Metlit Astrid Fix

33
PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMK PASUNDAN 4 BANDUNG Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian yang diampu oleh dosen : Sambas Ali Muhidin, S.Pd., M.Si. dan Drs. Hendri Winata, M.Si. Oleh: ASTRID SETIANING HARTANTI 1300210 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN

description

skdjskdhs

Transcript of Metlit Astrid Fix

Page 1: Metlit Astrid Fix

PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP PRESTASI

BELAJAR SISWA DI SMK PASUNDAN 4 BANDUNG

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Metodologi

Penelitian yang diampu oleh dosen :

Sambas Ali Muhidin, S.Pd., M.Si. dan Drs. Hendri Winata, M.Si.

Oleh:

ASTRID SETIANING HARTANTI

1300210

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2015

Page 2: Metlit Astrid Fix

A. Latar Belakang

Dalam proses belajar mengajar di kelas, menangani karakteristik siswa yang

berbeda-beda bukanlah suatu hal yang asing bagi guru. Tidak dapat dipungkiri bahwa

masih terdapat hambatan yang dihadapi dalam kegiatan belajar. Seringkali guru

menemukan siswa yang aktif berpartisipasi maupun cenderung dan malas dalam

belajar. Siswa yang aktif bertanya ataupun menjawab pertanyaan menunjukkan

adanya kemauan atau motivasi dalam belajar, sedangkan siswa yang cenderung pasif

tidak lain memiliki kemauan atau motivasi belajar yang kurang.

Sedangkan Winkel (Sunarto, 2012) mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang. Maka prestasi belajar merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar.

Berdasarkan hasil observasi penulis dengan guru mata pelajaran produktif

diperoleh informasi bahwa siswa memiliki hasil belajar yang kurang maksimal yang

menjadi permasalahan dalam prestasi belajar siswa khususnya di kelas X

Administrasi Perkantoran I. Hal tersebut merupakan permasalahan yang sering terjadi

di SMK Pasundan 4 Bandung.

Menurut penuturan guru mata pelajaran produktif, dikatakan masih terbilang

rendah karena dapat terlihat dari tingkah laku siswa diantaranya masih terdapat siswa

yang kurang memperhatikan pada saat guru menereangkan pelajaran, kurang

berantusias dalam proses KBM misalnya kurang tergerak untuk bertanya maupun

menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh guru, apabila diberi tugas/pekerjaan

rumah masih terdapat siswa yang kadang-kadang tidak mengerjakan, dan yang

terakhir adalah nilai-nilai atau hasil belajar siswa yang masih belum optimal. Berikut

rekapitulasi penilaian guru mengenai prestasi belajar siswa, khususnya pada ulangan

harian I dan II, seperti yang ditunjukan pada tabel berikut:

Page 3: Metlit Astrid Fix

Data Ulangan Harian Siswa Kelas X AP 1 dan 2 Dalam Mata Administrasi Perkantoran

No KeteranganUlangan Harian 1 Ulangan Harian 2

X AP 1 X AP 2 X AP 1 X AP 21 Nilai Rata-Rata kelas 51,2 50 38,7 54,1

2 KKM 75 75 75 75

3 Siswa Lulus KKM 3 3 17 104 Siswa Tidak Lulus KKM 40 39 26 32

5 Jumlah siswa 43 42 43 42

6 Presentase siswa tidak lulus KKM

93% 92% 60% 76%

Sumber: Daftar Nilai SMK Pasundan 4 Bandung, Data Diolah Kembali

Berdasarkan data yang telah dipaparkan tersebut, dapat dilihat bahwa prestasi

belajar siswa dalam hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata ulangan harian kelas X

AP 1 dan 2 dalam mata pelajaran Administrasi Perkantoran di SMK Pasundan 4

Bandung masih rendah serta dapat dilihat dari presentase siswa yang belum lulus

KKM diatas 50%. Sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditetapkan

sekolah untuk mata pelajaran AP adalah 75,00. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian

besar siswa belum mengerti dan memahami materi pelajaran administrasi

perkantoran. Apabila melihat hasil pencapaian prestasi belajar siswa dan

membandingkannya dengan standar yang telah ditetapkan, dapat diketahui bahwa

tingkat pencapaian prestasi belajar siswa masih belum maksimal.

