DIKTAT Metode Penelitian

44
DIKTAT : METODE PENELITIAN Materi Perkuliahan METODE PENELITIAN Oleh : Drs. Islachuddin Yahya, M.Pd. 2011 BAB I PENDAHULUAN A. Pengantar Ilmu dan Proses Berpikir Ilmu lahir karena manusia diberkahi Tuhan suatu sifat ingin tahu. Keingintahuan seseorang terhadap permasalahan di sekelilingnya dapat menjurus kepada keingintahuan ilmiah. Misalnya dari pertanyaan apakah bulan mengelilingi bumi, apakah matahari mengelilingi bumi. Timbul keinginan untuk mengadakan pengamatan secara sistematik, yang akhirnya melahirkan kesimpulan, bahwa bumi itu bulat, bahwa bulan mengelilingi matahari dan bumi juga mengelilingi matahari. Contoh lain dibidang pendidikan, sosial,

description

DIKTAT Metode Penelitian DIKTAT Metode Penelitian DIKTAT Metode

Transcript of DIKTAT Metode Penelitian

Page 1: DIKTAT Metode Penelitian

DIKTAT : METODE PENELITIAN 

                        Materi Perkuliahan

                         METODE PENELITIAN

                 Oleh :

                Drs. Islachuddin Yahya, M.Pd.

                

               2011

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

A.     Pengantar Ilmu dan Proses BerpikirIlmu lahir karena manusia diberkahi Tuhan suatu sifat ingin tahu. Keingintahuan seseorang

terhadap permasalahan di sekelilingnya dapat menjurus kepada keingintahuan ilmiah. Misalnya

dari pertanyaan apakah bulan mengelilingi bumi, apakah matahari mengelilingi bumi. Timbul

keinginan untuk mengadakan pengamatan secara sistematik, yang akhirnya melahirkan

kesimpulan, bahwa bumi itu bulat, bahwa bulan mengelilingi matahari dan bumi juga

mengelilingi matahari. Contoh lain dibidang pendidikan, sosial, agama, dan lain-lain.

Keingintahuan tentang masalah-masalah pendidikan telah membuat seseorang mengadakan

pengamatan-pengamatan secara sistematik terhadap fenomena-fenomena yang dimaksud.

Pengamatan-pengamatan yang dlakukan seseorang dalam upaya untuk menjawab keingintahuan,

telah melahirkan sebuah kesimpulan. Hal ini membutuhkan ‘ilmu’ sebagai dasar untuk

melakukan upaya tersebut.

Ilmu atau sains adalah pengetahuan tentang fakta-fakta, baik natural atau sosial, yang berlaku

umum dan sistematik.

Menurut Maranon, Ilmu mencakup lapangan yang sangat luas, menjangkau semua aspek tentang

progres manusia secara menyeluruh, termasuk didalamnya pengetahuan yang telah dirumuskan

Page 2: DIKTAT Metode Penelitian

secara sistematik melalui pengamatan dan percobaan yang terus-menerus, yang telah

menghasilkan penemuan kebenaran yang bersifat umum.

Tan berpendapat, ‘Ilmu’ bukan saja merupakan suatu himpunan pengetahuan yang sistematik,

tetapi juga merupakan suatu metodologi. Ilmu telah memberikan metode dan sistem. Tanpa ilmu,

sesuatu pekerjaan tidak akan berjalan dengan teratur. Nilai dan ilmu dapat menjadikan seseorang

yang ilmiah, baik dalam keterampilan, dalam pandangan maupun dalam tindak tanduknya.

Ilmu menemukan materi-materi alamiah serta memberikan rasionalisasi sebagai hukum alam.

Ilmu membentuk kebiasaan dan dapat meningatkan keterampilan observasi, eksperimen,

klasifikasi, analisis, dan membuat generalisasi.

Dengan adanya keingintahuan manusia yang terus-menerus, maka ilmu akan terus berkembang,

dan membantu kemampuan persepsi serta kemampuan berpikir secara logis, yang sering disebut

penalaran.

Konsep antara ilmu dan berpikir adalah sama. Keduanya dimulai adanya rasa sangsi,

keingintahuan, dan kebutuhan akan sesuatu hal yang bersifat umum, kemudian timbul

pertanyaan, selanjutnya dipilih suatu pemecahan tentatif.

Menurut Kelly, proses berpikir manusia senantiasa mengikuti langlah-langkah sebagi berikut:

1. Timbul rasa sulit

2. Rasa sulit tersebut didefinisikan.

3. Mencari pemecahan sementara

4. Menambah keterangan terhadap pemecahan masalah tersebut, yang menuju kepada

kepercayaan, bahwa pemecahan tersebut adalah benar.

5. Melakukan pemecahan lebih lanjut dengan verifikasi, eksperimen (percobaan)

6. Mengadakan penilaian terhadap penemuan-penemuan eksperimental menuju pemecahan

secara mental untuk diterima atau ditolak, sehingga kembali menimbulkan rasa sulit.

7. Memberi suatu pandangan ke depan atau gambaran mental tentang situasi yang akan

datang untuk dapat menggunakan pemecahan tersebut secara tepat.

Dari keterangan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa berpikir secara nalar mempunyai dua

buah kriteria penting, yaitu:

1. Ada unsur logis di dalamnya

2. Ada unsur analisis di dalamnya

Page 3: DIKTAT Metode Penelitian

Ciri yang pertama dari berpikir adalah adanya unsur logis di dalamnya. Tiap bentuk berpikir

mempunyai logikanya sendiri, dan selalu menggunakan nalar. Berpikir secara logis mempunyai

konotasi jamak dan bukan konotasi tunggal, karena kegiatan berpikir dapat saja logis menurut

logika lain.

Ciri kedua dari berpikir adalah adanya unsur analitis di dalam berpikir itu sendiri. Dengan logika

yang ada, kegiatan berpikir secara sendirinya mempunyai sifat analitis. Berpikir ilmiah berarti

melakukan kegiatan analitis dalam menggunakan logika secara ilmiah. Dengan demikian

berpikir tidak terlepas dari imajinasi, akan tetapi rasio dan fakta merupakan sumber utama dari

nalar untuk memperoleh kebenaran dalam berpikir, hal ini digolongkan dalam madzab

rasionalisme, sedangkan sumber  utama dari kebenaran dalam berpikir adalah fakta yang

ditangkap melalui pengalaman manusia, digolongkan dalam madrzab empirisme.

Pada hakikatnya, berpikir secara ilmiah merupakan gabungan antara deduktif dan induktif, yang

erat berkaitan dengan rasionalisme dan empirisme.

B.     Apa penelitian itu

Penelitian adalah terjemahan dari kata Inggris research atau riset.Research berasal dari re, yang

berarti kembali, dan to search yang berarti mencari. Dengan demikian arti research atau riset

adalah mencari kembali.

Menurut kamus Webster’s New International, penelitian adalah penyelidikan yang hati-hati dan

kritis dalam mencari fakta dan prinsip-prinsip; atau suatu penyelidikan yang amat cerdik untuk

menetapkan sesuatu.

Menurut ilmuwan Hillway, penelitian adalah suatu metode studi yang dilakukan seseorang

melalui penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap suatu masalah, sehingga diperoleh

pemecahan yang tepat terhadap suatu masalah.

Menurut John, penelitian adalah suatu pencarian fakta menurut metode objektif yang jelas untuk

menemukan hubungan antarfakta dan menghasilkan dalil atau hukum.

Menurut Dewey, penelitian adalah transformasi yang terkendalikan atau terarah dari situasi yang

dikenal dalam kenyataan-kenyataan yang ada padanya dan hubungannya, seperti mengubah

unsur dari situasi orisional menjadi suatu keseluruhan yang bersatu padu.

