Metlit Chandra

download Metlit Chandra

of 11

description

aa

Transcript of Metlit Chandra

POTENSI TEH HIJAU (camellia sinensis L) DALAM PERBAIKAN FUNGSI HEPAR PADA MENCIT YANG DIINDUKSI MONOSODIUM GLUTAMAT (MSG)

Oleh:CHANDRA RAFFI ARIFIN066112140

PROGRAM STUDI FARMASIFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS PAKUANBOGOR2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas metodelogi penelitian dengan judul POTENSI TEH HIJAU (camellia sinensis L) DALAM PERBAIKAN FUNGSI HEPAR PADA MENCIT YANG DIINDUKSI MONOSODIUM GLUTAMAT (MSG) yang merupakan salah satu syarat untuk memenuhi nilai dari mata kuliah metodelogi penelitian di Program Studi Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pakuan Bogor.Penulis menyadari bahwa penulisan tugas ini jauh dari kesempurnaan, maka kritik dan saran yang membangun dari pembaca, penulis harapkan untuk kesempurnaan penulisan ini.Bogor, 15 OKTOBER 2015

Penulis

DAFTAR ISIHalamanKATA PENGANTARiDAFTAR ISIiiBAB I PENDAHULUAN11.1 Latar Belakang11.2 Tujuan Penelitian2 1.3 Hipotesis Penelitian3

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangMono sodium glutamate (MSG) merupakan salah satu bahan aditif sintetis yang banyak di gunakan oleh manusia sebagai penyedap rasa pada makanan. Penggunaan MSG terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun (Elpiana, 2011). Penggunaan MSG dalam jumlah optimal dapat bermanfaat meningkatkan transmisi implus syaraf untuk mendukung fungsi koordinasi dan regulasi, namun penggunaan dalam jumlah berlebih dapat berdampak pada efek sitotoksik dan mengakibatkan terjadinya stress oksidatif (Noor dan Mourad, 2010).Salah satu organ yang di ketahui bersifat rentan terkena stre oksidatif akibat induksi MSG secara berlebih adalah hepar (Pavlovic et al. 2007) bukti penelitian melaporkan, pemberian MSG 400 mg/bb.hr pada tikus jantan memperlihatkan adanya perubahan histlogi berupa nekrosis, hemoragi, pada hepatosit, dan kongesti sinusoid yang ditandai peningkatan jumlah sel kupffer pada hepar. Pengaruh MSG pada hepar juga di teliti Bhattacharya et al. (2011) dengan menggunakan mencit yang di beri MSG dosis 2 mg/bb/hr selama 75 hari secara oral. Hasil penelitian menemukan adanya perubahan histologi pada hepar, yang meliputi kerusakan inti hepatosit, inflamasi, dan peningkatan diameter hepatosit.Berbagai cara telah di lakuakan dalam upaya menurunkan resiko penurunan fungsi organ tubuh yang di sebabkan oleh radikal bebas akibat induksi MSG. dimitrios (2006) menyatakan bahwa pemberian antioksidan dapat menurunkan produksi radikal bebas di dalam tubuh. Berbagai macam antioksidan meliputi, superokksida dismutase, katalase, glutation peroksidase, vitamin A, D, E dan C, namun penggunaan antioksidan tersebut masih terkendala oleh keterbatasan bahan dan harga yang tidak terjangkau oleh masyarakat.Mengacu kondisi tersebut, upaya penanganan stres oksidatif dapat dilakukan menggunakan bahan herbal atau tanaman obat. Tanaman herbal, selain mudah diperoleh juga diyakini mengandung bahan antioksidan yang relative aman dan telah banyak digunakan oleh masyarakat secara turun-temurun (Devasagayam et al. 2004).Teh hijau (Camelia sinensis) merupakan salah satu jenis tanaman herbal yang berasal dari cina. Tanaman ini banyak di budidayaan di asia tenggara sebagai bahan baku pembuatan obat tradisional (herbal medicine). Konsumsi teh hijau secara teratur dapat meningkatkan system pertahanan dan memperbaiki fungsi organ tubuh. Hal ini disebabkan teh hijau mengandung polifenol dalam jumlah yang tinggi. Bukti penelitian menunjukan bahwa kandungan polifenol pada daun teh hijau sebanyak 30-40% sedangkan presentase pada kandungan polifenol teh hitam adalah 1-10% (Zowail et al. 2009).Salah satu jenis polifenol yang terpentng adalah flavonoid. Flavonoid terdiri dari berbagai jenis, seperti flavonol, flavones, flavonem isoflavon, antosianin dan katekin. Sebagai bahan bioaktif, antosianin dan katekin berfungsi untuk menangkap radikal bebas sehingga dapat menghambat terjadinya kerusakan pada sek membrane (Chaturvedula dan Prakash, 2011). Mekanisme ini lebih efektif dibandingkan vitamin C dan E (Heim et al. 2002)Berdasarkan potensi dan meanisme yang dimiliki daun teh hijau, penelitian ini dilakukan dengan harapan bahwa pemberian seduhan daun teh hijau dapat berpotensi memperbaiki fungsi hepar yang diinduksi oleh monosodium glutamat.