Mengenai kompetensi profesional guru, penulis memperoleh informasi dan

gambaran kepribadian guru mata pelajaran administrasi perkantoran di SMK

Pasundan 4 Bandung. Penulis berkesempatan melakukan sharing atau wawancara

ringan dengan siswa kelas X AP 1 dan X AP 2. Sebagian siswa berkeluh kesah sering

merasakan bosan pada saat belajar dikarenakan kurang adanya dorongan semangat

dari guru sehingga berdampak pada kondisi psikologis siswa. Masih terdapat guru

Page 4: Metlit Astrid Fix

yang kadang-kadang tidak hadir sehingga melalaikan tugasnya, hal tersebut

mencerminkan profesionalisme guru yang kurang.

Banyak faktor yang dapat memperngaruhi prestasi belajar siswa, seperti yang

dikemukakan ini.

Menurut Muhibbin (2002:144), faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa yaitu:

1. Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa)- Aspek fisiologis

Tonus jasmani, mata, dan telinga- Aspek psikologis

Intelegensi, sikap, minat, bakat dan motivasi2. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa)

- Lingkungan sosial Keluarga, guru dan staf, masyarakat, teman dan sebagainya.

- Lingkungan nonsosialRumah, sekolah, peralatan alam dan sebagainya

3. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran.

Banyak faktor yang dapat memperngaruhi prestasi belajar siswa. Guru

merupakan salah satu faktor yang paling utama dalam mempengaruhi prestasi belajar

siswa. Dalam pencapaian keberhasilan pembelajaran peserta didik salah satunya

ditentukan oleh guru, karena guru adalah pemimpin pembelajaran, fasilitator dan

sekaligus merupakan pusat inisiatif pembelajaran. Itulah sebabnya, guru harus

senantiasa mengembangkan kemampuan dirinya. Guru perlu memiliki standar

kompetensi untuk menunjang dalam proses pembelajaran. Seperti yang telah

disebutkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

tentang Sisitem Pendidikan Nasional (UUSPN) dan Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (UUGD) pasal 8, 9 dan

pasal 10 bahwa:

Page 5: Metlit Astrid Fix

Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kualifikasi akademik sebagiamana dimaksud dalam Pasal 8 diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana atau program diploma empat. (1) Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai kompetensi guru sebagaimana dimaksu pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Melihat fenomena yang ada di SMK Pasundan 4 Bandung menyangkut

prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran administrasi perkantoran yang belum

maksimal, ditunjukkan oleh nilai ulangan harian di bawah Kriteria Ketuntasan

Minimum (KKM) serta presentase siswa yang belum lulus KKM diatas 50%, hal ini

menunjukkan tujuan pembelajaran administrasi perkantoran di SMK Pasundan 4

Bandung belum terwujud. Apabila hal tersebut terus dibiarkan, akan membuat proses

belajar mengajar tidak akan berjalan dengan baik dan tujuan pembelajaran tidak akan

terwujud. Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk meneliti “Pengaruh Kompetensi

Profesional Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Admistrasi

Perkantoran”.

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah

Kajian penelitian ini memfokuskan pada prestasi belajar pada mata pelajaran

administrasi perkantoran kelas X AP 1 dan 2 SMK Pasundan 4 Bandung. Hal tersebut

diduga memiliki pengaruh untuk kompetensi profesionalisme guru. Oleh sebab itu

diperlukan pendekatan-pendekatan tertentu untuk meningkatkan prestasi belajar

siswa.

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya diduga salah

satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah faktor guru itu sendiri.

Dalam proses belajar yang sedang berlangsung, dapat dilihat bagaimana upaya guru

dalam mengajarkan siswa. Upaya guru tersebut dapat dilihat dari tingkat kompetensi

profesionalisme yang dimilikinya. Karena dengan profesionalisme guru dapat

Page 6: Metlit Astrid Fix

mencerminkan bagaimana guru dapat mengerti dan menerapkan teori belajar sesuai

dengan kemampuan siswa.

Dalam hal ini penulis melihat tingkat prestasi belajar siswa dari data nilai

ulangan harian pertama dan kedua pada mata pelajaran administrasi perkantoran.

Secara rinci identifikasi masalah dibatasi oleh rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran tingkat penguasaan kompetensi profesional guru mata

pelajaran administrasi perkantaroan di SMK Pasundan 4 Bandung?

