Metlit Fix Pek

download Metlit Fix Pek

of 14

Transcript of Metlit Fix Pek

  • 7/31/2019 Metlit Fix Pek

    1/14

    STUDI AMBANG BATAS KAWASAN HILIR SUNGAI BRANTAS

    TERHADAP PENGGUNAAN LAHAN DI SEKITARNYA

    Disusun oleh :

    Andrea Yuandiney 3609100002

    Novia Deastriani 3609100006

    Wika Eka S. 3609100016

    Sekar Ayu A. 3609100017

    Dwi Puspita Y. 3609100045

    Kleofine Widya 3609100068

    PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH KOTA

    FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

    INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

    S U R A B A Y A

    2012

    1

  • 7/31/2019 Metlit Fix Pek

    2/14

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Daerah Aliran Sungai (DAS) didefinisikan sebagai suatu wilayah daratan

    yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang

    berfungsi menampung, menyimpan dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan

    ke danau atau ke laut secara alami, dengan batas di darat sebagai pemisah topografis

    dan batas di laut yang masih terpengaruh aktivitas daratan (UU No 7 tahun 2004

    tentang Sumberdaya Air). Selain itu pengaruhnya terhadap kondisi air sungai sangat

    besar karena semua hasil kegiatan yang ada di atasnya akan terbawa hujan dan

    mempengaruhi sungai secara langsung. (Subekti, Rahayu, dkk; 2009).

    Menurut Alamendah (2010), Indonesia memiliki sedikitnya 5.590 sungai

    utama dan 65.017 anak sungai. Dari 5.500 sungai utama panjang totalnya mencapai

    94.573 km dengan luas Daerah Aliran Sungai (DAS) mencapai 1.512.466 km2. Saat

    ini Daerah Aliran Sungai di Indonesia mengalami kerusakan sebagai akibat dari dari

    perubahan tata guna lahan, pertambahan jumlah penduduk serta kurangnya kesadaran

    penduduk sekitar akan pentingnya menjaga kualitas air yang mendukung kehidupan

    penduduk di sekitar DAS. Bahkan, 60% pencemaran sungai disumbangkan limbah

    domestik, seperti sanitasi, sampah, dan detergen. Pembuangan limbah industri

    menyumbangkan 30%, sedangkan 10% disumbangkan limbah pertanian dan

    peternakan.Salah satunya adalah DAS Brantas Jawa Timur. (http://metrotvnews.com)

    Sungai Brantas bermuara di Kota Batu kemudian mengalir melalui Malang,

    Blitar, Tulungagung, Kediri, Jombang, Mojokerto dan DAS Brantas sudah

    dimanfaatkan sejak tahun 760 M sebagai sumber pengairan sawah oleh Kerajaan

    Kanjuruhan (Tanudirdjo, 1997). Meski memiliki fungsinya sangat besar bagi

    2

    http://metrotvnews.com/read/news/2011/10/14/68080/Kualitas-Air-Anak-Sungai-Brantas-Buruk%20diakses%2016%20Maret%202012http://metrotvnews.com/read/news/2011/10/14/68080/Kualitas-Air-Anak-Sungai-Brantas-Buruk%20diakses%2016%20Maret%202012
  • 7/31/2019 Metlit Fix Pek

    3/14

    kehidupan masyarakat, tingkat pencemaran sungai ini telah melewati ambang batas

    dan berpengaruh negatif terhadap kehidupan biota perairan serta kesehatan penduduk

    yang memanfaatkan air sungai. ( ) Ditinjau dari rasa, air Sungai Brantas tidak sesuai

    baku mutu (Sunarhadi dkk, 2001). Faktanya, terdapat sekitar 330 ton limbah cair

    dihasilkan per hari dari aktivitas manusia di sepanjang DAS Brantas. Sekitar 483

    industri mempunyai pengaruh secara langsung terhadap Sungai Brantas dengan

    kontribusi pencemaran hingga 125 ton per hari (Antara News, 2006).

