumlah faktor perlakuan dapat terdiri
dari dua faktor atau lebih. Percobaan faktorial dapat juga menggunakan
rancangan RAL, RAK dan RBL sebagai rancangan lingkungannya.
Percobaan faktorial adalah percobaan yang perlakuannya terdiri
atas semua kemungkinan kombinasi taraf dari beberapa faktor.
Percobaan faktorial biasanya dilakukan untuk penelitian yang
bertujuan melihat pengaruh dua jenis atau lebih perlakuan sekaligus, dan
melihat adanya kemungkinan interaksi antar faktor perlakuan yang
digunakan. Dalam penentuan faktor pelakuan, harus dilandaskan pada
teori bahwa kemungkinan adanya interaksi memang ada. Percobaan ini
juga digunakan jika peneliti ingin mengetahui apakah beda pengaruh dua
taraf suatu faktor bergantung atau tidak pada taraf-taraf faktor lainnya.
Misalnya dalam teori dinyatakan bahwa penggunaan probiotik
Starbio dalam ransum unggas dapat mengoptimalkan penggunaan protein
ransum yang dikonsumsi. Ini menunjukkan bahwa prosentase pemakaian
protein dalam ransum dapat diturunkan jika ransum menggunakan
probiotik Starbio.
Berdasarkan teori tersebut, maka dapat saja kita menyusun suatu
penelitian yang menggunakan percobaan faktorial dengan faktor-faktornya
adalah :
Faktor A = penggunaan probiotik Starbio dalam ransum
Faktor B = persentase protein ransum
Setelah kita menentukan faktor perlakuan yang digunakan, maka
barulah kita menentukan taraf dari masing-masing faktor perlakuan
tersebut. Dalam menentukan taraf perlakuan, harus sistematis dan
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
43
didasarkan pada teori yang ada serta penelitian-penelitian terdahulu.
Misalnya penelitian terdahulu melaporkan bahwa penggunaan probiotik
Starbio sebanyak 0,25% sudah memberikan hasil yang baik, sedangkan
pemakaian 0,75% tidaklah memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan
penggunaan 0,50%. Berdasarkan hal tersebut, kita menganggap
penggunaan probiotik Starbio perlu dilihat lagi, bagaimana pengaruhnya
jika di kombinasi dengan persentase protein ransum yang diturunkan dari
pemakaian biasa. Sedangkan penggunaan 0,50% dipakai dengan asumsi
ada kemungkinan hasilnya lebih baik dibanding penggunaan 0,25%, dan
0,00% adalah sebagai kontrol. Dalam menentukan taraf perlakuan, harus
sistematis, maksudnya taraf perlakuan memiliki jarak yang sama antar
masing-masingnya, seperti 0,00 %, 0,25% dan 0,50%.
Percobaan dapat dirancang memiliki taraf-taraf perlakuan sebagai berikut
:A1= ransum dengan menggunakan probiotik Starbio 0%
A2= ransum dengan menggunakan probiotik Starbio 0,25%
A3= ransum dengan menggunakan probiotik Starbio 0,50%
B1= ransum 21% protein
B2= ransum 19% protein
B3= ransum 17% protein
Taraf-taraf dari masing-masing faktor tersebut akan saling
berinteraksi, karena adanya kombinasi dari tiap taraf, misalnya kombinasi
taraf perlakuan a1b2, sehingga dihasilkan 9 perlakuan kombinasi.
Pengaruh dari setiap kombinasi terhadap peubah yang kita ukur belum
tentu sama. Jadi keuntungan dari percobaan ini yaitu mampu mendeteksi
respon dari taraf masing-masing faktor (pengaruh utama) serta interaksi
antar dua faktor (pengaruh sederhana). Sebagai ilustrasi dapat disajikan
sebagai berikut :
Faktor A Faktor B
(a) Pengaruh utama faktor A (b) Pengaruh utama faktor B
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
44
Tidak ada interkasi Ada interaksi
B0 B0
B1
B1
Faktor A Faktor A
Ada interaksi
B0
B1
Faktor A
(c) Pengaruh interaksi faktor A dengan faktor B
Gambar (a) dan (b) menyajikan respon dari masing-masing faktor,
sedangkan gambar (c) menunjukkan pengaruh faktor A pada berbagai
kondisi faktor B. Khusus untuk Gambar (c) terlihat tiga kemungkinan yaitu
pola pertama menunjukkan respon faktor A pada kondisi B0 dan B1
osejajar. Pola seperti ini mengandung makna tidak adanya interaksi
antara faktor A dengan faktor B. Pola kedua dan ketiga menunjukkan
respon faktor A pada kondisi B0 dan B1 merujuk pada perpotongan. Pola
ini mengandung makna adanya interaksi antara faktor A dan faktor B.
Dengan demikian ada tidaknya pengaruh interaksi dapat dideteksi
dari perilaku respon suatu faktor pada berbagai kondisi faktor yang lain.
