METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN...

108
METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN PRESTASI KERJA KARYAWAN DI RUMAH SAKIT KETERGANTUNGAN OBAT (RSKO) JAKARTA Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh Khairunnisa NIM : 106052001965 JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H./2010 M.

Transcript of METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN...

Page 1: METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/614/1/92937... · Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan

METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN PRESTASI KERJA KARYAWAN

DI RUMAH SAKIT KETERGANTUNGAN OBAT (RSKO) JAKARTA

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh Khairunnisa

NIM : 106052001965

JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1431 H./2010 M.

Page 2: METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/614/1/92937... · Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan

METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN PRESTASI KERJA KARYAWAN

DI RUMAH SAKIT KETERGANTUNGAN OBAT (RSKO) JAKARTA

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Di susun Oleh :

Khairunnisa

NIM : 106052001965

Di bawah Bimbingan,

Drs. M. Luthfi, MA

NIP. 196710061994031006

JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H./2010 M.

Page 3: METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/614/1/92937... · Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata I (S1) di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 14 April 2010

Penulis

Khairunnisa

Page 4: METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/614/1/92937... · Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul METODE BIMBINGAN KARIER DALAM

MENINGKATKAN PRESTASI KERJA KARYAWAN DI RUMAH SAKIT

KETERGANTUNGAN OBAT (RSKO) JAKARTA telah diujikan dalam

sidang munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta pada hari Selasa tanggal 4 Mei 2010. Skripsi ini telah

diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam

(S.Kom.I) pada Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam.

Jakarta, 27 Mei 2010

Sidang Munaqasyah

Ketua Sekretaris

Merangkap anggota Merangkap anggota

Drs. H. Mahmud Jalal, MA. Dra. Nasichah, MA. NIP. 195204221981031002 NIP.1971261996032001

Anggota

Penguji I Penguji II

Dra. Hj. Elidar Husein, MA. Dra. Hj. Asriati Jamil, M.Hum NIP. 194511251971062001 NIP. 196104221990032001

Pembimbing

Drs. M.Luthfi, MA. NIP. 196710061994031006

Page 5: METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/614/1/92937... · Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan

ABSTRAK

Khairunnisa 106052001965 Metode Bimbingan Karir Dalam Meningkatkan Prestasi Kerja Karyawan Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO) Jakarta.

Bimbingan karir bagi karyawan merupakan sesuatu yang penting didapatkan oleh karyawan. Dengan bimbingan karir, karyawan dapat mencapai jenjang karir yang lebih tinggi dalam meningkatkan prestasi kerja karyawan. Terutama bagi para dokter dan perawat perlu mendapatkan bimbingan karir untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada pasien di Rumah Sakit. Seperti yang telah dilakukan oleh salah satu rumah sakit yaitu Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO) yang terletak di jalan lapangan tembak nomor 75 Jakarta Timur. Rumah sakit ini telah memberikan beberapa bimbingan karir terhadap karyawannya, baik secara rutin, berkala maupun insidental dengan melakukan beberapa metode-metode yang telah diterapkan dalam bimbingan karir tersebut.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang proses pelaksanaan bimbingan karir terhadap karyawan untuk meningkatkan prestasi kerja karyawan dan metode-metode yang digunakan pada pelaksanaan bimbingan karir terhadap karyawan dalam meningkatkan prestasi kerjanya. Dimana bimbingan merupakan suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan supaya individu dapat memahami dirinya dan pekerjaannya, sehingga ia sanggup mengarahkan dirinya sesuai dengan kemampuan, skill, dan latar belakang akademiknya. Dalam hal ini informan terdiri dari 3 pimpinan dan 2 staf RSKO. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan penelitian kualitatif. Adapun pengumpulan data penelitiannya dilakukan dengan wawancara dan observasi yang diperoleh langsung dari sasaran penelitian berupa catatan, rekaman, dan data-data dari sumber yang terkait dengan penelitian.

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan karir yang diberikan kepada karyawan dalam meningkatkan prestasi kerjanya; yaitu dengan bimbingan rutin yang sudah terjadwal, bimbingan berkala yang sudah direncanakan di dalam rencana kegiatan RSKO, dan bimbingan secara insidental. Dan bimbingan karir ini melalui beberapa tahapan mulai dari penerimaan pegawai sampai pematangan profesi. Dan metode yang digunakan ialah metode individual dan kelompok yang dilakukan pada bimbingan rutin. Sedangkan bimbingan berkala menggunakan metode diskusi dan bimbingan kelompok. Dan untuk bimbingan insidental menggunakan metode individual dengan teknik direktif dan non direktif dan juga metode kelompok. Hal ini tergantung pada besar atau tidaknya permasalahan yang terjadi. Dan dari kegiatan bimbingan karir yang diberikan kepada karyawan nampaknya berdampak positif kepada para pasien di sana. Dan hal ini berarti dapat dikatakan pelaksanaan bimbingan karir cukup baik dalam meningkatkan prestasi kerja kayawan RSKO karena tidak lain bimbingan karir ini memang untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada pasien dan perlu ditingkatkan kembali.

i

Page 6: METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/614/1/92937... · Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrohim

Alhamdulillah, segala puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

SWT yang telah memberikan nikmat sehat, rahmat serta inayah-Nya sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam penulis panjatkan

kepada nabi Muhammad SAW yang telah membawa umatnya ke zaman yang

penuh arti.

Hidup berjalan seiring waktu berlalu, begitupun dalam menyelesaikan

tugas akhir ini banyak sekali hambatan-hambatan yang dihadapi dan dirasakan

penulis, mulai dari persiapan pelaksanaan penelitian sampai dengan penulisan

skripsi ini, akan tetapi berkat bantuan, dorongan dan bimbingan dari berbagai

pihak sehingga penulis dapat menyesaikan tugas akhir ini sebagai syarat untuk

mencapai gelar sarjana pada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Dan

penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya terutama kepada :

1. Bapak Dr. H. Arif Subhan, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Drs. Muhammad Luthfi, MA, selaku Ketua Jurusan Bimbingan dan

Penyuluhan Islam, dan sekaligus sebagai dosen pembimbing skripsi

penulis dengan kesabarannya memotivasi penulis dan senantiasa

meluangkan waktunya selama proses penyelesaian skripsi.

3. Ibu Nasichah, MA, selaku Sekretaris Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan

Islam.

ii

Page 7: METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/614/1/92937... · Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan

4. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang

tidak pernah lelah memberikan ilmunya kepada penulis hingga detik ini

serta segenap karyawan Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas

Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

senantiasa memberikan pelayanan kepada penulis dalam pencarian

referensi yang penulis butuhkan.

5. Kedua orang tua penulis, ibunda tercinta Hj. Murtafi’ah dan H. Ya’qub

(Alm) dengan segala pengorbanan, kesabaran dan do’a yang tak pernah

berhenti sampai detik ini. Khususnya untuk ibu yang tak pernah lelah

menjadi tempat berbagi penulis, yang selalu menjadi motivasi saat penulis

merasa lelah dan selalu ada dalam setiap tawa dan duka penulis. Semoga

Allah membalas semua kebaikan yang telah ibu dan bapak berikan.

6. Keluarga Besar penulis yang telah memberikan semangat dan dukungan

kepada penulis.

7. Bapak Sofiyan Maulana, S.Sos, yang telah membimbing penulis selama

penelitian di RSKO Jakarta. Dan kepada Bapak Syarifudin, S.Sos, Bapak

Karim, dr. Vivi, dr. Carla dan Bapak Marwan yang telah membantu

penulis selama penelitian.

8. Rekan-rekan BPI 2006 terutama Hafidz, Zaura, Qusairy, Iklima, Noey,

Ulfa, Wiwin, Nawal, Cece, Yuswandi, Ipeh yang sudah memberikan

motivasi kepada penulis dalam penelitian Thank You Sahabat, atas segala

motivasi, kritik dan nasihat yang positif untuk penulis. Serta adik-adik BPI

2007 sampai 2008 atas kerjasamanya selama ini, semoga tidak berhenti di

sini.

iii

Page 8: METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/614/1/92937... · Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan

iv

9. Sahabat karib penulis terutama Ikri, K’Alif, dan Lala yang sudah

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Akhirnya, penulis hanya dapat berharap semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi diri penulis dan juga bagi pembaca umumnya. Sekali lagi penulis

ucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu penulis.

Semoga apa yang telah diberikan menjadi amal sholeh di sisi Allah SWT. Amin.

Jakarta, 14 April 2010

Penulis

Page 9: METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/614/1/92937... · Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan

DAFTAR ISI

ABSTRAK ....................................................................................................... i

KATA PENGANTAR..................................................................................... ii

DAFTAR ISI.................................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah................................................................ 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah............................................ 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................... 7

D. Tinjauan Pustaka ........................................................................... 8

E. Metodologi Penelitian ................................................................... 9

F. Sistematika Penulisan .................................................................. 13

BAB II LANDASAN TEORI

A. Metode Bimbingan Karir ............................................................ 15

1. Pengertian Metode ................................................................. 15

2. Pengertian Bimbingan Karir .................................................. 16

3. Tujuan dan Fungsi Bimbingan Karir...................................... 20

4. Pentingnya Bimbingan Karir bagi Karyawan ........................ 24

B. Prestasi Kerja............................................................................... 27

1. Pengertian Prestasi Kerja ....................................................... 27

2. Penilaian Prestasi Kerja.......................................................... 28

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Kerja................. 32

4. Etos Kerja Menurut Islam ...................................................... 36

C. Karyawan...................................................................................... 39

1. Pengertian Karyawan ............................................................. 39

2. Karakteristik Karyawan ......................................................... 40

3. Kebutuhan Karyawan............................................................. 45

ii

Page 10: METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/614/1/92937... · Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan

iii

BAB III GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT KETERGANTUNGAN

OBAT ( RSKO ) JAKARTA

A. Sejarah dan Perkembangannya .................................................. 48

B. Visi, Misi dan Tujuan................................................................. 50

C. Program Kerja dan Kegiatan...................................................... 52

D. Struktur Organisasi .................................................................... 58

E. Sarana dan Prasarana.................................................................. 58

BAB IV TEMUAN DAN ANALISA

A. Profil Subjek Penelitian :

1. Pembimbing ........................................................................... 65

2. Terbimbing............................................................................. 67

3. Pasien RSKO……………………………………………….. 68

B. Pelaksanaan Bimbingan Karir dalam Meningkatkan

Prestasi Kerja Karyawan di RSKO Jakarta.............................. 69

C. Analisa Metode Bimbingan Karir dalam Meningkatkan

Prestasi Kerja Karyawan di RSKO Jakarta................................ 76

D. Tanggapan Pasien Penyalahgunaan Napza di RSKO Terhadap

Prestasi Kerja Karyawan Dalam Memberikan Pelayanan

Di RSKO Jakarta........................................................................ 80

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................ 82

B. Saran........................................................................................... 83

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 84

LAMPIRAN.................................................................................................... 87

Page 11: METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/614/1/92937... · Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap individu dilahirkan dengan sejumlah kebutuhan, tujuan, keinginan

dan dorongan dasar. Dan untuk memenuhi itu semua, maka setiap individu harus

bekerja, sesuai dengan firman Allah dalam surat Ar-Ra’d ayat 11 :

☯ ⌧

Artinya : “ Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia”. ( Q.S. Ar-Ra’d : 11 ).

Dari ayat tersebut dapat dipahami bahwa seseorang dapat mewujudkan

segala kebutuhan, keinginan dan tujuannya dengan usaha mereka sendiri yakni

dengan bekerja. Begitupun Islam menganjurkan umatnya bekerja, sesuai dengan

firman Allah SWT dalam surat At-Taubah ayat 105 :

☺ ⌧

Artinya : “Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan

1

Page 12: METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/614/1/92937... · Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan

2

dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan”. ( Q.S. At-Taubah : 105 ).

Abdul Hamid menyebutkan bahwa “pekerjaan manusia meliputi aspek

rasio (akal) dan fisik. Jika manusia tidak bekerja maka berarti ia hidup tanpa

memenuhi tugasnya. Rasio manusia harus digunakan untuk berpikir, inilah yang

membedakannya dari hewan dan tumbuhan. Salah satu kemampuan berpikir

adalah kapabilitas menalar dan meneliti, menyimpulkan secara deduktif dan

induktif”.1 Dari sini dapat dipahami bahwa kemampuan berpikir itulah yang

menyebabkan manusia dibebani tugas beribadah serta bertanggungjawab

menentukan pilihan dan kehendak. Karena rasio pula Allah berkenan mengangkat

manusia sebagai khalifah-Nya di muka bumi.

Pekerjaan juga merupakan sarana untuk memperoleh rezeki dan sumber

penghidupan yang layak sesuai dengan surat An-Nahl ayat 97 :

☺ ☯ ⌦

Artinya : “Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun

perempuan dalam keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan Sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang Telah mereka kerjakan”. (Q.S. An-Nahl : 97).

Dan harapan bagi setiap orang adalah sukses atau berhasil. Dan dalam

melaksanakan setiap aktifitas yang dilakukan belum tentu memuaskan, hal ini

1 Abdul Hamid Mursi, SDM yang Produktif Pendekatan Al-Qur’an & Sains, (Jakarta : Gema Insani Press, 1999), h. 34.

Page 13: METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/614/1/92937... · Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan

3

disebabkan kesuksesan atau keberhasilan seseorang dipengaruhi oleh beberapa

faktor, khususnya dalam memahami arti kerjanya dan potensi dirinya.

Pemahaman arti kerja dan penelusuran karir atas dasar keinginan sendiri

tidaklah mungkin muncul dengan sendirinya tanpa adanya bantuan dan dorongan

dari seseorang yang profesional, kegiatan ini dinamakan dengan bimbingan.

Pemberian layanan bimbingan karir yang efektif dan memiliki kontinuitas akan

bermanfaat bagi karyawan untuk memperoleh berbagai macam informasi karir,

jabatan, pemahaman diri, pengambilan keputusan sendiri, dan memecahkan

masalah itu sendiri.

Kemampuan karyawan terhadap pemahaman kemampuan dan potensi diri

tersebut merupakan indikasi keberhasilan layanan bimbingan dan konseling karir.

Berhasil tidaknya layanan bimbingan karir tergantung pada kemampuan karyawan

untuk mengambil keputusan tentang karir dan menanggung segala bentuk resiko

yang dihadapinya kelak.

Bimbingan karir tidak hanya sekedar memberikan respon kepada masalah-

masalah yang muncul, akan tetapi juga membantu memperoleh pengetahuan,

sikap, dan keterampilan yang diperlukan dalam pekerjaan. Penggunaan istilah

karir di dalamnya terkandung makna pekerjaan dan jabatan sekaligus rangkaian

kegiatan dalam mencapai tujuan hidup seseorang.2

Hattari menyebutkan bahwa istilah bimbingan atau konseling karir

mengandung konsep yang lebih luas. Bimbingan jabatan menekankan pada

keputusan yang menentukan pekerjaan tertentu sedangkan bimbingan karir

menitikberatkan pada perencanaan kehidupan seseorang dengan

2 Muh. As’ad, Psikologi Industri, (Yogyakarta : Lembaga Management Akademi

Management Perusahaan YKPN, 1980), h. 42.

Page 14: METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/614/1/92937... · Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan

4

mempertimbangkan keadaan dirinya dengan lingkungannya agar ia memperoleh

pandangan yang lebih luas tentang pengaruh dari segala peranan positif yang

layak dilaksanakannya dalam masyarakat.3

Dan salah satu upaya untuk meningkatkan prestasi kerja karyawan yaitu

dengan memberikan bimbingan karir. Salah satu hal yang membantu karyawan

mengembangkan diri berkenaan dengan sikap dan kebiasaan bekerja yang baik

untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan adalah bimbingan atau konseling

karir. Hanya saja untuk menghasilkan prestasi kerja yang tinggi seseorang

karyawan tidak hanya perlu memiliki keterampilan, tetapi ia juga harus memiliki

keinginan dan kegairahan untuk berprestasi tinggi.

Prestasi kerja sendiri merupakan ukuran keberhasilan atau kesuksesan

seseorang karyawan itu sendiri dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan selalu

ingin mengetahui hasilnya baik atau buruk, dan ada kemajuan atau kemunduran.4

Dan stress tidaknya seorang karyawan dalam bekerja akan dapat diketahui apabila

perusahaan atau orang yang bersangkutan menerapkan sistem penilaian prestasi

kerja. Jadi prestasi kerja merupakan hal yang penting bagi perusahaan atau

organisasi, serta dari pihak karyawan sendiri.

Rao mengatakan bahwa prestasi suatu perusahaan tidak dapat dilepaskan

dari prestasi kerja setiap individu yang terlibat di dalamnya.5 Hal ini berarti

3 Hattari, Ke Arah Pengertian Bimbingan Karier dengan Pendekatan Developmental,

(Jakarta : BP3K, 1983), h. 20. 4 Hani Handoko, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta

:BPFE, 2001), h. 75. 5 Rao, T.V, Penilaian Prestasi kerja : Teori dan Praktik (terjemahan : Mulyana), (Jakarta

: Betnaman Pressindo, 1986), h. 56.

Page 15: METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/614/1/92937... · Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan

5

bahwa tercapainya tujuan yang telah diterapkan oleh perusahaan banyak

tergantung pada kerja karyawannya.

Dalam suatu perusahaan agar pelaksanaan kerja dapat mencapai prestasi

maka tidak hanya sekedar organisasi yang merupakan sekumpulan orang saja,

melainkan melibatkan perlengkapan termasuk mesin-mesin, metode kerja dan

penggunaan sumber tersebut benar-benar dapat berdaya guna. Dengan demikian

perlu adanya pengaturan, pengarahan, bimbingan dan pendayagunaan. Usaha

mengatur dan mengarahkan sumber daya ini, baik manusianya maupun

peralatannya yang dikenal dengan istilah manajemen. Ke-efektifan organisasi

perusahaan tercapai maupun tidak dapat terlihat apabila manajemen dapat

memusatkan perhatiannya baik pada produksi maupun pada manusianya.6

Khususnya manajemen dalam bimbingan karir terhadap karyawannya. Dimana

bimbingan karir merupakan salah satu bagian dari manajemen, tanpa adanya

bimbingan karir maka tidak dapat berjalan secara efektif.

Dan pemberian bimbingan karir tersebut hampir di seluruh organisasi ada,

walaupun teknik atau metode yang digunakan berbeda-beda. Dan hal ini

dilakukan dengan tujuan yang sama yaitu meningkatkan prestasi kerja karyawan.

Dengan meningkatnya prestasi kerja karyawan, maka meningkat pula kualitas

perusahaan atau organisasi sehingga tujuan-tujuan perusahaan atau organisasi

dapat terwujud dengan baik.

Begitupun dalam manajemen Rumah Sakit. Untuk memberikan pelayanan

yang terbaik kepada pasien, maka perlu adanya bimbingan karir bagi

karyawannya, baik itu dengan pendidikan, pelatihan, pemberian motivasi,

6 Abdul Rahman Shaleh & Yunita Faela Nisa, Psikologi Industri dan Organisasi, (Jakarta

: UIN Jakarta Press, 2006), h. 4.

Page 16: METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/614/1/92937... · Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan

6

pemenuhan hak-hak karyawan dan sebagainya. Sehingga karyawan, dokter atau

perawat dapat memahami arti kerjanya dan pemahaman akan dirinya sehingga

prestasi kerjanya meningkat. Seperti yang telah dilakukan oleh salah satu rumah

sakit di Jakarta yaitu Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO) Jakarta, yang

telah memberikan bimbingan karir kepada para dokter, perawat dan pegawai

lainnya. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan prestasi kerja karyawan di RSKO,

sehingga pelayanan kepada pasien menjadi lebih baik dan berkualitas.

Dan oleh karena itu prestasi kerja karyawan bergantung sekali dengan

bimbingan karir yang diberikan oleh perusahaan tersebut. Oleh karena itu penulis

merasa tertarik untuk meneliti tentang “ Metode Bimbingan Karir Dalam

Meningkatkan Prestasi Kerja Karyawan di Rumah Sakit Ketergantungan

Obat (RSKO) Jakarta”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis memfokuskan

kajian serta membatasi masalahnya pada “ Metode Bimbingan Karier Dalam

Meningkatkan Prestasi Kerja Karyawan di Rumah Sakit Ketergantungan Obat

(RSKO) Jakarta“.

Berdasarkan pembatasan masalah di atas dan untuk lebih memperjelas

permasalahan yang akan diteliti, penulis dapat merumuskan masalah sebagai

berikut :

1. Bagaimana Pelaksanaan Bimbingan Karir dalam Meningkatkan Prestasi

Kerja Karyawan di Rumah Sakit Ketergantungan Obat ( RSKO ) Jakarta?

2. Bagaimana Metode Bimbingan Karir dalam Meningkatkan Prestasi Kerja

Karyawan di Rumah Sakit Ketergantungan Obat ( RSKO ) Jakarta ?

