Metode DAN Rancob Diktat

140
DIKTAT METODE PENELITIAN DAN RANCANGAN PERCOBAAN Oleh : Ir. ZASMELI SUHAEMI, MP PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TAMANSISWA PADANG, 2011

description

rancob

Transcript of Metode DAN Rancob Diktat

Page 1: Metode DAN Rancob Diktat

DIKTAT

METODE PENELITIAN DAN

RANCANGAN PERCOBAAN

Oleh :

Ir. ZASMELI SUHAEMI, MP

PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS TAMANSISWA PADANG, 2011

Page 2: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

1

I. PENDAHULUAN ..........................................................................

II. MEMILIH MASALAH .................................………….....................

III.STUDI PENDAHULUAN ...............................…...........................

IV.MERUMUSKAN ANGGAPAN DASAR .......................................

V. HIPOTESIS ................. ...................…….....................................

VI.MENENTUKAN DAN MENYUSUN INSTRUMEN .... ..................

VII.PENGUMPULAN DATA ...... .....…….........................................

VIII.PERANCANGAN PERCOBAAN ...................... ........................

IX. PRINSIP DASAR PERANCANGAN PERCOBAAN....................

X. PERCOBAAN SATU FAKTOR .................. ...............................

XI. UJI LANJUT .......... .....................................……..............................

XII.PERCOBAAN BERFAKTOR .............................. ......................

XIII. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ...................................

XIV. KOMUNIKASI HASIL PENELITIAN ........................................

DAFTAR PUSTAKA ...........................................……..............................

LAMPIRAN........................................................................................

1

5

7

8

9

10

13

16

20

23

36

43

57

62

64

65

Page 3: Metode DAN Rancob Diktat

I. PENDAHULUAN

Penelitian merupakan suatu usaha dari manusia untuk mengisi

kekosongan dalam ilmu pengetahuan. Penelitian yang baik memiliki

syarat-syarat antara lain:

1. Sistematis, yaitu memiliki pola ilmiah dari bentuk yang

sederhana ke bentuk yang kompleks, hingga tercapai tujuan

secara efektif dan efisien.

2. Berencana, bahwa penelitian tersebut sudah dipikirkan

sebelumnya berdasarkan teori-teori yang ada dan bukan

penelitian yang mendadak tanpa sistem yang jelas.

3. Mengikuti konsep ilmiah, yaitu mengikuti cara-cara yang sudah

ditentukan dengan menggunakan prinsip berdasarkan ilmu

pengetahuan.

Metode Penelitian digunakan untuk membantu mempertajam bakat

serta kemampuan seseorang untuk mengadakan penelitian.

Peneliti adalah orang yang melaksanakan pekerjaan penelitian

mulai dari menemukan masalah, mengerjakan, mendapatkan hasil sampai

pembuatan laporan hasil tersebut. Dalam melakukan penelitian, peneliti

membutuhkan : teori, masalah, rencana, hipotesis, data, fasilitas dan

kebebasan. Syarat peneliti yang baik ada sebelas yang biasa disebut

dengan 11i, yaitu:

1. intelegence (kecerdasan)

2. interest (keingin tahuan)

3. imagination (daya khayal)

4. inventive (daya cipta)

5. informative (mengumpulkan keterangan-keterangan)

6. initiative (inisiatif)

7. industrious (berusaha)

8. intense observation (pengamatan yang intensif)

9. integrity (kejujuran)

10. infectious enthusiasm (antusiasme yang tinggi)

11. indefatigable writer (selalu menulis/mempublikasikan)

Page 4: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

2

Selain kesebelas syarat tersebut, akan lebih lengkap jika juga

memiliki syarat keduabelas, yang merupakan syarat yang biasanya

muncul jika telah terpenuhi syarat-syarat sebelumnya, yaitu incentive atau

imbalan. Imbalan ini dapat bersifat fisik ataupun psikis.

Secara garis besar penelitian terbagi dua bagian, yaitu basic

research dan aplyed research. Basic research biasanya dilakukan untuk

kepentingan peneliti saja sebagai penelitian pendahuluan untuk

melaksanakan penelitian lanjutan. Basic research dapat berupa penelitian

historik, deskriptif maupun eksperimental. Sedangkan aplyed research

merupakan penelitian yang bertujuan praktis, untuk diterapkan ditengah

masyarakat yang sesuai dengan bidang ilmu yang diteliti.

Jenis penelitian ditinjau dari caranya terdiri dari:

1. Operation Research dan action research adalah suatu penelitian

yang dilakukan oleh seorang yang bekerja mengenai apa yang

sedang ia laksanakan tanpa mengubah sistem pelaksanaannya.

Operation Research lebih merupakan kegiatan yang sedang

berlangsung, yaitu penelitian dilakukan bukanlah menciptakan yang

baru semata, tetapi menempel pada suatu kegiatan yang sedang

berlangsung. Action research menunjuk pada action atau tindakan,

yaitu penelitian yang dilakukan secara khusus diamati terus

menerus, dilihat plus minusnya, kemudian diadakan pengubahan

terkontrol sampai pada upaya maksimal dalam bentuk tindakan

yang paling tepat.

2. Eksperimen suatu penelitian yang dilakukan dengan sengaja

memberikan suatu perlakuan terhadap objek penelitian kemudian

diteliti bagaimana akibatnya dari perlakuan yang diberikan.

Jika ditinjau dari tujuannya, penelitian dapat dibagi 3, yaitu:

penelitian eksploratif, penelitian developmental dan penelitian verifikatif.

Penelitian eksploratif adalah penelitian yang dilakukan untuk

menggali secara luas tentang sebab-sebab atau hal-hal yang

mempengaruhi terjadinya sesuatu. Misalnya disuatu daerah ditemukan

terjadi kematian hewan unggas secara berturut-turut dalam jumalh besar,

Page 5: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

3

sehingga menarik perhatian para dokter hewan untuk meneliti sebab-

musabab terjadinya musibah tersebut.

Penelitian developmental atau penelitian pengembangan adalah

penelitian yang dilakukan dalam rangka mengembangkan suatu program

atau teknologi yang sudah ada ke arah yang lebih baik. Penelitian ini

termasuk dalam action research. Misalnya teknologi fermentasi pada

bahan pakan yang berserat tinggi. Semula orang hanya mengenal

fermentasi dengan menggunakan urea, namun sekarang berkembang

dengan penggunaan mikroba-mikroba yang banyak diproduksi dalam

bentuk kemasan-kemasan praktis dan mudah penggunaannya.

Penelitian verifikatif adalah penelitian yang dilakukan untuk

mengecek kebenaran hasil penelitian lain. Misalnya penelitian tentang

penggunaan silase jerami jagung pada ternak kambing yang telah

dilakukan di daerah Pariaman, ingin diteliti kembali oleh peneliti lain

dengan perlakuan yang sama di daerah Padang.

Page 6: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

4

BAGAN ARUS KEGIATAN PENELITIAN

Langkah 8b

Mengumpulkan Data

Langkah 7

Menentukan dan menyusun alat dan bahan

Langkah 6b

Menentukan Sumber Data

Langkah 4 Merumuskan Anggapan Dasar

Langkah 2

Studi Pendahuluan

Langkah 3

Merumuskan Masalah

Langkah 5

Memilih Pendekatan

Langkah 4a

Hipotesis

Langkah 6a

Menentukan Variabel

Langkah 1

Memilih Masalah

Langkah 9

Analisis data

Langkah 10

Menarik kesimpulan

Langkah 11

Menyusun laporan

Langkah 8a

Memberikan perlakuan (penelitian eksperimen)

Page 7: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

5

II. MEMILIH MASALAH

Besar maupun kecil, sedikit ataupun banyak, setiap orang pasti

memiliki masalah. Namun ada masalah yang dapat seketika diatasi,

tetapi ada pula yang memerlukan penelitian.

Memilih masalah penelitian adalah suatu langkah awal dari suatu

kegiatan penelitian. Memilih masalah bukanlah pekerjaan yang mudah,

terutama bagi orang-orang yang belum banyak meneliti. Sehingga

diperlukan kepekaan dari calon peneliti. Apabila sudah berpengalaman

meneliti, masalah-masalah akan timbul dalam bentuk keinginan untuk

segera dilaksanakan pemenuhannya.

Ditinjau dari sebab timbulnya, masalah penelitian seringkali muncul

karena hal-hal berikut:

- ada tantangan,

- ada keraguan,

- ada rintangan,

- ada kesenjangan.

Contoh: Sapi FH produksi susunya rendah jika dipelihara di

Indonesia, sedangkan dinegeri asalnya tinggi. Mengapa? (ada

kesenjangan).

Ditinjau dari sumbernya, masalah penelitian dapat diperoleh dari :

- laporan penelitian,

- diskusi-diskusi,

- seminar,

- keinginan masyarakat,

- intuisi atau faktor kebetulan, seperti penemuan penicillin

- hasil penelitian orang lain,

- hasil analisis bidang ilmu,

- pengalaman,

- pengamatan lingkungan.

Dari hal-hal tersebut di atas, biasanya masalah penelitian dipilih

oleh peneliti karena alasan-alasan:

- mempunyai nilai penelitian,

Page 8: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

6

- memungkinkan untuk dilaksanakan (sarana, prasarana, dan

sumber data),

- sesuai dengan bidang ilmu yang ditekuni oleh peneliti.

- sesuai dengan minat peneliti

- bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan

praktek.

Sedangkan dalam memilih suatu masalah penelitian, maka seorang

(atau beberapa) orang peneliti harus memperhatikan:

- keaslian masalah penelitian,

- nilai up to date nya,

- keilmiahannya.

Permasalahan dalam penelitian sering juga disebut dengan istilah

problema atau problematik. Secara garis besar ada 3 gejala problematik,

yaitu:

1. Problema untuk mengetahui status dan mendeskripsikan

fenomena (penelitian deskriptif)k, termasuk juga penelitian

historis dan filosofis.

2. Problema untuk membandingkan dua fenomena atau lebih

(penelitian komparasi), Dalam penelitian ini peneliti berusaha

mencari persamaan dan perbedaan dari suatu fenomena yang

ada, saelanjutnya mencari arti atau manfaat dari adanya

persamaan dan perbedaan yang ada.

3. Problema untuk mencari hubungan antara dua fenomena

(penelitian korelasi). Ada dua macam korelasi, sejajar dan

sebab-akibat.

Page 9: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

7

III. STUDI PENDAHULUAN DAN MERUMUSKAN MASALAH

Meskipun sudah diperoleh suatu masalah untuk diteliti, sebelum

mengadakan penelitian yang sesungguhnya, peneliti perlu mengadakan

studi pendahuluan. Studi pendahuluan diperlukan untuk menjajagi

kemungkinan diteruskannya pekerjaan meneliti, juga untuk mencari

informasi yang diperlukan oleh peneliti agar masalahnya menjadi lebih

jelas.

Setelah dilakukan studi pendahuluan, maka masalah yang akan

diteliti akan menjadi jelas. Dan masalah yang telah dipilih harus

dirumuskan agar penelitian dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

Perumusan masalah merupakan pedoman bagi peneliti sehingga jelas

darimana harus memulai, kemana harus pergi dan dengan apa.

Perumusan masalah, harus dilakukan dengan kondisi sebagai

berikut:

1. masalah dirumuskan dalam bentuk pertanyaan,

2. harus jelas dan padat,

3. harus berisi implikasi adanya data untuk memecahkan masalah,

4. harus merupakan dasar dalam membuat hipotesis,

5. harus menjadi dasar judul penelitian.

Perumusan masalah harus sinkron dengan merumuskan judul.

Judul sebaiknya ditulis selengkap mungkin sehingga dengan membaca

judul orang dapat mengetahui kehendak peneliti dengan kegiatan yang

akan dilakukan dalam penelitian. Judul harus memenuhi kaidah-kaidah:

singkat, padat, tepat, menarik, dan menimbulkan keinginan orang yang

membaca untuk mengetahui lebih mendalam.

Setelah ada perumusan masalah, dalam penulisan selanjutnya

harus disinkronkan atau berkaitan erat dengan tujuan penelitian dan

kesimpulan hasil penelitian nantinya.

Page 10: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

8

IV. MERUMUSKAN ANGGAPAN DASAR

Anggapan dasar adalah suatu yang diyakini kebenarannya oleh

peneliti yang akan berfungsi sebagai hal-hal yang dipakai untuk tempat

berpijak bagi peneliti di dalam melaksanakan penelitiannya.

Setelah masalah dirumuskan, selanjutnya dipikirkan gagasan

tentang letak persoalan atau masalahnya dalam hubungan yang lebih

luas. Dalam hal ini, peneliti harus dapat memberikan sederetan asumsi

dasar yang kuat tentang kedudukan permasalahannya. Asumsi yang

harus diberikan tersebut diberi nama asumsi dasar atau anggapan dasar,

yang merupakan landasan teori di dalam meyakinkan pembaca akan

kepentingan penelitian yang dilaksanakan.

Peneliti perlu merumuskan anggapan dasar yang dalam yang

berguna untuk:

i. dasar berpijak yang kukuh bagi masalah yang sedang diteliti, sehingga

memperkuat permasalahan yang dipilih.

ii. mempertegas variabel atau peubah yang menjadi pusat perhatiannya.

iii. membantu peneliti dalam memperjelas penetapan objek penelitian,

wilayah pengambilan data atau lokasi penelitian, instrumen

pengumpulan data

iv. Guna menentukan dan merumuskan hipotesis.

Didalam penyusunan proposal atau skripsi, anggapan dasar

terdapat pada Bab II, Bab Tinjauan Pustaka. Merumuskan suatau

anggapan dasar bukanlah pekerjaan yang mudah. Ini membutuhkan suatu

pemikiran, renungan dan analisis masalah. Untuk itu diperlukan latihan,

membiasakan dan banyak melihat contoh-contoh. Cara menentukan

anggapan dasar antara lain adalah:

1. Dengan banyak membaca.

2. Dengan banyak mendengar berita

3. Dengan banyak berkunjung,

4. Dengan mengadakan pendugaan.

Page 11: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

9

V. HIPOTESIS

Jika anggapan dasar merupakan dasar pikiran yang

memungkinkan kita mengadakan penelitian tentang permasalahan kita,

maka hipotesis merupakan kebenaran sementara yang ditentukan oleh

peneliti, tetapi masih harus dibuktikan atau di tes atau diuji kebenarannya.

Hipotesis merupakan pedoman bagi peneliti untuk menentukan arah,

sehingga ada yang menuntut kegiatan kita. Namun tidak semua

penelitian menggunakan hipotesis.

MEMILIH PENDEKATAN

Yang dimaksud pendekatan disini adalah metode atau cara

mengadakan penelitian, baik eksperimen maupun non eksperimen.

Selain itu juga menunjukkan jenis atau tipe penelitian yang diambil.

MENENTUKAN VARIABEL DAN SUMBER DATA

Menentukan variabel atau peubah yang diukur merupakan langkah

untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan:

a. Apa yang akan diteliti ?

b. Dari mana data diperoleh ?

Kedua hal ini harus diidentifikasikan secara jelas agar dengan tepat

dapat ditentukan alat apa yang akan kita gunakan untuk mengumpulkan

datanya.

Page 12: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

10

VI. MENENTUKAN DAN MENYUSUN INSTRUMEN

Setelah peneliti mengetahui dengan pasti apa yang akan diteliti dan

dari mana data akan diperoleh, maka langkah yang segera diambil adalah

menentukan dengan instrumen apa data akan dikumpulkan. Instrumen

atau alat dan bahan, sangat tergantung dari jenis dan asal data.

Instrumen dalam penelitian produksi disebut dengan materi

penelitian. Materi dalam penelitian bisa terdiri dari alat dan bahan.

Jenis-jenis instrumen berdasarkan metode pengumpulan datanya yang

biasa digunakan dibidang peternakan antara laini:

1. Kuesioner, yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang hal-

hal yang diketahui.

a. Dipandang dari cara menjawab, terdiri dari:

a.Kuesioner terbuka, yang memberi kesempatan kepada

responden untuk menjawab dengan kalimatnya.

b. Kuesioner tertutup, yang sudah disediakan jawabannya sehingga

responden tinggal memilih

b. Dipandang dari jawaban yang diberikan, terdiri dari:

a. kuesioner langsung, yaitu responden menjawab tentang

dirinya

b. kuesioner tidak langsung, jika responden menjawab tentang

orang lain.

c. Dipandang dari bentuknya, terdiri dari:

c. Kuesioner pilihan ganda, termasuk dalam kuesioner tertutup.

d. Kuesioner isian, yang dimaksud adalah kuesioner terbuka

e. Kuesioner check list

Instrumen tidak baik

Data tidak benar

Instrumen baik

Kesimpulan tdk sesuai

Kesimpulan sesuai

Data benar

Page 13: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

11

f. Rating scale

2. Interviu, sering juga disebut wawancara atau kuesioner lisan.

Ditinjau dari pelaksanaannya, dibedakan atas:

a. Interviu bebas (inguide interview)

b. Interviu terpimpin (guide interview)

c. Interviu bebas terpimpin, yaitu kombinasi antara a dan b.

3. Observasi, disebut juga pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan

perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat

indera. Baik dengan atau tanpa alat bantu. Observasi dapat dilakukan

dengan dua cara, yaitu:

a. Observasi non sistematis, yang dilakukan tanpa

menggunakan instrumen atau alat pengamatan.

b. Observasi sistematis, yang dilakukan dengan menggunakan

pedoman sebagai instrumen pengamatan.

4. Skala bertingkat, yaitu suatu ukuran subjektif yang dibuat berskala.

Contoh-contoh

Judul penelitian : Pengaruh penyimpanan epididimis sapi pada suhu 5oC

setelah dipotong terhadap kualitas mani.

Instrumen/materi penelitian:

Penelitian ini menggunakan epididimis sapi yang berumur 3-4

tahun setelah dipotong yang diambil dari rumah potong hewan setelah

sapi dipotong, zat warna eosin (ml) dan NaCl fisiologis 50 ml.

Peralatan yang digunakan adalah haemacytometer 1 set,

mikroskop 1 buah, kertas pH universal 1 kotak, tabung reaksi 5 ml,

dst.......

Page 14: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

12

BAGIAN ISI PROPOSAL (USULAN) PENELITIAN

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Perumusan Masalah

C. Tujuan penelitian

D. Hipotesis

E. Manfaat Penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. (Tentang objek penelitian)

B. (Tentang perlakuan penelitian jika penelitian eksperimen)

C. (Tentang bagian-bagian yang mempengaruhi perlakuan untuk

penelitian eksperimen atau yang mempengaruhi peubah yang

diukur untuk penelitian sosial/survey, jika ada)

D. (Tentang variabel yang diukur, setiap sub bab dapat terdiri dari satu

variabel atau sekaligus seluruh variabel yang diukur))

E. (Dan lain-lain yang dirasa perlu)

III. MATERI DAN METODE PENELITIAN (Untuk Penelitian eksperimen)

A. Materi Penelitian

B. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

2. Pelaksanaan Penelitian

3. Peubah Yang Diukur

4. Waktu dan Tempat Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN (Untuk Penelitian Sosial/Survai)

A. Materi Penelitian

1. Deskripsi Lokasi Penelitian

2. Deskripsi Populasi/Sampel Penelitian

B. Metode Penelitian

1. Metode Pengumpulan Data/Sampel

2. Peubah Yang di Ukur

3. Analisis Data

4. Waktu dan Tempat Penelitian

DAFTAR PUSTAKA

Page 15: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

13

VII. PENGUMPULAN DATA

Menyusun instrumen adalah pekerjaan penting di dalam langkah

penelitian. Akan tetapi mengumpulkan data jauh lebih penting lagi,

terutama apabila peneliti menggunakan metode-metode yang memiliki

cukup banyak celah untuk dimasuki unsur minat peneliti.

Mengamati bukanlah sekedar menatap atau memperhatikan, tetapi

mengumpulkan data adalah mengamati peubah atau variabel yang akan

diteliti dengan metode yang telah ditentukan, baik interviu, tes, observasi,

kuesioner dan sebagainya.

Dengan metode apapun, pengumpul data harus dilatih terlebih

dahulu, agar diperoleh data yang sesuai dengan harapan. Yang penting

bagi penelitian adalah bahwa metode-metode tersebut dilaksanakan

secara objektif, tidak dipengaruhi oleh keinginan pengamat.

Rancangan Penelitian

Berdasarkan proses pengumpulan data, secara umum penelitian

pertanian dapat dikategorikan ke dalam 2 kategori, yaitu penelitian

percobaan (Eksperimen) dan penelitian survey (Non Eksperimen). Pada

kategori pertama, untuk mengumpulkan data peneliti memberikan suatu

perlakuan terhadap objek penelitian, kemudian mengamati dan mengukur

pengaruh dari perlakuan tersebut. Sedangkan pada kategori kedua,

peneliti tidak melakukan apa-apa terhadap objek penelitian, melainkan

langsung mengamati objek penelitian dan mengumpulkan data sesuai

dengan informasi yang dibutuhkannya.

Rancangan Penelitian dibutuhkan untuk memperoleh sebanyak

mungkin keterangan atau fakta yang diperlukan bagi pemecahan masalah

yang sudah dirumuskan. Dalam mencapai tujuan ini perlu

dipertimbangkan faktor-faktor kendala yang membatasi kemudahan dalam

melaksanakan percobaan. Untuk itu, rancangan yang baik adalah bersifat

antara lain :

- efektif, yaitu sesuai dengan tujuan dan kegunaan penelitian

- efisien, yaitu memiliki ketepatan yang tinggi tetapi hemat dalam

menggunakan waktu, biaya, tenaga dan bahan penelitian

Page 16: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

14

- sederhana, yaitu mudah diselenggarakan dan mudah dianalisis.

Agar suatu penelitian memberikan fakta yang dapat diolah dan

digunakan untuk menarik kesimpulan yang sahih, maka dalam merancang

suatu penelitian, haruslah dipertimbangkan tiga prinsip pokok, yaitu:

pengulangan (replication), pengacakan (randomization), dan pengendalian

lokal (local control)

Pengulangan dilakukan agar data yang akan dianalisis lebih

mendekati pada populasi, berdasarkan sampel yang digunakan. Jumlah

pengulangan sifatnya fleksibel, tergantung kepada tujuan penelitian,

aspek statistik, maupun aspek ekonomi.

Pengacakan dimaksudkan untuk menjamin bahwa setiap objek

percobaan mendapatkan kesempatan yang sama, atau objektif dalam

penempatannya pada satuan-satuan percobaan.

Sesuai dengan prinsip pengendalian lokal, dalam penelitian

eksperimen digunakan perancangan lingkungan, yaitu usaha untuk

mengendalikan kesalahan suatu penelitian (galat percobaan) dengan

melakukan pengelompokkan terhadap satua-satuan percobaan yang

relatif lebih seragam.

Apabila bahan atau lingkungan percobaan relatif seragam, atau

dapat diusahakan seragam, maka penelitian dapat dilakukan tanpa

pengelompokan dan rancangan yang digunakan disebut Rancangan Acak

Lengkap (RAL). Apabila keseragaman satuan-satuan percobaan tidak

dapat diusahakan, maka pengelompokkan harus dilakukan, rancangan

yang digunakan adalah RAK (Rancangan Acak Kelompok) atau RBL

(rancangan Bujursangkar Latin).

Dari setiap rancangan lingkungan di atas, dapat pula disusun

berdasarkan penempatan perlakuan untuk rancangan yang memiliki

perlakuan 2 faktor atu lebih. Rancangan perlakuan tersebut yang

umum digunakan adalah rancangan faktorial (RF), rancangan petak

terbagi (RPT), dan rancangan kelompok terbagi (RKT).

Page 17: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

15

VIII. PERANCANGAN PERCOBAAN

Percobaan pada umumnya dilakukan untuk menemukan sesuatu.

Oleh karena itu secara teoritis, percobaan diartikan sebagai tes

(Montgomery, 1991) atau penyelidikan terencana untuk mendapatkan

fakta baru (Steel dan Torrie, 1995). Dan rancangan percobaan dapat

diartikan sebagai tes atau serangkaian tes dimana perubahan yang berarti

dilakukan pada variabel dari suatu proses atau sistem sehingga kita dapat

mengamati dan mengidentifikasi alasan-alasan perubahan pada respon

output (Montgomery, 1991). Sedangkan menurut Milliken dan Johnson

(1992) rancangan percobaan merupakan hal yang sangat berhubungan

dengan perencanaan penelitian untuk mendapatkan informasi maksimum

dari bahan-bahan yang tersedia. Dan dapat juga diartikan sebagai

seperangkat aturan/cara/prosedur untuk menerapkan perlakuan kepada

satuan percobaan (Steel dan Torrie, 1995).

Dari berbagai definisi di atas jelas bahwa tujuan percobaan adalah

serupa yaitu menjawab satu atau lebih pertanyaan untuk mendapatkan

informasi maksimum dengan cara: (1) Menentukan variabel mana yang

paling berpengaruh terhadap tanggapan (respon), y; (2) Menentukan

bagaimana menset pengaruh X’s sehingga y mendekati nilai nominal yang

didinginkan; (3) Menentukan bagaimana men set pengaruh X’s sehingga

ragam y kecil. (4) Menentukan bagaimana men set X’s sehingga pengaruh

variabel tak terkontrol z1, z2,…zq sekecil mungkin.

Dalam merancang suatu penelitian, peneliti sering melakukan

kontrol terhadap pengaruh-pengaruh tertentu seperti perlakuan, populasi,

atau kombinasi perlakuan. Oleh karena itu, sebelum penelitian

berlangsung timbul beberapa pertanyaan yang harus dijawab: (1) Berapa

banyak perlakuan yang harus diterapkan; (2) Berapa kali setiap perlakuan

harus diamati; (3) Apa saja satuan percobaannya; (4) Bagaimana

menerapkan perlakuan ke satuan percobaan dan mengamati responnya;

(5) Dapatkah hasil rancangan tadi dianalisis dan dibandingkan?

Page 18: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

16

Untuk dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan ini tidak harus

secara langsung dan tidak dapat dijawab secara umum. Di sinilah

rancangan percobaan digunakan sehingga dapat memainkan peranan

penting dalam proses pengembangan dan proses mencari dan

memecahkan kesulitan guna meningkatkan penelitian.

Secara garis besar penelitian terbagi dua bagian, yaitu basic

research dan aplyyed research. Basic research biasanya dilakukan untuk

kepentingan peneliti saja sebagai penelitian pendahuluan untuk

melaksanakan penelitian lanjutan. Basic research dapat berupa penelitian

historik, deskriptif maupun eksperimental. Sedangkan aplyyed research

merupakan penelitian yang bertujuan praktis, untuk diterapkan ditengah

masyarakat yang sesuai dengan bidang ilmu yang diteliti.

Berdasarkan proses pengumpulan data, secara umum penelitian

pertanian dapat dikategorikan ke dalam 2 kategori, yaitu penelitian

percobaan (Eksperimen) dan penelitian survey (Non Eksperimen). Pada

kategori pertama, untuk mengumpulkan data peneliti memberikan suatu

perlakuan terhadap objek penelitian, kemudian mengamati dan mengukur

pengaruh dari perlakuan tersebut. Sedangkan pada kategori kedua,

peneliti tidak melakukan apa-apa terhadap objek penelitian, melainkan

langsung mengamati objek penelitian dan mengumpulkan data sesuai

dengan informasi yang dibutuhkannya.

Mengaumpulkan data bukanlah sekedar mengamati dengan

menatap atau memperhatikan, tetapi mengumpulkan data adalah

mengamati peubah atau variabel yang akan diteliti dengan metode yang

telah ditentukan, baik interviu, tes, observasi, kuesioner dan sebagainya.