1. Percobaan Faktorial dengan Rancangan Acak Lengkap
Rancangan ini dipilih jika faktor perlakuan dalam penelitian ada dua
buah dan keseragaman dalam setiap satuan percobaan dapat
diusahakan, misalnya keseragaman objek penelitian (berat ayam, umur
dll), keseragaman dalam tatalaksana pemeliharaan serta sarana dan
prasarana yang dibutuhkan.
a. Model linier aditif rancangan yaitu :
Yijk = µ + αi + βj + (αβ)ij + εijk Yijk = nilai pengamatan pada satuan percobaan
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
45
3. = nilai tengah umum αi = pengaruh perlakuan dari faktor A ke - i βj = pengaruh perlakuan dari faktor B ke - j (αβ)ij = pengaruh interaksi antara perlakuan faktor A ke-i dan
faktor B ke-j εijk = galat percobaan pada satuan percobaan ulangan ke-k
dalam perlakuan faktor A ke-i dan faktor B ke-j. i = Faktor perlakuan A j = Faktor perlakuan B
k = ulangan b. Lay out Percobaan Lay out percobaan adalah bagaimana kita meletakkan setiap taraf
dari kedua faktor perlakuan pada setiap satuan percobaan. Misalkan kita
memilih dua faktor perlakuan seperti contoh di atas, yang masing-
masingnya kita ulang 2 kali, sehingga kita memerlukan 3 X 3 X 2 buah
satuan percobaan atau 18 buah. Pengacakan dilakuan untuk keseluruhan
satuan percobaan yang ada atau sering disebut Random.
Dalam skripsi, percobaan ini biasa ditulis sebagai berikut :
“ Penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang menggunakan Rancangan Acak Lengkap Pola Faktorial 3 X 3, yang masing-masing mengalami dua kali ulangan”.
Penulisan 3 X 3, artinya percobaan ini terdiri dari 3 taraf untuk
faktor pertama dan 3 taraf untuk faktor kedua. Sehingga dihasilkan
sembilan kombinasi perlakuan sebagai berikut :
b1 = a1b1 a1 b2 = a1b2 b3 = a1b3 b1 = a2b1 a2 b2 = a2b2 b3 = a2b3 b1 = a3b1 a3 b2 = a3b2 b3 = a3b3
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
46
a1b2.1 A2b2.1 a3b2.1 a1b1.2 a2b3.2 a2b1.1
a3b1.1 a1b1.2 a1b2.2 a3b1.2 a1b3.1 a3b3.2
a2b1.2 a2b3.1 a3b3.1 a1b3.2 a3b2.2 a2b2.2
c. Analisis statistik
Dalam suatu penelitian, akan terkumpul data dari setiap peubah
yang diukur yang telah kita tentukan, misalnya data pertambahan berat
badan, konversi ransum, produksi telur, produksi susu dan lain-lain. Untuk
memudahkan dalam analisis statistiknya, maka data yang telah terkumpul
ditata sedemikian rupa dalam tabulasi data. Tabulasi data ini juga berguna
untuk menentukan data yang akan dimasukkan dalam perhitungan Sidik
Ragam (Uji F) atau sering disebut dengan Analisis Of Variance (Anova),
berdasarkan rumus-rumus perhitungannya.
Tabel 1. Tabulasi Data Percobaan faktorial dengan RAL.
Faktor A Ulangan Faktor B
Jumlah Rataan b1 b2 b3
a1 1 Y111 Y121 Y131 Y1.1 Ỹ 1.1 2 Y112 Y122 Y132 Y1.2 Ỹ 1.2
Sub Total Y11. Y12. Y13. Y1.. Ỹ 1..
a2 1 Y211 Y221 Y231 Y2.1 Ỹ 2.1 2 Y212 Y222 Y232 Y2.2 Ỹ 2.2
Sub Total Y21. Y22. Y23. Y2.. Ỹ 2..
a3 1 Y311 Y311 Y331 Y3.1 Ỹ 3.1 2 Y312 Y312 Y332 Y3.2 Ỹ 3.2
Sub Total Y31. Y32. Y33. Y3.. Ỹ 3.. Total Y.1. Y.2. Y.3. Y… Ỹ …
Rataan Ỹ.1. Ỹ.2. Ỹ.3.
Sidik ragam adalah alat untuk menguji data dari peubah yang
diukur berdasarkan hipotesis, sering juga disebut dengan uji F.
Tabel Sidik Ragam untuk Rancangan ini adalah sebagai berikut :
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
47
Sumber Keragama
n (SK)
Derajat Bebas (Db)
Jumlah Kuadrat
(JK)
Kuadrat Tengah
(KT) F Hit.
F Tabel
5% 1%
A a-1 JKA KTA KTA/KTG B b-1 JKB KTB KTB/KTG
AB (a-1)(b-1)
JKAB KTAB KTAB/KTG
Galat ab(r-1) JKG KTG - Total abr-1 JKT
Keterangan: a: faktor A, b : faktor B, r : ulangan
Perhitungannya adalah :
FK = Faktor Koreksi Y…2 = abr
JKT = Jumlah Kuadrat Total
= Y∑ ijk2 - FK
JKA = Jumlah Kuadrat Faktor A
= 2
i..
1
brY∑ - FK
JKB = Jumlah Kuadrat Faktor B
= 2
.j.
1
arY∑ - FK
JKAB = Jumlah Kuadrat Interaksi Faktor A dan B
= 2
ij.
1
rY∑ - FK - JKA - JKB
JKG = JKT – JKA - JKB - JKAB
Setelah perhitungan selesai, maka seluruh hasil perhitunga
dimasukkan dalam tabel sidik ragam. Untuk penghitungan Kuadrat
Tengah (KT), dilakukan dengan membandingkan antara kolom Jumlah
Kuadrat (JK) dengan kolom Derajat bebas (Db).