Page 17: METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/614/1/92937... · Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan

7

3. Tanggapan Pasien Penyalahgunaan Napza Terhadap Prestasi Kerja

Karyawan di RSKO ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan pembatasan dan perumusan masalah di atas maka tujuan

dari penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui gambaran pelaksanaan layanan bimbingan karir dalam

meningkatkan prestasi kerja karyawan di Rumah Sakit Ketergantungan

Obat ( RSKO ) Jakarta

b. Untuk mengetahui metode apa yang digunakan pada pelaksanaan

bimbingan karir dalam meningkatkan prestasi kerja karyawan di Rumah

Sakit Ketergantungan Obat ( RSKO ) Jakarta

c. Untuk mengetahui bagaimana tanggapan pasien penyalahgunaan Napza

terhadap prestasi kerja karyawan dalam memberikan pelayanan di RSKO

Jakarta.

2. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut:

a. Manfaat Teoritis

1). Memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan

khususnya layanan pembelajaran bidang bimbingan karir dalam

Bimbingan dan Konseling.

2). Dapat dijadikan sebagai bahan rujukan bagi peneliti selanjutnya pada

kajian yang sama tetapi pada ruang lingkup yang lebih luas dan

mendalam di bidang bimbingan karir.

Page 18: METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/614/1/92937... · Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan

8

b. Manfaat Praktis

1). Bagi peneliti, dapat menambah pengalaman dan keterampilan cara

meningkatkan prestasi kerja karyawan melalui pemberian layanan

bimbingan karir

2). Bagi Lembaga/Perusahaan, dapat dijadikan acuan atau pedoman untuk

memberikan layanan bimbingan karir dalam meningkatkan prestasi

kerja karyawan di perusahaan tersebut.

3). Bagi jurusan, penelitian ini dapat menambah koleksi kajian tentang

layanan bimbingan karier.

4). Bagi Akademik, dapat menambah wawasan, informasi dan

pengetahuan tentang bimbingan karir bagi mahasiswa Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi dan di Jurusan Bimbingan dan

Penyuluhan Islam.

D. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka merupakan suatu bagian dari penelitian yang memuat

tinjauan atas kepustakaan (literatur) yang berkaitan dengan topik pembahasan,

atau bahkan yang memberikan inspirasi dan mendasari dilakukannya penelitian.7

Adapun tinjauan pustaka dalam penelitian ini adalah :

1. Pembinaan Keagamaan Terhadap Karyawan Pabrik SLAB Baja PT.

Krakatau Steel Persero Melalui Bimbingan Rohani Islam ( Studi Kasus di

Pabrik SLAB Baja Cilegon ) oleh Safturah Nisa, 102052025663, tahun

7 Hamid Nasuhi, et.al, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, tesis dan disertasi) UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta : CeQDA, 2007), cet.ke-2, h. 20.

Page 19: METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/614/1/92937... · Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan

9

1427 H / 2006 M. Adapun di dalam penelitian tersebut menjelaskan bahwa

bentuk dakwah seperti bimbingan rohani islam yang telah memberi

pengaruh kepada sikap keagamaan yang tercermin dalam motivasi, disiplin

dan prestasi kerja karyawan. Dan kegiatan ini mempunyai pengaruh

positif. Akan tetapi di dalam penelitian penulis, membahas mengenai

bimbingan karir bagi karyawan bukan bimbingan rohani islam seperti

dalam penelitian yang diteliti oleh Safturah Nisa.

2. Manfaat Pembinaan Rohani Islam Terhadap Produktivitas Kerja karyawan

PT. Indonesia Epson Industri Cikarang, yang diteliti oleh Saeful Bahri,

0052019848, 1427 H / 2006 M. Adapun hasil penelitiannya menunjukkan

bahwa kegiatan bimbingan rohani islam memberikan manfaat besar

terhadap pemahaman, pengetahuan, sikap dan perilaku karyawan yang

diaktualisasikan dalam kehidupan keseharian. Sedangkan dalam penelitian

ini penulis membahas mengenai metode bimbingan karir dalam

meningkatkan prestasi kerja karyawan, karena tidak hanya pembinaan

rohani islam saja yang diperlukan, akan tetapi juga pembinaan/bimbingan

karir juga diperlukan karyawan.

E. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

dengan pendekatan kualitatif. Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur

pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan suatu keadaan atau

status fenomena dan melukiskan keadaan subjek/objek penelitian berdasarkan

Page 20: METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/614/1/92937... · Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan

10

fakta-fakta yang tampak.8 Melalui metode tersebut penulis mengumpulkan data

selengkap mungkin tentang masalah yang diteliti.

Dan kegiatan yang dilakukan penulis dalam penelitian ini adalah

mengumpulkan data yang erat hubungannya dengan metode bimbingan karir

dalam meningkatkan prestasi kerja karyawan berupa data apa adanya ketika

penelitian dilakukan.

2. Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Ketergantungan Obat ( RSKO )

Jalan Lapangan Tembak No. 75 Cibubur Jakarta Timur. Adapun yang dijadikan

alasan dan pertimbangan pemilihan lokasi ini adalah pertama, belum ada peneliti

yang melaksanakan tentang metode bimbingan karir dalam meningkatkan prestasi

kerja karyawan. Kedua, pihak perusahaan bersedia untuk diadakan penelitian dan

memberikan data dan informasi sesuai dengan permasalahan. Adapun waktu

penelitian dilakukan pada tanggal 27 Januari sampai 12 April 2010.

3. Subjek dan Objek Penelitian

Adapun subjek penelitian ini adalah 3 Pimpinan RSKO yaitu Bapak

Sofiyan Maulana S.Sos (Ka.Sub.Bag Tata Usaha dan Kepegawaian), dr. Vivi

Octavia Lubis (Kepala Instalasi Pendidikan dan Penelitian), dr. Carlamia, Sp.Kj

(Kepala Instalasi Rehabilitasi), 2 karyawan RSKO yaitu Bapak Karim (Pegawai

Instalasi Diklit) dan Bapak Marwan (Pegawai Instalasi Rehabilitasi) dan 2 pasien

RSKO yaitu M. Faishal (Pasien Rawat Inap) dan Ovie (Pasien Rehabilitasi)

beserta beberapa subjek penelitian lainnya. Kemudian objek dalam penelitian ini

8 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT. Bina

Aksara, 1989), cet. ke-6, h. 195.

Page 21: METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/614/1/92937... · Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan

11

adalah metode bimbingan karir dalam meningkatkan prestasi kerja karyawan di

RSKO Jakarta.

4. Sumber Data

Yang dimaksud sumber data dalam penelitian adalah subjek darimana data

dapat diperoleh.9 Adapun sumber data dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Data primer, yaitu berupa wawancara kepada 3 pembimbing dalam arti di

sini ialah pimpinan yang terdiri dari Sofiyan Maulana S.Sos (Ka.Sub.Bag

Tata Usaha dan Kepegawaian), dr. Vivi Octavia Lubis (Kepala Instalasi

Pendidikan dan Penelitian), dr. Carlamia, Sp.Kj (Kepala Instalasi

Rehabilitasi) dan karyawan RSKO yaitu Bapak Karim (Pegawai Instalasi

Diklit) dan Bapak Marwan (Pegawai Instalasi Rehabilitasi) dan 2 pasien

RSKO yaitu M.Faishal (Pasien Rawat Inap) dan Ovie (Pasien

Rehabilitasi).

b. Data sekunder, yaitu data tidak langsung yang berupa catatan-catatan,

dokumen-dokumen, buku, rekaman suara dan sebagainya.

5. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang dibutuhkan maka, peneliti menggunakan

teknik dan alat pengumpul data sebagai berikut :

a. Observasi

Observasi adalah suatu kegiatan mengumpulkan data yang dilakukan

melalui pengamatan dan mencatat fenomena yang muncul dan

mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut.10 Dan di

dalam pengertian psikologik, observasi merupakan kegiatan pemusatan

9 Ibid., h. 102 10 E. Kristi Poerwandari, Pendekatan Kualitatif Dalam Penelitian Psikologi, (Jakarta :

Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi, LPSP3 UI, 1983), h. 62.

Page 22: METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/614/1/92937... · Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan

12

perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera.11

Oleh karena itu dalam penelitian ini penulis melakukan observasi langsung ke

tempat lokasi penelitian di RSKO Jakarta.

b. Wawancara

Teknik perolehan data melalui wawancara sering pula disebut

interview. Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan pewawancara

(interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara ( interviewe )12.

Dalam penelitian ini wawancara ditujukan kepada 3 pimpinan RSKO yaitu

Bapak Sofiyan Maulana S.Sos (Ka.Sub.Bag Tata Usaha dan Kepegawaian),

dr. Vivi Octavia Lubis (Kepala Instalasi Pendidikan dan Penelitian), dr.

Carlamia, Sp.Kj (Kepala Instalasi Rehabilitasi), 2 karyawan RSKO yaitu

Bapak Karim (Pegawai Instalasi Diklit) dan Bapak Marwan (Pegawai Instalasi

Rehabilitasi) dan 2 pasien RSKO yaitu M. Faishal (Pasien Rawat Inap) dan

Ovie (Pasien Rehabilitasi).

c. Dokumentasi

Dokumentasi yang asal katanya berasal dari kata “dokumen” yang

artinya barang-barang tertulis. 13 Dan dalam hal ini penulis menyelidiki

benda-benda tertulis seperti buku, dokumen-dokumen, catatan-catatan dan

sebagainya. Dan dokumentasi dilakukan dengan pengumpulan data-data

tertulis yang terdapat di Rumah Sakit Ketergantungan Obat ( RSKO ) Jakarta,

dengan masalah yang diteliti.

6. Teknik Analisa Data

11 Arikunto, Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktek, h. 128. 12 Ibid., h. 126. 13 Ibid., h. 131.

Page 23: METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/614/1/92937... · Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan

13

Dalam melakukan analisa data, penulis menggunakan teknik analisa

deskriptif kualitatif yaitu penulis berusaha memaparkan data sebagaimana adanya

dengan melakukan kajian penafsiran data-data tersebut sehingga dapat

menggambarkan permasalahan secara sistematis dan representative faktor-faktor

yang berhubungan dengan fenomena yang diteliti.

7. Teknik Penulisan

Dalam penelitian ini penulis berpedoman dan mengacu kepada buku

“Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan Disertasi) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta” yang diterbitkan oleh CeQDA, April 2007, cet. ke-2.

F. Sistematika Penelitian

Untuk memudahkan penulisan skripsi ini pembahasan dibagi menjadi lima

bab, adapun sistematika penelitiannya sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Meliputi latar belakang masalah, pembatasan

dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan

pustaka, metodologi penelitian, sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI. Meliputi Metode bimbingan karir,

Pengertian metode, pengertian bimbingan karir, tujuan dan fungsi

bimbingan karir, pentingnya bimbingan bagi karyawan, Prestasi

Kerja, pengertian prestasi kerja, penilaian prestasi kerja, factor-

faktor yang mempengaruhi prestasi kerja, etos kerja dalam islam,

Karyawan, Pengertian karyawan, karakteristik karyawan,

kebutuhan karyawan.

BAB III GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT

KETERGANTUNGAN OBAT ( RSKO ). Meliputi sejarah dan

Page 24: METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/614/1/92937... · Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan

14

perkembangannya, visi, misi dan tujuan, program kerja dan

kegiatan, struktur organisasi, sarana dan prasarana.

BAB IV TEMUAN DAN ANALISA. Meliputi gambaran subjek penelitian,

pelaksanaan bimbingan karir dalam meningkatkan prestasi kerja

karyawan di RSKO, metode bimbingan karir dalam meningkatkan

prestasi kerja karyawan di RSKO dan tanggapan pasien mengenai

prestasi kerja karyawan dalam memberikan pelayanan di RSKO

Jakarta.

BAB V PENUTUP. Meliputi, kesimpulan, saran, daftar pustaka dan

lampiran.

Page 25: METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/614/1/92937... · Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Metode Bimbingan Karir

1. Pengertian Metode

Secara etimologi metode berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari

penggalan kata “meta” yang berarti “melalui” dan “hodos” berarti “jalan”. Bila

digabungkan maka metode bisa diartikan “jalan yang harus dilalui”. Dalam

pengertian yang lebih luas, metode bisa pula diartikan sebagai “segala sesuatu

atau cara yang digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan “.1

Dan menurut “Kamus Besar Bahasa Indonesia” metode ialah “cara teratur

yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan

yang dikehendaki atau cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan

suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan”.2 Sedangkan menurut

Kamus Manajemen metode ialah “cara melaksanakan pekerjaan”.3

Selain kata metode adapula kata “ teknik “ dan “ pendekatan “, keduanya

dipahami sebagai cara-cara ilmiah yang dipakai sebagai peralatan (instrument)

dalam melakukan pekerjaan yang sifatnya lebih difokuskan kepada subyek atau

obyek yang dijadikan sasaran pelayanan.

Sesungguhnya antara metode dan teknik secara substansial memiliki

pengertian yang sama. Perbedaannya adalah pada sisi fungsionalisasinya, yaitu

1 M. Luthfi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling) Islam, (Jakarta :

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2008), h. 120. 2 Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi ke. 3, (Jakarta : Balai Pustaka, 2002),

h. 740. 3 B.N. Marbun, Kamus Manajemen, (Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, 2005), h. 173.

15

Page 26: METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/614/1/92937... · Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan

16

unsur-unsur dan penggunaan metode bersifat teoritis dan lebih luas sebagai bagian

dari upaya ilmiah.

Sedangkan teknik atau pendekatan lebih bersifat teknis dan sesuatu yang

empiris serta spesifik yang terjadi pada penerapan pekerjaan-pekerjaan tertentu.

Teknik bisa pula berupa peralatan fisik, seperti alat peraga, peralatan administrasi,

sarana dan prasarana, serta non fisik seperti taktik dan strategi tertentu yang hanya

dimiliki seseorang berdasarkan pengalamannya atau improvisasinya pada saat

menghadapi atau melakukan pekerjaannya. Dengan kata lain, bisa jadi teknik atau

pendekatan yang digunakan karena dipengaruhi oleh situasi dan kondisi yang

ditemukan pada saat melakukan pekerjaan.4

Dalam pelayanan bimbingan dan penyuluhan (konseling) pada umumnya

penggunaan istilah metode dan teknik kadang kala dipakai berganti-ganti

tergantung kepada obyek permasalahan yang sedang dilayani. Hal ini perlu

dikemukakan untuk memberikan wacana yang lebih luas dan fleksibel mengenai

berbagai metode dan teknik serta pendekatan yang digunakan dalam pelayanan

bimbingan dan konseling.

2. Pengertian Bimbingan Karir

Bimbingan dan konseling merupakan terjemahan dari “guidance” dan

“counseling” dalam bahasa inggris. Secara harfiah (bahasa) istilah “guidance”

dari akar kata “guide” berarti mengarahkan, memandu, mengelola, dan menyetir.5

Dalam Kamus Bahasa Indonesia, “bimbingan berarti pentunjuk ataupun

4 Luthfi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling) Islam, h. 121. 5 Syamsu Yusuf, L.N dan A. Juntika Nurihsan, Landasan bimbingan dan konseling,

(Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 2006), h. 5.

Page 27: METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/614/1/92937... · Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan

17

penjelasan tentang tata cara mengerjakan sesuatu”.6 Seperti dalam firman Allah

QS. An-Nahl : 125 :

Artinya : “ Serulah kejalan Tuhanmu dengan hikmah dan peringatan yang baik. Dan bantahlah mereka dengan (bantahan) yang lebih baik. Sungguh, Tuhanmu, Ia-lah yang lebih mengetahui siapa yang tersesat dari jalan-Nya. Dan Ia-lah yang lebih mengetahui orang yang mendapat bimbingan. “ (Q.S. An-Nahl : 125).

Sedangkan secara terminologi, yang telah dikemukakan para ahli, seperti

Rochman Natawijaya, ”bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan yang

diberikan pada individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya

individu tersebut dapat memahami dirinya, sehingga dia sanggup mengarahkan

dirinya dan dapat bertindak secara wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan

lingkungan sekolah, keluarga, masyarakat dan kehidupan pada umumnya”.7 Dan

menurut Sunaryo Kartadinata ia mengartikan “bimbingan sebagai proses

membantu individu untuk mencapai perkembangan optimal”.8

Secara umum dapat kita berikan batasan tentang bimbingan bahwa

“bimbingan adalah suatu proses tekhnis yang teratur, bertujuan untuk menolong

individu dalam memilih penyelesaian yang cocok terhadap kesukaran yang

6 H. M. Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama, (Jakarta :

Balai Pustaka, 1984 ), cet.ke-1. h. 45. 7 Yusuf dan Nurihsan, Landasan bimbingan dan konseling, h. 6. 8 Ibid.

Page 28: METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/614/1/92937... · Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan

18

dihadapinya. Dan membuat rencana untuk mencapai penyelesaian tersebut, serta

menyesuaikan diri terhadap suasana baru yang membawa kepada penyelesaian

itu”.9

Dari uraian di atas dapat disimpulkan, bimbingan adalah bantuan yang

diberikan kepada terbimbing, agar dapat memperkembangkan potensi yang

dimiliki di dalam dirinya sendiri dalam mengatasi persoalan-persoalan, sehingga

dapat menentukan sendiri jalan hidupnya secara langsung dan bertanggung jawab

tanpa harus tergantung kepada orang lain.

Sedangkan istilah karir berasal dari bahasa Inggris “career” yang berarti

riwayat kerja. Istilah ini kemudian digunakan di Indonesia/di Indonesiakan

dengan karir/karier dengan pengertian yang sama. Menurut Agus Sunyoto dalam

perkembanganya, penggunaan istilah ini di dunia industri atau dunia kerja yang

mengutamakan pengelolaan sumber daya manusia secara mantap dan terencana,

istilah ini digunakan untuk menunjukan posisi dari orang-orang pada masing-

masing peranan atau status mereka.10 Dan menurut “Kamus Besar Bahasa

Indonesia” karir ialah “perkembangan dan kemajuan dalam kehidupan

pekerjaan”.11

Selanjutnya Dr. H. Moh. Surya, menyebutkan bahwa penyuluhan atau

bimbingan karir ( career counseling) merupakan “teknik bimbingan karir melalui

pendekatan individual dalam serangkaian wawancara penyuluhan (counseling

9 Attia Mahmoud Hana, Bimbingan Pendidikan dan Pekerjaan I, (Jakarta : Bulan

Bintang, 1978 ), h. 53. 10 Modul TOT Pelatihan Bagi Pelatih Sertifikasi Keahlian Dasar Jabatan Fungsional

Penyuluh Sosial, (Jakarta : Pusat Penyuluh Sosial Departemen Sosial RI, 2009), h. 186. 11 Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 508.

Page 29: METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/614/1/92937... · Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan

19

interview)”.12 Bimbingan ini merupakan pengkhususan kegiatan bimbingan atau

konseling dalam masalah khusus yaitu masalah karir.

Selanjutnya Vernon G. Zunker mendefinisikan bahwa “konseling atau

bimbingan karir merupakan seluruh aktivitas konseling yang dihubungkan dengan

pemilihan karir individu sepanjang hidup”.13 Dan proses konseling karir meliputi

semua aspek kebutuhan-individu termasuk keluarga, pekerjaan, waktu luang dan

sebagainya, ditetapkan sebagai bagian yang integral dari perencanaan dan

pengambilan keputusan karir.

Sedangkan Lyne Bezanson & Arthur Monserbraten mengemukakan bahwa

yang dimaksud dengan “konseling atau bimbingan karir adalah wawancara di

antara seorang konselor dan seorang klien yang dititik beratkan dalam mengenal

dan membahas kemungkinan-kemungkian pekerjaan, jabatan atau karir klien,

menetapkan tujuan pekerjaan, jabatan atau karir klien secara realistis, mengenal

cara pemecahan masalah dan tindakan-tindakan korektif yang diperlukan untuk

mencapai tujuan-tujuan ini dan mengimplementasikan suatu rencana

pengintegrasian arah kegiatan klien ke dalam pasaran kerja”.14

Dan menurut Super Donald dalam bukunya “Psikologi Karir” (The

Psychology of Careers) bahwa “bimbingan karir adalah suatu proses perbantuan

terhadap individu untuk menumbuhkan dan menerima gambaran tentang dirinya

secara keseluruhan dan cocok baginya dalam lapangan pekerjaan, disamping

menolongnya untuk mengalami gambaran tersebut dalam alam nyata dan

12 Dewa Ketut Sukardi, Tes Dalam Konseling Karir, (Surabaya : Usaha Nasional, 1994),

h. 7. 13 Hana, Bimbingan Pendidikan dan Pekerjaan I, (Jakarta : Bulan Bintang, 1978), h. 7. 14 Sukardi, Tes Dalam Konseling Karir, h. 8.

