METLIT BU LIS
-
Upload
nininanggani3933 -
Category
Documents
-
view
311 -
download
4
Transcript of METLIT BU LIS
5/14/2018 METLIT BU LIS - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metlit-bu-lis 1/19
HUBUNGAN ANTARA PARITAS IBU DENGAN
STATUS PERSALINAN DI RUMAH SAKIT UMUM KOTA
MADIUN TAHUN 2010
PROPOSAL SKRIPSI
Oleh :
NININ RETNO ANGGANI
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN KEBIDANAN
PRODI D IV BIDAN KLINIK KAMPUS MAGETAN
MAGETAN
2011
5/14/2018 METLIT BU LIS - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metlit-bu-lis 2/19
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Status persalinan berdasarkan usia kehamilan dibedakan menjadi tiga yaitu
persalinan preterm, aterm dan postterm. Persalinan preterm merupakan masalah
penting dalam obstetri khususnya di bidang perinatologi. Persalinan preterm
merupakan hal yang berbahaya karena mempunyai dampak yang potensial
meningkatkan kematian perinatal. Di negara berkembang maupun negara maju
penyebab morbiditas dan mortalitas neonatus terbanyak adalah bayi yang lahir
preterm (Wiknjosastro, 2007:312). Semakin pendek usia kehamilan, alat-alat
tubuh bayi semakin kurang sempurna, sehingga resiko komplikasi pada janin
semakin tinggi dan kematian perinatal banyak terjadi pada bayi preterm (Yulida,
2008). Pada persalinan postterm, menunjukkan peningkatan risiko kematian dan
kesakitan perinatal menjadi 3 kali dibandingkan persalinan aterm. Hal ini
berkaitan dengan penurunan fungsi plasenta yang mencapai puncaknya pada
kehamilan 38 minggu dan menurun setelah usia kehamilan 42 minggu
(Wiknjosastro, 2007:318).
Di Amerika Serikat kejadian persalinan preterm sekitar 12,3% dari
keseluruhan 4 juta persalinan tiap tahunnya, dan merupakan tingkat kelahiran
preterm tertinggi di antara negara industri ( Health Technology Assessment
Indonesia, 2009). Sekitar 8% dari 4 juta persalinan tersebut diperkirakan lahir
pada usia kehamilan 42 minggu atau lebih, dan sisanya lahir aterm (Cunningham,
5/14/2018 METLIT BU LIS - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metlit-bu-lis 3/19
2006:811). Di negara berkembang angka kejadian persalinan preterm 10% dari
seluruh kelahiran (Jusuf, 2008). Angka kejadian persalinan preterm di Indonesia
berkisar antara 7-10% dari seluruh kelahiran (Norwitz, 2008), kira-kira 10%
kehamilan berlangsung terus sampai 42 minggu, 4% berlanjut sampai usia 43
minggu (Sastrawinata, 2005:12). Data dari Buku Register Persalinan Rumah Sakit
Umum Kota Madiun periode 1 Januari-31 Desember 2010 menunjukkan bahwa
angka kejadian persalinan preterm sebesar 10,46%, postterm sebesar 12,35% dan
sisanya sebesar 77,19% adalah persalinan aterm. Pada bulan Januari 2011 terdapat
5 persalinan preterm, 2 di antaranya terjadi pada primipara dan 3 sisanya terjadi
pada multipara.
Persalinan preterm merupakan hal yang berbahaya karena potensial
meningkatkan kematian perinatal sebesar 65-75% (Rompas, 2004). Berdasarkan
hasil kajian Health Technology Assessment (HTA) Indonesia 2009, diperkirakan
10% dari seluruh bayi baru lahir yang dirawat di Neonatal Intensive Care Unit
(NICU) disebabkan oleh persalinan preterm. Menurut data dunia, 75-80 %
kematian bayi pada usia kurang dari 28 hari disebabkan oleh persalinan preterm
(Kurniasih, 2009). Janin yang lahir secara preterm mempunyai resiko komplikasi
sangat tinggi, sehingga risiko untuk terjadi asfiksia juga tinggi. Hal ini
dikarenakan bayi sulit untuk menyesuaikan diri di luar rahim ibu disebabkan alat-
alat tubuh bayi belum berfungsi secara optimal seperti bayi yang lahir aterm
(Yulida, 2008). Persalinan preterm mempunyai dampak negatif tidak saja pada
kematian perinatal, tetapi juga terhadap morbiditas, potensi generasi akan datang,
kelainan mental dan beban ekonomi bagi keluarga dan bangsa secara keseluruhan.