2. Bagaimana gambaran tingkat prestasi belajar siswa pada mata pelajaran

administrasi perkantoran di kelas X AP 1 dan 2 SMK Pasundan 4 Bandung?

3. Adakah pengaruh kompetensi profesional guru terhadap prestasi belajar siswa

pada mata pelajaran administrasi perkantoran di kelas X AP 1 dan 2 SMK

Pasundan 4 Bandung?

C. Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah pengaruh antara

kompetensi profesional guru terhadap prestasi belajar siswa. Maka dari itu, tujuan

dari penelitian ini adalah untk mengetahui:

1. Gambaran tingkat penguasaan kompetensi profesional guru mata pelajaran

administrasi perkantoran kelas X AP 1 dan 2 SMK Pasundan 4 Bandung.

2. Gambaran tingkat prestasi belajar siswa pada mata pelajaran administrasi

perkantoran kelas X AP 1 dan 2 SMK Pasundan 4 Bandung.

3. Adakah pengaruh kompetensi profesional guru terhadap prestasi belajar siswa

pada mata pelajaran administrasi perkantoran kelas X AP 1 dan 2 SMK Pasundan

4 Bandung

Page 7: Metlit Astrid Fix

D. Kegunaan Penelitian

Merujuk pada tujuan penelitian yang telah dikemukakan di atas, diharapkan

setelah adanya penelitian ini dapat memberikan kegunaan bagi banyak pihak.

Beberapa kegunaan yang diharapkan yaitu kegunaan teoritis dan kegunaan praktis.

1. Kegunaan Teoritis

a. Memberikan informasi terhadap pengembangan ilmu mengenai konsep

kompetensi profesional dan prestasi belajar siswa

b. Memberikan informasi yang dijadikan dasar acuan bagi peneliti lainnya yang

merasa tertrik untuk meneliti pada permasalahan yang sama.

2. Kegunaan Praktis

a. Bagi sekolah, dapat memberikan pengetahuan dan wawasan untuk dijadikan

bahan pertimbangan dalam upaya memelihara serta meningkatkan prestasi

belajar siswa.

b. Bagi siswa, dapat lebih meningkatkan disiplin belajarnya agar pencapaian

hasil belajar yang optimal dapat terwujud.

Page 8: Metlit Astrid Fix

E. Kajian Pustaka

1. Konsep Kompetensi Profesional

a. Pengertian Kompetensi Profesional

Kata profesi berasal dari bahasa Yunani “pbropbaino” yang berarti

menyatakan secara publik dan dalam bahasa Latin disebut “professio” yang

digunakan untuk menunjukkan seseorang yang menduduki suatu jabatan publik.,

sedangkan secara tradisional profesi mengandung arti prestise, kehormatan, status

sosial dan otonomi lebih besar yang diberikan masyarakat kepada seseorang.

Kusnandar (2007:45) mengemukakan bahwa:

Profesi guru adalah keahlian dan kewenangan khusus dalam bidang pendidikan, pengajaran dan pelatihan yang ditekuni untuk menjadi mata pencaharian dalam memenuhi kebutuhan hidup yang bersangkutan. Guru sebagai profesi berarti guru sebagai pekerjaan yang mensyaratkan kompetensi (keahlian dan kewenangan) dalam pendidikan dan pembelajaran agar dapat melaksanakan pekerjaan tersebut secara efektif dan efisien serta berhasil guna.

Adapun mengenai kata profesional, Usman Uzer (1994: 14-15)

mengemukakan bahwa :

Kata profesional itu sendiri berasal dari kata sifat yang berarti pencaharian dan sebagai kata benda yang berarti orang yang mempunyai keahlian Kata ‘profesional’ itu sendiri berasal dari kata sifat yang berarti pencaharian dan sebagai kata benda yang berarti orang yang mempunyai keahlian seperti guru, dokter, hakim, dan sebagainya. Dengan kata lain, pekerjaan yang bersifat profesional adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang khusus dipersiapkan untuk itu dan bukan pekerjaan yang dilakukan oleh mereka yang karena tidak dapat memperoleh pekerjaan lain. Dengan bertitik tolak pada pengertian ini, maka pengertian guru profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan yang maksimal.