Dengan metode apapun, pengumpul data harus dilatih terlebih

dahulu, agar diperoleh data yang sesuai dengan harapan. Yang penting

bagi penelitian adalah bahwa metode-metode tersebut dilaksanakan

secara objektif, tidak dipengaruhi oleh keinginan pengamat.

Rancangan Penelitian dibutuhkan untuk memperoleh sebanyak

mungkin keterangan atau fakta yang diperlukan bagi pemecahan masalah

yang sudah dirumuskan. Untuk mencapai tujuan ini perlu dipertimbangkan

Page 19: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

17

faktor-faktor kendala yang membatasi kemudahan dalam melaksanakan

percobaan. Untuk itu, rancangan yang baik adalah bersifat antara lain :

a. efektif, yaitu sesuai dengan tujuan dan kegunaan penelitian

b. efisien, yaitu memiliki ketepatan yang tinggi tetapi hemat

dalam menggunakan waktu, biaya, tenaga dan bahan

penelitian

c. sederhana, yaitu mudah diselenggarakan dan mudah

dianalisis.

Dengan demikian, rancangan yang baik adalah yang mempertimbangkan

hal-hal tersebut di atas.

Dalam bidang ilmu eksakta, khususnya program studi Produksi

Ternak, umumnya penelitian yang dilakukan adalah kategori penelitian

eksperimen. Dalam penelitian eksperimen, ada beberapa istilah yang

harus dikenal, yaitu: “perlakuan”, “satuan percobaan”, dan “galat

percobaan”.

a. Perlakuan (Treatment)

Perlakuan dapat diartikan sebagai sekumpulan kondisi-kondisi tertentu

yang diberikan kepada setiap satuan percobaan dengan tujuan melihat

pengaruh yang ditimbulkan oleh masing-masing kondisi tersebut dalam

ruang lingkup rancangan yang dipakai.

b. Satuan percobaan

Adalah satuan terkecil dari bahan percobaan yang memperoleh

perlakuan. Sebagai contoh sejumlah ayam broiler dalam satu unit

kandang, satu ekor sapi atau satu plot tanaman hijauan makanan

ternak. Erat hubungannya dengan ini adalah satuan pengamatan, yaitu

satuan terkecil dari objek yang diamati. Satuan pengamatan dalam

keadaan tertentu sama dengan satuan percobaan, seperti halnya satu

ekor sapi. Namun secara umum satuan pengamatan merupakan

bagian dari satuan percobaan, seperti halnya seekor puyuh, seekor

ayam broiler/petelur, satu rumpun hijauan dalam satu plot dan lain-lain.

c. Galat percobaan

Adalah ukuran keragaman diantara semua pengamatan dari satuan-

satuan percobaan yang mendapat perlakuan sama. Misalnya dua unit

Page 20: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

18

kandang yang berukuran dan memiliki jumlah ayam yang sama,

mendapat perlakuan yang sama, tetapi tidak memberikan respon yang

sama. Keragaman ini bisa ditimbulkan oleh dua hal. Pertama adalah

akibat adanya perbedaan yang memang sudah ada di dalam bahan

percobaan itu sendiri, dan yang kedua adalah akibat kekurang

cermatan peneliti dalam menyelenggarakan percobaan sehingga

kondisi-kondisi yang harusnya diciptakan sama tidak terpenuhi dengan

sempurna.

Dalam setiap percobaan, kesalahan atau galat percobaan harus

diusahakan sekecil-kecilnya dengan menyediakan bahan percobaan yang

seragam dan menggunakan rancangan percobaan yang tepat.

Pengendalian galat dengan rancangan percobaan berarti

merancang model analisa sedemikian rupa sehingga sumber-sumber

galat dapat diidentifikasi dan disisihkan dari galat yang sebenarnya.

Page 21: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

19

IX. PRINSIP DASAR PERANCANGAN PERCOBAAN

Perancangan percobaan adalah suatu uji atau sederetan uji, baik

itu menggunakan statistika deskripsi maupun statistika inferensia, yang

bertujuan untuk mengubah peubah input menjadi suatu output yang

merupakan respon dari percobaan tersebut. Adapun ilustrasinya dapat

dibuat sebagai berikut :

Agar suatu penelitian atau percobaan memberikan fakta yang

dapat diolah dan digunakan untuk menarik kesimpulan yang sahih, maka

dalam merancang suatu penelitian, haruslah dipertimbangkan tiga prinsip

pokok, yaitu: pengulangan (replication), pengacakan (randomization), dan

pengendalian lokal (local control)

Pengulangan (replication)

Pengulangan dilakukan agar data yang akan dianalisis lebih

mendekati pada populasi, berdasarkan sampel yang digunakan. Jumlah

pengulangan sifatnya fleksibel, tergantung kepada tujuan penelitian,

aspek statistik, maupun aspek ekonomi.

Pengulangan bertujuan untuk :

a. Menduga ragam dari galat percobaan

b. Menduga galat baku (standard error) dari rataan perlakuan

c. Meningkatkan ketepatan percobaan

d. Memperluas presisi kesimpulan percobaan yaitu melalui

pemilihan dan penggunaan satuan-satuan percobaan yang lebih

bervariasi.

Input

Proses

Metode Mesin Material

Output

Page 22: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

20

Pengacakan (randomization)

Pengacakan yaitu setiap unit percobaan harus memiliki peluang

yang sama untuk diberi suatu perlakuan tertentu, untuk menjamin bahwa

setiap objek percobaan mendapatkan kesempatan yang sama, atau

objektif dalam penempatannya pada satuan-satuan percobaan.

Pengacakan perlakuan pada unit-unit percobaan dapat menggunakan

tabel bilangan acak, sistem lotere secara manual atau dapat juga

menggunakan komputer.

Pengendalian lokal (local control)

Pengendalian lokal atau pengendalian lingkungan, yaitu usaha

untuk mengendalikan keragaman yang muncul akibat keheterogenan

kondisi lingkungan dengan melakukan pengelompokkan terhadap satua-

satuan percobaan yang relatif lebih seragam.

Usaha-usaha pengendalian lingkungan yang dapat dilakukan yaitu

dengan melakukan pengelompokkan (blocking) satu arah, dua arah,

maupun multi arah. Pengelompokkan dikatakan baik jika keragaman di

dalam kelompok lebih kecil dibandingkan dengan keragaman antar

kelompok

Pembuatan kelompok biasanya lebih didasarkan pada kondisi atau

karakteristik objek percobaan yang digunakan dengan syarat kelompok

tidak berinteraksi dengan perlakuan.

Apabila bahan atau lingkungan percobaan relatif seragam, atau

dapat diusahakan seragam, maka penelitian dapat dilakukan tanpa

pengelompokan dan rancangan yang digunakan disebut Rancangan Acak

Lengkap (RAL). Apabila keseragaman satuan-satuan percobaan tidak

dapat diusahakan, maka pengelompokkan harus dilakukan, rancangan

yang digunakan adalah RAK (Rancangan Acak Kelompok) atau RBSL

(rancangan Bujursangkar Latin).

Dari setiap rancangan lingkungan di atas, dapat pula disusun

berdasarkan penempatan perlakuan untuk rancangan yang memiliki

perlakuan 2 faktor atu lebih. Rancangan perlakuan tersebut yang umum

Page 23: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

21

digunakan adalah rancangan faktorial (RF), rancangan petak terbagi

(RPT), dan rancangan kelompok terbagi (RKT).

Selain prinsip pengulangan (replication), pengacakan

(randomization), dan pengendalian lokal (local control), terdapat lagi

beberapa prinsip tambahan dalam rancangan percobaan. Salah satu

diantaranya adalah prinsip efisien. Suatu rancangan dikatakan lebih

efisien dari rancangan lain apabila galat percobaan rancangan pertama

lebih kecil dari galat percobaan rancangan kedua.

Dalam laporan hasil penelitian (Skripsi) , uraian mengenai rancangan

percobaan untuk penelitian eksperimen diletakkan pada Bab III,

sebagaimana berikut:

III. MATERI DAN METODE PENELITIAN

A. Materi Penelitian

B. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

2. Pelaksanaan Penelitian

3. Peubah Yang Diukur

4. Waktu dan Tempat Penelitian

Page 24: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

22

X. PERCOBAAN SATU FAKTOR

Suatu percobaan yang dirancang hanya melibatkan satu faktor

dengan beberapa taraf sebagai perlakuan, disebut dengan percobaan

satu faktor. Taraf perlakuan adalah jumlah level atau jenis perlakuan yang

dipilih. Percobaan satu faktor dapat diterapkan pada berbagai rancangan

lingkungan (RAL, RAK, RBSL dan lain-lain). Rancangan ini pada dasarnya

menjaga kondisi faktor-faktor lain dalam kondisi tetap.

A. RANCANGAN ACAK LENGKAP

Rancangan ini dipakai bila satuan percobaan yang digunakan relatif

homogen/seragam. Pada umumnya percobaan dilaboratorium,

kehomogenan satuan percobaan bisa dijamin, sebaliknya jika percobaan

dilakukan di lapangan. Selain satuan percobaan yang homogen,

lingkungan percobaan selain perlakuan juga relatif homogen, seperti

halnya, kandang, perlengkapan kandang, tata laksana pemeliharaan dan

suhu lingkungan.

1. Pengacakan dan Lay out penelitian.

Dimisalkan suatu penelitian yang lingkungannya relatif homogen

memiliki 4 taraf perlakuan yang dilambangkan P1, P2, P3 dan P4 dan

setiap taraf perlakuan diulang sebanyak 5 kali. Dengan demikian

satuan percobaan yang digunakan adalah 4 X 5 = 20 satuan

percobaan. Pengacakan dilakukan sekaligus pada 20 satuan

percobaan.

Pengacakan dilakukan dengan terlebih dahulu menyediakan 20

satuan percobaan yang dibutuhkan, dan 20 lembar kertas untuk

mengacak. Seluruh satuan percobaan diberi no urut 1 – 20.

1 2 3 4 5

6 7 8 9 10

11 12 13 14 15

16 17 18 19 20

Page 25: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

23

Tulislah di kertas yang tersedia perlakuan P2 sebanyak lima buah

dan perlakuan lainnya juga masing-masing lima buah. Lebih bagus jika

pada kertas langsung ditulis ulangannya, contoh : P11 berarti perlakuan

P1 ulangan kesatu. Setelah itu lakukan pengacakan seperti dengan

mengocok ke 20 kertas dan keluarkan satu persatu. Kertas yang keluar

pertama berarti perlakuan yang harus ditempatkan pada satuan

percobaan yang pertama (No.urut 1), begitu juga seterusnya sampai

semua kertas habis dan seluruh satuan percobaan sudah diberi

perlakuan. 1 P14 2 P21 3 P42 4 P45 5 P41 6 P13 7 P35 8 P15 9 P22 10 P12 11 P31 12 P33 13 P11 14 P34 15 P23 16 P25 17 P32 18 P43 19 P24 20 P44

Gambar. Lay Out Penelitian.

2. Tabulasi data.

Tabel. Tabulasi Data Percobaan RAL.

Perlakuan Ulangan

Jumlah Rataan 1 2 3 4

P1 Y11 Y12 Y13 Y14 Y1. Ỹ 1.

P2 Y21 Y22 Y23 Y24 Y2. Ỹ 1.

P3 Y31 Y32 Y33 Y34 Y3. Ỹ 1.

P4 Y41 Y42 Y43 Y44 Y4. Ỹ 1.

P5

Total Y.1 Y.2 Y.3 Y.4 Y..

Rataan Ỹ .1 Ỹ .2 Ỹ .3 Ỹ .4 Ỹ ..

3. Model linier dan tabel sidik ragam

Bentuk umum dari model linier rancangan acak lengkap (RAL) adalah

sebagai berikut:

Yij = µ + αi + εij

Keterangan :

i = 1, 2, 3,..., p (Jumlah perlakuan) dan j = 1, 2, 3,..., l (Jumlah ulangan).

Page 26: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

24

Yij = nilai pengamatan pada satuan percobaan

1. = nilai tengah umum

αi = pengaruh perlakuan taraf ke - i

εij = galat percobaan pada satuan percobaan ulangan ke - j perlakuan ke-i

Tabel . Sidik Ragam Rancangan Penelitian.

Sumber

Keragaman

Derajat

Bebas

Jumlah

Kuadrat

Kuadrat

Tengah

Nilai

F hitung

Nilai F tabel

5% 1%

Perlakuan

Galat/Sisa

p-1

p(u-1)

JKP

JKG

KTP

KTG

KTP/KTG

Total pu-1 JKT

Perhitungannya adalah :

FK = Faktor Koreksi

2

= ..Y

pu

JKT = Jumlah Kuadrat Total

= Y∑ ij2 - FK

JKP = Jumlah Kuadrat Perlakuan

= 1

u Y∑ i.

2 - FK

JKG = Jumlah Kuadrat Galat

= JKT – JKP

KTP = JKP/p-1 KTG = JKG/p(u-1) Keterangan :

p : Jumlah Perlakuan

u : Jumlah ulangan

4. Pengujian Hipotesis dan Kesimpulan

Hipotesis harus ditentukan sebelum dilakukan pengujian, hipotesis

merupakan kebenaran sementara yang ditentukan oleh peneliti, tetapi

Page 27: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

25

masih harus dibuktikan atau di tes atau diuji kebenarannya. Hipotesis

merupakan pedoman bagi peneliti untuk menentukan arah, sehingga

ada yang menuntut kegiatan kita. Apabila kita berhadapan dengan

model percobaan yang tetap, hipotesis nol (H0 ) yang diajukan

sebelum percobaan adalah tidak adanya perbedaan pengaruh

perlakuan terhadap hasil pengamatan. Lawannya adalah hipotesis

alternatif ( Ha ), yaitu setidaknya ada sepasang perlakuan yang

berbeda. Hipotesis ini dapat dituliskan sebagai berikut :

H0 : µ1 = µ2 = ... = µp ; p = jumlah perlakuan

Ha : µi ≠ µp ;i = perlakuan; p = jumlah perlakuan

Dari perhitungan untuk melengkapi Tabel Sidik Ragam, akan

diperoleh nilai Fhit (F hitung) dari perbandingan antara KTP/KTG. Nilai

Fhit dihitung untuk dibandingkan dengan nilai F Tabel sehingga dapat

dilakukan pengujian hipotesis dan membuat kesimpulan.

Nilai F Tabel dapat dilihat pada buku-buku teks Statistika atau

Rancangan Percobaan, contohnya dalam buku Steel and Torie dapat

dilihat pada lampiran Tabel A6. Cara melihat nilai F Tabel adalah

sebagai berikut :

db pe-nyebut

Peluang nilai F yang lebih besar

db pembilang

1 2 3 4 ... P

1 2

. .

120

0,100 0,050 0,025 0,010 0,005

. . . .

39,86 161,40 647,80

4052,00 16211,00

Nilai F tabel, dilihat berdasarkan db (Derajat bebas) pembilang yaitu db

perlakuan yang kita uji dengan db penyebut, yaitu db Galat. Nilai yang

Page 28: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

26

digunakan adalah nilai pada peluang nilai F yang lebih besar 0,050

dan 0,010.

Kondisi yang mungkin terjadi dari hasil perbandingan antara F

Tabel dengan F hitung adalah :

1. F hit < F Tabel H0 diterima

2. Fhit > F Tabel H0 ditolak

Kesimpulan :

1. Jika F hit < F Tabel artinya : tidak adanya perbedaan pengaruh

perlakuan terhadap hasil pengamatan (non significant)

dilambangkan dengan ns.

2. Jika Fhit > F Tabel artinya : setidaknya ada sepasang perlakuan

yang berbeda pengaruhnya terhadap hasil pengamatan.

a. Jika F hit > F tabel pada peluang F yang lebih besar 0,050,

maka perbedaan pengaruhnya disebut berbeda nyata

(significant), pada tabel Sidik Ragam dilambangkan dengan *.

b. Jika F hit > F tabel pada peluang F yang lebih besar 0,010,

maka perbedaan pengaruhnya disebut berbeda sangat nyata

(highly significant) dilambangkan dengan **.

Contoh :

Suatu penelitian dilakukan untuk melihat pengeruh dosis obat cacing

terhadap pertambahan berat badan sapi Peranakan Simental. Sebagai

taraf perlakuan dipilih dosis obat cacing sebanyak 30 ml, 40 ml, 50 ml dan

60 ml, sehingga perlakuannya adalah sebagai berikut :

P1 = pemberian dosis obat cacing 30 ml/500 kg

P2 = pemberian dosis obat cacing 40 ml/500 kg

P3 = pemberian dosis obat cacing 50ml/500 kg

P4 = pemberian dosis obat cacing 60 ml/500 kg

Page 29: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

27

Berikut ini adalah rata-rata pertambahan berat badan sapi P. Simental

(gram/hari) sesuai perlakuan pemberian obat cacing:

Perlakuan Ulangan

Jumlah Rataan 1 2 3 4 5

P1 44 56 51 55 45 251 50.2

P2 52 47 53 47 47 246 49.2P3 68 53 71 48 48 288 57.6P4 66 54 54 71 68 313 62.6

Jumlah 230 210 229 221 208 1098 219.6

FK = 10982 = 60280.2 20 JKT = 442 + 562 + … + 682 - 60280.2

= 61798 - 60280.2

= 1517.8 JKP = 1 X 2512 + … + 3132 - 60280.2 5

= 1 X 304430 - 60280.2 5

= 60886 - 60280.2

= 605.8 JKG = 1517.8 - 605.8

= 912

KTP = 605.8 = 201.9333 3

KTG = 912 = 57

16

Fhit = KTP = 201.93 = 3.54

KTG 57

Ftabel 5% = 3.24

Ftabel 1% = 5.29

Page 30: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

28

Kesimpulan : Fhit>5% berarti H0 ditolak Artinnya :

Bahwa ada perbedaan pengaruh yang nyata dari dosis pemberian obat cacing terhadap pertambahan berat badan sapi Peranakan Simental.

B. RANCANGAN ACAK KELOMPOK (RAK)

Rancangan ini dipakai bila satuan percobaan yang digunakan

harus dikelompokkan karena tidak homogen. Pada umumnya percobaan

yang dilakukan di lapangan dengan menggunakan tanah perlu

dikelompokkan, misalnya karena kemiringan tanah tidak sama pada

percobaan penanaman rumput gajah. Percobaan yang menggunakan

ternak besar umumnya juga membutuhkan pengelompokkan, karena sult

mengumpulkan ternak kambing atau sapi yang memiliki umur dan berat

yang homogen sekaligus dalam jumlah banyak. Selain satuan percobaan

yang tidak homogen, lingkungan percobaan selain perlakuan harus relatif

homogen, seperti halnya, kandang, perlengkapan kandang, tata laksana

pemeliharaan dan suhu lingkungan.

1. Pengacakan dan Lay out penelitian.

Dimisalkan suatu penelitian yang membutuhkan pengelompokkan

memiliki 4 taraf perlakuan yang dilambangkan P1, P2, P3 dan P4, dan

5 buah pengelompokkan. Dengan demikian satuan percobaan yang

digunakan adalah 4 X 5 = 20 satuan percobaan. Pengacakan pada

RAK hanya dilakukan pada satuan percobaan dalam kelompok yang

sama.

Pengacakan dilakukan dengan menyediakan 4 taraf perlakuan

yang ditulis pada lembaran kertas untuk mengacak. Seluruh satuan

percobaan diberi no urut 1 – 20.

Kel I Kel II Kel III Kel IV Kel V

1 5 9 13 17

2 6 10 14 18

3 7 11 15 19

4 8 12 16 20

Page 31: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

29

Tulislah di kertas yang tersedia perlakuan P1 sebanyak lima buah.

Setelah itu lakukan pengacakan dengan mengocok ke 5 kertas dan

keluarkan satu persatu. Kertas yang keluar pertama berarti perlakuan

yang harus ditempatkan pada satuan percobaan yang pertama

(No.urut 1) pada kelompok I, begitu juga seterusnya sampai semua

Perlakuan sudah menempati satuan percobaan pada kelompok I.

Demikianlah sterusnya untuk kelima buah kelompok yang ada.

Kel I Kel II Kel III Kel IV Kel V 1 P4 5 P2 9 P4 13 P4 17 P1 2 P3 6 P3 10 P1 14 P2 18 P2 3 P1 7 P4 11 P2 15 P3 19 P3 4 P2 8 P1 12 P3 16 P1 20 P4

Gambar. Lay Out Penelitian.

2. Tabulasi data.

Tabel. Tabulasi Data Percobaan RAK.

Perlakuan Kelompok

Jumlah Rataan 1 2 3 4 5

P1 Y11 Y12 Y13 Y14 Y15 Y1. Ỹ 1.

P2 Y21 Y22 Y23 Y24 Y25 Y2. Ỹ 2.

P3 Y31 Y32 Y33 Y34 Y35 Y3. Ỹ 3.

P4 Y41 Y42 Y43 Y44 Y45 Y4. Ỹ 4.

Total Y.1 Y.2 Y.3 Y.4 Y.5 Y..

Rataan Ỹ .1 Ỹ .2 Ỹ .3 Ỹ .4 Ỹ .5 Ỹ ..

3. Model linier dan tabel sidik ragam

Bentuk umum dari model linier rancangan acak kelompok (RAK)

adalah sebagai berikut:

Yij = µ + Κj + αi + εij

Keterangan :

i = 1, 2, 3,..., p (Jumlah perlakuan) dan j = 1, 2, 3,..., l (Jumlah kelompok).

Yij = nilai pengamatan pada satuan percobaan

Page 32: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

30

2. = nilai tengah umum

Κj = pengaruh perlakuan kelompok ke - j

αi = pengaruh perlakuan taraf ke - i

εij = galat percobaan pada satuan percobaan kelompok ke - j perlakuan taraf ke-i

Tabel . Sidik Ragam Rancangan Penelitian dengan RAK.

Sumber

Keragaman

Derajat

Bebas

Jumlah

Kuadrat

Kuadrat

Tengah

Nilai

F hitung

Nilai F tabel

5% 1%

Kelompok

Perlakuan

Galat/Sisa

k-1

p-1

(p-1)(k-1)

JKK

JKP

JKG

KTK

KTP

KTG

KTK/KTG

KTP/KTG

Total pk-1 JKT

Perhitungannya adalah :

FK = Faktor Koreksi 2

= ..Y

pk

JKT = Jumlah Kuadrat Total

= Y∑ ij2 - FK

JKP = Jumlah Kuadrat Perlakuan

= 1

k Y∑ i.

2 - FK

JKK = Jumlah Kuadrat Kelompok

= 1

p Y∑ .j

2 - FK

JKG = Jumlah Kuadrat Galat

= JKT – JKP - JKK

KTP = JKP/p-1

KTK = JKK/k-1

KTG = JKG/(p-1)(k-1)

Keterangan :

p : Jumlah Perlakuan

k : Jumlah Kelompok

Page 33: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

31

5. Pengujian Hipotesis dan Kesimpulan

Hipotesis harus ditentukan sebelum dilakukan pengujian, hipotesis

merupakan kebenaran sementara yang ditentukan oleh peneliti, tetapi

masih harus dibuktikan atau di tes atau diuji kebenarannya. Hipotesis

merupakan pedoman bagi peneliti untuk menentukan arah, sehingga

ada yang menuntut kegiatan kita. Apabila kita berhadapan dengan

model percobaan yang tetap, hipotesis nol (H0 ) yang diajukan

sebelum percobaan adalah tidak adanya perbedaan pengaruh

perlakuan atau kelompok terhadap hasil pengamatan. Lawannya

adalah hipotesis alternatif (Ha), yaitu setidaknya ada sepasang

perlakuan atau kelompok yang berbeda. Hipotesis dilakukan pada per-

lakuan dan kelompok. Hipotesis ini dapat dituliskan sebagai berikut :

Pengruh perlakuan :

H0 : µ1 = µ2 = ... = µp ; p = jumlah perlakuan

Ha : µi ≠ µp ;i = perlakuan; p = jumlah perlakuan

Pengaruh kelompok :

H0 : µ1 = µ2 = ... = µk ; k = jumlah kelompok

Ha : µj ≠ µk ;j = kelompok; k = jumlah kelompok

Kesimpulan dari hasil percobaan sama halnya dengan

pengambilan kesimpulan pada percobaan dengan RAL, tetapi

kesimpulan diambil berdasarkan hasil perbandingan F hit pada

perlakuan dan kelompok.

Page 34: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

32

Latihan:

Dari hasil penelitian yang berjudul “ Pengaruh pemberian Bioplus terhadap pertambahan berat badan sapi Pesisir masa pertumbuhan”, diperoleh pertambahan berat badan sapi sebagai berikut (kg/minggu)

Perlakuan Ulangan Jumlah

Rataan

1 2 3 4 P1 1.74 2.11 1.99 1.94 7.78 1.95 P2 1.94 1.84 2.13 1.95 7.86 1.97 P3 1.95 1.98 1.81 2.12 7.86 1.97 P4 1.97 1.86 2.12 1.98 7.93 1.98 P5 1.95 1.98 1.87 1.71 7.51 1.88

Jumlah 9.55 9.77 9.92 9.70 38.94 C. RANCANGAN BUJUR SANGKAR LATIN (RBSL)

Rancangan ini digunakan apabila satuan-satuan percobaan tidak

dapat diusahakan seragam, sehingga harus dilakukan pengelompokan,

sedangkan pengelompokkan tersebut harus dilakukan dua arah (ada 2 hal

dalam lingkungan percobaan yang harus dikelompokan). Dalam

rancangan ini, pengelompokkan dilakukan berdasarkan baris dan kolom,

jumlah perlakuan, jumlah kolom dan jumlah baris haruslah sama, itulah

sebabnya rancangan ini disebut bujur sangkar latin. Dalam bidang

peternakan, umumnya digunakan pada objek percobaan ternak besar.

Pengacakan dilakukan pada kelompok secara dua arah pada

kolom dan baris, sehingga masing-masing perlakuan ada pada setiap

baris dan kolom.

1. Model Additif linier

Yijk = µ + αi + Βj + Κk + εijk

Keterangan :

µ = rata-rata umum

αi = Pengaruh perlakuan ke i

Βj = Pengaruh baris ke j

Page 35: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

33

Κk = Pengaruh kolom ke k

εijk = galat percobaan

2. Tabulasi data

Baris Kolom

Jumlah Rataan I II III IV

1 Y(i)11 Y(i)12 Y(i)13 Y(i)14 Y.1. Y .1.

2 Y(i)21 Y(i)22 Y(i)23 Y(i)24 Y.2. Y .2.

3 Y(i)31 Y(i)32 Y(i)33 Y(i)34 Y.3. Y .3.

4 Y(i)41 Y(i)42 Y(i)43 Y(i)44 Y.4. Y .4.

Jumlah Y..1 Y..2 Y..3 Y..4 Y…

Rataan Y ..1 Y ..2 Y ..3 Y ..4 Y …

Perlakuan Jumlah Rataan

A Y(1).. Y (1)..

B Y(2).. Y (2)..

C Y(3).. Y (3)..

D Y(4).. Y (4)..