Dari berbagai definisi penelitian, terandung ciri tertentu yang lebih kurang bersamaan, yakni

adanya suatu pencarian, penyelidikan atau investigasi terhadap pengetahuan baru. Metode yang

digunakan secara ilmiah, pandangan selalu kritis terhadap permasalahan, fakta dan data objektif,

Page 4: DIKTAT Metode Penelitian

membutuhkan tenaga, biaya, dan waktu yang cukup, dan semua dilakukan secara terorganisir,

penuh kehati-hatian.

C.     Hubungan Ilmu dan Penelitian

Sebagaimana yang telah  dijelaskan sebelumnya, bahwa ilmu adalah suatu pengetahuan yang

sistematis dan terorganisasi, sedangkan penelitian adalah suatu penyelidikan yang hati-hati serta

teratur dan terus-menerus untuk memecahkan suatu masalah. Lantas timbul pertanyaan,

bagaimana hubungan keduanya.

Ilmu dan penelitian mempunyai hubungan yang sangat erat. Menurut almack, dalam Research

and Thesis Writing, menyebutkan bahwa hubungan antara ilmu dan penelitian adalah seperti

hasil dan proses. Penelitian sebagai proses, sedangkan hasilnya adalah ilmu.

Menurut Whitney, berpendapat bahwa ilmu dan penelitian adalah sama-sama proses, sehingga

ilmu dan penelitian adalah proses yang sama. Hasil dari proses tersebut adalah kebenaran (truth).

                                     

Proses                                       Hasil

Proses                                

Prose

s                                  

Hasil

Pada umumnya, suatu

kebenaran ilmiah dapat

diterima, karena ada tiga hal, yaitu:

1. Adanya koheren

2. Adanya koresponden

3. Pragmatis

Page 5: DIKTAT Metode Penelitian

Suatu pernyataan dianggap benar jika pernyataan tersebut adalah koheren atau konsisten dengan

pernyataan sebelumnya yang dianggap benar. Dasarlain untuk mempercayai kebenaran adalah

sifat koresponden, artinya pernyataan tersebut harus berhubungan atau mempunyai koresponden

dengan objek yang dituju oleh pernyataan tersebut. Misalnya jika ada orang mengatakan Ibu kota

Indonesia adalah Surabaya atau Bandung. Pertanyaan tersebut tidak koresponden, seharusnya Ibu

kota Indonesia, Surabaya atau Jakarta.

Pernyataan dianggap benar dan dapat dipercaya karena adanya sifat pragmatis. Dengan perkataan

lain, pernyataan dipercayai benar karena mempunyai sifat fungsional dalam kehidupan praktis.

Tidak selamanya penemuan kebenaran diperoleh secara ilmiah, kadangkala kebenaran dapat

ditemukan melalui proses nonilmiah, seperti:

1. Penemuan kebenaran secara kebetulan

2. Penemuan kebenaran secara akal sehat

3. Penemuan kebenaran melalui wahyu

4. Penemuan kebenaran secara intuitif

5. Penemuan kebenaran secara trial and error

6. Penemuan kebenaran melalui spekulasi

7. Penemuan kebenaran karena kewibawaan

D.    Siapakah Peneliti itu

Banyak orang terpelajar beranggapan bahwa meneliti adalah tugas para ahli, doktor, profesor.

Sangat disayangkan apabila anggapan semacam itu merembes ke pikiran mahasiswa. Siapa pun,

dari bidang mana pun orang boleh mengadakan penelitian atau membutuhkan penelitian untuk

meningkatkan usaha yang dilakukan. Caranya ada dua macam, yaitu :

1. Meneliti apa yang terlaksana menurut kejadiannya, sengaja menimbulkan kejadian

(eksperimen)

1. Meneliti apa yang sudah ada (noneksperimen)

Misalnya penelitian pendidikan, berhubungan dengan pelaksanaan belajar mengajar di sekolah,

meliputi: kurikulum, guru, karyawan, siswa, pengelolaan, sarana, dll.

E.     Apa yang Diteliti

Page 6: DIKTAT Metode Penelitian

Ruang lingkup objek penelitian sangat luas, mencakup hal-hal apa saja, misalnya: penelitian

pendidikan, berhubungan dengan pendidikan, baik pendidikan di sekolah, di keluarga, maupun di

masyarakat.

Penelitian sosial, berhubungan dengan kehidupan sosial, kemiskinan, budaya, dll.

Penelitian industri, berhubungan dengan dunia industri.

Penelitian lingkungan, berhubungan dengan lingkungan, alam, pencemaran, dll.

F.      Ragam Penelitian

Banyak sekali ragam penelitian yang dapat dilakukan, antara lain:

1. 1.      Penelitian ditinjau dari tujuan

Seorang peneliti ingin menggali secara luas sebab-sebab atau hal-hal yang mempengaruhi

terjadinya sesuatu.

Jenis penelitian ini meliputi:

Penelitian eksploratif, artinya penelitian  untuk menemukan sebab-musabab terjadinya musibah.

Contoh: di suatu desa secara berturut-turut terjadi kematian penduduk, terutama di bawah umum

5 tahun. Kejadian ini kelihatan misterius, sehingga menarik perhatian para dokter untuk

mengadakan penelitian.

Penelitian Developmental, artinya penelitian pengembangan atau penelitian yang dilakukan

untuk mengadakan percobaan dan penyempurnaan.

Contoh: pada tahun 1984, departemen P dan K mencoba menerapkan metode pengajaran CBSA.

Semua kegiatan dicatat, diteliti, dan diadakan penyempurnaan seperlunya, sehingga akhirnya

ditemukan model CBSA yang lebih berkualitas, dan diterapkan kembali pada tahun 1994.

Penelitian Verifikatif, artinya penelitian yang bertujuan untuk mengecek kebenaran hasil

penelitian.

Contoh: pada tahun 1970 pernah diadakan penelitian tentang rasa solidaritas rakyat pedesaan,

dan dihasilkan suatu kesimpulan. Dua tahun kemudian seorang peneliti lain mengadakan

penelitian yang sama dengan tujuan untuk mengecek kebenaran hasil penelitian yang telah

dilakukan terdahulu.

Penelitian Kebijakan, artinya penelitian yang dilakukan untuk menentukan kebijakan yang

diambil oleh lembaga/instansi sebagai upaya meningkatkan kualitas.

Contoh: sebuah lembaga mengadakan beberapa upaya untuk meningkatkan kedisiplinan

karyawan. Setelah diketemukan strategi yang diperkirakan paling tepat, lembaga tersebut

Page 7: DIKTAT Metode Penelitian

menyebarkan angket kepada karyawan untuk menanyakan usul-usul guna mengefektifkan

strategi dimaksud. Hasil yang diperoleh digunakan untuk menentukan kebijakan.

1. 2.      Penelitian Ditinjau dari Pendekatan

Apabila seorang peneliti  ingin mengetahui perkembangan kemampuan berpikir anak sekolah

dasar kelas I sampaidengan kelas VI dapat dilakukan dengan 2 pendekatan, yaitu:

1. a.      Pendekatan Longitudinal (pendekatan bujur)

Dengan pendekatan ini, peneliti mencatat kemampuan berpikir sejak anak duduk di kelas I.

Berturut-turut setiap tahun, perkembangan anak dicatat yaitu kelas II, III, IV, V, dan VI. Waktu

pencatatan dilakukan, apabilan pencatatan pertama pada bulan juni, maka pencatatan berikutnya

harus dilakukan pada bulan yang sama, sehingga kondisinya sama. Penelitian ini membutuhkan

waktu yang sangat lama.

1. b.      Pendekatan Cross-Sectional (pendekatan Silang)

Berbeda dengan pendekatan bujur, pendekatan silang tidak menggunakan subjek yang sama.

Dalam waktu yang bersamaan, peneliti mengadakan pencatatan tentang perkembangan berpikir

anak-anak sekolah dasar secara serentak, yaitu kelas I, II, III, IV, V, dan VI. Penelitian ini dapat

dilakukan secara cepat. Subjek yang berbeda-beda perlu mendapat perhatian dan pertimbangan.