5/14/2018 METLIT BU LIS - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metlit-bu-lis 4/19
Hal ini disebabkan oleh kesulitan utama dalam persalinan preterm adalah
perawatan bayi preterm, yang semakin muda usia kehamilannya semakin besar
pula morbiditas dan mortalitas. Pada persalinan postterm, masalah perinatal yang
dihadapi di antaranya adalah janin yang mengalami pertumbuhan terhambat dan
penurunan berat akibat dari proses penuaan plasenta sehingga pasokan makanan
dan oksigen akan menurun di samping adanya spasme arteri spiralis
(Wiknjosastro, 2007:312-318).
Pada kebanyakan kasus, penyebab persalinan preterm tidak diketahui.
Berbagai sebab dan faktor demografik diduga sebagai penyebab persalinan
preterm, seperti solusio plasenta, kehamilan ganda, kelainan uterus,
polihidramnion, kelainan kongenital janin, ketuban pecah dini dan lain-lain.
Penyebab persalinan preterm bukan tunggal, tetapi multikompleks (Rompas,
2004). Menurut Agustina (2005), paritas juga merupakan faktor penyebab
terjadinya persalinan preterm, 20% dari persalinan preterm tersebut disebabkan
oleh faktor paritas. Wanita yang pernah melahirkan lebih dari satu kali atau yang
termasuk paritas tinggi mempunyai risiko lebih tinggi mengalami persalinan
preterm karena menurunnya fungsi alat reproduksi dan meningkatkan risiko
terjadinya perdarahan antepartum yang dapat menyebabkan terminasi kehamilan
lebih awal (Yulida, 2008).
Tingginya morbiditas pada neonatal tersebut dapat dikurangi dengan
pencegahan persalinan preterm. Saat ini yang sudah dilakukan adalah intervensi
untuk menghilangkan atau mengurangi faktor risiko serta menunda terjadinya
persalinan dengan pemberian tokolitik, kortikosteroid untuk pematangan paru
5/14/2018 METLIT BU LIS - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metlit-bu-lis 5/19
janin dan antibiotik profilaksis. Selain intervensi, prediksi dini dan akurat tentang
persalinan preterm sangat diperlukan. Bertolak dari permasalahan di atas, maka
perlu dikaji lebih lanjut mengenai faktor risiko, antara lain paritas ibu. Bagi
praktisi kesehatan dan profesi yang terkait diharapkan mampu mengambil
kebijakan yang efektif dan efisien misalnya dengan segera merujuk ke fasilitas
kesehatan yang lebih kompleks bila ditemukan faktor resiko terjadinya persalinan
preterm guna mendapatkan intervensi selanjutnya.
1.2 Identifikasi Faktor Penyebab Masalah
Penyebab pasti persalinan preterm masih sulit ditentukan, akan tetapi
tampaknya mempunyai hubungan dengan status medis dan status sosial
diantaranya kemiskinan, malnutrisi, ketergantungan obat, penyakit menular
seksual, perokok dan kehamilan pada usia muda (Yuli, 2004). Menurut
Cunningham (2006:773) kelahiran preterm disebabkan karena beberapa hal yang
bisa menimbulkan kontraksi spontan, dimana kemungkinan telah terjadi produksi
prostaglandin. Secara anatomis kutub bawah persambungan selaput janin dengan
desidua yang menutupi kanalis servikalis tersambung dengan vagina. Meskipun
demikian susunan anatomis ini menyediakan jalan masuk bagi penyebaran
mikroorganisme ke dalam jaringan intrauteri dan kemudian menginvasi kantung
amnion. Mikroorganisme ini menginduksi pembentukan sitokinin yang memicu
produksi prostaglandin dan mendorong terminasi kehamilan lebih dini. Menurut
Agustina (2005), paritas juga merupakan faktor penyebab terjadinya persalinan
preterm, 20% dari persalinan preterm tersebut disebabkan oleh faktor paritas.