Mukhlas Samani (Fachruddin, 2009:48) mengemukakan bahwa :

Page 9: Metlit Astrid Fix

Kompetensi profesional ialah kemampuan menguasai pengetahuan bidang ilmu, teknologi dan atau seni yang diampunya meliputi penguasaan materi secara luas dan mendalam sesuai standar isi program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan atau kelompok mata pelajaran yang diampunya. Serta konsep-konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi, dan/atau seni yang relevan yang secara konseptual manaungi atau koheren dengan program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran yang akan diampunya, sedangkan menurut Fachruddin (2009:74) “kompetensi profesional guru-guru adalah kompetensi yang berhubungan dengan profesi yang menurut berbagai keahlian di bidang pendidikan atau keguruan”.

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, pada pasal 28 ayat 3

menjelaskan bahwa:

Kemampuan profesional adalah kemapuan penguasaan materi pembelajaran materi secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan.

Seorang guru yang profesional harus memiliki kompetensi profesional sebagai syarat

keprofesionalitas dalam bidang pendidikan. Dari berberapa definisi yang telah

diungkapkan diatas, kompetensi profesional adalah kemampuan guru dalam

penguasaan materi serta konsep-konsep pembelajaran agar mampu mengembangkan

pembelajaran untuk memenuhi standar yang telah ditetapkan.

b. Indikator Kompetensi Profesional

Kompetensi profesional guru dengan menentukan indikator dari kompetensi

profesional guru (diadaptasi dari Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74

Tahun 2008 Tentang Guru).

1. Kemampuan penguasaan materi :

a. Mampu menguasai substansi pembelajaran

b. Mampu mengorganisasikan materi pembelajaran

c. Mampu menyesuaikan materi pelajaran dengan kebutuhan siswa

2. Pemahaman terhadap perkembangan profesi :

Page 10: Metlit Astrid Fix

a. Mampu mengikuti pengembangan kurikulum

b. Mampu mengikuti perkembangan IPTEK

c. Mampu menyelesaikan permasalahan umum dalama proses belajar dan

hasil belajar

d. Mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai alat dan metode dan

sumber belajar yang relevan (sesuai)

e. Mampu mengembangkan bidang studi

f. Mampu memahami fungsi sekolah

2. Konsep Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar sering disebut juga hasil belajar. Kata prestasi belajar berasal

dari bahasa Belanda yaitu prestatie, kemudian dalam bahasa Indonesia disebut

prestasi yang dikemudian diartikan sebagai hasil usaha. Prestasi belajar adalah suatu

hasil yang telah dicapai oleh seorang siswa setelah siswa tersebut mengalami kegiatan

belajar. Oleh karena itu prestasi belajar adalah suatu ukuran keberhasilan dalam

kegiatan belajar.

Dalam setiap kegiatan belajar pada akhirnya menghasilkan perubahan dalam

diri siswa tersebut. Perubahan itu tidak hanya mengenai jumlah pengetahuan,

melainkan juga dalam bentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, penghargaan,

minat penyesuaian diri dan semua yang berkenaan dengan aspek organisme atau

pribadi siswa. Hasil belajar yang diperoleh siswa diketahui berdasarkan perbedaan

perilaku sebelum dan sesudah belajar itu dilakukan.

Pada dasarnya, prestasi belajar adalah hasil belajar siswa yang dapat diketahui

dari perubahan tingkah laku, pengetahuan serta dapat dilihat dari hasil belajar itu

sendiri (nilai atau angka yang diberikan guru).

Page 11: Metlit Astrid Fix

b. Indikator Prestasi Belajar

Menurut Muhibbin Syah (2002:216) bahwa “pengungkapan hasil belajar ideal

meliputi segenap ranah psikologis yang berubah akibat pengalaman dan hasil

belajar.” Namun demikian, pengungkapan perubahan tingkah laku seluruh ranah itu,

khususnya ranah rasa siswa sangat sulit. Hal ini disebabkan, perubahan hasil belajar

itu ada yang bersifat intangible (tidak dapat diraba). Kunci pokok untuk memperoleh

ukuran dan data hasil belajar siswa sebagaimana yang terurai di atas adalah

mengetahui garis-garis besar indikator (penunjuk adanya prestasi tertentu) dikaitkan

dengan jenis prestasi yang hendak diungkapkan atau diukur. Dibawah ini adalah tabel

yang menunjukkan jenis, indikator dan cara evaluasi belajar:

Ranah/Jenis Prestasi Indikator Cara Evaluasi

A. Ranah Cipta (Kognitif)

1. Pengamatan 1. Dapat menunjukkan;

2. Dapat membandingkan;

3. Dapat menghubungkan.

1. Tes lisan;

2. Tes tertulis;

3. Observasi.

2. Ingatan 1. Dapat menyebutkan

2. Dapat menunjukkan

kembali.