1. 3.      Penelitian Ditinjau dari Bidang Ilmu

Penelitian ini berkenaan dengan jenis spesialisasi dan interest pada bidang ilmu yang diteliti.

Misalnya:

1. Penelitian pendidikan

2. Penelitian ekonomi

3. Penelitian hukum

4. Penelitian sosial

5. Penelitian kedokteran

6. Penelitian perbankan

7. Penelitian pertanian

8. Penelitian keolahragaan, dan sebagaianya.

1. 4.      Penelitian Ditinjau dari Tempatnya

Penelitian ini meliputi:

1. Penelitian di laboratorium

2. Penelitian di perpustakaan

Page 8: DIKTAT Metode Penelitian

3. Penelitian kancah (lapangan)

1. 5.      Penelitian Ditinjau dari Hadirnya Variabel

Istilah variabel disebut juga ubahan, karena dapat berubah-ubah, dan bervariasi.

Contohnya: usia, tingkat kecerdasan, tingkat kedisiplinan, kekayaan, dan lain-lain adalah

variabel, karena antara satu orang dengan lainnya terdapat variasi atau perbedaan.

Apabila dilihat dari saat terjadinya, ada variabel masa lalu, masa sekarang, dan masa yang akan

datang.

 

 

Penelitian deskriptif, artinya penelitian yang dilakukan dengan menjelaskan/menggambarkan

variabel masa lalu dan masa sekarang (sedang terjadi)

Penelitian eksperimen, artinya penelitian dilakukan terhadap variabel masa yang akan datang.

Variabel tersebut belum datang, belum terjadi, tetapi sengaja didatangkan atau diadakan oleh

peneliti dalam bentuk perlakuan (treatment) yang terjadi dalam eksperimen.

1. 6.      Penelitian kualitatif dan kuantitatif

Perbedaan antara penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif telah banyak dikemukakan oleh

para ahli. Penelitian kuantitatif digunakan istilah scientific paradigm (paradigma ilmiah),

Penelitian Kuantitatif, Penelitian yang melibatkan pengukuran tingkatan suatu ciri tertentu.

Untuk menemukan sesuatu dalam pengamatan harus mengetahui apa yang menjadi ciri sesuatu

itu, karena itu, harus dengan penuh ketelitian  mulai dari mencatat, menghitung sampai

menyimpulkan. Penelitian kuantitatif mencakup setiap jenis penelitian yang didasarkan atas

perhitungan persentase, rata-rata, ci kuadrat, dan perhitungan statistik lainnya. Dengan kata lain,

peneliti harus melibatkan diri pada ‘perhitungan’ atau ‘angka-angka.’

sedangkan penelitian kualitatif dinamakan naturalistic inquiry atau inkuiri alamiah.

Penelitian Kualitatif, artinya prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-

kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.

Ciri-ciri penelitian kualitatif, yaitu: latar alamiah (natural setting), manusia sebagai alat

(instrumen), analisis data secara induktif, teori dari dasar (grounded theory), deskriptif, desain

yang bersifat sementara, dan hasil penelitian dirundingkan dan disepakati bersama.

Untuk memperjelas perbedaan penelitian kuantitatif dengan penelitian kualitatif, berikut ini

disajikan dalam ikhtisar pada tabel perbedaan.

Page 9: DIKTAT Metode Penelitian

Tabel. Perbedaan penelitian kuantitatif dengan penelitian kualitatif

Poster TentangParadigma

Ilmiah Alamiah

a. Teknik yg digunakanb.

Kriteria kualitas

c. Sumber teori

d. Persoalan kausalitas

e. Tipe pengetahuan

yang digunakan

f. Pendirian

g. Maksud

Kuantitatif

Rigor

A priori

Dapatkah X menyebabkan

Y ?

Proporsional

Reduksionie

Varifikasi

KualitatifRelevansi

Dari-dasar (grounded)

Apakah X menyebabkan Y

Dalam latar alamiah ?

Proporsional yang diketahui

Bersama

Ekspansionie

Ekspansionie

Poster TentangKarakteristik Metodologis

Ilmiah Alamiah

a. Instrumenb. Waktu

penetapan

pengumpulan data

dan analisis

c. Desain

d. Gaya

e. Latar

f. Perlakuan

g. Satuan kajian

h. Unsur kontekstual

Kertas-pensil atau

alatfisik lainnya.

Sebelum penelitian

Pasti (preordinate)

Intervensi

Laboratorium

Stabil

Variabel

Kontrol

Orang sebagai penelitiSelama

dan sesudah

pengumpulan data

Muncul-berubah

Seleksi

Alam

Bervariasi

Pola-pola

Turut campur atas undangan

G.    Kriteria atau Ciri-Ciri Penelitian

Menurut pendapat Crawford , ada sembilan kriteria penting dari penelitian, yaitu:

1. Penelitian harus berkisar di sekeliling masalah yang ingin dipecahkan.

2. Penelitian harus mengandung unsur origional.

3. Penelitian harus didasrkan pada pandangan ‘ingin tahu’

4. Penelitian harus dilakukan dengan pandangan terbuka.

Page 10: DIKTAT Metode Penelitian

5. Penelitian harus Berdasarkan pada asumsi bahwa suatu fenomena mempunyai hukum dan

pengaturan (order)

6. Penelitian harus berkehendak untuk menemukan generalisasi atau dalil.

7. Penelitian harus merupakan studi sebab-akibat.

8. Penelitian harus menggunakan pengukuran yang akurat.

9. Penelitian harus menggunakan tenik yang secara sadar diketahui.

H.    Syarat Utama  Berhasilnya Penelitian

Menurut pendapat Somers, bahwa beberapa syarat supaya pelaksanaan penelitian dapat berjalan

lancar dan berhasil, syaratnya sebagai berikut:

1. Adanya kesadaran masyarakat

2. Harus pembiayaan yang memadahi

3. Hasil penelitian harus dapat diterapkan

4. Harus ada kebebasan dalam meneliti

5. Peneliti harus mempunyai kualifikasi yang diperlukan.

Kualifikasi peneliti harus didasarkan pada intelegensia, kekuatan bekerja, memiliki sifat jujur,

dan rajin. Menurut Whitney, ada beberapa kriteria yang harus dimiliki oleh seorang peneliti

(secara internal), antara lain :

1. Daya nalar

2. Originalitas

3. Daya ingat

4. Kewaspadaan

5. Akurat

6. Konsentrasi

7. Dapat bekerja sama

8. Kesehatan

9. Semangat

10. Pandangan moral

 

 

BAB II

CARA MENGADAKAN PENELITIAN

Page 11: DIKTAT Metode Penelitian

1. A.     Persyaratan Penelitian

Ada tiga syarat penting dalam mengadakan kegiatan penelitian, yaitu:

1. Sistematis

Artinya dilaksanakan menurut pola tertentu, dari yang paling sederhana sampai kompleks,

hingga tercapai tujuan secara efektif dan efisien.

1. Berencana

Artinya dilaksanakan dengan adanya unsur kesengajaan dan sebelumnya sudah dipikirkan

langkah-langkah pelaksanaannya.

1. Mengikuti konsep ilmiah

Artinya mulai awal sampai akhir kegiatan penelitian mengikuti cara-cara yang sudah ditentukan,

baik teknik penulisan maupun  prinsip yang digunakan untuk memperoleh ilmu pengetahuan.