Page 30: METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/614/1/92937... · Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan

20

mengubahnya kepada fakta nyata sedemikian rupa sehingga menjamin baginya

kebahagiaan dan manfaat bagi masyarakat”.15

Dan dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan Bimbingan Karir

adalah suatu proses bantuan dari konselor kepada klien dalam membantu klien

mendapat gambaran tentang potensi dirinya, menetapkan jabatan pekerjaan,

mengembangkan prestasi kerja ataupun pemecahan masalah yang dialami oleh

karyawan dengan metode wawancara ataupun tes psikologis.

3. Tujuan dan fungsi Bimbingan Karir

a. Tujuan Bimbingan Karir

Adapun tujuan dari bimbingan karir adalah untuk meningkatkan kontribusi

sumber daya manusia (karyawan) terhadap organisasi dalam rangka mencapai

produktivitas organisasi yang bersangkutan.16 Hal ini dapat dipahami bahwa

semua kegiatan organisasi dalam mencapai misi dan tujuannya adalah sangat

tergantung kepada manusia yang mengelola organisasi itu. Oleh sebab itu sumber

daya manusia (karyawan) tersebut harus dikelola sedemikian rupa sehingga

berdaya guna dan berhasil guna dalam mencapai misi dan tujuaan organisasi. Dan

tujuan bimbingan karir ini dapat dijabarkan ke dalam empat tujuan yang lebih

operasional sebagai berikut:

1). Tujuan Masyarakat (Societal Objective)

Untuk bertanggung jawab secara sosial, dalam hal kebutuhan dan tantangan-

tantangan yang timbul dari masyarakat. Suatu organisasi yang berada di

tengah-tengah masyarakat diharapkan membawa manfaat atau keuntungan

15 Hana, Bimbingan Pendidikan dan Pekerjaan I, (Jakarta : Bulan Bintang, 1978), h. 7. 16 Soekidjo Notoatmodjo, Pengembangan Sumber Daya Manusia, (Jakarta : PT. Rineka

Cipta, 1998), cet. ke-2, h. 110.

Page 31: METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/614/1/92937... · Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan

21

bagi masyarakat. Oleh sebab itu suatu organisasi mempunyai tanggung

jawab dalam mengelola sumber daya manusianya (karyawan) agar tidak

mempunyai dampak negative terhadap masyarakat.

2). Tujuan Organisasi

Untuk mengenal bahwa manajemen sumber daya manusia itu ada (exist),

dan perlu memberikan kontribusi terhadap pendayagunaan organisasi secara

keseluruhan. Bimbingan karir bukanlah suatu tujuan dan akhir suatu proses,

melainkan suatu perangkat atau alat untuk membantu tercapainya suatu

tujuan organisasi secara keseluruhan.

3). Tujuan Fungsi (Functional Objective)

Untuk memelihara (maintain) kontribusi bagian-bagian lain agar mereka

(karyawan dalam tiap bagian) melaksanakan tugasnya secara optimal.

Dengan kata lain setiap karyawan dalam organisasi itu menjalankan

fungsinya dengan baik.

4). Tujuan Personel (Personnel Objective)

Untuk membantu karyawan atau pegawai dalam mencapai tujuan-tujuan

pribadinya, dalam rangka pencapaian tujuan organisasinya. Tujuan-tujuan

pribadi karyawan seharusnya dipenuhi, dan ini sudah merupakan motivasi

dan pemeliharaan terhadap karyawan tersebut.17

Sedangkan di dalam buku “Psikologi Industri” disebutkan bahwa tujuan

dari bimbingan karir dapat dibedakan menjadi dua ialah tujuan umum dan khusus.

Untuk sasaran (tujuan) yang bersifat umum menurut Sikula yang dikutip Oleh

Munandar sebagai berikut :

17 Ibid., h. 111.

Page 32: METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/614/1/92937... · Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan

22

a. Meningkatkan Produktivitas;

b. Meningkatkan mutu kerja;

c. Meningkatkan ketepatan dalam human resources planning;

d. Meningkatkan moral kerja;

e. Menjaga kesehatan dan keselamatan kerja dan;

f. Menunjang pertumbuhan pribadi.18

Dan di dalam buku “Tes dalam Konseling Karir“ juga disebutkan bahwa

“tujuan bimbingan atau konseling karir ialah untuk membantu klien mewujudkan

keberhasilannya dalam upaya mengintegrasikan dirinya ke dalam pasaran kerja

dan menyesuaikan dirinya dengan pasaran kerja yang tepat”.19 Tujuan-tujuan itu

dapat terwujud dengan cara :

1) Menetapkan tujuan jabatan klien secara realistis dengan pertimbangan-

pertimbangan yang logis dan rasional;

2) Mengenal, mengimplementasikan dan memantau cara pemecahan masalah

dan tindakan yang korektif pada diri klien, yang diperlukan untuk

mengintegrasikan ke dalam pasaran kerja yang tepat;

3) Mengajar klien untuk bebas berupaya dalam mencapai dan mepertahankan

kepuasan kerja.20

b. Fungsi Bimbingan

1) Fungsi pengungkapan

Fungsi ini merupakan suatu usaha untuk mengetahui adanya sesuatu

keadaan dalam diri individu. Fungsi ini berusaha untuk memperoleh

18 Moh. As’ad, Psikologi Industri, (Yogyakarta : Lembaga Manajemen AMP, 1980), h.

69. 19 Sukardi, Tes Dalam Konseling Karir, h. 18. 20 Ibid.

Page 33: METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/614/1/92937... · Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan

23

data tentang karyawan dan berdasarkan data itulah pembimbing dapat

berbuat sesuatu sesuai dengan tingkat kesulitan masalah klien.

2) Fungsi pencegahan

Fungsi ini berguna untuk memperkirakan hambatan-hambatan yang

mungkin timbul dari dalam diri karyawan. Dengan adanya fungsi ini

maka dapat dicegah timbulnya hambatan-hambatan masalah sehingga

dapat membantu perkembangan karyawan.

3) Fungsi penyaluran

Fungsi ini merupakan usaha untuk membantu karyawan dalam hal

memilih, menemukan sesuatu yang sesuai dengan apa yang ada pada

diri karyawan.

4) Fungsi pengembangan

Fungsi pengembangan merupakan kegiatan bimbingan yaitu

membimbing karyawan dalam mengembangkan seluruh potensi yang

dimilikinya, sehingga yang bersangkutan merasa puas dan bahagia

dalam kehidupannya.

5) Fungsi Penyesuaian

Fungsi ini merupakan usaha membantu karyawan untuk dapat

menyesuaikan dirinya dengan lingkungannya dimana dia berada.

6) Fungsi pengarahan

Fungsi ini merupakan usaha pembimbing untuk megetahui arah yang

akan dituju oleh karyawan.

Page 34: METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/614/1/92937... · Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan

24

7) Fungsi informative

Fungsi ini bertujuan untuk memberikan informasi kepada karyawan

dapat memupuk seluruh potensi yang dimilikinya, sehingga karyawan

dapat berkembang secara wajar.

8) Fungsi pemecahan

Fungsi ini merupakan usaha untuk membantu kearah pemecahan

masalah yang sedang dialami oleh karyawan.

9) Fungsi perbaikan

Fungsi ini bertujuan untuk memberikan usaha agar dalam diri

karyawan timbul suatu perubahan. Dimana perubahan itu terbentuk

perbaikan terhadap sautu yang kurang baik menjadi lebih baik.21

4. Pentingnya Bimbingan Karir Bagi Karyawan

Bimbingan baik berupa pendidikan maupun pelatihan dapat dipandang

sebagai salah satu bentuk investasi. Oleh karena itu setiap organisasi atau instansi

yang ingin berkembang, maka bimbingan bagi karyawannya harus memperoleh

perhatian yang besar. Pentingnya bimbingan karir bagi karyawan antara lain

sebagai berikut :

a. Sumber daya manusia atau karyawan yang menduduki suatu jabatan

tertentu dalam organisasi, belum tentu mempunyai kemampuan yang

sesuai dengan persyaratan yang diperlukan dalam jabatan tersebut. Hal ini

terjadi karena sering seseorang menduduki jabatan tertentu bukan karena

kemampuannya, melainkan karena tersedianya formasi. Oleh sebab itu

21 Slameto, Bimbingan di Sekolah, (Jakarta : Bina Aksara, 1988), h. 12-16.

Page 35: METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/614/1/92937... · Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan

25

karyawan atau staf baru ini perlu penambahan kemampuan yang mereka

perlukan.

b. Dengan adanya kemajuan ilmu dan teknologi, jelas akan mempengaruhi

suatu organisasi/ instansi. Oleh sebab itu jabatan-jabatan yang dulu belum

diperlukan, sekarang diperlukan. Kemampuan orang yang akan menempati

jabatan tersebut kadang-kadang tidak ada. Dengan demikian, maka

diperlukan penambahan atau peningkatan kemampuan yang diperlukan

oleh jabatan tersebut.

c. Promosi dalam suatu organisasi/ institusi adalah suatu keharusan, apabila

organisasi itu mau berkembang. Pentingnya promosi bagi seseorang

adalah sebagai salah satu reward dan insentive (ganjaran dan perangsang ).

Adanya ganjaran dan perangsang yang berupa promosi dapat

meningkatkan produktivitas atau prestasi kerja bagi seseorang karyawan.

Kadang-kandang kemampuan seorang karyawan yang akan dipromosikan

untuk menduduki jabatan tertentu ini masih belum cukup. Untuk itulah

maka diperlukan bimbingan karir baik berupa pendidikan maupun latihan

tambahan.

d. Di dalam masa pembangunan ini organisasi-organisasi atau instansi-

instansi, baik pemerintah maupun swasta merasa terpanggil untuk

menyelenggarakan pelatihan-pelatihan bagi karyawannya agar diperoleh

efektivitas dan efiisensi kerja sesuai dengan masa pembangunan.22

Pentingnya bimbingan karir seperti diuraikan di atas bukanlah semata-

mata bagi karyawannya atau pegawai yang bersangkutan, tetapi juga keuntungan

22 Notoatmodjo, Pengembangan Sumber Daya Manusia, h. 27-28.

Page 36: METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/614/1/92937... · Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan

26

bagi organisasi. Karena dengan meningkatnya kemampuan atau keterampilan para

karyawan maka akan meningkat pula produktivitas kerja para karyawan.

Produktivitas kerja karyawan meningkat, berarti organisasi yang bersangkutan

akan memperoleh keuntungan.

Adapun bimbingan yang diperlukan oleh karyawan selain bimbingan karir

adalah :

1) Bimbingan personel, yakni untuk membantu karyawan atau pegawai

dalam mencapai tujuan-tujuan pribadinya, dalam rangka pencapaian tujuan

organisasinya. Tujuan-tujuan pribadi karyawan seharusnya dipenuhi, dan

ini sudah merupakan motivasi dan pemeliharaan (maintain) terhadap

karyawan itu.

2) Bimbingan sosial, yakni untuk mengajarkan karyawan untuk bertanggung

jawab secara social, dalam hal kebutuhan dan tantangan-tantangan yang

timbul dari masyarakat. Suatu organisasi yang berada di tengah-tengah

masyarakat diharapkan membawa manfaat atau keuntungan bagi

masyrakat. Oleh sebab itu suatu organisasi mempunyai tanggung jawab

dalam mengelola sumber daya manusianya agar tidak mempunyai dampak

negative terhadap masyarakat.

3) Bimbingan Agama, yakni untuk mengajarkan kepada karyawan bahwa

bekerja merupakan salah satu bentuk ibadah kepada Allah, karena Allah

memerintahkan kepada seluruh umat manusia untuk bekerja begitupula

dengan Rasulullah. Dengan diberikan bimbingan agama kepada karyawan

Page 37: METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/614/1/92937... · Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan

27

dengan tujuan untuk menjalankan segala bentuk pekerjaan secara ikhlas

dan dilakukannya sebagai bentuk ibadah kepada Allah.23

B. PRESTASI KERJA

1. Pengertian Prestasi Kerja

Pengertian prestasi kerja disebut juga sebagai “kinerja” atau dalam bahasa

Inggris disebut dengan “performance”. Pada prinsipnya, ada istilah lain yang

lebih menggambarkan pada “prestasi” dalam bahasa Inggris yaitu kata

“achievement”. Tetapi karena kata tersebut berasal dari kata “to achieve” yang

berarti “mencapai”, maka dalam bahasa Indonesia sering diartikan menjadi

“pencapaian” atau “apa yang dicapai”.24

Bernardin dan Russel memberikan definisi tentang prestasi kerja sebagai

berikut :

“performance is defined as the record of outcome produced on a specified job function or activity during a specified time period”.25

Dan di sini diartikan bahwa prestasi kerja didefinisikan sebagai catatan dari hasil-

hasil yang diperoleh melalui fungsi-fungsi pekerjaan tertentu atau kegiatan selama

tempo waktu tertentu.

Dari definisi di atas dapat dipahami bahwa prestasi kerja lebih

menekankan pada hasil atau yang diperoleh dari sebuah pekerjaan sebagai

kontribusi pada perusahaan.

Tingkat tinggi rendahnya hasil kerja yang dihasilkan oleh karyawan dalam

pekerjaannya sering dinamakan prestasi kerja. Secara lebih jelas yang dimaksud

23 Hana, Bimbingan Pendidikan dan Pekerjaan I, (Jakarta : Bulan Bintang, 1978), h. 29. 24Ahmad S.Ruky, Sistem Manajemen Kinerja, (Jakarta : PT.Gramedia Pustaka

Utama,2006), h. 15. 25 Ibid.

Page 38: METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/614/1/92937... · Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan

28

dengan prestasi kerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh tenaga kerja atau

karyawan dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan yang dibebankan

kepadanya.26

Dari beberapa pengertian diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa

prestasi kerja ialah hasil kerja yang dapat dicapai seseorang dalam melaksanakan

pekerjaan tertentu dan dalam jangka tertentu berdasarkan kriteria atau patokan

yang berlaku untuk jenis pekerjaan tertentu.

2. Penilaian Prestasi Kerja

Dalam buku-buku tentang manajemen sumber daya manusia kita dapat

lebih mudah menemukan definisi tentang Penilaian Prestasi Kerja Karyawan

(PPKK) yang dalam bahasa inggris disebut “Performance Appraisal” atau

“Performance Evaluation”. 27 Dan definisi klasik tentang Penilaian Prestasi Kerja

Karyawan seperti yang telah dikemukakan oleh Roger Below, dalam “Psychology

of Personal ini Bussines Industry” adalah :

“A periodical evaluation on the value of an individual employee for his/her organization conducted by his/her superior or by someone in a position to evaluate his/her performance”.28

Dan di sini diartikan bahwa penilaian prestasi kerja merupakan suatu penilaian

periodik atas nilai seseorang individu karyawan bagi organisasinya, dilakukan

oleh atasannya atau seseorang yang berada dalam posisi untuk mengamati.menilai

prestasi kerjanya.

Penilaiaan prestasi kerja (performance appraisal) dalam rangka

pengembangan sumber daya manusia atau karyawan adalah sangat penting

26 Hani Handoko, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta :

BPFE, 2001), h. 75. 27 Ruky, Sistem Manajemen Kinerja, h. 12. 28 Ibid.

Page 39: METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/614/1/92937... · Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan

29

artinya. Hal ini mengingatkan bahwa dalam kehidupan organisasi setiap sumber

daya manusia dalam organisasi ingin mendapatkan penghargaan dan perlakuan

yang adil dari pemimpin organisasi yang bersangkutan.

Dalam kehidupan suatu organisasi ada beberapa asumsi tentang perilaku

manusia sebagai sumber daya manusia atau karyawan yang mendasari pentingnya

penilaian prestasi kerja. Asumsi-asumsi tersebut antara lain sebagai berikut :

a. Setiap orang ingin memiliki peluang untuk mengembangkan kemampuan

kerjanya sampai tingkat yang maksimal;

b. Setiap orang ingin mendapat penghargaan apabila ia dinilai melaksanakan

tugas dengan baik;

c. Setiap orang ingin mengetahui secara pasti tangga karir yang dinaikinya

apabila dapat melaksanakan tugasnya dengan baik;

d. Setiap orang ingin mendapatkan perlakuan yang objektif dan penilaian atas

dasar prestasi kerjanya;

e. Setiap orang bersedia menerima tanggung jawab yang lebih besar dan;

f. Setiap orang pada umumnya tidak hanya melakukan kegiatan yang

sifatnya rutin tanpa informasi.29

Berdasarkan asumsi-asumsi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa

penilaian prestasi kerja adalah penilaian dalam suatu organisasi dalam rangka

pengembangan sumber daya manusia atau karyawan. Kegiatan ini dapat

memperbaiki keputusan manajer dan memberikan umpan balik kepada para

karyawan tentang kegiatan mereka. Dan secara rinci manfaat penelitian prestasi

kerja dalam suatu organisasi antara lain sebagai berikut :

29 Notoatmodjo, Pengembangan Sumber Daya Manusia, h. 132-133.

Page 40: METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/614/1/92937... · Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan

30

a. Peningkatan prestasi kerja

Dengan adanya penilaian baik manajer maupun karyawan memperoleh

umpan balik, dan mereka dapat memperbaiki pekerjaan mereka.

b. Kesempatan kerja yang adil

Dengan adanya penilaian kerja yang akurat akan menjamin setiap

karyawan akan memperoleh kesempatan menempati posisi pekerjaan

sesuai dengan kemampuannya.

c. Kebutuhan-kebutuhan pelatihan pengembangan

Melalui penilaian prestasi kerja akan dideteksi karyawan-karyawan yang

kemampuannya rendah, dan kemudian memungkinkan adanya program

pelatihan untuk meningkatkan kemampuan mereka.

d. Penyesuaian Kompensasi

Penilaian prestasi kerja dapat membantu para manajer untuk mengambil

keputusan dalam menentukan perbaikan pemberian kompensasi, gaji,

bonus dan sebagainya.

e. Keputusan-keputusan promosi dan demosi

Hasil penilaian prestasi kerja terhadap karyawan dapat digunakan untuk

mengambil keputusan untuk mempromosikan karyawan yang berprestasi

baik, dan demosi untuk karyawan yang berprestasi jelek.

f. Kesalahan-kesalahan desain pekerjaan

Hasil penilaian prestasi kerja dapat digunakan untuk menilai desain kerja.

Artinya hasil penilaian prestasi kerja ini dapat membantu mendiagnosis

kesalahan-kesalahan desain kerja.

g. Penyimpangan-penyimpangan proses rekruitmen dan seleksi

Page 41: METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/614/1/92937... · Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan

31

Penilaian prestasi kerja dapat digunakan untuk menilai proses reksruitmen

dan seleksi karyawan yang telah lalu. Prestasi kerja yang sangat rendah

bagi karyawan baru adalah mencerminkan adanya penyimpangan-

penyimpangan proses rekruitmen dan seleksi.30

Sistem penilaian prestasi kerja dalam suatu organisasi mencakup beberapa

elemen. Elemen pokok system penilaian prestasi kerja ini mencakup kriteria yang

ada hubungannya dengan pelaksanaan kerja, ukuran-ukuran kriteria tersebut, dan

pemberian umpan balik kepada karyawan dan manajer personalia. Meskipun

manajer personalia merancang system penilaian prestasi kerja, tetapi mereka yang

melakukan penilaian prestasi kerja pada umumnya atasan langsung karyawan

yang bersangkutan. Seperti yang telah disebutkan oleh Soekidjo bahwa elemen

penilaian prestasi kerja mencakup :

a. Catatan tentang karyawan;

b. Keputusan personalia;

c. Kriteria pelaksanaan kerja;

d. Ukuran bagi karyawan;

e. Prestasi kerja karyawan;

f. Penilaian prestasi karyawan dan;

g. Umpan balik.31

Ruky berpendapat bahwa “penilaian prestasi kerja secara umum

mencakup enam aspek utama untuk semua pekerjaan, adapun unsur tersebut yaitu

30 Ibid. 31 Ibid. h. 135.

Page 42: METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/614/1/92937... · Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan

32

kuantitas pekerjaan, kualitas hasil kerja, kejujuran, ketaatan, inisiatif dan

kecerdasan”.32

Sedangkan menurut Munandar “untuk mengukur prestasi kerja seseorang

karyawan digunakan tiga macam ukuran, yaitu : hasil atau produk kerja, perilaku

pekerjaan, ciri-ciri kepribadian, dan gabungan dari ketiga kategori”.33

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Kerja

Bimbingan karir dalam rangka pengembangan sumber daya manusia atau

karyawan adalah penting.dalam rangka mencapai tujuan-tujuan pembangunan

secara efektif. Pengembangan sumber daya manusia yang terarah dan terencana

disertai pengelolaan yang baik akan dapat menghemat sumber daya alam atau

setidak-tidaknya pengolahan dan pemakaian sumber daya alam dapat secara

berdaya guna dan berhasil guna. Demikian pula pengembangan sumber daya

manusia secara mikro di suatu organisasi sangat penting dalam mencapai hasil

kerja yang optimal. Baik secara makro maupun secara mikro pengembangan

sumber daya manusia adalah merupakan bentuk investasi (human investment).