    Pada daerah aliran sungai (DAS) Brantas hilir terjadi perubahan kondisi yang

    tidak lain disebabkan oleh adanya perubahan penggunaan lahan. () Perkembangan

    kebutuhan akan lahan membuat pembangunan semakin meningkat tanpa banyak

    mempertimbangkan bebutuhan akan ruang terbuka hijau (). Pada DAS bagian hilir,

    ruang terbuka hijau sangat sedikit karena pengembangan infrastruktur yang tidak

    memperhitungkan kebutuhan ruang terbuka hujau sehingga banyak menimbulkan

    permasalahan lingkungan seperti terjadinya penurunan terhadap fungsi-fungsi

    perlindungan, produksi, resapan air, tata air sehingga mengakibatkan penurunan

    potensi air tanah, potensi air permukaan dan penurunan potensi sumber mata air.()

    Perubahan penggunaan lahan dapat dilihat dari jumlah kawasan hutan di

    sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Brantas yang melintasi 16 kabupaten dan kota

    diketahui sebesar 1.500.000 Ha. Sesuai ketetapan UU No 26/2002 tentang Tata

    Ruang, idealnya dari total hutan di DAS, minimal terdapat 30% berupa hutan lindung

    atau di DAS Brantas terdapat seluas 450.000 Ha, namun kenyataannya di DAS

    Brantas luas hutan lindung yang tersisa hanya sekitar 3,42% saja atau sekitar 60.000

    Ha. Hal ini dikarenakan semakin banyaknya pembukaan lahan baru dengan

    mengorbankan hutan lindung untuk kepentingan pribadi. Misalnya, penebangan hutan

    secara ilegal, ada pula penebangan hutan untuk digunakan kawasan permukiman, dan

    digunakan untuk perkebunan apel dan tanaman semusim (M.Samsul Arifin, 2012).

    Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap perubahan penggunaan lahan di

    Sub DAS Brantas hilir antara lain: 1) faktor ekonomi, 2) penyalahgunaan Hak

    3

  • 7/31/2019 Metlit Fix Pek

    4/14

    Penggelolaan Hutan (HPH) oleh masyarakat sekitar hutan, dan 3) bertambah luasnya

    kawasan terbangun untuk berbagai bangunan dan pemukiman penduduk (sumber).

    Beberapa kebijakan arahan pemanfaatan lahan berdasarkan RTRW Jawa Timur telah

    mengalami penyimpangan terutama pada kawasan lindung dan zona

    reboisasi/penghijauan. (Irawan, Listyo Yudha, 2011)

    Kegiatan yang menyimpang dari kebijakan arahan pemanfaatan lahan tentu

    saja berpengaruh terhadap ekosistem dan manusia sendiri seperti halnya dengan

    penggunaan lahan sebagai perumahan, perdagangan, fasilitas umum dan

    perindustrian, yang tentu saja bila tidak dikelola secara terstruktur dan benar akan

    menghasilkan limbah berbahaya bagi ekosistem dan bagi manusia sendiri (). Menurut

    data statistik (BP DAS Brantas, 2006), luas lahan daerah sub Sungai Brantas bagian

    hilir yang telah dimanfaatkan untuk kegiatan manusia adalah (1) pada Kabupaten

    Jombang sebesar 83.478 Ha, (2) Kabupaten Mojokerto sebesar 96.792 Ha, (3)

    Kabupaten Malang sebesar 8.808 Ha, (4) Kabupaten Kediri 6.727 Ha, (5) Kabupaten

    Nganjuk 9.022 Ha, (6) Kabupaten Pasuruan sebesar 36.247 Ha, (7) Kabupaten Gresik

    sebesar 16.108 Ha, (8) Kota Mojokerto sebesar 1.188 Ha, dan (9) pada Kota Surabaya