1. B.     Prosedur penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto, telah menyebutkan langkah-langkah penelitian yang lebih

menitikberatkan pada kegiatan administrasi, antara lain:

1. Pembuatan rancangan penelitian

2. Pelaksanaan penelitian

3. Pembuatan laporan penelitian

Selengkapnya, langkah-langkah penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Memilih masalah

2. Studi pendahuluan

3. Merumuskan masalah

4. Merumuskan anggapan dasar

5. Merumuskan hipotesis (*)

6. Memilih pendekatan

7. Menentukan variabel dan sumber data

8. Menentukan dan menyusun instrumen

9. Mengumpulkan data

10. Analisis data

11. Menarik kesimpulan

12. Menulis laporan

BAB III

Page 12: DIKTAT Metode Penelitian

SISTEMATIKA HASIL PENELITIAN (SKRIPSI)

 

1. Deskripsi Bagian Inti

Secara umum, format atau sistematika hasil penelitian (Skripsi) dibagi menjadi tiga  bagian,

yaitu: (1) bagian awal, (2) bagian inti, dan (3) bagian akhir.

1. 1.      Bagian Awal, berisi:

2. 2.      Bagian Inti, berisi:

1. Halaman Judul

2. Halaman Nota Konsultasi

3. Halaman Pengesahan

4. Halaman Persembahan

5. Abstrak

6. Kata Pengantar

7. Daftar Isi

BAB I        : PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

2. Penegasan Judul

3. Alasan memilih Judul

4. Identifikasi Masalah

5. Perumusan Masalah

6. Tujuan Penelitian

7. Kegunaan Penelitian

8. Metode Pembahasan

9. Sistematika Pembahasan

BAB II              : KAJIAN PUSTAKA / KAJIAN TEORITIS / LANDASAN TEORI

BAB III             :METODE PENELITIAN

BAB IV             : PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB V              : KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

2. Saran-Saran

3. 3.      Bagian Akhir, berisi:

Page 13: DIKTAT Metode Penelitian

1. Daftar Pustaka

2. Lampiran-Lampiran

Pada bagian awal dan akhir tidak akan diuraikan secara rinci, karena dapat dilihat pada lampiran

dan juga contoh-contoh di halaman akhir.

1. Uraian Bagian Inti

1. 1.      Bab I. Pendahuluan

Secara singkat, paparan pokok pada bab I. Pendahuluan ini diuraikan menjadi subpokok bahasan

yang memuat hal-hal sebagai berikut:

1. a.      Latar Belakang Masalah

Isi pokok bagian ini merupakan gambaran mengenai alasan perlunya diadakan penelitian

terhadap objek, yang memuat beberapa teori, pendapat para ahli, isu-isu, hasil-hasil penelitian,

dan juga rasionalisasi yang mendukung pentingnya masalah tersebut diteliti.

1. b.      Penegasan Judul

Berisi definisi secara operasional terhadap kata demi kata dari judul. Pendefinisian dapat

mengutip dari berbagai pendapat para ahli atau kamus, dan selanjutnya menyimpulkan definisi

secara keseluruhan dari berbagai pendapat atau mengartikan sendiri judul secara jelas dan logis.

1. c.       Alasan Memilih Judul

Pada bagian ini, berisi tentang motivasi-motivasi apa yang menarik, sehingga penulis berani

mengangkat suatu masalah untuk diuraikan. Realisasi motivasi tersebut harus dijabarkan secara

jelas dan tidak mengada-ada, artinya dalam memberikan alasan memilih judul harus disesuaikan

dengann masalah yang dibicarakan dan problem solving yang diharapkan.

1. d.      Identifikasi Masalah

Berisi kajian berbagai masalah yang relevan dengan ruang lingkup dan kedalaman masalah serta

variabel yang akan diteliti.

1. e.   Perumusan Masalah

Masalah yang menjadi pusat perhatian dalam penelitian perlu dirumuskan, karena hakikat

rumusan tersebut merupakan deskripsi dari ruang lingkup yang ada. Perumusan masalah

dirumuskan lugas, jelas, dan dilakukan dengan menggunakan kalimat pertanyaan atau kalimat

bentuk narasi. Rumusan masalah dapat dibagi sampai pada sub-sub-permasalahan.

Contoh 1:

Page 14: DIKTAT Metode Penelitian

Bagaiamanakah pengaruh manajemen guru terhadap pelaksanaan proses belajar mengajar di

SMP ISLAMIC QON GKB Manyar Gresik?

Contoh 2:

Seberapa besar tingkat kemampuan apresiasi puisi kontemporer siswa kelas III Madrasah Aliyah

Mamba’us Sholihin?

1. f.     Tujuan Penelitian

Isi bagian ini, merupakan deskripsi dari apa yang diperoleh dari kerja yang mengacu pada

rumusan masalah, atau target penelitian yang akan dicapai. Banyak tujuan penelitian tidak harus

sama dengan banyaknya rumusan masalah.

Tujuan ini mempunyai beberapa kriteria yang perlu diperhatikan, antara lain:

1)      perumusannya harus jelas dapat diukur

2)      berorientasi pada permasalahan

3)      sebagai pencerminan upaya pemecahan masalah.

Contoh:

1)        Untuk mengetahui pengaruh manajemen guru terhadap pelaksanaan proses belajar

mengajar di SMP ISLAMIC QON GKB Manyar Gresik.

2)        Untuk mengetahui tingkat kemampuan apresiasi puisi kontemporer siswa kelas III

Madrasah Aliyah Mamba’us Sholihin.

1. g.      Kegunaan Penelitian

Pada bagian ini, menjelaskan manfaat temuan penelitian baik yang bersifat teoritis maupun

praktis.

Contoh:

Penelitian ini bermaksud untuk mendapatkan informasi mendalam tentang sistem manajemen

pendidikan Islam Madrasah Aliyah Mamba’us Sholihin, dan lebih jauh lagi untuk mengkaji

pelaksanaan proses pendidikan, sekaligus berupaya membantu mengembangkan profil madrasah

yang berkualitas di masa yang akan datang. Di samping itu, penelitian ini diharapkan dapat

mengungkap komponen-komponen manajemen pendidikan yang berperan dalam kebutuhan

meningkatkan kualitas madrasah secara individu maupun kualitas madrasah secara menyeluruh.

1. h.   Metode Pembahasan

Metode pembahasan dalam penulisan ini, dapat digunakan bermacam-macam, yaitu: metode

induksi, deduksi, campuran, atau deskripsi.

Page 15: DIKTAT Metode Penelitian

Metode-metode tersebut dapat digunakan lebih dari satu, bergantung kebutuhan, dan harus

dijabarkan secara jelas.

1. i.     Sistematika Pembahasan

Pada bagian ini, penulis harus mencantumkan susunan bab-bab, subbab-subbab, dan seterusnya,

atau batasan-batasan masalah yang mendasar berdasarkan urutan pembahasan yang logis

sebagaimana yang terdapat di bagian daftar isi, teknis penulisannya harus terurai.

Contoh:

Untuk memperoleh gambaran secara jelas tentang pembahasan masalah dalam skripsi ini, maka

akan penulis uraikan dalam sistematika pembahasan sebagai berikut:

Bab satu, Pendahuluan, yang berisi latar belakang masalah, yaitu gambaran yang

melatarbelakangi pentingnya judul diangkat menjadi pokok masalah, Penegasan Judul untuk

mempertegas maksud dari penulis supaya tidak terjadi salah penafsiran, Alasan memilih Judul

adalah hal yang medorong penulis untuk mengadakan penelitian, Identifikasi Masalah

merupakan gambaran utuh yang terdapat dalam pokok persoalan, Perumusan Masalah

dimaksudkan  untuk memberikan gambaran tentang sesuatu yang akan dibahas dalam skripsi ini,

Tujuan Penelitian adalah maksud atau target yang akan dicapai dalam penelitian ini, Kegunaan

Penelitian merupakan harapan yang ingin diperoleh dari tujuan atau hasil penelitian, Metode

Pembahasan menjelskan beberapa metode yang digunakan dalam membahas suatu masalah,

Sistematika Pembahasan maksudnya adalah menjelskan urutan-urutan dari isi skripsi ini mulai

dari pendahuluan sampai pada penutup yang berisikan kesimpulan dan saran, sehingga akan

jelas  keseluruhan isi skripsi ini.