Maka dapat disimpulkan bahwa proses pengembangan sumber daya

manusia adalah suatu “condition sine quanon”, yang harus ada dan terjadi di

suatu organisasi. Namun demikian dalam pelaksanaan pengembangan sumber

daya manusia ini perlu mempertimbangkan faktor-faktor, baik dari dalam diri

organisasi itu sendiri maupun dari luar organisasi yang bersangkutan (internal dan

eksternal).34

32 Abdul Rahman Shaleh dan Yunita Faela Nisa, Psikologi Industri dan Organisasi,

(Jakarta : UIN Jakarta Press, 2006), h. 64. 33 Ibid. 34 Ibid., h. 8

Page 43: METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/614/1/92937... · Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan

33

a. Faktor internal

Faktor internal di sini mencakup keseluruhan kehidupan organisasi yang

dapat dikendalikan oleh pimpinan maupun oleh anggota organisasi yang

bersangkutan. Secara terinci faktor-faktor tersebut antara lain :

1) Misi dan Tujuan organisai

Setiap organisasi mempunyai misi dan tujuan yang ingin dicapainya.

Untuk mencapai tujuan ini diperlukan perencanaan yang baik, serta

implementasi perencanaan tersebut secara tepat. Pelaksanaan kegiatan atau

program organisasi dalam rangka mencapai tujuan ini diperlukan

kemampuan tenaga (sumber daya manusia atau karyawan). Dan ini hanya

dapat dicapai dengan pengembangan sumber daya manusia dalam

organisasi tersebut.

2) Strategi pencapaian tujuan

Misi dan tujuan suatu organisasi mungkin mempunyai persamaan dengan

organisasi lain. Tetapi strategi untuk mencapai misi dan tujuan tersebut

berbeda. Oleh sebab itu setiap organisasi mempunyai strategi yang

tertentu. Untuk itu maka diperlukan kemampuan karyawannya dalam

memperkirakan dan mengantisipasi keadaan di luar yang dapat

mempunyai dampak terhadap organisasinya. Sehingga strategi yang

disusunnya sudah memperhitungkan dampak yang akan terjadi di dalam

organisasinya. Hal ini semua akan mempengaruhi pengembangan sumber

daya dalam organisasi itu.

Page 44: METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/614/1/92937... · Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan

34

3) Sifat dan jenis kegiatan

Sifat dan jenis kegiatan organisasi sangat penting pengaruhnya terhadap

pengembangan sumber daya manusia dalam organisasi yang bersangkutan.

Suatu organisasi yang sebagian besar melaksanakan kegiatan teknis, maka

pola pengembangan sumber daya manusia akan berbeda dengan organisasi

yang bersifat ilmiah. Demikian pula strategi dan program pengembangan

sumber daya manusia akan berbeda antara organisasi yang kegiatannya

rutin dengan organisasi yang kegiatannya memerlukan inovasi dan kreatif.

4) Jenis teknologi yang digunakan

Sudah tidak asing lagi bahwa setiap organisasi dewasa ini telah

menggunakan teknologi yang bermacam-macam dari yang paling

sederhana sampai dengan yang paling canggih. Hal ini perlu

diperhitungkan dalam program pengembangan sumber daya manusia

dalam organisasi tersebut. Pengembangan sumber daya manusia di sini

diperlukan, baik untuk mempersiapkan tenaga kerja guna menangani

mengoperasikan teknologi itu, atau mungkin terjadinya otomatisasi

kegiatan-kegiatan yang semula dilakukan oleh manusia.35

b. Faktor eksternal

Organisasi itu berada di dalam lingkungan. Dan tidak terlepas dari

pengaruh lingkungan dimana organisasi itu berada. Agar organisasi itu dapat

melaksanakan misi dan tujuannya. Maka ia harus memperhitungkan faktor-faktor

lingkungan atau faktor-faktor eksternal organisasi itu. Faktor-faktor eksternal

tersebut antara lain :

35 Ibid., h. 9.

Page 45: METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/614/1/92937... · Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan

35

1) Kebijaksanaan pemerintah

Kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah, baik yang dikeluarkan melalui

perundang-undangan, peraturan-peraturan pemerintah, surat-surat

keputusan menteri atau pejabat pemerintah dan sebagainya adalah

merupakan arahan yang harus diperhitungkan oleh organisasi.

Kebijaksanaan-kebijaksanaan tersebut sudah barang tentu akan

mempengaruhi program-progaram pengembangan sumber daya manusia

dalam organisasi yang bersangkutan.

2) Sosio-budaya masyarakat

Faktor sosio-budaya masyarakat tidak dapat diabaikan oleh suatu

organisasi. Hal ini dapat dipahami karena suatu organisasi apapun

didirikan untuk kepentingan masyarakat yang mempunyai latar belakang

sosio-budaya yang berbeda-beda. Oleh sebab itu dalam mengembangkan

sumber daya dalam suatu organisasi faktor itu perlu dipertimbangkan.

3) Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di luar organisasi dewasa

ini telah sedemikian pesatnya. Sudah barang tentu suatu organisasi yang

baik harus mengikuti arus tersebut. Untuk itu maka organisasi harus

mampu untuk memilih teknologi yang tepat untuk organisasinya. Untuk

itu maka kemampuan karyawan organisasi harus diadaptasikan dengan

kondisi tersebut.36

Menurut survey Research Center di Universitas Michigan menggambarkan

aspek yang mempengaruhi prestasi kerja diantaranya :

36 Ibid., h. 11.

Page 46: METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/614/1/92937... · Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan

36

a. Pekerjaan yang menarik;

b. Alat yang cukup untuk melakukan kerja;

c. Adanya informasi atau bimbingan tentang kerja yang dilakukan;

d. Upah yang baik;

e. Kesempatan mengembangkan kemampuan diri;

f. Keamanan kerja dan;

g. Laporan hasil kerja yang dilakukan.37

Dari uraian diatas dapat disimpulkan ada dua faktor yang mempengaruhi

prestasi kerja seseorang yaitu :

a. Internal yaitu dari dalam individu sendiri berupa ; minat, motivasi, tingkah

laku, sikap, dan kesehatan pekerja. Faktor ini dapat disebut sebagai faktor-

faktor kepribadian.

b. Eksternal yaitu dari luar individu seperti pekerjaan itu sendiri, kebijakan,

peraturan manajemen, gaji, hubungan pekerja dengan teman ataupun

atasan, lingkungan kerjanya, kesempatan dan peralatan yang digunakan

selama bekerja.

4. Etos Kerja Dalam Islam

Etika berasal dari bahasa Yunani Kuno. “Eehos” yang dalam bentuk

tunggal mempunyai banyak arti, yaitu tempat tinggal yang biasa; padang rumput;

kandang; kebiasaan; adat; akhlak; watak; perasaan; sikap; dan cara berfikir.38

Etika dapat dijelaskan dengan membedakan tiga arti, yaitu (1) ilmu tentang apa

yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak); (2)

37 Ibid. h. 61. 38 Nanat Fatah Natsir, Etos Kerja Wirausahawan Muslim, (Bandung : Gunung Djatii

Press, 1999), h. 76.

Page 47: METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/614/1/92937... · Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan

37

kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak dan (3) nilai mengenai

benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.39 Dan yang

dimaksud di sini ialah pengertian pada nomer tiga.

Kerja adalah kata dasar dari bekerja, yang berarti melakukan sesuatu,

bekerja dapat dilihat dari tiga segi pandang. Pertama dari segi perorangan, bekerja

adalah gerak dari pada badan dan fikiran orang untuk melangsungkan hidup

badaniah maupun rohaniah. Kedua, dari segi kemasyarakatan, bekerja merupakan

melakukan sesuatu untuk memuaskan kebutuhan masyarakat. Ketiga, dari segi

spiritual bekerja merupakan hak dan kewajiban manusia dalam memuliakan dan

mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa.40

Jadi dapat disimpulkan bahwa etika kerja islam ialah nilai-nilai yang

dianggap benar atau salah yang menjadi pemberi motivasi, dorongan dan

sekaligus pandangan hidup segala tindak pikir serta gerak dalam bekerja yang

bersumber dari ajaran Agama Islam.

Menurut Nanat Fatah Natsir, “tinggi rendahnya tingkat etos kerja seorang

muslim dipengaruhi oleh pola pemahaman mereka terhadap etika kerja islam”.41

Dalam hal ini Nanat membedakan dalam dua pola pemahaman yaitu: Pertama,

pola pemahaman yang cenderung ke pemikiran aliran jabariyah yang cenderung

bersikap negative dan pesimis terhadap kehidupan dunia. Karena itu, mereka lebih

cenderung menghindari kehidupan dunia. Kebodohan dan kemiskinan merupakan

taqdir Allah SWT yang tidak bisa dirubah oleh usaha manusia.42 Pandangan ini

merujuk pada ayat-ayat Al-Qur’an sebagai berikut :

39 Ibid. 40 Ibid. 41 Ibid., h. 15. 42 Ibid., h. 18.

Page 48: METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/614/1/92937... · Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan

38

Artinya : “Dan yang menentukan kadar masing-masing dan memberi petunjuk“. ( Q.S. Al-A’la : 3).

Kedua, pola pemahaman yang cenderung ke pemikiran aliran Qadariyah,

yang cenderung melihat kehidupan dunia dengan positif dan optimis. Karena itu

nasib manusia akan menjadi orang kaya atau miskin sangat tergantung kepada

usaha manusia itu sendiri.43 Pandangan mereka merujuk kepada ayat-ayat al-

Qur’an surat Ar-Ra’d ayat 11 :

☯ ⌧

Artinya : “ Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia”. ( Q.S. Ar-Ra’d : 11 ).

Islam menjadikan amal sebagai hak asasi dan kewajiban individu.

Rasulullah saw menganjurkan umatnya untuk bekerja, mendorongnya, dan

berpesan agar pekerjaan dilakukan secara professional, sebagaimana juga

berpesan untuk berbuat adil dan tepat waktu dalam menggaji pekerja. Dan Allah

SWT menganugerahkan sumber-sumber kekayaan alam dan potensi kerja pada

manusia, serta menurunkan Islam untuk membuka mata manusia agar

mendayagunakan alam semesta. Seperti dalam surat Fathir ayat 27-28 :

☺ ☯

43 Ibid.

Page 49: METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/614/1/92937... · Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan

39

Artinya : “ Tidakkah kamu melihat bahwa Allah menurunkan hujan dan langit

lalu kami hasilkan dengan hujan itu buah-buahan yang beraneka macam jenisnya. Dan diantara gungung-gunung itu ada garis-garis putih dan merah yang beraneka macam warnanya dan ada (pula) yang hitam pekat. Dan demikian (pula) diantara manusia dan binatang-binantang ternak, ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun) “. (QS. Fathir : 27-28 ).

Islam memerintahkan pemeluknya untuk bekerja dan berusaha di seluruh

penjuru bumi guna mencari anugerah Allah sehingga islam benar-benar

menjadikan pekerjaan sebagai per-imbangan hidup. Maka, dalam perspektif islam,

tidak ada nilai bagi hidup seseorang tanpa pekerjaan. Islam menetapkan bahwa

bekerja adalah ibadah dan salah satu kewajiban. 44

C. KARYAWAN

1. Pengertian Karyawan

Menurut Kamus Ilmiah Popular, “karyawan adalah pekerja, buruh,

pegawai (dalam perusahaan), pekerja laki-laki”.45 Sedangkan menurut “Kamus

Besar Bahasa Indonesia” karyawan ialah “orang yang bekerja pada suatu lembaga

44 Abdul Hamid Mursi, SDM yang Produktif Pendekatan Al-Qur’an & Sains, (Jakarta :

Gema Insani Press, 1997), h. 39. 45 M. Dahalan Al-Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya : ARKOLA. 1994), h. 311.

Page 50: METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/614/1/92937... · Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan

40

dengan mendapatkan gaji”.46 Dan kata lain karyawan bisa juga disebut dengan

pegawai atau pekerja. Dan karyawan sendiri dibagi menjadi beberapa jenis :

a. Karyawan Kontrak ialah karyawan yang bekerja berdasarkan kontrak kerja

(dalam waktu tertentu ).

b. Manajerial ialah orang yang berhak memerintah bawahannya untuk

mengerjakan sebagian pekerjaannya dan dikerjakan sesuai dengan

perintah.

c. Karyawan Operasional ialah karyawan yang secara langsung harus

mengerjakan sendiri pekerjaannya sesuai dengan perintah atasan.

d. Karyawan Tetap ialah karyawan yang bekerja di suatu badan perusahaan

secara tetap berdasarkan surat keputusan.47

2. Karakteristik Karyawan

Para pimpinan perusahaan dan mandor sangat menyadari adanya

perbedaan prestasi kerja karyawan di bawah pengawasannya. Walaupun

karyawan-karyawan bekerja pada mesin-mesian yang sama namun produktivitas

mereka tidaklah sama. Suatu pekerjaan mungkin akan dikerjakan dengan sangat

baik oleh karyawan X tetapi dilakukan dengan kurang baik oleh karyawan Y.

Demikian pula pekerjaan mungkin akan memberikan kepuasan kerja yang tinggi

bagi karyawan X, tetapi merupakan sumber ketidakpuasan bagi karyawan lainnya.

Perbedaan di dalam prestasi kerja ini disebabkan oleh adanya perbedaan di dalam

karakteristik karyawan. Perbedaan ini meliputi : bakat, intelegensi, bentuk badan,

pendidikan, interest, motivasi, kepribadian, pengetahuan mengenai pekerjaan dan

lain-lain.

46 Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 511. 47 Ibid.

Page 51: METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/614/1/92937... · Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan

41

Industri-industri modern sadar akan pentingnya untuk menetapkan

pekerjaan sesuai dengan orangnya, yang tidak hanya baik dalam melaksanakan

pekerjaan sesuai dengan orangnya, tetapi juga dapat menyesuaikan diri terhadap

pekerjaannya. Bila suatu pekerjaan terlalu sukar, latihan yang diberikan tidak

memadai hal ini dapat mengecewakan karyawan dan akibatnya menurunkan

produksi. Bila pekerjaan memerlukan kapasitas yang tidak dimiliki, karyawan

akan merasa gagal, sedang bila pekerjaannya hanya membutuhkan sebagian kecil

kemampuannya, dia akan mencari jalan lain penambah pengalamannya atau

pengisi waktu, mungkin berupa lamunan, sikap kritis atau gangguan mental.

Faktor yang merupakan sumber perbedaan individu di dalam bekerja

meliputi faktor fisik dan faktor psikis.48 Secara garis besar faktor yang

menimbulkan perbedaan individu dalam segi fisiknya ialah :

a. Bentuk tubuh dan komposisinya

Bentuk tubuh meliputi besar kecilnya tubuh, bagian-bagiannya, warna

kulit dan kelengkapan anggota badan. Sedangkan komposisinya meliputi

bagaimana letak dan kesesuaiaannya dengan bagian-bagian tubuh lainnya. Penting

dan tidaknya pengaruh kedua hal tersebut dalam pekerjaan tergantung jenis

pekerjaannya. Untuk pekerjaan sebagai sekretaris, pramugari atau penjual dicari

wanita-wanita yang cantik, terampil dengan bentuk tubuh dan komposisinya yang

indah. Hal ini disebabkan karena rupa juga ikut menentukan prestasi kerja mereka,

di samping kepribadian yang menarik.

b. Taraf kesehatan fisik pada umumnya

48 As’ad, Psikologi Industri, h. 2.

Page 52: METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/614/1/92937... · Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan

42

Taraf kesehatan individu pada umumnya berbeda. Perbedaan ini bisa

dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya ada orang yang mudah sekali

diserang penyakit dan ada pula orang yang daya tahannya terhadap penyakit

cukup kuat. Taraf kesehatan ini sangat menentukan produktivitas kerja, oleh

karena di dalam bekerja terdapat aktivitas fisik dan kesehatan di dalam

produktivitas kerja.

d. Kemampuan panca inderanya

Kemampuan fisik yang berwujud kemampuan panca indera diperlakukan

di dalam bekerja. Misalnya untuk bekerja di bagian perusahaan rokok diperlukan

kemampuan penciuman yang baik. Untuk menjadi musikus orang harus memiliki

pendengaran yang baik. Usaha untuk mengukur kemampuan alat-alat indera ini

banyak sekali dilakukan di dalam penerimaan calon-calon angkatan bersenjata. Di

samping itu banyak sekali riset-riset yang diadakan menunjukan pengaruh

gangguan sensoris terhadap kuantitas dan kualitas produksi.49

Adapun perbedaan individu berdasarkan faktor psikis ialah :

a. Intelegensi

Sejauh mana kemampuan sesorang di dalam mengatasi masalah

tergantung pada taraf kesulitan masalah dan tingkat intelegensi yang dimilikinya.

Intelegensi diberi batasan sebagai kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan

sebaik-baiknya terhadap lingkungan. Oleh karena itu tingkat intelegensi seseorang

sangat menentukan kesuksesannya bekerja. Orang-orang yang intelegensinya

tinggi sanggup memecahkan kesulitan yang dihadapinya dalam bekerja dan

sebaliknya.

49 Ibid., h. 2-3.

Page 53: METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/614/1/92937... · Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan

43

b. Bakat

Bakat ialah kemampuan dasar yang menentukan sejauh mana kesusksesan

individu untuk memperoleh keahlian atau pengetahuan tertentu, apabila individu

itu diberi latihan-latihan tertentu. Jadi apabila sesorang mempunyai bakat

mekanik, bila dia diberi latihan-latihan tentang mekanik dia akan mudah untuk

menguasai masalah mekanik dan sebaliknya. Di dalam bekerja baik di pabrik, di

kantor atau dimanapun, bakat-bakat yang sesuai dengan pekerjaannya sangat

dibutuhkan. Hal ini disebakan untuk masing-masing pekerjaan seringkali

menuntut bakat yang berbeda-beda pula. Dengan adanya kesesuaian antara bakat

dan pekerjaan maka hasil kerjanya menjadi lebih sukseas.

c. Minat

Minat adalah sikap yang membuat orang senang akan obyek situasi atau

ide-ide tertentu. Hal ini diikuti oleh perasaan senang dan kecenderungan untuk

mencari obyek yang disenangi itu. Pola-pola minat seseorang merupakan salah

satu factor yang menentukan kesesuaian orang dengan pekerjaannya. Minat orang

terhadap jenis pekerjaanpun berbeda-beda. Tingkat prestasi kerja seseorang

ditentukan oleh perpaduan antar bakat dan minat.

d. Kepribadian

Pada pekerjaan-pekerjaan tertentu sifat-sifat kepribadian seseorang sangat

berhubungan dengan kesuksesan dalam bekerja. Menurut Super dan Crites

pengukuran kepribadian di dalam bimbingan karir pada karyawan berguna bagi

maksud-maksud sebagai berikut :

Page 54: METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/614/1/92937... · Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan

44

1). Bagi mereka yang penyesuaian kerpibadiannya tidak baik, mungkin akan

mengalami kesukaran penyesuaian diri di dalam training ataupun dalam

situasi kerja.

2). Bagi mereka yang mempunyai sifat-sifat kepribadian tertentu yang

mengganggu penyesuaian diri dengan posisi kerja bisa dilakukan usaha-

usaha yaitu penempatan yang sesuai dengan kepribadiannya, diberi

psikoterapi untuk penyesuaiannya.50

e. Motivasi

Motivasi ialah faktor yang menyebabkan seseorang berbuat seperti apa

yang dia perbuat. Situasi yang menggerakan orang untuk berbuat menurut Maier

terdiri dari dua aspek yaitu aspek subyektif dan obyektif. Aspek subeyktif ialah

kondisi yang berada di dalam diri individu yang berwujud need. Sedangkan aspek

obyektif ialah aspek yang ada di luar diri yang berwujud incentive atau goal.

Untuk memahami prinsip-prinsip tentang motivasi kita harus memperhatikan

kedua aspek motivasi yang disebut need dan incentive.

Sehubungan dengan adanya perbedaan motivasi di dalam karyawan

bekerja, Tiffin berpendapat bahwa “karyawan perlu diperlakukan berbeda sesuai

dengan motif yang mendorongnya bekerja”.51

f. Edukasi

Yang dimaksud dengan edukasi di sini ialah pendidikan formal di sekolah-

sekolah atau kursus-kursus. Di dalam bekerja seringkali faktor edukasi merupakan

syarat paling pokok untuk memegang fungsi-fungsi tertentu. Untuk pekerjaan

tertentu, pendidikan akademis sudah mencukupi, tetapi untuk pekerjaan lainnya

50 Ibid., h. 4. 51 Ibid., h. 5.

Page 55: METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/614/1/92937... · Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan

45

menuntut tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Untuk tercapainya kesuksesannya

di dalam bekerja dituntut pendidikan yang sesuai dengan jabatan yang akan

dipegangnya.52

3. Kebutuhan Karyawan

Manusia pada hakikatnya adalah makhluk sosial, dimana secara naluri

manusia itu ingin hidup berkelompok. Manifestasi dari kehidupan kelompok ini

antara lain timbulnya organisasi-organisasi atau lembaga-lembaga sosial atau

masyarakat. Di dalam organisasi itu tiap anggota (individu) dapat memenuhi

sebagian dari kebutuhannya antara lain menampakan harga diri dan status

sosialnya.