Contoh : KTA = JKA/(a-1)
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
48
Dari table sidik ragam akan diperoleh nilai F hitung, yang kemudian
akan dibandingkan dengan F tabel, sebagaimana yang telah dipelajari
pada Rancangan lingkungan RAL, RAK, dan RBL.
2. Percobaan Faktorial dengan Rancangan Acak Kelompok
a. Model linier rancangan yaitu :
Yijk = µ + αi + βj + (αβ)ij + ρk+ εijk Yijk = nilai pengamatan pada satuan percobaan
4. = nilai tengah umum αi = pengaruh perlakuan dari faktor A ke - i βj = pengaruh perlakuan dari faktor B ke - j (αβ)ij = pengaruh interaksi antara perlakuan faktor A ke-i dan
faktor B ke-j ρk = pengaruh kelompok ke - k εijk = galat percobaan pada satuan percobaan ulangan ke - k
dalam perlakuan faktor A ke-i dan faktor B ke-j. i = Faktor perlakuan A j = Faktor perlakuan B k = kelompok
b. Lay out Percobaan Misalkan kita memilih dua faktor perlakuan seperti contoh di atas,
memerlukan 3 X 3 buah satuan percobaan untuk setiap kelompok
percobaan, misalnya kelompok dalam percobaan ini ada dua buah,
sehingga satuan percobaannya adalah 18 buah. Pada percobaan faktorial
yang menggunakan Rancangan Acak Kelompok, lay outnya adalah
sebagai berikut :
Kel I a1b2 a2b2 a3b3 a2b3 a3b1 a3b2 a1b1 a1b3 a2b1
Kel II a3b1 a2b2 a1b1 a2b1 a1b2 a2b3 a3b2 a1b3 a3b3
Pengacakan dilakukan hanya pada kelompok dalam percobaan.
c. Analisis Statistik
Dalam suatu penelitian, akan terkumpul data dari setiap peubah
yang diukur yang telah kita tentukan, misalnya data pertambahan berat
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
49
badan, konversi ransum, produksi telur, produksi susu dan lain-lain. Untuk
memudahkan dalam analisis statistiknya, maka data yang telah terkumpul
ditata sedemikian rupa dalam tabulasi data. Tabulasi data ini juga berguna
untuk menentukan data yang akan dimasukkan dalam perhitungan Sidik
Ragam (Uji F) atau sering disebut dengan Analisis Of Variance (Anova),
berdasarkan rumus-rumus perhitungannya.
Tabel 2. Tabulasi Data Percobaan faktorial dengan RAK.
Faktor A
Kelompok Faktor B
Jumlah Rataan b1 b2 b3
a1 1 Y111 Y121 Y131 Y1.1 Ỹ 1.1 2 Y112 Y122 Y132 Y1.2 Ỹ 1.2
Sub Total Y11. Y12. Y13. Y1.. Ỹ 1..
a2 1 Y211 Y221 Y231 Y2.1 Ỹ 2.1 2 Y212 Y222 Y232 Y2.2 Ỹ 2.2
Sub Total Y21. Y22. Y23. Y2.. Ỹ 2..
a3 1 Y311 Y311 Y331 Y3.1 Ỹ 3.1 2 Y312 Y312 Y332 Y3.2 Ỹ 3.2
Sub Total Y31. Y32. Y33. Y3.. Ỹ 3.. Total Y.1. Y.2. Y.3. Y… Ỹ …
Rataan Ỹ.1. Ỹ.2. Ỹ.3.
Kelompok 1 2 Total Y..1 Y..2
Tabel Sidik Ragam untuk Rancangan ini adalah sebagai berikut :
Sumber Keragama
n (SK)
Derajat
Bebas (Db)
Jumlah Kuadrat
(JK)
Kuadrat Tengah
(KT) F Hit.
F Tabel
5% 1%
A a-1 JKA KTA KTA/KTG B b-1 JKB KTB KTB/KTG
AB (a-1)(b-1)
JKAB KTAB KTAB/KTG
Kelompok r-1 JKK KTK KTK/KTG Galat (ab-1)(r-
1) JKG KTG -
Total abr-1 JKT Keterangan: a: faktor A, b : faktor B, r : kelompok
Perhitungannya adalah :
Y…2 FK = abr
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
50
JKT = Y∑ ijk2 - FK
1 JKA = Y∑ i..
2 - FK br
1 JKB = Y∑ .j.
2 - FK ar
JKK = Jumlah Kuadrat Kelompok 1
= Y∑ ..k2 - FK
ab
1 JKAB = Y∑ ij.
2 - FK - JKA - JKB r JKG = JKT – JKA - JKB - JKAB - JKK 3. Percobaan berfaktor Split plot design
Dalam percobaan faktorial terdahulu, diasumsikan bahwa semua
kombinasi perlakuan akan dicobakan pada satuan-satuan percobaan
menurut prosedur pengacakan yang sesuai dengan RAL, RAK dan RBL.
Tetapi sesungguhnya masih ada prosedur pengacakan yang lain, yang
biasa disebut Split Plot Design atau petak-terbagi, yang merupakan
bentuk khusus dari rancangan kelompok tak lengkap.