1.2. Tujuan PenelitianMengkaji kondisi histologi hepar yang di beri teh hijau pada mencit yang diinduksi MSG dan menganalisis potensi teh hijau (Camelia sinensis L).

1.3. Hipotesis Hipotesis penelitian ini adalah:1. Fungsi dari teh hijau (camellia sinensis L) dapat memperbaiki fungsi hepar pada mencit2. Ada salah satu dosis sediaan (camellia sinensis L) yang dapat berpengaruh.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 Daun Teh2.1.1 Deskripsi TanamanTeh merupakan tumbuhan yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia karena selain dapat dibuat minuman,juga dapat digunakan sebagai pengobatan. Minuman teh yang disajikan umumnya dibuat dari daun muda atau pucuk daun teh (Camellia sinensis L.,) yang sudah dikeringkan dan diseduh dengan air hangat atau mendidih.KlasifikasiKingdom : Plantae (Tumbuhan)Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)Sub Kelas : DilleniidaeOrdo : TehalesFamili : TehaceaeGenus : CamelliaSpesies :Camellia sinensis

Gambar 1: Daun Teh (Camelia sinensis L)

2.1.2.Kandungan KimiaDaun teh mengandung kafein ( 2-3 % ), tehobromin, tehofilin, tannin, xanthin, adenine, minyak atsiri, kuersetin, naringenin, dan natural fluoride. Tanin mengandung epichatechin. Setiap 100 gram daun teh mempunyai kalori 17 kj dan mengandung 75-80 % air, polifenol 25 %, protein 20 %, karbohidrat 4 %, kafein 2,5 4,5 %, serat 27 % dan pectin 6 %. Biji mengandung saponin yang beracun dan mengandung minyak. Kafein mempercepat pernafasan, perangsang kuat pada susunan saraf pusat dan aktifitas jantung. Tehofilin mempunyai efek diuretic kuat, menstimulir kerja jantung dan melebarkan pembuluh darah koroner. Tehobromin terutama mempengaruhi otot.2.1.2 Khasiat dan PenggunaanTeh sudah tidak asing lagi di telinga kita. Teh ini sering diminum dan banyak disukai semua orang. Teh (camellia sinensis) salah satu minuman hidangan yang sering disuguhkan untuk tamu. Di Indonesia sendiri terdapat beberapa jenis teh yang dapat di temukan. Misalnya saja teh hitam, teh hijau, dan beberapa teh lainya. Selain itu juga berasal dari daun teh yang di proses menjadi teh dan sring di konsumsi sebagai salah satu minuman yang sring di sajikan.Dun teh sejak dulu di percaya mempunyai berbagai khasiat dan manfaat bagi kesehatan karena didalam teh terkandung banyak zat yang mempunyai fungsi untuk kesehatan. Kandungan zat yang terdapat dalam daun teh adalah fluoride Asam amino, Antioksidan, Quarcetin, Kaemfrol, myricetin, kafein 40, Falvonoid, Vitamin K, Vitamin C, Vitamin E, Mineral, dan polifenol.