3. Tabel Sidik Ragam

Sumber Keragaman

Derajat Bebas

Jumlah Kuadrat

Kuadrat Tengah

Nilai F hitung

Nilai F table 5% 1%

Perlakuan

Baris

Kolom

Galat/Sisa

p-1

p-1

p-1

p-1(r-2)

JKP

JKB

JKK

JKG

KTP

KTB

KTK

KTG

KTP/KTG

KTB/KTG

KTK/KTG

Total P2-1 JKT

Perhitungan :

FK, JKT dan JKP sama dengan RAL dan RAK

JKP =

JKBaris =1

p

2

. .jY∑ - FK

JKKolom = 1

p

2

..kY∑ - FK

JKG = JKT – JKP – JKBaris - JKKolom

Page 36: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

34

4. Koefisien Keragaman (KK)

Salah satu yang perlu dilihat dalam perhitungan data peubah yang

diukur adalah KK, yaitu hasil perbandingan antara akar kuadrat tengah

sisa dengan rata-rata umum dari data, yang dinyatakan dalam persen.

Nilai KK dapat menggambarkan seberapa besar keragaman data yang

telah diperoleh dari hasil pengukuran. Semakin kecil nilai KK,

menunjukkan data untuk perlakuan yang sama relatif seragam.

KK =..

KTG

Y X 100%

Page 37: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

35

XI. UJI LANJUT

Setiap hasil penelitian eksperimen yang menggunakan rancangan

percobaan, dengan rancangan lingkungan RAL, RAK ataupun RBL akan

menghasilkan kesimpulan yang didasarkan perbandingan antara F hitung

dengan F table dari hasil Uji F. Jika F hitung < dari F Tabel atau Hipotesis

Nol diterima, maka kesimpulan hasil penelitian hanya didasarkan atas

hasil Uji F tersebut. Namun jika F hitung > dari F table atau Hipotesis Nol

ditolak, karena hasil menunjukkan perbedaan yang nyata (signifikan),

maka kesimpulan harus diambil berdasarkan hasil Uji Lanjut. Uji Lanjut

bertujuan untuk menguji perbedaan antar perlakuan dari hasil penelitian,

kecuali jika penelitian hanya memiliki dua taraf perlakuan tidak diperlukan

Uji Lanjut.

Karena Uji Lanjut bertujuan untuk menguji perbedaan antar

perlakuan, maka sering juga disebut dengan istilah Pembandingan

Ganda. Uji Lanjut Pembandingan Ganda yang biasa digunakan ada 3

macam. Yaitu Uji Beda Nyata Terkecil (BNT), Uji Beda Nyata Jujur (BNJ)

dan Uji Berganda Duncan (DMRT).

1. Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) atau Least Significant Difference

(LSD).

Uji ini adalah prosedur perbandingan dari nilai tengah perlakuan (rata-

rata perlakuan) dengan menggunakan gabungan kuadrat tengah sisa

(KTG/S) dari hasil Sidik ragam. Nilai uji menggunakan nilai-nilai pada

Table t. Rumus yang digunakan adalag sebagai berikut :

BNTα = tα/2 , ydbs. S

= tα/2 , 2

dbsKTG

u

Langkah-langkah pengujian adalah sebagi berikut :

1. Hitunglah rata-rata perlakuan untuk tiap taraf perlakuan jika hasil uji

F nya adalah berbeda nyata (* atau **).

2. Urutlah rata-rata perlakuan tersebut berdasarkan rangking (dari yang

besar ke yang kecil atau sebaliknya).

Page 38: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

36

3. Carilah selisih dari rata-rata antara dua pasangan perlakuan yang

hendak diuji, selisih yang dicari adalah yang berjarak 1 rangking,

misalnya rangking I dengan II, rangking II dengan III, dst.

4. Bandingkan selisih tersebut dengan nilai uji BNTα .

5. Jika rata-rata perlakuan lebih kecil (<) dibanding nilai uji, maka

dikatakan bahwa antara kedua perlakuan tidak ada pengaruh

yang nyata (tidak berbeda nyata), jika rata-rata perlakuan

lebih besar (>) dibanding nilai uji, maka. dikatakan bahwa antara

kedua perlakuan ada pengaruh yang nyata (berbeda nyata).

6. Hasil uji lanjut kemudian ditampilkan dalam skripsi dengan

tanda superskrip disebelah kanan dari rata-rata perlakunn yang

diuji.

Contoh :

Diketahui bahwa Rangking rataan konversi ransum dari ternak

puyuh pada suatu penelitian adalah sebagai berikut :

A = 4.77 C = 4.97 B = 5.54 D = 5.66

Selisih antara rataan perlakuan :

A-C = 0 .20 C - B = 0.57 B-D = 0 .12

Nilai uji pembanding : BNTα = tα/2 , ydbs. S

= tα/2 , 2

dbsKTG

u

= 2.12 X 2(0.033)

5

= 2.12X 0.115 = 0.2436

Selisih antararataan perlakuan dibandingkan dengan nilai uji:

A – C= 0.20 < 0.2436 → A - C ns

tα/2 = nilai Tabel t pada tingkat kepercayaan

(α) 0.05 pada uji satu arah atau 0.025 pada uji dua arah, pada derajat bebas

sisa sesuai yang dihasilkan pada

Tabel Sidik Ragam, dengan db=16

Page 39: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

37

C – B = 0.57 > 0.2436 → B - C* B - D = 0.12 < 0.2436 → B - Dns

Jika antara dua nilai tengah (rataan) perlakuan didapatkan hasil

yang tidak berbeda nyata maka diantara kedua perlakuan tersebut diberi

garis yang sama atau huruf superkrip yang sama. Contoh :

A C B D a t a u A a C a B b D b

Sehingga dalam skripsi ditampilkan sebagai berikut:

PERLA-KUAN

Ulangan Total Rataan 1 2 3 4 5

A 0% 4.76 4.73 4.80 4.76 4.79 23.84 4.77a B 5% 5.35 5.49 5.53 5.58 5.76 27.70 5.54b

C 10% 5.27 5.00 4.95 4.80 4.82 24.84 4.97a D 15% 5.69 5.57 5.36 5.59 6.09 28.30 5.66b

104.68 20.96 Keterangan : ab Huruf superkrip yang berbeda pada kolom yang sama

menunjukkan berbeda nyata. (P < 0.05).

Kesimpulan :

Perlakuan A dan C serta B dan D menghasilkan pengaruh yang

tidak berbeda terhadap peubah yang diukur, namun perlakuan B dan C

menghasilkan pengaruh yang berbeda nyata (P<0,05).

2. Uji Beda Nyata Jujur (BNJ) atau Honestly Significant Difference

(HSD)

Uji ini adalah prosedur perbandingan dari nilai tengah perlakuan

(rata-rata perlakuan) dengan menggunakan gabungan kuadrat tengah

sisa (KTG/S) dari hasil Sidik ragam. Nilai uji menggunakan nilai-nilai pada

Table q. Rumus yang digunakan adalag sebagai berikut :

BNJα = qα, p , ydbs. S

= qα/2 , dbsKTG

u

Langkah-langkah pengujian adalah sebagi berikut :

1. Hitunglah rata-rata perlakuan untuk tiap taraf perlakuan jika hasil uji

F nya adalah berbeda nyata (* atau **).

Page 40: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

38

2. Urutlah rata-rata perlakuan tersebut berdasarkan rangking (dari yang

besar ke yang kecil atau sebaliknya).

3. Carilah selisih dari rata-rata antara dua pasangan perlakuan yang

hendak diuji, selisih yang dicari adalah yang berjarak 1 rangking,

misalnya rangking I dengan II, rangking II dengan III, dst.

4. Bandingkan selisih tersebut dengan nilai uji BNJα .

5. Jika rata-rata perlakuan lebih kecil (<) dibanding nilai uji, maka

dikatakan bahwa antara kedua perlakuan tidak ada pengaruh

yang nyata (tidak berbeda nyata), jika rata-rata perlakuan

lebih besar (>) dibanding nilai uji, maka. dikatakan bahwa antara

kedua perlakuan ada pengaruh yang nyata (berbeda nyata).

6. Hasil uji lanjut kemudian ditampilkan dalam skripsi dengan

tanda superskrip disebelah kanan dari rata-rata perlakunn yang

diuji.

Contoh :

Diketahui bahwa Rangking rataan konversi ransum dari ternak

puyuh pada suatu penelitian adalah sebagai berikut :

A= 4.77 C = 4.97 B = 5.54 D = 5.66

Selisih antara rataan perlakuan :

A-C = 0 .20 C - B = 0.57 B-D = 0 .12

Nilai uji pembanding : BNJα = qα ,p, ydbs. S

= qα ,p, dbsKTG

u

= 4,05 X KTG

u

= 4,05 X 0.081 = 0.329

qα/2 = nilai Tabel q pada tingkat kepercayaan

(α) 0.05 pada uji satu arah atau 0.025 pada uji dua arah, pada derajat bebas

sisa sesuai yang dihasilkan pada Tabel

Sidik Ragam, dengan dbs = 16

Page 41: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

39

Selisih antararataan perlakuan dibandingkan dengan nilai uji:

A – C= 0.20 < 0.329 → A - C ns C – B = 0.57 > 0.329 → B - C* B - D = 0.12 < 0.329 → B - Dns

Jika antara dua nilai tengah (rataan) perlakuan didapatkan hasil yang tidak berbeda nyata maka diantara kedua perlakuan tersebut diberi garis yang sama atau huruf superkrip yang sama. Contoh :

A C B D a t a u A a C a B b D b

Sehingga dalam skripsi ditampilkan sebagai berikut:

PERLAKUAN Ulangan Total Rataan

1 2 3 4 5 A 4.76 4.73 4.80 4.76 4.79 23.84 4.77a B 5.35 5.49 5.53 5.58 5.76 27.70 5.54b C 5.27 5.00 4.95 4.80 4.82 24.84 4.97a D 5.69 5.57 5.36 5.59 6.09 28.30 5.66b 104.68 20.96 Keterangan : ab Huruf superkrip yang berbeda pada kolom yang sama

menunjukkan berbeda nyata. (P < 0.05).

Kesimpulan :

Perlakuan A dan C serta B dan D menghasilkan pengaruh yang

tidak berbeda terhadap peubah yang diukur, namun perlakuan B dan C

menghasilkan pengaruh yang berbeda nyata (P<0,05).

3. Uji Berganda Duncan atau Duncan Multiple Range Test (DMRT).

Uji ini adalah prosedur perbandingan dari nilai tengah perlakuan

(rata-rata perlakuan) untuk semua pasangan perlakuan yang ada. Uji

lanjut ini menggunakan nilai pembanding sebagai alat uji sesuai dengan

jumlah nilai tengah atau rataan yang ada diwilayah dua perlakuan yang

dibandingkan.

Langkah-langkah pengujian adalah sebagi berikut : 1. Hitunglah rata-rata perlakuan untuk tiap taraf perlakuan jika hasil uji F

nya adalah berbeda nyata (* atau **).

2. Urutlah rata-rata perlakuan tersebut berdasarkan rangking (dari yang

besar ke yang kecil atau sebaliknya).

Page 42: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

40

3. Carilah selisih dari rata-rata antara dua pasangan perlakuan yang

hendak diuji, selisih yang dicari adalah yang berjarak 1 rangking,

misalnya rangking I dengan II, rangking II dengan III, dst.

4. Bandingkan selisih tersebut dengan nilai uji LSRα .

5. Nilai LSR diperoleh dari hasil perkalian nilai SSR pada table A.7 (q)

dengan hasil Sy.

6. Jika rata-rata perlakuan lebih kecil (<) dibanding nilai uji, maka

dikatakan bahwa antara kedua perlakuan tidak ada pengaruh

yang nyata (tidak berbeda nyata), jika rata-rata perlakuan lebih

besar (>) dibanding nilai uji, maka. dikatakan bahwa antara kedua

perlakuan ada pengaruh yang nyata (berbeda nyata).

7. Hasil uji lanjut kemudian ditampilkan dalam skripsi dengan tanda

superskrip disebelah kanan dari rata-rata perlakunn yang diuji.

Contoh : Uji lanjut Wilayah Berganda Baru Duncant (DMRT) Rangking dari rerata perlakuan P2 = 95.93 P4 = 93.39 P3 = 92.19 P1 = 89.77 Nilai Uji pembanding Sy = √KTG u = √1.1527 5 = 0.480

Tabel SSR dan LSR

Jumlah P 2 3 4

SSR 0.05 3.00 3.15 3.23 0.01 4.13 4.34 4.45

LSR 0.05 1.44 1.51 1.55 0.01 1.98 2.08 2.14

Page 43: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

41

Keterangan : ** Berbeda Sangat Nyata (P<0.01) ns Berbeda tidak nyata (P>0.01) Hasil Uji Lanjut DMRT = P2a , P4b , P3b, P1c

Sehingga dalam skripsi ditampilkan sebagai berikut:

Perlakuan Ulangan

Jumlah Rataan 1 2 3 4 5

p.1 88.97 89.92 90.48 90.71 88.77 448.85 89.77c

p.2 95.47 94.12 95.63 96.58 97.86 479.66 95.93a

p.3 92.22 91.67 92.70 91.56 92.80 460.95 92.19b

p.4 91.67 93.38 92.91 93.49 95.48 466.93 93.39b

Total 368.33 369.09 371.72 372.34 374.91 1856.39 Rataan 92.08 92.27 92.93 93.09 93.73 92.82

Tabel DMRT

Perlakuan Selisih LSR

Keterangan 0.05 0.01

P2-P4 2.52 1.44 1.98 ** P2-P3 3.72 1.51 2.08 ** P2-P1 6.16 1.55 2.14 ** P4-P3 1.20 1.44 1.98 ns

P4-P1 3.62 1.51 2.08 ** P3-P1 2.42 1.44 1.98 **

Page 44: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

42

XII. PERCOBAAN BERFAKTOR

Faktor adalah sejenis perlakuan, misalnya perlakuan pemberian

tepung beras dalam pembuatan dodol susu. Dalam perlakuan akan terdiri

dari beberapa macam, misalnya pemberian 10% tepung beras, 15% dan

20%. Banyaknya pemberian tepung atau level pemberian tepung beras

disebut juga taraf perlakuan. Sehingga dalam sejenis faktor perlakuan

terdiri dari beberapa taraf perlakuan.

Dalam rancangan faktorial, jumlah faktor perlakuan dapat terdiri

dari dua faktor atau lebih. Percobaan faktorial dapat juga menggunakan

rancangan RAL, RAK dan RBL sebagai rancangan lingkungannya.

Percobaan faktorial adalah percobaan yang perlakuannya terdiri

atas semua kemungkinan kombinasi taraf dari beberapa faktor.

Percobaan faktorial biasanya dilakukan untuk penelitian yang

bertujuan melihat pengaruh dua jenis atau lebih perlakuan sekaligus, dan

melihat adanya kemungkinan interaksi antar faktor perlakuan yang

digunakan. Dalam penentuan faktor pelakuan, harus dilandaskan pada

teori bahwa kemungkinan adanya interaksi memang ada. Percobaan ini

juga digunakan jika peneliti ingin mengetahui apakah beda pengaruh dua

taraf suatu faktor bergantung atau tidak pada taraf-taraf faktor lainnya.

Misalnya dalam teori dinyatakan bahwa penggunaan probiotik

Starbio dalam ransum unggas dapat mengoptimalkan penggunaan protein

ransum yang dikonsumsi. Ini menunjukkan bahwa prosentase pemakaian

protein dalam ransum dapat diturunkan jika ransum menggunakan

probiotik Starbio.

Berdasarkan teori tersebut, maka dapat saja kita menyusun suatu

penelitian yang menggunakan percobaan faktorial dengan faktor-faktornya

adalah :

Faktor A = penggunaan probiotik Starbio dalam ransum

Faktor B = persentase protein ransum

Setelah kita menentukan faktor perlakuan yang digunakan, maka

barulah kita menentukan taraf dari masing-masing faktor perlakuan

tersebut. Dalam menentukan taraf perlakuan, harus sistematis dan

Page 45: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

43

didasarkan pada teori yang ada serta penelitian-penelitian terdahulu.

Misalnya penelitian terdahulu melaporkan bahwa penggunaan probiotik

Starbio sebanyak 0,25% sudah memberikan hasil yang baik, sedangkan

pemakaian 0,75% tidaklah memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan

penggunaan 0,50%. Berdasarkan hal tersebut, kita menganggap

penggunaan probiotik Starbio perlu dilihat lagi, bagaimana pengaruhnya

jika di kombinasi dengan persentase protein ransum yang diturunkan dari

pemakaian biasa. Sedangkan penggunaan 0,50% dipakai dengan asumsi

ada kemungkinan hasilnya lebih baik dibanding penggunaan 0,25%, dan

0,00% adalah sebagai kontrol. Dalam menentukan taraf perlakuan, harus

sistematis, maksudnya taraf perlakuan memiliki jarak yang sama antar

masing-masingnya, seperti 0,00 %, 0,25% dan 0,50%.

Percobaan dapat dirancang memiliki taraf-taraf perlakuan sebagai berikut

:A1= ransum dengan menggunakan probiotik Starbio 0%

A2= ransum dengan menggunakan probiotik Starbio 0,25%

A3= ransum dengan menggunakan probiotik Starbio 0,50%

B1= ransum 21% protein

B2= ransum 19% protein

B3= ransum 17% protein

Taraf-taraf dari masing-masing faktor tersebut akan saling

berinteraksi, karena adanya kombinasi dari tiap taraf, misalnya kombinasi

taraf perlakuan a1b2, sehingga dihasilkan 9 perlakuan kombinasi.

Pengaruh dari setiap kombinasi terhadap peubah yang kita ukur belum

tentu sama. Jadi keuntungan dari percobaan ini yaitu mampu mendeteksi

respon dari taraf masing-masing faktor (pengaruh utama) serta interaksi

antar dua faktor (pengaruh sederhana). Sebagai ilustrasi dapat disajikan

sebagai berikut :

Faktor A Faktor B

(a) Pengaruh utama faktor A (b) Pengaruh utama faktor B

Page 46: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

44

Tidak ada interkasi Ada interaksi

B0 B0

B1

B1

Faktor A Faktor A

Ada interaksi

B0

B1

Faktor A

(c) Pengaruh interaksi faktor A dengan faktor B

Gambar (a) dan (b) menyajikan respon dari masing-masing faktor,

sedangkan gambar (c) menunjukkan pengaruh faktor A pada berbagai

kondisi faktor B. Khusus untuk Gambar (c) terlihat tiga kemungkinan yaitu

pola pertama menunjukkan respon faktor A pada kondisi B0 dan B1

osejajar. Pola seperti ini mengandung makna tidak adanya interaksi

antara faktor A dengan faktor B. Pola kedua dan ketiga menunjukkan

respon faktor A pada kondisi B0 dan B1 merujuk pada perpotongan. Pola

ini mengandung makna adanya interaksi antara faktor A dan faktor B.

Dengan demikian ada tidaknya pengaruh interaksi dapat dideteksi

dari perilaku respon suatu faktor pada berbagai kondisi faktor yang lain.

1. Percobaan Faktorial dengan Rancangan Acak Lengkap

Rancangan ini dipilih jika faktor perlakuan dalam penelitian ada dua

buah dan keseragaman dalam setiap satuan percobaan dapat

diusahakan, misalnya keseragaman objek penelitian (berat ayam, umur

dll), keseragaman dalam tatalaksana pemeliharaan serta sarana dan

prasarana yang dibutuhkan.

a. Model linier aditif rancangan yaitu :

Yijk = µ + αi + βj + (αβ)ij + εijk Yijk = nilai pengamatan pada satuan percobaan

Page 47: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

45

3. = nilai tengah umum αi = pengaruh perlakuan dari faktor A ke - i βj = pengaruh perlakuan dari faktor B ke - j (αβ)ij = pengaruh interaksi antara perlakuan faktor A ke-i dan

faktor B ke-j εijk = galat percobaan pada satuan percobaan ulangan ke-k

dalam perlakuan faktor A ke-i dan faktor B ke-j. i = Faktor perlakuan A j = Faktor perlakuan B

k = ulangan b. Lay out Percobaan Lay out percobaan adalah bagaimana kita meletakkan setiap taraf

dari kedua faktor perlakuan pada setiap satuan percobaan. Misalkan kita

memilih dua faktor perlakuan seperti contoh di atas, yang masing-

masingnya kita ulang 2 kali, sehingga kita memerlukan 3 X 3 X 2 buah

satuan percobaan atau 18 buah. Pengacakan dilakuan untuk keseluruhan

satuan percobaan yang ada atau sering disebut Random.

Dalam skripsi, percobaan ini biasa ditulis sebagai berikut :

“ Penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang menggunakan Rancangan Acak Lengkap Pola Faktorial 3 X 3, yang masing-masing mengalami dua kali ulangan”.

Penulisan 3 X 3, artinya percobaan ini terdiri dari 3 taraf untuk

faktor pertama dan 3 taraf untuk faktor kedua. Sehingga dihasilkan

sembilan kombinasi perlakuan sebagai berikut :

b1 = a1b1 a1 b2 = a1b2 b3 = a1b3 b1 = a2b1 a2 b2 = a2b2 b3 = a2b3 b1 = a3b1 a3 b2 = a3b2 b3 = a3b3

Page 48: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

46

a1b2.1 A2b2.1 a3b2.1 a1b1.2 a2b3.2 a2b1.1

a3b1.1 a1b1.2 a1b2.2 a3b1.2 a1b3.1 a3b3.2

a2b1.2 a2b3.1 a3b3.1 a1b3.2 a3b2.2 a2b2.2

c. Analisis statistik

Dalam suatu penelitian, akan terkumpul data dari setiap peubah

yang diukur yang telah kita tentukan, misalnya data pertambahan berat

badan, konversi ransum, produksi telur, produksi susu dan lain-lain. Untuk

memudahkan dalam analisis statistiknya, maka data yang telah terkumpul

ditata sedemikian rupa dalam tabulasi data. Tabulasi data ini juga berguna

untuk menentukan data yang akan dimasukkan dalam perhitungan Sidik

Ragam (Uji F) atau sering disebut dengan Analisis Of Variance (Anova),

berdasarkan rumus-rumus perhitungannya.

Tabel 1. Tabulasi Data Percobaan faktorial dengan RAL.

Faktor A Ulangan Faktor B

Jumlah Rataan b1 b2 b3

a1 1 Y111 Y121 Y131 Y1.1 Ỹ 1.1 2 Y112 Y122 Y132 Y1.2 Ỹ 1.2

Sub Total Y11. Y12. Y13. Y1.. Ỹ 1..

a2 1 Y211 Y221 Y231 Y2.1 Ỹ 2.1 2 Y212 Y222 Y232 Y2.2 Ỹ 2.2

Sub Total Y21. Y22. Y23. Y2.. Ỹ 2..

a3 1 Y311 Y311 Y331 Y3.1 Ỹ 3.1 2 Y312 Y312 Y332 Y3.2 Ỹ 3.2

Sub Total Y31. Y32. Y33. Y3.. Ỹ 3.. Total Y.1. Y.2. Y.3. Y… Ỹ …

Rataan Ỹ.1. Ỹ.2. Ỹ.3.

Sidik ragam adalah alat untuk menguji data dari peubah yang

diukur berdasarkan hipotesis, sering juga disebut dengan uji F.

Tabel Sidik Ragam untuk Rancangan ini adalah sebagai berikut :

Page 49: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

47

Sumber Keragama

n (SK)

Derajat Bebas (Db)

Jumlah Kuadrat

(JK)

Kuadrat Tengah

(KT) F Hit.

F Tabel

5% 1%

A a-1 JKA KTA KTA/KTG B b-1 JKB KTB KTB/KTG

AB (a-1)(b-1)

JKAB KTAB KTAB/KTG

Galat ab(r-1) JKG KTG - Total abr-1 JKT

Keterangan: a: faktor A, b : faktor B, r : ulangan

Perhitungannya adalah :

FK = Faktor Koreksi Y…2 = abr

JKT = Jumlah Kuadrat Total

= Y∑ ijk2 - FK

JKA = Jumlah Kuadrat Faktor A

= 2

i..

1

brY∑ - FK

JKB = Jumlah Kuadrat Faktor B

= 2

.j.

1

arY∑ - FK

JKAB = Jumlah Kuadrat Interaksi Faktor A dan B

= 2

ij.

1

rY∑ - FK - JKA - JKB

JKG = JKT – JKA - JKB - JKAB

Setelah perhitungan selesai, maka seluruh hasil perhitunga

dimasukkan dalam tabel sidik ragam. Untuk penghitungan Kuadrat

Tengah (KT), dilakukan dengan membandingkan antara kolom Jumlah

Kuadrat (JK) dengan kolom Derajat bebas (Db).

Contoh : KTA = JKA/(a-1)

Page 50: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

48

Dari table sidik ragam akan diperoleh nilai F hitung, yang kemudian

akan dibandingkan dengan F tabel, sebagaimana yang telah dipelajari

pada Rancangan lingkungan RAL, RAK, dan RBL.

2. Percobaan Faktorial dengan Rancangan Acak Kelompok

a. Model linier rancangan yaitu :

Yijk = µ + αi + βj + (αβ)ij + ρk+ εijk Yijk = nilai pengamatan pada satuan percobaan

4. = nilai tengah umum αi = pengaruh perlakuan dari faktor A ke - i βj = pengaruh perlakuan dari faktor B ke - j (αβ)ij = pengaruh interaksi antara perlakuan faktor A ke-i dan

faktor B ke-j ρk = pengaruh kelompok ke - k εijk = galat percobaan pada satuan percobaan ulangan ke - k

dalam perlakuan faktor A ke-i dan faktor B ke-j. i = Faktor perlakuan A j = Faktor perlakuan B k = kelompok

b. Lay out Percobaan Misalkan kita memilih dua faktor perlakuan seperti contoh di atas,

memerlukan 3 X 3 buah satuan percobaan untuk setiap kelompok

percobaan, misalnya kelompok dalam percobaan ini ada dua buah,

sehingga satuan percobaannya adalah 18 buah. Pada percobaan faktorial

yang menggunakan Rancangan Acak Kelompok, lay outnya adalah

sebagai berikut :

Kel I a1b2 a2b2 a3b3 a2b3 a3b1 a3b2 a1b1 a1b3 a2b1

Kel II a3b1 a2b2 a1b1 a2b1 a1b2 a2b3 a3b2 a1b3 a3b3

Pengacakan dilakukan hanya pada kelompok dalam percobaan.

c. Analisis Statistik

Dalam suatu penelitian, akan terkumpul data dari setiap peubah

yang diukur yang telah kita tentukan, misalnya data pertambahan berat

Page 51: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

49

badan, konversi ransum, produksi telur, produksi susu dan lain-lain. Untuk

memudahkan dalam analisis statistiknya, maka data yang telah terkumpul

ditata sedemikian rupa dalam tabulasi data. Tabulasi data ini juga berguna

untuk menentukan data yang akan dimasukkan dalam perhitungan Sidik

Ragam (Uji F) atau sering disebut dengan Analisis Of Variance (Anova),

berdasarkan rumus-rumus perhitungannya.

Tabel 2. Tabulasi Data Percobaan faktorial dengan RAK.

Faktor A

Kelompok Faktor B

Jumlah Rataan b1 b2 b3

a1 1 Y111 Y121 Y131 Y1.1 Ỹ 1.1 2 Y112 Y122 Y132 Y1.2 Ỹ 1.2

Sub Total Y11. Y12. Y13. Y1.. Ỹ 1..

a2 1 Y211 Y221 Y231 Y2.1 Ỹ 2.1 2 Y212 Y222 Y232 Y2.2 Ỹ 2.2

Sub Total Y21. Y22. Y23. Y2.. Ỹ 2..

a3 1 Y311 Y311 Y331 Y3.1 Ỹ 3.1 2 Y312 Y312 Y332 Y3.2 Ỹ 3.2

Sub Total Y31. Y32. Y33. Y3.. Ỹ 3.. Total Y.1. Y.2. Y.3. Y… Ỹ …

Rataan Ỹ.1. Ỹ.2. Ỹ.3.