    21.643 Ha. Dari data tersebut dapat terlihat potensi DAS Brantas hilir sangat besar.

    Permasalahan yang terjadi di hilir DAS Brantas yang diakibatkan dari

    kegiatan manusia, tekanan penduduk yang sangat tinggi (over populated) sehingga

    menimbulkan dis-ekonomi eksternal seperti pencemaran lingkungan dan penutupan

    lahan oleh perkembangan infrastruktur yang cepat menyebabkan infiltrasi air hujan

    menjadi rendah dan terjadi penggenangan air banjir, dimana bagian hilir DAS Brantas

    memiliki kerentanan banjir seluas 21.144 Haa dari total potensi banjir dan rawan

    banjir seluas 29.195 Ha keseluruhan DAS Brantas (BP DAS Brantas, 2006). Selain

    menyebabkan banjir, pencemaran air Sungai Brantas juga menyebabkan masalah

    kesehatan bagi penduduk yang mengkonsumsi air tersebut. Fungsi Sungai Brantas

    bagi masyarakat sekitar aliran Sungai Brantas khususnya bagi penduduk kota

    Surabaya adalah sebagai penyuplai air minum. Faktanya selama tahun 2011, terdapat

    260 pasien leukemia dan 26% pasien bertempat tinggal di kawasan DAS Brantas serta

    4

  • 7/31/2019 Metlit Fix Pek

    5/14

    pasien leukemia terbanyak berasal dari Surabaya yang merupakan hilir dari Sungai

    Brantas (Surabaya post, 2012).

    Berdasarkan sumbernya, terdapat dua bentuk sumber pencemar (Miller, 1991)

    yaitu :

    1. Point Sources, merupakan sumber pencemar yang membuang efluen

    (limbah cair) melalui pipa, selokan atau saluran air kotor ke dalam badan air pada

    lokasi tertentu. Misalnya hasil dari kegiatan pabrik, tempat-tempat pengolahan

    limbah cair (yang telah menghilangkan sebagian tapi tidak seluruh zat pencemar),

    tempat-tempat penambangan yang aktif dan lain-lain.

    2. Non-point sources, terdiri dari banyak sumber yang tersebar dalam

    membuang efluen, baik ke badan air maupun air tanah pada suatu daerah yang

    luas. Biasanya berasal dari limpasan air dari ladang-ladang pertanian, peternakan,

    lokasi pembangunan, tempat parkir dan jalan raya.

    Daerah Hilir DAS Brantas merupakan lahan yang digunakan untuk

    mendukung segala aktivitas manusia di atasnya yang nantinya kegiatan tersebut akan

    menghasilkan polutan yang dapat mempengaruhi kualitas DAS Brantas (). Aktivitas

    manusia dan guna lahan di wilayah DAS Brantas yang berkembang tanpa diprediksi

    berdampak pada kualitas air sungai yang semakin buruk (). Sebagai informasi

    penting, pengaruh aktivitas manusia dan guna lahan di kawasan DAS Brantas

    terhadap kualitas air masih minim diketahui oleh masyarakat luas. Untuk itu

    diperlukan informasi mengenai bagaimana perkembangan aktivitas manusia dan guna

    lahan dalam bentuk apa saja dan dimana saja di daerah aliran hilir Sungai Brantas

    yang memberikan dampak signifikan terhadap kualitas air yang diharapkan dapat

    membantu optimalisasi konservasi DAS Brantas.

    1.2 Rumusan Permasalahan Penelitian

    5

  • 7/31/2019 Metlit Fix Pek

    6/14

    Dalam penelitian mengenai bagaimana dampak dari aktivitas manusia seperti

    kegiatan perindustrian, perumahan, perdagangan dan jasa, pertanian, pembangunan,

    penggunaan fasilitas dan infrastuktur yang dapat kita lihat dari jenis dan luasan

    penggunaan lahan dari tiap-tiap daerah yang merupakan kawasan hilir DAS Brantas,

    serta distribusi dan kepadatan penduduk di kawasan hilir DAS Brantas terhadap daya

    dukung DAS Brantas akan pencemaran yang dihasilkan, maka pertanyaan dalam

    penelitian yang akan dilakukan adalah aktivitas manusia dalam bentuk apa dan di

    mana saja yang menyebabkan pencemaran secara seignifikan di hilir DAS Brantas?