Manusia baik sebagai makhluk individu maupun sebagai makhluk sosial

mempunyai berbagai macam kebutuhan, baik kebutuhan material, kebendaan

maupun kebutuhan non-material.53 Abarahan H. Maslow mengklasifikasikan

kebutuhan manusia itu dalam tingkatan kebutuhan, yang selanjutnya disebut

hirarki kebutuhan seperti berikut :

a. Kebutuhan akan aktualisasi diri ; untuk mewujudkan (mengaktualisasikan)

potensi seseorang secara penuh, untuk menjadi lebih dari sesuatu. Menurut

maslow, untuk menjadi apa saja tergantung kemampuan yang dimiliki

orang tersebut. Tidak seperti kebutuhan lainnya, aktualisasi diri

dimanifestasikan secara berbeda pada tiap-tiap individu yang berbeda. Ini

diartikan bahwa setiap manusia ingin mengembangkan kapasitas mental

dan kapasits kerjanya melalui pengembangan pribadinya. Oleh sebab itu

52 Ibid. 53 Ibid., h. 83.

Page 56: METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/614/1/92937... · Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan

46

pada tingkatan ini seseorang cenderung untuk selalu mengembangkan diri

dan berbuat yang paling baik.

b. Kebutuhan akan penghargaan atas diri (self esteem) ; tingkatan kebutuhan

dari yang tertinggi menuju ketingkatan yang terendah adalah : untuk

merasa kuat, pencapaian, yakin, independent, dan bebas juga untuk

mengandung perhatian, penghargaan , kepentingan dan apresiasi dari

orang lain. Situasi yang ideal ialah apabila prestise itu timbul akan

prestasi. Akan tetapi tidak selalu demikian halnya. Dalam hal ini semakin

tinggi kedudukan seseorang maka semakin banyak hal yang digunakan

sebagi symbol statusnya itu.

c. Kebutuhan akan cinta (love) ; untuk berhubungan dengan orang lain dan

untuk mendapatkan pengalaman rasa memiliki dan dimiliki. Keduanya

memberi dan menerimanya. Manusia pada hakikatnya adalah sosial,

sehingga mereka mempunyai kebutuhan-kebutuhan sosial sebagai berikut :

1) Kebutuhan akan perasaan diterima oleh orang lain dimana ia hidup

dan bekerja;

2) Kebutuhan akan perasaan dihormati, karena setiap manusia merasa

dirinya penting;

3) Kebutuhan untuk bisa berprestasi dan;

4) Kebutuhan untuk ikut serta (sense of participation).

d. Kebutuhan akan rasa aman (safety) ; untuk merasa bebas dari bahaya

disamping rasa aman. Ini melibatkan penghindaran atas kecemasan. Kalau

ini dikaitkan dengan kerja maka kebutuhan akan keamanan jiwanya

sewaktu bekerja. Selain itu juga perasaan aman akan harta yang ditinggal

Page 57: METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/614/1/92937... · Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan

47

sewaktu mereka bekerja. Perasaan aman juga menyangkut terhadap masa

depan karyawan.

e. Kebutuhan fisiologsi ; untuk kepuasan terhadap kebutuhan dasar tubuh

seperti makanan, air, tidur, seks, dan aktivitas fisik. Dalam kehidupan ini

mewujudkan dalam misalnya : sandang, pangan dan tempat berlindung,

sex dan kesejahteraan inidividu. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang

amat primer, karena kebutuhan in telah ada dan terasa sejak manusia

dilahirkan ke bumi ini.54

Yang kedua ini ialah tingkatan hirarki yang independen mengandung

hanya dua tipe kebutuhan :

a. Kebutuhan untuk saling pengertian dan menjelaskan (understanding and

explanation) ; untuk mensistemisasikan, mengorganisasikan, dan mencari

hubungan kerja serta arti dari kehidupan.

b. Kebutuhan akan pengetahuan (knowledge) ; untuk bersiap-siap terhadap

kenyataan, mengandung fakta serta kepuasan dan rasa ingin tahu.55

54 Ibid. 55 Ibid., h. 84.

Page 58: METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/614/1/92937... · Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan

BAB III

GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT KETERGANTUNGAN OBAT

( RSKO) JAKARTA

A. Sejarah dan Perkembangannya

Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO) Jakarta didirikan pada tahun

1972, yang sebelumnya merupakan salah satu unit RSUP Famawati Jakarta di Jl.

RS. Fatmawati Jakarta Selatan. Rumah sakit ini merupakan satu-satunya rumah

sakit milik pemerintah yang khusus bergerak dalam bidang penanganan gangguan

yang berhubungan dengan zat.

Rumah sakit ini semula bernama Drug Dependence Unit (DDU) yang

diresmikan oleh Ali Sadikin selaku Gubernur DKI Jakarta waktu itu. Pada tahun

1974 DDU berubah nama menjadi Lembaga Ketergantungan Obat (LKO) yang

tujuan utamanya adalah penanganan ketergantungan obat yang kompherensif dan

bersifat jangka panjang, meliputi bidang preventif, kuratif dan rehabilitative.1

Pada tahun 1998, status LKO ditingkatkan menjadi rumah sakit tipe C

dengan nama Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO) di bawah Departemen

Kesehatan RI sebagai unit pelaksana fungsional dari Dirjen Pelayanan Medik

dengan dr. Erwin Widjojo, Sp.Kj sebagai direktur pertama. Dalam usia 36 pada

tahun 2008 ini RSKO telah mengalami lima kali pergantian direktur, tahun 1987

kepada dr. Al Bachri Husin Sp. Kj, tahun 1997 dr. Sudirman MA, Sp.Kj dan tahun

2006 dr. Ratna Mardiati Sp.Kj., dan tahun 2009 dr. Fidiansjah, Sp.KJ sebagai

Direktur Utama RSKO Jakarta sampai kurun waktu tersebut, rumah sakit ini juga

1 Buletin Ilmiah Populer (BIP) RS Ketergantungan Obat, Tantangan Penanganan

Masalah Adiksi NAPZA,(Jakarta : Instalasi Penelitian dan pengembangan RSKO, 2010), h. 3.

48

Page 59: METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/614/1/92937... · Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan

49

telah mengalami perubahan kelembagaan, menjadi tipe B non-Pendidikan pada

tanggal 14 Juni 2002 dan kemudian pada 26 Juni 2007 ditetapkan menjadi instansi

pemerintah yang menerapkan pola pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum

(BLU) bertahap.

Dengan meningkatnya jumlah pasien ketergantungan opiate pada akhir

tahun 1990-an dan membutuhkan tempat perawatan yang lebih luas, lahan I

Fatmawati dirasakan tidak memadai untuk dikembangkan. Untuk itu pada tahun

1999 Pemda DKI Jakarta memberi bantuan berupa izin persetujuan prinsip

pemanfaatan tanah seluas kurang lebih 1,5 hektar untuk pembangunan rumah sakit

yang bertempat di Cibubur, Jakarta Timur. Pada tanggal 15 Oktober 2002 gedung

RSKO baru di Cibubur resmi digunakan dan sejak itu bertahap dilakukan

pemindahan seluruh akifitas rumah sakit dari lokasi Fatmawati ke Cibubur.

Terhitung sejak tanggal 1 Februari 2007 RSKO hanya berada pada satu lokasi,

yaitu di Jalan Lapangan Tembak no. 75, Cibubur, Jakarta Timur.2

RSKO masih mengacu kepada standar akreditasi dan RSKO mendapat

status terakreditasi A dari 5 pelayanan pada tanggal 23 Mei 2000 untuk bidang-

bidang administrasi manajemen, pelayanan medik, pelayanan gawat darurat,

keperawatan dan rekam medik. Dan saat ini sejak tahun 2008 RSKO meningkat

mendapat status terakreditasi A dari 12 pelayanan dari 5 pelayanan sebelumnya.

Sejak RSKO di Cibubur resmi digunakan, telah dilakukan berbagai

pengembangan layanan, yaitu unit rehabilitasi berorientasi therapeutic community

©, high care unit (HCU), laboratorium klinik dan radiologi, unit layanan umum,

pogram subsitusi rumatan, serta fasilitas pendidikan, pelatihan dan penelitian.

2 Ibid., h. 4.

Page 60: METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/614/1/92937... · Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan

50

Pengembangan program dilaksanakan secara berkala demi memenuhi kebutuhan

pasien. Saat ini program rehabilitasi tidak lagi secara eksklusif beorientasi pada

TC, melainkan bersifat kompherensif, menggabungkan berbagai macam

pendekatan, kondisi pasien juga banyak mengalami perubahan. Pengembangan

rencana erai pada berbagai program yang ada bersifat individual, disesuaikan

dengan kondisi pasien secara keseluruhan.3

B. Visi, Misi dan Tujuan

1. Visi

Visi merupakan suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa

depan yang berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan. Rumah Sakit

Ketergantungan Obat Jakarta bertekad mengedepankan kualitas dan produktivitas

pelayanan serta mengembangkan akses pelayanan kepada masyarakat, atas dasar

tersebut, maka ditetapkan Visi Rumah Sakit Ketergantungan Obat Jakarta adalah :

“ Sebagai Pusat Layanan dan kajian nasional maupun regional dalam

bidang gangguan yang berhubungan dengan zat (GBZ)”.4

2. Misi

Sedangkan untuk mencapai visi tersebut di atas ditetapkan pula misi

sebagai berikut :

a. Melaksanakan upaya preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif dalam

bidang gangguan yang berhubungan dengan zat (GBZ) dan penyakit

terkait serta memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat umum;

b. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan bagi tenaga profesi serta

masyarakat umum dalam bidang GBZ;

3 Ibid., h. 5. 4 Tim Penulis, Rencana Strategis Bisnis : RSKO Tahun 2009-2013, (Jakarta : RSKO,

2009), h. 63.

Page 61: METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/614/1/92937... · Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan

51

c. Melaksanakan penelitian dan pengembangan dalam bidang GBZ.5

3. Tujuan

Berdasarkan analisa SWOT diperoleh suatu gambaran tentang kemampuan

organisasi sebagai dasar dalam merumuskan tujuan, dengan cara memaksimalkan

kekuatan untuk memanfaatkan peluang serta memperbaiki kelemahan untuk

menahan ancaman. Adapun tujuan yang ingin dicapai dari Rencana Strategis RS.

Ketergantungan Obat Jakarta dalam mencapai visi dan misi serta dengan

memperhatikan analisa kondisi internal dan eksternal rumah sakit maka

dirumuskanlah tujuan sebagai berikut :

a. Untuk mewujudkan misi nomor satu yaitu melaksanakan upaya preventif,

promotif, kuratif dan rehabilitatif dalam bidang gangguan yang

berhubungan dengan zat (GBZ) dan penyakit terkait serta memberikan

pelayanan kesehatan bagi masyarkat umum dirumuskan empat tujuan

yaitu:

1) Meningkatakn pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang masalah

GBZ;

2) Memperluas cakupan layanan dibidang GBZ;

3) Meningkatkan pendapatan Rumah Sakit dan;

4) Menyelenggarakan pemeliharaan sarana dan prasarana sesuai standar.

b. Untuk mewujudkan misi nomor dua yaitu melaksanakan pendidikan dan

pelatihan bagi tenaga profesi serta masyarakat umum dalam bidang

gangguan yang berhubungan dengan zat (GBZ) dirumuskan dua tujuan

yaitu :

5 Ibid.

Page 62: METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/614/1/92937... · Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan

52

a. Mewujudkan RSKO sebagai RS Pendidikan dan

b. Meningkatkan profesionalisme SDM

c. Untuk mewujukan misi nomor tiga yaitu melaksanakan penelitian dan

pengembangan dalam bidang gangguan yang berhubungan dengan zat

(GBZ) dirumuskan satu tujuan yaitu : Meningkatkan penelititan dan

pengembangan dalam bidang gangguan yang berhubungan dengan zat

(GBZ).6

C. Program Kerja dan Kegiatan

1. Program Kerja

Dengan memperhatikan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan

selanjutnya ditetapkan program-program untuk dapat mencapai sasaran dan tujuan

tersebut yaitu :

a. Peningkatan kualitas medis informasi tentang GBZ;

b. Peningakatan layanan pasien dengan diagnosis ganda (Dual

Diagnosis);

c. Pelaksanaan peningkatan mutu layanan;

d. Optimalisasi layanan;

e. Pelaksanaan layanan baru;

f. Penerapan SPO disetiap unit pelayanan, penunjang dan administrasi;

g. Penerapan Billing System;

h. Pelaksanaan perhitungan tarif yang kompetitif dan efisiensi biaya;

i. Penerapan system akuntansi dengan accural basic;

j. Mengoptimalkan utilisasi sarana, prasarana dan peralatan canggih;

6 Ibid., h. 64.

Page 63: METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/614/1/92937... · Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan

53

k. Pengadaan sarana dan prasarana sesuai kebutuhan;

l. Pembelian dan Pengadaan alat-alat berdasarkan prioritas;

m. Pengurusan tanah sehingga menjadi milik RSKO;

n. Pengembangan mutu organisasi RSKO sesuai aturan RS. Pendidikan

o. Pengoptimalan kinerja pegawai;

p. Melakukan evaluasi secara kompherensif terhadap kelengkapan

tekhnis dan administrasi dan;

q. Peningkatan kinerja kegiatan Penelitian dan pengembangan terkait

GBZ.7

2. Program Internasional

a. Bersama 9 negara Eropa Timur, Asia Tenggara, Pasifik Barat dan Iran

penelitian operasional Methadone Meantance Therapy (WHO-HQ

dalam koordinasi University of Adelaide dan Swiss);

b. Penyusunan Pedoman Terapi Opioid Dependensi dengan dukungan

terapi psikososial India, Indonesia, Iran, Nigeria, Italia, Brazilia,

Australia, Masyarakat Uni Eropa, Polandia (WHO HQ);

c. Persiapan Resource Center for Drugs Related Problem bagi Asia

dalam koordinasi UNODC dan UCLA;

d. Fasilitator Pelatihan VCT bagi Asia Tenggara dan Pasifik Barat;

e. Pertemuan Rutin antar negara (dunia, ASEAN, ASIA-Pacific) tentang

masalah ketergantungan napza dan HIV/AIDS dan;

f. Pertemuan tahunan terapi farmakologi untuk ‘Drug Dependence’

tingkat Asia Tenggara dan Pacific (Koordinasi Univ. Adelaide).

7 Ibid., h. 71.

Page 64: METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/614/1/92937... · Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan

54

2. Kegiatan

Untuk dapat melaksanakan program perlu ditindaklanjuti dengan

merumuskan kegiatan-kegiatan sebagai panduan operasional, berikut adalah

rumusan kegiatan dari setiap program. Dibawah ini dapat dilihat uraian kegiatan

RS. Ketergantungna Obat Jakarta sebagai berikut :

1) Membuat dan menyebarkan Leaflet, Brosur, dll;

2) Membuat dan menyebarkan poster;

3) Membuat dan menyebar buku-buku GBZ;

4) Melaksanakan penyuluhan dan pembinaan bagi masyarakat/institusi di luar

RSKO;

5) Melakukan aliansi ulang mengenai informasi tentang GBZ;

6) Melaksanakan pelayanan dengan diagnosa ganda (Dual Diagnosa) di

Rawat Inap;

7) Melaksanakan pelayanan Rawat inap Komplikasi;

8) Melakukan evaluasi terhadap SPO yang sudah dibuat;

9) Melakukan survey kepuasan pelanggan internal dan eksternal;

10) Membentuk Gugus Kendali Mutu (GKM);

11) Melaksanakan Pelayanan Rawat Jalan;

12) Melaksanakan Pelayanan Rawat Inap;

13) Melakasakana Pelayanan IGD;

14) Melaksanakan Pelayanan Penunjang;

15) Pemenuhan Kebutuhan Bahan Makanan dan Lauk Pauk Pasien;

16) Pemenuhan Kebutuhan Bahan Linen Pasien;

Page 65: METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/614/1/92937... · Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan

55

17) Mengadakan Bahan Makan Penambah Daya Tahan Tubuh Petugas

Khusus;

18) Pemenuhan Kebutuhan Obat-obatan;

19) Pemenuhan Kebutuhan Alat Habis Pakai;

20) Pemenuhan Kebutuhan Reagensia;

21) Pemenuhan Kebutuhan Gas Medis;

22) Pemenuhan Biaya Home Visit Petugas Sosial Medis;

23) Pemenuhan Biaya Percetakan CM/Penggandaan/Penerbitan/Laminasi;

24) Melaksanakan Medical Check up;

25) Melakukan pemeriksaan psikiatri/psikoogi bagi institusi yang

membutuhkan;

26) Melaksanakan pelatihan peningkatan kompetensi SDM;

27) Monitoring dan evaluasi penerapan SPO penanganan pasien;

28) Melaksanakan kerjasama dengan institusi terkait dalam layanan GBZ;

29) Membuat Billing System/SIM RS dan sarana computer;

30) Membuat system akuntansi Keuangan;

31) Membentuk tim Pola Tarif;

32) Melaksanakan perhitungan Unit Chost;

33) Mewujudkan efisiensi anggaran;

34) Melaksanakan pelatihan bagi tenaga akuntansi;

35) Melaksanakan pelaporan tepat waktu;

36) Membuat standar sarana, prasarana dan alat disetiap unit;

37) Melakukan optimalisasi alat dan gedung;

38) Meng-Up Grade Komputer;

Page 66: METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/614/1/92937... · Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan

56

39) Mengikuti pelatihan SABMN;

40) Melakukan Tera Ulang Peralatan secara berkala;

41) Memperbaiki perlatan yang rusak;

42) Menyelenggarakan pemeliharaan jaringan listrik, telepon dan air;

43) Menginventarisasi peralatan rumah sakit yang sudah tidak terpakai;

44) Meningkatkan pengamanan barang disetiap unit kerja;

45) Pemenuhan kebutuhan ATK;

46) Pemenuhan kebutuhan bahan computer;

47) Pemenuhan Kebutuhan ART;

48) Pemenuhan Kebutuhan alat kegiatan pasien;

49) Pemenuhan kebutuhan pemeriksaan psikologi;

50) Langganan Koran/majalah;

51) Pengadaan Peralatan Non Medik;

52) Memenuhi kebutuhan daya, jasa, gas dan air;

53) Pemenuhan kebutuhan buku pustaka;

54) Mengadakan alat sesuai prioritasnya;

55) Membuat target kerja TIM agar tanah menjadi asset RSKO;

56) Melakukan pendekatan ke pihak PEMDA DKI dalam hal pengurusan

tanah;

57) Meminta dukungan Depkes dan pihak lain agar tanah menjadi asset

RSKO;

58) Melakukan kerjasama dengan perguruan tinggi.

59) Melaksanakan TOT bagi staf yang mempunyai kompetensi dalam

pendidikan;

Page 67: METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/614/1/92937... · Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan

57

60) Melaksanakan kegiatan magang/kerja praktek oleh institusi pendidikan;

61) Menyiapakan sarana prasarana untuk ruang Diklat;

62) Melaksanakan Diklat Teknis dan karier pegawai;

63) Melaksanakan pertemuan-pertemuan rutin;

64) Melaksanakan outbond/capacity building/sensitivity training;

65) Menyusun system karier pegawai;

66) Melakukan evaluasi untuk mengukur kinerja pegawai RSKO;

67) Mengikutsertakan pegawai untuk pendidikan berjenjang (Strata);

68) Mengadakan pakaian kerja karyawan;

69) Mengadakan pakaian dinas karyawan;

70) Menyelenggarakan kelancaran adminitrasi kegiatan;

71) Mengadakan Pelatihan SPI;

72) Mengadakan sosialisasi SOP/Angka Kredit/ Sistem Rekruitment pegawai;

73) Mengadakan lokakarya/seminar/symposium;

74) Melaksanakan Kegiatan akreditasi;

75) Melakukan perbaikan dokumen BLU (Renstra, Pola Tata Kelola, laporan

keuangan dan standar pelayanaan minimal RSKO Jakarta);

76) Menyusun Rumenerasi;

77) Melakukan Audit Independen sebagi syarat menjadi PPK-BLU;

78) Melakukan perbaikan kinerja layanan dan pendapatan sesuai ketentuan

BLU;

79) Melakukan penelitian terkait GBZ di RSKO;

80) Mengevaluasi proses program pengangganan pasien;

81) Membuat modul/buku terkait GBZ;

Page 68: METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/614/1/92937... · Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan

58

82) Membuat bulletin;

83) Melaksanakan kolaborasi penelitian dengan organisasi/institusi dalam dan

luar negeri;

84) Melaksankan MOU dengan institusi terkait;

85) Melaksanakan jejaring program Napza tingkat internasional.8

D. Susunan Organisasi

Adapun susunan organisasi Rumah Sakit Ketergantungan Obat Jakarta

adalah sebagai berikut :9

E. Sarana dan Prasarana

Sebagai rumah sakit rujukan nasional RSKO diharapkan memiliki

kapasitas sarana dan prasarana yang memadai guna melengkapi sarana rumah

sakit yang belum mampu memberikan pelayanan rumah sakit yang baik. Adapun

8 Ibid., h. 72-76. 9 Elly Abdullah Sani, Pola Tata Kelola RSKO Jakarta 2009, (Jakarta : RSKO, 2009), h.

6.