5/14/2018 METLIT BU LIS - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metlit-bu-lis 6/19
Peluang terjadinya persalinan preterm pada paritas tinggi 3,28 kali lebih besar
dibanding dengan paritas rendah.
1.3 Pembatasan Masalah
Berdasarkan ruang lingkup permasalahan penelitian dan luasnya faktor
yang mempengaruhi masalah, maka obyek penelitian dibatasi pada faktor paritas
ibu yang berhubungan dengan status persalinan preterm.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah tersebut, maka peneliti merumuskan
masalah yaitu ”Adakah hubungan antara paritas ibu dengan status persalinan
preterm di RSU Kota Madiun ?”
1.5 Tujuan Penelitian
1.5.1 Tujuan umum
Mengetahui hubungan antara paritas ibu dengan status persalinan preterm
di Rumah Sakit Umum Kota Madiun periode 1 Januari - 31 Desember 2010.
1.5.2 Tujuan khusus
1. Mengidentifikasi paritas ibu yang bersalin di Rumah Sakit Umum Kota
Madiun periode 1 Januari-31 Desember 2010.
2. Mengidentifikasi status persalinan preterm di Rumah Sakit Umum Kota
Madiun periode 1 Januari-31 Desember 2010.
3. Menganalisis hubungan antara paritas ibu dengan status persalinan preterm
di Rumah Sakit Umum Kota Madiun periode 1 Januari-31 Desember 2010.
5/14/2018 METLIT BU LIS - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metlit-bu-lis 7/19
1.6 Manfaat Penelitian
1.6.1 Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
dan acuan untuk menurunkan kejadian persalinan preterm yaitu persiapan bagi
calon ibu sebelum hamil agar memperhatikan faktor paritas.
1.6.2 Manfaat praktis
1. Bagi pendidikan
Sebagai acuan yang dapat digunakan untuk menambah perbendaharaan
dan informasi tentang hubungan paritas ibu dengan status persalinan preterm.
2. Bagi tenaga kesehatan
Sebagai pertimbangan dalam mengambil tindakan dan prediksi serta
pencegahan dini terhadap kejadian persalinan preterm, sekaligus persiapan
penanganan sewaktu persalinan, khususnya berkaitan dengan masalah yang
ditimbulkan akibat persalinan preterm yaitu penanganan segera bayi preterm.
3. Bagi masyarakat
Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan masyarakat, dan
meningkatkan kesadaran ibu-ibu tentang faktor resiko paritas dengan kejadian
persalinan preterm.
5/14/2018 METLIT BU LIS - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metlit-bu-lis 8/19
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
2.2 Konsep dasar paritas
2.2.1 Pengertian
2.2.2 Pembagian paritas
2.3 Persalinan
2.3.1 Pengertian
2.3.2 Etiologi
2.3.3 Macam persalinan
2.4 Persalinan preterm
2.4.1 Pengertian persalinan preterm
2.4.2 Faktor risiko persalinan preterm
2.4.2 Tanda dan gejala persalinan preterm
2.4.3 Patogenesis persalinan preterm
2.4.4 Diagnosis persalinan preterm
2.4.5 Penatalaksanaan persalinan preterm
5/14/2018 METLIT BU LIS - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metlit-bu-lis 9/19
BAB 3
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESA
: diteliti
: tidak diteliti
Faktor
predisposisi
persalinan
Faktor anatomi :
- serviks inkom-
peten
- uterus iritable
- uterus septus
- uterus arkuatus
- double uteri
Faktor obstetri :
Penyakit ibu
- hipertensi
- diabetes
- ginjal-jantung
Komplikasi
obstetri
- paritas
- preeklampsia- eklampsia
-plasenta previa
- gemeli
- usia ibu
- KPD/infeksi
Faktor sosial :
- Sosial
ekonomi
Persalinan
Preterm
Aterm
Postterm
Fungsi alat
reproduksi
Gambar 2.1 Kerangka KonsepGambar 3.1 Kerangka Konsep
5/14/2018 METLIT BU LIS - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metlit-bu-lis 10/19
Banyak sekali faktor yang dapat mempengaruhi persalinan, diantaranya
adalah faktor anatomi, obstetri dan faktor sosial. Salah satu yang termasuk faktor
obstetri adalah paritas. Paritas merupakan jumlah kelahiran yang lebih dari usia
kehamilan 20 minggu tanpa memperhatikan hasil akhir janin. Secara teori, paritas
dibedakan menjadi primipara dan multipara. Multipara dianggap paritas yang
berisiko untuk melahirkan preterm, karena semakin tinggi paritas akan
mempengaruhi fungsi alat reproduksi. Dalam penelitian ini ingin mengetahui
adakah hubungan antara paritas ibu dengan status persalinan preterm.