1. Tes lisan;

2. Tes tertulis;

3. Observasi.

3. Pemahaman 1. Dapat menjelaskan;

2. Dapat mendefinisikan

denga lisan sendiri.

1. Tes lisan;

2. Tes tertulis.

4. Aplikasi/Penerapan 1. Dapat memberikan

contoh;

2. Dapat menggunakan

secara tepat.

1. Tes tertulis;

2. Pemberian tugas;

3. Observasi.

5. Analisis (Pemeriksaan

dan pemilahan secara

teliti)

1. Dapat menguraikan;

2. Dapat ngeklasifikasikan/

memilah-milah.

1. Tes tertulis;

2. Pemberian tugas.

Page 12: Metlit Astrid Fix

6. Sintesis (Membuat

panduan baru dan utuh)

1. Dapat menghubungkan

materi-materi, sehingga

menjadi kesatuan baru;

2. Dapat menyimpulkan;

3. Dapat

menggeneralisasikan

(membuat prinsip

umum)

1. Tes tertulis;

Pemberian tugas.

B. Ranah Rasa (Afektif)

1. Penerimaan 1. Menunjukkan sikap

menerima;

2. Menunjukkan sikap

menolak.

1. Tes Tertulis

2. Tes Skala Sikap

3. Observasi

2. Sambutan 1. Kesediaan berprestasi/

terlibat;

2. Kesediaan

memanfaatkan.

1. Tes skala sikap;

2. Pemberian tugas;

3. Observasi

3. Apresiasi (Sikap

menghargai)

1. Menganggap penting

dan bermanfaat;

2. Menganggap indah dan

harmonis;

3. Mangagumi.

1. Tes skala sikap;

2. Pemberian tugas;

3. Observasi.

4. Internalisasi 1. Mengakui dan

meyakini;

2. Mengingkari.

1. Tes skala sikap

2. Pemberian tugas

ekspresif (yang

menyatakan

sikap) dan

proyektif (yang

Page 13: Metlit Astrid Fix

menyatakan

perkiraan atau

ramalan).

5. Karakteristik

(Penghayatan)

1. Melembagakan atau

meniadakan;

2. Menjelmakan dalam

pribadi dan perilaku

sehari-hari.

1. Pemberiaan tugas

ekspresif dan

proyektif;

2. Observasi.

C. Ranah Karsa

(Psikomotor)

1. Keterampilan bergerak

dan bertindak

Kecekpaan

mengkoordinasikan gerak

mata, tangan, kaki dan

anggota tubuh lainnya.

1. Observasi;

2. Tes tindakan.

2. Kecakapan ekspresi

verbal dan non-verbal

1. Kefasihan

melafalkan/mengucapka

n;

2. Kecakapan membuat

mimik dan gerakan

jasmani

1. Tes lisan;

2. Observasi;

3. Tes Tindakan.

(Sumber: Muhibbin Syah, 2002: 217-18)

Berdasarkan tabel indikator di atas yang menjadi indikator dalam penelitian

ini adalah nilai Ulangan Harian Kelas X AP yang berasal dari ranah kognitif dengan

penilaian tes tertulis.

c. Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar banyak sekali, seperti yang

dikemukakan oleh beberapa ahli berikut ini:

Page 14: Metlit Astrid Fix

Menurut pendapat Suryabrata (2005:233), faktor-faktor yang mempengaruhi

prestasi belajar adalah:

1. Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri siswaa. Kondisi fisiologi

- Tonus jasmani pada umumnya- Keadaan fungsi-fungsi fisiologis tertentu

b. Kondisi psikologisFaktor kecerdasan emosional, bakat, minat, motivasi, emosi, kemampuan kognitif.