Page 69: METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/614/1/92937... · Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan

59

sarana dan prasarana yang terdapat di Rumah Sakit Ketergantungan Obat

(RSKO) adalah :

1. Instalasi Rawat Jalan

a. Pelayanan Instalasi Rawat Jalan

1) Melayani pasien dengan ketergantungan obat dengan atau tanpa

komplikasi (HIV/AIDS) dan pasien umum (bukan ketergantungan

obat).

2) Melayani pasien ketergantungan obat yang mengikuti terapi

rumatan : metadon dan buprenorfin, program rumatan metadon

adalah salah satu program yang ada di RSKO, metadon itu sendiri

adalah sintetik dari heroin, setiap orang yang telah menggunakan

heroin lebih dari satu tahun dan telah pernah mencoba program

detoksifikasi dan minimal usia 18 tahun baru boleh mengikuti

program rumatan metadon ini. Dalam program rumatan metadon,

pasien datang setiap hari untuk minum metadon di depan petugas

dan mengikuti pertemuan kelompok dukungan sebaya setiap

minggu. Setiap dua bulan sekali diadakan pertemuan keluarga

pasien. Untuk rumatan buprenorfin, pasien datang tiap kurun waktu

yang telah ditetapkan oleh dokter yang menanganinya.

3) Petugas pada layanan rumatan metadon dan farmasi mempunyai

tugas supervise dan distribusi metadon ke satelit-satelit (8

Puskesmas dan 2 Lapas) serta mengadakan pertemuan tiap tiga

bulan dengan seluruh satelit di RSKO.

Page 70: METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/614/1/92937... · Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan

60

4) Memberi pelayanan dan konseling NAPZA dan konseling

HIV/AIDS.10

b. Instalasi Rawat Jalan terdiri dari :

1) Poliklinik Umum : poli ini melayani pasien dewasa, ibu dan anak,

dengan ganguan kesehatan umum, infeksi saluran pernafasan,

ganggan saluran pencernaan, demam, muntaber dan lain-lain;

2) Poliklinik penyakit dalam : melayani pasien spesialistik penyakit

dalam, penyakit akut dan kronis, penyakit degenarif, penyakit

kallogen, penyakit gangguan endotin. Pelayanan poli penyakit

dalam setiap sabtu jam 14.00-16.00 WIB;

3) Poliklinik NAPZA : melayani pasien ketergantungan NAPZA

yang meliputi ketergantungan opiate, ganja (mariyuana), heroin,

kokain, pil koplo (lexaton), atau obat psikostimulan (ecstasy,

shabu-shabu) dan lain-lain. Pelayanan poli NAPZA terdiri dari :

a). Non Rumatan : Senin-Jum’at, jam 09.00-13.00 WIB

b). Rumatan : Setiap hari, jam 09.00-15.00 WIB;

4) Poliklinik Jiwa : melayani pasien penyakit jiwa seperti anxiety,

insomnia. Skizofrenia, autis, depresi, neorosis, phobia dan lain-

lain. Pelayanan poli penyakti jiwa setiap senin-Jum’at jam 09.00-

13.00 WIB;

5) Poliklinik Syaraf : melayani penyakit syaraf, speri pakson,

myasthenia gravis, stroke, bellsals, clebral palsy, tremor, epilepsy

10 Ibid., h. 57.

Page 71: METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/614/1/92937... · Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan

61

dan lain-lain. Pelayanan poli penyakit saraf setiap senin, rabu dan

jum’at jam 09.00-13.00 WIB;

6) Poliklinik Kebidanan : melayani pasien ibu hamil, bayi dan

konsultasi kehamilan. Pelayanan setiap senin, selasa dan kamis jam

9.00-13.00 WIB;

7) Poliklinik Anak : melayani pasien anak dengan gangguan kesehatan

umum. Pelayanan setiap selasa, rabu dan kamis, jam 09.00-13.00

WIB;

8) Poliklinik Kulit dan Kelamin : melayani pasien dengan gangguan

kulit dan kelamin. Pelayanan setiap senin, selasa dan kamis jam

09.00-13.00 WIB;

9) Poliklinik Psikologi : melayani layanan tafar dan fungsi kecerdasan

pasien, cirri kepribadiannya, kematangan emosional dan macam-

macam psikologi lainnya. Pelayanan setiap senin-jum’at jam

09.00-13.00 WIB;

10) Poliklinik Gigi : melayani pasien dengan gangguan gigi dan mulut.

Pelayanan setiap senin, rabu dan jum’at jam09.00-13.00 WIB;

11) MCU (Medical Check Up) adalah yang berhubngan dengan

pengobatan dan pemeriksaaan kembali kondisi pasien guna

mengetahui perkembangan kesehatan pasien. Adapun

pelayanannya setiap senin-jum’at jam 08.00-13.00 WIB;

12) Poliklinik Neurologi;

13) Poli Rumatan Metadon;

14) Pemeriksaan SBN (Surat Bebas Narkotik) dan;

Page 72: METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/614/1/92937... · Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan

62

15) Layanan psikososial.11

2. Instalasi Gawat Darurat

a. Layanan 24 jam;

b. Melayani pasien yang gawat darurat maupun yang umum;

c. Tujuan utama mengatasi kondisi” life saving” misalnya kasus overdosis

NAPZA dan;

d. Observasi dilakukan selama 1x 6 jam.

3. Instalasi Rawat Inap

Instalasi rawat inap memberikan fasilitas program diantaranya:

a. Program detoksifikasi

1) Memiliki kapasitas 10 tempat tidur;

2) Mengatasi gejala putus zat;

3) Detoksifikasi heroin, alcohol dan benzodiazepine;

4) Dilakukan evaluasi secara menyeluruh: fisik, mental, dan social dan;

5) Tindak lanjut dengan pengobatan jangka panjang.

b. Program rawat komplikasi dan rawat intensif

1) Memiliki kapasitas 34 tempat tidur;

2) Perawatan komplikasi medis berbagai penyakit infeksi maupun non

infeksi yang diakibatkan oleh penggunaan zatnya. Hampir 80% pasien

yang dirawat diruang komplikasi adalah pasien AIDS stadium III- IV

(WHO) dan;

3) Pengobatan dilakukan oleh tim (penyakit dalam, neurologi, ahli paru,

pikiatri dll).

11 Ibid., h. 58.

Page 73: METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/614/1/92937... · Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan

63

c. Program rehabilitasi:

1) Memiliki kapasitas 34 tempat tidur;

2) Merupakan suatu perawatan jangka panjang dengan pendekatan

medis, psikologis, social dn spiritual;

3) Melibatkan berbagai macam profesi seperti dokter, perawat, psikiater,

psikologi, pekerja social, konselor adiksi, pembimbing rohani, dan

dokter spesialis lanila;

4) Pendekatan program merupakan gabungan antara model medis,

teraupetik komuniti (TC), 12 langkah, pendidikan kesehatan,

rekreasional dan intervensi psikososial lainnya baik yang bersifat

individual, kelompok, maupun keluarga dan;

5) Perencanaan terapi bersifat individual disesuaikan dengan kondisi

medis, tingkat ketergantungan NAPZA, kondisi mental, emosional

dan sosio ekonomi.

4. Penunjang

a. Instalasi laboratorium: melayani pemeriksaan darah rutin, feses rutin,

gula darah kuasa, gulah darah 2jam post radial, pemeriksaan fungsi

ginjal, ureum, kreatinin, asam urat, fungsi hati, bilirubin total, SGOT,

SGPT, alkalifes patase, urinalisis: opiate (heroin marfin), kokain,

fenorbital, benzodia zepine, amphetamine (ekstasi, sabu-sabu), ganja

(mariuana), metadon dan lain-lain. Instalsi laboratorium terdiri dari:

1) lab klinik: 24 jam

2) tokpsikologi;

b. Instalasi farmasi: 24 jam;

Page 74: METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/614/1/92937... · Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan

64

c. instalasi radiologi: 24 jam;

d. instalasi gizi: senin-jum’at jam 9.00 – 13.00 WIB;

e. instalasi pemulasaran jenazah: 24 jam dan;

f. fisioterapi: senin- jum’at, jam 8.00 -13.00 WIB.

5. Administrasi

Sarana administrasi ini bertujuan untuk membantu pelayanan baik pasien

maupun masyarkat sekitar yang membutuhkan pelayanan dan pengurusan ke

administrasian dan saran ini terdiri dari:

a. Costumer service

b. Instalasi administrasi pasien

6. Instalasi lainnya: instalasi lain yang ada di RSKO adalah :

a. Pendidikan dan pelatihan

Salah satu program RSKO untuk para staff maupun terapis baik yang

dilaksanakan didalam lingkungan RSKO maupun undangan dari

pelatihan luar guna menunjang kinerja para satf dan terapis.12

b. Penelitian dan pengembangan

Penelitian dan pengembangan bertujuan untuk membuka kesempatan

kepada para akademis untuk melakukan penelitian di lingkungan

RSKO baik yang berhubungan dengan Zat maupun medis.13

12 Buleti Ilmiah Populer ( BIP ) RS. Ketegantungan Obat, h. 5. 13 Ibid., h. 6.

Page 75: METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/614/1/92937... · Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan

BAB IV

TEMUAN DAN ANALISA

A. Identifikasi Informan

1. Pembimbing

a. Sofiyan Maulana, S. Sos. ( Ka.Sub.Bag. Tata Usaha & Kepegawaian )

Beliau lahir di Jakarta tanggal 6 Januari 1961 dan lulusan SI Administrasi

Negara di STIA YAPAN tahun 1991-1994 dan diangkat menjadi CPNS pada

tahun 1983. Beliau bergabung di RSKO sejak tahun 2005, dan jabatan yang

pernah ia duduki selama di RSKO ialah kordinator Humas, Kepala Instalasi

Pemulangan jenazah, dan saat ini beliau menjabat sebagai Ka.Sub.Bag. Tata

Usaha dan Kepegawaian. Adapun alasan beliau dijadikan sebagai informan karena

beliau adalah pembimbing penulis selama melaksanakan penelitian di RSKO. Dan

beliau juga mengetahui banyak tentang upaya-upaya RSKO dalam meningkatkan

prestasi kerja karyawan karena beliau pulalah yang mengurusi mengenai sumber

daya manusia ( karyawan ) di sana. Di bagian tata usaha dan kepegawaian ini

melayani perencanaan kebutuhan pegawai, penetapan SK kenaikan gaji berkala,

Kenaikan pangkat reguler, pengelolaan presensi (daftar hadir) pegawai, pelayanan

cuti, pengusulan pemberian penghargaan pegawai, pembinaan pegawai dan

peningkatan kinerja pegawai, pembinaan pegawai yang melanggar disiplin,

melayani bagi pegawai yang ingin melanjutkan pendidikan dan sebagainya.1

1Wawancara Pribadi dengan Sofiyan Maulana, S.Sos (Ka.Sub.Bag. Tata Usaha dan

Kepegawaian), Jakarta, 10 Maret 2010.

65

Page 76: METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/614/1/92937... · Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan

66

b. dr. Vivi Octavia Lubis ( Kepala Instalasi Pendidikan dan Penelitian )

Beliau adalah lulusan universitas Trisakti Fakultas Kedokteran tahun 1995,

kemudian lulus tahun 2002. Tahun 2004-2007 beliau tugas di Riau. Dan tahun

2008 beliau baru mengawali karirnya di RSKO. Dan pertama kali di RSKO beliau

di bagian Rehabilitasi dan detoksifikasi RSKO selama satu tahun, dan bulan juli

2009 beliau di Instalasi diklit RSKO. Adapun alasan beliau dijadikan sebagai

informan ialah karena beliau yang mengurusi segala bentuk pendidikan atau

pelatihan yang akan diberikan kepada karyawan dalam rangka meningkatkan

prestasi kerja karyawan. Dan ikhtisar jabatannya ialah menyusun rencana,

melaksanakan kegiatan sesuai rencana, mengkoordinasi, mengevaluasi dan

mengawasi tata kerja pelayanan Instalasi Pendidikan dan Penelitian meliputi

pelaksanaan tugas, mendistribusikan tugas kepada pelaksana tanggung jawab,

penentuan target kerja dan bimbingan pelaksanaan tugas. Dan di Instalasi diklit ini

melayani pelaksanaan pelatihan internal, pelaksanaan pelatihan eksternal bidang

napza dan kesehatan lainnya, penunjukan pelatih (fasilitator) pelatihan bidang

napza dan kesehatan terkait lainnya, pengajuan sertifikasi pelatihan dan

sebagainya.2

c. dr. Carlamia HL, SpKj ( Kepala Instalasi Rehabilitasi )

Selain kepala instalasi Rehabilitasi beliau juga sebagai spesialisasi

psikiater dan baru tiga tahun sebagai spesialisasi psikiater, kemudian beliau juga

sebagai dokter umum. Dahulunya beliau bekerja di Irian Jaya selama delapan

tahun. Kemudian tahun 2003 kuliah mengambil jurusan psikiater, kemudian

ditempatkan di RSKO. Sebelumnya juga beliau kuliah SI di Universitas

2 Wawancara Pribadi dengan dr. Vivi Oktavia Lubis (Kepala Instalasi Diklit), Jakarta, 12

April 2010.

Page 77: METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/614/1/92937... · Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan

67

Hasanudin Ujung Pandang setelah selesai di sana beliau PNS di Irian Jaya.

Adapun alasan beliau dijadikan salah satu informan karena beliau adalah salah

satu pimpinan di RSKO yang menjabat sebagai kepala Instalasi Rehabilitasi. Dan

ikhtisar tugasnya ialah menyusun rencana, melaksanakan kegiatan sesuai rencana,

mengkoordinasi, mengevaluasi dan mengawasi tata kerja pelayanan Instalasi

Rehabilitasi meliputi pelaksanaan tugas, mendistribusikan tugas kepada

pelaksana, tanggung jawab, penentuan target kerja dan bimbingan pelaksanaan

tugas. Di Instalasi Rehabilitasi melayani detoksifikasi, fiksasi, pemberian obat

oral, therapeutic Community Workshop, sanction tools, TC Lecture dan

sebagainya.3

2. Terbimbing

a. Marwan ( Pegawai Instalasi Rehabilitasi )

Beliau lulusan D3 Keperawatan dan bekerja di RSKO sudah 10 tahun.

Sebelumnya bekerja di Medan di bagian khusus bedah dan di sana selama 2 tahun

dan pada waktu itu beliau lulusan STK (Sekolah Tinggi Keperawatan). Adapun

alasan beliau dijadikan sebagai informan ialah karena masa bekerja beliau yang

sudah dapat dikatakan lama, karena beliau selama 10 tahun bekerja di RSKO. Dan

beliau juga salah satu pegawai yang dibiayai oleh RSKO bimbingan karir berupa

pendidikan di D3 Keperawatan.4

b. Karim ( Pegawai Instalasi Pendidikan dan Penelitian )

Beliau adalah lulusan akuntansi di Jawa Tengah tahun 1991, kemudian

bekerja di RSKO tahun 2001 sewaktu RSKO masih di Fatmawati dan ketika itu

3 Wawancara Pribadi dengan dr. Carlamia HL, SpKj (Kepala Instalasi Rehabilitasi),

Jakarta, 6 April 2010. 4 Wawancara Pribadi dengan Marwan (Pegawai Instalasi Rehabilitasi), Jakarta, 6 April

2010.

Page 78: METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/614/1/92937... · Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan

68

beliau berada di bagian kesekretariatan dan persuratan. Kemudian tahun 2005

beliau pindah ke RSKO Cibubur. Adapun alasan beliau dijadikan informan karena

beliau salah satu pegawai yang cukup lama mengabdi di RSKO yaitu selama 10

tahun.5

3. Pasien RSKO

a. Muhammad Faishal

Ia berumur 30 tahun, sudah menikah dan mempunyai satu anak. Ia tinggal

di Jl. H. Nawi Jakarta Selatan. Awalnya keluarganya menyangka hanya sakit

paru-paru saja, badannya terlihat kurus dan matanya pun sayu. Akan tetapi ketika

di tes di laboratorium untuk mengetahui penyakitnya ternyata faishal

mengkonsumsi narkoba. “Pantas saja faishal tidak pernah mau untuk dibawa ke

Rumah Sakit “ tutur ibunya. Dan sakitnya itu disebabkan salah satu faktornya

yaitu karena mengkonsumsi narkoba berupa ganja oleh karena itu organ tubuhnya

sudah rusak khususnya berakibat pada paru-parunya, dan oleh sebab itu ia dirujuk

ke RSKO dari RS. Gandaria.6

b. Ovie

Ia berumur 25 tahun dan belum menikah. Ia tinggal di Sektor 1 Bintaro. Ia

anak pertama dari tiga bersaudara. Awalnya ia terjerumus karena pergaulan yang

salah dan kurangnya perhatian dari orang tuanya karena sibuk bekerja. Dia

termasuk keluarga berada. Dan dia adalah mahasiswa Universitas Indonesia. Ovie

adalah pasien rehabilitasi di RSKO dan dia sudah 2 minggu tinggal di sana

mengikuti program-program yang telah dilaksanakan oleh RSKO.7

5 Wawancara Pribadi dengan Karim (Pegawai Instalasi Diklit), Jakarta, 12 April 2010. 6 Wawancara Pribadi dengan Muhammad Faishal ( Pasien Rawat Inap), Jakarta, 24 Mei

2010. 7 Wawancara Pribadi dengan Ovie (Pasien Rehabilitasi), Jakarta, 24 Mei 2010.

Page 79: METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/614/1/92937... · Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan

69

B. Pelaksanaan Bimbingan Karir Dalam Meningkatkan Prestasi Kerja

Karyawan

1. Pembimbing

Secara akademis pembimbing harus memiliki wawasan ilmu pengetahuan

yang luas, serta mempunyai kemampuan dalam bidangnya dan dalam melayani

berbagai permasalahan dari staffnya sesuai dengan kondisi yang berkembang,

baik di Rumah Sakit maupun masyarakat.

Dengan demikian setiap pembimbing diupayakan memiliki kualifikasi

(strata) pendidikan yang memadai dan pengalaman yang luas. Jadi dari segi

professional setiap pembimbing mempunyai kompetensi yang seimbang antara

teoritik dan praktik.

Persyaratan formal (akademik) dalam bentuk teoritik dan kemampuan

praktik belumlah cukup, tetapi harus pula dilengkapi dengan persyaratan-

persyaratan yang lainnya seperti motivasi, kemampuan berempati, berkomunikasi

dengan baik, kemampuan berimprovisasi dan lain-lain.

Dan dalam hal ini pembimbing terutama di RSKO meliputi Direktur

Utama, Pimpinan-pimpinan Instalasi atau para trainer dari instansi-instansi

lainnya yang bekerjasama dengan RSKO dalam memberikan bimbingan karir

kepada karyawan. Dan yang dimaksud disini ialah para pimpinan Rumah Sakit

Ketergantungan Obat yang memberikan bimbingan karir kepada staff bawahannya

masing-masing. Adapun nama-nama pembimbing yang dimaksud disini ialah

Sofiyan Maulana, S.Sos ( Kepala Subag. Tata Usaha & Kepegawaian), dr. Vivi

Octavia Lubis (Kepala Instalasi Pendidikan dan Penelitian), dan dr. Carlamia

HL,SpKj (Kepala Instalasi Rehabilitasi).

Page 80: METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/614/1/92937... · Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan

70

2. Terbimbing

Ialah seseorang yang mendapatkan bimbingan, pengarahan dan pembinaan

untuk lebih meningkatkan prestasi kerjanya. Dan terbimbing ini masih

membutuhkan sekali pengarahan, pembinaan dan bimbingan dari pembimbing.

Dan dalam meningkatkan prestasi kerja karyawan tidak cukup dengan adanya

bimbingan karir saja baik berupa pendidikan, pelatihan dalam bentuk

keterampilan atau pembinaan skill saja, akan tetapi juga dengan pemenuhan

kebutuhan dan hak-hak karyawan juga dapat meningkatkan prestasi kerjanya.

Adapun terbimbing di sini ialah Karim ( Pegawai diklit), dan Marwan (Pegawai

Instalasi Rehabilitasi).