    1.3 Tujuan dan Sasaran Penelitian

    Penelitian terhadap daya dukung dan pencemaran hilir DAS Brantas ini

    dilakukan dengan tujuan untuk mengkaji pengaruh aktivitas manusia yang signifikan

    terhadap pencemaran hilir Sungai Brantas.

    Berdasarkan tujuan tersebut, penelitian ini memiliki 2 sasaran yang ingin

    dicapai antara lain :

    1.Mengidentifikasi aktivitas manusia dalam bentuk apa saja yang berpengaruh

    terhadap pencemaran secara signifikan di hilir Sungai Brantas.

    2.Memetakan tingkat pencemaran yang ditimbulkan oleh aktivitas manusia terhadap

    daerah hilir DAS Brantas.

    1.4 Ruang Lingkup

    1.4.1 Ruang lingkup Wilayah

    Hilir Sungai Brantas memiliki tiga anak sungai yaitu Sungai Brangkal,

    Sungai Bruwek dan Sungai Maspro. Pada penelitian kawasan yang akan

    6

  • 7/31/2019 Metlit Fix Pek

    7/14

    diambil adalah seluruh kawasan anak hilir DAS Brantas yang melewati Kota

    Mojokerto dan Surabaya serta kabupaten Jombang, Mojokerto, Malang,

    Kediri, Nganjuk, Gresik, Sidoarjo dan Pasuruan. Ruang lingkup wilayah studi

    lebih jelas ditunjukan melalui peta 1.1 dengan batas administrasi wilayah

    penelitian sebagai berikut :

    sebelah utara : Laut Jawa

    sebelah selatan : Samudera Hindia

    sebelah timur : Selat Madura, dan Kota Pasuruan

    sebelah barat : Kabupaten Lamongan, Kabupaten Bojonegoro dan Kabupaten

    Nganjuk

    7

  • 7/31/2019 Metlit Fix Pek

    8/14

    PETA 1.1 PETA RUANG LINGKUP PENELITIAN

    8

  • 7/31/2019 Metlit Fix Pek

    9/14

    1.4.2 Ruang Lingkup Pembahasan

    Ruang lingkup pembahasan dalam penelitian ini meliputi daya dukung dan

    daya tampung kawasan hilir Sungai Brantas terhadap penggunaan lahan di sekitarnya.

    Penelitian ini akan membahas bagaimana aktivitas manusia disekitar hilir DAS

    Brantas mempengaruhi daya dukung DAS Brantas. Penelitian ini juga mengkaji

    aktivitas manusia yang dilihat dari distribusi penduduk, jumlah penduduk serta pola

    penggunaan lahannya. Dalam penelitian ini faktor perilaku masyarakat dan sosial

    ekonomi diabaikan. Selanjutnya jenis aktivitas masyarakat ini akan dikaitkan dengan

    tingginya tingkat pencemaran Sungai Brantas hilir. Untuk mengukur tingginya

    dampak aktivitas manusia di kawasan hilir DAS Brantas digunakan indikator

    pencemaran air berupa TSS, TDS, BOD, COD serta kandungan oksigen terlarut

    dalam air.

    Lebih lanjut penelitian ini akan berisi penjelasan tentang persentase dampak

    dari setiap jenis-jenis kegiatan disekitar hilir DAS Brantas yang mempunyai pengaruh

    signifikan terhadap pencemaran lingkungan yang ditinjau dari kualitas Sungai

    Brantas. Selanjutnya persentase jenis kegiatan tersebut akan direpresentasikan dalam

    bentuk peta pola pencemaran.