Kelompok 1 2 Total Y..1 Y..2

Tabel Sidik Ragam untuk Rancangan ini adalah sebagai berikut :

Sumber Keragama

n (SK)

Derajat

Bebas (Db)

Jumlah Kuadrat

(JK)

Kuadrat Tengah

(KT) F Hit.

F Tabel

5% 1%

A a-1 JKA KTA KTA/KTG B b-1 JKB KTB KTB/KTG

AB (a-1)(b-1)

JKAB KTAB KTAB/KTG

Kelompok r-1 JKK KTK KTK/KTG Galat (ab-1)(r-

1) JKG KTG -

Total abr-1 JKT Keterangan: a: faktor A, b : faktor B, r : kelompok

Perhitungannya adalah :

Y…2 FK = abr

Page 52: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

50

JKT = Y∑ ijk2 - FK

1 JKA = Y∑ i..

2 - FK br

1 JKB = Y∑ .j.

2 - FK ar

JKK = Jumlah Kuadrat Kelompok 1

= Y∑ ..k2 - FK

ab

1 JKAB = Y∑ ij.

2 - FK - JKA - JKB r JKG = JKT – JKA - JKB - JKAB - JKK 3. Percobaan berfaktor Split plot design

Dalam percobaan faktorial terdahulu, diasumsikan bahwa semua

kombinasi perlakuan akan dicobakan pada satuan-satuan percobaan

menurut prosedur pengacakan yang sesuai dengan RAL, RAK dan RBL.

Tetapi sesungguhnya masih ada prosedur pengacakan yang lain, yang

biasa disebut Split Plot Design atau petak-terbagi, yang merupakan

bentuk khusus dari rancangan kelompok tak lengkap.

Perbedaab mendasar dari percobaan faktorial terdahulu adalah,

adanya penempatan petak utama (Whole plot) yang kemudian dibagi-bagi

menjadi anak-petak (subplot) dengan taraf-taraf perlakuannya.

Rancangan ini diterapkan karena berbagai alasan :

a. Bila beberapa perlakuan yang berhubungan dengan taraf dari satu

atau lebih faktor memerlukan bahan percobaan yang lebih banyak

daripada perlakuan yang berhubungan dengan faktor lain. Ini biasa

ditemukan pada percobaan-percobaan lapangan, laboratorium,

industri, maupun sosial. Misalnya percobaan yang dilakukan untuk

Page 53: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

51

membandingkan kualitas penyimpanan es krim yang dibuat dari

berbagai resep dan disimpan pada berbagai suhu. Untuk setiap resep

akan dibuat es krim pada batch yang besar, kemudian dibagi-bagi

untuk tempat penyimpanan dan suhu yang berbeda-beda.

b. Adanya tingkatan kepentingan dari faktor-faktor yang dilibatkan. Faktor

yang memerlukan ketepatan yang lebih tinggi diletakan sebagai

subplot, sedangkan faktor lainnya sebagai main plot.

c. Pengembangan dari percobaan yang telah ada. Misalnya pada

awalnya sudah dilakukan penelitian mengenai produktifitas dari

berbagai jenis varietas, kemudian sipeneliti ingin mengembangkan

penelitian dengan menambah efektifitas pemupukan, hal ini dapat

dilakukan dengan menambah anak-anak petak pada masing-masing

petak varietas sebelumnya.

d. Kendala pengacakan dilapangan, jika salah satu faktor yang dicobakan

tidak bias atau tidak efisien jika dilakukan pengacakan secara

sempurna karena taraf-taraf dari faktor tersebut membutuhkan unit

yang lebih besar dibandingkan dengan taraf-taraf faktor yang lain.

Misalnya adalah percobaan yang melibatkan cara pengolahan lahan

(cangkul, bajak, traktor).

Misalnya dalam teori dinyatakan bahwa perbedaan varietas

tanaman rumput akan berbeda dalam hal pemanfaatan Nitrogen dalam

tanah. Berdasarkan teori tersebut, maka dapat saja kita menyusun suatu

penelitian yang menggunakan rancangan split plot dengan faktor utama

adalah penggunaan pupuk Nitrogen yang ditempatkan sebagai petak

utama, sedangkan sebagai anak petak adalah berbagai varietas rumput

Gajah.

Faktor A = penggunaan pupuk N

Faktor B = Varietas rumput Gajah

Setelah kita menentukan faktor perlakuan yang digunakan, maka

barulah kita menentukan taraf dari masing-masing faktor perlakuan

tersebut.

Page 54: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

52

a. Model linier aditif rancangan yaitu :

Yijk = µ + ρk + αi + δik + βj + (αβ)ij + εijk Yijk = nilai pengamatan pada satuan percobaan

µ = nilai tengah umum

ρk = Pengaruh kelompok ke -k

αi = pengaruh perlakuan dari faktor A ke – i

δik = Galat 1 (pengaruh acak dari petak utama)

βj = pengaruh perlakuan dari faktor B ke - j

(αβ)ij = pengaruh interaksi antara perlakuan faktor A ke-i dan

faktor B ke-j

εijk = galat 2 (pengaruh acak dari anak petak)

i = Faktor perlakuan A (Petak utama)

j = Faktor perlakuan B (Anak petak)

k = kelompok

b. Lay out Percobaan Lay out percobaan adalah bagaimana kita meletakkan setiap taraf

dari kedua faktor perlakuan pada setiap satuan percobaan. Misalkan kita

hendak menguji faktor A dengan tiga taraf dalam dua kelompok dengan

menggunakan rancangan lingkungan RAK. Faktor kedua B, dengan tiga

taraf, dapat ditumpang tindihkan dengan membagi setiap petak utama A,

menjadi tiga anak petak dan memberika ketiga perlakuan B ke masing-

masing anak petak. Setelah pengacakan denahnya mungkin sebagai

berikut: Kelompok 1

a1b2 a3b2 a2b3

a1b3 a3b1 a2b1

a1b1 a3b3 a2b2

a1 a3 a2 Kelompok 2

a3b1 a1b2 a2b3

a3b2 a1b3 a2b1

a3b3 a1b1 a2b2

a3 a1 a2

Page 55: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

53

c. Analisis Statistik Tabel 3. Tabulasi data rancangan split plot

Petak Utama

Kelompok Anak Petak

Jumlah Rataan b1 b2 b3

a1 1 Y111 Y121 Y131 Y1.1 Y1.1 2 Y112 Y122 Y132 Y1.2 Y1.2

Sub Total Y11. Y12. Y13. Y1.. Y1..

a2 1 Y211 Y221 Y231 Y2.1 Y2.1 2 Y212 Y222 Y232 Y2.2 Y2.2

Sub Total Y21. Y22. Y23. Y2.. Y2..

a3 1 Y311 Y311 Y331 Y3.1 Y3.1 2 Y312 Y312 Y332 Y3.2 Y3.2

Sub Total Y31. Y32. Y33. Y3.. Y3.. Total Y.1. Y.2. Y.3. Y… Y…

Rataan Y.1. Y.2. Y.3.

Kelompok 1 2 Total Y..1 Y..2

Tabel Sidik Ragam

Sumber Keragaman (SK)

Derajat Bebas (Db)

Jumlah Kuadrat

(JK)

Kuadrat Tengah

(KT)

F Hit. F Tabel

5% 1%

Kelompok r-1 JKA KTA KTK/KTG1 A a-1 JKA KTA KTA/KTG1

Galat 1 (a-1)(r-1) JKG 1 KTG 1 - B b-1 JKB KTB KTB/KTG2

AB (a-1)(b-1) JKAB KTAB KTAB/KTG2 Galat 2 a(b-1)(r-1) JKG 2 KTG 2 - Total abr-1 JKT

Perhitungannya adalah :

Y…2 FK = abr

JKT = Y∑ ijk2 – FK

1 JKK = Y∑ ..k

2 - FK ab

1 JKA = Y∑ i..

2 - FK br

Page 56: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

54

1 JKGalat1 = Y∑ i.k

2 - JKK – JKA- FK b

1 JKB = Y∑ .j.

2 - FK ar 1 JKAB = Y∑ ij.

2 - FK - JKA - JKB r JKG2 = JKT – JKK - JKA – JKG1 - JKB - JKAB

Contoh soal percobaan pola faktorial dengan RAL : Tabel data penelitian : konsumsi ternak puyuh (gr/ekor/hari)

Probiotik Ulangan Persentase protein

ransum Jumlah Rataan b1 b2 b3

a1

1 32 36 42 2 21 26 33 3 19 21 26

Sub Total 72 83 101 256

a2 1 37 39 50 2 38 45 54 3 27 44 54

Sub Total 102 128 158 388

a3 1 35 34 33 2 32 33 29 3 29 28 25

Sub Total 96 95 87 278 Total 922

Rataan

Page 57: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

55

Contoh soal percobaan pola Split Plot dengan RAL :

Petak utama

Kelompok Anak Petak

Jumlah Rataan b1 b2 b3

a1

1 32 36 42 110 2 21 26 33 3 19 21 26

Sub Total 72 83 101 256

a2 1 37 39 50 126 2 38 45 54 3 27 44 54

Sub Total 102 128 158 388

a3 1 35 34 33 102 2 32 33 29 3 29 28 25

Sub Total 96 95 87 278 Total 922

Rataan

Page 58: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

56

XIII. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Penelitian adalah suatu penyelidikan terencana yang kritis dan

sistematis dalam mencari fakta, dan prinsip-prinsip untuk

menjawab pertanyaan atau memecahkan masalah yang dihadapi.

Dengan demikian penelitian haruslah dilaksanakan dengan suatu

prosedur dan teknik tertentu sehingga tujuan penelitian dapat

dicapai. Prosedur dan teknik tersebut disusun dalam suatu rencana

yang lengkap dalam bentuk proposal penelitian.

Setidaknya terdapat tujuh hal yang tercakup dalam prosposal

penelitian, yaitu: perumusan masalah, perumusan tujuan dan

kegunaan penelitian, penentuan metode penelitian, penentuan

tempat penelitian, penentuan waktu penelitian, penentuan

personalia penelitian, dan penentuan anggaran penelitian.

Dalam penelitian bidang eksakta umumnya data dihasilkan dari

pengukuran variabel-variabel yang bersifat kuantitatif walaupun ada

sebahagian kecil penelitian yang menggunakan variabel kualitatif.

Oleh sebab itu teknik analisis data yang banyak digunakan dalam

bidang eksakta adalah Statistik Parametrik. Selain teknik-teknik

analisis data dalam Statistik Parametrik terdapat pula berbagai teknik

analisis data dalam statistik Nonparamaterik, terutama untuk

pengukuran-pengukuran dengan variabel kualitatif yang

dikuantitatifkan. Namur pada makalah ini pembahasan dibatasi

pada analisis data dalam Stastistik Paramerik. Dua teknik analisis

data yang akan dibahas adalah Sidik Ragam dan Analisis Regresi.

Analisis ragam untuk penelitian yang menggunakan pembandingan

perlakuan atau populasi sedangkan analisisi regresi adalah untuk

penelitian yang mempelajari hubungan antar variabel.

Untuk mendapatkan hasil akhir atau kesimpulan dari

suatu penelit ian dibutuhkan pengolahan dan analisis data. Data

yang telah dikumpulkan baik melalui percobaan maupun melalui survei

masih merupakan data mentah. Agar data tersebut bermanfaat dalam

memberikan garnbaran tentang objek yang sedang diteliti, maka data

Page 59: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

57

tersebut perlu disederhanakan, diolah, dan dianalisis sesuai dengan

rancangan analisis data. Alat yang digunakan untuk analisis data

kuantitatif atau numerik adalah statistik. Secara, umum analisis

statistik dapat dibagi atas dua kategori, yaitu Statistik Deskriptif dan

Statistik induktif. Dengan Statistik Deskriptif, data yang diperoleh dari

lapangan dikelompokkan, ditata, disederhanakan, dan ditampilkan

baik dalam bentuk tabel maupun dalam bentuk grafik. Sedangkan

dengan Statistik Induktif, data yang diperoleh dari lapangan tidak

hanya disederhanakan dan disajikan, melainkan juga digunakan

untuk pendugaan dan pengujian hipotesis mengenai parameter populasi

menurut variabel yang diukur.

Pendugaan parameter dapat berupa pendugaan satu titik yaitu

memberikan satu nilai dugaan untuk parameter yang diteliti, dan

dapat pula berupa pendugaan interval yaitu dengan memberikan

batas atas dan batas bawah nilai-nilai dugaan parameter tersebut.

Untuk pendugaan interval dibutuhkan asumsi-asumsi tertentu terhadap

sebaran data yang diperoleh.

Pengujian hipotesis dilakukan dengan berbagai macam bentuk

pengujian yang telah dikembangkan oleh para ahli statistik. Antara

lain untuk membandingkan nilai parameter satu populasi dengan

suatu skala dapat digunakan uji Z atau uji t. Demikian pula untuk

membandingkan parameter dua populasi digunakan uji yang sama. Untuk

membandingkan parameter tiga populasi atau lebih digunakan analisis

ragam atau uji F. Untuk menguji kebebasan antara, variabel nominal

dengan variabel nominal lain dapat digunakan uji Khi-Kuadrat. Untuk

menganalisis dan menguji keeratan dan bentuk hubungan antar

satu variabel dengan atau lebih variabel lainnya dapat digunakan analisis

regresi dan korelasi.

Berbagai metoda analisis dapat digunakan dalam penelitian ilmiah

kuantitatif. Analisis-analisis yang menekankan pendugaan dan

pembandingan parameter populasi disebut dengan metoda

statistik parametrik. Sedangkan analisis yang tidak

menekankan kepada parameter populasi atau sebaran data

Page 60: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

58

populasi, disebut metode statist ik non parametrik.

Sebagai contoh disini adalah analisis data dan pembahasan dari

hasil sidik ragam.

Berdasarkan hasil penimbangan ayam pada umur 6 minggu,

diperoleh rerata pertambahan berat badan untuk masing-masing unit

percobaan seperti terlihat pada Tabel 1.

Tabel 1 . Rerata pertambahan badan ayam broiler selama penelitian (gram/ekor)

Level Probiotik Starbio (%)

Level Penambahan Lemak (%) Rerata SE

0 4 8 0 1091.01ab

1246.64ab 1044.33b 1133.99B 127.07 0.25 1210.01ab 1385.83a 1216.5ab 1270.78A 132.80 0.5 1273.82ab 1279.45ab 1067.52b 1206.93AB 123.78

Rerata 1198.28AB 1303.97A 1109.45B 1203.90 SE 131.17 92.81 111.74

Rerata pertambahan berat badan ayam broiler selama penelitian

seperti terlihat pada Tabel 1. Dari hasil sidik ragam didapatkan bahwa

rerata pertambahan berat badan ayam broiler selama penelitian

menunjukkan pengaruh yang tidak berbeda nyata (P>0.05) pada interaksi

Faktor A dan B, namun berbeda nyata terhadap Faktor A (P<0.05) dan

berpengaruh sangat nyata (P<0.01) terhadap perlakuan Faktor B. Tetapi

dari hasil uji lanjut dengan Tukey HSD, interaksi memperlihatkan

pengaruh yang nyata. Hal ini juga didukung dengan grafik garis gambar 1

antara faktor tunggal yang memperlihatkan adanya interaksi. Pada

gambar terlihat terjadinya perpotongan antara garis masing-masing faktor

tunggal, yang menunjukkan terjadinya interaksi dititik tersebut.

Page 61: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

59

1133.99

1270.78

1206.931198.28

1303.97

1109.45

1000

1050

1100

1150

1200

1250

1300

1350

1 2 3

Rerata probiotik Starbio

Rerata Lemak

Gambar1. Rerata masing-masing taraf dari kedua faktor perlakuan.

1210.011210.011273.82

1385.831385.831279.45

1216.51216.5

1067.52

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

Pertambahan berat badan

(gram)

1 2 3

Penambahan lemak (0%, 4% dan 8%)

Probiotik 0.00 %

Probiotik 0.25%

Probiotik 0.50%

Gambar 2. Perbandingan rerata pertambahan berat badan ayam broiler

selama penelitian.

Dari hasil uji lanjut pada perlakuan Faktor B, meskipun secara

rerata faktor B2 adalah yang tertinggi angkanya, namun setelah diuji tidak

ada perbedaan antara perlakuan faktor B1 dengan B2, serta antara B1

dan B3. Hal ini menunjukkan bahwa secara statistik, pemakaian lemak 4%

tidak berbeda hasilnya dengan 0%, namun pemakaian lemak 8% juga

tidak berbeda dengan 0%, sedangkan jika dibandingkan antara

Page 62: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

60

pemakaian lemak 4% dan 8% barulah menunjukkan perbedaan pengaruh

yang nyata (P<0,05). Sedangkan hasil penelitian Suhaemi (1998),

pemakaian lemak ayam 4% dan 8% (tanpa suplementasi probiotik Starbio,

dan kandungan protein yang sama) menunjukkan pengaruh yang tidak

berbeda nyata. Hal ini menunjukkan bahwa pemakaian lemak ayam

memang baru akan nampak jika kondisi protein dan energi ransum

seimbang, sejalan dengan pendapat Wahyu (1992), bahwa perbaikan

pertumbuhan ternak ayam ditentukan dari adanya keseimbangan protein

dan energi. Berdasarkan perlakuan yang ada, penambahan lemak 4%

mejadikan protein kasar 19% dalam ransum, dan penambahan lemak 8%

protein kasar ransum menjadi 17%. Sehingga terlihat behwa

suplementasi probiotik Starbio memang berperan untuk meningkatkan

protein ransum, namun terbatas sampai 2% saja, sedangkan peningkatan

level probiotik menjadi 0.50%, tidak mampu meningkatkan protein ransum

yang lebih rendah 4% (yaitu pada penambahan lemak ayam 8% dalam

ransum). Dapat dikatakan bahwa peran lemak ayam akan nampak

meskipun kandungan protein kasar ransum diturunkan sebesar 2%,

namun dilakukan upaya untuk meningkatkan kandungan protein ransum

tersebut dengan penambahan probiotik Starbio.

Page 63: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

61

XIV. KOMUNIKASI HASIL PENELITIAN

Komunikasi hasil penelitian merupakan tahap terakhir dalam proses

penelitian. Komunikasi hasil penelitian mempunyai arti tersendiri, karena

bagaimanapun baiknya suatu penelitian yang telah dilakukan, tapi tanpa

dilakukan komunikasi kepada orang lain, baik dalam satu kelompok

maupun pada kelompok lain maka hanya akan menjadi peninggalan yang

tidak termanfaatkan orang lain.

Komunikasi hasil penelitian dapat bersifat tulisan atau lisan.

Komunikasi dalam bentuk tulisan adalah berupa laporan ilmiah dari hasil

penelitian yang telah dilakukan. Sedangkan komunikasi dalam bentuk

lisan adalah berupa seminar, work shop, symposium dll.

Faktor-faktor penentu keberhasilan suatu komunikasi ilmiah dalam

bentuk tulisan atau karya ilmiah antara lain adalah :

1. Karya ilmiah ditulis secara sistematis, komunikatif, mudah diikuti

dan menarik.

2. Ditulis dengan baik dan mempunyai estetika dan keindahan.

3. Lugas, jelas dan langsung pada masalah serta tidak berbelit-belit.

4. Harus produktif, tidak menghabiskan waktu saat membacanya, dan

dapat menambah ilmu pengetahuan pembaca.

5. Karya ilmiah ditulis secara logika (masuk akal), dengan data sesuai

fakta.

6. Aktual dan ditulis dengan bahasa yang baik dengan

memperhatikan system tata bahasa.

Komunikasi karya ilmiah secara lisan (seminar) lebih mudah

dilaksanakan, tetapi mempunyai keterbatasan yang dapat merugikan.

Misalnya waktu yang disediakan, penguasaan alat-alat bantu yang kurang

dan penguasaan isi laporan ilmiah yang akan dipresentasikan.

Beberapa hal pokok yang perlu dipresentasikan dalam komunikasi

ilmiah secara lisan adalah:

a. Judul: hendaklah judul dibuat tepat, dengan bentuk menarik

sehingga mendorong pendengar untuk mengikuti ceramah dengan

bersemangat.

Page 64: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

62

b. Latar belakang: memuat pandangan umum atau gambaran umum

tentang penelitian yang akan/telah dilakukan, menjelaskan alasan-

alasan mengapa penelitian dilakukan. Hendaknya penyampaian

dilakukan dengan singkat dengan tidak memakan waktu.

c. Materi dan Metode Penelitian : bagian ini adalah yang terpenting

pada seminar tentang usulan penelitian. Penguraian bagian ini

harus jelas dan lengkap namun sitematis, sehingga pendengar

dapat memahami dan membayangkan bahkan meniru apa yang

akan kita lakukan saat penelitian dilaksanakan.

d. Hasil dan Pembahasan: : bagian ini adalah yang terpenting pada

seminar tentang hasil penelitian. Penguraian bagian ini harus jelas

dan lengkap namun sitematis, memaparkan fakta-fakta penelitian

dilandasi dengan teori-teori yang ada maupun yang baru

ditemukan.

e. Penutup: Mengemukan kesimpulan dari hasil penelitian serta

prospek atau saran untuk kelanjutan penelitian.

Teknik berbicara dimuka umum perlu mendapat perhatian, secara

ringkas teknik berbicara pada seminar antara lain:

a. Tenang, yang perlu didukung dengan :

a. keyakinan bahwa data atau alasan yang dikemukakan objektif,

b. pekerjaan yang akan atau telah dilakukan sudah terkontrol dengan

baik,

c. keyakinan bahwa sudah menguasai isi dari seminar melebihi dari

pendengar,

d. meyakini bahwa pendapat manusia pasti ada kekurangannya dan

dapat selalu terjadi perbedaan.

e. Diawali dengan latihan-latihan untuk menambah pengalaman.

b. Disampaikan dengan suara jelas, dengan stabilitas yang tinggi.

c. Jangan membaca secara terus menerus

d. Memperhatikan waktu yang tersedia.

e. Penguasaan alat-alat peraga/bantu yang disediakan saat

seminar.

Page 65: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

63

DAFTAR BUKU TEXT

1. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Prof. Dr. Suharsimi Arikunto. Rineka Cipta.

2. Prinsip dan Prosedur Statistika, Suatu Pendekatan Biometrik. Steel, Robert G. D. dan James H. Torrie. 1991. P.T. Gramedia. Jakarta.

3. Design and Analysis of Experiments Third Edition. Douglas C Montgomery. John Wiley and Son. USA.

4. Rancangan Percobaan dengan Aplikasi SAS dan Minitab Jilid I. Prof. Ir. Ahmad Ansori Mattjik, M.Sc., Ph.D dan Ir. Made Sumertajaya, M.Si.

Page 66: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

64

LAMPIRAN

Page 67: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

65

PETUNJUK PEMAKAIAN KALKULATOR

TYPE Casio FX 3650P

I. RANCANGAN ACAK LENGKAP (RAL).

1. Aktifkan mode SD (Statistical Design) untuk memulai penghitungan, dengan

menekan MODE clr 2X, sampai muncul 1.SD 2. REG 3.BASE, Tekan angka 1

sehingga muncul dilayar SD, bagian tengah atas.

2. Hapus semua data dengan menekan shift mode clr 1 EXE. Pastikan bahwa semua

data sudah terhapus dengan menekan Shift tombol 1, yang memiliki menu S-Sum,

hingga muncul 1. Sigma x2, 2. Sigma x, dan 3. n, kemudian pilih no 3 . Jika n = 0

menandakan bahwa data dalam program SD sudah kosong.

3. Masukkan semua data pada table data hasil penelitian satu persatu dengan menekan

DT setiap kali memasukkan data.

Contoh : 25 DT ; 31 DT ; 29 DT dst.

Jika sudah masuk semua, cek jumlah total dengan menekan Shift 1, kemudian pilih 2

atau ∑x.

4. Menghitung FK (Faktor Koreksi) :

Y..2

FK =

tr

Pada kalkulator rumus yang digunakan adalah :

∑x x2 ÷ jumlah perlakuan X ulangan (p x u)

• Rumus ∑x ada pada shift S-Sum, tombol 2 • Rumus x2 ada pada tombol x2

Jadi → FK = shift S-Sum, tombol 2, x2 ÷ pu (Jumlah perlakuan X ulangan)

5. Menghitung JKT :

∑Yij2 - FK

Pada kalkulator rumus yang digunakan adalah :

∑x2 - FK

Jadi → JKT = shift S-Sum, tombol 1 - FK

6. Data semula dihapus dengan menekan shift mode clr 1 EXE Masukkan semua

data Yi. pada table data hasil penelitian satu persatu dengan menekan DT

setiap kali memasukkan data.

Contoh : 25 DT ; 31 DT ; 29 DT dst. cek jumlah total dengan menekan Shift 1,

kemudian pilih 2 atau ∑x.

7. Menghitung JKP :

∑Yi.2 - FK

Pada kalkulator rumus yang digunakan adalah :

Page 68: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

66

∑x2 - FK

Jadi → JKP = shift S-Sum, tombol 1 : ulangan - FK

8. Terakhir hitunglah JK Sisa sesuai rumus.

Page 69: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

67

PETUNJUK PEMAKAIAN KALKULATOR

TYPE Casio fx 3600

I. RANCANGAN ACAK LENGKAP (RAL).

1. Aktifkan mode SD (Statistical Design) untuk memulai penghitungan, dengan

menekan MODE 3. Jika sudah aktif, pada layar kalkulator akan terlihat lambang

SD di sudut sebelah kanan.

2. Tekan Shift AC untuk menghilangkan data yang mungkin masih ada dalam

kalkulator. Pastikan bahwa semua data sudah terhapus dengan menekan Kout 3

untuk melihat jumlah sampel data n . Jika n = 0 menandakan bahwa data dalam pr

ogram SD sudah kosong.

3. Masukkan semua data pada table data hasil penelitian satu persatu dengan menekan

DT setiap kali memasukkan data.

Contoh : 25 DT ; 31 DT ; 29 DT dst.

4. Menghitung FK (Faktor Koreksi) :

Y..2

FK =

tr

Pada kalkulator rumus yang digunakan adalah :

∑x x2 ÷ jumlah perlakuan X ulangan (t x r)

• Rumus ∑x ada pada tombol angka 2, untuk mengeluarkannya → tekan Kout 2

• Rumus x2 ada pada tombol √ , untuk mengeluarkannya → tekan Shift √ Jadi → FK = Kout 2 Shift √ ÷ tr (Jumlah perlakuan X ulangan)

Untuk memudahkan penghitungan selanjutnya, simpan data FK dengan

menekan Shift MR.

5. Menghitung JKT :

∑Yij2 - FK

Pada kalkulator rumus yang digunakan adalah :

∑x2 - FK • Rumus ∑x2 ada pada tombol angka 1, untuk mengeluarkannya → tekan Kout 1

• Data FK sudah disimpan dalam memori, untuk menggunakannya → tekan MR

Jadi → JKT = Kout 1 - MR

6. Data semula dihapus dengan menekan shift AC Masukkan semua data Yi. pada

table data hasil penelitian satu persatu dengan menekan DT setiap kali

memasukkan data.

Contoh : 25 DT ; 31 DT ; 29 DT dst.