Perbedaab mendasar dari percobaan faktorial terdahulu adalah,
adanya penempatan petak utama (Whole plot) yang kemudian dibagi-bagi
menjadi anak-petak (subplot) dengan taraf-taraf perlakuannya.
Rancangan ini diterapkan karena berbagai alasan :
a. Bila beberapa perlakuan yang berhubungan dengan taraf dari satu
atau lebih faktor memerlukan bahan percobaan yang lebih banyak
daripada perlakuan yang berhubungan dengan faktor lain. Ini biasa
ditemukan pada percobaan-percobaan lapangan, laboratorium,
industri, maupun sosial. Misalnya percobaan yang dilakukan untuk
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
51
membandingkan kualitas penyimpanan es krim yang dibuat dari
berbagai resep dan disimpan pada berbagai suhu. Untuk setiap resep
akan dibuat es krim pada batch yang besar, kemudian dibagi-bagi
untuk tempat penyimpanan dan suhu yang berbeda-beda.
b. Adanya tingkatan kepentingan dari faktor-faktor yang dilibatkan. Faktor
yang memerlukan ketepatan yang lebih tinggi diletakan sebagai
subplot, sedangkan faktor lainnya sebagai main plot.
c. Pengembangan dari percobaan yang telah ada. Misalnya pada
awalnya sudah dilakukan penelitian mengenai produktifitas dari
berbagai jenis varietas, kemudian sipeneliti ingin mengembangkan
penelitian dengan menambah efektifitas pemupukan, hal ini dapat
dilakukan dengan menambah anak-anak petak pada masing-masing
petak varietas sebelumnya.
d. Kendala pengacakan dilapangan, jika salah satu faktor yang dicobakan
tidak bias atau tidak efisien jika dilakukan pengacakan secara
sempurna karena taraf-taraf dari faktor tersebut membutuhkan unit
yang lebih besar dibandingkan dengan taraf-taraf faktor yang lain.
Misalnya adalah percobaan yang melibatkan cara pengolahan lahan
(cangkul, bajak, traktor).
Misalnya dalam teori dinyatakan bahwa perbedaan varietas
tanaman rumput akan berbeda dalam hal pemanfaatan Nitrogen dalam
tanah. Berdasarkan teori tersebut, maka dapat saja kita menyusun suatu
penelitian yang menggunakan rancangan split plot dengan faktor utama
adalah penggunaan pupuk Nitrogen yang ditempatkan sebagai petak
utama, sedangkan sebagai anak petak adalah berbagai varietas rumput
Gajah.
Faktor A = penggunaan pupuk N
Faktor B = Varietas rumput Gajah
Setelah kita menentukan faktor perlakuan yang digunakan, maka
barulah kita menentukan taraf dari masing-masing faktor perlakuan
tersebut.
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
52
a. Model linier aditif rancangan yaitu :
Yijk = µ + ρk + αi + δik + βj + (αβ)ij + εijk Yijk = nilai pengamatan pada satuan percobaan
µ = nilai tengah umum
ρk = Pengaruh kelompok ke -k
αi = pengaruh perlakuan dari faktor A ke – i
δik = Galat 1 (pengaruh acak dari petak utama)
βj = pengaruh perlakuan dari faktor B ke - j
(αβ)ij = pengaruh interaksi antara perlakuan faktor A ke-i dan
faktor B ke-j
εijk = galat 2 (pengaruh acak dari anak petak)
i = Faktor perlakuan A (Petak utama)
j = Faktor perlakuan B (Anak petak)
k = kelompok
b. Lay out Percobaan Lay out percobaan adalah bagaimana kita meletakkan setiap taraf
dari kedua faktor perlakuan pada setiap satuan percobaan. Misalkan kita
hendak menguji faktor A dengan tiga taraf dalam dua kelompok dengan
menggunakan rancangan lingkungan RAK. Faktor kedua B, dengan tiga
taraf, dapat ditumpang tindihkan dengan membagi setiap petak utama A,
menjadi tiga anak petak dan memberika ketiga perlakuan B ke masing-
masing anak petak. Setelah pengacakan denahnya mungkin sebagai
berikut: Kelompok 1
a1b2 a3b2 a2b3
a1b3 a3b1 a2b1
a1b1 a3b3 a2b2
a1 a3 a2 Kelompok 2
a3b1 a1b2 a2b3
a3b2 a1b3 a2b1
a3b3 a1b1 a2b2
a3 a1 a2
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
53
c. Analisis Statistik Tabel 3. Tabulasi data rancangan split plot
Petak Utama
Kelompok Anak Petak
Jumlah Rataan b1 b2 b3
a1 1 Y111 Y121 Y131 Y1.1 Y1.1 2 Y112 Y122 Y132 Y1.2 Y1.2
Sub Total Y11. Y12. Y13. Y1.. Y1..
a2 1 Y211 Y221 Y231 Y2.1 Y2.1 2 Y212 Y222 Y232 Y2.2 Y2.2
Sub Total Y21. Y22. Y23. Y2.. Y2..
a3 1 Y311 Y311 Y331 Y3.1 Y3.1 2 Y312 Y312 Y332 Y3.2 Y3.2
Sub Total Y31. Y32. Y33. Y3.. Y3.. Total Y.1. Y.2. Y.3. Y… Y…
Rataan Y.1. Y.2. Y.3.