Bab dua, berisi …………………………………………………………………dst

1. 2.      Bab II. Kajian Teoritis

2. a.      Uraian Kajian Teoritis

Istilah lain kajian teoritis adalah kajian pustaka, telaah pustaka, dan landasan teori. Pada bagian

ini berisi paparan teori-teori, konsep-konsep pendapat para ahli, yang dipakai landasan pijak

dalam melakukan penelitian. Teori-teori, konsep-konsep yang diungkap berkaitan erat dengan

permasalahan, kerangka berpikir, dan hipotesis.

Penguraian teori dan konsep ini, boleh mengupas dari bermacam-macam teori asalkan bergayut

dengan masalah yang ada, antara teori dengan teori harus saling berkaitan dan saling

Page 16: DIKTAT Metode Penelitian

mendukung, sehingga dapat memberikan gambaran utuh tentang permasalahan pokok dan

hipotesis.

Pada bab II ini,  juga berisi tentang kerangka berpikir dan hipotesis penelitian, yang dibuat acuan

untuk menjawab dan membuktikan masalah yang diteliti.

1. a.      Kerangka Berpikir

Bagian ini, berisi gambaran pola hubungan antarvariabel atau kerangka konsep yang akan

digunakan untuk menjawab masalah yang diteliti, disusun berdasar kajian teoritis yang telah

dilakukan.

Contoh:

Interelasi sistem manajemen pendidikan Islam Madrasah Aliyah Mamba’us Sholihin meliputi:

sistem manajemen guru, sistem manajemen materi, sistem manajemen kesiswaan, sistem

manajemen sarana dan prasarana, sistem manajemen evaluasi, sistem manajemen lingkungan,

dan sistem manajemen proses pembelajaran.

Komponen sistem manajemen tersebut merupakan kesatuan sistem pengelolaan yang saling

mendukung dan saling mempengaruhi. Pengaruh dan sumbangan yang dianggap paling besar

terhadap output dan outcome terletak pada kualitas manajemen proses pembelajaran.

1. b.      Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan rumusan ramalan sementara terhadap permaalahan yang diteliti, karena itu,

hipotesis perlu dirumuskan secara singkat, lugas, dan jelas yang dinyatakan dalam bentuk

pertanyaan. Perlu diketahui tidak semua penelitian memerlukan rumusan hipotesis. Suatu

hipotesis harus mempunyai landasan teoritis yang tajam, sehingga dasar pijak ilmiah hipotesis

bukan sekedar suatu rabaan atau dugaan yang kemudian akan diuji.

Contoh1:

Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara variabel manajemen guru terhadap variabel

manajemen proses pembelajaran di SMP ISLAMIC QON GKB Manyar Gresik.

Contoh 2:

Kemampuan apresiasi puisi kontemporer siswa kelas III Madrasah Aliyah Mamba’us Sholihin

cukup baik.

1. 3.      Bab III Metode Penelitian

Pada bagian ini, berisi hal-hal sebagai berikut:

1. a.      Desain Penelitian

Page 17: DIKTAT Metode Penelitian

Desain penelitian yang digunakan perlu dinyatakan secara jelas dan sesuai dengan permasalahan

yang diteliti. Desain penelitian yaitu semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan

pelaksanaan penelitian sampai pada laporan hasil penelitian. Atau dengan pengertian yang lebih

sederhana bahwa, Desain Penelitian adalah spesifikasi operasi penelitian yang memungkinkan

pengujian hipotesis atau terjawabnya pertanyaan penelitian. Di samping itu, dalam pelaksanaan

penelitian harus memiliki kejelasan, sebagaimana peran penelitian (purpose of research), yakni: 

Description, Explanation,  Survei, Action Riset, dan Eksperimen. Selain itu, ada jenis penelitian

kualitatif dan kuantitatif. Dalam hal ini, peneliti harus tegas dan jelas menggunakan salah satu

jenis penelitian.

Secara rinci, desain penelitian ini mencakup proses-proses sebagai berikut:

1)      Memilih dan merumuskan masalah

2)      Menentukan tujuan

3)      Memberikan limitasi dari area atau scope

4)      Merumuskan kerangka teori  atau kerangka konseptual

5)      Menelusuri sumber-sumber kepustakaan

6)      Merumuskan hipotesis-hipotesis

7)      Melakukan kerja lapangan

8)      Membuat tabulasi serta analisis

9)      Memberikan interpretasi

10)   Membuat generalisasi

11)  Membuat laporan.

Desain Dalam Spektrum Penelitian

PROBLEM

TEORI & KONSEP                                        TEMUAN RELEVAN

HIPOTESIS

PERTANYAAN PENELITIAN

DESAIN PENELITIAN

INSTRUMENTASI

PENGUMPULAN & ANALISIS DATA

TEMUAN & KESIMPULAN

Page 18: DIKTAT Metode Penelitian

Pada dasarnya, sebuah penelitian berawal dari adanya problem atau permasalahan yang relevan

dengan kebutuhan masyarakat. Permasalahan yang diangkat dalam penelitian, tentunya memiliki

manfaat dan pengaruh positif bagi perkembangan masyarakat. Agar permasalahan tersebut lebih

meyakinkan, perlu adanya konsep atau teori-teori yang membantu memberikan pemahaman yang

konkret, teori tersebut sekaligus sebagai landasan berpikir, apakah pernyataan hipotesis relevan

dengan permasalahan. Untuk mengetahui hal itu, dibutuhkan langkah-langkah strategis, yaitu:

perlunya pertanyaan penelitian dan desain penelitian yang tepat.

Di samping itu, untuk mencapai hasil penelitian atau temuan yang berupa kesimpulan,

diperlukan adanya instrumen, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

1. b.      Variabel dan Definisi Operasional Variabel

Dalam penelitian, variabel merupakan unsur yang sangat penting, yang melekat dengan masalah

pokok, dan akan menjadi objek penelitian. Pengertian variabel sering diungkapkan sebagai

konsep yang mempunyai variasi atau bermacam-macam nilai, yang dapat diukur dan dilandasi

secara teoritis.

Pada umumnya, variabel dapat dikategorikan menjadi dua macam, yaitu: variabel kontinu

(continous variable) dan variabel deskrit (descrete variable). Variabel juga dibagi menjadi dua

macam, yaitu variabel dependen  dan variabel bebas.

Variabel-variabel yang ingin digunakan perlu ditetapkan, Jika telah diketahui sejumlah variabel

penelitian, maka variabel tersebut perlu diidentifikasikan dan diklasifikasikan, selanjutnya

didefinisikan secara operasional. Jumlah variabel yang digunakan bergantung dari luas serta

sempitnya penelitian yang akan dilakukan.

Pengertian definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel atau

konstrak dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan kegiatan, ataupun memberikan

suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut.

Berikut ini penjelasan mengenai macam-macam variabel:

1. 1.      Variabel Kontinu

Variabel kontinu adalah variabel yang dapat ditentukan nilainya dalam jarak jangkau tertentu

dengan desimal yang tidak terbatas.

Contoh variabel ini misalnya berat, tinggi, luas, pendapatan, dan sebagainya. Untuk berat badan

misalnya, kita bisa menulis 75,0 kg, atau 76,14 kg, atau 41,76694. Luas panen, bisa 14,2 ha,

19,49 ha, atau 188,0003 ha.

Page 19: DIKTAT Metode Penelitian

1. 2.      Variabel Deskrit

Variabel deskrit adalah konsep yang nilainya tidak dapat dinyatakan dalam bentuk pecahan atau

desimal di belakang koma. Variabel ini sering juga dinyatakan sebagai variabel kategori.