7. Menghitung JKP :

∑Yi.2 - FK

Pada kalkulator rumus yang digunakan adalah :

Page 70: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

68

∑x2 - FK • Rumus ∑x2 ada pada tombol angka 1, untuk mengeluarkannya → tekan Kout 1

• Data FK sudah disimpan dalam memori, untuk menggunakannya → tekan MR

Jadi → JKP = Kout 1 : jml ulangan - MR

8. Terakhir hitunglah JK Sisa sesuai rumus.

Page 71: Metode DAN Rancob Diktat

DIKTAT

METODE PENELITIAN DAN

RANCANGAN PERCOBAAN

Oleh :

Ir. ZASMELI SUHAEMI, MP

PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS TAMANSISWA PADANG, 2011

Page 72: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

1

I. PENDAHULUAN ..........................................................................

II. MEMILIH MASALAH .................................………….....................

III.STUDI PENDAHULUAN ...............................…...........................

IV.MERUMUSKAN ANGGAPAN DASAR .......................................

V. HIPOTESIS ................. ...................…….....................................

VI.MENENTUKAN DAN MENYUSUN INSTRUMEN .... ..................

VII.PENGUMPULAN DATA ...... .....…….........................................

VIII.PERANCANGAN PERCOBAAN ...................... ........................

IX. PRINSIP DASAR PERANCANGAN PERCOBAAN....................

X. PERCOBAAN SATU FAKTOR .................. ...............................

XI. UJI LANJUT .......... .....................................……..............................

XII.PERCOBAAN BERFAKTOR .............................. ......................

XIII. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ...................................

XIV. KOMUNIKASI HASIL PENELITIAN ........................................

DAFTAR PUSTAKA ...........................................……..............................

LAMPIRAN........................................................................................

1

5

7

8

9

10

13

16

20

23

36

43

57

62

64

65

Page 73: Metode DAN Rancob Diktat

I. PENDAHULUAN

Penelitian merupakan suatu usaha dari manusia untuk mengisi

kekosongan dalam ilmu pengetahuan. Penelitian yang baik memiliki

syarat-syarat antara lain:

1. Sistematis, yaitu memiliki pola ilmiah dari bentuk yang

sederhana ke bentuk yang kompleks, hingga tercapai tujuan

secara efektif dan efisien.

2. Berencana, bahwa penelitian tersebut sudah dipikirkan

sebelumnya berdasarkan teori-teori yang ada dan bukan

penelitian yang mendadak tanpa sistem yang jelas.

3. Mengikuti konsep ilmiah, yaitu mengikuti cara-cara yang sudah

ditentukan dengan menggunakan prinsip berdasarkan ilmu

pengetahuan.

Metode Penelitian digunakan untuk membantu mempertajam bakat

serta kemampuan seseorang untuk mengadakan penelitian.

Peneliti adalah orang yang melaksanakan pekerjaan penelitian

mulai dari menemukan masalah, mengerjakan, mendapatkan hasil sampai

pembuatan laporan hasil tersebut. Dalam melakukan penelitian, peneliti

membutuhkan : teori, masalah, rencana, hipotesis, data, fasilitas dan

kebebasan. Syarat peneliti yang baik ada sebelas yang biasa disebut

dengan 11i, yaitu:

1. intelegence (kecerdasan)

2. interest (keingin tahuan)

3. imagination (daya khayal)

4. inventive (daya cipta)

5. informative (mengumpulkan keterangan-keterangan)

6. initiative (inisiatif)

7. industrious (berusaha)

8. intense observation (pengamatan yang intensif)

9. integrity (kejujuran)

10. infectious enthusiasm (antusiasme yang tinggi)

11. indefatigable writer (selalu menulis/mempublikasikan)

Page 74: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

2

Selain kesebelas syarat tersebut, akan lebih lengkap jika juga

memiliki syarat keduabelas, yang merupakan syarat yang biasanya

muncul jika telah terpenuhi syarat-syarat sebelumnya, yaitu incentive atau

imbalan. Imbalan ini dapat bersifat fisik ataupun psikis.

Secara garis besar penelitian terbagi dua bagian, yaitu basic

research dan aplyed research. Basic research biasanya dilakukan untuk

kepentingan peneliti saja sebagai penelitian pendahuluan untuk

melaksanakan penelitian lanjutan. Basic research dapat berupa penelitian

historik, deskriptif maupun eksperimental. Sedangkan aplyed research

merupakan penelitian yang bertujuan praktis, untuk diterapkan ditengah

masyarakat yang sesuai dengan bidang ilmu yang diteliti.

Jenis penelitian ditinjau dari caranya terdiri dari:

1. Operation Research dan action research adalah suatu penelitian

yang dilakukan oleh seorang yang bekerja mengenai apa yang

sedang ia laksanakan tanpa mengubah sistem pelaksanaannya.

Operation Research lebih merupakan kegiatan yang sedang

berlangsung, yaitu penelitian dilakukan bukanlah menciptakan yang

baru semata, tetapi menempel pada suatu kegiatan yang sedang

berlangsung. Action research menunjuk pada action atau tindakan,

yaitu penelitian yang dilakukan secara khusus diamati terus

menerus, dilihat plus minusnya, kemudian diadakan pengubahan

terkontrol sampai pada upaya maksimal dalam bentuk tindakan

yang paling tepat.

2. Eksperimen suatu penelitian yang dilakukan dengan sengaja

memberikan suatu perlakuan terhadap objek penelitian kemudian

diteliti bagaimana akibatnya dari perlakuan yang diberikan.

Jika ditinjau dari tujuannya, penelitian dapat dibagi 3, yaitu:

penelitian eksploratif, penelitian developmental dan penelitian verifikatif.

Penelitian eksploratif adalah penelitian yang dilakukan untuk

menggali secara luas tentang sebab-sebab atau hal-hal yang

mempengaruhi terjadinya sesuatu. Misalnya disuatu daerah ditemukan

terjadi kematian hewan unggas secara berturut-turut dalam jumalh besar,

Page 75: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

3

sehingga menarik perhatian para dokter hewan untuk meneliti sebab-

musabab terjadinya musibah tersebut.

Penelitian developmental atau penelitian pengembangan adalah

penelitian yang dilakukan dalam rangka mengembangkan suatu program

atau teknologi yang sudah ada ke arah yang lebih baik. Penelitian ini

termasuk dalam action research. Misalnya teknologi fermentasi pada

bahan pakan yang berserat tinggi. Semula orang hanya mengenal

fermentasi dengan menggunakan urea, namun sekarang berkembang

dengan penggunaan mikroba-mikroba yang banyak diproduksi dalam

bentuk kemasan-kemasan praktis dan mudah penggunaannya.

Penelitian verifikatif adalah penelitian yang dilakukan untuk

mengecek kebenaran hasil penelitian lain. Misalnya penelitian tentang

penggunaan silase jerami jagung pada ternak kambing yang telah

dilakukan di daerah Pariaman, ingin diteliti kembali oleh peneliti lain

dengan perlakuan yang sama di daerah Padang.

Page 76: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

4

BAGAN ARUS KEGIATAN PENELITIAN

Langkah 8b

Mengumpulkan Data

Langkah 7

Menentukan dan menyusun alat dan bahan

Langkah 6b

Menentukan Sumber Data

Langkah 4 Merumuskan Anggapan Dasar

Langkah 2

Studi Pendahuluan

Langkah 3

Merumuskan Masalah

Langkah 5

Memilih Pendekatan

Langkah 4a

Hipotesis

Langkah 6a

Menentukan Variabel

Langkah 1

Memilih Masalah

Langkah 9

Analisis data

Langkah 10

Menarik kesimpulan

Langkah 11

Menyusun laporan

Langkah 8a

Memberikan perlakuan (penelitian eksperimen)

Page 77: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

5

II. MEMILIH MASALAH

Besar maupun kecil, sedikit ataupun banyak, setiap orang pasti

memiliki masalah. Namun ada masalah yang dapat seketika diatasi,

tetapi ada pula yang memerlukan penelitian.

Memilih masalah penelitian adalah suatu langkah awal dari suatu

kegiatan penelitian. Memilih masalah bukanlah pekerjaan yang mudah,

terutama bagi orang-orang yang belum banyak meneliti. Sehingga

diperlukan kepekaan dari calon peneliti. Apabila sudah berpengalaman

meneliti, masalah-masalah akan timbul dalam bentuk keinginan untuk

segera dilaksanakan pemenuhannya.

Ditinjau dari sebab timbulnya, masalah penelitian seringkali muncul

karena hal-hal berikut:

- ada tantangan,

- ada keraguan,

- ada rintangan,

- ada kesenjangan.

Contoh: Sapi FH produksi susunya rendah jika dipelihara di

Indonesia, sedangkan dinegeri asalnya tinggi. Mengapa? (ada

kesenjangan).

Ditinjau dari sumbernya, masalah penelitian dapat diperoleh dari :

- laporan penelitian,

- diskusi-diskusi,

- seminar,

- keinginan masyarakat,

- intuisi atau faktor kebetulan, seperti penemuan penicillin

- hasil penelitian orang lain,

- hasil analisis bidang ilmu,

- pengalaman,

- pengamatan lingkungan.

Dari hal-hal tersebut di atas, biasanya masalah penelitian dipilih

oleh peneliti karena alasan-alasan:

- mempunyai nilai penelitian,

Page 78: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

6

- memungkinkan untuk dilaksanakan (sarana, prasarana, dan

sumber data),

- sesuai dengan bidang ilmu yang ditekuni oleh peneliti.

- sesuai dengan minat peneliti

- bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan

praktek.

Sedangkan dalam memilih suatu masalah penelitian, maka seorang

(atau beberapa) orang peneliti harus memperhatikan:

- keaslian masalah penelitian,

- nilai up to date nya,

- keilmiahannya.

Permasalahan dalam penelitian sering juga disebut dengan istilah

problema atau problematik. Secara garis besar ada 3 gejala problematik,

yaitu:

1. Problema untuk mengetahui status dan mendeskripsikan

fenomena (penelitian deskriptif)k, termasuk juga penelitian

historis dan filosofis.

2. Problema untuk membandingkan dua fenomena atau lebih

(penelitian komparasi), Dalam penelitian ini peneliti berusaha

mencari persamaan dan perbedaan dari suatu fenomena yang

ada, saelanjutnya mencari arti atau manfaat dari adanya

persamaan dan perbedaan yang ada.

3. Problema untuk mencari hubungan antara dua fenomena

(penelitian korelasi). Ada dua macam korelasi, sejajar dan

sebab-akibat.

Page 79: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

7

III. STUDI PENDAHULUAN DAN MERUMUSKAN MASALAH

Meskipun sudah diperoleh suatu masalah untuk diteliti, sebelum

mengadakan penelitian yang sesungguhnya, peneliti perlu mengadakan

studi pendahuluan. Studi pendahuluan diperlukan untuk menjajagi

kemungkinan diteruskannya pekerjaan meneliti, juga untuk mencari

informasi yang diperlukan oleh peneliti agar masalahnya menjadi lebih

jelas.

Setelah dilakukan studi pendahuluan, maka masalah yang akan

diteliti akan menjadi jelas. Dan masalah yang telah dipilih harus

dirumuskan agar penelitian dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

Perumusan masalah merupakan pedoman bagi peneliti sehingga jelas

darimana harus memulai, kemana harus pergi dan dengan apa.

Perumusan masalah, harus dilakukan dengan kondisi sebagai

berikut:

1. masalah dirumuskan dalam bentuk pertanyaan,

2. harus jelas dan padat,

3. harus berisi implikasi adanya data untuk memecahkan masalah,

4. harus merupakan dasar dalam membuat hipotesis,

5. harus menjadi dasar judul penelitian.

Perumusan masalah harus sinkron dengan merumuskan judul.

Judul sebaiknya ditulis selengkap mungkin sehingga dengan membaca

judul orang dapat mengetahui kehendak peneliti dengan kegiatan yang

akan dilakukan dalam penelitian. Judul harus memenuhi kaidah-kaidah:

singkat, padat, tepat, menarik, dan menimbulkan keinginan orang yang

membaca untuk mengetahui lebih mendalam.

Setelah ada perumusan masalah, dalam penulisan selanjutnya

harus disinkronkan atau berkaitan erat dengan tujuan penelitian dan

kesimpulan hasil penelitian nantinya.

Page 80: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

8

IV. MERUMUSKAN ANGGAPAN DASAR

Anggapan dasar adalah suatu yang diyakini kebenarannya oleh

peneliti yang akan berfungsi sebagai hal-hal yang dipakai untuk tempat

berpijak bagi peneliti di dalam melaksanakan penelitiannya.

Setelah masalah dirumuskan, selanjutnya dipikirkan gagasan

tentang letak persoalan atau masalahnya dalam hubungan yang lebih

luas. Dalam hal ini, peneliti harus dapat memberikan sederetan asumsi

dasar yang kuat tentang kedudukan permasalahannya. Asumsi yang

harus diberikan tersebut diberi nama asumsi dasar atau anggapan dasar,

yang merupakan landasan teori di dalam meyakinkan pembaca akan

kepentingan penelitian yang dilaksanakan.

Peneliti perlu merumuskan anggapan dasar yang dalam yang

berguna untuk:

i. dasar berpijak yang kukuh bagi masalah yang sedang diteliti, sehingga

memperkuat permasalahan yang dipilih.

ii. mempertegas variabel atau peubah yang menjadi pusat perhatiannya.

iii. membantu peneliti dalam memperjelas penetapan objek penelitian,

wilayah pengambilan data atau lokasi penelitian, instrumen

pengumpulan data

iv. Guna menentukan dan merumuskan hipotesis.

Didalam penyusunan proposal atau skripsi, anggapan dasar

terdapat pada Bab II, Bab Tinjauan Pustaka. Merumuskan suatau

anggapan dasar bukanlah pekerjaan yang mudah. Ini membutuhkan suatu

pemikiran, renungan dan analisis masalah. Untuk itu diperlukan latihan,

membiasakan dan banyak melihat contoh-contoh. Cara menentukan

anggapan dasar antara lain adalah:

1. Dengan banyak membaca.

2. Dengan banyak mendengar berita

3. Dengan banyak berkunjung,

4. Dengan mengadakan pendugaan.

Page 81: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

9

V. HIPOTESIS

Jika anggapan dasar merupakan dasar pikiran yang

memungkinkan kita mengadakan penelitian tentang permasalahan kita,

maka hipotesis merupakan kebenaran sementara yang ditentukan oleh

peneliti, tetapi masih harus dibuktikan atau di tes atau diuji kebenarannya.

Hipotesis merupakan pedoman bagi peneliti untuk menentukan arah,

sehingga ada yang menuntut kegiatan kita. Namun tidak semua

penelitian menggunakan hipotesis.

MEMILIH PENDEKATAN

Yang dimaksud pendekatan disini adalah metode atau cara

mengadakan penelitian, baik eksperimen maupun non eksperimen.

Selain itu juga menunjukkan jenis atau tipe penelitian yang diambil.

MENENTUKAN VARIABEL DAN SUMBER DATA

Menentukan variabel atau peubah yang diukur merupakan langkah

untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan:

a. Apa yang akan diteliti ?

b. Dari mana data diperoleh ?

Kedua hal ini harus diidentifikasikan secara jelas agar dengan tepat

dapat ditentukan alat apa yang akan kita gunakan untuk mengumpulkan

datanya.

Page 82: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

10

VI. MENENTUKAN DAN MENYUSUN INSTRUMEN

Setelah peneliti mengetahui dengan pasti apa yang akan diteliti dan

dari mana data akan diperoleh, maka langkah yang segera diambil adalah

menentukan dengan instrumen apa data akan dikumpulkan. Instrumen

atau alat dan bahan, sangat tergantung dari jenis dan asal data.

Instrumen dalam penelitian produksi disebut dengan materi

penelitian. Materi dalam penelitian bisa terdiri dari alat dan bahan.

Jenis-jenis instrumen berdasarkan metode pengumpulan datanya yang

biasa digunakan dibidang peternakan antara laini:

1. Kuesioner, yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang hal-

hal yang diketahui.

a. Dipandang dari cara menjawab, terdiri dari:

a.Kuesioner terbuka, yang memberi kesempatan kepada

responden untuk menjawab dengan kalimatnya.

b. Kuesioner tertutup, yang sudah disediakan jawabannya sehingga

responden tinggal memilih

b. Dipandang dari jawaban yang diberikan, terdiri dari:

a. kuesioner langsung, yaitu responden menjawab tentang

dirinya

b. kuesioner tidak langsung, jika responden menjawab tentang

orang lain.

c. Dipandang dari bentuknya, terdiri dari:

c. Kuesioner pilihan ganda, termasuk dalam kuesioner tertutup.

d. Kuesioner isian, yang dimaksud adalah kuesioner terbuka

e. Kuesioner check list

Instrumen tidak baik

Data tidak benar

Instrumen baik

Kesimpulan tdk sesuai

Kesimpulan sesuai

Data benar

Page 83: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

11

f. Rating scale

2. Interviu, sering juga disebut wawancara atau kuesioner lisan.

Ditinjau dari pelaksanaannya, dibedakan atas:

a. Interviu bebas (inguide interview)

b. Interviu terpimpin (guide interview)

c. Interviu bebas terpimpin, yaitu kombinasi antara a dan b.

3. Observasi, disebut juga pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan

perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat

indera. Baik dengan atau tanpa alat bantu. Observasi dapat dilakukan

dengan dua cara, yaitu:

a. Observasi non sistematis, yang dilakukan tanpa

menggunakan instrumen atau alat pengamatan.

b. Observasi sistematis, yang dilakukan dengan menggunakan

pedoman sebagai instrumen pengamatan.

4. Skala bertingkat, yaitu suatu ukuran subjektif yang dibuat berskala.

Contoh-contoh

Judul penelitian : Pengaruh penyimpanan epididimis sapi pada suhu 5oC

setelah dipotong terhadap kualitas mani.

Instrumen/materi penelitian:

Penelitian ini menggunakan epididimis sapi yang berumur 3-4

tahun setelah dipotong yang diambil dari rumah potong hewan setelah

sapi dipotong, zat warna eosin (ml) dan NaCl fisiologis 50 ml.

Peralatan yang digunakan adalah haemacytometer 1 set,

mikroskop 1 buah, kertas pH universal 1 kotak, tabung reaksi 5 ml,

dst.......

Page 84: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

12

BAGIAN ISI PROPOSAL (USULAN) PENELITIAN

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Perumusan Masalah

C. Tujuan penelitian

D. Hipotesis

E. Manfaat Penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. (Tentang objek penelitian)

B. (Tentang perlakuan penelitian jika penelitian eksperimen)

C. (Tentang bagian-bagian yang mempengaruhi perlakuan untuk

penelitian eksperimen atau yang mempengaruhi peubah yang

diukur untuk penelitian sosial/survey, jika ada)

D. (Tentang variabel yang diukur, setiap sub bab dapat terdiri dari satu

variabel atau sekaligus seluruh variabel yang diukur))

E. (Dan lain-lain yang dirasa perlu)

III. MATERI DAN METODE PENELITIAN (Untuk Penelitian eksperimen)

A. Materi Penelitian

B. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

2. Pelaksanaan Penelitian

3. Peubah Yang Diukur

4. Waktu dan Tempat Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN (Untuk Penelitian Sosial/Survai)

A. Materi Penelitian

1. Deskripsi Lokasi Penelitian

2. Deskripsi Populasi/Sampel Penelitian

B. Metode Penelitian

1. Metode Pengumpulan Data/Sampel

2. Peubah Yang di Ukur

3. Analisis Data

4. Waktu dan Tempat Penelitian

DAFTAR PUSTAKA

Page 85: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

13

VII. PENGUMPULAN DATA

Menyusun instrumen adalah pekerjaan penting di dalam langkah

penelitian. Akan tetapi mengumpulkan data jauh lebih penting lagi,

terutama apabila peneliti menggunakan metode-metode yang memiliki

cukup banyak celah untuk dimasuki unsur minat peneliti.

Mengamati bukanlah sekedar menatap atau memperhatikan, tetapi

mengumpulkan data adalah mengamati peubah atau variabel yang akan

diteliti dengan metode yang telah ditentukan, baik interviu, tes, observasi,

kuesioner dan sebagainya.

Dengan metode apapun, pengumpul data harus dilatih terlebih

dahulu, agar diperoleh data yang sesuai dengan harapan. Yang penting

bagi penelitian adalah bahwa metode-metode tersebut dilaksanakan

secara objektif, tidak dipengaruhi oleh keinginan pengamat.

Rancangan Penelitian

Berdasarkan proses pengumpulan data, secara umum penelitian

pertanian dapat dikategorikan ke dalam 2 kategori, yaitu penelitian

percobaan (Eksperimen) dan penelitian survey (Non Eksperimen). Pada

kategori pertama, untuk mengumpulkan data peneliti memberikan suatu

perlakuan terhadap objek penelitian, kemudian mengamati dan mengukur

pengaruh dari perlakuan tersebut. Sedangkan pada kategori kedua,

peneliti tidak melakukan apa-apa terhadap objek penelitian, melainkan

langsung mengamati objek penelitian dan mengumpulkan data sesuai

dengan informasi yang dibutuhkannya.

Rancangan Penelitian dibutuhkan untuk memperoleh sebanyak

mungkin keterangan atau fakta yang diperlukan bagi pemecahan masalah

yang sudah dirumuskan. Dalam mencapai tujuan ini perlu

dipertimbangkan faktor-faktor kendala yang membatasi kemudahan dalam

melaksanakan percobaan. Untuk itu, rancangan yang baik adalah bersifat

antara lain :

- efektif, yaitu sesuai dengan tujuan dan kegunaan penelitian

- efisien, yaitu memiliki ketepatan yang tinggi tetapi hemat dalam

menggunakan waktu, biaya, tenaga dan bahan penelitian

Page 86: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

14

- sederhana, yaitu mudah diselenggarakan dan mudah dianalisis.

Agar suatu penelitian memberikan fakta yang dapat diolah dan

digunakan untuk menarik kesimpulan yang sahih, maka dalam merancang

suatu penelitian, haruslah dipertimbangkan tiga prinsip pokok, yaitu:

pengulangan (replication), pengacakan (randomization), dan pengendalian

lokal (local control)

Pengulangan dilakukan agar data yang akan dianalisis lebih

mendekati pada populasi, berdasarkan sampel yang digunakan. Jumlah

pengulangan sifatnya fleksibel, tergantung kepada tujuan penelitian,

aspek statistik, maupun aspek ekonomi.

Pengacakan dimaksudkan untuk menjamin bahwa setiap objek

percobaan mendapatkan kesempatan yang sama, atau objektif dalam

penempatannya pada satuan-satuan percobaan.

Sesuai dengan prinsip pengendalian lokal, dalam penelitian

eksperimen digunakan perancangan lingkungan, yaitu usaha untuk

mengendalikan kesalahan suatu penelitian (galat percobaan) dengan

melakukan pengelompokkan terhadap satua-satuan percobaan yang

relatif lebih seragam.

Apabila bahan atau lingkungan percobaan relatif seragam, atau

dapat diusahakan seragam, maka penelitian dapat dilakukan tanpa

pengelompokan dan rancangan yang digunakan disebut Rancangan Acak

Lengkap (RAL). Apabila keseragaman satuan-satuan percobaan tidak

dapat diusahakan, maka pengelompokkan harus dilakukan, rancangan

yang digunakan adalah RAK (Rancangan Acak Kelompok) atau RBL

(rancangan Bujursangkar Latin).

Dari setiap rancangan lingkungan di atas, dapat pula disusun

berdasarkan penempatan perlakuan untuk rancangan yang memiliki

perlakuan 2 faktor atu lebih. Rancangan perlakuan tersebut yang

umum digunakan adalah rancangan faktorial (RF), rancangan petak

terbagi (RPT), dan rancangan kelompok terbagi (RKT).

Page 87: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

15

VIII. PERANCANGAN PERCOBAAN

Percobaan pada umumnya dilakukan untuk menemukan sesuatu.

Oleh karena itu secara teoritis, percobaan diartikan sebagai tes

(Montgomery, 1991) atau penyelidikan terencana untuk mendapatkan

fakta baru (Steel dan Torrie, 1995). Dan rancangan percobaan dapat

diartikan sebagai tes atau serangkaian tes dimana perubahan yang berarti

dilakukan pada variabel dari suatu proses atau sistem sehingga kita dapat

mengamati dan mengidentifikasi alasan-alasan perubahan pada respon

output (Montgomery, 1991). Sedangkan menurut Milliken dan Johnson

(1992) rancangan percobaan merupakan hal yang sangat berhubungan

dengan perencanaan penelitian untuk mendapatkan informasi maksimum

dari bahan-bahan yang tersedia. Dan dapat juga diartikan sebagai

seperangkat aturan/cara/prosedur untuk menerapkan perlakuan kepada

satuan percobaan (Steel dan Torrie, 1995).

Dari berbagai definisi di atas jelas bahwa tujuan percobaan adalah

serupa yaitu menjawab satu atau lebih pertanyaan untuk mendapatkan

informasi maksimum dengan cara: (1) Menentukan variabel mana yang

paling berpengaruh terhadap tanggapan (respon), y; (2) Menentukan

bagaimana menset pengaruh X’s sehingga y mendekati nilai nominal yang

didinginkan; (3) Menentukan bagaimana men set pengaruh X’s sehingga

ragam y kecil. (4) Menentukan bagaimana men set X’s sehingga pengaruh

variabel tak terkontrol z1, z2,…zq sekecil mungkin.

Dalam merancang suatu penelitian, peneliti sering melakukan

kontrol terhadap pengaruh-pengaruh tertentu seperti perlakuan, populasi,

atau kombinasi perlakuan. Oleh karena itu, sebelum penelitian

berlangsung timbul beberapa pertanyaan yang harus dijawab: (1) Berapa

banyak perlakuan yang harus diterapkan; (2) Berapa kali setiap perlakuan

harus diamati; (3) Apa saja satuan percobaannya; (4) Bagaimana

menerapkan perlakuan ke satuan percobaan dan mengamati responnya;

(5) Dapatkah hasil rancangan tadi dianalisis dan dibandingkan?

Page 88: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

16

Untuk dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan ini tidak harus

secara langsung dan tidak dapat dijawab secara umum. Di sinilah

rancangan percobaan digunakan sehingga dapat memainkan peranan

penting dalam proses pengembangan dan proses mencari dan

memecahkan kesulitan guna meningkatkan penelitian.

Secara garis besar penelitian terbagi dua bagian, yaitu basic

research dan aplyyed research. Basic research biasanya dilakukan untuk

kepentingan peneliti saja sebagai penelitian pendahuluan untuk

melaksanakan penelitian lanjutan. Basic research dapat berupa penelitian

historik, deskriptif maupun eksperimental. Sedangkan aplyyed research

merupakan penelitian yang bertujuan praktis, untuk diterapkan ditengah

masyarakat yang sesuai dengan bidang ilmu yang diteliti.

Berdasarkan proses pengumpulan data, secara umum penelitian

pertanian dapat dikategorikan ke dalam 2 kategori, yaitu penelitian

percobaan (Eksperimen) dan penelitian survey (Non Eksperimen). Pada

kategori pertama, untuk mengumpulkan data peneliti memberikan suatu

perlakuan terhadap objek penelitian, kemudian mengamati dan mengukur

pengaruh dari perlakuan tersebut. Sedangkan pada kategori kedua,

peneliti tidak melakukan apa-apa terhadap objek penelitian, melainkan

langsung mengamati objek penelitian dan mengumpulkan data sesuai

dengan informasi yang dibutuhkannya.

Mengaumpulkan data bukanlah sekedar mengamati dengan

menatap atau memperhatikan, tetapi mengumpulkan data adalah

mengamati peubah atau variabel yang akan diteliti dengan metode yang

telah ditentukan, baik interviu, tes, observasi, kuesioner dan sebagainya.