Kelompok 1 2 Total Y..1 Y..2
Tabel Sidik Ragam
Sumber Keragaman (SK)
Derajat Bebas (Db)
Jumlah Kuadrat
(JK)
Kuadrat Tengah
(KT)
F Hit. F Tabel
5% 1%
Kelompok r-1 JKA KTA KTK/KTG1 A a-1 JKA KTA KTA/KTG1
Galat 1 (a-1)(r-1) JKG 1 KTG 1 - B b-1 JKB KTB KTB/KTG2
AB (a-1)(b-1) JKAB KTAB KTAB/KTG2 Galat 2 a(b-1)(r-1) JKG 2 KTG 2 - Total abr-1 JKT
Perhitungannya adalah :
Y…2 FK = abr
JKT = Y∑ ijk2 – FK
1 JKK = Y∑ ..k
2 - FK ab
1 JKA = Y∑ i..
2 - FK br
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
54
1 JKGalat1 = Y∑ i.k
2 - JKK – JKA- FK b
1 JKB = Y∑ .j.
2 - FK ar 1 JKAB = Y∑ ij.
2 - FK - JKA - JKB r JKG2 = JKT – JKK - JKA – JKG1 - JKB - JKAB
Contoh soal percobaan pola faktorial dengan RAL : Tabel data penelitian : konsumsi ternak puyuh (gr/ekor/hari)
Probiotik Ulangan Persentase protein
ransum Jumlah Rataan b1 b2 b3
a1
1 32 36 42 2 21 26 33 3 19 21 26
Sub Total 72 83 101 256
a2 1 37 39 50 2 38 45 54 3 27 44 54
Sub Total 102 128 158 388
a3 1 35 34 33 2 32 33 29 3 29 28 25
Sub Total 96 95 87 278 Total 922
Rataan
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
55
Contoh soal percobaan pola Split Plot dengan RAL :
Petak utama
Kelompok Anak Petak
Jumlah Rataan b1 b2 b3
a1
1 32 36 42 110 2 21 26 33 3 19 21 26
Sub Total 72 83 101 256
a2 1 37 39 50 126 2 38 45 54 3 27 44 54
Sub Total 102 128 158 388
a3 1 35 34 33 102 2 32 33 29 3 29 28 25
Sub Total 96 95 87 278 Total 922
Rataan
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
56
XIII. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Penelitian adalah suatu penyelidikan terencana yang kritis dan
sistematis dalam mencari fakta, dan prinsip-prinsip untuk
menjawab pertanyaan atau memecahkan masalah yang dihadapi.
Dengan demikian penelitian haruslah dilaksanakan dengan suatu
prosedur dan teknik tertentu sehingga tujuan penelitian dapat
dicapai. Prosedur dan teknik tersebut disusun dalam suatu rencana
yang lengkap dalam bentuk proposal penelitian.
Setidaknya terdapat tujuh hal yang tercakup dalam prosposal
penelitian, yaitu: perumusan masalah, perumusan tujuan dan
kegunaan penelitian, penentuan metode penelitian, penentuan
tempat penelitian, penentuan waktu penelitian, penentuan
personalia penelitian, dan penentuan anggaran penelitian.
Dalam penelitian bidang eksakta umumnya data dihasilkan dari
pengukuran variabel-variabel yang bersifat kuantitatif walaupun ada
sebahagian kecil penelitian yang menggunakan variabel kualitatif.
Oleh sebab itu teknik analisis data yang banyak digunakan dalam
bidang eksakta adalah Statistik Parametrik. Selain teknik-teknik
analisis data dalam Statistik Parametrik terdapat pula berbagai teknik
analisis data dalam statistik Nonparamaterik, terutama untuk
pengukuran-pengukuran dengan variabel kualitatif yang
dikuantitatifkan. Namur pada makalah ini pembahasan dibatasi
pada analisis data dalam Stastistik Paramerik. Dua teknik analisis
data yang akan dibahas adalah Sidik Ragam dan Analisis Regresi.
Analisis ragam untuk penelitian yang menggunakan pembandingan
perlakuan atau populasi sedangkan analisisi regresi adalah untuk
penelitian yang mempelajari hubungan antar variabel.
Untuk mendapatkan hasil akhir atau kesimpulan dari
suatu penelit ian dibutuhkan pengolahan dan analisis data. Data
yang telah dikumpulkan baik melalui percobaan maupun melalui survei
masih merupakan data mentah. Agar data tersebut bermanfaat dalam
memberikan garnbaran tentang objek yang sedang diteliti, maka data
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
57
tersebut perlu disederhanakan, diolah, dan dianalisis sesuai dengan
rancangan analisis data. Alat yang digunakan untuk analisis data
kuantitatif atau numerik adalah statistik. Secara, umum analisis
statistik dapat dibagi atas dua kategori, yaitu Statistik Deskriptif dan
Statistik induktif. Dengan Statistik Deskriptif, data yang diperoleh dari
lapangan dikelompokkan, ditata, disederhanakan, dan ditampilkan
baik dalam bentuk tabel maupun dalam bentuk grafik. Sedangkan
dengan Statistik Induktif, data yang diperoleh dari lapangan tidak
hanya disederhanakan dan disajikan, melainkan juga digunakan
untuk pendugaan dan pengujian hipotesis mengenai parameter populasi
menurut variabel yang diukur.