3. Tujuan Bimbingan

Adapun tujuan bimbingan yang ingin dicapai oleh pembimbing dalam

bimbingannya ialah :

a. Dari segi Pelayanan, yaitu untuk meningkatkan pelayanan kepada pasien;

b. Dari segi Profesi, yaitu untuk meningkatkan kinerja karyawan terutama

dokter, sehingga harus ada bimbingan berupa pendidikan berkelanjutan,

sehingga dokter dituntut untuk selalu menambah ilmu sesuai dengan

perkembangan zaman dan;

c. Dari segi Manajerial, yaitu untuk meningkatkan manajerial pelayanan

RSKO untuk mengembangkan Rumah Sakit terutama dari segi

pelayanannya.8

8 Wawancara pribadi dengan dr. Vivi Octavia Lubis (Kepala Instalasi Diklit), Jakarta, 12

April 2010.

Page 81: METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/614/1/92937... · Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan

71

4. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Tempat yang digunakan untuk melaksanakan bimbingan Karir ini ada 3

tempat yaitu :

a. Di Ruang Rapat Kerja masing-masing unit atau instalasi, di ruangan ini

biasanya secara berkala setiap satu bulan sekali melakukan bimbingan

secara kelompok yakni dalam hal pembinaan dan saling mengevaluasi

kinerja. Dan terkadang secara incidental jika ada hal-hal yang harus

dimusyawarahkan secara insidental.

b. Di Ruang Pertemuan Direktur, di ruangan ini dilakukan bimbingan secara

rutin seperti morning meeting setiap hari senin, rabu dan jum’at pukul

08.00-09.00 dipimpin oleh wakil dari seluruh wakil pejabat structural. Dan

pertemuan informal untuk seluruh karyawan “Mejeng” setiap hari selasa

pekan ketiga pukul 14.00-15.00 bersamaan dengan pembagian jasa

pelayanan. Dan juga rapat rutin pimpinan (pejabat structural eselon 2 dan

3 beserta seluruh ketua komite-komite dan Satuan Pemeriksaan Intern

(SPI) ) yang dilaksanakan setiap hari selasa pekan kedua pukul 10.00-

11.30 dengan menyiapkan bahan monitoring evaluasi dari setiap direktorat

dan komite-komite serta SPI.

c. Di Ruang Konferensi, di ruangan ini dilakukan bimbingan secara berkala

yang biasanya langsung dipimpin oleh Direktur Utama kepada tiap-tiap

pimpinan unit atau untuk kegiatan pendidikan dan pelatihan, training

motivation dan pelatihan-pelatihan lainnya.9

9 Wawancara Pribadi dengan Sofiyan Maulana, S.Sos (Ka.Sub.Bag. Tata Usaha dan Kepegawaian), Jakarta, 10 Maret 2010.

Page 82: METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/614/1/92937... · Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan

72

5. Tahapan Pelaksanaan Bimbingan Karir

Adapun tahapan pelaksanaan bimbingan karir sebagai berikut :

a. Penerimaan Pegawai

Penerimaan pegawai adalah proses mendapatkan tenaga-tenaga ahli dan

potensial yang berdaya guna sesuai dengan bidangya untuk ditempatkan sesuai

dengan kebutuhan BLU Rumah Sakit Ketergantungan Obat Jakarta. Proses ini

meliputi analisa kebutuhan, pencarian tenaga kerja, seleksi sampai penerimaan

pegawai baru.

Agar didapatkan pegawai non PNS yang sesuai harapan, tahapan tes yang

akan dilaksanakan adalah sebagai berikut :

1) Tes Kemampuan Akademik

2) Tes Psikologi

3) Tes Wawancara (Interview Test)

4) Tes Kesehatan

Dari tes-tes tersebut dapat dijadikan pertimbangan mengenai cocok atau

tidaknya seseorang menempati suatu posisi atau jabatan sesuai dengan yang

dibutuhkan oleh pihak RSKO.

Bagi peserta yang dinyatakan lulus, selanjutkan akan menandatangani

Surat Perjanjian Kontrak Kerja yang berlaku selama 1 tahun yang dapat

diperpanjang sesuai evaluasi pegawai yang bersangkutan.10

b. Orientasi Kerja

Tahapan orientasi kerja merupakan usaha pelatihan dengan memberikan

tugas khusus yang terprogram dalam waktu tertentu sehingga karyawan

10 Wawancara Pribadi dengan Sofiyan Maulana, S.Sos (Ka.Sub.Bag. Tata Usaha dan

Kepegawaian), Jakarta, 15 Maret 2010.

Page 83: METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/614/1/92937... · Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan

73

memperoleh gambaran umum tentang kegiatan organisasi dan upaya yang harus

dilaksanakan untuk pengembangan kemampuan dasarnya menjelang tugas yang

akan dipangkunya. Selanjutnya akan mendapatkan pengarahan atau bimbingan

BLU Rumah Sakit Ketergantugan Obat Jakarta kepada pegawai yang meliputi :

1) Orientasi Umum

Pengarahan atau bimbingan mengenai Visi, misi struktur organisasi, hak

dan kewajiban, peraturan BLU Rumah Sakit Ketergantungan Obat Jakarta,

lingkungan kantor serta gambaran umum pekerjaan tugas dan tanggung jawab

pekerjaan pegawai.

2) Orientasi Jabatan

Orientasi Jabatan adalah aktifitas pengenalan tugas dan pekerjaan dalam

dimensi vertikal antara atasan dan bawahan serta horizontal dengan rekan kerja

selevelnya. Dalam orientasi jabatan ini pula diperkenalkan hal-hal dan informasi

yang bersifat tekhnis dari tuntutan pekerjaan.11

3) Induction Training

Yaitu pelatihan dasar yang akan diberikan kepada para karyawan baru

mengenai napza. Dan seperti yang diutarakan oleh dr. Vivi “Karena rumah sakit

ini merupakan Rumah Sakit yang melayani pasien yang ketergantungan obat, oleh

karena itu para dokter, perawat atau karyawan lainnya harus mendapatkan training

tersebut”.12

11 Wawancara Pribadi dengan Sofiyan Maulana, S.Sos (Ka.Sub.Bag. Tata Usaha dan

Kepegawaian), Jakarta, 15 Maret 2010. 12 Wawancara Pribadi dengan dr. Vivi Octavia Lubis (Kepala Instalasi Diklit), Jakarta, 12

April 2010.

Page 84: METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/614/1/92937... · Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan

74

c. Pelatihan Pra tugas

Merupakan upaya untuk memonitor pengembangan potensi kerja dan

potensi karyawan yang bersangkutan untuk mengidentifikasikan pendidikan dan

pelatihan teknis yang dibutuhkan. Upaya ini perlu didukung dengan penilaian atau

evaluasi dan seleksi untuk menetapkan penempatan karyawan tersebut sesuai

dengan bakat dan minatnya.

d. Penetapan Pengembangan Potensi

Pada tahap ini para karyawan diarahkan atau dibimbing dan ditugaskan

dalam jabatan-jabatan yang memerlukan syarat kualifkasi teknis dan kemampuan

pengenalan kegiatan manajemen. Pada tahap ini para pegawai diarahkan untuk

memperoleh serangkaian pembekalan melalui pelatihan-pelatihan, baik teknis

operasional maupun manajerial. Dan di dalam pengembangan potensi ini,

karyawan harus mengikuti pendidikan berkelanjutan terlebih dahulu.

e. Penugasan Pemantapan Profesi

Pada tahap ini para pegawai diberikan tugas untuk :

1). Menduduki jabatan structural sesuai dengan kemampuannya guna

mendapatkan pengalaman di bidang manajerial agar meniti jenjang jabatan

yang lebih tinggi, atau

2). Sebagai pejabat fungsional, untuk dapat menerapkan dan mengembangkan

kemampuan sesuai bidang keahliannya.

f. Pematangan Profesi

Pada tahap ini para karyawan dievaluasi secara selektif dan ditugaskan

pada jabatan yang lebih tinggi dengan spesifikasi sebagai berikut :

1). Jabatan Struktural

Page 85: METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/614/1/92937... · Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan

75

Bagi PNS yang mempunyai kemampuan untuk mengarahkan dan

menetapkan kebijakan di bidang tugas masing-masing sejalan dengan misi

organisasi dan arah kebijakan pimpinan organisasi

2). Jabatan Fungsional

Untuk menduduki jabatan fungsional yang mempunyai tingkat

pengetahuan, kemampuan menalar dan teknis, menilai, memecahkan

masalah yang dihadapi secara ilmiah.

Evaluasi bagi pegawai non PNS dilaksanakan per-semesteer (6 bulan

sekali ) yaitu pada bulan Juni dan Desember. Penilaiaan dilaksankan oleh atasan

langsung pegawai tersebut melalui pengisian Form Penilaian Tenaga Honor

dengan masa kontrak.

Jika penilaian selama 6 bulan pertama menunjukan kinerja yang rendah,

maka pegawai non PNS tersebut diberikan masa percobaan selama 3 bulan. Bila

setelah 3 bulan kinerjanya belum membaik secara signifikan, maka diberikan

masa percobaan kembali selama 3 bulan dengan Kasubbag TU & Kepegawaian

langsung sebagai penilainya. Bila sampai berakhir masa kontrak dan kinerjanya

masih rendah, maka tidak dilaksanakan perpanjangan kontrak bagi yang

bersangkutan. Sedangkan evaluasi bagi PNS ialah setahun sekali, penilaiaan

dinilai langsung oleh atasan langsung lalu dinilai lagi oleh pejabat penilai sesuai

dengan satuan unit masing-masing melalui Daftar Penilaian Pekerjaan Pegawai

(DP3).13

13 Wawancara Pribadi dengan Sofiyan Maulana, S.Sos (Ka.Sub.Bag. Tata Usaha dan

Kepegawaian), Jakarta, 15 Maret 2010.

Page 86: METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/614/1/92937... · Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan

76

C. Metode Bimbingan Karir Dalam Meningkatkan Prestasi Kerja Karyawan

Metode berasal dari Bahasa Yunani “Methodos’’ yang berarti cara atau

jalan yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode

menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi

sasaran ilmu yang bersangkutan. Fungsi metode berarti sebagai alat untuk

mencapai tujuan. Dan dalam hal ini bimbingan dibagi dalam tiga hal yaitu :

1. Bimbingan Rutin

Bimbingan secara rutin yang dilakukan di RSKO seperti bimbingan yang

diberikan kepada masing-masing pimpinan unit kepada staffnya, dan biasanya

terhadap karyawan baru yang masih membutuhkan bimbingan secara rutin. Dan

juga bimbingan secara rutin yang dipimpin oleh Direktur Utama kepada Seluruh

karyawan RSKO. Dan menurut Sofiyan Maulana (Ka.Sub.Bag TU &

Kepegawaian) di dalam wawancara beliau menambahkan “karena di sini sifatnya

pelayanan, maka minimal diberikan kepada masing-masing pimpinan unit”.14

Adapun metode yang digunakan pada bimbingan rutin ialah :

a. Metode Individual, yaitu bimbingan yang dilakukan antara pimpinan unit

dengan seorang stafnya untuk memberikan arahan-arahan dalam

pekerjaan.

b. Metode Kelompok, yaitu bimbingan yang dilakukan secara bersama-sama,

dan dalam hal ini morning meeting yang diberikan oleh Direktur Utama

kepada seluruh karyawannya. Dan biasanya dilakukan dengan teknik

persuasive yaitu berupa dorongan-dorongan yang positif, bersifat santai,

14 Wawancara Pribadi dengan Sofiyan Maulana, S.Sos (Ka.Sub.Bag. Tata Usaha dan

Kepegawaian), Jakarta, 8 Februari 2010.

Page 87: METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/614/1/92937... · Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan

77

dan hiburan yang mendidik, sehingga staf termotivasi untuk melakukan

pesan atau nasehat pembimbing dengan senang hati.15

2. Bimbingan Berkala

Di dalam pemaparan Sofiyan Maulana (Ka.Sub.Bag TU & Kepegawaian),

beliau mengatakan :

“Dalam bimbingan berkala, biasanya diadakan setiap sebulan sekali yang diadakan oleh masing-masing pimpinan unit kepada bawahanya untuk saling mengevaluasi kinerja dan pembinaan karir dari pimpinan unit. Selain itu bimbingan yang diberikan oleh Direktur Utama kepada seluruh pimpinan unit juga dilakukan secara berkala untuk mendapatkan pengarahan dari manajemen dalam arti disini ialah Direksi.16 Begitupun dengan Pendidikan dan pelatihan yang dilakukan di RSKO dilaksanakan secara berkala yang sudah diatur dalam rancangan kegiatan RSKO”. 17

Adapun dalam bimbingan berkala metode yang digunakan adalah :

a. Metode diskusi, merupakan suatu metode bimbingan yang bercirikan oleh

suatu keterikatan pada suatu topik atau pokok pertanyaan atau problem. Di

mana para anggota diskusi dengan jujur berusaha mencapai atau

memperoleh suatu keputusan atau pendapat yang disepakati bersama.

Dalam metode diskusi pembimbing dapat membimbing karyawan untuk

hidup dalam suasana yang penuh tanggung jawab, setiap orang yang

berbicara atau mengemukakan pendapat harus berdasarkan prinsip-prinsip

tertentu yang dapat dipertanggungjawabkan. Jadi bukan omong kosong,

juga bukan untuk menghasut atau mengacau suasana. Menghormati

pendapat orang lain, menerima pendapat yang benar dan menolak

15 Wawancara Pribadi dengan Sofiyan Maulana, S.Sos (Ka.Sub.Bag. Tata Usaha dan

Kepegawaian), Jakarta, 10 Maret 2010. 16 Wawancara Pribadi dengan Sofiyan Maulana, S.Sos (Ka.Sub.Bag. Tata Usaha dan

Kepegawaian), Jakarta, 8 Februari 2010. 17 Wawancara Pribadi dengan Sofiyan Maulana, S.Sos (Ka.Sub.Bag. Tata Usaha dan

Kepegawaian), Jakarta, 10 Maret 2010.

Page 88: METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/614/1/92937... · Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan

78

pendapat yang salah adalah ciri dari metode yang dapat digunakan untuk

mendidik karyawan berjiwa demokrasi dan melatih kemampuan berbicara

dan berkomunikasi. Dan hal ini digunakan dalam pertemuan informal

untuk seluruh karyawan yang diadakan setiap satu bulan sekali yang

dikenal “mejeng”. Dan di sinilah setiap perwakilan instalasi dapat

mengemukakan segala permasalahan yang ada di masing-masing instalasi.

b. Metode Bimbingan kelompok ialah teknik bimbingan yang digunakan

melalui kegiatan bersama. Seperti kegiatan diskusi, ceramah, seminar,

pelatihan dan sebagainya. 18

3. Bimbingan secara Insidental

Bimbingan secara insidental ini dilakukan ketika adanya suatu

permasalahan yang dialami oleh karyawan, sehingga membutuhkan bimbingan

dari pimpinan. Dan permasalahan yang sering terjadi pada karyawan RSKO

seperti :

a. Perasaan jenuh dan bosan dalam bekerja.19

b. Beban kerja yang terlalu berat.20

c. Tidak memahami mengenai tugas yang diberikan oleh pimpinan.21

d. Keluhan karena penaikan pangkat yang tertunda.22

18 Wawancara Pribadi dengan dr. Vivi Octavia Lubis (Kepala Instalasi Diklit), Jakarta, 12

April 2010. 19 Wawancara Pribadi dengan dr. Carlamia HL, SpKj (Kepala Instalasi Rehabilitasi),

Jakarta, 6 April 2010. 20 Wawancara Pribadi dengan Karim (Pegawai Instalasi Diklit), Jakarta, 12 April 2010. 21 Wawancara Pribadi dengan Sri Utami (Pegawai/perawat di Instalasi Rawat Jalan),

Jakarta, 6 April 2010. 22 Wawancara Pribadi dengan Syarifuddin, S.Sos, (Pegawai Instalasi Diklit), Jakarta, 8

Februari 2010.

Page 89: METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/614/1/92937... · Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan

79

Dan adapun metode yang digunakan pada bimbingan insidental ialah :

1) Metode Individual

Menurut dr. Vivi “Dalam metode ini biasanya dilakukan pada setiap

permasalahan-permasalahan kecil yang tidak berdampak besar pada rumah sakit,

sehingga masih dapat ditangani oleh masing-masing pimpinan unit”.23 Dan

metode individual ini dapat dilakukan dengan dua teknik yaitu :

a. Non direktif

Teknik ini pertama kali dikembangkan oleh Carl Rogers yang dikenal

dengan “Clien Centered Counseling” dan pada teknik ini yang menjadi

pusat ialah terbimbing. Pembimbing hanya membantu memberikan

dorongan dalam memecahkan masalah klien, dan keputusan terletak pada

terbimbing. Dan dalam teknik ini mengaktifkan diri terbimbing dalam

mengungkapkan dan memecahkan masalah dirinya, serta tugas

pembimbing berupaya mendorong tumbuhnya tanggung jawab pada diri

karyawan.

b. Teknik direktif

Adalah salah satu teknik yang diberikan dan digunakan bagi karyawan

yang mengalami kesulitan dalam memahami dan memecahkannya. Maka

pengarahan yang diberikan pembimbing ialah memberikan secara

langsung jawaban-jawaban terhadap faktor-faktor yang dianggap menjadi

penyebab timbulnya masalah pada diri terbimbing. Namun selanjutnya,

pembimbing membantu mengarahkan karyawan kepada kemungkinan atau

23 Wawancara Pribadi dengan dr. Vivi Octavia Lubis (Kepala Instalasi Diklit), Jakarta, 12

April 2010.

Page 90: METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/614/1/92937... · Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan

80

peluang-peluang yang bisa bermanfaat sesuai dengan kemampuan yang

dimilikinya.

2) Metode Kelompok

dr. Vivi juga memaparkan mengenai metode kelompok dalam bimbingan

secara incidental, menurutnya :

“Metode ini digunakan jika permasalahan yang dialami oleh karyawan merupakan permasalahan yang besar sehingga berdampak besar bagi rumah sakit. Oleh karena itu hal ini sudah tidak dapat lagi diselesaikan oleh pimpinan unit saja akan tetapi harus dengan forum diskusi yang dilakukan oleh pimpinan-pimpinan RSKO untuk memecahkan permasalahannya. Oleh karena itu perlu dibuat suatu team dalam menyelesaikan permasalahan tersebut dan juga penanggung jawabnya”.24

D. Tanggapan Pasien Penyalahgunaan Napza di RSKO Terhadap Prestasi

Kerja Karyawan dalam Memberikan Pelayanan di RSKO Jakarta

Ketika ingin mengetahui apakah pelaksanaan bimbingan karier dalam

meningkatkan prestasi kerja karyawan di RSKO ini sudah termasuk baik atau

tidak, maka kita perlu melihat atau menanyakan kepada pasien yang mendapatkan

pelayanan dari para dokter dan perawat di RSKO Jakarta. Dan hal ini dapat

dijadikan tolak ukur mengenai keberhasilan bimbingan karir yang diberikan

kepada karyawan di RSKO. Dan berikut tanggapan dari salah satu pasien

Rehabilitasi di RSKO yang bernama Ovi, di dalam pemaparannya ia mengatakan

bahwa :

“Pelayanan di RSKO cukup bagus karena kegiatan yang dilaksanakan di sini terutama di Rehabilitasi cukup mengasyikan. Karena saya dapat menyalurkan bakat saya sebagai pemain musik. Dalam kegiatan seni saya di dalam Band sebagai Bass. Di situ saya meluapkan semua emosi dan kepenatan dalam musik. Para dokter dan perawat di sini juga ramah-ramah, seperti setiap dua kali dalam seminggu saya harus konsultasi kepada psikiater. Dari situ saya merasa nyaman

24 Wawancara Pribadi dengan dr. Vivi Octavia Lubis (Kepala Instalasi Diklit), Jakarta, 12 April 2010.

Page 91: METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/614/1/92937... · Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan

81

kepada ketika di rumah saya tidak punya tempat untuk mencurahkan segala masalah atau unek-unek”.25

Mengambil dari satu pendapat saja, maka rasanya kurang lengkap, dan

berikut pemaparan dari salah satu pasien rawat inap di RSKO yang sedang

menjalani detoksifikasi :

“pelayanan yang dilakukan di sini sudah cukup bagus, karena rumah sakit ini merupakan rumah sakit pemerintah yang bergerak di bidang Napza. Dan di sini juga pelayanan komplit, segala sesuatu yang berhubungan dengan efek samping dari narkoba ada semua seperti poli gigi, poli penyakit dalam, poly napza, poli jiwa dan ada rehabilitasinya juga. Dan tidak terlalu bising tempatnya, dan biayanya juga termasuk murah”.26 Melihat dari dua pendapat tersebut maka dapat dikatakan pelaksanaan

layanan bimbingan karir dalam meningkatkan prestasi kerja karyawan sudah

cukup bagus dengan metode-metode yang digunakan oleh RSKO, akan tetapi

masih perlu untuk ditingkatkan supaya RSKO dapat mencapai tingkat nasional

bahkan internasional.

25 Wawancara Pribadi dengan Ovi (Pasien Rehabilitasi), Jakarta, 24 Mei 2010. 26 Wawancara Pribadi dengan Muhammad Faishal (Pasien Rawat inap), Jakarta, 24 Mei

2010.