    9

  • 7/31/2019 Metlit Fix Pek

    10/14

    BAB II

    Kajian Pustaka

    2.1 Kajian Aktivitas Manusia Terhadap DAS

    2.1.1 Pertambahan Jumlah Penduduk

    Pertambahan jumlah penduduk yang tidak merata menjadi salah satu faktor

    terjadinya ketimpangan antardaerah. Menurut sensus penduduk pada bulan Juni

    2000, penduduk Indonesia jumlahnya sudah mencapai 206,26 juta jiwa. Sekalipun

    tingkat pertumbuhan penduduk dapat ditekan dari 1,97% pada dekade 1980 1990

    menjadi sebesar 1,49% pada tahun 2000, penduduk Indonesia pada tahun 2020

    diperkirakan akan menjadi 280 juta jiwa. dan masyarakat tersebut memerlukan air

    untuk hidup.

    Pulau Jawa yang luasnya hanya 7% daratan Indonesia, hanya tersedia

    sekitar 4,5% dari potensi air tawar nasional. Dilematisnya pulau ini harus

    menopang sekitar 65% jumlah penduduk Indonesia. Pulau Jawa tergolong sebagaiwilayah yang mengalami tekanan penyediaan air yang perlu diwaspadai. Indeks

    Penggunaan Air (IPA) yaitu rasio antara kebutuhan air dibanding ketersediaan

    alami di beberapa wilayah sungai di Jawa sudah demikian tinggi.

    2.1.2 Sifat dan Karakteristik Pola Penggunaan Lahan Kawasan Aliran Sungai

    Kondisi dan penggunaan ruang di daerah aliran sungai mempunyai andil

    besar terhadap kelangsungan aliran air sepanjang waktu serta kualitasnya. Tingkat

    kekritisan DAS sangat berpengaruh terhadap distribusi aliran permukaan bulanan.

    Sementara itu dari Forest Watch mengatakan bahwa laju kerusakan hutan akhir-

    akhir ini tercatat 3,8 juta ha per tahun. Hal tersebut mengakibatkan rendahnya

    10

  • 7/31/2019 Metlit Fix Pek

    11/14

    kemampuan DAS dalam menyimpan air di musim kemarau, sehingga besaran dan

    frekuensi kejadian banjir bandang dan tanah longsor kian meningkat, begitu juga

    waduk dan sungai banyak yang semakin mendangkal karena sedimentasi, dan

    sumber-sumber air cepat mengering hanya dalam hitungan dua atau tiga bulan

    tidak turun hujan. Perambahan lahan pada dataran banjir, kawasan resapan air,

    dan daerah sempadan sungai menyebabkan perubahan morfologi sungai, dan

    penurunan kapasitas tampung sungai, telaga, dan waduk sehingga meningkatkan

    frekuensi, sebaran dan resiko atau tingkat kerawanan banjir.

    2.2 Karakteristik DAS

    2.2.1 Karakteristik Fisik

    Sungai merupakan air permukaan yang dapat dimanfaatkan secara

    langsung oleh manusia. Terkait dengan pemanfaataan air yang beranekaragam,

    maka kualitas dan kuantitas air sungai akan selalu berubah. Pertumbuhan

    penduduk berbanding lurus dengan meningkatnya penggunaan air bersih.

    Terdapat eksternalitas yang terjadi akibat adanya pemanfaatan tersebut.

    Salahsatu eksternalitas negative adalah sungai menjadi tempat pembuangan tanpa

    dikelola dengan benar terlebih dahulu..Suatu DAS adalah daerah yang dianggap

    sebagai wilayah dari suatu titik tertentu pada suatu sungai dan dipisahkan dari

    DAS-DAS di sebelahnya oleh suatu pembagi (divide), atau punggung bukit /

    gunung yang dapat ditelusuri pada peta topografi. Semua air permukaan yang

    berasal dari daerah yang dikelilingi oleh pembagi tersebut dialirkan melalui titik

    terendah pembagi, yaitu tepat yang dilalui oleh sungai utama pada DAS yangbersangkutan. DAS merupakan kawasan yang mempunyai ciri tertentu yang

    berhubungan erat dengan analisa limpasan :