Dengan metode apapun, pengumpul data harus dilatih terlebih

dahulu, agar diperoleh data yang sesuai dengan harapan. Yang penting

bagi penelitian adalah bahwa metode-metode tersebut dilaksanakan

secara objektif, tidak dipengaruhi oleh keinginan pengamat.

Rancangan Penelitian dibutuhkan untuk memperoleh sebanyak

mungkin keterangan atau fakta yang diperlukan bagi pemecahan masalah

yang sudah dirumuskan. Untuk mencapai tujuan ini perlu dipertimbangkan

Page 89: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

17

faktor-faktor kendala yang membatasi kemudahan dalam melaksanakan

percobaan. Untuk itu, rancangan yang baik adalah bersifat antara lain :

a. efektif, yaitu sesuai dengan tujuan dan kegunaan penelitian

b. efisien, yaitu memiliki ketepatan yang tinggi tetapi hemat

dalam menggunakan waktu, biaya, tenaga dan bahan

penelitian

c. sederhana, yaitu mudah diselenggarakan dan mudah

dianalisis.

Dengan demikian, rancangan yang baik adalah yang mempertimbangkan

hal-hal tersebut di atas.

Dalam bidang ilmu eksakta, khususnya program studi Produksi

Ternak, umumnya penelitian yang dilakukan adalah kategori penelitian

eksperimen. Dalam penelitian eksperimen, ada beberapa istilah yang

harus dikenal, yaitu: “perlakuan”, “satuan percobaan”, dan “galat

percobaan”.

a. Perlakuan (Treatment)

Perlakuan dapat diartikan sebagai sekumpulan kondisi-kondisi tertentu

yang diberikan kepada setiap satuan percobaan dengan tujuan melihat

pengaruh yang ditimbulkan oleh masing-masing kondisi tersebut dalam

ruang lingkup rancangan yang dipakai.

b. Satuan percobaan

Adalah satuan terkecil dari bahan percobaan yang memperoleh

perlakuan. Sebagai contoh sejumlah ayam broiler dalam satu unit

kandang, satu ekor sapi atau satu plot tanaman hijauan makanan

ternak. Erat hubungannya dengan ini adalah satuan pengamatan, yaitu

satuan terkecil dari objek yang diamati. Satuan pengamatan dalam

keadaan tertentu sama dengan satuan percobaan, seperti halnya satu

ekor sapi. Namun secara umum satuan pengamatan merupakan

bagian dari satuan percobaan, seperti halnya seekor puyuh, seekor

ayam broiler/petelur, satu rumpun hijauan dalam satu plot dan lain-lain.

c. Galat percobaan

Adalah ukuran keragaman diantara semua pengamatan dari satuan-

satuan percobaan yang mendapat perlakuan sama. Misalnya dua unit

Page 90: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

18

kandang yang berukuran dan memiliki jumlah ayam yang sama,

mendapat perlakuan yang sama, tetapi tidak memberikan respon yang

sama. Keragaman ini bisa ditimbulkan oleh dua hal. Pertama adalah

akibat adanya perbedaan yang memang sudah ada di dalam bahan

percobaan itu sendiri, dan yang kedua adalah akibat kekurang

cermatan peneliti dalam menyelenggarakan percobaan sehingga

kondisi-kondisi yang harusnya diciptakan sama tidak terpenuhi dengan

sempurna.

Dalam setiap percobaan, kesalahan atau galat percobaan harus

diusahakan sekecil-kecilnya dengan menyediakan bahan percobaan yang

seragam dan menggunakan rancangan percobaan yang tepat.

Pengendalian galat dengan rancangan percobaan berarti

merancang model analisa sedemikian rupa sehingga sumber-sumber

galat dapat diidentifikasi dan disisihkan dari galat yang sebenarnya.

Page 91: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

19

IX. PRINSIP DASAR PERANCANGAN PERCOBAAN

Perancangan percobaan adalah suatu uji atau sederetan uji, baik

itu menggunakan statistika deskripsi maupun statistika inferensia, yang

bertujuan untuk mengubah peubah input menjadi suatu output yang

merupakan respon dari percobaan tersebut. Adapun ilustrasinya dapat

dibuat sebagai berikut :

Agar suatu penelitian atau percobaan memberikan fakta yang

dapat diolah dan digunakan untuk menarik kesimpulan yang sahih, maka

dalam merancang suatu penelitian, haruslah dipertimbangkan tiga prinsip

pokok, yaitu: pengulangan (replication), pengacakan (randomization), dan

pengendalian lokal (local control)

Pengulangan (replication)

Pengulangan dilakukan agar data yang akan dianalisis lebih

mendekati pada populasi, berdasarkan sampel yang digunakan. Jumlah

pengulangan sifatnya fleksibel, tergantung kepada tujuan penelitian,

aspek statistik, maupun aspek ekonomi.

Pengulangan bertujuan untuk :

a. Menduga ragam dari galat percobaan

b. Menduga galat baku (standard error) dari rataan perlakuan

c. Meningkatkan ketepatan percobaan

d. Memperluas presisi kesimpulan percobaan yaitu melalui

pemilihan dan penggunaan satuan-satuan percobaan yang lebih

bervariasi.

Input

Proses

Metode Mesin Material

Output

Page 92: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

20

Pengacakan (randomization)

Pengacakan yaitu setiap unit percobaan harus memiliki peluang

yang sama untuk diberi suatu perlakuan tertentu, untuk menjamin bahwa

setiap objek percobaan mendapatkan kesempatan yang sama, atau

objektif dalam penempatannya pada satuan-satuan percobaan.

Pengacakan perlakuan pada unit-unit percobaan dapat menggunakan

tabel bilangan acak, sistem lotere secara manual atau dapat juga

menggunakan komputer.

Pengendalian lokal (local control)

Pengendalian lokal atau pengendalian lingkungan, yaitu usaha

untuk mengendalikan keragaman yang muncul akibat keheterogenan

kondisi lingkungan dengan melakukan pengelompokkan terhadap satua-

satuan percobaan yang relatif lebih seragam.

Usaha-usaha pengendalian lingkungan yang dapat dilakukan yaitu

dengan melakukan pengelompokkan (blocking) satu arah, dua arah,

maupun multi arah. Pengelompokkan dikatakan baik jika keragaman di

dalam kelompok lebih kecil dibandingkan dengan keragaman antar

kelompok

Pembuatan kelompok biasanya lebih didasarkan pada kondisi atau

karakteristik objek percobaan yang digunakan dengan syarat kelompok

tidak berinteraksi dengan perlakuan.

Apabila bahan atau lingkungan percobaan relatif seragam, atau

dapat diusahakan seragam, maka penelitian dapat dilakukan tanpa

pengelompokan dan rancangan yang digunakan disebut Rancangan Acak

Lengkap (RAL). Apabila keseragaman satuan-satuan percobaan tidak

dapat diusahakan, maka pengelompokkan harus dilakukan, rancangan

yang digunakan adalah RAK (Rancangan Acak Kelompok) atau RBSL

(rancangan Bujursangkar Latin).

Dari setiap rancangan lingkungan di atas, dapat pula disusun

berdasarkan penempatan perlakuan untuk rancangan yang memiliki

perlakuan 2 faktor atu lebih. Rancangan perlakuan tersebut yang umum

Page 93: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

21

digunakan adalah rancangan faktorial (RF), rancangan petak terbagi

(RPT), dan rancangan kelompok terbagi (RKT).

Selain prinsip pengulangan (replication), pengacakan

(randomization), dan pengendalian lokal (local control), terdapat lagi

beberapa prinsip tambahan dalam rancangan percobaan. Salah satu

diantaranya adalah prinsip efisien. Suatu rancangan dikatakan lebih

efisien dari rancangan lain apabila galat percobaan rancangan pertama

lebih kecil dari galat percobaan rancangan kedua.

Dalam laporan hasil penelitian (Skripsi) , uraian mengenai rancangan

percobaan untuk penelitian eksperimen diletakkan pada Bab III,

sebagaimana berikut:

III. MATERI DAN METODE PENELITIAN

A. Materi Penelitian

B. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

2. Pelaksanaan Penelitian

3. Peubah Yang Diukur

4. Waktu dan Tempat Penelitian

Page 94: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

22

X. PERCOBAAN SATU FAKTOR

Suatu percobaan yang dirancang hanya melibatkan satu faktor

dengan beberapa taraf sebagai perlakuan, disebut dengan percobaan

satu faktor. Taraf perlakuan adalah jumlah level atau jenis perlakuan yang

dipilih. Percobaan satu faktor dapat diterapkan pada berbagai rancangan

lingkungan (RAL, RAK, RBSL dan lain-lain). Rancangan ini pada dasarnya

menjaga kondisi faktor-faktor lain dalam kondisi tetap.

A. RANCANGAN ACAK LENGKAP

Rancangan ini dipakai bila satuan percobaan yang digunakan relatif

homogen/seragam. Pada umumnya percobaan dilaboratorium,

kehomogenan satuan percobaan bisa dijamin, sebaliknya jika percobaan

dilakukan di lapangan. Selain satuan percobaan yang homogen,

lingkungan percobaan selain perlakuan juga relatif homogen, seperti

halnya, kandang, perlengkapan kandang, tata laksana pemeliharaan dan

suhu lingkungan.

1. Pengacakan dan Lay out penelitian.

Dimisalkan suatu penelitian yang lingkungannya relatif homogen

memiliki 4 taraf perlakuan yang dilambangkan P1, P2, P3 dan P4 dan

setiap taraf perlakuan diulang sebanyak 5 kali. Dengan demikian

satuan percobaan yang digunakan adalah 4 X 5 = 20 satuan

percobaan. Pengacakan dilakukan sekaligus pada 20 satuan

percobaan.

Pengacakan dilakukan dengan terlebih dahulu menyediakan 20

satuan percobaan yang dibutuhkan, dan 20 lembar kertas untuk

mengacak. Seluruh satuan percobaan diberi no urut 1 – 20.

1 2 3 4 5

6 7 8 9 10

11 12 13 14 15

16 17 18 19 20

Page 95: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

23

Tulislah di kertas yang tersedia perlakuan P2 sebanyak lima buah

dan perlakuan lainnya juga masing-masing lima buah. Lebih bagus jika

pada kertas langsung ditulis ulangannya, contoh : P11 berarti perlakuan

P1 ulangan kesatu. Setelah itu lakukan pengacakan seperti dengan

mengocok ke 20 kertas dan keluarkan satu persatu. Kertas yang keluar

pertama berarti perlakuan yang harus ditempatkan pada satuan

percobaan yang pertama (No.urut 1), begitu juga seterusnya sampai

semua kertas habis dan seluruh satuan percobaan sudah diberi

perlakuan. 1 P14 2 P21 3 P42 4 P45 5 P41 6 P13 7 P35 8 P15 9 P22 10 P12 11 P31 12 P33 13 P11 14 P34 15 P23 16 P25 17 P32 18 P43 19 P24 20 P44

Gambar. Lay Out Penelitian.

2. Tabulasi data.

Tabel. Tabulasi Data Percobaan RAL.

Perlakuan Ulangan

Jumlah Rataan 1 2 3 4

P1 Y11 Y12 Y13 Y14 Y1. Ỹ 1.

P2 Y21 Y22 Y23 Y24 Y2. Ỹ 1.

P3 Y31 Y32 Y33 Y34 Y3. Ỹ 1.

P4 Y41 Y42 Y43 Y44 Y4. Ỹ 1.

P5

Total Y.1 Y.2 Y.3 Y.4 Y..

Rataan Ỹ .1 Ỹ .2 Ỹ .3 Ỹ .4 Ỹ ..

3. Model linier dan tabel sidik ragam

Bentuk umum dari model linier rancangan acak lengkap (RAL) adalah

sebagai berikut:

Yij = µ + αi + εij

Keterangan :

i = 1, 2, 3,..., p (Jumlah perlakuan) dan j = 1, 2, 3,..., l (Jumlah ulangan).

Page 96: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

24

Yij = nilai pengamatan pada satuan percobaan

1. = nilai tengah umum

αi = pengaruh perlakuan taraf ke - i

εij = galat percobaan pada satuan percobaan ulangan ke - j perlakuan ke-i

Tabel . Sidik Ragam Rancangan Penelitian.

Sumber

Keragaman

Derajat

Bebas

Jumlah

Kuadrat

Kuadrat

Tengah

Nilai

F hitung

Nilai F tabel

5% 1%

Perlakuan

Galat/Sisa

p-1

p(u-1)

JKP

JKG

KTP

KTG

KTP/KTG

Total pu-1 JKT

Perhitungannya adalah :

FK = Faktor Koreksi

2

= ..Y

pu

JKT = Jumlah Kuadrat Total

= Y∑ ij2 - FK

JKP = Jumlah Kuadrat Perlakuan

= 1

u Y∑ i.

2 - FK

JKG = Jumlah Kuadrat Galat

= JKT – JKP

KTP = JKP/p-1 KTG = JKG/p(u-1) Keterangan :

p : Jumlah Perlakuan

u : Jumlah ulangan

4. Pengujian Hipotesis dan Kesimpulan

Hipotesis harus ditentukan sebelum dilakukan pengujian, hipotesis

merupakan kebenaran sementara yang ditentukan oleh peneliti, tetapi

Page 97: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

25

masih harus dibuktikan atau di tes atau diuji kebenarannya. Hipotesis

merupakan pedoman bagi peneliti untuk menentukan arah, sehingga

ada yang menuntut kegiatan kita. Apabila kita berhadapan dengan

model percobaan yang tetap, hipotesis nol (H0 ) yang diajukan

sebelum percobaan adalah tidak adanya perbedaan pengaruh

perlakuan terhadap hasil pengamatan. Lawannya adalah hipotesis

alternatif ( Ha ), yaitu setidaknya ada sepasang perlakuan yang

berbeda. Hipotesis ini dapat dituliskan sebagai berikut :

H0 : µ1 = µ2 = ... = µp ; p = jumlah perlakuan

Ha : µi ≠ µp ;i = perlakuan; p = jumlah perlakuan

Dari perhitungan untuk melengkapi Tabel Sidik Ragam, akan

diperoleh nilai Fhit (F hitung) dari perbandingan antara KTP/KTG. Nilai

Fhit dihitung untuk dibandingkan dengan nilai F Tabel sehingga dapat

dilakukan pengujian hipotesis dan membuat kesimpulan.

Nilai F Tabel dapat dilihat pada buku-buku teks Statistika atau

Rancangan Percobaan, contohnya dalam buku Steel and Torie dapat

dilihat pada lampiran Tabel A6. Cara melihat nilai F Tabel adalah

sebagai berikut :

db pe-nyebut

Peluang nilai F yang lebih besar

db pembilang

1 2 3 4 ... P

1 2

. .

120

0,100 0,050 0,025 0,010 0,005

. . . .

39,86 161,40 647,80

4052,00 16211,00

Nilai F tabel, dilihat berdasarkan db (Derajat bebas) pembilang yaitu db

perlakuan yang kita uji dengan db penyebut, yaitu db Galat. Nilai yang

Page 98: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

26

digunakan adalah nilai pada peluang nilai F yang lebih besar 0,050

dan 0,010.

Kondisi yang mungkin terjadi dari hasil perbandingan antara F

Tabel dengan F hitung adalah :

1. F hit < F Tabel H0 diterima

2. Fhit > F Tabel H0 ditolak

Kesimpulan :

1. Jika F hit < F Tabel artinya : tidak adanya perbedaan pengaruh

perlakuan terhadap hasil pengamatan (non significant)

dilambangkan dengan ns.

2. Jika Fhit > F Tabel artinya : setidaknya ada sepasang perlakuan

yang berbeda pengaruhnya terhadap hasil pengamatan.

a. Jika F hit > F tabel pada peluang F yang lebih besar 0,050,

maka perbedaan pengaruhnya disebut berbeda nyata

(significant), pada tabel Sidik Ragam dilambangkan dengan *.

b. Jika F hit > F tabel pada peluang F yang lebih besar 0,010,

maka perbedaan pengaruhnya disebut berbeda sangat nyata

(highly significant) dilambangkan dengan **.

Contoh :

Suatu penelitian dilakukan untuk melihat pengeruh dosis obat cacing

terhadap pertambahan berat badan sapi Peranakan Simental. Sebagai

taraf perlakuan dipilih dosis obat cacing sebanyak 30 ml, 40 ml, 50 ml dan

60 ml, sehingga perlakuannya adalah sebagai berikut :

P1 = pemberian dosis obat cacing 30 ml/500 kg

P2 = pemberian dosis obat cacing 40 ml/500 kg

P3 = pemberian dosis obat cacing 50ml/500 kg

P4 = pemberian dosis obat cacing 60 ml/500 kg

Page 99: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

27

Berikut ini adalah rata-rata pertambahan berat badan sapi P. Simental

(gram/hari) sesuai perlakuan pemberian obat cacing:

Perlakuan Ulangan

Jumlah Rataan 1 2 3 4 5

P1 44 56 51 55 45 251 50.2

P2 52 47 53 47 47 246 49.2P3 68 53 71 48 48 288 57.6P4 66 54 54 71 68 313 62.6

Jumlah 230 210 229 221 208 1098 219.6

FK = 10982 = 60280.2 20 JKT = 442 + 562 + … + 682 - 60280.2

= 61798 - 60280.2

= 1517.8 JKP = 1 X 2512 + … + 3132 - 60280.2 5

= 1 X 304430 - 60280.2 5

= 60886 - 60280.2

= 605.8 JKG = 1517.8 - 605.8

= 912

KTP = 605.8 = 201.9333 3

KTG = 912 = 57

16

Fhit = KTP = 201.93 = 3.54

KTG 57

Ftabel 5% = 3.24

Ftabel 1% = 5.29

Page 100: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

28

Kesimpulan : Fhit>5% berarti H0 ditolak Artinnya :

Bahwa ada perbedaan pengaruh yang nyata dari dosis pemberian obat cacing terhadap pertambahan berat badan sapi Peranakan Simental.

B. RANCANGAN ACAK KELOMPOK (RAK)

Rancangan ini dipakai bila satuan percobaan yang digunakan

harus dikelompokkan karena tidak homogen. Pada umumnya percobaan

yang dilakukan di lapangan dengan menggunakan tanah perlu

dikelompokkan, misalnya karena kemiringan tanah tidak sama pada

percobaan penanaman rumput gajah. Percobaan yang menggunakan

ternak besar umumnya juga membutuhkan pengelompokkan, karena sult

mengumpulkan ternak kambing atau sapi yang memiliki umur dan berat

yang homogen sekaligus dalam jumlah banyak. Selain satuan percobaan

yang tidak homogen, lingkungan percobaan selain perlakuan harus relatif

homogen, seperti halnya, kandang, perlengkapan kandang, tata laksana

pemeliharaan dan suhu lingkungan.

1. Pengacakan dan Lay out penelitian.

Dimisalkan suatu penelitian yang membutuhkan pengelompokkan

memiliki 4 taraf perlakuan yang dilambangkan P1, P2, P3 dan P4, dan

5 buah pengelompokkan. Dengan demikian satuan percobaan yang

digunakan adalah 4 X 5 = 20 satuan percobaan. Pengacakan pada

RAK hanya dilakukan pada satuan percobaan dalam kelompok yang

sama.

Pengacakan dilakukan dengan menyediakan 4 taraf perlakuan

yang ditulis pada lembaran kertas untuk mengacak. Seluruh satuan

percobaan diberi no urut 1 – 20.

Kel I Kel II Kel III Kel IV Kel V

1 5 9 13 17

2 6 10 14 18

3 7 11 15 19

4 8 12 16 20

Page 101: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

29

Tulislah di kertas yang tersedia perlakuan P1 sebanyak lima buah.

Setelah itu lakukan pengacakan dengan mengocok ke 5 kertas dan

keluarkan satu persatu. Kertas yang keluar pertama berarti perlakuan

yang harus ditempatkan pada satuan percobaan yang pertama

(No.urut 1) pada kelompok I, begitu juga seterusnya sampai semua

Perlakuan sudah menempati satuan percobaan pada kelompok I.

Demikianlah sterusnya untuk kelima buah kelompok yang ada.

Kel I Kel II Kel III Kel IV Kel V 1 P4 5 P2 9 P4 13 P4 17 P1 2 P3 6 P3 10 P1 14 P2 18 P2 3 P1 7 P4 11 P2 15 P3 19 P3 4 P2 8 P1 12 P3 16 P1 20 P4

Gambar. Lay Out Penelitian.

2. Tabulasi data.

Tabel. Tabulasi Data Percobaan RAK.

Perlakuan Kelompok

Jumlah Rataan 1 2 3 4 5

P1 Y11 Y12 Y13 Y14 Y15 Y1. Ỹ 1.

P2 Y21 Y22 Y23 Y24 Y25 Y2. Ỹ 2.

P3 Y31 Y32 Y33 Y34 Y35 Y3. Ỹ 3.

P4 Y41 Y42 Y43 Y44 Y45 Y4. Ỹ 4.

Total Y.1 Y.2 Y.3 Y.4 Y.5 Y..

Rataan Ỹ .1 Ỹ .2 Ỹ .3 Ỹ .4 Ỹ .5 Ỹ ..

3. Model linier dan tabel sidik ragam

Bentuk umum dari model linier rancangan acak kelompok (RAK)

adalah sebagai berikut:

Yij = µ + Κj + αi + εij

Keterangan :

i = 1, 2, 3,..., p (Jumlah perlakuan) dan j = 1, 2, 3,..., l (Jumlah kelompok).

Yij = nilai pengamatan pada satuan percobaan

Page 102: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

30

2. = nilai tengah umum

Κj = pengaruh perlakuan kelompok ke - j

αi = pengaruh perlakuan taraf ke - i

εij = galat percobaan pada satuan percobaan kelompok ke - j perlakuan taraf ke-i

Tabel . Sidik Ragam Rancangan Penelitian dengan RAK.

Sumber

Keragaman

Derajat

Bebas

Jumlah

Kuadrat

Kuadrat

Tengah

Nilai

F hitung

Nilai F tabel

5% 1%

Kelompok

Perlakuan

Galat/Sisa

k-1

p-1

(p-1)(k-1)

JKK

JKP

JKG

KTK

KTP

KTG

KTK/KTG

KTP/KTG

Total pk-1 JKT

Perhitungannya adalah :

FK = Faktor Koreksi 2

= ..Y

pk

JKT = Jumlah Kuadrat Total

= Y∑ ij2 - FK

JKP = Jumlah Kuadrat Perlakuan

= 1

k Y∑ i.

2 - FK

JKK = Jumlah Kuadrat Kelompok

= 1

p Y∑ .j

2 - FK

JKG = Jumlah Kuadrat Galat

= JKT – JKP - JKK

KTP = JKP/p-1

KTK = JKK/k-1

KTG = JKG/(p-1)(k-1)

Keterangan :

p : Jumlah Perlakuan

k : Jumlah Kelompok

Page 103: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

31

5. Pengujian Hipotesis dan Kesimpulan

Hipotesis harus ditentukan sebelum dilakukan pengujian, hipotesis

merupakan kebenaran sementara yang ditentukan oleh peneliti, tetapi

masih harus dibuktikan atau di tes atau diuji kebenarannya. Hipotesis

merupakan pedoman bagi peneliti untuk menentukan arah, sehingga

ada yang menuntut kegiatan kita. Apabila kita berhadapan dengan

model percobaan yang tetap, hipotesis nol (H0 ) yang diajukan

sebelum percobaan adalah tidak adanya perbedaan pengaruh

perlakuan atau kelompok terhadap hasil pengamatan. Lawannya

adalah hipotesis alternatif (Ha), yaitu setidaknya ada sepasang

perlakuan atau kelompok yang berbeda. Hipotesis dilakukan pada per-

lakuan dan kelompok. Hipotesis ini dapat dituliskan sebagai berikut :

Pengruh perlakuan :

H0 : µ1 = µ2 = ... = µp ; p = jumlah perlakuan

Ha : µi ≠ µp ;i = perlakuan; p = jumlah perlakuan

Pengaruh kelompok :

H0 : µ1 = µ2 = ... = µk ; k = jumlah kelompok

Ha : µj ≠ µk ;j = kelompok; k = jumlah kelompok

Kesimpulan dari hasil percobaan sama halnya dengan

pengambilan kesimpulan pada percobaan dengan RAL, tetapi

kesimpulan diambil berdasarkan hasil perbandingan F hit pada

perlakuan dan kelompok.

Page 104: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

32

Latihan:

Dari hasil penelitian yang berjudul “ Pengaruh pemberian Bioplus terhadap pertambahan berat badan sapi Pesisir masa pertumbuhan”, diperoleh pertambahan berat badan sapi sebagai berikut (kg/minggu)

Perlakuan Ulangan Jumlah

Rataan

1 2 3 4 P1 1.74 2.11 1.99 1.94 7.78 1.95 P2 1.94 1.84 2.13 1.95 7.86 1.97 P3 1.95 1.98 1.81 2.12 7.86 1.97 P4 1.97 1.86 2.12 1.98 7.93 1.98 P5 1.95 1.98 1.87 1.71 7.51 1.88

Jumlah 9.55 9.77 9.92 9.70 38.94 C. RANCANGAN BUJUR SANGKAR LATIN (RBSL)

Rancangan ini digunakan apabila satuan-satuan percobaan tidak

dapat diusahakan seragam, sehingga harus dilakukan pengelompokan,

sedangkan pengelompokkan tersebut harus dilakukan dua arah (ada 2 hal

dalam lingkungan percobaan yang harus dikelompokan). Dalam

rancangan ini, pengelompokkan dilakukan berdasarkan baris dan kolom,

jumlah perlakuan, jumlah kolom dan jumlah baris haruslah sama, itulah

sebabnya rancangan ini disebut bujur sangkar latin. Dalam bidang

peternakan, umumnya digunakan pada objek percobaan ternak besar.

Pengacakan dilakukan pada kelompok secara dua arah pada

kolom dan baris, sehingga masing-masing perlakuan ada pada setiap

baris dan kolom.

1. Model Additif linier

Yijk = µ + αi + Βj + Κk + εijk

Keterangan :

µ = rata-rata umum

αi = Pengaruh perlakuan ke i

Βj = Pengaruh baris ke j

Page 105: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

33

Κk = Pengaruh kolom ke k

εijk = galat percobaan

2. Tabulasi data

Baris Kolom

Jumlah Rataan I II III IV

1 Y(i)11 Y(i)12 Y(i)13 Y(i)14 Y.1. Y .1.

2 Y(i)21 Y(i)22 Y(i)23 Y(i)24 Y.2. Y .2.

3 Y(i)31 Y(i)32 Y(i)33 Y(i)34 Y.3. Y .3.

4 Y(i)41 Y(i)42 Y(i)43 Y(i)44 Y.4. Y .4.

Jumlah Y..1 Y..2 Y..3 Y..4 Y…

Rataan Y ..1 Y ..2 Y ..3 Y ..4 Y …

Perlakuan Jumlah Rataan

A Y(1).. Y (1)..

B Y(2).. Y (2)..

C Y(3).. Y (3)..

D Y(4).. Y (4)..

3. Tabel Sidik Ragam

Sumber Keragaman

Derajat Bebas

Jumlah Kuadrat

Kuadrat Tengah

Nilai F hitung

Nilai F table 5% 1%

Perlakuan

Baris

Kolom

Galat/Sisa

p-1

p-1

p-1

p-1(r-2)

JKP

JKB

JKK

JKG

KTP

KTB

KTK

KTG

KTP/KTG

KTB/KTG

KTK/KTG

Total P2-1 JKT

Perhitungan :

FK, JKT dan JKP sama dengan RAL dan RAK

JKP =

JKBaris =1

p

2

. .jY∑ - FK

JKKolom = 1

p

2

..kY∑ - FK

JKG = JKT – JKP – JKBaris - JKKolom

Page 106: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

34

4. Koefisien Keragaman (KK)

Salah satu yang perlu dilihat dalam perhitungan data peubah yang

diukur adalah KK, yaitu hasil perbandingan antara akar kuadrat tengah

sisa dengan rata-rata umum dari data, yang dinyatakan dalam persen.