2. Faktor-faktor yang berasal dari luar diri siswaa. Faktor-faktor nonsosial

Keadaan udara, suhu, udara, cuaca, waktu, alat-alat yang dipakai untuk belajar, buku-buku, alat peraga, dan sebagainya.

b. Faktor-faktor sosialFaktor manusia (sesama manusia)

Menurut Muhibbin (2002;144), faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi

belajar siswa yaitu:

1. Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa)- Aspek fisiologis

Tonus Jasmani, mata dan telinga.- Aspek psikologis

Intelegensi, sikap, minat, bakat, dan motivasi.2. Faktor ekternal (faktor dari luar siswa)

- Lingkungan sosialKeluarga, guru dan staf, masyarakat, teman dan sebagainya.

- Lingkungan nonsosialRumah, sekolah, peralatan, alam, dan sebagainya.

3. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digumakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran.

Sedangkan menurut Slamet Rayito (2007:54), faktor-faktor yang

mempengaruhi belajar siswa adalah:

a. Faktor-faktor intern- Faktor jasmaniah seperti faktor kesehatan dan cacat tubuh.- Faktor psikologis seperti intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif,

kematangan dan kesiapan.- Faktor kelelahan baik secara jasmani maupun rohani.

Page 15: Metlit Astrid Fix

b. Faktor-faktor ekstern- Lingkungan keluarga- Lingkungan sekolah- Lingkungan masyarakat

Ngalim Purwanto (2006:15) mengemukakan bahwa :

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa setiap orang adalah sebagai berikut :

a. Faktor luar- Lingkungan : alam dan sosial- Instrumental : kurikulum/bahan pelajaran, kemampuan

guru/pengajar, sarana dan fasilitas, administrasi atau manajemen.b. Faktor dalam

- Fisiologi : kondisi fisik, kondisi panca indera- Psikologi : bakat, minat, kecerdasan, motivasi, kemampuan

kognitif.

F. Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa

Kompetensi Profesional guru adalah kemampuan penguasaan materi secara

meluas dan mendalam. Penguasaan materi dan konsep harus dimiliki oleh seorang

guru. Guru profesional harus dapat memberikan pemahaman konsep dan materi yang

sangat mendalam kepada peserta didik. Kemampuan profesional itu tidak dimiliki

oleh semua orang. Kemampuan profesional guru dalam SNP Pasal 28 ayat 3

menyangkut dalam pemahaman konsep yang ada, serta bisa memilih dan menentukan

materi pembelajaran sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan. Seorang guru yang

profesional tentu akan memiliki kemampuan yang baik dalam penyampaian ilmu

ataupun wawasan yang mereka miliki. Apabila kemampuan profesional guru sudah

terpenuhi akan tercipta peserta didik yang berprestasi dengn pemahaman konsep yang

mendalam serta keberhasilan dalam pembelajaran yang telah dilakukan. Seperti yang

diungkapkan oleh Nana Sudjana (2010:19) bahwa :

Kemampuan menguasai bahan pelajaran sebagai bahan integral dari proses belajar mengajar, jangan dianggap pelengkap bagi profesi guru. Guru yang bertaraf profesional penuh mutlak harus menguasai bahan yang akan diajarkannya. Penguasaan bahan pelajaran ternyata memberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa. Nana Sudjana mengutip pendapat yang

Page 16: Metlit Astrid Fix

dikemukakan oleh Hilda Taba yang menyatakan bahwa kefektifan pembelajaran dipengaruhi oleh (a) karakteristik guru dan siswa, (b) bahan pelajaran, dan (c) aspek lain yang berkenaan dengan situasi pelajaran. Jadi terdapat hubungan yang positif antara penguasaan bahan pelajaran oleh guru dengan hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Artinya, makin tinggi penguasaan bahan pelajaran oleh guru maka makin tinggi pula hasil belajar yang dicapai siswa.

Dari gambaran diatas, dapat dinyatakan bahwa kompetensi profesional guru

mempunyai pengaruh positif terhadap prestasi belajar.

G. Kerangka Pemikiran

Dalam keseluruhunan proses pengajaran di sekolah, proses belajar mengajar

merupakan kegiatan penting, karena dalam proses belajar mengajar terjadi interaksi

antara guru dan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Belajar adalah proses

interaksi antara berbagai potensi yang ada di dalam diri siswa dengan berbagai

potensi yang ada di lingkungan sekitar, sedangkan menurut Muhibbin (2002:68)

bahwa “belajar adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif

menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan melibatkan

proses kognitif”.