Misalnya: jenis kelamin, terdiri dari laki-laki dan perempuan, status perkawinan terdiri dari bisa

kawin atau tidak kawin. (kalau dua kategori dinamakan variabel dikhotom).

Tingkat pendidikan adalah variabel politom, karena lebih dari dua variabel. Bisa SD, SMP,

SMA, dan Perguruan Tinggi. Jumlah anak merupakan variabel deskrit. Jumlah anak hanya bisa:

3,4,5 atau 10, dan seterusnya. Tidak mungkin ada jumlah anak 3,5; 3,7; 6,88, dan seterusnya.

1. 3.      Variabel Dependen dan Variabel Bebas

Hubungan dua variabel dapat digambarkan  antara variabel Y dan variabel X, maka jika variabel

Y disebabkan oleh variabel X, maka variabel Y dinamakan variabel dependen dan variabel X

adalah variabel bebas. Variabel yang bergantung atas variabel lain dinamakan variabel dependen.

Contoh 1: jika dipikirkan ada hubungan antara konsumsi dan pendapatan, di mana dengan

bertambahnya pendapatan, konsumsi juga akan bertambah, maka konsumsi adalah veriabel

dependen dan pendapatan adalah variabel bebas.

Contoh 2 : Sebuah penelitian berjudul:

Pengaruh Kualitas Guru Terhadap Prestasi Belajar Murid

Variabel bebas                               : kualitas guru

Variabel dependen (terikat) : prestasi belajar murid

1. c.       Populasi dan Sampel Penelitian

1)      Populasi

Dalam Encyclopedia of Educational Evalution tertulis: A population is a set (or collection) of all

elements possessing one or more attributes of interest.

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen

yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi, atau

disebut studi populasi atau studi sensus, karena penelitian ini ingin melihat semua liku-liku yang

ada di dalam populasi.

2)      Sampel

Jika ingin menelitian sebagian dari populasi, maka penelitian ini disebut penelitian sampel.

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Pengambilan sampel harus dilakukan

dengan cermat, sehingga diperoleh sampel (contoh) yang benar-benar  dapat berfungsi sebagai

Page 20: DIKTAT Metode Penelitian

contoh, atau dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya. Sampel harus

representatif, valid, dan reliabel.

Cara-cara pengambilan sampel penelitian dapat dilakukan sebagai berikut:

a)      Sampel random  (sampel acak atau sampel campur)

Cara pengambilan sampelnya, peneliti mencampur subjek-subjek  di dalam populasi, sehingga

semua subjek dianggap sama, semua diberi kesempatan yang sama, tidak mengistimewakan,

kemudian dipilih secara acak menjadi sampel. Atau jika jumlah populasinya besar, dapat diambil

antara 15% – 25% atau lebih, bergantung situasinya: kemampuan peneliti, waktu, tenaga, biaya,

jangkauan wilayah, dan besar kecilnya risiko.

Cara sistematis pengambilan sampel random, dapat dilakukan sebagai berikut:

(1)         Undian (untung-untungan)

(2)         Ordinal (tingkatan sama)

(3)         Menggunakan tabel bilangan random

b)      Sampel Berstrata atau Stratified Sample

Populasi ini terdiri dari tingkat-tingkat atau strata, maka pengambilan sampel tidak boleh

dilakukan secara random. Setiap strata harus diwakili sebagai sampel.

Contoh: Kelompok I sangat kaya, kelompok II sedang, kelompok III miskin. Dalam hal ini

kekayaan tidak perlu ditinjau dari tingkatannya. Tetapi keadaan pemilikan harta benda, sehingga

di dalam sampling, kita kategorikan saja sebagai cluster sampling, yaitu sampel yang diambil

berdasarkan kelompok, bukan strata pemilikan harta benda.

c)      Sampel wilayah atau area probability sample

Sampel wilayah adalah teknik sampling yang dilakukan dengan mengambil wakil dari setiap

wilayah yang terdapat dalam populasi.

Contoh: Penelitian tentang keberhasilan KB di seluruh wilayah Indonesia. Diantara 28 propinsi,

masing-masing berbeda keadaannya, maka kita mengambil sampel dari 28 propinsi, sehingga

hasilnya mencerminkan keberhasilan KB seluruh Indonesia.

d)  Sampel proporsi atau proportional sample, atau sampel imbangan

Teknik pengambilan sampel ini dilakukan untuk menyempurnakan penggunaan teknik sampel

berstrata atau sampel wilayah. Untuk memperoleh sampel yang representatif, pengambilan

subjek ditentukan keseimbangan atau sebanding dengan banyaknya subjek masing-masing strata

atau wilayah.

Page 21: DIKTAT Metode Penelitian

Contoh: Mahasiswa I : 300 orang, tingkat II: 200 orang, tingkat III: 100, tingkat IV: 100 orang,

maka pengambilan sampelnya sebanyak 1,5 atau setengah dari populasi.

e)   Sampel bertujuan atau purposive sample

Sampel ini dilakukan dengan cara mengambil subjek berdasarkan atas adanya tujuan tertentu,

dengan alasan keterbatasan waktu, tenaga, dan dana, sehingga tidak dapat mengambil sampel

yang besar dan jauh.

Contoh: Penelitian tentang minat belajar siswa SMP di seluruh Indonesia. Karena yang

keterbatasan peneliti, tidak mungkin mengambil seluruh propinsi, maka diambillah sebagian

misalnya: Surabaya, Malang. Medan, DIY, Bandung, dan jakarta. Kota tersebut diperkirakan

banyak sekolahnya, sehingga dianggap dapat mewakili, juga mengambil beberapa sekolah yang

ada di daerah sebagai imbangan dari enam daerah tersebut.

1. d.      Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan proses pengadaan data. Data yang akan dikumpulkan harus

mempunyai nilai validitas dan reliabilitas yang baik, tentunya dibutuhkan suatu metode

pengumpulan data. Ada beberapa metode pengumpulan data yang dapat dipergunakan, antara

lain:

1)      Wawancara (Interview)

Pengertian wawancara adalah tanya jawab yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh

informasi dari narasumber.

Ditinjau dari pelaksanaannya, wawancara dibedakan menjadi dua macam, yaitu: Wawancara

Terstruktur dan Wawancara Bebas. Wawancara terstruktur adalah sejenis  wawancara yang

dilakukan oleh pewawancara dan narasumber dengan menggunakan pedoman pertanyaan.

Sedangkan Wawancara Bebas yaitu wawancara yang dilakukan dengan bebas, tanpa

menggunakan pedoman pertanyaan.

2)      Angket (Questioner)

Yang dimasud dengan Angket yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang

diketahuinya. Angket mempunyai bermacam-macam jenis, bergantung pada pelaksanaan,

kerahasiaan,  dan kebutuhan jawaban yang diinginkan, antara lain: Angket terbuka, angket

tertutup, angket langsung, dan angket tak langsung.

Berdasarkan bentuknya, angket dapat dibedakan sebagai berikut:

Page 22: DIKTAT Metode Penelitian

a)      Angket pilihan ganda

b)      Angket isian

c)      Check list, sebuah daftar pertanyaan dan jawaban, responden tinggal  membubuhkan tanda

check ( ;/ ) pada kolom yang sesuai.

d)      Rating scale, (skala bertingkat), responden tinggal memilih jawaban yang ssuai, misalnya:

setuju atau tidak setuju, sangat baik, baik, sukup baik, kurang baik, tidak baik, dan seterunya.

3)      Pengamatan (Observasi)

Pengumpulan data untuk suatu karangan ilmiah dapat dilakukan dengan cara observasi.

Observasi adalah  bentuk pengamatan  langsung kepada suatu objek yang akan diteliti. Observasi

dapat dilakukan dalam waktu yang singkat, tidak seperti penelitian lapangan, yang membutuhkan

waktu lebih panjang.

Observasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:

a)      Observasi Sistematis, yang dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan pedoman

sebagai instrumen pengamatan.

b)      Observasi Nonsistematis, yang dilakukan oleh pengamat dengan tidak menggunakan

instrumen pengamatan.

4)      Dokumentasi

Istilah doumentasi berasal dari kata dokumen, artinya barang-barang tertulis. Di dalam

pelaksanaan  metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku,

majalah, dokumen (naskah), notula rapat, catatan harian, foto, dan seterusnya.

1. 4.      Bab IV. Teknik Analisis Data

Analisis data (data analysis) atau pengolahan data, yaitu  upaya mencari dan menata secara

sistematis catatan hasil observasi, wawancara, dokumentasi, angket dan lainnya untuk

meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus yang diteliti dan menyajikannya sebagai

temuan bagi yang lain.

Secara garis besar, langkah-langkah analisis data meliputi tiga hal, antara lain:

1)      Persiapan

2)      Tabulasi atau Penyajian Data

3)      Penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian.

Adapun teknik analisis data dapat dilakukan sebagaimana   prosedur analisis data dalam

penelitian ini, yaitu:

Page 23: DIKTAT Metode Penelitian

1. Mengumpulkan data secara lengkap

2. Mengklasifikasi data sesuai dengan   objek penelitian.

3. Melakukan analisis  indikator komponen.

4. Mengevaluasi data secara  simultan   hasil penelitian.

5. Mengkaji dan menganalisis lebih mendalam tentang keandalan data.

6. Membuat analisis, baik secara kualitatif maupun kuantitatif.

7. Menginterpretasi hasil analisis.

8. Menyimpulkan hasil analisis dengan menggunakan teknik analisis non-statistik atau

teknik analisis statistik (SPSS =Statistical Package For Social Science)  

1. 5.      Bab V. Kesimpulan dan saran

2. a.      Kesimpulan

Isi kesimpulan, merupakan inti sari dari dari hasil pembahasan masalah, yang harus

dikemukakan secara jelas, sistematis, dan logis, sehingga dapat diperoleh gambaran menyeluruh

dari hasil pembahasan masalah.

1. b.      Saran-Saran

            Dari hasil kesimpulan yang didapat dapat dikemukakan saran yang berhubungan dengan

hasil pembahasan masalah untuk kegiatan yang praktis, dan juga berkaitan dengan aktivitas lebih

lanjut, tentang permasalahan yang masih perlu adanya suatu perbaikan.

1. Petunjuk Teknis Penulisan

Syarat-Syarat Penulisan

1. Diketik berspasi dua dengan huruf standard.

2. Kertas berukuran kuarto (2,5 cm x 28 cm) berat 70 – 80 gr.  Atau jenis HVS.

3. Teks hanya diketik pada halaman permukaan saja.

4. Batas tepi pengetikan naskah (margin) mengikuti ketentuan: margin atas: 3 cm, margin

bawah: 4 cm, margin kiri: 4 cm, dan margin kanan: 3 cm.

5. Setiap halaman diberi nomor:

1)      Bagian awal, diberi nomor Romawi kecil pada bagian bawah tengah.

Contohnya:      ii, iii,  iv, v, dan seterusnya.

2)      Bagian inti dan bagian akhir, diberi angka Latin / Arab (1, 2, 3, 4, 5, dan seterusnya),

diketik pada bagian sudut kanan atas. Kecuali pada Bab baru, penomoran diletakkan pada bagian

bawah tengah.

Page 24: DIKTAT Metode Penelitian

Cara Penomoran Angka Pada Bagian Inti

Penomoran bab, subbab, sub-subbab dapat dipecah dalam bagian-

bagian kecil secara berturut-turut sebagaimana berikut:

1. Angka Romawi besar

2. Huruf besar

3. Angka Latin

4. Huruf kecil

5. Angka Latin dengan satu tanda kurung

6. Huruf kecil dengan satu tanda kurung

7. Angka Latin dengan dua tanda kurung

8. Huruf kecil dengan dua tanda kurung

9. Dan seterusnya.

Contoh Pertama:

BAB    I.          : PEMUDA DAN PEMBANGUNAN

1. Pemuda pada Masa Prakemerdekaan

1. Jong Sumatera

2. Jong Java

3. Pemuda Pada Masa Pembangunan

1. Pentingnya Pemuda Dalam Pembangunan

2. Peran Pemuda Dalam Mengisi Pembangunan

a)      Giat Belajar

b)      Aktif Berorganisasi

1)      Organisasi Mahasiswa

2)      Organisasi Masyarakat

(a)    Karang Taruna

(b)   Remaja masjid

(1)   dan seterusnya ……..

(2)    …………………….

Cara lain yang juga sering digunakan dalam penulisan karangan ilmiah (Skripsi) yaitu dengan

menggunakan pecahan angka-angka saja, tanpa memanfaatkan huruf.

Contoh Kedua:

Page 25: DIKTAT Metode Penelitian

BAB    I.          : PEMUDA DAN PEMBANGUNAN

1.1. Pemuda pada Masa Prakemerdekaan

1.1.1.   Jong Sumatera

1.1.2.   Jong Celebes

1.1.3.   Jong Java

1.2.   Pemuda Pada Masa Pembangunan

1.2.1.   Pentingnya Pemuda Dalam Pembangunan

1.2.2.   Peran Pemuda Dalam Mengisi Pembangunan

1.2.2.1.     Giat Belajar

1.2.2.2.   Aktif Berorganisasi

1.2.2.2.1.   Organisasi Pelajar

1.2.2.2.2.   Organisasi Mahasiswa

1.2.2.2.3.   Organisasi Masyarakat

1.2.2.3.1.      Karang Taruna

1.2.2.3.2.      Remaja masjid

1.2.2.3.3.      dan seterusnya ……..

1.2.2.3.3.1.      dan seterusnya …..

1.2.2.3.3.2.      dan seterusnya …

Kedua cara tersebut, jika dibandingkan, maka cara pertama memanfaatkan angka dan huruf,

sedangkan cara kedua hanya angka-angka. Batas jumlah penomoran sebaiknya tidak melebih

dari lima angka, hal ini untuk menghindari pembagian yang bertele-tele. Selain itu, penomoran

harus konsisten, artinya kalau mengikuti cara pertama, maka harus sesuai dengan tata cara

penulisan cara pertama, demikian juga kalau memakai pedoman cara kedua, maka harus

memanfaatkan angka-angka saja. Yang tidak dibenarkan adalah sikap tidak konsisten dalam

penulisan karangan ilmiah (Skripsi), sebagian menggunakan cara pertama dan sebagian cara

kedua.

Cara  Mengutip Langsung

Dalam karangan ilmiah sering digunakan kutipan-kutipan untuk menegaskan isi uraian, dan

untuk membuktikan apa yang dikatakan.

Page 26: DIKTAT Metode Penelitian

Kutipan yang dimaksud adalah pinjaman kalimat atau pendapat dari seorang pengarang atau

ucapan seseorang yang terkenal, baik terdapat dalam buku, majalah, surat kabar, maupun tulisan-

tulisan makalah.

Menurut jenisnya, kutipan dibedakan menjadi dua macam: Kutipan Langsung, dan Kutipan Tak

Langsung. Definisi kutipan langsung adalah pinjaman pendapat dengan mengambil secara

lengkap kata demi kata, kalimat demi kalimat dari sebuah naskah asli, tanpa mengubah sedkit

pun. Sebaliknya kutipan tak langsung adalah pinjaman pendapat seorang pengarang atau tokoh

terkenal berupa inti sari atau ikhtisar dari pendapat yang tersebut.

Cara menuliskan kutipan langsung:

1)      Bila panjangnya kurang dari 5 baris, maka langsung diketik dengan didahului tanda kutip “

……………………” dengan menggunakan dua spasi.