    a. Daerah tangkapan air

    11

  • 7/31/2019 Metlit Fix Pek

    12/14

    b. Panjang sungai induk dalam satuan km

    c. Lereng, bentuk dan arah DAS

    d. Kekerapan sungai

    e. Angka aliran dasar

    f. Curah hujan rata-rata tahunan dan iklim

    2.2.2 Karakteristik Kimiawi

    Pada umumnya karakteristik kimiawi yang merupakan indikator kualitas

    air khususnya akibat limbah domestik adalah parameter BOD (Biochemical Oxyge

    Demand). BOD adalah banyaknya oksigen yang di perlukan oleh bacteria untuk

    menguraikan bahan organik yang terdapat dalam sampel secara biokimiawi. DO

    (Dissolved Oksigen) menunjukkan jumlah oksigen terlarut yang tersedia pada baik

    pada air limbah atau pada badan air penerima untuk melakukan degradasi materi

    organic. Semakin tinggi BOD dan semakin rendah DO menunjukkan kualitas air

    yang semakin rendah karena tingginya BOD menunjukkan bahwa limbah sulit

    didegradasi sehingga membutuhkan jumlah oksigen yang besar,namun karena DO

    air yang rendah maka air tidak dapat menyediakan oksigen untuk melakukan

    degradasi limbah tersebut. Pada akhirnya, limbah akan menjadi anaerob sehingga

    terbentuk kondisi yang septik. Pembuangan limbah dalam jumlah yang besar dan

    kontinu dibarengi dengan kondisi air penerima yang telah menjadi septic, akan

    terus menambah beban air penerima dan air tidak memiliki waktu untuk

    merecovery dirinya kembali. Hal ini yang menyebabkan BOD dan DO merupakan

    salah satu indikator kualitas air yang sangat penting.

    12

  • 7/31/2019 Metlit Fix Pek

    13/14

    DAFTAR PUSTAKA

    Alamendah. 12 Agustus 2010.Kerusakan Sungai dan Daerah Aliran Sungai di Indonesia.

    Diunduh dari : http://alamendah.wordpress.com/2010/08/12/kerusakan-sungai-

    dan-daerah-aliran-sungai-di-indonesia/ diakses 17 Maret 2012.

    Arifin, M.Samsul.15 februari 2012.Dampak Alih Fungsi Lahan Hutan Menjadi Lahan

    Pertanian Di Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas. Diunduh dari :

    http://blog.ub.ac.id/arifin56/2012/02/15/%E2%80%9Cdampak-alih-fungsi-lahan-

    hutan-menjadi-lahan-pertanian-di-daerah-aliran-sungai-das-brantas-bagian-hulu

    %E2%80%9D/ diakses 29 april 2012

    Irawan, Listyo Yudha. 2011. Deteksi Perubahan Penggunaan Lahan Menggunakan

    Sistem Informasi Geografis (SIG) di Sub DAS Brantas Hulu.http://library.um.ac.id/free-contents/index.php/pub/detail/deteksi-perubahan-

    penggunaan-lahan-menggunakan-sistem-informasi-geografis-sig-di-sub-das-

    brantas-hulu-listyo-yudha-irawan-51939.html diakses 17 Maret 2012

    Anonim. 14 Oktober 2011. Kualitas Air Anak Sungai Brantas Buruk. Diunduh dari :

    http://metrotvnews.com/read/news/2011/10/14/68080/Kualitas-Air-Anak-Sungai-

    Brantas-Buruk diakses 16 Maret 2012.

    Anonim.10 Maret 2010. Sungai Brantas. Diunduh dari :

    http://id.wikipedia.org/wiki/Sungai_Brantas diakses 16 Maret 2012

    Direktorat Jenderal Sumberdaya Air Departemen Pekerjaan Umum, 2007. Profil Balai

    Besar Wilayah Sungai Brantas. http://www.pu.go.id/satminkal/dit_sda/profil

    balai/bbws/new/profil brantas.pdf

    Husamah. 11 Februari 2012. Sungai Brantas Riwayatmu Kini. Diunduh dari :

    http://green.kompasiana.com/polusi/2012/02/11/sungai-brantas-riwayatmu-kini/

    diakses 16 Maret 2012.