2.6 Hipotesis
Hipotesis merupakan sebuah pernyataan tentang hubungan yang diharapkan
antara dua variabel atau lebih yang dapat diuji secara empiris (Hidayat, 2007:45).
Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan yang positif antara paritas ibu
dengan status persalinan preterm.
5/14/2018 METLIT BU LIS - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metlit-bu-lis 11/19
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan survei analitik. Penelitian survei analitik
adalah survei atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa
fenomena kesehatan itu terjadi (Notoatmodjo, 2002:145). Dalam penelitian ini
ingin mengetahui hubungan antara paritas ibu dengan persalinan preterm.
4.2 Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian merupakan hasil akhir dari suatu tahap keputusan
yang dibuat oleh peneliti berhubungan dengan bagaimana suatu penelitian bisa
diterapkan (Nursalam, 2003:80).
Rancangan penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
kasus kontrol (case control). Menurut Notoatmodjo (2002:150) rancangan
penelitian case control adalah suatu penelitian analitik yang menyangkut
bagaimana faktor risiko dipelajari dengan menggunakan pendekatan retrospective.
Dengan kata lain, efek (penyakit atau status kesehatan) diidentifikasi pada saat ini,
kemudian faktor risiko diidentifikasi adanya atau terjadinya pada waktu yang lalu.
Rancangan penelitian case control dapat dilihat pada gambar 4.1.
5/14/2018 METLIT BU LIS - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metlit-bu-lis 12/19
4.3 Kerangka Operasional
Kerangka operasional adalah merupakan langkah-langkah dalam aktivitas
ilmiah mulai dari penetapan populasi, sampel dan seterusnya yaitu kegiatan sejak
awal dilaksanakannya penelitian (Nursalam, 2003:81).
Kerangka operasional dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 4.2.
Populasi (sampel) :
ibu bersalin di RSU
kota Madiun
periode 1 Januari-
31 Desember 2010
EFEK (+) = kasus
Persalinan preterm
Retrospektif
EFEK (-) = kontrol
Persalinan normalRetrospektif
Faktor risiko (+) :
Multipara
Faktor risiko (-) :
Primipara
Faktor risiko (+) :
Multipara
Faktor risiko (-) :
Primipara
(Matching)
Gambar 4.1
Rancangan Penelitian Case Control
5/14/2018 METLIT BU LIS - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metlit-bu-lis 13/19
Populasi : ibu bersalin di RSU Kota Madiun
periode 1 Januari-31 Desember 2010
Sampel : kelompok kasus adalah semua ibu yang
melahirkan preterm (57 kasus), kelompok kontrol
adalah ibu yang melahirkan normal (57 kontrol)
dengan matching usia
Pengumpulan data : data sekunder diperoleh dari
studi dokumentasi
Pengolahan data : editing, coding, tabulating
Analisis data : menggunakan uji statistik x2
koefisien kontin ensi dan odd ratio
Hasil dan kesimpulan
Laporan dan publikasi
Gambar 4.2
Kerangka operasional penelitian
4.4 Lokasi dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian ini mengambil lokasi di RSU Kota Madiun. Waktu
penelitian dilakukan mulai bulan Oktober 2011 penyusunan proposal sampai
dengan Pebruari 2012 untuk pembuatan laporan.
4.5 Populasi
Menurut Notoatmodjo (2002:138) populasi adalah keseluruhan subyek
penelitian yang akan diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu bersalin di
RSU Kota Madiun periode 1 Januari-31 Desember 2010.