Pendugaan parameter dapat berupa pendugaan satu titik yaitu
memberikan satu nilai dugaan untuk parameter yang diteliti, dan
dapat pula berupa pendugaan interval yaitu dengan memberikan
batas atas dan batas bawah nilai-nilai dugaan parameter tersebut.
Untuk pendugaan interval dibutuhkan asumsi-asumsi tertentu terhadap
sebaran data yang diperoleh.
Pengujian hipotesis dilakukan dengan berbagai macam bentuk
pengujian yang telah dikembangkan oleh para ahli statistik. Antara
lain untuk membandingkan nilai parameter satu populasi dengan
suatu skala dapat digunakan uji Z atau uji t. Demikian pula untuk
membandingkan parameter dua populasi digunakan uji yang sama. Untuk
membandingkan parameter tiga populasi atau lebih digunakan analisis
ragam atau uji F. Untuk menguji kebebasan antara, variabel nominal
dengan variabel nominal lain dapat digunakan uji Khi-Kuadrat. Untuk
menganalisis dan menguji keeratan dan bentuk hubungan antar
satu variabel dengan atau lebih variabel lainnya dapat digunakan analisis
regresi dan korelasi.
Berbagai metoda analisis dapat digunakan dalam penelitian ilmiah
kuantitatif. Analisis-analisis yang menekankan pendugaan dan
pembandingan parameter populasi disebut dengan metoda
statistik parametrik. Sedangkan analisis yang tidak
menekankan kepada parameter populasi atau sebaran data
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
58
populasi, disebut metode statist ik non parametrik.
Sebagai contoh disini adalah analisis data dan pembahasan dari
hasil sidik ragam.
Berdasarkan hasil penimbangan ayam pada umur 6 minggu,
diperoleh rerata pertambahan berat badan untuk masing-masing unit
percobaan seperti terlihat pada Tabel 1.
Tabel 1 . Rerata pertambahan badan ayam broiler selama penelitian (gram/ekor)
Level Probiotik Starbio (%)
Level Penambahan Lemak (%) Rerata SE
0 4 8 0 1091.01ab
1246.64ab 1044.33b 1133.99B 127.07 0.25 1210.01ab 1385.83a 1216.5ab 1270.78A 132.80 0.5 1273.82ab 1279.45ab 1067.52b 1206.93AB 123.78
Rerata 1198.28AB 1303.97A 1109.45B 1203.90 SE 131.17 92.81 111.74
Rerata pertambahan berat badan ayam broiler selama penelitian
seperti terlihat pada Tabel 1. Dari hasil sidik ragam didapatkan bahwa
rerata pertambahan berat badan ayam broiler selama penelitian
menunjukkan pengaruh yang tidak berbeda nyata (P>0.05) pada interaksi
Faktor A dan B, namun berbeda nyata terhadap Faktor A (P<0.05) dan
berpengaruh sangat nyata (P<0.01) terhadap perlakuan Faktor B. Tetapi
dari hasil uji lanjut dengan Tukey HSD, interaksi memperlihatkan
pengaruh yang nyata. Hal ini juga didukung dengan grafik garis gambar 1
antara faktor tunggal yang memperlihatkan adanya interaksi. Pada
gambar terlihat terjadinya perpotongan antara garis masing-masing faktor
tunggal, yang menunjukkan terjadinya interaksi dititik tersebut.
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
59
1133.99
1270.78
1206.931198.28
1303.97
1109.45
1000
1050
1100
1150
1200
1250
1300
1350
1 2 3
Rerata probiotik Starbio
Rerata Lemak
Gambar1. Rerata masing-masing taraf dari kedua faktor perlakuan.
1210.011210.011273.82
1385.831385.831279.45
1216.51216.5
1067.52
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
Pertambahan berat badan
(gram)
1 2 3
Penambahan lemak (0%, 4% dan 8%)
Probiotik 0.00 %
Probiotik 0.25%
Probiotik 0.50%
Gambar 2. Perbandingan rerata pertambahan berat badan ayam broiler
selama penelitian.
Dari hasil uji lanjut pada perlakuan Faktor B, meskipun secara
rerata faktor B2 adalah yang tertinggi angkanya, namun setelah diuji tidak
ada perbedaan antara perlakuan faktor B1 dengan B2, serta antara B1
dan B3. Hal ini menunjukkan bahwa secara statistik, pemakaian lemak 4%
tidak berbeda hasilnya dengan 0%, namun pemakaian lemak 8% juga
tidak berbeda dengan 0%, sedangkan jika dibandingkan antara
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
60
pemakaian lemak 4% dan 8% barulah menunjukkan perbedaan pengaruh
yang nyata (P<0,05). Sedangkan hasil penelitian Suhaemi (1998),
pemakaian lemak ayam 4% dan 8% (tanpa suplementasi probiotik Starbio,
dan kandungan protein yang sama) menunjukkan pengaruh yang tidak
berbeda nyata. Hal ini menunjukkan bahwa pemakaian lemak ayam
memang baru akan nampak jika kondisi protein dan energi ransum
seimbang, sejalan dengan pendapat Wahyu (1992), bahwa perbaikan
pertumbuhan ternak ayam ditentukan dari adanya keseimbangan protein
dan energi. Berdasarkan perlakuan yang ada, penambahan lemak 4%
mejadikan protein kasar 19% dalam ransum, dan penambahan lemak 8%
protein kasar ransum menjadi 17%. Sehingga terlihat behwa
suplementasi probiotik Starbio memang berperan untuk meningkatkan
protein ransum, namun terbatas sampai 2% saja, sedangkan peningkatan
level probiotik menjadi 0.50%, tidak mampu meningkatkan protein ransum
yang lebih rendah 4% (yaitu pada penambahan lemak ayam 8% dalam
ransum). Dapat dikatakan bahwa peran lemak ayam akan nampak
meskipun kandungan protein kasar ransum diturunkan sebesar 2%,
namun dilakukan upaya untuk meningkatkan kandungan protein ransum
tersebut dengan penambahan probiotik Starbio.