2)      Bila kutipan melebih 5 baris, maka ketentuannya sebagai berikut:

a)      Diketik mulai dengan baris baru.

b)      Dimulai masuk ke kanan dengan 5 hentakan.

c)      Diketik dengan 1 (satu) spasi

d)      Tidak menggunakan tanda kutip

Di bawah ini ada beberapa cara sederhana dalam mengutip teks, yang dapat dipergunakan

sebagai acuan, antara lain:

1. Kutipan diambil dari seorang penulis (Makalah)

Contoh 1:

Menurut pendapat Imam Barnadib (2010)  bahwa, “Sejalan dengan perkembangan sains dan

teknologi, menuntut eksistensi kerja dan kesanggupan manusia untuk merekam masalah-masalah

tersebut sebagai pengalaman.”

Contoh 2:

Salah satu cara meneruskan ilmu pengetahuan kepada orang lain, ialah dengan jalan menuliskan

ilmu pengetahuan menjadi satu naskah, dan kemudian disebarluaskan. Oleh karena itu, ide-ide,

gagasan-gagasan, intuisi-intuisi, cita-cita, argumen-argumen, pertanyaan-pertanyaan, kesangsian-

kesangsian, kritik-kritik, saran-saran, dan seterusnya, jangan dibiarkan berserakan, jangan

dibiarkan menggumpal dalam pikiran dan perasaan, jangan dibiarkan lepas tanpa makna. Betapa

pun baiknya ide dan gagasan itu, apabila tidak dikomunikasikan kepada orang lain, tidak akan

berguna. Sebaliknya, apabila ide, gagasan, pikiran-pikiran dikomunikasikan kepada orang lain

Page 27: DIKTAT Metode Penelitian

baik lisan maupun tulisan, tentunya sangat berguna bagi perkembangan, kemajuan, pelajaran,

atau perubahan bagi orang lain dan masyarakat umumnya. Ibarat pohon yang berbuah, banyak

manfaatnya bagi orang lain. Komunikasi ide yang dimaksud adalah karangan ilmu pengetahuan

yang berupa karangan ilmiah (Barnadib,2010)

1. Kutipan yang diambil lebih dari seorang penulis (Makalah)

Contoh:

Menurut pendapat Imam Barnadib dan M. Ali (2010) bahwa …………… ………

A. Teuw, La Rose, dan M. Ali (2010) Telah membandingkan ………

1. Kutipan yang diambil dari bagian buku tertentu

Contoh 1:

Sebagaimana yang dijelaskan oleh  George R. Terry (2009:14), “Management is a distinct

process consisting of planning, organizing, actuating, and controlling, performed to determine

and accomplish stated objectives by the use of human beings and other resources.”

Contoh 2:

Sentralisasi wewenang adalah bila sebagian besar kekuasaan masih tetap dipegang oleh

pimpinan. Sedangkan desentralisasi wewenang adalah apabila sebagian kecil kekuasaan

dipegang pimpinan, sebagian besar kekuasaannya didelegasikan kepada bawahannya. Pemimpin

yang cakap selalu bersikap desentralisasi wewenang, karena sifat delegasi wewenang adalah du

characteristic artinya pihak bawahan menerima wewenang dari atasan (Fatah,2009:190)

Cara Penulisan Footnotes

Beberapa cara mengutip dalam teks, seperti halnya membuat catatan kaki atau foonotes.

Footnotes banyak digunakan dalam penulisan karangan ilmiah. Foonotes berbeda dengan daftar

pustaka.  Istilah-istilah foonotes banyak jenisnya, antara lain:

Ibid.                 : Ibidem; pada tempat yang sama

Op.Cit.             : Opere Citato; pada karya yang telah dikutip

Loc.Cit.            : Loco Citato; pada tempat yang telah dikutip

c. ; ca.              : Circa; kira-kira atau sekitar, terutama digunakan pada tahun (c.1918)

ed.                   : Editor; edited by; editore; penyunting; disunting oleh; para penyunting.

p. ; pp.             : Page; pages; halaman

cf.                    : Compare; bandingkan. (cf. Tarigan. Membaca, p.78)

Infra                 : Di bawah, lihat pada artikel atau karangan yang sama di bawah

Page 28: DIKTAT Metode Penelitian

Supra               : Di atas, sudah terdapat lebih dulu pada teks yang sama

ef .   al             : Et  all; and other; dan lain-lain; dengan teman-teman digunakan bagi tiga

lebih pengarang. (Keraf, et.al)

et  seq              : et sequens; dan halaman berikutnya.

f. ; ff.                : And the following page; halaman tersebut dan halaman berikutnya

(p.68 ff.)

ms.;  mss.         : Manuscript; naskah atau naskah tulisan tangan.

n.d.                  : No date of publication given; tidak ada tahun penerbitan diberikan.

(Solo, n.d.:34)

n.p.                  : No place of publication given; tidak ada tempat penerbitan yang

diberikan.

Rpt.                 : Reprint; cetak ulang.

Tr.;  trans.        : Translated by; diterjemahkan oleh

vol.   Vols         : Volume, volumes; jilid

ser.                   : Seri

Dari daftar singkatan footnotes atau catatan kaki tersebut, yang lebih sering digunakan adalah

ibid, op.cit, dan loc.cot. hal ini karena sangat rumit untuk diterapkan secara keseluruhan dan

membutuhkan ketelitian.

Contoh:

1. Hamka. Di Bawah Lindungan Ka’bah. Jakarta: Gramedia. 1998, pp. 56.

2. Ibid.

3. Keraf, Gorys. Tatabahasa Indonesia. Ende: Nusa Indah. 2000,pp.67.

4. Arifin, Bey. Samudera Al-Fatihah. Surabaya: Bina Ilmu. 2001,pp.76.

5. Hamka. Op.Cit, pp.29.

6. Keraf, Gorys. Loc.Cit, pp.98.

7. Arifin, Bey. Loc.Cit, pp. 20.

Penulisan Daftar Pustaka dari Berbagai Sumber

            Secara berurutan, cara penulisan daftar pustaka sebagaimana pedoman Ejaan Yang

Disempurnakan adalah:

1. Nama pengarang (dibalik diberi koma, dan diikuti tanda titik ) ditulis tanpa gelar.

2. Tahun terbit (diikuti tanda titik)

Page 29: DIKTAT Metode Penelitian

3. Judul buku (dicetak miring/digaris bawah, diikuti tanda titik)

4. Tempat kota penerbit (diikuti tanda titik dua)

5. Nama penerbir (diakhiri tanda titik)

6. Daftar pustaka ditulis menurut alpabetis, tanpa diberi nomor urut.

Contoh:

1. a.      Dari Buku

Arikunto, Suharsimi. 2008. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

DePorter, Bobbi. 2008. Quantum Learning. Bandung: Kaifa.

Nadjib, Emha Ainun. 2002. Slilit Sang Kiyai. Jakarta: Balai Pustaka

1. b.      Dari Buku Terjemahan

Hull, T.H. 2007. Teknik Gabungan dalam Studi Kesuburan di Daerah Pedesaan

                  Di Jawa. Terjemahan Koencotjoroningrat. Jakarta: Gramedia.

Multatuli. 2006. Max Havelar: Lelang Kopi Persekutuan Dgang Belanda.

Terjemahan HB. Yasin. Jakarta: Balai Pustaka.

1. c.       Dari Majalah

Kusnadi. 2002. “Seni dan Kaligrafi A.D. Pirous.” Horison. Jakarta,            Bulan Januari.

Ahmada, Alfian Gilang. 2004. “Sisi Lain Dunia Artis.” Liberty. Jakarta,                   bulan

Agustus.

1. d.      Dari Artikel Harian

Tajuk Rencana dalam Kompas. 2010. Sekali Lagi Teroris. Jakarta,

tanggal 15 Oktober.

Taftazani, M. Geovani. 2010. “Ada Apa Dengan Remaja.” Jawa Pos. Surabaya,

Tanggal 22 Juni.