    Kurniawan, Aloysius Budi. 22 Maret 2010. Setiap Hari 330 Ton Limbah Masuk ke Hilir

    Sungai. Diunduh dari :

    http://nasional.kompas.com/read/2010/03/22/21111372/setiap.hari.330.ton.liah.ma

    suk.ke.hilir.sungai.brantas diakses 16 Maret 2012.

    13

    http://alamendah.wordpress.com/2010/08/12/kerusakan-sungai-dan-daerah-aliran-sungai-di-indonesia/http://alamendah.wordpress.com/2010/08/12/kerusakan-sungai-dan-daerah-aliran-sungai-di-indonesia/http://blog.ub.ac.id/arifin56/2012/02/15/%E2%80%9Cdampak-alih-fungsi-lahan-hutan-menjadi-lahan-pertanian-di-daerah-aliran-sungai-das-brantas-bagian-hulu%E2%80%9D/http://blog.ub.ac.id/arifin56/2012/02/15/%E2%80%9Cdampak-alih-fungsi-lahan-hutan-menjadi-lahan-pertanian-di-daerah-aliran-sungai-das-brantas-bagian-hulu%E2%80%9D/http://blog.ub.ac.id/arifin56/2012/02/15/%E2%80%9Cdampak-alih-fungsi-lahan-hutan-menjadi-lahan-pertanian-di-daerah-aliran-sungai-das-brantas-bagian-hulu%E2%80%9D/http://library.um.ac.id/free-contents/index.php/pub/detail/deteksi-perubahan-penggunaan-lahan-menggunakan-sistem-informasi-geografis-sig-di-sub-das-brantas-hulu-listyo-yudha-irawan-51939.htmlhttp://library.um.ac.id/free-contents/index.php/pub/detail/deteksi-perubahan-penggunaan-lahan-menggunakan-sistem-informasi-geografis-sig-di-sub-das-brantas-hulu-listyo-yudha-irawan-51939.htmlhttp://library.um.ac.id/free-contents/index.php/pub/detail/deteksi-perubahan-penggunaan-lahan-menggunakan-sistem-informasi-geografis-sig-di-sub-das-brantas-hulu-listyo-yudha-irawan-51939.htmlhttp://metrotvnews.com/read/news/2011/10/14/68080/Kualitas-Air-Anak-Sungai-Brantas-Buruk%20diakses%2016%20Maret%202012http://metrotvnews.com/read/news/2011/10/14/68080/Kualitas-Air-Anak-Sungai-Brantas-Buruk%20diakses%2016%20Maret%202012http://id.wikipedia.org/wiki/Sungai_Brantas%20diakses%2016%20Maret%202012http://www.pu.go.id/satminkal/dit_sda/profil%20balai/bbws/new/profil%20brantas.pdfhttp://www.pu.go.id/satminkal/dit_sda/profil%20balai/bbws/new/profil%20brantas.pdfhttp://green.kompasiana.com/polusi/2012/02/11/sungai-brantas-riwayatmu-kini/http://nasional.kompas.com/read/2010/03/22/21111372/setiap.hari.330.ton.liah.masuk.ke.hilir.sungai.brantas%20diakses%2016%20Maret%202012http://nasional.kompas.com/read/2010/03/22/21111372/setiap.hari.330.ton.liah.masuk.ke.hilir.sungai.brantas%20diakses%2016%20Maret%202012http://alamendah.wordpress.com/2010/08/12/kerusakan-sungai-dan-daerah-aliran-sungai-di-indonesia/http://alamendah.wordpress.com/2010/08/12/kerusakan-sungai-dan-daerah-aliran-sungai-di-indonesia/http://blog.ub.ac.id/arifin56/2012/02/15/%E2%80%9Cdampak-alih-fungsi-lahan-hutan-menjadi-lahan-pertanian-di-daerah-aliran-sungai-das-brantas-bagian-hulu%E2%80%9D/http://blog.ub.ac.id/arifin56/2012/02/15/%E2%80%9Cdampak-alih-fungsi-lahan-hutan-menjadi-lahan-pertanian-di-daerah-aliran-sungai-das-brantas-bagian-hulu%E2%80%9D/http://blog.ub.ac.id/arifin56/2012/02/15/%E2%80%9Cdampak-alih-fungsi-lahan-hutan-menjadi-lahan-pertanian-di-daerah-aliran-sungai-das-brantas-bagian-hulu%E2%80%9D/http://library.um.ac.id/free-contents/index.php/pub/detail/deteksi-perubahan-penggunaan-lahan-menggunakan-sistem-informasi-geografis-sig-di-sub-das-brantas-hulu-listyo-yudha-irawan-51939.htmlhttp://library.um.ac.id/free-contents/index.php/pub/detail/deteksi-perubahan-penggunaan-lahan-menggunakan-sistem-informasi-geografis-sig-di-sub-das-brantas-hulu-listyo-yudha-irawan-51939.htmlhttp://library.um.ac.id/free-contents/index.php/pub/detail/deteksi-perubahan-penggunaan-lahan-menggunakan-sistem-informasi-geografis-sig-di-sub-das-brantas-hulu-listyo-yudha-irawan-51939.htmlhttp://metrotvnews.com/read/news/2011/10/14/68080/Kualitas-Air-Anak-Sungai-Brantas-Buruk%20diakses%2016%20Maret%202012http://metrotvnews.com/read/news/2011/10/14/68080/Kualitas-Air-Anak-Sungai-Brantas-Buruk%20diakses%2016%20Maret%202012http://id.wikipedia.org/wiki/Sungai_Brantas%20diakses%2016%20Maret%202012http://www.pu.go.id/satminkal/dit_sda/profil%20balai/bbws/new/profil%20brantas.pdfhttp://www.pu.go.id/satminkal/dit_sda/profil%20balai/bbws/new/profil%20brantas.pdfhttp://green.kompasiana.com/polusi/2012/02/11/sungai-brantas-riwayatmu-kini/http://nasional.kompas.com/read/2010/03/22/21111372/setiap.hari.330.ton.liah.masuk.ke.hilir.sungai.brantas%20diakses%2016%20Maret%202012http://nasional.kompas.com/read/2010/03/22/21111372/setiap.hari.330.ton.liah.masuk.ke.hilir.sungai.brantas%20diakses%2016%20Maret%202012
  • 7/31/2019 Metlit Fix Pek