Nilai KK dapat menggambarkan seberapa besar keragaman data yang

telah diperoleh dari hasil pengukuran. Semakin kecil nilai KK,

menunjukkan data untuk perlakuan yang sama relatif seragam.

KK =..

KTG

Y X 100%

Page 107: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

35

XI. UJI LANJUT

Setiap hasil penelitian eksperimen yang menggunakan rancangan

percobaan, dengan rancangan lingkungan RAL, RAK ataupun RBL akan

menghasilkan kesimpulan yang didasarkan perbandingan antara F hitung

dengan F table dari hasil Uji F. Jika F hitung < dari F Tabel atau Hipotesis

Nol diterima, maka kesimpulan hasil penelitian hanya didasarkan atas

hasil Uji F tersebut. Namun jika F hitung > dari F table atau Hipotesis Nol

ditolak, karena hasil menunjukkan perbedaan yang nyata (signifikan),

maka kesimpulan harus diambil berdasarkan hasil Uji Lanjut. Uji Lanjut

bertujuan untuk menguji perbedaan antar perlakuan dari hasil penelitian,

kecuali jika penelitian hanya memiliki dua taraf perlakuan tidak diperlukan

Uji Lanjut.

Karena Uji Lanjut bertujuan untuk menguji perbedaan antar

perlakuan, maka sering juga disebut dengan istilah Pembandingan

Ganda. Uji Lanjut Pembandingan Ganda yang biasa digunakan ada 3

macam. Yaitu Uji Beda Nyata Terkecil (BNT), Uji Beda Nyata Jujur (BNJ)

dan Uji Berganda Duncan (DMRT).

1. Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) atau Least Significant Difference

(LSD).

Uji ini adalah prosedur perbandingan dari nilai tengah perlakuan (rata-

rata perlakuan) dengan menggunakan gabungan kuadrat tengah sisa

(KTG/S) dari hasil Sidik ragam. Nilai uji menggunakan nilai-nilai pada

Table t. Rumus yang digunakan adalag sebagai berikut :

BNTα = tα/2 , ydbs. S

= tα/2 , 2

dbsKTG

u

Langkah-langkah pengujian adalah sebagi berikut :

1. Hitunglah rata-rata perlakuan untuk tiap taraf perlakuan jika hasil uji

F nya adalah berbeda nyata (* atau **).

2. Urutlah rata-rata perlakuan tersebut berdasarkan rangking (dari yang

besar ke yang kecil atau sebaliknya).

Page 108: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

36

3. Carilah selisih dari rata-rata antara dua pasangan perlakuan yang

hendak diuji, selisih yang dicari adalah yang berjarak 1 rangking,

misalnya rangking I dengan II, rangking II dengan III, dst.

4. Bandingkan selisih tersebut dengan nilai uji BNTα .

5. Jika rata-rata perlakuan lebih kecil (<) dibanding nilai uji, maka

dikatakan bahwa antara kedua perlakuan tidak ada pengaruh

yang nyata (tidak berbeda nyata), jika rata-rata perlakuan

lebih besar (>) dibanding nilai uji, maka. dikatakan bahwa antara

kedua perlakuan ada pengaruh yang nyata (berbeda nyata).

6. Hasil uji lanjut kemudian ditampilkan dalam skripsi dengan

tanda superskrip disebelah kanan dari rata-rata perlakunn yang

diuji.

Contoh :

Diketahui bahwa Rangking rataan konversi ransum dari ternak

puyuh pada suatu penelitian adalah sebagai berikut :

A = 4.77 C = 4.97 B = 5.54 D = 5.66

Selisih antara rataan perlakuan :

A-C = 0 .20 C - B = 0.57 B-D = 0 .12

Nilai uji pembanding : BNTα = tα/2 , ydbs. S

= tα/2 , 2

dbsKTG

u

= 2.12 X 2(0.033)

5

= 2.12X 0.115 = 0.2436

Selisih antararataan perlakuan dibandingkan dengan nilai uji:

A – C= 0.20 < 0.2436 → A - C ns

tα/2 = nilai Tabel t pada tingkat kepercayaan

(α) 0.05 pada uji satu arah atau 0.025 pada uji dua arah, pada derajat bebas

sisa sesuai yang dihasilkan pada

Tabel Sidik Ragam, dengan db=16

Page 109: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

37

C – B = 0.57 > 0.2436 → B - C* B - D = 0.12 < 0.2436 → B - Dns

Jika antara dua nilai tengah (rataan) perlakuan didapatkan hasil

yang tidak berbeda nyata maka diantara kedua perlakuan tersebut diberi

garis yang sama atau huruf superkrip yang sama. Contoh :

A C B D a t a u A a C a B b D b

Sehingga dalam skripsi ditampilkan sebagai berikut:

PERLA-KUAN

Ulangan Total Rataan 1 2 3 4 5

A 0% 4.76 4.73 4.80 4.76 4.79 23.84 4.77a B 5% 5.35 5.49 5.53 5.58 5.76 27.70 5.54b

C 10% 5.27 5.00 4.95 4.80 4.82 24.84 4.97a D 15% 5.69 5.57 5.36 5.59 6.09 28.30 5.66b

104.68 20.96 Keterangan : ab Huruf superkrip yang berbeda pada kolom yang sama

menunjukkan berbeda nyata. (P < 0.05).

Kesimpulan :

Perlakuan A dan C serta B dan D menghasilkan pengaruh yang

tidak berbeda terhadap peubah yang diukur, namun perlakuan B dan C

menghasilkan pengaruh yang berbeda nyata (P<0,05).

2. Uji Beda Nyata Jujur (BNJ) atau Honestly Significant Difference

(HSD)

Uji ini adalah prosedur perbandingan dari nilai tengah perlakuan

(rata-rata perlakuan) dengan menggunakan gabungan kuadrat tengah

sisa (KTG/S) dari hasil Sidik ragam. Nilai uji menggunakan nilai-nilai pada

Table q. Rumus yang digunakan adalag sebagai berikut :

BNJα = qα, p , ydbs. S

= qα/2 , dbsKTG

u

Langkah-langkah pengujian adalah sebagi berikut :

1. Hitunglah rata-rata perlakuan untuk tiap taraf perlakuan jika hasil uji

F nya adalah berbeda nyata (* atau **).

Page 110: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

38

2. Urutlah rata-rata perlakuan tersebut berdasarkan rangking (dari yang

besar ke yang kecil atau sebaliknya).

3. Carilah selisih dari rata-rata antara dua pasangan perlakuan yang

hendak diuji, selisih yang dicari adalah yang berjarak 1 rangking,

misalnya rangking I dengan II, rangking II dengan III, dst.

4. Bandingkan selisih tersebut dengan nilai uji BNJα .

5. Jika rata-rata perlakuan lebih kecil (<) dibanding nilai uji, maka

dikatakan bahwa antara kedua perlakuan tidak ada pengaruh

yang nyata (tidak berbeda nyata), jika rata-rata perlakuan

lebih besar (>) dibanding nilai uji, maka. dikatakan bahwa antara

kedua perlakuan ada pengaruh yang nyata (berbeda nyata).

6. Hasil uji lanjut kemudian ditampilkan dalam skripsi dengan

tanda superskrip disebelah kanan dari rata-rata perlakunn yang

diuji.

Contoh :

Diketahui bahwa Rangking rataan konversi ransum dari ternak

puyuh pada suatu penelitian adalah sebagai berikut :

A= 4.77 C = 4.97 B = 5.54 D = 5.66

Selisih antara rataan perlakuan :

A-C = 0 .20 C - B = 0.57 B-D = 0 .12

Nilai uji pembanding : BNJα = qα ,p, ydbs. S

= qα ,p, dbsKTG

u

= 4,05 X KTG

u

= 4,05 X 0.081 = 0.329

qα/2 = nilai Tabel q pada tingkat kepercayaan

(α) 0.05 pada uji satu arah atau 0.025 pada uji dua arah, pada derajat bebas

sisa sesuai yang dihasilkan pada Tabel

Sidik Ragam, dengan dbs = 16

Page 111: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

39

Selisih antararataan perlakuan dibandingkan dengan nilai uji:

A – C= 0.20 < 0.329 → A - C ns C – B = 0.57 > 0.329 → B - C* B - D = 0.12 < 0.329 → B - Dns

Jika antara dua nilai tengah (rataan) perlakuan didapatkan hasil yang tidak berbeda nyata maka diantara kedua perlakuan tersebut diberi garis yang sama atau huruf superkrip yang sama. Contoh :

A C B D a t a u A a C a B b D b

Sehingga dalam skripsi ditampilkan sebagai berikut:

PERLAKUAN Ulangan Total Rataan

1 2 3 4 5 A 4.76 4.73 4.80 4.76 4.79 23.84 4.77a B 5.35 5.49 5.53 5.58 5.76 27.70 5.54b C 5.27 5.00 4.95 4.80 4.82 24.84 4.97a D 5.69 5.57 5.36 5.59 6.09 28.30 5.66b 104.68 20.96 Keterangan : ab Huruf superkrip yang berbeda pada kolom yang sama

menunjukkan berbeda nyata. (P < 0.05).

Kesimpulan :

Perlakuan A dan C serta B dan D menghasilkan pengaruh yang

tidak berbeda terhadap peubah yang diukur, namun perlakuan B dan C

menghasilkan pengaruh yang berbeda nyata (P<0,05).

3. Uji Berganda Duncan atau Duncan Multiple Range Test (DMRT).

Uji ini adalah prosedur perbandingan dari nilai tengah perlakuan

(rata-rata perlakuan) untuk semua pasangan perlakuan yang ada. Uji

lanjut ini menggunakan nilai pembanding sebagai alat uji sesuai dengan

jumlah nilai tengah atau rataan yang ada diwilayah dua perlakuan yang

dibandingkan.

Langkah-langkah pengujian adalah sebagi berikut : 1. Hitunglah rata-rata perlakuan untuk tiap taraf perlakuan jika hasil uji F

nya adalah berbeda nyata (* atau **).

2. Urutlah rata-rata perlakuan tersebut berdasarkan rangking (dari yang

besar ke yang kecil atau sebaliknya).

Page 112: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

40

3. Carilah selisih dari rata-rata antara dua pasangan perlakuan yang

hendak diuji, selisih yang dicari adalah yang berjarak 1 rangking,

misalnya rangking I dengan II, rangking II dengan III, dst.

4. Bandingkan selisih tersebut dengan nilai uji LSRα .

5. Nilai LSR diperoleh dari hasil perkalian nilai SSR pada table A.7 (q)

dengan hasil Sy.

6. Jika rata-rata perlakuan lebih kecil (<) dibanding nilai uji, maka

dikatakan bahwa antara kedua perlakuan tidak ada pengaruh

yang nyata (tidak berbeda nyata), jika rata-rata perlakuan lebih

besar (>) dibanding nilai uji, maka. dikatakan bahwa antara kedua

perlakuan ada pengaruh yang nyata (berbeda nyata).

7. Hasil uji lanjut kemudian ditampilkan dalam skripsi dengan tanda

superskrip disebelah kanan dari rata-rata perlakunn yang diuji.

Contoh : Uji lanjut Wilayah Berganda Baru Duncant (DMRT) Rangking dari rerata perlakuan P2 = 95.93 P4 = 93.39 P3 = 92.19 P1 = 89.77 Nilai Uji pembanding Sy = √KTG u = √1.1527 5 = 0.480

Tabel SSR dan LSR

Jumlah P 2 3 4

SSR 0.05 3.00 3.15 3.23 0.01 4.13 4.34 4.45

LSR 0.05 1.44 1.51 1.55 0.01 1.98 2.08 2.14

Page 113: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

41

Keterangan : ** Berbeda Sangat Nyata (P<0.01) ns Berbeda tidak nyata (P>0.01) Hasil Uji Lanjut DMRT = P2a , P4b , P3b, P1c

Sehingga dalam skripsi ditampilkan sebagai berikut:

Perlakuan Ulangan

Jumlah Rataan 1 2 3 4 5

p.1 88.97 89.92 90.48 90.71 88.77 448.85 89.77c

p.2 95.47 94.12 95.63 96.58 97.86 479.66 95.93a

p.3 92.22 91.67 92.70 91.56 92.80 460.95 92.19b

p.4 91.67 93.38 92.91 93.49 95.48 466.93 93.39b

Total 368.33 369.09 371.72 372.34 374.91 1856.39 Rataan 92.08 92.27 92.93 93.09 93.73 92.82

Tabel DMRT

Perlakuan Selisih LSR

Keterangan 0.05 0.01

P2-P4 2.52 1.44 1.98 ** P2-P3 3.72 1.51 2.08 ** P2-P1 6.16 1.55 2.14 ** P4-P3 1.20 1.44 1.98 ns

P4-P1 3.62 1.51 2.08 ** P3-P1 2.42 1.44 1.98 **

Page 114: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

42

XII. PERCOBAAN BERFAKTOR

Faktor adalah sejenis perlakuan, misalnya perlakuan pemberian

tepung beras dalam pembuatan dodol susu. Dalam perlakuan akan terdiri

dari beberapa macam, misalnya pemberian 10% tepung beras, 15% dan

20%. Banyaknya pemberian tepung atau level pemberian tepung beras

disebut juga taraf perlakuan. Sehingga dalam sejenis faktor perlakuan

terdiri dari beberapa taraf perlakuan.

Dalam rancangan faktorial, jumlah faktor perlakuan dapat terdiri

dari dua faktor atau lebih. Percobaan faktorial dapat juga menggunakan

rancangan RAL, RAK dan RBL sebagai rancangan lingkungannya.

Percobaan faktorial adalah percobaan yang perlakuannya terdiri

atas semua kemungkinan kombinasi taraf dari beberapa faktor.

Percobaan faktorial biasanya dilakukan untuk penelitian yang

bertujuan melihat pengaruh dua jenis atau lebih perlakuan sekaligus, dan

melihat adanya kemungkinan interaksi antar faktor perlakuan yang

digunakan. Dalam penentuan faktor pelakuan, harus dilandaskan pada

teori bahwa kemungkinan adanya interaksi memang ada. Percobaan ini

juga digunakan jika peneliti ingin mengetahui apakah beda pengaruh dua

taraf suatu faktor bergantung atau tidak pada taraf-taraf faktor lainnya.

Misalnya dalam teori dinyatakan bahwa penggunaan probiotik

Starbio dalam ransum unggas dapat mengoptimalkan penggunaan protein

ransum yang dikonsumsi. Ini menunjukkan bahwa prosentase pemakaian

protein dalam ransum dapat diturunkan jika ransum menggunakan

probiotik Starbio.

Berdasarkan teori tersebut, maka dapat saja kita menyusun suatu

penelitian yang menggunakan percobaan faktorial dengan faktor-faktornya

adalah :

Faktor A = penggunaan probiotik Starbio dalam ransum

Faktor B = persentase protein ransum

Setelah kita menentukan faktor perlakuan yang digunakan, maka

barulah kita menentukan taraf dari masing-masing faktor perlakuan

tersebut. Dalam menentukan taraf perlakuan, harus sistematis dan

Page 115: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

43

didasarkan pada teori yang ada serta penelitian-penelitian terdahulu.

Misalnya penelitian terdahulu melaporkan bahwa penggunaan probiotik

Starbio sebanyak 0,25% sudah memberikan hasil yang baik, sedangkan

pemakaian 0,75% tidaklah memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan

penggunaan 0,50%. Berdasarkan hal tersebut, kita menganggap

penggunaan probiotik Starbio perlu dilihat lagi, bagaimana pengaruhnya

jika di kombinasi dengan persentase protein ransum yang diturunkan dari

pemakaian biasa. Sedangkan penggunaan 0,50% dipakai dengan asumsi

ada kemungkinan hasilnya lebih baik dibanding penggunaan 0,25%, dan

0,00% adalah sebagai kontrol. Dalam menentukan taraf perlakuan, harus

sistematis, maksudnya taraf perlakuan memiliki jarak yang sama antar

masing-masingnya, seperti 0,00 %, 0,25% dan 0,50%.

Percobaan dapat dirancang memiliki taraf-taraf perlakuan sebagai berikut

:A1= ransum dengan menggunakan probiotik Starbio 0%

A2= ransum dengan menggunakan probiotik Starbio 0,25%

A3= ransum dengan menggunakan probiotik Starbio 0,50%

B1= ransum 21% protein

B2= ransum 19% protein

B3= ransum 17% protein

Taraf-taraf dari masing-masing faktor tersebut akan saling

berinteraksi, karena adanya kombinasi dari tiap taraf, misalnya kombinasi

taraf perlakuan a1b2, sehingga dihasilkan 9 perlakuan kombinasi.

Pengaruh dari setiap kombinasi terhadap peubah yang kita ukur belum

tentu sama. Jadi keuntungan dari percobaan ini yaitu mampu mendeteksi

respon dari taraf masing-masing faktor (pengaruh utama) serta interaksi

antar dua faktor (pengaruh sederhana). Sebagai ilustrasi dapat disajikan

sebagai berikut :

Faktor A Faktor B

(a) Pengaruh utama faktor A (b) Pengaruh utama faktor B

Page 116: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

44

Tidak ada interkasi Ada interaksi

B0 B0

B1

B1

Faktor A Faktor A

Ada interaksi

B0

B1

Faktor A

(c) Pengaruh interaksi faktor A dengan faktor B

Gambar (a) dan (b) menyajikan respon dari masing-masing faktor,

sedangkan gambar (c) menunjukkan pengaruh faktor A pada berbagai

kondisi faktor B. Khusus untuk Gambar (c) terlihat tiga kemungkinan yaitu

pola pertama menunjukkan respon faktor A pada kondisi B0 dan B1

osejajar. Pola seperti ini mengandung makna tidak adanya interaksi

antara faktor A dengan faktor B. Pola kedua dan ketiga menunjukkan

respon faktor A pada kondisi B0 dan B1 merujuk pada perpotongan. Pola

ini mengandung makna adanya interaksi antara faktor A dan faktor B.

Dengan demikian ada tidaknya pengaruh interaksi dapat dideteksi

dari perilaku respon suatu faktor pada berbagai kondisi faktor yang lain.

1. Percobaan Faktorial dengan Rancangan Acak Lengkap

Rancangan ini dipilih jika faktor perlakuan dalam penelitian ada dua

buah dan keseragaman dalam setiap satuan percobaan dapat

diusahakan, misalnya keseragaman objek penelitian (berat ayam, umur

dll), keseragaman dalam tatalaksana pemeliharaan serta sarana dan

prasarana yang dibutuhkan.

a. Model linier aditif rancangan yaitu :

Yijk = µ + αi + βj + (αβ)ij + εijk Yijk = nilai pengamatan pada satuan percobaan

Page 117: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

45

3. = nilai tengah umum αi = pengaruh perlakuan dari faktor A ke - i βj = pengaruh perlakuan dari faktor B ke - j (αβ)ij = pengaruh interaksi antara perlakuan faktor A ke-i dan

faktor B ke-j εijk = galat percobaan pada satuan percobaan ulangan ke-k

dalam perlakuan faktor A ke-i dan faktor B ke-j. i = Faktor perlakuan A j = Faktor perlakuan B

k = ulangan b. Lay out Percobaan Lay out percobaan adalah bagaimana kita meletakkan setiap taraf

dari kedua faktor perlakuan pada setiap satuan percobaan. Misalkan kita

memilih dua faktor perlakuan seperti contoh di atas, yang masing-

masingnya kita ulang 2 kali, sehingga kita memerlukan 3 X 3 X 2 buah

satuan percobaan atau 18 buah. Pengacakan dilakuan untuk keseluruhan

satuan percobaan yang ada atau sering disebut Random.

Dalam skripsi, percobaan ini biasa ditulis sebagai berikut :

“ Penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang menggunakan Rancangan Acak Lengkap Pola Faktorial 3 X 3, yang masing-masing mengalami dua kali ulangan”.

Penulisan 3 X 3, artinya percobaan ini terdiri dari 3 taraf untuk

faktor pertama dan 3 taraf untuk faktor kedua. Sehingga dihasilkan

sembilan kombinasi perlakuan sebagai berikut :

b1 = a1b1 a1 b2 = a1b2 b3 = a1b3 b1 = a2b1 a2 b2 = a2b2 b3 = a2b3 b1 = a3b1 a3 b2 = a3b2 b3 = a3b3

Page 118: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

46

a1b2.1 A2b2.1 a3b2.1 a1b1.2 a2b3.2 a2b1.1

a3b1.1 a1b1.2 a1b2.2 a3b1.2 a1b3.1 a3b3.2

a2b1.2 a2b3.1 a3b3.1 a1b3.2 a3b2.2 a2b2.2

c. Analisis statistik

Dalam suatu penelitian, akan terkumpul data dari setiap peubah

yang diukur yang telah kita tentukan, misalnya data pertambahan berat

badan, konversi ransum, produksi telur, produksi susu dan lain-lain. Untuk

memudahkan dalam analisis statistiknya, maka data yang telah terkumpul

ditata sedemikian rupa dalam tabulasi data. Tabulasi data ini juga berguna

untuk menentukan data yang akan dimasukkan dalam perhitungan Sidik

Ragam (Uji F) atau sering disebut dengan Analisis Of Variance (Anova),

berdasarkan rumus-rumus perhitungannya.

Tabel 1. Tabulasi Data Percobaan faktorial dengan RAL.

Faktor A Ulangan Faktor B

Jumlah Rataan b1 b2 b3

a1 1 Y111 Y121 Y131 Y1.1 Ỹ 1.1 2 Y112 Y122 Y132 Y1.2 Ỹ 1.2

Sub Total Y11. Y12. Y13. Y1.. Ỹ 1..

a2 1 Y211 Y221 Y231 Y2.1 Ỹ 2.1 2 Y212 Y222 Y232 Y2.2 Ỹ 2.2

Sub Total Y21. Y22. Y23. Y2.. Ỹ 2..

a3 1 Y311 Y311 Y331 Y3.1 Ỹ 3.1 2 Y312 Y312 Y332 Y3.2 Ỹ 3.2

Sub Total Y31. Y32. Y33. Y3.. Ỹ 3.. Total Y.1. Y.2. Y.3. Y… Ỹ …

Rataan Ỹ.1. Ỹ.2. Ỹ.3.

Sidik ragam adalah alat untuk menguji data dari peubah yang

diukur berdasarkan hipotesis, sering juga disebut dengan uji F.

Tabel Sidik Ragam untuk Rancangan ini adalah sebagai berikut :

Page 119: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

47

Sumber Keragama

n (SK)

Derajat Bebas (Db)

Jumlah Kuadrat

(JK)

Kuadrat Tengah

(KT) F Hit.

F Tabel

5% 1%

A a-1 JKA KTA KTA/KTG B b-1 JKB KTB KTB/KTG

AB (a-1)(b-1)

JKAB KTAB KTAB/KTG

Galat ab(r-1) JKG KTG - Total abr-1 JKT

Keterangan: a: faktor A, b : faktor B, r : ulangan

Perhitungannya adalah :

FK = Faktor Koreksi Y…2 = abr

JKT = Jumlah Kuadrat Total

= Y∑ ijk2 - FK

JKA = Jumlah Kuadrat Faktor A

= 2

i..

1

brY∑ - FK

JKB = Jumlah Kuadrat Faktor B

= 2

.j.

1

arY∑ - FK

JKAB = Jumlah Kuadrat Interaksi Faktor A dan B

= 2

ij.

1

rY∑ - FK - JKA - JKB

JKG = JKT – JKA - JKB - JKAB

Setelah perhitungan selesai, maka seluruh hasil perhitunga

dimasukkan dalam tabel sidik ragam. Untuk penghitungan Kuadrat

Tengah (KT), dilakukan dengan membandingkan antara kolom Jumlah

Kuadrat (JK) dengan kolom Derajat bebas (Db).

Contoh : KTA = JKA/(a-1)

Page 120: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

48

Dari table sidik ragam akan diperoleh nilai F hitung, yang kemudian

akan dibandingkan dengan F tabel, sebagaimana yang telah dipelajari

pada Rancangan lingkungan RAL, RAK, dan RBL.

2. Percobaan Faktorial dengan Rancangan Acak Kelompok

a. Model linier rancangan yaitu :

Yijk = µ + αi + βj + (αβ)ij + ρk+ εijk Yijk = nilai pengamatan pada satuan percobaan

4. = nilai tengah umum αi = pengaruh perlakuan dari faktor A ke - i βj = pengaruh perlakuan dari faktor B ke - j (αβ)ij = pengaruh interaksi antara perlakuan faktor A ke-i dan

faktor B ke-j ρk = pengaruh kelompok ke - k εijk = galat percobaan pada satuan percobaan ulangan ke - k

dalam perlakuan faktor A ke-i dan faktor B ke-j. i = Faktor perlakuan A j = Faktor perlakuan B k = kelompok

b. Lay out Percobaan Misalkan kita memilih dua faktor perlakuan seperti contoh di atas,

memerlukan 3 X 3 buah satuan percobaan untuk setiap kelompok

percobaan, misalnya kelompok dalam percobaan ini ada dua buah,

sehingga satuan percobaannya adalah 18 buah. Pada percobaan faktorial

yang menggunakan Rancangan Acak Kelompok, lay outnya adalah

sebagai berikut :

Kel I a1b2 a2b2 a3b3 a2b3 a3b1 a3b2 a1b1 a1b3 a2b1

Kel II a3b1 a2b2 a1b1 a2b1 a1b2 a2b3 a3b2 a1b3 a3b3

Pengacakan dilakukan hanya pada kelompok dalam percobaan.

c. Analisis Statistik

Dalam suatu penelitian, akan terkumpul data dari setiap peubah

yang diukur yang telah kita tentukan, misalnya data pertambahan berat

Page 121: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

49

badan, konversi ransum, produksi telur, produksi susu dan lain-lain. Untuk

memudahkan dalam analisis statistiknya, maka data yang telah terkumpul

ditata sedemikian rupa dalam tabulasi data. Tabulasi data ini juga berguna

untuk menentukan data yang akan dimasukkan dalam perhitungan Sidik

Ragam (Uji F) atau sering disebut dengan Analisis Of Variance (Anova),

berdasarkan rumus-rumus perhitungannya.

Tabel 2. Tabulasi Data Percobaan faktorial dengan RAK.

Faktor A

Kelompok Faktor B

Jumlah Rataan b1 b2 b3

a1 1 Y111 Y121 Y131 Y1.1 Ỹ 1.1 2 Y112 Y122 Y132 Y1.2 Ỹ 1.2

Sub Total Y11. Y12. Y13. Y1.. Ỹ 1..

a2 1 Y211 Y221 Y231 Y2.1 Ỹ 2.1 2 Y212 Y222 Y232 Y2.2 Ỹ 2.2

Sub Total Y21. Y22. Y23. Y2.. Ỹ 2..

a3 1 Y311 Y311 Y331 Y3.1 Ỹ 3.1 2 Y312 Y312 Y332 Y3.2 Ỹ 3.2

Sub Total Y31. Y32. Y33. Y3.. Ỹ 3.. Total Y.1. Y.2. Y.3. Y… Ỹ …

Rataan Ỹ.1. Ỹ.2. Ỹ.3.