Page 92: METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/614/1/92937... · Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian skripsi yang berjudul metode bimbingan karir dalam

meningkatkan prestasi kerja karyawan di Rumah Sakit Ketergantungan Obat

(RSKO) Jakarta, akhirnya dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Pelaksanaan bimbingan karir dalam meningkatkan prestasi kerja

karyawan Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO) Jakarta,

merupakan bimbingan yang diberikan oleh Direktur Utama dan masing-

masing pimpinan instalasi kepada stafnya. Dan bimbingan yang

terlaksana di RSKO seperti dilaksanakannya morning meeting secara

rutin, pertemuan informal untuk seluruh karyawan, pendidikan-

pendidikan seperti pendidikan berjenjang ataupun berupa seminar-

seminar dan juga pelatihan-pelatihan seperti induction training,

motivation training dan sebagainya seperti yang telah dituliskan dalam

rencana kegiatan RSKO sesuai dengan waktu yang sudah ditetapkan.

Dan tempat yang digunakan dalam bimbingan karir ini ada tiga tempat,

yaitu di ruang rapat kerja masing-masing unit kerja atau instalasi, di

ruang pertemuan direktur dan di ruang konferensi. Dengan tujuan untuk

meningkatkan pelayanan kepada pasien dan mengembangkan Rumah

Sakit Ketergantungan Obat. Bimbingan karir ini melalui beberapa

tahapan yaitu mulai dari penerimaan pegawai, orientasi kerja, pelatihan

pra-tugas, penetapan pengembangan potensi, penugasan pemantapan

profesi dan pematangan profesi.

82

Page 93: METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/614/1/92937... · Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan

83

2. Metode yang digunakan dalam bimbingan karir ini ialah dengan

menggunakan metode individual dan kelompok yang dapat digunakan

dalam bimbingan secara rutin. Adapun bimbingan berkala menggunakan

metode diskusi dan bimbingan kelompok. Sedangkan bimbingan secara

incidental dengan metode individual dengan menggunakan teknik secara

direktif dan non direktif dan juga metode kelompok.

3. Tanggapan dari pasien mengenai kualitas pelayanan dari kinerja para

dokter dan perawat di sana dapat dikatakan baik dan perlu ditingkatkan

kembali untuk dapat mencapai taraf nasional bahkan internasional yaitu

dengan adanya RSKO di berbagai daerah.

B. Saran

Dari pemahaman yang penulis dapatkan, mengenai bimbingan karir dalam

meningkatkan prestasi kerja karyawan di Rumah Sakit Ketergantungan Obat

Jakarta, maka penulis memberikan saran sebagai berikut :

1. Direktur Utama dapat menambah sumber daya manusia di masing-

masing instalasi sehingga beban kerja yang dihadapi karyawan tidak

terlalu memberatkan.

2. Masing-masing pimpinan instalasi dapat memberikan bimbingan

secara rutin kepada stafnya.

3. Lebih mendisiplinkan karyawan seperti dokter atau perawat yang

mengikuti pendidikan di luar, sehingga tidak mengabaikan tugasnya

dalam hal pelayanan kepada pasien.

4. Kepada karyawan hendaknya selalu aktif dalam mengikuti bimbingan

secara rutin yang diadakan di RSKO.

Page 94: METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/614/1/92937... · Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan

84

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, H.M. Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama, (Jakarta:

Balai Pustaka, 1984). Cet. Ke-1.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. (Jakarta:

Rineka Cipta, 1996).

As’ad, Moh. Psikolgi Industri. (Yogyakarta : Lembaga Manajemen AMP, 1980).

Barry-al, M. Dahlan. Kamus Ilmiah Populer. ( Surabaya : ARKOLA, 1994).

Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi ke. 3, (Jakarta : Balai Pustaka,

2002).

Hana, Attia Mahmoud. Bimbingan Pendidikan dan Pekerjaan I. (Jakarta : Bulan

Bintang, 1978).

__________________. Bimbingan Pendidikan dan Pekerjaan II. (Jakarta : Bulan

Bintang, 1978).

Handoko, Hani. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. (Yogyakarta

: BPFE, 2001).

Hattari. Ke Arah Pengertian Bimbingan Karier dengan Pendekatan

Developmental. (Jakarta : BP3K, 1983).

Luthfi, M. Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling) Islam. (Jakarta :

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2008).

Mangkunegara, A. Anwar Prabu. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan.

(Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2007).

Marbun, BN. Kamus Manajemen. (Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, 2005).

Page 95: METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/614/1/92937... · Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan

85

Modul TOT Pelatihan Bagi Pelatih Sertifikasi Keahlian Dasar Jabatan

Fungsional Penyuluh Sosial. (Jakarta : Pusat Penyuluhan Sosial

Departemen Sosial RI, 2009).

Mursi, Abdul Hamid. SDM yang Produktif Pendekatan Al-Qur’an & Sains

(Jakarta : Gema Insani Press, 1997).

Nasuhi, Ahmad dkk. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, (Ciputat : CEQDA,

2007).

Natsir, Nanat Fatah. Etos Kerja Wirausahawan Muslim. (Bandung : Gunung Djati

Press, 1999).

Notoatmodjo, Soekidjo. Pengembangan Sumber Daya Manusia. (Jakarta : PT.

Rineka Cipta, 1998) . Cet. Ke-2.

Poerwandari, E. Kristi. Pendekatan Kualitatif Dalam Penelitian Psikologi.

(Jakarta : Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan

Psikologi, LPSP3 UI, 1983).

Poerwandarminta, W.J.S. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Kamus

Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta : Balai Pustaka, 1995). Cet. Ke-2.

Rao, T.V. Penilaian Prestasi kerja : Teori dan Praktik (terjemahan : Mulyana).

(Jakarta : Btnaman Pressindo, 1986).

Ruky, Ahmad. Sistem Manajemen Kinerja. (Jakarta : PT.Gramedia Pustaka

Utama, 2006).

Shaleh, Abdul Rahman dan Yunita Faela Nisa. Psikologi Industri dan Organisasi.

(Jakarta : UIN Jakarta Press, 2006).

Sukardi, Dewa Ketut. Tes Dalam Konseling Karir. (Surabaya : Usaha Nasional,

1994).

Page 96: METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/614/1/92937... · Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan

86

Umar dan Sartono. Bimbingan dan Penyuluhan. (Bandung : Pustaka Cipta, 1998).

Cet. Ke-2.

Yusuf, Syamsu L.N dan A. Juntika Nurihsan. Landasan bimbingan dan konseling.

(Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 2006).

Page 97: METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/614/1/92937... · Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan

DAFTAR WAWANCARA

Nama : Muhammad Faishal

Hari/Tanggal Wawancara : Senin, 24 Mei 2010

Pukul : 10.00 WIB

Interviewer : Khairunnisa

Tanya : Bagaimana pelayanan yang diberikan di RSKO menurut anda ?

Jawab : menurut saya pelayanan yang dilakukan oleh RSKO sudah cukup bagus, karena

RSKO merupakan salah satu rumah sakit pemerintah yang bergerak dibidang

pelayanan Napza. Karena di sini komplit segala sesuatunya ada yang

berhubungan dengan efek samping dari narkoba ada semua seperti poli gigi,

poli penyakit dalam, poli napza, poli jiwa dan ada rehabilitasinya juga.

Tanya : Apa saja yang anda dapatkan di sini ?

Jawab : mendapatkan pelayanan khusunya detoks, karena saya di sini baru 4 hari dan

baru dapat tahap detoks. Awalnya saya ga’ mau dibawa ke tempat-tempat

rehabilitasi narkoba, karena saya takut. Saya kira seram seperti di tasik. Yahh

namanya detoks pastinya sakit, tapi ini resiko kalo mau sembuh.

Tanya : Bagaimana kinerja para dokter di RSKO ?

Jawab : menurut saya bagus, dokternya ramah-ramah, kadang suka ngajak bercanda.

Tanya : Adakah dampak positif yang terjadi pada diri anda setelah mendapatkan

pelayanan di sini ?

Jawab : ada, saya sudah agak enakan. Dan yang dikasih nasihat bukan Cuma saya aja

tapi keluarga saya juga. Jadinya klop aja. Makanya saya nyaman.

Page 98: METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/614/1/92937... · Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan

Tanya : Adakah saran yang ingin disampaikan kepada RSKO ?

Jawab : mmm, kalo bisa lokasinya jangan di Jakarta tapi daerah pedesaan yang masih

asri bebas polusi, jangan dekat pasar.

(Muhammad Faishal)

Page 99: METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/614/1/92937... · Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan

DAFTAR WAWANCARA

Nama : Ovi

Hari/Tanggal Wawancara : Senin, 24 Mei 2010

Pukul : 11.00 WIB

Interviewer : Khairunnisa

Tanya : Bagaimana pelayanan yang diberikan di RSKO menurut anda ?

Jawab : menurut saya pelayanan di RSKO bagus, karena kegiatan yang dilaksanakan di

sini terutama di Rehabiitasi cukup mengasyikan. Karena saya dapat

menyalurkan bakat saya sebagai pemain musik. Dalam kegiatan seni saya di

dalam band sebagai bass. Di situ saya meluapkan semua emosi dan kepenatan

dalam musik. Karena siapa yang mau tinggal di tempat rehabilitasi, yang orang-

orangnya pada ga’ bener semua. Oleh karena itu saya bertekad banget untuk

sembuh, saya berjanji tidak akan mengkonsumsi lagi.

Tanya : Apa saja yang anda dapatkan di sini ?

Jawab : saya mendapatkan bimbingan, layanan konsultasi setiap dua kali seminggu

dengan psikiater dr. Carla, kadang kalo konsultasi saya luapkan aja kepenatan

saya. Lalu diberikan motivasi deh sama dokter, saya juga ikut kegiatan seni,

kadang bermain peran sama pak syarif. Seru juga sih.

Tanya : Bagaimana kinerja para dokter di RSKO ?

Jawab : dokter dan psikiater di sini ramah semua, seperti yang saya bilang tadi ketika

mengikuti konsultasi saya merasa nyaman, karena ketika di rumah saya ga’

punya tempat untuk mencurahkan segala masalah saya.

Page 100: METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/614/1/92937... · Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan

Tanya : Adakah dampak positif yang terjadi pada diri anda setelah mendapatkan

pelayanan di sini ?

Jawab : oh pasti, selama di sini saya jadi sadar mba, saya bodoh banget bisa ikut-ikutan

teman-teman saya. Dan saya juga tidak bisa menyalahkan ortu saya, karena

memang dari diri saya juga yang harus bisa mandiri. Makanya selepas keluar

dari sini saya akan menjaga diri.

Tanya : Adakah saran yang ingin disampaikan kepada RSKO ?

Jawab : mungkin suasana penghijauannya harus ditambahkan yah, banyakin pohon-

pohonan. Yah kaya buat taman di dalam ruangan. Karena saya suka banget mba

menanam pohon, jadi kalo lihat ruangan yang jarang pepohonan kayanya

gimana gitu.

( Ovie )

Page 101: METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/614/1/92937... · Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan

DAFTAR WAWANCARA

Nama : Sofiyan Maulana, S.Sos.

Hari/Tanggal Wawancara : Rabu, 10 Maret 2010

Pukul : 10.30 WIB

Interviewer : Khairunnisa

Tanya : Bagaimana dengan Pembinaan atau bimbingan karir yang diberikan di

RSKO ini ?

Jawab : Kita disini pembinaan karir diukur dari jenjang, tugas, tanggung jawab

dan penempatan. Karena masing-masing unit kerja selalu mengusulkan,

kalau itu sesuai dengan anggaran nanti akan diusulkan melalui rencana

program kegiatan.

Tanya : Bagaimana bentuk bimbingan secara berkala yang diberikan di RSKO ?

Jawab : Kalau berkala itu masing-masing pimpinan unit mengadakan kegiatan

pertemuan setiap satu bulan sekali dalam hal pembinaan dan saling

evaluasi kinerja. Dan juga setiap satu tahun sekali ada penilaiaan kinerja

dengan bentuk DP3 yang dinilai langsung oleh masing-masing atasan

dan dinilai lagi oleh atasan pejabat penilai sesuai dengan struktur

organisasi masing-masing.

Tanya : Dan bagaimana dengan bimbingan secara incidental, misalnya dalam hal

adanya suatu permasalahan yang dialami oleh karyawan, lantas siapa

yang memberikan bimbingan atau membantu dalam menyelesaikan

permasalahan ?

Page 102: METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/614/1/92937... · Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan

Jawab : Atasan langsung, karena kita disini menyangkut hak dan kewajiban

sebagaimana diatur oleh Peraturan Pemerintah No. 30 mengenai disiplin

pegawai antara hak dan kewajiban. Kalau mengenai hak bagi PNS kan

berhak menerima gaji, mendapatkan cuti. Cuti juga ada beberapa jenis

sementara kewajibannya memenuhi tugas. Misalnya hak sudah dipenuhi

akan tetapi kewajiban tidak, nah,,, tentu akan kita beri pembinaan. Dan

pembinaan itu tentu ada misalnya dengan pemberian sanksi, dan sanksi

itu ada tiga jenis, sanksi administratif seperti teguran lisan atau tertulis.

Ada juga misalnya dilihat dari kualifikasi tingkat kesalahannya. Jadi itu

tadi ada ringan, sedang atau berat. Kalau berat itu dengan

pemberhentian, ada yang secara hormat maupun tidak hormat.

Tanya : Dan bagaimana dengan bimbingan karir secara rutin misalnya briefing

morning ?

Jawab : Kalau disini disebut dengan morning meeting setiap hari senin, rabu dan

jum’at jam 08.00-09.00 yang dipimpin oleh wakil dari seluruh wakil

pejabat structural, dan adapula pertemuan informal untuk seluruh

karyawan istilahnya “mejeng” yang dilaksanakan setiap hari selasa

pekan ke-3 jam 14.00-15.00 bersamaan dengan pembagian jasa

pelayanan. Dan juga rapat rutin pimpinan (pejabat struktural eselon 2 &

3 beserta seluruh ketua komite-komite dan satuan pemeriksaan intern

yang dilaksanakan setiap hari selasa pekan ke-2 jam 10.00-11.30 dengan

menyiapkan bahan monitoring evaluasi dari setiap direktorat dan komite-

komite serta satuan pemeriksaan intern (SPI).

Tanya : Metode apa yang digunakan apakah secara kelompok atau individual ?

Page 103: METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/614/1/92937... · Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan

Jawab : Secara kelompok

Tanya : Masalah apa yang sering terjadi pada karyawan RSKO ?

Jawab : Memang selama ini kita mengidentifikasi masalah, jadi permasalahan

kebanyakan di pelayanan, misalnya para dokter yang artinya disini tidak

optimal melakukan fungsi pelayanan, oleh karena sedang melakukan

pendidikan. Akan tetapi kan harus diatur dalam artian kita lihat disini

dalam rangka tugas belajar atau izin belajar. Kalo tugas belajar itu

Instansi mengirim dokter yang bersangkutan melanjutkan pendidikannya

terutama karena disini diutamakan dokter spesialis. Dan kalau izin

belajar harus sesuai peraturan tidak boleh tinggalin tugas. Kita lihat bagi

PNS yang ingin melanjutkan pendidikannya dan diberikan izin

pimpinannya itu kan harus sesuai dengan peraturan.

Tanya : Bagaimana dengan status pegawai di sini, apakah keseluruhannya adalah

PNS ?

Jawab : Di sini status pegawai ada PNS, CPNS dan Non-PNS termasuk tenaga

kontrak. Seluruhnya pegawai ada 315 orang. Dan di sini ada jabatan

structural atau fungsional

Tanya : Apa lagi upaya RSKO dalam meningkatkan prestasi kerja karyawan

selain bimbingan karir ?

Jawab : Membangun suatu motivasi ini pun sudah dilakukan oleh RSKO.

Pimpinan sudah berupaya untuk memberikan motivasi baik dengan

pendekatan system atau memberikan penyegaran atau mendatangkan

motivator dan itupun sudah dilakukan. Disini juga sudah menggunakan

system absensi sebagai alat untuk memberikan reward / punishment

Page 104: METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/614/1/92937... · Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan

karena disamping alat untuk menentukan kinerja pegawai juga tingkat

kehadiran belum mengarah kepada beban kerja.

( Sofiyan Maulana, S.Sos.)

Page 105: METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/614/1/92937... · Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan

DAFTAR WAWANCARA

Nama : dr. Carlamia HL, SpKj & Marwan,

Hari/Tanggal Wawancara : Selasa, 6 April 2010

Pukul : 12.00 WIB

Interviewer : Khairunnisa

Interviewer : Bagaimana bentuk bimbingan karir yang dokter berikan

kepada staf dokter ?

dr. Carla : Sebenanya kalau bimbingan karir saya baru 2 bulan

menjabat sebagai kepala instalasi, dan menurut saya

memang bahwa untuk perawat tidak harus seperti ini yang

statis tapi perlu adanya peningkatan karir. Karena lama

kelamaan dalam kondisi seperti ini kita nanti suatu saat

akan mengalami kebosanan. Seperti saya juga dokter umum

lama kelamaan bosan padahal uang banyak, yaaaa itu

namanya teori kebanjiran. Dapat uang, dapat uang, dapat

uang akan tetapi kosong. Apa yang kosong ? kita punya

ilmu segitu-gitu aja. Begitupun perawat suatu saat akan

bosan. Karena dihadapkan oleh pekerjaan yang begitu terus.

Jadi uang bukan hanya target kita, tapi kita ingin lebih dari

itu walaupun itu cape dan ada hal yang harus kita

korbankan. Kalau kuliah kan otomatis penghasilan

Page 106: METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/614/1/92937... · Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan

berkurang, akan tetapi kepuasaan untuk kuliah itu berbeda

dengan kepuasaan kita untuk dapat uang.

Interviewer : Dan dari dokter sendiri dalam memberikan bimbingan

kepada pegawai seperti apa ?

dr. Carla : Sebetulnya kalo menurut saya secara khusus tidak, tetapi

kadang-kadang kita merasa dekat dengan yang lainnya.

Kalau mereka mau sekolah, ya sekolah dan mungkin juga

tidak selamanya dengan sekolah bisa dengan jalur-jalur

pendidikan secara cepat seperti pelatihan-pelatihan itu salah

satu bentuk untuk peningkatan karir. Dan itu juga memberi

kesempatan dan tantangan juga suatu bentuk untuk

peningkatan karir. Misalnya kita semua tidak punya latar

belakang napza tapi karena sering ikut pelatihan, teman-

teman juga jadinya punya sesuatu yang beda seperti

perawat yang jadinya spesialisasinya di napza. Saya juga

jadi psikiater yang spesialisasnya di napza.

Interviewer : Adakah hambatan-hambatan yang dialami dalam

melaksanakan tugas ?

Bpk. Marwan : Hambatan sih ada saja, akan tetapi sampai sekarang masih

bisa ditangani. Dan saya bersyukur tahun 2006-2008 saya

disekolahkan yang belakangan juga dapat pelatihan-

pelatihan dan sekarang pun teman-temen kita ada dua orang

yang sekolah cuma yang sekolah ini harus bergantian tidak

boleh bareng-bareng.

Page 107: METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/614/1/92937... · Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan

Interviewer : Bagaimana upaya dalam menyelesaikan hambatan atau

permasalahan yang terjadi ?

dr. Carla : Yah kalau dalam hal bosan, untuk itu saya rasa perlu

berefreshing atau menggunakan cutinya. Karena bukan

hanya di Rumah Sakit, dimanapun kita bekerja juga pasti

ada rasa jenuh atau bosan. Seperti pak marwan yang

dibiayai oleh RSKO mengambil keperawatan dan memang

tidak boleh jauh dari keperawatan yang ada hubungan

dengan napza juga. Ga mungkin dari keperawatan ambil

ekonomi gak akan naik. Mungkin untuk pengetahuan punya

tetapi untuk jenjang karir tidak bisa karena harus perawat.

Lain halnya kalau pada jabatan structural.

Interviewer : Apa saja bentuk pelayanan yang ada di Rehabilitasi ini ?

dr. Carla : Pelayanan disini banyak, jadi bagi kita itu suatu tim yang

dibentuk bareng-bareng disitu ada pekerja sosial, perawat,

dokter umum ada psikiater ada kerjasama dengan dokter-

dokter lain ada konselor, dan apa yang dibutuhkan itu yang

kita lakukan.

Interviewer : Bagaimana menurut bapak mengenai bimbingan karir atau

peningkatan karir yang ada di RSKO ini ?

Bpk. Marwan : Kalau peningkatan karir disini bagus, karena karyawannya

juga tidak terlalu banyak jadi kalau mau sekolah yah

ngantrinya tidak terlalu panjang. Tapi ya itu tergantung dari

diri kita, kalau kita sekolah otomatis penghasilan berkurang

Page 108: METODE BIMBINGAN KARIER DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/614/1/92937... · Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan

yang ada adalah pengeluaran-pengeluaran itu kondisi yang

ada.

( dr. Carlamia HL, SpKj ) ( Marwan, )