    14/14

    Media Indonesia. 27 April 2010.Konservasi Sungai Brantas Fokus di Kawasan Hilir.

    http://www.sanitasi.or.id/index.php?

    option=com_content&view=article&id=288:konservasi-sungai-brantas-fokus-di-

    kawasan-hilir&catid=53:kliping&Itemid=124 diakses 16 Maret 2012.

    Rahayu, Subekti, dkk. 2009. Monitoring di Daerah Aliran Sungai. Bogor : World

    Agroforestry Centre, ICRAF Asia Tenggara.

    Yunus, H.Hadi Sabari. 2010. Metodologi Penelitian Wilayah Kontemporer. Yogyakarta:

    Pustaka Pelajar.

    14

    http://www.sanitasi.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=288:konservasi-sungai-brantas-fokus-di-kawasan-hilir&catid=53:kliping&Itemid=124http://www.sanitasi.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=288:konservasi-sungai-brantas-fokus-di-kawasan-hilir&catid=53:kliping&Itemid=124http://www.sanitasi.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=288:konservasi-sungai-brantas-fokus-di-kawasan-hilir&catid=53:kliping&Itemid=124http://www.sanitasi.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=288:konservasi-sungai-brantas-fokus-di-kawasan-hilir&catid=53:kliping&Itemid=124http://www.sanitasi.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=288:konservasi-sungai-brantas-fokus-di-kawasan-hilir&catid=53:kliping&Itemid=124http://www.sanitasi.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=288:konservasi-sungai-brantas-fokus-di-kawasan-hilir&catid=53:kliping&Itemid=124