Kelompok 1 2 Total Y..1 Y..2

Tabel Sidik Ragam untuk Rancangan ini adalah sebagai berikut :

Sumber Keragama

n (SK)

Derajat

Bebas (Db)

Jumlah Kuadrat

(JK)

Kuadrat Tengah

(KT) F Hit.

F Tabel

5% 1%

A a-1 JKA KTA KTA/KTG B b-1 JKB KTB KTB/KTG

AB (a-1)(b-1)

JKAB KTAB KTAB/KTG

Kelompok r-1 JKK KTK KTK/KTG Galat (ab-1)(r-

1) JKG KTG -

Total abr-1 JKT Keterangan: a: faktor A, b : faktor B, r : kelompok

Perhitungannya adalah :

Y…2 FK = abr

Page 122: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

50

JKT = Y∑ ijk2 - FK

1 JKA = Y∑ i..

2 - FK br

1 JKB = Y∑ .j.

2 - FK ar

JKK = Jumlah Kuadrat Kelompok 1

= Y∑ ..k2 - FK

ab

1 JKAB = Y∑ ij.

2 - FK - JKA - JKB r JKG = JKT – JKA - JKB - JKAB - JKK 3. Percobaan berfaktor Split plot design

Dalam percobaan faktorial terdahulu, diasumsikan bahwa semua

kombinasi perlakuan akan dicobakan pada satuan-satuan percobaan

menurut prosedur pengacakan yang sesuai dengan RAL, RAK dan RBL.

Tetapi sesungguhnya masih ada prosedur pengacakan yang lain, yang

biasa disebut Split Plot Design atau petak-terbagi, yang merupakan

bentuk khusus dari rancangan kelompok tak lengkap.

Perbedaab mendasar dari percobaan faktorial terdahulu adalah,

adanya penempatan petak utama (Whole plot) yang kemudian dibagi-bagi

menjadi anak-petak (subplot) dengan taraf-taraf perlakuannya.

Rancangan ini diterapkan karena berbagai alasan :

a. Bila beberapa perlakuan yang berhubungan dengan taraf dari satu

atau lebih faktor memerlukan bahan percobaan yang lebih banyak

daripada perlakuan yang berhubungan dengan faktor lain. Ini biasa

ditemukan pada percobaan-percobaan lapangan, laboratorium,

industri, maupun sosial. Misalnya percobaan yang dilakukan untuk

Page 123: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

51

membandingkan kualitas penyimpanan es krim yang dibuat dari

berbagai resep dan disimpan pada berbagai suhu. Untuk setiap resep

akan dibuat es krim pada batch yang besar, kemudian dibagi-bagi

untuk tempat penyimpanan dan suhu yang berbeda-beda.

b. Adanya tingkatan kepentingan dari faktor-faktor yang dilibatkan. Faktor

yang memerlukan ketepatan yang lebih tinggi diletakan sebagai

subplot, sedangkan faktor lainnya sebagai main plot.

c. Pengembangan dari percobaan yang telah ada. Misalnya pada

awalnya sudah dilakukan penelitian mengenai produktifitas dari

berbagai jenis varietas, kemudian sipeneliti ingin mengembangkan

penelitian dengan menambah efektifitas pemupukan, hal ini dapat

dilakukan dengan menambah anak-anak petak pada masing-masing

petak varietas sebelumnya.

d. Kendala pengacakan dilapangan, jika salah satu faktor yang dicobakan

tidak bias atau tidak efisien jika dilakukan pengacakan secara

sempurna karena taraf-taraf dari faktor tersebut membutuhkan unit

yang lebih besar dibandingkan dengan taraf-taraf faktor yang lain.

Misalnya adalah percobaan yang melibatkan cara pengolahan lahan

(cangkul, bajak, traktor).

Misalnya dalam teori dinyatakan bahwa perbedaan varietas

tanaman rumput akan berbeda dalam hal pemanfaatan Nitrogen dalam

tanah. Berdasarkan teori tersebut, maka dapat saja kita menyusun suatu

penelitian yang menggunakan rancangan split plot dengan faktor utama

adalah penggunaan pupuk Nitrogen yang ditempatkan sebagai petak

utama, sedangkan sebagai anak petak adalah berbagai varietas rumput

Gajah.

Faktor A = penggunaan pupuk N

Faktor B = Varietas rumput Gajah

Setelah kita menentukan faktor perlakuan yang digunakan, maka

barulah kita menentukan taraf dari masing-masing faktor perlakuan

tersebut.

Page 124: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

52

a. Model linier aditif rancangan yaitu :

Yijk = µ + ρk + αi + δik + βj + (αβ)ij + εijk Yijk = nilai pengamatan pada satuan percobaan

µ = nilai tengah umum

ρk = Pengaruh kelompok ke -k

αi = pengaruh perlakuan dari faktor A ke – i

δik = Galat 1 (pengaruh acak dari petak utama)

βj = pengaruh perlakuan dari faktor B ke - j

(αβ)ij = pengaruh interaksi antara perlakuan faktor A ke-i dan

faktor B ke-j

εijk = galat 2 (pengaruh acak dari anak petak)

i = Faktor perlakuan A (Petak utama)

j = Faktor perlakuan B (Anak petak)

k = kelompok

b. Lay out Percobaan Lay out percobaan adalah bagaimana kita meletakkan setiap taraf

dari kedua faktor perlakuan pada setiap satuan percobaan. Misalkan kita

hendak menguji faktor A dengan tiga taraf dalam dua kelompok dengan

menggunakan rancangan lingkungan RAK. Faktor kedua B, dengan tiga

taraf, dapat ditumpang tindihkan dengan membagi setiap petak utama A,

menjadi tiga anak petak dan memberika ketiga perlakuan B ke masing-

masing anak petak. Setelah pengacakan denahnya mungkin sebagai

berikut: Kelompok 1

a1b2 a3b2 a2b3

a1b3 a3b1 a2b1

a1b1 a3b3 a2b2

a1 a3 a2 Kelompok 2

a3b1 a1b2 a2b3

a3b2 a1b3 a2b1

a3b3 a1b1 a2b2

a3 a1 a2

Page 125: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

53

c. Analisis Statistik Tabel 3. Tabulasi data rancangan split plot

Petak Utama

Kelompok Anak Petak

Jumlah Rataan b1 b2 b3

a1 1 Y111 Y121 Y131 Y1.1 Y1.1 2 Y112 Y122 Y132 Y1.2 Y1.2

Sub Total Y11. Y12. Y13. Y1.. Y1..

a2 1 Y211 Y221 Y231 Y2.1 Y2.1 2 Y212 Y222 Y232 Y2.2 Y2.2

Sub Total Y21. Y22. Y23. Y2.. Y2..

a3 1 Y311 Y311 Y331 Y3.1 Y3.1 2 Y312 Y312 Y332 Y3.2 Y3.2

Sub Total Y31. Y32. Y33. Y3.. Y3.. Total Y.1. Y.2. Y.3. Y… Y…

Rataan Y.1. Y.2. Y.3.

Kelompok 1 2 Total Y..1 Y..2

Tabel Sidik Ragam

Sumber Keragaman (SK)

Derajat Bebas (Db)

Jumlah Kuadrat

(JK)

Kuadrat Tengah

(KT)

F Hit. F Tabel

5% 1%

Kelompok r-1 JKA KTA KTK/KTG1 A a-1 JKA KTA KTA/KTG1

Galat 1 (a-1)(r-1) JKG 1 KTG 1 - B b-1 JKB KTB KTB/KTG2

AB (a-1)(b-1) JKAB KTAB KTAB/KTG2 Galat 2 a(b-1)(r-1) JKG 2 KTG 2 - Total abr-1 JKT

Perhitungannya adalah :

Y…2 FK = abr

JKT = Y∑ ijk2 – FK

1 JKK = Y∑ ..k

2 - FK ab

1 JKA = Y∑ i..

2 - FK br

Page 126: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

54

1 JKGalat1 = Y∑ i.k

2 - JKK – JKA- FK b

1 JKB = Y∑ .j.

2 - FK ar 1 JKAB = Y∑ ij.

2 - FK - JKA - JKB r JKG2 = JKT – JKK - JKA – JKG1 - JKB - JKAB

Contoh soal percobaan pola faktorial dengan RAL : Tabel data penelitian : konsumsi ternak puyuh (gr/ekor/hari)

Probiotik Ulangan Persentase protein

ransum Jumlah Rataan b1 b2 b3

a1

1 32 36 42 2 21 26 33 3 19 21 26

Sub Total 72 83 101 256

a2 1 37 39 50 2 38 45 54 3 27 44 54

Sub Total 102 128 158 388

a3 1 35 34 33 2 32 33 29 3 29 28 25

Sub Total 96 95 87 278 Total 922

Rataan

Page 127: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

55

Contoh soal percobaan pola Split Plot dengan RAL :

Petak utama

Kelompok Anak Petak

Jumlah Rataan b1 b2 b3

a1

1 32 36 42 110 2 21 26 33 3 19 21 26

Sub Total 72 83 101 256

a2 1 37 39 50 126 2 38 45 54 3 27 44 54

Sub Total 102 128 158 388

a3 1 35 34 33 102 2 32 33 29 3 29 28 25

Sub Total 96 95 87 278 Total 922

Rataan

Page 128: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

56

XIII. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Penelitian adalah suatu penyelidikan terencana yang kritis dan

sistematis dalam mencari fakta, dan prinsip-prinsip untuk

menjawab pertanyaan atau memecahkan masalah yang dihadapi.

Dengan demikian penelitian haruslah dilaksanakan dengan suatu

prosedur dan teknik tertentu sehingga tujuan penelitian dapat

dicapai. Prosedur dan teknik tersebut disusun dalam suatu rencana

yang lengkap dalam bentuk proposal penelitian.

Setidaknya terdapat tujuh hal yang tercakup dalam prosposal

penelitian, yaitu: perumusan masalah, perumusan tujuan dan

kegunaan penelitian, penentuan metode penelitian, penentuan

tempat penelitian, penentuan waktu penelitian, penentuan

personalia penelitian, dan penentuan anggaran penelitian.

Dalam penelitian bidang eksakta umumnya data dihasilkan dari

pengukuran variabel-variabel yang bersifat kuantitatif walaupun ada

sebahagian kecil penelitian yang menggunakan variabel kualitatif.

Oleh sebab itu teknik analisis data yang banyak digunakan dalam

bidang eksakta adalah Statistik Parametrik. Selain teknik-teknik

analisis data dalam Statistik Parametrik terdapat pula berbagai teknik

analisis data dalam statistik Nonparamaterik, terutama untuk

pengukuran-pengukuran dengan variabel kualitatif yang

dikuantitatifkan. Namur pada makalah ini pembahasan dibatasi

pada analisis data dalam Stastistik Paramerik. Dua teknik analisis

data yang akan dibahas adalah Sidik Ragam dan Analisis Regresi.

Analisis ragam untuk penelitian yang menggunakan pembandingan

perlakuan atau populasi sedangkan analisisi regresi adalah untuk

penelitian yang mempelajari hubungan antar variabel.

Untuk mendapatkan hasil akhir atau kesimpulan dari

suatu penelit ian dibutuhkan pengolahan dan analisis data. Data

yang telah dikumpulkan baik melalui percobaan maupun melalui survei

masih merupakan data mentah. Agar data tersebut bermanfaat dalam

memberikan garnbaran tentang objek yang sedang diteliti, maka data

Page 129: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

57

tersebut perlu disederhanakan, diolah, dan dianalisis sesuai dengan

rancangan analisis data. Alat yang digunakan untuk analisis data

kuantitatif atau numerik adalah statistik. Secara, umum analisis

statistik dapat dibagi atas dua kategori, yaitu Statistik Deskriptif dan

Statistik induktif. Dengan Statistik Deskriptif, data yang diperoleh dari

lapangan dikelompokkan, ditata, disederhanakan, dan ditampilkan

baik dalam bentuk tabel maupun dalam bentuk grafik. Sedangkan

dengan Statistik Induktif, data yang diperoleh dari lapangan tidak

hanya disederhanakan dan disajikan, melainkan juga digunakan

untuk pendugaan dan pengujian hipotesis mengenai parameter populasi

menurut variabel yang diukur.

Pendugaan parameter dapat berupa pendugaan satu titik yaitu

memberikan satu nilai dugaan untuk parameter yang diteliti, dan

dapat pula berupa pendugaan interval yaitu dengan memberikan

batas atas dan batas bawah nilai-nilai dugaan parameter tersebut.

Untuk pendugaan interval dibutuhkan asumsi-asumsi tertentu terhadap

sebaran data yang diperoleh.

Pengujian hipotesis dilakukan dengan berbagai macam bentuk

pengujian yang telah dikembangkan oleh para ahli statistik. Antara

lain untuk membandingkan nilai parameter satu populasi dengan

suatu skala dapat digunakan uji Z atau uji t. Demikian pula untuk

membandingkan parameter dua populasi digunakan uji yang sama. Untuk

membandingkan parameter tiga populasi atau lebih digunakan analisis

ragam atau uji F. Untuk menguji kebebasan antara, variabel nominal

dengan variabel nominal lain dapat digunakan uji Khi-Kuadrat. Untuk

menganalisis dan menguji keeratan dan bentuk hubungan antar

satu variabel dengan atau lebih variabel lainnya dapat digunakan analisis

regresi dan korelasi.

Berbagai metoda analisis dapat digunakan dalam penelitian ilmiah

kuantitatif. Analisis-analisis yang menekankan pendugaan dan

pembandingan parameter populasi disebut dengan metoda

statistik parametrik. Sedangkan analisis yang tidak

menekankan kepada parameter populasi atau sebaran data

Page 130: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

58

populasi, disebut metode statist ik non parametrik.

Sebagai contoh disini adalah analisis data dan pembahasan dari

hasil sidik ragam.

Berdasarkan hasil penimbangan ayam pada umur 6 minggu,

diperoleh rerata pertambahan berat badan untuk masing-masing unit

percobaan seperti terlihat pada Tabel 1.

Tabel 1 . Rerata pertambahan badan ayam broiler selama penelitian (gram/ekor)

Level Probiotik Starbio (%)

Level Penambahan Lemak (%) Rerata SE

0 4 8 0 1091.01ab

1246.64ab 1044.33b 1133.99B 127.07 0.25 1210.01ab 1385.83a 1216.5ab 1270.78A 132.80 0.5 1273.82ab 1279.45ab 1067.52b 1206.93AB 123.78

Rerata 1198.28AB 1303.97A 1109.45B 1203.90 SE 131.17 92.81 111.74

Rerata pertambahan berat badan ayam broiler selama penelitian

seperti terlihat pada Tabel 1. Dari hasil sidik ragam didapatkan bahwa

rerata pertambahan berat badan ayam broiler selama penelitian

menunjukkan pengaruh yang tidak berbeda nyata (P>0.05) pada interaksi

Faktor A dan B, namun berbeda nyata terhadap Faktor A (P<0.05) dan

berpengaruh sangat nyata (P<0.01) terhadap perlakuan Faktor B. Tetapi

dari hasil uji lanjut dengan Tukey HSD, interaksi memperlihatkan

pengaruh yang nyata. Hal ini juga didukung dengan grafik garis gambar 1

antara faktor tunggal yang memperlihatkan adanya interaksi. Pada

gambar terlihat terjadinya perpotongan antara garis masing-masing faktor

tunggal, yang menunjukkan terjadinya interaksi dititik tersebut.

Page 131: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

59

1133.99

1270.78

1206.931198.28

1303.97

1109.45

1000

1050

1100

1150

1200

1250

1300

1350

1 2 3

Rerata probiotik Starbio

Rerata Lemak

Gambar1. Rerata masing-masing taraf dari kedua faktor perlakuan.

1210.011210.011273.82

1385.831385.831279.45

1216.51216.5

1067.52

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

Pertambahan berat badan

(gram)

1 2 3

Penambahan lemak (0%, 4% dan 8%)

Probiotik 0.00 %

Probiotik 0.25%

Probiotik 0.50%

Gambar 2. Perbandingan rerata pertambahan berat badan ayam broiler

selama penelitian.

Dari hasil uji lanjut pada perlakuan Faktor B, meskipun secara

rerata faktor B2 adalah yang tertinggi angkanya, namun setelah diuji tidak

ada perbedaan antara perlakuan faktor B1 dengan B2, serta antara B1

dan B3. Hal ini menunjukkan bahwa secara statistik, pemakaian lemak 4%

tidak berbeda hasilnya dengan 0%, namun pemakaian lemak 8% juga

tidak berbeda dengan 0%, sedangkan jika dibandingkan antara

Page 132: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

60

pemakaian lemak 4% dan 8% barulah menunjukkan perbedaan pengaruh

yang nyata (P<0,05). Sedangkan hasil penelitian Suhaemi (1998),

pemakaian lemak ayam 4% dan 8% (tanpa suplementasi probiotik Starbio,

dan kandungan protein yang sama) menunjukkan pengaruh yang tidak

berbeda nyata. Hal ini menunjukkan bahwa pemakaian lemak ayam

memang baru akan nampak jika kondisi protein dan energi ransum

seimbang, sejalan dengan pendapat Wahyu (1992), bahwa perbaikan

pertumbuhan ternak ayam ditentukan dari adanya keseimbangan protein

dan energi. Berdasarkan perlakuan yang ada, penambahan lemak 4%

mejadikan protein kasar 19% dalam ransum, dan penambahan lemak 8%

protein kasar ransum menjadi 17%. Sehingga terlihat behwa

suplementasi probiotik Starbio memang berperan untuk meningkatkan

protein ransum, namun terbatas sampai 2% saja, sedangkan peningkatan

level probiotik menjadi 0.50%, tidak mampu meningkatkan protein ransum

yang lebih rendah 4% (yaitu pada penambahan lemak ayam 8% dalam

ransum). Dapat dikatakan bahwa peran lemak ayam akan nampak

meskipun kandungan protein kasar ransum diturunkan sebesar 2%,

namun dilakukan upaya untuk meningkatkan kandungan protein ransum

tersebut dengan penambahan probiotik Starbio.

Page 133: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

61

XIV. KOMUNIKASI HASIL PENELITIAN

Komunikasi hasil penelitian merupakan tahap terakhir dalam proses

penelitian. Komunikasi hasil penelitian mempunyai arti tersendiri, karena

bagaimanapun baiknya suatu penelitian yang telah dilakukan, tapi tanpa

dilakukan komunikasi kepada orang lain, baik dalam satu kelompok

maupun pada kelompok lain maka hanya akan menjadi peninggalan yang

tidak termanfaatkan orang lain.

Komunikasi hasil penelitian dapat bersifat tulisan atau lisan.

Komunikasi dalam bentuk tulisan adalah berupa laporan ilmiah dari hasil

penelitian yang telah dilakukan. Sedangkan komunikasi dalam bentuk

lisan adalah berupa seminar, work shop, symposium dll.

Faktor-faktor penentu keberhasilan suatu komunikasi ilmiah dalam

bentuk tulisan atau karya ilmiah antara lain adalah :

1. Karya ilmiah ditulis secara sistematis, komunikatif, mudah diikuti

dan menarik.

2. Ditulis dengan baik dan mempunyai estetika dan keindahan.

3. Lugas, jelas dan langsung pada masalah serta tidak berbelit-belit.

4. Harus produktif, tidak menghabiskan waktu saat membacanya, dan

dapat menambah ilmu pengetahuan pembaca.

5. Karya ilmiah ditulis secara logika (masuk akal), dengan data sesuai

fakta.

6. Aktual dan ditulis dengan bahasa yang baik dengan

memperhatikan system tata bahasa.

Komunikasi karya ilmiah secara lisan (seminar) lebih mudah

dilaksanakan, tetapi mempunyai keterbatasan yang dapat merugikan.

Misalnya waktu yang disediakan, penguasaan alat-alat bantu yang kurang

dan penguasaan isi laporan ilmiah yang akan dipresentasikan.

Beberapa hal pokok yang perlu dipresentasikan dalam komunikasi

ilmiah secara lisan adalah:

a. Judul: hendaklah judul dibuat tepat, dengan bentuk menarik

sehingga mendorong pendengar untuk mengikuti ceramah dengan

bersemangat.

Page 134: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

62

b. Latar belakang: memuat pandangan umum atau gambaran umum

tentang penelitian yang akan/telah dilakukan, menjelaskan alasan-

alasan mengapa penelitian dilakukan. Hendaknya penyampaian

dilakukan dengan singkat dengan tidak memakan waktu.

c. Materi dan Metode Penelitian : bagian ini adalah yang terpenting

pada seminar tentang usulan penelitian. Penguraian bagian ini

harus jelas dan lengkap namun sitematis, sehingga pendengar

dapat memahami dan membayangkan bahkan meniru apa yang

akan kita lakukan saat penelitian dilaksanakan.

d. Hasil dan Pembahasan: : bagian ini adalah yang terpenting pada

seminar tentang hasil penelitian. Penguraian bagian ini harus jelas

dan lengkap namun sitematis, memaparkan fakta-fakta penelitian

dilandasi dengan teori-teori yang ada maupun yang baru

ditemukan.

e. Penutup: Mengemukan kesimpulan dari hasil penelitian serta

prospek atau saran untuk kelanjutan penelitian.

Teknik berbicara dimuka umum perlu mendapat perhatian, secara

ringkas teknik berbicara pada seminar antara lain:

a. Tenang, yang perlu didukung dengan :

a. keyakinan bahwa data atau alasan yang dikemukakan objektif,

b. pekerjaan yang akan atau telah dilakukan sudah terkontrol dengan

baik,

c. keyakinan bahwa sudah menguasai isi dari seminar melebihi dari

pendengar,

d. meyakini bahwa pendapat manusia pasti ada kekurangannya dan

dapat selalu terjadi perbedaan.

e. Diawali dengan latihan-latihan untuk menambah pengalaman.

b. Disampaikan dengan suara jelas, dengan stabilitas yang tinggi.

c. Jangan membaca secara terus menerus

d. Memperhatikan waktu yang tersedia.

e. Penguasaan alat-alat peraga/bantu yang disediakan saat

seminar.

Page 135: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

63

DAFTAR BUKU TEXT

1. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Prof. Dr. Suharsimi Arikunto. Rineka Cipta.

2. Prinsip dan Prosedur Statistika, Suatu Pendekatan Biometrik. Steel, Robert G. D. dan James H. Torrie. 1991. P.T. Gramedia. Jakarta.

3. Design and Analysis of Experiments Third Edition. Douglas C Montgomery. John Wiley and Son. USA.

4. Rancangan Percobaan dengan Aplikasi SAS dan Minitab Jilid I. Prof. Ir. Ahmad Ansori Mattjik, M.Sc., Ph.D dan Ir. Made Sumertajaya, M.Si.

Page 136: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

64

LAMPIRAN

Page 137: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

65

PETUNJUK PEMAKAIAN KALKULATOR

TYPE Casio FX 3650P

I. RANCANGAN ACAK LENGKAP (RAL).

1. Aktifkan mode SD (Statistical Design) untuk memulai penghitungan, dengan

menekan MODE clr 2X, sampai muncul 1.SD 2. REG 3.BASE, Tekan angka 1

sehingga muncul dilayar SD, bagian tengah atas.

2. Hapus semua data dengan menekan shift mode clr 1 EXE. Pastikan bahwa semua

data sudah terhapus dengan menekan Shift tombol 1, yang memiliki menu S-Sum,

hingga muncul 1. Sigma x2, 2. Sigma x, dan 3. n, kemudian pilih no 3 . Jika n = 0

menandakan bahwa data dalam program SD sudah kosong.

3. Masukkan semua data pada table data hasil penelitian satu persatu dengan menekan

DT setiap kali memasukkan data.

Contoh : 25 DT ; 31 DT ; 29 DT dst.

Jika sudah masuk semua, cek jumlah total dengan menekan Shift 1, kemudian pilih 2

atau ∑x.

4. Menghitung FK (Faktor Koreksi) :

Y..2

FK =

tr

Pada kalkulator rumus yang digunakan adalah :

∑x x2 ÷ jumlah perlakuan X ulangan (p x u)

• Rumus ∑x ada pada shift S-Sum, tombol 2 • Rumus x2 ada pada tombol x2

Jadi → FK = shift S-Sum, tombol 2, x2 ÷ pu (Jumlah perlakuan X ulangan)

5. Menghitung JKT :

∑Yij2 - FK

Pada kalkulator rumus yang digunakan adalah :

∑x2 - FK

Jadi → JKT = shift S-Sum, tombol 1 - FK

6. Data semula dihapus dengan menekan shift mode clr 1 EXE Masukkan semua

data Yi. pada table data hasil penelitian satu persatu dengan menekan DT

setiap kali memasukkan data.

Contoh : 25 DT ; 31 DT ; 29 DT dst. cek jumlah total dengan menekan Shift 1,

kemudian pilih 2 atau ∑x.

7. Menghitung JKP :

∑Yi.2 - FK

Pada kalkulator rumus yang digunakan adalah :

Page 138: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

66

∑x2 - FK

Jadi → JKP = shift S-Sum, tombol 1 : ulangan - FK

8. Terakhir hitunglah JK Sisa sesuai rumus.

Page 139: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

67

PETUNJUK PEMAKAIAN KALKULATOR

TYPE Casio fx 3600

I. RANCANGAN ACAK LENGKAP (RAL).

1. Aktifkan mode SD (Statistical Design) untuk memulai penghitungan, dengan

menekan MODE 3. Jika sudah aktif, pada layar kalkulator akan terlihat lambang

SD di sudut sebelah kanan.

2. Tekan Shift AC untuk menghilangkan data yang mungkin masih ada dalam

kalkulator. Pastikan bahwa semua data sudah terhapus dengan menekan Kout 3

untuk melihat jumlah sampel data n . Jika n = 0 menandakan bahwa data dalam pr

ogram SD sudah kosong.

3. Masukkan semua data pada table data hasil penelitian satu persatu dengan menekan

DT setiap kali memasukkan data.

Contoh : 25 DT ; 31 DT ; 29 DT dst.

4. Menghitung FK (Faktor Koreksi) :

Y..2

FK =

tr

Pada kalkulator rumus yang digunakan adalah :

∑x x2 ÷ jumlah perlakuan X ulangan (t x r)

• Rumus ∑x ada pada tombol angka 2, untuk mengeluarkannya → tekan Kout 2

• Rumus x2 ada pada tombol √ , untuk mengeluarkannya → tekan Shift √ Jadi → FK = Kout 2 Shift √ ÷ tr (Jumlah perlakuan X ulangan)

Untuk memudahkan penghitungan selanjutnya, simpan data FK dengan

menekan Shift MR.

5. Menghitung JKT :

∑Yij2 - FK

Pada kalkulator rumus yang digunakan adalah :

∑x2 - FK • Rumus ∑x2 ada pada tombol angka 1, untuk mengeluarkannya → tekan Kout 1

• Data FK sudah disimpan dalam memori, untuk menggunakannya → tekan MR

Jadi → JKT = Kout 1 - MR

6. Data semula dihapus dengan menekan shift AC Masukkan semua data Yi. pada

table data hasil penelitian satu persatu dengan menekan DT setiap kali

memasukkan data.

Contoh : 25 DT ; 31 DT ; 29 DT dst.

7. Menghitung JKP :

∑Yi.2 - FK

Pada kalkulator rumus yang digunakan adalah :

Page 140: Metode DAN Rancob Diktat

Metode Pen.dan Rancob by Zasmeli.S

68

∑x2 - FK • Rumus ∑x2 ada pada tombol angka 1, untuk mengeluarkannya → tekan Kout 1

• Data FK sudah disimpan dalam memori, untuk menggunakannya → tekan MR

Jadi → JKP = Kout 1 : jml ulangan - MR

8. Terakhir hitunglah JK Sisa sesuai rumus.