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
61
XIV. KOMUNIKASI HASIL PENELITIAN
Komunikasi hasil penelitian merupakan tahap terakhir dalam proses
penelitian. Komunikasi hasil penelitian mempunyai arti tersendiri, karena
bagaimanapun baiknya suatu penelitian yang telah dilakukan, tapi tanpa
dilakukan komunikasi kepada orang lain, baik dalam satu kelompok
maupun pada kelompok lain maka hanya akan menjadi peninggalan yang
tidak termanfaatkan orang lain.
Komunikasi hasil penelitian dapat bersifat tulisan atau lisan.
Komunikasi dalam bentuk tulisan adalah berupa laporan ilmiah dari hasil
penelitian yang telah dilakukan. Sedangkan komunikasi dalam bentuk
lisan adalah berupa seminar, work shop, symposium dll.
Faktor-faktor penentu keberhasilan suatu komunikasi ilmiah dalam
bentuk tulisan atau karya ilmiah antara lain adalah :
1. Karya ilmiah ditulis secara sistematis, komunikatif, mudah diikuti
dan menarik.
2. Ditulis dengan baik dan mempunyai estetika dan keindahan.
3. Lugas, jelas dan langsung pada masalah serta tidak berbelit-belit.
4. Harus produktif, tidak menghabiskan waktu saat membacanya, dan
dapat menambah ilmu pengetahuan pembaca.
5. Karya ilmiah ditulis secara logika (masuk akal), dengan data sesuai
fakta.
6. Aktual dan ditulis dengan bahasa yang baik dengan
memperhatikan system tata bahasa.
Komunikasi karya ilmiah secara lisan (seminar) lebih mudah
dilaksanakan, tetapi mempunyai keterbatasan yang dapat merugikan.
Misalnya waktu yang disediakan, penguasaan alat-alat bantu yang kurang
dan penguasaan isi laporan ilmiah yang akan dipresentasikan.
Beberapa hal pokok yang perlu dipresentasikan dalam komunikasi
ilmiah secara lisan adalah:
a. Judul: hendaklah judul dibuat tepat, dengan bentuk menarik
sehingga mendorong pendengar untuk mengikuti ceramah dengan
bersemangat.
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
62
b. Latar belakang: memuat pandangan umum atau gambaran umum
tentang penelitian yang akan/telah dilakukan, menjelaskan alasan-
alasan mengapa penelitian dilakukan. Hendaknya penyampaian
dilakukan dengan singkat dengan tidak memakan waktu.
c. Materi dan Metode Penelitian : bagian ini adalah yang terpenting
pada seminar tentang usulan penelitian. Penguraian bagian ini
harus jelas dan lengkap namun sitematis, sehingga pendengar
dapat memahami dan membayangkan bahkan meniru apa yang
akan kita lakukan saat penelitian dilaksanakan.
d. Hasil dan Pembahasan: : bagian ini adalah yang terpenting pada
seminar tentang hasil penelitian. Penguraian bagian ini harus jelas
dan lengkap namun sitematis, memaparkan fakta-fakta penelitian
dilandasi dengan teori-teori yang ada maupun yang baru
ditemukan.
e. Penutup: Mengemukan kesimpulan dari hasil penelitian serta
prospek atau saran untuk kelanjutan penelitian.
Teknik berbicara dimuka umum perlu mendapat perhatian, secara
ringkas teknik berbicara pada seminar antara lain:
a. Tenang, yang perlu didukung dengan :
a. keyakinan bahwa data atau alasan yang dikemukakan objektif,
b. pekerjaan yang akan atau telah dilakukan sudah terkontrol dengan
baik,
c. keyakinan bahwa sudah menguasai isi dari seminar melebihi dari
pendengar,
d. meyakini bahwa pendapat manusia pasti ada kekurangannya dan
dapat selalu terjadi perbedaan.
e. Diawali dengan latihan-latihan untuk menambah pengalaman.
b. Disampaikan dengan suara jelas, dengan stabilitas yang tinggi.
c. Jangan membaca secara terus menerus
d. Memperhatikan waktu yang tersedia.
e. Penguasaan alat-alat peraga/bantu yang disediakan saat
seminar.
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
63
DAFTAR BUKU TEXT
1. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Prof. Dr. Suharsimi Arikunto. Rineka Cipta.
2. Prinsip dan Prosedur Statistika, Suatu Pendekatan Biometrik. Steel, Robert G. D. dan James H. Torrie. 1991. P.T. Gramedia. Jakarta.