5/14/2018 METLIT BU LIS - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metlit-bu-lis 14/19
4.6 Sampel, Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel
Sampel adalah bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah
dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2007:68). Sampel dalam
penelitian ini terdiri dari kelompok kasus (subyek yang menderita penyakit atau
efek yang sedang diteliti) dan kelompok kontrol (subyek yang tidak menderita
penyakit atau efek) yang diambil dari populasi yang sama. Kelompok kasus
adalah ibu yang melahirkan preterm sebanyak 57 kasus, sedangkan kelompok
kontrol adalah ibu yang melahirkan normal dan jumlahnya disesuaikan dengan
jumlah kasus yaitu 57 kontrol. Pengambilan kelompok kontrol dilakukan dengan
metode simple random sampling dan matching usia.
4.7 Variabel Penelitian
Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran
yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian (Notoatmodjo, 2002).
4.7.1 Variabel independen
Variabel independen adalah variabel yang dimanipulasi oleh peneliti untuk
menciptakan suatu dampak pada variabel dependen. Variabel ini biasanya diamati,
diukur untuk diketahui hubungannya dengan variabel lain (Setiadi, 2007).
Variabel independen dalam penelitian ini adalah paritas ibu.
4.7.2 Variabel dependen
Variabel dependen adalah variabel yang muncul sebagai akibat dari
manipulasi suatu variabel independen (Setiadi, 2007). Variabel dependen dalam
penelitian ini adalah status persalinan.
5/14/2018 METLIT BU LIS - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metlit-bu-lis 15/19
4.8 Definisi Operasional
Definisi operasional adalah unsur penelitian yang menjelaskan
bagaimana caranya menentukan variabel dan mengukur suatu variabel, sehingga
definisi operasional ini merupakan suatu informasi ilmiah yang akan membantu
peneliti lain yang ingin menggunakan variabel yang sama (Setiadi, 2007).
Tabel 4.1 Definisi Operasional
Varibel Definisi
Kategori/
kriteria Instrumen
Skala
data
Varibel
independen:
paritas ibu
Paritas adalah jumlah
total persalinan pada
usia gestasi >20
minggu baik hidup
maupun mati, yang
diperoleh melalui studi
dokumentasi
1. Paritas
berisiko
(multipara)
2. Paritas tidak
berisiko
(primipara)
Buku
register
persalinan
RSU Kota
Madiun
periode 1
Januari-31
Desember
2010
Nominal
Variabeldependen:
status
persalinan
Gambaran prosespersalinan pada ibu
hamil yang didasarkan
pada tuanya usia
kehamilan, yang
diperoleh melalui studi
dokumentasi
1. Preterm(usia
kehamilan
20-37
minggu)
2. Tidak
preterm
(usia
kehamilan >
37 minggu)
Bukuregister
persalinan
RSU Kota
Madiun
periode 1
Januari-31
Desember
2010
Nominal
4.9 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subyek dan
proses pengumpulan karakteristik subyek yang diperlukan dalam suatu penelitian
(Nursalam, 2003). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder
yang diperoleh dari Buku Register Persalinan RSU Kota Madiun Periode 1
Januari-31 Desember 2010.
5/14/2018 METLIT BU LIS - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metlit-bu-lis 16/19
4.10 Teknik Pengolahan dan Analisa Data
1. Editing
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang
diperoleh atau dikumpulkan (Hidayat, 2007). Pada penelitian ini editing
dilakukan bersamaan saat pengumpulan data.
2. Coding
Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap
data yang terdiri atas beberapa kategori (Hidayat, 2007). Pada penelitian ini, untuk
variabel independen ( paritas ibu) dikategorikan menjadi 2, yaitu kode 1 untuk
paritas berisiko (multipara), kode 2 untuk paritas tidak berisiko ( primipara).
Sedangkan variabel dependen (status persalinan) juga dikategorikan menjadi 2,
yaitu kode 1 untuk persalinan preterm (20-37 minggu), kode 2 untuk persalinan
tidak preterm (> 37 minggu).
3. Tabulating
Tabulating adalah kegiatan memasukkan data ke dalam tabel sesuai
variabel (Arikunto, 2006).
4. Analyzing
Setelah data diolah kemudian dianalisis, sehingga hasil analisis data dapat
digunakan sebagai bahan pengambilan keputusan dalam penanggulangan masalah
(Setiadi, 2007). Analisis data penelitian yang dilakukan secara diskriptif meliputi
penghitungan untuk memperoleh distribusi frekuensi berdasarkan persentase.