2.1.3 Fungsi HeparDetoksifikasi adalah proses alami tubuh untuk menetralkan dan mengubah bentuk racun (toksin) dalam tubuh agar racun tersebut dapat dibuang ke luar tubuh. Organ tubuh yang berfungsi untuk membuang racun adalah: hati (lever), ginjal, usus besar, paru-paru, dan kelenjar keringat di kulit. Detoksifikasi adalah proses penyaringan toksin dari sel-sel tubuh, organ, dan aliran darah; yang dilanjutkan dengan proses pembuangan (pembersihan) toksin dari dalam tubuh. Jika kedua proses itu berlansung dengan baik, maka kesehatan yang baik akan tercapai. Namun jika toksin terus bertambah dan menumpuk di dalam tubuh, dan organ-organ tersebut kewalahan membuangnya, maka penyakit kronis akan muncul.. Hati adalah organ utama detoksifikasi yang memiliki 2 fungsi: Menyaring racun dari aliran darah Mengubah racun agar dapat dengan mudah dibuang dari tubuh, fungsi ini disebut konjugasi. Hati akan menggunakan enzim tertentu untuk menetralkan racun menjadi suatu bentuk yang dapat dikeluarkan tubuh, misalnya banyak racun yang bisa dihancurkan dengan lemak, artinya dapat dengan mudah larut dalam lemak. Makanan diproses dalam lambung dan usus kecil, produk-produk yang berguna akan diserap, dimetabolisme, dan sampahnya dibuang melalui sistem detoksifikasi: 75% melalui hati. Toksin berbahaya yang tidak larut dalam air akan dipecahkan dengan enzim tertentu, sehingga dapat larut dalam air lalu disalurkan ke ginjal dan usus besar.. Gangguan fungsi hatiJika kita ingin mendetox tubuh kita, maka kita harus mengoptimalkan dulu fungsi hati agar racun yang akan dibuang tidak kembali ke dalam tubuh melalui penyerapan kembali di usus besar.Hati semakin lemah ketika kita terbiasa menyiksa tubuh dengan mengkonsumsi makanan yang dapat membentuk asam, makanan yang menggunakan bahan pengawet & pewarna yang dilarang, dan makanan tidak menyehatkan lainnya dalam waktu yang lama. Masalah yang kadang terjadi adalah tubuh kesulitan membuang racun yang hanya dapat larut dalam lemak. Hati menggunakan berbagai enzim untuk memecah racun tersebut dan membuatnya larut dalam air. Setelah itu dilakukan, maka hati akan mengirim racun ke ginjal, dan racun akan dibuang bersama urin.Toksin yang tidak dapat diubah akan tetap tertinggal dan menumpuk di dalam sel lemak tubuh. Pembuangan sampah hati yang berlebihan akan menambah jumlah racun yang masuk ke dalam aliran darah. Racun-racun itu dapat menetap di ginjal, paru-paru, kulit, atau sistem limfatik. Dari sini toksin akan terus melimpah dan menetap di dalam tubuh.Jika hati terlalu banyak mengandung racun, ia tidak akan cukup memproduksi enzim konversi, sehingga tidak dapat menetralkan toksin. Hal ini cukup berbahaya karena tubuh akan mendorong toksin ke dalam jaringan penyimpanan lemak dan menetap disana. Ketika hati menerima terlalu banyak beban dan menjadi lemah, maka akan menyebabkan sel-sel tubuh kekurangan oksigen dan nutrisi, sehingga sel-sel tidak mampu membersihkan sampah hasil metabolismenya sendiri.Semua sari makanan yang diserap usus halus langsung masuk ke hati melalui portal nadi. Hati dan usus harus berurusan dengan zat kimia berbahaya yang berasal dari makanan yang tidak baik/beracun. Pewarna/pengawet makanan, logam berat, minyak goreng yang sudah tidak layak dikonsumsi semuanya dapat mengganggu hati dan sistem pencernaan. Karena itu membersihkan usus juga sangat penting bagi upaya meremajakan hati.. Detoksifikasi dan perbaikan fungsi hati membutuhkan hal-hal ini: Herbal/tumbuhan obat untuk membersihkan dan membangun kembali hati, antara lain: akar jombang (dandelion) Taraxacum officinale, umbi-umbian, dan wortel yang kaya kandungan karotenoid Nutrisi tertentu untuk membuang lemak, misalnya artichoke Nutrisi tertentu untuk menguatkan dan melindungi hati: lemon, temulawak, kunyit, petai, paria Pola makan yang benar Suplemen Spirulina dari Synergy