3. Design and Analysis of Experiments Third Edition. Douglas C Montgomery. John Wiley and Son. USA.
4. Rancangan Percobaan dengan Aplikasi SAS dan Minitab Jilid I. Prof. Ir. Ahmad Ansori Mattjik, M.Sc., Ph.D dan Ir. Made Sumertajaya, M.Si.
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
64
LAMPIRAN
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
65
PETUNJUK PEMAKAIAN KALKULATOR
TYPE Casio FX 3650P
I. RANCANGAN ACAK LENGKAP (RAL).
1. Aktifkan mode SD (Statistical Design) untuk memulai penghitungan, dengan
menekan MODE clr 2X, sampai muncul 1.SD 2. REG 3.BASE, Tekan angka 1
sehingga muncul dilayar SD, bagian tengah atas.
2. Hapus semua data dengan menekan shift mode clr 1 EXE. Pastikan bahwa semua
data sudah terhapus dengan menekan Shift tombol 1, yang memiliki menu S-Sum,
hingga muncul 1. Sigma x2, 2. Sigma x, dan 3. n, kemudian pilih no 3 . Jika n = 0
menandakan bahwa data dalam program SD sudah kosong.
3. Masukkan semua data pada table data hasil penelitian satu persatu dengan menekan
DT setiap kali memasukkan data.
Contoh : 25 DT ; 31 DT ; 29 DT dst.
Jika sudah masuk semua, cek jumlah total dengan menekan Shift 1, kemudian pilih 2
atau ∑x.
4. Menghitung FK (Faktor Koreksi) :
Y..2
FK =
tr
Pada kalkulator rumus yang digunakan adalah :
∑x x2 ÷ jumlah perlakuan X ulangan (p x u)
• Rumus ∑x ada pada shift S-Sum, tombol 2 • Rumus x2 ada pada tombol x2
Jadi → FK = shift S-Sum, tombol 2, x2 ÷ pu (Jumlah perlakuan X ulangan)
5. Menghitung JKT :
∑Yij2 - FK
Pada kalkulator rumus yang digunakan adalah :
∑x2 - FK
Jadi → JKT = shift S-Sum, tombol 1 - FK
6. Data semula dihapus dengan menekan shift mode clr 1 EXE Masukkan semua
data Yi. pada table data hasil penelitian satu persatu dengan menekan DT
setiap kali memasukkan data.
Contoh : 25 DT ; 31 DT ; 29 DT dst. cek jumlah total dengan menekan Shift 1,
kemudian pilih 2 atau ∑x.
7. Menghitung JKP :
∑Yi.2 - FK
Pada kalkulator rumus yang digunakan adalah :
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
66
∑x2 - FK
Jadi → JKP = shift S-Sum, tombol 1 : ulangan - FK
8. Terakhir hitunglah JK Sisa sesuai rumus.
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
67
PETUNJUK PEMAKAIAN KALKULATOR
TYPE Casio fx 3600
I. RANCANGAN ACAK LENGKAP (RAL).
1. Aktifkan mode SD (Statistical Design) untuk memulai penghitungan, dengan
menekan MODE 3. Jika sudah aktif, pada layar kalkulator akan terlihat lambang
SD di sudut sebelah kanan.
2. Tekan Shift AC untuk menghilangkan data yang mungkin masih ada dalam
kalkulator. Pastikan bahwa semua data sudah terhapus dengan menekan Kout 3
untuk melihat jumlah sampel data n . Jika n = 0 menandakan bahwa data dalam pr
ogram SD sudah kosong.
3. Masukkan semua data pada table data hasil penelitian satu persatu dengan menekan
DT setiap kali memasukkan data.
Contoh : 25 DT ; 31 DT ; 29 DT dst.
4. Menghitung FK (Faktor Koreksi) :
Y..2
FK =
tr
Pada kalkulator rumus yang digunakan adalah :
∑x x2 ÷ jumlah perlakuan X ulangan (t x r)
• Rumus ∑x ada pada tombol angka 2, untuk mengeluarkannya → tekan Kout 2
• Rumus x2 ada pada tombol √ , untuk mengeluarkannya → tekan Shift √ Jadi → FK = Kout 2 Shift √ ÷ tr (Jumlah perlakuan X ulangan)
Untuk memudahkan penghitungan selanjutnya, simpan data FK dengan
menekan Shift MR.
5. Menghitung JKT :
∑Yij2 - FK
Pada kalkulator rumus yang digunakan adalah :
∑x2 - FK • Rumus ∑x2 ada pada tombol angka 1, untuk mengeluarkannya → tekan Kout 1
• Data FK sudah disimpan dalam memori, untuk menggunakannya → tekan MR
Jadi → JKT = Kout 1 - MR
6. Data semula dihapus dengan menekan shift AC Masukkan semua data Yi. pada
table data hasil penelitian satu persatu dengan menekan DT setiap kali
memasukkan data.
Contoh : 25 DT ; 31 DT ; 29 DT dst.
7. Menghitung JKP :
∑Yi.2 - FK
Pada kalkulator rumus yang digunakan adalah :
Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S
68
∑x2 - FK • Rumus ∑x2 ada pada tombol angka 1, untuk mengeluarkannya → tekan Kout 1
• Data FK sudah disimpan dalam memori, untuk menggunakannya → tekan MR
Jadi → JKP = Kout 1 : jml ulangan - MR
8. Terakhir hitunglah JK Sisa sesuai rumus.