Penghitungan menggunakan bantuan komputer.
5/14/2018 METLIT BU LIS - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metlit-bu-lis 17/19
Analisis secara statistik untuk hubungan antara paritas ibu dengan status
persalinan preterm adalah :
a. Chi square (x2)
Uji chi square (x2) dengan taraf signifikansi (α=0,05) dan df=1. Rumus
yang digunakan sebagai berikut.
E
E O x
2
2)(
Keterangan :
x2
= chi-square /chi kuadrat
O = observation
E = expectation
Kemudian harga x2
tersebut dikonfirmasi dengan harga x2
tabel. Apabila x2
hitung lebih dari atau sama dengan x
2
tabel berarti Ho ditolak dan Ha diterima,
artinya ada hubungan yang positif dan signifikan antara paritas ibu dengan status
persalinan preterm.
b. Koefisien kontingensi (C)
Koefisien kontingensi adalah ukuran kadar asosiasi atau relasi antara dua
himpunan atribut (Sugiyono, 2007:239). Rumus yang dapat digunakan untuk
menghitung koefisien kontingensi adalah sebagai berikut.
Keterangan :
C = koefisien kontingensi
x2 = chi square/ chi kuadrat
danm
mC
maks
1
n x
xC
2
2
5/14/2018 METLIT BU LIS - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metlit-bu-lis 18/19
n = besar sampel
m = harga minimum dari banyaknya baris dan kolom pada tabel kontingensi
Kategori koefisien kontingensi dapat digolongkan sebagai berikut :
Tabel 4.2
Pedoman interpretasi koefisien kontingensi
C = 0
0 < C ≤ 0,2 Cmaks
0,2 Cmaks ≤ C ≤ 0,4 Cmaks
0,4 Cmaks ≤ C ≤ 0,6 Cmaks
0,6 Cmaks ≤ C ≤ 0,8 Cmaks
0,8 Cmaks ≤ C ≤ Cmaks
C = Cmaks
Tidak mempunyai relasi
Korelasi rendah sekali
Korelasi rendah
Korelasi sedang
Korelasi tinggiKorelasi tinggi sekali
Korelasi sempurna
c. Odd ratio
Menurut Sastroasmoro (1995:87), untuk memperoleh estimasi risiko
relatif pada penelitian case control dilakukan penghitungan besar odd ratio (OR).
Pada studi case control dengan matching individual, maka harus dilakukan
analisis dengan menjadikan kasus dan kontrol sebagai pasangan-pasangan. Untuk
memudahkan menggunakan tabel 2x2 dengan susunan sebagai berikut.
Sel A : kasus mengalami pajanan, kontrol mengalami pajanan
Sel B : kasus mengalami pajanan, kontrol tidak mengalami pajanan
Sel C : kasus tidak mengalami pajanan, kontrol mengalami pajanan
Sel D : kasus tidak mengalami pajanan, kontrol tidak mengalami pajanan
Tabel 4.3
Hasil Pengamatan Studi Case Control dengan Matching Individual
KASUSKONTROL
Risiko (+) Resiko (-)
Risiko (+) A B
Risiko (-) C D
5/14/2018 METLIT BU LIS - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metlit-bu-lis 19/19
Dari tabel tersebut OR dapat dihitung dengan rumus OR=B/C. Interpretasi
hasil adalah sebagai berikut.
Bila OR > 1 berarti faktor yang diteliti memang merupakan faktor risiko.
Bila OR = 1 atau mencakup angka 1 berarti faktor tersebut bukan merupakan
faktor risiko.
Bila OR < 1 berarti merupakan faktor protektif.
4.11 Etik Penelitian
4.11.1 Kerahasiaan nama dan identitas ( Anonimity)
Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak mencantumkan nama
responden pada lembar pengumpulan data tetapi hanya diberi kode tertentu.
4.11.2 Kerahasiaan hasil (Confidentiality)
Kerahasiaan informasi yang diperoleh dijamin sepenuhnya oleh peneliti.
Data tersebut hanya disajikan dan dilaporkan kepada beberapa kelompok yang
berhubungan dengan penelitian.
4.12 Keterbatasan
Keterbatasan adalah kelemahan dan hambatan dalam penelitian (Nursalam,
2003:73).