Prestasi belajar terdidri dari dua suku kata, yaitu prestasi dan belajar. Di

dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang dimaksud dengan “prestasi adalah hasil

yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya)”. Prestasi belajar

merupakan suatu ukuran keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran. Indikator

dari prestasi belajar itu dapat berupa keterampilan intelektual, strategi kognitif,

kemampuan mengolah informasi verbal, pola sikap dan sistem nilai yang diperoleh

dari keterampilan motorik. Dalam setiap kegiatan belajar pada akhirnya

menghasilkan perubahan dari dalam diri siswa tersebut. Perubahan itu tidak hanya

mengenai jumlah pengetahuan, melainkan juga dalam bentuk kecakapan, kebiasaan,

sikap, pengertian, penghargaan, minat, penyesuaian diri dan semua yang berkenaan

Page 17: Metlit Astrid Fix

dengan pribadi siswa. Hasil belajar yang diperoleh siswa dapat diketahui berdasarkan

perbedaan perilaku sebelum dan sesudah belajar dilakukan.

Dalam mencapai prestasi siswa yang baik bukan hanya didasari pada usaha

siswa sendiri akan tetapi harus ditunjang oleh beberapa faktor salah satunya

kemampuan guru. Seperti yang dikemukakan oleh Ngalim Purwanto (2006:106)

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa setiap orang adalah sebagai berikut :

c. Faktor luar- Lingkungan : alam dan sosial- Instrumental : kurikulum/bahan pelajaran, kemampuan

guru/pengajar, sarana dan fasilitas, administrasi atau manajemen.d. Faktor dalam

- Fisiologi : kondisi fisik, kondisi panca indera- Psikologi : bakat, minat, kecerdasan, motivasi, kemampuan

kognitif.

Dari pernyataan tersebut dijelaskan bahwa prestasi belajar dipengaruhi salah

satunya oleh faktor instrumental yaitu kemampuan guru atau pengajar. Kemampuan

guru dalam mengajar bisa disebut juga sebagai kompetensi. Kompetensi adalah suatu

kemampuan yang dimiliki oleh seorang guru dalam menjalankan tugas dan

kewajibannya. Lebih jelas lagi kompetensi menurut Muhibbin Syah (2003:230)

bahwa:

Kompetensi adalah kemampuan, kecakapan, keadaan berwenang, atau memenuhi syarat menurut ketentuan hukum. Kompetensi guru adalah kemampuan seorang guru dalam melaksanakan kewajiban-kewajibannya secara bertanggung jawab dan layak.

Berdasarkan definisi diatas kompetensi guru merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar siswa. Karena dengan kata lain kompetensi guru

merupakan suatu kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru untuk

menciptakan seseorang yang berprestasi. Kompetensi yang harus dimiliki oleh

seorang guru menurut Undang-undang No. 14 tahun 2005 tentang guru dan Dosen

Page 18: Metlit Astrid Fix

pasal 10 ayat (1) “kompetensi guru meliputi kompetensi pedagodik, kompetensi

kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional guru”.

Berdasarkan paparan tersebut dapat dilihat kerangka pemikiran seperti

dibawah ini :

Keterangan :

: Garis yang menunjukkan faktor yang tidak diteliti

: Garis yang menunjukkan faktor yang diteliti

PrestasiBelajar

FaktorLuar

FaktorDalam

Lingkungan:Alam, Sosial

Instrumental:Kurikulum, kemampuan guru, sarana, administrasi

Fisiologi:Kondisi Fisik

Psikologi:Bakat, minat, kecerdasan, motivasi, kemampuan kognitif

Kemampuan Guru

Menurut UUGD No. 14 Tahun 2005 :

Kompetensi PedagogikKompetensi KepribadianKompetensi SosialKompetensi Profesional

Page 19: Metlit Astrid Fix

Dalam menciptakan suatu proses belajar hyang sesuai dengan tujuan

pembelajaran harus dilakukan pengembangan kompetensi berupa kompetensi

professional, karena guru merupakan suatu pekerjaan professional. Kompetensi

professional guru merupakan kemampuan seorang guru dalam penguasaan materi

secara luas dan mendalam sesuai dengan standar nasional pendidikan. Keberhasilan

suatu pembelajaran dipengaruhi oleh pemahaman materi guru sesuai dengan bidang

yang dikuasainya. Syaiful Sagala (2009:39) mengemukakan bahwa “Keberhasilan

dalam pembelajaran dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam penerapan konsep,

asas kerja sebagai guru, mampu mendeomnstrasikan strategi maupun pengajaran

yang menarik dan interaktif”. Dari paparan tersebut dapat dilihat bahwa kompetensi

prefosional memiliki pengaruh dalam menciptakan keberhasilan belajar siswa, karena

dalam menciptakan keberhasilan pembelajaran harus didukung oleh pemahamn

konsep serta pemahaman materi yang dimiliki guru professional.

Dari gambaran diatas, dapat dinyatakan bahwa kompetensi professional guru

mempunyai pengaruh positif terhadap prestasi belajar.

Dari keseluruhan uraian di atas, prestasi belajar siswa merupakan sebuah

respons dari adanya stimulus yang diberikan oleh guru berdasarkan kompetensi

profesionalnya. Untuk mempermudah pemahaman konsep diatas, maka peneliti

menggambarkan bagan konsep sebagai berikut.

Keterangan :

X : Kompetensi Profesional Guru

Y : Prestasi Belajar Siswa

: Garis yang menghubungkan pengaruh

VARIABEL X VARIABEL Y

Page 20: Metlit Astrid Fix

H. Hipotesis

Untuk membuktikan suatu penelitian maka penulis harus memiliki suatu

dugaan sementara yang disebut dengan hipotesis. Menurut Wasis (2006, hlm. 40)

Hipotesis berasal dari kata hypo dan thesis. Hypo berarti di bawan atau lemah,

sedangkan thesis berarti pernyataan atau dugaan. Jadi, hipotesis adalah pernyataan

atau dugaan yang masih lemah. Karena hipotesis sifatnya masih lemah, perlu

dilakukan pembuktian dengan data empiris untuk menguji kebenarannya.

Pendapat lain mengungkapkan bahwa hipotesis adalah asumsi atau dugaan

mengenai sesuatu hal itu yang sering dituntut untuk melakukan pengecekannya

(Sudjana, 2005:219).

Manfaat hipotesis, menurut Wasis (2006, hlm. 41) adalah:

1. Prediksi hubungan timbal-balik antara satu atau lebih faktor dan masalah yang

diteliti, yang dapat diuji secara empiris.

2. Mengarahkan penelitian.

3. Menunjukkan variabel bebas dan variabel terikat.

4. Memberi petunjuk tipe data yang harus dikumpulkan dan tipe analisis yang

harus dilakukan untuk mengu-kur hubungan yang ada.

5. Mengidentifikasi adanya populasi dan sampel (inference base).

6. Kalibrasi instrumen. Untuk penerimaan dan penolak-an hipotesis akan dibahas

lebih lanjut dalam bab analisis data dan statistika.

Mengacu kepada pernyataan diatas dan berdasarkan fokus permasalahan yang

diteliti, maka dirumuskan suatu hipotesis penelitian sebagai berikut : “Kompetensi

Profesional Guru Berpengaruh pada Prestasi Belajar Siswa di SMK Pasundan 4

Bandung”

Page 21: Metlit Astrid Fix

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Fachruddin Saudagar, Ali Idrus. (2009). Pengembangan Profesionalitas Guru.

Jakarta: GP Press

Kusnandar. (2007). Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru.

Muhibbin Syah, M.Ed.(2002). Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Purwanto, Ngalim. (2006). Psikologi pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sagala, Syaiful. (2009). Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan.

Bandung: Alfabeta.

Sudjana, Nana. (2010). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru

Algensindo.

Prayitno, Slamet. (2007). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya.

Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Uzer, Usman. (2006). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Artikel :

Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2001 Pasal 8 Ayat 3. Tersedia: http

://www.google.com- /files/sisdiknas.pdf. [8 Desember 2015]

Peraturan pemerintah Republik Indonesia No. 74 Tahun 2008 Tentang Guru.

Tersedia: http ://www.google.com- /files/sisdiknas.pdf. [8 Desember 2015]

Sunarto. (2012). Pengertian prestasi belajar. Fasilitator idola [online]. Tersedia :

http://sunartombs.wordpress.com/2009/01/05/pengertian-prestasi-belajar/ [9

Desember 2015]

Page 22: Metlit Astrid Fix

Literatur Perundang-undangan:

Undang-undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

Pasal 10 Ayat 1